Anda di halaman 1dari 48
BI a) Nn ew Ss nO 2s R= = aac 3 rand = xs : — ea \ S45 2 eC 3 ae] a 4 A (eo 3 Pa | ces 3 8 = 3 eu £ & Ss a on ew ew a ag _8 =e 8 #52 22 $ 28 — _ PDGK4201/MODUL 2 P endidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memiliki salah satu misinya sebagai pendidikan nilai, Dalam proses pendidikan nasional PKn pada dasamya merupakan wahana pedagogis pembangunan watak atau karakter. Secara makro PKn juga merupakan wahana sosial-pedagogis pencerdasan kehidupan bangsa. Hal ini sejalan dengan konsepsi fungsi pendidikan nasional membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan nasional PKn secara substantif-pedagogis ‘menyentuh semua esensi tujuan pendidikan nasional mulai dari iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan ‘menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab” PKn sebagai pendidikan nilai memiliki kontribusi terhadap semua substai tujuan, Oleh karena itu, PKn sebagai pendidikan nilai memiliki misi psiko-pedagogis dan sosio-pedagogis dalam pengembangan nilai-nilai: keberagamaan dalam konteks beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa: moral sosial keberagamaan dalam konteks berakhlak mulia; nilai ketahanan jasmani dan rohani dalam kontcks sehat; kebenaran dan kejujuran akademis dalam konteks berilmu melekat; terampil dan cermat dalam konteks cakap: kebaruan (novelty) dalam konteks kreatif: ketekunan dan pereaya diri dalam konteks mandiri; dan kebangsaan, demokrasi dan patriotisme dalam konteks warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab .” Modul Karakteristik PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral merupakan modul kedua dalam Mata kuliah Pembelajaran PKn di SD (PDGK 4201) yang dikembangkan sebagai bagian integral dari kurikulum pendidikan guru untuk pendidikan dasar dan pendidikan menengah, Secara umum dengan mempelajari Modul ini Anda sebagai mahasiswa guru/calon guru diharapkan mampu “menjelaskan hakikat PKn sebagai pendidikan nilai untuk dunia persekolahan”. Secara khusus, dalam Modul ini ‘Anda diharapkan mampu: 1. menjelaskan pendekatan PKn sebagai pendidikan nilai dan moral; 2. _menjelaskem pendidikan nilai dan moral dalam Standar Isi PKn SD; dan 3. menjelaskan hubungan interaktif nilai moral dalam PKn SD. Pendahuluan Untuk memfasilitasi Anda dalam mengembangkan kemampuan tersebut, dalam modul ini akan kita pelajari substansi Konseptual pendidikan nilai dalam Kegiatan Belajar sebagai berikut 1. Pendekatan PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral 2. Pendidikan Nilai dan Moral dalam PKn di SD. 3. Hubungan Interaktif Nilai dan Moral dalam PKn di SD. Untuk mempelajari Modul ini Anda diharapkan mengikuti petunjuk khusus belajar sebagai berikut. Wp ye Karalteristik PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral stn 1, Bacalah setiap Kegiatan Belajar (KB) dengan cermat sampai Anda dapat menangkap makna dan menguasai Kompetensi yang dikembangkan pada setiap KB; 2. Kerjakan Latihan yang terdapat dalam setiap KB dengan baik dan penuh kesungguhan sampai ada memperoleh pengertian yang lebih utuh tentang, substansi dan proses berpikir yang ada dalam KB tersebut, Sekedar untuk memandu Anda dalam mengecek ketepatan latihan, disediakan rambu-rambu Jjawaban latihan yang dapat Anda gunakan sebagai pendapat pembanding. Di dalam latihan ini Anda akan diminta untuk melakukan berbagai pilihan kegiatan seperti refleksi atau renungan sendiri atau berdialog dengan mahasiswa lain, atau bertanya kepada tutor, atau mengakses informasi ke berbagai sumber belajar tercetak atau elektronik, Dengan cara itu pemahaman Anda tentang teori belajar tersebut akan lebih halus dan lebih luas, 3. Bacalah Rangkuman yang disediakan untuk memberikan ringkasan tentang, aspek-aspek esensial dari setiap Kegiatan Belajar. Namun Anda juga diminta untuk membuat rangkuman yang menurut Anda merupakan inti dari kegiatan belajar tersebut. 4, Kerjakan Tes Formatif yang disediakan untuk mengecek seberapa jauh Anda mencapai tujuan pembelajaran setiap kegiatan belajar tanpa metihat Rambu- rambu jawaban yang disediakan 5. Bila Anda merasa telah menjawab Tes Formatif dengan baik, bandingkanlah jawaban Anda tersebut dengan Rambu-rambu jawaban yang disediakan. Bila setelah dihitung temyata Anda telah mencapai tingkat penguasaan sama atau lebih besar dari 80%, Anda dipersilakan untuk meneruskan ke KB berikutnya. Selamat Belajar! Pendekatan PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral di SD pakah sesungguhnya Pendidikan Nilai? Untuk dapat memahami konsep pendidikan nilai secara teoritik, Hermann (1972) mengemukakan suatu prinsip yang sangat mendasar, yakni bahwa “...value is neither taught nor cought, itis learned”, yang artinya bahwa substansi nilaitidaklah semata-mata ditangkap dan diajarkan tetapi lebih jauh, nilai dicerna dalam arti ditangkap, diinternalisasi, dan dibakukan sebagai bagian yang melekat dalam kualitas pribadi seseorang melalui proses belajar. Adalah suatu kenyataan bahwa proses belajar memang tidaklah terjadi dalam ruang bebas- budaya tetapi dalam masyarakat yang syarat-budaya karena kita hidup dalam kehidupan ‘masyarakat yang berkebudayaan. Olch karena itu memang betul bahwa proses pendidikan pada dasarnya merupakan proses pembudayaan atau enkulturasi untuk menghasilkan manusia yang berkeadaban, termasuk di dalamnya yang berbudaya. Dalam latar kehidupan masyarakat, proses pendidikan nilai sudah berlangsung dalam kehidupan masyarakat dalam berbagai bentuk tradisi. Tradisi ini dapat dilihat dari petatah-petitih adat, tradisi lisan turun-temurun seperti dongeng, nasihat, simbol- simbol, kesenian daerah seperti “kakawihan” di tatar Pasundan dan “berbalas pantun” i tatar Melayu. Walaupun demikian patut dicatat bahwa dengan begitu. pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, seperti Siaran Radio, dan tayangan ‘TV dari berbagai saluran dengan jam tayang yang panjang dan jaringan internet yang. menyuguhkan aneka ragam informasi seeara global, saat ini unsur-unsur tradisional tersebut terasa mulai terpinggirkan dan malah terkalahkan, Confohnya tradisi dongeng, dan sejenisnya yang dulu biasa dilakukan oleh orang tua terhadap anak atau cucunya semakin lama semakin tergeser oleh film kartun atau sinetron dalam media massa tersebut. Di situlah pendidikan nilai menghadapi tantangan konseptual, instrumental, dan operasional. Scbagai salah satu unsur kebudayaan (Kuncaraningrat: 1978) kesenian pada dasamya merupakan produk budaya masyarakat yang melukiskan penghayatan tentang, nilai yang berkembang dalam lingkungan masyarakat pada masing-masing jamannya. Berkaitan dengan nilai-nilai dalam masyarakat, proses “indiginasi”, yakni pemanfaatan kebudayaan daerah untuk pembelajaran mata pelajaran lain dengan tujuan untuk mendekatkan pelajaran itu dengan lingkungan sekitar siswa menjadi sangat penting. Hasil belajar akan lebih bermakna sebagai wahana pengembangan watak individu sebagai warganegara. Confohnya legenda dari seluruh penjuru tanah air seperti Malin Wp ye Karalteristik PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral stn Kundang dari Sumatra Barat, dan Sangkuriang dari Jawa Barat, digunakan sebagai stimulus dalam pembahasan suatu konsep nilai atau moral surga ada di telapak kaki ibu. Dalam konteks pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan, yang merupakan mata pelajaran yang sarat dengan nilai sosial, pendidikan nilai ‘mencakup substansi dan proses pengembangan nilai patriotisme, seperti cinta tanah air, hormat pada para pahlawan yang sengaja dikemas untuk melahirkan invidu sebagai ‘warganegara yang cerdas dan baik, rela berkorban untuk bangsa dan negara, Dalam pengertian generik, konsep dan proses pendidikan merupakan proses ‘yang sengaja dirancang dan dilakukan untuk mengembangkan potensi individu dalam interaksi dengan lingkungannya schingga menjadi dewasa dan dapat mengarungi kehidupan dengan baik, dalam arti selamat di dunia dan di akhirat, Oleh karena itu tepat sekali dikatakan bahwa pada dasarnya pendidikan mempunyai dua tujuan besar yakni mengembangkan individu dan masyarakat yang “smart and good” (Lickona, 1992:6). Konsepsi tujuan tersebut mengandung arti bahwa tujuan pendidikan tidak lain adalah mengembangkan individu dan masyarakat agar cerdas (smart) dan baik (good). Secara elaboratif dimensi tujuan ini oleh Bloom dkk (1962) dirinci menjadi tyjuan pengembangan kognitf, afektif, dan psikomotorik, yakni pengembangan pengetahuan dan pengertian, nilai dan sikap, dan keterampilan psikomotorik. Dalam konteks pendidikan nasional Indonesia telah ditegaskan dalam Pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003, ditegaskan bahwa pendidikan adalah: usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual ‘keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mmulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, Lebih lanjut dalam Pasal 3 dikemukakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan ‘membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab... Selanjuinya, sebagai prinsip pendidikan ditegaskan hal-hal sebagai berikut 1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa, 2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan multimakna 3) Pendidikandiselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. 4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. 5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat _ PDGK4201/MODUL 2 6) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen ‘masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian muta Jayanan pendidikan (Pasal 4) Namun demikian perlu ditekankan bahwa aspek cerdas dan baik itu seyogianya dipandang sebagai suatu keutuhan, seperti dua sisi dari satu: mata yang, Hal itu tercermin dari konsep kecerdasan pada saat ini, dimana kecerdasan tidak semata-mata berkenaan dengan aspek nalar atau intelektualitas atau kognitif tetapi melingkupi segala potensi individu, Sebagaimana kini kita kenal konsep kecerdasan mencakup konsepsi kecerdasan rasional, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual. Dalam konteks konsepsi tersebut maka konsep cerdas dan baik seyogianya diartikan cerdas rasional, emosional, sosial, dan spiritual. Namun demikian pengembangannya tidaklah mungkin dapat dilakukan hanya melalui suatu program pendidikan, Di dalam konteks pemikiran Taksonomi Bloom pengembangan nilai dan sikap termasuk dalam kategori afektif, yang secara khusus berisikan unsur perasaan dan sikap (values and attitudes), Proses pendidikan yang memusatkan perhatian pada pengembangan nilai dan sikap ini di dunia Barat dikenal dengan “value education, affective education, moral education, character education” (Winataputra:2001). Di Indonesia wacana pendidikan nilaitersebut secara kurikuler terintegrasi antara lain dalam pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan bahasa dan seni Bagaimana Pkn sebagai Mata Pelajaran yang Memiliki Misi adalah Pendidikan Nilai dan Moral? Khusus mengenai pendidikan nilai dalam Penjelasan Pasal 37 Undang-undang, Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional secara Khusus tidak menyebutkan, namun secara implisit, antara lain tercakup dalam muatan pendidikan kewarganegaraan, yang secara substantif dan pedagogis mempunyai misi mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki ras kebangsaan dan rasa cinta tanah air, Hel ita juga ditopang oleh rumusan landasan kurikulum, yang, dalam Pasal 36 ayat (3) secara eksplisit perlu memperhatikan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, keragaman potensi daerah dan lingkungan dan peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik. Latihan 1 Anda diminta untuk merumuskan definisi operasional tentang pendidikan nilai ‘menurut versi atau pemahamn Anda, Sempurnakan rumusan berikut ini. "Pendidikan Nilai adalah suatu bentuk yang memusatkan —perhatian pada dengan ‘menggunakan u , .. sebagai muatan substansinya dan diwujudkan dalam kegiatan interaktif seperti sn Wp ye Karalteristik PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral stn Dalam konteks kehidupan masyarakat, kita melihat betapa masih besarnya kesenjangan antara konsep dan muatan nilai yang tercermin dalam sumber-sumber normatif konstitusional dengan fenomena sosial, kultural, politik, ideologis, dan religiositas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bemegara RI. sampai kesadaran akan hak ‘anak rumah —__ dengan gombira dan didengarpendapaya 4 kebebasan berpendapat dandisekcian 32 Melaksanakan hak anak rumah ani 4_ketertan di rumah dan sekolah sekolan “> kasecizan mendengarkan pendapat orang lain “4 Nenerapkan 4.1 Mengkut tataterbdirumah dan disekolah & Keteriban dium dan di sokolah ewajban anak 4.2 Melaksanekan aluran yang beraku dt ( ketertban dalam masyarakat dirumah andi masyarakat soho’ Kelas ll, Semester 1 Se Ce 1. Merbiasekanhidup 1.1 Mengenal pentngnyahidup ukun, sang kerukunan idup Bergoingryeng —_berbagi dan dong meroiong 4 saling pel 1.2 Melksarakan ip uk, sang berbagl sling long menotng cantolng menclong Guan dan i sling berbagikebakan sekalah 2, Nenarpikan skap 21 Mengenalperingya inghongan alam cna alam sok ‘a lingkungan| seperi dunia turban dan nia hewan kosadarn akan kieran 22 Melaksanakan pemtharzaningkungan_manusia dngan alam soktar alam “& kesadarnlinghungen ‘® ‘kebiasaan memetnara slam sok Kelas Il, Semester 2 3. Menampikan sap 3.1 Mengenalkegiatanbermusyawarah — ‘kebersamaan ‘demokeats 3.2 Menghargai suaraterbanyak (mayorias) > kepedulan bersama 33 Menampikan sikap maumenerima —_‘kesadaran perurye kokalahan bermusyawarah 4 kesadaran marin “> siap alah dan sigp menang + memati keputusan bersama 4 menghormat hak mayors dan minortas > bersikap demokratis “4 Nenampikan nla 4.1 Mengenal lal Ke}juran,kedsipinan, dan ur hile Parcasia senang bekeqa dalam kehidupan sehar- berdisipln at “ sonang betera 42 Melaksanakan periatu jy, dsipin. dan + bertanggung jawab senang bekega dalam kegitan sara Kelas Ill, Semester 1 4. Mengamalkan makna 1.1 Mengenal makna satunusa satu ‘Sumpah Pemuda| bangsa dan satu banasa 2 112 Nengamaikan la-niaiSumpan _-menghormat sukwlts lain 2 mengharga’kebersamaan rmengharg!persatuan Indonesia. emda dalam Kenan sehar-han teguh pencitan ‘2 Melasanakan norma 2.1 Nengenal turar-aluran yang beak -menyadaradanya hukum dalam yang beta dt iingkungan masyaraka sektar masyarakat masyarakat 2.2 Neryebutkan contoh auran- ‘aturan yong beriahu d ingkungan meat aturan yang beraku mmasyarakal sear lngkungannya 23 Nelaksanakanatuan-aturan yang berlaku dilingkungan masyerakat — menyadar pentngryaketeriban sohiar mmasyarakat Kelas Ill, Semester 2 a Kom = Cnr 3. Memiikhargedhi 3.1 Mengenal penthgnya meriik haga meni harga ct sebogai inva a + mengharmat haga dri orang en ‘82 Member coiohbertukharga ds, & mengokulkeleohan dan ‘saper mongharga it sen, kekurangan di send mengaluikeleiten dan kehurangan & menghomet eebhan oar in Sr seni dan eran bak merendanian matabat 319 Menanpikan peak yang ‘ang ain karen kelacangannya mencerinkanharga dei “Mai Kebanggaan 41 MengoralKekfasanbangea menghormat budaya loka sebagaibangsa Indonesa,seperkebinetzan, menghormat arf ol Indonesia fekayaan alam, keramaivamahan — menghormatkebergaran 42, Nenanpitanrasabengoa —& berskap aman sega anak indonesia + banggasobaga anak bangsa Indonesia + menetima keberageman sebegs rah Kelas IV, Semester 1 1. Memahami sistem ppemerntahan desa dan emerniahkecamatan 2. Memahami sistem pemerniahan kabupaten, kota, dan provins! fi 3. Mengenal sistem emerntahantngkat pusat Kompetensi “4. Menurjukkan sap ‘erhadapglobasas di lngkungannya 1.1 Mengeral lembaga-erbaga dalam ‘susunan pomerintahan dasa dan ‘pemeniiah kecaratan 1.2 Nenggambarkan stuitur organises! + esa dan pemeriniah kecamalan—& * 2.1 Mengenallembaga-erbage dalam ‘susunan pemerinahan kabupaton, kota, dan provinst 2.2 Nenggambarkan stukturorganisasi kabupaten, kta, dan provns! ° Kelas IV, Semester 2 SS 8.1 Nengera lembagavembaga negara. dalam susunan pemeritahan tingkatpusat, seperi MPR, DPR, Presiden, MA, MK dan BPX dl 3.2 Nenyebutkan orgarisasi ‘pemerinahan ngkat pus, sepet Presiden, Waki Presiden éan para Mente * oe 6 “41 Memberian corth sederhana pengaruh glbalsesi di lingkungannya 42 Nengidenifias nis butaya Irdanesia yang pernah damian dalam misikebudayaan interasional 443 Menentukan sikap terhadap ‘pengaruhglobalsasi yang lead lingkungannya oo e 8 oe sesadaran akan pentingnya lembaga pemerniahan edultemadap pemerntzhan esa pedul thadap pemerntzhan ecamatan berkomuniksisantun dengan usu pemerintah setempal ‘esadaran akan pentingnya| lembaga pemerniahan ‘abupateikora, dan provns| dul teadap pemerinthan ‘abupatenkota, dan prevns! dul tethadap pemernihan ‘ecamatan kabupateniola, dan provins berkomunikasisantun dengan usu pameritah kabupatanta, an proves sesadaran akan pentingnys lembaga pemetniaan pusat ‘edultrhadap lembaga legisla emerinlahan pusat pedi trhadap lembaga-ksekutit pemerinlahan pusat edul terhadap lembagaudikatit pemerilahan pusat berkomunikasisantun dengan semua unsur pereitah pusat ‘kap kosmopolt kepekaanterhadepkehidupan gobal esadaran salingketergantungan s2cara global kesadaran akan nil budaya tradsional sesadaran akan peran pening isi kebudayaan ke luar agen sikapseleif dalam mengadopsi rock asing| Kelas V, Semester 1 en) Muatan Nila 4. Memahami pentngrya 1.1 Mendeskrpskan Negara Kesatuan ¢_kesadaranberbargsa say. ‘outuhan Negara Republik indonesia. Bangsa Indonesia Kesatuan Repubik “1.2 Menjelastan pentingrya ketunan &Kesadaranberanah tumpah Indonesia (NKR) Negara Kesatuan Republk Indonesia aan sau, Tanah A Inéonesia 4.3 Menunjuskan conlon-contoh periaku < Kesadaran menjunjung banasa dalam menjagaKeutuhan Negara petsatuan, banasa indonesia. Kesatuan Republi indonesia '& Kesadaran bahwa bag) Indonesia bontuk negara kesatuan adalah final 4 Skap sang menghormati antar ursu dalam kehidupan di Indonesia ‘& Sikapbersahabat antar unsur dalam kehidupan masyarakat dan nogara Indonesia 2 Memahami perauran 2.1 Merjeaskan pengerian dan “® Kesadaran batwa dimana ada ‘perundang-undangan pentingnya perauran perundang- rmasyarakat stad huku ‘ingcetpusat dan daerah __undangantingkatpusat dan daerah <_Kesadaran bahwa Indonesia 2.2 Memberikan conto perturan adalah negara hukum erundang-undangan tngkat pusat_& Kesadaranbatwa perundang- an daerah seperti aja, ant undangan dpertukan untuk orups au ints, larangan merokok —_ menyaiankan UUD 1945 * Kesadaran adanya tata urvtan perundangundangan + Rasa kelerkatan secara personal ‘sosialtehadapperaturan perundang-undangan ‘© Kepatuhan terhadapperaturan perundang-undangan yang erat pada satus dan parannya dalam ‘ehidupan + Kebiasaan menjalankan peraturan Karena kesadaran akan pentingrya ketertiban Kelas V, Semester 2 ‘3. Memahamikebebasan 3.1 Mendeskrpsikan pengertian Kesodaran berserikat dan berorganisas! cxgaisast berkumpul 3.2 Menyetutkan contohorganisas ci Kebebasan berserkat dan lnghungan sekolah dan masyarakat ——berkupul * * Standar k ‘3. Menampikan peran serta daar Kebersaman sebagai siswa imei organisa eke Kesadaranokan hak pli mein dan dit) “4 Mengrergaikepausan 4 Mengeralbenukbeniklepitsen& Kesedaran pntngnya bersama bersama swusyavarch 42 Mamatuhikopvusan bosama 4 Kesadaran alan matna keputusanbersama & Kepatutan Simin Kompetensi Dasar Ce 1. Menghargania-niai 1.1 Mendeskrpstan nla-nial wang ‘Kebersamaan |uang dalam proses dalam proses parumusan Pancasla 4 Kesadaran rasional perumusan Pancasia sebagai Dasar Negara Kemerdokaan sebagai Dasar Negara 1.2 Menostakan secare singkat “ Tolerans!antar umatberagam ria ebersamaan dalam proses anlar golongan,antar suk perumusan Pencasia sebagai Dasar & Kesadaranidenttas nasional Negara Semangat bermusyawarah 13 Meneladan niall uarg para tokch yang berperan dalam proses perumusan Pancasia sebagai Dasar Negara dalam kehidupan seharihan 2 Memahami sistem 21 Monjlaskan proses Pom dan Kesadaranhidup berdemokast pemerniahan Repubik ——_Pikada “+ kesadaren mem dan iin Indonesia 22 Mendeslripsitan lembagaembaga skap siap kalah dan slap menang negara sesual UUD 1945 has amandemen 23 Mendestrpsian tugas dan fungi emerntahan pusat dan daerah Kelas VI, Semester 2 eer st eg par 4. Nerrahai gran 311 Menjlskanpengerian Kj sama sap idupbeanpingan secara Indonesia dala negara-negara Asia Tenggara damai lingungan negare-negare 32 emberian conch peran Indonesia kommen ej sama entar sia Tenggara dale inghungan negar-negera ci bangea Tenggara “2 Wemrahani peranan plik 41 Menelahan pol harnegeri _® lap pot bbas aki! uar negen indonesia Indonesia yang bebas dan aktif dalam era globabsasi 42 Memberksn contoh peranan polik ar noger Indonesia dalam rcaturan intrnasonal Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian, YW Karakteristk Pk sebagai Pendidikan Nila dan Moret 2 Latihan Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Jatihan berikut! 1) Tuliskan satu contoh perilaku berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam ‘menanggapi isu kewarganegaraan di lingkungan sekitar! 2) Tuliskan tiga contoh kegiatan siswa dalam rangka berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi! 3) Tuliskan satu contoh citi perkembangan secara positif dan demokratis. untuk ‘membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya! 4) Tuliskan dua contoh interaksi warga negara dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.”! Petunjuk Jawaban Latihan ) Bacalah kembali pembahasan tentang perilaku berpikir secara krtis, rasional dan kreatift 2) Bacalah kembali materi tentang berpikir spasi secara aktif dan bertanggung jawab! 3) Bacalah kembali materi tentang citi perkembangan secara positif dan demokratis! 4) Bacalah kembalipembahasan tentang interaksi warga negara dengan ‘memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi! f Rangkurman 1, Muatan isi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan betkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. 2. Secara umum PKn di SD bertujuan untuk mengembangkan kemampuan: (1) Berpikirsecarakritis, sional, dan kreatifdalammenanggapiisukewarganegaraan; (2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas, dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bemegara, serta anti-korupsi; (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa- bangsa lainnya; (4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi Iulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Muatan materi tentang Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan Muatan materi tentang Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bemnegara, sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional ‘Muatan materi tentang Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan intemnasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM ‘Muatan materi tentang Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong-royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasidiri, Persamaan kkedudukan warga negara Muatan materi tentang Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi Muatan materi tentang Kekuasaan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi Mustan materi tentang Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka Muatan materi tentang Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.” Tes Formatif 2 as Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! Muatan is A. ‘mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memfokuskan pada pengembangan potensi warga negara yang memahami dan mampu ‘melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 pewarisan nilai kepada warga negara agar memahami dan_mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UD 1945 pendewasaan warga negara agar memahami dan mampu melaksanakan hhak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UuD 1945 ‘mengondi ‘kan warga negara secara sosial agar memahami dan mampu ‘melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasita dan UUD 1945 Esensi tujuan PKn di SD yang memiliki dimensi perilaku sosial-psikologis dan kkultural-kosmopolitan adalah berpikir secara_kt kewarganegaraan berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bemegara, serta rasional, dan kreatif dalam menanggapi anti-korups berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikesi 3) 4) 5) 6) 7) Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan yang dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum, mencerminkan bahwa PKn SD menganut prinsip .... A. belajar sosial B. _belajar perubahan perilaku C. belajar tuntas D. _ belajar kognitif Struktur kurikulum SD/MI yang meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI dan disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar Kompetensi mata pelajaran, mencerminkan bahwa kurikulum PKn SD menganut ketuntasan belajar pada tingkat... A. mata pelajaran B. kelas C.satuan pendidikan D. __jenjang pendidikan Mustan materi tentang Persatuan dan Kesatuan bangsa, yang berkenaan dengan wawasan demokrasi adalah A. hidup rukun dalam perbedaan dan Cinta lingkungan, B. _ kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan Sumpah Pemuda, C. _keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan D. Partisipasi dalam pembelaan negara dan Sikap positif tethadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Muatan materi tentang Norma, hukum, dan peraturan, yang mencerminkan perilaku demokratis adalah ... A. tertib dalam kehidupan keluarga, B. tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, C.—peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, D. sistem hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional Muatan materi tentang Hak asasi manusia yang mencerminkan upaya pelaksanaan rancangan aksi nasional HAM adalah hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, kemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM poe Ve 8) Muatan materi tentang Kebutuhan warga negara yang mencerminkan s demokratis adalah... A. hidup gotong-royong, Prestasi diri B. _ harga diri sebagai warga masyarakat, C. _kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, 1D. menghargai keputusan bersama, Persamaan kedudukan warga negara 9) Muatan materi tentang Konstitusi Negara yang memiliki dimensi wawasan demokrasi tentang logika konstitusional adalah A. Proklamasi Kemerdekaan dan UUD 1945 B. — Konstitusi-RIS 1949 C. UD Sementara 1950 D. — hubungan dasar negara dengan konstitusi 10) Muatan materi tentang Pancasila yang berkenaan dengan pembiasaan hidup demokratis adalah A. kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara B. proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara C._pengamalan nil Pancasila dalam kehidupan schari D. _ Pancasila sebagai ideologi terbuka Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif2 yang terdapat i bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2 a) kurang ccukup baik baik sekali Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi ‘materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai Hubungan Interaktif Pengembangan Nilai dan Moral dalam PKn SD ubungan interaktif proses pengembangan nilai dan moral dengan proses pendidikan di sckolah harus dilihat dalam paradigma pendidikan nilai secara konseptual dan operasional. Konsep-konsep “values education, moral education, education for virtues” yang secara teoritik, oleh Lickona (1992) diperkenalkan sebagai program dan proses pendidikan yang tujuannya selain mengembangkan pikiran, atau menurut Bloom untuk mengembangkan nilai dan sikap. Seperti dikutip oleh Lickona (1992) Theodore Roosevelt (mantan Presiden USA) dan Bill Honing (Superintendent of Public Instruction, California) memberi landasan pentingnya pendidikan nilai di Amerika. Roosevelt, mengatakan bahwa “Mendidik orang, hanya tertuju pada pikirannya dan bukan moralnya, sama dengan mendidikkan keburukan kepada masyarakat”. Sementara itu, Honing mengatakan bahwa “Bandul telah berayun kembali dari ide romantika yang, ‘memandang bahwa semua nila kemasyarakatan adalah ancaman. Tetapi para pendidik telah lama mengikuti masa kegilaan itu, yang pada akhimya berujung pada peserta didik ethically illiterate.” Dua kutipan tersebut memberikan landasan bahwa pendidik di dunia Barat mempunyai keyakinan bahwa pendidikan nilai, etika, moral sangat penting sebagai salah satu wahana sosiopedagogis dalam menjamin kelangsungan hidup masyarakat, bangsa, dan negara. Hal tersebut juga tampaknya dipicu oleh kenyataan meningkatnya permasalahan moral dalam masyarakat yang merentang dari sikap rakus dan tidak jujur sampai pada ancka kriminalitas dan perilaku merusak diri sendiri seperti narkoba dan bunuh iri, Seperti dikemukakan oleh Lickona (19922:4-5) kini semua negara bagian ‘Amerika Serikat dan semua unsur dalam masyarakat, publik dan privat sepakat dan mendorong agar dunia persekolahan mengambil peran yang aktif dalam pendidikan nilai Khususnya pendidikan nilai moral. Tujuannya adalah agar peserta didik menjadi melek etika, dan mampu berperilaku baik di dalam masyarakat, Dalam konteks itu dunia pendidikan diharapkan semakin mampu mewujudkan tujuan utama pendidikan, yakni mengembangkan individu yang “cerdas dan baik”” Lebih jauh juga Lickona (1992:6-7) melihat bahwa para pemikir dan pembangun demokrasi, sebagai paradigma kehidupan di dunia Barat, berpandangan bahwa pendidikan moral merupakan aspek yang esensial bagi perkembangan dan berhasilnya kehidupan demokrasi. Hal itu sangatlah beralasan, karena demokrasi pada dasarnya ‘merupakan suatu sistem pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. Sesungguhnyalah Wp ye Karalteristik PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral stn rakyat yang harus bertanggung jawab untuk menjamin tumbuh dan berkembangnya masyarakat yang bebas dan adil. Dalam konteks itu setiap individu warga negara seyogianya mengerti dan memiliki komitmen terhadap fondasi moral demokrasi yakni menghormati hak orang lain, mematuhi hukum yang berlaku, partisipasi dalam kehidupan masvarakat, dan pedult terhadap perlunya kebaikan bagi umum. Berpijak dengan penuh kesadaran pada pemikiran tersebut, sejak dini sekolah diharapkan mampu mengambil peran yang aktif dalam merancang dan melaksanakan pendidikan nilai moral yang bersumber dari kebajikan dan keadaban demokrasi Dengan kata lain pendidikan nilat dalam dunia barat adalah pendidikan nilai yang bertolak dari dan bermuara pada nilai-nilai sosial-kultural demokrasi. Sedangkan nilai ‘yang bersumber dari agama bukanlah tanggung jawab negara, karena memang dunia barat yang sekuler dengan tegas memisahkan urusan agama sebagai urusan pribadi, bukan urusan publik. Pendidikan nilai di dunia Barat secara konseptual berlandaskan pada teori perkembangan moral Piaget dan Kohlberg. Kedua teori perkembangan moral tersebut secara singkat dapat diintisarikan berikut ini (Winataputra, 988: 17-25; SMDE. We-site: 2002). Jean Piaget pada masa hidupnya pemah menjadi Wakil Direktur “Institute of Educational Science” dan sebagai Guru Besar (Profesor) Psikologi Eksperimental pada university of Geneva. Ia dengan tekun melakukan penelitian mengenai perkembangan struktur kognitif (cognitive structure) anak dan kajian moral (moral judgement) anak selama 40 tahunan, Penelitiannya itu didasarkan pada sikap verbal anak (children verbal attitudes) terhadap berbagai aturan permainan, perilaku sehari-hati, mencu «dan membohong. Ia mengidentifikasi bahwa ada dua tingkat perkembangan moral pada anak usia antara 6-12 tahun yakni heteronomi dan autonomi. Pada tingkatan heteronomi segala aturan olch anak dipandang sebagai hal yang datang dari luar jadi bersifat eksternal dan dianggap sakral Karena aturan itu merupakan hasil pemikiran orang, dewasa, Sedangkan pada tingkatan autonomi anak mulai menyadari adanya kebebasan untuk tidak sepenubnya menerima aturan itu sebagai hal yang datang dari luar dirinya Pada tingkatan ini anak menunjukkan kemampuan untuk mengkritisi aturan dan memilih aturan yang tepat atas dasar kesepakatan dan kerjasama dengan lingkungannya. Piaget bertolak dari postulat atau asumsi dasar bahwa “moralita berada dalam suatu sistem aturan, oleh Karena itu hakikat moralita seyogianya dilihat dari sudut bagaimana individu menyadari kebutuhannya akan aturan itu”. Atas dasar itu ia meneliti bagaimana anak menyadari adanya aturan dan bagaimana ia menerapkan aturan itu dalam suatu permainan. Sifat heferonomi anak disebabkan oleh fakior kematangan siruktur kognitif yang ditandai sifat egosentrisme dan hubungan interaktif dengan orang dewasa di mana anak merasa Kurang berkuasa dibanding orang dewasa. Sedang sifat ‘autonom: dipengarubi oleh kematangan struktur kognitif yang ditandai oleh kemampuan ‘mengkaji aturan secara kritis dan menerapkannya secara selektif yang muncul dari sikap resiprositas dan kerjasama. Bagaimana nilai moral berkembang dalam diri individu? Secara teoritik nilai moral berkembang secara psikologis dalam diri individu ‘mengikuti perkembangan usia dan konteks sosial. Dalam kaitannya dengan usia, Piaget ‘merumuskan perkembangan kesadaran dan pelaksanaan aturan sebagai berikut, Piaget ‘membagi beberapa tahapan dalam dua domain yakni kesadaran mengenai aturan dan pelaksanaan aturan, ‘Tahapan pada domain kesadaran mengenaiaturan 1. Usia 0-2 tahun: Pada usia ini aturan dirasakan sebagai hal yang tidak bersifat memaksa 2. Usia 2-8 tahun: Pada usia aturan disikapi sebagai hal yang bersifat sakral dan diterima tanpa pemikiran 3. Usia 8-12 tahun: Pada usia ini aturan diterima sebagai hasil kesepakatan ‘Tahapan pada domain pelaksanaan aturan: 1. Usia 0-2 tahun: Pada usia ini aturan dilakukan sebagai hal yang hanya bersifat ‘motorik saja 2. Usia 2-6 tahun: Pada usia ini aturan dilakukan sebagai perilaku yang lebih ber orientasi dri sendiri 3. Usia 6-10 tahun: Pada usia ini aturan diterima sebagai perwujudan dari kesepakatan 4. Usia 10-12 tahun: Pada usia ini aturan diterima sebagai ketentuan yang sudah dibimpun Bertolak dari teorinya itu Piaget menyimpulkan bahwa pendidikan sekolah seyogianya menitikberatkan pada pengembangan kemampuan mengambil keputusan (decision making skills) dan memecahkan masalah (problem solving) dan membina perkembangan moral dengan cara menuntut para peserta didik untuk mengembangkan aturan berdasarkan Keadilan/kepatutan (fairness), Dengan kata lain, pendidikan nilai berdasarkan teori Piaget adalah pendidikan nilai moral atau nilai etis yang dikembangkan berdasarkan pendekatan psikologi perkembangan moral kognitif. Di situlah pendidikan nilai dititikberatkan pada pengembangan perilaku moral yang dilandasi oleh penalaran ‘moral yang dicapai dalam konteks kehidupan masyarakat, Di lain pihak, Lawrence Kohlberg, Professor pada Harvard University, USA, sejak tahun 1969 selama 18 tahun ia mengadakan penelitian tentang perkembangan ‘moral berlandaskan teori perkembangan kognitif Piaget. Ia mengajukan postulat atau anggapan dasar bahwa anak membangun cara berpikir melalui pengalaman termasuk pengertian konsep moral seperti keadilan, hak, persamaan, dan kesejahteraan mamusia. Penelitian yang dilakukannya memusatkan perhatian pada kelompok usia di atas usia yang diteliti oleh Piaget. Dari penelitiannya itu Kohlberg merumuskan adanya tiga tingkat (level) yang, terdiri atas enam tahap (stage) perkembangan moral seperti berikut. Wp ye Karalteristik PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral stn 1, Tingkat I: Prakonvensional (Preconventional) a. Tahap 1: Orientasi hukuman dan kepatuhan, Citi moralita pada tahap ini adalah apapun yang pada akhimya mendapat pujian atau dihadiahi adalah baik, dan apapun yang pada akhirnya dikenai hukuman adalah buruk, b, — Tahap 2: Orientasi instrumental nisbi. Ciri moralita pada tahap ini adalah seseorang berbuat baik apabila orang lain berbuat baik padanya, dan yang baik itu adalah sesuatu bila satu sama lain berbuat hal yang sama 2, Tingkat Il: Konvensional (Conventional) a, Tahap 3: Orientasi kesepakatan timbal balik. Ciri utama moralita pada tahap ini adalah bahwa sesuatu hal dipandang baik dengan pertimbangan ‘untuk memenuhi anggapan orang Iain baik atau baik karena memang disepakati b. Tahap 4: Orientasi hukum dan ketertiban. Ciri utama moralita pada tahap ini adalah bawa sesuatu hal yang baik itu adalah yang diatur oleh hukum dalam masyarakat dan dikerjakan sebagai pemenuhan kewajiban sesuai dengan norma hukum tersebut. 3. Tingkat II: Poskonvensional (Postconventional) a. Tahap 5: Orientasi kontrak sosial legatistik. Ciri utama moralita adalah bahwa sesuatu dinilai baik bila sesuai dengan kesepakatan umum dan diterima oleh masyarakat sebagai kebenaran konsensual. b. Tahap 6: Oriemtasi prinsip etika universal. Ciri utama moralita pada tahap ini adalah bahwa sesuatu dianggap baik bila telah menjadi prinsip etika ‘yang bersifat universal dari mana norma dan aturan dijabarkan, Dengan teorinya itu Kohlberg (SMDE-Website, 2002) menolak pendidikan nil karakter tradisional yang berpijak pada pemikiran bahwa ada seperangkat kebajikan’ keadaban (bag of virtues) seperti kejujuran, budi baik, kesabaran, ketegaran yang menjadi landasan perilaku moral. Oleh karena itu ditegaskannya bahwa tugas guru adalah membelajarkan kebajikan itu melalui percontohan dan komunikasi langsung. keyakinan serta memfasilitasi peserta didik untuk melaksanakan kebajikan itu dengan memberinya penguatan. Konsepsi dan pendekatan tradisional pendidikan nilai ini inilai tidak memberi prinsip yang memandu untuk mendefinisikan kebajikan mana yang sungguh berharga untuk diikuti, Dalam kenyataannya para guru pada akhirnya berujung pada proses penanaman nilai yang tergantung pada kepercayaan sosial, kkultural dan personal. Untuk mengatasi hal tersebut Kohlberg mengajukan pendekatan pendidikan nilai dengan menggunakan pendekatan Klarifikasi nilai (value clarification approach). Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa tidak ada jawaban benar satu- satunya terhadap suatu dilema moral, tetapi di situ ada nilai yang dipegang sebagai $$ _$_—. — Allen, 1.(1960) The Role of Ninth Grade Civies in Citizenship Education, The High School Journal, 44,3: 106-111 Banks, J. A. (1977) Teaching Strategies for the Social Studies : Inguiry, Valuing, and Decision Making, Reading : Addison ~ Wesley Publishing Banks, J. A. (1990) Citizenship for a Pluralistic Democratic Society in Rauner, M. (1999) Civie Education : An Annofated Bibliography, CIVNET Barr, R. D., Barth, J. L., Shermis, $. 8. (1977) Defining the Social Studies, Virginia National Council for The Social Studies Bart, R. D., Barth, J. L., Shermis, S. S. (1978) The Nature of the Social Studies, Palm Spring : An ETS Pablication Brameld, T, (1965) Education as Power, USA : Holt, Rivehart and Winston, Inc. Capra, F. (1998) Titik Balik Peradaban : Sains, Masyarakat dan Kebangkitan Kebudayaan, Yogyakarta : Yayasan Bentang Budaya Carr, W., kemmis, 8. (1986) Becoming Critical : Education, Knowledge and Action Research, Victoria : Deakin University Center for Civie Education/CCE (1994) Civitas : National Standards for Civies and Government, Calabasas : CCE Center for Indonesian Civie Education (1999) Democratic Citizen in a Civil Sociew: Report of the Conference on Civie Education for Civil Society, Bandung:CICED Civitas International (1998) International Partnership for Civic Awareness Conference Report, Strasbourg : Civitas Intemational Cogan, J. J., (1999) Developing the Civic Society : The Role of Civic Education, Bandung : CICED Departemen P dan K (19688), Kurikurlum Sekolah Dasar, Jakarta (19686) Rencana Pendidikan SMP, Jakarta (1968) Rencana Pendidikan SMA, Jakarta (1969) Pedoman Kerja Sekolah Pendidikan Guru, Jakarta (1975a) Kurikulum Sekolah menengah Atas 1975 : Buku I Ketentuan Pokok, Jakarta : Balai Pustaka (1975b) Kurikulum Sekolah Menengah Atas 1975 : Buku I! B Bidang Studi Pendidikan Moral Pancasila, Jakarta : Balai Pustaka (1993) Kurikulum 1994 Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Jakarta (19903) Konsep dan Strategi Pendidikan Moral Pancasila di Sekolah Menengah: Suatu Penelitian Kepustakaan, Jakarta: P2LPTK. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990b) Konsep dan Masalah Pengajaran Iimu Pengetahuan Sosial di Sekolah ‘Menengah, Jakarta: P2LPTK, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2000) Statuta Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: UPI Dei ‘ott, R., Cogan, J. J. (1998) Citizenship for the 21" Century : An International perspective on Education, London : Kogan Page Dufty, D. G. (1970) Designing Integrated Course, dalam Teaching About Society, Sydney : Rigby Echols, J. M. dan Shadily, H. (1975) Kamus Inggris Indonesia, Jakarta : Gramedia Gandal, M., Finn, Jt. C. E, (1992) Freedom Papers : Teaching Democracy, USA : United States Information Agency Hahn, C.L. dan Torney-Purta,J. (1999) The IEA Civie Education Project: National and International Perspectives, dalam Social Education, 63,7:425-431 Hartor n,H.M.(1992) The Social Studies and Project 2061: An Opportunities for Harmony, dalam The Social Studies, 83;4:160-163 Kerr,D.(1999) Citizenship Education: an International Comparison, London: National Foundation for Educational Research-NFER Kuhn, TS. (1970) The Structure of Scientific Revolution, Chicago: The University of Chicago Press Pye vena bagai Pendidikan Nlai dan Moral Lickona, T. (1991) Educating for Character : How our Schools can Teach Respect and Responsibility, New York : Bantam Books NCSS (1994) Curriculum Standars for Social Studies : Expectation of Excellence, Washington Republik Indonesia (2003) Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sekretaris Negara RI (2005) Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional ‘Pendidikan, Jakarta: Sekcetariat Negara (2006) Peraturan Mendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, Jakarta Depdiknas, (2006) Peraturan Mendiknas No 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Jakarta: Depdiknas (2006) Peraturan Mendiknas No 24 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, Jakarta: Depdiknas Winataputra,U.S. (1978) 4 Pilot Study of the Implementation of the Area of Learning Moral Education of Pancasila in the 1075 SMA Curriculum in the Bandung Area, (M.A. Postgraduate Project), Sydney: Macquarie University. (2001) Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraa, sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi, (Disertasi, Bandung: PPs UPL

Anda mungkin juga menyukai