Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI

ANALISIS KEBIJAKAN DAN STRATEGI UNTUK PADA KESEHATAN KARYAWAN YANG


BAIK, KESEJAHTERAAN DAN KESETARAAN GENDER DI RS SINAR KASIH TORAJA
UNTUK MEWUJUDKAN SDGS

OLEH
dr. Sutrisno Papayungan
KM.21.10.023

PRODI S2 KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
2022
BAB I
PENDAHULUAN

Kesejahteraan dan kseahatan adalah harapan setiap pekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Setiap pekerja berhak memperolehnya. Dalam menjalankan tugasnya, para
pegawai medis, para medis dan penunjang medis yang bersentuhan dengan pasien
ataupun cairan tubuh pasien bekerja penuh resiko. Tuntutan loyalitas dan penuh
tanggung jawab sangat ditekankan kepada para karyawan untuk mencapai sebuah
pelayanan yang bermutu dan berkualitas bagi masyarakat.
Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja adalah sebuah rumah sakit swasta yang
bertumbuh dengan sehat dan cepat. Dimulai dari klinik yang beroprasi 2016, kemudian
Januari 2018 berkembang menjadi RS, terakakreditasi Tipe D pada bulan November
2018, dan terus berkembang, pada akhirnya 2021 berhasil meningkat menjadi RS tipe C.
Rumah Sakit Sinar Kasih pada dasarnya sudah membuat banyak kebijakan untuk
mendukung pencapaian tujuan SDGS, secara spesifik akan dibahas penulis pada
Kesehatan yang baik, Kesejahteraan, dan Kesetaraan Gender.
BAB II
KESEJAHTERAAN KARYAWAN DAN KESEHATAN YANG BAIK

A. Kesejahteraan karyawan Rumah Sakit

Pada hakekatnya suatu rumah sakit dan karyawan saling membutuhkan.


Karyawan adalah aset rumah sakit karena tanpa adanya sumber daya manusia maka
rumah sakit tidak akan bisa berjalan, begitu juga karyawan tidak dapat menunjang
kesejahteraan hidupnya tanpa adanya rumah sakit sebagai tempat mencari nafkah
sekaligus implementasi dari disiplin ilmu yang mereka miliki sendiri. Maka
kesejahteraan karyawan harus diperhatikan oleh pihak rumah sakit.

Definisi Kesejahteraan
Setiap pekerjadan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial
tenaga kerja. Jaminan sosial tenaga kerja dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan
keluarganya, pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan. Penyediaan
fasilitas kesejahteraan dengan memperhatikan kebutuhan pekerja dan ukuran
kemampuan rumah sakit.
Setiap orang yang hidup selalu menginginkan kesejahteraan dalam hidup
sebab dengan kesejahteraan hidupnya akan menjadi tenang dan tentram.
Berdasarkan pengertian di atas, maka diasumsikan bahwa kesejahteraan karyawan
merupakan balas jasa yang diberikan oleh rumah sakit kepada karyawan, baik yang
berbentuk uang, barang maupun jasa layanan lainnya yang dapat memberikan
kepuasan kepada karyawan dalam bekerja. Kesejahteraan karyawan merupakan
suatu program yang menitik beratkan terhadap pekerjaan dan lingkungan kerja.
Program kesejahteraan yang diberikan oleh rumah sakit, lembaga atau
organisasi kepada pegawai hendaknya bermanfaat, sehingga dapat mendorong
tercapainya tujuan rumah sakit yang efektif. Program kesejahteraan karyawan
sebaiknya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dan tidak
melanggar peraturan pemerintah. Adapun tujuan program kesejahteraan pada
pegawai adalah untuk meningkatkan kesetiaan dan ketertarikan pegawai dengan
rumah sakit.

1. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi pegawai beserta


keluarganya.
2. Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktivitas pegawai.
3. Menurunkan tingkat absensi, dan labour turnover (perputaran tenaga kerja).

Di Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja kompensasi dapat diberikan kepada karyawan dalam
empat macam, yaitu:
1. Upah dan gaji, merupakan bentuk pembayaran yang biasanya diberikan
berdasarkan Jenis Pekerjaan, besaran ditetapkan oleh Yayasan.

2. Program insentif, imbalan yang diterima karyawan selain gaji dan upah antara
lain dalam bentuk insentif, yang biasanya diberikan berdasarkan tingkat
keberhasilan RS baik dalam pendapatan Rumah Sakit setiap bulan, di Rumah
Sakit Sinar Kasih sendiri dibahasakan sebagai Uang Jasa. Dibagi berdasarkan
jenis profesi dan resiko kerja sesuai aturan yang ditetapkan oleh Yayasan.

3. Employee benefit program/ tunjangan, merupakan imbalan tidak langsung


yang diberikan RS kepada karyawan seperti BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS
kesehatan,

Ada pun jenis peningkatan kesejahteraan lainnya yang sudah diterapkan di Rumah
sakit Sinar Kasih Toraja adalah evaluasi tahunan untuk pegawai untuk menilai Etos kerja, dan
mutu pekerjaan masing-masing karyawan, penilai adalah Direksi Rumah Sakit.
Dalam hal ini penulis ( dr. Sutrisno Papayungan ) adalah merupakan salah satu direksi
rumah sakit, Menempati posisi sebagai Wakil Direktur Bidang Pelayanan. Jadi terlibat di
dalam pengambilan keputusan Yayasan sebagai Rumah Sakit Bersama Jajaran Direksi Rumah
Sakit.Penilaian pegawai teladan disesuaikan dengan masing-masing Bidang. Pegawai yang
terlibat di dalam Pelayanan akan dinilai oleh Wakil Direktur Bidang Pelayanan, Pegawai yang
bekerja sebagai penunjang medis akan dinilai oleh Wakil Direktur Bidang Penunjang Medis,
dan Bagian Administrasi dan Keuangan akan dinilai oleh Wakil Direktur bagian Umum dan
Keuangan.
Pegawai yang dianggap berprestasi dari masing-masing bagian akan diberikan reward oleh
Yayasan setiap tanggal 17 Agustus. Dalam bentuk Uang dan Hadiah dan diumumkan dalam
upacara 17 agustus yang dilaksanakan oleh Yayasan Sinar kasih Toraja.

Bagian lain dalam upaya peningkatan kesejahteraan Karyawan RS adalah pembagian


jasa sesuai dengan bidang kerja, resiko kerja, dan penilaian khusus dari Direktur RS.
Kemudian setiap tahun karyawan akan diberikan THR sesuai dengan agama dan hari raya
besar masing-masing.
Dari hal yang sudah dilakukan di Rumah Sakit kami di atas dapat disimpulkan
bahwa yang termasuk ke dalam kesejahteraan karyawan dapat berupa uang bantuan
seperti bantuan untuk keperawatan karyawan yang sakit, bantuan uang untuk tabungan,
pembagian saham, asuransi dan pensiun. Kesejahteraan buruh/pekerja adalah suatu
pemenuhan kebutuhan atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam
maupun di luar hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat
mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat (sesuai
UU RI tentang Ketenagakerjaan Tahun 2003).

B. Pencapaian Kesehatan yang Baik

Perkembangan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di Indonesia


akhir-akhir ini sangat pesat, baik dari jumlah maupun pemanfaatan teknologi kedokteran.
Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tetap harus mengutamakan peningkatan
mutu pelayanan kepada masyarakat dengan tanpa mengabaikan upaya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) bagi seluruh pekerja Rumah Sakit. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit perlu mendapat perhatian serius dalam upaya melindungi kemungkinan
dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses pelayanan kesehatan, maupun keberadaan
sarana, prasarana, obat-obatan dan logistik lainnya yang ada di lingkungan Rumah Sakit
sehingga tidak menimbulkan kecelakaan akibat kerja (KAK), penyakit akibat kerja (PAK) dan
kedaruratan termasuk kebakaran dan bencana yang berdampak pada pekerja Rumah Sakit,
pasien, pengunjung dan masyarakat di sekitarnya.

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi atau bebas dari kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan Akibat kerja tidak
saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi
juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada
akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik.Faktor penyebab sering
terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang
kurang memadai. Sehingga banyak pekerja yang mengabaikan risiko kerja pada saat bekerja
dengan tidak menggunakan alat pelindung diri walaupun sudah tersedia.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa
upaya Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja,
terutama tempat kerja yang memiliki risiko bahaya Kesehatan sehingga mudah terjangkit
penyakit .Di lihat dari isi  pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk ke
dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga
terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS
menerapkan upaya-upaya K3 di RS.

Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi terdapat juga potensi bahaya-bahaya
lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu terjadi kecelakaan (peledakan,
kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera
lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial
dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan
bagi para karyawan di RS, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RS.

Di Rumah sakit Sinar Kasih Toraja sendiri sudah memiliki Tim Manajeman K3. Tujuan Tim
Manajemen K3 dibentuk untuk menciptakan suatu sistem kesehatan dan keselamatan kerja di
rumah sakit dengan melibatkan unsur manajemen, karyawan, kondisi dan lingkungan kerja
yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan akibat kerja dan
penyakit akibat kerja.
BAB III

KESETERAAN GENDER

Konsep gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun
perempuan yang dikonstruksi secara sosial dan kultural. Misalnya, perempuan lebih dikenal
dengan sifat lemah lembut, keibuan, emosional dan sebagainya. Sedangkan laki-laki dianggap
kuat, rasional, dan perkasa. Ciri dari sifat-sifat tersebut sebenarnya bisa dipertukarkan. Artinya
masing-masing, baik kaum laki-laki maupun perempuan memiliki sifat-sifat tertentu.

Dalam berbagai profesi pelayanan pasien seperti dokter, perawat, bidan dan nakes lain,
tidak terlalu memandang perbedaan gender. Beda halnya dalam keperawatan. Profesi
keperawatan merupakan profesi yang dipandang lebih cocok untuk para perempuan ketimbang
laki-laki. Kedua, dilihat dari profesinya sebagai tenaga kesehatan, tidak ada perbedaan peran
gender. Tugas-tugas sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang ataupun kode etik
keperawatan tidak ada yang membedakan tugas perawat berdasarkan gender. Namun, dalam
prakteknya, tugas-tugas pelayanan kesehatan dijalankan secara luwes dimana pembedaan
peran gender masih tampak. Misalnya saat memandikan pasien, pekerjaan angkat-angkat dan
sebagainya. Ini terjadi karena faktor nilai- nilai budaya dan moral yang diyakini masyarakat.
Dari sisi pelayanan, sebagian pasien juga masih menganggap bahwa perempuan lebih luwes
dalam menjalankan tugas-tugas keperawatan. Ketiga, Proses marginalisasi yang memunculkan
stereotype bahwa perawat merupakan pekerjaan perempuan merembet pada struktur lembaga.

Dalam struktur yang tampak di Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja Posisi sebagai kepala
ruangan sudah dibagagi secara merata, Kepala Ruangan yang laki-laki ada pada ruang IGD dan
Kepala perawat lantai 4, sedangkan Kepala Ruangan yang perempuan adalah Perawatan
Obgyn, perawatan lantai 2, dan Lantai 3. Dari jumlah perawat, dapat juga memang seperti
kebanyakan bahwa perawat perempuan lebih banyak ketimbang perawat laki-laki.
BAB IV
PENUTUP

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals


(TPB/SDGs) adalah Agenda 2030 yang merupakan kesepakatan pembangunan
berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan. Dengan adanya tujuan-
tujuan pembangunan yang berkelanjutan tersebut diharapkan pemerintah sebagai
pemeran penting dapat menyelenggarakan program-program yang menunjang
tercapainya tujuan tersebut. Salah satu tujuan pembangunan yang berkelanjutan di
atas adalah adanya perubahan pembangunan infrastruktur rumah sakit. 
Pada Dasarnya Rumah Sakit SInar Kasih saat ini terus mengembangkan
sarananya dan infrastruktur, serta sudah cukup baik dalam memperlakukan karyawan
secara professional dan kekeluargan, dengen mengeluarkan banyak kebijakan yang
sudah dijalankan sejalan SDGS terutama dari 3 poin yang dibahas. .

Anda mungkin juga menyukai