Anda di halaman 1dari 3

Nama : M.

Andri Isknadar Sholeh


NIM : 857222839
Kelas : 1A

1. Latar belakang terjadinya kemajemukan bangsa Indonesia


a. Secara Historis
Sejarah mengatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia pertama datang ke pulau-
pulau di Nusantara terjadi dalam waktu dan jalur yang berbeda-beda. Perbedaan jalur
yang diambil dalam perjalanan, proses adaptasi di tempat yang disinggahi berbeda,
dan perbedaan hal yang dialami serta pengetahuan menyebabkan timbulnya
perbedaan suku bangsa dengan budaya yang beragam di Indonesia.
b. Secara Geografis
Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara yang terdiri dari pulau-
pulau yang satu sama lain yang terhubung oleh laut dangkal yang sangat potensial
dengan bentuk pulau-pulau itu memperlihatkan relief yang beragam, perbedaan suhu,
curah hujan, kelembaban udara, jenis tanah, flora dan fauna yang hidup di sana.
Perbedaan-perbedaan kondisi ini yang telah melahirkan berbagai suku bangsa,
terutama yang erat kaitannya dengan pola kegiatan ekonomi dan perwujudan
kebudayaan yang dihasilkan untuk mendukung kegiatan ekonomi tersebut, misalnya
pertanian, nelayan, kehutanan, dan perdagangan.
c. Secara Sosiologis
Indonesia merupakan contoh bangsa yang terbuka. Hal ini dapat dilihat dari besarnya
pengaruh budaya asing dalam membentuk keragaman masyarakat di seluruh penjuru
Indonesia. Pengaruh asing yang mewarnai sejarah kebudayaan bangsa Indonesia
adalah ketika orang-orang India, Cina, dan Arab mendatangi wilayah Indonesia,
kemudian disusul oleh kedatangan bangsa Eropa. Bangsa-bangsa tersebut datang
dengan budayanya masing-masing yang beragam.
Daerah-daerah yang relatif terbuka, khususnya daerah pesisir, paling cepat mengalami
perubahan. Dengan semakin berkembangnya transportasi, hubungan antarkelompok
masyarakat semakin intensif dan semakin seringpula mereka berbaur. Sedangkan
daerah yang terletak jauh dari pantai umumnya hanya terpengaruh sedikit, sehingga
berkembang corak budaya yang khas pula.

Keuntungan dan Kerugian kita memiliki keanekaragaman kebudayaan


Keuntungan Kerugian
1. Keragaman budaya yang ada menjadi 1. Berpotensi tinggi menimbulkan
karakter bangsa Indonesia yang perpecahan apabila keberagaman yang
menguatkan atau menjadi identitas ada tidak dapat disikapi dengan
nasional bijaksana
2. Keragaman budaya menjadi kekuatan 2. Perpecahan yang berlarut-larut dapat
bagi bangsa Indonesia yang dapat mengakibatkan munculnya konflik
memperkuat persatuan dan kesatuan
3. Menjadi perhatian dan daya tarik 3. Kebudayaan yang beraneka ragam
tersendiri bagi wisatawan asing sering mendapat klaim negara tetangga
manca negara untuk datang ke sebagai kebudayan yang mereka miliki
Indonesia dan menjadi konflik antar negara
4. Negara yang kaya akan beragam
budaya sehingga memiliki banyak
keistimewaan dibandingkan dengan
negara lain

2. Peserta didik di tingkat SD sudah bersikap dan berperilaku yang kurang sesuai dengan
nilai budaya dan kepribadian nasional karena sudah semakin maju dan modernnya
teknologi, sehingga banyak sekali hal-hal negatif yang bisa anak-anak akses dan
temukan di internet yang berakibat pada banyaknya anak SD yang nilai budaya dan
kepribadian nasionalnya merosot. Selain dari itu juga kurangnya penanaman nilai-
nilai kesopanan dari orang tua dan lingkungan sekitar.
Salah satu cara yang mungkin bisa dicoba untuk mengatasi hal tersebut adalah adanya
sinergi antara orang tua dan pendidik untuk mengarahkan anak pada hal-hal dan
kegiatan yang baik, serta menanamkan nilai-nilai kebaikan melalui contoh atau
teladan baik dimulai dari hal kecil serta membatasi penggunaan gadget dan lainnya
yang dapat mengundang anak menuju hal-hal negatif.
3. Penegakkan HAM di Indonesia sangat penting dilakukan. Karena dengan
ditegakannya HAM, ini merupakan salah satu bentuk dari tindakan yang harus
dilakukan untuk pencegahan dan penanganan terhadap banyaknya peristiwa
penyimpangan segala bentuk norma yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat
seperti norma agama norma hukum, norma moral, dan norma sosial.
4. Kendala yang dialami bangsa Indonesia dalam penegakkan HAM
 Masih rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap aparat pemerintah dan
lembaga penegakhukum
 Masih ada pihak-pihak yang berusaha menyuarakan kekerasan dan diskriminasi
terhadap perempuan ataupun kelompok minoritas
 Beberapa kelompok masyarakat masih menggunakan kekerasan dalam
menyelesaikan persoalan yang ada di antara mereka
 Belum adanya komitmen pemerintah yang kuat terhadap upaya penegakan HAM
dan kemampuan melaksanakan kebijakan HAM secara efektif sebagaimana
diamanatkan oleh konstitusi
 Kekuatan masyarakat yang mampu menekan pemerintah secara demokratis maih
masih lemah sehingga bersedia bersikap lebih peduli dan serius dalam
menjalankan agenda penegakan HAM
 Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian masyarakat dan media massa lebih
terarah padapersoalan korupsi, terorisme, dan pemulihan ekonomi daripada
penanganan kasus-kasus HAM
 Ada sebagian warga masyarakat dan aparat pemerintah yang masih berpandangan
bahwa HAM merupakan produk budaya Barat yang individualistik dan tidak
sesuai dengan budaya Indonesia
 Berbagai ketidakadilan pada masa lalu telah menyebabkan luka batin dan dendam
antarkelompok masyarakat tanpa terjadi rekonsiliasi sejati
5. Dalam hal anak belum berumur 12 tahun melakukan atau diduga melakukan tindak
pidana, maka penyidik, pembimbing kemasyarakatan, mengambil keputusan untuk
menyerahkanan kepada orang tua/wali atau mengikutsertakannya dalam program
pendidikan, pembinaan pada instansi pemerintah atau lembaga penyelenggaraan
kesejahteraan sosial yang menangani bidang kesejateraan sosial (Pasal 21 Undang
Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak jo, Pasal 67
Peraturan Pemerintah RI Nomor 65 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Diversi dan
Penanganan Anak yang Belum Berumur 12 (Dua Belas) Tahun).

Anda mungkin juga menyukai