Anda di halaman 1dari 54

SEMBOYAN/MOTTO PEKON

“KILU ANDAN KILU ANGKON, KHAM KHADU SAKA PUJAMA


DANG SAMPAI PULIPANG”
Artinya
“KITA SUDAH LAMA BERSAMA JANGAN SAMPAI
TERJADI PERPECAHAN, MARI KITA JAGA PERSATUAN
DAN KESATUAN SERTA MEMPERERAT TALI
SILATURAHMI AGAR TERCIPTA RASA DAMAI, AMAN
DAN NYAMAN”

PERATIN SUKA NEGARA

MULYADI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, buku
sejarah Pekon Suka Negara dapat terselesaikan. Penulisan dan penyusunan buku ini dibuat
dalam rangka untuk pembukuan sejarah agar generasi selanjutnya dapat mengetahui dan
memahami latar belakang terbentuknya Pekon Suka Negara serta sebagai informasi kepada
masyarakat tentang sejarah Pekon Suka Negara. Secara garis besar, buku ini membahas
tentang penjelasan mengenai sejarah Tanjung Midan, Tanjung Pura, Kampung Sawah,
silsilah keluarga dan penduduk, sehingga terbentuknya Pekon Suka Negara. Pembuatan buku
ini tentunya masih jauh dari kata sempurna, baik secara konteks maupun konten, untuk itu
kami membuka diri untuk saran dan kritik demi mendapatkan informasi yang lebih akurat.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak memberikan kontribusi
dalam penyusunan buku sejarah Pekon Suka Negara, semoga Allah SWT membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu dan semoga buku Sejarah Pekon Suka Negara
ini bermanfaat bagi seluruh pihak pembaca.

Pesisir Barat, Januari 2022

Tim Penulis
VISI
Mewujudkan Pekon Suka Negara sebagai Pekon
membangun menuju Pekon maju, mandiri dan
sejahtera.

MISI
1. Manajemen dan sistem organisasi di Suka Negara
semakin baik.
2. Menjadikan Pekon Suka Negara sebagai contoh
bagi desa lain.
3. Melakukan segala bentuk kegiatan sistem
pemerintahan Pekon Suka Negara lebih transparan
kepada masyarakat.
4. Memperbaiki manajemen dan sistem organisasi di
Pekon Suka Negara lebih terstruktur.
5. Melakukan segala kegiatan di Pekon Suka Negara
berlandaskan kekeluargaan, saling
tolong menolong sehingga menjadi contoh bagi
desa lain.
6. Bersama menjaga keamanan, kenyamanan dan
persatuan serta mempererat tali silaturahmi demi
tercapainya rasa damai, aman, dan nyaman.
PROFIL PEKON
a. Nama Pekon : SUKA NEGARA
b. Tahun Pembentukan : 02 maret 1972
c. Dasar Hukum Pembuatan :
1. UU Nomor 13 Tahun 1965
2. SK Gubernur/KDH/Prov.Lampung Tgl :
25/10/1969 Nomor G/151/I/PH/1969.
3. SK Bupati Lampung Utara Nomor
12/Desa/1972. Berdasarkan SK Bupati
Lampung Utara Pekon Suka Negara
berbatasan dengan:
a. Batas Pahmungan Sawah
Kartadilaga Tandjung Pura.
b. Batas Pasar Krui Pepulau Saleh
d. Nomor Kode Wilayah : VII.06.7
e. Titik Koordinat : 103.99735 LS/LU -5.127784 BT/BB
f. Nomor Kode Pos : 34874
g. Kecamatan : Pesisir Tengah
h. Kabupaten/Kota : Pesisir Barat
i. Provinsi : Lampung

A. Data Umum
1. Tipologi Desa Pekon : Dataran Rendah/pertanian
2. Tingkat Perkembangan Desa/Pekon : Swadaya
3. Luas Wilayah : 440 Ha
4. Batas Wilayah
a. Sebelah Utara : Pekon Bumi Waras, Kecamatan Way Krui
b. Sebelah Selatan : Kelurahan Pasar Kota, Kecamatan Pesisir
Tengah.
c. Sebelah Barat : Kelurahan Pasar Kota, Kecamatan Pesisir
Tengah
d. Sebelah Timur : Pekon Pahmungan, Kecamatan Pesisir Tengah
5. Orbitasi (Jarak dari Pusat Pemerintahan)
a. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 3 KM
b. Jarak dari Pusat Pem. Ibukota Negara : 1200 KM
c. Jarak dari Pusat Ibukota Kabupaten : 3 KM
d. Jarak dari Pusat Ibukota Provinsi : 300 KM
6. Jumlah Penduduk : 1024 jiwa, 272 KK
a. Laki-laki : 522 jiwa
b. Perempuan : 502 jiwa
c. Usia 0-15 :-
d. Usia 15-65 :-
e. Usia 65 ke atas :-
7. Mayoritas Pekerjaan : Buruh Tani
8. Tingkat Pendidikan Masyarakat
a. Lulusan Pendidikan Masyarakat
1) Taman Kanak-Kanak : - Orang
2) Sekolah Dasar : 112 Orang
3) SLTP : 109 Orang
4) SMA/SMU : 300 Orang
5) Akademi/D1-D3 : 15 Orang
6) Sarjana : 32 Orang
7) Pasca Sarjana :-
b. Lulusan Pendidikan Khusus : - Orang
1) Pondok Pesantren : 2 Orang
2) Pendidikan Keagamaan : - Orang
3) Sekolah Luar Biasa : - Orang
4) Kursus Keterampilan : - Orang
c. Tidak Lulus/Tidak/Belum Sekolah : - Orang
9. Jumlah Penduduk Miskin : 244 Jiwa, 61 KK
10. UMR Kabupaten/Kota : Rp. 1.700,000,-
11. Sarana Prasarana
a. Kantor Desa/Pekon : Ada
b. Prasarana Kesehatan
1). Poskedes : Ada
2). UKBM (Posyandu, Polindes) :
a). Posyandu Bayi dan Balita : 1 Unit
b). Posyandu Remaja dan Lansia : 1 Unit
c). Posbindu Penyakit tidak menular : 1 Unit
c. Prasarana Pendidikan
1) Perpusdes : Tidak ada
2) PAUD : 1 Unit
3) TK : Tidak Ada
4) SD : 1 Buah
5) SMP : Tidak Ada
6) SMA : Tidak Ada
7) PT : Tidak Ada
d. Prasarana Ibadah
1) Masjid : 2 Buah
2) Mushola : Tidak Ada
3) Gereja : Tidak Ada
4) Pura : Tidak Ada
5) Wihara : Tidak Ada
6) Klenteng : Tidak Ada
e. Prasarana Umum
1) Olahraga : 2 Buah
2) Kesenian Budaya : 1 Buah
3) Balai Pertemuan : 1 Buah
4) Sumur Desa : 1 Buah
5) Pasar Desa : Tidak Ada
6) Lainnya : Tidak Ada

B. Data Personil
1) Nama Kepala Desa/Peratin : Mulyadi
2) Nama Sekretaris Desa/Juru Tulis : Heri Yanto
3) Jumlah Perangkat Desa/Pekon : 12 Orang
4) Jumlah BPD/LHP : 5 Orang
5) Jumlah LPM : 5 Orang
6) Jumlah LINMAS : 9 Orang
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN PEKON SUKA NEGARA

PERATURAN PEKON SUKA NEGARA NOMOR:


141/023/KPTS/VII.06.07/2020
TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
PEMERINTAHAN PEKON SUKA NEGARA
SEJARAH PEKON SUKA NEGARA
SEJARAH TANJUNG MIDAN BERDASARKAN SILSILAH KETURUNAN RAJA
ADIPATI ALAM
Tanjung Midan merupakan wilayah tertua yang ada di pekon Suka Negara. Tanjung Midan
sudah ada sebelum tahun 1566. Informasi ini berdasarkan silsilah keluarga Bapak
Lukmansyah (merupakan keturunan ke-11), yang dimana keturunan pertama adalah Radja
Adipati Alam. Informasi ini dibuktikan dengan surat wilayah (surat tanah) dari Paduka Tuan
Kanterlear (orang inggris) kepada Datoek Raja Indah Pasar Krui. Surat tanah tersebut antara
lain sebagai berikut

Gambar 1 merupakan surat asli yang dibuat dengan tulisan Arab tahun 1566.
Gambar 2 merupakan terjemahan pertama surat tersebut dengan ejaan Soewandi.
Gambar 3 merupakan terjemahan kedua dengan menggunakan ejaan yang disempurnakan.

● RADJA ADIPATI ALAM


Radja Adipati Alam berasal dari Padang. la merupakan anak tertua dari 3 bersaudara yang
datang ke Daerah Krui. Radja Adipati Alam menjabat sebagai widana (kepala kampung) di
Daerah Krui ini selama tiga periode, yang kemudian meninggal dunia di Krui. Radja Adipati
Alam memiliki anak yang bernama Pangeran Mangku Anum. Setelah itu, Mangku Anum
memiliki delapan keturunan, tetapi empat keturunan yang pertama tidak diketahui namanya
dan tempat tinggalnya. Namun, keturunan ke-5 inilah yang diketahui bernama Saipudin
Gelar Bandar Alam.
● SAIPUDIN GELAR BANDAR ALAM
Saipudin Gelar Bandar Alam merupakan orang pertama yang tinggal dan menempati daerah
di Tanjung Midan. Tanjung Midan merupakan tempat persembunyian para penjajah Inggris
untuk menghindari musuh. Mereka memasuki Tanjung Midan ini menggunakan perahu
karena belum ada jalan yang dibuat oleh orang pribumi. Selain itu, Tanjung Midan
merupakan tempat orang-orang untuk beradu kekuatan.
Pada tahun 1566, lahan yang menjadi kediaman oleh Saipudin Gelar Bandar Alam dengan
tanah Datuk Raja Indah yang merupakan penguasa daerah Pasar Krui. Berdasarkan fakta
atau surat pembuktian yang menggunakan aksara arab, di sebelah barat milik Bilal Go (adik
Saipudin Gelar Bandar Alam). Sebelah selatan berbatas dengan wilayah milik Zainul (tidak
diketahui). Sebelah timur dekat dengan rumah Saipudin Gelar Bandar Alam. Lalu, sebelah
utara dekat dengan Lakaran (bakal sawah) Saipudin Bandar Alam. Dari batas-batas tersebut
menyatakan bahwa sebagian besar tanah di Tanjung Midan adalah milik keturunan Bapak
Lukmansyah.
Pada masa penjajahan, Saipudin Gelar Bandar Alam pernah menjadi penerjemah Bahasa
Inggris untuk para Pemburu. Lalu, setelah Kerajaan Inggris pergi dari daerah Krui datanglah
Kerajaan belanda ke Krui (Tahun 1602). Datangnya penjajah Belanda ke Krui ini merupakan
pertukaran daerah atau perjanjian tentara Inggris yang menukar jajahannya yaitu Krui dengan
Belanda dan Inggris mendapatkan Singapura. Maka dari perjanjian tersebut, penjajah
Belanda masuk ke daerah Krui.
Surat tanah Datuk Raja Indah yang menggunakan Aksara Arab di tahun 1566 diperbaharui
dan perkuat oleh keterangan surat pada zaman Belanda, yakni surat tanah ukur milik Syekh
Habi bin Ahmad Amran pada tahun 1914. Surat ini dijelaskan bahwa Tanjung Midan sudah
ada sejak tahun 1566 sampai tahun 1914. Surat tersebut dibuktikan dengan adanya surat-
surat berikut :
Gambar 4 Perbaharuan Surat Tanah 1914 dengan Bahasa Belanda (halaman 1)
Gambar 5 Perbaharuan Surat Tanah 1914 dengan Bahasa Belanda (halaman 2)
Gambar 6 Terjemahan Perbaharuan Surat Tanah 1914 dengan Bahasa Indonesia (halaman 1)
Gambar 7 Terjemahan Perbaharuan Surat Tanah 1914 dengan Bahasa Indonesia (halaman 2)
Pada tahun 1942, Jepang masuk ke Krui, Mereka menunjukkan sebuah peta dan menanyakan
mengenai kampung Tanjung Midan kepada Muhammad Sa'an (ayah dari Lukmansyah), yang
kemudian dijawab bahwa inilah Kampung Tanjung Midan, atas penyampaian Muhammad
Sa'an berdasarkan surat tanah yang dibuat pada masa penjajahan Belanda tahun 1914. Tidak
lama kemudian membangun tiang- tiang besi untuk membangun alat komunikasi sampai ke
pasar. Tetapi, tiang-tiang tersebut belum sempat dioperasikan. Pada tahun 1945, Jepang
menyerah kalah (Indonesia Merdeka). Akhirnya, tiang-tiang dan kabel itu terbengkalai di
pinggir Sungai Way Ngison Tanjung Midan dan tidak ada tindakan lebih lanjut oleh
pemerintah.
Beberapa tahun kemudian, keturunan Saipudin Gelar Bandar Alam memiliki beberapa
keturunan sampai kakek Lukmansyah yaitu Jafar. Jafar memiliki anak yaitu Muhammad
Sa'an (ayah dari Lukmansyah), kemudian lahirlah Bapak Lukmansyah yang hingga kini
masih hidup dan tinggal di pemangku Tanjung Midan. Bapak Lukmansyah sendiri
merupakan keturunan ke-11.

Lembar-lembar surat yang berisi informasi sejarah di atas didapatkan berdasarkan pengakuan
sesepuh/tua-tua kampung Tanjung Midan, dan berdasarkan pembuktian peta surat tertulis
tahun 1566 yang menampilkan aksara arab, bertulisan atas nama Datuk Raja Indah, serta
mengembangkan surat tahun 1914 yang huruf belanda atas nama Syekh Habi Bin Ahmad
Amran dan ditanda tangani oleh pemerintah Bengkulen/Bengkulu. Untuk saat ini tanah
tersebut sudah menjadi milik bapak Arozi.
Berdasarkan pengakuan dari Muhammad Sa'an (Bapak dari Lukmansyah), pada tahun 1942
penjajah Jepang memberi Peta Kampung Tanjung Midan yang hingga sekarang peta tersebut
masih diresmikan menjadi nama pemangku yaitu Pemangku Tanjung Midan.

SEJARAH ZURIAT KARYA KARTA DILAGA 1 MARGA PULAU PISANG YANG


BERMUKIM DI TANJUNG PURA, KRUI PADA TAHUN 1860 M
Pada zaman penjajahan Inggris, Pembawa Gumbar Batten (dalam Bahasa Inggris) dengan
gelar Demung Tinggi Laksana merupakan keturunan atau Zuriat Pertama Karya Karta Dilaga
Marga Pulau Pisang yang merupakan masyarakat asli yang mendiami Pulau Pisang Dusun
Bahkluih, yang kemudian berubah nama menjadi Pekon Suka Marga, Suka Dana dan Batu
Gukhi. Zuriat ini mencapai masa masanya di zaman kesultanan Karya Kartadilaga I dan
Karya Kartadilaga II tahun 1938 M-1944 M.
Pada Tahun 1799, Inggris mendarat di Pulau Pisang dan diterima oleh Bearer Gumbar
Batten. Oleh inggris melalui Residen Krui, M Richard Maidman diangkat menjadi Peratin
atau lebih dikenal kepala suku dari Dusun Bahkaluih Pulau Pisang dan diberi gelar Demung
Tinggi Laksana pada tanggal 5 Juli 1799 surat ditandatangani oleh Samuel Bareld assistand at
Poolo Pisang.
Bearer Gumbar Batten dengan gelar Demung Tinggi Laksana berasal dari Kaum Kerabat.
Pesirah Pulau Gumantung Marga Bangkulah yang terletak ±20 Km di sebelah Mudik Kayu
Agung yang saat ini merupakan Ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi
Sumatera Selatan dan memiliki garis Keturunan sebagai berikut :

 Bearer Gumbar Batten

Bearer Gumbar Batten dengan gelar Demung Tinggi memiliki keturunan Bernama Asal
Raja. Asal Raja merupakan keturunan ke-2 dari Pembawa Gumbar Batten. Pada masa
Pemerintahan Kesultanan Asal Raja, kekuasaan Inggris di Bengkulu adalah Pulau Pisang,
Pulau Bangka dan Pulau Belitung namun dapat ditukarkan oleh Kolonial Inggris dengan
Pulau Tumasik yang saat ini bernama Negara Singapura maka Pulau Pisang yang
sebelumnya termasuk ke dalam kekuasaan Inggris beralih menjadi kekuasaan Belanda pada
Tahun 1824 M. Asal Raja memiliki anak laki-laki bernama Raden Khalipah merupakan
keturunan ke-3 dari Bearer Gumbar Batten.

 Raden Khalipah

Pada tanggal 24 Desember 1834 M, Raden Khalipah diangkat dengan gelar Karya
Kartadilaga I (keturunan ke 3). Raden Khalipah memiliki 9 orang anak, anak laki-laki tertua
bernama Tjaja dengan gelar Karya Bangsa Raja. Anak tertua perempuan bernama Djaliah
dengan gelar Batin Ayu yang merupakan turunan ke - 4. Djaliah menikah dengan Hadji Besar
dari Palembang, Sumatera Selatan lalu memiliki 5 orang anak yang salah satunya Raden
keturunannya adalah anak laki-laki bernama Hadji Maali yang kemudian juga punya 3 anak,
2 orang dari 3 bersaudara tersebut tinggal di Tanjung Pura Krui yang sekarang bernama
Pekon Suka Negara. Anak tersebut bernama Halamin dan Banisah yang merupakan
keturunan ke-6. Halamin memiliki 3 anak yaitu Abu, Brahim dan Ibnu. Abu memiliki 2 anak
yaitu Razak dan Burhan. Razak memiliki anak yaitu Basran. Kemudian, Basran memiliki
anak yaitu Amir Hasan.

 Tjaja dengan gelar Karya Bangsa Raja

Tjaja dengan gelar Karya Bangsa Raja (Karya Kartadilaga II) memiliki 5 orang anak dan
memiliki 2 wilayah kekuasan dengan istilah Tanah Kering yang berlokasi di Pekon Suka
Marga dan Tanah Basah berlokasi di Tanjung Pura Krui, yang berupa Sawah dan Kebun
Perkampungan Tanjung Pura Krui. Hal tersebut merupakan awal mula keturunan Marga
Pulau Pisang berdomisili di Pekon Suka Negara. Dibuktikan dengan Surat tanah dengan
tulisan Arab yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sejak tahun 1860 M dan surat
baru tanggal 28 Mei 1866 M keputusan hakim Belanda di Krui dan ditandatangani dengan
nama yang tidak terbaca lagi oleh perwakilan Pitor I tempo Tuan Raden M. Amir. Yang
disalin oleh Aliyurja kakek dari Suntan Hidayatullah bergelar Demung Tinggi Laksana X.
Surat keputusan Hakim tersebut adalah Aksara Arab yang sudah sangat lapuk, adapun
terjemahan surat tersebut sebagai berikut

Gambar 8. Surat Keputusan Hakim di Krui 1866


SEJARAH KAMPUNG SAWAH
Pada awalnya Pekon Suka Negara terdiri dari Tanjung Midan, Tanjung Pura dan Kampung
Sawah. Adanya Kampung Sawah dibuktikan dengan surat jual beli tanah yang ditulis pada
Tahun 1948 transaksi tersebut dilakukan oleh Hi. Al-Yasin, pasar krui dengan Bachtiar yang
berada di Pekon Balak La'ay. Hi Al-Yasin memberikan sebidang tanah pekarangan rumah
yang terletak di sebelah atas berbatasan dengan Septa, di sebelah bawah dengan Rain Jawa
dan batas belakangnya dengan Way Ngison. Dengan ukuran yang lebarnya 12 depa dan
panjangnya dari jalan Way Ngison dan Bachtiar memberikan beras sebanyak 18 kaleng. Dan
surat transaksi jual beli tanah tersebut menyatakan bahwa Hi.Al-Yasin memberikan hak
membuat rumah di Kampung Sawah kepada Bachtiar Berikut bukti surat yang ditulis oleh Hi.
Al-Yasin dengan Bachtiar. Untuk saat ini tanah tersebut sudah pindah kepemilikan menjadı
kepunyaan bapak Mudirson.

Gambar 9. Surat Transaksi Jual Beli Tanah (halaman1-2) tahun 1948


Gambar 10. Terjemahan Surat Jual Beli Tanah 1946
Berdasarkan transaksı jual beli pada tahun 1956 antara Djabri Sabri sebagai pihak penjual
dan Saidi bin Kumbang sebagai pihak pembeli. Tanah tersebut merupakan pekarangan
rumah yang berada di Dusun Suka Negara Pahmungan dengan lebar 9 m dan panjangnya 19
m dengan harga Rp600- surat ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak, dua
orang saksi dan kepala marga Pasar Krui (Rozali Chalik). Yang dibuktikan dengan surat
keterangan jual beli tanah sebagai berikut:

Gambar 11. Surat Jual Beli Tanah 1956


Berdasarkan surat jual beli diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 1956 Dusun Suka
Negara Pahmungan masih merupakan bagian wilayah Pasar Krui.
Pada tahun 1960 Pahmungan dan Suka Negara memisahkan diri dari wilayah Pasar Krui
sehingga terbentuklah Pekon Pahmungan yang dipimpin oleh Kepala Kampung yang
bernama Bahsan dari dusun Pahmungan (Sebelum tahun 1960), Kemudian digantikan oleh
Hi. Balhi (1960-1965) yang dahulunya merupakan penduduk yang berada di Suka Negara
yang masih bagian dari wilayah Pahmungan.

Gambar 12. Foto Kepala Kampung Pahmungan Suka Negara Bapak Hi. Balhi (1960-1965)

Pada masa akhir kepemimpinan Hi. Balhi 1965 dan digantikan oleh Bapak Delmi (1965-
1972). Pada tahun 1972 Suka Negara dimekarkan menjadi suatu desa/pekon defenitif yang
bernama Pekon Suka Negara. Pemisahan Pekon Suka Negara dan Pekon Pahmungan
dibuktikan dengan surat keputusan Bupati/kepala daerah Lampung Utara yang ditandatangani
oleh Rasjid Jazid pada tanggal 02 Maret 1972 sebagai berikut:
Gambar 13. Surat Keputusan Bupati Lampung Utara (halaman 1) 1972
Gambar 14. Surat Keputusan Bupati Lampung Utara (halaman 2)
Gambar 15. Surat Keputusan Bupati Lampung Utara Pada Maret 1792
Kemudian dilakukan penunjukkan Kepala Kampung kepada Hi.Tarmizi yang selama satu
periode (1972-1977). Pada tahun 1977 Hi. Tarmizi digantikan oleh Hi. Wardi Tasman
(1977-1982), Saifudin (1982-1984), dan digantikan oleh pjs (pejabat sementara) yaitu
Mawardi (1984-1990), yang kemudian dilakukan pemilihan yang dimenangkan oleh Amri
(1990-2000), dan setelahnya digantikan Pejabat Sementara (PJS 2000-2002) yaitu Takwan
Samsi, kemudian dilakukan pemilihan peratin kembali dan terpilihlah bapak Mulyadi yang
memimpin selama 3 periode berturut-turut dengan beberapa PJS di setiap pergantian
periodenya yakni;
- Periode pertama Mulyadi (2002-2008).
- PJS Nurfuadi (Juli 2008-Ags 2008).
- Periode kedua Mulyadi (2008-2015).
- PJS Damhar (Feb 2015-Feb 2016) .
- PJS Ulil Azmi S.Pd (Maret 2016- Ags 2016).
- Periode ketiga Mulyadi (2016-2022).
(2002-2008)
Peratin PJS)
.
(Juli 2008-Ags 2008)
Peratin PJS

(2008-2015)
Kepala Desa
Defentif

(Feb 2015-Ags 2016)


Peratin PJS)

(Maret 2016-Ags 2016)


Peratin PJS)

(2016-2022)
Kepala Desa
Defentif

.
PETA PEKON
SUKA NEGARA
PEMBANGUNAN PEKON SUKA NEGARA (2002-2022)
Pada periode ini (2002-2020) merupakan masa Kepemimpinan Bapak Mulyadi sebagai
peratin, yang mana kepemimpinan Mulyadi ini sudah mencapai tiga periode yang akan
berakhir pada tahun 2022 mendatang. Adapun pembangunan yang akan dilaksanakan pada
kepemimpinan bapak Mulyadi dengan sumber dana antara lain dari Dana Desa (DD),
Anggaran Dana Pekon (ADP). Beguai Jejama Sai Betik (BJSB). Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), dan Gerakan Membangun Bersama Rakyat (GMBR).

Tahun Nama Pembangunan Sumber Dana Ukuran


Pembangunan

2006 Pembukaan badan jalan dan TPT GMBR ± 300m

Drainase gang masjid Al-furqon (kiri- ADP ± 120m


kanan)

2007 Rabat beton Gang Medan Timur ADP ± 100m

Pembangunan Bronjong PNPM ± 150m

2008 Pembukaan badan jalan Gang Hi. Sarkawi ADP ± 250m


Tembus Gang Medan Barat

Saluran Irigasi Pemangku Tanjung Midan PNPM ± 800m

2009 Rabat beton Jalan SD Suka Negara BJSB ± 130m

Rabat beton gang Masjid Al-Furqon ADP ± 60m

2010 Saluran irigasi Pemangku Tanjung Midan PNPM ± 850m

2011 Rabat beton Gang Medan Barat sampai BJSB ± 400m


Masjid Al-Furqon

Rabat beton Gang Harapan Pemangku PNPM ± 450m


Limus Pantis

Rehab Balai Pekon yang lama ADP -

2012 Pembuka badan jalan dan TPT Jalan Sinar PNPM ± 950m
Mulia
2013 Rabat beton Gang Hi. Sarkawi sampai PNPM ± 335m
Jalan Masjid Al-Furqon

Rabat beton jalan Sinar Mulia PPIP ± 300m

Rabat beton Jalan Sinar Mulia ADP ± 90m

2014 Rabat beton Gang Kelapa Gading PNPM ± 150m

Pembuatan TPT siring Pemangku Atar ADP ± 150m


Walay

2015 Pembangunan Gedung PAUD DD 1 Unit

Rabat Beton Gang Hi. Sarkawi DD ± 115m

2016 Rabat beton Jalan Sinar Mulia Pemangku DD ± 450m


Tanjung Midan

Rabat beton Gang Pangkalan Mandi DD ± 34m


Pamangku Limus Pantis

Drainase Pemangku Limus Pantis DD ± 100m

Drainase Pemangku Ham Balak DD ± 115m

2017 Pembangunan Balai pelatihan dan DD ± 7 × 14m


pertemuan

Pembangunan Drainase Pemangku Atar DD ± 200m


Walay

Pembangunan Bronjong Pemangku DD ± 60 × 4m


Tanjung Midan

Pembangunan pangkalan mandi DD ± 3 ×4m


Pemangku Tanjung Midan

2018 Pembukaan Jalan Sinar Mulia Pemangku DD ± 300m


Tanjung Midan

Galian siring Jalan Sinar Mulia Tanjung DD ± 750m


Midan

TPT Jalan Sinar Mulia Tanjung Midan DD ± 700m

Gorong-Gorong Jalan Sinar Mulia DD 4 Unit


Pemangku Tanjung Midan
Rabat beton Jalan Sinar Mulia Pemangku DD ± 300m
Tanjung Midan

Tong Sampah DD 30 Unit

Pos Ronda DD 1 Unit

Wahana Permainan PAUD DD 3 Unit

2019 Pembukaan badan Jalan Tanjung Pura DD ± 350m


Pemangku Tanjung Midan

Galian siring Pemangku Tanjung Midan DD ± 700m

TPT Jalan Tanjung Midan DD ± 700m

Gorong-Gorong Jalan Pemangku Tanjung DD 4 Unit


Midan

Rabat beton Jalan Pemangku Tanjung DD ± 140×5m


Midan

Pengadaan Tong Sampah DD ± 50 Unit

Pembuatan Pos Ronda Pemangku Limus DD 1 Unit


Pantis

Pembuatan MCK DD 10 Unit

Program Pamsimas Pekon Suka Negara DD/Dana 1 Unit


Perimbangan

2020 Rabat Beton Jalan Tanjung Pura DD ± 300m

Sumur Bor DD 1 Unit

2021 Rabat Beton Gang Medan Timur DD ±100m

Rabat Beton Jalan Sinar Mulya DD ±100m

Rabat Beton Gang Medan Barat DD ±360m

Anda mungkin juga menyukai