Anda di halaman 1dari 9

PROTEIN

Syafrizal Eddy Setiawan

NPM:2004290112

LABORATORIUM DASAR

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Protein adalah zat makanan berupa asam-asam amino yang berfungsi sebagai pembangun dan
pengatur bagi tubuh.

Molekul protein juga mengandung posfor, belerang serta beberapa protein memiliki unsur
logam seperti besi dan tembaga (Budianto, 2009).

Protein mengandung unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen yang tidak dimiliki oleh
lemak atau karbohidrat. Protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos, artinya yang utama
atau yang di dahulukan. Protein ditemukan oleh ahli kimia Belanda, Geraldus Mulder (1802–
1880).

Tujuan Pustaka

Untuk mengetahui adanya kandungan protein pada albumin, pepton dan Casein dengan
berbagai macam uji secara kualitatif.
TINJAUAN PUSTAKA

Protein adalah kelompok biomolekul dan makromolekul yang terbentuk dari satu atau lebih
rantai panjang asam amino. Protein memiliki banyak fungsi dalam makhluk hidup, di antaranya
sebagai katalis reaksi-reaksi metabolisme, mereplikasi DNA, menanggapi rangsangan, memberi
bentuk sel dan tubuh, dan memindahkan molekul dari satu lokasi ke lokasi lain.

Perbedaan utama antara satu protein dan protein lainnya adalah urutan asam-asam aminonya,
yang berasal dari urutan nukleotida dari gen terkait, dan biasanya menyebabkan lipatan protein
menjadi struktur 3 dimensi khusus yang sesuai dengan fungsinya.

Rantai lurus asam amino disebut polipeptida, dan suatu protein terdiri dari paling kurang satu
polipeptida panjang. Polipeptida pendek (dengan kurang dari 20-30 asam amino) biasanya tidak
dianggap sebagai protein, tetapi disebut molekul peptida atau oligopeptida. Masing-masing
asam amino dalam protein terikat ke asam amino di dekatnya dengan ikatan peptida.

Protein merupakan aktor utama dalam sel yang banyak terlibat dalam proses regulator.

Enzim

Enzim merupakan protein yang terlibat sebagai katalisator dalam berbagai macam reaksi kimia
di dalam tubuh.
Antibodi

Antibodi merupakan protein khusus yang berperan penting dalam pertahanan tubuh.

Pensinyalan sel dan pengikatan ligan

Banyak protein terlibat dalam proses pensinyalan sel dan transduksi sinyal. Contohnya yaitu
insulin yang berperan penting dalam pengaturan glukosa dalam darah.

Protein struktural

Protein struktural berperan dalam kekerasan dan kekakuan komponen biologis. Kebanyakan
protein struktural yaitu protein fibrous sebagai contohnya.

Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai macam struktur yang
khas pada masing-masing protein.

Struktur primer merupakan struktur yang sederhana dengan urutan-urutan asam amino yang
tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan tidak terjadi
percabangan rantai. Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara gugus α–amino dengan
gugus α–karboksil.

Struktur sekunder merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear distabilkan oleh
ikatan hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang polipeptida. Salah
satu contoh struktur sekunder adalah α-heliks dan β-pleated. Struktur ini memiliki segmen-
segmen dalam polipeptida yang terlilit atau terlipat secara berulang.

Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas pola struktur
sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara rantai samping
(gugus R) berbagai asam amino . Struktur ini merupakan konformasi tiga dimensi yang mengacu
pada hubungan spasial antar struktur sekunder.

Struktur kuarterner adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter protein dalam
ruang.

Jenis -jenis protein yaitu protein horman, protein enzim, protein anti-bodi, protein transport,
protein pengikat, protein penggerak dan lainnya.

Sifat-sifat Protein

Sukar larut dalam air karena ukuran molekulnya yang sangat besar.

Dapat mengalami koagulasi oleh pemanasan dan penambahan asam atau basa.
Bersifat amfoter karena membentuk ion zwitter. Pada titik isoelektriknya, protein mengalami
koagulasi sehingga dapat dipisahkan dari pelarutnya.

Dapat mengalami kerusakan (terdenaturasi) akibat pemanasan. Pada denaturasi, protein


mengalami kerusakan mulai dari struktur tersier sampai struktur primernya.

HASIL PRAKTIKUM

1. Test Biuret
NaOH+ Albumin + CuSO4→ Biru
NaOH+ Pepton + CuSO4→ Biru
NaOH+ Casein + CuSO4→ Biru
2. Test Xantoprotein
Albumin + HNO3(p) + NaOH → Jingga
Casein + HNO3(p) + NaOH → Kuning
Pepton + HNO3 (p) + NaOH → Jingga
3. Pengendapan Protein
Albumin + Pb.Asetat→ Putih bening
Albumin + (NH4)2SO4→ Putih bening

4. Analisa Nitrogen
Casein + NaOH → Bau alkohol
5. Denaturasi Protein
Putih telur (dipanaskan) → Menggumpal + alkohol → koagulasi

PEMBAHASAN
Tes biuret , juga dikenal sebagai tes Piotrowski , adalah tes kimia yang digunakan untuk
mendeteksi adanya ikatan peptida .

Uji kualitatif protein yang dilakukan dengan metode biuret bertujuan untuk mengetahui adanya
ikatan peptida, dimana protein bereaksi dengan NaOH dan CuSO4 yang ditandai dengan
terbentuknya warna biru lembayung sampai ungu.Uji ini memberikan hasil positif dengan
terbentuknya larutan berwarna biru lembayung sampai ungu.Pada uji albumin dan uji kasein
menunjukkan reaksi positif pada uji biuret.

Uji Xantoprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan untuk menunjukkan
keberadaan gugus benzene. Metode analisis protein ini menggunakan larutan asam nitrat pekat
yang merupakan salah satu asam pekat. Larutan asam nitrat berfungsi untuk memecah protein
menjadi gugus benzena. Larutan asam nitrat ini ditambahkan dengan ke dalam larutan protein.
Setelah kedua larutan tersebut tercampur maka akan terjadi reaksi ini sehingga terbentuk
endapan berwarna putih. Langkah selanjutnya dilakukan pemanaskan terhadap larutan
tersebut pada tahapan ini endapan berwarna putih akan berubah warna menjadi kuning.Reaksi
perubahan yang terjad itersebut disebut nitrasi pada inti dari benzena yang terdapat pada
molekul dari protein.Hasil positif pada uji Xantoprotein adalah munculnya gumpalan atau
warna Uji kuning. Pada pemanasan warna gumpalan putih tersebut akan berubah menjadi
kuningyang akhirnya berubah menjadi jingga jika di tambah dengan larutan basa.

Kelarutan protein akan berkurang bila ke dalam larutan protein ditambahkan garam-garam
anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan protein ini
disebut salting out. Bila garam netral yangditambahkan berkonsentrasi tinggi, maka protein
akan mengendap. Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi,
sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat
air.Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul
protein akan berkurang.

Sampel diambil kandungan nitrogen dengan mencampurkan asam sulfat pekat, K2SO4, HgO
dan CuSO4. Setelah itu, Na2S ditambahkan untuk mengendapkan merkuri dan campuran
tersebut dibuat basa dengan NaOH. Nitrogen sekarang dalam bentuk amonia, didistilasi ke
larutan asam borat. Amoniak dititrasi dengan larutan standar H2SO4 dengan Metil Ungu
sebagai indikator.
Denaturasi Protein Akibat Panas

Kondisi panas dapat memutuskan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik non
polas yang menompang struktur sekunder dan tersier molekul protein. Hal ini
terjadi karena suhu tinggi meningkatkan energi kinetik dan menyebabkan molekul
penyusun protein bergetar sangat cepat sehingga menyebabkan sisi hidrofobik
dari gugus samping (R) molekul peptida akan terbuka. Proses denaturasi ini akan
menyebabkan turunna daya larut protein sehingga terjadi koagulasi.

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa bahwa melalui kualitatif protein yang dilakukan dengan metode
biuret bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan peptida, dimana protein bereaksi dengan
NaOH dan CuSO4 yang ditandai dengan terbentuknya warna biru lembayung sampai ungu, Uji
Xantoprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan untuk menunjukkan
keberadaan gugus benzene, Kelarutan protein akan berkurang bila ke dalam larutan protein
ditambahkan garam-garam anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan,
Sampel diambil kandungan nitrogen dengan mencampurkan asam sulfat pekat, K2SO4, HgO
dan CuSO4. Setelah itu, Na2S ditambahkan untuk mengendapkan merkuri dan campuran
tersebut dibuat basa dengan NaOH, Proses denaturasi ini akan menyebabkan turunna daya
larut protein sehingga terjadi koagulasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://medium.com/@indotesis/pengertian-fungsi-struktur-dan-jenis-jenis-
protein-7aa78e460029

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Protein

https://generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-protein.html?amp=1

https://www.halodoc.com/artikel/inilah-7-jenis-dan-fungsi-protein-bagi-tubuh

https://blog.ruangguru.com/pengertian-sifat-dan-fungsi-protein

https://translate.googleusercontent.com/translate_c?
client=srp&depth=4&hl=id&nv=1&prev=search&rurl=translate.google.com&sl=en&s
p=nmt4&tl=id&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/
Biuret_test&usg=ALkJrhiS7Z31jtBEti8LbPv2Aa49nUsp3A
https://slideplayer.info/slide/17991032/

https://www.academia.edu/30218546/LAPORAN_UJI_PROTEIN_docx

https://scholar.google.co.id/scholar?
q=Jurnal+uji+pengendapan+protein&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart

https://environmentalchemistry.wordpress.com/2013/10/30/reaksi-analisa-total-
nitrogen-dengan-metoda-kjeldahl/

https://blog.ub.ac.id/ayuyuniafifah/2012/09/26/denaturasi-koagulasi-dan-non-
enzymatic-browning-2/

Anda mungkin juga menyukai