Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KOMUNIKASI

KEPERAWATAN

DOSEN Ns. Miko Eka Putri, S.Kep, M.Kep

DISUSUN OLEH
SILPIDAYANI
NPM 202122006

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERKUMPULAN


BAITURRAHIM JAMBI
TAHUN 2021
Level – level Komunikasi
Berikut ini level komunikasi yang dikemukakan McQuail dan Patidar.

1. Komunikasi Intrapersonal
Disebut juga komunikasi intrapribadi, komunikasi intrapersonal adalah proses
komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang atau komunikasi seseorang dengan
dirinya sendiri (communication with the self).

Tipe komunikasi intrapribadi sama dengan proses berpikir, yaitu ketika seseorang
secara sadar (sengaja) mengirimkan informasi pada dirinya untuk menganalisis
sebuah situasi dan mengambil sikap atau keputusan.

Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari


individu dalam proses simbolis dari pesan-pesan yang diproduksi melalui proses
pemikiran internal individu.

Dalam komunikasi intrapersonal, seorang individu menjadi pengirim sekaligus


penerima pesan, juga memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri, dalam proses
internal yang berkelanjutan.

Dalam konteks komunikasi intrapersonal akan dijumpai cara seseorang menerima


informasi, mengelolahnya, menyimpannya, dan menghasilkannya kembali sebagai
sebuah proses yang berlangsung terus-menerus.

Proses pengolahan informasi itu disebut sebagai komunikasi intrapersonal,


meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir.

 Sensasi adalah adalah pengalaman elementer yang segera, tidak memerlukan


penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan
dengan kegiatan alat indera.
 Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.Persepsi
ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).
 Memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme
sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya
untuk membimbing perilakunya.
 Berpikir adalah proses memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan
(decision making), memecahkan persoalan (problem solving), dan
menghasilkan yang baru (creativity).

Dalam komunikasi intrapersonal juga terdapat faktor eksternal sebagai penarik


perhatian untuk proses berpikir, yaitu:

1. Gerakan Visual tertarik pada objek yang dapat terlihat dan bergerak
2. Intensitas Rangsanga ( Stimuli)
3. Novelty , hal-hal yang baru dan luarbiasa , beda dan akan menarik perhatian
4. Perulangan, hal yang disajikan berkali-kali dan ditambah seikit variasi, hal ini
akan menarik perhatian.

2. Komunikasi Interpersonal
Disebut juga komunikasi antarpribadi, komunikasi interpersonal adalah proses
penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain (pihak lain).

Komunikasi antarpribadi merujuk pada interaksi antara dua orang. Lazimnya, level
komunikasi ini terjadi secara tatap muka (face to face).

Tujuan komunikasi antarpribadi biasanya untuk berbagi (share) informasi,


pendapat, gagasan (ide), dan sebagainya.

Komunikasi Interpersonal dibagi menjadi tiga tipe:

1. Assertive Communication (Komunikasi Asertif).


2. Nonassertive Communication (Komunikasi Nonasetif)
3. Aggressive Communication (Komunikasi Agresif).

Ciri-ciri (karakterstik) komunikasi asertif a.l. dengan percaya diri mengekspresikan


yang Anda pikirkan, rasakan, dan percayai; dengan lantang membela hak Anda
seraya menghormati hak orang lain; menyampaikan maksud dan harapan tanpa
menghina, mempermalukan, atau merendahkan orang lain; respek terhadap
kebutuhan dan hak diri sendiri dan orang lain.

Ciri-ciri komunikasi nonasertif a.l. ketidakmampuan mengekspresikan pemikiran,


perasaan, dan keyakinan secara konsisten; membolehkan orang lain untuk
melanggar hak Anda tanpa tantangan; kurang menghargai preferensi sendiri; orang
lain dengan mudah mengabaikan pemikiran, perasaan, dan keyakinan Anda.

Ciri-ciri komunikasi agresif a.l. mengekspresikan diri dengan cara mengintimidasi,


menghina, atau merendahkan orang lain serta meraih keinginan dengan cara
merusak hak-hak orang lain.

Komunikasi interpersonal menghendaki informasi atau pesan dapat tersampaikan


dan hubungan orang yang berkomunikasi dapat terjalin.

Oleh karena itu, setiap orang dituntut memiliki keterampilan komunikasi


interpersonal agar dapat berbagi informasi, bergaul, dan menjalin kerjasama untuk
bertahan hidup.

Keterampilan seseorang ini melekat pada setiap pribadi dalam persentuhannya


dengan masyarakat (baik individu maupun kelompok), yang dalam perwujudannya
akan menampilkan sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang mencerminkan
keakuratan dalam menunjang pelaksanaan tugas.

Keterampilan dasar komunikasi perseorangan ini meliputi:


1. Keterampilan mengamati (observing skill)
2. Keterampilan menggambarkan (describing skill)
3. Keterampilan mendengarkan (listening skill)
4. Keterampilan bertanya (questioning skill)
5. Keterampilan meringkas (summarizing skill)
6. Keterampilan member dan menerima umpan balik (feedback skill)

Tujuan komunikasi interpersonal, sebagaimana dikemukakan DeVito (1992:13-14),


yaitu:

1. Mempelajari secara lebih baik dunia luar, seperti berbagai objek, peristiwa, dan
orang lain. Meskipun informasi tentang dunia luar itu dikenal
melalui media massa, hal itu sering didiskusikan, dipelajari, diinternalisasi,
melalui komunikasi interpersonal. Melalui komunikasi interpersonal, dapat
mengevaluasi keadaan untuk dibandingkan dengan kondisi sosial orang lain.
2. Memlihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau keakraban. Melalui
komunikasi interpersonal, adanya keinginan menjalin rasa cinta dan kasih
sayang.
3. Memengaruhi sikap-sikap dan perilaku orang lain. Upaya memengaruhi pihak
lain menjadi demikian penting bagi pengawas/penilik kependidikan yang
tugasnya melakukan pembinaan.
4. Menghibur diri atau bermain.

3. Komunikasi Transpersonal
Komunikasi transpersonal yaitu komunikasi yang terjadi dalam domain spiritual
seseorang. Tujuan level komunikasi transpersonal yaitu untuk memunculkan
kesadaran tentang diri (self-hood), meningkatkan spiritualitas, lebih cenderung
bersifat vertikal –mengutamakan hubungan spiritual seseorang dengan Tuhannya.

Komunikasi dengan Tuhan dikenal juga dengan istilah Komunikasi


Transendental. Transenden (transcendence) merupakan cara berpikir tentang
hal-hal yang melampaui apa yang terlihat di alam semesta. Contohnya, pemikiran
yang mempelajari sifat Tuhan dan berdoa.

Komunikasi transpersonal didefinisikan oleh rasa inti kesadaran individu yang


meluas untuk terhubung dengan elemen lingkungan eksternal. Hal ini transenden
dalam pendekatan holistik menuju ikatan dengan karakteristik multifaset yang
melingkupi kedua lingkup kehidupan pribadi dan universal.

Noesjirwan (2000) mendefinisikan komunikasi transpersonal sebagai pengalaman


bertemu dan komunikasi dengan roh, kesadaran kosmik, bersatu dengan Tuhan.

Contoh transpersonal antara lain beribadah, berdoa, bersyukur, intropeksi,


meditasi, dan segala bentuk komunikasi yang berkaitan dengan aspek spiritual.
4. Komunikasi Kelompok
Disebut juga komunikasi keloompok kecil (small group communication),
komunikasi kelompok adalah kegiatan komunikasi yang berlangsung di antara
anggota suatu kelompok.

Tujuannya untuk menyampaikan informasi yang menjadi kebutuhan atau


ketertarikan anggota kelompok atau kadang-kadang untuk mengetahui pendapat
anggota kelompok tentang suatu masalah atau membuat sebuah keputusan.

Pada tingkatan ini, masing-masing individu berperan sesuai kedudukannya dalam


kelompok. Tipe komunikasi ini oleh banyak kalangan dinilai sebagai
pengembangan dari komunikasi antarpribadi.

Trenholm dan Jensen (1995) mengatakan, komunikasi antar dua orang yang
berlangsung secara tatap muka biasanya bersifat spontan dan informal.

Keberhasilan komunikasi kelompok di sebabkan oleh keterbukaan anggota dalam


menanggapi dan merasakan apa yang di rasakan anggota lain, serta dengan senang
hati menerima informasi atau pendapat dari anggota lain.

Situasi kelompok yang mendukung komunikasi berlangsung efektif yaitu dengan


perasaan positif terhadap diri anggota kelompok.

Doronggan terhadap orang lain agar lebih aktif berpartisipasi dalam kelompok,
yakni bahwa semua anggota kelompok memiliki gagasan yang penting untuk yang
di sumbangkan kepada kelompok

Tujuan komunikasi kelompok yaitu masing-masing individu memiliki tujuan yang


pararel dengan tujuan kelompoknya.

Oleh karena itu, anggota anggota kelompok berusaha untuk mencapai


keberhasilan tujuan kelompok dan menghindari ke gagalan tujuan kelompok.

Pergeseran risiko keputusan yang diambil kelompok akan lebih kecil mengandung
risiko dari pada keputusan itu di ambil oleh satu anggota kelompok.

5. Komunikasi Antarkelompok
Komunikasi antarkelompok atau komunikasi antarasosiasi yaitu kegiatan
komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dan kelompok lainnya atau
antara suatu asosiasi  (perkumpulan) dan asosiasi lainnya.

Jumlah pelaku yang terlibat dalam komunikasi jenis ini hanya dua orang atau
beberapa orang. Akan tetapi, masing- masing membawakan peran dan
kedudukannya sebagai wakil nya masing-masing.

Dengan demikian, pesan yang disampaikan menyangkut kepentingan


kelompok/asosiasi. Misalnya, pertemuan antara pengurus ormas A dan ormas B,
atau pertemuan antara pengurus sebuah organisasi profesi wartawan dan
organisasi profesi pengacara.

6. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi
baik komunikasi internal maupun eksternal (keluar organisasi).

Komunikasi organisasi mencakup komunikasi dalam organisasi (internal) dan


komunikasi antarorganisasi (eksternal) atau organisasi dengan organisasi lain.

Secara internal, komunikasi organisasi meliputi komunikasi vertikal, horizontal,


dan diagonal.

1. Komunikasi vertikal adalah bentuk komunikasi dari atas ke bawah dan


sebaliknya; antara atasan atau pimpinan kepada bawahan (top down) atau dari
bawah ke atas (bottom up). Contoh: pengarahan, teguran, instruksi, aspirasi,
masukan.
2. Komunikasi horizontal adalah alur interaksi dan transaksi yang terjadi antar
anggota organisasi yang memiliki status atau kedudukan yang sama;
komunikasi secara mendatar antar-sesama karyawan atau sesama pimpinan.
Komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal.
3. Komunikasi diagolah –disebut juga komunikasi silang– berlangsung dari
seseorang kepada orang lain dalam posisi atau status yang berbeda. Pihak yang
satu tidak berada pada jalur struktur yang lain.

7. Komunikasi publik
Komunikasi publik (public communication) adalah komunikasi yang ditujukan
kepada orang banyak atau masyarakat secara luas.

Komunikasi publik dapat dilakukan melalui dua cara:

1. Komunikasi massa: komunikasi melalui media massa –surat kabar,


majalah, radio, televisi, media online.
2. Tanpa melalui media massa, misalnya ceramah atau pidato di lapangan terbuka.

Publik biasanya dipahami sebagai sebuah kelompok besar orang (large group of
people). Karenanya, komunikasi publik sering disetarakan dengan komunikasi
massa, yakni komunikasi melalui media massa, meski komunikasi publik tidak
selalu dilakukan melalui perantara media massa.

Komunikasi publik juga sering dipahami sebagai berbicara di depan orang banyak
(public speaking) yang membutuhkan keterampilan khusus, seperti teknik
vokal dan bahasa tubuh (postur dan gestur).
8. Komunikasi Sosial
Social communication atau komunikasi sosial adalah komunikasi yang terjadi
dalam konteks sosial atau dalam pergaulan sehari-hari. Tujuannya untuk membina
hubungan baik dengan sesama manusia.

Contoh komunikasi sosial adalah bertegur sapa. Sapaan “Selamat Pagi” dan “Apa
Kabar?” dengan teman atau tetangga masuk dalam level komunikasi sosial.

Demikian pengertian dan tingkatan atau level komunikasi. Level komunikasi yang
terkait langsung dengan jurnalistik dan penyiaran adalah komunikasi massa dalam
komunikasi publik. Wasalam. (www.romeltea.com).

Sumber:

 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Erlangga, 1987).


 Anurag Bhai Patidar, Communication and Nursing Education (Pearson
Education India, 2012).
 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung:
Remaja Rosdakarya,1997)
 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi,Suatu Penganta, (Bandung: Rosda Karya,
2000).

Seorang Pria di Jambi Timur Tewas Ditikam, Sempat Terlbat

Adu Mulut, Pelaku Sempat Ancam Korban


Senin, 3 Agustus 2020 21:26 WIB

lihat foto

The Indian Express

Ilustrasi - Sebelum tewas akibat ditikam, Firmansyah ternyata sempat cekcok mulut dengan pelaku. 

TRIBUNNEWS.COM- Seorang pria tewas ditikam di Jambi Timur.


Sebelum kejadian, korban ternyata sempat cekcok mulut dengan pelaku.
Pelaku bahkan sempat mengancam akan mengejar korban.
Pihak keluarga Firmansyah, korban penikaman di kawasan Jalan Pangeran Antasari,
RT 29, Talang Banjar, Jambi Timur menuturkan, sebelum tewas akibat ditikam,
korban sempat cekcok mulut dengan pelaku.
Nasran Samsi Muara (32) abang ipar korban menuturkan, sebelum insiden penikaman,
Firmansyah sempat cekcok mulut dengan pelaku, saat melintas tidak jauh dari lokasi
kejadian.
"Dari informasi yang kami terima dari kawan adik ipar saya ini, dia sempat beradu
mulut," kata Nasran, saat ditemui di rumahnya, Senin (3/8/2020) sore.
Tidak jelas awal percekcokan antara pelaku dan korban, namun setelah cekcok, pelaku
mengancam korban dan akan mengejar korban.
Kemudian korban menyambut tantangan pelaku, dengan memberitahu bahwasanya
dirinya merupakan warga Kasang.
"Setelah itu, dia tetap pergi bang, setelah itu dia diserang langsung," terangnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Jambi, Kompol Suhardi Heri Haryanto menuturkan,
sampai saat ini, pihaknya belum nisa menjelaskan secara jelas motif dari penikaman tersebut.
Dia menjelaskan, saat ini pihaknya masih menunggu dua pelaku yang diamankan di wilayah
Jakarta.
"Kita masih menunggu dua pelaku lainnya, dan masih akan menggali dari pelaku, karena
mereka ini eksekutornya," terang Suhardi.
Untuk diketahui, empat pelaku penikaman terhadap Firmansyah, yakni AZ, AD, MK, dan R
berhasil dibekuk Satreskrim Polresta Jambi
Dua pelaku MK dan R berhasil dibekuk sekira kurang lebih 4 jam sesaat setelah aksi
penikaman terjadi.
Kemudian 2 orang lainnya yakni AZ dan AD berhasil ditangkap di kawasan Jakarta,
keduanya melarikan diri, setalah melakukan aksi penikaman.
Suhardi menjelaskan, kedua pelaku berhasil ditangkap setelah berkordinasi dengan pihak
Polda Metro Jaya.
Dibantu Reserse Mobile (Resmob) Polda Metro Jaya, AZ dan AD tidak berkutik, kedua
pelaki saat ini tengah diperjalanan menuju Provinsi Jambi.
"Saat ini anggota kita sedang dalam perjalanan, dengan serangkaian prosedur penanganan
Covid-19, mudah-mudahan secepatnya tiba di Jambi," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Seorang Pria di Jambi Timur Tewas Ditikam, Sempat
Terlbat Adu Mulut, Pelaku Sempat Ancam Korban, https://www.tribunnews.com/regional/2020/08/03/seorang-
pria-di-jambi-timur-tewas-ditikam-sempat-terlbat-adu-mulut-pelaku-sempat-ancam-korban?page=2.

Editor: Miftah

Jadi dari artikel diatas dapat disimpulkan bahwa konflik diatas termasuk level Komunikasi
Interpersonal yang Disebut juga komunikasi antar pribadi, komunikasi interpersonal
adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain (pihak lain).

Komunikasi antar pribadi merujuk pada interaksi antara dua orang. Lazimnya, level
komunikasi ini terjadi secara tatap muka (face to face).

Dapat diidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam artikel merujuk pada kesalahpahaman
komunikasi interpersonal yg mana ada komunikasi yang tidak bisa diterima oleh lawan bicara
yang menyebabkan permasalahan.
Contoh artikel

BREAKING NEWS Adu Cekcok di Paripurna DPRD Provinsi

Jambi, Kronologis Nyaris Baku Hantam


Senin, 13 September 2021 20:11
Penulis: Monang Widyoko | Editor

MONANG/TRIBUNJAMBI.COM
Cekcok Dewan di Rapat Paripurna Provinsi Jambi, 13 September 2021 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Rapat Paripurna DPRD Provinsi Jambi diwarnai


adu cekcok yang nyaris baku hantam antar dewan, pada Senin (13/9/2021).
Adu cekcok antara Ahmad Fauzi dan Kamaludin Havis, berawal dari Ahmad Fauzi
yang menginterupsi Ketua DPRD Edi Purwanto .
Ia meminta kejelasan pernyataan Gubernur Jambi Al Haris terkait adanya rencana
penyertaan modal tambahan bagi Bank Jambi yang disampaikan dalam KUPA PPAS
APBD-Perubahan 2021.
"Karena Partai Demokrat sudah dua kali menanyakan ini," ujar Ahmad Fauzi yang
menjabat ketua Fraksi Demokrat ini.
Lantas, setelah dijawab Gubernur Jambi Al Haris, Fauzi kembali menjawab pihaknya
hanya menanyakan penyertaan modal Rp 40-an miliar dalam situasi perda yang belum
disahkan.
Mendengar itu, Kamaludin Havis dari PPP balik menginterupsi. Ia mengatakan rapat
paripurna digelar secara resmi dan pendalaman akan dibahas di komisi dan badan
anggaran.
"Jangan dibuka di sini, karena semuanya punya harga diri dan punya marwah, kita
minta tertutup (penyertaan modal) di banggar di Komisi dan banggar, jangan cari
panggung lah di sini," ujarnya.
Tak terima dengan ucapan Havis, Ahmad Fauzi menyebut dirinya tak setuju dengan
pernyataan rekan sesama dewan itu.
"Kita sama-sama dewan, sama-sama punya hak suara saudara Havis, jangan seperti itu
kita punya hak," ujarnya sambil menggebrak meja.
Selepas sidang ditutup, keduanya tampak masih belum puas. Keduanya berjalan
menuju bangku penonton sidang di bagian belakang.
Mereka saling berbicara berdua, dan tampak ada salah seorang yang mendorong
hingga harus dilerai oleh Kepala BPBD Bachyuni.
Tak puas sampai di situ, keduanya dibawa oleh anggota dewan lainnya keluar ruang
sidang.
Namun masih tampak terjadi keributan, kali ini Apriodito dari Fraksi Golkar tampak
tak tahan dengan sikap Kamaludin Havis. Hingga keduanya kembali dipisahkan.
(Tribunjambi.com/Widyoko)

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul BREAKING NEWS Adu Cekcok di Paripurna DPRD
Provinsi Jambi, Kronologis Nyaris Baku Hantam, https://jambi.tribunnews.com/2021/09/13/breaking-news-adu-
cekcok-di-paripurna-dprd-provinsi-jambi-kronologis-nyaris-baku-hantam.
Penulis: Monang Widyoko | Editor: Nani Rachmaini

Dari artikel diatas termasuk kedalam Komunikasi Organisasi. Dimana Komunikasi


organisasi adalah komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi baik komunikasi internal
maupun eksternal (keluar organisasi).
Komunikasi organisasi mencakup komunikasi dalam organisasi (internal) dan komunikasi
antarorganisasi (eksternal) atau organisasi dengan organisasi lain.

Dapat diidentifikasi bahwa pada artikel diatas terjadi masalah pada komunikasi organisasi
Secara internal. komunikasi organisasi secara internal meliputi komunikasi vertikal,
horizontal, dan diagonal.

Dari artikel dapat diidentifikasi permasalahan yg terjadi termasuk Komunikasi vertikal yaitu
bentuk komunikasi dari atas ke bawah dan sebaliknya; antara atasan atau pimpinan kepada
bawahan (top down) atau dari bawah ke atas (bottom up). Contoh: pengarahan, teguran,
instruksi, aspirasi, masukan.

Anda mungkin juga menyukai