Anda di halaman 1dari 4

Nama : HENDI

Nim : 857229451
MK : Pengantar Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus
Tutor : ENDANG RUSYANI

TUGAS TUTORIAL 2
PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

SOAL DAN JAWABN

1. Jelaskan definisi, klasifikasi, faktor penyebab dan dampak ketunanetraan terhadap


kehidupannya?
Tunanetra adalah suatu kondisi penglihatan dimana anak yang memiliki visus sentralis 6/60 lebih
kecil dari itu atau setelah dikoreksi secara maksimal penglihatannya tidak memungkinkan lagi
mempergunakan fasilitas pendidikan dan pengajaran yang biasa digunakan oleh anak
normal/orang awas.
istilah tunanetra berasal dari kata tuna yang berarti rusak dan netra yang berarti mata. Jadi
tunanetra yaitu individu yang mengalami kerusakan atau hambatan pada organ mata. Selain itu
tunanetra juga diartikan sebagai seseorang yang sudah tidak mampu memfungsikan indra
penglihatannya untuk keperluan pendidikan dan pengajaran walaupun telah dikoreksi dengan
lensa.
Seseorang dikatakan tuna netra apabila menggunakan kemampuan perabaan dan pendengaran
sebagai saluran utama dalam belajar atau kegiatan yang lainnya dan ada juga mengatakan
tunanetra adalah kondisi dari indera penglihatan yang tidak sempurna yang tidak dapat berfungsi
sebagai orang awas (normal). Tunanetra tidak saja mengarah pada mereka yang buta, tetapi
mencakup juga mereka yang mampu melihat tetapi sangat terbatas dan kurang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan hidup sehari-hari terutama dalam belajar.

Faktor-faktor penyebab terjadinya tunanetra pada seseorang adalah sebagai berikut:


a. Faktor endogen
Faktor endogen atau faktor genetik adalah faktor yang sangat erat hubungannya dengan
masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan. Adapun ciri-ciri
tunanetra yang disebabkan oleh faktor keturunan adalah bola mata yang normal tetapi tidak
dapat menerima energi positif sinar atau cahaya, yang kadang-kadang seluruh bola matanya
tertutup oleh selaput putih atau keruh.
b. Faktor eksogen atau faktor luar
1. Faktor eksogen atau faktor dari luar yang menyebabkan tunanetra terdiri dari :
Penyakit, yaitu virus rubella yang menjadikan seseorang mengalami campak pada
tingkat akut yang ditandai dengan kondisi panas yang meninggi akibat penyerangan virus
yang lama kelamaan akan mengganggu saraf penglihatan fungsi indera yang akan
menjadi permanen, dan ada juga yang diakibatkan oleh kuman syphilis, degenerasi atau
perapuhan pada lensa mata yang mengakibatkan pandangan mata menjadi mengeruh.
2. Kecelakaan, yaitu kecelakaan fisik akibat tabrakan atau jatuh yang berakibat langsung
yang merusak saraf netra atau akibat rusaknya saraf tubuh yang lain atau saraf tulang
belakang yang berkaitan erat dengan fungsi saraf netra, akibat terkena radiasi ultra violet
atau gas beracun yang dapat menyebabkan seseorang kehilangan fungsi mata untuk
melihat, dan dari segi kejiwaan yaitu stress psikis akibat perasaan tertekan, kesedihan
hati yang amat mendalam yang mengakibatkan seseorang mengalami tunanetra
permanen

Dampak Terhadap ketunanetraan Penglihatan merupakan salah satu saluran informasi yang
sangat penting bagi manusia selain pendengaran, pengecap, pembau, dan perabaan. Pengalaman
manusia kira-kira 80 persen dibentuk berdasarkan informasi dari penglihatan. Di bandingkan
dengan indera yang lain indera penglihatan mempunyai jangkauan yang lebih luas
Di samping itu, dampak ketunanetraan dapat terjadi pada beberapa aspek, seperti aspek
psikologis, aspek fisik atau aspek emosi dan sosial. Berikut ini akan dibahas dampak
ketunanetraan terhadap perkembangan dan pertumbuhan berbagai aspek.
1. Dampak terhadap Perkembangan Motorik
Ketunanetraan itu sendiri tidak mempengaruhi secara langsung terhadap perkembangan dan
pertumbuhan fisik yang menyebabkan anak tunanetra mengalami hambatan atau
keterlambatan
2. Dampak terhadap Perkembangan Kognitif
Kognitif adalah persepsi individu tentang orang lain dan obyek-obyek yang
diorganisasikannya secara selektif
3. Dampak terhadap Perkembangan Bahasa
Pada umumnya para ahli yakin bahwa kehilangan penglihatan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kemampuan memahami dan menggunakan bahasa, dan secara umum
mereka berkesimpulan bahwa tidak terdapat hambatan dalam bahasa anak tunanetra
4. Dampak terhadap Keterampilan Sosial
Orang tua mempunyai peran penting dalam perkembangan sosial anak. Perlakuan orang tua
terhadap anaknya yang tunanetra sangat ditentukan oleh sikapnya terhadap ketunanetraan itu,
dan emosi merupakan satu komponen dari sikap di samping dua komponen lainnya
5. Dampak terhadap Mobilitas
Kemampuan yang paling terpengaruh oleh ketunanetraan untuk penyesuaian sosial adalah
kemampuan mobilitas yaitu keterampilan untuk bergerak secara leluasa di dalam
lingkungannya.

2. Jelaskan definisi, klasifikasi hambatan pendengaran berdasarkan tingkat kehilangan


pendengaran, letak atau lokasi kerusakan pendengaran dan saat terjadinya kehilangan
pendengaran, karakteristik anak dengan hambatan pendengaran serta faktor penyebab
hambatan pendengaran?,
Menurut Hallahan dan Kauffman (1991:266) Tunarungu yaitu: Hearing
Impairment. A generic term indicating a hearing disability that mayrange in severity from mild
to profound it includes the subsets of deaf and hard ofhearing. A deaf person in one whose
hearing disability precludes succesfu processing of linguistic information
through audition, with or wothout a hearingaid.A hard of hearing person is one who, generally
with the use of a hearing aid,has residual hearing sufficient to enable successful processing of
linguisticinformation through audition
Berdasarkan definisi diatas, dapat dikatakan bahwa anak yang tergolong tuli,sulit sekali/tidak
dapat menangkap pembicaraan melaluipendengarannya baikdengan memakai atau tidak memakai
alat bantu dengar. Sedangkan pada anakyang tergolong kurang dengar, apabila menggunakan alat
bantu dengar yang tepat, pendengarannya masih memungkinkan untuk menankap pembicaraan
melalui pendengarannya, bahkan untuk yang tergolong tunarungu ringan, pendengarannyamsih
memungkinkan untuk dapat enangkap pembicaraan meallui pendengrannya meskipun
mengalami kesulitan, tanpa menggunakan alat bantudengar.
Berdasarkan Klasifikasi Tunarunggu dapat diklasifikasikan berdasarkan empat hal, yaitu
tingkatkehilangan pendengaran, saat terjadinya ketunarunguan, letak gangguan pendengaran
secara anatomis serta etimologi.
a) Berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran yang diperoleh melalui tesdengan menggunakan
audiometer, ketunarunguan dapat diklasifikasikansebagai berikut:
1) Tunarungu Ringan (Mild Hearing Loss)
Siswa yang tergolong tunarungu ringan mengalami kehilangan pendengaran antara 27–40
dB. Ia sulit mendengar suara yang jauhmembutuhkan tempat duduk yang letaknya
strategis.

2) Tunarungu Sedang (Moderate Hearing Loss)


Siswa yang tergolong tunarungu sedang mengalami kehilangan pendengaran antara 41 –
55 B. Ia dapat mengerti percakapan dari jarak 3 – 5 feet secara berhadapan(face to face),
tetapi tidak dapat mengikutidiskusi kelas. Ia membutuhkan alat bantu dengar serta terapi
bicara.
3) Tunarungu Agak Berat (Moderatly Severe Hearing Loss) Siswayang tergolong tunarungu
agak berat mengalami pendengaran antara56 – 70 dB. Ia hanya dapat mendengar suara
dari arah dekat, sehingga ia perlu menggunakan hearing aid. Kepada anak tersebut perlu
diberikanlatihan pendengaran serta latihan untuk mengembangkan kemampuan bicara dan
bahasannya
4) Tunarungu Berat (Severe Hearing Loss)
Siswa yang tergolong tunarungu berat mengalami kehilangan pendengaranantara 71 – 90
dB. Sehingga ia hanya dapat mendengar suara-suara yangkeras dari jarak dekat. Siswa
tersebut membutuhkan pendidikan khusussecara intensif, alata bantu dengar, serta latihan
untuk mengembangkankemampuan bicara dan bahasannya.5)
5) Tunarungu Berat Sekali (Prof ound Hearing Loss) Siswa yang tergolong tunarungu berat
sekali mengalami kehilangan pendengaran lebih dari 90 dB. Mungkin ia masih mendengar
suara yang keras, tetapi ia lebih menyadari suara melalui getarannya (vibratios) dari pada
melalui pola Suara juga lebih mengandalkan penglihatannya dari pada pendengarannya
dalam berkomunikasi, yaitu melalui penggunaan bahasa isyarat dan membaca ujaran
b) Berdasarkan saat terjadinya, ketunarunguan dapat diklasifikasikan sebagai berikut
1. Ketunarunguan prabahasa (prelingual deafness), yaitu kehilangan pendengaran yang
terjadi sebelum kemampuan bicara dan bahasa berkembang.
2. Ketunarunguan pasca bahasa (post lingual deafness) yaitu kehilangan pendengaran
yang terjadi beberapa tahun setelah kemampuan bicara dan bahasa berkembang.
c) Berdasarkan letak gangguan pendengaran secara anatomis, ketunarunguandapat
diklasifikasikan sebagai berikut
1. Tunarungu tipe konduktif, yaitu kehilangan pendengaran yang disebabkanoleh
terjadinya kerusakan pada telinga bagian luar dan tengah yang berfungsi
sebagai alat konduksi atau penghantar getaran suara menujutelinga bagian dalam.
2. Tunarungu tipe sensorineural, yaitu tunarungu yang disebabkan olehterjadinya
kerusakan pada telinga dalam serta syaraf pendengaran (NervusChochlearis)
3. Tunarungu tipe campuran yang merupakan gabungan tipe konduktif
dan sensorineural, artinya kerusakan terjadi pada telinga luar/tengah dengantelinga
dalam/syaraf pendengaran
d) Berdasarkan etiologi atau asal usulnya ketunarunguan diklasifikasikan sebagai berikut
1. Tunarungu endogen, yaitu endogen yang disebabkan oleh faktor genetic (keturunan)
2. Tunarungu eksogen, yaitu tunarungu yang disebabkan oleh faktornongenetik (bukan
keturunan
Hambatan belajar yangdihadapi anakdengan hambatan sensori pendengaran terutama disebabkan oleh
factor internal yangmerupakandampakdarikehilanganpendengarannya. Kehilanganpendengaran
yangdialaminya memberikandampak yangseringkali mempengaruhi kehidupannya secara kompleks baik
sebagai pribadi maupun sebagai mahluk sosial. Boothroyd (1980) menyatakan bahwa ketunarunguan
sebagaikelainan primer dapat mengakibatkan terjadinya kelainan sekunder (dampak) pada berbagai
aspek kehidupan dan perkembangan anak dengan hambatan sensori pendengaran yaitu dalam
kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, fungsi kognitif, emosi, socialdan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai