Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3

PEMASARAN STRATEGIK

Disusun oleh :
Nama : LIANI
NIM : 041199969
1. Strategi penetrasi massal Go-Jek terbilang sangat sederhana, yakni berusaha
menjawab persoalan yang dialami pelanggan untuk transportasi orang secara cepat
dan murah. Dalam perkembangannya Go-Jek , dengan transportasi sebagai tulang
punggung bisnis berkembang ke berbagai layanan Lainnya dan menjelma menjadi
layanan aplikasi satu pintu . Sebut saja Go-Ride , Go-Food , Go-Send , Go-Shop , Go-
Med. Aplikasi Go-Jek membantu para pengemudi untuk mendapat akses kepada lebih
banyak pelanggan. Selain itu juga ditambah dengan layanan pembayaran Go-Pay ,
layanan dompet virtual untuk transaksi pada aplikasi Go-Jek , serta satu layanan
kerjasama Go-Jek dengan Taksi blue bird yaitu Go-BlueBird , Yang merupakan
layanan pemesanan taksi Blue Bird melalui aplikasi Go-Jek, serta program
penghargaan pelanggan GoPoints untuk pelanggan yang menggunakan metode
pembayaran GoPay. Strategi pemasaran Go-Jek berpengaruh besar terhadap
kesadaran merek konsumen di masa depan, Paskah akuisisi Grab atau Uber maka Go-
Jek harus melakukan Revaluasi strategi pemasaran untuk meningkatkan jangkauan
konsumen nya dan mengambil peluang perpindahan konsumen Uber ke Go-Jek.
Tjiptono (2014) menyebutkan bahwa strategi pemasaran juga berpeluang untuk
meningkatkan kesadaran merek dan mengambil pelanggan milik perusahaan pesaing.
pasca akuisisi Grab atau Uber, segmentasi Go-Jek harus ditambahkan dengan
menyasar konsumen yang menggunakan kartu kredit dan menginginkan kendaraan
berkapasitas mesin tinggi pada Go-Car. Fitur penggunaan kartu kredit d Go-Jek belum
tersedia hingga saat ini. Penelitian Simanjuntak ( 2018 ) menjelaskan bahwa
penggunaan kartu kredit yang mudah dilakukan pada aplikasi Uber meningkatkan
loyalitas konsumen. Go-Jek perlu menambahkan fitur kartu kredit untuk menarik
konsumen Uber. Positioning Go-Jek terus meningkat sejalan dengan strategi
pemasaran yang fokus pada Endorse beberapa acara termasuk Liga Indonesia, dalam
menggapai peluang konsumen, maka Go-Jek Harus memperluas positioningnya
dengan endorse pada acara acara yang berkelas dan berpeluang terdapat konsumen
konsumen ekonomi kelas atas. Dalam hal ini, Go-Jek dapat memulai dengan
disponsori seperti acara Java jazz, DWP Warehouse Project, , Toure De Java dan
acara lain yang memiliki bersinggungan dengan konsumen kelas atas. Tjiptono (2014)
menemukan bahwa promosi pada kegiatan atau acara tertentu meningkatkan
kesadaran merek sebuah produk dan layanan.
2. Dalam kasus persaingan Go-Jek dan Grab Indonesia , grab mempunyai keuntungan
sebagai late entry karena Grab dapat melihat banyaknya kekurangan dalam aplikasi
pendahulunya ( pionir ) yakni Go-Jek dalam hal ini yang bisa dijadikan pelajaran
dalam mengembangkan fitur layanan aplikasi Grab dengan masuknya grab sebagai
“Late-entry , juga berguna untuk membaca strategi pemasaran dari Go-Jek Yang
dirasa masih kurang atau menjadi celah, tentu saja ini bisa dijadikan oportunity /
kesempatan bagi Grab untuk memenuhi celah permintaan dan segmentasi pasar yang
masih kosong tersebut.

Sumber : Jurnal Ekobis

Anda mungkin juga menyukai