Anda di halaman 1dari 22

PROGRAM

MANAJEMEN RISIKO
FASILITAS

RUMAH SAKIT MELANIA


2022
A. Pendahuluan
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian
dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai
karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan
dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi dan bersinergi satu sama
lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang
harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu,
membuat semakin kompleksnya permasalahan dalam Rumah Sakit.
Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit pada
Pasal 29 ayat (1) huruf o, disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
Rumah Sakit mempunyai kewajiban memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan
penanggulangan bencana. Kemudian dalam penjelasan pasal 29 ayat (1) huruf o,
disebutkan bahwa yang dimaksud memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan
penanganan bencana adalah bahwa Rumah Sakit dibangun serta dilengkapi dengan
sarana, prasarana dan peralatan yang dapat difungsikan serta dipelihara sedemikian rupa
untuk mendapatkan keamanan, mencegah kebakaran/bencana dengan terjaminnya
keamanan, kesehatan dan keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan
Rumah Sakit.

B. Latar Belakang
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat (UU No. 36 Tahun Tentang Kesehatan 2009, psl 1 angka 7). Salah satu
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan adalah
Rumah Sakit. Yang dimaksud Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU No. 44 Tahun
2009, psl 1 ayat 1). Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka keberadaan fasilitas pelayanan
kesehatan harus mencukupi. Dalam hal ini Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat (UU No. 36 tahun 2009, psl
15). Disamping ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang cukup, kualitas
lingkungan juga merupakan hal yang penting dalam pencapaian derajat kesehatan. Hal
ini sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 162 yang
menyebutkan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kemudian dalam
pasal 163 ayat (2) disebutkan bahwa lingkungan sehat mencakup lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
Disisi lain Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan (UU No. 44 Tahun 2009, psl 7 ayat
1). Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan
lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan
penyelenggaraan Rumah Sakit (UU No. 44 Tahun 2009, psl 8 ayat 1).

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tersedianya fasilitas yang aman, berfungsi dan mendukung bagi pasien, keluarga,
staf dan pengunjung.
2. Tujuan Khusus
Mengelola Risiko lingkungan di mana pasien dirawat dan staf bekerja yang meliputi :
a. Keselamatan dan Keamanan;
b. Bahan Berbahaya dan Berbahaya (B3) dan Limbahnya
c. Manajemen Emergensi;
d. Pengamanan Kebakaran;
e. Peralatan Medis;
f. Sistem Utilitas;

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Kegiatan Pokok :
a. Identifikasi risiko
b. Analisa Risiko
c. Evaluasi Risiko
d. Tata Kelola Risiko
e. Diklat Manajemen Risiko

2. Rincian Kegiatan
a. Identifikasi Risiko :
1) Risiko Keselamatan Dan Keamanan:
Kegiatan Identifikasi Risiko
Keamanan Lingkungan RS Kehilangan barang milik pasien
Kehilangan sarana prasarana RS
Kehilangan barang milik pasien dan
keluarga
Keamanan Pasien, Tersengat listrik
Pengunjung Dan Karyawan
Terpeleset ditangga

Terjatuh di kamar mandi

2) Risiko Bahan Berbahaya Berbahaya (B3) Dan Limbahnya :


Kegiatan Identifikasi Risiko
Bahan Berbahaya Berbahaya Penanganan B3 yang salah
(B3)
Penyimpanan B3 tidak pada tempatnya
B3 yang tidak diberi label
Tidak memakai APD pada saat
pengamanan

3) Risiko Bencana:
Kejadian Identifikasi Risiko
Insiden Wabah Dan Bencana Wabah Penyakit
Gempa Bumi
Kebocoran Gas
Ledakan bom
Banjir
Tanah longsor
Kecelakaan transportasi
4) Risiko Kebakaran:
Kejadian Identifikasi Risiko
Insiden Kebakaran Hubungan pendek arus listrik
Ledakan gas
Kebocoran gas
Ledakan kompor gas
Percikan api dari colokan listrik
Kebakaran akibat punting rokok

5) Risiko Peralatan Medis


Kejadian Identifikasi Risiko
Peralatan Medis Kesalahan peralatan medis karena belum
terkalibrasi
Kesalahan penggunaan alat karena belum
terkalibrasi
Kesalahan penggunaan alat medis yang
baru karena belum dilakukan pelatihan alat
baru

6) Risiko Sistem Utilitas


Kejadian Sistem Utilitas Identifikasi Risiko
Sistem Utilitas Pemadaman Listrik
Kerusakan/Meledaknya Pompa Air
Saluran Air/IPAL Mampet

Kerusakan Telepon
Kebocoran Gas
Meldaknya Tabung Gas Medis

Lift Macet

b. Analisa Risiko
Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden
tersebut untuk menentukan prioritas penanganan dan level manajemen yang
harus bertanggung jawab untuk mengelola / mengendalikan risiko / insiden
tersebut termasuk dalam kategori biru / hijau / kuning / merah.
Tabel 1 Analisis risiko berdasarkan tingkat peluang

Level Frekuensi Kejadian actual


1 Jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
2 Tidak biasa Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun
3 Kadang-kadang Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun
4 Kemungkinan Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun

5 Sering Terjadi dalam minggu / bulan

Tabel 2 Analisis risiko berdasarkan tingkat dampak

Level DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI


1 Insignificant Tidak ada cedera
2 Minor  Cedera ringan
 Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,
3 Moderate Cedera sedang
Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis
atau intelektual secara reversibel dan tidak
berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya
 Setiap kasus yang memperpanjang
perawatan
4 Major  Cedera luas / berat
 Kehilangan fungsi utama permanent
(motorik, sensorik, psikologis,
intelektual) / irreversibel, tidak
berhubungan dengan penyakit yang
mendasarinya
5 Cathastropic  Kematian yang tidak berhubungan dengan
perjalanan penyakit yang mendasarinya

SKOR RISIKO = PELUANG x DAMPAK


ANALISA RISIKO FASILITAS DI RS MELANIA

RISIKO TINGKAT TINGKAT


PELUANG DAMPAK SKOR
(SKOR) (SKOR) TOTAL

KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT

Penculikan Bayi 1 5 5

Penyanderaan 1 5 5
Kehilangan barang milik pasien
dan keluarga 4 3 12
Kehilangan kendaraan
bermotor 3 2 6
Kehilangan sarana prasarana
RS 3 2 6

Keselamatan saat ada


renovasi/pembangunan 3 3 6
Terjatuh/terpeleset di
RAM/tangga 4 3 12
Terpeleset di kamar mandi 4 3 12

BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA

Penanganan B3 yang salah 4 3 12


Penyimpanan B3tidak pada
tempatnya 3 2 6
B3 yang tidak diberi label 4 3 12
Tidak memakai APD saat
penanganan B3. 4 3 12

BENCANA

Wabah penyakit 1 5 5
Gempa bumi 1 5 5
Kebocoran gas 1 5 5
Ledakan bom 1 5 5
Banjir 1 4 4
Tanah longsor 1 4 4
Kecelakaan transportasi 2 5 10

KEBAKARAN

Hubungan pendek arus listrik 1 5 5


Percikan api dari colokan listrik 1 5 5
PERALATAN MEDIS

Kesalahan penggunaan alat


karena belum terkalibrasi 1 5 5
Kesalahan penggunaan alat
medis yang baru karena belum
dilakukan pelatihan alat baru. 1 5 5

SISTEM UTILITAS

Pemadaman listrik 2 3 6
Saluran air / IPAL mampet 2 2 4
Lift Macet 2 2 4
Kerusakan telepon 4 1 4
Kebocoran gas 1 5 5
Meledaknya tabung gas medis 1 5 5

c. Evaluasi Risiko
Evaluasi Risiko dilihat dari analisa Risiko yang dilakukan sehingga
dapat dibuatkan suatu prioritas penanganan Risiko sebagai berikut:

NO RISIKO
1 Kehilangan barang milik pasien dan keluarga
2 Terjatuh/terpeleset di RAM/tangga
3 Penanganan B3 yang salah
4 B3 yang tidak diberi label
5 Tidak memakai APD saat penanganan B3.
6 Kehilangan kendaraan bermotor
7 Kehilangan sarana prasarana RS
8 Keselamatan saat ada renovasi/pembangunan
9 Terpeleset di kamar mandi
10 Penyimpanan B3 tidak pada tempatnya
11 Pemadaman Listrik
12 Penculikan bayi
13 Penyanderaan
14 Tersengat Listrik
15 Wabah penyakit
16 Gempa bumi
17 Kebocoran gas
18 Ledakan Bom
19 Hubungan pendek arus listrik
NO RISIKO
20 Ledakan gas
21 Kebocoran gas
22 Percikan api akibat colokan listrik
23 Meledaknya tabung gas medis
25 Banjir
26 Tanah Longsor
27 IPAL Mampet
28 Lift Macet
29 Kerusakan telepon
d. Tata Kelola Risiko
1) Keselamatan Dan Keamanan Rumah Sakit
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan keamanan lingkungan RS adalah:
a) Penambahan CCTV pada area-area yang beresiko terjadinya
ancaman keamanan seperti ruang Bayi/NICU untuk mencegah
penculikan bayi, Tempat parkir untuk mencegah pencurian
kendaraan bermotor dan tempat berisiko lainnya.
b) Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV
c) Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (badge) untuk
pengunjung pasien rawat inap, penunggu pasien rawat inap, dan
tamu di RS
d) Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien (
mis : pegangan di setiap tangga dan diniding termasuk kamar
mandi, tempat tidur dengan penahan pada tepinya dll ).
e) Melengkapi sumber listrik dengan penutup.
f) Menyediakan rol hole pada ram/ jalan miring.
g) Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan
Gedung di Rumah Sakit.

2) Bahan Dan Limbah Berbahaya


Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan Bahan dan Limbah Berbahaya adalah:
a) Pembuatan tempat khusus untuk penyimpanan B3
b) Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3 ke
semua unit.
c) Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta didokumentasikan dan
dibagikan kepada unit-unit yang menggunakan bahan tersebut.
d) Penyediaan APD pada setiap unit yang memiliki B3 dan
menerapkan kebiasaan penggunaan APD bagi petugas menggunakan
B3.
e) Pelatihan mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja, Pencegahan
dan Penanggulangan Kebakaran, keadaan darurat bencana, cara
melakukan evakuasi, penanganan limbah dan B3.

3) Bencana
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan keadaan darurat bencana adalah:
a) Membentuk Tim Siaga Bencana.
b) Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan
penanggulangan bencana.
c) Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi ( Jadwal
pelatihan, peserta, pelaporan ), yang melibatkan semua unsur di
Rumah Sakit.
d) Menyediakan fasilitas : rambu – rambu penunjuk arah lokasi
pelayanan, jalan keluar, jalan masuk, arah evakuasi bencana,
pintu emergency, denah dan gambar arah evakuasi di setiap
gedung.
e) Melakukan simulasi keadaan darurat bencana.

4) Kebakaran
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan kebakaran adalah:
a) Menyediakan APAR yang mencukupi kwalitas dan kwantitasnya,
terutama di ruang khusus.
b) Melakukan pemliharaan APAR secara berkala.
c) Melakukan Patroli Asap secara rutin
d) Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan
larangan merokok.
e) Mengusulkan alat deteksi asap/ api pada tempat – tempat yang
rawan kebakaran, misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur,
Radiologi dan tempat perawatan Intensif.
f) Pemeliharaan Hidran secara rutin.
g) Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir
dan gempa.
h) Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian
kebakaran.
i.) Membentuk Tim di masing – masing ruangan untuk pencegahan
Pengendalian Kebakaran.
j.) Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana
secara berkesinambungan.

5) Peralatan medis
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan Sarana dan Prasarana adalah:
a) Melakukan Kalibrasi alat secara berkala
b) Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga
medis yang mendapatkan alat baru.

6) Sistem Utilitas
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan sistem utilisasi adalah:
a.) Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel
listrik, dan sistem gas medis.
b.) Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan
pengaman agar tidak terjatuh.

e. Diklat Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan


Diklat manajemen risiko fasilitas dan lingkungan bertujuan untuk
memberikan informasi kepada pegawai RS Melania baik medis maupun
non medis tentang pentingnya manajemen risiko fasilitas dan lingkungan,
pengendalian atau pencegahan risiko serta bahaya yang mungkin terjadi
akibat risiko yang ada. Diklat manajemen risiko akan diadakan setiap
tahun sekali pada bulan ketiga.
f. Pelaporan Insiden
Pelaporan insiden dilakukan oleh masing-masing unit. Jika terjadi
insiden di salah satu unit, maka unit yang bersangkutan wajib melaporkan
insiden tersebut ke Tim K3RS dan Tim RMKP yang nantinya akan
dilakukan investigasi dan evaluasi dari kejadian tersebut. Hasil investigasi
dan evaluasi akan dijadikan acuan penyusunan program berikutnya dan
disampaikan ke direktur.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Koordinasi antara IPSRS dengan tim K3RS
2. Koordinasi antara Unit Kerja, IPSRS dan Tim K3RS.
3. Sosialisasi Program Manajemen Risiko saat laporan pagi.

F. SASARAN
1. Keselamatan Dan Keamanan Rumah Sakit
a. Penambahan CCTV pada area-area yang berisiko terjadinya ancaman
keamanan seperti ruang Bayi/NICU untuk mencegah penculikan bayi,
Tempat parkir untuk mencegah pencurian kendaraan bermotor dan tempat
berisiko
b. Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV dilakukan setiap hari
c. Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (badge) untuk pengunjung
pasien rawat inap, penunggu pasien rawat inap, dan tamu .
d. Melengkapi sumber listrik dengan penutup
e. Menyediakan rol hole pada ram/ jalan miring
f. Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan Gedung
di Rumah Sakit .

2. Bahan Dan Limbah Berbahaya


a. Pembuatan tempat khusus untuk penyimpanan B3
b. Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3
c. Melengkapi MSDS/LDKB B3
d. Penyediaan APD pada setiap unit yang memiliki B3 dan menerapkan
kebiasaan penggunaan APD bagi petugas menggunakan B3
e. Pelatihan mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja, Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran, keadaan darurat bencana, cara melakukan
evakuasi, penanganan limbah dan B3.

3. Bencana
a. Membentuk Tim Siaga Bencana
b. Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan
penanggulangan bencana
c. Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi ( Jadwal pelatihan,
peserta, pelaporan )
d. Menyediakan fasilitas : rambu – rambu penunjuk arah lokasi
pelayanan, jalan keluar, jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu
emergency, denah dan gambar arah evakuasi di setiap gedung
e. Melakukan simulasi keadaan darurat bencana

4. Kebakaran
a. Menyediakan APAR
b. Melakukan pemliharaan APAR
c. Melakukan Patroli Asap
d. Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan
larangan merokok
e. Pemeliharaan Hidran
f. Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana
g. Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian
kebakaran
h. Membentuk Tim di masing – masing ruangan untuk pencegahan.
Pengendalian Kebakaran
i. Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencan secara
Berkesinambungan.

5. Peralatan Medis
a. Melakukan Kalibrasi alat secara berkala
b. Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga medis
yang mendapatkan alat baru.
6. Sistem Utilitas
a. Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel
listrik, dan sistem gas medis.
b. Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan
pengaman agar tidak terjatuh

G. JADWAL PELAKSANAAN

Jadwal pelaksanaan yang telah disusun dapat dilihat di lampiran

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi program kerja dilakukan setiap 1 Tahun sekali.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan dilakukan saat pelaksanaan kegiatan. Pelaporan dilakukan paling


lambat 6 bulan sekali.
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

PROGRAM MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 2022

No Kegiatan Target Lokasi Pelaksana Waktu Kegiatan (Bulan)


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
1 Penambahan CCTV pada area-area Poliklinik, IPSRS
yang berisiko terjadinya ancaman RPK bawah V V V V
keamanan
2 Pemeriksaan dan pemeliharaan Seluruh IPSRS V V V V V V V V V V V V
CCTV ruangan
3 Pemberlakuan pemakaian tanda Seluruh Unit
pengenal (badge) untuk pengunjung ruangan Keamanan V V V V V V V V V V V V
pasien rawat inap,
4 Melakukan data ulang mengenai Seluruh Perawat
kebutuhan keselamatan pasien ruangan Ruangan V V V V V V V V V V V V
5 Melengkapi sumber listrik dengan Panel Listrik IPSRS
penutup V V V V V V
6 Memperbaiki rol hole pada ram/ RAM IPSRS
jalan miring V
7 Melakukan monitoring dan evaluasi Bangunan IPSRS
Renovasi dan Pembangunan Yang
Gedung di Rumah Sakit dibangun/ren V V V V V V V V V V V V
ovasi
BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA
1 Pembuatan tempat khusus untuk Seluruh IPSRS
penyimpanan B3
dilogisistik Ruangan V V V
2 Sosialisasi mengenai prosedur Seluruh Tim K3RS V V
penyimpanan dan pengelolaan B3 ruangan
ke semua unit
3 Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta Seluruh Tim K3RS V V V V V V V V V V V V
didokumentasikan dan dibagikan Ruangan
kepada unit-unit yang
menggunakan bahan tersebut
4 Penyediaan APD pada setiap unit Seluruh IPSRS V V V V V V V V V V V V
yang memiliki B3 Ruangan
5 Pelatihan mengenai Keselamatan DIKLAT Tim K3RS V V V V V V V V V V V V
dan kesehatan kerja, Pencegahan
dan Penanggulangan Kebakaran,
keadaan darurat bencana, cara
melakukan evakuasi, penanganan
limbah dan B3
BENCANA
1 Mengadakan rapat Tim Siaga Bencana Tim Bencan Tim K3RS V

2 Membuat standar prosedur - Tim K3RS V V


operasional tentang pencegahan
dan penanggulangan bencana
3 Melakukan pelatihan siaga bencana DIKLAT Tim K3RS
dan evakuasi V
4 Menyediakan fasilitas : rambu – Seluruh IPSRS
rambu penunjuk arah lokasi Gedung V V V V V V V V V V V V
pelayanan, jalan keluar, jalan
masuk, arah evakuasi bencana,
pintu emergency, denah dan gambar
arah evakuasi
5 Melakukan simulasi keadaan DIKLAT Tim K3RS
darurat bencana V
KEBAKARAN
1 Menyediakan APAR yang Seluruh IPSRS
mencukupi kwalitas dan Gedung V V V V V V V V V V V V
kwantitasnya
2 Melakukan pemliharaan APAR - IPSRS
secara berkala V V V V V V V V V V V V
3 Melakukan Patroli Asap secara Seluruh Unit
rutin Gedung Keamanan,
Perawat V V V V V V V V V V V V
Ruangan
4 Melakukan pemasangan larangan Seluruh Unit
merokok Gedung Keamanan V V V V V V V V V V V V
5 Mengusulkan alat deteksi asap/ api Seluruh IPSRS
pada tempat – tempat yang rawan Gedung
kebakaran V V V V V V V V V V V V
6 Pemeliharaan Hidran secara rutin Hidran IPSRS V V V V V V V V V V V V
7 Pemasangan arah dan denah Lobi IPSRS V V V V V V V V V V V V
evakuasi bencana kebakaran, banjir
dan gempa
8 Melakukan sosialisasi mengenai Seluruh Tim K3RS
pencegahan, pengendalian Ruangan V
kebakaran
9 Membentuk Tim di masing – Seluruh Ka.Ru
masing ruangan untuk pencegahan. Ruangan V
Pengendalian Kebakaran
10 Melakukan simulasi kebakaran dan DIKLAT Tim K3RS
keadaan darurat bencana secara V
berkesinambungan
PERALATAN MEDIS
1 Melakukan Kalibrasi alat secara Seluruh Bagian V
berkala Ruangan Operasional
2 Membuat dan menerapkan SPO Seluruh Tim K3RS V V V V V V V V V V V V
tentang pelatihan bagi tenaga medis Ruangan
yang mendapatkan alat baru
SISTEM UTILITAS
1 Melakukan pemantauan secara Area gas IPSRS
rutin pompa sumur air, panel-panel medis, V V V V V V V V V V V V
listrik, dan sistem gas medis pompa air
dan panel
listrik
2 Penempatan gas medis (tabung) di Penyimpanan IPSRS V V V V V V V V V V V V
ruangan khusus dan diberikan Gas Medis
pengaman agar tidak terjatuh
Keterangan:

Tanda “V” = Kegiatan akan dilakukan di Bulan tersebu

Anda mungkin juga menyukai