Anda di halaman 1dari 24

PROGRAM

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN


TAHUN 2022

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda


Jl. Ngeksigondo No. 56 Prenggan Kotagede Yogyakarta 55172
Telepon : 0274-376092 / 081285653664
Email : rskiapermatabunda@gmail.com, Website: www.rskiapermatabunda.com
A. PENDAHULUAN
Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang pekerjaan
di dunia ini pasti menerapkannya sebagai sesuatu yang sangat penting. Sebut misalnya:
perminyakan, perbankan, penerbangan, IT, ekspedisi luar angkasa, dan lain-lain. Makin
besar risiko suatu pekerjaan, maka makin besar perhatiannya pada aspek manajemen
risiko ini.
Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai
dampak pada pencapaian tujuan. Sedangkan manajemen risiko adalah budaya, proses dan
struktur yang diarahkan untuk mewujudkan peluang peluang sambil mengelola efek yang
tidak diharapkan atau kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan
organisasi berkaitan dengan risiko.
Referensi utama manajemen risiko adalah standar Australia dan New Zealand
AS/NZS 4360:2004 yang kemudian diadopsi oleh lembaga ISO dengan standar ISO
31000:2009.ISO pun menerbitkan standar pendukungnya, yaitu ISO Guide 73:2009 dan
ISO/IEC 31010:2009. Dan sudah barang tentu, seluruh aktifitas manajemen risiko di
dunia ini merujuk pada standar-standar tersebut.
Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan
kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident
model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian kerugian
tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko
bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun ‘accident’.

B. LATAR BELAKANG
Tuntutan terhadap kelalaian kepada institusi kesehatan di dunia semakin
meningkat jumlahnya sejak tahun 1980-an. Hal ini mendesak departemen kesehatan
berbagai negara, seperti Inggris dan negara-negara persemakmurannya untuk
berpikir ekstra. Sampai awal tahun 1990-an tuntutan hukum yang diterima institusi
kesehatan seperti rumah sakit mencapai 75 milyar ponsterling. Jumlah yang sangat
besar ini memaksa departemen kesehatan Inggris merombak keseluruhan sistem
pelayanan kesehatan, utamanya budaya kerja para pemberi layanan kesehatan.
Maka mulai diperkenalkan dan dibuat manajemen risiko dalam kerangka kerja
departemen kesehatan di Inggris, diberlakukan untuk seluruh trust dan board yang menjadi
afiliasinya. Kita menyadari bahwa tidak hanya penanggulangan risiko saja yang
dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakatnya.
Perlunya evaluasi berkelanjutan, fokus pada kepentingan pasien, dan komponen-
komponen lain membentuk sebuah kerangka kerja baru yang disebut clinical
governance. Manajemen risiko merupakan salah satu pilar penerapan clinical governance
dalam institusi pelayanan kesehatan.
Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari
identifikasi risiko secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan tujuan
mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu, dengan penekanan pada
perubahan budaya kerja dari yang reaksioner dan penanggulangan menjadi pencegahan
dan pengelolaan. Risiko yang dicegah dalam pengelolaan manajemen risiko berupa risiko
klinis dan non klinis.

C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Meminimalisasi dan meniadakan risiko yang ditimbulkan oleh berbagai potensi
bahaya yang ada di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak PERMATA BUNDA.
2. Tujuan Khusus
a. Mengurangi risiko kegagalan fasilitas yang ada di rumah sakit.
b. Mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas dan lingkungan di Rumah Sakit
Khusus Ibu dan Anak PERMATA BUNDA
c. Meningkatkan keamanan dan keselamatan fungsi fasilitas yang ada di Rumah Sakit
Khusus Ibu dan Anak PERMATA BUNDA bagi karyawan, pasien dan pengunjung.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. IDENTIFIKASI RISIKO
a) KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
IDENTIFIKASI BAHAYA
• Penculikan Bayi
• Penyanderaan
KEAMANAN LINGKUNGAN
• Kehilangan barang milik pasien dan
RS
keluarga
• Kehilangan kendaraan bermotor

• Kehilangan sarana prasarana RS


• Keselamatan saat ada
renovasi/pembangunan
KEAMANAN PASIEN, • Terjatuh/terpeleset di RAM/tangga
PENGUNJUNG DAN • Terpeleset di kamar mandi
KARYAWAN • Tersengat listrik
b) BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA
IDENTIFIKASI BAHAYA
• Penanganan B3 yang salah
BAHAN BERACUN • Penyimpanan B3 tidak pada tempatnya
BERBAHAYA • B3 yang tidak diberi label
• Tidak memakai APD saat penanganan B3.

c) BENCANA
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA
• Wabah penyakit
• Gempa bumi
INSIDEN WABAH DAN • Angin puting beliung
BENCANA • Ledakan bom
• Banjir
• Kecelakaan transportasi

d) KEBAKARAN
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA
• Hubungan pendek arus listrik
• Ledakan gas
INSIDEN KEBAKARAN • Kebocoran gas
• Ledakan kompor gas
• Percikan api dari colokan listrik

e) PERALATAN MEDIS
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA
• Kesalahan pembacaan hasil pada alat medis
karena belum terkalibrasi
• Kesalahan penggunaan alat karena belum
PERALATAN MEDIS terkalibrasi
• Kesalahan penggunaan alat medis yang
baru karena belum dilakukan pelatihan alat
baru.
f) SISTEM UTILITAS

KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA


• Pemadaman listrik
• Kerusakan/meledaknya pompa air
• Saluran air/IPAL mampet
SISTEM UTILITAS • Kerusakan telepon
• Kebocoran gas
• Meledaknya tabung gas medis
• Meledaknya sistem gas sentral

g) KONSTRUKSI DAN RENOVASI

KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA


• Kebisingan
• Kerusakan kolateral konstruksi/renovasi
• Polusi udara dan air
KONSTRUKSI DAN • Kecelakaan kerja
RENOVASI

h) PELATIHAN

KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA


• Kurangnya awareness akan risiko yang ada
• Kompetensi/keahlian karyawan dalam
pengelolaan bahaya yang terjadi
• Kegagalan penerapan SPO terkait
PELATIHAN manajemen risiko rumah sakit

2. ANALISIS RISIKO

Tabel Analisis risiko berdasarkan tingkat bahaya


Skor Keterangan
1 Kegagalan yang tidak disadari oleh pasien dan tidak menimbulkan dampak
dalam pelayanan kesehatan
2 Kegagalan dapat mempengaruhi proses pelayanan kesehatan tetapi
menimbulkan kerugian minor
3 Kegagalan menyebabkan kerugian yang lebih besar terhadap pasien
4 Kegagalan menyebabkan kematian atau kecacatan

Tabel Analisis risiko berdasarkan tingkat probabilitas


Skor Keterangan
1 Hampir tidak pernah (remote) jarang terjadi (dapat terjadi dalam > 5 sampai
30 tahun)
2 Jarang (uncommon) kemungkinan akan muncul (dapat terjadi dalam > 2
3 sampai 5 tahun) (occasional), kemungkinan akan muncul (dapat terjadi
Kadang-kadang
4 beberapa
Sering kali dalamhampir
( frequent), 1 sampai 2 tahun)
sering muncul dalam waktu relatif singkat
(mungkin terjadi beberapa kali dalam 1 tahun)

ANALISIS RISIKO FASILITAS DI RSKIA PERMATA BUNDA


RISIKO TINGKAT TINGKAT SKOR
BAHAYA PROBABILITAS TOTAL
(SKOR) (SKOR)
KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
Penculikan Bayi 4 1 4
Penyanderaan 4 1 4
Kehilangan barang 3 4 12
milik pasien dan
keluarga
Kehilangan kendaraan 3 1 3
bermotor
Kehilangan sarana 3 1 3
prasarana RS
Keselamatan saat ada 4 1 4
renovasi/pembangunan
Terjatuh/terpeleset di 4 2 8
RAM/tangga
Terpeleset di kamar 2 2 4
mandi
Tersengat listrik 4 1 4
BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA
Penanganan B3 yang 2 4 8
salah
Penyimpanan B3 tidak 1 1 1
pada tempatnya
B3 yang tidak diberi 2 4 8
label
Tidak memakai APD 2 4 8
saat penanganan B3.

BENCANA
Wabah penyakit 4 1 4
Gempa bumi 4 1 4
Angin puting beliung 4 1 4
Ledakan bom 4 1 4
Banjir 4 1 4
Kecelakaan transportasi 4 1 4
KEBAKARAN
Hubungan pendek arus 4 1 4
listrik
Ledakan gas 4 1 4
Kebocoran gas 4 1 4
Ledakan kompor gas 4 1 4
Percikan api dari 4 1 4
colokan listrik
PERALATAN MEDIS
Kesalahan pembacaan 4 1 4
hasil pada alat medis
karena belum
terkalibrasi
Kesalahan penggunaan 4 1 4
alat karena belum
terkalibrasi
Kesalahan penggunaan 4 1 4
alat medis yang baru
karena belum dilakukan
pelatihan alat baru.
SISTEM UTILITAS
Pemadaman listrik 2 2 4
Kerusakan/meledaknya 2 2 4
pompa air
Saluran air/IPAL 2 1 2
mampet
Kerusakan telepon 2 1 2
Kebocoran gas 4 1 4
Meledaknya tabung gas 4 1 4
medis
Meledaknya sistem gas 4 1 4
sentral

KONSTRUKSI
DAN RENOVASI
Kebisingan 2 2 4
Kerusakan kolateral 2 2 4
konstruksi/renovasi

Polusi udara dan air 2 1 2

Kecelakaan kerja 2 1 2

PELATIHAN
Kurangnya awareness 2 2 4
akan risiko yang ada

Kompetensi/keahlian 2 2 4
karyawan dalam
pengelolaan bahaya yang
terjadi
Kegagalan penerapan 2 1 2
SPO terkait manajemen
risiko rumah sakit

3. EVALUASI RISIKO
Evaluasi risiko dilihat dari analisis risiko yang dilakukan sehingga dapat dibuatkan
suatu prioritas penanganan risiko sebagai berikut:

NO RISIKO
1 Kehilangan barang milik pasien dan keluarga
2 Terjatuh/terpeleset di RAM/tangga
3 Penanganan B3 yang salah
4 B3 yang tidak diberi label
5 Tidak memakai APD saat penanganan B3.
6 Penculikan Bayi
7 Penyanderaan
8 Keselamatan saat ada renovasi/pembangunan
9 Terpeleset di kamar mandi
10 Tersengat listrik
11 Wabah penyakit
12 Gempa bumi
13 Kebocoran gas
14 Ledakan bom
15 Banjir
16 Angin puting beliung
17 Kecelakaan transportasi
18 Hubungan pendek arus listrik
19 Ledakan gas
20 Kebocoran gas
21 Ledakan kompor gas
22 Percikan api dari colokan listrik
23 Kesalahan pembacaan hasil pada alat medis
karena belum terkalibrasi
24 Kesalahan penggunaan alat karena belum
25 Terkalibrasipenggunaan alat medis yang baru
Kesalahan
26 karena belum
Kebocoran gasdilakukan pelatihan alat baru.
27 Meledaknya tabung gas medis
28 Meledaknya sistem gas sentral
29 Pemadaman listrik
30 Kerusakan pompa air
31 Kehilangan kendaraan bermotor
32 Kehilangan sarana prasarana RS
33 Saluran air/IPAL mampet
34 Kerusakan telepon

4. TATA KELOLA RISIKO


a) KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan keamanan lingkungan RS adalah:
1) Penambahan CCTV pada area-area yang berisiko terjadinya ancaman keamanan
seperti ruang bayi untuk mencegah penculikan bayi, tempat parkir untuk
mencegah pencurian kendaraan bermotor dan tempat berisiko lainnya.
2) Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV
3) Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (kartu penunggu) untuk pengunjung
pasien rawat inap, penunggu pasien rawat inap, dan tamu di RS.
4) Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien (misal: pegangan
di setiap tangga dan diniding termasuk kamar mandi, tempat tidur dengan
penahan pada tepinya dll.).
5) Melengkapi sumber listrik dengan penutup.
6) Menyediakan rol hole pada RAM/jalan miring.
7) Melakukan monitoring dan evaluasi renovasi dan pembangunan gedung di
rumah sakit.

b) BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA


Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan bahan dan limbah berbahaya adalah:
1) Pembuatan tempat khusus untuk penyimpanan B3.
2) Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3 ke semua unit.
3) Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta didokumentasikan dan dibagikan kepada
unit-unit yang menggunakan bahan tersebut.
4) Penyediaan APD pada setiap unit yang memiliki B3 dan menerapkan
kebiasaan penggunaan APD bagi petugas menggunakan B3.
5) Pelatihan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, pencegahan dan
penanggulangan kebakaran, keadaan darurat bencana, cara melakukan evakuasi,
penanganan limbah dan B3.

c) BENCANA
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan keadaan darurat bencana adalah:
1) Membentuk Tim Siaga Bencana.
2) Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan
penanggulangan bencana.
3) Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi (jadwal pelatihan, peserta,
pelaporan), yang melibatkan semua unsur di rumah sakit.
4) Menyediakan fasilitas : rambu–rambu penunjuk arah lokasi pelayanan, jalan
keluar, jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu darurat, denah dan gambar
arah evakuasi di setiap gedung.
5) Melakukan simulasi keadaan darurat bencana.

d) KEBAKARAN
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan kebakaran adalah:
1) Menyediakan APAR yang mencukupi kualitas dan kuantitasnya, terutama di
ruang khusus.
2) Melakukan pemeliharaan APAR secara berkala.
3) Melakukan patroli asap secara rutin.
4) Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan larangan
merokok.
5) Mengusulkan alat deteksi asap/api pada tempat–tempat yang rawan
kebakaran, misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur, Radiologi dan
tempat perawatan intensif.
6) Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir dan gempa.
7) Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian kebakaran.
8) Membentuk tim di masing–masing ruangan untuk pencegahan pengendalian
kebakaran.
9) Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan.

e) PERALATAN MEDIS
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan sarana dan prasarana adalah:
1) Melakukan kalibrasi alat secara berkala.
2) Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga medis yang
Mendapatkan alat baru.

f) SISTEM UTILITAS
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan sistem utilitas adalah:
1) Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel listrik, dan
sistem gas medis.
2) Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan pengaman
agar tidak terjatuh.
g) KONSTRUKSI DAN RENOVASI
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan konstruksi dan renovasi adalah:
1) Melakukan sosialisasi dengan pihak kontraktor/vendor terkait SPO pengendalian
infeksi di area konstruksi/renovasi
2) Membuat area dan membatasi area konstruksi dan renovasi untuk membatasi
polusi udara, air dan debu
3) Menyediakan APD bila dibutuhkan

h) PELATIHAN
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan
dengan pelatihan adalah:
1) Melakukan pelatihan kompetensi secara berkala baik in house training ataupun
training eksternal
2) Melakukan sosialisasi pedoman/panduan/SPO kerja untuk terus memperbarui
keilmuan

5. DIKLAT MANAJEMEN RISIKO


Diklat manajemen risiko bertujuan untuk memberikan informasi kepada pegawai
RSKIA PERMATA BUNDA baik medis maupun non medis tentang pentingnya
manajemen risiko, pengendalian atau pencegahan risiko serta bahaya yang mungkin
terjadi akibat risiko yang ada. Diklat manajemen risiko akan diadakan setiap tahun
sekali.

6. PELAPORAN INSIDEN
Pelaporan insiden dilakukan oleh masing-masing unit. Jika terjadi insiden di
salah satu unit, maka unit yang bersangkutan wajib melaporkan insiden tersebut ke Tim
K3RS yang nantinya akan dilakukan investigasi dan evaluasi dari kejadian tersebut.
Hasil investigasi dan evaluasi akan dijadikan acuan penyusunan program berikutnya dan
disampaikan ke direktur RSKIA PERMATA BUNDA.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Koordinasi antara IPSRS dengan tim K3RS
2. Koordinasi antara Unit Kerja, IPSRS dan Tim K3RS.
3. Sosialisasi Program Manajemen Risiko saat briefing bulanan karyawan.

F. SASARAN
1. KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
a) Penambahan CCTV pada area-area yang berisiko terjadinya ancaman keamanan
seperti ruang bayi untuk mencegah penculikan bayi, tempat parkir untuk
mencegah pencurian kendaraan bermotor dan tempat berisiko lainnya terlaksana
100%.
b) Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV dilakukan setiap hari terlaksana 100%.
c) Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (kartu penunggu) untuk pengunjung pasien
rawat inap, penunggu pasien rawat inap, dan tamu di RS terlaksana 100%.
d) Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien (misal:pegangan
di setiap tangga dan dinding termasuk kamar mandi, tempat tidur dengan penahan
pada tepinya dll.) terlaksana 100 %.
e) Melengkapi sumber listrik dengan penutup terlaksana 100%.
f) Menyediakan rol hole pada ram/jalan miring terlaksana 100%.
g) Melakukan monitoring dan evaluasi renovasi dan pembangunan gedung di rumah
sakit terlaksana 100%.

2. BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA


a) Pembuatan tempat khusus untuk penyimpanan B3 terlaksana 100%.
b) Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3 ke semua unit.
terlaksana 100%.
c) Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta didokumentasikan dan dibagikan kepada unit-
unit yang menggunakan bahan tersebut terlaksana 100%.
d) Penyediaan APD pada setiap unit yang memiliki B3 dan menerapkan kebiasaan
penggunaan APD bagi petugas menggunakan B3 terlaksana 100%.
e) Pelatihan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, pencegahan dan
penanggulangan kebakaran, keadaan darurat bencana, cara melakukan evakuasi,
penanganan limbah dan B3 terlaksana 100%.

3. BENCANA
a) Membentuk Tim Siaga Bencana terlaksana 100%.
b) Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan penanggulangan
bencana terlaksana 100%.
c) Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi (jadwal pelatihan, peserta,
pelaporan), yang melibatkan semua unsur di rumah sakit terlaksana 100%.
d) Menyediakan fasilitas rambu-rambu penunjuk arah lokasi pelayanan, jalan keluar,
jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu darurat, denah dan gambar arah
evakuasi di setiap gedung terlaksana 100%.
e) Melakukan simulasi keadaan darurat bencana terlaksana 100%.

4. KEBAKARAN
a) Menyediakan APAR yang mencukupi kualitas dan kuantitasnya, terutama di
ruang khusus terlaksana 100%.
b) Melakukan pemeliharaan APAR secara berkala terlaksana 100%.
c) Melakukan patroli asap secara rutin terlaksana 100%.
d) Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan larangan
merokok terlaksana 100%.
e) Mengusulkan alat deteksi asap/api pada tempat–tempat yang rawan kebakaran,
misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur, Radiologi dan tempat perawatan
intensif terlaksana 100%.
f) Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir dan gempa
terlaksana 100%.
g) Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan dan pengendalian kebakaran
terlaksana 100%.
h) Membentuk tim di masing–masing ruangan untuk pencegahan dan pengendalian
kebakaran terlaksana 100%.
i) Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan terlaksana 100%.

5. PERALATAN MEDIS
a) Melakukan kalibrasi alat secara berkala terlaksana 100%.
b) Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga medis yang
mendapatkan alat baru terlaksana 100%.

6. SISTEM UTILITAS
a) Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel listrik, dan
sistem gas medis terlaksana 100%.
b) Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan pengaman agar
tidak terjatuh terlaksana 100%.

7. KONSTRUKSI DAN RENOVASI


a) Mensosialisasikan SPO pengendalian infeksi di area konstruksi dan renovasi
b) Membuat batas/membatasi area konstruksi dan renovasi untuk mengurangi polusi
udara, air dan debu
8. PELATIHAN
a) Melakukan pelatihan kompetensi bagi seluruh karyawan sesuai dengan kompetensi
secara berkala minimal satu tahun sekali
b) Mensosialisasikan pedoman/panduan kerja/SPO terbaru sesuai dengan pembaruan
keilmuan
G. JADWAL PELAKSANAAN
Jadwal pelaksanaan yang telah disusun dapat dilihat di lampiran

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi program kerja dilakukan setiap 1 tahun sekali.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dilakukan saat pelaksanaan kegiatan. Pelaporan dilakukan paling lambat 1
minggu setelah pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dilakukan paling lambat 1 minggu setelah
laporan diterima

J. PENUTUP
Dengan adanya program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan diharapkan dapat
menjadi acuan atau pedoman untuk manajemen risiko fasilitas dan lingkungan dalam
rangka mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas dan lingkungan di RSKIA
PERMATA BUNDA.
Mengetahui Yogyakarta, 3 Maret 2022
DIREKTUR KETUA K3RS

dr. Riyo Pungki Irawan


drg. Wiwik Lestari, MPH
NIP 3.0222.112
NIP 3.0222.111
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 2022
No Kegiatan Target Lokasi Pelaksana Waktu Kegiatan
J F M A M J J A S O N D
KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
1 Penambahan CCTV pada area-area 100% Ruang bayi IPSRS X

yang berisiko terjadinya ancaman


keamanan
2 Pemeriksaan dan pemeliharaan 100% Ruang bayi, IPSRS X X
farmasi, RM,
CCTV satpam
3 Pemberlakuan pemakaian tanda 100% Seluruh Security X X X X X

pengenal (kartu penunggu) untuk ruangan


pengunjung pasien rawat inap,
4 Melakukan data ulang mengenai 100% Seluruh Perawat X X

kebutuhan keselamatan pasien ruangan ruangan


5 Menyediakan rol hole pada ram/ ram IPSRS X

jalan miring
6 Melakukan monitoring dan evaluasi 100% Bangunan IPSRS X

renovasi dan pembangunan gedung yang


di rumah sakit dibangun/re-
No Kegiatan Target Lokasi Pelaksana Waktu Kegiatan
J F M A M J J A S O N D
novasi
BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA
1 Pembuatan tempat khusus untuk 100% Seluruh IPSRS X X

penyimpanan B3 ruangan
2 Sosialisasi mengenai prosedur 100% Seluruh Tim K3RS X

penyimpanan dan pengelolaan B3 ruangan


ke semua unit
3 Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta 100% Seluruh Tim K3RS X X

didokumentasikan dan dibagikan ruangan


kepada unit-unit yang
menggunakan bahan tersebut
4 Penyediaan APD pada setiap unit 100% Seluruh IPSRS X X X

yang memiliki B3 ruangan


5 Pelatihan mengenai keselamatan 100% Diklat Tim K3RS X X
dan kesehatan kerja, pencegahan
dan penanggulangan kebakaran,
keadaan darurat bencana, cara
melakukan evakuasi, penanganan
No Kegiatan Target Lokasi Pelaksana Waktu Kegiatan
J F M A M J J A S O N D
limbah dan B3
BENCANA
1 Membentuk Tim Siaga Bencana 100% Seluruh Tim K3RS X

ruangan
2 Membuat standar prosedur 100% - Tim K3RS X X
operasional tentang pencegahan
dan penanggulangan bencana
3 Melakukan pelatihan siaga bencana 100% Diklat Tim K3RS X X

dan evakuasi
4 Menyediakan fasilitas: rambu– 100% Seluruh IPSRS X
rambu penunjuk arah lokasi gedung
pelayanan, mengubah seluruh pintu
ke arah luar, arah evakuasi
bencana, pintu darurat, denah dan
gambar arah evakuasi
5 Melakukan simulasi keadaan 100% Diklat Tim K3RS X

darurat bencana
No Kegiatan Target Lokasi Pelaksana Waktu Kegiatan
J F M A M J J A S O N D
KEBAKARAN
1 Menyediakan APAR yang 100% Seluruh IPSRS X

mencukupi kualitas dan gedung


kuantitasnya
2 Melakukan pemeliharaan APAR 100% - IPSRS X X X

secara berkala
3 Melakukan patroli asap secara rutin 100% Seluruh Security, X X X

gedung perawat
ruangan
4 Melakukan pemasangan larangan 100% Seluruh Security X

merokok gedung
5 Mengusulkan alat deteksi asap/api 100% Seluruh IPSRS X

pada tempat–tempat yang rawan gedung


kebakaran
6 Pemasangan arah dan denah 100% Lobi IPSRS X

evakuasi bencana kebakaran, banjir


dan gempa
7 Melakukan sosialisasi mengenai 100% Seluruh Tim K3RS X

19
No Kegiatan Target Lokasi Pelaksana Waktu Kegiatan
J F M A M J J A S O N D
pencegahan dan pengendalian ruangan
kebakaran
8 Membentuk tim di masing–masing 100% Seluruh Ka.Ru X

ruangan untuk pencegahan dan ruangan


pengendalian kebakaran
9 Melakukan simulasi kebakaran dan 100% Diklat Tim K3RS X

keadaan darurat bencana secara


berkesinambungan
PERALATAN MEDIS
1 Melakukan kalibrasi alat secara 80% Seluruh Bagian X
berkala ruangan operasional
2 Membuat dan menerapkan SPO 100% Seluruh Tim K3RS X

tentang pelatihan bagi tenaga medis ruangan


yang mendapatkan alat baru

SISTEM UTILITAS
1 Melakukan pemantauan secara 100% Area gas IPSRS X

rutin pompa sumur air, panel-panel medis,


No Kegiatan Target Lokasi Pelaksana Waktu Kegiatan
J F M A M J J A S O N D
listrik, dan sistem gas medis pompa air
dan panel
listrik
2 Penempatan gas medis (tabung) di 100% Penyimpanan IPSRS X

ruangan khusus dan diberikan gas medis


pengaman agar tidak terjatuh

KONSTRUKSI DAN RENOVASI


1 Melakukan sosialisasi SPO untuk 100% Area IPSRS X
mengurangi kebisingan dan polusi konstruksi
akibat konstruksi/renovasi gedung sesuai renstra
No Kegiatan Target Lokasi Pelaksana Waktu Kegiatan
J F M A M J J A S O N D
2. Melakukan renovasi alih fungsi 100% Area IPSRS X
ruangan untuk NICU, PICU dan konstruksi
Radiologi sesuai renstra

3 Membatasi area konstruksi untuk 100% Area IPSRS X


mengurangi kebisingan dan polusi konstruksi
lainnya sesuai renstra

PELATIHAN
1 Melakukan pelatihan MFK berupa 100% Aula IPSRS X X X
keamanan, keselamatan, proteksi
kebakaran, kebencanaan, alat medis
No Kegiatan Target Lokasi Pelaksana Waktu Kegiatan
J F M A M J J A S O N D
Sistem utilitas, renovasi/konstruksi,
pengelolaan B3

Keterangan:
Tanda “x” = Kegiatan akan dilakukan di bulan tersebut

Anda mungkin juga menyukai