Anda di halaman 1dari 9

PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

MELALUI STRATEGI PERCEPATAN PEMULIHAN EKONOMI


DI KABUPATEN BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH

Itsnain Amirrosyad
NPP 30.0684
Asdaf Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah
Program Studi Teknologi Rekayasa Informasi Pemerintahan

Email : 30.0684@praja.ipdn.ac.id

A. PROFIL WILAYAH

Gambar 1.1 Peta Kabupaten Banyumas dengan Batas Wilayah Kecamatan

Kabupaten Banyumas adalah salah satu kabupaten yang berada di


Provinsi Jawa Tengah.  Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Purwokerto,
kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Brebes di utara; Kabupaten
Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Kebumen di timur,
serta Kabupaten Cilacap di sebelah selatan dan barat. Gunung Slamet, gunung
tertinggi di Jawa Tengah terdapat di ujung utara wilayah kabupaten ini.

Kabupaten Banyumas ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) tingkat


II Banyumas Nomor 2 Tahun 1990. Kabupaten Banyumas adalah salah satu
kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di bagian barat daya provinsi
Jawa Tengah. Sebagai suatu daerah otonom ibukota Kabupaten Banyumas terletak
di Purwokerto yang menjadi kota administrasi pemerintahan. Kabupaten
Banyumas didirikan pada tanggal 6 April 1582 sebagai satuan wilayah Kadipaten.

Secara geografis Kabupaten Banyumas terletak di sebelah Barat Daya


Jawa Tengah. Terletak di antara garis Bujur Timur 108 39 17 sampai 109 27
15 dan di antara garis Lintang Selatan 7 15 05 sampai 7 37 10 yang berarti
berada di belahan selatan garis katulistiwa. Luas wilayah kabupaten Banyumas
sekitar 1.327,59 km2. Luas wilayah Kabupaten Banyumas setara dengan 4,08%
dari luas keseluruhan Provinsi Jawa Tengah yaitu seluas 3.254 juta Ha.

Kabupaten Banyumas merupakan bagian dari wilayah


budaya Banyumasan, yang berkembang di bagian barat Jawa Tengah. Bahasa yang
dituturkan adalah bahasa Banyumasan, yakni salah satu ragam tertua bahasa
Jawa yang cukup berbeda dengan dialek standar bahasa Jawa ("dialek
Mataraman"). Masyarakat dari bahasa dan daerah lain kerap menjuluki "bahasa
ngapak" karena ciri khas bunyi /k/ yang dibaca penuh pada akhir kata merupakan
sisa sisa peninggalan Bahasa Jawa Kuno (berbeda dengan dialek Mataram yang
dibaca sebagai glottal stop).

Kabupaten Banyumas terdiri dari 27 kecamatan, 30 kelurahan, dan 301


desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.741.077 jiwa dengan luas
wilayah 1.335,30 km² dan sebaran penduduk 1.304 jiwa/km². Ibu kota Kabupaten
Banyumas adalah Purwokerto, di mana meliputi kecamatan Purwokerto Barat,
Purwokerto Timur, Purwokerto Selatan, dan Purwokerto Utara. Purwokerto
dulunya merupakan Kota Administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-
undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya
kota administratif, dan Purwokerto kembali menjadi bagian dari wilayah
Kabupaten Banyumas. Di antara kota-kota kecamatan yang cukup signifikan di
Kabupaten Banyumas adalah: Banyumas, Ajibarang, Wangon, Sokaraja, Buntu
dan Sumpiuh.

FUNGSI PEMERINTAH :
1. Fungsi Pelayanan (service)
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat agar
tercipta keadilan dalam masyarakat.
2. Fungsi Pengaturan (regulation)
Melakukan perumusan dan implementasi kebijakan (peraturan perundang-
undangan) agar tercipta keteraturan dalam masyarakat.
3. Fungsi Pembangunan (development)
Perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan agar tercipta suatu
kondisi masyarakat yang sejahtera.
4. Fungsi Pemberdayaan (empowerment)
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat agar
tercipta suatu kondisi masyarakat yang mandiri.
TUGAS PEMERINTAH
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah, tugas pemerintah adalah sebagai berikut:

1. Menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat (public welfare).


2. Melindungi dan mengayomi masyarakat.
3. Mewujudkan ketertiban dan ketenteraman masyarakat.
4. Pengendalian atas keseluruhan tindakan warga (WNI dan WNA).
5. Mengatur kehidupan bersama warga agar tercipta keteraturan.
VISI Kabupaten Banyumas:
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2018-2023, Pemerintah
Kabupaten Banyumas mempunyai visinya sendiri dalam menjalankan
penyelenggaran pemerintahan yaitu “Menjadikan Banyumas yang Maju, Adil-
Makmur dan Mandiri”.
MISI Kabupaten Banyumas:
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2018-2023, Visi yang
dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas dijalankan dengan menjadi
delapan misi, yang juga disebut dengan Hasta Krida, yaitu:
1. Mewujudkan Banyumas sebagai barometer pelayanan publik dengan
membangun sistem integritas birokrasi yang profesional, bersih, partisipatif,
inovatif dan bermartabat
2. Meningkatkan kualitas hidup warga melalui pemenuhan kebutuhan dan
layanan dasar pendidikan dan kesehatan
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah berkualitas,
berkeadilan dan berkelanjutan
4. Mewujudkan Banyumas sebagai Kabupaten Pelopor Kedaulatan pangan
5. Menciptakan iklim investasi yang berorientasi perluasan kesempatan kerja
yang berbasis potensi lokal dan ramah lingkungan
6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar yang merata dan
memadai sebagai daya ungkit pembangunan
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan industri kerakyatan,
Pariwisata dan industri kreatif berbasis sumber daya lokal
8. Mewujudkan tatanan masyarakat yang berbudaya serta berkepribadian dengan
menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan religius
B. PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT MELALUI STRATEGI PERCEPATAN PEMULIHAN
EKONOMI
Proyek perubahan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui strategi
percepatan pemulihan ekonomi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Banyumas melalui Program Kesejahteraan Masyarakat Oleh Pemerintah
Kabupaten Banyumas. Program
 Banyumas Membentuk Forum CSR
Pemerintah Kabupaten Banyumas dan perusahaan-perusahaan di
wilayah itu sepakat untuk membentuk Forum Corporate Social Responsibility
(CSR) dalam rangka mengoordinasikan penyaluran dana pertanggungjawaban
sosial perusahaan. Pembentukan Forum CSR tersebut dilakukan saat Sosialisasi
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 15 Tahun 2015 tentang
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang digelar Selasa (28/11) di Pendopo Si
Panji Purwokerto. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah
Banyumas Fatikul Iksan mengatakan Pembab Banyumas dalam waktu dekat
akan membentuk tim untuk memfasilitasi Forum CSR. Asisten Bidang
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Banyumas Srie
Yono menjelaskan mengenai Perda Nomor 15 Tahun 2015 yang merupakan
tindak lanjut Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial dan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab
Sosial di Lingkungan Perseroan Terbatas. Staf Bagian Hukum Setda Banyumas
Catur Wahyono memaparkan materi yang berjudul Bersama Meningkatkan
Kesejahteraan dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
 Program PKK
Dijelaskan pada rapat koordinasi yang diselenggarakan di Pendopo Si
Panji Purwokerto. Bupati Banyumas, Achmad Husein, beserta Ketua TP PKK
Kabupaten Banyumas, Erna Achmad Husein turut menghardiri rapat tersebut
untuk memberikan arahan. Dalam rapat ini, Erna Husein memaparkan program
kerja tim penggerak PKK Kabupaten Banyumas tahun 2020 serta menjelaskan
program kemitraan yang hendak dilaksanakan pada tahun ini. Ia juga
menghimbau agar tim penggerak PKK mampu bersinergi dengan OPD supaya
program kerja yang sudah disusun dapat tersalurkan dan terlaksana untuk
mewujudkan kesejahteraan keluarga. Sementara itu Bupati Banyumas Achmad
Husein berpesan untuk diadakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk
mencegah bertambahnya angka kematian akibat penyakit demam berdarah.
Terkait dengan PKK Bupati meminta salah satu program yang harus
segera diselesaikan adalah pembuatan aplikasi Sistem Informasi Menejemen
PKK (SIM PKK) yang saat ini masih dalam tahap perencanaan. Aplikasi
tersebut nantinya dibuat untuk mempermudah penyimpanan administrasi dan
dokumentasi PKK Kabupaten Banyumas sehingga dapat tersimpan dengan
cepat dan akurat karena setiap tahunnya.
Peran PKK dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga tercantum
dalam Permendagri No.5 Tahun 2007 mengenai Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) adala gerakan nasional dalam pembangunan
masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolanya dari, oleh dan untuk
masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan beratqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera,
maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan
lingkungan. Suharto (2010:59-60), pemberdayaan sebagai tujuan menunjuk
kepada hasil yang dicapai oleh perubahan sosial atau perubahan keadaan
masyarakat, seperti masyarakat berdaya, memiliki kekuasaan, dan memenuhi
kebtuhan-kebutuhanya. Ibnu Syamsi (2010: 66) salah satu jalan untuk
pemberdayaan masyarakat tersebut, adalah dengan membuat program-program
pemberdayaan yang sangat dibutuhkanya. Program pemberdayaan identik
dengan pendidikan dan merupakan hakikat dari pendidikan itu sendiri.
Dalam hal ini pendidikan luar sekolah atau pendidikan nonformal
memiliki peran salah satunya adalah untuk memberdayakan manusia,
mengembangkan potensi manusia secara optimal melalui pendidikan dan
pembelajaran. Pemberdayaan masyarakat diberikan sesuai dan dipertimbangkan
dengan kebutuhan, potensi dan permasalahan yang terdapat di masyarakat.
Peran organisasi PKK dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di bidang
Pendidikan adalah sebagai penyedia layanan pendidikan, selain itu juga
berperan sebagai penggerak masyarakat untuk mau melaksanakan program
PKK. Kemudian di bidang Kesehatan adalah sebagai penyuluh, penggerak
masyarakat dan juga sebagai fasilitator kesehatan. Peran PKK dalam
meningkatakan kesejahteraan keluarga di bidang ekonomi adalah sebagai
fasilitator dan pelaksana serta penggerak dan pengembang potensi masyarakat
khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Upaya
peningkatan kualitas organisasi PKK dalam meningkatkan pelayananya pada
masyarakat adalah melalui pelatihan dan pembinaan serta penyuluhan.
 Pengembangan Smart City
Pemerintah Kabupaten Banyumas telah melakukan sejumlah langkah
strategis untuk menggenjot implementasi Smart City di Banyumas. Langkah-
langkah tersebut antara lain, menerbitkan sejumlah regulasi sebagai payung
hukum proses digitalisasi di Banyumas, membangun infrastruktur digital,
seperti penggunaan fiber optik yang menghubungkan jaringan internet di
seluruh OPD, serta mengembangkan aplikasi dan juga website, agar pelayanan
publik lebih produktif, efisien dan terjangkau masyarakat.
Bupati Banyumas mengharapkan, implementasi smart city di
Banyumas dapat terus berkembang, sehingga pelayanan publik di Banyumas
dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Sementara itu, Kepala Dinas
Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Banyumas, Yayah Setiyono
mengatakan, pihaknya member dukungan penuh demi terselenggaranya
program Smart City di Banyumas. Program Smart City yang dicanangkan
pemerintah meliputi enam pilar, yaitu Smart Government, Smart Economy,
Samrt Live, Smart Living, Smart People, serta Smart Mobility.
 Program LAKUSEMAR (Layanan Keuangan Sebagai Upaya
Memberantas Rentenir)
Bupati Banyumas Ir H Achmad Husein didampingi Kepala Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) Purwokerto melakukan launching Program Lakusemar
(Layanan Keuangan Sebagai Upaya Memberantas Rentenir) di Aula Pasar
Sokaraja. Program yang satu ini merupakan upaya nyata dalam rangka
pemberantasan praktik rente, yakni melalui pemberian kredit murah tanpa
agunan -terutama bagi para pedagang pasar. Program Lakusemar terwujud
berkat kerjasama sinergis antara Pemerintah Kabupaten Banyumas dengan OJK
Purwokerto. Dalam rangka menekan praktik rente, Pemerintah Kabupaten
Banyumas dan OJK Purwokerto merangkul Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
untuk menyalurkan kredit murah dengan persyaratan yang mudah. Bunga
pinjaman dipatok maksimal 2% perbulan dan masa pinjaman dua tahun. Sejak
pertengahan April silam, sudah ada sembilan bank yang menyalurkan kredit
mikro antara Rp 100 hingga Rp 3 juta. Kesembilan bank yang mendukung
Program Lakusemar itu adalah BPR Soka Panca Artha, BPR Dana Mitra Sakti,
BPR BAS Bina Amanah Satria, BPR Khasanah Umat, BPR Gunung Simping,
BPR Artha Leksana, BPR Artha Mekar, BPR Mitra Gema Mandiri, dan BPR
BKK Purwokerto.
 Penurunan Angka Stunting
Pemerintah Kabupaten Banyumas menargetkan penurunan angka
prevalensi kekerdilan atau stunting pada tahun 2024. Demi capaian tersebut,
beberapa langkah akan dilakukan. Di antaranya menyatupadukan kerja antara
instansi yang terlibat dalam penanganan stunting. Seluruh Organisasi
Pemerintah Daerah (OPD) dan stakeholder terkait dapat meluruskan target
penurunan stunting. Saat ini stunting berada di angka 21,6 persen, yang berarti
setiap tahunnya harus berhasil diturunkan minimal 2,5 persen untuk menuju
2024 (sebesar) 14 persen. OPD diminta bergerak sesuai dengan tupoksinya,
misalnya intervensi terhadap gizi anak, kondisi rumah, dan ketersediaan air.
Apabila kegiatan tersebut dilakukan secara terpadu oleh seluruh pihak maka
target 14 persen di tahun 2024 akan tercapai.
Kepala Bapeddalitbang Banyumas, Kristanta,  memaparkan, angka
stunting di Banyumas masih cukup tinggi yaitu 21,6 persen, sehingga perlu
kerja keras semua pihak yang terlibat. Untuk dapat memudahkan penanganan,
Pemerintah Kabupaten Banyumas telah memilih 15 desa lokus dengan 29
indikator sebagai penentunya. Desa lokus akan diampu oleh setiap OPD yang
terlibat penanganan stunting. Menurut Kristanta Permasalahan yang dihadapi
masing-masing OPD adalah masih kurangnya edukasi terkait KB, rendahnya
(pemberian) ASI ekslusif, belum semua balita imunisasi lengkap, akses air
bersih masih rendah, serta rumah tangga yang mengolah limbah masih rendah,
pernikahan dibawah umur masih tinggi.  Pihak Bapeddalitbang akan
menyiapkan pelbagai kebijakan terkait penurunan stunting di Kabupaten
Banyumas, baik dalam bentuk RPJMD maupun penetapan Tim Percepatan
Penurunan Stunting (TPPS). Selain itu, berbagai program penanganan stunting
di seluruh OPD terkait harus disinergikan dengan 15 desa lokus yang telah
ditentukan.
C. STRATEGI PERCEPATAN PEMULIHAN EKONOMI
Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) saat ini
sudah menyiapkan tahapan untuk perubahan Perda Rencana Pembangunan Jangka
Menegah Daerah (RPJMD) Tahun 2018-2023. Dari 11 tahapan yang harus dilalui,
saat memasuki tahap Musrembang, penyerapan masukan dari SKPD-SKPD dan
stakeholder terkait, sebelum dibahas Pansus DPRD, untuk ditetapkan bersama
menjadi perda perubahan. Rencana Proyek yang dicanangkan yaitu terdiri atas
pembangunan jalan tol, pembangunan ply over lintasan jalur kereta api di Jalan
Veteran Purwokerto, fly over di Tambaknegara Kecamatan Rawalo, , rehabilitasi
Terminal Tipe A Bulupitu Purwokerto.

Kemudian pembangunan Jembatan Serayu di Desa Pegalongan Patikraja,


pembangunan waduk di Kaliurup Kecamatan Purwojati, pembangunan terminal
agrobinsis di Ajibarang. Selanjutnya pembangunan anjungan pelayaran di
Kabupaten Banyumas di Kejawar Kecamatan Banyumas.

Terjadi perubahan di RPJMD yang diseleraskan dengan RPJMN, yakni


inidikator tujuan sebelumnya ada 19 item, sekarang menjadi 12 item. Ada empat
item yang tidak ada data di tingkat kabupaten, yakni indek gini, indek ketimpangan
nasional dan regional, indek nilai tukar petani, dan indek demokrasi. Untuk sasaran
dan indikator sasarann sebelumnya terdapat 24 sasaran dan 36 indikator sasaran.
Setelah perubahan menjadi 21 sasaran dan 32 indikator sasaran. Ini disesuaikan
untuk mendukung indikator tujuan dan keselarasan dengan prioritas nasional.
Untuk strategi yang sebelumnya terdapat 88 strategi dan kini berubah
menjadi 56 strategi. Begitu pula arah kebijakan, juga menyesuaikan dengan arah
kebijakan nasional dan provinsi. Sedangkan program dan kegiatan, sebelum
perubahan, hanya program saja, sekarang menjadi tiga. Yakni program, kegiatan
dan sub kegiatan. Hal ini sesuai dengan nomenklatur Permendagri No 90 tahun
2019, dan Permendagri No 050-3708 tahun tahun 2020. Program harus disesuaikan
dengan program yang dibuat oleh kementrian.

D. CAPAIAN KINERJA
Kabupaten Banyumas meraih predikat BB pada penilaian SAKIP 2020
dengan total nilai 74,96. Predikat BB (Sangat Baik) tersebut diinterpretasikan
bahwa Pemerintah Kabupaten Banyumas akuntabel, berkinerja baik, dan memiliki
sistem manajemen kinerja yang andal. Penilaian SAKIP ini dilakukan dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman
Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Sedangkan pada penilaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Kabupaten Banyumas
meraih predikat B (Cukup Baik) dengan total nilai akhir 69,07. Hal ini dapat
diartikan bahwa penerapan Reformasi Birokrasi di Kabupaten Banyumas bersifat
formal dan secara substansi belum mampu mendorong perbaikan kinerja
organisasi. Penilaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi ini sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi.
Pemerintah Kabupaten Banyumas memperoleh penghargaan dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(KemenPAN-RB) atas prestasinya dalam penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) dengan predikat BB. Bupati Banyumas, Achmad
Husein, menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Menteri PAN/RB,
Tjahyo Kumolo, pada acara SAKIP Award 2019, di Hotel Tentrem Yogyakarta.
Predikat BB yang disematkan kepada Pemerintah Kabupaten Banyumas tersebut
menjadikan Kabupaten Banyumas sebagai peraih nilai SAKIP 2019 tertinggi se-
Jawa Tengah. Total nilai yang diraih adalah 73,84. Nilai ini meningkat pesat
dibandingkan tahun lalu, 70,95. Setelah Banyumas, tiga wilayah lain juga sukses
meraih predikat BB, yakni yaitu Cilacap, Wonogiri dan Kota Pekalongan.
Sementara kabupaten/kota lainnya masih berada pada kategori B dan CC.
Penghargaan atas keberhasilan meningkatkan nilai SAKIP juga diberikan
oleh Menteri PAN/RB kepada Pemerintah Kabupaten Kebumen. Dengan nilai
61,85 Pemerintah Kabupaten Pekalongan meraih predikat B setelah setahun
sebelumnya, berada pada predikat CC dengan nilai 58,72. Penghargaan tersebut
diterima langsung oleh Bupati Kebumen, Yazid Mahfudz. Dari hasil evaluasi
SAKIP tahun 2019, rincian nilai Kabupaten Kebumen mengalami kenaikan cukup
signifikan. Nilai perencanaan kerja naik dari 20.29 menjadi 21.13, pengukuran
kinerja 13.78 menjadi 14.19, dan pelaporan kinerja dari 9.66 naik menjadi 9.83.
Selain itu, nilai evaluasi internal mengalami kenaikan dari 5.88 menjadi 6.06, dan
capaian kinerja dari nilai 9.11 menjadi 10.64.
E. PERTUMBUHAN EKONOMI
Tindak lanjut dari upaya menjadikan kemandirian daerah adalah dengan
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995
tentang penyerahan sebagian urusan pemerintahan kepada 26 (dua puluh enam)
Daerah Tingkat II Percontohan, salah satunya adalah Kabupaten Banyumas.
Urusan yang diserahkan kepada daerah Tingkat II yang ditunjuk sebagai daerah
percontohan adalah sebagian urusan pemerintahan yang meliputi 19 bidang yaitu :
bidang pertanian, peternakan/kehewanan, perikanan darat, perikanan laut,
kehutanan dan karet rakyat, perkebunan, transmigrasi dan pembinaan perambah
hutan, pemerintahan umum, sosial, koperasi dan pembinaan usaha kecil,
kehutanan, pariwisata, pekerjaan umum, lalulintas angkutan jalan, pertambangan,
perdagangan, kesehatan, perburuhan, perindustrian, pendidikan pengajaran dan
kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai