Anda di halaman 1dari 20

SANGGAHAH HASIL PEMILIHAN

Nomor: _____________

Kepada Yth.

#Nama Pokja#

Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya

terhadap peran serta pihak-pihak yang terlibat dalam Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) di

#Nama Badan Publik# terutama kepada Pengguna Anggaran (PA), Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK) dan Kelompok Kerja (Pokja). Bersama dengan surat ini, kami yang

bertandatangan sebagai berikut:

Nama Perusahaan :
Alamat Perusahaan :
N.P.W.P :
Bermaksud memberikan Sanggahan terhadap penetapan pemenang sebagaimana tertuang

pada Berita Acara Hasil Pemilihan #nomor#, #tanggal# (terlampir) atau pada website #url#

yang telah memenangkan #nama pemenang# dengan harga penawaran sebesar #Rp.xxxx#

(#%# dari Pagu) untuk Pelaksanaan kegiatan Tender sebagai berikut:

Nama Paket :
Kode Tender :
Tahap Tender Saat ini:
Satuan Kerja :
Sistem Pengadaan :
Nilai HPS/Pagu Paket :
Kategori :
Adapun isi dari Surat Sanggahan yang kami sampaikan, dapat kami jabarkan sebagaimana di

bawah ini.

I. Konstruksi dan Dasar Hukum Keabsahan Sanggahan.

1
1) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana yang telah diubah Peraturan

Presiden Nomor 12 Tahun 2021 (PS 16/18).

2) Bahwa selanjutnya untuk pelaksanaan Pasal 91 PS 16/18, dikeluarkanlah

Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah nomor

12 tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

pemerintah melalui penyedia (PLKPP 12/21).

3) Bahwa selanjutnya pada Ayat (1) pasal 3 PLKPP 12/21 untuk Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan

Bangun melalui Penyedia dituangkan pada Lampiran III.

4) Selanjutnya pada lampiran III, angka 4.2.10 tentang Sanggah, berbunyi:

“Sanggah merupakan protes dari peserta pemilihan yang merasa

dirugikan atas penetapan pemenang"

5) Bahwa selanjutnya pada Ayat (1) pasal 4 PLKPP 12/21 untuk Dokumen

Pemilihan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan

Bangun melalui Penyedia dituangkan kedalam Lampiran VI.

6) Bahwa selanjutnya berdasarkan model dokumen pada lampiran VI

diterbitkanlah DOKUMEN PEMILIHAN #Nomor# #Tanggal:# untuk

Pengadaan #nama paket# (#singkatan#).

7) Bahwa berdasarkan Huruf A, Bab I pada dokumen #singkatan# berbunyi:

“Dokumen Kualifikasi ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor

16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta

perubahannya dan peraturan turunannya, untuk membantu peserta

dalam menyiapkan dokumen Penawaran.”

2
8) Untuk itu, sebagaimana yang dimaksud pada angka 1), angka 4) dan

angka 7) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan hal ini

sekaligus menjadi dasar bahwa sanggahan kami adalah sah secara hukum

dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

II. Perihal Sanggahan

Sanggahan ini kami sampaikan berdasarkan satu atau beberapa temuan

sebagaimana yang dimaksud pada PLKPP 12/21, lampiran III, angka 4.2.10

tentang Sanggah yang berbunyi:

“Peserta yang menyampaikan dokumen penawaran dapat mengajukan sanggah

melalui SPSE apabila menemukan:

a. kesalahan dalam melakukan evaluasi;

b. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur dalam

Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya, aturan turunannya

dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan;

c. rekayasa/persekongkolan sehingga menghalangi terjadinya

persaingan usaha yang sehat; dan/atau

d. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja Pemilihan, pimpinan UKPBJ,

PPK, PA/KPA, dan/atau kepala daerah.

Berdasarkan 4 temuan yang disyaratkan tersebut, kami setidaknya menemukan 2

(dua) temuan sebagai indikasi terjadinya pelanggaran, seperti yang kami uraikan

selanjutnya.

A. Temuan Pertama ( I ):

3
“penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur

dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya, aturan

turunannya dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Dokumen

Pemilihan;”

9) Bahwa kami menduga telah terjadi Pelanggaran #pasal yang dilanggar#.

10) Adapun Indikasi #ketentuan yg dilanggar1# yang kami temukan adalah:

(1) ..............

(2) .............

11) Adapun Indikasi #ketentuan yg dilanggar2# yang kami temukan adalah: :

(3) ............

(4) ............

12) Adapun Indikasi p#ketentuan yg dilanggar3# yang kami temukan adalah:

(5) ..........

13) Bukti-bukti.

(6) ............ (Bukti 1, terlampir)

(7) ............ (Bukti 2, terlampir)

(8) ............. (Bukti 3, terlampir)

(9) .............. (Bukti 4, terlampir)

(10) .............. (Bukti 5, terlampir)

(11) .............. (Bukti 6) pada gambar ini:

14) Dasar Hukum.

4
(12) Undang-Undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Pasal 52

tentang perubahan Undang-Undang nomor 02 tahun 2017 tentang

Jasa Konstruksi (UU 02/17).

(13) Undang-Undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Pasal

176 tentang perubahan Undang-Undang nomor 9 tahun 2015

tentang Perubahan Kedua atas UU nomor 23 tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (UU 23/14).

(14) Undang-Undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Pasal

118 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha (UU

05/99).

(15) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (PP 12/19).

(16) Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 2021 tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah nomor 22 tahun 2020 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang nomor 2 tahun 2017

tentang Jasa Konstruksi (PP 14/21).

(17) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana yang telah diubah Peraturan

Presiden Nomor 12 Tahun 2021.

(18) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor

25 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 Tahun 2020

5
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

Terintegrasi Rancang Bangun Melalui Penyedia (PMPUPR 25/20).

(19) Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 27 tahun 2021 tentang

Pedoman Penyusunan Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah

tahun 2022 (PMDAGRI 27/21).

(20) Peraturan KPPU Nomor 02 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pasal 22

Tentang Larangan Persekongkolan dalam Tender (PKPPU 02/10).

(21) Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

nomor 12 tahun 2021 tentang Pedoman pelaksanaan pengadaan

barang/jasa pemerintah melalui penyedia (PLKPP 12/21).

(22) DOKUMEN PEMILIHAN #Nomor#.

15) Kajian terhadap Temuan

(23) Bahwa menurut PS 16/18, ayat 6 menyebutkan Pengadaan

Barang/Jasa menerapkan prinsip sebagai berikut:

a. efisien;

b. efektif;

c. transparan;

d. terbuka;

e. bersaing;

f. adil; dan

g. akuntabel.

(24) bahwa berdasarkan Peraturan Presiden yang dimaksud dengan

"Transparan", berarti semua ketentuan dan informasi mengenai

Pengadaan Barang/Jasa bersifat jelas dan dapat diketahui secara

6
luas oleh Penyedia Barang/Jasa yang berminat serta oleh

masyarakat pada umumnya.

(25) bahwa berdasarkan Peraturan Presiden yang dimaksud dengan

"Terbuka", berarti Pengadaan Barang/Jasa dapat diikuti oleh semua

Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan/kriteria

tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas.

(26) bahwa berdasarkan Peraturan Presiden yang dimaksud dengan

"Akuntabel" adalah berarti harus sesuai dengan aturan dan

ketentuan yang terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa sehingga

dapat dipertanggungjawabkan.

"A. INDIKASI PELANGGARAN PRINSIP TRANSPARAN "

(27) Bahwa berdasarkan bukti pada angka (9), POKJA sama sekali tidak

menjelaskan secara resmi, terbuka dan dapat

dipertanggungjawabkan bahwa Pemenang yaitu #nama

pemenang# merupakan Badan Hukum berbentuk KSO (Kerjasama

Operasional) sebagaimana yang kami dengar dan saksikan.

(28) Bahwa berdasarkan seluruh bukti pada angka (6) s/d (9), kami sama

sekali tidak menemukan Susunan Panitia Kelompok Kerja

Pemilihan #nama paket#.

(29) Tindakan pada angka (29) dan (30) sangat jelas menunjukan tidak

semua informasi mengenai Pengadaan Barang/Jasa bersifat jelas

dan dapat diketahui secara luas oleh kami maupun oleh masyarakat

pada umumnya dan ini telah melanggar Prinsip Transparansi

sebagai mana yang disebutkan pada angka (26).

7
"B. INDIKASI PELANGGARAN PRINSIP AKUNTABEL "

(30) Bahwa setiap orang yang berusaha di Indonesia harus berada

dalam situasi persaingan yang sehat dan wajar, sehingga tidak

menimbulkan adanya pemusatan kekuatan ekonomi pada pelaku

usaha tertentu, dan atas pertimbangan ini dikeluarkanlah UU 05/99

yang telah diubah oleh pasal 118 UU Cipta Kerja.

(31) Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) adalah komisi yang

dibentuk sesuai dengan pasal 30 UU 05/99 untuk mengawasi

pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya agar tidak

melakukan monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

(32) KPPU telah mengeluarkan PKPPU 02/10, dimana salah satu

ketentuannya yaitu angka 4.2 tentang Indikasi Persekongkolan

dalam Tender, pada angka 2-nya disebutkan bahwa Indikasi

persekongkolan pada saat pembentukan Panitia, antara lain

meliputi: (e) Susunan dan kinerja Panitia tidak diumumkan atau

cenderung ditutup-tutupi.

(33) Bahwa tindakan sebagaimana yang disebut pada angka (30) adalah

tindakan yang tidak sesuai dengan aturan dan ketentuan yang

terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa sehingga dapat

dipertanggungjawabkan dalam hal ini melanggar UU 05/90 terkait

persekongkolan dalam tender yang melanggar prinsip Akuntabel.

(34) Bahwa keluarnya PG xxxx merupakan aturan turunan dari PMPUPR

25/20) jo. PP 14/21 jo. UU 02/17.

8
(35) Bahwa khusus untuk Penetapan Paket Pekerjaan #nama paket#

(Paket) sebagai pekerjaan kategori Rancang Bangun maka

dikeluarkanlah KG XXXX.

(36) Bahwa Paket tersebut dilaksanakan secara tahun jamak dalam

jangka waktu xx bulan dengan total anggaran sebesar Rp.xxxxx,-

(37) Bahwa Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan Paket dibebankan

pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah melalui Dokumen

Pelaksanaan Anggaran #nama satker# Tahun Anggaran 2021 dan

Tahun Anggaran 2022.

(38) Bahwa Paket tersebut telah ditenderkan namun hingga batas akhir

penutupan buku anggaran tahun 2021, Penyedia belum terpilih dan

alokasi Anggaran Paket telah dimasukkan kedalam SiLPA 2021.

(39) Bahwa Dasar hukum penganggaran paket harus kembali dibuat

berdasarkan pedoman terbaru yaitu PMDAGRI 27/21.

(40) Bahwa menurut KP xx/xx, masa jabatan #kepala daerah# akan

berakhir pada Bulan xx tahun 202x.

(41) Bahwa menurut PP 12/19, Pasal 96, ayat (6) menyebutkan Jangka

waktu penganggaran pelaksanaan Kegiatan Tahun Jamak

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak melampaui akhir

tahun masa jabatan Kepala Daerah berakhir.

(42) Berdasarkan angka (41), (42) dan (43) maka KG XXXX tidak dapat

dijadikan dasar hukum administratif yang sah untuk melanjutkan

Pemilihan Penyedia terlebih lagi dalam pengeluaran SPPBJ.

9
(43) Bahwa ketentuan angka (40) mewajibkan penyusunan RKA PA dan

diproses kembali memakai pedoman terbaru yaitu PMDAGRI

27/21.

(44) Ketentuan pada angka (43) juga mewajibkan sumber Anggaran

dirubah dari tahun Jamak ke tahun Tunggal.

(45) Bahwa dengan memaksakan proses pemilihan terlebih lagi

menetapkan pemenangnya adalah tindakan melanggar hukum.

(46) Bahwa tindakan sebagaimana yang disebut pada angka (47) adalah

tindakan yang tidak sesuai dengan aturan dan ketentuan yang

terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa sehingga dapat

dipertanggungjawabkan yang mencerminkan pelanggaran Prinsip

Akuntabel.

"C. INDIKASI PELANGGARAN PRINSIP TERBUKA "

(47) Bahwa Pokja pada dokumen DP 20/21, Lampiran 1 terdapat

ketentuan DETAIL PENILAIAN PENAWARAN TEKNIS PENGADAAN

#nama paket#.

(48) Bahwa ditentukan lebih lanjut untuk Unsur Proposal Rancangan,

dengan sub unsur a) Konsep rancangan yang diajukan pada setiap

tahapan pokok, termasuk tanggapan terhadap pekerjaan pemetaan

dan/atau survey, perhitungan struktur, serta metodologi desain

yang diusulkan untuk pekerjaan utama, pendetailan terhadap

rancangan awal (basic design) sesuai dengan ketentuan dalam

Dokumen Ketentuan PPK maka metode penilaiaanya adalah

sebagai berikut:

10
-  Menyampaikan konsep rancangan setiap tahapan pokok

pekerjaan, dengan didukung tanggapan terhadap pekerjaan

pemetaan dan/ atau survey, perhitungan struktur, serta

metodologi desain yang diusulkan untuk pekerjaan utama, dan

pendetailan terhadap rancangan awal (basic design) sesuai

dengan ketentuan dalam Dokumen Ketentuan PPK secara

lengkap dan baik, nilai: 100.

-  Menyampaikan konsep rancangan setiap tahapan pokok

pekerjaan, dengan didukung tanggapan terhadap pekerjaan

pemetaan dan/ atau survey, perhitungan struktur, serta

metodologi desain yang diusulkan untuk pekerjaan utama, dan

pendetailan terhadap rancangan awal (basic design) sesuai

dengan ketentuan dalam Dokumen Ketentuan PPK secara

lengkap dan cukup baik, nilai: 75.

-  Menyampaikan konsep rancangan setiap tahapan pokok

pekerjaan tanpa didukung tanggapan terhadap pekerjaan

pemetaan dan/atau survey, perhitungan struktur, serta

metodologi desain yang diusulkan untuk pekerjaan utama,

pendetailan terhadap

rancangan awal (basic design) sesuai dengan ketentuan dalam

Dokumen Ketentuan PPK, nilai: 50.

- Tidak menyampaikan konsep rancangan yang diajukan pada

setiap tahapan pokok, termasuk tanggapan terhadap pekerjaan

pemetaan dan/atau survey, perhitungan struktur, serta

11
metodologi desain yang diusulkan untuk pekerjaan utama,

pendetailan terhadap rancangan awal (basic design) sesuai

dengan ketentuan dalam Dokumen Ketentuan PPK, nilai: 0.

(49) Bahwa ditentukan lebih lanjut untuk Unsur Proposal Rancangan,

dengan sub unsur b) Seluruh jenis pekerjaan konsep rancangan

harus mencantumkan gambar dan metode pelaksanaan

pekerjaan sesuai ketentuan dalam Dokumen Ketentuan PPK

maka metode penilaiaanya adalah sebagai berikut:

-  Menyampaikan gambar dan metode pelaksanaan pekerjaan

secara lengkap dan disertai penjelasan secara baik, serta

sesuai kaidah teknis, nilai: 100

-  Menyampaikan gambar dan metode pelaksanaan pekerjaan

secara lengkap dan disertai penjelasan cukup baik, serta

sesuai kaidah teknis, nilai: 75

-  Menyampaikan gambar dan metode pelaksanaan pekerjaan

secara tidak lengkap, nilai: 50

- Tidak menyampaikan gambar dan metode pelaksanaan

pekerjaan, nilai: 0

(50) Bahwa ditentukan lebih lanjut untuk Unsur Proposal Rancangan,

dengan sub unsur c) Tanggapan atas Dokumen Ketentuan PPK

terhadap: (satu kesatuan), antara lain namun tidak terbatas

pada status informasi yang tersedia, dan detail pemenuhan

ketentuan dalam Dokumen Ketentuan PPK maka metode

penilaiaanya adalah sebagai berikut:

12
-  Menyampaikan tanggapan terhadap status informasi,

pengembangan rancangan, dan detail pemenuhan ketentuan

PPK secara baik, termasuk di dalamnya menyampaikan

rencana pemanfaatan/kerja sama dengan UMKM dan

pemanfaatan produk produksi dalam negeri serta solusi dan

inovasi, nilai: 100

-  Menyampaikan tanggapan terhadap status informasi,

pengembangan rancangan, detail pemenuhan ketentuan PPK

secara cukup baik, termasuk rencana pemanfaatan/ kerja

sama dengan UMKM dan pemanfaatan produk produksi

dalam negeri, solusi dan inovasi, nilai: 75

-  Menyampaikan tanggapan terhadap status informasi,

pengembangan rancangan, dan detail pemenuhan ketentuan

PPK, namun tidak menyampaikan rencana pemanfaatan/

kerja sama dengan UMKM dan pemanfaatan produk produksi

dalam negeri serta solusi dan inovasi, nilai: 50.

-  Tidak menyampaikan tanggapan terhadap status informasi,

pengembangan rancangan, dan detail pemenuhan ketentuan

PPK termasuk di dalamnya menyampaikan rencana

pemanfaatan/kerja sama dengan UMKM dan pemanfaatan

produk produksi dalam negeri serta solusi dan inovasi, nilai: 0

(51) Bahwa Metode Penilaian yang dipakai pada angka (50), (51), & (52)

adalah Metode Kualitatif yang terkuantifikasi berdasarkan skala

hanya Baik, Lengkap dan sesuai kaidah teknis.

13
(52) Bahwa untuk skala Baik, dalam praktek pengukurannya menjadi

timpang karena tidak dijelaskan nilai Baik maupun cukup baik

berapa? lantas apakah tidak ada ukuran Kurang Baik ?

(53) Bahwa untuk skala Lengkap dan Kaidah Teknis, Pokja juga tidak

menentukan apalagi menetapkan standar acuan ukuran lengkap

isinya meliputi apa saja, serta Kaidah Teknis yang dimaksud

berdasarkan standar dokumen mana, teori ataupun buku karangan

siapa?

(54) Metode yang dipakai pada angka (50), (51), & (52) terbukti tidak

mencerminkan ketentuan dan prosedur yang jelas sehingga

melanggar prinsip "terbuka" sebagaimana yang disebutkan pada

angka (27).

B. Temuan Kedua ( II ) :

“rekayasa/persekongkolan sehingga menghalangi terjadinya

persaingan usaha yang sehat”

16) Bukti.

(55) Bertita Acara Penjelasan (Bukti 7, terlampir)

(56) Bukti 1 s/d bukti 4

17) Dasar Hukum.

(57) Undang-Undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Pasal

118 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha (UU

05/99).

14
(58) Peraturan KPPU Nomor 02 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pasal 22

Tentang Larangan Persekongkolan dalam Tender (PKPPU 02/10).

18) Kajian

(59) Selanjutanya untuk ketentuan persaingan usaha pada Tender diatur

melalui PKPPU 02/10.

(60) Bersekongkol adalah Kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha

dengan pihak lain atas inisiatif siapapun dan dengan cara apapun

dalam upaya memenangkan peserta tender tertentu.“

(61) Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha

dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang

atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan

hukum atau menghambat persaingan usaha.

(62) Bahwa berdasarkan PKPPU 02/1, dalam hal unsur "bersekongkol"

berupa :

 kerjasama antara dua pihak atau lebih.

 tidak menolak melakukan suatu tindakan meskipun

mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa tindakan

tersebut dilakukan untuk mengatur dalam rangka

memenangkan peserta tender tertentu;

(63) Bahwa berdasarkan PKPPU 02/1, dalam hal unsur "Mengatur dan

atau Menentukan Pemenang Tender" yaitu “suatu perbuatan para

pihak yang terlibat dalam proses tender secara bersekongkol yang

bertujuan untuk menyingkirkan pelaku usaha lain sebagai

15
pesaingnya dan/atau untuk memenangkan peserta tender tertentu

dengan berbagai cara”. Pengaturan dan atau penentuan pemenang

tender tersebut antara lain dilakukan dalam hal penetapan kriteria

pemenang, persyaratan teknik, keuangan, spesifikasi, proses

tender, dan sebagainya.

(64) Bahwa berdasarkan PKPPU 02/10, dalam hal persaingan usaha

tidak sehat berupa “persaingan antarpelaku usaha dalam

menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan

atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan

hukum atau menghambat persaingan usaha”.

(65) Kami menduga perbuatan Tidak Transparan adalah kesengajaan

dengan tujuan agar kami kesulitan mencari Bukti yang dijadikan

sebagai bahan dasar sanggahan seperti :

a. Kami tidak mengetahui secara pasti susunan panitia

sehingga kesulitan mencari tahu apakah POKJA tidak terlibat

pertentangan kepentingan dengan Pemenang.

b. Kami juga tidak mengetahui secara resmi siapa saja anggota

KSO sehingga tidak bisa:

 Mencari tahu apakah salah satu atau semua anggota

KSO tidak terlibat pertentangan kepentingan dengan

Peserta lain ataupun Panitia.

 Mencari tahu apakah salah satu atau semua anggota

KSO tidak memenuhi persyaratan seperti memiliki

perizinan Sertifikat Badan Usaha (SBU), Sisa

16
Kemampuan Paket, Kemampuan Keuangan,

Pengalaman Kerja dan masuk dafar Hitam .

(66) Bahwa sesuai bukti 4, penawaran kami dinyatakan tidak lulus

Evaluasi teknis dengan alasan "Tidak memenuhi persyaratan dalam

Dokumen Pemilihan: Tidak memenuhi penilaian Bobot Unsur

Kreteria Proposal Rancangan dengan Nilai xx,xx% dengan Ambang

Batas Unsur 21% (Tidak sesuai BAB. IV. Lembar Data Pemilihan

(LDP), huruf I. Kriteria dan Bobot, 27.9.h).1.Unsur Teknis Yang

Dinilai dan Ambang Batas (AB) Masing-Masing Unsur) ".

(67) Metode Penilaian yang dipakai POKJA adalah Kualitatif yang tidak

terkuantitatifkan dengan sempurna sehingga membuat ukuran

kriteria tidak objektif dan tidak bisa dipertanggungjawabkan secara

ilmiah. Akibatnya nilai yang dihasilkan tergantung kejiwaan si

penilai (Subjektif).

(68) Melalui media Tahapan Penjelasan, kami juga telah

mempertanyakan ketidakjelasan terkait metode penilaian yang

dipakai, namun menurut kami, jawaban dari POKJA kurang bisa

dipahami ataupun sengaja melakukan pembiaran sebagaimana

kami tunjukkan pada bukti 7.

(69) Pada akhirnya ketidakterbukaan dari tata cara penilaian tersebut

menimbulkan kerugian terhadap nilai teknis penawaran kami

sebagaimana yang disebut pada angka (69).

17
(70) Bahwa berdasaran keputusan #kepala daerah# (KG XXXX), sumber

pembiayaan Paket ini seharusnya menggunakan tahun Jamak yang

berasal dari APBD tahun 2021 dan 2022.

(71) Bahwa ternyata untuk Tahun 2021 tidak terserap berhubung tidak

terpilihnya Penyedia sampai masa anggaran 2021 berakhir sehingga

Anggaranya menurut PP 12/19 harus dikembalikan sebagai SiLPA.

(72) Bahwa SiLPA tersebut jika hendak dimanfaatkan kembali untuk

membiayai Paket ini maka harus mengikuti pedoman Menteri

dalam Negeri yang terbaru.

(73) Bahwa berhubung masa jabatan #kepala daerah# akan berakhir

ditahun 2022 maka Paket ini dilarang dibiayai poleh anggaran

Tahun Jamak kecuali ada pentapan presiden bahwa Paket ini

adalah proyek strategis nasional.

(74) Maka kami menduga pemaksaan penunjukan pemenang ini adalah

perbuatan melawan hukum yang dilakukan secara bersekongkol .

III. Kesimpulan.

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa kami telah berhasil

membuktikan telah terjadi penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur

yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya, aturan turunannya dan

ketentuan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan; dan

rekayasa/persekongkolan sehingga menghalangi terjadinya persaingan usaha

yang sehat. Untuk ini kami memohon agar kiranya POKJA dapat menindaklanjuti

Sanggahan ini sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

18
Demikian Sanggahan ini kami sampaikan, tanpa bermaksud mendahului hukum dan

demi menegakkan aturan sebagaimana mestinya, mewujudkan ketertiban penyelenggaraan

Jasa Konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan antara Pengguna Jasa dan Penyedia

Jasa dalam menjalankan hak dan kewajiban, serta meningkatkan kepatuhan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan

terimakasih.

Jakarta, #tanggal#

#nama penyangga#

Direktur,

#nama pejabat di akta#

Tembusan :
1. Pejabat Pemuat Komitmen (PPK) #nama paket#.
2. Kepala Dinas selaku Pengguna Anggaran (PA).
3. Inspektorat #nama Pemda#
4. Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)
Kompleks Rasuna Epicentrum, Jl. Epicentrum Tengah Lot 11 B  Jakarta Selatan, DKI
Jakarta 12940  Telepon : (021) 299 12 450 Fax : (021) 299 12 451
5. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Jalan Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Nomor Telephone: +62-21-350
7015 Nomor Fax : + 62-21-350 7008 Alamat Email: infokom@kppu.go.id

19
6. Ikatan Fungsional Pengadaan Indonesia (IFPI)
Gedung LKPP Lt 8 Jl Rasuna Said Komp. Rasuna Epicentrum Lot 11B Jaksel 12870

20

Anda mungkin juga menyukai