Anda di halaman 1dari 5

ADAT ISTIADAT MASYARAKAT BALI

A. Kebiasaan Masyarakat Bali


Bali adalah sebuah provinsi di Indonesia yang ibu kotanya bernama Denpasar. pulau Bali
terbagi menjadi 3 provinsi, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Pada tahun 2020, penduduk provinsi Bali berjumlah 4.317.404 jiwa, dengan kepadatan
747 jiwa/km2. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan
berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia.
Bali juga dikenal dengan julukan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.
Masyarakat atau penduduk Bali pada umumnya memiliki sifat yang sangat ramah,
dengan memiliki pola hidup seperti Bhineka dan sangat sedikit dengan aturan-aturan
ataupun terlalu fanatik dengan suatu hal, mempunyai adat dan istiadat yang selalu
dipegang teguh didalam kehidupan sehari-sehari mereka. Kegunaan dalam berpegang
teguh adat dan istiadat didalam kehidupan sehari-hari ialah untuk menghindari dari segala
masalah, atau untuk merasakan yang namanya hidup dengan kedamaian.

B. Agama di Bali
Penduduk yang memang asli kelahiran dari Bali merupakan penganut kepercayaan-
kepercayaan yang mana mereka percaya kepada alam, tetapi sesudah melewati proses-
proses adaptasi dari penduduk keturunan kerajaan Majapahit, umumnya masyarakat yang
tinggal di Bali menganut agama Hindu.
Tetapi pada zaman sekarang ini sudah banyak penduduk Bali yang menganut agama lain
selain dari agama hindu. Kepercayaan agama Hindu di Bali ini ada sedikit perbedaan
dibandingkan dengan kepercayaan agama Hindu yang berasal dari kerajaan Majapahit,
yang asal mulanya berasal dari Negara India.

C. Bahasa Daerah Bali


Negara Indonesia ini terdiri dari berbagai macam daerah, dan pada setiap daerah tersebut
memiliki budaya dan bahasa daerah masing-masing. Contoh misal daerah Bali, Bali
adalah pulau yang memiliki kekayaan budaya dan nuansa alam yang sangat indah, selain
itu Bali juga terdiri dari 3 bahasa, yakni bahasa kasar, halus, dan madya.Dari ketiga
bahasa Bali tersebut aspek atau faktor penting yang membedakan antar satu kasta dengan
kasta-kasta yang lainnya. Karena, bahasa Bali yang alus biasanya digunakan oleh para
kaum Brahmana, kemudian bahasa madya digunakan oleh para Ksatria dan Waisya, dan
bahasa bali kasar pada umumnya digunakan oleh kaum-kaum sudra.
D. Pakaian Adat
Pakaian adat, menggunakan pakaian berbeda saat ada upacara atau kegiatan adat, seperti
saat upacara pernikahan, Ngaben, persembahyangan ataupun pertemuan di balai Banjar.
Orang Hindu Bali dipastikan menggunakan pakaian tersebut untuk kebutuhan-kebutuhan
keagamaan, dan sudah menjadi budaya dan sebuah kebiasaan orang Bali, tetapi orang non
Hindu bisa berpakaian bebas dan sopan, kecuali untuk berkunjung ke sebuah pura, wajib
mengenakan pakaian adat termasuk juga wisatawan asing, kain dan selendang sebagai
pakaian adat ringan biasanya bisa disewa di tempat-tempat objek wisata.

E. Upacara Adat Bali


1. Upacara Mepandes
Dikenal juga dengan nama Metatah atau Mesuguh, upacara adat Mepandes dilakukan
ketika seorang anak mulai memasuki masa remaja. Upacara pemotongan gigi ini
digelar dengan tujuan untuk menghilangkan nafsu buruk seperti keserakahan,
kecemburuan, marah, dan sebagainya. Baik anak lelaki yang suaranya sudah
memberat dan anak perempuan yang telah mendapatkan menstruasi pertama akan
melakukan ritual keagamaan sebelum gigi mereka dipotong oleh orang yang dituakan
secara adat sebagai simbol pendewasaan.
2. Upacara Ngaben
Upacara Ngaben ialah suatu upacara pembakaran mayat atau jenazah yang dilakukan
oleh umat Hindu di daerah Bali, upacara adat ini dilakukan untuk mensucikan roh-roh
leluhur orang yang telah meninggal dunia dan menuju kepada tempat peristirahatannya
dengan melaksanakan pembakaran jenazah. Upacara adat ini terbagi menjadi beberapa
jenis, yaitu Ngaben Sawa Wedana, Ngaben Asti Wedana, dan Swasta.
Biasanya, Upacara Ngaben akan dilaksanakan dalam kurun waktu 3-7 hari. Bahkan,
ada pula persiapannya yang berlangsung hingga sebulan lamanya, dan jenazah
diawetkan hingga waktu pembakaran jenazah dilakukan. Jenis ini disebut juga dengan
Ngaben Sawa Wedana.
3. Upacara Galungan
Istilah galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno dan berarti ‘Menang’. Sesuai dengan
asal namanya, upacara adat di Bali yang satu ini bertujuan merayakan kemenangan
melawan kejahatan. Selain itu, upacara Galungan juga digelar untuk memperingati
terciptanya alam semesta beserta isinya. Upacara adat Bali ini dilakukan tiap 6 bulan
sekali dalam perhitungan kalender Bali dan dilakukan selama 10 hari berturut-turut.
ADAT ISTIADAT MASYARAKAT ACEH

Aceh adalah sebuah suku dan wilayah, tentunya ini sangat berbeda dengan suku atau wilayah
lainnya di Indonesia. Masyarakat Aceh adalah masyarakat yang pluralistis dan “terbuka”.
Dalam masyarakat Aceh, adat merupakan sesuatu yang tertulis ataupun tak tertulis yang
menjadi pedoman didalam bermasyarakat Aceh. Nah, adat yang dipahami ini merupakan titah
dari para pemimpin dan para pengambil kebijakan guna jalannya sistim dalam masyarakat.
Dalam masyarakat Aceh, adat atau hukum adat TIDAK boleh bertentangan dengan ajaran
agama islam. Sesuatu yang telah diputuskan oleh para pemimipin dan ahli tersebut haruslah
seirama dengan ketentuan syariat. Dan jika adat ini bertentangan Ajaran Syariat maka hukum
adat itu akan dihapuskan. Inilah bukti bahwa masyarakat Aceh sangat menjunjung tinggi
Nilai-nilai keagamaan.
Macam-macam Adat Istiadat Masyarakat Aceh :
1. Upacara Perkawinan
Perkawinan adalah sesuatu yang sangat sakral di dalam budaya masyarakat Aceh sebab
hal ini berhubungan dengan nilai-nilai keagamaan. Perkawinan mempunyai nuansa
tersendiri dan sangat dihormati oleh masyarakat. Upacara perkawinan pada masyarakat
Aceh merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari beberapa tahap, mulai dari
pemilihan jodoh (suami/istri), pertunangan dan hingga upacara peresmian perkawinan.

2. Upacara Peutron Tanoh (Turun Tanah)


Upacara turun tanah (peutron tanoh) diadakan setelah bayi berumur tujuh hari atau 2
tahun. Dalam jangka waktu yang cukup untuk mempersiapkannya, lebih-lebih anak
pertama yang sering diadakan upacara cukup besar, dengan memotong kerbau atau
lembu. Pada upacara ini bayi digendong oleh seseorang yang terpandang, baik perangai
dan budi pekertinya. Orang yang menggendong memakai pakaian yang bagus-bagus.
Waktu turun dari tangga ditundungi dengan sehelai kain yang dipegang oleh empat orang
pada setiap sisi kain itu. Di atas kain tersebut dibelah kelapa agar bayi tadi tidak takut
terhadap suara petir. Belahan kelapa dilempar dan sebelah lagi dilempar kepada wali
karong. Salah seorang keluarga dengan bergegas menyapu tanah dan yang lain menampi
beras bila bayi itu perempuan, sedangkan bila bayi itu laki-laki salah seorang keluarga
tersebut mencangkul tanah, mencencang batang pisang atau batang tebu. Kemudian
sejenak bayi itu dijejakkan di atas tanah dan akhirnya dibawa berkeliling rumah atau
mesjid sampai bayi itu dibawa pulang kembali ke rumah.
3. Tradisi Makan dan Minum
Makanan pokok masyarakat Aceh adalah nasi. Perbedaan yang cukup menyolok di dalam
tradisi makan dan minum masyarakat Aceh dengan masyarakat lain di Indonesia adalah
pada lauk-pauknya. Lauk-pauk yang biasa dimakan oleh masyarakat Aceh sangat spesifik
dan bercitra rasa seperti masakan India. Lauk-pauk utama masyarakat Aceh dapat berupa
ikan, daging (kambing/sapi). Sedangkan dalam tradisi minum pada masyarakat Aceh
adalah kopi. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pada pagi hari kita melihat
warung-warung di Aceh penuh sesak orang yang sedang menikmati makan pagi dengan
nasi gurih, ketan/pulut, ditemani secangkir kopi atau pada siang hari sambil bercengkrama
dengan teman sejawat makan nasi dengan kari kambing, dan sebagainya.

4. Senjata Khas Adat Masyarakat Aceh


Senjata khas Adat masyarakat aceh yang sampai dengan saat ini masih digunakan oleh
masyarakat Aceh adalah Rencong atau Rincong. Rencong atau Rincong adalah senjata
pusaka bagi rakyat Aceh dan merupakan simbol keberanian,keperkasaan,pertahanan diri
dan kepahlawanan aceh dari abad ke abad.
Rencong telah dikenal pada awal Islam Kesultanan di abad ke-13. Di jaman Kerajaan Aceh
Darussalam rencong ini tidak pernah lepas dari hampir setiap pinggang (selalu diselipkan
dipinggang depan ) rakyat Aceh yang rata-rata punya keberanian luar biasa baik pria
maupun wanita karena rencong ini bagi orang Aceh ibarat tentara dengan bedilnya yang
merupakan simbol keberanian, kebesaran, ketinggian martabat dan keperkasaan orang
Aceh sehingga orang-orang portugis atau portugal harus berpikir panjang untuk mendekati
orang Aceh.

5. Rumah Adat Masyarakata Aceh


Rumah Aceh atau Rumoh Aceh dalam bahasa Aceh adalah rumah adat Aceh yang
berbentuk rumah panggung dengan denah rumah berupa persegi panjang dan diposisikan
dari timur ke barat agar tidak sulit menentukan arah kiblat sedangkan tampak depan
menghadap utara-selatan. Salah satu ciri khas rumoh Aceh ini adalah tiang-tiang penopang
rumah yang sangat tinggi, yaitu sekitar 2,5-3 meter. Luas bangunannya pun minimal 200
m2 dengan ketinggian dasar lantai hingga atap mencapai 8 m. Walaupun memiliki ukuran
yang besar salah satu kehebatan rumoh aceh ini adalah pembangunannya yang hanya
menggunakan tali ijuk, pasak serta baji dengan material utamanya kayu, papan dan daun
rumbia untuk atapnya. Namun hingga hari ini rumah aceh ini masih berdiri tegak setelah
dibangun lebih dari 200 tahun.

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Pergaulan Remaja1
    Makalah Pergaulan Remaja1
    Dokumen8 halaman
    Makalah Pergaulan Remaja1
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Makalah Struktur Dan Fungsi Sel
    Makalah Struktur Dan Fungsi Sel
    Dokumen10 halaman
    Makalah Struktur Dan Fungsi Sel
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Alat Musik Idiophone
    Alat Musik Idiophone
    Dokumen2 halaman
    Alat Musik Idiophone
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Seekor Rubah Dan Seekor Kucing
    Seekor Rubah Dan Seekor Kucing
    Dokumen1 halaman
    Seekor Rubah Dan Seekor Kucing
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Lomba Karaoke
    Lomba Karaoke
    Dokumen5 halaman
    Lomba Karaoke
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • TBSM
    TBSM
    Dokumen6 halaman
    TBSM
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Renang Gaya Bebas
    Renang Gaya Bebas
    Dokumen5 halaman
    Renang Gaya Bebas
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Arsip
    Arsip
    Dokumen5 halaman
    Arsip
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Sunda
    Sunda
    Dokumen10 halaman
    Sunda
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Bali
    Bali
    Dokumen8 halaman
    Bali
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • PROPOSAL USAHA Pisang Ijo
    PROPOSAL USAHA Pisang Ijo
    Dokumen4 halaman
    PROPOSAL USAHA Pisang Ijo
    Dhianti Er Ihsana
    100% (2)
  • Bugis
    Bugis
    Dokumen4 halaman
    Bugis
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Sunda 5
    Sunda 5
    Dokumen5 halaman
    Sunda 5
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Baduy
    Baduy
    Dokumen12 halaman
    Baduy
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Jahe Dan Manfaatnya
    Jahe Dan Manfaatnya
    Dokumen4 halaman
    Jahe Dan Manfaatnya
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Sunda 3
    Sunda 3
    Dokumen9 halaman
    Sunda 3
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Baduy 1
    Baduy 1
    Dokumen4 halaman
    Baduy 1
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Faisal Muslem Bin Abdulwahab
    Belum ada peringkat
  • ARSIP
    ARSIP
    Dokumen10 halaman
    ARSIP
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • MINANG
    MINANG
    Dokumen4 halaman
    MINANG
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Bola Kecil
    Kata Pengantar Bola Kecil
    Dokumen4 halaman
    Kata Pengantar Bola Kecil
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Flat Jabar
    Flat Jabar
    Dokumen19 halaman
    Flat Jabar
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Adat Istiadat BETAWI
    Adat Istiadat BETAWI
    Dokumen5 halaman
    Adat Istiadat BETAWI
    Dhianti Er Ihsana
    0% (1)
  • Ciri Makhluk Hidup
    Ciri Makhluk Hidup
    Dokumen42 halaman
    Ciri Makhluk Hidup
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • EKSPOSISI
    EKSPOSISI
    Dokumen8 halaman
    EKSPOSISI
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Kisah Nabi
    Kisah Nabi
    Dokumen8 halaman
    Kisah Nabi
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Tata Tertib
    Tata Tertib
    Dokumen5 halaman
    Tata Tertib
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Unsur Desain Grafis
    Unsur Desain Grafis
    Dokumen3 halaman
    Unsur Desain Grafis
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat
  • Cerita Fantasi
    Cerita Fantasi
    Dokumen30 halaman
    Cerita Fantasi
    Dhianti Er Ihsana
    Belum ada peringkat