Anda di halaman 1dari 25

ANALISA KEKUATAN TARIK DAN BENDING KOMPOSIT

BERPENGUAT SERAT SABUT KELAPA DENGAN KONFIGURASI


QUASI ISOTROPIC LAMINATES

SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaiakan studi pada
Jurusan Teknik Mesin

Diajukan oleh :
MUHAMMAD ZULHIDAYAT E1C118035

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
ii
iii
ANALISA KEKUATAN TARIK DAN BENDING KOMPOSIT
BERPENGUAT SERAT SABUT KELAPA DENGAN KONFIGURASI
QUASI ISOTROPIC LAMINATES

OLEH

MUHAMMAD ZULHIDAYAT
E1C1 18 035

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan yaitu (1) Untuk mengetahui kekuatan tarik
komposit quasi isotropic laminates dengan arah susunan +45°, 0°, -45°. (2) Untuk
mengetahui kekuatan bending komposit quasi isotropic laminates dengan arah
susunan +45°, 0°, -45°. (3) Untuk mengetahui kekuatan tarik komposit quasi
isotropic laminates dengan arah susunan +60°, 0°, -60°. (4) Untuk mengetahui
kekuatan bending komposit quasi isotropic laminates dengan arah susunan +60°,
0°, -60°. 3.3.8. Dalam penelitian ini menggunakan arah susun serat +45°, 0°, -45°
dan +60°, 0°, -60°. Menggunakan cetakan kaca dengan ukuran 145 mm x 75 mm
x 2,5 mm dan jenis matriks yang digunakan adalah polyester dengan presentase
98% resin dan 2% katalis. Serat sabut kelapa yang digunakan sebelumnya
diberlakukan alkalisasi selama 2 jam dengan konsentrasi 5% NaOH dalam air
sebanyak 950 mililiter. Pengujian yang dilakukan adalah uji tarik Standar ASTM
D-3039, uji bending standar ASTM D-790 three point bending, fraksi volume
serat: matrik adalah 30%:70%
Dari hasil penelitian ini menunjukan pengaruh sudut orientasi serat sabut
kelapa terhadap nilai tegangan tarik rata-rata komposit dengan konfigurasi quasi
isotropic laminates serat sabut kelapa dengan nilai tegangan tarik rata-rata
tertinggi ditunjukan oleh arah serat dengan sudut +60°,0°-60 sebesar 15,096 MPa
dan nilai tegengan tarik rata-rata komposit terendah ditunjukan oleh orientasi serat
+45°,0°-45° sebesar 14,796 MPa. Nilai tegangan bending rata-rata tertinggi
ditunjukan oleh sudut orintasi serat +60°,0°,-60° sebesar 59,793 MPa dan nilai

iv
tegangan bending rata-rata terendah terdapat pada sudut serat +45°,0°,-45° sebesar
30,256 Mpa.

KATA KUNCI: Kompoit quasi isotropic laminates, serat sabut kelapa, alkalisasi,
polyester

v
TENSILE AND BENDING STRENGTH ANALYSIS OF COCONUT FIBER
REINFORCED COMPOSITE WITH QUASI ISOTROPIC LAMINATES
CONFIGURATION

BY

MUHAMMAD ZULHIDAYAT
E1C1 18 035

ABSTRACT
The aims of this study are (1) to determine the tensile strength of quasi-
isotropic laminates in the direction of arrangement of +45°, 0°, -45°. (2) To
determine the bending strength of quasi-isotropic laminates in the arrangement
direction of +45°, 0°, -45°. (3) To determine the tensile strength of quasi-
isotropic laminates in the arrangement direction of +60°, 0°, -60°. (4) To
determine the bending strength of quasi-isotropic laminates in the arrangement
direction of +60°, 0°, -60°. 3.3.8. In this study, the fiber stacking directions were
+45°, 0°, -45° and +60°, 0°, -60°. Using a glass mold with a size of 145 mm x 75
mm x 2.5 mm and the type of matrix used is polyester with a percentage of 98%
resin and 2% catalyst. The previously used coco fiber was subjected to alkalizing
for 2 hours with a concentration of 5% NaOH in 950 milliliters of water. The tests
carried out are standard tensile test ASTM D-3039, standard bending test ASTM
D-790 three point bending, fiber volume fraction: matrix is 30%:70%
The results of this study indicate the influence of the orientation angle of
coco fiber on the average tensile stress value of composites with a configuration
of quasi-isotropic laminates of coco fiber with the highest average tensile stress
value indicated by the direction of the fiber with an angle of +60°,0°-60 of 15.096
MPa and the lowest average composite tensile stress value is indicated by the
fiber orientation of +45°,0°-45° which is 14.796 MPa. The highest average
bending stress value is indicated by the fiber orientation angle of +60°,0°, -60° of

vi
59.793 MPa and the lowest average bending stress value is found at the fiber
angle of +45°,0°, -45° of 30.256 Mpa .

KEYWORDS: Quasi-isotropic laminates, coconut coir fiber, alkalization,


polyester

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim...

Puji syukur kehadiat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan ujian skripsi dengan judul penelitian yaitu
“Analisa Kekuatan Tarik Dan Bending Komposit Berpenguat Serat Sabut
Kelapa Dengan Konfigurasi Quasi Isotropic Laminates” Penulis menyadari
bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak baik bimbingan, nasehat, arahan, serta
doa maka penulisan skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.
Penghargaan yang sangat tinggi dan ucapan terima kasih yang sangat tulus
penulis sampaikan kepada bapak Abdul Kadir.ST., MT selaku pembimbing I dan
Bapak Aminur,ST.,M.Eng selaku pembimbing II atas bimbingan, arahan dan
petunjuk yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.
Dikesempatatan ini pula, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada:
1. Kedua orang tua saya Lahakimu dan Rachmiar S.Pd yang telah banyak
berkorban untuk penulis selama ini, baik itu dalam segi material maupun
spiritual yang tak terhingga sehingga tahap ini bisa terselesaikan.
2. Kepada istri Leni Fitriani Hamdu yang telah selalu menemani mendukung
serta menjadi support system terbaik.
3. Bapak Prof, Dr. Muhammad Zamrun F., S.Si.,M.Si.,M.Sc. selaku rektor
Universitas Halu Oleo Kendari.
4. Bapak Edward Ngii, ST., MT selaku dekan fakultas Teknik Universitas
Halu Oleo.
5. Bapak Budiman Sudia, ST., MT selaku ketua jurusan S1 Teknik Mesin
Universita Halu Oleo.
6. Bapak Abd Kadir.ST., MT selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Aminur, ST., MT selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam menyusun skripsi ini.
7. Ir. Samhuddin,M.P.W, Bapak Budiman Sudia, ST., MT, dan Bapak Prinop
Aksar, ST., MTselaku tim penguji.

viii
8. Seluruh dosen S1 Teknik Mesin yang sudah menyalurkan ilmunya selama
ini serta para civitas akademik yang telah telah meberikan dorongan dan
bantuannya dalam proses menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
9. Kepada segenap staf jurusan S1 Teknik Mesin yang telah membantu,
mengurus dan menyelesaikan segala urusan adminitrasi dijurusan Teknik
Mesin.
10. Kepada segenap teman-teman Teknik Mesin angkatan 2018 yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Kepada segenap Senior-Senior Teknik Mesin angkatan 2015, 2016, dan
2017 yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
yang jauh dari kata sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun
diharapkan untuk memperbaiki tugas akhir ini. Akhirnya penulis berharap kiranya
tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan,
khususnya bagi penulis sendiri dan perkembangan ilmu pengetahuan tentunya.

Kendari, 13 September 2022

Penyusun

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
ABSTRAK........................................................................................................ iv
ABSTRACK..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR...................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xii
DAFTAR ISTILAH.......................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................. xvii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xviii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................... 3
1.3. Batasan Masalah........................................................................ 4
1.4. Tujuan Penelitian...................................................................... 4
1.5. Manfaat Penelitian.................................................................... 5
BAB II : LANDASAN TEORI
2.1. Pustaka Terdahulu..................................................................... 6
2.2. Landasan Teori.......................................................................... 10
2.3. Komposit................................................................................... 12
2.4. Matrik........................................................................................ 16
2.5. Serat........................................................................................... 16
2.6. Fraksi Volume Serat dan Matrik............................................... 19
2.7. Perlakuan Alkali (NaOH).......................................................... 21
2.8. Konfigurasi quasi isotropic laminates...................................... 21
2.9. Pengujian Densitas.................................................................... 24
2.10. Pengujian Sifat Mekanik........................................................... 24
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
30

x
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian...................................................
3.2. Alat dan Bahan.......................................................................... 30
3.3. Metode Penelitian...................................................................... 36
3.4. Diagram Alur Penelitian........................................................... 51
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengambilan Data..................................................................... 52
4.2. Pengujian Tarik......................................................................... 53
4.3. Pengujian Bending.................................................................... 57
BAB V : PENUTUP
5.1. Kesmpulan................................................................................. 61
5.2. Saran.......................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 63
LAMPIRAN..................................................................................................... 66

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Continous fiber composite........................................................... 13


Gambar 2.2. Woven fiber composite................................................................. 13
Gambar 2.3. Chopped fiber composite............................................................. 14
Gambar 2.4. Hybrid composite......................................................................... 14
Gambar 2.5. Particulate composite.................................................................. 14
Gambar 2.6. Serat sabut kelapa........................................................................ 18
Gambar 2.7. Konfigurasi quasi istropic laminates .......................................... 22
Gambar 2.8. Alat pengujian tarik ASTM D-3039............................................ 24
Gambar 2.9. Grafik hubungan tegngan regangan............................................. 26
Gambar 2.10. Spesimen uji tarik ASTM D-3039............................................. 27
Gambar 2.11. Alat pengujian bending ASTM D-790 three point Bending...... 28
Gambar 2.12. Spesimen Uji Bending ASTM D-790 Three Point Bending...... 29
Gambar 3.1. Cetakan komposit........................................................................ 30
Gambar 3.2. Alat pengujian tarik..................................................................... 31
Gambar 3.3. Alat pengujian bending................................................................ 31
Gambar 3.4. Gurinda tangan............................................................................. 32
Gambar 3.5. Timbangan................................................................................... 32
Gambar 3.6. Cutter........................................................................................... 33
Gambar 3.7. Mistar sorong............................................................................... 33
Gambar 3.8. Gelas ukur.................................................................................... 33
Gambar 3.9. Serat sabut kelapa........................................................................ 34
Gambar 3.10. Resin Polyester.......................................................................... 34
Gambar 3.11. Katalis........................................................................................ 35
Gambar 3.12. NaOH......................................................................................... 35
Gambar 3.13. Miror glaze................................................................................ 36
Gambar 3.14. Proses pemisahan sabut............................................................. 36
Gambar 3.15. Proses pemisahan serat.............................................................. 36
37

xii
Gambar 3.16. Penyimpanan serat.....................................................................
Gambar 3.17. Proses perendaman menggunakan NaOH.................................. 37
Gambar 3.18. Proses pengeringan serat............................................................ 38
Gambar 3.19. Penimbangan serat sabut kelapa................................................ 39
Gambar 3.20. Proses pengelasan cetakan......................................................... 41
Gambar 3.21. Cetakan material komposit........................................................ 41
Gambar 3.22. Ilustrasi susunan serat sabut kelapa........................................... 41
Gambar 3.23. Persiapan cetakan....................................................................... 42
Gambar 3.24. Menyiapkan kaca sebagai landasan........................................... 42
Gambar 3.25. Penyumbatan pinggir cetakan dengan plastisin......................... 42
Gambar 3.26. Susunan serat orientasi arah +45°, 0°, -45°............................... 43
Gambar 3.27. Pencampuran resin dan katalis................................................... 44
Gambar 3.28. Proses penuangan resin.............................................................. 44
Gambar 3.29. Pengeringan pada suhu ruangan................................................ 44
Gambar 3.30. Spesimen orientasi +45°, 0°, -45° uji tarik................................ 45
Gambar 3.31. Spesimen orientasi +60°, 0°, -60° uji tarik................................ 46
Gambar 3.32. Spesimen orientasi +45°, 0°, -45° uji bending........................... 46
Gambar 3.33. Spesimen orientasi +60°, 0°, -60° uji bending........................... 46
Gambar 4.1. Pengaruh variasi arah terhadap nilai tegangan tarik rata-rata
komposit.................................................................................... 54
Gambar 4.2. Pengaruh variasi arah terhadap nilai regangan tarik rata-rata
komposit.................................................................................... 55
Gambar 4.3. Pengaruh variasi arah terhadap nilai modulus elastositas tarik
rata-rata Komposit..................................................................... 56
Gambar 4.4. Pengaruh variasi arah terhadap nilai tegangan bending rata-
rata komposit............................................................................. 58
Gambar 4.5. Pengaruh variasi arah terhadap nilai modulus elastisitas
bending rata-rata komposit........................................................ 59

xiii
DAFTAR ISTILAH

Aluminium oxide : Aluminium oksida


Biodegradable : Dapat terurai secara hayati
Bulform : Bentuk massal
Bending : Pembengkokan
Boron : Unsur kimia dengan nomor atom 5
Carbon : Karbon
Chopped fiber composite : Komposit serat cincang
Coco fiber : Serat kelapa
Coir fiber : Serat sabut
Coir mats : Tikar lapangan
Coir yarn : Sabut kelapa
Continous : Terus menerus
Continous fiber composite : Komposit serat kontinu
Cross : Menyeberang
Discontinous : Terputus-putus
Densitas : Kerapatan
Density : Kepadatan
E-glass : Serat sintetis
Elongation at failure : Perpanjangan saat gagal
Extension : Perpanjangan
Fiber : Serat
Fibrous composite : Komposit berserat
Filler : Pengisi
Gage lenght : Panjang lebar
Graphite : Grafit
Hand lay up : Tangan berbaring
Hybrid Composite : Komposit serat kontinu dan serat acak
Hydrogen : Hidrogen
Hydrophilic : Hidrofil

xiv
Impact : Benturan
Kevlar-49 : Salah satu merek serat fiber sintetis
Kompatibilitas : Keadaan penyesuaian
Laminatess composite : Komposit lamina
Landing skid : Pendaratan darurat
Lignoselulosa : Senyawa lignin dan selulosa
Mid plane : Pesawat tengah
Musa paradisiaca : Pelepah pisang kepok
Mechanical interlocking : Penguncian mekanis
Metal organic : Logam organik
Metal an-organic : Logam bukan organik
Moisture absorption : Penyerapan kelebapan
Natural composite : Komposit alami
Non abbrasive : Bahan pengamplas
Nylon : Nilon
Particulate composite : Komposit partikel
Phenotic : Fenotik
Polyether : Bahan kimia
Polyamid : Poliamida
Properties : Properti
Quasi isotropic laminates : Lapisan komposit hampir sama dengan simetris
Random : Acak
Rugs : Permadani
Reintforcement : Bala bantuan
Resin epoxi : Zat Penguat
Resin polyester : Zat Penguat
Silicone carbide : Silikon karbida
Synergy : Sinergi
Tensile strenght spesific : Tegangan maksimum
Three point bending : Tiga point pembengkokan
Unaxial :Uniaxial

xv
Universal testing machine : Alat pengujian ketahanan
Wetability : Keterbatasan
Woven fiber composite : Komposit serat acak

xvi
DAFTAR SINGKATAN

NaOH : Natrium hidrogen


TBM : Tanaman belum menghasilkan
TM : Tanaman menghasilkan
TTM : Tanaman tua menghasilkan

xvii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbandingan serat alam dan serat sintetis...................................... 18


Tabel 2.2. Sifat mekanik beberapa serat........................................................... 19
Tabel 3.1. Penimbangan serat sabut kelapa...................................................... 39
Tabel 3.2. Berat serat sabut kelapa per satuan millimeter................................ 40
Tabel 4.1. Hasil pengujian tarik serat sabut kelapa dengan konfigurasi quasi
Isotropic laminates........................................................................... 51
Tabel 4.2. Hasil pengujian bending serat sabut kelapa dengan konfigurasi
quasi isotropic laminates............................................................... 58

xviii
xix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Komposit adalah kombinasi suatu material yang terbentuk dari dua atau
lebih material yang mempunyai sifat mekanik lebih kuat dari filler material
pembentuknya. Komposit terdiri dari dua bagian yaitu matrik dan filler,
dimana matrik berfungsi sebagai bahan atau zat pengikat/pelindung suatu
material komposit, matrik yang digunakan pada penelitian ini adalah resin
polyester dan katalis, dan filler berfungsi sebagai bahan pengisi komposit
yang terdiri dari serbuk atau serat-serat memanjang (Nopriantina & Astuti,
2013).
Serat adalah suatu jenis bahan yang berbentuk material-material
/komponen-komponen yang berupa jaringan memanjang yang utuh. Secara
umum, serat dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu serat sintetis dan
serat alam. Serat sintetis atau biasa dikenal dengan sebutan serat buatan
adalah suatu bahan yang molekulnya secara sengaja disusun oleh manusia
melalui berbagai rangkaian proses kimia. Serat alam adalah suatu bahan
material komposit yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan maupun
mineral (Arsyad, Arsyad Suyuti, Farid Hidayat, & Sahi Pajarrai, 2014).
Material komposit berpenguat serat alam (natural composite) terus
dikembangkan sebagai bahan alternatif pengganti bahan komposit sintesis,
Meskipun serat sintetis lebih berpotensi sebagai bahan utama pembuatan
material komposit dalam berbagai bidang, namun serat sintetis ini memiliki
sifat sukar didaur ulang serta dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan
karena sifatnya yang anorganik (Arsyad, Arsyad Suyuti, Farid Hidayat, &
Sahi Pajarrai, 2014). Serat alam memiliki keunggulan sebagai bahan
penyusun komposit diantaranya adalah kekuatan dan kekakuan yang relatif
cukup, tinggi, ringan, serta dapat diproses secara alami dan ramah lingkungan
(Irwan & Adi Saputra, 2017). Serat alam yang selama ini masih jarang
dimanfaatkan adalah sabut kelapa. Serat sabut kelapa atau dalam perdagangan
dunia dikenal dengan nama coco fiber, coir fiber, coir yarn, coir mats, dan

1
rugs, merupakan produk dari hasil pengolahan sabut kelapa. Secara
tradisional serat sabut kelapa dapat

2
dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan sapu, keset kaki, tali, dan alat-
alat rumah tangga. Serat sabut kelapa ini memiliki kelebihan yaitu potensinya
yang melimpah, ringan, kuat, elastis, tahan terhadap salinitas, dapat
menetralkan keasaman tanah, mempunyai nilai ekonomis, murah dan ramah
lingkungan, namun serat sabut kelapa ini mempunyai kelemahan sifat
mekanik oleh karena itu untuk meninngkatkan sifat mekanik dari serat sabut
kelapa ini dilakukan perendaman NaOH sebanyak 5% dengan waktu selama 2
jam. Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar didunia pada
tahun 2015 luas area tanaman perkebunan kelapa mencapai 3.585.599 hektar
dengan total produksi tanaman kelapa mencapai 2.920.665 ton (Zulkifli &
Bagus Dharmawan, 2019).
Kelapa merupakan tanaman dengan area terluas dalam bidang
perkebunan jika dibandingkan dengan area perkebunan tanaman karet.
Perkebunan kelapa saat ini menempati urutan kedua sebagai tanaman
budidaya terluas setelah padi. Area luas perkebunan tanaman kelapa yaitu
3,70 juta ha atau sekitar 26% dari 14,20 juta ha total area dari seluruh lahan
area perkebunan Indonesia (Mawardi, Saputra, & Fakhriza, 2016). Di
Sulawesi Tenggara terdapat banyak sekali lahan perkebunan kelapa salah
satunya adalah kolaka. Perkebunan kelapa di Kabupaten Kolaka tersebar
hampir diseluruh kecamatan yang merupakan perkebunan rakyat dan luas
area perkebunan kelapa di Kabupaten Kolaka pada tahun 2010 mencapai
4.603,09 ha, dari seluruh total area perkebunan kelapa di Kabupaten Kolaka
jumlah petani perkebunan kelapa adalah 9.662 kepala keluarga dengan rata-
rata kepemilikan lahan perkebunan kelapa yaitu 0,5 ha/kk. Komposisi lahan
perkebunan kelapa di Kabupaten Kolaka dapat dikelompokan menjadi
beberapa bagian yaitu: jumlah tanaman belum menghasilkan (TBM) sebesar
575,11 ha, jumlah tanaman menghasilkan TM sebesar 3.840,08 Ha, dan
jumlah tanaman tua menghasilkan (TTM) sebesar 187,90 ha (Herdhiansyah,
Sutiarso, Purwadi, & Taryono, 2013).
Penggunaan serat sabut kelapa banyak digunakan dalam pembuatan
material komposit karena memiliki kelebihan diantara: tahan terhadap jamur

7
dan tidak membusuk, memberikan insulasi yang sangat baik terhadap suhu
dan suara, tidak mudah terbakar, (flame-retardant), awet dan tahan lama
(resilient) (indahyani, 2015). Pembuatan material komposit menggunakan
serat alam tentunya memiliki kelemahan, seperti: pada pembuatan komposit
serat alam dengan menggunakan orientasi acak hanya mampu menahan beban
aksial sementara pada sisi tranversalnya dan gesernya sangat lemah. Oleh
karena itu material komposit dibuat dengan konfigurasi quasi isotropic
laminates karena memiliki kelebihan sebagai berikut: mampu menahan
pembebanan dari arah yang aksial, transversal, dan geser, memiliki kekuatan
dan kekauan yang lebih baik (Ajie Dendy & Bakar, MSAE, 2015).
Sementara ini masih jarang penelitian yang mengenai analisa kekuatan
tarik dan bending komposit serat alam dengan penguat serat sabut kelapa
dengan konfigurasi quasi isotropic laminates. Maka dari itu dalam proposal
penelitian kali ini akan diteliti beberapa arah susunan serat yaitu: +60°, 0°, -
60° dan +45°, 0°, -45° diharapkan dengan penelitian ini dapat diperoleh
material komposit yang memiliki sifat mekanik terbaik arah susunan lapisan
serat dengan menggunakan konfigurasi quasi isotropic laminates serat agar
mendapatkan nilai kuat Tarik dan bending tertingi sebagai alternative
pengganti komposit sintesis.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini akan
menggunakan serat alam yaitu material komposit berpenguat serat alam
(sabut kelapa) dengan matrik resin polyester dan katalis. Melihat potensi
kelapa yang sangat melimpah di Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


Permasalahan yang dapat diangat dalam proposal penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana kekuatan tarik komposit quasi isotropic laminates dengan
arah susunan +45°, 0°, -45°?
2. Bagaimana kekuatan bending komposit quasi isotropic laminates dengan
arah susunan +45°, 0°, -45°?

8
3. Bagaimana kekuatan tarik komposit quasi isotropic laminates dengan
arah susunan +60°, 0°, -60°?
4. Bagaimana kekuatan bending komposit quasi isotropic laminates dengan
arah susunan +60°, 0°, -60°?

1.3. Batasan Masalah

Untuk mempertajam dan memfokuskan permasalahan dalam penelitian


ini yaitu, beberapa batasan masalah yang diambil diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Konfigurasi quasi isotropic laminates dengan arah susunan +45°, 0°, -45° ,
+60°, 0°, -60°
2. Serat yang digunakan adalah sabut kelapa denngan panjang 115-125 mm.
3. Resin yang digunakan adalah resin polyester dengan persentase 98% resin
dan 2% katalis.
4. Perendaman dengan larutan NaOH dengan konsentrasi 5% selama 2 jam.
5. Pengujian yang dilakukan yaitu:
a. Uji tarik Standar ASTM D-3039
b. Uji bending standar ASTM D-790 three point bending
6. Fraksi Volume Serat:Matrik adalah 30%:70%

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menjawab permasalah yang


dikemukakan, yakni:
1. Untuk mengetahui kekuatan tarik komposit quasi isotropic laminates
dengan arah susunan +45°, 0°, -45°.
2. Untuk mengetahui kekuatan bending komposit quasi isotropic laminates
dengan arah susunan +45°, 0°, -45°.
3. Untuk mengetahui kekuatan tarik komposit quasi isotropic laminates
dengan arah susunan +60°, 0°, -60°.
4. Untuk mengetahui kekuatan bending komposit quasi isotropic laminates
dengan arah susunan +60°, 0°, -60°.

9
1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk membuat material komposit dengan serat alam yang ramah
lingkungan seperti serat sabut kelapa.
2. Untuk mengetahui sifat mekanik terbaik dengan konfigurasi quasi
isotropic laminates serat sabut kelapa dengan arah susunan +45°, 0°, -45° ,
+60°, 0°, -60°.
3. Mengolah limbah sabut kelapa menjadi produk yang layak pakai dan
ramah lingkungan.
4. Sebagai penunjang dalam proses menyelesaikan studi pendidikan kuliah
program studi mesin strata satu (S1).
5. Sebagai ajang kreativitas pembuatan material baru dalam rangka
persaingan dunia industri.

10

Anda mungkin juga menyukai