1.

Pertanyaan :
Kapan kalibrasi dilakukan :
a. Pada saat nilai keakurasiansuatu alat dipertanyakan
b. Pada standar waktu tertentu yang ditetapkan oleh produsen
c. Sesuai dengan umur pemakaian, pemeliharaan dan perawatan
2. Pertanyaan :
Perhitungan Creatinin Clerens
(U/P) x V x (1,73/A =……………ml plasma/menit
U= kadar kreatinin urine 24 jam
P=Kadar kreatinin plasma
V=Volume diuresis permenit
A=Luas permukaan tubuh
3. Pertanyaan
Pengecatan untuk sampel FNAB
Hitopatologi : HE
Sitilogi : papinoccolaou
FNAB : MBT/DiffQuick
4. Pertanyaan
Penentuan pengenceran hitung manual lekosit
Lekosit : 20 didalam 380 = 20 /(20+380)
20/400
20/40
1/20 jadi 20x
5. Pertanyaan
Urutan tabung Vacum:
Tabung biakan (tbg tutup kuning hitam) , na citrate ( tutup biru) , not activator
(tutup merah , clot activator (tutup kuning), heparin (tutup hijau), Tabung ESR
(tutup hitam), tabung EDTA (tutup ungu) , NaF (tabung abu abu)

Stop-blue-red-stay-put-green-lavender-grey
6. Pertanyaan
Screening lanjutan HIV dan HbsAg positif
Elisa
7. Pertanyaan
Hasil test marquis
Ungu/violet ( golongan alkoholoid)
8. Pertanyaan
Pewarnaan untuk melihat adanya kandungan glikogen
Termasuk kedalam pewarnaan khusus histokimia biasanya memakai reagen
Periodic Acid Sciiff (PAS)_
9. Pertanyaan
Hasil positif pemeriksaan glukosa, protein
Glukosa : Neg : biru
Pos 1 : biru, endapan kuning sedikit
Pos 2 ; kuning
Pos 3 : merah bata
Pos4 : kecoklatan
Protein: Neg : jernih
Pos 1 : kekeruhan ringan
Pos 2 : kekeruhan berbutur butir
Pos 3 ; kekeruhan berkeping keeping
Pos4 : Bergumpal gumpal

10. Pertanyaan
Hasil BTA Mikroskopis :
Neg : tidak ditemukan BTA
Pos 1 : 1-9 BTA dalam 100 LPB
Pos 2 : 10-99 BTA dalam 100 LPB
Pos 3; 1-9 BTA/1 LPB minimal 50 LPB
Pos 4 : >10 BTA/1 LPB minimal 20 LPB
11. Pertanyaan

Nilai BJ terhadap selisih suhu

Rumusnya ; Penambahan BJ : Suhu tera - suhu sebenarnya/3

12. Pertanyaan
Jamur pada kuku :
Onikomikosis

13. Pertanyaan
Aturan westgard
1-2S : penyebab sistemik atau randam eror, cek nilai control lain jika tidak ada
masalah masih bisa dikeluarkan (peringatan)
1-3S : radom error atau awal sistemik eror yang memerlukan perbaikan besar, hasil
tidak dbisa dikeluarkan (ditolak)
2-2S : penyebab sistemik error, (tolak)
R-4S : penyebabnya random error (tolak)
3-1S, 4-1S, 7x, 8x, 9x, 10x, 11x dan 12x : penyebab systemic error

Kesalahan acak (random error) berasal dari pengaruh faktor-faktor yang

tidak dapat diperkirakan atau diprediksi dan hanya bersifat sementara.
Kesalahan acak terjadi secara kebetulan atau tanpa disengaja dan bervariasi dari
pengujian ke pengujian lainnya. Kesalahan acak sulit dihindari disebabkan oleh
fluktuasi yang tidak dapat diduga. Sebab-sebab kesalahan acak tidak dapat
diketahui dengan pasti tetapi merupakan bagian dari pengaruh yang memiliki
kontribusi kesalahan dalam pelaksanaan pengujian. Kesalahan acak merupakan
pengaruh yang sangat kecil dan tidak sama dalam setiap pelaksanaan pengujian,
misalnya pengaruh fluktuasi tegangan listrik, suhu atau kelembaban kondisi
akomodasi dan lingkungan pengujian. Karena itu, timbulnya kesalahan acak akan
mempengaruhi presisi dari suatu hasil pengujian.
Kesalahan sistematika (systematic error) merupakan kesalahan yang berasal
dari pengaruh-pengaruh yang dapat diketahui dengan pasti atau ditimbulkan
oleh adanya faktor tetap yang mengakibatkan hasil pengujian cenderung
lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai sebenarnya (true value). Berbagai
sebab dapat mengakibatkan timbulnya kesalahan sistematika, seperti kelemahan
metode pengujian, kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian, kurang
kompetennya personil laboratorium, ketidakstabilan peralatan atau
instrumentasi, atau bahan standar yang tidak mampu telusur ke standar
pengukuran nasional atau internasional. Kesalahan-kesalahan tersebut tidak
mempengaruhi penyebaran data, tetapi akan menunjukkan bias rerata hasil
pengujian sehingga kesalahan sistematika akan mempengaruhi akurasi suatu hasil
pengujian. Bias merupakan deviasi yang terjadi secara konsisten terhadap hasil
pengujian dari nilai benar yang disebabkan kesalahan sistematika