Anda di halaman 1dari 5

KEMAS 7 (2) (2012) 129-136

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas

PENGARUH LATIHAN GERAK TERHADAP KESEIMBANGAN PASIEN


STROKE NON-HEMORAGIK

Irdawati*

Prodi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Latihan gerak mempercepat penyembuhan pasien stroke, karena akan mem-
Diterima 19 September 2011
Disetujui 21 Oktober 2011
pengaruhi sensasi gerak di otak. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuk-
Dipublikasikan Januari 2012 tikan perbedaan pengaruh latihan gerak terhadap keseimbangan pada pasien
stroke non-hemoragik hemiparese kanan dibandingkan dengan hemiparese
Keywords: kiri. Jenis penelitiannyadalah experimental dengan rancangan two group pre
Motion exercise
Stroke
test dan post test. Kelompok yang yang diteliti adalah pasien stroke non-
Non-hemorrhagic hemor- agik hemiparese kanan 20 pasien dan hemiparese kiri 20 pasien,
Balance diberi latihan gerak sesuai program !sioterapi rumah sakit dr. Moewardi
Surakarta. Analisis data dilakukan dengan, uji hipotesis komparatif variabel
numerik 2 kelompok dan uji hipotesis komparatif variable kategorikal tidak
berpasangan. Pada hemi- parese kanan terjadi kenaikan rata-rata nilai
keseimbangan sebesar 2,25, dan pada hemiparese kiri sebesar 1,70. hasil uji
statistik Mann-Whitney menunjuk- kan tidak ada perbedaan yang bermakna
terhadap kenaikan nilai keseimbangan antara hemiparese kanan dan
hemiparese kiri (p=0,377). Rata-rata kenaikan nilai keseimbangan 1,40 %
pada pasien stroke hemiparese kanan. Dan 18,06 % pada pasien stroke
hemiparese kiri.

Abstrac
t
Motion exercises for stroke patients accelerate healing, because it will a!ect
the sensation of motion in cerebral.Goals this study was to prove the di!
erence in the e!ect of motion exercises on balance in patients with non-
hemorrhagic stroke compared with hemiparese right hemiparese le".#is
studied was experimental design types with two group pre test and post test.
Groups studied are non-hemor- rhagic stroke patients hemiparese hemiparese
right and le" 20 patients 20 patients, given the appropriate motion exercise
program Dr. hospital physiotherapy. Moe- wardi Surakarta. Data analysis
was done with, comparative tests of hypothesis two groups of numeric
variables and hypothesis testing comparative unpaired ca- tegorical variables.
On the right there is an increase hemiparese average equilibri- um value of 2,25,
and on the le" hemiparese of 1,70. results of the Mann-Whitney statistical test
showed no signi$cant di!erence to the increase in the value of the balance
between hemiparese hemiparese right and le" (p = 0,377). Average 1,40%
increase in the value of balance in stroke patients hemiparese right. And 18,06%
in stroke patients hemiparese le".

© 2012 Universitas Negeri Semarang

Email:
*
Alamat korespondensi: irdawati.ums@ya
Jalan Achmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura, Surakarta hoo.com
57102
ISSN 1858-1196
Irdawati / KEMAS 7 (2) (2012) 129-
136

Pendahuluan pada pasien stroke non-hemoragik hemiparese


kanan dibandingkan dengan hemiparese kiri.
Di Indonesia jumlah penderita stroke
dari tahun ke tahun terus meningkat. Ini seja-
lan dengan perubahan pola hidup masyarakat Metode
(Mangoenprasodjo, 2005). Hingga kini, stroke
merupakan penyebab kematian nomor satu di Penelitian dilaksanakan di unit perawa-
berbagai rumah sakit di tanah air (Rachmawa- tan pasien Stroke Rumah Sakit Dr. Moewardi
ti, 2007) . Survei kesehatan rumah tangga Surakarta antara bulan September 2006 sampai
men- unjukkan bahwa stroke merupakan Januari 2007.
penyebab kematian/kecacatan utama di Jenis penelitian ini adalah penelitian ex-
Indonesia (Djaja et al., 2001). perimental dengan rancangan two group pre
Masalah yang sering dialami oleh pen- test dan post test. Penelitian ini menggunakan
derita stroke dan yang paling ditakuti adalah dua kelompok pasien. Kelompok yang diteliti
gangguan gerak. Penderita mengalami kesuli- ada- lah pasien stroke non hemoragik
tan saat berjalan karena mengalami gangguan hemiparese kanan dan hemiparese kiri yang
pada kekuatan otot, keseimbangan dan koordi- diberi latihan gerak berdasarkan program
nasi gerak (Soeparman, 2004). "sioterapi rumah sakit Dr. Moewardi
Pasien stroke merupakan kelainan dari Surakarta dan disesuaikan dengan kemampuan
otak sebagai susunan saraf pusat yang me- pasien. Selanjutnya subjek yang memenuhi
ngontrol dan mencetuskan gerak dari sistem kriteria inklusi dimintai per- setujuan
neuromuskuloskeletal. Secara klinis gejala kesediaan untuk ikut serta dalam pe- nelitian
yang sering muncul adalah adanya hemiparese (informed consent).
atau hemiplegi, yang menyebabkan Besar sampel dalam penelitian ini se-
hilangnya mekanisme re!eks postural normal banyak 40 pasien, yang terbagi atas 20 pasien
untuk ke- seimbangan, rotasi tubuh untuk stroke non-hemoragik hemiparese kanan, dan
gerak-gerak fungsional pada ekstremitas. 20 pasien stroke non-hemoragik hemiparese
Gerak fungsional merupakan gerak yang harus kiri, berdasarkan criteria inklusi: (a) Usia 45 –
distimulasi secara berulang-ulang supaya 86 tahun, (b) Pasien stroke non-hemoragik, (c)
terjadi gerakan yang terkoordinasi secara Mengalami gangguan dalam melakukan akti"-
disadari serta menjadi re- tas sehari-hari, (d) Nilai kekuatan otot < 60
!eks secara otomatis berdasarkan ketrampilan atau nilai keseimbangan < 30, (e) Pasien
akti"tas kehidupan sehari-sehari (AKS). kooperatif dan komunikatif, (f ) Setuju
Latihan pergerakan bagi penderita diikutsertakan dalam penelitian, (g) Latihan
stroke merupakan prasarat bagi tercapainya diberikan tiap hari, apabila ada waktu selang
ke- mandirian pasien. Karena latihan akan karena sesuatu hal maksimal tiga hari.
mem- bantu secara berangsur-angsur fungsi Sedangkan kriteria ekslusi: (a) Nilai kekuatan
tungkai dan lengan kembali atau mendekati otot > 60 atau nilai keseimbangan > 30, b)
normal, dan memberi kekuatan pada pasien Mengalami komplikasi selain stroke, (c)
tersebut untuk mengontrol kehidupannya Karena sesuatu hal pasien di- hentikan latihan
(Smits et al., selama empat hari atau lebih, (d) Pasien
2000). Latihan disesuaikan dengan kondisi pulang sebelum mendapatkan lati- han gerak
pasien dan sasaran utama adalah kesadaran selama 12 hari.
untuk melakukan gerakan yang dapat dikon- Variabel bebas adalah latihan gerak
trol dengan baik, bukan pada besarnya yang merupakan gabungan dari gerak
gerakan (Soeparman, 2004). fungsional, dan variabel terikat adalah
Penelitian mengenai perbedaan pe- kekuatan otot pasien yang diukur
ngaruh latihan gerak terhadap keseimbangan menggunakan modi"kasi dengan group otot
pada pasien stroke non-hemoragik hemiparese yang dikenal dengan manual mus- cle testing
kanan dibandingkan dengan hemiparese kiri, (MMT). Variabel pengganggu adalah umur,
hingga saat ini belum ada. Karena itu, peneli- jenis kelamin.
tian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan Latihan gerak yang diberikan pada pe-
pengaruh latihan gerak terhadap nelitian ini dilakukan oleh "sioterapist rumah
keseimbangan sakit dr. Moewardi Surakarta sesuai program,

130
terhadap pasien stroke non-hemoragik hemipa- pada hemiparese kiri hanya 1 orang (5%) yang
rese kanan dan hemiparese kiri yang dilakukan pernah stroke sebelumnya. Adanya gangguan
selama 12 hari. Latihan gerak yang diberikan mobilitas pasien, pada penderita stroke hemi-
adalah sama pada semua pasien yang disesuai- parese kiri semua pasien tidak ada mengalami
kan dengan kondisi pasien. Gerakan – gerakan gangguan mobilitas sebelum stroke (100%),
pada latihan tersebut berupa: posisi tidur, ber- sedangkan pada hemiparese kanan terdapat 2
putar ke posisi miring, bangun ke duduk, orang (10%) yang mengalami gangguan mo-
posisi duduk, bangun ke berdiri, memperbaiki bilitas sebelum stroke.
kesa- daran posisi badan/ekstremitas yang Hasil uji normalitas data Kolmogarov-
lumpuh, latihan berjalan dimulai setelah Smirnov menunjukkan bahwa data umur
pasien bisa menyangga pada dua tungkai pasien berdistribusi normal (p=0,859). Rata-
tanpa pegangan. rata umur pasien stroke hemiparese kanan
Awal penelitian dilakukan pre test (65,30± 9,23), sedangkan pada pasien
terha- dap pasien yang menjadi subjek, setelah hemiparese kiri umur rata-rata sedikit lebih
12 hari mendapatkan latihan gerak, dilakukan rendah (63,6±10,0). Data nilai kekuatan otot
post test untuk menilai kekuatan otot pasien sebelum diberi latihan gerak berdistribusi
stroke non- hemoragik tersebut baik normal (p=0,068). Secara ring- kas gambaran
hemiparese kanan maupun hemiparese kiri. umur pasien stroke hemiparese kanan dan
hemiparese kiri dapat dilihat pada Gambar 1.
Pada Gambar 1 dapat terlihat bahwa nilai
Hasil median umur pasien stroke hemiparese
kanan dan kiri tidak jauh berbeda. Gambaran
Hasil penelitian terhadap pasien stroke hasil pengukuran keseimbangan pada sampel
di RS dr. Moewardi Surakarta diperoleh sub- pasien stroke di RS dr. Moewardi dapat dilihat
jek sebanyak 20 orang hemiparese kanan pada Tabel 2.
dan Pada Tabel 2 terlihat bahwa nilai rata-
20 hemiparese kiri. Karakterisktik pasien rata keseimbangan pada pasien stroke hemipa-
dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Tabel 1, rese kanan sebelum diberikan perlakuan ada-
diketahui bahwa jenis kelamin pasien stroke lah 0,10 (±0,45) dan sesudah diberi perlakuan
hemiparese kanan dan kiri sama, yaitu latihan gerak menjadi 2,35 (±2,08). Pada pasien
masing-masing 13 orang (65%) laki-laki dan hemiparese kiri nilai rata-rata keseimbangan
7 orang (35%) pe- rempuan. Pada pasien sebelum latihan gerak 2,00 (±4,16) dan setelah
stroke hemiparese kanan terdapat 2 orang diberikan perlakuan terdapat kenaikan rata-
(10%) yang pernah atau mem- punyai riwayat
stroke sebelumnya, sedangkan
Tabel 1. Karakteristik Pasien Stroke Berdasarkan Kerusakan di RS dr. Moewardi Surakarta
Hemiparese Hemiparese
Nilai
Karakteristik Pasien Kanan Kiri
p
n % n %
Jenis kelamin
Laki-laki 13 65,0 13 65,0 1,000
Perempuan 7 35,0 7 35,0
Jumlah 20 100,0 20 100,0
Riwayat Stroke
Pernah 2 10,0 1 5,0 0,548
Tidak pernah 18 90,0 19 95,0
Jumlah 20 100,0 20 100,0
Mobilitas Sebelum Stroke
Ya 2 10 0 0,0 0,147
Tidak 18 90 20 100
Jumlah 20 100,0 20 100,0
131

Anda mungkin juga menyukai