Pranikah (Buk Nanda)
Pranikah (Buk Nanda)
BAB I
PENDAHULUAN
Menikah merupakan tahapan yang penting bagi setiap pasangan yang sudah
menemukan belahan jiwa, setelah cukup lama saling mengenal satu sama lain,
pasangan, tetapi seberapa besar kemampuan dan kesediaan kita untuk mengatasi
yang benar-benar aktual. Ketidakjelasan antara yang ideal (apa seharusnya) dan
yang aktual (apa adanya) memang tak pernah berujung. Statistik memperlihatkan
pertanyaan yang tepat kepada pasangan (sebelum menikah) bisa menjadi alternatif
canggung yang ada. Tetapi, mengetahui hal-hal tersebut sebelum menikah jelas
lebih baik daripada harus mengalami stres setelah menikah. Tiap pasangan
biasanya mempunyai banyak alasan untuk menikah, tapi konflik satu hal saja
1
2
sasaran yang startegis dalam upaya peningkatan kesehatan masa sebelum hamil.
sehingga setelah menikah kehamilan sering tidak direncanakan dengan baik serta
Hal ini tentu saja dapat menimbulkan dampak negatif seperti adanya resiko
kepada calon pengatin sangat diperlukan untuk memastikan setiap calon pengantin
mempersiapkan keluarga yang sehat (Kemenkes RI, 2018). Pada tahun 2009
tiap Kecamatan, sehingga sudah dapat melaksanakan kursus pranikah bagi calon
keluarga berencana (KB), hukum syariah tentang perkawinan dalam islam, seperti
menyucikan hadas besar dan kecil serta 2 manajemen keuangan (BKKBN, 2009).
seorang ibu dan seorang ayah (Dita Hidayat, 2016). Dasar hukum kesehatan
3
dimulai dari menyiapkan calon penganin (Catin) yang memiliki status tingkat
kesehatan yang baik terutama calon pengantin perempuan yang kelak akan hamil
dan melahirkan anak-anak bangsa dengan tingkat kecerdasan yang luar biasa
(BKKBN, 2018). Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 71-74 Dan PP No.
kesehatan setiap individu melalui pelayanan kesehatan bermutu, aman dan dapat
sehingga melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka
Kematian Ibu (AKI) (Depkes RI, 2010). Peraturan Bupati Pidie No. 54 Tahun
Menurut data WHO (2010) prevalensi penderita HSV-1 pada penduduk usia 0-49
tahun di Asia Tenggara adalah sebanyak 432 juta orang perempuan (59%) dan
458 juta laki-laki (58%). Sekitar 140 juta orang pada usia 15-49 tahun terinfeksi
4
memperkirakan sebanyak 417 juta orang mengidap HSV-2 pada usia 15-49 tahun
infeksi herpes dan penyakit menular seksual lainnya. Berdasarkan Data Laporan
Indonesia masih tergolong dalam kategori rendah, hal tersebut ditandai dengan
tingginya angka persentase KEK (Kurang Energi Kronis) pada wanita usia subur
sebesar 14,8%, angka anemia pada remaja sebesar 23,9% dan anemia pada ibu
hamil sebesar 37,1%, 46.659 kasus HIV dilaporkan dari 514 kabupaten/kota di 34
provinsi dan kasus HIV/AIDS paling banyak ditemukan di kelompok umur 20-49
kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan pernikahan tetapi
tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum
1.2. Tujuan
Tujuan umum dari studi kasus ini adalah untuk memahami dan
7. Mengevaluasi
1.3 Manfaat
a) Bagi Institusi
mencari pertolongan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Pada peraturan pemerinta pun di jelaskan bahwa pada Pasal 13 telah diatur
a. pemeriksaan fisik;
b. imunisasi; dan
c. konsultasi kesehatan.
imunisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b harus
kewenangan.
7
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dapat dilakukan oleh tenaga
nonkesehatan terlatih.
terlatih mempunyai andil dalam melaksanakan program ini. Ada bebrapa program
atau kegiatan yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih khususnya
bidan yaitu:
Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar yang berarti di dalam
kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada individu, kelompok
atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu,
belakangnya.
pengaruh timbal balik antar berbagai faktor antara lain subjek belajar,
pengajar, metode dan teknik belajar, alat bantu belajar dan materi yang
dipelajari,
merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang berwawasan luas. Menurut Green
termasuk psikologi social yang diperlukan ketika melakukan promosi (Kemm and
Close, 1995).
2.2.2 Konseling
terlatih dan seorang klien. Hubungan ini biasanya dilakukan orang per orang.
pilihan – pilihan yang bermakna dan penyelesaian masalah emosional atau antar
untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang
dihadapi dan menentukan jalan keluar/ upaya untuk mengatasi masalah tersebut
2002: 15).
Tujuan Konseling
membantu masalah klien, karena masalah klien yang benar – benar telah terjadi
akan merugikan diri sendiri dan orang lain, sehingga harus segera dicegah dan
Tahapan Konseling
kerahasiaan.
b. Mengucapkan salam.
2. Identifikasi masalah.
3. Penyelesaian masalah.
4. Pengambilan keputusan.
5. Menutup/menunda konseling
membantu calon suami dan calon istri oleh seorang konselor profesional, sehingga
melalui cara-cara yang menghargai, toleransi dan dengan komunikasi yang penuh
yang matang dengan cara melakukan asesmen terhadap dirinya yang dikaitkan
akan menikah setelah mereka menikah. Konseling pranikah juga dikenal dengan
pranikah, dan terapi pranikah. Konseling pranikah diberikan oleh psikolog atau
konselor pernikahan.
12
diharapkan.
secara jelas dan diorganisasikan ke dalam suatu susunan yang dapat meningkatkan
keefektifan dan keefesienan suatu pelayanan. Konseling pra nikah dalam makalah
ini, akan direalisasikan melalui pendekatan kelompok yang akan dibahas pada
bagian berikut.
keluarga bahagia. Karena itu dalam konseling pra-nikah haruslah mencapai tujuan
Konseling pra nikah sifatnya proses pemberi bantuan yang dilakukan oleh
orang yang ahli dalam bidang mengkonselingi yaitu konselor kepada pasangan
patner pranikah (klien) untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang
1. H.A otto (1965), yaiut membantu pasangan pranikah untuk membangun dasar-
produktif.
tentang konseling, seperti ada konselor yang ahli dalam bidang mengkonselingi,
klien, problem / masalah, media, metode direktif maupun non direktif dan yang
14
terakhir materi sebagai initi dari konseling yang akan diharapkan kedepannya oleh
saling dapat menerima dan memberikan cara kasih antara suami isteri dan
3. Faktor agama dalam perkawinan, Faktor agama merupakan hal yang penting
membantu partner pranikah (klien) untuk mencapai pemahaman yang lebih baim
Tujuan tersebut tampaknya yang bersifat jangka pendek, sedangkan yang jangka
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami
isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
tahapan yang penting bagi setiap pasangan yang sudah menemukan belahan jiwa.
Setelah cukup lama saling mengenal satu sama lain, berbagi cerita dan berusaha
persiapan yang matang untuk menjadikannya sebagai saat-saat yang paling indah
adalah layak untuk dilakukan. Waktu, tenaga dan dana yang besar diberikan
hanya dirasakan oleh pasangan yang akan menikah namun pihak keluarga juga
16
Namun seringkali ada yang luput dari list persiapan pra nikah. Selain
untuk menghadapi bahtera rumah tangga yang akan dijalaninya. Pernikahan tidak
semudah apa yang diceritakan oleh cerita-cerita dongeng putri ketika masih kecil.
Putri yang cantik dan baik hati yang bertemu dengan pangeran yang tampan
Jika dalam istilah menikah itu harus dipersiapkan lahir batin, yang juga
kesehatan pasangan. Tidak hanya sehat secara fisik yang harus diperhatikan
namun juga sehat menurut definisi yang luas. Berdasarkan definisi sehat menurut
Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan. Jadi
pernikahan yang langgeng sampai hari tua. Pernikahan yang bisa saling mengisi
dan beradaptasi, bisa mengatasi masalah yang dihadapinya dengan bijaksana dan
dewasa.
Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan
pernikahan belum berlangsung. Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada
saat ini atau masalah kesehatan yang akan muncul di kemudian hari saat pasangan
sebagai berikut
status tekanan darah seseorang. Tekanan darah yang normal adalah salah satu
eklampsia, infeksi saluran kemih, sulit untuk melahirkan tepat waktu, juga
(trombosit). Para calon ibu perlu mengetahui kadar hb-nya untuk mendeteksi
18
darah. Dari hasil pemeriksaan darah dapat diketahui kondisi kadar kolesterol
puasa, dapat mengetahui adanya diabetes mellitus, atau adanya kelainan yang
yang tinggi dari Ibu saat kehamilan sehingga janin tumbuh sangat besar.
darah dan rhesus negatif berarti tidak ada antigen-D. Kebanyakan warga
bangsa Asia memiliki rhesus positif (+), sedangkan kebanyakan warga bangsa
Jika bayi mempunyai rhesus negatif, tidak ada masalah. Tetapi, jika
19
dari ibu dapat memasuki sel darah merah janin. Sebaliknya, tidak masalah
darah O adalah salah satu faktor resiko jaundice atau kuning pada bayi (ABO
4. Urinalisis lengkap
saluran kemih (ISK) dan adanya kondisi darah, protein, dan lain-lain yang
beresiko baik bagi ibu maupun bayi, seperti kelahiran prematur, berat janin
orangtua. Calon pengantin harus memiliki pemahaman bahwa bila orangtua atau
20
garis keturunannya mengidap penyakit genetik, maka anak yang akan lahir nanti
1. Thalasemia
Indonesia adalah carrier atau pembawa gen thalasemia beta, dan 2,6 - 11 % adalah
Jika diasumsikan terdapat 5% saja carrier dan angka kelahiran 23 per mil
dari total populasi 240 juta jiwa di Indonesia, maka diperkirakan terdapat 3.000
bayi penderita thalassemia setiap tahunnya. Saat ini paling tidak tercatat 5.000
pasien thalasemia di Indonesia dan diperkirakan angka ini jauh lebih rendah
yang dibawa kedua orang tua. Penyakit ini membuat seseorang menjadi
tergantung pada transfusi darah dan kesempatan hidupnya terbatas. Di sisi lain,
talasemia minor tidak menyebabkan gejala berat dan penderitanya dapat hidup
normal, tapi ia tetap membawa “sifat” penyakit talasemia dalam tubuhnya. Jika
normal.
Rumus penurunan talasemia berlaku juga pada penyakit hemofilia dan albino.
2. Hemofilia
hemofilia tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Penderita hemofilia
Sickle Cell Disease (SCD) disebut juga penyakit sel sabit, merupakan
penyakit kelainan sel darah merah yang mudah pecah sehingga menyebabkan
anemia. Secara statistik penyakit ini lebih banyak ditemukan pada ras Afrika,
antaranya adalah:
Menurut data WHO, saat ini terdapat 4,1 juta jiwa di dunia yang terinfeksi
Afrika dan Asia Tenggara. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, pada
tahun 2012 ditemukan 21.511 penderita HIV, dan jumlah ini jauh lebih banyak
sebanyak 1,8 milyar manusia di dunia, dengan 350 juta jiwa sudah mengalami
infeksi kronis; dan diperkirakan 170 juta jiwa di dunia terinfeksi virus Hepatitis C.
manusia. Infeksi virus ini dapat ditularkan melalui darah, hubungan seksual dan
cairan tubuh. Penularan HIV juga bisa melalui transfusi darah dan transplantasi
organ tubuh. Sedangkan penularan virus Hepatitis B dan C rentan terjadi pada
penyakit infeksi ini sangat penting karena virus-virus ini dapat ‘diam’ atau ‘tidur’
dalam jangka waktu yang lama tanpa menunjukkan gejala apapun. Menikah
dengan seseorang yang membawa virus ini beresiko membahayakan pasangan dan
istrinya harus memiliki kekebalan terhadap penyakit ini. Caranya adalah dengan
pranikah.
Tes TORCH berfungsi untuk menguji adanya infeksi penyakit yang bisa
yang terinfeksi TORCH dapat mengakibatkan cacat atau gangguan janin dalam
23
infeksi saluran reproduksi (ISR) atau infeksi menular seksual (IMS)— selain
kesuburan dan masalah saat kehamilan. Jika salah satu calon pengantin atau
sembuh.
mengidap infeksi menular seksual (IMS) atau tidak. Sekitar 27 % laki-laki tidak
reproduksi dan kesuburan
1. Untuk perempuan
rahim, saluran telur dan indung telur. Pemeriksaan lebih lanjut seperti HSG
2. Untuk laki-laki
Kelima, pemeriksaan tambahan
1. Alergi
Salah satu yang sering terlewatkan adalah alergi. Alergi adalah sistem
25
selalu orang tua yang memiliki bakat alergi akan menurunkannya kepada
anak-anaknya. Penting untuk membuat daftar hal-hal yang memicu alergi dari
kedua pasangan terutama bila pasangan ada yang pernah mengalami reaksi
2. Vaksinasi Dewasa
mereka akan menjadi calon ibu, juga penting dilakukan oleh para ibu yang sudah
1. Pemeriksaan periodontal
untuk menjaga gigi dan gusi agar tetap sehat dan bebas dari infeksi serta
penyakit. Bagian yang diperiksa adalah sambungan antara gusi dan gigi serta
26
gusi berisiko 7 kali lipat lebih tinggi melahirkan prematur. Selain itu pada ibu
hormon. Karenanya ibu hamil harus lebih sering memeriksakan diri ke dokter
yaitu setiap 3-4 bulan sekali, terutama jika sering mengalami gusi berdarah.
tulang belakang dan sistem kekebalan tubuh bekerja. Jika sel darah putihnya
tinggi, hal ini menunjukkan adanya infeksi. Jika kadar hemoglobin rendah,
anemia. Selain itu untuk mengetahui apakah ada gangguan dalam jumlah
komponen darahnya.
4. Pap smear
kanker pada leher rahim. Biasanya dokter akan mengambil sedikit sampel
penting dilakukan oleh perempuan yang sudah menikah. Deteksi dini bisa
tulang yang dapat memicu osteoporosis. Kondisi ini terjadi saat tulang mulai
tipis dan lemah. Untuk memeriksanya biasanya digunakan mesin yang disebut
Masalah bisa bertambah parah saat seorang ibu menyusui. Jika ia tidak
tulang dan diberikan pada bayi. Karenanya penting untuk mengetahui apakah
sebagai berikut:
A. Upaya promotif
perlu terlalu dipusingkan. Al ini sering tejadi pada wanita yang sibuk
2. Sex Education
pendidikan seks sebelum nikah. Pendidikan seks ini dapat kita lakukan
3. Personal Hygiene
kulit, rambut, kuku, genitalia dll. Tetapi hal ini terkadang tergantung
29
4. Imunisasi CATIN
wanita agar tidak terserang oleh virus clostridium teteani, apabila nanti
wanita tersebut hamil dan terjadi perlukaan saat persalinan maka si ibu
B. Upaya Preventif
1. Pemeriksaan papsmear
2. Pemeriksaan Hematologi
yang cukup akan keluar hasil pemeriksaan dan jika ada kelainan dapat
C. Upaya kuratif
Pengobatan TORCH dan kanker seviks pada wanita yang akan menikah
kalau terjangkitnya penyakit tersebut bukan berarti tidak dapat menikah dan
30
menjalani hidup sebagai seorang istri Perbaikan nutrisi pada pasangan pra nikah
infertilitas.
D. Upaya Rehabilitatif
perawatan kanker serviks tingkat lanjut. Memberikan perawatan pada wanita yang
pemulihan fisik dan mental. Meyakinkan dan memulihkan kepercayaan diri pasien
sehingga dapat menjalani hidupnya sebagai seorang istri dan ibu nantinya.
31
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBJEKTIF
IDENTITAS KLIEN
UMUR 20 tahun
SUKU Minang
AGAMA Islam
PENDIDIKAN SMA
TERAKHIR
GOLONGAN DARAH
PEKERJAAN Wirausaha
kecamatan Pasaman,
Pasaman Barat
32
PERNIKAHAN
30
ANAMNESA
Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Dismenorea : tidak
-BAK: 4-5x/hari
hari sekali
-Ibu tidak pernah merokok, minum alcohol, dan tidak berada pada
lingkungan perokok.
PEMERIKSAAN FISIK
BB : 60 kg
Nadi: 80x/menit
RR : 17x/menit
Suhu: 35,6ºC
Sklera : Putih
Ekstremitas atas : Tidak ada kelainan, kuku jari tangan tidak pucat
Ekstremitas bawah : Tidak ada kelainan, kuku jari kaki tidak pucat, refleks
patella +/+
Tidak ada
SEGERA)
PLANNING
pemeriksaan.
4. Memberitahu klien agar tidak menggunakan celana jeans yang ketat agar
I. DATA SUBJEKTIF
ANAMNESA
Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Dismenorea : tidak
-BAK: 4-5x/hari
hari sekali
-Ibu tidak pernah merokok, minum alcohol, dan tidak berada pada
36
lingkungan perokok.
PEMERIKSAAN FISIK
BB : 60 kg
Nadi: 84x/menit
RR : 18x/menit
Suhu: 36 ºC
Sklera : Putih
Ekstremitas atas : Tidak ada kelainan, kuku jari tangan tidak pucat
Ekstremitas bawah : Tidak ada kelainan, kuku jari kaki tidak pucat, refleks
patella +/+
Tidak ada
SEGERA)
PLANNING
pemeriksaan.
Klien mengerti.
DATA SUBJEKTIF
38
ANAMNESA
Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Dismenorea : tidak
-BAK: 4-5x/hari
hari sekali
-Ibu tidak pernah merokok, minum alcohol, dan tidak berada pada
lingkungan perokok.
39
DATA OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
BB : 62 kg
Nadi: 80x/menit
RR : 17x/menit
Suhu: 36,1ºC
Sklera : Putih
Ekstremitas atas : Tidak ada kelainan, kuku jari tangan tidak pucat
Ekstremitas bawah : Tidak ada kelainan, kuku jari kaki tidak pucat, refleks
patella +/+
Tidak ada
SEGERA)
40
PLANNING
pemeriksaan.
3. Memberitahu klien cara melakukan diet yang baik dan benar. Klien
mengerti.
BAB IV
PEMBAHASAN
merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang berwawasan luas. Menurut Green
informasi kesehatan dengan praktek kesehatan. Kasus pranikah ini yaitu Nn. A 20
tahun dimana usianya telah cukup bila akan menikah. Adapun upaya kesehatan
bagi pranikah yaitu upaya preventif penyuluhan gizi, sex education, personal
tejadi pada wanita yang sibuk dengan program dietnya yang nanti akan
berdampak pada psikologisnya untuk itu penyuluhan tentang gizi seimbang sangat
diperlukan
Pada pengkajian yang telah dilakukan pada Nn. A ternyata dilihat dari
IMT adalah overweight sehingga asuhan yang diberikan yaitu pola nutrisi diet
yang baik dan gizi seimbang agar tidak terjadi kelebihan berat badan yang
jika menikah sulit untuk mempunyai anak dikarenakan saluran telur tertekan
Personal Hygiene merupakan salah satu yang menjadi prioritas utama bagi
melakukan perawatan yang terdiri dari perawatan payudara, kulit, rambut, kuku,
genitalia dll. Pada Nn. A diberikan konseling mengenai personal hygine yang baik
40
42
dan untuk tidak sering memakai celana jeans yang ketat karena berakibat daerah
Pada kunjungan kedua Nn. A diberikan cara mengurangi rasa sakit ketika
menstruasi, yaitu dengan dikompres air hangat diperut bagian bawah, bila
payudara, karena biasanya kanker payudara tidak meniimbulkan gejala, jadi bila
ada benjolan yang mengarah pada cirri-ciri kanker bisa langsung ke pelayanan
kesehatan. Selain itu juga, klien diberikan konseling apabila akan menikah
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari tua. Pernikahan yang bisa
saling mengisi dan beradaptasi, bisa mengatasi masalah yang dihadapinya dengan
Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan
pernikahan.
saat ini atau masalah kesehatan yang akan muncul di kemudian hari saat pasangan
5.2 Saran
upaya kesehatan bagi pasangan pranikah agar lebih mengerti kesehatan, dan bila
42
iii
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan Reproduksi
Yogyakarta: Fitramaya.
Bandung: Alfabeta. CV
7. http://ejournal.stikesmukla.ac.id/index.php/involusi/article/view/429