Anda di halaman 1dari 54

Agroforestri sebagai Program Padat

Karya dalam Memenuhi Kebutuhan


Pangan, Pakan,Serat, Atsiri.
Supriyanto
Departemen Silvikultur, Fak. Kehutanan, IPB
Natural Product Laboratory, SEAMEO - BIOTROP

Makalah disampaikan dalam Webinar World Day on Combating Desertification


WDCD 2020: Membangun Paradigma Baru Tata Kelola Bentang Alam (Landscape
Governance ) untuk Pemenuhan Kebutuhan Pangan, Pakan, dan Serat. Rabu, 24
Juni 2020, Pukul 09.00 WIB.
PENDAHULUAN

- World Day on Combating Desertification WDCD 2020 > mencari


paradigma baru.
- The National Action Programme (NAP) to Combat Land Degradation
(CLD) in Indonesian:
1. Melakukan tindakan pencegahan dan merehabilitasi degradasi
lahan di lahan kering.
2. Dengan partisipasi penuh masyarakat setempat (lokal) >> Padat
karya
-Tujuan NAP: mengidentifikasi faktor-faktor penyebab degradasi lahan
dan tindakan praktis yang dibutuhkan untuk mencegah degradasi
lahan dan mitigasi akibat kekeringan.
-Fokus : menyelesaikan degradasi lahan di provinsi terkering di
Indonesia (NTT, NTB dan Sulteng).
-Dampak degradasi lahan : Produktifitas pertanian rendah / menurun
dan berbagai bentuk kemiskinan .
-- Solusi : Peningkatan produktivitas lahan dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Pencegahan dan merehabilitasi degradasi lahan
di lahan kering.
• Tatanan kehidupan baru antara manusia dan
lingkungannya.
• Lingkungan : Pengembangan ekosistem yang
produktif dan lestari.
• Manusia : Kebutuhan sandang, papan,
pangan, serat dan obat-obatan.
• Agroforestri : pangan, pakan , serat, dan
obat-obatan (minyak atsiri) >> padat karya.
Padat Karya
• Padat karya merupakan kegiatan pembangunan
proyek yang lebih banyak menggunakan tenaga
manusia dibandingkan dengan tenaga mesin.
• Tujuan utama:
1. membuka lapangan kerja bagi keluarga-keluarga
miskin , kurang mampu yang mengalami kehilangan
penghasilan atau pekerjaan tetap.
2. memberi lapangan kerja terutama yang kehilangan
pekerjaan pada masa sulit >> COVID-19
3. Pengembangan ekonomi masyarakat >> teaching
factory > teaching industry > Pendekatan STEM-MM
Faktor Pembatas Lahan Kering untuk
Budidaya Tanaman
1. Ketersediaan air >> curah hujan rendah (<750 ml/th).
2. Geomorphologi >> Dataran - Pegunungan, gundukan,
terbelah-belah, terjal, Padang pasir yang tidak stabil,
Berangin kencang dan berdebu.
3. Jenis dan kesuburan tanah : Calcisols, Gypsisols. Leptosols
dan Steppe (FAO, 2004), degradasi bahan organik lamban.
4. Teknologi : mengkonservasi dan memanfaatkan secara
efisien dari sumberdaya alam yang tersedia melalui
pengelolaan terintegrasi terhadap tanah, air dan input
eksternal lain >> Pendekatan STEM-MM
PENDEKATAN STEM-M-M
(Supriyanto, 2018, Untung Iskandar , Pers.Com , 2019).

S : Science >>> pemahaman mendalam tentang ilmu dan


pengetahuan yang dibutuhkan.
T : Technology >>> Teknologi kreatif dan inovatif yang
dibutuhkan sebagai solusi.
E : Engineering >>> Perakitan teknologi agar lebih efisien
dan produktif.
M : Mathematics >>> perhitungan- perhitungan yang
dibutuhkan agar mencapai sasaran mutu.
M : Management >>> Pengelolaan untuk menghasilkan
produk bermutu berdasarkan STEM untuk
menuju manufacturing yang menguntungkan.
M: Manufacturing >>> menghasilkan produk unggulan
berbasis teknologi untuk dipasarkan.
Teknologi : menghasilkan varietas yang tahan terhadap cekaman
>>>> kekeringan, masam , basa, dll.
Silvikultur Tepat, Hutan Sehat , Negara Kuat
(Oemi Haniin, S, 1996 )

1. Silvikultur tepat >>>> kesesuaian lahan


>>> produk akhir yang diinginkan >>
kayu, pangan, pakan, serat, minyak
atsiri .
2. Hutan Sehat >>>> Hutan yang masih
dapat memenuhi fungsinya
sebagaimana fungsi yang ditetapkan
(HL, HP, HPT, HK ), EPA (1992), Soekotjo
(2000)
3. Negara kuat >>>> perekonomian
masyarakat berkembang dengan baik
>>> kesejahteraan meningkat >> multi
usaha berbasis STEM-MM
Mengapa Hutan Multi-Usaha?
1. Nilai Hutan : Sudut pandang masyarakat terhadap
nilai hutan (Forest Value) sudah berubah
>>> Kayu + Bukan Kayu + Jasa Lingkungan.
2. Perkembangan Teknologi : bio-prospective >>
pengolahan hasil hutan, obat-obatan,
energi, dll.
3. Sistem : agroforestri >>> Alley cropping >>
kompetisi cahaya dan nutrisi.
4. Hutan untuk multi-usaha >>> optimasi pemanfatan
>> Pangan, Pakan dan Serat, dll.
5. Lokasi : PHBM, PS, dll
6. Pendekatan pengembangan SDM dan produk:
Teaching factory dan teaching industry.
Agroforestri di lahan hutan (PS)
1. Kepastian kawasan
• Lahan milik negara yang dibebani fungsi hutan >> >
fungsi hutan >> fungsi ekologis
• Penggarap harus menyadari bahwa tanah yang
digarap adalah milik negara dan negara memberi
kesempatan berusaha.
2. Kepastian usaha
• Negara memberi kesempatan berusaha kepada
penggarap dalam jangka tertentu untuk
meningkatkan kesejahteraannya
• Mendapat bimbingan teknis dan jaminan pembelian
hasil (off taker).
SISTEM ALLEY CROPPING
( klampis dan jagung)
SISTEM ALLEY CROPPING
(Paulownia sp dan Jagung. )
SISTEM ALLEY CROPPING
(Kayu putih dan Sorgum)
Teaching Factory , Teaching Industry

• TEFA / TEI adalah proses pembelajaran yang


SOP dan suasana mendekati manufacturing
yang sesungguhnya untuk pengembangan
SDM dan Kewirausahaan dalam
pengembangan produk unggulan.
• Luaran : SDM terampil , kemandirian usaha
meningkat sesuai dengan value chains yang
ditetapkan.
Teaching Factory Agroforestri- pangan
No Jenis Pangan Jenis tanaman Pembatas
.
1 Karbohidrat, Sorgum, Padi gogo, Jagung,
tepung Kedelai, Umbi (porang, gadung,
uwi, gembili, talas, kentang
hitam, ubi kayu, ubi jalar ), aren, Benih, bibit,
sagu, Teknologi,
2 Gula Lontar, Kelapa, Aren, Nypah, Modal usaha,
Sorgum, Tebu. SDM
3 Buah , Biji Asam Jawa, Jambu mete,kemiri,
Matoa, Saninten, aren , mangga,
kelengkeng, pisang, pepaya,
4. Madu Tanaman lokal penghasil nektar
dan pollen.
Kontribusi Pangan per Negara 2017
Sorgum untuk pangan : Bubur dan
nasi instant, berondong, kueh, tepung

Aneka kue
dapat dibuat
dengan
menggunakan
tepung
sorgum
Campuran tepung sorgum (90
– 95%) dengan Jagung (5-10%)
digunakan untuk pewarna
alami agar tampilannya lebih
menarik.
Contoh Teaching factory sari
buah Lemon kalifornia di
SMKN1 Cibadak, Sukabumi.
Lemon kalifornia dapat tumbuh
di ketinggian 10 m dpl
(Samarinda), 300 m dpl (Bogor),
900 m dpl (Sukabumi)
Teknologi telah mampu membuat
pohon jeruk keprok batu 55 dan
Lemon kalifornia berbuah
sepanjang musim (Balitjestro 2019,
Supriyanto 2019 )
BEBERAPA INDUSTRI BERBASIS BUAH PERLU DIKEMBANGKAN UNTUK
MEMPERLUAS JARINGAN PEMASARAN
Peserta pelatihan sudah dapat memproduksi soft candy berbasis buah
selama pelatihan dan telah dikembangkan sebagai TEFA di masing-masing
SMK
Berbagai jenis produk turunan
berbasis buah
Pisang tanduk, pisang kepok, pisang barangan dan pisang emas kirana tidak
mudah rontok dalam pengiriman maupun setelah masak.
Produktivitas pisang
dapat ditingkatkan
dengan teknologi
yang tepat.
Teaching Factory : Agroforestri- pakan
No Jenis Pakan Jenis tanaman Pembatas
.
1 Daun Sorgum, jagung, rumput Benih, bibit,
odot, Teknologi,
Modal usaha.
2 Batang / Jerami padi , Sorgum, Tebu. Teknologi budidaya dan
jerami pengolahan, modal
usaha.
3 Biji / buah Jagung, sorgum, nanas. Benih, bibit, teknologi,
modal
4. Seluruh
tanaman

Teknologi pembuatan silase sebagai kunci pengawetan


pakan untuk menjadi LUMBUNG PAKAN
Kebutuhan Pakan

• Hewan ternak membutuhkan pakan sesuai


dengan jenis , perkembangan bobotnya dan
hasil akhir yang diperoleh.
• Jenis : Sapi (10% dari bobotnya), kambing
dan domba (5kg/hari).
• Pakan : rumput gajah, rumput odot, jagung,
sorgum, biji-bijian, limbah pertanian.
• Ternak : mesin pengembalian kesuburan
tanah garapan.
EVALUASI ALASAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN
(KEHUTANAN)
Jenis Tanaman Ekologi Manfaat Pasar
Kaliandra •Nitrogen fixator (diserap •Pakan Ternak •Madu
(Calliandra dari udara) •Kayu Energi •Pakan ternak
Colothyrsus) •Daun mudah •Keindahan
terdekomposisi •Penghasil
•Penahan erosi Nektar
Sorgum untuk pakan
• Batang dan daun : pakan sapi, kerbau, kambing,
domba (60 s/d 80 ton/ha).
• Biji: pakan ayam, burung puyuh (4-6 ton/ha).
• Silase batang , daun, biji muda: untuk pakan sapi
Sorgum umur 2 minggu Sorgum umur 4 minggu

Sorgum umur 60 hari sangat


potensial untuk pakan sapi
dengan produksi 50 – 60 ton/ha
Kandungan protein di batang
sorgum 12% dapat
meningkatkan bobot hidup
sapi pedaging 0.9- 1,6 kg/hari),
atau meningkatkan produksi
susu sebesar 10 – 15%.
Pakan diproduksi dengan teknologi hidroponik
PAKAN PRODUK HIDROPONIK SANGAT DISUKAI HEWAN TERNAK
Bayam untuk pangan dan pakan ditanam di daerah
kering di Peru (Gomez, 2012)
Biji Sorgum untuk Pakan Burung Puyuh

Biji sorgum
giling dicampur
dengan
konsentrat
dengan
perbandingan :
S:K = 55: 45
atau
maksimum
S:K = 70:30
Teaching factory agroforestri- serat
No. Umur panen Jenis tanaman Pembatas
serat
1 3 -6 bulan Batang : sorgum,
Kulit : rami,
Daun
2 6 – 9 bulan Batang : tebu
Kulit : pisang Benih, Bigit, Teknologi
Daun : nanas budidaya dan pengolahan,
modal usaha, SDM
3 9- 12 bulan Batang :
Kulit : pisang
Daun :
4. 1-2 tahun Batang :
Kulit : pisang abacca
Daun : Agave, lidah mertua
2- 4 tahun Batang
Kulit : waru
5 5 -7 tahun Batang : A.mangium
Kulit : A.mangium
Serat : menjalin
budaya Indonesia
• Ulat sutera >>> tekstil >> padat karya
• Kapas >> Tekstil
• Daun nanas >> tekstil, kerajinan tangan
• Pisang >> tekstil, kerajinan tangan
• Kenaf / Rami >> karung goni (kopi, kakao,
gula), fibre board (interior mobil), geo-textile
(penahan erosi), >>> Balai Penelitian
Pemanis dan Serat (Balitas).
Keunggulan lidah mertua :
1. Tahan naungan
2. Tahan kekeringan
3. Penyerap polutan
4. Obat luka dan penyubur
rambut
5. Tanaman indoor dan
taman
Industri berbasis serat lidah mertua sangat 6. Mudah budidayanya
menunjang program agroforestry padat
karya.
7. Serat panjang dan kuat
Padat karya kerjaninan tangan dari berbagai jenis serat
Tanaman nanas dapat menghasilkan buah dan serat
daun nanas. Limbah kulitnya untuk pakan sapi.
Teaching Factory : Agroforestri- Minyak Atsiri
No Bagian Jenis tanaman Industri
. tanaman
1 Akar, umbi Vetiver, jahe, laos, Parfum, farmasi,
2 Batang dan Cendana, kayu manis. kosmetik,
kulit penyedap rasa,
biopestisida, anti
3 Daun Kemangi, sereh dapur, sereh wangi, mikroba, anti virus,
tea tree, eucalyptus, kayu putih,
cengkeh, jeruk purut,
4. Bunga Ylang-Ylang, Kenanga, cengkeh,
5 Buah Jeruk purut,
6. biji Kesambi , kayu ules
7. Getah, sekresi Kesambi kerbau (lak)

Faktor pembatas : bibit, teknologi, SDM, Modal Usaha , Pemasaran


Pengembangan cendana India di Australia oleh Tropical
Forestry Services (TFS) dapat digunakan sebagai acuan
pengembangan cendana di NTT.
Produksi benih
dan luas
penanaman
Santalum
spiculatum di
Australia (TFS,
2020).

TFS menanam
cendana untuk
menghindari
perdagangan kayu
cendana ilegal
Biodiversiti Indonesia
mempunyai potensi untuk
dikembangkan sebagai
minyak atsiri unggul untuk
kebutuhan kosmetik,
parfum, obat-batan, nutri-
aroma
Aromaterapi pencegah
Covid 19 dan tolak nyamuk
berbasis minyak atsiri dari
hutan Indonesia.
Contoh Komposisi untuk parfum wanita
No Komponen Minyak Atsiri Signature EDP EDT
(MA) (ml) (ml) (ml)
1 Basis Cendana 5 5 2
Mawar 5 5 3
Strowberi 2 2 1
2 Fresher Jeruk nipis 4 4 2
3 Blanding Vanili 3 3 1.5
4 Fixator Nilam 1 1 0,5
Total minyak atsiri 20 20 10
Alkohol (95%) - 80 90
Total Formula 20 100 100
Contoh Komposisi untuk parfum laki-laki
No Komponen Minyak Atsiri Signature EDP EDT
(MA) (ml) (ml) (ml)
1 Basis Pala 5 5 2
Kopi 5 5 3
apel 2 2 1
2 Fresher Jeruk nipis 4 4 2
3 Blanding Vanili 3 3 1.5
4 Fixator Akar wangi 1 1 0,5
Total minyak atsiri 20 20 10
Alkohol (95%) - 80 90
Total Formula 20 100 100

Pengembangan wisata parfum di lahan kering NTT, NTB dan


Sulteng sangat menjanjikan
Akar wangi sebagai tanaman penguat teras, penyerap polutan dan
penahan abrasi
Bagaimana mendorong iklim investasi pangan,
pakan, serat dan atsiri Indonesia?
Tentukan peran dan komitmen dari kerjasama antara
Pemerintah, Akademisi, Pelaku bisnis dan masyarakat

Government

Extension
Extension services
services

Community

Business
Academicians
Kesimpulan
•Dalam menanggulangi dan merehabilitasi lahan terdegradasi
untuk memenuhi kebutuhan pangan, pakan, serat dan minyak
atsiri diperlukan paradigma baru dengan mengembangkan
teaching factory / Teaching Industry dari produk unggulan
yang dikembangkan dengan sistem agroforestry.

•Hutan harus menghasilkan multi-usaha dengan berbasis pada


science, Technology, Engineering, Mathmatics, Manufacturing
dan Management karena sudut pandang masyarakat terhadap
nilai hutan sudah berubah.
•Usaha pangan, pakan, serat dan minyak atsiri merupakan
usaha padat karya dilihat dari rantai pasok (supply chains).dan
rantai nilai (Value chains)

Anda mungkin juga menyukai