Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3

MANAJEMEN RESIKO DAN ASURANSI

Disusun oleh :

Nama : LIANI

NIM : 041199969
TUGAS 3 ADBI4211

Kerjakan Tugas 3 berikut ini.

1. Semua pembelian asuransi menyangkut kontrak, yaitu perjanjian yang mengikat secara


hukum dan menimbulkan hak serta kewajiban bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Coba
Anda identifikasi dan jelaskan jenis-jenis kontrak asuransi

2. Identifikasi dan analisislah syarat-syarat kontrak asuransi

3. Identifikasi dan analisislah usaha-usaha perasuransian di Indonesia dilihat dari unsur


kepemilikan.

Mohon jawaban Tugas 3 diketik dengan huruf Times New Roman font 12 dan di-upload
dalam format Pdf. pada tempat yang disediakan.

Hindari plagiasi, jika mengutip pendapat orang lain silakan disebutkan sumbernya.

Selamat mengerjakan Tugas, semoga sukses.


1. Jenis-jenis kontrak asuransi, yaitu :
a. Kontrak Bersyarat (Voidable Contract)
Kontrak bersyarat memungkinkan satu pihak memilih memutuskan perjanjian
karena tindakan atau ketiadaan tindakan (wan prestasi) dari pihak lainnya. Pihak
yang memiliki hak untuk memutuskan kontrak dapat juga memilih agar kontrak
ditegakkan. Sebagai contoh: penanggung tidak lagi terikat memenuhi
kewajibannya, jika diketahui bahwa tertanggung melakukan penipuan (defrand),
tertanggung dapat menuntut penanggung ke pengadilan, jika penanggung, secara
melawanhukum, menolak pembayaran klaim.
b. Kontrak yang Cacat Hukum (Void Contract)
Kontrak cacat hukum, jika dari semula kekurangan satu atau lebih persyaratan
untuk menjadi kontrak yang berlaku. Contoh: kontrak asuransi yang dibeli untuk
maksud ilegal seperti maksud memperoleh uang pertanggungan dengan membakar
rumah yang dipertanggungkan, satu pihak tidak mampu secara hukum seperti
seseorang dinyatakan tidak waras membeli asuransi. Dalam hal-hal tersebut
kontrak tersebut dianggap tidak pernah ada (void ab initio).

2. Syarat-syarat kontrak asuransi berdasarkan Kitab Umdang-Undang Hukum Perdata


Pasal 1320, antara lain :
a. Harus ada persetujuan dari pihak-pihak yang mengikatkan diri
Kontrak dimulai bila seseorang mengajukan usulan untuk mempertukarkan
sesuatu yang berharga dengan orang lain. Itu berarti bahwa salah satu pihak
menawarkan dan tawaran diterima baik oleh pihak lain. Penawaran tersebut harus
cukup terinci dan dikomunikasikan secara jelas. Penerimaan penawaran hars tanpa
syarat, dan dikomunikasikan secara jelas. Semua pihak dalam suatu kontrak harus
sepakat atas syarat-syarat yang tepat sama. Untuk membuat suatu kontrak, satu
pihak memberi penawaran kepada pihak lainuntuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu. Pihak kedua dapat menerima, menolak atau membuat konter
penawaran. Jika terjadi kesepakatan, maka kedua belah pihak terikat untuk
melaksanakan kontrak tersebut Dalam asuransi, tawaran biasanya dilakukan
melalui permohonan pertanggungan oleh calon nasabah. Metode yang paling
sederhana yang biasa dipergunakan dalam asuransi kerugian adalah permohonan
lisan kepada agen. Dalam asuransi jiwa atau kesehatan penawaran mesti dilakukan
dengan permohonan tertulis.
b. Tujuannya harus legal (Lawful Objective)
Pengadilan tidak akan mendukung jika maksud perjanjian tidak legal atau
bertentangan dengan politik pemerintah. Misalnya perjanjian menjadi tidak sah
jika yang diasuransikan adalah mobil curian. Contoh lain, perjanjian ilegal jika
misalnya orang mengasuransikan rumahnya dengan niat ia akan membakar rumah
itu dengan sengaja denganharapan akan mendapat santunan asuransi.
c. Kedua belah pihak haru kompeten (Capacity)
Tidak semua orang secara hukum memiliki kemampuan untuk melakukan
kontrak. Misalnya anak di bawah umur, orang sakit jiwa, dan pemabuk atau
pecandu tidak kompeten untuk melakukan perjanjian yang mengikat. Perusahaan
asuransi yang belum mempunyai izin usaha merupakan pihak yang tidak
kompeten.

d. Harus ada imbalan yang dipertukarkan (Compensation)


Persyaratan terakhir untuk sahnya sebuah kontrak adalah imbalan yang
dipertukarkan oleh kedua belah pihak untuk persetujuan itu misalnya, adanya hak
atau kewajiban. Dalam kontrak asuransi, penanggung memberikan kompensasi
berupa janji bersyarat (contingent promise) untuk mcmbayar tertanggung. Artinya,
penanggung sepakat membayar hanya jika peristiwa tertentu terjadi. Jika peristiwa
tersebut tidak terjadi, penanggung tidak perlu melakukan pembayaran. Sebagai
ganti untuk janji penanggung, tertanggung memberikan dua hal yaitu: uang dan
janji untuk menepati ketentuan dalam kontrak asuransi.

3. Usaha-usaha perasuransian di Indonesia dilihat dari unsur kepemilikan, antara lain :


a. Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negara, sesuai dengan namanya semua saham atau sebagian
besar sahamnya dimiliki oleh Pemerintah, yang dalam hal ini Departemen
Keuangan RI. Badan usaha milik negara, secara hukum berbentuk Perseroan
Terbatas yang diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas, namun dengan
memperhatikan beberapa ketentuan khusus. Biasanya perseroan terbatas diberi
tambahan di belakangnya dengan kata 'Persero'. Adapun perusahaan-perusahaan
milik negara dimaksud meliputi:
 PT Asuransi Jiwasraya, perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik
Negara, menjual produk asuransi jiwa, baik secara individual maupun
secara kelompok.
 PT Asuransi Jasa Indonesia atau seringkali disingkat dengan panggilan
Asuransi Jasindo. Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara,
menjual produk asuransi umum atau asuransi kerugian.
 PT Asuransi Kredit Indonesia atau seringkali disingkat dengan panggilan
PT Askrindo. Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara yang
menjual produk asuransi atas jaminan kredit bagi para nasabah bank yang
mendapatkan pinjaman kredit.
 PT Asuransi Ekspor Indonesia atau seringkali disingkat dengan panggilan
ASEI. Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara, menjual
produk asuransi berupa pemberian jaminan atas barang-barang yang
diekspor ke negara lain.
 PT Reasuransi Umum Indonesia atau seringkali disingkat dengan
panggilan REINDO. Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik
Negara, menjual produk asuransi bagi perusahaan asuransi yang
mengalami kelebihan kapasitas daya tampung risiko. Dengan demikian
maka perusahaan ini merupakan lembaga asuransi khusus bagi perusahaan
asuransi.
 PT Asuransi Jasa Raharja, Badan Usaha Milik Negara ini melaksanakan
program asuransi sosial dalam hal pemberian santunan kepada korban
kecelakaan lalu lintas jalan raya.
 PT Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri atau seringkali disingkat
dengan panggilan PT Taspen. Perusahaan ini merupakan Badan Usaha
Milik Negara, melaksanakan program asuransi sosial bagi para Pegawai
Negeri Sipil. Program yang diberikan ialah santunan berupa tunjangan hari
tua dan pembayaran upah pensiun.
 PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja atau sering kali disingkat dengan
panggilan PT Jamsostek. Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik
Negara, melaksanakan program asuransi sosial bagi seluruh tenaga kerja.
Program yang diberikan ialah memberikan santunan kepada tenaga kerja
yang mengalami kecelakaan selama menjalankan tugas pekerjaannya.
Santunan diberikan baik untuk biaya pengobatan maupun untuk santunan
meninggal dunia.
 PT Asuransi Kesehatan atau seringkali disingkat dengan panggilan PT
ASKES. Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara, menjual
produk yang berupa asuransi kesehatan baik bagi para Pegawai Negeri
Sipil, maupun bagi masyarakat yang memerlukannya.
b. Badan Usaha Milik Swasta Nasional
Pengertian milik swasta di sini adalah swasta nasional. Demikian juga dengan
bentuk badan hukumnya, bisa berbentuk Perseroan Terbatas dan bisa juga dalam
bentuk Koperasi. Perusahaan swasta nasional sepenuhnya tunduk kepada Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas. Apabila perseroan
terbatas dimaksud telah mampu menjadi perusahaan publik maka juga harus
tunduk kepada Undang-Undang tentang Pasar Modal. Pada perusahaan swasta
nasional yang berbentuk koperasi, maka dengan sendirinya harus tunduk kepada
Undang-Undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992, yang pada tanggal 30 Oktober
telah dikeluarkan Undang-Undang Koperasi yang baru Nomor 17 Tahun 2012.
c. Badan Usaha Milik Usaha Patungan
Sesudah orde baru memegang Pemerintahan pada tahun 1966, maka secara
berangsur masuklah para investor asing ke Indonesia, dalam bentuk Penanaman
Modal Asing. Bersamaan dengan itu mereka juga membawa mitra usahanya atau
perusahaan-perusahaan yang terkait dengan perusahaan yang menanamkan
modalnya di Indonesia. Salah satu mitra usaha mereka adalah perusahaan
asuransi. Namun, sesuai dengan ketentuan yang ada di Indonesia tidak dibenarkan
adanya perusahaan asuransi yang pemiliknya adalah pemodal asing murni, maka
jalan keluarnya mereka melakukan usaha patungan (joint-ventures) dengan mitra
asuransi nasional baik dengan badan usaha milik negara maupun dengan badan
usaha milik swasta nasional. Dewasa ini perusahaan asuransi dengan bentuk usaha
patungan telah melakukan usaha baik dalam usaha asuransi kerugian maupun
usaha asuransi jiwa. Hingga buku ini ditulis belum terlihat adanya usaha patungan
yang membuka usaha dalam usaha reasuransi.

Sumber :
Modul ABDI4211

Anda mungkin juga menyukai