Anda di halaman 1dari 17

Transformasi Fragmen DNA

Kromosom Xanthomonas campertis


Ke dalam Escherichia coli
Kelompok IV
Pendahuluan
Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya dengan judul
Pemotongan Partial Kromosom Xanthomas compertis . Hasil Penelitian
menunjukan bahwa DNA kromosom setelah dipotong dengan enzim
restrikasi EcoRI, memberikan hasil yang diskret. Diharapkan fragmen
tersebut mengandung gene protease selanjutnya akan ditransformasikan ke
dalam Escherichi coli.
Pendahuluan
Enzim protease berfungsi sebagai biokatalisator reaksi, mempunyai peranan
yang penting dalam industri, obat- obatan dan makanan. Penggunaan yang
sangat luas ini karena sifatnya yang sangat spesifik, mampu aktif dalam
konsentrasi rendah, selektif, aktif pada pH dan suhu yang sempit. Kebutuhan
akan enzim yang selalu meningkat di Indonesia, memacu untuk
mendapatkan mikroorganisme yang potensial dari bumi pertiwi.
Xanthomonas campes- tris merupakan bakteri gram negatif umumnya
bersifat patogen pada tanaman kedelai. Bakteri ini juga mampu
menghasilkan enzim protease yang tinggi. Pendekatan molekular,
merupakan salah satu usaha yang tepat untuk peningkatan produksi enzim
protease.
Pendahuluan
Enzim protease digunakan dalam bidang industri detergen, kopi, makanan, beer,
kulit, sutera, susu, roti, kecap, obat- obatan, produksi asam amino
dan pengolahan limbah . Selain itu juga digunakan untuk hidrolisis protein,
mencegah kekeruhan dalam industri minuman, memberi tekstur,
peningkatan mutu gizi, deodorisasi, menghilangkan rasa pahit pada peptida,
dalam bidang bioteknologi digunakan dalam isolasi DNA . Penghasil
protease bervariasi baik pada tumbuhan, hewan dan mikroorganisme
termasuk bakteri, khamir dan kapang. Bakteri penghasil protease berasal
dari genus: Bacillus, Clostridium, Pseudomonas, Vibrio, Erwinia, Serratia
dan Xanthomonas .
Alat yang digunakan

01 02 03 04
Waterbath, Erlenmeyer, Inkubator, Frezzer, Vortex,
Shaker 28◦C Pompa vakum Sentifuge Tabung Ependrof
Bahan yang digunakan

Inokulum diambil dari


koloni tunggal goresan
Media 100 ml berisi 10 ml
medium Luria Bertani (LB) kwardan pada medium YDC
berisi : Plasmid (pUC19)
yang mengandung : ditumbuhkan dalam
a. 10 g yeast ekstrak
a. 10 g Tripton, 5 g yeast medium LB, dengan
ekstrak b. 5 g glucosa
c. 20 g CaCO antibiotik Amphicilin
b. 10 g NaCl dalam 1000 ml (50µµg/ml), inkubasi
d. 15 g agar/1000 ml
H2O selama 16 jam pada
aquadest pH 7,2.
ditambahkan antibiotik 37◦C, dengan
rifampicin (50 µµg/ml) pH Inkubasi selama 20 jam,
dalam waterbath shaker pengocokan 125 rpm
7,1-7,2
28◦C, dengan pengocokan
125rpm
Cara Kerja Isolasi DNA
1. Isolasi DNA kromosom dilakukan 6. Campuran ditambahkan 10. Supernatan yang membawa
dengan menumbuhkan biakan 65 µl NaCL 5 M, dicampur kromosom bagian fase atas
bakteri selama 20 jam. dengan sempurna dipindahkan ke ependrof yang
berisi 600µl isoproponal dingin.
2. Suspensi biakan dimasukkan 7. Tambahkan 80 µl N-cetyl-N-N-N
trimetil ammonium bromid 11. Tabung dibolak balik sampai
kedalam ependrof 1, 5 ml,
(CTAB), inkubasi pada suhu 65◦C terbentuk benang-benang DNA
disentrifuge 5000 rpm, 2 kali selama 20 menit.
12. Benang DNA yang terbentuk
3. Pelet disuspensikan dengan 200µl 8. Penambahan kloroform: isoamil
disentifugasi, dicuci dengan 700
bufer TE + lisosim 5µg/ml alkohol (24:1) dengan volume
yang sama
µl 70% etanol dingin.
4. Inkubasi suhu 37◦C selama 60 13. Endapan yang diperoleh
menit, sampai larutan menjadi 9. Campuran digoyangkan pada
shaker 150 rpm selama 30 menit, merupakan DNA kromosom,
bening. dikeringkan dengan pompa
kemudian sentifugasi selama 15
menit untuk mendapatkan vakum, dilarutkan dengan 40 µl
5. Campuran ditambahkan 50 µl SDS supernatan yang berisi kromosom bufer TE.
10% dan 5 ul Proteinase K (10 DNA.
mg/ml) diinkubasi kembali pada 14. DNA terlarut disimpan dalam
suhu 37◦C selama 60 menit, sampai freezer, siap untuk digunakan
campuran jadi kental
Cara Kerja Isolasi DNA Plasmid
1. Isolasi DNA Plasmid dengan cara 5. Tambahkan larutan KAC/HAC 9. Larutan yang berada diatas,
alkali lisis bakteri yang dingin sebanyak 150µl, dipindahkan pada tabung ependrof
mengandung pUC19 setelah divortex, diinkubasi di atas es baru, tambahkan 1 ml etanol
ditumbuhkan semalaman dalam selama 10 menit absolut dingin,
medium LB
6. Larutan disentrifugasi 5000 rpm 10. Campuran diinkubasi pada -20◦C
2. 1,5 ml biakan dimasukkan tabung selama 5 menit selama 10 menit , kemudian
ependrof, disentrifugasi pada disentrifugasi 5 menit pada 5000
5000 rpm selama 2 menit 7. Supernatan yang diperoleh rpm
ditampung pada ependrof yang
3. Pelet yang diperoleh baru, kemudian ditambahkan 0,5 11. Pelet yang diperoleh dicuci dengan
ditambahkan 110 µl larutan ml fenol:kloroformisoamil alkohol 70% dingin, alkohol
glukosa EDTA, diinkubasi alkohol (25:24:1) dibuang, pelet dikeringkan dengan
selama 10 menit pompa vakum selama 15 menit
8. Tabung dibolak balik perlahan,
4. Tambahkan larutan SDS-NaOH disentrifugasi 5000 rpm selama 12. Pelet ditambahkan 20-30 µl TE
(4,25 ml H2O steri, 0,5 ml 10% 5 menit Bufer
SDS dan 0,25 ml 4N NaOH),
divortex, inkubasi diatas es
selama 10 menit
Cara Kerja Ligasi
1. Ligasi dilakukan dengan menggunakan 1 unit/µl enzim T4 ligase dan
diinkubasi pada suhu 4oC selama 16 jam.
2. Sel kompeten disiapkan dengan menginokulasi 10 ml LB medium dengan
koloni tunggal Escherichia coli DH5αα diinkubasi pada suhu 37oC selama
16-20 jam.
3. 1 ml suspensi sel ditumbuhkan pada 10 ml LB medium selama 3 jam untuk
mencapai fase logaritma.
4. Sejumlah 1,5 ml suspensi sel disenfrifugasi dan ditambahkan 1 ml 50 mM
CaCl2, diinkubasi selama 20 menit dalam es, se- lanjutnya disentrifugasi 1
menit 5000 rpm,
5. disuspensikan 200 mml 50mM CaCl dingin, diinkubasi 10 menit. Sel siap
untuk tahap tranformasi.
Tranformasi
1. Sel kompeten ditambahkan 50 ng/10 mml, tabung dicampur pelan-pelan dan
ditaruh dalam es 30 menit.
2. Tabung diinkubasi dalam waterbath 42oC selama 2 menit, dengan cepat
dimasukkan dalam es, selama 2 menit.
3. Sel selanjutnya dimasukkan pada medium LB diinkubasi selama 60-90 menit
pada 37oC dengan pengocokan yang kuat.
4. Seleksi, rekombinan diseleksi menggunakan medium LA+Km+ 4 mml IPTG
(200mg/ml) dan 40 mml X-gal(20 mg/ml) .
Elektroforesis gel Agarosa
1. Elektroforesis gel agarosa, dengan mengunakan 0,8% (b/v) dilarutkan
dalam bufer TAE 1X.
2. Sampel DNA plas- mid/kromosom yang akan dielektroforesis ditambahkan
1-2 mml loading buffer.
3. Elektroforesis dilakukan pada volume 35-45 volt, selama 2 jam.
4. Visualisasi dilakukan dengan merendam agarose dalam EtBr (1mml/ml)
selama 5-10 menit.
5. Pita DNA diamati dengan Uvi transluminator pada panjang gelombang
280 nm.
6. Dokumentasi dengan film instant polaroid type 667 Kodak.
 
Hasil Transformasi DNA Fragmen dengan
teknik shot gun cloning (kloning tembak
langsung)
DNA fragmen dari total genom Xanthomonas campes- tris yang
dipotong partial dengan EcoRI, dilanjutkan ligasi pada vektor plasmid
Escherichia coli (pUC19) dan ditransformasikan ke dalam Escherichia
coli DH5aa yang telah dibuat kompeten dengan CaCl2.
Hasil seleksi rekombinan menggunakan medium LA+Ap+4 ul X-gal
(20 mg/ml) menunjukkan adanya koloni yang berwarna biru dan putih.
Dihasilkan sebanyak 8 koloni putih, dari koloni putih yang dihasilkan,
hanya 5 koloni putih yang 1,22X10-8/koloni putih/sel kompeten.
 
Hasil elektroforesis pada gel agarosa 0,8%
ukuran DNA yang dapat tertransformasi dapat dilihat pada
Gambar : Lima koloni putih yang dihasilkan mempunyai ukuran
DNA fragmen 2,5 kb (lajur A); 0,8 kb (lajurB); 4,9kb (lajur C);
0,5 (lajur D) dan 7,5 kb (lajur E).
PEMBAHASAN
Transforman yang dihasilkan ada yang berwarna biru dan putih atau putih berubah menjadi biru, adanya warna biru
karena senyawa X-gal dalam medium. Hal ini terjadi karena adanya aa-komplementasi di mana vektor plas- mid pUC
19 pada bagian poli-lingkernya masing-masing mengkode 146 asam amino dari bb-galaktosidase (bb-gal), sedangkan
inangnya mengkode bagian C-terminal dan merupakan komplemen dari bb-gal. Jika gen penyandi amino terminal bb-
gal dari vektor plasmid dirusak dengan adanya fragmen DNA, maka protein bb-gal tidak terbentuk, hal ini
menyebabkan koloni berwarna putih pada medium yang mengandung X-gal, sedangkan koloni yang melakukan
komplementasi berwarna biru. Terjadinya perubahan koloni yang berwarna putih menjadi biru kembali, kemungkinan
disebabkan adanya pergeseran kerangka baca (frameshift) dari protein, atau mungkin disebabkan adanya aktivitas
eksonuklease yang memotong fragmen tersebut .

“”
PEMBAHASAN
Frekuensi transformasi yang dihasilkan sangat rendah hanya 1,22X10 -8/koloni putih/sel
kompeten, hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena adanya sifat genetik dari strain, di
samping faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses transformasi, misalnya: suhu,
jumlah/ukuran DNA, lama perlakuan kejutan panas, adanya enzim ekso- nuklease, cara
pemberian kejutan panas, spesifikasi inang, kekuatan ion, konformasi dan konsentrasi
DNA .

Hasil elektroforesis menunjukkan adanya variasi ukuran fragmen DNA kromosom yang
masuk ke dalam sel inang Escherichia coli DH5aa sebesar 0,5 – 7,5 kb. Variasi ini
disebabkan oleh karena sifat DNA yang rapuh, terjadi pematahan sewaktu dilakukan
isolasi, atau kemungkinan lain karena adanya sistem modifikasi dan restriksi yang dimiliki
oleh inang, sehingga apabila ada DNA asing yang masuk, akan mengalami pemotongan
atau degradasi.
Alat Elekroforesis gel agarosa
Contoh Pembacaan Hasil
Elektroforesis gel agarosa
Kelompok IV
Anggota :
1. Andri Hadinata
2.Cindy Handisas Z
3. Diah Yanuarita Utami
4. Ferdi Sarwoko
5. Meidayanto
6. Putri Windya Pratiwi
7. Rolita Roma Horbo
8. Sudjatmiko
9. Yova Zamratun Nisa

Anda mungkin juga menyukai