KELAS : X MIPA-1
Sejak kecil, Mario Teguh adalah anak yang sudah terkenal dengan kecerdasannya. Ia pernah
menempuh pendidikan sekolah menengah atas di New Trier West High jurusan arsitektur pada
tahun 1975 di Chicago, Amerika Serikat. Setelah lulus, ia kembali pulang ke Indonesia dan
melanjutkan sekolahnya di Jurusan Linguistik dan Pendidikan Bahasa Inggris, Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (IKIP) di Malang dalam program S1. Selama di Malang, ia memiliki
komunitas yang diberi nama MTSC adalah singkatan dari Mario Teguh Super Club.
Tak berhenti dalam mencari ilmu, Mario Teguh terbang ke Jepang untuk menimba ilmu di
Sophia University, Jurusan International Bussiness. Kemudian tahun 1983, ia mengambil jurusan
Operations Systems di Indiana University, Amerika Serikat dengan gelar MBA.
Pada tahun 1993, Mario Teguh menikahi Linna Teguh yang kemudian dikaruniai dua orang anak
yaitu Audrey Teguh dan Marco Teguh.
Sudah merasakan berbagai pengalaman yang ia jalani, di tahun 1994 Mario Teguh mendirikan
Bussiness Effectiveness Consultant, Exnal Corp yang menjabat sebagai CEO (Chief Executive
Officer) di Jakarta dan Senior Consultan.
Exnal Corp sendiri adalah sebuah perusahaan konsultan di bidang pengembangan kualitas
pelayanan dengan spesialiasi pada penyediaan Solusi Keefektifan Bisnis. Pada tahun 2002, Exnal
Corp berhasil meluluskan lebih dari 68.000 orang melalui beberapa seminar dan workshop.
Setelah dianggap sukses menjadi pembicara di acara tersebut, Mario Teguh kemudian tampil di
acara yang ia bawakan sendiri yaitu “Mario Teguh Golden Ways” di salah satu channel televisi
swasta tahun 2006 hingga 2016. Dari acara tersebutlah nama Mario Teguh mulai dikenal luas
oleh masyarakat Indonesia dan dikenal sebagai salah satu motivator termahal dan sukses di
Indonesia.
Hal yang membuatnya begitu “dicari” sebagai seorang motivator adalah cara ia menyampaikan
motivasi-motivasi dengan metode Emotional Inteligent atau kecerdasan emosi. Ia melakukan
pendekatan melalui ilmu Kejiwaan menurut agama seperti tasawuf dan pengendalian amarah
atau yang lebih dikenal dengan istilah Anger Management ketimbang ilmu kejiwaan barat
karena menurutnya lebih cocok untuk diterapkan pada masyarakat Indonesia yang sifatnya
plural sehingga lebih mudah diterima oleh semua kalangan.
Tahun 2013, penghargaan “Museum Rekor Indonesia, MURI, sebagai Penyelenggara Seminar
berhadiah Mobil Pertama di Indonesia” ia terima.
Dengan berbagai penghargaan yang ia terima, tak membuatnya berhenti untuk terus berkarya.
Pada tahun 2006, ia mengeluarkan buku berjudul Becoming a Star. Di tahun yang sama ia
kembali meluncurkan buku dengan judul One Million Second Change. Berselang tiga tahun,
Mario Teguh merilis buku berjudul Life Charger dan Leadership Golden Ways.
Dikenal banyak orang dan sukses menjadi public figure, sebuah berita kontroversi sempat
diterima Mario Teguh. Pada tanggal 7 September 2016, seorang pria berusia 30 tahun bernama
Ario Kiswinar secara terang-terangan tampil di awak media mengaku sebagai anak dari Mario
Teguh yang tak diakui.
Ario Kiswinar menunjukkan bukti-bukti bahwa ia benar anak dari sang motivator dengan
menunjukkan bukti akta lahir, kartu keluarga dan salinan buku nikah orang tuanya. Dalam akta
lahir tersebut bertuliskan bahwa Ario Kiswinar lahir pada tanggal 29 April 1986 dari ayah Sis
Maryono Teguh dan ibu Aryani Soenarto.
Dengan terus bergulirnya berita tersebut, Mario Teguh mengajak Ario untuk melakukan tes
DNA. Setelah hasil tes DNA tersebut keluar dan membuktikan bahwa Ario Kiswinar adalah anak
biologis dari Mario Teguh. Hasil tes tersebut disampaikan oleh kepala Bidang Humas Kepolisian
Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono pada 25 November 2016.
Perjalanan hidup dan biografi Mario Teguh tersebut menunjukkan bahwa orang yang sukses
haruslah berusaha. Seperti yang pernah dikatakan Mario Teguh,
“Semua keberhasilan dan kegagalan seseorang itu berasal dari masing masing orang tersebut,
memulai suatu usaha apapun harus dimulai dari sikap dan cara berpikir kita dalam menanggapi
berbagai situasi yang akan ditemui dalam mengarungi kerasnya kehidupan ini. Semua kita ini
adalah orang orang yang memiliki kelebihan dan kekurangan, tinggal bagaimana kita
mengoptimalkan potensi kelebihan kita dan meminimalkan kekurangan kita, karna
keseimbangan ke semua unsur kita adalah kinci sukses yang akan kita raih.”