Anda di halaman 1dari 6

1.

  Ketika penjelasan guru sulit dipahami saya meminta teman lain untuk segera

bertanya.

2. Saya berani menunjukkan kemampuan yang lebih di depan teman-teman.

3. Saya menerima kepercayaan kelompok untuk menyelesaikan tugas yang dianggap

sulit.

4. Saya ikut bersama teman-teman mengerjakan tugas kelompok sampai selesai.

5. Saya lebih banyak mengobservasi ketika bergabung dengan kelompok yang baru.

6. Saya mudah menangis karena terharu.

7. Saya menawarkan diri untuk mengerjakan tugas yang dianggap paling sulit oleh

anggota kelompok lainnya.

8. Saya yakin kelompok dapat mengerjakan tugas tanpa bantuan saya.

9. Saya ragu ketika ditunjuk sebagai koordinator kegiatan sekolah.

10. Saya menyusun rencana tugas-tugas yang akan dikerjakan.

11. Saya memilih pulang tepat waktu walaupun acara ulang tahun teman belum selesai.

12. Saya mengajak teman untuk berdiskusi tentang materi ujian sekolah.

13. Saya memilih informasi yang akan disampaikan kepada orang lain.

14. Saya tertantang mengerjakan suatu tugas yang sulit.

15. Saya memberikan bantuan hanya ketika ada teman yang memintanya.

16. Saya menyerahkan tugas kepada teman yang lebih mampu dalam kelompok.

17. Saya mencari tahu penyebab kegagalan yang pernah dialami.

18. Saya tidak perlu menjadi juara kelas, asalkan tidak berada diposisi sepuluh terbawah.

19. Saya menjadi narasumber saat diskusi antar kelompok di kelas.

20. Saya membiarkan teman yang tidak mengumpulkan tugas sekolah pada waktunya.

21. Saya membalas pesan singkat teman ketika pelajaran sedang berlangsung.

22. Konsentrasi saya terganggu saat mendengar berita mengecewakan.

23. Saya ingin orang lain meneladani pertolongan yang pernah saya berikan.

24. Saya selalu mengikuti apapun keputusan anggota kelompok.


25. Saya mempertimbangkan dengan matang segala sesuatu sebelum bertindak.

26. Saya mempersiapkan diri sambil menunggu informasi pendaftaran sekolah

kedinasan.

27. Agar diterima teman kadang saya ikut bersenda gurau hingga larut malam.

28. Saya turut menjaga barang inventaris milik sekolah.

29. Saya tertarik bergabung mengikuti kegiatan sosial.

30. Sulit rasanya melupakan perlakuan buruk orang lain terhadap diri saya.

31. Saya menyumbangkan barang bekas yang tak terpakai ke panti sosial.

32. Saya menceritakan cerita humor ketika anggota kelompok mulai tidak bersemangat.

33. Saya sulit menolak ajakan teman untuk menonton film di bioskop pada akhir pekan

walaupun saya masih memiliki tugas sekolah.

34. Saya berpikir untuk mencapai keberhasilan sesegera mungkin.

35. Saya sesekali harus mengikuti keinginan teman agar tidak dinilai negatif, walaupun

saya kurang menyukai apa yang diinginkannya

36. Saya menyampaikan bela sungkawa kepada teman yang mengalami kedukaan.

37. Saya memiliki banyak teman ketika pertama kali masuk sekolah.

38. Saya mudah memperoleh inspirasi dari pengalaman yang dialami sendiri.

39. Saya kurang peduli apakah bantuan yang saya berikan akan diingat atau tidak.

40. Saya tidak menerima masukan yang tidak sesuai dengan diri saya.

41. Saya mengkritik rekan yang salah saat diskusi.

42. Saya mencari tahu apa yang membuat orang lain sukses dalam usahanya.

43. Saya belajar mandiri di rumah untuk memperdalam penjelasan guru di kelas.

44. Saya meluangkan waktu menjenguk teman yang sedang sakit.

45. Dibandingkan dengan teman-teman saya tergolong lebih lama akrab dengan orang

baru.

46. Saya memilih tidak mengikuti kegiatan diluar sekolah, karena agak sulit membagi

waktu.
47. Saya kurang tertarik membantu teman yang sebenarnnya mampu menyelesaikan

masalahnya sendiri.

48. Saya hanya menyimak pendapat yang sesuai dengan diri saya.

49. Saya memberikan saran kepada teman dengan bahasa yang mudah diterima.

50. Saya merasa mampu tampil lebih baik apalagi memiliki pengalaman kegagalan

sebelumnya.

51. Saya merasa memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan teman-teman sekelas.

52. Saya mengalihkan tangung jawab sebagai petugas upacara bendera kepada teman

yang lebih mampu.

53. Saya tergolong orang yang perlu memilih-milih teman dalam bergaul.

54. Saya memilih menghindar dan tidak ikut campur saat melihat teman bertengkar.

55. Saya merangkum materi-materi bahan ujian untuk diri saya sendiri.

56. Saya melakukan hal-hal yang diharapkan kelompok.

57. Saya bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan teman sekelompok.

58. Saya belajar dari kegagalan yang pernah dialami sebelumnya.

59. Saya mengajari teman-teman dalam mempersiapkan diri menjelang ujian.

60. Saya tetap mengikuti ekstrakurikuler sekolah walaupun kurang berminat.

61. Saya memilih membaca novel daripada biografi orang terkenal.

62. Saya sulit mengubah kelemahan diri.

63. Saya meminta teman untuk membantu guru membawakan barang bawaannya.

64. Saya lebih senang jika mendapatkan dukungan dari teman kelompok.

65. Saya tetap mengambil keputusan apapun kondisinya saat itu.

66. Saya menarik diri apabila diminta untuk berkompetisi dengan teman-teman.

67. Saya menunda pekerjaan yang sulit dan mengerjakan yang mudah terlebih dahulu.

68. Saya diperingatkan oleh guru karena tidak menggunakan atribut lengkap saat

upacara.

69. Saya meluangkan waktu untuk berkenalan dengan warga sekitar tempat tinggal.
70. Saya tetap tenang ketika diberi tugas mendadak oleh guru.

71. Saya memberikan perhatian kepada teman yang sedang mengalami masalah.

72. Saya menyampaikan apa yang harus dilakukan kelompok.

73. Walaupun macet saya tetap melalui jalur yang biasa dilewati.

74. Saya menyerahkan kepada orang tua dalam menentukan tujuan karir.

75. Jika tugas yang telah dikerjakan dengan susah payah dianggap salah, saya akan

menyerahkan tugas tersebut kepada orang yang menyalahkan.

76. Saya ditegur oleh guru karena ngobrol dengan teman saat pelajaran berlangsung.

77. Saya rasa cara apapun dapat digunakan untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

78. Saya anggap hal yang biasa jika kenyataan tidak sesuai dengan harapan.

79. Saya bosan mendengarkan orang bercerita tentang masalah yang sama berulang

kali.

80. Saya tidak menghiraukan teman yang memiliki prestasi jauh dibawah saya.

81. Saya mematikan handphone saat masuk ke dalam pesawat terbang.

82. Saya menyukai tugas-tugas yang tujuannya sudah jelas dari awal.

83. . Saya yakin dengan hasil kerja sendiri walaupun diberikan contekan oleh teman.

84. Saya tetap mengikuti lomba cerdas cermat antar sekolah walaupun sedang

mempersiapkan diri mengikuti ujian semester.

85. Saya berbicara apa adanya dengan orang lain.

86. Saya terbiasa menjalani aktivitas yang padat.

87. Saya perlu melakukan banyak hal agar kelompok lebih baik dari kelompok lain.

88. Saya mengajak teman-teman untuk berpikir mengenai keberhasilan tim.

89. Saya memilih bertindak terlebih dahulu dan memikirkannya kemudian.

90. Saya termasuk orang yang “haus” akan informasi.

91. Seringkali saya sependapat dengan teman dalam diskusi.

92. Saya memilih menjadi penonton lomba antar kelas daripada sebagai peserta lomba.

93. Saya tetap menggunakan pakaian kesukaan saya meskipun modelnya sudah
ketinggalan jaman.

94. Melihat ekspresi teman yang sangat marah, saya menunda memberikan masukan

kepadanya.

95. Saya memberikan sumbangan ketika pihak panti asuhan yang datang ke rumah.

96. Saya memberi kesempatan orang lain untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya.

97. Saya memilih melewati medan yang sudah dikenal agar sampai tepat waktu.

98. Dibandingkan dengan teman-teman sekelas, banyak yang lebih rajin dari diri saya.

99. Ada perasaan tidak bisa menerima saat pendapat saya dikritik teman.

100. Tugas kelompok saya kerjakan sendiri agar cepat selesai.

101. Saya memerlukan bantuan orang tua untuk memperkenalkan diri pada orang lain.

102. Saya merasa lega saat berhasil melampiaskan kemarahan pada obyek tertentu.

103. Saya mengajukan diri menjadi relawan bencana alam.

104. Saya menyimak setiap pendapat yang disampaikan teman-teman.

105. Saya membutuhkan waktu agak lama dalam mencari penyebab permasalahan.

106. Saya dipercaya menjadi pemimpin kelompok.

107. Saya menyampaikan usulan kegiatan di lingkungan masyarakat.

108. Tugas kelompok dimana saya menjadi anggota biasanya diselesaikan oleh teman-

teman.

109. Saya menjadikan kesuksesan orang tua sebagai standar minimal kesuksesan pribadi.

110. Saya menahan rindu kepada orang tua saat berada jauh dari mereka.

111. Saya memberi uang kepada pengemis.

112. Saya menceritakan pengalaman sukses kepada teman untuk menginspirasi mereka.

113. Saya ikut bertanggung jawab terhadap kegagalan yang dialami kelompok.

114. Kegagalan yang saya alami merupakan pengalaman traumatis.

115. Saya memilih berada di balik layar dibandingkan menjadi pembicara di depan umum.

116. Saya menegur teman yang membuang sampah sembarangan di lingkungan sekolah.

117. Saya bertukar pikiran dengan teman yang mendapatkan peringkat pertama di kelas.
118. Saya memilih menyerah jika apa yang saya kerjakan berujung pada kegagalan.

119. Saya menyisihkan dan mengumpulkan uang saku untuk korban bencana alam.

120. Saya ragu terhadap kemampuan anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas.

Anda mungkin juga menyukai