Anda di halaman 1dari 5

PERJANJIAN JUAL BELI VESPA

antara
PT. MANDIRI MOTOR VESPA
dan
PT. PUTRI AYU

Pada hari ini …., tanggal 28 Juni 2021 (Dua Puluh Delapan Juni Tahun Dua Ribu Dua Puluh
Satu), di Surabaya, telah dibuat dan ditandatangani Perjanjian Jual Beli Vespa antara :

Nama : Sugiharta
NIK : 00000000000000
Alamat : ….
Jabatan : Divisi Keuangan
- Dalam melaksanakan perbuatan hukum sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini,
bertindak selaku kuasa dari Drs. Salesman yang menjabat sebagai Kepala Divisi
Pemasaran berdasarkan surat kuasa bawah tangan tanggal 7 Juli 2021, yang mana Drs.
Salesman memiliki wewenang untuk melaksanakan Perjanjian Jual Beli berdasarkan surat
penunjukan dari Direktur Utama PT Mandiri Motor Vespa, yang anggaran dasarnya dibuat
berdasarkan akta pendirian PT Mandiri Motor Vespa Nomor : … yang dibuat di hadapan
…… Notaris di …. Pada tanggal …. , yang disahkan berdasarkan Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : …. Tanggal ……
Oleh karenanya sah bertindah untuk dan atas nama PT Mandiri Motor Vespa yang
berdomisili di Jalan Kertajaya Indah Nomor 100, RT … RW … Kelurahan … Kecamatan ….
Provinsi ….
Selanjutnya disebut “Penjual”

Dengan,
Nama : Dra. Liliana Cantika
NIK : 00000000000000
Alamat : ….
Jabatan : Direktur Utama PT Putri Ayu
Dalam melaksanakan perbuatan hukum sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini,
bertindak berdasarkan Anggaran Dasar PT. ......................................, suatu Perseroan
Terbatas yang didirikan dan telah memperoleh status sebagai badan hukum berdasarkan
hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, sebagaimana
termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas “............................” Nomor: ...... yang
dibuat di hadapan ................., Notaris di .............., pada tanggal ........................., yang
disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor: ........................... tanggal ....................., (jika ada perubahan) yang
sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Akta ............................ Nomor: ......... yang
dibuat dihadapan ..................... Notaris di ............., pada tanggal ............................., yang
disahkan berdasarkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor: .............................. tanggal ......................
Selanjutnya disebut “Pembeli”
Para Pihak dalam kedudukan sebagaimana dimaksud di atas tersebut terlebih dahulu
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa, Penjual merupakan badan hukum Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang
distribusi sepeda motor vespa dan sebagai dealer resmi motor vespa, sedangkan Pembeli
merupakan cabang dari badan hukum yang bergerak di bidang usaha produk kecantikan;
- Bahwa Pembeli bermaksud untuk membeli sepeda motor merek “Vespa” yang dijual oleh
Penjual guna meningkatkan pemasaran secara door to door.

Berdasarkan hal-hal sebagaimana dimaksud di atas, Para Pihak dengan Perjanjian ini
menegaskan telah saling setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam Perjanjian ini,
dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagaimana diuraikan di bawah ini:

PASAL 1
DEFINISI
Sepanjang tidak ditentukan lain dan/atau secara khusus dalam Perjanjian ini, maka setiap
frasa di bawah ini wajib dimaknai sebagai berikut:

(1) Perjanjian adalah Perjanjian Jual Beli yang disepakati dan ditandatangani oleh Para
Pihak;
(2) Para Pihak adalah Penjual dan Pembeli secara bersama – sama;
(3) Pihak adalah Penjual atau Pembeli secara sendiri – sendiri;
(4) Kendaraan adalah
(5)

PASAL 2
OBJEK JUAL BELI
Pihak Kedua setuju dan sepakat untuk membeli kendaraan yang diperjual belikan oleh Pihak
Pertama berupa :
- Jenis kendaraan :
- Merek/Type :
- Tahun pembuatan :
- Nomor rangka :
- Nomor mesin :
- Warna :
- Jumlah barang :
- Kondisi :
Untuk selanjutnya disebut KENDARAAN

PASAL 3
HARGA JUAL BELI
(1) Para Pihak saling setuju dan sepakat bahwa harga jual beli kendaraan motor vespa
adalah sebesar Rp. 32.000.000,- (tiga puluh dua juta rupiah) per unit;
Pasal 4
TATA CARA PEMBAYARAN

(1) Para pihak setuju dan sepakat bahwa pembayaran akan dilakukan dalam dua tahap,
yaitu :
a. Tahap pertama adalah 50% dari total keseluruhan jual beli sebesar Rp ….,
pembayaran wajib dilakukan pada saat perjanjian jual beli ini ditandatangani;
b. Tahap kedua adalah 50% dari sisa yang belum dibayarkan sebesar Rp ……,
pembayaran wajib dilakukan pada saat penyerahan motor beserta dengan
kelengkapan surat kendaraan.
(2) Pihak Kedua wajib untuk melakukan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal ini dilakukan dengan cara …..
(3) Pihak Pertama wajib untuk memberikan kwitansi dan/atau invoice sebagai alat bukti
sah dari pembayaran yang telah dilakukan oleh Pihak Kedua

Pasal 5
TATA CARA Pengiriman kendaraan
Para pihak setuju dan sepakat bahwa pengiriman kendaraan menjadi tanggung jawab pihak
pertama sepenuhnya termasuk biaya – biaya yang timbul dari pengiriman
Pihak pertama wajib untuk mengirimkan kendaraan sejumlah 15 unit ke alamat kantor Pihak
Kedua di …. Paling lambat tanggal ….
Para pihak setuju dan sepakat jika mengalami keterlambatan pengiriman perjanjian ini
menjadi batal demi hukum dan pihak pertama wajib mengembalikan uang milik pihak kedua
pengiriman kendaraan wajib disertai dengan kelengkapan surat kendaraan berupa Berita acara
serah terima kendaraan (BASTK)

pasal 6
kelengkapan surat kendaraan
pengurusan kelengkapan surat – surat kendaraan yaitu STNK dan BPKB menjadi tanggung
jawab Pihak Pertama
Pihak pertama wajib untuk menyerahkan STNK kendaraan dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan sedangkan untuk BPKB wajib untuk diserahkan paling lambat 6 (enam) bulan sejak
STNK diterima oleh Pihak Kedua
*yang mana BPKB tersebut akan langsung diserahkan kepada leasing oleh Pihak Pertama
hingga Pihak Kedua melakukan pelunasan

Pasal 7
Wanprestasi
Apabila pihak pertama tidak atau kurang menyerahkan kendaraan seperti yang diperjanjikan
dengan pihak kedua, atau menyerahkan kendaraan yang tidak sesuai dengan yang
diperjanjijan, maka pihak kedua berhak untuk membatalkan perjanjian ini dan menuntut ganti
rugi atas pembatalan perjanjian dan segala biaya yang telah dikeluarkan oleh Pihak kedua
Apabila pihak kedua tidak membayar atau kurang bayar atas kendaraan yang telah disepakati
pada saat tanggal yang telah ditentukan atau lewat waktu dari waktu yang telah diperjanjikan,
maka pihak pertama berhak membatalkan perjanjian ini dan menuntut ganti rugi atas
pembatalan perjanjian dan segala biaya yang telah dikeluarkan oleh pihak pertama

Pasal 8
Keadaan Kahar
(1) Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian ini terjadi keadaan memaksa atau Force
Majeure, sehingga menghambat pelaksanaannya, maka Para Pihak sepakat
menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat.
(2) Manakala Penyewa mengalami Force Majeure maka dalam waktu paling lambat 3 (tiga)
hari setelah terjadinya Force Majeure, Pihak Kedua wajib memberikan pernyataan
secara tertulis dan membuktikan kebenaran mengenai telah terjadinya Force Majeure
tersebut kepada Pemberi Sewa.
(3) Pemberi Sewa yang menerima pernyataan secara tertulis wajib memberikan jawaban
secara tertulis dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah pernyataan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) Pasal ini diterima, apabila Pemberi Sewa tidak dapat memberikan jawaban
secara tertulis kepada Penyewa, maka Pemberi Sewa dianggap telah menyetujui adanya
Force Majeure tersebut.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jo. ayat (3) Pasal ini juga berlaku secara
timbal balik kepada Pemberi Sewa manakala Pemberi Sewa mengalami Force
Majeure.
(5) Hal-hal yang termasuk dalam kategori Force Majeure antara lain adalah sebagai berikut :
a. Bencana alam, berupa gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor, dan/atau hal-
hal atau peristiwa yang dikategorikan sebagai bencana alam;
b. Kebakaran yang terjadi akibat hal-hal dan/atau peristiwa di luar kesalahan dan/atau
kelalaian Para Pihak yang tidak dapat diduga sebelumnya (tidak termasuk kenaikan
harga Bahan Bakar Minyak (BBM));
c. Kekacauan politik dan/atau keamanan di Negara Republik Indonesia (termasuk
keadaan perang); dan/atau
d. Hal-hal dan/atau peristiwa hukum lainnya yang terjadi di luar kekuasaan dan/atau
kemampuan manusia dan tidak dapat diduga sebelumnya.
(6) Pembuktian unsur-unsur terjadinya Force Majeure wajib dilakukan berdasarkan
ketentuan Pasal 1244, Pasal 1245, Pasal 1444 dan Pasal 1445 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.

PASAL 9
Hukum Yang Berlaku
Perjanjian ini tunduk pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia.

PASAL 10
Penyelesaian Sengketa
(1) Apabila terjadi sengketa mengenai intepretasi maupun implementasi Perjanjian ini,
maka Para Pihak setuju dan sepakat untuk menyelesaikannya secara kekeluargaan dan
mengambil jalan musyawarah untuk mufakat.
(2) Jika upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dalam waktu 14 (empat belas)
hari kalender telah dilakukan namun tidak menghasilkan perdamaian, maka Para Pihak
setuju dan sepakat untuk memilih menyelesaikan sengketa tersebut melalui Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Surabaya, sebagai tempat kedudukan atau domisili hukum yang tetap

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandantangani di atas materai cukup dalam 2 (dua)
rangkap yang mempunyai kekuatan hukum sama dan sebagai alat bukti yang sah.

JAMINAN
(1).PENJUAL memberikan jaminan bahwa KENDARAAN yang dijualnya adalah
milik sahnya sendiri, tidak ada orang atau pihak lain yang turut memilikinya
dan sebelumnya belum pernah dijual atau dipindahkan haknya, atau
dijaminkan kepada orang atau pihak lain dengan cara bagaimanapun juga.
(2).PEMBELI memberikan jaminan bahwa biro gilyet yang diberikannya dapat
diuangkan sesuai tanggal yang tertera padanya.

Pasal 6

STATUS KEPEMILIKAN

(1).Status kepemilikan KENDARAAN masih tetap berada di tangan PENJUAL


hingga PENJUAL menerima keseluruhan uang pembayaran dari PEMBELI.
(2).Status kepemilikan akan beralih kepada PEMBELI jika PENJUAL telah
menerima lunas pembayarannya dan PENJUAL menyerahkan BPKB (Buku
Pemilik Kendaraan Bermotor) KENDARAAN tersebut.

Pasal 7

SANGSI
(1).Apabila PEMBELI tidak melunasi kekurangan pembayaran sampai pada jatuh
tempo sebagaimana ditetapkan dalam pasal 3 ayat (2), PEMBELI dianggap
terlambat membayar dan dikenakan sangsi berupa denda atas keterlambatan
pembayarannya tersebut.
(2).Denda seperti tersebut pada ayat 1 ditetapkan sebesar 5 % persen dari jumlah
uang yang telah dibayarkan PEMBELI setiap hari dan maksimun denda adalah
10 % persen.

Pasal 8

KERUSAKAN DAN KEHILANGAN


(1).Selama dalam pemakaian dan penjagaannya, PEMBELI bertanggung jawab
penuh atas KENDARAAN.
(2).Apabila terjadi kerusakan, PEMBELI diharuskan memperbaiki atau
mengeluarkan ongkos biaya atas kerusakan yang diderita KENDARAAN
tersebut sehubungan dengan pemakaiannya.
(3).Apabila terjadi kehilangan, PEMBELI tetap diharuskan membayar kekurangan
pembayarannya.

Anda mungkin juga menyukai