Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

TATANIAGA PERTANIAN
NAMA : ANDIKA ADHI KRISNA
NIM : 021543122

No Soal
1 Berikut ini adalah data perkembangan harga borongan rata-rata bulanan untuk komoditas Talas
Bogor selama tahun 2014 – 2020

Tahun Harga (Rp 000/ kg)


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
2014 85 100 80 75 76 70 65 80 80 75 85 90
2015 65 60 70 70 75 80 80 75 60 40 60 65
2016 85 85 100 105 95 106 98 88 98 100 104 95
2017 90 110 90 94 86 86 90 95 100 95 80 85
2018 100 100 120 115 98 96 102 105 108 100 98 98
2019 60 60 90 60 50 45 45 60 58 68 72 68
2020 75 80 85 75 60 60 60 80 85 82 92 90

JAWABAN:
a. Hitunglah Indeks Harga Musiman (IHM) Talas Bogor berdasarkan data di atas?

Harga (Rp 000/ kg)


Rata2 dari
Tahun rata2
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jumlah
harga
musiman
2014 85 100 80 75 76 70 65 80 80 75 85 90
2015 65 60 70 70 75 80 80 75 60 40 60 65
2016 85 85 100 105 95 106 98 88 98 100 104 95
2017 90 110 90 94 86 86 90 95 100 95 80 85
2018 100 100 120 115 98 96 102 105 108 100 98 98
2019 60 60 90 60 50 45 45 60 58 68 72 68
2020 75 80 85 75 60 60 60 80 85 82 92 90
Total 560 595 635 594 540 543 540 583 589 560 591 591
Rata-rata
80.00 85.00 90.71 84.86 77.14 77.57 77.14 83.29 84.14 80.00 84.43 84.43 988.71 82.39
musiman
Indeks
97.10 103.16 110.10 102.99 93.63 94.15 93.63 101.08 102.12 97.10 102.47 102.47
Musiman
IMH dari januari hingga desember dapat dilihat pada tabel diatas

b. Hitunglah variasi musiman tertinggi dan terendah


Variasi musiman tertinggi pada bulan maret (IHM = 103,16)
Variasi musiman terendah pada bulan Mei dan Juli (IHM = 93,63)
2 Jelaskan bagaimana karakteristik permasalahan tataniaga pertanian di Negara berkembang
khususnya di Indonesia!

JAWABAN:
Persoalan mencakup:
a. Skala Usaha
b. terpencarnya kegiatan produksi
c. biaya pengangkutan
d. Sarana pengangkutan
e. pemanfaatn dan penyebarluasan informasi pasar kepada konsumen
Persoalan tersebut menyebabkan ketidak efisienienan dalam tata niaga seperti:
1. Panjangnya rantai tataniaga
2. tingginya Biaya Tataniaga
3. Rendahnya harga pada petani

Masalah lain yang sering ditemui juga yaitu masih tingginya fluktuasi harga hasil-hasil pertanian,
lemahnya posisi petani dalam proses tawar-menawar dengan pembeli karena kurangnya tindakan
dalam kelompok akibat kurang berkembangnya kelembagaan tataniaga yang ada.

Di indonesia juga terjadi masalah tataniaga ekspor seperti belum mengenalnya peta komoditas
pertanuan pada petani dan investor, kurangnya informasi pasar, insfrastruktur dalam negeri
kurang memadahi, dan penanganan produk yang masih kurang sehingga harga menjadi rendah.

Karakteristik permasalahannya sebagai berikut


1. Orientasi berusahatani bisasanya ke arah produksi dengan skala usaha kecil
Disini dapat dilihat dari prasarana fisik dan teknologi pascapanen yang buruk, prasara
pengangkutan yang rusak, penyimpanan yang tidak baik, penanganan fisik yang kurang
tepat, Bahan dan cara pengepakan tidak tepat guna, tidak dilaksanakannya grading dan
standarisasi, dan kurangnya teknologi pasca panen,.
2. Kekurangan fungsi-fungsi pelancar tataniaga
Sistem informasi pasar yang tidak efisien, kurang tersediannya kredit tataniaga, kurangnya
tindakan kelompok, kurangnya pelatihan, kurangnya penyuluhan, kuranfnya rencana
pengembangan dan administrasi tataniaga, dan masalah tataniaga ekspor hasil pertanian

3 a. Apa saja unsur penting dalam kegiatan tataniaga petani kecil?


 Penghematan skala
 Peningkatan kekuatan tawar menawar
 Mendorong aksi kelompol
 Motivasi menggunakan inovasi
 Memperbaiki efisiensi tataniaga

b. Jelaskan bagaimana konsep Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dapat menjadi salah satu cara untuk
membantu petani menghadapi permasalahan tataniaganya?
Konsepnya ialah semua petani berada dalam kawasan yang besar dan tertutup yang
berpartisipasi membentuk suatu asosiasi atau koperasi. Kemudian kantor pengelolaan dapat
berlokasi pada pusat dimana seluruh fasilitas penunjang dan prasaranan yang dibutuhkan
tersedia. Seluruh produk petani dibawa ke pusat tataniaga untuk di lakukan proses lebih lanjut.
Dengan kuantitas yang besar maka kekuatan tawar menawar pun menjadi tinggi. Sekalinya
komunitas tersebut di kenal maka inovasi-inovasi tataniaga dapat dibawa dan dijual belikan
dengan mudah, hal ini lah yang biasa disebut dengan Perusahaan Inti Rakyat, klo di
Perkebunan di mana petani/pekebun plasma yang tinggal di sekitar perkebunan besar sebagai
inti.

4
Berikut ini adalah Data hipotesis dari teori perdagangan internasional Adam Smith mengenai
Keunggulan Absolut (Absolute Advantage):

Produk per satuan Teh Susu DTDN


kerja/hari

Indonesia 12 kg 3 liter 4 kg = 1 liter


1 kg = 5 liter
Australia 2 kg 10 liter

a. Hitunglah nilai Dasar Tukar Dalam Negeri (DTDN) produk Teh dan Susu masing – masing
negara, dengan menggunakan informasi di atas!
Berdasarkan tabel diatas maka Indonesia memiliki keunggulan absolut dalam produksi teh (12
kg), sedangkan austrasi pada produksi susu (10 kg).
Jika indonesia dan Australia tidak melakukan perdagangan luar negeri maka DTDN antara
produsen Teh dan Susu kedua negara sbb:
Di Indonesia
1 kilo teh = ¼ liter susu
1 liter susu = 4 kg Teh
Di Australi
1 kg teh = 5 liter susu
1 liter susu = 1/5 kg Teh

Berdasarkan DTDN maka


a. Harga 1 kg Teh di indonesia lebih murah (hanya ¼ liter susu) dibanding di australi yang lebih
malah (5 liter susu)
b. sebaliknya harga 1 liter susu di australi lebih murah hanya (1/5 kg teh) dibanding di
indonesia yang lebih mahal (4 kg teh)

b. Berdasarkan informasi pada DTDN tersebut, bagaimana keunggulan absolut masing – masing
negara?

Berdasarkan perbandingan DTDN pada kedua negara diatas maka dapat disimpulkan:
a. Indonesia memiliki keunggulan absolut dalam produksi teh sehingga akan melakukan
spesialisasi produksi teh dan ekspor ke Australia. Sebaliknya Indonesia akan mengimpor susu
dari Australia

b. Australia memiliki keunggulan absolut dalam produksi susu sehingga akan melakukan
spesialisasi produksi dan ekspor susu ke indonesia, dan australi mengimpor teh dari indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Muchjidin R. 2013. NILAI TUKAR PETANI : KONSEP, PENGUKURAN DAN RELEVANSINYA SEBAGAI
INDIKATOR KESEJAHTERAAN PETANI. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 31 No. 2
2013. http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/fae/article/view/3833#:~:text=
Salah%20satu%20alat%20ukur%20kesejahteraan,yang%20dibayar%20petani%20(HB).&tex
t=Kenaikan%20harga%20yang%20diterima%20petani%20justru%20mengindikasikan%20ke
langkaan%20suplai%2Fproduksi%20pertanian. (diakses 26 Mei 2021)

Suharyanto, Parwati Ida Ayu Putu, dan Rinaldi Jemmy. 2005. Analisis Pemasaran dan Tataniaga
Anggur di Bali. Bali: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali

Wasrob N. Ahmad M. 2015. BMP Tataniaga Pertanian. Universitas Terbuka : Tangerang Selatan

Anda mungkin juga menyukai