BUMI
GM 312 01 14
1 4 0003
0003
ww w .gramedi
.gram ediapu
apu stakau tama .c
.com
om
Hak cipta
cipta dilind
dilindu
u ng i oleh undang-unda
undang -undang.
ng.
Dilarang
Dilarang menguti
m engutip
p atau memperba
memperba nya k se
sebagian
bagian
atau seluruh
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis
tertulis dari Penerbit.
ISBN 978-602
978-602-- 03-011 2-9
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 1
1
AMAKU RaiRaib.
b. Aku murid baru di sekolah. Usi Usiaku
aku lima
lima be
bela
lass
tahun. Aku anak tunggal, perempuan. Untuk remaja seumuranku, tidak ada
yang spesial tentangk u. Aku berambut hitam,
hitam, pan
panjan
jan g, dan lurus. Aku suk a
membaca
membac a dan mempuny a i dua ekor kuci
kucing
ng di rumah. Aku bukan anak ya ng
pintar, apalagi populer. Aku hanya kenal temanteman sekelas, itu pun
seputar
seputar an
anak
ak perempua
perempuan.n. Ni
Nila
laik
ikuu ratarata, tid
tidak
ak ada yang ter terlalu
lalu
cemerlang, kecuali pelajaran bahasa aku amat menyukainya.
Di kelas sepuluh sekolah baru ini, aku lebih suka menyendiri dan
memper
memp erha
hatt ikan
ikan,, men
menonto
onto n teman
temant
tem
em an berm
bermain
ain basket. Aku dud
dudukuk dia
diam m
di keramaia
keramaian n di kantin, di depan ke kelas,
las, da
dann d
dii lap
lapan
anga
ga n. Sebena
Sebenarr nya
ny a se
seja
jakk
kecil aku terbilang anak pemalu. Tidak pemalupemalu sekali memang,
meskipun satudua kali jad jadii bahan tert
tertawaan
awaan teman atau kera ba t .
Norma
No rma ln
lnorm
orm al saja
saja,, tapi sun
sungguh
gguh urusa
urusan n pemalu iininilah
lah yang memb
membu u at k u
berbeda dari remaja kebanyaka n .
Aku terny
ternyata
ata amat berbeda. Aku memilik i kekuata n. Aku tahu itu seja
se jak
k
masih kecil meskipun hingga hari ini kedua orangtuaku, teman teman
dekatku tidak tahu.
Waktu usiusiak
aku u dua tahun, aku suka sekali bermain petak ump umpee t .
Orangtu
Oran gtuaku
aku purapura bersembuny i, llan antas
tas aku sibuk
sibuk men
mencari.
cari. Aku tert aw a
saat men
menemu
emukk an mmereka.
ereka. Kem
Kemudian
udian gil
gilirank
irankuu bersembuny i. Kal
Kalian
ian ppee r nah
melihat
mel ihat ananak
ak keci
kecill usi
usia
a du
dua
a tahu
tahunn mencoba bersembuny i? KebanyKebany a k a n
mereka hanya berdiri di pojok kamar, atau di samping sofa, atau di belakang
meja, lantas menutupi wajah dengan kedua telapak tangan. Mereka merasa
itu sud
sudah
ah cu
cukup
kup sempurna un untuk
tuk bersem
bersembubu ny
nyi.
i. Kal
Kalau
au sudah m menut
enut u p i
wajah, gelap, sudah tersembu
tersembunynyii semua, padahal tubuh mereka ama amatt
terlihat.
Aku jug
jugaa melakuka
melakukan
n hal y ang sama saat Papa bilbilan
ang,
g, ”Rai
”Raib
b , ay o
bersembun
bersemb unyy i. Gil
Giliran
iran Mama dan Papa y ang jag
jaga.”
a.” Maka aku tert
tertawa
awa come l ,
berlari ke kamark
kamarku, u, berdiri di samping lemari, menut
menutup
upii wajah den
dengaga n
kedua telapak tanganku.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 2
2
Usiaku
Usiak u saat itu bahkan baru dua pul
puluh
uh dua bula
bulan,
n, belum genap du
duaa
tahun.
tahun. Itu perma
permainan
inan heb
hebat
at pertama yang perna
pernah
h kumainkan deng
denga
an
penuh antusias.
Saat kesal
kesal,, kul
kulepask
epaskan
an telap
telapak
ak tang
tangan
an y yan
ang
g m menu
enutup
tupii wajah
wajahkk u.
Mereka hanya berseru, ”Astaga, Raib? Kamu ternyata ada di situ?” atau
”Aduh, Raib, bagaimana kamu tiba-tiba ada ada di
di sin
sini?
i? Kami dari tadi melew at i
tempat ini, tapi tidak melihatmu.” Lantas mereka memasang wajah seperti
terkejut melihatku yang berdiri polos. Mereka memasang wajah tidak
mengerti bagaimana aku bisa tibatiba muncul. Padahal aku sungguh sebal
menunggu kapan mereka akan berhen
berhentt i berpura
berpura pur
puraa tid
tidak
ak mmelihatk
elihatk u.
Aku sung
sunggu
guh
h tidak menyad
menyadar arii saat itu. Itulah kali pertam
pertama a keku
kekuat
at a n
itu muncul. Kekuatan yang tidak pernah berhasil aku mengerti hingga hari
ini,
ini, kekuata n y ang kurahasi ak
akan
an dari siapa pun hin hingg
ggaa usi
usiaku
aku lima
lima be
bela
las.
s.
Aku ting
tinggal
gal menutu
menutupi
pi wajahku denga
dengan n kedua telapak tangan, ber bernia
niatt
bersembun
bersemb unyy i, maka seke
seketika,
tika, seluruh tubuhku tidak terliha terlihatt . Leny ap .
Orangtuaku sungguh tidak punya ide bahwa anak
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 3
3
perempuan mereka yang berusia kurang dari dua tahun bersembunyi persis
di depan mereka, berdiri di tengah karpet, mengint ip dari selasela jari
jariny
nya.
a.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 4
4
”Dari tadi, Ma.” Aku ringan mengangkat bahu, meraih kotak susu.
”Ra sudah dari tadi duduk di sini kok. Mama saja yang nggak liha
lihatt .”
Aku menuang
menuangkk an susu ke gelas. ”Benera n.”
n.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 5
5
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 6
6
dari lan
lantai
tai dua rumah kami
kami,, rapi mengenak an seragam sekol
sekolah
ah,, berga
bergabbu n g
di meja makan. Tetapi karena bosan menunggu Papa turun, daripada
disuruh-suruh Mama, aku me-mutuskan ”bersembunyi”, iseng menonton.
menonton.
”Papa tahu tidak, tarif air PAM sekarang naik dua kali lipat?” Mama
lebih
lebih dul
dulu
u memo
memott o ng, berseru so
soal
al lain.
lain. Tangann
Tanganny
y a cekatan meminda h k a n
omelet ke atas piring.
”Oh ya?” Papa yang mulai membuka koran pagi mengangkat wajah.
”Jangan go
”Jangan gomba
mbal.”
l.” Mama m
melo
elott ot, meski d
dii sepa
separuh
ruh waj
wajah
ah ny a
tersungging senyum.
Aku tert
tertawa.
awa. ”Tentu
”T entu saj
saja
a gom
gomb
b al
al,, Pa. Jelas
Jelas-- jela s itu han
hanya
ya roti dan
dan jus
jeruk.”
jeruk.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 7
7
”Tida
”T idak
k usah
usah.. Nan
Nanti
ti sore Mama bis
bisa
a pergi sendi
sendirr i. Sekalia
Sekaliann mengu r u s
keperluan lain. Paling minta ditemani Ra. Eh, Ra mau menemani Mama,
kan?”
kan?”
Papa meng
mengang
anggu
gukk takzi
takzim.
m. Mama mem
memang
ang sel
selal
alu
u bisa dian
dianda
dalk
lk a n —
tadi waktu bilang sudah diotakatik, itu bahkan berarti Mama sudah
berprofes i setengah mon
montt ir amatir. Aku jug
juga
a mengang
menga ngguk
guk sekila
sekilas,
s, asy ik
mengunyah ”omelet terlezat sedunia”.
sedunia”.
”Ya,
”Y a, hal
halo.
o.”” Papa bicara
bicara sej
sejenak
enak,, lan
lantas
tas menj
menjaw
aw ab pendek-
pendek- pen- dek , y a,
oke, baik, y a, oke, baik. Papa meletakk
meletakkanan ponsel sambil men
menghe
ghe la na
napapa s
panjang.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 8
8
”Tentu
”T entu saja
saja.. Bi
Bila
la perlu, Papa akan sarapan sambil rapat dengan T ua n
Direktur. Itu pasti akan menarik.” Papa mengedip-kan
mengedip-kan mata, bergurau.
Aku han
hanyy a bisa menga
mengang
ngguk
guk , setengah paham (soal jalan
jalanja
jala
lan
n atau
at au
belanja), se
setengah
tengah tidak (soal memena
memenan n gkan
gk an hati pemilik perusah
perusahaa
aa n).
n) .
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 9
9
”Dasi Pap
”Dasi Papa
a mi
miring.”
ring.” Mama m
menunj
enunjuk,
uk, beran
beranjak
jak mendek at ,
memperbaiki.
”Mama lup
lupa
a y
ya?
a? Kan tadi Papa bil
bilang
ang nannanti
ti mal
malam
am kita m
makan
akan m ala
al a m
bersama. Spesial. T ida
idak
k akan terlambat .” Papa men-dmen-dong
ongak
ak.. ”Alang k a h
lamanya anak itu mengambil tas se-ko-lah.”
se-ko-lah.”
”Tentu saja.”
saja.”
Papa meli
melihat
hat jamn
jamnya
ya lagi
lagi,, men
menge
geluh
luh . ”Lim
”Lima
a men
menit?
it? Lama sekali an
anak
ak
itu mengambil…”
mengambil…”
”Ra sudah selesai dari tadi kok.” Aku nyengir, menurunkan telapak
tangan.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 10
10
Aku terse
tersenyum
nyum tanggu
tanggung
ng membalas senyum Mama.
Itu juga
juga m menj
enjad
adii pen
penjelas
jelas an sederhana Mama atas keanehan keluar g a
kami sejak usiusiak
aku
u dua pul
puluh
uh dua bulan. Sejak perpermain
mainan
an petak ump
umpee t .
Sesimpe
Sesimpell itu
itu.. Papa tid
tidak
ak memp
memper erhat
hatik
ikan
an seki
sekitar
tar den
dengan
gan bai
baik.
k. Padah a l ,
kalau aku lagi bosan, tidak mau dilihat siapa pun, atau sedang iseng, aku
tinggal menutupi wajah dengan kedua telapak tangan, menghilang.
Aku mengang
menganggu
guk
k.
”Ra tidak akan lupa, Ma. Peraturan ketujuh keluarga kita: sarapan
selalu penting.” Aku mengangkat tangan,
tangan, hormat.
Lima meni
menitt kemudia
kemudian,
n, mo
mobil
bil yang Papa kemudi
kemudikk an sudah melesat di
jalana
jalanan.
n. Pagi itu aku sung
sunggu
guhh tidak tahu, setelah sarapan bersam
bersama
a y ang
an g
selalu menyenangkan, beberapa jam lagi, kejutan itu tiba. Ada yang tahu
rahasia besarku, bukan hanya satu, melainkan susulmenyusul. Seluruh
kehidupanku mendadak berubah seratus delapan puluh derajat.
Perang besar si
siap
ap meletus di Bumi. Aku tidak bergura
bergurau.
u.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 11
11
”Tida
”T idak
k ad
ada
a les, Pa. Ra lan
langsu
gsung
ng pulang dari sekolah,” aku men-ja w a b
tanpa menoleh, tetap menatap langit gelap.
Aku mengang
menganggu
guk
k . T angank
angank u menyent
menyentuh
uh jen
jendela
dela mob
mobil.
il. Dingi
inginn.
”Ya?”
”Ya?”
”Kamu tahu, kalau setiap hari mesin cuci itu mencuci pakaian
sebanyak dua pul
puluh
uh potong, maka selama li lima
ma tahun, itu berart
berartii lebi
lebih
h da r i
36.000 potong pernah di dicuciny
cuciny a, hi
hingg
nggaa akhirn
akhirnya
ya rusak, mmin
intata di
diga
ga nt i .
Hebat, bukan?”
bukan?”
Aku mengan
mengangg
gguk
uk pelan, menatap hal
halte
te y ang baru saja kami lewa
lewatt i .
Ada limae
limae na
namm anak sekolah sepertiku sedang menung
menunggugu angkuta
angkutan
n um
umuum
dan beberapa pekerja kantoran. Lampu kendaraan menyala,
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 12
12
kedipke dip
kedipke dip.. Bebera
Beberapa
pa pedagan
pedagangg a
aso
songan
ngan berdi
berdiri
ri dan seo
seorang
rang penga
pengame
me n
membiarkan gitarnya tersampir di pundak. Pemandangan yang biasa
sebenarnya, tapi hujan gerimis membuat suasana terlihat berbeda.
”Konsisten. Eh, bukan, persisten maksud Papa. Ya, itu kata kata yang lebih
tepat. Kamu tahu, Ra, persisten membuat kita bisa melakukan hal hebat
tanpa disadar
disadar i. Sepert
Sepertii mesi
mesin
n cuc
cucii itu. Sediki
Sedikitt set
setiap
iap hharin
ariny
y a, ttapi
api da la m
waktu lam
lama,
a, tet
tetap
ap saja hebat hasi
hasilny
lny a. Co
Coba
ba kamu bayangk
bayangkanan
36.000 potong pakaian, itu lebih banyak dibanding koleksi seluruh
department store besar.” Papa tertawa
tertawa lagi.
Aku mengang
mengangguguk k . Aku tahu kebiasaa
kebiasaann keluarga kami. Papa selal
selalu
u suk a
”menasihatiku” dengan caranya sendiri. Seperti mengajak bicara hal unik
pada pagi yang basah menuju sekolah ini. Mungkin orangtua kebanyakan
lai
lainnya
nnya juga seperti itu. Selalu merasa penting men mengaja
gaja k anak
anakaa na k
remajanya bicara sesuatu, menasihati, dan berharap kalimat kalimat itu
bekerja baik — mes
mesk k ipu
ipun n han
hanya
ya urusan mesin cuc cuci.i. Ter
Terlep
lepas
as dar
da r i
kesibukannya—
kesibukannya — jug a topi
topik
k pembicar aan y ang kadang tidak menymenyamamb bun g
dengan situasi—
situasi— ba gik
gikuu Papa menyen
menyenan
angk
gkan
an.. Dia se
selal
lalu
u ada saat aku bu t uh
seorang papa.
”Coba kamu hitung. Jika setiap hari Mama mencuci lima potong
pakaianmu, maka selama lima belas tahun terakhir, dihitung sejak kamu
bayi, itu jum
jumlah
lah ny
nyaa sekitar, eh, 30.000 potong lebi lebih.
h. Atau, untuk Papa, t uj
ujuh
uh
belas tahun sejak meni
menikk ah
ah,, angka
angkanya
nya lebi
lebih
h banyak lag lagi.
i. Bi
Bisa
sa
40.000 potong. Papa lebih banyak ganti baju, bukan? Total 70.000 potong
lebih.
lebih. Untung saja Mama tidak men menarik
arik uan
uangg llaundry
aundry ke kita ya, Ra? Ka lau la u
satu poto
potong
ng Mama tarik seribu perak sa saja,
ja, wuih
wuih,, banyak sekali tagih
tagih-a
-a nny a .”
Papa tertawa.
Pembicaraan mesin cuci ini terus menjadi trending topic hingga mobil
yang dikem
dikemud
udik
ikan
an Papa tiba di depan gerbang sekolah. Gerimis mende
menderr a s ,
para siswa yang satu sekolah denganku berhamburan turun
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 13
13
dari angkutan umum, mobil pribadi, motor, atau jalan kaki. Mereka
bergegass masuk menuju banguna
bergega bangunann yang kering.
T anpa banyak bi
bicara,
cara, aku meraih payung di belakang k kursi,
ursi, menci u m
tangan
tanga n Papa, memb
membukuka
a pintu mo
mobil,
bil, lal
lalu
u ber
beranjak
anjak turun. ”D
”Dadah
adah,, Papa!”
Papa!”
”Dadah, Ra!”
Ra!”
Petir men
menyamb
yamb ar seli
selintas,
ntas, di
disusul
susul gem
gemuruh
uruh gun
guntur
tur mem
memenuenu hi lang
lang it .
Aku mendon gak , sengaja belum mengem ba ngk an payung. Awan hit am
terlihat memenuhi atas kepala sejauh mata memandang.
Bergumpalgumpal, terlihat begitu suram. Terlihat seperti
menyem
men yem bu
buny
nyik
ikan
an sesua
sesuatu.
tu. Enta
Entahla
hlah.
h. Aku sel
selal
alu
u suka hu
hujan.
jan. Sema
Semakin
kin lebat ,
semakin seru. Aku membayangkan awanawan gelap itu dan berdiri di
antaranya.
Dulu waktu usiaku masih empatlima tahun, setiap kali hujan aku
selalu memaksa bermain di halaman. Sesekali Mama mengizinkan malah
menawari. Itu permainan kedua yang kukenal, setelah petak umpet yang
berakhir membosa nk an.an . Aku berlari melin
melintt as i rumput y ang bas ah,
ah ,
menggoyang dahan pohon mangga yang menjatuhkan airnya dari daun,
menduduki lumpur, melempar sesuatu, menendang sesuatu, dan tertawa
gembira. Itu selalu seru.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 14
14
”Pagi,
”Pagi, Ra,” Sel
Seli,
i, teman satu mej
mejaku,
aku, berseru membu
membuy
y ar k a n
lamunanku.
”Kenapa kamu bengong di sini, Ra?” Seli tertawa riang. Dia baru turun
dari mobil yang mengantarnya, mengembangkan payung berwarna pink.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 15
15
”Eh, tidak apa-apa. Pagi juga, Sel.” Aku menyeka wajah yang basah
oleh gerimis.
Aku mengem
mengemba
ba n gkan
gk an payungk u, menyus
menyusul
ul lan
langkah
gkah Se li,
menyejajarinya.
”Kamu sudah
sudah meng
menger
erjak
jak an PR dari Mi
Miss
ss Keriti
Keriting?”
ng?” Sel
Selii me-nole h ,
wajahnya
wajahny a seperti sedang membay
membayan angk
gkan
an sebuah bencana ji
jika
ka ak
aku u menja
menjawwab
tidak.
Aku tert
tertawa.
awa. ”Sudah don
dong.”
g.”
”Oh, syukur
syukurlah.
lah.”” Seli ikut menghe
menghela la napas lega. ”Aku baru tadi su subu
buhh
menyelesaikannya. Semalam aku lupa kalau ada PR, malah asyik nonton
serial Korea. Miss Keriting bisa mengamuk kalau ada yang tidak
mengerja kan
ka n PR
PRnya
nya llagi.
agi. Iy a kalau ccuma
uma dimdimar
arah
ahi,
i, kalau di
disuruh
suruh ber
berdiri
diri di
dekat papan
papan tulis selama pelpelajar
ajaran
an?? It
Ituu memaluk an,
an , bukan?”
bukan?”
”Semua orang juga tahu kamu yang menabrak dari belakang!” suara
Seli melengking.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 16
16
loron
lorongg lan
lantai
tai satu. Kedua, yyang
ang lebi
lebih
h penting lagi
lagi,, kami tidak akan mer
merusus ak
mood pagi yang menyenangkan dengan bertengkar dengan Ali teman satu
kelas yang terkenal sekali suka mencari masalah. Lihatlah, Ali hanya
cengar
cenga r cen
cengi
girr , tid
tidak
ak peduli. DDia
ia sejen
sejenak
ak menata
menatap p Seli, lan
lantas
tas berg
bergee ga s
menaiki sisa
sisa anak tangga. DDia
ia sama sekali tidak merasa bersalah.
”Dia selalu
selalu saja menabrak orang lain, mengajak bertengkar. Jangan
jangan
jangan matanya ditaruh di dengkul,” Seli mengom
mengomee l pelan, mene p u k
lengannya yang terhantam dinding, beranjak ikut naik tangga.
”Memangnya di mana?”
Seli m
Seli mena
enatap
tap k u sejenak, lan lantas
tas iku
ikutt tertawa
tertawa.. Kami b berla
erlari
ri la r i
melintasi lorong lantai dua, segera masuk kelas, mencari meja. Anakanak
lai
lain
n ssudah
udah membon
membongkgkar
ar ttas.
as. Ali y ang duduk di pojpojoka
okann terliha
terlihatt mengga r u k
kepala. Seperti biasa, kemeja seragamnya berantakan, dimasukkan
separuh. Aku hanya melihat selintas—
selintas — paling juga si biang kerok itu sedang
mencari buku PRnya.
Suara sepatu Miss Keriting terdengar bahkan sebelum dia tiba di pintu
kelas. Dalam satu bulan, semua murid baru sekolah ini tahu dialah guru
paling galak di sekolah. Wajahnya jarang tersenyum, suaranya tegas, dan
hukumannya selalu membuat murid merasa malu. Aku sebenarnya tidak
punya masalah dengan guru galak, tapi itu tetap bukan kabar baik bagiku,
karena Miss Keriting mengajar matematika, pelajaran yang tidak terlalu
kukuasai.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 17
17
”Yan
”Y ang
g tid
tidak
ak men
mengerjak
gerjak an PR, sukarela maj
maju
u k
kee depa
depan,
n, sebel
sebelum
um IbIbu
u
periksa.”
periksa.” Sua
Suara
ra tegas Mi
Miss
ss Keri
Keriting
ting membuatk u m
meng
eng-- hela na
napas
pas terta
tertaha
han
n .
Aku menggig
menggigit
it bibi
bibir.
r. Mau apa lagi
lagi?? Aku melangka
melangkahh ke de pan.
Miss Keriti
Miss Keriting
ng men
menatap
atapkk u la
lamat-lam
mat-lam at. ”Itu sam
sama
a saj
saja
a d
deng
engan
an tida k
mengerjakan PR. Dengan amat menyesal, kamu terpaksa Ibu keluarkan dari
kelas. Kamu menunggu
menunggu di lorong selama pelajaran berlangsung. Paham?”
Suara Miss Keriting sebenarnya tidak menunjukkan intonasi
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 18
18
Petir men
menyamb
yamb ar terang. Suara gun
guntur
tur mul
mulai
ai terden
terdengar
gar men
mengg
ggele
ele g ar .
Hujan turun semakin deras. Udara terasa lebih dingin dan lembap. Aku
melangkah malas, mencari lokasi menunggu yang baik di lorong. Nasib, aku
menghela
menghel a napa
napass sebal. Padaha l aku suda
sudah
h susah payah mengerja kan ka n P R
itu. Aku melirik jam di pergelangan tangan, masih dua jam lima belas menit
hingga pelajaran Miss Keriting usai. Sendirian di lorong yang tempias, basah.
Itu bukan h hukuman
ukuman yang men menyen
yenang
ang kan meski diband
dibanding
ingk
k an berdiri d dii
depan kelas ditonton temanteman.
Aku mendong
mendongakak menatap lan langit.
git. Petir untuk kesekia
kesekian
n k ali
al i
menyam
men yambarbar , mem
membu buat
at gum
gumpala
palan n awan hitam
hitam terli
terlihat
hat m
memera
emera h sep
sepersek
ersek ia n
detik, seperti ada gumpalan api memenuhi awanawan hitam itu. Guntur
bergemur
bergem uruh
uh membu
membuat at ngi
ngilu
lu telin
telinga.
ga. Aku menghe la napanapas,
s, suasana hu
huja
ja n
pagi ini
ini terliha
terlihatt berbeda sek
sekali
ali.. Lebih kelam darip
daripad
adaa biasany a.
Petir men
mendada
dada k men
menya
ya mbar ter
teran
ang
g sekal
sekali,
i, m
membuatk
embuatk u terpera
terperan
n j at ,
mendongak ke atas—
atas—meski tidak mengurungkan gerakan tanganku
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 19
19
Suara dingin
dingin iitu
tu leb
lebih
ih dul
dulu
u men
menga
gagetk
getkank
ank u. Petir men
menya
ya mba
mbarr ter
terang
ang
sekali.. Sosok ttin
sekali inggi
ggi kurus iitu
tu entah ddari
ari man
mana
a datangny
datangnya
a telah berdiri di
depanku.
depa nku. Matan
Matanya
ya men
menatap
atap memeson
memesona.a.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 20
20
EMI mendengar sapaan suara dingin itu dan menatap sosok kurus
tinggi
ting gi y ang entah dari mana datangny a ttibatibaibatiba ttelah
elah b berdiri
erdiri persis di
depanku —ak u berseru tertahan, kaget, kehi kehilanga
langa n keseimba
keseimbanga
nga n, reflek s
berusaha meraih pegang
peganganan di din
dindin
din g kelas. Saat telapak tangank
tanganku u terl
terlee pa s
dari wajah, tubuhku o otomat
tomat is kembali terliha
terlihatt . Kejadia
Kejadiann itu cepat seksekal
ali.
i.
Saat aku berhasil menyeimbangkan tubuh, mendongak, kembali menatap ke
depan, memastikan siapa yang tibatiba menyapaku, sosok tinggi kurus itu
telah
telah len
lenyap,
yap, menyisa
menyisakk an hu
hujan
jan deras sej
sejauh
auh mata memanda
memandang. ng. AnAngi
gi n
kencang membuat bendera di lapangan sekolah berkelepak. Tempias air
mengena
menge naii lo
loron
rongg lantai dua tepercik ke wajahku yang setengah puca pucat.
t.
”Hei, Ra, apa yang barusan kamu lakukan!” Seruan Ali membuat
kakiku berhenti.
Aku menole
menoleh,
h, baru menyadar i bahwa Ali berdiri pucat di belakan g k u ,
menatapk
menatap k u y ang kuy
kuyakin
akin juga puca
pucat.
t. Bedanya , ekspresi wajah Ali seak
se ak an
baru saja melihat sesuatu y ang menarik sekali
sekali.. Sedangk
Sedangkan
an ekspresi wajah k u
pasti sebaliknya.
”Bagaimana
”Bagaim ana cara
caranya
nya kamu tiba
tiba-t
-tiba
iba mun
muncu
cu l di sini
sini?”
?” Ali men
mende
de k at ,
wajahnya
wajahny a menyeli
menyelidi
dik
k.
Aku mengelu
mengeluh h dal
dalam
am hati, melangka
melangkah
h mun
mundur
dur ke dinding
dinding lor
lor o n g .
Kenapa pula urusan ini harus terjadi dalam waktu bersamaan? Kenapa pula
si biang ker
kerok
ok ini ada di sini saat aku masih penasa
penasara
ran
n set
setenga
engah
h
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 21
21
mati siapa sosok tinggi kurus tadi? Aku bahkan sempat berpikir, jangan
jangan
jangan soso
sosok
k itu han
hanyy a bisa kuli
kulihat
hat jika
jika aku menangk upk an kedua tela pa
pakk
tangan ke wajah. Aku hendak bergegas kembali menutup mata sebelum
sosok
sosok itu pergi, tapi itu tidak mun
mungkgk in kulakuk an dengan tatapan mata Ali
yang penuh rasa ingin
ingin tahu.
Aku mengelu
mengeluhh dal
dalam
am hati, masi
masih
h berusah a memba
membalas
las tatapan A li
dengan purapura tidak paham. Urusan ini bisa panjang. Ali benar. Dia
memang terlihat
terlihat pema
pemalas,
las, urakan, suka bertengkar, tapi dal
dalam
am pelaja
pelajarr a n
tertentu dia bisa membuat guruguru terdiam hanya karena pertanyaan
masa bodohnya.
”Kamu jangan
jangan bo
bohong,
hong, Ra.
Ra.”” Ali men
menatap
atapkk u seperti seda
sedang
ng mena
menatt a p
anak kecil yang tertangkap basah mencuri permen tidak bisa menghindar.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 22
22
”Siapa y
”Siapa yan
ang
g berbo
berboho
ho ng!” aku berseru ketus sebenarny
sebenarny a sepa r u h
suaraku terdengar cemas.
”Suara perca
percakap
kap an ssuperp
uperpee nt ing kal
kalian
ian men
menggan
gganggggu
u pelajara
pelajaran.”
n.” Mis s
Keriting melot
melot ot, be
berdiri
rdiri di bawah bin
bingk
gkai
ai pintu kelas, tanganny
tangannyaa meme
memega ga n g
penggaris kayu panjang. ”Sekali lagi kalian bercakap-cak ap
bercakap-cak ap terlalu kencang,
Ibu kirim kali
kalian
an ke ruang B BP,
P, dan ssemoga
emoga ada yang menyela mat ka kann ka
kalia
lia n
dari pemanggilan orangtua ke sekolah.”
sekolah.”
”Benar-b en
”Benar-b enar
ar bri
brilian.
lian. Su
Sudah
dah tid
tidak
ak memb
membuatuat PR, berteriak-ter iak pu
pula
la
di lorong
lorong ke
kelas.
las. Pasangan pal paling
ing serasi pag
pagii ini.”
ini.” Mi
Miss
ss Keriti
Keriting
ng kemkemb
ba li
masuk setelah memastikan kami diam beberapa detik. Teman teman
sekelas yang ikut melihat ke luar tertawa ramai, lalu diam kembali saat Miss
Keriting menunju
menunjuk k papan tulitulis.
s.
Suara Miss Keriting terdengar samar di antara suara hujan deras yang
mengguyur sekolah. Aku masih penasaran siapa sosok tinggi kurus yang
tibatiba muncul di depanku tadi. Aku memeriksa sekitar, berusaha
mengabaikan Ali yang terus menatapku. Tidak ada. Sosok itu benarbenar
sudah pergi.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 23
23
menghabis
mengh abiskan
kan dua ja
jam
m bersama bi
bian
ang
g kerok ini.
ini. Ba
Baiklah,
iklah, aku memu
memutu
tu sk a n
duduk bersandar di dinding kelas, berusaha lebih santai, menghela napas
pelan.
Aku meli
melirr ik dengan uju
ujung
ng mata, dia terny
ternyata
ata ikut duduk, tiga langk a h
dariku.
Aku mengab
mengabaik
aikan
an Ali
Ali,, kembali menata
menatapp huj
hujan
an..
”Ini hebat, Ra. Dari dulu aku selalu yakin ada orang yang bisa
melakukan itu. Tidak hanya di film-film.” Ali bahkan tidak merasa perlu
menunggu jawabanku.
”Banyak yang bisa menghilang, Ra. Banyak yang tidak terlihat oleh
mata, tapi sebenarnya ada.” Ali mengangkat bahu.
bahu.
”Tidak ada yang tidak terlihat oleh mata,” aku bersikukuh, mulai sebal.
”Kecuali yang kamu maksudkan hantu-hantu, cerita-cerita seram itu.”
itu.”
”Kata siapa tidak ada?” Ali nyengir. ”Dan jelas maksudku bukan
hantu-
han tu- hant u iitu.
tu. Co
Coba,
ba, lih
lihat.”
at.” T
Tangan
angan Al
Alii menggap ai k e depan
depan.. ”Setiap har
hari,
i,
setiap detik, kita selal
selalu
u hid
hidup
up dengan sesuatu y ang tida
tidak
k terliha
terlihatt oleh
oleh m
mat
at a.
Udara. Kamu bernapas dengannya, tanpa pernah berpikir seperti apa wujud
asli udara. Apa
Apakakahh udara seperti kabut? Seperti uap uap?? Apa itu oksige n ?
Bentukny a seperti apa? Kotak? Lonjong?”
Lonjong?”
Aku mengelu
mengeluhh pelan, semua oran
orang
g jug
juga
a tahu, Ali pendebat y ang
baik.
baik.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 24
24
”Bahkan, kamu tidak perlu jadi setipis udara untuk tidak ter-lihat.” Ali
menatap
men atapk
k u an
antusias
tusias,, m
merapika
erapikann rambu
rambutt beran
berantaka
taka n yang men mengen
gen ai ujun g
mata. ”Jika kamu terlalu kecil atau sebalik-nya terlalu besar dari yang
melihat, kamu bisa menghilang dalam definisi yang berbeda. Semut,
misalnya, kamu coba saja lihat semut yang ada di lapangan sekolah dari
lantai
lantai dua ini,
ini, dia menghi
menghila
lang
ng karena terlalu kecil untuk dil
dilihat
ihat . Sebalik
Sebaliknny a ,
Bumi,
Bum i, mi
misalny
salnya,
a, karena bolbola
a Bumi terlalu besar, tidak ada y ang b isa is a
melihatnya benarbenar mengambang mengitari matahari. Kita hanya tahu
dia mengambang lewat gambar, televisi, tapi tidak pernah melihat dengan
mata kepala sendiri. Tidak terlihat dalam definisi lain.”
lain.”
Ali han
hanya
ya tert
tertawa
awa pelan
pelan,, tidak tersingg
tersinggun
un g seperti biasany
biasanya a tepa
tepatt ny a
tidak tertarik bertengkar seperti biasanya. ”Aku tahu sekali, Ra. Internet.
Aku memba
membaca ca lebi
lebih
h banyak diband
dibanding
ing sia
siapa
pa pun di sekol
sekolah
ah ini.
ini. T erm
ermas
as uk
Miss
Mi ss Keri
Keriting
ting den
dengan
gan semu
semuaa PR men menyeba
yebalkan
lkan ny
nya.
a. Pel
Pelajara
ajarann mamatemat
temat i k a
penting katanya, puh, itu mudah saja. Bahkan kalau sekarang masih di
sekolah dasar, aku bisa mengerjakan PR itu. Kamu sungguhan bisa
menghilang ya, Ra?”
Ra?”
Aku hamp
hampir
ir berseru jen
jengke
gkell bil
bilang
ang tidak, tapi itu bisa meman c i n g
Miss Keriting keluar. Aku segera menurunkan volume suara, menjawab
datar. ”T-i-d-a-k.”
”T-i-d-a-k.”
”Kamu justru
justru sedan
sedang
g men
menjawa
jawab
b sebal
sebalik
iknya
nya , Ra. Iya,
Iy a, kamu bis bisaa
menghilang.” Ali mengepalkan tangannya, bersorak dengan bahasa tubuh.
”Terima kasih, Ra. Itu berarti aku tidak seaneh yan
yang seri
sering
ng o oran
rangt
gt u a k u
katakan.”
katakan.”
Aku mengem
mengembu
busk
skan
an napa
napass sebal. Sudah kujawab tidak, Ali tet ap
menganggap aku menjawab iya.
Aku kembal
kembalii menatap huj hujan,
an, memutu
memutusk skan
an menyerah mena
menang
ng g a p i
rasa ingin
ingin tahu Ali
Ali.. Aku sepertiny a telah keliru, bukan han
hanyya dua jam pa gi
ini
ini saja akan menghab iskis k an waktu bersama si bian
biang
g k
kerok
erok ini.
ini. Kemungk i n a n
seharian ini, bahkan besokbesoknya lagi, dia akan terus tertarik
mengikutiku, memastikan.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 25
25
Hujan deras terus mengguyur sekolah, Seli dan temanteman yang lain
pasti sedang pusing mengikuti pelajaran Miss Keriting di dalam kelas yang
kering, sama pusingnya dengan aku menghadapi Ali di lorong yang tempias
basah.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 26
26
Bel isti
istira
rahat
hat pertama sudah bernyany i li lima
ma meni
menitt lalu. H Hujan
ujan de r as
sudah reda, menyisakan rintik kecil yang bisa dilewati tanpa terlalu
membuat basah. Udara dingin dan lembap. Seli mengajakku ke kantin,
mengh
men ghabis
abiskan
kan semang
semangk k uk bakso dan segel segelas
as ai
airr jeru
jeruk
k han
hangat,
gat, pili
piliha
hann ya ng
baik dal
dalam
am suasana se seperti
perti ini.
ini. Seli bil
bilang
ang dia
dia yang trakt
traktir.
ir. Aku awal
awalnyny a
tidak ter tarik. Se
Setelah
telah dua jam lebi lebih
h sali
saling
ng ngo
ngott ot menghab isk iskan
an wak t u
bersama Ali
Ali,, y ang membu
membuat at mood
moodk k u hilang,
hilang, aku sebenarny a lebi lebih
h tert
tertar
ar ik
mengh
men ghabis
abiskan
kan waktu sen sendi
dirr ian di kela
kelas,
s, dud
duduk
uk di kursi
kursi,, m
memikirk
emikirk an ssiap
iap a
si tinggi kurus itu. Apakah itu hanya imajinasiku karena belasan tahun
menyimpan rahasia? Tetapi melirik gelagat Ali yang juga akan ikut
mengh
men ghabis
abis kan waktu d dii kela
kelas,s, men
menyeye lidikik
lidikiku,
u, aku menmener
erima
ima tawaran Sel Seli.
i.
”Kalian seben
”Kalian sebenarn
arnya
ya membicar
membicaraka
aka n apa sih?
sih? Sam
Sampai
pai berteng
bertengk k ar
begitu?” Sayangny a Seli y ang sambil ber-
ber-hah
hah kepeda
kepedasan
san meng-
meng-hab
habii s k a n
semangk
sema ngkuk
uk bakso
baksonya
nya seperti kehab
kehabisa
isa n id
idee perca
percakap
kap an selain tent ang
kejadian di lorong kelas.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 27
27
”Siapa y an
”Siapa ang
g b
bertengkar
ertengkar?? Dia ssaj
aja
a yan
yang
g ssela
elalu
lu men
menyeb
yeb alka n. Menca r i
masalah,” aku mengarang jawaban.
jawaban.
Aku melo
melott ot, menganc
mengancam
am Seli dengan bol
bola
a bakso.
Semangkuk bakso kantin ini lumayan lezat, apalagi saat udara dingin,
tapi topik pembicaraan ini memengaruhi lidahku. Apalagi menatap wajah
jaill Seli
jai Seli..
”Dari man
mana
a kamu tahu itu?” aku basa-bas
basa-basii menangg
menanggap
api.
i.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 28
28
”Kalau yang ini sih sudah rahasia umum.” Seli ber-hah ke-pedasan
lagi,
lagi, volu
volume
me suarany
suaranya
a kembali normal. ””Semua
Semua anak di sekolah ini jug
juga
a tahu
ta hu..
Kamu saja yang tidak memperhatikan, lebih suka menyendiri di dalam kelas
saat bel istirahat. Ali dikeluarkan dari sekolah, katanya sih karena sering
berkelahi.”
berkela hi.”
”Seram apanya?”
apanya?”
”Seram k an
an kalau kamu harus menerima murid sepintar dia? Guru
guru kita saja sering grogi di kelas kalau dia mulai bertanya yang aneh
aneh. Kalau kamu dalam posisi harus mengajari anak sepintar dia, pasti
kamu salah tingkah. Horor dalam arti berbeda. Hanya Miss Keriting yang
tidak peduli, bahkan tega menghukumnya.” Seli nyengir lebar.
lebar.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 29
29
Aku ber
beroh
oh pelan
pelan.. Aku lebi
lebih
h tert
tertarik
arik mengha bis
biskk an baksok u.
Apa lag
lagii ini?
ini? T anga
angank
nk u y ang menyend
menyendok
ok bakso terhenti.
Aku menggele ng
ng.. ”Kenapa aku harus marah? Aku tidak peduli k am u
cerita tentang si biang kerok itu.”
itu.”
”Cute, Ra.
Ra. Kal
Kalau
au saja dia lebi
lebih
h rapi, sikapnya lebih manis, rambut ny a
diurus
diurus,, pas
pasti
ti miri
mirip
p bi
bintang
ntang serial Korea yang aku tonton. Serasi se k alial i
dengan Ra yang manis dan berambut pan-jang.”
pan-jang.”
Kali ini aku sungguhan menimpuk Seli dengan bola bakso. Seli tertawa
dan cekatan menghindar. Tapi gawat! Baksoku mengenai kepala anak kelas
dua belas! Kami terpaksa bergegas kabur dari kantin, sambil berteriak ke
tukang bakso bahwa bayar nya nan
nanti
ti na
nanti
nti..
”Kamu cari masalah, Ra. Cewek itu ketua geng cheerleader.” Seli
berlarilar
berlari larii kecil menarikk
menarikku,
u, berbisik sebal. Aku patahp
patahpat
atah
ah mengik u t i
langkah kaki Seli, melewati keramaian kantin.
Tadi itu jelasjelas bukan salahku. Sasaranku kepala Seli, dan salah
siapa mereka duduk persis di belakang Seli?
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 30
30
Ali han
hany
y a menga
mengangk
ngkat
at bahu, merasa tidak bersalah
bersalah.. ”Sejak k ap an
orang
orang dilaran g duduk di kursi mana saja saat iistirahat?”
stirahat?” dal
dalihny
ihny a. Dia
bersiap mengajak bertengk
bertengkar
ar..
Bel pul
pulang
ang sekolah bern
bernyany
yany i ken
kencang,
cang, dengung gaduh
gaduh m
meme
eme n u h i
seluruh bangun
bangunan
an seko
sekolah.
lah. Aku pul
pulang
ang nai
naik
k angkutan umu
umum
m bersama S e li.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 31
31
ISA huj
hujan
an sepan
sepanja
jang
ng pagi sudah menguap di jjalanan
alanan saat ang
angk
k ot
yang kutumpa n gi merapat di depan rumah. Seli bil
bilang
ang nan
nanti
ti dia y ang bay ar .
Aku menga
mengang
nggu
guk,k, lal
lalu
u turun dari angkot.
Aku berlarila
berlarilarr i di rumput hal
halama
aman,n, membuk a pinpintu
tu depan, ber
berte
terr iak
ia k
mengucap salam—
salam — suara Mama terdengar menjawab dari dapur. Aku naik ke
lantai dua, menuju kamarku, melempar tas sekolah sembarangan ke atas
kasur. Mama yang sedang memasak di dapur meneriakiku agar bergegas
ganti baju, makan siang, dan bersiapsiap. Pukul tiga kami harus segera
be-rangkat
be- rangkat ke toko elektro
elektronik.
nik. Aku bala
balass berte
berteriak,
riak, ”Siap, Ma!” Aku tert aw a
riang. Jalan bersama Mama selalu menyenangkan.
”Kamu lihat
lihat di man
mana a si Hitam, Put?” Aku lemlembut
but men
menga
gangk
ngkat-
at- ny a
dengan
dengan kedua telap
telapak
ak tang
tangan,
an, mem
memeluk
eluk nya, terus memeriksa kamar samb i l
menggendong si Putih. Aduh, ke mana pula kucingku yang satu lagi? Tidak
ada di kamarku. Juga tidak ada di kamar lain lantai dua. Aku beranjak
menuruni tangga, boleh jadi si Hitam sedang malasmalasan di dapur,
menghabiskan makanan.
Aku menggele ng
ng,, masih sibu
sibuk
k menc
mencar
ari.
i.
Si Hita
Hitamm ttidak
idak ada di dapur. T idak ada juga di bawah meja makan
makan,, d
dii
sebelah lemari, atau di tempat favoritny
favoritnya
a selam
selamaa ini
ini.. Aku menghel
menghelaa
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 32
32
napas. IIni
napas. ni jarang sekali terjadi, bahkan sein
seingat
gatk
k u tidak pernah ter jad
jadi.
i. Dua
kucing ”kembar”-ku ini selalu ber-sama-sama menyambut-ku. Selalu berdua
ke man
mana
ama
mana,
na, bermain berd
berdua,
ua, kom
kompak
pak..
Si Puti
Putihh y
yan
ang
g sedan
sedangg kugendon g han
hanya
ya men
mengeon
geong.
g. Mata bul
bulat
at ny a
bekerjapk
bekerja pker
erja
jap.
p. Bai
Baiklah
klah,, aku beranjak memer
memeriks
iks a ruang tengah, r ua ng
tamu, kamar mandi, bahkan garasi, apa pun tempat yang mungkin. Lima
menit siasia, aku kembali masuk ke dapur.
”Kamu belum berganti pakaian, Ra? Ayo bergegas, kita tidak bisa
lamalama di toko elektronik. Mama harus menyiapkan makan malam,
papamu pulan
pulang
g lebi
lebih
h awal mal
malam
am ini
ini.”
.” Mam
Mama
a me-
me-natapk
natapk u tidak menger t i .
Gerakan tangannya yang sibuk membereskan peralatan masak terhenti
sejenak, memperhatikanku yang sedang mencari sesuatu.
Aku menggele ng
ng..
”Si Hitam? Bu
Bukan
kanny
nya
a kamu sedang m
meng
engge
ge ndo ng kuc
kucin
ing
g
ke-sayanganmu?”
ke-sayanganmu?”
”Aduh, Mama nggak nggak ngerti deh. Kamu jan jangaga n aneh
aneh-a
-a ne h la
lagi
gi kay ak
waktu SD dul
dulu.
u. Jelas
Jelas-- jela s sejak dul
dulu
u han
hany
y a ada satu kucing di rumah ini ini.”
.”
Mama melmelotot,
otot, llan
antas
tas sedeti
sedetikk kemudian ttan
angan
gan nya kembali m membere
embere sk a n
peralatan. ”Ayo cepat ganti se-ragammu, lalu makan siang. Jangan
keseringan menggoda Mama seperti yang sering papamu lakukan, Ra.” Ra.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 33
33
Aku menel
menelan
an lud
ludah.
ah. Sebenar nya aku ingin
ingin mengelu
mengeluh,
h, karena Ma ma
terlihat
terlihat san
santai
tais
s ant ai ssaj
aja
a pad
padahal
ahal kucingku hi
hilang
lang satu, tapi aku la
langs
ngs u n g
menguru
men gurungk
ngk anny a. Aku seketi
seketika
ka tertegu
tertegun.
n.
Janganjangan...
***
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 34
34
Tiga tahun berlalu sejak kejadian itu. Persis ulang tahunku yang
kesembilan, kucing ”kembar” itu
itu hadir
hadir di rumah kami.
Mama dan Papa yang sudah bangun lebih awal tertawa. Mereka
menungguku di meja makan sejak tadi. Aku ikut tertawa demi melihat
tumpukan kotak hadiah di lantai. Aku langsung loncat bersemangat.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 35
35
boleh jad
boleh jadii sebenarny a putih dengan bin
bintik
tikb
b int ik hi
hitam,
tam, sakin
saking
g rata
ratany
ny a
warna hi
hitam
tam put ih tersebut
tersebut.. Dua ekor kuci
kucing
ng itu tidak bisa dibedak a n ,
kembar.
***
”Kamu sudah
sudah m member
ember i nnama
ama kuci
kucingm
ngm u, Ra?” Papa ber-t
ber-tany
any a,
meletakkan
meletakka n secan
secangk
gk ir min
minum
umanan han
hangat
gat ke atas mej
meja.
a. Kam
Kamii se dang
da ng
berkumpu
berkum pull di ruang keluarga
keluarga,, habi
habiss makan malam ula ulang
ng tahun k u .
Sekarang jadwal menonton DVD, film kartun favoritku.
”Papa bol
boleh
eh tahu namany
namanya?”
a?” Pap
Papa
a antusias, mendek at.
at .
”Bukan,
”Buka n, Pa. Si Hita
itamm dan si Putih.”
Putih.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 36
36
”Bukan, Pa.” Aku menoleh. Masa Papa nggak ngerti juga, ujarku dalam
hati. ”Kucingny a kan ada dua, Pa. Jadi yang satu namanya si Hit a m ,
satunya lagi si Putih.”
Putih.”
”Biasa, Pa. Beberapa anak juga begitu. Selalu punya ‘teman lain’,”
Mama berbisik.
”Tentu
”T entu saj
saja.
a. Co
Coba
ba Papa tanyakan ke teman kan
kantor,
tor, tetang
tetangga
ga,, kenal
kenalaan,
mereka pasti bila
bilang
ng an
anakanak
akanak biasa
biasa men
mengala
galami
mi fase itu
itu.. Tid
Tidak
ak berbahay a ,
lamalama hilang sendiri.”
sendiri.”
Papa tert
tertawa,
awa, llalu
alu mengang
menganggu
guk
k. D
Dia
ia meraih remote D
DVD
VD pl
play
ay e r .
”Mama benar. Ra masih anak-anak. Setidaknya dia senang sekali dengan
kucing barunya. Bahkan film kartun kesayangannya pun diabaikan. Kita
nonto
nontonn yang llain
ain saja
saja.. Mum-p
Mum-pun
ung
g Ra tidak akan protes.”
protes.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 37
37
***
”Aduh, berapa kali lagi Mama harus bilang. Cepat ganti baju, lalu
makan siang.
siang. Kita harus jal
jalan
an sekarang. Kal
Kalau
au ke
kesorean
sorean,, n
nanti
anti ttok
ok o
elektronikn
elektron iknya
ya tidak bisa menga
mengantar
ntar mesin cuc
cucin
iny
y a hari iini
ni.. Mama jjuga
uga har
harus
us
masak makan malam.” Mama seperti-nya ter-lihat marah, menatapku, tidak
mengerti kenapa aku masih mengenakan seragam
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 38
38
Aku menel
menelan
an lud
ludah,
ah, mengang
menganggu
guk.
k.
Punggun g Mama hi
hilang
lang dari bing
bingk
k ai pin
pintu
tu,, turun ke lan
lantai
tai sa
satt u
menuju garasi.
Kucing y
Kucing yan
ang
g ku
kugen
gendo
do ng ha
hanya
nya m
meng
engee o ng pel
pelan.
an. Mata bulbulat
at ny a
terlihat
terlihat berca
bercahaya
haya seperti biasa,
biasa, man
manja
ja menyun
menyundu dulny
lny und ulk an kepala ny a
ke lenganku.
Baiklah.
Baikla h. Aku menghe
menghela la napa
napas,
s, mel
meletak
etak k an si Putih d
dii lan
lantai,
tai, bera
beranjnj a k
merapikan isi lemariku yang tadi kubongkar. Aku memasukkan kembali
kotak berwarna pinpink
k y
yang
ang enam tahu
tahunn lal
lalu
u tergeletak rrapi
api di depan pi pintnt u
rumah kami, tanpa pernah tahu siapa yang mengantarnya, tidak ada
si
siapasia
apasiapa
pa di hal
halaman
aman , ttid
idak
ak ad
ada
a kukurir
rir atau petuga
petugass yang menmengaga nta
ntarr k a n
kotak itu.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 39
39
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 40
40
IMA bel
belas
as m
meni
enitt kemudian
kemudian,, setelah men
mengu gunci
nci pin
pintu
tu dan menut u p
gerbang pagar, Mama memboncengkan aku dengan Vespa, melaju di jalanan
pukul tiga sore. Bel
Belum
um terlalu macet, ccahaya
ahaya matahari mulai ter terasa
asa lemb
lembut
ut ,
meski udara pengap kota tetap terasa. Mama gesit menyalip kendaraan lain
kalau saja aku lebi
lebih
h rian
riang,
g, aku akan menc
mencee letu
letukk , ”Sali
”Salip
p lag
lagii yang di dep an ,
Ma! Lebih cepat!” dan tertawa. Mama akan balas tertawa. ”Tapi jangan
bilang
bilang papamu kalau kita ngebut.”
ngebut.”
Mama ke man
mana
ama
manana leb
lebih
ih ssuka
uka men
mengen
gen dar ai mo
motor,
tor, jago seja k
kuliah
kuliah.. Menu
Menurut
rut cerita ve
versi
rsi Papa, bahkan dul
dulu
u waktu kul
kuliah
iah Mama per pe r na
nahh
ikut balapan motor, tapi aku memutuskan tidak percaya.
”Tergan
”T ergantun
tun g kebu
kebutuhan
tuhannya
nya , B
Bu,”
u,” petugas ssal
ales
es toko elektro
elektronik
nik susuda
dahh
melesat menyamb ut kami kami,, terseny
tersenyum
um dua senti sesuai SOP, memu l a i
strategi menjua lny a. ””Kal
Kalau
au IIbu
bu butuh mesi
mesin
n cuci ya
yang
ng bisa mencuci pakaian
sekotor apa pun, kinerjanya kinclong, Ibu pilih saja yang front loading.
Kapasitasnya besar, listriknya lebih hemat, dan efisien tempat. Meskipun
kekuranganny
kekuranga nnya,
a, mesi
mesinny
nnyaa leb
lebih
ih bergetar, suara
suaranynyaa leb
lebih
ih beris
berisik,
ik, aga
agakk
berarom a karena sering menyisa
menyisaka kan
n air di dal
dalam,
am, dan lebi
lebih
h mahal.”
mahal.”
Aku tert
tertawa
awa dal
dalam
am hati, melimelihat
hat gaya petugas sales itu. A k u
membayan
membay angk
gkan
an Ali dal
dalam
am v ersi lebi
lebih
h dewasa, sok tahu sedan
sedang
g
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 41
41
menje lask
menje la skan
an teori menghi
menghilan
lang,
g, eh mesin ccuci
uci.. Sel
Selii sala
salah,
h, apan
apany
y a y ang cut e ,
Ali itu lebi
lebih
h miri
mirip
p petugas sales ini,
ini, mal
malah
ah lebi
lebihh rapi petugas sal
sales
es nya.
”Atau kalau Ibu hanya mencuci pakaian yang tidak terlalu kotor, bujet
terbatas,
terbat as, dan tidak pun
punyya m masalah
asalah dengan tempat di rumah, pil pilih
ih saja y an
angg
top loading. Kinerja mencucinya tidak sebaik front loading, tapi siapa pula
yang hendak mencmencuc
ucii se
seragam
ragam penuh lumpur
lumpur?? Anak Ibu tidak suka pula n g
kotor-kotor, kan?” Petugas sales tertawa, menunjukku. ”Atau Ibu mau
mencoba
mencob a jen
jenis
is mesi
mesinn cuci terbaru kami kami,, hybrid du
duaa mo
model
del y ang say a
jelaskan
jelaskan sebelum
sebelumny
nya,
a, high
high effic
efficie
iency
ncy top loadin
loading?
g? Ini pal
paling
ing mutak h ir ,
meski paling mahal.”
mahal.” Sedetik tertawa dengan gurauan-nya, petugas sales
sudah kembali lagi dengan jualannya.
Aku bin
bingun
gun g menatap Mama.
”Setidaknya Mama tahu, yang ini bisa awet hingga lima tahun ke
depan, Ra. Tidak perlu yang aneh-aneh,” Mama berbisik, menjelaskan
alasanny
alasanny a.
”Yah,
”Y ah, setidakny a Mama jad
jadii tahu mod
modee l ter
terbaru
baru mesin cuci
cuci,, kan?
kan?
Lagi pula, kasihan petugas sales-nya kalau dicuekin.”
dicuekin.”
Aku menepu
menepukk dahi
dahi,, akhirn
akhirny
y a tidak kuat menaha n tawa. Betul, k an.
an .
Jalanjalan bersama Mama selalu menyenangkan. Petugas sales yang sedang
mengepak mesin cuci yang kami beli menoleh, tidak mengerti kenapa aku
tibatiba tertawa, berbisikbisik.
Setelah memastikan mesin cuci itu akan diantar sore ini juga ke
rumah,
ruma h, pal
paling
ing telat tiba na
nanti
nti mal
malam,
am, kami m meningg
eninggalka
alka n toko elektroni k ,
pinda
pinda h ke supermar ket . Mama bel
belanja
anja ke
keperlua
perluann bulanan
bulanan.. ”Kamu tid
tidak
ak
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 42
42
”Nah, lalu jatah uang bulanan buat beli bukumu kamu pakai buat
apa?” Mama men
menun
unju
juk
k dom
dompet
petny
nyaa di saku. ”Buat namb
nambah
ah in beli keper lua
lua n
Mama saja ya.” Mama mengedipkan
mengedipkan mata.
”Nggak bo
”Nggak boleh.
leh. Cura
Curang,”
ng,” aku buru-buru berseru, memo
memott o ng. ”Sebent ar ,
Ra punya ide lebih baik.
baik.””
Aku bergega
bergegass meningg
meninggalk
alkan
an Mama, pinda
pindah
h ke loron
lorong
g lain
lain di
supermarket. Aku kembali lima menit kemudian, saat Mama sudah
mendorong troli di lorong minyak goreng dan temantemannya. Aku
ter-senyum, meletakkan satu kotak es krim batangan ke dalam troli. ”Ide
bagus, kan?”
kan?”
Persis jam tangan menunjukkan pukul lima sore, aku dan Mama
membaw
memb aw a kan
kantong
tong plas
plastik
tik belanjaa
belanjaann ke parki
parkiran
ran mo
motor.
tor. Jal
Jalanan
anan sema
semakkin
padat, suara klakson dan asap knal
knalpot
pot ber
bergabun
gabun g d
dengan
engan kesibuka
kesibukann or
oran
angg
pulang kantor dan aktivitas lainnya. Setelah hujan sepanjang pagi tadi, langit
sore ini terlihat bersih, awan tipis tampak jingga oleh matahari senja. Mama
gesiit m
ges men
engem
gem udik an Vespa
Vespanya,
nya, men
menaklukk
aklukk an kema
kemacetan.
cetan. Satu tan
tangan
gan k u
memegangii bel
memegang belanjaa
anjaan,
n, satu tang
tangan
an llagi
agi berpeganga n. Ram
Rambut
but panj
panja
angk u
berkibar keluar dari helm.
”Jangan bilang-bi
bilang- bila
lang
ng Papa kita ngebut, y
ya,”
a,” Mama berseru.
Aku tert
tertawa,
awa, tidak menimp
menimpal
ali.
i.
***
Tiba di ruma
rumah,
h, tetap han
hanya
ya si Puti
Putih
h y an
ang
g berl
berlari
arilar
lar i menyamb ut k u .
Aku menelan lud
ludah,
ah, hend
hendak
ak mengge
menggenn do
donn g kucingku
kucingku—— namun urung, takut
Mama mengomel. Aku membantu meletakkan
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 43
43
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 44
44
halaman
halama n depan maupun be
belakang
lakang.. Ku
Kucingk
cingkuu itu seperti
sepertiny
nya
a betulan
minggat. Aku sementara menyerah.
”Tetap nggak diangkat, Ma,” aku berseru dari meja telepon. Baru
saja, untuk yang keempat kali aku menelepon ponsel Papa.
”Kantor juga mulai kosong, sudah pada pulang.” Aku men-dekati sofa;
aku juga barusan menelep on ke kantor. ”Kata sat-pam kanto kantorr y ang
an g
menerima telepon, Papa dari tadi siang nggak ada di kantor. Ra makan
duluan
duluan ya, lap
lapar
ar berat, ha
hampir
mpir sem
sempoy
poyong
ongan
an jalanny
jalanny a ni
nih.”
h.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 45
45
Mama menatap
menatapk ku y
yan
ang
g pura
pura-pur
-puraa mel
melangka
angka h go
gontai.
ntai. ”Y
”Yaa sud
sudah,
ah, k am
amuu
makan duluan saja.”
saja.”
Pukul sembilan malam, Papa belum pulang juga. Hujan turun semakin
deras. Harihari ini musim hujan, cerah sejenak seperti sore tadi bukan
berarti cuac
cuaca
a tidak akan beruba
berubahh dal
dalam
am hi
hitung
tung an jam
jam.. Petir menya m b ar
terlihat terang dari jendela dengan tirai tersingkap. Gelegar guntur
mengikuti.
Aku menggar
menggaruk
uk kepala y ang tidak gatal, kasih
kasihan
an meliha
melihatt Mama y ang
an g
pasti keukeuh tidak akan tidur, tidak akan makan sebelum Papa pulang.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 46
46
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 47
47
”Papa minta
minta maaf, Ma.” Su Suara
ara Papa terdeng
terdengar
ar lelah
lelah,, menyeka ra
ramb
mb ut
di dahi. ”Hari
”Hari ini di pabrik kacau sekali.
”Tadi
”T adi pag
pagii Papa buru
buru-bur
-bur u berangkat ke kanto
kantor,r, k
karena
arena jadw
jadwa al
pengoper as ian
ia n mesi
mesinn yang dib
dibeli
eli en
enam
am bulan llalu
alu itu terny
ternyata
ata dim
dimaj
aj uk a n
hari ini.
ini. Pemi
Pemilik
lik perusah
perusahaa
aann men
mengaja
gajak
k beberapa man
mana
a jer sen
senior
ior ke pabr
pabrikik ,
melihat seberapa baik mesin itu bekerja.”
bekerja.”
Papa men
mengem
gembu
buska
ska n nnapa
apas,
s, men
mengem
gem pask an tu tubuh
buh di so sofa,
fa, mele pa s
sepatu. ”Setengah jam pertama, mesin itu sepertinya tidak bermasalah,
bahkan sang
sangat
at prima
prima,, tapi entah kenapa, persis saat kami akan kembal kembalii ke
kantor, salah satu sabuk mesin terlepas. Itu mesin pencacah raksasa,
terbayang saat sabuk dengan lebar setengah meter, panjang tiga puluh
meter, terlempar begitu ssaja aja ke udara. Sebelas kary
karyawan
awan lluka uka par
pa r ah
seketika, dilarika
dilarika n ke rum
rumah
ah sakit. Bela
Belasa
sa n lain
lain luka ring
ringan
an,, terk
terkena
ena ba han
ha n
mentah
men tah y anang
g seperti p pelu
eluru
ru ditembakk an ke segalsegalaa pen
penju
jurr u. Rombo n ga n
dari kanto
kantorr beruntu
beruntungng ada di boboks
ks terli
terlindu
ndungng kaca
kaca,, han
hanya
ya dind
dindiningny
gny a ya ng
retak.”
retak.”
”Tapi
”T api tid
tidak
ak ada yang men
meningg
ingg al, kan
kan?”
?” Mam
Mamaa bertan
bertanya
ya pri
pri-hat
-hat i n ,
membantu membereskan sepatu dan kaus kaki Papa.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 48
48
Mama tersenyu
tersenyumm an
anggun.
ggun. ”Ya sud
sudah.
ah. Sekarang Papa ccepat
epat m
mand
and i ,
pasti jadi lebih segar.”
segar.”
Eh? Bukankah itu...? Aku hampir berseru kaget. Remang cahaya lebih
dari cukup untuk melihat pantulan cermin, dan lihatlah, ada si
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 49
49
Aku menel
menelan
an lud
ludah,
ah, melangk ah lebi
lebih
h dekat ke cermin besar persis di
samping ranjangku, memastikan. Aku tidak mungkin salah lihat, aku tadi
melihatnya di dalam cermin, si Hitam tidur di sebelah si Putih. Ini
benarbe nar ganjil.
Aku menata
menatap
p lam
lamat
atla
lamat
mat cermin besar, yang sekarang hany a
memantulkan apa yang ada di kamar. Hanya ada si Putih dan aku—
aku— y a n g
merapikan rambut panjangku, sambil menatap sekitar dengan bingung.
Ini bukan hari terbaikku. Tadi pagi aku dihukum Miss Keriting,
menunggu di lorong kelas selama pelajarannya, bertengkar dengan Ali.
Siangnya, pulang sekolah, kucingku hilang satu. Malam ini, baru saja aku
tahu Papa punya masalah di kantor, ditambah pula aku jadi susah tidur.
Aku menghel
menghelaa napa
napass kecewa
kecewa.. Aku yak
yakin
in sekali tadi meli
melihat
hat si Hitam di
dalam cermin.
Hingg
inggaa satu jam berikutnya , tetap
t etap tida
tidak
k ada apa pun dan siap
siapa
a pun di
cermin besar itu.
***
Pagi sekali, jam beker alami rumah kami, Mama, sudah berteriak
teriak membang
membangunkunk an. ”Ra, ban
bangun!
gun! Papa ha
harus
rus beran
berangka
gka t pag
pagi,
i, ay
ayoo
bangun!”
bangun!”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 50
50
Papa men
mengang
ganggu
guk
k , tid
tidak
ak bertanya la
lagi
gi.. Aku bergegas meng
meng habi s k a n
sarapanku. Mama sibuk membereskan peralatan masak kotor. Sarapan
cepat, sepuluh menit aku sudah melangkah di belakang Papa menuju garasi.
Kucium tangan
tangan Mam
Mama,a, dan tiga pul puluh
uh detik kemudi
kemudian
an,, mobil ya ng
di
dikemu
kemudika
dikan
n Papa mel
meluncur
uncur ke ja
jala
lan
n ray
raya.
a.
Sepanjang perj
perjal
alan
an an Papa leb
lebih
ih seri
sering
ng m
menelepon
enelepon dan dit
ditelep
elep o n .
Aku bisa mendeng
mendengarar percaka
percakapa
pa n Papa karena pon ponse
sell Papa dis
dis e t e l
menggunakan pengeras suara. Tentang buruh di rumah sakit, apakah
keluarga mereka sudah datang, Papa bertanya memastikan. Juga tentang
mesin pencacah raksasa, tadi malam teknisi bule itu pulang jam berapa. Papa
mengangguk mendengar jawabannya.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 51
51
”Oh, jadi, Pa. Tapi Mama cuma beli model dan merek yang sama persis
dengan y ang lama kok. Kata Mama biar sama awet
awetnya,
nya, lima
lima tahun.” Aku
nyengir lebar.
Aku mengge
menggele
leng
ng.. ”Tid
”T idak
ak ada les, Pa. Pert
Pertemua
emuan
n Klu
Klub
b Menul
Menulis
is juga
ditiadakan.”
ditiadakan.”
Mobil hampir tiba di sekolah. Dengan kesibukan baru Papa, hanya itu
percakapan kami. Tidak sempat ada momen Papa memberikan petuah
saktinya—
saktinya — meskipun kadang tidak nyambung. Aku bersiapsiap
menyand
men yandan
an g tas di pun
punggun
ggun g. MoMobi
bill merapat ke gerban
gerbang g sekol
sekolah
ah.. A k u
memajukan
memajuka n kepal
kepala,
a, men
mendek
dek at k
kee Papa
Papa.. ”Semangat ya,
ya, Pa!”
Pa!”
Papa di
diam
am sejen
sejenak,
ak, men
menyel
yelidik,
idik, akhi
akhirny
rnyaa meng
mengang
ang gu
gukk . ”Iya, k am
amuu
juga semang
juga semangat
at ya!”
ya!”
”Dadah, Ra!”
”Dadah, Ra!”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 52
52
It
Ituu bukan suara Seli. Itu suara Ali
Ali.. T
Tapi
api sejak kapan si bian
biangg kerok ini
ramah menegur
menegur oran
orangg lai
lain?
n? Biasany a dia tidak peduli, jal jalan
an serad
seradak
ak
seruduk, mencari masalah. Sejak kapan pula dia datang sepagi ini?
Bukankah
Bukank ah bibiasany
asanyaa di
dia
a nyaris terlambat?
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 53
53
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 54
54
Aku melo
melott ot, sebal bukan kepalang
kepalang.. Kutatap wajah Ali dengan gala k ,
tapi tidak mempan. Sepertinya aku tidak punya pilihan. Ali tidak akan
mengalah hanya karena aku cewek. Baiklah. ”Pagi ”Pagi ju
juga,”
ga,” jawabku.
”Ah, itu sih bukan menjawab salam. Itu orang lagi ketus.”
Aku menel
menelan
an lud
ludah,
ah, meremas jemari.
”Masih belum pas, Ra. Masih kayak orang kebelet ke toilet.” Ali
tertawa.
Aku hamp
hampir
ir mendoro ng badanny
badannya,
a, jen
jengke
gkel.
l.
”Selamat pagi
pagi,, Ra,” Ali mengula
mengulann g salamny
salamnyaa sambil menaha
menahann tawa.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 55
55
”Eh, hei, nanti dulu!” Aku bergegas menghalangi. ”Tadi kamu sudah
janji
janji mau kasih tahu aku dari man
manaa kamu tahu kuci
kucingk
ngk u hi
hilang.”
lang.”
”Hei, Ra, kok kamu malah pergi?” Ali mengangkat bahu, bin
bingu
gung
ng..
”Kita ngobrol di kantin yuk, mumpung sepi. Nanti aku beritahu dari
mana
man a ak
aku
u tahu kuci
kucing
ngmu
mu hilang.
hilang. Di sana ti
tidak
dak akan ada yang m
mengu
engup
p in g
pembicaraan tentang hilang-meng-hilang itu.” Ali berusaha membujuk,
sedikit menyesal gagal men-jebakku mengaku. ”Atau kamu kamu mau tahu
sesuatu? Misalnya, apakah si Hitam itu sungguhan ada atau tidak? Aku bisa
mem-bantu.”
mem-bantu.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 56
56
***
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 57
57
Anakan ak bergega
Anakanak bergegass mengelua
mengeluark
rk an buku PR dari daldalam
am tas. Ra Rasa
sa
sebalku dibilang jerawatan oleh Ali akhirnya terbayar. Lihatlah, Ali lagi lagi
tidak mengerjakan PR. Tepatnya dia mengerjakan, hanya saja salah
halaman. ”Brilian sekali, Ali. Ibu suruh kerjakan
kerjaka n halaman 50, kamu malah
mengerjakan halaman 40. Sebagai informasi, itu PR kita minggu lalu.
Makanya lubang telingamu yang besar itu harus sering-sering dibersihkan.”
Pelajarr an matema
Pelaja matematt ika yang sel
selal
alu
u tterasa
erasa leb
lebih
ih llama
ama ddari
aripada
pada bi
biasa
asa ny a
dimulai. Satu jam berlalu, tigaempat orang teman menguap
memperhatikan seliweran rumus di papan tulis. Mereka mulai gelisah,
seperti duduk
duduk di bangku pana panas.
s.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 58
58
Aku nyengir lebar. Bukan soal ditraktir atau tidak. Aku lag
lagii mal
malas
as ke
mana
mana ma
mana
na,, llebih
ebih suka duduk di kelas. Tapi Seli ber
berhasil
hasil membu
membujukjukk
k u.
Kelas den
Kelas dengan
gan segera kos
kosong.
ong. Temante
Temantema man n mem
memilih
ilih mmelemas
elemas k a n
badan di luar setelah sepagia n menatap rumus matemat ika ika,, menyisa
menyisaka
kan
n sat u
anak di kelas, dan itu adal
adalah
ah Ali
Ali.. D
Dia
ia jus
justru
tru melangka
melangkah h masuk ke kela s,
menepuknepukkan tangannya, membersihkan debu, lagilagi seperti habis
memasang
memasa ng sesuatu. KayKayak
aknya
nya Ali akan tintingga
gga l d
dii kelas. D
Dia
ia ba
bahkan
hkan melir i k
mejaku. Bai
Baikla
klah,
h, lebi
lebih
h baik aku ikut Sel
Selii ke kantin.
”Eh, bukannya kita mau makan bakso?” Aku menatap Seli tidak
mengerti.
Aku tert
tertawa,
awa, menatap kerumu
kerumuna
nan
n kakak kelas itu. ”Tapi
”T api bisa ja
jadi
di
mereka sudah lupa
lupa kejadian kemarin, kan? Kita tetap makan bakso, ya?”
ya?”
Baikla
Baiklah,
h, aku mengikut i pun
pungg
ggun
ung
g Seli
Seli..
”Kamu tidak
tidak sempat sarapan di rumah, Sel?” Aku menatap Seli ya ng
antusias meraih sendok.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 59
59
”Sarapan kok.
kok. Sel
Selalu.”
alu.” Seli men
menyen
yendok
dok dua po
potong
tong batagor sekal
sekalig
ig u s .
”Lapar saja. Pelajaran Miss Keriting menghabiskan banyak energi,
energi, Ra.”
Ra.”
Aku ter
tertawa,
tawa, mengan
mengangg
gguk
uk setuju, meraih piri
piringk
ngku.
u.
”Kamu tahu tidak, rambut Miss Keriting itu asli keriting atau
bohong
boh ongan
an?”
?” Aku asal comot
comot ide
ide percakap an,
an , tiga meni
menitt setelah dia
diam,
m, ka
karr e na
Seli asyik sekali dengan batagornya.
”Eh?” Dahi Seli terlipat. ”Rambut asli, kan? Memangnya wig, Ra?”
Ra?”
Aku menga
mengangk
ngkatat bahu. Aku jugjuga
a bertany
bertanya.
a. Penasara n gara ga r a
ucapan
ucapan Ali tadi pagi
pagi.. Dua gelas es jeruk di
dikiri
kirimk
mkan
an ke meja kami. Se
Seli
li ber
hah kepedasa n, bil
bilang
ang tterima
erima kasih.
”Kamu sekarang
sekarang jera
jerawata
watann y
ya,
a, Ra?” Sel
Selii m
menyelidik
enyelidik,, mena
menatt ap ji
jidat
dat k u ,
sambil menegu
menegukk sepert
sepertiga
iga isi gelasn
gelasnyy a.
Aku memegan g me
mega
ga n g jerawatk
jerawatku,
u, memang terasa besar.
Aku melo
melott ot. Bukanny a menghib
menghibur
ur teman yang jerawatan , Seli ma
mala
la h
menakut nak
nakut
uti.
i. Apa mau dikata, usi
usiak
aku
u masih li
lima
ma belas tahun,
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 60
60
Aku akhi
akhirr nya han
hany
y a mampu menghab isk iskan
an separuh porsi batagor k u .
Selera
Selera m makan
akank k u hi
hilang.
lang. Seli men
menawark
awark an diri
diri men
menghab
ghab iska n batago
batagorr k u .
Tuntas satu menit, aku mengajak Seli kembali ke kelas, menunggu bel masuk
yang ting
tingga
ga l beberap
beberapa a meni
menitt lagi
lagi..
”Tutup? Kok tidak ada pengumuman jauh-jauh hari?” Seli yang selalu
berkepe nti
nting
ngan
an dengan kantin bertany
bertanyaa memasti
memastikk an.
an .
”Mendadak
”Mendad ak , Neng
Neng.. Itu gardu llisistrik
trik dekat kanti
kantin
n mau diper-ba
diper-ba i k i .
Karena kantin iini
ni dekat gardu, jad
jadii dim
dimint
intaa di
ditutu
tutupp sama petugasny a. Ta di
baru saja petugas PLNny
PLNnyaa bil
bilang
ang.. Cuma tutup sehari kok. Eh, ngganggakk ad
ada a
kembaliannya nih. Gimana?”
Gimana?”
Sisa pelajaran hari ini lebih santai, temanteman lebih banyak tertawa
mengikut i pelajara
pelajaran n sejarah. Gurunya koc kocak,
ak, mmeski
eski sudah beruba
beruban, n, sepu
se puh
h,
hampir
ham pir pens
pensiun.
iun. Mr. RoRosihan
sihan leb
lebih
ih ban
banyak
yak men
mengajar
gajar dari penpengala
galama
ma n ny a
di
diband
banding
ing buku teks yang kami pega pegang,
ng, memba
membawawa klip
klipin
ingk
gk lipin
lipingg kkora
oran
n ke
dalam
dalam kel
kelas
as yang tebal
tebalnya
nya membuat kami semakin respek pad padany
any a .
Menurut bisik
bisikbis
bisik
ik Seli
Seli,, Mr. Ro
Rosiha
siha n bahkan kenal dengan beber beberapa
apa t ok oh
nasional dalam buku sejarah kami.
Lewat istirahat
istirahat kedua, jam pelaj
pelajar
aran
an te
terakhir
rakhir adal
adalah
ah bahasa Inggr is .
Mr. Theo, guru yang tampan dan pintar berbahasa Inggris itu (lima tahun
pernah tinggal di London), menyuruh kami bermain drama, praktik
conversation. Seli—
Seli— ya n g ngefans berat dengan Mr. T heoheo—
—terlihat
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 61
61
menyungg
menyu ngging
ingkan
kan senyum sepa
sepanjan
njang
g pel
pelajara
ajaran.
n. D
Dia
ia leb
lebih
ih bany ak
memperhatikan wajah Mr. Theo lantas mengangguk sok paham dibanding
menyimak penjelasan. Dua kali Seli salah paham, sok siap maju ke depan
kelas padahal be
belum
lum dip
dipan
angg
ggil.
il. T
Teman
eman ssekelas
ekelas ramai tert
tertawa,
awa, Seli hany a
cemberut kembali ke bangku.
Aku jugjuga
a suka pelajara
pelajaran
n ini,
ini, jug
juga
a pelajara
pelajarann sejarah, tapi jerawat siasiala
la n
di jidat membuatku tidak konsen. Meskipun Seli sejak dari kantin
berkali-kal
berkali-k alii menyikut
menyikut,, berbisik
berbisik,, ”Jangan di-pegan
di-pegang-g- pe gan g, Ra. Na Nantnt i
menular ke pipi, dagu, hidung, ke mana-mana,” aku tetap saja refleks
memegang
memega ng jjerawat
erawat iitu.
tu. Rasanya iingin
ngin kupencet kuatk
kuatkuat.
uat. Ini sisituasi
tuasi y an
angg
menyebalkan, belum lagi aku satu kelompok dengan Ali mementaskan
drama. Si biang kerok itu berkalikali sengaja menunjuk jidatku dengan
ujung
ujung bibi
bibirny
rny a.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 62
62
Aku menol
menolee h. ”Di rumah-k
rumah-ku?
u?””
”Kamu yang paling pandai di kelas soal bahasa, Ra. Meskipun Ali bisa
membuat mobil terbang, tidak mungkin aku belajar mengarang dengannya.
Aku belaj
belajar
ar di rumahmu saja
saja,, ya? Bo
Boleh?
leh?”” Seli memajuk an bibi
bibirny
rny a.
a.
”Trims,
”T rims, Ra. Nan
Nanti
ti sore jam setengah ttiga
iga,, ya. Biar
Biar nggak ke-
ke-mala
mala m a n
pulang.” Seli tersenyum
tersenyum riang.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 63
63
”Si Hitam belum kembali juga, ya?” Aku menatap sekitar, me-meriksa.
Si Putih mengeong pelan. Mata bulatnya bercahaya.
”Eh, kenapa
kenapa nggak pakai mesin cuc
cucii baru, Ma?” Aku tidak men-ja
men-jawwab,
sebaliknya bertanya sambil menatap bingung.
”Mesin cuci baru itu rusak, Ra.” Suara Mama terdengar sebal. ”Dari
tadi Mama utakatik, tetap saja tidak menyala. Awas saja kalau mereka tidak
datang sore in
ini,
i, bakal Mam
Mama
a ttuli
uliss k
kee semua koran bahwa toko elektr
elektronik
onik it u
tidak becus. Tega sekali mereka menjual barang rusak.”
rusak.”
”Kamu lihat saja, Ra. Tuh, sama rusaknya seperti mesin cuci yang
lama. Malah lebih parah. Tidak mau dinyalakan sama sekali.” Mama
menunjuk pojok belakang rumah dengan jari penuh busa. ”Mereka janji
datang sebelum jam tiga, ditukar dengan mesin cu
cuci
ci y ang baru. T adi M amama
a
sudah ancam, telat satu menit pun, Mama akan bikin konferensi pers.
Tantemu kan wartawan televisi, bila perlu Mama masuk liputan berita.”
berita.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 64
64
Si Hita
itamm at
atau
au si Putih itu kan bisa main sendiri
sendiri,, at
atau
au m
mainny
ainny a nanti
nanti?”
nanti?”
Aku burubu
buruburr u meli
melipat
pat tawa, menga
mengang nggu
guk.
k. Kal
Kalau
au Mama sudah bet betee ,
memang lebih
lebih baik segera menyin
menyingk
gkir.
ir. K Kalau
alau tidak, bakal ikutan kena ke na
semprot. Aku meletakk
meletakkan
an si Putih di lan
lantai,
tai, berlari kecil menaiki ana anak k
tangga,
tang ga, mas
masuk
uk kkee kama
kamar,
r, melempar k an tas ke kursi, refleks m melihat
elihat cer
cermi
mi n ,
teringat tadi malam aku melihat bayangan si Hitam di sana. Tidak ada. Aku
mengeluh
mengelu h dal
dalam
am hati, kenapa aku jad jadii aneh sekali
sekali?? Aku berh
berharar a p
menemukan si Hitam di dalam cermin. Itu mustahil, kan? Telanjur menatap
cermin, aku sejenak menatap jidatku, menghela napas. Jerawatku terlihat
seperti bintang terang di gelap malam—
malam — atau malah bulan saking besarnya.
Hendak kupencet, tapi urung. Lebih baik segera menyibukkan diri, supaya
aku lupa ada jerawat batu sialan di jidat.
Mood Mam
Mood Mama a memb
membaik
aik saat aku dud
duduk
uk ham
hampir
pir men
menghab
ghab isk
iskan
an m ak an
si
sian
ang
g seteng
setengah
ah ja
jam
m kemudian. Mama men mengerin
geringk
gk an tang
tangan
an deng
dengaan
handuk
han duk , bergab
bergabun
ung
g ke meja makan.
”Ma, nan
nanti
ti sore Seli mau main ke sini
sini,, me
menger
ngerjak
jak an PR bar
bareng.
eng.
Boleh ya?” Aku teringat percakapan di angkot tadi, memberi-tahu.
memberi-tahu.
Aku mengang
mengangkk at bahu. ”Kirain Mama sudah makan.”
makan.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 65
65
Mama mengambil apa pun masakan yang tersisa di atas meja, lalu
duduk,
dud uk, mengemb usk an na
napas,
pas, mul
mulai
ai makan. Aku tid
tidak
ak b
ban
anyak
yak kom
komee n t ar ,
ikut menghabiskan makanan di piringku.
”Tapi
”T api ngga
nggak
k sebesar iini
ni,, Ma. Lihat, b
besar
esar bang
banget
et , sudah kay
kayak
ak bisul .”
Aku kecewa melihat ekspresi MamaMama—— mengira Mama bakal bersimpati.
Aku menyeri
menyeringngai
ai.. Te
Tentu
ntu saj
saja
a Mama akan bilbilang
ang begitu, aku jel
jelas
as jela s
anak gadisnya—
gadisnya — da
dalam
lam situasi
situasi seb
sebal
al sekal
sekalipu
ipunn Mama pasti akan memilmemilii h
menyemangatiku.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 66
66
Aku menggele ng
ng.. Siap
Siapa
a pul
pula
a yang mal
malu,
u, ini
ini cuma menj
menjee n gk
gkee lk an
an..
”Atau jan
janga
ga n-
n-jajang
ngan
an kamu mal
malu u dil
dilihat
ihat teman lakilaki di sekolah,
ya? Ada yang naksi
naksirr , Ra? Atau sebalikny a? Kamu naksi
naksirr seseoran g?”
Mama menyelidik. ”Siapa sih, sih, Ra?”
Ra?”
Aku memony
memonyon
on gkan
gk an bibi
bibir.
r. Mama itu tidak seru kalau lagi sebal. Hal
kedua pelampiasan Mama yang dibilang Papa dulu, selain makan, apa lagi
kalau bukan menggodaku.
Aku bala
balass terse
tersenyu
nyum
m tipi
tipis.
s. Semoga Papa terus semang
semangat
at..
Agar urin
uring
g ur
urin
in ga n Mama tidak menjad
menjadiija
jadi
di,, aku menawar
menawarkk an dir i
mencuci piring, juga membersihkan meja dan peralatan masak. Mama
membaw
memb aw a ember ke hal halaman
aman bel
belakang,
akang, men
menjem
jem ur pakaian basah. Tida Tidakk
banyak yang kulakuk an setelah itu, memil memilihih membaw a buku pelaja
pelajarr a n
turun ke ruang tamu, menunggu Seli sambil membaca novel— novel— seraya
berkalikal
berkalik alii refleks memega
memegan n g jerawat di ji
jidat,
dat, memencet
memencet men cet gemas.
Pukul setengah
sete ngah tiga persis bel rumah berbuny i nyaring.
Aku mengan
mengangg
gg uk
uk,, lalu
lalu berdiri hendak membuk a gerbang pagar. Se li
sepertinya
sepertinya sud
sudah
ah tib
tiba.
a. Si Puti
Putih
h berla
berlari
ri meneman
menemanik
iku
u mel
melewati
ewati halam a n
rumput. Eh? Gerakan tanganku terhenti saat hendak membuka gerbang,
menatap ke depan. Bukan Seli yang datang.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 67
67
Eh? A
Eh? Aku
ku buruburu menmengan
gan gg
gguk,
uk, bal
balas
as tersenyum sebai
sebaik k mun
mungk
gk i n .
”Silakan, Bun. Maaf, saya tadi kaget. Kirain siapa yang datang.”
datang.”
”Kamu sedang
sedang men
menung
unggu
gu tamu la
lain
in,, Ra?” Mi
Miss
ss Keri
Keriting
ting me-
me-la
lan
ngk a h
masuk.
Aku mengge
menggele
le ng
ng,, kemudia n menga
mengang
ngguk
guk . ”Iy a, Bu. Saya me-nu n g g u
Seli. Kami mau belajar bareng.”
bareng.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 68
68
ramping ny
nya.
a. Da
Dari
ri jarak sedekat iini
ni pul
pula,
a, aku baru meny
menyadar
adar i pos
postur
tur M issis s
Keriting terlihat berbeda. Dia tidak seperti wanita usia empat puluhan
kebanyakan. Dia berbeda sekali. Sepertinya aku—aku—dan teman sekelas—
sekelas —t i da k
memperhatikan Miss Keriting dengan baik di kelas, lebih dulu takut
dengan rumus matematika di papan tulis.
”Seli sudah datang, Ra? Kalian mau dibuatkan minum apa sambil
belajar
belajar?”
?” Suara Mama lebi lebih
h dul
dulu
u terdengar sebelum aku menj menjaw
aw ab.
a b. Mama
melangk
mel angk ah dari ruan
ruang
g ten
tengah,
gah, b
bergabun
ergabung,
g, sam
sambil
bil men
menyek
yeka
a tang
tanganny
anny a ya ng
basah dengan han handuk
duk . ”Eh?” Mama terdiam sejenak
sejenak,, menatap ruang t am
amu,
u,
menatap
men atapkk u, pi
pind
ndah
ah me
menanatap
tap Miss
Miss Keri
Keriting
ting..
”Ini guru Ra
Ra,, Ma
Ma,”
,” aku segera m
menj
enjee lask an. ”Guru mate-matik a. Nah,
ini mama saya, Miss Selena. Kalau Papa masih di kantor, belum pulang.”
pulang.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 69
69
”Ra tid
tidak
ak mmembuat
embuat mas
masalah
alah di sekol
sekolah
ah,, bukan?” Mama meno l e h
kepadaku, sedikit cemas.
Miss Keriting menggeleng. ”Ra murid yang baik. Kalian akan bangga
memiliki anak
anak dengan bakat hebat seperti dia
dia.. Sat
Satusat
usat uny a masalah ya ng
pernah Ra buat hanya lupa membawa buku PRnya. Tapi siapa pula yang
tidak pernah lupa?”
lupa?”
Aku mengang
menganggu
guk
k , tapi Miss Keriting menahan gerakan tangan
tangank
k u.
”Saya harus bergegas, Bu. Mengejar waktu dan dikejar waktu.” Miss
Keriting mengulurkan tangan kepada Mama, hendak ber-pamitan. ”Sekali
lagi
lagi,, sa
saya
ya mi
minta
nta maa
maaff kal
kalau
au men
mengg
ggang
anggu
gu.. Sa
Saya
ya sun
sungguh
gguh merasa tersanj
tersanju
un g
Ibu duldulu
u hhampir
ampir member
memberikaikan
n nama itu kepada Ra. Selena. Ibu benar, it u
artinya bulan. Bagi bangsa tertentu, artinya bahkan lebih dari
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 70
70
sekadar ‘bulan yang indah’, tapi juga pemberi petunjuk, penjaga warisan,
benteng terakhir.”
terakhir.”
Eh? Mama menelan ludah, lebih bingung lagi menatap wajah Miss
Keriting
Keriting yyan
ang
g tersenyum cemerlang. Ragu
Ragura
ra gu
gu,, Mama iikut
kut men
mener
er i m a
uluran tangan Miss Keriting.
Aku seket
seketika
ika teringat sesuatu saat meli
melihat
hat gayany
gayanya
a membalik ba da n
dan memakai sepatuny
sepatunya.a. I tu kan persis sekali d
dengan
engan cara pemain ddrr am a
Korea dengan latar belakang cerita bangsawan yang sering ditonton Seli
bedanya tentu saja Miss Keriting tidak sedang berakti berakting,
ng, dan dia
melakukannya seperti memang dia adalah golongan itu. Terlihat anggun,
cekatan.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 71
71
Aku menol
menolee h, meli
melihat
hat Mama y ang masih menatap jalana
jalanan.
n. ”Be da
apanya, Ma?”
Ma?”
Aku mengan
mengangk
gkat
at bahu. Sebenar
Sebenarny
nya,
a, aku belum mengert
mengertii kenapa Mi
Miss
ss
Keriting sengaja datang mengantarkan buku PR matematika. Aku balik
kanan, masuk ke dal
dalam
am rumah.
Bel pagar berbunyi nyaring sebelum aku menjawab. Aku dan Mama
menoleh. Panjang umur, teman satu mejaku itu sudah berdiri di gerbang,
melambaikan tangan. Aku tersenyum, yang ditunggu datang juga, berlari
lari kecil ke pagar.
Aku mengang
menganggu
guk
k , berjalan
berjalan melin
melintt asi hal
halama
amann rumput.
Aku menj
menjaw
aw ab pendek, ”Mengant
”Mengantar
ark
k an buku PR.” Aku mengan
mengangg k at
buku PRk
PRku,
u, memperl
memperlii hatk an
anny
nya
a pada Seli
Seli..
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 72
72
sakti atau menatap buku diary penuh rahasia dalam drama Korea yang
sering ditontonnya.
”Tidak tahu.”
tahu.”
”Aku serius
serius n nih
ih,, Ra, kenapa Miss Keriting ke sin sini?
i? Jangan-
Jangan-ja
ja n ga n
kamu merah
merahas
as iaka n sesua
sesuatu,
tu, ya?” Sel
Selii men
menyelid
yelidik
ik,, in
ingin
gin tahu—
tahu—sudah
sudah mirip
kelakuan Ali.
”Eh, sel
”Eh, selamat
amat siasiang,
ng, Tante.” Sel
Selii men
menoleh,
oleh, buru-buru meng
meng-a
-a n g g uk ,
lupa
lupa bel
belum
um menya
menyapa pa tuan rumah, padaha
padahall sudah sej
sejak
ak tadi rusuh masuk ke
ruang tamu. ”Apa
”Apa saja, Tante, asal jangan me-repotkan.”
me-repotkan.”
”Apa saja,
saja, Ma. Asal yang banyak. Soalny a Seli suka m
makan.”
akan.” A k u
tertawa, menambahkan.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 73
73
Seli mema
Seli memajuk
juk an bi
bibi
birr nya, llagi
agilag
lagii hen
hendak
dak berko
berkoment
ment ar sesua
sesuatu,
tu, t api
ap i
suara bel gerbang depan sudah berbuny
berbunyii nyaring
nyaring..
”Biar Mama yang buka, Ra.” Suara Mama terdengar dari dalam.
”Kalian belajar saja.”
saja.”
Aku tert
tertawa.
awa. Apanya y ang belaj
belajar
ar?? Aku beranjak berdiri. Seli jug
juga
a ikut
iku t
berdiri, mengikut iku
ik u ke depan hendhendak
ak membuk a gerbang. Dua kary aw an
toko elektronik terlihat sedang repot menurunkan boks besar dari mobil.
”Ma, mesin cucinya datang!”
”Ma, datang!” aku berteriak dari halaman.
Sekitar li
Sekitar lima
ma bela
belass men
menit
it kami men
menonto
onto n Mama men
mengome
gome li kary aw a n
yang sibu
sibuk
k bol
bolak
ak bal
balik
ik menukar mesin cuci baru, mengu
mengujiji coba
coba me sin
si n
cucinya, memastikan kali ini tidak ada masalah. Mereka terlihat serbasalah,
menganggukangguk mendengar omelan Mama.
”Ternyata
”T ernyata m mamamu
amamu sam sama
a sep
seperti
erti mam
mamaku
aku,, Ra,
Ra,”” Sel
Selii berbisi k .
Karyawan toko elekto
elektornik
rnik itu un
untuk
tuk kesekian kali mi
minta
nta maaf, mem
membubungk
ngk u k ,
hendak berpamitan.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 74
74
Aku tert
tertawa,
awa, tidak berkome
berkomentnt ar
ar,, memper hat ika
ikann kary awan toko y ang
an g
akhirnya bernapas lega, buruburu menaiki mobil, lantas cepat
mengemu
mengem u dik
dikan
an mobil, h hil
ilang
ang di kelokan jalan.
jalan.
Eh, aku mendongak lagi. Suara itu khas sekali terdengar — meski
jarakny
jarakny a masi
masih
h sepuluh meter dari ruang tamu. Suara y ang menyeba
menyeball k a n ,
aku kenal. Mama menjawab salam.
Aku lan
langsu
gsunn g meloncat dari posi
posisi
si nyaman menulis. Seli y ang kag
kagee t
ikut meloncat, tanpa sengaja mencoret buku PRnya, menatapku sebal.
”Ada apa sih, Ra?”
Ra?”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 75
75
Bahkan Seli, kali ini pun ikut mematung, menatap Ali yang seratus
delapan puluh derajat berubah tampilan, di halaman rumput, di bawah
cahaya matahari sore yang mulai lembut.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 76
76
NI akan jjadi
adi mo
momemenn pal
paling
ing ganjil seja
sejak
k aku remaja. Aku melot ot ,
hendak
hendak mengusir Ali dari halhalama
aman n rumah. Di samping k u Seli beng
bengoon g
melihat penampilan Ali yang berubah, susah membedakannya dengan
pemain drama Korea favoritnya. Sementara Ali tersenyum lebar seolah tidak
ada masalah sama sekal
sekali,
i, seolah a
aku
ku dan Seli memang habi
habiss bercaka
bercakapp seb
se b al
karena Ali tidak kunjung datang untuk belajar bareng.
”Ra, Seli, kenapa kalian malah bengong di situ?” Mama yang tidak
memper
memp erha
hatt ikan
ikan,, telan
telanjur
jur masuk ke ruan
ruang
g tamu
tamu,, men
menole
ole h, kepal
kepalany
any a mu
munc
nc u l
dari bingkai pintu. ”Ayo, ajak temanmu ma-suk. Ayo, Nak Ali, masuk.”
masuk.”
Aku benarbe n ar kehabisan kata. Aduh, kenapa Mama ramah sek se k ali
al i
pada si biang kerok itu? Aku menyikut Seli, menyadarkan ekspresi wajah
Seli yang berlebihan, mengeluh kenapa Seli juga ikut tertipu dengan
tampilan
tampila n baru Ali. Aku bergega
bergegass ikut mel
melang
angkk ah masuk ke ruang tamu.
”Tentu
”T entu saja ti
tidak.
dak. T ungg
unggu
u sebentar y a, Tante siap
siapka
kann di dapur.”
dapur.”
Ali han
hanya
ya nyengir. ”Aku datang baik-ba
baik-baik
ik lho,
lho, Ra.”
Ra.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 77
77
”Eh, iya dong. Tentu saja ada maunya.” Ali menatapku, ter-senyum.
ter-senyum.
”Maunya adalah belajar bareng. Minta diajari me-ngarang jenis persuasif.
Kamu kan yang paling pintar soal bahasa Indo-nesia.”
Indo-nesia.”
Ali mengan
meng angk
gkat
at bahu, wajahny
wajahnyaa seol
seolah
ah bin
bingun
gun g. Dia menol
menolee h ke S e li—
li—
yang serius menonto n kami berte
bertengkar
ngkar . Jan
Janga
ga nja
n jang
ngan
an Seli berpikir adadaa
adegan drama Korea live di depannya.
”Karangan m u su
”Karanganm sudah
dah berapa kata, SelSel?”
?” Meng
Mengaba
abaik
ikank
ank u, Ali beranj a k
mendekati Seli. ”Boleh
”Boleh aku lihat?”
lihat?” Ali menunjuk buku PR Seli.
”Eh, silakan,” Seli nyengir, ”tapi nggak bagus kok. Baru tiga paragraf.”
”Eh, paragraf.”
”Oh ya?”
ya?”
”Sebenar nya
”Sebenarny a bagusan karanga
karangann Ra
Ra.. Tadi aku jug
juga
a dikasih ide
ide tulis a n
sama dia
dia.”
.” Seli tidak merasa aku menyikut nya.
ny a. Di
Dia
a mal
malah
ah menunju
menunjuk k b
buk
uk u
PR mil
milikk
ikk u di uj
ujung
ung meja.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 78
78
”Terim
”T erima
a kasi
kasih,
h, T an
ante.”
te.” Al
Alii m
menerima
enerima minuma
minumann samb
sambil
il ter-
ter-seny
seny um
santun.
”Mereka berdua
berdua tida
tidak
k teman
temanan,
an, Tante,” S
Seli
eli yang men
menjawa
jawab,
b, tert aw a.
a.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 79
79
”Eh, iya-
iya-iya,
iya, iini
ni jjuga
uga llagi
agi di
diselesa
selesaik
ikan
an.”
.” Seli kembali ke buku. ””Ka
Ka mu
kenapa pula sensitif sekali, jadi mudah marah.”
marah.”
”Kalau Mama mau menggoda Ra, tidak lucu, Ma.” Aku cem-berut
cem-berut
galak.
galak.
”Dia yang membuat kamu malu punya jerawat di jidat.” Mama tetap
tertawa. ”Dia tampan dan sopan sekali lho, Ra. Pantas saja.”
saja.”
Aku hamp
hampir
ir menj
menjat
atuu hka n piri
piring.
ng. Pantas apan
apany
y a?
***
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 80
80
”Papa bilang
bilang pul
pulang
ang ja
jam
m b
berapa?”
erapa?” Aku memp
mempererba
ba iki
ik i po
posi
sisi
si dudu
dudukk,
membiarkan si Putih meringkuk manja di ujung kakiku. Bulu tebalnya terasa
hangat.
Meski sudah
sudah masuk kamar, aku tidak bi bisa
sa segera tidur seperti ma la m
sebelumnya. Banyak yang kupikirkan. Lewat tirai jendela, kutatap
kerlapker
kerlapker lip la
lampu
mpu di an
antara
tara ju
jutaan
taan tetes ai
air.
r. AAku
ku men
menghe
ghela
la na
napas,
pas, sem og a
Papa baikbaik saja di kantor, urusan hari ini ini lebi
lebih
h mudah. Refl
Refleks
eks ak u
memegang jidat.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 81
81
lewat selasela tirai jendela. Semoga si Hitam, di mana pun dia minggat
sekarang, juga baikbaik saja. Hujan deras seperti ini, semoga dia
menemukan loteng kering untuk tidur. Sudah dua hari kucingku itu tidak
pulang. Aku refleks memegang jidatku.
Aku jug
juga
a memer
memeriks
iksa
a buku PR matemat
matematik ik a dari Miss Keriting, du
dududuk k
di atas kasur. Lima menit sibuk membolakbalik halaman, tidak ada yang
is
istim
timee wa , h
han
anya
ya buku PRku seperti biasa.
biasa. Aku men
mengin
gingat
gat ingat pesan Mis s
Keriting, apa dia bilang? Apa pun yang terlihat, boleh jadi tidak seperti yang
kita lihat.
lihat. Apa pupun
n y ang hilang,
hilang, tidak sel
selalu
alu llenyap
enyap seper
seperti
ti yang kita du
duga ga .
Ada banyak sekali jawab jawaban
an dari tempat
tempattem
tempat
pat y ang hi hilang.
lang. En
Entah
tah l a h .
Kalimat itu aneh sekali.
Pukul sepu
sepuluh
luh,, lan
langi
gitt gelap kembali m
menumpa
enumpa hk an huj
hujan.
an. Le bih
deras daripada sebelumnya. Kilau petir membuat berkas cahaya di dalam
kamar, guntur terdengar menggelegar. Aku masih termangu menatap
ji
jidatk
datku,
u, sudah tiga kali memencet jerawatk u. Aku menyes al, kupencet lagi
la gi,,
menyesal lagi. Begitubegitu saja, tambah geregetan.
Kenapa pula jerawat ini datang pada waktu yang tidak tepat? Susah
sekali membuatnya meletus. Aku menatap cermin dengan kesal. Kenapa aku
tidak
tidak bbis
isa
a memb
membuatuat nya
ny a men
menghghilan
ilang
g seperti saat aku memb
membuatuat tubu
tubuhk hk u
mengh
men ghilan
ilangg deng
dengan an menempe lkan ttela elapak
pak tan
tangan
gan di waj
wajah?
ah? T elu
elunjuk
njuk k u
geregetan
gereg etan terus menmenekann
ekanneka
ekan.
n. Atau aku bi bisa
sa mmemb
embuat
uatnya
nya menmenghi
ghi la n g
seperti itu? Aku menelan ludah. Kenapa tidak? Apa susahnya membuat
jerawat batu in
inii hilang?
hilang? Jan
Jangan
gan ja
jang
ngan
an,, aku bisa menyur
menyuruh
uhny
nyaa meng
menghil
hil a n g .
Telunjukk
Telun jukk u terang
terangk k at, sedi
sedikit
kit gemetar men menunju
unju k jera
jerawat
wat itu
itu..
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 82
82
Aku sediki
sedikitt gemetar memasti
memastikk an,
an , berdiri, mendekat ka
kann wajah ke
cermin. Benarbenar hilang. Aku hampir bersorak senang, sebelum sesuatu
menghentikannya.
”Halo, Gadis Kecil.” Sosok tinggi kurus itu telah berdiri di dalam
cermin, menatapku lamatlamat dengan mata hitam memesona. Kali ini
aku benarbenar terjatuh dari kursi. Kaget.
”Kamu seperti
sepertinya
nya baru saja berhasil menghil
menghilan
an gkan
gk an sebuah
sebuah jeraw
erawat
at ,
Nak. Selamat.”
Selamat.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 83
83
IAPA kamu
kamu?”
?” aku berseru den
dengan
gan suara bergetar bukan kare na
takut, lebi
lebih
h karena kaget setengah mati melihat ada soso
sosok
k y ang tiba
tibatt ib a
berdiri di dal
dalam
am cermin besar.
Aku mengge
menggele
le ng
ng,, beringsut menjag
menjagaa jarak. Mataku menyeli
menyelidik
dik set
setia
iap
p
kemungki nan. Tang
Tangank
anku u bergetar menc
mencee n gker am no
novel.
vel. Kal
Kalau
au soso
sosok
k g
ganj
anj i l
ini tibatiba menyerangku, akan kupecahkan cerminnya dengan novel tebal
di tanganku—
tanganku — dan semoga dia tidak justru keluar dari cemin pecah itu, malah
bisa berdiri nyata di tengah kamarku
kamarku..
”Kamu mau apa? Kenapa kamu ada di dalam cerminku?” aku berseru,
bertanya,
bertany a, terus berhitun g dengan pos
posisiku
isiku..
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 84
84
Sosok itu tidak langsung menjawab. Diam sejenak lima belas detik.
Kucingku si Putih meringkuk tidur, tidak terganggu dengan segala
keributan.. Menyisaka n aku dan sosok ting
keributan tinggi
gi ku
kurus
rus di dal
dalam
am cermin sali
salinng
tatap den
dengan
gan pi
pikiran
kiran masi
masing
ng ma
masin
sing.
g.
”Ini men
menarik,
arik, Nak.” S Sos
osok
ok itu akhi
akhirny
rnya a b
bersuara
ersuara setela
setelah
h me-nata
me-natap-
p- k u
lamat-la
lamat-lamat
mat . ”Keban
”Kebany y aka n ora
orang
ng dewas
dewasaa men
menjerit
jerit ke-t
ke-takutan
akutan melih at
cermin di hadapannya yang tibatiba berisi bayangan orang lain. Ini menarik
sekali, rasa penasaran yang kamu miliki ternyata lebih besar dibanding rasa
takut. Rasa iningin
gin tahu yang kamu mil miliki
iki bahkan lebi lebih
h besar diba
diban
ndi ng
me-mikirkan risikonya. Aku siapa? Kamu selalu bisa memanggilku ‘Teman’.
Apa mauku? Apa lag lagii selain menemu
menemuii mu
mu?”
?”
Aku mengge
menggele
leng
ng,, memutus
memutusk k an tidak mudah per
percaya,
caya, berjaga j a g a
kalau ada sesuatu yang mencurigakan. Tanganku semakin dekat untuk
melempar k an novel tebal ke arah cermin.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 85
85
”Ingat baik-baik
baik-baik y an
angg akan kusampaik
kusampaikan,
an, Gadi
Gadiss Kec
Kecil.
il.”” Dia men
menata
ata p k u
tajam. ”Peraturan pertama, jangan pernah memercayai siapa pun. Teman
dekat, kerabat, orangtua, siapa pun. Aku tidak akan mengajarimu agar tidak
bercerita ke oranorang
g lain,
lain, lima
lima belas tahun kamu berhasi
berhasill menyim
menyimpa pan
n raha si a
sendirr ian.
sendi ia n. IItu
tu tidak pernah terjadi sebelumny a. Jadi
Jadi,, kita hihilangk
langk an s aj
ajaa
peraturan kedua.” Sosok tinggi itu diam sejenak, kembali menatap tajam ke
arah lain.
Sosok tinggi kurus itu mengangguk. ”Kamu memiliki bakat hebat, Nak.
Kamu tidak hanya bisa menghilang dengan menangkupkan kedua telapak
tangan ke wajah
wajah.. Kamu bisa melakuk
melakukan
an lebi
lebih
h dari sekadar mengint ip or an
ang
g
dari sela jari
jari.. Kita akan segera mel
melihat
ihatny
ny a, apakah han
hany
y a kebet
kebetulan
ulan k am u
bisa menghil
menghilan angk
gk an jerawat atau lebi
lebihh dari itu. Buku tebal y ang k am amuu
pegang, itu tugas p pertama
ertama,, kamu akan
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 86
86
menghilan
mengh ilangka
gka n ny
nyaa dal
dalam
am waktu dua pul
puluh
uh em
empat
pat jjam
am ke depan. Aku ak an
kembali besok
besok m
mal
alam,
am, memast
memastikan
ikan kamu men
mengerja
gerja k an pekerjaan itu deng
dengaan
sungguh-sungguh.”
Sosok di dal
Sosok dalam
am cermin lan
lantas
tas perlaha
perlahan
n men
menyy ingk ap pakaian ny a —
ternyata
terny ata itu tidak menemp
menempee l ke kuli
kulit,
t, pakaian di pi
pingg
nggan
ang
g nya longg
longgar
ar d
dan
an
menjuntai. Entah dari mana datangnya, dia mengeluarkan kucing berbulu
tebal.
Aku hamp
hampir
ir berseru tert
tertahan,
ahan, itu si Hitam
itam!!
”Nah, saatnya mulai berlatih, Nak.” Sosok tinggi kurus itu menepuk
pelan kucing di pangkuannya, lalu berbisik, ”Kamu temani dia.” Dengan
suara meong yang amat kukenal, si Hitam lompat dari tangannya,
menembus cermin, mendarat di meja belajarku. Aku tertegun. Si Hitam
sudah meloncat ke lan
lantai,
tai, llangsun
angsun g menuju kakiku, seperti biasa
biasa,, hen
henda
da k
antusias menyundulnyundulkan kepalanya ke betisku.
Aku terk
terkesiap.
esiap. En
Entah
tah harus melakuk
melakukanan apa. Kakiku bergetar saa t
disent
disentuh
uh bulu llembut
embut si Hitam
itam.. Apa yang baru saja kuli
kulihat?
hat? Kucin g k u
menembus cermin? Aku menatap si Hitam yang manja berada di antara
kakiku. Jadi
Jadi,, kuci
kucingk
ngk u ini
ini nyata atau bukan
bukan?? Atau per
pertanyaa
tanyaann nya
ny a adala h ,
ini kucingku atau bukan? Apa yang dikatakan sosok tinggi kurus itu? Aku
telah diawasi sejak lama?
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 87
87
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 88
88
”Tidur nyeny
”Tidur nyenyak,
ak, Ra?” Perhatian Mama k kembali
embali ke wajan, ti-dak
menunggu
menung gu jjawaba
awaba nk u. ”H
”Hujan
ujan deras semal
semalam
am an sel
selalu
alu b
biki
ikin
n nyenyak
tidur lho.”
lho.”
Aku menghe
menghelala nap
napas
as pelan, menatap punpunggu
ggu ng Mama y ang asy ik
meneruskan menyiapkan sarapan. Sebenarnya aku tidak bisa tidur tadi
malam. Siapa yang bisa tidur nyenyak setelah tibatiba ada sosok tinggi
kurus berdiri di dalam cermin kamar kalian? Bicara panjang lebar tentang
halhal yang tidak aku mengerti, penuh misteri.
Setengah jam sejak sosok tinggi kurus itu pergi, situasi ganjil di
kamarku masih tersisa pekat. Aku menatap si Hitam dengan kepala sesak
oleh pikiran. Sikapku jelas berbeda kalau si Hitam hanya minggat karena
naksirr kucing tetangga. Ta ngan
naksi ngan k u gemetar b
berusaha
erusaha mmenyent
enyent uh kepala si
Hitam. Kucing itu mengeong, menatapku, sama persis seperti kelakuan
kucing kesayanganku selama ini. Aku terdiam. Lihatlah, si Hitam amat
nyata, sama nyatanya dengan si Putih yang sejak tadi terus tidur, tidak
merasa tergan
tergangg
gguu dengan keri
keributa
butan.
n. Aku men
mengg
ggigit
igit bi
bibi
bir.
r. Ba
Bagai
gai m a n a
mungkin si Hitam ”makhluk lain”?
lain”? Bagaimana mungkin matanya yang
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 89
89
indah
indah itu ternyata men
menga
gawa
wa sik u sel
selama
ama iini
ni?? B
Bagaima
agaimann a mun
mungkin
gkin dia
kucing
kucing paling aneh sedunia, bukan hanya karena tid tidak
ak ada y ang meli
melihat
hat n y a ,
tapi bo
boleh
leh jjadi
adi d
dia
ia ju
juga
ga pun
punya
ya rencanare nca
ncan n a di kepal
kepalanya
anya.. Mel
Melapor
apor k a n
kepada dunia lain?
Aku menggele ng
ng,, terse
tersenyu
nyum
m kecut.
Aku mengang
menganggu
guk
k.
”Mama senang, dua hari terakhir kamu selalu siap sekolah sebelum
Papa beran
berangkat
gkat . Ja
Jadi
di Mama tid
tidak
ak perl
perlu
u teriak-teriak memban
membangu gunk
nkan
an m u .”
Mama menatapku, tersenyum, tangannya masih memegang wajan kosong.
”Kita semua harus mendukung Papa pada masa-masa sibuknya.”
sibuknya.”
Mama meng
mengang
ang guk
gu k , kemba
kembali
li ke kom
kompor
por gas, mel
melanjutk
anjutk an aktiv
aktivit
itas
as
masakmemasaknya.
Aku menata
menatap
p lam
lamat
atlam
lam at piri
piring
ng berisi sosi
sosiss di hadapa n k u ,
mengembuskan napas pelan.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 90
90
Bahkan aku yang bosan tidak bisa tidurtidur juga akhirnya memutuskan
beranjak duduk. T eringa
eringatt percakap an dengan soso
sosok
k itu, aku menata
menatapp nov
novee l
tebal di atas kasur, men
menghe
ghe la n
napa
apas.
s. Aku berkonsentr asi, berkal
berkali
i ka li
menyuruh novel itu menghilang—
menghilang — lima belas menit berlalu, novel tebal itu
tetap teronggok bisu
bisu..
Aku terbangu
terbangunn mende
mendeng
ngar
ar kesibuka
kesibukann Mama di dapur. Me
Meli
lihat
hat jam di
dinding, pukul lima, rasanya baru sebentar sekali aku tidur. Aku
memutuskan turun dari ranjang, memulai aktivitas pagi.
Di lua
luarr huj
hujan
an sudah reda, masih gelapgelap,, menyisak an halhalama
amann rum pu
putt
yang basah. Si Putih mengeon g rian riang,
g, menyap
menyapa.a. Aku bala
balass menyapa . ”Pag
”P agi,
i,
Put.” T api tidak ada si Hitam itam.. KKucingk
ucingkuu itu ji
jika
ka aku masi
masih
h bisa
menyebutnya ”kucing-ku”
”kucing-ku” tidak terlihat di kamarku.
Aku merapik
merapikan an pon
ponii y ang beranta
berantakk an di dahi
dahi,, menata
menatapp cermin, tid
tidak
ak
ada hal yang ganjil di dalamnya. Kuperiksa kamar, si Hitam tetap tidak
kelihatan. Aku menggaruk kepala, sebaiknya aku mandi dan bersiap
berangkat sekol
sekolah
ah..
Aku mendong
mendongakak . En Entah
tah sejak kapan, Mama sudah berdiri di
hadapanku. Tangannya memegang wajan kosong, habis menggoreng telur
dadar. Aku tadi pasti lagi
lagi la
lagi
gi melamu
melamun.
n.
”Wah, benar-
benar-be
bena
narr hilang
hilang!! Kamu penc
pencet,
et, ya? T api kenapa tidak ad
adaa
bekasnya?”
bekasnya ?” Mama tert
tertarik
arik ingin
ingin tahu.
tahu.
”Hilang begitu saja?” Mama tertawa antusias. ”Wah, ini hebat, Ra.
Hanya dalam satu malam, jerawat sebesar itu sembuh. Kamu kasih obat
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 91
91
Aku terse
tersenyu
nyum m kecut menata
menatap
p Mama
Mama— — y ang
an g biasa berlebiha n k alau
al au
sedang
sedang seman
semangat
gat . Sean
Seanda
dainy
inya
a Mam
Mamaa tah
tahu
u bah
bahwa
wa jjerawatku
erawatku memang hila hilanng
begitu saja saat aku suruh mengmenghil
hilan
ang,
g, Mama mun mungk
gkin
in akan berte r iak
ia k
panik. Mama tidak pernah suka cerita horor, kejadian penuh misteri, dan
sejenisnya.
Lima belas menit sarapan usai, aku berpamitan pada Mama, duduk
rapi di kursi mo
mobil
bil di sampin
sampingg Papa. Papa mengemu
mengem u dik
dikan
an mob
mobilil melew at i
jalana
jalanann y ang masi
masihh sepi. Baru pukul enam, itu berart
berartii jan
jangan
gan ja
jang
ngan
an ak u
orang
oran g pertama lagi y ang tiba d
dii sekol
sekolah
ah..
”Bagaim ana
”Bagaiman a ssekolah
ekolah mu
mu,, Ra?” Papa bertany
bertanya,
a, di depan seda
sedang
ng lampu
merah.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 92
92
”Seperti bia
biasa,
sa, Pa
Pa,”
,” aku men
menjawa
jawab
b pen
pendek,
dek, menmenatap
atap langi
langitt mendu n g .
Ribuan
Ribuan burung llayangl
ayanglaya
ayann g terban
terbangg mem
memee nuh
nuhii atas kota, sepertiny a
selama
selama ini aku men
mengab
gabaik
aik an pemand
pemandang
angan
an itu
itu..
Aku mengge
menggelenlen g lagi
lagi.. Aku tahu, Papa sedang mencar
mencarii top
topik
ik
pembicar
pemb icaraa
aan,
n, llan
antas
tas mmemberik
emberik an n
nasih
asihat
at y an
ang
g men
menyam
yambu
bung
ng dengan topik
itu,, men
itu menasih
asih ati putri
putrinya.
nya.
Papa kembali
kembali mem
memperper hat ikan ke depa
depan.
n. Aku men
menatap
atap ja
jala
lanan
nan dar da r i
balik
balik jen
jendel
dela.
a. T ering
eringat
at percakap an dengan soso sosok
k ting
tinggi
gi kurus tadi mala m .
Itu bena
benar,
r, bertahunt ah
ahun
un aku mammampupu menyim
menyimpapan
n rahas
rahasia
ia itu send
sendir
irii a n .
Tidak bocor sedikit pun, tidak tempias satu tetes pun. Aku tidak pernah
membicaraka
membicar aka nny
nnyaa kepada Pap Papaa dan Mama
Mama.. Mereka d dengan
engan sensendi
dirr i ny a
terbiasa, selalu punya penjelasan sederhana setiap melihat hal ganjil di
rumah kami. Aku yang tibatiba muncul. Aku yang tibatiba tidak ada di
sekitar mereka. Bahkan tentang kucingku, mereka selalu bilang si Hitam
atau si Putih, bukan si H Hitam
itam dan si Put
Putih.
ih.
”Eh? Minta
Minta maaf apa, Pa?” Aku menole
menolehh ke depan. Lampu me r ah
berikutnya
berikut nya..
Aku mengang
menganggu
guk
k , soal itu terny
ternyata.
ata. ”T
”Tida
idak
k apa kok, Pa. Ra paham.
paham.
Kan demi memenangkan hati pemilik perusahaan.”
perusahaan.”
Papa ikut tertawa pelan. ”Kamu selalu saja pintar menjawab kalimat
Papa.”
Papa.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 93
93
Lampu hijau,
hijau, iiringan
ringan kend
kendar
araa
aa n bergerak maj
maju.
u.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 94
94
Aku melemp
melemparar tatapan ke lua
luarr jen
jendela
dela kelas, len
lengan
gang.
g. Hanya sua
suarr a
petugas kebersihan
kebersihan yan
yang
g sedang men
menyap
yapuu llapa
apanga
nga n dari dedaunan ker ing.
Aku berkalik
berkalikal
alii mencob
mencoba,
a, memper b aik
aikii posi
posisi
si duduk —kalau sampai
ada yang mengintip, pasti akan aneh melihatku sibuk menunjuk nunjuk
buku tebal.
Temante man mu
Temante mullai berd
berdatangan,
atangan, menyapa. Aku men mengang
gang g u k ,
tersenyum tip
tipis
is,, memasukk an kembali no
novel
vel k
kee dal
dalam
am tas. Setengah jam
berlalu, sekolah ramai ol
oleh
eh dengung suara. Beberapa teman duduk di da dala
la m
kelas dan berdiri di lorong. Anakanak cowok bermain basket atau bola kaki.
Lapangan basah, mereka tidak peduli, bahkan lebih seru, lebih ramai
tertawa.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 95
95
Aku mengan
mengangggguk
uk.. Aku menghit
menghitun
un g dalam hati, satu, dua, tiga, da n
persis di hitungan ketujuh, Seli yang menatapku sambil memasukkan tas ke
lacii meja berseru, ”Eh, Ra? Jerawat
lac Jerawatmmu y
yang
ang besar itu sudah h
hil
ilan
ang,
g, y a?”
a?”
Aku tert
tertawa.
awa. Bena
Benarr kan, tidak akan lebi
lebih
h dari sepuluh hi
hitung
tungan
an .
”Beneran hilang, Ra. Kok bisa sih?” Saking tertariknya, Seli bahkan
bahkan
memegang jidatku, melotot, memeriksa, untung saja tidak ada kaca
pembesar, yang boleh jadi akan dipakai Seli. ”Wah, beneran
beneran hilang. Bersih
tanpa bekas. Diobatin pakai apa sih?”
sih?”
”Jangan bergurau, Ra.” Seli melotot memangnya aku anak kecil bisa
dibohongi, begitu maksud ekspresi wajahnya.
Aku tert
tertawa.
awa. ”Beneran . Memang begitu. Kusur
Kusuruh
uh hi
hilang
lang.”
.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 96
96
Aku mengang
menganggu
guk
k , bosan di kelas terus.
Kami bergegas keluar kelas, menurun i anak tangga, bel masuk tid tidak
ak
lama
lama llagi
agi.. Sayangnya , Sel
Selii bertabraka
bertabrakann dengan seseorang yang sebal
sebalii k ny a
hendak naik.
”Makany a, k
kala
alau
u jal
jalan,
an, mata tuh jan
janga
gann ditaruh di pantat.” Ali melot ot
menjawab sapaan Seli, lantas berlalu. Dia terlihat buruburu menaiki anak
tangga.
”Kemar in apa
”Kemarin apa?? Tampila nny a kemarin iitu
tu menipu,
menipu , karena dia lagi ad
adaa
maunya.” Aku
Aku nyengir.
”Ada maun
mauny
y a? Me
Memang
mang apa maun
mauny
y a Ali?” Seli bin
bingun
gun g.
”Ali menyelidiki rumahmu ya, Ra? Ini jadi aneh. Kemarin Miss
Keriting juga datang
datang ke rumahm u. Ada a
apa
pa ssih
ih,, Ra?”
Ra?”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 97
97
Aku menel
menelanan lud
ludah,
ah, bergega
bergegass mengalih
mengalihkk an percakap an,
an , mena
menatt a p
kasihan Seli. ”Entahlah. Aku tidak tahu. Nah, yang aku tahu persis, kamu
apes sekali, Sel.”
Sel.”
”Apes apanya?”
apanya?”
Y
Yang
ang jad
jadii masalah adal
adalah
ah ketika bel pul
pulan
angg ting
tinggal
gal lima
lima belas me nit
lagi, Mr. Theo mengingatkan, ”Selesai-tidak selesai, kumpul-kan jawaban
kalian saat bel.”
bel.”
Aku meringi
meringis.
s. T inta
inta bol
bolpoi
poinku
nku habi
habis.
s. Aku bergegas menga m b i l
bolpo
bolpoin
in cadanga
cadangan
n di dal
dalam
am tas. Ada dua bol
bolpo
poin
in y ang ku
kukeluark
keluark an
an.. Eh, ak u
sedikit bingung kenapa ada bolpoin berwarna biru. Bukankah aku tidak
pernah punya bolpoin seperti ini? Mungkin bolpoin Papa yang tidak sengaja
kutemukan di mobil atau ruang tamu. Tapi tidak apalah, yang penting bisa
buat menulis. Aku memutus k an mengg
menggun
unak
akan
an nya,
ny a, tapi tidak bisbisa,
a,
tintany
tintany a tidak k
keluar.
eluar.
Aku mengger
menggerututu,
u, kenapa aku menyim
menyimpa pa n bol
bolpoi
poi n ini
ini di dal
dalam
am tas
ta s
kalau
kalau tin
tintanya
tanya habi
habis.
s. Aku h hend
endak
ak men
menukar
ukar ny
nyaa deng
dengan
an bol
bolpoi
poi n cad
cadan
an g a n
yang lain,
lain, tapi gerakank u terhenti. Ada y ang aneh dengan bolbolpo
poin
in biru ini.
ini.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 98
98
”Nothing’ s wron
”Nothing’ wrong,
g, Si
Sir.
r. M
My
y pen jjamm
ammed
ed,”
,” aku buru-buru men
men-jaw
-jaw ab,
ab,
menelan ludah.
Aku menga
mengamat
mat i benda itu lam
lamat
atla
lamm at. Ini apa? Buat apa? Ke
Kena
nappa
benda berkabel ini
ini ada di dal
dalam
am bol
bolpo
poin
in biru y ang rusak
rusak?? Setengah men
menit
it ,
aku teringat cerita Seli tentang Ali yang suka sekali membuat peralatan
”canggih”, meledakkan
meledakkan laboratorium.
Aku berser
berseru u dal
dalam
am hati. Aku tahu benda ini, ini, setidakny a aku bi bisa
sa
menebak benda ini untuk apa. Dasar Ali! Tentu saja dia tahu aku kehilangan
si Hitam
itam,, dia
dia tahu aku dan Seli mengerja k an PR kemarin sore, kar ka r e na
genius
genius amati
amatirr an itu men
menyelu
yelundu
ndu pka
pkann bo
bolpoin
lpoin beris
berisii alat pen
penyad
yadap
ap ke dala
da la m
tasku. Dia
Dia pa pasti
sti melakukan ny
nyaa beberapa hari lalu
lalu,, setela
setelah
h penasar a n
dengan kejad
ke jadian
ian aku dih
dihuk
ukum
um Miss Keriting menung
menunggu gu di loron
lorongg ke
kelas.
las.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 99
99
Aku mengelu
mengeluh,h, menyesa
menyesall telah menghab isk iskan
an waktu berharg a k u
untuk bolpoin biru rusak. Aku bergegas menyelesaikan soal yang tersisa.
T emante ma
mann ssekelas
ekelas llainn
ainny
y a jjuga
uga ikut bergega
bergegas,
s, ter
terutama
utama Sel
Seli.
i. Dia terl
terliha
iha t
panik,
pan ik, men
menulis
ulis sec
secepat
epat tan
tanganny
ganny a bisbisa.
a. Sudah seperti cabai keriting bbee nt uk
tulisannya.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 100
100
Ali menole
menolehh sekilas, tidak tert
tertarik
arik meli
melihatk
hatk u mengejar nya,
ny a, tet ap
berjalan santai.
Demi menata
menatap
p bo
bolpoin
lpoin biru y ang kusodork an k
kee depan wajah
wajah nya,
ny a, si
genius
genius itu terman
termangu
gu.. Tebakanku tad
tadii saat mengerjak
mengerjakanan ulan
ulanga
gann baha s a
Inggriss benar, kuran
Inggri kurang
glebi
lebi h begi
beginilah
nilah ek
ekspresi
spresi khas oraorang
ng tertangk a p
tangan. Benda ini memang milik si biang kerok ini.
Aku menata
menatapny
pny a gal
galak.
ak. ”Nah, sebaiknya kamu tahu, rumah-k u b uk an
labo
laborat
rator
orium
ium fisi
fisika
ka tempat kamu bebas bereksperim
bereksperimee n, mel
meleda
edakkk a n
apalah, menyelidiki entahlah. Sore ini aku akan memeriksa
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 101
101
Aku meningg
meninggal
alk
k an Ali y ang entahlah mau bil bilang
ang apa. Aku sege r a
bergabun g dengan kerumu
kerumuna nan
n anakana k y ang hend
hendak
ak me
menuru
nuruni
ni an
anak
ak
tangga. Seli menungg
menunggu u di lap
lapang
angan
an.. Kami sel
selalu
alu pul
pulang
ang bareng. Di
Dia
a bert an
anyya
kenapa aku lam
lama
a sekali keluar dari kelas. Aku menga
mengangk
ngk at bahu, menu
menun nju k
langit mendung, lebih baik bergegas mencari angkutan umum yang kosong.
***
Si Putih m
mengeon
engeon g pel
pelan,
an, man
manja
ja kuusap
kuusapusa
usap
p ke
kepal
palany
anya.
a.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 102
102
”Lho, kenap
”Lho, kenapa
a belu
belum
m bergan
bergantt i paka
pakaian,
ian, Ra? Ayo, bergegas, se-
se-raga
ragam
mm u
itu kan juga lembap terkena gerimis. Nanti masuk angin.” Mama yang
membaw
memb aw a si
sisa
sa jem
jemuran
uran men
menegur
egurkk u.
”Iya, Ma.” Aku mengangguk. ”Kita ke kamar yuk, Put,” aku berbisik ke
kucing
kucingkk u, lan
lantas
tas beranjak menaiki anak tangga, melewat i si H
Hitam
itam y anang
g
tetap tidak
tidak bergerak dari du
dudukny
dukny a, hanya meli
melihatk
hatk u.
”Kamu sebenarny
se benarny a mencar
mencarii apa sih
sih,, Ra?” Mama y ang sed
se dang
menyetrika bingung melihatku mondarmandir satu jam kemudian.
”Ada yang hilang, Ra?” Mama yang sudah pindah merapikan keping
DVD di ruang televisi bertanya untuk kesekian kalinya.
Aku mengang
mengangkk at bahu. ”Bol
”Bolpo
po in Ra hi
hilang
lang,, Ma.”
”Bolpo
”Bolpo in? Segituny a dicari? Kan b
bisa
isa bel
belii lagi
lagi?”
?”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 103
103
”Papa pulang
pulang malam llagi
agi ya, Ma?” aku bertany
bertanyaa saat makan m
ma-
a- la m ,
ditemani Mama.
Aku sediki
sedikitt menyes
menyesal
al bertany
bertanyaa soal Papa. Seharus nya
ny a aku bi
biss a
mencari topik percakapan yang lebih baik, bukan bilang apa saja yang
terlintas di kepalaku. Asal komen.
”Minggu depan, pas arisan, semua keluarga datang ya, Ma?” Aku k ali
al i
ini sengaja memilih topik yang pasti membuat Mama lebih tertarik, lebih
riang.
Mama tersenyum
tersenyum,, men
mengan
gan gg
gguk.
uk. ”I
”Iya,
ya, tantemu bah
bahkan
kan m
mau
au mengi
mengi n a p
semalam.”
semalam.”
”Iya, Tante Anita bilang bakal bawa si Jacko, biar bisa ber-main
bersama
ber sama si Putih atau si Hitam.”
Hitam.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 104
104
***
Agak aja
ajaib
ib memang hari ini, ini, tumben tidak ada PR yang har us
kukerjakan untuk besok. Aku malas belajar matematika persiapan ulangan
mingg
mi ngguu depan
depan,, masi
masih
h lam
lama,
a, nan
nanti
tina
nanti
nti saja
saja,, jug
juga
a mal
malas
as membaca nov novee l
tebal itu.
itu. Aku akhi
akhirny
rny a han
hanyy a bermain dengan si Putih. Tapi iitu tu pun tid
tidak
ak
lama.
lam a. Rasa
Rasanya
nya ganjil sekali melem
melempar par gul
gulun
unga
ga n benang wol
wol,, lan
lantas
tas si P ut ih
rian
riang
g menyambar nya, antu antusias
sias membawany a kemb kembali
ali ke papang
ngk
k ua n k u .
Sementar
Se mentar a si Hitam
itam,, kuci
kucing
ng satunya lagi
lagi,, duduk di atas kas kasurur ,
memperhatikan, tidak tertarik.
Aku meli
melirr ik si Hitam, lallalu
u berbisik kepada si Putih y ang ma nj a
kugendong
kugend ong.. Aku bertany
bertanya
a lagi apakah si Putih mel
melihat
ihat si Hitam y ang du
dudu
duk
k
mengawasi. Mana ada kucing normal yang tidak tertarik main
lemparlemparan? Bukankah dulu si Hitam senang sekali melakukannya.
Atau tidak?
Aku menghe
menghelala nap
napas,
as, beranjak berdiri, meletakk
meletakkan an si Putih. BaBarr u
pukul sembilan
sembilan , aku memutu
memutuskskan
an tidur lebi
lebih
h awal. Tidak ada hal seru ya ng
bisa kulakuka
kulakukann dengan seekor kucing aneh terus mengaw mengawas as iku
iku.. Aku ma
mala
lass
mengena kan
ka n sand
sandal
al,, per
pergi
gi ke kamar mandi, gosok gigi
gigi..
”Kamu seperti
sepertinya
nya tidak sedang menung
menungguk
guk u.” So
Sosok
sok tingg
tinggii kurus it u
tersenyum suram. Cerminku terlihat lebih gelap dibanding biasanya. Tidak
ada bayanga n apa pun di dal
dalam
am ny
nyaa selain waj
wajah
ah tirus, kuping menger u c ut ,
rambutt meran
rambu merangg
ggas.
as. Soso
Sosok
k tin
tinggi
ggi kurus itu telah kembali, memand
memanda angk u
dengan tatapan berbeda seperti malam sebelumnya. Dia marah.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 105
105
Aku refleks meraih sesuatu. SialSial,, tidak ada y ang bisa kujad
kujadi
i k a n
senja
senjata
ta sel
selai
ain
n sand
sandal
al jep
jepit
it yang kukena
kukenak k an. Aku men
menyesa
yesall meletak
meletakk kan
pemukull bol
pemuku bola
a kkasti
asti di dal
dalam
am lemari.
Aku menel
menelan
an lud
ludah.
ah. T ernyat
ernyataa lati
latiha
hann itu.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 106
106
Ki
Kila
lau
u petir mmenyam
enyambar
bar terang d dii uj
ujung
ung kali
kalimat
mat nya. Geleg
Gelegar
ar gunt ur
membuat ngilu.
ngilu. Huj
Hujan
an deras terus memb
membun un gku
gkuss kota. Aku memamematt u n g ,
bukan karena menyaks
menyaksika
ikan
n soso
sosok
k ting
tinggi
gi kurus itu menatap
menatapk k u begitu mar ah ,
atau cerminku yang gelap sempurna menyisakan sosok itu, tapi karena
melihat dua kucingku. Si Putih mengeong lemah, seperti minta tolong, sama
sekali tidak bisa bergerak. Tubuhnya dikunci si Hitam di atasnya. Mulut si
Hitam memb
membukuk a, memperli
memperlihat
hatkan
kan tarin
taringg pan
panjan
jang,
g, su
suaran
aranyy a men
mend
d es i s
mengancam. Bulu tebalnya yang lembut sekarang berdiri. Aku tidak akan
pernah bisa mengenali lagi si Hitam, kucingku itu.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 107
107
Aku menol
menolee h ke arah cermin, menole
menoleh h lag
lagii ke si Putih di atas kas
kasur
ur .
Bagaimana aku bisa konsentrasi dalam situasi seperti ini? Bagaimana aku
bisa konsentr
konsentrasi
asi ke no
nove
vell tebal di atas kursi?
”Kamu siap atau belum, hitungannya akan kita mulai.” Suara sosok
tinggi
tinggi kurus itu terdengar men
mengan
gan cam .
Aku menggi
menggigit
git bibi
bibir.
r. Aku tidak pun
puny
y a banyak pil
piliha
iha n. Waktuk u am at
sempitt untuk berhitung a
sempi atas
tas situasi y ang kuhada
kuhadapi.
pi. Sandal jepi jepitt y an
angg
kupegang bahkan boleh jadi tidak bisa melawan si Hitam yang berubah
menjad
men jadii san
sangat
gat m
meng
enger
erik
ikan.
an. Si Puti
Putih
h ddal
alam
am bah
bahay
aya.
a. Sua
Suara
ra men
mengeon
geon g ny a
begitu menyed
menyedihk
ihk an.
an .
Aku menel
menelan
an lud
ludah
ah kecut. Baga
Bagaim
iman
an a mun
mungk
gkii n dia dikh
dikhia
ianat
nat i t e ma
mann
sepermainannya sejak ditemukan dalam kotak berwarna pink, beralas kain
beludrr u, dan bertut
belud bertutup
up kain sutra? Atau tidak? Karena memang kuci kucing
ng itu
tidak pernah hadi
hadirr kasatmata di rumah kami? Si Hitam tida tidak
k per na nahh
menjadi teman si Putih?
”Satu...” Sos
”Satu...” Sosok
ok tin
tinggi
ggi men
mengem
gembu
buska
ska n nap
napas,
as, m
mul
ulai
ai men
meng-hit
g-hituu ng. Ka
Kali
li
ini bahkan uap dari napasnya seperti melewati cermin kamarku,
mengambang.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 108
108
Napasku mender
mender u kencang. J
Jatungk
atungkuu berdetak lebi
lebih
h cepat. Apa y an
angg
harus kulakukan?
”Dua...”
”Dua...”
”Tiga...”
”Tiga...”
Aku mengelu
mengeluh.
h.
Aku menggig
menggigit
it bibi
bibir,
r, lebi
lebih
h kon
konsentr
sentr asi
asi.. Kutata
Kutatapp no
novv el tebal un
untt uk
kedua kal
kalin
iny
y a. Telun
Telunjukk
jukk u semakin b bergetar,
ergetar, men
mendes
desis
is m menyuru
enyuruh
h ny a
menghilang. Senyap. Tetap tidak terjadi apa pun.
Aku menggig
menggigit it bibi
bibir,
r, memeja
memejamk
mk an mata. Untuk ketiga kali
kaliny
nyaa ak u
berusaha kons
konsee ntr
ntras
as i, menyur
menyuruh
uh no
nov
v el itu menghi lan
lang.
g. Apa susahny a .
Ayol
Ay olah.
ah. Aku membuk a mata. T api percum percuma.a. T ida
idak
k terjadi apa pun. I ni
benarbe nar tidak mudah. Bahkan se sebenarny
benarnya a kemarin mal
malam
am saat
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 109
109
”Aku tida
tidak
k bibisa
sa men
menghilan
ghilangkanny
gkanny a!” aku mem memo ot ong kal
kalima
imat-
t- ny a ,
balass menatap gala
bala galakk soso
sosok
k di daldala
a m cermin. Aku sudah empat k ali al i
mencobany
mencob any a, nonov
v el iitu
tu tetap tidak hi hilang
lang.. ”Sejak tadi pagpagii aku su dah
da h
berusaha melakuka
melakukan n ny
nya.
a. No
Nov
v el itu tidak bisa hi
hilang
lang.”
.”
Si Hitam mengha
menghanta
ntamk
mk an kakin
kakinya
ya ke kepal
kepala
a si Putih
Putih.. Pet
Petir
ir
menyam
menyambar
bar terang
terang.. Cah
Cahaya
ayanya
nya berkelebat masuk ke kama
kamar.
r. Gun
Guntur
tur
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
TereLiye “Bumi” 110
110
menggelegar. Dalam hati aku berseru, tidak ada yang boleh menyakiti si
Putih.
Langitlang
Langit lang it kamarku len lengang
gang sej
sejena
enak
k . Ba
Bahkan
hkan si Putih ya yang
ng
terbaring
terbari ng di kasur ti tidak
dak m meng
engee ong. Dia meri
meringku
ngkuk k gemetar. Tubuh
Tubuhnyny a
terlalu
terlalu lem
lemah.
ah. Mun
Mungkin
gkin takut hingga
hingga batas terakhi
terakhirr . Si Puti
Putihh men
menata
ata pk u .
Mata bundar
bundarnynyaa terliha
terlihatt buram, pen
penuh
uh sorot berterima k kasi
asih.
h.
”Bagaim
”Bagaimana
ana kam
kamu
u mel
melakuk
akuk ann
annya
ya ?” ssos
osok
ok tin
tinggi
ggi kurus itu ber-ta ny a.
a.
Aku mengge
menggelen
len g, berusah
berusahaa mengen da
dalika
lika n napa
napas.
s. Aku sung
sungg
g uh tid ak
tahu bagaimana aku bisa menghilangkan monster kucing yang memiting si
Putih. Kejadiannya terlalu cepat. Aku panik. ”Aku tidak tahu,” aku
menggeleng sekali lagi. ”Pergi! Kamu pergi jauh-jauh dari sini!” Lima
jemariku mengar
mengarah
ah ke cermin, menga
menganca
nca m.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
TereLiye “Bumi” 111
111
”Kita ssedang
”Kita edang berlatih, N
Nak.
ak. Aku sedang m mela
elatt ihm
ihmu.
u. Bag
Bagai-
ai- m a n a
mungkin kamu mengusirku?” Sosok tinggi kurus itu meng-geleng. ”Soal
kucingmu tadi, aku minta maaf. Aku tahu itu sedikit berlebihan, tapi itu
terpaksa kulakukan. Kita tidak akan pernah tiba di level berikutnya kalau
tidak dipaksa.”
dipaksa.”
Hujan di luar semakin deras, boleh jadi Mama di bawah jatuh tertidur
sambil menonton televisi, sehingga tidak mendengar keributan di kamarku.
Atau bol
boleh
eh jad
jadii Mama memang tidak bisa mendeng
mendengar
ar kejadian di da
dala
la m
kamar.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
TereLiye “Bumi” 112
112
Sosok
Sosok ti
ting
nggi
gi kurus itu men
menata
ata pku la
lamatlam
matlam at, men
mengan
gan gg
gguk
uk tak
takzim
zim .
”Baiklah, Nak. Sepertinya kamu akan memilih meng-hilangkan cermin kalau
aku tid
tidak
ak segera pergi
pergi.. Kemungk inan itu akan membmembuat
uat ora
orang
ngtt u a m u
bingu
bingung
ng saat mereka masuk ke kamar ini.ini. Ki
Kita
ta bahkan belum tahu apa apak ka h
kamu bisa mengembalikan benda yang telah kamu hilangkan. Baiklah. Aku
akan pergi. Lagi pula latihan malam ini lebih dari cukup.”
cukup.”
”Sebelum aku pergi, kamu harus tahu. Kamu baru saja membuktikan
bahwa rasa marah, pani
panik
k , cemas bisa diu
diubah
bah menjad
menjadii kekuata n besar. T ap
apii
itu bukan sumber motivasi yang baik. Kita tidak berharap kamu terdesak
oleh sesuatu baru berhasil mengeluarkan kekuatan itu, bukan? Semua akan
telanjur berantakan, bahkan sebelum kamu menyadarinya untuk marah.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
TereLiye “Bumi” 113
113
Sosok
Soso k ttin
inggi
ggi kurus itu tertawa, membuat suasuara
ra tawan
tawanya
ya menga
mengam m ba n g
di langit-langit kamarku. ”Kamu tidak akan pernah bisa mengusir sesuatu
yang sejatinya sudah terusir dari dundunia
ia kali
kalian,
an, Nak. TeTetapi
tapi baikl
baiklah
ah,, ji
jika
ka it u
akan membuatmu lebih bersahabat setelah awal yang sulit ini.” ini.”
Si Hitam meng
mengger
ger am
am.. K
Kepalany
epalanyaa teran
terangkat.
gkat. Matanya men
menata
ata p k u
tajam.
Aku memutu
memutuskskan
an meli
melihat
hat pin
pingg
ggir
ir cermin, benci bertat
bertatapan
apan deng
de ngaan
kucing
kucing itu. Saat aku kembali menatap cermin, so
sosok
sok tin
tinggi
ggi kurus itu te lah
la h
hilang bersama kucingnya.
Aku menghe
menghela la napa
napass panj
panjan
an g setelah memasti
memastika kan
n soso
sosok
k ting
tinggi
gi kur us
itu ben
benarbe
arbe nar tel
telah
ah pergi
pergi,, la
lantas
ntas men
mendon
don gak , men
menyeka
yeka pel
pelipis
ipis ya ng
berkeringat
berker ingat , mengem
mengempa pask
skan
an badan di atas kasur. Astaga, bertahun t ah ahun
un
merahas
merah as iaka n diriku
diriku bibisa
sa men
mengghila
hilang,
ng, aku tid
tidak
ak akan p pernah
ernah mengi
mengirr a
malam ini akan menjadi rumit sekali.
Siapa
Siapa seben
sebenarn
arnya
ya so
soso
sok
k aneh di cermin
cerminkk u? Ken
Kenapa
apa dia
dia mengirim
mengirim k a n
kucing untuk mematamataiku? Kenapa dia melatihku? Apakah dia jahat?
Apakah dia bernia
berniatt baik? Apakah diadia te
teman
man seperti y ang dia bil
bilang
ang?? At au
sedang
sedang meni
menipu
pukk u? Aku sam
samaa sekal
sekalii tid
tidak
ak pu
punya
nya jjawaban
awaban atas p pertany
ertany aa n
yang memen
memenuhuhii kepalak
kepalaku
u saat ini.
ini.
Aku menata
menatap
p jam din
dindi
dinn g, sudah lewat pukul sepul
sepuluh
uh mal
malam.
am. Di luar
sana
sana b
belu
elum
m terdengar tand
tandata
ata n da mobil Papa mema
memasusuk
ki hhal
alam
aman.
an. Mung
Mungkk in
masalah di pabrik bbert
ertambah
ambah rumit.
Aku mengem
mengembubusk
skan
an napa
napass kesek
kesekian
ian kali
kaliny
nya,
a, merapik
merapikanan ram bu
butt
panjan
panjangku
gku.. Si Putih a
akhi
khirny
rnya
a bergerak pel
pelan.
an. Di
Diaa kelua
keluarr dari dekapan k u ,
merangkak ke atas kasur. Kepalanya menyundul pahaku, bergelung,
menatapku dengan tatapan yang kusuka darinya selama ini.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
TereLiye “Bumi” 114
114
Mama dan Papa benar. Tidak ada si Putih dan si Hitam. Sejak dulu,
sejak pertama kali kotak kardus itu tergeleta k di depan pin
pintu
tu rumah k am
ami,i,
hany
han y a si Putih yang ada di sana. Siap
Siapa
a y ang meletak k an kardus itu? A k u
menggeleng. Tidak ada ide sama sekali. Dan besok pagipagi, aku bahkan
tidak menduga, sesuatu yang lebih serius telah menungguku.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
TereLiye “Bumi” 115
115
Sesekali caha
cahaya
ya petir yang mel
melin
intt as i kis
kisikisi
ikisi jjend
endee la membuat ter ang
kamarku.. H
kamarku Hujan
ujan di lua
luarr masih deras. Aku beranjak duduk, memeluk lut ut ,
menatap si Putih yang sudah meringkuk tidur di sampingku.
Satu jam lagi berlalu, aku menyerah. Bahkan orang dewasa paling
mampu mengurus masalah pun tidak bisa mengontrol pikiranpikiran di
kepalany a. Aku duduk kembali di atas kasur, me
menatap
natap nonove
vell di atas kur
kursi
si,,
berpikir. Apakah aku bisa menghi
menghila
lang
ngkk anny
an nya?
a? Ragur
Ragurag
aguu ak u
mengacungkan jemari.
Hei, no
nove
vell itu bahkan sudah hilang
hilang sebelum aku selesai konkon sentr a s i .
Aku menelan luludah
dah.. Hilan
ilan g begitu saja
saja?? Mudah sekali
sekali?? Bukank
Bukankah
ah bebe
beberr ap a
hari terakhir aku sudah bersusah payah, tetapi tidak
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
TereLiye “Bumi” 116
116
Tapi apa
apakah
kah memang semud
semudahah itu men
menghi
ghilan
langka
gka n novel? Atau hany a
kebetulan?
kebetulan? Seperti saat aku ppan
anik
ik berusaha menmenghil
ghilan
an gka n kuci
kucing
ng hita
hitam
m?
Aku ragur
raguragu
agu menatap kursi belaj
belajar
arkk u. Jemarik
Jemariku u teracung
teracung.. Bai
Baikla
klah,
h, ak an
kucoba sekali lagi. Hilanglah!
Kursi belajarku lenyap dari kamar! Astaga. Aku hampir jatuh dari
tempat tidur karena kaget. Kursi itu benarbenar lenyap. Harus kuakui ini
mulai keren.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
TereLiye “Bumi” 117
117
lagulagu yang kusuka. Klip buku, tutup bolpoin, jarum pentul, peniti,
banyak sekali benda yang sudah kulenkulenya
ya pk
pkan
an setengah jam kemud i a n ,
semakin lama semakin kecil, tapi tidak ada satu pun yang berhasil kembali,
termasuk kancing salah satu kemejaku yang sangat kecil.
***
”Pagi ini
ini Mama antar kamu ke sekolah, y a. Nai
Naik
k moto
motorr .” Ma ma
langsung menyambutku di meja makan dengan kalimat itu, sambil sibuk
mengangkat masakan dari wajan.
Aku menata
menatapp Mama, tidak mengert
mengerti.
i. Aku sudah rapi dengan ser
serag
aga
am
sekolah.
”Papa baru pulang tadi jam lima subuh. Sekarang masih tidur, tidur, jadi
tidak bisa mengantarmu,” Mama menjelaskan. Wajah Mama terlihat letih
mungki
mun gki n ssemal
emalamam terus men
menung
unggu
gu Papa. ”Itu pun haru
haruss segera berangk at
lagi nanti jam sembilan. Pekerjaan di kantor Papa sedang
banyak-ban
banyak- bany y ak ny
nya.”
a.”
Tadi malam aku juga baru tidur jam dua. Aku tahu Papa belum pulang
hingga jam tersebut. Meski Mama tidak mau bercerita masalah di kantor,
aku tahu, sepertiny
sepertinya
a masal
masalah
ah mesi
mesin
n penc
pencac
acah
ah yang rusak itu mamasi
si h
panjang.
”Ra nai
naik
k an
angkuta
gkutann umum saj
saja,
a, Ma. Kal
Kalau
au di
diantar
antar , na
nanti
nti me-r
me-repot
epot k a n
Mama.”
Mama.” Aku menggeleng, menarik bangku,
bangku, duduk.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
TereLiye “Bumi” 118
118
”Tidak repot lho, Ra. Kan Mama bisa ngebut. Paling juga bolak-balik
hanya setengah jam.” Mama mengedipkan mata, men-coba bergurau.
bergurau.
”Tidak usah, Ma. Kan Mama banyak pekerjaan di rumah. Lagian, siapa
tahu Papa bangun lebih cepat, nanti teriakteriak cari dasi dan kaus kaki.
Mama kan tahu, Papa itu kalau kecapekan suka error, bahkan dasi yang
sudah dipasang saja masih dia cari.” Aku nyengir.
nyengir.
”Oh iiya,
ya, Ma, nnanti
anti sore Ra ada pperte
ertemua
muan
n Klu
Klub
b Menulis, jadi pulang
agak sore.
sore. Bol
Bolee h kan, ya?” Aku teringat sesuatu.
sesuatu.
”Oh iy
iy a lagi
lagi,, Ma, kamar Ra sudah diberesk a n tadi. Jadi tidak per
perlu
lu
Mama bersihkan lagi.” Aku berusaha berkata senormal mungkin.
mungkin.
”Sebenar nya
”Sebenarny a Papa di kantor ada pekerjaan apa sih
sih,, Ma?” Aku basa-
basi, masih berusaha menutup i jej
basi, jejak
ak soal memeriks a ka
kamar.
mar.
Aku mengang
menganggu
guk
kan
an gg uk sok paham.
Mama menghela
menghela napas. ”Kasihan Papa, masa baru pulang jam lima
pagi. Ini rekor.”
rekor.”
”Bukan nya
”Bukanny a rek
rekorn
orny
ya y
yang
ang dul
dulu,
u, Ma? Papa n
nggak
ggak pula
pulang
ng,, ma-lah ke
Singapura?” Aku tertawa.
tertawa.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
TereLiye “Bumi” 119
119
”Itu sih beda, Ra. Papa memang bilang nggak akan pulang. Tiba-tiba
harus dinas ke luar kota.” Mama menggeleng.
menggeleng.
Aku lagi
lagila
lagi
gi mengang
menganggu
guk.
k.
Aku hamp
hampir
ir terse
tersedak,
dak, burubur u mi
minum
num .
***
”Pagi, Ra.” Seli mengagetkanku saat turun dari angkot. ”Kamu naik
angkot? Papamu ke mana?”
mana?”
”Masih tidu
”Masih tidur,”
r,” aku men
menjawajawabb pendek, men
menerim
erim a uang kem
kembali-
bali- a n ,
melott ot ke sop
melo sopir
ir y
yang
ang kalau dildilihat
ihat dari ggelagatny
elagatny a belum mandi pagi. Das
Dasa ar
sopir
sopir anangkot
gkot peli
pelit,
t, biasanya juga kalau anak sekolah tarifn tarifny
y a separuh. AAkku
mengalah.
mengala h. Sal
Salahk
ahk u jjuga
uga sih
sih,, se
seharusny
harusny a tadi pakai uan
uangg pas.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 120
120
Hari ini sekolah berjalan lancar. Tepatnya mungkin karena aku sedang
memikirkan banyak hal, jadinya mengabaikan Ali yang bertengkar dengan
kakakkaka
kakak kakakk kelas dua belas di kantin saat isti
istirahat
rahat pertama
pertama.. Aku mena
menatt a p
kosong papan tulis yang penuh rumus kimia. Atau mengabaikan Seli, di
pelajaran terakhir, yang terus menatap Mr. Theo dengan ekspresi
terpesona, padahal ulangan bahasa Inggris sudah dibagikan dan nilai di atas
kertas
kert as jawab
jawaban
an Seli jel
jelek
ek sekali. Seli tetap bahagia dengan keny
kenyataan
ataan ap a
pun.
”Aku memutuskan
memutuskan ikut Klub Menulis lho
lho,, Ra.” Seli
Seli membereskan
buku.
buku.
”Oh ya?
ya?”” aku berseru senang. IItu
tu kabar yyang
ang bagus sekali
sekali.. Sejak ka mi
masuk sekolah ini, satu kelas, satu meja sejak perkenalan pertama, aku
sudah membujuk Seli agar ikut ekskul Klub Menulis. Tapi Seli selalu
menolak,, bil
menolak bilang
ang klub itu tidak seru, han
hanyy a un
untuk
tuk anakanak suka buku saja
saja..
Dia bakal bosan.
”Kamu tidak memperhatikan pelajaran Mr. Theo tadi ya, ya, Ra?
Kebanyak
Kebanya k an ngelam un sih.
sih.”” Sel
Selii nyengir lebar. ”T
”Tadi
adi Mr. Theo bil
bilan
angg mu
mula
la i
hari ini dia akan jadi pembina di Klub Menulis. Kalau ada murid yang
tertarik, bisa ikut bergabung di pertemuan siang ini ini setelah pulang sekolah.”
sekolah.”
Aku melongo
melongo.. Y a ampu
ampun!
n!
Aku tert
tertawa,
awa, buru-bur u mengge
menggelen
len g. ”Aku senang kok, Sel.”
Sel.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 121
121
Aku menggele ng
ng,, menunju
menunjukk
kk an kotak bekal di dal
dalam
am tas.
”Aku tidak membawa bekal, Ra.” Seli cemberut. ”Kamu sih enak sudah
persiapan
persiapan . Aku kan baru saj
saja
a memu
memutt usk an untuk iku
ikut.
t. Kal
Kalau
au pul
pulang
ang du
dulu,
lu,
nanti terlambat.”
terlambat.”
Aku tert
tertawa,
awa, siap
siapa
a suruh pul
pula
a dia mendad
mendadak
ak ikut. ”Bagaim
”Bagaiman
ana
a k alau
al au
aku bagi bekalku untukmu?”
untukmu?”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 122
122
Sekolah kami memang dekat dengan gardu listrik. Dulu katanya gardu
listriknya mau dipindahkan karena penduduk sekitar sudah protes. Tapi
hingga sekarang tidak pindah juga.
”Kita makan di resto fast food dekat sekolah saja ya, Ra?” Seli balik
kanan, mengembuskan napas sebal.
Aku nyengir
nyengir,, ikut melangka
melangkahh di belakang Seli
Seli.. Nasi
Nasib
b jad
jadii murid kela
ke lass
sepuluh seperti kami ini uang saku serba terbatas. Aku bahkan dibawakan
bekal oleh
oleh Mama, agar berhemat .
”Tapi nanti pas pulang kamu yang traktir bayar angkot, ya.” Seli
menoleh.
Aku tert
tertawa,
awa, mengan
mengangg
gguk
uk.. Siap
Siap..
T api terny
ternyata
ata urusan ma
makan
kan siang
siang ini jad
jadii panjang se
sekali
kali,, juga urus
ur us a n
Klub Menulis, apalag
Klub apalagii rencana Mama yang mau a ada
da arisan di rumah d dan
an
Papa yang masih sibuk dengan masalah mesin pencacah di pabriknya.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 123
123
Tiang listrik setinggi pohon kelapa itu berderak roboh. Arahnya justru
persis menuju kami berdua yang menatap kejadian dengan wajah bingung.
Delapan
elap an kabeln
kabelnyy a y ang panjang ter
tercerabut
cerabut putus dari tian
tiang
g lain,
lain, berg
bergee r ak
liar bagai tentakel gurita. Kabelkabel dengan muatan listrik itu lebih dulu
menyamb ar ke arah kami sebelum tian
tiangny
gnyaa datang. Percikan a api
pi di
mana
man a ma
mana
na,, seper
sepertiti ada petir kecil meramb at di kabel kabel itu itu..
Mengerikan.
Aku berte
berteriak
riak pani
panik,
k, berusaha lari
lari..
Aku menj
menjer
erit
it pan
panik.
ik. Apa yang dil
dilak
akuka
uka n Seli
Seli??
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 124
124
Demi menatap tiang besar itu, Seli lompat, bergegas, tiga kabel yang
melilit tubuhnya luruh ke bawah. Dia menyambar lenganku. Kali ini dia yang
berseru pan
panik,
ik, ”Lari, Ra!”
Ra!”
Aku masi
masih
h terduduk
terduduk,, mendong
mendongak
ak.. Kakiku masi
masih
h geme t ar
menyaksikan Seli dibalut aliran listrik.
Lagi pul
pula
a ti
tidak
dak akan cukup waktuny a. T ian iang
g llistrik
istrik y ang ter buat da r i
beton itu sudah dekat sekali
sekali.. Ujung
Ujungny
nya
a sudah mengha nt am atap bangu n a n
sekolah,
sekolah, bergemu
bergemurr u h. Genteng berjberjatuh
atuh an. Sikusiku
Sikusiku kayu dan plafo n
patah, menyusul dinding sekolah berguguran, dan tiang besar itu terus
meluncur ke bawah, tidak kuasa ditah ditahan
an banguna
bangunan n sekolah y ang robek.
Tiang li
Tiang listrik
strik besar itu sema
semakin
kin dek
dekat,
at, bo
bong
ngk
k ah
ahan
an dinding
dinding bergugu
bergugurr a n
di sekitar kami. Seli pan
panik
ik mengan
mengangk
gkat
at tanganny a, melindu
melindung
ngii kepala. Dia
berusaha memeluk
memelukk k u. Satu
Satudua
dua bon
bongk
gkah
ahan
an din
dindi
ding
ng berukura
berukuran n ke cil
mengenai tubuhku, terasa sakit.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 125
125
Seluruh tiang
tiang itu len
leny
y ap seketika.
”Astaga! Apa..
Apa.... apa yang tela
telah
h ka
kamu
mu lakukan,
lakukan, Ra?” Sel
Selii me-natap- k u ,
matanya membulat , melepas pelukan.
”Kamu bisa
bisa men
menghilan
ghilan gka n tian
tiang
g li
listrik,
strik, Ra.
Ra.”” S
Seli
eli memeg a n g
lenganku.
”Kamu juga tadi,” aku menelan ludah, ”kamu tadi menangkap kabel
listrik, Seli.”
Seli.”
T angan
angan kam
kamii masih g gemetar.
emetar. Kaki kami masi
masihh su
susah
sah disur
disuruh uh berd
berdir
irii .
Kejadian itu cepat sekali
sekali.. Di sekitar kami hiruk
hirukpik
pik uk tterdengar
erdengar , llebih
ebih ra ma i .
Petugas berseragam oranye panik berlarian. Beberapa mengaduh kesakitan,
berteriak
berte riak mi
minta
nta tol
tolong.
ong. Ke
Kebakara
bakarann besar menyamb ar sisa gardu. A pi
menjulang tinggi, asap hitam mengepul.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 126
126
”Kalau aku jadi kalian, aku akan segera pergi meninggalkan lo-kasi
ini.” Suara khas itu terdengar dari lorong belakang sekolah.
ini.”
Ali muncu
muncull dari bali
balik
k debu beter
beterbanga
banga n, berdiri di dekat k am
ami,
i,
menatap serius.
”Segera tinggalk
tinggalkan
an tempat iinini,, Ra, Sel
Seli.
i.”” Al
Alii men
mengulur
gulurkk an ta-nga
ta-ngan- n- ,
menawar
men awar k an ban
bantuan
tuan . ”H
”Han
anya
ya butuh d dua
ua men
menitit oorang
rang-- oran
orangg akan berge ga s
datang, ingin
ingin tahu a apa
pa y ang telah terjadi. Se
Seluruh
luruh sekolah ini ini akan dip
dipee n u h i
penduduk hingga radius dua kilometer yang mendengar ledakan. Juga
hanya butuh dua belas menit, puluhan mobil pemadam kebaratan tiba dari
pool terdekat. Kalian tidak ingin ditemukan dalam situasi seperti ini,
bukan? Karena jel jelas
as sekali tidak mudah menjmenjee lask
la skan
an ke mana tian
tiang g list
list r ik
besar itu lenlenyap
yap .” Ali menatap
menatapk k u, kemudi
kemudian an pindah
pindah ke Seli
Seli.. ”J
”Jug
uga a
menjelask
men jelask an baga
bagaima
imanana sel
seluruh
uruh ali
aliran
ran lilistrik
strik satu gardu sep seperti
erti didise
se d ot
Bumi.”
Bumi.”
Aku terbat
terbatuk,
uk, meraih tangan Ali
Ali,, beranjak berdiri. Seli jug
juga
a ikut
iku t
berdiri, memegan g tangank u, sambil menepis ujuujung
ng pakaian y ang kot or .
Nantinanti bisa dibicarakan soal kejadian ini. Kami harus segera
menyingkir.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 127
127
Ali sudah berjalan gesit di depan. Dia masih sempat me menya
nyamm b ar
kotak bekal dan tas kami y ang terjatu
terjatuh.
h. ”Tidak ad
ada
a y ang bol
boleh
eh menem
menemu ukan
barangbar
barang bar ang
an g kali
kalian
an yang bisa me-nimbulkan pertanyaan,” Ali menjelaskan
cepat. ”Ikuti aku! Aku tahu tempat menghindar sementara.”
sementara.”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 128
128
”Ini hal gila yang pernah kusaksikan.” Ali membuka tas ransel
mili
milik
k ny
nya,
a, men
mengelu
geluarka
arka n bo
botol
tol ai
airr mi
minum,
num, men
menyer
yerahk
ahkan
an nya pada
padaku.
ku. ” Ka
Kamu
mu
mau minum, Ra?”Ra?”
Aku mengge
menggele
leng
ng,, menepuk nepuk
ne puk sisa debu di seraga
seragam.
m. Kal
Kalau
au A li
ingin bilang kejadian barusan itu keren dan hebat, dia keliru. Itu
mengerikan. Kami hampir tewas disengat listrik sekaligus ditimpa tiang
raksasa.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 129
129
Seli men
Seli mengem
gem busbusk
k an nap
napasas pel
pelan,
an, beran
beranjak
jak dudu
dudukk bersandar k a n
dinding aula, wa jahny
jahnya a terliha
terlihatt lel
lelah.
ah. ”Aku lap
lapar,
ar, Ra..
Ra.... Kita tidak jad
jadii ma
makk an
di kedai fast food.”
food.”
”Bagaim ana
”Bagaiman a kamu tahu kami ada di belakang? ” Seli menoleh ke a
arr ah
Ali, bertany
Ali, bertanya.
a.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 130
130
Seli menggeleng. ”Aku tidak tahu. Tidak ada yang bisa aku lakukan,
menghindar tidak sempat, lari tidak mungkin. Tibatiba saja aku nekat
menangkapnya.”
menangkapnya.”
”Tapi ini pasti bukan yang pertama kali, kan?” Ali nyengir tanpa dosa,
menahan tanganku, asyik bertanya kepada Seli— Seli—seperti wartawan gosip
yang semangat melakuk an wawancar a.
”Eh nggak sih, Ra. Maksudku, eh, tapi itu memang keren kok.”
kok.”
Kalau saj
Kalau saja
a situasiny a lebi
lebih
h bai
baik,
k, sakin
saking
g jen
jengke
gkelny
lny a, si bian
biang
g kerok ini
akan kubuat hilang—
hilang— dengan asumsi aku bisa melakukannya.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 131
131
”Eh, aku tidak melakukan lebih dari itu, Ra. Sumpah. Aku hanya
mengakt
men gakt ifka n al
alatnya
atnya pad
pada
a saatsaat tertentu, ketika sensor
sensornya
nya berbuny i .
Lagi pula alat perekam yang kuletakkan fungsinya berbeda dengan kamera
kebanyakan,” Ali membela diri, seperti tahu apa yang terlihat dari tatapan
marahku.
Aku mengenc
mengencan
angk
gkan
an cengkera ma n . Tidak peduli.
”Aduh, Ra.
Ra. Lepaska
Lepaskan,
n, aku susah bernapas
bernapas.”
.” Ali tersenga
tersengal.
l. ”Aku mi
mint
nt a
maaf jika kamu marah. Itu sungguh alat yang berbeda, tidak seperti yang
kamu bayangkan. Bukan perekam biasa. Aku bisa menjelaskannya. Sumpah,
aku tidak melihat yang anehaneh, selain kamu menghilangkan”
menghilangkan”
”Omong kosong!” aku berseru galak. Enak saja si biang kerok ini
membela diri. Seli di sebelah masih duduk, memulihkan diri, menonton aku
dan Ali bertengkar.
Ali berhasi
berhasill melepask
melepaskan an diri
diri dari ceng
cengker
ker am an
ankk u y ang me
mengen
ngen d ur .
Dia bergegas mengeluarkan peralatan dari dalam ranselnya. Entahlah,
mirip
mirip tablet atau llaptop
aptop,, ttapi
api bentukny a be
ber
rbeda,
beda, lebih tipi
tipiss dan sim
simpe
pel.
l.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 132
132
Si genius ini pasti jago memermak apa pun. Suara bipbipbip terdengar
semakin cepat.
Aku menole
menoleh h ke pintu
pintu aula
aula.. Di lua
luarr memang ramai suara ora orang
ng .
Halaman sekolah juga sudah dipenuhi sirene mobil pemadam kebakaran.
Selain pun
puny
y a jal
jalan
an tersendir
tersendiri,
i, ada akses pintas
pintas ke gardu listrik
listrik itu melew at i
sekolah. Guru? Petugas? Mereka akan masuk ke dalam aula.
”Aku juga tidak tahu siapa mereka, Sel.” Ali menggeleng. ”Me-reka
jelas
jelas tidak akan datang lewat pin
pintu
tu aul
aula,
a, Ra.”
Ra.”
”Tidak melewati pintu aula? Bagaimana mereka masuk?” Seli jadi ikut
panik.
pan ik. Aula sekolah tidak memiliki pi pintu
ntu lain,
lain, jug
juga
a jen
jendel
dela.
a. Hanya ada
kisi kisi di seluruh din
kisi dindi
dinn g untuk si
sirkulas
rkulasii udara. Itu pun pos
posisiny
isiny a eemp
mpat
at
meter lebih di atas llantai.
antai. Kucing pun tidtidak
ak bi
bisa
sa melewat
melewatii nya.
ny a.
Dekat apanya? Aku dan Seli saling tatap, memeriksa aula dengan
panik.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 133
133
Aula tibatib
tibatiba a merema
meremangng,, seperti ada y ang melapisi se
seluruh
luruh dind
dindii n g
aula
aula den
dengan
gan pla
plastik
stik hitam. T ida
idak
k ada lag
lagii caha
cahaya
ya matahar i yang mas
masuk
uk ,
seolah di luar telah beranjak malam. Suara bising sirene di halaman sekolah,
juga
juga oran
orang
g ora
orann g yang berte
berteriak
riak meredu
meredup,p, kemudia n senyap sama sekali.
”Mereka tiba,”
tiba,” Al
Alii berbi
berbisik
sik pel
pelan,
an, su
suaran
aranyy a tterdeng
erdengar
ar bersema n g at
berbeda sekali dengan intonas
intonas i suaraku atau Seli y ang cemas.
Aku meli
melirik
rik Ali
Ali,, hampir menepu
menepukk dahi tidak percaya. Si geni
genius
us ini
sejak tadi menganggap semua ini keren dan hebat. Tidakkah dia tahu bahwa
ini
ini bo
boleh
leh jad
jadii ama
amatt berbah
berbahay
ay a, bukan sekada
sekadarr seru
seruseruan
seruan mel
meleda
edakk ka n
laboratorium fisika. Kami bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya sedang
terjadi. Apa maksud semua ini? Seli merapat di sebelahku, wajahnya sama
sepertiku, cemas.
Dari dinding seberang, dari jarak tiga puluh meter terlihat lubang
dengan pinggiran hitam yang semakin lama semakin besar. Seperti ada
gumpa
gum palan
lan awan hitam
hitam bergulung, perlahan memb
membuk
uk a ccela
elah,
h, menc
mencipt
ipt a k a n
lorong. Kami semakin tegang, menunggu.
Saat luba
lubang
ng itu sudah b
berukura
erukura n setinggi orang dewasa, me
melint
lint a s
dengan amat mudah, delapan orang membawa panjipanji tinggi. Mereka
muncul dari lubang, berderap maju, mendekat dengan cepat. Pakaian
mereka berwarna gelap. Aku tidak tahu pasti warnanya. Aula remang.
Mereka berperawak an ramping tintinggi,
ggi, la
lakila
kilak
k i, den
dengan
gan rambut panja
panjanng
di
diika
ikatt di bel
belakang
akang.. Waj
Wajah
ah mereka yang tampan tampan seperti bbercaha
ercahayya,
cemerlang.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 134
134
Aku menel
menelan
an lud
ludah,
ah, mengena li suara itu.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 135
135
ATU
AT U soso
sosok
k mun
muncu
cull begitu saja di depan delap
delapan
an oran
orang
g ber
berbaris
baris
rapi.
Aku, Seli
Seli,, dan Ali refleks hend
hendak
ak melangk ah munmundur
dur , tapi per
percu
cum
ma,
kami sejak
sejak tadi tert
tertahan
ahan dinding aula,
aula, tida
tidak
k bisa ke man
mana
a man
mana.
a.
”Kamu tidak dimiliki dunia ini, Nak. Kamu akan ikut dengan-ku. Tidak
ada lagi latihan, tidak ada lagi kunjungan lewat cermin. Waktunya habis.
Aku akan mendid
mendidikik mu lan
langsu
gsung
ng di dun
dunia
ia kita.”
kita.”
Aku mengge
menggelen
len g tegas. ”Tida
”T idak
k mau!
mau!”” Siap
Siapa
a pul
pula
a yang mau iku
ikutt
dengannya?
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 136
136
Aku menggele ng
ng..
”Tid
”T idak
ak a
ada
da yang men
mengaja
gajakk mu bicara,
bicara, Makh
Makhluk
luk Tanah
Tanah!! Min
Ming-g
g-g i r !”
Sosok kurus itu menggera
Sosok menggeramm marah.
”Aku tidak ada urusan dengan bangsa kalian yang lemah dan
memalukan.” Sosok kurus itu mengibaskan tangan, pelan saja, bahkan tidak
tidak
mengenai tubuh Ali, tapi Ali langsung terbanting ke lantai aula.
Tapi Ali segera bangkit. Meski menyebalkan, ada satu hal yang
istimew
istimew a dari Ali
Ali,, seluruh sek
sekol
olah
ah jug
juga
a tahu: Al
Alii tidak takut p
pada
ada si
siapa
apa pu
pun.
n.
Kepala Sekolah pun dia ajak berdebat.
Sosok tinggi itu tertawa. ”Kamu akan menyerangku dengan benda itu,
hah?”
hah?”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 137
137
Tetapi bukan Ali yang terpental, justru sosok tinggi itulah yang
terbanting. Selarik kilau petir menyambar, membuat terang sejenak seluruh
aula.
Selii di sebel
Sel sebelahk
ahkuu tela
telah
h men
mengacu
gacunn gka n jem
jemarinya
arinya ke depa
depan.
n.
Sosok tinggi itu berdiri perlahan. Wajahnya yang masih diliputi aliran
listrik meringis.
”Kamu akan mencegahku dengan apa, anak kecil? Petir yang tadi?”
tadi?”
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 138
138
Aku menj
menjer
erit
it ngeri. It
Ituu pasti sakit sekali.
Delapan
elap an orang membaw
membawa a pan
panji
ji meloncat ke depan, men
mengh
ghun
unus
us p
pan
anjj i
tinggi
tinggi mereka yan
yang
g sekarang berubah men
menjad
jadii tom
tombak
bak pan
panjang
jang berwa r n a
perak.
Seli mas
Seli masih
ih berusa
berusaha
ha memuku
memukulklkan
an tanganny
tangannya a ke depa
depan,
n, melaw a n ,
selarik kilat menyambar, lebih redup dibanding sebelumnya, tapi delapan
orang
orang itu dendengan
gan mudah menghin
menghinda
dar.
r. AlAlii berter
berteria
iak
k di sebel
sebela
a hk u ,
mengayunkan pemukul bola kasti, juga melawan, tapi salah satu dari mereka
menangkisnya dengan tombak. Ali terlempar bersama pemukul bola
kastinya.
Aku mendesa
mendesahh cemas. Apa y ang harus kulakuka
kulakukan?
n? Aku jug
juga
a har us
melawan.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 139
139
Sebanya
Sebanya k a
apa
pa pun aku bisa
bisa men
mengh
ghilan
ilangk
gk an, mereka mun
muncul
cul kemba
kemball i .
”Kamu masih harus belajar banyak, Gadis Kecil. Itulah guna-nya kamu
ikut dengank u. D
Dunia
unia T
Tanah
anah ini
ini terlalu hina
hina untuk klan kita.” Soso
Sosok
k kur us
itu tergelak.
Mereka berhasil
berhasil meri
meringk
ngkus
us Sel
Seli,
i, m
meng
engik
ikat
at sel
seluruh
uruh tubuhny
tubuhnyaa denga n
jaring
jaring perak. Seli berontak , berusaha melawan dengan sisa tenaga, na namu
mu n
siasia. Jaring itu semakin kencang setiap kali dia berontak.
Ali dil
dilemp
emp ar
arka
kan
n kemba
kembali
li ke lan
lantai
tai aulaula
a sekol
sekolah
ah.. Jaring perak ya ng
telanju
telanjurr membung
membungk k usny a m
membuk
embuka a sen
sendi
dirr i. Jari
Jaring
ng iitu
tu merangkak kemb a l i
ke tombak perak.
T idak
idak ada lag
lagii yang dapat kula
kulakuk
kukan
an,, tiga oran
orang
g anak kelas sepu
sepull u h
melawan delapan orang dewasa yang tibatiba datang dari lubang di dinding
aula, ditambah sosok tinggi kurus itu. Kami bukan lawan sebanding. Tidak
adakah
ada kah y an
ang
g m
mend
enden
engar
gar semu
semua
a kegaduhan di dal
dalam
am aula
aula?? Da
Datang
tang men
meno
olo ng
kami? Bukankah teriakanku dan Seli seharusnya terdengar lantang dari
luar?
Aku mengelu
mengeluh,
h, bahkan suara sirene mob
mobilil pemada
pemadamm kebakar an di
halaman sekolah pun tidak bisa kami dengar, seakan ada tabir yang
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 140
140
Aku terduduk
terduduk.. Orang yang baru datang itu mengulur
mengulurk
k an ta
tangan
ngan ny a ,
membant uk
ukuu ber
berdiri,
diri, llantas
antas menatap ke depan dengan tenan
tenang.
g.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 141
141
Guru matematik
matematikaku
aku itu tertawa pel pelan.
an. ”Kamu seh
seharus
arus ny a
memanggilku Miss Selena, Ra. Tapi tidak masalah, aku tidak akan
menghuk um semua mu murid
rid sekolah ini ini garagara pan
pangg
gg ila
ilann lucu
lucu itu. Apal
Apalaagi
dalam situasi sulit seperti ini.”
ini.”
Seli mengera
mengerang
ng dua lan
langkah
gkah dariku.
Aku member
memberananika
ikann diri membuk a mata, melihat Miss Selen
Selena
a ber
berdi
dirr i
mantap
man tap . Tangannya baru sajsaja
a men
menepis
epis tom
tombak
bak perak ssekaligus
ekaligus mengir i m
serangan, sama sekali tidak tersisa tampilan guru yang kulihat selama ini.
Dia terlihat anggun berwibawa. Remang aula membuat wajah Miss Selena
terlihat bercahaya, seperti bulan purnama. Itu tadi gerakan menangkis yang
mematikan. Miss Selena berdiri di tengah enam orang yang
bergelimp
berge limpan
an ga n. En
Enam
am oran
orang
g itu mengera n g di lan
lantai,
tai, dua sisan
sisanyya
takuttakut mendekat.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 142
142
Seli mengang
menganggu
gukk . Dia tidak terluka, meski seluruh tubuhn
tubuhnyy a te
tera
rasa
sa
sakit. Ali yang tidak jauh dari kami berusaha duduk, kondisinya juga tidak
mengkhawatirkan. Ali bahkan meraih pemukul kastinya, lantas dengan
wajah jen
jengke
gkell memuku
memukull kepala sal
salah
ah satu dari mereka yang roboh meni m p a
badannya
badanny a tadi.
”Bantu S
”Bantu Seli
eli dud
duduk,
uk, Ra
Ra.”
.” Mi
Miss
ss Sel
Selena
ena men
menole
olehh pad
padaku,
aku, me-nyur u h k u
dengan tegas.
Aku mengang
menganggu
guk.
k. Meski kakiku masih gemetar, aku jau
jauh
h lebih
lebih ba ik
dibanding Seli. Aku bergegas membantu Seli duduk.
”Setidakny
”Setidakny a mere
mereka
ka tid
tidak
ak ku
kuaj
ajarkan
arkan keben
kebencian
cian da
dan
n perm
permus
usuh-
uh-a
a n ,”
Miss Selena memot
memotong
ong dengan suara tegas.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 143
143
Misss Sel
Mis Selena
ena tid
tidak
ak men
menjawa
jawa b, berdi
berdirr i m
meng
engaw
aw asi
as i ssetiap
etiap kemungk
kemungkii n a n .
”Ini sungguh menarik, Selena. Mari kita berhitung sejenak. Satu, gadis
kecil yang berusaha duduk itu dari Klan Matahari. Kamu pasti tahu itu,
bukan? Meski sepertiny a gadi
gadiss kecil mal
malang
ang itu tidak pun
puny
y a ide sama sek
se k ali
al i
siapa dia. Dua, si bodoh dengan tongkat kayu itu, yang sepertinya paling
berani tapi sebenarny a pal
paling
ing tidak memilik i kekuata n, dia jel
jelas
as Mak
Makhl
hl u k
Tanah. Mungkin dia merasa paling pintar, hanya untuk menyadari bahwa
pengetahuan paling maju di Dunia Tanah ini hanyalah separuh dari
teknologi paling rendah dunia kita.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 144
144
”Tida
”T idakka
kkahh kamu akan mal
maluu ji
jika
ka tiga muridm u ini meli
melihat
hat gur
gurun
uny
ya
dipermalukan di hadapan mereka, Selena?” Sosok tinggi kurus itu
mengangkat tangannya. Dia jelas tidak akan pergi seperti yang disuruh.
Miss Sel
Miss Selena
ena ikut m
meng
engang
angkk at tanganny
tangannya,
a, bersiap. ”Aku aka n
mengambil risikonya.”
risikonya.”
Aku meli
melirr ik Ali
Ali,, apa y ang sedang dia lakuka
lakukan?
n? Ali menga
mengang
ngk
k at ba hu
hu..
”Hei, dia bisa saja tiba-tiba berdiri dan menyerang kita lagi, kan?”
Kuranglebih begitu maksud wajah Ali tanpa dosa. Sepertinya dia terlalu
sering menonton film.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 145
145
Badanny a ri
Badanny ring
ngan
an melompat ke depa
depan,
n, mem
memuku
ukulklkan
an tangan ka kana
nan
nny a.
Miss Selen
Selenaa dengan cepat men
menghin
ghin dar ke samping . T Tida
idak
k terlih
terlihat
at apa ya ng
melintt as di udara menyerbu Miss Selena,
melin han
hanya
ya suaranya mend mendee r u
kencang,
kenc ang, dan saat menmengena
gena i temb
tembok
ok au
aula
la,, men
menimb
imb ulk an dentum kera keras.
s.
Tiang
Tian g basket h han
ancur
cur beran
berantaka
taka n . Aku, SelSeli,
i, dadann AlAlii membung k uk ,
berlindun g. Lantai y ang kami pij
pijak
ak bergetar
bergetar.. T abir y ang melindu
melindung ngii dind
dindii n g
aula bergoyang.
Sosok tinggi kurus itu tidak berhenti. Dia segera mengirim tiga empat
pukulan lainn
lainny
y a. Aku men
menata
atap
p jeri. Tidak ada lag
lagii y
yang
ang kami kenali dari M iss
is s
Selena, guru matematika kami. Dia melompat ke sana kemari, dengan
tangkas menghindari pukulan jarak jauh itu. Dentuman kencang
susulmenyusul.
Sosok ttin
Sosok inggi
ggi kurus itu mengger am am,, untuk kesekian kal kalii men
mence
ce c ar
dengan tint injuny
junya.
a. Ak
Aku
u berseru tert
tertahan
ahan karena kali ini ini Miss Selena tidtidak
ak
sempat menghindar. Sepersekian detik sebelum deru pukulan itu tiba, Miss
Selena membuat tameng besar, luba lubang
ng hi hitam,
tam, deru serangan ters e do dott
masuk
mas uk ke dal dalam
amnya.
nya. Lubang mengmengec
ec il, la
lantas
ntas len
lenyap,
yap, persis bersam aa n
dengan Miss Selena maju mengirim serangan balasan untuk pertama
kalinya
kalinya.. T angan kanan Miss Selena meninju ke depan. Soso Sosokk tinggi
tinggi kurus it
itu
u
terlihat
terlihat kaget. D Dia
ia yang telan
telanjur
jur merangsek maj maju,
u, sepertiny
sepertiny a tidak mmeng
eng ir a
serangan
seran gan itu datang, terlam terlambat
bat mengh
menghindar
indar . Tubuhn
Tubuhnya ya terbant i n g
dihantam sesuatu yang tidak terlihat. Tubuhnya mental sepuluh meter,
hingga tembok aula menahannya.
Aku mengepa
mengepalk
lkan
an tangan. Rasakan!
Ali lagi
lagi-l
-lag
agii mengang
mengangk k at bahu. ”Semoga saja dari delap
delapan
an or ang
berpakaia
berpaka ian
n gelap y ang tergeletak itu tidak ada yang tibatib
tibatibaa bangun. Itu
It u bi
bisa
sa
berbahay a, kan?” uja ujarnya
rnya santai.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 146
146
Aku mengelu
mengeluh,
h, kukira pertaru
pertarung
ngan
an sudah selesai.
Sosok ny
Sosok nyaa menghila
menghilann g, lalu cepat sekali di
dia
a su
sudah
dah ada di depan M
Mis
isss
Selena.
Selena. Pertarungan jjarak
arak pen
pendek
dek tel
telah
ah dimulai.
dimulai. Tin
Tinju
ju kana
kananny
nnyaa memuk u l .
Miss Sel
Miss Selena
ena ti
tidak
dak semp
sempat
at men
mengh
ghin
indar
dar sam
sama
a seka
sekali
li,, ju
juga
ga men
menga
gan
n g k at
tangan untuk menangkis. Dentuman keras terdengar untuk kesekian kali,
di
disusul
susul terban
terbantin
tin gny a tubuh guru matematika kami di lantai
lantai aul
aula.
a. La
Lant
nt ai
semen terlihat retak. Tubuh Miss Selena tergeletak.
Aku tidak tahu berada di sisi man mana a Miss Selena daldalam
am kejadi
kejadi an ini.
Bahkan aku sama sekali tidak punya ide apa yang sebenarnya sedang
terjadi. Sosok tinggi kurus ini siapa? Apa yang membuatnya memaksa
menjem
men jem putk u? Ken
Kenapa
apa MiMissss Sel
Selena
ena tib
tibatiba
atiba mun
muncu
cul?
l? Apa peran
perana a n ny a
dalam
dalam kejadia n ini?
ini? Jan
Jangan
gan ja
jann ga n dia lebi
lebih
h jah
jahat
at dib
diban
andi
ding
ngka
kan
n siap
siapaa pupun.
n.
Tapi tidak mungkin. Miss Selena guru matematika kami di sekolah.
Meskipu
Meski pun
n galak, di
disi
siplin,
plin, aku tahu dia dia sel
selal
alu
u menyaya
menyayangingi murid
murid muri
murid dny a.
http://cariinformasi.com
TereLiye “Bumi”
“Bumi” 147
147
”Kamu boleh jadi ahli dalam pertarungan jarak jauh, Selena. Tapi
kamu tidak pernah menguas ai pertaru
pertarunga
ngann jarak dekat.” Soso
Sosok
k tin
tinggi
ggi ku
kurr us
itu berdiri satu langkah di depan tubuh Miss Selena yang masih tergeletak.
”Sejak dul
dulu
u kamu tidak pernah mengen alial i bakat murid dengan baibaik
k.
Bagaiman
Bagaim anaa kamu yak
yakin
in sekali aku tidak bisa ber-
ber-tarung
tarung jarak dek
dekat?”
at?” Mis
Misss
Selena berkata datar, napasnya masih tersengal. Pukulan keras barusan
sepertinya menguras banyak tenaga.
http://cariinformasi.com