Modul Praktikum Botani Farmasi Dan Farmakognosi
Modul Praktikum Botani Farmasi Dan Farmakognosi
FAK412212
Oleh:
Putu Prayascittadevi Empuadji, S.Farm., M.Sc., Apt
PROGRAM STUDI
SARJANA (S-1) FARMASI KLINIS
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat- Nya
Buku Petunjuk Praktikum Botani Farmasi dan Farmakognosi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Botani farmasi dan farmakognosi menjadi mata kuliah wajib bagi mahasiswa program
studi S1 Farmasi Klinis di Universitas Bali Internasional. Botani farmasi memberi
pengetahuan tentang ilmu tumbuh-tumbuhan termasuk jamur dan alga di dalam cabang ilmu
botani. Farmakognosi memberi pengetahuan tentang sumber bahan alami (tumbuhan, hewan,
dan mineral) yang digunakan sebagai obat, bahan alami dalam pengobatan, obat gubal (crude
drugs). Praktikum Botani Farmasi mempelajari morfologi batang, akar, daun, bunga, dan biji;
rumus dan diagram bunga; deskripsi dan determinasi; struktur anatomi caulis, rhadix, folium,
dan flower; karakteristik tumbuhan thallophyta, byrophyta, pteridophyta, gimnospermae, dan
angiospermae. Praktikum farmakognosi mempelajari mengenai tata nama, produksi obat
gubal (simplisia), bahasan mengenai karbohidrat, glikosida, terpenoid dan minyak atsiri,
minyak lemak, senyawa golongan alkaloid, steroid dan hormon, termasuk simplisia-simplisia
yang menghasilkan senyawa golongan tersebut.
Praktikum botani farmasi dan farmakognosi ini dilaksanakan agar dapat memberikan
pengalaman praktis mengenai ilmu botani farmasi dan farmakognosi yang tentunya juga
didukung oleh pengetahuan teoritis yang diberikan melalui kuliah teori botani dan
farmakognosi. Pada petunjuk praktikum ini memuat cara mengidentifikasi simplisia dari
bahan tanaman, baik secara makroskopis, mikroskopis, maupun dengan identifikasi
metabolit-metabolit yaang terdapat di dalamnya. Petunjuk praktikum ini diharapkan dapat
menjadi sarana untuk memudahkan mahasiswa program studi Farmasi Klinis, Universitas
Bali Internasional, dalam melaksanakan praktikum botani farmasi dan farmakognosi.
Kami menyadari bahwa Buku Petunjuk Praktikum Botani Farmasi dan Farmakognosi
masih jauh dari sempurna, untuk hal ini kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk perbaikan penyusunan buku ini di masa mendatang sehingga
nantinya dapat mendukung terselenggaranya praktikum botani farmasi dan farmakognosi
dengan lebih baik.
A. Desain Penilaian
Penilaian praktikum botani farmasi meliputi semua aspek, dari mulai laporan
sementara, test sebelum praktikum (pretest), teknik kerja pada saat praktikum (self
asessment), sistem yang digunakan adalah sistem standar mutlak dengan nilai akhir dalam
bentuk huruf. Berikut adalah alokasi serta standar penilaian praktikum botani farmasi.
Alokasi Penilaian :
1. Pretest (30%)
2. Praktikum (20%)
a. Nilai jurnal (10%)
b. Ketepatan cara kerja dan kebersihan (10%)
3. Laporan (10%)
4. Responsi (40%)
Standard Penilaian :
100 – 81 :A
80 – 71 : AB
70 – 66 :B
65 – 61 : BC
60 – 55 :C
54 – 41 :D
< 41 :E
B. Tata Tertib Praktikum
a. Sebelum menjalankan praktikum para mahasiswa harus sudah mempersiapkan diri,
mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan latihan yang akan dihadapi.
b. Para mahasiswa harus datang tepat waktu, sehingga praktikum dimulai semua
mahasiswa sudah hadir di dalam ruangan praktikum. Mereka yang terlambat 30 menit
atau lebih tidak diijinkan mengikuti praktikum.
c. Para mahasiswa harus memakai jas lab yang disertai dengan name tagsebagai
persyaratan mengikuti praktikum. Bagi yang tidak menggunakan tidak diperbolahkan
mengikuti pratikum.
d. Para mahasiwa harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh semua penjelasan
yang diberikan oleh koordinator/asisten praktikum mengenai latihan yang akan
dihadapi sehingga tidak akan menemukan kesulitan dalam menjalankan praktikum.
e. Sebelum praktikum dimulai, mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan pretest sesuai
dengan materi praktikum yang akan dilakukan, bagi mahasiswa yang terlambat akan
diberikan pretest susulan.
f. Mahasiswa yang mendapatkan nilai pretest.
g. Sebelum praktikum dimulai, setiap kelompok harus menyiapkan :
1) Buku petunjuk praktikum yang diberikan dibawa setiap menjalankan praktikum;
2) Jurnal (Buku Kerja) praktikum (contoh akan diberikan);
3) Laporan pendahuluan yang dibuat meliputi Tujuan, Dasar Teori, Alat dan Bahan,
dan Cara Kerja.
h. Pada saat praktikum, para mahasiswa menjaga ketertiban, setelah selesai wajib
membersihkan alat dan mikroskop, mikroskop harus dikembalikan ke posisi semula,
sesuai dengan pada waktu dipakai.
i. Mereka yang merusak atau menghilangkan alat-alat harus lapor pada
koordinator/asisten praktikum.
j. Laporan pendahuluan dibuat secara mandiri sedangkan laporan praktikum dibuat
secara kelompok, menggunakan kertas A4 ditulis tangan dimana diberi batas pinggir 2
cm dibagian batas atas bawah dan kanan, sedangkan bagian kiri diberi batas 3 cm.
Laporan dijilid rapi dengan dasar warna putih,
k. Alat dan bahan harus digunakan sesuai dengan petunjuk praktikum, jangan bekerja
menurut kehendak sendiri dan tidak boleh membuang sembarangan sisa bahan
praktikum, praktikan wajib menjaga kebersihan dan keamanan laboratorium.
l. Jika akan meninggalkan ruang laboratorium, praktikan wajib meminta ijin kepada
dosen atau asisten jaga.
m. Praktikan melakukan pengamatan masing-masing, kemudian mencatat hasilnya
pengamatannya, serta memintakan ”ACC atau tanda tangan” pada dosen atau asisten
jaga.
n. Hasil pengamatan yang telah di ACC dilampirkan pada laporan pratikum, laporan
yang tidak terdapat ACC di setiap lembar hasil pengamatan tidak dinilai.
o. Laporan praktikum dikumpulkan saat response dilaksanakan.
p. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum sesuai jadwal karena izin (sakit,
atau upacara adat yang tidak dapat ditinggalkan oleh ybs), mahasiswa diwajibkan
melapor pada dosen koordinator praktikum sehari sebelum praktikum. Apabila
berhalangan hadir mahasiswa juga diwajibkan memberikan surat keterangan tidak
hadir (surat keterangan dokter untuk keterangan sakit atau surat permohonan izin
yang ditandatangani orang tua/wali).
q. Pratikum susulan dapt diikuti oleh mahasiswa yang izin sesuai ketentuan sebelumnya.
ALAT YANG DIGUNAKAN
1) Mikroskop
a. Pendahuluan
Manusia memiliki kemampuan panca indera yang terbatas, oleh karena itu
banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan bantuan alat-alat. Salah satu
alat yang biasa digunakan untuk membantu mata yaitu mikroskop. Dengan alat ini
memungkinkan kita dapat mengamati objek dan gerakan halus yang tidak dapat
dilihat oleh mata telanjang.
Ada beberapa jenis mikroskop, diantaranya mikroskop monokuler (cahaya) dan
mikroskop elektron. Mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop biologi dan
stereo. Mikroskop biologi, penyinarannya dapat berupa sinar matahari atau lampu.
Bayangan yang tampak pada mikroskop ini memiliki panjang dan lebar, hanya sedikit
memberi gambaran tentang tingginya. Objek yang akan diamati harus memiliki
ukuran yang kecil dan tipis sehingga dapat menembus cahaya. Mikroskop stereo
digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu halus, transparan
maupun tidak transparan.
b. Mikroskop dan Komponen-komponennya
Mikroskop merupakan alat yang sederhana, kaki mikroskop dibuat berat agar
mikroskop dapat berdiri stabil. Mikroskop memiliki tiga sistem lensa, yakni lensa
objektif, okuler, dan kondensor. Lensa objektif dan okuler terdapat pada kedua ujung
tabung mikroskop, bisa lurus dan bisa monokuler dan binokuler.
Di ujung bawah mikroskop terdapat tempat kedudukan lensa objektif yang bisa
dipasangi tiga atau lebih lensa objektif. Di bawah tabung mikroskop terdapat tempat
dudukan preparat atau meja mikroskop. Sistem lensa ketiga adalah kondensor, untuk
menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop.
Pada mikroskop modern terdapat alat penerang yang dipasang di bagian dasar
mikroskop, berfungsi untuk menerangi spesimen. Pada mikroskop yang tanpa alat
penerangan, mempunyai cermin datar yang terdapat di bawah kondensor, berfungsi
untuk mengarahkan cahaya yang berasal dari sumber cahaya luar ke dalam kondensor.
c. Lensa-lensa Mikroskop
Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan yang pertama yakni
menemukan banyaknya struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan
akhir. Ciri yang penting pada lensa objektif selain pembesarannya (misalnya 40 kali)
adalah Nilai Apertur (NA) yaitu ukuran daya pisah suatu lensa objektif yang akan
menentukan daya pisah spesimen, yakni kemampuan lensa objektif untuk
menunjukkan struktur-struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang
terpisah.
Lensa okuler berfungsi memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa
objektif. Pembesaran berkisar antara 40 kali sampai dengan 25 kali.
Kondensor berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang
akan difokus sehingga bila pengaturnya tepat akan diperoleh daya pisah yang
maksimal. Jika daya pisah berkurang, dua benda tampak menjadi satu dan tidak lagi
nampak sebagai dua benda yang terpisah.
d. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan mikroskop
a) Peganglah erat-erat lengan mikroskop dengan satu tangan, sedangkan tangan yang
lain pakailah untuk menyangga kaki mikroskop.
b) Gunakan mikroskop dengan lenggannya menghadap anda.
c) Meja preparat harus tetap horisontal untuk mencegah agar preparat tidak jatuh.
d) Membersihkan lensa hanya dengan kertas lensa.
e) Biasakan ke dua mata anda tetap terbuka ketika mengamati preparat, anda akan
segera belajar untuk tidak peduli pada bayangan meja dan sisi mikroskop.
f) Setelah selesai menggunakan mikroskop. Putar pengatur kasar agar terdapat jarak
antara lensa objektif dengan meja mikroskop. Aturlah cermin dalam posisi tegak,
masing-masing cermin cekung dan datar mengadap ke arah samping. Bersihkan
meja mikroskop dari kotoran dan tumpahan medium dengan menggunakan tissue.
2) Object Glass
Digunakan untuk menempakan objek yang akan dilihat/ dianalisa dengan
menggunakan mikroskop.
3) Cover Glass
Cover glass berfungsi untuk menutup objek yang telah diletakkan di atas kaca
preparat. Cara kerjanya untuk menutup objek over glass dimiringkan sekitar 45
derajat diatas kaca preparat kemudian jatuhkan pada objek di preparat tersebut hingga
objek dapat tertututp dengan baik.
4) Pinset
Pinset adalah alat medis yang terbuat dari besi anti karat atau plastik sekali pakai.
Pinset mempunyai banyak bentuk, tapi secara umum terbagi menjadi dua bentuk
utama yaitu :
a. Pinset yang terdiri dari dua bilah yang salah satu ujungnya saling menempel dan
ujung lainnya dapat bergerak bebas satu sama lain. Cara kerjanya hampir mirip
dengan sumpit makan.
b. Pinset yang berbentuk seperti gunting, tetapi tidak ada mata pisaunya, pipih saja.
Pinset seperti ini biasanya mempunyai alat pengunci di bagian gagangnya, hal ini
dibutuhkan saat perlu menjepit benda atau jaringan dalam waktu yang lama. Alat
pengunci tersebut berbentuk dua besi yang saling terkait. Kekuatan penguncian
biasanya ada tiga, kuat, sedang, dan lemah. Untuk membuka kunci cukup
menekan gagang saling mendekat kemudian menggeser ke samping berlawanan
satu sama lain, lalu melepaskan kedua gagang tersebut.
Fungsi utama pinset adalah untuk menjepit, baik benda kecil atau jaringan.Dalam
hal ini, pinset menggantikan fungsi jari manusia misalnya karena benda sangat kecil
untuk dipegang. Selain itu pada operasi pinset digunakan untuk mengurangi paparan
mikroba pada luka operasi sehingga kemungkinan infeksi dapat dikurangi.
Suku Pinaceae
Ciri-ciri : tumbuhan berkayu, daun berbangun jarum, duduknya tersebar. Daun
mengandung satu atau dua berkas pembuluh resin. Hamper semuanya berumah satu.
Strobilus jantan terletak aksilar atau terminal dengan banyak mikroskofil bertangkai yang
tersusun secara spiralis. Strobilus betina terletak aksilar atau terminal dengan banyak sisik-
sisik penutup yang tersusun spiralis. Sisik-sisik ini setelah terjadi penyerbukan akan
membesar dan mengeras (berkayu) dan terbentuklah buah yang berbentuk kerucut, biji
bersayap , contoh : Pinus merkusii.
Suku Gnetaceae
Ciri-ciri : pohon-pohon yang lurus dengan banyak cabang tetapi sering mudah patah.
Daun tunggal berhadapan. Batang berkambium, terdapat floeterma, tanpa saluran resin.
Bunga majemuk anak payung menggarpu keluar dari ketiak daun. Bunga jantan dengan tenda
bunga berbentuk pembuluh. Bunga betina dengan tenda bunga berbentuk pembuluh dengan
satu bakal biji di dalamnya yang mempunyai dua integument. Biji diselubungi oleh mantel
terdiri dari integument luar yang keras dan tenda bunga yang berdaging dengan warna merah
bila telah masak. Contoh : Gnetum gnemon.
2. Kelas Monocotyledone
Anggota tumbuhan ini mempunyai ciri-ciri habitus tumbuhan terdiri dari herba,
semak dan pohon. Keping biji tidak terbelah menjadi 2 bagian ketika biji berkecambah.
Perakaran tumbuhan merupakan sistem perakaran serabut. Daun tunggal disertai pelepah
dan lidah-lidah (penjelmaan daun penumpu). Daun tersusun berseling atau roset.
Pertulangan daun melengkung atau sejajar. Bunga dengan bagian-bagian berbilangan 3
atau trimer. Sebagian tumbuhan menunjukkan sifat batang semu di atas tanah. Batang
sejati berada di dalam tanah, seperti telah diterangkan pada latihan akar, batang, dan
modifikasinya.
Meskipun demikian tetap terdapat perkecualian seperti pertulangan daun pisang
(Musa paradisiacal) yang menyirip.
Beberapa jenis yang penting bagi industri jamu merupakan anggota tumbuhan
golongan Monocotyledoneae seperti anggota Zingiberaceae, Cannaceae, dan
Marantaceae. Selain itu masih terdapat anggota suku rumput-rumputan (Cyperaceae dan
Poaceae), berbagai jenis anggrek yang bernilai ekonomi tinggi dan belum banyak dikaji
metabolitnya (Orchidaceae).
I. Tujuan
Mengenal dan menentukan ciri-ciri/karakter morfologi daun, batang, dan akar.
II. Bahan
1. Selada air (Nasturtii herba);
2. Daun pandan (Pandanis folium);
3. Daun suji (Pleomele angustifolia folium);
4. Daun katuk (Sauropi folium);
5. Daun sirih (Piperis folium);
6. Daun salam (Polyanthi folium);
7. Daun seledri (Apii graveolentis folium);
8. Daun kopi (Coffea folium);
9. Daun jambu biji (Psidii folium);
10. Rimpang kunyit (Curcuma domestica rhizome);
11. Rimpang kencur (Kaempferiae rhizome);
12. Rimpang jahe (Zingiber officinale rhizome);
13. Rimpang lengkuas (Galangal rhizome);
14. Rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza rhizome);
15. Batang sereh (Cymbopogon citrates caulis);
16. Pacar air (Impatients balsamina caulis dan radix);
17. Batang Tebu (Saccarum officinarum caulis);
18. Herba Meniran (Phyllanthus herba);
19. Bawang Bombay (Cepae bulbus);
20. Dringo (Calami rhizome).
III. Cara Kerja
Pada buku praktikum atau buku gambar, tulis latihan, tujuan, sebutkan nama jenis dan
famili/suku dari bahan-bahan yang digunakan praktikum. Gambar bagian-bagian tumbuhan,
serta berikan keterangan :
A. Daun (Folium)
1. Amati daunnya apakah merupakan daun tunggal atau majemuk, lengkap atau tidak
lengkap, adakah daun penumpu (spitula), selaput bumbung (ocrea), dan lidah-lidah
(ligula).
2. Perhatikan bagian daun, tangkai (petiolus), helaian (lamina), pangkal (basis), ujung
(apex), bentuk/bangun daun (circumscriptio). Tentukan bentuk pangkal, tepi daun
bertoreh atau tidak, ujung daun, susunan tulang-tulang daun, daging daun, permukaan
daun, dll. Lakukan hal yang sama dengan di atas, bila tumbuhan yang diamati adalah
daun majemuk.
3. Tentukan tata letak daun pada batang (phyllotaxis), berhadapan, berseling, berkarang
atau tersebar. Bila tersebar buat rumus dan diagram daunnya.
B. Batang (Caulis)
1. Perhatikan bentuk batang: bulat, bersinergi atau pipih, atau percabangan; monopodial,
simpodial, atau dichotom, apakah batang beruas atau tidak, tentukan tempat tumbuhnya.
2. Tentukan jenis batangnya, apakah batang basah (herbacious), berkayu (lignosus), rumput
(calmus) atau mendong (calamus), permukaan batang, arah tumbuh, tegak (erektus),
dependen, atau menjalar (rescen).
3. Percabangan pada batang apakah monopodial, simpodial, dikotom, umur, tumbuhan
umur pendek (annual), dua tahun (biennial) atau tumbuhan keras/menahun (perennial).
C. Akar (Radix)
Sebutkan sistem perakaran serabut atau tunggang, tentukan bagian-bagian akar secara
lengkap.
PRAKTIKUM II
BUAH, BIJI DAN RUMUS DIAGRAM BUNGA
I. Tujuan
1. Mengenal dan menentukan ciri-ciri/karakter morfologi bunga, buah, dan biji.
2. Mengetahui jumlah bagian-bagian bunga serta letak dan susunan antara bagian-bagian
bunga yang satu dengan yang lain.
II. Bahan
1. Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis flos);
2. Bunga kembang kertas (Bougainvillea glabra flos);
3. Bunga mawar (Rosa sp. flos);
4. Bunga jepun (Plumeria sp. flos);
5. Biji jagung (Zea mays semen);
6. Biji kacang hijau (Vigna radiate semen);
7. Biji kacang merah (Phaseolus vulgaris semen);
8. Biji kopi (Coffea sp. semen).
Bunga (Flos)
1. Tentukan apakah bunga tunggal atau majemuk (anthotaxis), kalau majemuk sebutkan
majemuk apa. Perhatikan jumlah bunga apakah planta uniflora atau multifora.
2. Susunan bagian-bagian bunga; spiral (acyclis), lingkaran (cyclis) atau hemiclyclis. Letak
bunga pada batang, ujung batang (flos terminalis) atau pada ketiak daun (flos lateralis).
3. Sebutkan bagian-bagian bunga, kelamin bunga, monoceus, dioceus, atau polygamus.
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu mengenal dan melakukan mengidentifikasi beberapa macam
haksel dari tanaman yang biasanya digunakan sebagai bahan obat.
2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi fragmen-fragmen simplisia secara
mikroskopik dan mengetahui ciri khas masing-masing simplisia tersebut.
DAFTAR SIMPLISIA
Bagian tanaman No. Nama Simplisia
1 Digitalis Folium (Daun digitalis)
2 Sonchi Folium (Daun Tempuyung)
3 Apii graveolens Folium (Daun Seledri)
Folium
4 Carica papaya Folium (Daun Pepaya)
5 Gynura Folium (Daun Dewa)
6 Andrographis paniculata Folium (Daun Sambiloto)
Herba 7 Phylantii Herba (Herba Meniran)
Flos 8 Caryophylli Flos (Bunga Cengkeh)
9 Amomi Fructus (Buah Kapulaga)
Fructus 10 Piperis albi Fructus (Buah Lada Putih)
11 Piperis nigri Fructus (Buah Lada Hitam)
12 Coffea sp. Semen (Biji Kopi)
Semen
13 Myristicae Semen (Biji Pala)
14 Curcuma alba Rhizoma (Rimpang Kunyit Putih)
15 Zingiber officinalle (Rimpang Jahe)
16 Languatis Rhizoma (Rimpang Lengkuas)
17 C. aeruginosae Rhizoma (Rimpang Temu Hitam)
Rhizoma
18 Kaempheriae Rhizoma (Rimpang Kencur)
19 Z. purpurea Rhizoma (Rimpang Bangle)
20 Curcuma xanthorhizza Rhizoma (Rimpang Temulawak)
21 Curcuma domestica Rhizoma (Rimpang kunyit)
Radix 22 Mirabilis Tuber (Umbi Bunga Pukul Empat)
23 Vetiveriae zizanioides Radix (Akar Wangi)
Cortex 24 Caesalpinia Cortex (Kulit Kembang Merak)
25 Alstoniae Cortex (Kulit Pule)
26 Chinchona Cortex (Kulit Kina)
27 Cinamommum burmannii Cortex (Kulit Kayu Manis)
Lignum 28 Santali Lignum (Kayu Cendana)
29 Sappan Lignum (Kulit Secang)
Caulis 30 Tinosporae Caulis (Batang Brotowali)
Amilum 31. Amilum oryzae (Pati Beras)
32. Amilum mannihot (Tapioka)
33. Amilum maydis (Pati Jagung)
34. Amilum metroxilon (Pati Sagu)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengetahui karbohidrat dan penggolongannya.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi karbohidrat berdasarkan uji organoleptis, uji
mikroskopi, dan dengan pereaksi warna.
Amilum merupakan polisakarida yang paling banyak terdapat di alam, yaitu sebagian
besar terdapat pada tumbuhan, seperti pada umbi, daun, batang dan biji-bijian. Amilum terdiri
dari macam polisakarida, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan amilopektin. Amilosa adalah
polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang. Amilopektin merupakan polimer
glukosa dengan susunan yang bercabang-cabang. Perbedaan struktur ini menyebabkan
amilosa lebih larut dalam air dibandingkan dengan amilopektin.
.
III. ALAT DAN BAHAN
III.1 Alat
1. Mikroskop
2. Gelas Objek
3. Pipet Tetes
III.2 Bahan
1. Amylum oryzae (pati beras);
2. Amylum manihot (pati singkong);
3. Amylum maydis (pati jagung);
4. Amylum metroxilon (pati sagu).
2. Uji Makroskopis
Amilum diambil secukupnya, diletakkan pada gelas object, tambahkan beberapa tetes air,
kemudian tutup dengan cover glass. Dilakukan pengamatan dengan pembesaran lemah (12,5
x 10) dan pembesaran kuat (12,5 x 40).Amati bentuk, susunan, hilus, dan lamella.
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengetahui definisi dan penggolongan minyak lemak, lemak, dan lilin.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi minyak lemak, lemak dan lilin yang sering
digunakan dalam bidang farmasi, baik secara fisika maupun kimia.
3. Mahasiswa mampu melakukan uji kelarutan minyak lemak, lemak, dan lilin dalam
pelarut tertentu.
3.2 Bahan
1. Minyak Lemak : minyak kelapa sawit, minyak zaitun, minyak lini, minyak wijen,
minyak jagung, dan minyak kayu putih
2. Biji-bijian yang mengandung lemak : biji kemiri dan kacang tanah
3. Petroleum eter
4. Eter
5. Kloroform
6. Etanol 95%
7. Air
8. Sabun
9. Minyak Parafin
2. Uji Kelarutan
Ambil satu tetes minyak (minyak kelapa, minyak zaitun, minyak lini, minyak wijen,
minyak kelapa sawit, minyak kedelai, minyak kelapa sawit) dan tambahkan salah satu pelarut
(eter, petroleum eter, kloroform, etanol 95%) bertetes-tetes sampai tepat larut. Dicatat jumlah
tetes pelarut yang digunakan!
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi secara kualitatif kandungan senyawa metabolit
sekunder dari tanaman obat melalui beberapa metode identifikasi golongan senyawa
yaitu : golongan alkaloid, golongan flavonoid, golongan saponin, dan golongan
steroid atau triterpenoid.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara identifikasi kualitatif senyawa
metabolit sekunder dari tanaman obat.
3. Mahasiswa dapat mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder dari tanaman
obat.
2. Identifikasi Flavonoid
Cara 1 : Shinoda Test / sianidin Test
1. Kira-kira 0.5 mg sampel yang telah dirajang halus;
2. Diekstraksi dengan 5 ml metanol kemudian dipanaskan selama 5 menit dalam tabung
reaksi;
3. Ekstrak hasil ditambahkan beberapa tetes HCl pekat dan sedikit serbuk magnesium;
4. Bila terjadi perubahan warna merah/pink atau kuning menunjukan sampel
mengandung flavonoid.
3. Identifikasi Saponin
Cara 1 :
1. Sebaiknya digunakan sampel yang telah dikeringkan, karena test yang digunakan
adalah test pembentukan busa;
2. Bila sampel yang basah dididihkan dengan air suling, kemungkinan cairan akan
membentuk busa bila dikocok;
3. Cara identifikasi : sampel kering dirajang halus, dimasukan kedalam tabung reaksi
dan ditambahkan air suling, didihkan selama 2-3 menit. Dinginkan sampel, setelah
dingin dikocok dengan kuat. Adanya busa yang stabil selama 5 menit
mengindikasikan sampel mengandung saponin.
3.2 Bahan
1. Buah Nanas (Ananas comosus fructus)
2. Daun Tembakau (Nicotiana tabacum folium)
3. Aquadest
4. HCl pekat
5. Pereaksi dragendrof
Ditulis tangan
RUBIK LAPORAN PRATIKUM BOTANI FARMASI DAN FARMAKOGNOSI
PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS UNIVERSITAS BALI
INTERNASIONAL