■ Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It)
terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
■ NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani
di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian
dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
■ NTP Agustus 2022 sebesar 105,03 atau naik 0,28 persen dibanding NTP bulan
sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan penurunan Indeks Harga yang Diterima Petani
(It) sebesar 0,40 persen lebih rendah dibandingkan penurunan Indeks Harga yang
Dibayar Petani (Ib) yaitu sebesar 0,67 persen.
■ Sebagian besar NTP bernilai di atas 100 kecuali untuk subsektor Tanaman Perkebunan
Rakyat yaitu sebesar 92,96 persen dan Subsektor Tanaman Pangan sebesar 99,93
persen. NTP sub sektor lainnya masing-masing sebagai berikut: Subsektor Hortikultura
sebesar 133,83 persen, Subsektor Perikanan sebesar 116,09 persen, dan Subsektor
Peternakan sebesar 107,93 persen.
■ Pada Agustus 2022 terjadi penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Provinsi
NTB sebesar 1,01 persen yang disebabkan oleh penuruna indeks pada kelompok
Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 1,79 persen.
■ Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi NTB Agustus 2022 sebesar
105,45 atau turun 0,40 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada 8 kabupaten di Provinsi NTB pada bulan
Agustus 2022, NTP Provinsi NTB naik 0,28 persen dibandingkan NTP Bulan Juli 2022, yaitu dari
104,74 menjadi 105,03. Kenaikan NTP pada Agustus 2022 disebabkan oleh penurunan indeks harga
yang diterima petani sebesar 0,40 persen lebih rendah dari penurunan indeks harga yang dibayar
petani sebesar 0,67 persen.
Kenaikan NTP bulan Agustus 2022 dipengaruhi oleh kenaikan NTP hampir di semua subsektor
kecuali Subsektor Hortikultura. Subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan sebesar 2,47
persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,94 persen, Subsektor Peternakan
naik sebesar 0,23 persen, Subsektor Perikanan naik sebesar 1,51 persen, dan Subsektor Hortikultura
turun sebesar 9,06.
110,00 109,27
109,34
109,01 109,22
107,93
108,00 107,18 107,96 108,38
107,52 106,84 106,58
106,76
Nilai Tukar Petani
102,00
100,00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des
Dari Tabel 1 nampak bahwa pada bulan Agustus 2022, kemampuan daya beli petani di Provinsi NTB
pada 3 subsektor berada di atas 100 (cukup baik) yang terdiri dari Subsektor Hortikultura yaitu
sebesar 133,83; Subsektor Perikanan yaitu sebesar 116,09; dan Subsektor Peternakan yaitu sebesar
107,93. Sedangkan Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Perkebunan Rakyat memiliki
kemampuan daya beli yang rendah atau NTP di bawah 100 yaitu masing-masing sebesar 99,93
persen dan 92,96 persen.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang
dihasilkan petani. Pada bulan Agustus 2022, It mengalami penurunan sebesar 0,40 persen dibanding
It bulan Juli 2022, yaitu dari 117,65 menjadi 117,18. Penurunan It pada bulan Agustus 2022
disebabkan oleh penurunan It di dua Subsektor pertanian, yaitu It Subsektor Hortikultura turun
sebesar 9,54 persen dan Subsektor Peternakan turun sebesar 0,52 persen. Sedangkan It pada
Subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 1,76, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar
0,24 persen, dan Subsektor Perikanan naik sebesar 1,16 persen.
Melalui Ib dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan,
khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga
barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Agustus 2022, lb
turun sebesar 0,67 persen, yaitu dari 112,33 menjadi 111,57. Hal ini disebabkan oleh penurunan nilai
Ib pada kelima subsektor pertanian yaitu Ib Subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,70 persen,
Ib Subsektor Hortikultura turun sebesar 0,53 persen, Ib Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat
turuun sebesar 0,69 persen, Ib Subsektor Peternakan turun sebesar 0,75 persen dan Ib Subsektor
Perikanan turun sebesar 0,34 persen.
5
Perkembangan Nilai Tukar Petani Agustus 2022
BRS No. 53/09/52/Th. XV, 1 September 2022
1.4. NTP Peternakan (NTPT)
Pada bulan Agustus 2022 terjadi kenaikan NTPT sebesar 0,23 persen. Hal ini terjadi karena
penurunan It sebesar 0,52 persen lebih rendah dibanding penurunan Ib sebesar 0,75. Penurunan It
pada bulan Agustus 2022 disebabkan turunnya indeks pada kelompok penyusun NTPT yaitu
penurunan harga pada tiga kelompok antara lain Kelompok Ternak besar (khususnya komoditi sapi
potong) sebesar 0,29 persen, Kelompok Ternak Kecil (khususnya komoditas kambing) sebesar 0,19
persen, dan Kelompok unggas (khususnya komoditas ayam ras pedaging dan ayam kampung) sebesar
2,36 persen. Di sisi lain turunnya Ib terjadi karena penurunan indeks Konsumsi Rumah Tangga dan
BPPBM masing-masing sebesar 1,13 persen dan 0,31 persen.
Pada bulan Agustus 2022 terjadi peningkatan NTNP sebesar 1,51 persen. Hal ini terjadi karena
kenaikan It sebesar 1,16 persen sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar 0,34 persen. Naiknya
It disebabkan oleh naiknya indeks pada kelompok perikanan tangkap sebesar 1,01 persen dan
kenaikan indeks pada kelompok perikanan budidaya sebesar 1,76 persen. Penurunan Ib disebabkan
oleh turunnya indeks Konsumsi Rumah Tangga yaitu sebesar 0,79 persen.
Pada bulan Agustus 2022, NTN meningkat sebesar 1,33 persen. Hal ini terjadi karena meningkatnya
It yaitu sebesar 1,01 persen, sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar 0,32 persen. Peningkatan
It disebabkan oleh peningkatan harga pada kelompok penangkapan di laut sebesar 1,04 persen
(khususnya komoditas rumput laut, lobster, ikan belanak, dan tamban). Sedangkan penurunan nilai
Ib disebabkan oleh turunnya indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,80 persen.
Pada bulan Agustus 2022, NTPi naik sebesar 2,18 persen. Hal ini terjadi karena naiknya It yaitu
sebesar 1,76 persen, sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar 0,40 persen. Peningkatan nilai It
disebabkan oleh naiknya harga pada semua kelompok Perikanan Budidaya yaitu kelompok budidaya
air payau (khususnya komoditas udang payau, bandeng payau, kerapu, dan rumput laut payau)
sebesar 1,23 persen; Kelompok Budidaya Air Tawar (komoditas lele dan mujair) sebesar 1,38 persen
dan Kelompok Budidaya Laut sebesar 3,54 persen (komoditas rumput laut dan lobster laut).
Sementara itu penurunan nilai Ib yang cukup tinggi disebabkan oleh turunnya indeks Konsumsi
Rumah Tangga yaitu sebesar 0,73 persen.
Bulan Persentase
Subsektor
Juli 2022 Agustus 2022 Perubahan
(1) (2) (3) (4)
1. Tanaman Pangan
a. Indeks Diterima Petani 109,94 111,87 1,76
- Padi 110,54 114,70 3,76
- Palawija 108,87 106,83 -1,87
b. Indeks Dibayar Petani 112,74 111,95 -0,70
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 113,44 112,24 -1,06
- Indeks BPPBM 111,10 111,28 0,16
2. Hortikultura
a. Indeks Diterima Petani 167,60 151,61 -9,54
- Sayur-sayuran 171,05 153,65 -10,17
- Buah-buahan 122,79 125,08 1,87
- Tanaman Obat 124,60 129,32 3,78
b. Indeks Dibayar Petani 113,89 113,29 -0,53
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 112,48 111,75 -0,64
- Indeks BPPBM 115,74 115,30 -0,38
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
a. Indeks Diterima Petani 103,91 104,16 0,24
- Tanaman Perkebunan Rakyat 103,91 104,16 0,24
b. Indeks Dibayar Petani 112,83 112,06 -0,69
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 112,51 111,46 -0,93
- Indeks BPPBM 113,77 113,77 0,00
4. Peternakan
a. Indeks Diterima Petani 119,37 118,75 -0,52
- Ternak Besar 121,36 121,01 -0,29
- Ternak Kecil 121,92 121,69 -0,19
- Unggas 112,78 110,12 -2,36
- Hasil Ternak 111,49 114,19 2,43
b. Indeks Dibayar Petani 110,86 110,03 -0,75
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 112,51 111,24 -1,13
- Indeks BPPBM 109,01 108,67 -0,31
5. Perikanan
a. Indeks Diterima Petani 124,19 125,63 1,16
- Penangkapan 127,40 128,69 1,01
- Budidaya 113,13 115,12 1,76
b. Indeks Dibayar Petani 108,59 108,23 -0,34
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 111,84 110,96 -0,79
- Indeks BPPBM 105,59 105,70 0,10
Gabungan
a. Indeks Diterima Petani 117,65 117,18 -0,40
b. Indeks Dibayar Petani 112,33 111,57 -0,67
- Konsumsi Rumah Tangga 113,04 111,90 -1,01
- BPPBM 111,12 111,12 0,00
7
Perkembangan Nilai Tukar Petani Agustus 2022
BRS No. 53/09/52/Th. XV, 1 September 2022
5. NTP Provinsi
Dari 34 provinsi, sebanyak 27 provinsi mengalami kenaikan NTP, sedangkan 7 provinsi lainnya
mengalami penurunan NTP. Peningkatan NTP tertinggi terjadi di 3 (tiga) provinsi yaitu Provinsi Riau
sebesar 12,63 persen, Provinsi Bengkulu sebesar 11,29 persen dan Provinsi Sumatera Utara sebesar
8,22 persen. Sedangkan penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 1,34
persen.
Tabel 3 Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya, Agustus 2022 (2018=100)
IT IB NTP
Kode Provinsi
Indeks % Perb Indeks % Perb Indeks % Perb
8
Perkembangan Nila Tukar Petani Agustus 2022
BRS No. 53/09/52/Th. XV, 1 September 2022
5. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT)
Konsumsi Rumah Tangga Petani merupakan salah satu komponen Nilai yang Dibayar oleh Petani.
Pada bulan Agustus 2022 terjadi penurunan IKRT sebesar 1,01 persen yang disebabkan oleh
penurunan indeks pada Kelompok Pengeluaran Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 1,79.
Kendati demikian, kelompok pengeluaran mengalami kenaikan yaitu Kelompok Perlengkapan,
Peralatan dan Pemeliharaan Rumahtangga sebesar 0,57 persen; Kelompok Perumahan, Air, Listrik,
dan Bahan Bakar Rumahtangga sebesar 0,38 persen; Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
sebesar 0,27 persen; Kelompok Transportasi sebesar 0,20 persen; Kelompok Kesehatan sebesar 0,10
persen; Kelompok Pakaian dan Alas Kaki sebesar 0,08 persen; Kelompok Penyediaan Makanan dan
Minuman/Restoran sebesar 0,04 persen; serta Kelompok Rekreasi,Olahraga dan Budaya sebesar
0,03 persen.
Dari 34 provinsi yang dihitung IKRT-nya pada bulan Agustus 2022, sebanyak 5 provinsi yang
mengalami peningkatan IKRT, sedangkan 29 provinsi mengalami penurunan. Peningkatan IKRT
tertinggi terjadi di Provinsi Maluku sebesar 0,32 persen diikuti Provinsi Papua sebesar 0,11 persen.
Sedangkan penurunan IKRT tertinggi terjadi di Provinsi Jambi sebesar 2,23 persen.
105,75
9
Perkembangan Nilai Tukar Petani Agustus 2022
BRS No. 53/09/52/Th. XV, 1 September 2022
Keterbandingan Inflasi/deflasi perdesaan di seluruh Indonesia pada bulan Agustus 2022 tercatat
Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Maluku sebesar 0,32 persen dan inflasi terendah di Provinsi Jambi
sebesar 2,23 persen.
Pada Tabel 5 dapat ditunjukkan bahwa hampir semua subsektor mengalami kenaikan NTUP, yaitu
Subsektor Hortikultura, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, Subsektor Peternakan, dan
Subsektor Perikanan. Sedangkan Subsektor yang mengalami penurunan yaitu Subsektor Tanaman
Pangan.