Anda di halaman 1dari 3

Nama : IDEL MIZAL

NIM : 856582315

1. Hakikat belajar bahasa Indonesia dipandang dari teori hakikat belajar bahasa kita
mulai dengan memahami definisi belajar dan pembelajaran menurut para ahli.
Menurut Saud dan Rukmana (2006:3), “belajar adalah suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman
dan latihan.” Sedangkan pembelajaran menurut Hamalik dalam Taopik (2005:7),
“pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi
belajar bagi peserta didik.”
Secara umum bahasa adalah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasar ujaran atau
suatu ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran. Selain itu, bahasa juga dapat dimaknai
sebagai alat komunikasi antar manusia (anggota masyarakat) berupa lambang bunyi
ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006:81), “pembelajaran
Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia
Indonesia”
Simpulan hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa
hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia adalah seebuah upaya untuk mengarahkan
peserta didik sehingga terampil berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, baik itu
secara lisan maupun tulisan, serta baik dalam situasi formal maupun informal.
Selain terampil berkomunikasi, peserta didik diharapkan memiliki sikap apresiatif
terhadap karya sastra Bahasa Indonesia, para tokoh-tokoh kebahasaan, guru, dan
sesama pelajar. Tujuan tentu saja, untuk menanamkan benih dan menumbuh
kembangkan rasa nasionalisme terhadap bangsa dan negara Indonesia, yang pada
akhirnya menjadikan NKRI yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

2. Adapun konsep strategi pembelajaran bahasa Indonesia untuk siswa SD misalnya


pada strategi kegiatan membaca lansgung (KML). Penggunaan strategi KML adalah
untuk mengembangkan kemampuan membaca secara komprehensif, membaca kritis,
dan mengembangkan perolehan pengalaman siswa berdasarkan bentuk dan isi bacaan
secara ekstensif. Adapun tahapan pengajarannya, adalah sebagai berikut:
a. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks, bertanya
jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bacaan sebagai
pembangkitan pengalaman dan pengetahuan siswa serta mengemukakan hal-hal
pokok yang perlu dipahami siswa dalam membaca.
b. Guru meminta siswa membaca dalam hati. Setelah siswa membaca guru
melakukan tanya jawab tentang nisi bacaan. Pertanyaan tidak selalu harus diikat
oleh pertanyaan seperti yang ada dalam buku teks. Guru bisa menambahkan
pertanyaan sesuai dengan konteks kehidupan siswa maupun permasalahan lain
yang aktual.
c. Guru memberikan tugas latihan yang ditujukan untuk mengembangkan
pemahaman dan keterampilan siswa sejalan dengan kegiatan membaca yang telah
dilakukannya. Kegiatan itu bisa berupa menjelaskan makna kata-kata sulit dengan
menggunakan kamus, membuat ikhtisar bacaan, mempelajari penggunaan
struktur, ungkapan, dan peribahasa dalam bacaan.
3. Adapun hasil anlaisis dari morfem bebas dan terikat
a. Memperjuangkan
Dari kata “Memperjuangkan” dapat diambil “juang” adalah bentuk morfem bebas,
sedangkan memperjuangkan adalah bentuk morfem terikat, karena pada kata
memperjuangkan terdapat afiksasi “memper” dan “kan” yang menunjukan kata
tersebut morfem terikat.
b. Menelantarkan
Dari kata “Menelantarkan” dapat diambil “telantar” adalah bentuk morfem bebas,
sedangkan Menelantarkan adalah bentuk morfem terikat, karena pada kata
Menelantarkan terdapat perubahan dan penambahan huruf“mene” dan “kan” yang
menunjukan kata tersebut morfem terikat.
c. Kemilau
Dari kata “kmilau” dapat diambil “kilau” adalah bentuk morfem bebas, sedangkan
memperjuangkan adalah bentuk morfem terikat, karena pada kata kemilau terdapat
perubahan dan penambahan huruf pada kata dasar “kilau” yaitu “kem”.
d. Pengorbanan
Dari kata “Pengorbanan” dapat diambil “korban” adalah bentuk morfem bebas,
sedangkan pengorbanan adalah bentuk morfem terikat, karena pada kata tersebut
terdapat perubahan dan penambahan huruf pada kata dasar “korban” yaitu “peng”
dan “an”
4. Baik itu konfiks dan simulfiks, keduanya merupakan bagian dari afiksasi. Meski begitu,
keduanya memiliki perbedaan yang bendasar. Adapun perbedaan yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
Bentukan kata :
a. perjuangan, konfiks
b. menyatukan, konfiks
c. memberikan,konfiks
d. pertanian, konfiks
 Konfiks adalah imbuhan yang terletak pada awalan serta akhiran dari kata dasar.
Contoh konfiks adalah imbuhan ke-an, per-an, pe-an dan lain lain. 
 Simulfiks (simultaneous affix) adalah imbuhan yang terletak hanya pada awalan kata
dasar.
5. Adapun hasil analisis yaitu:
a. Kantor gubenur itu bercat hijau, memiliki kata “bercat” yang termasuk simulfiks.
b. Pak Lurah menandatangani surat undangan rapat, meiliki kata “menandatangan”
c. Dia menangis di bahuku.
d. Mahasiswa yang baik harus punya sikap disiplin, memiliki kata “disiplin” yang termasuk
morfem bebas.
e. Para murid sedang mengerjakan tugas di siang yang panasitu, memiliki kata “mengerjakan”
yang termasuk kata konfiks.

Anda mungkin juga menyukai