Anda di halaman 1dari 4

Perencanaan perkuliahan tatap muka pada awal semester juli 2021

Oleh kemendikbud
Sekolah dan perkuliahan ditargetkan sudah mulai melakukan kegiatan belajar
mengajar secara tatap muka pada Juli 2021. Hal tersebut diungkapkan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim. "Target kami hingga akhir Juni,
vaksinasi Covid-19 bagi lima juta pendidik dan tenaga pendidik selesai sehingga pada tahun
ajaran baru 2021/2022 atau pada minggu kedua dan ketiga Juli pembelajaran dapat dilakukan
secara tatap muka," ujarnya seperti dikutip dari Antara, 3 Maret 2021. 
Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, langkah ini dapat dilakukan apabila
vaksinasi Covid-19 bagi tenaga pendidik yang telah berlangsung sejak Rabu (24/2/2021)
dapat diselesaikan pada Juni 2021 Pembelajaran tatap muka dilakukan dengan sistem rotasi
yang mana baru sekitar 50% siswa yang masuk dan sisanya melakukan pembelajaran daring.
pembelajaran dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. 
Kebijakan tersebut mengacu Surat Keputusan Bersama 4 Menteri (Mendikbud,
Menag, Menkes, dan Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun
Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19, proses
kuliah offline sudah bisa dilakukan sejak Januari 2021.
Syarat pembelajaran tatap muka 
Terkait persiapan pembelajaran tatap muka, sejak Januari 2021 pimpinan perguruan
tinggi dapat mengizinkan perkuliahan tatap muka sesuai protokol kesehatan berdasarkan
Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri.  Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal
(Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
( Kemendikbud), Prof Nizam. "SKB 4 Menteri yang telah diumumkan pada November 2020
menyebutkan bahwa pimpinan perguruan tinggi dapat mengizinkan aktivitas mahasiswa di
kampus jika memenuhi protokol kesehatan dan kebijakan Dirjen Dikti," tuturnya. 
Kebijakan yang dimaksud tertuang pada Surat Edaran (SE) Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pembelajaran pada
Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021. Di dalam SE itu ada empat kebijakan yang
akan diberlakukan, yakni: 
1. Pembelajaran di perguruan tinggi pada semester genap diselenggarakan secara campuran
(tatap muka dan online), disesuaikan dengan status dan kondisi setempat. 
2. Masa belajar paling lama bagi mahasiswa tingkat akhir dapat diperpanjang satu semester.
Peraturannya diserahkan kepada pimpinan perguruan tinggi, sesuai dengan kondisi dan
situasi setempat. 
3. Periode pembelajaran semester genap tahun akademik 2020/2021 pada seluruh jenjang
program pendidikan, dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perguruan tinggi. 
4. Persiapan pelaksanaan pada poin satu sampai tiga di atas, dapat dikoordinasikan terlebih dulu
dengan lembaga layanan pendidikan tinggi setempat.
Kuliah tatap muka Tahun Akademik 2021/2022 di UNP ini, dilaksanakan mulai Juli
sampai Desember 2021, ungkap Rektor UNP Profesor Ganefri. Ph.D.Semua dosen yang
akan melakukan kuliah tatap muka, harus divaksin terlebih dahulu. “Saat ini kita sudah
mengusulkan vaksin, lebih kurang untuk 2000 dosen di lingkungan kampus. Kita berharap
vaksinasi itu bisa dilakukan secara cepat,” jelasnya. Ganefri menuturkan, aturan-aturan
terkait kuliah tatap muka juga sedang disusun dengan baik, termasuk juga untuk dosen
yang berumur di atas 50 tahun. “Aturan ini sangat ketat, karena kita juga tak mau ada yang
terpapar COVID-19. Jadi saat ini, aturannya benar-benar sedang digodok,” terangnya.
Untuk perkuliahan tahun ini, pihaknya masih terus mendorong mahasiswa untuk
memanfaatkan platform perkuliahan e-learning. “Kita masih terus mendorong agar
mahasiswa lebih banyak memanfaatkan platform itu karena kita sudah sediakan dengan
baik,” harapnya. Diakui Ganefri, perkuliahan tatap muka nantinya belum akan
dilaksanakan 100 persen, namun tetap mengkombinasikannya dengan kuliah daring.
Sebelumnya, UNP telah melaksanakan wisuda secara luring dan daring.
Pelaksanaannya dengan mematuhi protokol kesehatan dan melaksanakan rapid tes
COVID-19. Wisuda dengan cara itu telah dilaksanakan sebanyak dua kali.
Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Bapak Amri Amir menanggapi mengenai rencana dari
kemendikbud mengenai system perkuliahan semester yang akan datang. Pendapat yang pak
dekan sampaikan mengenai perkuliahan ini, sangat setuju dan sangat medukung akan
perencanaan dari kemendikbud ini. karena menurut Pak Amir sendiri

“ karena sudah mencoba perkuliahan full daring tiga semester ini, hasilnya kita sebagai dosen
saja tidak puas apalagi mahasiswa. Menurut saya, untuk semester depan, mahasiswanya
setengah masuk, kemudian setengah lagi. Misalnya matakuliah yang 2 SKS, masuk sebagian
dulu untuk 1 SKS, kemudian sebagian lagi 1 SKS lagi. Pada tatap muka ini dosen hanya
mendiskusikan masalah ttg materi yang sudah dikirimkan kepada mahasiswa pada WA
Group Kelas sebelumnya. Saya melihat lebih praktis WA Group kelas dalam mengirimkan
materi.” Jelas Pak Amri Amir

Dr. Nurfarhanah., M.Pd., Kons (Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling) juga memberikan
tanggapan tentang rencana perkuliahan tatap muka semester depan

Kalau dari segi efektifitas perkuliahan dan tercapainya capaian perkuliahan apalagi kuliah
praktikum, ibu setuju diadakan perkuliahan tatap muka, tentunya dengan pembatasan jumlah
mahasiswa untuk setiap kelas/seksi perkuliahan. Ujarnya.

Kendati demikian Dr. Nurfarhanah juga memngatan Perkuliahan tatap muka juga memiliki
resiko

“Berisiko tentu iya, namun dengan tetap menjaga protokoler kesehatan yang benar dan
disiplin itu bisa meminimalisir resiko. Jadi untuk aktivitas perkuliahan yang akan berisiko
kontak secara langsung, bisa dilakukan melalui daring, misalnya tugas2 perkuliahan tidak
diserahkan secara langsung.ujarnya. serta menurutnya juga upaya terhadap untuk
mengetahui apakah perencanaan kemendikbut melakukan ini efektif?

“Karena ini tataran perencanaan, maka untuk melihat apakah efektif, harus dilakukan analisis
kebutuhan atau analisis SWOT. Jadi Kemendikbud mengidentifikasi kondisi dan kebutuhan
dari pelaksanaan perkuliahan dengan tatap muka. Artinya untuk melihat efektifitas harus ada
perlakuan dulu, klu masih tataran perencanaan, ya mmng hanya bisa dilakukan melalui data-
data kebutuhan atau SWOT.”

Ibu Afrida, salah satu orang tua dari mahasiswa Universitas Riau memberi tanggapan
tentang rencana pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud akan melakukan perkuliahan tatap
muka, ada beberapa pendapat. Dalam hal ini Ibu menilai dari berbagai sudut pandang. Kalau
kita melihat sangat banyaknya dampak dari Covid dalam berbagai segi, sungguh sangatlah
miris. Misal dari segi ekonomi, Covid 19 berhasil memporak porandakan perekonomian.
Sangat banyak orang yang terpuruk karena Covid ini. Dengan hancurnya sistem
perekonomian, tentu otomatis akan berdampak pada segi lainnya, termasuk pada segi
pendidikan. Selama Covid pemerintah memberlakukan pembelajaran Daring. Bisa
dibayangkan pembelajaran berlangsung secara online. Pendidik dimana, yang di didik entah
dimana. Sangatlah tidak efisien rasanya. Kalau dalam hal materi mungkin bisalah, tapi kalau
dalam hal akhlak dan karakter tentu tidaklah bisa melalui online. Bisa kita lihat, anak-anak
semenjak pembelajaran Daring, tidak lagi menghargai orang lain. Jadi dengan kenyataan ini,
dapat dibayangkan kalau pembelajaran Daring masih berlanjut. Dsn ibu afrida juga setuju
jika semester depan sudah bisa dilakukan tatap muka. Ibu afrida juga memberikan
harapannya tentang perkuliahan tatap muka semester depan

“Sebagai orang tua, Harapan Ibu mudahan pemerintah konsisten dengan rencana ini,
sehingga hasil dari proses pembelajaran lebih nampak.

Kesan Ibu terhadap rencana ini,masih belum yakin dengan rencana ini, karena sudah berapa
kali rencana, tapi Covid masih saja merajalela. Jadi msih belum terlalu yakin dengan rencana
pemerintah ini. Ujar bu afrida.

Ade komala sari mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 20 juga mengatakan bahwa
pekuliahan daring ini sangat tidak efektif. Dan dia juga berharap bahwa rencana mendikbud
ini tidak omong kosong semata

Oleh : Aditiawarman
Reporter : Apni, Rizka, Adit, dan Vela

00:00/00:00

An error occurred - no playable video for widget.

Anda mungkin juga menyukai