Kelompok 3
Kelompok 3
Disusun oleh :
TAHUN 2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah
ini untuk memenuhi salah satu tugas Askeb Kebidanan Pada Perempuan Dan Kelompok Rentan,
kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
Menyadari banyaknya kekurangan penyusunan makalah ini. Karena itu, kami sangat
mengharapakan kritik dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan
dan kesalahan dari makalah ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
selama proses penyusunan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia kemiskinan merupakan masalah utama dan paling mendasar yang setiap
harinya menjadi perhatian utama bagi pemerintah. Apalagi di Indonesia masih memiliki
masalah yang cukup pelik dalam pemberantasan kemiskinan, tentu saja bukan hanya
Indonesia saja yang memiliki masalah semacam ini, banyak negara yang juga berkutat
dengan masalah kemiskinan, bahkan lebih parah dari Indonesia. Bagi Indonesia yang
merupakan salah satu negara berkembang yang ada di ASEAN masalah kemiskinan
bukan merupakan hal yang baru. Hampir semua periode pemerintahan yang ada di
Indonesia menempatkan masalah kemiskinan menjadi isu pembangunan. Efektivitas
dalam menurunkan jumlah penduduk miskin merupakan pertumbuhan utama dalam
memilih strategi atau instrumen pembangunan. Masalah kemiskinan ini sangatlah
kompleks dan bersifat multidimensional, dimana berkaitan dengan aspek sosial,
ekonomi, budaya, dan aspek lainnya. Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal di
belahan dunia, khususnya Indonesia yang merupakan Negara berkembang. Kemiskinan
telah membuat jutaan anak tidak bisa mengenyam pendidikan, kesulitan membiayai
kesehatan, kurangnya tabungan dan investasi, dan masalah lain yang menjurus ke arah
tindakan kekerasan dan kejahatan.Setiap negara memiliki anggota masyarakat yang
berada di bawah garis kemiskinan, tentunya di setiap negara permasalahan kemiskinan
ini telah menjadi masalah yang global. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif
masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini
keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini,
negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.
1
kebijakan ekonomi pemerintah. Jadi kemiskinan bisa juga disebabkan oleh gagalnya
perkembangan ekonomi yang direncanakan pemerintah.
Kebutuhan khusus pada masalah ekonomi yang meliputi kemiskinan salah satunya
adalah karena adanya pertemuan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas
seperti produksi, distribusi, dan konsumsi. Namun, seiring dengan berjalannya waktu,
masalah yang timbul pun terus bergeser, hingga munculah sebuah sebutan masalah
ekonomi modern. Di mana, masalah ini dianut oleh para ahli yang mengikuti aliran
modern. Banyak anak banyak rezeki adalah pepatah yang sangat terkenal pada zaman
orang tua dan nenek kakek kita dulu, bahkan sampai sekarang. Itulah kenapa generasi
nenek kakek kita memiliki banyak anak hingga mencapai belasan anak dalam satu
keluarga, dan inilah salah satu alasan mengapa sejak dulu pemerintah melalui BKKBN,
gencar mengkampanyekan sogan “ Dua Anak Cukup “ dan semacamnya untuk
mengimbangi motivasi yang muncul akibat ada pepatah banyak anak banyak rezeki.
Kebutuhan khusus pada masalah ekonomi yang meliputi anak banyak erat kaitannya
dengan beberapa hal seperti penghasilan, pendidikan, kesehatan dan masih banyak hal
lainnya, dalam hal penghasilan apabila tidak mencukupi maka masalah pendidikan dan
kesehatan tidak akan terpenuhi dan akan terabaikan. Bahkan untuk kasih sayang pun
tidak akan didapatkan oleh anak – anak karena kesibukan orang tua dan keluarga dalam
mencari nafkah.
Data yang ada di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun
2018, angka ibu melahirkan masih 2,38. Artinya, rata-rata setiap ibu di Indonesia
melahirkan tiga anak. Faktanya 1 orang ibu ada yang memiliki 10 orang anak. Selama ini
dalam masyarakat terpatri kepercayaan, banyak anak banyak rezeki. Benar atau tidak
tergantung kepercayaan masing-masing individu. Anak sendiri merupakan sebuah bentuk
rezeki, Dalam agama Islam sendiri ada hal lain tentang memiliki anak dalam hadits,
"Apabila manusia itu telah mati maka terputuslah dari semua amalnya kecuali tiga
perkara yaitu Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih. Alasan inilah
yang dipakai sebagian orang, dengan memiliki banyak anak, berharap peluang anak yang
sholeh-sholehah semakin banyak.
2
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui tentang pengaruh kemiskinan di Indonesia
2. Mengetahui tentang pengeruh budaya banyak anak di Indonesia
3. Mengetahui tentang pengeruh Kehamilan didalam penjara di Indonesia
4. Mengetahui tentang pengaruh Single Parentdi Indonesia
5. Mengetahui tentang pengaruh LGBT di Indonesia
6. Mengetahui tentang pengaruh Ibu Pengganti di Indonesia
7. Mengetahui tentang pengaruh Pekerja Seks Komersial di Indonesia
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengaruh kemiskinan dan budaya banyak anak terhadap masalah
ekonomi di Indonesia serta memahami kebutuhan khusus yang terjadi pada permasalahan
sosial
D. Manfaat Penulisan
Diharapkan dapat menjadi tambahan referensi infomasi dan wawasan tambahan terhadap
masalah ekonomi di Indonesia
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kemiskinan
1. Definisi
Secara umum, kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi saat seseorang atau
sekelompok orang tak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan
dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat (Syawie, 2011).
Prinsip kemiskinan yang melihat kepada ukuran melalui pendapatan dan kekayaan
adalah salah satu daripada petunjuk kemiskinan, dan ukuran ini harus diperbaiki
kerana dimensi kemiskinan turut merangkumkan sebab akibat yang jauh lebih besar
impaknya. Pengukuran berdasarkan keupayaan dan keperluan yang mencukupi
mengundang agar usaha membasmi kemiskinan dilihat dalam konteks perbandingan
atau kemiskinan relatif. Pengukuran mengikut kemiskinan relatif bermakna ukuran
keupayaan dan keperluan mencukupi mendorong usaha memperbaiki keadaan hidup
golongan manusia yang relatifnya miskin walaupun dalam masyarakat yang berada
(Khalid, 2016).
Menurut pendapat para ahli dan tokoh mengenai definisi kemiskinan, diantaranya
adalah:
a. Hall dan Miidgley
4
Menurut Hall dan Midgley pengertian kemiskinan adalah kondisi deprivasi
materi dan sosial yang menyebabkan individu hidup di bawah standar
kehidupan yang layak, atau kondisi di mana individu mengalami deprivasi
relatif dibandingkan dengan individu yang lainnya dalam masyarakat.
b. Faturachman dan Marcelinus Molo
Menurut Faturachman dan Marcelinus Molo, pengertian kemiskinan adalah
ketidakmampuan seseorang atau beberapa orang (rumah tangga) untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya.
c. Reitsma dan Kleinpenning
Menurut Reitsma dan Kleinpenning pengertian kemiskinan adalah
ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhannya, baik yang bersifat
material maupun non-material.
d. Suparlan
Menurut Suparlan arti kemiskinan adalah standar tingkat hidup yang rendah
karena kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang bila
dibandingkan dengan standar kehidupan yang berlaku di masyarakat sekitarnya.
e. Friedman
Menurut Friedman pengertian kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan
untuk memformulasikan kekuasaan sosial berupa asset, sumber keuangan,
organisasi sosial politik, jaringan sosial, barang atau jasa, pengetahuan dan
keterampilan, serta informasi.
f. Levitan
Menurut Levitan, pengertian kemiskinan adalah kekurangan barang dan
pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup yang layak.
g. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
Menurut BAPPENAS, arti kemiskinan adalah situasi serba kekurangan karena
keadaan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang dengan kekuatan yang
dimilikinya.
2. Klasifikasi Kemiskinan
Secara umum, ada beberapa jenis kemiskinan yang ada di masyarakat. Berikut ini
adalah jenis-jenis dan contoh kemiskinan tersebut:
a. Kemiskinan Subjektif
5
Jenis kemiskian ini terjadi karena seseorang memiliki dasar pemikiran sendiri
dengan beranggapan bahwa kebutuhannya belum terpenuhi secara cukup,
walaupun orang tersebut tidak terlalu miskin. Contohnya: pengemis musiman
yang muncul di kota-kota besar.
b. Kemiskinan Absolut
Jenis kemiskinan ini adalah bentuk kemiskinan dimana seseorang/ keluarga
memiliki penghasilan di bawah standar kelayakan atau di bawah garis
kemiskinan. Pendapatannya tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan,
sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan. Contoh kemiskinan absolut:
keluarga yang kurang mampu.
c. Kemiskinan Relatif
Jenis kemiskinan ini adalah bentuk kemiskinan yang terjadi karena pengaruh
kebijakan pembangunan yang belum menyentuh semua lapisan masyarakat.
Kebijakan tersebut menimbulkan ketimpangan penghasilan dan standar
kesejahteraan. Contohnya: banyaknya pengangguran karena lapangan pekerjaan
sedikit.
d. Kemiskinan Alamiah
Ini merupakan kemiskinan yang terjadi karena alam sekitarnya langka akan
sumber daya alam. Hal ini menyebabkan masyarakat setempat memiliki
produktivitas yang rendah. Contohnya: masyarakat di benua Afrika yang
tanahnya kering dan tandus.
e. Kemiskinan Kultural
Ini adalah kemiskinan yang terjadi sebagai akibat kebiasaan atau sikap
masyarakat dengan budaya santai dan tidak mau memperbaiki taraf hidupnya
seperti masyarakat modern. Contohnya: suku Badui yang teguh
mempertahankan adat istiadat dan menolak kemajuan jaman.
f. Kemiskinan Struktural
Kemiskinan ini terjadi karena struktur sosial tidak mampu menghubungkan
masyarakat dengan sumber daya yang ada. Contohnya: masyarakat Papua yang
tidak mendapatkan manfaat dari Freeport.
6
3. Penyebab Kemiskinan
Setelah memahami pengertian kemiskinan dan jenis-jenisnya, maka kita juga perlu
mengetahui apa penyebanya. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab
kemiskinan yang paling umum :
a. Laju Pertumbuhan Penduduk
Angka kelahiran yang tinggi akan mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk
suatu negara menjadi besar. Bila laju pertumbuhan ini tidak sebanding dengan
pertumbuhan ekonomi, maka hal ini akan mengakibatkan angka kemiskinan
akan semakin meningkat di suatu negara.
b. Angka Penangguran Tinggi
Lapangan kerja yang terbatas menyebabkan angka pengangguran di suatu
negara menjadi tinggi. Semakin banyak pengangguran maka angka kemiskinan
juga akan meningkat. Peningkatan angka pengangguran juga dapat
menimbulkan masalah lain yang meresahkan masyarakat. Misalnya munculnya
pelaku tindak kejahatan, pengemis, dan lain-lain.
c. Tingkat Pendidikan yang Rendah
Masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah cenderung tidak memiliki
keterampilan, wawasan, dan pengetahuan yang memadai. Sehingga mereka
tidak bisa bersaing dengan masyarakat yang berpendidikan tinggi di dunia kerja
maupun dunia usaha. Hal ini kemudian membuat angka pengangguran dan
kemiskinan menjadi bertambah.
d. Bencana Alam
Bencana alam merupakan faktor penyebab kemiskinan yang tidak dapat
dicegah karena berasal dari alam. Bencana alam seperti tsunami, banjir, tanah
longsor, dan lain-lain, akan menimbulkan kerusakan pada infrastruktur maupun
psikologis. Peristiwa bencana alam yang besar dapat mengakibatkan
masyarakat mengalami kemiskinan karena kehilangan harta.
7
digelontorkan tidak mencukupi. Kegagalan dari berbagai upaya pengentasan
kemiskinan lebih disebabkan oleh permasalahn strktural, dan juga adanya berbagai
kecurangan dalam program pengentasan kemiskinan. Berikut ini beberapa tantangan
yang dihadapi Indonesia dalam pengentasan Kemiskinan (M.Saichudin):
a. Jumlah penduduk miskin yang sangat besar
Proporsi penduduk miskin yang begitu besar menjadi salah satu tantangan
terbesar bagi negara ini. Hal ini karena jumlah penduduk miskin yang besar
juga akan membutuhkan dana yang besar pula dalam upaya mengatasi
kemiskinan tersebut. Sampai akhir tahun 2015, jumlah penduduk miskin di
Indonesia mencapai 28,51 juta orang.
b. Semakin tingginya disparias pendapatan
Kesenjangan pendapatan yang semakin tinggi menjadi catatan buruk dalam
upaya pengentasan kemiskinan. Walaupun sebetulnya negara yang memiliki
pemerataan pendapatan yang baik jarang ditemui, sekalipun negara maju.
Namun perlu dijadikan perhatian bahwa pemerataan pendapatan menjadi salah
satu indikator kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia sendiri pemerataan
pendapatan masih menjadi persoalan yang besar. Mengingat pada tahun 2015
kesenjangan pendapatan di perkotaan indonesia semakin tinggi. esenjangan
pendapatan yang tinggi menggambarkan bagaimana sumberdaya ekonomi di
Indonesia belum bisa dioptimalkan oleh seluruh masyarakat. seperti kita ketahui
bersama bahwa di Indonesia hanya beberapa orang saja yang bisa merespon
pembangunan dan sumber permodalan. Orang-orang tersebut yaitu para
pengusaha dari golongan menengah keatas. Sementara bagi kelas bawah
termasuk masyarakat miskin tidak memiliki akses untuk hal tersebut. Sehingga
sudah jelas bahwa “yang kaya akan semakin kaya, dan yang miskin akan
semakin miskin”
c. Kecurangan-kecurangan dalam penyelenggaraan
Program pengentasan kemiskinan Salah satu faktor yang menjadikan program
pengentasan kemiskinan gagal yaitu adanya berbagai kecurangan dalam
penyelenggaraannya. Hal ini telah menjadi dilematis karena praktek-praktek
korupsi dilakukan pada program-program kemanusian. Adanya berbagai
kecurangan seperti korupsi, menjadikan dana-dana yang seharusnya digunakkan
8
untuk membantu dan memberdayakan masyarakat miskin bocor dan hilang sia-
sia.
d. Isolisasi Penduduk miskin terhadap sumber-sumber permodalan
Sering kali masyarakat miskin terkendala dalam mencari pinjaman modal
usaha. Persyaratan yang rumit dan jaminan yang tidak dapat dipenuhi oleh
penduduk miskin membuat mereka tidak dapat mengakses sumber-sumber
permodalan. Sehingga yang sering terjadi adalah tersangkutnya para penduduk
miskin pada pinjaman-pinjaman non-formal dengan bunga yang tinggi seperti
rentenir. 5)
e. Tidak mampunya masyarakat miskin dalam beradaptasi dengan program
pembangunan perkembangan zaman
Sejatinya berbagai program pembangunan yang diselenggarakan pemerintah
adalah untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Program bembangunan yang
dijalankan memang secara makro berhasil, yaitu dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi negara. Namun jika dicermati secara lebih dalam,
terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut hanya disumbangkan oleh para
pengsaha besar/ menengah ke atas. Karena hanya para pengusaha menengah
keatas lah yang mempu merespon pembangunan misalnya prasarana jalan dan
jembatan. Sementara bagi para pengusaha kecil seperti golongan masyarakat
miskin kurang mampu mendapatkan imbas dari pembangunan tersebut. Hal ini
dikarenakan oleh skala usaha yang kecil dengan lingkup lokal sebenarnya
program pembangunan yang paling dibutuhkan adalah bantuan permodalan/
alat-alat produksi
f. Bonus Dermografi
Bonus demografi adalah suatu keadaan dimana jumlah penduduk usia produktif
lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia non produktif. Kondisi
demikian, memiliki nilai positif dan keuntungan besar bila dikelola secara
profesional.
Kondisi dimana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan usia
non produktif mengandung arti bahwa potensi beban ketergantungan penduduk
akan berkurang apabila kelebihan dari potensi bonus demografi dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik.
9
Proyeksi puncak era bonus demografi Indonesia menurut proyeksi BPS akan
dicapai antara rentang tahun 2025-2030, atau ketika jumlah penduduk usia
produktif Indonesia ada pada angka minimal 70% dari total jumlah penduduk.
Terbukanya lapangan kerja baru merupakan salah satu langkah penting yang
harus dilakukan oleh pemerintah dalam menyambut bonus demografi
Indonesia. Ada banyak yang bisa dilakukan dalam keputusan kebijakan
pemerintah Indonesia terkait penyediakan lapangan pekerjaan baru bagi warga
negaranya. Pemerintah bisa mendorong peningkatan investasi di dalam negeri
dengan mengundang investor asing dari negara maju atau dengan mendorong
dan memfasilitasi masyarakat untuk menjadi enterpreneur (pengusaha) baru.
10
Bagaimana peran atau dampak terjadinya Bonus Demografi dan bagaimana dapat
hal ini selanjutnya akan memberikan manfaat terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat?. Untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan diatas dapat dijelaskan
sebagai berikut :
11
b) Pandangan terhadap manusia lebih meningkat dan dihargai sebagai aset
pembangunan.
c) Hasrat orang tua terhadap investasi pendidikan anak-anaknya, karena
masyarakat meyakini akan hasilnya bagi hari tua anak-anaknya.
d) Apabila perempuan ini dilahirkan oleh generasi yang sudah menganut keluarga
kecil, maka mereka cenderung memiliki keluarga kecil juga. Berarti terjadi
perubahan pola pikir yang positif bagi masyarakat. Perempuan cenderung
memilih untuk mempunyai anak sedikit dan dapat masuk ke pasar kerja atau
memanfaatkan Opportunity Cost (Konadi & Iba, 2011).
Ada beberapa hal yang bisa dilaksanakan untuk memaksimalkan manfaat bonus
demografi di Indonesia sebagai berikut:
a) Mengembangkan kualitas manusia melalui pendidikan dan pelatihan.
Melimpahnya penduduk usia produktif perlu diimbangi dengan kualitas yang
memiliki daya saing. Globalisasi menyebabkan persaingan semakin ketat,
sehingga penduduk usia produktif perlu memiliki keahlian dan keterampilan
yang sejalan dengan kebutuhan industri. Kualitas dan kuantitas pendidikan dan
pelatihan di Indonesia perlu ditingkatkan untuk menciptakan tenaga kerja yang
berkualitas dan berdaya saing, serta sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga
kerja. Pemerintah dapat melakukan revitalisasi dan mengembangkan
pendidikan kejuruan atau vokasi untuk meningkatkan tenaga terampil,
meningkatkan inovasi, dan kreativitas. Penciptaan tenaga terampil melalui
pendidikan non formal juga perlu ditingkatkan melalui pemberian kursus dan
pelatihan di Balai Latihan Kerja.
b) Memperluas pasar tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja yang besar bisa menjadi beban bagi pertumbuhan ekonomi
jika bursa tenaga kerja yang tersedia tidak mampu menampung mereka.
Dampak buruk yang timbul adalah pengangguran yang tinggi, yang pada
gilirannya menyebabkan tingkat kriminalitas semakin tinggi serta
meningkatkan tingkat kemiskinan. Maka pasar tenaga kerja perlu ditingkatkan
dan diperluas agar sebanyak mungkin penduduk usia produktif dapat terserap di
pasar tenaga kerja. Hal ini akan meningkatkan produksi dan mendorong
pertumbuhan ekonomi
12
c) Mengelola pertumbuhan populasi.
Bonus demografi yang ada perlu dijaga dengan baik, sehingga pertumbuhan
populasi perlu dikontrol untuk menjaga agar rasio ketergantungan (dependency
ratio) tetap berada di titik yang optimal. Rasio ketergantungan yang terlalu
tinggi dapat membebani pertumbuhan ekonomi, sehingga perlu dijaga dengan
baik. Hal ini bisa dilakukan salah satunya melalui program Keluarga Berencana
(KB).
d) Meningkatkan tingkat kesehatan penduduk.
Penduduk di usia produktif yang tidak sehat tidak akan mendukung produksi
dan akan menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Maka melimpahnya
penduduk usia produktif perlu didukung dengan tingkat kesehatan yang tinggi.
Dalam hal ini, pemerintah dapat mendukung dengan meningkatkan kualitas
asuransi kesehatan dan mengeluarkan kebijakan yang dapat mendukung
kesehatan masyarakat (Setiawan, 2018).
B. Anak Banyak
Paradigma baru tentang pembangunan sudah bergeser pada pentingnya pembangunan
berdimensi pada manusia (people centered development). Banyak ahli yang mengatakan
bahwa penduduk bukan hanya sebagai obyek dari pembangunan tapi sekaligus sebagai
subjek dari pembangunan. Karena disyaratkan bahwa penduduk harus ikut sebagai
subjek maka dibutuhkan peningkatan kualitas sumberdaya manusia agar benar benar
pembangunan yang diinginkan bisa tercapai. Keterlibatan penduduk dalam
pembangunan perekonomian menjadi penting dalam rangka untuk meningkatkan
pendapatan. Kebijakan perluasan kesempatan kerja merupakan suatu kebijakan penting
lainnya dalam pembangunan, karena selain sebagai tolak ukur keberhasilan
pembangunan ekonomi namun berikutnya juga dapat digunakan sebagai ukuran dalam
mencapai kesejahteraan.
13
Oleh karenanya dilakukan upaya yang kuat untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
penduduk antara lain dengan penganeragaman peluang kerja yang diciptakan oleh
pemerintah maupun swasta. Agar memperoleh pekerjaan dalam upaya untuk
menghasilkan pendapatan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Berdasarkan pengertian yang ada keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhikebutuhan hidup spiritual dan
materiil yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,memiliki hubungan yang
sama, selaras, seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Dalam membina dan mengembangkan keluarga diperlukan upaya yang menyangkut
aspek keagamaan, pendidikan, kesehatan dan ekonomi, sosial budaya, kemandirian
keluarga, ketahanan keluarga, maupun pelayanan keluarga. Keluarga Sejahtera adalah
keluarga yang dibentuk secara holistik dan terpadu atas semua indikator -indikator yang
membentuknya.
Di zaman dulu kita sering mendengar beberapa filosofi tentang harapan orangtua tentang
anaknya. Ada yang ingin punya anak lelaki seluruhnya, agar suatu saat dapat
meneruskan usaha bapaknya dan menjadi kebanggaan orang tua.Salah satu contoh
lainnya adalah filosofi “banyak anak, banyak rezeki”. Orang tua dahulu beranggapan
memiliki banyak anak akan mendatangkan banyak rezeki karena di saat anak-anaknya
besar nanti, mereka akan sukses dan memiliki penghasilan sendiri serta mendatangkan
banyak uang bagi orangtua nya.
14
rasional mereka. Orang yang memiliki anak sedikit tetapi berpendidikan tinggi tidak
lantas membuat tingkat kesejahteraan mereka langsung maju. Menurut data Badan Pusat
Statistik yang dikeluarkan pada Februari 2015, sebanyak 400 ribu pemuda Indonesia
yang bertitel sarjana menjadi pengangguran. Besarnya jumlah pengangguran tentu
menjadi salah satu faktor "pincang" nya ekonomi suatu negara. Terlebih bagi kondisi
ekonomi suatu keluarga itu sendiri. Memiliki sedikit anakpun bila tidak dibentuk
kualitasnya maka akan menjadi beban ekonomi keluarga juga
Dan anggapan diatas (banyak anak, banyak masalah) terlalu sederhana untuk
disimpulkan, sementara hubungan antara jumlah anak dan tingkat ekonomi tidaklah
sederhana. Di saat kondisi ekonomi kepala keluarga stabil, sementara jumlah anak
bertambah, maka akan menjadi faktor yang besar bagi tingkat ekonomi keluarga.
Di saat kondisi ekonomi memburuk, jumlah anak yang tetap pun akan membuat beban
ekonomi menjadi berat juga,. Dan di saat kondisi ekonomi meningkat, bertambahnya
jumlah anak yang tetap atau lebih sedikit bisa dirasakan menjadi faktor positif dalam
kesejahteraan keluarga. Secara akal sehat, bila punya banyak anak pun mungkin tidak
akan menjadi beban bila peningkatan kondisi ekonominya lebih pesat. Intinya jumlah
anak tidak otomatis berpengaruh pada menurunnya tingkat kesejahteraan bahkan bisa
menjadi faktor pendorong majunya tingkat kesejahteraan keluarga bila dididik menjadi
manusia yang berkualitas.
Data yang ada di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun
2018, angka ibu melahirkan ada di angka 2,38. Artinya, rata-rata setiap ibu di Indonesia
melahirkan dua - tiga anak sedangkan BKKBN menargetkan angka kelahiran wanita
subur mencapai 2,1 pada 2025. Selama ini dalam masyarakat terpatri kepercayaan bahwa
banyak anak banyak rezeki. Benar atau tidak tergantung kepercayaan masing-masing
individu. Anak sendiri merupakan sebuah bentuk rezeki, Dalam agama Islam sendiri ada
hal lain tentang memiliki anak dalam hadits, "Apabila manusia itu telah mati maka
terputuslah dari semua amalnya kecuali tiga perkara yaitu Shadaqah jariyah, ilmu yang
bermanfaat dan anak shalih. Alasan inilah yang dipakai sebagian orang, dengan memiliki
banyak anak, berharap peluang anak yang sholeh-sholehah semakin banyak. Jumlah
anggota keluarga sangat menentukan jumlah kebutuhan keluarga.
15
Semakin banyak anggota keluarga berarti semakin banyak pula jumlah kebutuhan
keluarga yang harus dipenuhi.Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit anggota keluarga
berarti semakin sedikit pula kebutuhan yang harus dipenuhi keluarga. Sehingga dalam
keluarga yang jumlah anggotanya banyak, akan diikuti oleh banyaknya kebutuhan yang
harus dipenuhi. Semakin besar ukuran rumahtangga berarti semakin banyak anggota
rumahtangga yang pada akhirnya akan semakin berat beban rumahtangga untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Demikian pula jumlah anak yang tertanggung
dalam keluarga dan anggota-anggota keluarga yang cacat maupun lanjut usia akan
berdampak pada besar kecilnya pengeluaran suatu keluarga. Mereka tidak bisa
Menanggung biaya hidupnya sendiri sehingga mereka bergantung pada kepala keluarga
dan istrinya. Anak-anak yang belum dewasa perlu di bantu biaya pendidikan, kesehatan,
dan biaya hidup lainnya.
Menurut Mantra (2003) yang termasuk jumlah anggota keluarga adalah seluruh jumlah
anggota keluarga rumah tangga yang tinggal dan makan dari satu dapur dengan
kelompok penduduk yang sudah termasuk dalam kelompok tenaga kerja.Kelompok yang
dimaksud makan dari satu dapur adalah bila pengurus kebutuhan sehari-hari dikelola
bersamasama menjadi satu. Jadi, yang termasuk dalam jumlah anggota keluarga adalah
mereka yang belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari karena belum bekerja (dalam
umur non produktif) sehingga membutuhkan bantuan orang lain (dalam hal ini orang
tua). Jumlah anak bukanlah faktor besar dari permasalahan ekonomi suatu keluarga.
Banyak faktor yang lebih mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga seperti sifat
konsumtif, tingkat pendidikan, dan yang terpenting bagaimana orang tua membangun
akhlaq pada anak agar menjadi orang yang bermanfaat dan berkualitas di masa depan.
16
Berikut adalah Penyebab Banyaknya Jumlah Anak yang Dimiliki
1. Usia Kawin Pertama
Peristiwa kelahiran tidak terlepas dari masa subur yang dimiliki seorang wanita
(fekunditas). Hal ini berarti kesuburan seorang wanita merupakan kemampuan untuk
berproduksi sehingga akan berpengaruh pada kemampuan melahirkan. Usia kawin
pertama PUS adalah usia dari wanita PUS pada waktu menikah dengan seorang laki-
laki pilihan yang sah sebagai suaminya. Usia perkawinan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi tingginya jumlah anak yang dimiliki, karena pada
umumnya umur perkawinan usia muda maka frekuensi untuk memiliki anak akan
lebih besar.
Berdasarkan himpunan data oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis oleh
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada
tahun 2018, Provinsi Kalimantan Selatan menjadi provinsi dengan jumlah
perkawinan anak tertinggi di Indonesia yaitu 39,53 persen (dari jumlah seluruh
perkawinan), sementara Daerah Istimewa Yogyakarta terendah dengan 11,07
persen. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab tingginya angka perkawinan
anak, di antaranya jumlah tersebut lebih tinggi di area rural urban atau pedesaan atau
daerah selain perkotaan karena faktor ekonomi. Berdasarkan data, persentase
perempuan yang menikah di usia 18 tahun pada 2015 sebesar 17 persen di perkotaan
dan 27 persen di pedesaan (BPS, 2018).
17
KEBUTUHAN KHUSUS PADA PERMASALAHAN SOSIAL
Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah no 32 tahun 1999 tentang Syarat dan Tata
cara pelaksanaan hak warga binaan pemasyarakatan pasal 20 yang menyatakan bahwa
:
a. Narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang sakit, hamil atau
menyusui, berhak mendapatkan makanan tambahan sesuai dengan
petunjuk dokter.
b. Makanan tambahan juga diberikan kepada narapidana yang melakukan
jenis pekerjaan tertentu.
c. Anak dari narapidana wanita yang dibawa ke dalam lembag
pemasyarakatan atau pun yang lahir di lembaga pemasyarakatan dapat
19
diberi makanan tambahan atas petunjuk dokter, paling lama sampai anak
berumur 2 (dua) tahun
d. Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) telah mencapai
umur (2) dua tahun, harus diserahkan kepada bapaknya atau sanak
keluarga, atau pihak lain atas persetujuan ibunya dan dibuat dalam satu
berita acara.
e. Untuk kepentingan kesehatan anak, kepala lembaga pemasyarakatan dapat
menentukan makanan tambahan selain sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) berdasarkan pertimbangan dokter.
Kesimpulan : Jadi anak yang dilahirkan narapidana wanita hamil selama di lembaga
pemasyarakatan tidak membuat narapidana wanita hamil tersebut ditunda
penahannya. Pelaksanaan pidana tetap dilaksanakan, anak narapidana hamil dirawat
dan dibesarkan di dalam lembaga pemasyarakatan sampai umur 2 (dua ) tahun,
setelah mencapai umur 2 (dua) tahun pengasuhannya diberikan kepada pihak
keluarga.
20
bisa dihukum karena asas praduga tidak bersalah, dimana janin tersebut tidak bisa
dihukum sampai ada keputusan yang mampu membuktikan bahwa janin tersebut ikut
bersalah. Sedangkan kondisi alami atau kodrat dari janin itu sendiri adalah suci. Jadi
secara hukum islam pelaksanaan hukuman bagi wantia hamil eksekusi ditunda hingga
wanita hamil tersebut melahirkan anak yang dikandungnya serta telah selesai masa
menyusuinya atau menyapihnya.
B. Single Parent
1. Pengertian
Pendidikan dalam keluarga memang memiliki nilai strategis dalam pembentukan
kepribadian remaja. Sejak kecil remaja sudah memperoleh pendidikan dari kedua
orangtuanya melalui keteladanan dan kebiasaan hidupsehari-hari dalam keluarga (Syaiful,
2004 : 25). Itu artinya, kedua orangtua memiliki peran dan tugas serta bertanggung jawab
masing-masing dalam mendidik remaja. Diperkuat oleh M. Shochib (2010 : 18) yang
mengatakan bahwa “keutuhan orangtua (ayah dan ibu) dalam sebuah keluarga sangat
dibutuhkan dalam membantu remaja untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar
disiplin diri.”
single parent secara umum adalah orang tua tunggal. Single parent mengasuh dan
membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan pasangan, baik itu pihak suami
maupun pihak istri. Single parent memiliki kewajiban yang sangat besar dalam mengatur
keluarganya. Keluarga single parent memiliki permasalahan-permasalahan paling rumit
dibandingkan keluarga yang memiliki ayah atau ibu. Single parent dapat terjadi akibat
kematian ataupun perceraian.Menurut Hurlock (1980 : 359-360) single parent adalah
seseorang yang mengalami kehilangan pasangan disebabkan karena, perceraian dan ditinggal
mati oleh pasangan. Sager, dkk (dalam Budi, 2011 : 12) menambahkan bahwa single parent
adalah orangtua yang secara sendirian membesarkan remaja- remajanya tanpa kehadiran,
dukungan atau tanggungjawab dari pasangannya.
Newman, dkk (dalam Veronika, 2007 : 15) menyebutkan keluarga single parent adalah
keluarga yang di dalam struktur keluarganya hanya terdapat satu orangtua saja baik ayah atau
ibu yang disebabkan oleh kematian, perceraian, perkawinan tidak jelas dan pengadopsian
remaja. Sementara itu, Haffman (dalam Veronika, 2007 : 15) juga mengartikan single parent
21
sebagai orangtua yang merangkap ayah sekaligus ibu dalam membesarkan dan mendidik
remajanya serta mengatur kehidupan keluarga karena perubahan struktur keluarga.
22
Single Parent Mother yaitu ibu sebagai seorang orangtua tunggal harus menggantikan
peran ayah sebagai kepala keluarga, pengambil keputusan, pencari nafkah disamping
perannya sebagai mengurus rumah tangga, membesarkan, membimbing dan memenuhi
kebutuhan psikis remaja. Menurut Rahayu (dalam Penelitian Strategi Adaptasi Menjadi
Single Mother 2013), Strategi adaptasi ekonomi dalam keluarga single mother nampak
bagaimana mereka menyelaraskan antara jumlah pendapatan dengan kebutuhan setiap
harinya. Single mother ditunut untuk untuk mampu menjalankan perannya sendiri tanpa
pasangan hidup dengan cara bekerja di sektor publik dan menjadi pencari nafkah utama bagi
anak dengan orang tuanya karena dengan hal inilah mereka dapat bertahan hidup bersama
keluarga dan anak-anaknya.
Kemandirian dalam jiwa ibu single parent sangat dibutuhkan untuk menjalankan
peran ganda di sektor domestik, yaitu bertugas dalam urusan rumah tangga seperti memasak,
mencuci piring dan pakaian, membersihkan rumah, menyiapkan makanan untuk keluarga,
merawat, membesarkan dan mendidik anak-anaknya dan di sektor publik yaitu bertugas
secara ekonomi agar kebutuhan tetap terpenuhi yaitu dengan mencari nafkah bagi
keluarganya dan secara sosial yaitu bersosialisasi dengan masyarakat.
Keseimbangan peran domestik dan publik perlu dicapai dengan usaha ekstra melalui
proses kesabaran, ilmu, dan konsistensi untuk menjalankannya. Perannya sebagai ibu, yaitu
menjalankan kodratnya sebagai perempuan, meliputi mengasuh dan membesarkan anaknya,
serta hal-hal yang ada dalam rumah. Walaupun dalam kondisi bekerja, tetap harus memonitor
apa yang terjadi di dalam rumah. Mempersiapkan kemandirian untuk mental si anak juga
sangat perlu. Kasih sayang adalah kunci segala-galanya. Memberi pengertian kepada anak
pelan-pelan dengan menyesuaikan usianya. Tidak bisa dihindari, anak akan mengalami
dampak psikologis yang akan mempengaruhi terhadap perilakunya di rumah, sekolah, dan
masyarakat. Menumbuhkan kepercayaan dirinya dan meningkatkan rasa nyaman merupakan
tugas utama. Anak merupakan skala prioritas, karena tanpa itu semua karir dan peran yang
dijalani akan sia-sia.
23
masa remaja merupakan masa-masa krisis identitas yang membuatremaja harus dalam
perlakuan dan keadaan yang baik untuk menemukan identitasnya (Somantri, 2012).
Keadaan keluarga yang kacau dapat membuat anak melakukan banyak hal negatif,
memberikan contoh yang kurang baik sebagai acuan hidup seorang anak. Keadaan seperti itu
juga membuat anak merasa tertekan disegi mental yang amat berat. Keluarga merupakan
pondasi utama didalam hidup seseorang, seorang anak juga akan merasa malu pada
lingkungan sekitar sehingga membuat ia menjauh dan mengucilkan diri dari teman-teman dan
lingkungan karena khawatir akan mendapat respon yang tidak baik dan juga dapat
mengganggu konsentrasinya dalam belajar. Broken home memiliki banyak efek negatif
terhadap hidup seseorang, diantaranya adalah
(Somantri, 2012):
a) Masalah akademik, anak akan menjadi malas belajar dan kehilangan semangat dalam
mengejar prestasi.
b) Masalah tingkah laku, anak akan menjadi pemberontak, berbicara dan berperilaku
kasar, tidak peduli dengan lingkungan dan mulai melakukan kebiasaan buruk dan juga
pergaulan yang salah.
c) Masalah seks, karena ia merasa kurang mendapatkan kasih sayang dan melampiaskan
terhadap hawa nafsu atau seks bebas. Masalah agama, kehilangan sosok yang bisa
membimbing dan mengarahkan ke jalan yang benar membuat anak merasa sesuatu
yang berkaitan dengan agama hanya kemunafikan saja.
24
Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT) merupakan penyimpangan orientasi
seksual bertentangan dengan fitrah manusia, agama dan adat masyarakat Indonesia. Lesbian
adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama
perempuan. Istilah ini juga merujuk kepada perempuan yang mencintai perempuan baik
secara fisik, seksual, emosional, atau secara spiritual. Bisa juga lesbian diartikan kebiasaan
seorang perempuan melampiaskan nafsu seksualnya pada sesamanya pula. Sedangkan Gay
adalah sebuah istilah yang umum digunakan untuk merujuk orang homoseksual atau sifat-
sifat homoseksual,sedikit berbeda dengan bisexual. Biseksual (bisexual) adalh individu yang
dapat menikmati hubungan emosional dan seksual dengan orang dari keduan jenis kelamin
baik pria ataupun wanita. Transgender adalah prilaku atau penampilan seseorang yang tidak
sesuai dengan peran gender pada umumnya. Seseorang transgender dapat mengidentifikaasi
dirinya sebagai seorang heteroseksual, homoseksual, biseksual maupun aseksual.
Dari semua definisi di atas walaupun berbeda dari sisi pemenuahan seksualnya, akan
tetapi kesamaanya adalah mereka memiliki kesenangan baik secara psikis ataupun biologis
dan orientasi seksual bukan saja dengan lawan jenis akan tetapi bisa juga dengan sesama
jenis.
b) Penyebab LGBT
1) Faktor keluarga
Didikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya memiliki peranan yang
penting bagi para anak untuk lebih cenderung menjadi seorang anggota LGBT daripada
hidup normal layaknya orang yang lainnya. Ketika seorang anak mendapatka perlakuan
yang kasar atau perlakuan yang tidak baik lainnya, maka pada akhirnya kondisi itu bisa
menimbulkan kerenggangan hubungan keluarga serta timbulnya rasa benci si anak pada
orag tuanya. Sebagai contoh adalah ketika seorang anak perempuan mendapatkan
perlakuan yang kasar atau tindak kekerasan lainnya dari ayah atau saudara laki-lakinya
yang lain, maka akibat dari trauma tersebut nantinya anak perempuan tersebut bisa saja
memiliki sifat atau sikap benci terhadap semua laki-laki.
Akibat sikap orng tua yang terlalu mengidam-idamkan untuk memiliki anak laki-laki
atau perempuan, namun kenyataan yang terjadi justru malah sebaliknya. Kondisi seperti
ini bisa membuat anak akan cenderung bersikap seperti apa yang diidamkan oleh orang
25
tuanya.Orang tua yang terlalu mengekang anak juga bisa malah menjerumuskan anak
pada pilihan hidup yang salah.
Kurangnya pendidikan perihal agama dan masalah seksual dari orang tua kepada
anak-anaknya. Orang tua sering beranggapan bahwa membicarakan masalah yang
menyangkut seksual kepada anak-anak mereka adalah suatu hal yang tabu, padahal hal itu
justru bisa mendidik anak agar bisa mengetahui perihal seks yang benar.
Lingkungan serta kebiasaan seseorang dalam bergaul disinyalir telah menjadi faktor
penyebab yang paling dominan terhadap keputusan seseorang untuk menjadi bagian dari
komunitas LGBT. Beberapa point terkait dengan faktor ini adalah :
Masuknya budaya-budaya yang berasal dari luar negri mau tidak mau telah dapat
mengubah pola pkir sebagian besar masyarakat kita dan pada akhirnya terjadilah
pergeseran norma-norma susila yang dianut oleh sebagian masyarakat. Sebagai contoh
adalah perilaku seks yang menyimpang seperti seks bebas maupun seks dengan sesama
jenis atau yang lebih dikenal dengan istilah LGBT.
3) Faktor Genetik
Dari beberapa hasil penelitian telah menunjukan bahwa salah satu faktor pendorong
terjadinya homoseksual, lesbian, atau perilaku seks yang menyimpang lainnya bisa
berasal dari dalam tubuh si pelaku yang sifatnya bisa menurun dari anggota keluarga
terdahulu, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui terkait masalah ini, seperti :
Dalam dunia kesehatan, pada umumnya seorang laki-laki normal memiliki kromosom
XY dalam tubuhnya, sedangkan wanita yang normal kromosomnya adalah XX, akan
26
tetapi dalam beberapa kasus ditemukan bahwa seorang pria bisa saja memiliki jenis
kromosom XXY, ini artinya bahwa laki-laki tersebut memiliki kelebihan suatu
kromosom. Akibatnya, lelaki tersebut bisa memiliki berprilaku yang agak mirip dengan
perilaku perempuan.
Keberadaan hormon testosteron dalam tubuh manusia memiliki andil yang besar
terhadap perilaku LGBT. Seseorang yang memiliki kadar hormon testosteron yang rendah
dalam tubuhnya, maka bisa mengakibatkan antara lain berpengaruh terhadap perubahan
perilakunya, seperti perilaku laki-laki menjadi mirip dengan perilaku perempuan.
Faktor moral dan akhlak yang dimiliki seseorang juga memiliki pengaruh yang besar
terhadap perilaku LGBT yang dianggap menyimpang. Ada beberapa hal yang dapat
berpengaruh pada perubahan akhlak dan moral yang dimiliki manusia tersebut kepada
perilaku yang menyimpang seperti LGBT, yaitu :
Iman yang lemah dan rapuh. Ketika seseorang memiliki tingkat keimanan yang lemah
dan rapuh, besar kemungkinan kondisi tersebut akan membuatnya lemah dalam hal
mengendalikan hawa nafsu. Kita tahu bahwa iman adalah benteng yang paling efektif
dalam diri seseorang untuk menghindari terjadinya perilaku seksual yang menyimpang.
Jadi dengan lemahnya iman, maka kekuatan seseorang untuk dapat mengendalikan bahwa
nafsunya akan semakin kecil, dan itu nantinya bisa menjerumuskan orang itu pada
perilaku yang menyimpang, salah satunya dalam hal seks.
Semakin banyaknya rangsangan seksual. Banyak contoh yang bisa kita ambil sebagai
pemicu rangsangan seksual seseorang. Misalnya semakin maraknya VCD Porno, majalah
porno, atau video-video lain yang bisa kita akses melalui internet.
27
itulah, sangat perlu ditanamkan pengetahuan serta pemahaman agama terhadap anak-anak
sejak usia dini untuk membentuk akal, akhlak, serta kepribadian mereka.
c) Dampak LGBT
Keberadaan komunitas LGBT mau tida mau menimbulkan dampak yang tidak sedikit,
tidak hanya terkait dengan masalah kesehatan saja, akan tetapi hal itu juga berpengaruh
terhadap kehidupan sosial si pelaku . Berikut beberapa dampak negative dari LGBT, di
antaranyai :
Timbulnya fenomena LGBT mau tidak mau telah berdampak pada kesehatan diri si
pelaku tersebut bisa menyebabkan berbagai jenis infeksi penyakit yang berbahaya, seperti :
HIV / AIDS
HIV (Human Imumunodefiency Virus) atau yang juga dikenal dengan AIDS
merupakan salah satu infeksi penyakit yang sangat berbahaya bagi manusia, di mana
akibat infeksi ini bisa menghantarkan manusia tersebut pada kematian. Virus HIV
bekerja dengan cara menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh
tidak lagi bisa melakukan perlawanan terhadap terjadinya infeksi maupun serangan
penyakit lainnya.
Sifilis ( raja singa), yaitu penyakit seksual yang disebabkan oleh adanya
infeksi bakteri treponema pallidum. Jika tidak ditangani, penyakit ini bisa
menyebabkan kelumpuhan, demensia, kebutaan, masalah pendengaran, impotensi,
hingga kematian.
Gonore (kencing nanah), yaitu penyakit seksual menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Dampak dari penyakit ini bisa dirasakan
beberapa daerah bagian dalam tubuh kita seperti rektum, mata, atau tenggorokan.
28
Kutil kelamin, yaitu penyakit kelamin yang disebabkan oleh infeksi virus HPV
(human papilomavirus) yang menyebabkan kemunculan kutil di sekitar alat kelamin
atau area dubur. Mereka yang terinfeksi virus HPV bisa berpotensi terkena penyakit
berbahaya seperti kanker serviks, kanker penis, serta kanker rektum.
Menggangu Reproduksi
Perilaku LGBT juga bisa berakibat pada reproduksi si pelaku. Mereka yang
gemar melakukan kegiatan seks yang menyimpang bisa mengalami gangguan
peranakan (reproduksi). Bagi pelaku homoseksual, kondisi ini bisa menyebabkan
berbagai sumber utama pengeluaran mani menjadi semakin melemah. Selain itu,
kondisi ini akan dapat menimbulkan gangguan pada produksi sperma yang dihasilkan
pada testis, di mana sperma bisa terbunuh dan pada akhirnya akan menyebabkan
kemandulan.
Kebiasaan LGBT juga berdampak buruk bagi kondisi psikologis atau kejiwaan
seseorang serta dapat memberikan efek yang begitu kuat pada syaraf si pelaku.
Seorang yang dikategorikan LGBT bisa memiliki kepercayaan bahwa dirinya
bukanlah seorang lelaki ataupun perempuan yang sejati. Kondisi tersebut tentu akan
berdampak pada timbulnya rasa khawatir terhadap identitas diri serta seksualitasnya.
Mereka itu akan lebih cenderung memilih bersama dengan orang yang berkepribadian
sejenis dengannya. Kebiasaan tersebut akan mempengaruhi akal pelaku, dan akhirnya
ia akan menjadi seorang yang pemurung. Mereka yang memiliki kebiasaan seks
menyimpang seperti homoseksual akan selalu merasa tidak puas dengan pelampiasan
hawa nafsunya.
d) Pencegahan LGBT
29
Islam tidak membenarkan perilaku LGBT, hal ini sebagaimana Firman Allah SWT
dalam Al-Qur’an Surat Hud ayat 82-83 yang artinya “Maka tatkala datang azab dari
Kami, Kami jadikan negri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (kami balikan) dan kami
hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi
tanda oleh Tuhan-Mu dan siksaan itu tidak jauh dari orang-orang dzalim.” jadi, sebagai
umat islam kita harus selalu berusaha untuk menghindari dan mencegah penyebaran
perilaku LGBT di masyarakat. Berikut ini ada beberapa langkah yang bisa dilakukan
untuk mencegah LGBT, yaitu: Selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kita kepada Allah SWT, Menanamkan dalam diri, keluarga, teman, dan warga masyarakat
tentang bahayanya perilaku LGBT, baik bagi kesehatan, psikologis, kehidupan sosial, dan
lain sebagainya. Berpartisipasi dalam upaya penolakan legalisasi yang mendukung
perilaku seksual yang menyimpang yang akan dapat merusak moral generasi penerus
bangsa.
Hindari mencemooh mereka dengan caci maki, karena jika itu dilakukan maka pelaku
LGBT akan semakin merasa menjadi korban. Kita bisa belajar dari Nabi Luth As, dimana
meskipun menghadapi kaumnya Beliau tidak pernah sekalipun melontarkan kalimat cacian
pada kaum sodom. Menyebarluaskan tentang bahya LGBT, Tidak mengucilkan kehidupan
pelaku LGBT, baik dalam kehidupan keluarga maupun lingkungan masyarakat, Menjadi
pendukung serta penyemangat bagi pelaku LGBT agar mereka mau meninggalkan
kebiasaan tersebut dan kembali pada kehidupan normal, Memberikan hukuman untuk
memberikan efek jera, Bukalah diri untuk menjadi penyembuh, bukan penyebar
kebencian.
30
Ibu pengganti atau Sewa rahim atau Surrogate Mother adalah proses penanaman
ovum seorang wanita yang subur beserta sperma suaminya yang sah ke dalam rahim
wanita lain, wanita lain tersebut akan mengandung, melahirkan, dan menyerahkan
kembali bayinya kepada pasangan suami istri dengan imbalan sejumlah materi atau tanpa
balasan. Di antara penyebab terjadinya hal tersebut adalah rahim pemilik ovum tidak
baik untuk hamil, atau ketiadaan rahim bersamaan dengan adanya dua sel telur atau salah
satunya yang subur, atau karena pemilik ovum ingin menjaga kesehatan dan
kecantikannya dan sebagainya dari beberapa motif yang ada.
Jadi pada intinya bagi para pasangan suami istri yang memiliki permasalahan untuk
mendapatkan keturunan atau dengan sebab-sebab yang telah disebutkan di atas, menyewa
seorang perempuan yang memiliki rahim, dan kelebihan yang lainnya untuk menampung
dan merawat ovum dan sperma penyewanya, agar keinginan mereka untuk memiliki
keturunan dapat tercapai serta permasalahan yang mereka hadapi dapat terpecahkan.
Praktek surrogate mother atau lazim diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dengan ibu
pengganti/sewa rahim tergolong metode atau upaya kehamilan di luar cara yang alamiah.
Dalam hukum Indonesia, praktek ibu pengganti secara implisit tidak diperbolehkan.
32
telur juga diakui oleh mereka. bahkan konstitusi Amerika menjamin hak
konstitusional tiap orang untuk menentukan cara mereka memiliki anak kandung, baik
melalui sanggama atau dengan cara lainnya. oleh karena itu tidak boleh ada yang
melarang atau membatasi penggunaan cara-cara lain dalam memperoleh anak seperti
ibu pengganti atau donor gamet dari orang lain. tetapi pada umumnya yang dilarang
adalah komersialisasi dari cara-cara itu.(goldfriend, 2007).
33
Terhadap pelanggaran aturan ini dikenakan sanksi tindakan administrative
(pasal 10 ayat (1) Permenkes RI ).
2. SK Dierjen Yan Medik Depkes RI tahun 2000 Tentang Pedoman Pelayanan
Bayi Tabung di Rumah Sakit :
a. Pelayanan teknik reproduksi buatan hanya dapat dilakukan dengan sel
sperma dan sel telur pasangan suami istri yang bersangkutan.
b. Pelayanan reproduksi buatan merupakan bagian dari pelayanan infertilitas,
sehingga kerangka pelayanan merupakan bagian dari pengelolaan
pelayanan infertilitas secara keseluruhan .
c. Dilarang melakukan surogasi dalam bentuk apapun.
Salah satu syarat sahnya perjanjian adalah harus memiliki sebab yang halal,
yaitu tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, maupun dengan
ketertiban umum (Ketentuan Pasal 1320 dan pasal 1337 KUHPer). Sedangkan prektek
ibu pengganti bukan merupakan upaya kehamilan yang “dapat dilakukan” menurut
pasal 127 UU Kesehatan termasuk surrogate mother tidak diperbolehkan oleh aturan
hukum. Dengan demikian syarat sebab yang halal ini tidak terpenuhi.
34
6. Surrogate Mother Menurut Hukum Islam
a. Surrogate Mother Menurut Pendapat Para Ulama
Perbedaan pendapat ini ada pada masalah sewa rahim bentuk pertama, dan
kedua. Dan pendapat-pendapat tersebut dibagi menjadi tiga pendapat (Dr. Hindun Al-
Hauli, Ta‟jir Al-Arham Fii Al-Fiqh Al-Islamy, hlm: 282-285):
Pendapat pertama, adalah pendapat jumhur ulama hari ini yang menyatakan
keharaman praktek sewa rahim. Hukum ini ditetapkan pada pertemuan Komite Fiqih
Organisasi Kerjasama Islam yang diadakan di berbagai di Oman pada tahun 1986
masehi dan di Makkah pada tahun 1985 masehi.
Dan syarat lainnya yang menyangkut kemaslahatan antara pihak yang melakukan
akad sewa rahim tersebut.
Dari Al-Qur’an
35
Artinya: 5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya 6. kecuali terhadap isteri-
isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal
ini tiada tercela (Al-Mu’minun: 5-6)
Ayat di atas menunjukkan wajibnya menjaga kemaluan dari kemaluan yang lain atau
dari air mani yang lain. Oleh sebab itu, praktek sewa rahim hampir menyerupai zina.
Dari Hadits
y : r )) :
…))
Artinya: dari Ruwayfi’ bin Tsabit Al Anshari Radhiyallahu „Anhu berkata: “kami
bersama Rasulullah ra saat Hunain ditaklukkan, kemudian beliau berdiri dan
bersabda: “tidak halal bagi yang beriman kepada Allah dan hari akhir air maninya
dicampuri dengan air mani orang lain.” (HR. Abu Dawud dalam kitabnya bab Fii
Wath‟I Sibyaa, no. hadits: 2158)
Dalil ini adalah dalil yang paling jelas atas keharaman sewa rahim. Wanita yang
menyewakan rahimnya, jika ia memiliki suami kemudian suaminya menggaulinya
setelah bakal janin ditanamkan di rahimnya, maka janin yang ada dalam
kandungannya akan memakan air mani suaminya sebagaimana janin itu makan
melalui kulit arinya. Hal itulah yang dilarang Rasulullah ra dalam hadits di atas.
a.
Maka penghalalan farj hanya bisa dilakukan dalam akad nikah yang sah.
b.
36
“mencegah kerusakan lebih didahulukan dari pada mengambil keuntungan.” (Al-
Imam Jalaluddin Abdurrahman Abu Bakar As-Suyuthi, Al-Asybah Wa An-Nadzair Fii
Qowa‟id Wa Furu‟I Fiqh Asy-Syafi‟iyah, hlm: 138)
c.
Secara logika manusiawi (Dr. Hindun Al-Hauli, Ta‟jiir Al-Arham Fii Fiqh Al-
Islamy, hlm: 288)
37
janin. Tapi bahayanya justru berbalik kepada ibu sewa yang mengandung janin
tersebut. Karena sebuah bahaya tidak boleh dihilangkan dengan bahaya pula.
Kaidah fiqhiyah
1.
“asal mula segala sesuatu adalah boleh sampai ada dalil yang melarangnya.”
(Al-Imam Jalaluddin Abdurrahman Abu Bakar As-Suyuthi, Al-Asybah Wa An-
Nadzair Fii Qowa‟id Wa Furu‟I Fiqh Asy-Syafi‟iyah, hlm: 103)
2.
Setelah memaparkan berbagai pendapat dalam masalah sewa rahim, juga dalil-
dalil dari masing pendapat, maka pendapat yang mendekati kebenaran adalah
pendapatnya jumhur ulama hari ini. Seperti yang disepakati Al-Mujama’ Al-Fiqhiyah
bahwa sewa rahim dengan berbagai bentuknya adalah haram. Hal tersebut karena
dalil-dalil dari pendapat yang melarangnya lebih kuat dibandingkan dalil-dalil dari
pendapat yang membolehkannya. Terkhusus dalil qiyas yang menyatakan kebolehan
38
praktek ini. Sebagaimana telah diketahui dalil qiyas dalam hal ini lemah bahkan
rusak. (Dr. Hindun Al-Hauli, Ta‟jiir Al-Arham Fii Fiqh Al-Islamy, hlm: 293)
Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual jasanya untuk melakukan
hubungan seksual demi uang. Di Indonesia Wanita Malam (pekerja seks komersial)
sebagai pelaku wanita pemikat lelaki hidung belang untuk memuaskan nafsu birahinya.
Ini menunjukkan bahwa prilaku perempuan Wanita Malam itu sangat begitu buruk, hina
dan menjadi musuh masyarakat.Mereka kerap dihina, dicaci maki, bahkan jadi cemohan
bagi semua orang yang benci terhadap mereka. Bila tertangkap aparat penegak ketertiban,
mereka juga digusur karena dianggap melecehkan kesucian agama dan mereka
direhabilitasi dan diberikan penyuluhan. Pekerjaan Seks Komersial sudah dikenal di
masyarakat sejak berabad lampau, ini terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar
mereka dari masa kemasa.
Di kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang
menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai sampah masyarakat. Ada
pula pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu yang buruk, malah jahat, namun
toh dibutuhkan (evil necessity).
Pekerja seks komersial sangat diharamkan didalam setiap agama karena bisa
merusak moral maupun mengakibatkan hal yang negatif.
Pandangan Agama Islam mengenai pelacuran
Pelacuran dalam Islam adalah haram hukumnya dan berdosa besar. Islam juga
melarang berkahwin dengan pelacur:
Dalam hal ini ada suatu riwayat yang diceriterakan oleh Murtsid dari Abu Murtsid,
bahwa dia minta izin kepada Nabi untuk kahwin dengan pelacur yang telah dimulainya
perhubungan ini sejak zaman jahiliah, namanya: Anaq. Nabi tidak menjawabnya sehingga
turunlah ayat yang berbunyi: Lelaki tukang zina tidak (boleh) kahwin, melainkan dengan
perempuan penzina dan musyrik, dan perempuan penzina tidak (boleh) kahwin,melainkan
dengan lelaki penzina atau musyrik.Yang demikian diharamkan atas orang-orang
39
mukmin.(Al-Quran Surah An-Nur:3) Kemudian baginda bacakan ayat tersebut dan
berkata: "Jangan kamu kahwin dengan dia" (hadis riwayat Abu Daud,An-Nasa'i dan
Tarmiz
Agama Yahudi di masa Perjanjian Baru (New Testament), khususnya di masa Jesus
menganggap negatif perlakuan pelacuran kerana itu orang baik-baik biasanya tidak mau
bergaul dengan mereka bahkan menjauhkan diri dari orang-orang seperti itu. Namun
demikian Jesus digambarkan dekat dengan orang-orang yang disingkirkan oleh masyarakat
seperti para pelacur, pemungut cukai, dll. Injil Matius melukiskan demikian: "Kata Jesus
kepada mereka: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan
perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah'."
(Matius 21:31)
Maria Magdalena, salah seorang pengikut dan murid Jesus, seringkali digambarkan sebagai
seorang pelacur yang diampuni Jesus (Lukas 8:2), meskipun pendapat ini masih
diperdebatkan.
Kitab Wahyu melukiskan Roma sebagai pelacur besar yang akan dijatuhi hukuman
oleh Allah: "... sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, kerana Ialah yang telah
menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang
telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu." (Wahyu 19:2; lih. pula Wahyu
17:1, 17:5, 17:15, 17:16). Di sini perlu diingat bahwa Roma yang dimaksudkan oleh penulis
Kitab Wahyu ini adalah pemerintahan yang pada waktu itu menindas dan menganiaya Gereja
dan orang-orang Kristian pada masa-masa permulaan agama Kristian. Ini bermakna
pelacuran itu haram.
Dalam pandangan umat Hindu pelacuran sangat sangat dilarang, kerana dalam
Hinduisme, tubuh wanita itu ibarat susu kehidupan bagi generasi berikutnya, mereka yang
menjual dan membeli susu kehidupan dalam pandangan hindu hukumnya adalah kutukan
seumur hidup. Dalam Veda(kitab agama Hindu) sendiri yang merupakan kitab suci umat
hindu pelacuran disebutkan sebagai sesuatu yang selain dipantangkan juga akan mendapatkan
kutukan sebanyak 7 keturunan.
Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga berpengaruh
untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks. Bagi remaja tersebut
tekanan dari teman-teman nya itu dirasakan lebih kuat dari pada yang didapat dari
pacarnya sendiri.
Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan seseorang. Jadi wajar jika semua orang tidak terkecuali remaja,
menginginkan hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak
sepadan dengan resiko yang dihadapinya.
4) Rasa penasaran
Pada usia remaja, keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika
teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang
tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk
lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
5) Pelampiasan diri
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat,
seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat
41
dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan
mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak di kehendaki, perlu ada perhatian dari kita
bersama dengan cara memberikan informasi yang cukup mengenai pendidikan seks dan
Pendidikan agama. Kalau tidak ada informasi dan pendidikan agama di khawatirkan
remaja cendrung menyalah gunakan hasrat seksualnya tanpa kendali dan tanpa
pencegahan sama sekali. semua menyedihkan, dan sekaligus berbahaya, hanya karena
kurangnya tuntunan seksualitas yang merupakan bagian dari kemanusiaan kita sendiri
5. Kategori PSK
Peristiwa pelacuran timbul akibat adanya dorongan seks yang tidak terintergrasi
dengan kepribadian pelakunya. Dari impuls-impuls seks yang tidak terkendali oleh hati
42
nurani tersebut dipakailah teknik seksual yang kasar dan provokatif dan berlangsung tanpa
afeksi an perasaan emosi serta kasih sayang.
Perbuatan melacur dilakukan sebagai kegiatan sambilan atau pengisi waktu senggang,
ataupun sebagai pekerjaan penuh (profesi). Pada tahun 60-an dinas social menggunakan
istilah wanita tuna susila (WTS) bagi pelacur wanita sedangkan pelacur pria disebut gigolo.
Bentuk kegiatan atau tingkah laku manusia yang termasuk dalam kategori pelacuran adalah :
1. Pergundikan, pemeliharaan istri tidak resmi, mereka hidup sebagai suami istri, namun
tanpa ikatan perkawinan atau nikah.
2. Tante Girang. Wanita yang sudah kawin, tetapi sering melakukan perbuatan erotik dan
seksual dengan pria lain secara iseng untuk pengisi waktu dengan bersenang-senang,
untuk mendapatkan pengalaman seks, atau secara intersensional untuk mendapatkan
penghasilan.
3. Gadis Panggilan. Gadis atau wanita yang menyediakan diri untuk dipanggil dan
dipekerjakan sebagai pelacur, melalui saluran tertentu. Pada umumnya terdiri ibu-ibu,
pelayan took, pegawai, buruh, siswi sekolah, dan mahasiswi.
4. Gadis bar. Gadis yang bekerja sebegai pelayan bar, yang sekaligus bersedia memberikan
pelayanan seks kepada para pengunjug.
5. Gadis Juvenil Deliquent. Gadis muda jahat yang didorong oleh emosi yang tidak matang
dan keterbelakangan intelek, serta pasif. Muah menjadi pecandu minuman keras atau
narkoba, sehingga mudah tergiur untuk melakukan perbuatan immoral seksual dan
pelacuran.
6. Gadis Binal (free girls). Gadis sekolah atau putus sekolah, akademi dan fakultas,yang
berpendirian menyebarluaskan kebebasan seks secara ekstrim untuk mendapatkan
kepuasan seksual.
7. Taxi Girls. Wanita atau gadis panggilan yang ditawarkan dan dibwa ketempat plesiran
dengan taksi atau becak.
8. Penggali Emas (gold-digger). Gadis atau wanita cantik, ratu kecantikan, pramugari,
penyanyi, aktris anak wayang dll. Pada umumnya mereka sulit untuk diajak bermain
seks, yang diutamakan dengan kelihaiannya dapat menggali emas dan kekayaan dari
kekasihnya.
9. Hostess (pramuria). Gadis atau wanita yang menyemarakkan kehidupan malam dan
nightclub dan merupakan bentuk pelacuran halus. Hostess harus melayani makan, minum
43
dan memuaskan naluri seks sehingga pelanggan dapat menikmati keriaan suasana tempat
hiburan.
10. Promikuitas. Hubungan seks secara bebas dan awut-awutan dengan sembarangan pria
juga dilakukan dengan banyak lelaki.
Faktor lain yaitu, penipuan dan pemaksaan dengan berkedok agen penyalur
tenaga kerja. Kasus penjualan anak perempuan oleh orangtua sendiri pun juga kerap
ditemui.
Pornografi
44
Akibat gaya hidup modern
Seseorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan barang-
barang yang dikenakannya. Namun ada dari beberapa mereka yang terpojok karena
masalah keuangan untuk pemenuhan keinginan tersebut maka mereka mengambil jalan
pintas dengan menjadi PSK untuk pemuasan dirinya.
Broken home
Kehidupan keluarga yang kurang baik dan tidak harmonis dapat memaksa
seseorang remaja untuk melakukan hal - hal yang kurang baik di luar rumah dan itu
dimanfaatkan oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab dengan mengajaknya
bekerja sebagai PSK.
8. Dampak yang ditimbulkan bia seseorang bekerja sebagai PSK (pekerja seks
komersial) :
Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai
seorang perempuan.
Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat hanya akan
selalu mencemooh dirinya.
Memberikan citra buruk bagi keluarga.
Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti penykit
kelamin, sifilis, hepatitis B HIV/AIDS
46
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau kelompok tidak dapat memenuhi hak-
hak dasarnya dalam upaya mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang
bermartabat. Sedangkan dalam Ideologi Konservatif yang berpegangan pada kapitalisme
dan liberalism abad ke-19. mengingat sangat luas dan beragamnya wilayah Indonesia,
perbedaan antar daerah merupakan ciri mendasar dari kemiskinan di Indonesia.
Besarnya jumlah pengangguran tentu menjadi salah satu faktor "pincang" nya ekonomi
suatu negara. Terlebih bagi kondisi ekonomi suatu keluarga itu sendiri. Memiliki sedikit
anakpun bila tidak dibentuk kualitasnya maka akan menjadi beban ekonomi keluarga
juga anggapan diatas (banyak anak, banyak masalah) terlalu sederhana untuk
disimpulkan, sementara hubungan antara jumlah anak dan tingkat ekonomi tidaklah
sederhana. Di saat kondisi ekonomi kepala keluarga stabil, sementara jumlah anak
bertambah, maka akan menjadi faktor yang besar bagi tingkat ekonomi keluarga.
Pada permasalahan sosial ini yang mana berupa :
Kehamilan dalam penjara
Single Parent
LGBT
Ibu penganti
Pekerja Seks Komersial ( PSK)
Ini semua harus dilakukan perbaikan/penanganan dengan secara perlahan – lahan.
B. Saran
Demikian pokok bahasan masalh yang dapat kami paparkan, besar harapan kami agar
makalah ini dapat bermanfaat. Karena keterbatasan kami menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membengun sangat diharpkan
agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi di masa mendatang
47
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2018. Pusat Pandang Web. https://pusatpandang.com/pengertian-bonus-demografi-
adalah/ di akses tanggal 1 Nopember 2019
Khalid, K. A. (2016). Dilema Kemiskinan: Falsafah, Budaya dan Strategi. Akademia 86(2)
Konadi, Win & Iba, Zainuddin. 2011. Bonus Demografi Modal Membangun Bangsa yang
Sehat dan Bermartabat. Majalah Ilmiah Unimus. VARIASI, ISSN: 2085- Volume 2
Nomor 6, Februari 2011
Maisaroh, S., & Sukhemi. 2011. Pemerdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Budaya
Kewirausahaan Untuk Mengurangi Pengangguran dan Kemiskinan. JEJAK, Volume
4, Nomor 1.
Setiawan, Satria Aji. 2018. Mengoptimalkan Bonus Demografi Untuk Mengurangi Tingkat
Kemiskinan Di Indonesia. Jurnal Analis Kebijakan Vol. 2 No. 2 Tahun 2018