Anda di halaman 1dari 4

Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah

Oleh Kelompok 9 :

Lia Yulianti (1122060049)


Nurullia Shadila (1122060064)
Sinta Juliani (1122060073)

A. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Sondang P. Sebagian kepemimpinan merupakan inti dari manajemen,
karena kepemimpinan merupakan motor penggerak dari semua sumber-sumber
dan alat-alat (resources) yang tersedia bagi suatu organisasi. Resources ini
digolongkan kepada 2 golongan besar, yakni :
1. Human resources
2. Non human resources.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dan menterjemahkan
keinginan-keinginan para anggota atau pengikut yang menekankan pada
tujuan dan sasaran organisasi melalui kegiatan memberi motivasi,
memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan anggota, dan memberi
dukungan kepada kelompok-kelompok tertentu di luar organisasi dan di
dalam organisasi.
Tugas dasar pemimpin adalah membentuk dan memelihara lingkungan
dimana manusia bekerjasama dalam suatu kelompok yang terorganisir
dengan baik menyelesaikan tugas mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan merupakan aktivitas manajerial yang penting didalam setiap
organisasi khususnya dalam pengambilan kebijakan dan keputusa sebagai
inti dari kepemimpinan.
Kepala madrasah adalah orang yang berpengaruh dan mempunyai
wewenang atas kebijakan – kebijakan madrasah serta merupakan orang yang
akan membawa kemana madrasah akan diarahkan. Dengan demikian maka
kepala madrasah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berperan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Seperti di ungkapkan Supriadi bahwa : “erat hubungannya antara mutu
kepala madrasah dengan berbagai aspek kehidupan madrasah seperti disiplin
madrasah, iklim, budaya madrasah, dan menurunnya perilaku nakal peserta
didik”. Dari ungkapan Supriadi terlihat jelas bahwa kepala madrasah
berperan penting dalam kehidupan madrasah.

B. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan


Pendidikan sebagai usaha membantu anak didik mencapai kedewasaan,
diselenggarakan dalam suatu kesatuan organisasi sehingga usaha yang satu
dengan lainnya saling berhubungan dan saling mengisi. Pengelolaan
pendidikan dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif secara
berkelanjutan merupakan komitmen dalam pemenuhan janji sebagai
pemimpin pendidikan. Peran kepala sekolah adalah sangat pentig dalam
menentukan operasional kerja harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan
tahunan yang dapat memecahkan berbagai problematika ini sebagai
komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan supervisi
pengajaran, konsultasi, dan perbaikan-perbaikan penting guna meningkatkan
kualitas belajar.
Kepala sekolah berusaha menghubungkan tujuan sekolah dan
memaksimalkan kreativitas. Setiap kepala sekolah membawa pengaruh besar
terhadap pengajaran untuk kebaikan atau keburukan. Kepala sekolah
memerlukan instrumen yang mampu menjelaskan berbagai aspek lingkungan
sekolah dan kinerjanya dalam memantau perjalanan ke arah masa depan
yang menjajanjikan.

C. Peran Kepala Sekolah/Madrasah


1. Sebagai educator (pendidik)
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan,
dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum
disekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus
terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar
disekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi
yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha
memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus
meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan efektif dan efisien.
2. Sebagai manajer
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus
dilakukan oleh kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan
pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala
sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan
yang luas kepada guru untuk dapat melaksanakan kegiatan
pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan
pelatihan, baik yang dilaksanakan disekolah, inhouse training, diskusi
profesional, dsb, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan diluar
sekolah seperti : kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti
berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak lain.
3. Sebagai administrator
Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk
tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya.
Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan
kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat
kompetensi para gurunya. Oleh karena itu, kepala sekolah seharusnya
dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan
kompetensi guru.
4. Sebagai supervisor
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan
pembelajaran, secara berkala kepala sekolah melaksanakan kegiatan
supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas, untuk
mengamati pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan
penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan
sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat
penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya di
upayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru
dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan
keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.
5. Sebagai Leader
Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya
kepemimpinan yaitu : kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan
kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka
meningkatlkan kompetisi guru, seorang kepala sekolah dapat
menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan
pleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Kendati
demikian, menarik untuk dipertimbangkan dari hasil study.
6. Sebagai iklim
Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap
guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul,
yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya.
7. Sebagai kewirausahawan
Kepala sekolah dengan sikap kewirausahawan yang kuat akan berani
melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk
perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran
siswa beserta kompetensi gurunya.

D. Tipe Kepemimpinan Pendidikan (Sekolah)


1. Tipe otoriter
Dalam tipe ini seorang pemimpin lebih bersifat ingin berkuasa, dan
akibanya suasana sekolah selalu tegang.
2. Tipe Laissez-faire
Sifat kepemimpinan tipe ini seolah-olah tidak muncul, karena
pemimpin memberikan kebebasan yang penuh kepada para anggotanya
dalam melaksanakan tugasnya, dan bawahan dalam hal ini mempunyai
peluang besar untuk membuat keputusan.
3. Tipe Demokratis
Tipe kepemimpinan ini, seorang pemimpin selalu mengikut sertakan
seluruh bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Kepala sekolah yang memimpin tanpa dengan ilmu kependidikan
yang hanya bermodalkan kekuasaan dan kedekatan dengan atasannya serta
kebiasaannya menakut-nakuti para guru dan murid untuk dikeluarkan jika
tidak patuh pada nya, selayak nya tidak menduduki jabatan kepala sekolah.
Tipe kepemimpinan yang mengandalkan kekuasaan birokrasi yang
dimiliki nya adalah satu bentuk kepemimpinan yang memandulkan
kreatifitas dan otonomi guru maupun kreatifitas belajar murid. Untuk itu di
perlukan mekanisme yang memadai untuk menseleksi kepala sekolah, dan
mekanisme untuk tidak lagi mengaktifkan kepala sekolah tersebut sebelum
masa jabatan nya berakhir jika ternyata memandulkan kreatifitas dan
otonomi guru. Kemudian perlu pula di atur mekanisme dan aturan bagi pihak
yang mengangkat kepala sekolah apakah itu pemerintah atau pimpinan
yayasan atau organisasi agar mengangkat kepala sekolah atas dasar
pendidikan dan kemauan nya membuka ruang kreatifitas dan otonomi guru.

Anda mungkin juga menyukai