Anda di halaman 1dari 4

SAP PENDIDIKAN KESEHATAN JIWA KELUARGA

“HALUSINASI”

Disusun Oleh :
BayuAnggileo Pramesona, S.Kep
Endah Sumaningrum Perbawati, S.Kep
Sinta Puji Rahayu,S.Kep
Estri Haryani, S.Kep
Syafta Afrikayanti,S.Kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2010
SAP PENDIDIKAN KESEHATAN JIWA KELUARGA
PADA KLIEN DENGAN HALUSINASI

A. Latar belakang
Gangguan jiwa merupakan salah satu penyakit yang mempunyai kecenderungan
untuk menjadi kronis dan sering disertai dengan adanya penurunan fungsi di bidang
pekerjaan, hubunan sosial dan kemampuan merawat diri sehingga cenderung
menggantungkan sebagian aspek kehidupannyapada keuarga (Keliat at al, 2006).
Perlakuan yang tidak menyenangkan ini dapat menyebabkan penderita gangguan jiwa
mengalami kekambuhan dan terlambat mendapat penanganan, hal ini sesuai dengan
pendapat Irmansyah (2004) bahwa terlambatnya penanganan penderita gangguan jiwa
akan berdampak buruk, kekambuhan menjadi sering, pengobatan menjadi semakin
sulit, dan akhirnya akan mengantar penderita pada keadaan kronis berkepanjangan.
Kesembuhan dan kekambuhan penderita gangguan jiwa sangat
dipengaruhi oleh peran atau dukungan keluarga terhadap penderita gangguan jiwa.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lisdarwati et. al., (1999) bahwa
sebagian besar kegagalan pengobatan dan perawat pasien gangguan jiwa, disebabkan
oleh rendahnya peran serta dan kepedulian keluarga.
Pendidikan kesehatan jiwa pada keluarga ditujukan untuk memberikan
bimbingan dan penyuluhan keluarga tentang cara merawat pasien gangguan jiwa yang
telah kembali ke rumah. Bentuk dukungan keluraga pada pasien gangguan jiwa
diantaranya adalah: menciptakan lingkungan yang kondusif, membina komuikasi yan
efektif, mengajarkan cara merawat diri, melibatkan klien dalam aktivitas sehari-hari,
konsultasi dengan psikiater atau psikolog dan pengawasan minum obat.

B. Pokok Bahasan : Asuhan keperawatan jiwa keluarga dengan halusinasi

C. Sub Pokok Bahasan : Cara merawat klien dengan halusinasi di rumah


D. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, keluarga dapat mengetahui tentang peran
keluarga dalam merawat penderita penderita gangguan jiwa dengan halusinasi
2. Tujuan khusus:
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 15 menit keluarga diharapkan
mampu memahami peran keluarga dalam merawat penderita penderita gangguan
jiwa dengan halusinasi

E. Metode :
1. Ceramah
2. Diskusi

F. Sasaran
Keluarga klien gangguan jiwa dengan halusinasi

G. Tempat dan waktu pelaksanaan


Tempat : Poli Jiwa RSJ Prof. dr. Soeroyo Magelang
Waktu : 15 menit (jam 08.00 s.d 08.15 WIB).

H. Media : Leaflet dan Slide show

I. Rencana Pelaksanaan :
No Terapis Waktu Subjek terapi
1 Pembukaan: 2 menit Menjawab salam
- Membuka penyuluhan dengan Memperkenalkan diri
mengucap kan salam, Memperhatikan
memperkenalkan diri
2 Pelaksanaan: 10 menit Memperhatikan
- menjelaskan tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala
halusinasi
- menjelaskan cara merawat klien
dengan halusinasi
3 Penutup . 3 menit Memperhatikan dan menjawab
- memberikan kesempatan untuk salam
bertanya
- Menanyakan kembali apa yang
sudah diajarkan
- Memberikan leaflet pada
keluarga untuk dibaca dirumah
-Menyimpulkan dan mengucapkan
salam

J. Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Keluarga mengikuti penyuluhan sampai selesai
b. Perawat dapat berperan sesuai perannya (pendidik selama acara)
2. Evaluasi hasil
Keluarga mempunyai pemahaman terhadap meteri yang disampaikan dengan
mampu menjawab cara merawat klien gangguan jiwa dengan halusinasi.

K. Daftar Pustaka
Suliswati dkk.(2005). Konsep Dasar keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai