Anda di halaman 1dari 16

SENI LUKIS

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Nilai Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan

DISUSUN OLEH :

Adit Maulana Saputra

Adit Saputra

Amelia Zahra

Andini Fia Arsy Azzahra

Auliya Wafa Zahra

Kelas XI MIPA-1

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RAJAGALUH

MAJALENGKA

2022
SENI LUKIS

Salah satu karya seni yang memiliki nilai jual yang tinggi sekaligus dapat membuat
orang yang melihat berdecak kagum adalah seni lukis. Seni lukis tergolong sebagai karya seni
rupa dua dimensi. Ditambah lagi, seni lukis memiliki karakteristis yang khas seperti corak,
bahan, dan teknik dalam pengerjaannya.
Secara umum, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seni lukis adalah sebuah
seni ihwal lukis-melukis dan gambar-menggambar. Umumnya, seorang seniman yang
membuat karya seni lukis akan menuangkan ide dan perasaan mengenai lukisannya di
permukaan canvas.

A. Pengertian Seni Lukis


Seni lukis merupakan cabang ilmu seni rupa yang diwujudkan melalui karya dua dimensi
dengan media kanvas atau permukaan datar lain. Media untuk seni lukis biasa diisi oleh
unsur-unsur pokok garis dan warna hasil dari permainan cat atau pewarna dan pembubuh
gambar lainnya. Hasil dari seni lukis dapat memuat representasi terkait alam seperti potret
manusia, hewan, tumbuhan, bahkan pemandangan. Seni lukis juga dapat menggambarkan
gambar-gambar abstrak yang merupakan penyederhanaan bentuk alam.
Menurut Soedarso S. P., seni lukis adalah karya manusia yang mengkomunikasikan
pengalaman-pengalaman batinnya yang disajikan dalam gambar secara indah sehingga
merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang menghayatinya.
Pendapat lain mengatakan bahwa seni lukis merupakan karya seni dua dimensi yang hanya
dapat dilihat dari satu arah saja serta mempunyai ukuran panjang dan lebar. Untuk
mewujudkan agar seni lukis itu dapat dinikmati semua orang maka harus, maka harus
ditungakan dalam sebuah media.

B. Aliran Seni Lukis


1. Aliran Realisme
Realisme adalah aliran seni yang mengangkat peristiwa keseharian yang dialami
oleh banyak orang (masyarkaat luas). Istilah realisme pada aliran ini bukan merujuk
pada tingkat kemiripan atau keakuratan gambar lukisan dengan referensinya.
Melainkan tema dan wacananya yang realistik, bukan gambarnya.
Ciri-ciri :
a. Mengangkat peristiwa keseharian yang dialami oleh orang kebanyakan.
b. Menggambarkan masyarakat dan situasi kontemporer yang nyata dan khas
dengan lingkungan keadaan sehari-harinya.
c. Karya realis menggambarkan manusia dari semua kelas dalam situasi dan
kondisi aslinya.
d. Realisme tidak setuju terhadap subjek seni yang dibesar-besarkan (dramatis) ala
Romantisisme.
e. Memiliki detail gambar yang menyerupai aslinya (natural) melalui teknik tinggi
yang dikuasai oleh pelukisnya.
f. Tidak menutupi kehidupan rakyat sederhana yang tidak memiliki rumah mewah
atau pakaian mahal seperti kaum bangsawan.
g. Objektif terhadap kaum atas, dalam artian tidak hanya kebaikannya saja yang
diperlihatkan.
Contoh :

A Burial at Ornans oleh Gustave Courbet


Sebagai contoh utama Realisme, lukisan itu berdasar kepada fakta-fakta penguburan
nyata dan menghindari konotasi spiritual yang dilebih-lebihkan. Courbet
memberikan penekanan pergantian cahaya pada lukisan untuk menekankan bahwa
kehidupan itu tidak abadi (hari berganti sore ke malam, dst). Sementara
tenggelamnya matahari dapat menjadi simbol untuk transisi besar dari
ketidakabadian manusia menuju keabadian di alam sana.

The Potato Harvest oleh Jean-Francois Millet


Millet menggambarkan para petani kentang dalam salah satu adegan keseharian
mereka ketika sedang bekerja. Lukisan ini menunjukan betapa kerasnya pekerjaan
yang meraka lakukan untuk bertahan hidup. Adengan yang diambil spesifiknya
adalah ketika para petani sedang memanen kentang. Mereka tidak berhenti bekerja
hingga matahari mulai tenggelam. Millet mengangkat harkat derajat kaum petani
sebagai fondasi dari kehidupan sosial yang langsung berhubungan dengan kebutuhan
utama manusia, yaitu bahan makanan.
2. Aliran Surealisme
Surealisme merupakan sebuah aliran yang menyajikan kontradiksi antara mimpi dan
realita kemudian menjadikannya nyata ke dalam sebuah gambar yang menampilkan
objek-objek nyata dalam kondisi yang tidak akan mungkin terjadi di dunia nyata.
Hal tersebut seperti di dalam mimpi atau alam bawah sadar kita.
Ciri-ciri :
a. Menyajikan gambar objek nyata dalam kondisi tidak nyata
b. Pencitraan seperti di dalam sebuah mimpi
c. Memiliki kontras yang tinggi, artinya ada wujud besar yang berdampingan
dengan wujud kecil
d. Memainkan sebuah imaji yang ada di dalam mimpi dengan yang ada di dunia
nyata
e. Terkesan seperti fantasi namun tetap berpegangan pada referensi yang ada di
dunia nyata
Contoh :

Golconda oleh Rene Magritte


Karya tersebut menampilkan sebuah adegan hujan manusia. Dimana semua orang
terlihat hampir identik atau mirip satu sama lain dan menggunakan pakaian yang
sama, lengkap dengan topi bowler. Walaupun begitu, bisa jadi pria-pria yang ada di
lukisan tersebut hanya melayang karena tidak adanya indikasi gerakan yang tersirat.
Latar belakang dari lukisan tersebut adalah kawasan yang ada di pinggiran kota yang
mirip dengan kawasan dimana Magritte tinggal. Ia juga menggunakan pakaian
dengan cara yang sama, yaitu seperti orang-orang yang ada di lukisan tersebut. Topi
bowler merupakan sebuah topi yang biasa digunakan oleh kaum kelas menengah
pada saat itu.

The Persistence of Time oleh Salvador Dali


Lukisan tersebut menampilkan berbagai macam jam dinding dan juga weker yang
terlihat meleleh. Di dalam lukisan ini, Dali membuat sebuah benda yang seharusnya
keras menjadi terlihat lunak. Adanya pohon yang tampak seperti tumbuh di atas blok
kayu yang mirip seperti sebuah meja menambah kesan kontras yang terjadi antara
realita dan dunia mimpi.
3. Aliran Romantisme
Romantisisme merupakan sebuah gerakan atau aliran seni yang memfokuskan
sebuah karya pada emosi dan juga pencapaian mulia di masa lalu dan keindahan
alam yang cenderung dramatik dan teatrikal. Aliran Romantisisme menitikberatkan
pada emosi pribadi yang cukup kuat sebagai sumber otentik dari pengalaman
estetika dan kekaguman yang dialami dalam menghadapi sebuah sejarah atau
pengalaman agung serta keindahan alam yang estetik.
Ciri-ciri :
a. Imajinatif: Walaupun tetap realistis atau tidak ada fantasi, adegan yang ada di
karya Romantisisme cenderung terlihat lebih teatrikal dan bukan pemandangan
sehari-hari. Untuk membuat adegan seperti itu, dibutuhkan daya imajinasi yang
tinggi.
b. Subjektif: Penciptaan karya seni dianggap sebagai sebuah ekspresi diri dari
seorang seniman.
c. Menggunakan intensitas emosional yang cukup tinggi.
d. Suasana dan pencitraan mempunyai kualitas seperti mimpi.
e. Menggambarkan perasaan yang kuat dan tidak harfiah atau menggunakan
simbol dan perumpamaan.
Contoh :

The Second of May 1808 oleh Francisco Goya


Goya mengabadikan tragedi pemberontakan di Spanyol melalui sebuah lukisan yang
mana tidak Ia saksikan secara langsung. Goya hanya mengetahui informasi tersebut
melalui pembicaraan orang lain, kemudian menggambarkannya dengan imajinasi
yang ada di dalam pikirannya. Lukisan tersebut merupakan salah satu contoh
bagaimana para seniman romantisisme bekerja dengan imajinasi yang tinggi dan
menggambarkannya dengan cara yang dramatis melalui sebuah adegan peperangan
yang sengit.

Fishermen at Sea oleh J. M. W. Turner


Di dalam lukisan tersebut Turner seolah ingin menekankan bahwa kekuatan yang
dimiliki oleh alam tidak bisa ditandingi oleh manusia. Ombak yang terlihat tidak
tenang memberikan tensi yang lebih pada suasana yang ada di dalam lukisan. Tak
hanya itu saja, di latar belakang lukisan juga ada siluet batu karang yang ditakuti
oleh para nelayan pada waktu itu, sebab batu karang tersebut sangat berbahaya dan
sering memakan korban terutama di setting pada malam hari yang gelap.
4. Aliran Naturalisme
Naturalisme merupakan salah satu aliran seni rupa yang mengedepankan keakuratan
dan kemiripan objek yang digambar supaya terlihat lebih natural dan juga realistis
seperti referensinya yang ada di alam. Aliran seni yang satu ini merupakan salah satu
bentuk apresiasi dari para seniman terhadap keindahan alam yang ada. Umumnya,
para seniman tersebut akan mengangkat tema keindahan pemandangan yang ada di
sekitar, seperti yang terjadi di pergerakan mooi indie di Indonesia.
Ciri-ciri :
a. Menonjolkan kemiripan gambar lukisan dengan objek yang dilukis sesuai
dengan aslinya.
b. Teknik dan kemampuan para seniman menjadi senjata utama.
c. Mengusung tema lukisan yang indah tapi berdasarkan kemurniannya.
d. Naturalisme merupakan bentuk apresiasi seniman terhadap keindahan alam
sekitar.
e. Mengusung tema keindahan alam dan pemandangan yang ada disekitar
seniman.
f. Melukis keindahan, kecantikan, dan ketampanan potret manusia apa adanya
tanpa dilebih-lebihkan.
Contoh :

Lake with Dead Trees (Catskill) oleh Thomas Cole


Menyajikan pemandangan Pegunungan Catskill yang berada di tenggara New York.
Di tepi danau yang sepi tersebut dikelilingi oleh pohon-pohon yang sudah mati dan
juga dua ekor rusa yang sedang berjalan mondar mandir. Untuk latar belakang
lukisannya sendiri adalah pada saat senja akan tiba. Di balik hutan tersebut, matahari
yang akan menuju singgah sananya masih memancarkan sinarnya menembus langit
yang berawan. Walaupun karya ini merupakan lukisan dari aliran Naturalis yang
fokus pada teknis dan juga keakuratan dalam melukis. Tapi ada arti atau interpretasi
yang bisa diproduksi. Lukisan yang satu ini seringkali diartikan sebagai suatu
kontemplasi dan dialog antara hidup dan mati serta berlalunya waktu yang menjadi
saksi dialog tersebut.

Pemandangan Gunung oleh Abdullah Suriosubroto


Lukisan pemandangan di atas merupakan cikal bakal dari lukisan klasik yang ada di
Indonesia. Dimana lukisan tersebut nantinya akan mempengaruhi seluruh pelukis
naturalis dalam melukis sebuah pemandangan lokal. Pemandangan Indonesia yang
memiliki ciri khas adanya gunung biru di belakang hamparan sawah dan diapit oleh
bukit hutan.
5. Aliran Impresionisme
Impresionisme adalah salah satu aliran yang ada di dalam seni lukis yang cenderung
berupaya untuk menonjolkan kekuatan pencahayaan dengan cara memainkan warna-
warnanya. Selain itu, impresionisme juga lebih fokus pada pencahayaan yang terang,
misalnya saja digambarkan suasana di pagi hari atau siang hari. Akan tetapi, aliran
Impresionisme cenderung kurang dalam memperhatikan bentuk objeknya.
Ciri-ciri :
a. Objek yang ada di lukisan tidak menampilkan detail yang tajam dan hanya
menampilkan impresi dan menunjukkan kesan warna yang cerah.
b. Mempunyai komposisi yang bersifat terbuka, baik itu objek lukisan outdoor
maupun indoor.
c. Palet warna yang digunakan cenderung kontras dan cerah berdasarkan
pengelompokan warnanya. Sapuan kuas pendek dan tebal yang menyerupai
teknik lukisan sketsa. Sehingga hal itu akan menciptakan esensi subjek
dibandingkan dengan detailnya.
d. Marka kuas yang ada pada lukisan cenderung lebih terlihat dan tidak ditutup-
tutupi. Cat yang digunakan tidak ditunggu kering untuk ditimpa lagi dengan
warna berikutnya.
1. Pantulan cahaya menjadi suatu variasi objek sekunder yang lebih ditonjolkan
dalam lukisan ini.
2. Tidak memakai warna hitam dan warna gelap lain pada semua lapisan lukisan.
Saat ingin membuat bayangan objek, maka pilihan warna akan menggunakan
warna komplementer yang berasal dari warna-warna yang dicampurkan.
3. Lebih sering melukis mengenai pemandangan alam dan dilukis secara spontan
di alam terbuka oleh para seniman.
4. Lukisan dari aliran Impresionisme menyajikan kesengajaan gaya kukis yang
berbeda dan didasarkan pada selera para pelukisnya.
Contoh :

Water Lilies oleh Claude Monet


Monet menggambarkan pemandangan yang sama persis seperti di atas di berbagai
waktu, yaitu pagi, siang, sore, sampai malam hari, sama seperti seri lukisan yang
lain. Walaupun memakai sapuan kuas yang tidak presisi dan cepat, Monet sukses
melukiskan pemandangan air di dalam lukisan ini. Refleksi yang dibuat
menggunakan indikasi-indikasi semi yang abstrak tapi bekerja dengan cukup efektif.
Seri Water Lilies dinilai sebagai salah satu Masterpiece dari Maestro Impresionis
yang satu ini.
Eugene Manet and His Daughter at Bougival oleh Berthe Morisot
Sapuan kuas dengan warna yang kontras dalam hitungan detik dapat mengundang
mata kita untuk lebih memperhatikannya. Morisot membuat lukisan di atas seakan
menjadi sebuah Snapshot kamera yang diambil secara spontan dan menangkap
momen seorang ayah dan anaknya yang sedang menikmati waktu bersama. Impresi
dari potret tersebut sangat terasa dan mempunyai estetika yang lebih menarik bila
dibandingkan dengan jepretan fotografi. Suasana yang ada di dalam lukisan
terbentuk dengan sangat baik dan dapat memberikan pencitraan yang cukup
menyenangkan di tempat yang terlihat seperti taman sederhana di sekitar rumah.
6. Aliran Ekspresionisme
Ekspresionisme adalah aliran seni rupa yang menganggap bahwa seni merupakan
sesuatu yang keluar dari diri seniman, bukan dari peniruan alam dunia. Seniman
memiliki ingatan dan cara pandang tersendiri dari apa yang pernah dilihatnya di
alam, lalu diekspresikan pada karyanya. Singkatnya dapat dikatakan bahwa
Ekspresionisme adalah aliran seni rupa yang menonjolkan ungkapan dari dalam
jiwa.
Ciri-ciri :
a. Tidak mengutamakan kemiripan atau kenaturalan objek yang dilukis.
b. Sapuan kuas yang berani, tidak malu-malu dan ekspresif.
c. Teknik menggambar yang tampak naif, namun tetap memiliki komposisi yang
apik.
d. Mementingkan ekspresi individu seniman dibandingkan dengan peniruan alam.
e. Menggunakan warna sebagai simbol untuk suatu hal, bukan sebagai pewarna
objek.
f. Menolak ideologi modern yang berlebihan dan memberikan imbas semakin
tidak memanusia.
g. Mencemaskan keorisinalitasan seni terhadap imitasi alam.
Contoh :

The Scream oleh Edvard Munch


The Scream adalah potret dirinya sendiri yang sedang berjalan bersama kedua
temannya di trotoar yang menghadap ke kota Oslo. Munch baru saja pulang atau
sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit jiwa, dimana kakak perempuannya
Laura Catherine sedang dirawat.

Potret Diri oleh Affandi


Lukisan itu menggambarkan sang seniman, dalam suasana hati yang sangat spiritual
dan emosional (berkontemplasi, bukan marah). Subjeknya adalah cerminan diri yang
sudah tua karena memiliki rambut putih dan kepala yang hampir botak. Potret
tampak sedang menghisap pipa tembakau, yang bisa jadi menunjukan insting self
destruction yang makin menjadi pada usianya yang sudah tidak lagi muda.
Meskipun begitu melalui tumpahan catnya, ia masih menunjukkan gairah estetis
yang membara pada masa tuanya.
7. Aliran Kubisme
Kubisme merupakan salah satu seni rupa yang mempunyai sudut pandang dari suatu
objek yang ada di dalam satu gambar. Sehingga akan menghasilkan gambar yang
seolah-olah terpisah atau terfragmentasi. Fragmentasi yang ada di dalam aliran
Kubisme akan membentuk suatu geometris seperti halnya kubus, segitiga, silinder,
lingkaran, dan lainnya.
Ciri-ciri :
a. Hanya menggunakan bentuk geometris.
b. Terlihat rata (flat) & minim kedalaman (sense of depth).
c. Menggunakan beberapa perspektif.
d. Terdiri dari banyak fragmen.
Contoh :

Guernica oleh Pablo Picasso


Guernica sendiri merupakan sebuah kota kecil yang berada di Spanyol Utara yang
menjadi sarana untuk latihan pemboman oleh Luftwaffe Jerman selama terjadinya
perang saudara Spanyol. Dengan melihat kebiasaan Picasso yang seringkali
menggunakan tanda-tanda metafora, besar kemungkinan bahwa lukisan tersebut
menyajikan banyak simbol, seperti kuda, banteng, dan seorang pria dengan pedang.
Berbagai macam objek dan juga figur tersebut tampaknya menggambarkan adegan
adu banteng. Salah satu olahraga ekstrim tersebut secara tidak langsung merupakan
simbol dari Spanyol.
Bottles and Fishes oleh Georges Braque
Lukisan tersebut mempunyai karakteristik palet yang berwarna earth tone ringan.
Sehingga bisa menghasilkan citra yang sangat lembut walaupun objek yang dilukis
termasuk berantakan dan banyak. Tekstur dari sapuan kuas yang dinamis mengisi
berbagai macam potensi kekosongan di unsur lukisan yang luas dan besar.
Komposisi yang rapi dengan menggunakan objek yang vertikal bertumpu di
tumpuan horizontal ikut membantu dalam menyeimbangkan lukisan tersebut.

C. Media Seni Lukis


1. Media lukis kanvas
Kanvas adalah kain tenunan khusus yang polos dan memiliki daya tahan tinggi.
Jenis kain ini sangat umum digunakan pada berbagai bidang karena sifatnya yang
sulit robek, contohnya untuk layar kapal, tenda, tas, dan lain sebagainya. Di dunia
seni, kanvas bisa disebut sebagai primadona media lukis tradisional. Berbagai aliran
seni lukis menggunakan kanvas sebagai media utama, misalnya aliran Naturalisme,
Realisme, Romantisme, Kubisme, Impresionisme dan banyak lagi.

2. Media lukis mural


Mural adalah metode melukis yang biasanya dilakukan pada dinding. Jadi cabang
seni ini menggunakan dinding/tembok atau permukaan permanen yang serupa untuk
membuat lukisan. Di zaman modern, penggunaan lukisan mural berkembang dengan
adanya alat baru seperti cat semprot, aliran baru seperti grafiti, ataupun berbagai
teknik melukis pada tembok yang bisa menciptakan tekstur-tekstur unik.

3. Media lukis kaca


Sebagai media lukis, kaca memiliki tempat tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Terbukti dengan adanya daerah-daerah yang tekenal dengan karya lukisan kacanya
seperti Cirebon dan Bali. Bahkan seni lukis kaca sudah menjadi budaya turun
temurun untuk warga daerah tersebut.

4. Media lukis mozaik


Lukisan mozaik menarik karena merupakan media lukis sekaligus bahan bakunya.
Bahan yang digunakan untuk lukisan mozaik bisa bermacam-macam. Mulai dari
yang standar seperti potongan kain, pecahan kaca, manik-manik hingga bongkahan-
bongkahan batu dan batang-batang kayu.

5. Media lukis batik


Batik adalah media kain yang digambar secara khusus menggunakan bahan malam
dan proses pencelupan warna. Berbeda dengan batik biasa, lukisan batik lebih
ekspresif dan bebas karena berusaha keluar dari pola tetap batik biasanya. Selain itu
lukisan batik dibuat dengan cara melukis langsung, tanpa adanya proses
mempersiapkan pola-pola yang ingin digambar terlebih dahulu.

D. Teknik Seni Lukis


1. Melukis dengan Menggunakan Teknik Aquarel
Teknik aquarel adalah salah satu teknik seni lukis yang menggunakan bahan dasar
cat air (aquarelle) dan menggunakan sapuan warna yang tipis dan juga halus. Jadi,
gambar ataupun lukisan yang akan dihasilkan bernuansa transparan dan juga ringan.
Supaya bisa menghasilkan suatu sapuan yang halus, tipis, dan juga ringan. Alangkah
lebih baik jika kamu menggunakan cat yang sedikit lebih encer.
2. Melukis dengan Teknik Plakat
Berbeda dengan teknik aquarel yang terkesan lebih transparan. Penggunaan teknik
plakat adalah salah satu teknik seni lukis yang menggunakan cat air, cat minyak, dan
juga cat akrilik dengan sapuan yang tebal dan komposisi cat yang lebih kental.
Sehingga teknik ini akan memberikan kesan yang lebih berwarna di sebuah karya
lukisan. Teknik lukis ini seringkali digunakan oleh para seniman lukis yang sudah
profesional untuk membuat sebuah lukisan yang menawan dan memiliki nilai
ekonomi yang tinggi.
3. Melukis Dengan Teknik Spray
Teknik spray ini adalah suatu teknik seni lukis yang menggunakan cara
menyemprotkan cata ke media lukis. Tujuan dari penggunaan teknik ini yaitu untuk
menghasilkan suatu lukisan yang lebih halus dan terlihat lebih nyata dari segi
visualnya. Apabila kamu kerpa melihat sebuah graffiti yang ada di tembok-tembok
jalanan, itu adalah salah satu contoh seni lukis yang menggunakan teknik spray.
Daftar Pustaka
https://gramedia.com/literasi/seni-lukis/
https://serupa.id/seni-lukis-pengertian-aliran-tema-alat-teknik-contoh/
https://tamanpendidikan.com/detail/5335/jelaskan-pengertian-seni-lukis-jenis-teknik-serta-
komponennya.html
https://pelajarhebat.com/2022/06/pengertian-seni-lukis-menurut-para-ahli.html
https://gbsri.com/12-aliran-seni-lukis-ciri-ciri-dan-tokohnya/
https://serupa.id/aliran-seni-lukis/
https://gizigo.id/kerajinan/macam-media-lukis/

Anda mungkin juga menyukai