Anda di halaman 1dari 6

NAMA :

NIM :
PROGRAM STUDI :

1. Salah satu karakteristik penelitian kualitatif adalah “latar alamiah (natural


setting)”. Jelaskan hal tersebut! Lengkapi penjelasan bapak/Ibu dengan contoh
sesuai dengan bidang ilmu (prodi) masing-masing!
JAWAB:
Topik penelitian diarahkan pada kondisi asli apa adanya, sesuai dengan di mana,
dan kapan subjek penelitian berada. Dengan demikian sasaran penelitian berada
dalam kondisi asli seperti apa adanya secara alai tanpa rekayasa. Dalam
penelitian kualitatif dikenal istilah natural setting artinya penelitian dilakukan
dalam kondisi yang almiah. Yang dimaksud alamiah dalam hal ini adalah situasi
sosial yang berlangsung pada saat penelitian dilangsungkan sama saja dengan
kondisi dalam kehidupan sehari-hari subjek yang diteliti. Kehadiran peneliti
dalam situasi sosial subjek penelitian tidak menjadi faktor yang dapat pengubah
sistuasi sosial. Dalam kondisi natural setting tersebut diharapan peneliti dapat
memperoleh data penelitian yang sesuai dengan realitas sesungguhnya.
Contoh: Masyarakat To Lotang di Kabupaten Sidrap
Penelitian kualitatif dalam mengkaji masyarakat To Lotang di Kabupaten Sidrap
bila ingin mendapatkan situasi sosial masyarakat To lotang maka harus
melakukan pengumpulan data di lokasi masyarakat To Lotang. Hendaknya
peneliti dalam kebersamaan yang intens dengan masyarakat To Lotang, observasi
partisipan dapat dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan situasi sosial yang
alamiah sesuai dengan kondisi atau realitas masyarakat To Lotang.
2. Tuliskan masing-masing satu contoh variabel dengan tingkat pengukuran data
nominal, ordinal, interval, dan rasio sesuai dengan prodi masing-masing.
JAWAB:
Skala pengukuran
a. skala nominal

Skala nominal merupakan skala pengukuran paling sederhana atau


tingkatannya paling rendah didala suatu penelitian. Skala ini hanya
digunakan untuk memberikan ategori saja. Isalnya digunaan untuk memberi
label, simbol, lambang atau nama pada sebuah kategori sehingga akan
mempermudah pengelompoan data menurut kategorinya

Contoh Variabel: Jenis Kelamin, aka data yang akan muncul hanya ada dua
kemungkinan, kalau bukan laki-laki maka perepuan.

b. Skala ordinal merupakan skala penguuran yang sudah menyatakan peringkat


antar tingkatan. Jarak atau interval tidak harus sama

Contoh variabel: bom bunuh diri

Pada variabel sikap seseorang terhadap terhadap pelaku bom bunuh diri,
maka kemungkinan pilihannya adalah; sangat setuju, setuju, biasa saja, tidak
setuju, sangat tidak setuju

c. Skala inteval, digunakan untuk menyatakan peringat untu antar tingkatan,


jarak atau interval antar tingkatan pun sudah jelas, hanya saja tida memiliki
nol.

Contoh, jam 00.00 bukan berarti waktuya kosong atau tidak ada nilai, kerana
jam 00.00 sendiri masih enujukan waktu saa dengan jam 12.00

d. Skala ratio, adalah skala penguuran yang ditunjukan pada hasil pengukuran
yang bisa dibedaan, diurutkan, memilii jarak tertentu dan bisa dibandingkan.

Contoh: tingkat pendapatan keluarga

Misalnya: pendapatan keluarga Tono dalam sebulan adalah Rp. 5.000.000,


sedangkan pendapatan keluarga Toni sebesar Rp. 10.000.000/bulan. Urutan
rasionya dapat dinyatakan bahwa pendapatan keluarga Toni adalah 2 kali dari
pedapatan keluarga Tono.
3. Mengapa peneliti grounded research tidak perlu melengkapi diri dengan
seperangkat teori sebelum terjun ke lapangan? Kemukakan bias metode dan bias
hasil penelitian jika melengkapi dirinya dengan seperangkat teori!
JAWAB:
Jika riset naratif berfokus pada cerita individual yang dituturkan oleh partisipan,
dan fenomenologi menekankan pengalaman yang sama pada individu, tujuan dari
studi grounded theory adalah untuk bergerak ke luar dari deskripsi dan untuk
memunculkan atau menemukan teori, penjelasan teoretis gabungan” bagi proses
atau aksi. Para partisipan dalam studi tersebut semuanya akan mengalami proses
ini, pengembangan teori tersebut dapat membantu menjelaskan praktik atau
menyediakan kerangka bagi riset lebih lanjut. Ide pentingnya adalah
pengembangan teori ini tidak muncul dengan sendirinya, tetapi dimunculkan atau
“didasarkan” pada data dari para partisipan yang telah mengalami proses tersebut.
Grounded theory memiliki beberapa ciri, diantaranya adalah; peneliti
memfokuskan pada proses atau aksi yang memiliki tahapan atau fase khas yang
terjadi sepanjang waktu. Maka dari itu, studi grounded theory meneliti “gerakan”
atau aksi yang berusaha dijelaskan oleh peneliti. Ciri yang berikutnya adalah
Peneliti, kemudian berusaha mengembangkan teori tentang proses atau aksi ini.
Ada banyak definisi tentang teori yang terdapat dalam literatur, tetapi, secara
umum, teori adalah suatu penjelasan tentang sesuatu atau pemahaman yang
dikembangkan oleh peneliti.
Dari penjelasan fokus dan ciri grounded tersebut, telah memberikan gambaran
pada kita akan kedudukan teori dalam penelitian grounded theory. Sebagaimana
kita ketahui bersama bahwa penelitian kualitatif tidak digunakan landasan teori,
tetapi kajian teori, karena teori yang ada tidak digunakan sebagai landasan untuk
merumuskan hipotesis, tetapi digunakan untuk memperkuat peneliti sebagai
human instrumen, sehingga peneliti mampu membuat pertanayaan penelitian,
mengumpulkan data dan menganalisis data kualitatif secara alamiah/ natural
berdasaran peristiwa-peristiwa yang terjadi pada situasi sosial tertentu. Untuk
penelitian grounded theory peneliti tidak perlu melengkapi dirinya dengan
seperangkat teori karena penelti grounded memang bertujuan untuk
mengembangkan teori sendiri dimana tujuan dari penlitian grounded sejatinya
dapat melahirkan teori yang baru.
Bias yang kemungkinan muncul pada penelitian grounded research adalah
kesalahan sistematis dalam proses penelitian. Sebagaimana ciri dari penelitian
kualitatif yang cenderung bebas dan tidak terstuktur dan menyesuaikan kondisi
alamiah lapangan dapat menyebabkan kesalahan dalam penafsiran dan penarikan
kesimpulan. Grounded research adalah penelitian kualitatif dimana peneliti
merupan instrumen penelitian. Peneliti kemungkinan akan melakukan kesalahan
yang berdampa pada hasil penelitan. Bias tersebut dapat disebabkan oleh asumsi
yang digunakan oleh peneliti dalam menangkap realitas yang ada dilapangan.
Kesalahan asumsi akan mengakibatkan hasil penelitian menjadi menyesatkan.
4. Analisis data penelitian kuantitatif yang sering digunakan adalah analisis
deskriptif dan analisis inferensial. Jelaskan perbedaan dan keterkaitan kedua
analisis tersebut disertai dengan contoh sesuai dengan prodi masing-masing!
JAWAB:
a. Analisis deskriptif, yaitu analisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa ada
tujuan membuat kesimpulan untuk generalisasi.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganlisis data
dengan cara mendesripsikan tau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilaukan padapopulasi jelas
akan menggunakan statistik desriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian
dilakuan pada sampel, maka analisisnya dapat enggunakan statistik deskriptif
inferensial. Statistik desriptif dapat digunaan bila peneliti hanya ingin
mendeskripsian data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan
yangberlaku umum utu populasi dimana sampel diambil. Tetapi bila peneliti
ingin membuat kesimbulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis
yang digunakan adalah statistik inferensial.
Terasuk dalam statistik inferensial antara lain penyajian data melalui tabel,
grafik, diagram dan lingkaran pictogra perhitungan modus, median, desil,
persentil dan sebaginya.
Dalam statistk deskriptif juga dapat dilaukan dengan mencari kuatnya
hubungan antar variabel melalui analisis korelasi, elakukan prediksi dengan
analisis regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata
data sampel dengan populasi.
b. Statisti inferensial sering juga disebut sebagai statistik indutif atau statistik
probabilitas, adalah tekni yang digunakan untuk menganalisis data sampel
dan hasilnya diberlaukan untuk populasi.
Analisis inferensial, digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi. Analisis ini cocok digunakanjika sampel yang
diambila pada populasi yang jelas dan pengambilan sampel secar acak.
Penarikan kesimpulan didasarkan pada pengolahan data dengan metode
statistik yang lebih mendalam

Keterkaiatan antara analisis deskriptif dengan analisis inferensial.


Analisis deskriptif akan membantu atau sebagai analisis pendukung penelitian
inferensial.
Contoh:
Dalam suatu penelitian tentang rendahnya kompetensi guru dan keberhasilan
penangan peserta didik bermasalah. Masalah tersebut dapat diteliti dengan
metode kombinasi, dengan model eksploratori. Penelitian awal dilakukan dengan
analisis deskriptif atau kualitatif dan selanjutnya tahap kedua analisis inferensial.
Data yang terkumpul melalui penelitian kuaitatif berupa deskripsi terhadap situasi
sosial adalah teori yang menjadi bahan untuk merumuskan hipotesis yang
selanjutnya akan dilakukan pengumpulan data untuk dilakukan analisis
inferensial untuk menguji hipotesis yang hasilnya merupakan generalisasi.
5. Ketua tim penelitian menugaskan kepada anggota tim peneliti untuk ke lapangan
lebih awal agar dapat segera membangun rapport. Jelaskan yang dimaksud
dengan Membangun rapport”! apa pentingnya rapport bagi peneliti dalam
memasuki latar penelitian dan kebenaran hasil penelitian?
JAWAB:
Ketika seorang peneliti ingin melakukan penelitian banyak hal yang harus
mereka tempuh. Salah satunya adalah membangun rapport yang baik dengan
subjek. Rapport adalah hubungan yang baik yang tercipta antara peneliti dan
subjek informannya. Sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan
penggalian data terhadap subjek, karena subjek akan merasa lebih terbuka
terhadap paneliti.
dalam membangun rapport yang baik subjek sebenarnya sama halnya dengan
berusaha membuat subjek agar memberi kepercayaan terhadap peneliti sehingga
hubungan antara keduanya terjalin harmonis. Tida ada lagi pro-kontra atau
prasangka buruk yang bakal terjadi di belakang ketika antara peneliti dan subjek
bisa saling percaya dan bagi subjek hendaknya bisa melihat sisi baik penelitinya.
Rapport juga dapat membantu peneliti dalam menggali data. Rapport tidak hanya
dibentuk kepada satu orang, namun kepada semua orang yang terlibat dalam
penelitian. Sehingga rapport bisa dijadikan prasyarat utama yang harus dilakukan
untuk memperoleh data penelitian.
Hubungan emosial antar peneliti dengan responden atau informan penelitian
harus dibangun agar tercipta hubungan yang harmonis. Hubungan yang harmonis
antara pihak-pihak yang terkait dengan penelitian merupakan modal berharga
bagi peneliti. Bukan hanya biasa menghemat waktu, dana dan tenaga, akan tetapi
juga dapat memberikan nilai tambah terhadap kualitas data penelitian.

Anda mungkin juga menyukai