Anda di halaman 1dari 2

LEARNING JOURNAL

Program pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan : XXXII
Nama Mata Pelajaran : Antikorupsi
Nama Peserta : Arya Pratama
Nomor Daftar Hadir : 06
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Kalimantan Timur.

A. Pokok pikiran

Corruptio atau Corruptus berasal dari bahasa latin yang berarti kerusakan,


kebobrokan, dan kebusukan, perbuatan yang tidak baik, curang, dapat disuap dan
tidak bermoral. Secara harfiah korupsi berarti kebusukan, keburukan, kebejatan, dapat
disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata/ucapan menghina dan
memfitnah. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia korupsi adalah perbuatan buruk
seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dlsb. Sementara menurut Kamus
Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris bahwa korupsi adalah kejahatan,
kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan, ketidakjujuran. Jadi, dari
berbagai definisi korupsi adalah suatu tindakan atau perbuatan yang
dapat merugikan sehingga perlu dilakukan pencegahan dan harus ditindak secara
tegas. Menurut UU no. 31 tahun 1999 yang diperbaharui menjadi UU no. 20 tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada Pasal 2 ayat
(1), korupsi adalah perbuatan untuk memperkaya diri sendiri atau korporasi yang
dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa korupsi adalah kegiatan yang secara melawan hukum merugikan negara untuk
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi sehingga dapat dikatakan
perbuatan tindak pidana. Sedangkan tindak pidana adalah suatu perbuatan yang
diancam dengan pidana oleh undang-undangm bertentangan dengan hukum,
dilakukan dengan kesalahan oleh seseorang yang mampu bertanggung-jawab.

Fenomena-fenomena rusaknya sistem karena ulah manusia itu sendiri.


Fenomena yang mengandung kerusakan selalu ada kaitannya dengan korupsi. Korupsi
menyebabkan dampak kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga,
masyarakat, dan kehidupan yang lebih luas, bahkan berlangsung dalam kurun waktu
yang panjang. Fenomena dampak korupsi sampai pada kerusakan kehidupan dan
dikaitkan dengan tanggungjawab manusia sebagai yang diberi amanah untuk
mengelolanya dapat menjadi sarana untuk memicu kesadaran diri para PNS untuk anti
korupsi. Semboyankanlah bahwa korupsi adalah kejahatan dan korupsi dapat
terjadi manakala bertemunya unsur-unsur: (1) Niat untuk melakukan (desire to act);
(2) Kemampuan untuk melakukan (ability to act); (3) Peluang /
kesempatan (opportunity); dan (4) Target yang cocok (suitable target). Sedangkan
3 tingkatan korupsi adalah: (1) Betrayal of trust (pengkhianatan kepercayaan);
(2) Abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan); dan (3) Material
Benefit (mendapatkan keuntungan material yang bukan haknya melalui kekuasaan).
Nilai Dasar Anti Korupsi yang harus diinternalisasi, diimplementasikdan dan
diaktualisasikan: (1) Jujur (2) Peduli (3) Mandiri (4) Disiplin (5) Tanggung Jawab
(6) Kerja Keras (7) Sederhana (8) Berani (9) Adil.

B. Penerapan
Pentingnya penerapan antikorupsi pada ASN dalam melaksanakan tugasnya
adalah agar seorang ASN tidak terjatuh kedalam hal-hal yang berhubungan dengan
korupsi yang sering diabaikan karena kurangnya pemahaman dari seorang ASN.
Instansi seperti Rumah Sakit membutuhkan SDM yang menguasai dan melaksanakan
sikap antikorupsi karena setiap tindakan yang dilakukan dalam rangka melayani
penyakit pasien membutuhkan nilai-nilai dasar antikorupsi seperti jujur, dimana
kejujuran dalam menjelaskan penyakit serta terapi dan prognosis pasien harus
disampaikan secara terbuka agar pasien dapat memahami penyakitnya dengan baik
dan patuh serta bersikap kooperatif.
Sikap disiplin, peduli, mandiri, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani
dan adil yang mana semua sikap ini jika diterapkan dalam pelayanan terhadap pasien
akan memberikan rasa percaya dan aman saat seorang pasien berobat, serta dapat
ditiru oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai