MANAJEMEN RISIKO
FASILITAS
B. Latar Belakang
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat (UU No. 36 Tahun Tentang Kesehatan 2009, psl 1 angka 7). Salah satu
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan adalah
Rumah Sakit. Yang dimaksud Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU No. 44 Tahun
2009, psl 1 ayat 1). Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka keberadaan fasilitas pelayanan
kesehatan harus mencukupi. Dalam hal ini Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat (UU No. 36 tahun 2009, psl
15). Disamping ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang cukup, kualitas
lingkungan juga merupakan hal yang penting dalam pencapaian derajat kesehatan. Hal
ini sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 162 yang
menyebutkan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kemudian dalam
pasal 163 ayat (2) disebutkan bahwa lingkungan sehat mencakup lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
Disisi lain Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan (UU No. 44 Tahun 2009, psl 7 ayat
1). Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan
lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan
penyelenggaraan Rumah Sakit (UU No. 44 Tahun 2009, psl 8 ayat 1).
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tersedianya fasilitas yang aman, berfungsi dan mendukung bagi pasien, keluarga,
staf dan pengunjung.
2. Tujuan Khusus
Mengelola Risiko lingkungan di mana pasien dirawat dan staf bekerja yang meliputi :
a. Keselamatan dan Keamanan;
b. Bahan Berbahaya dan Berbahaya (B3) dan Limbahnya
c. Manajemen Emergensi;
d. Pengamanan Kebakaran;
e. Peralatan Medis;
f. Sistem Utilitas;
2. Rincian Kegiatan
a. Identifikasi Risiko :
1) Risiko Keselamatan Dan Keamanan:
Kegiatan Identifikasi Risiko
Keamanan Lingkungan RS Kehilangan barang milik pasien
Kehilangan sarana prasarana RS
Kehilangan barang milik pasien dan
keluarga
Keamanan Pasien, Tersengat listrik
Pengunjung Dan Karyawan
Terpeleset ditangga
3) Risiko Bencana:
Kejadian Identifikasi Risiko
Insiden Wabah Dan Bencana Wabah Penyakit
Gempa Bumi
Kebocoran Gas
Ledakan bom
Banjir
Tanah longsor
Kecelakaan transportasi
4) Risiko Kebakaran:
Kejadian Identifikasi Risiko
Insiden Kebakaran Hubungan pendek arus listrik
Ledakan gas
Kebocoran gas
Ledakan kompor gas
Percikan api dari colokan listrik
Kebakaran akibat punting rokok
Kerusakan Telepon
Kebocoran Gas
Meldaknya Tabung Gas Medis
Lift Macet
b. Analisa Risiko
Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden
tersebut untuk menentukan prioritas penanganan dan level manajemen yang
harus bertanggung jawab untuk mengelola / mengendalikan risiko / insiden
tersebut termasuk dalam kategori biru / hijau / kuning / merah.
Tabel 1 Analisis risiko berdasarkan tingkat peluang
Penculikan Bayi 1 5 5
Penyanderaan 1 5 5
Kehilangan barang milik pasien
dan keluarga 4 3 12
Kehilangan kendaraan
bermotor 3 2 6
Kehilangan sarana prasarana
RS 3 2 6
BENCANA
Wabah penyakit 1 5 5
Gempa bumi 1 5 5
Kebocoran gas 1 5 5
Ledakan bom 1 5 5
Banjir 1 4 4
Tanah longsor 1 4 4
Kecelakaan transportasi 2 5 10
KEBAKARAN
SISTEM UTILITAS
Pemadaman listrik 2 3 6
Saluran air / IPAL mampet 2 2 4
Lift Macet 2 2 4
Kerusakan telepon 4 1 4
Kebocoran gas 1 5 5
Meledaknya tabung gas medis 1 5 5
c. Evaluasi Risiko
Evaluasi Risiko dilihat dari analisa Risiko yang dilakukan sehingga
dapat dibuatkan suatu prioritas penanganan Risiko sebagai berikut:
NO RISIKO
1 Kehilangan barang milik pasien dan keluarga
2 Terjatuh/terpeleset di RAM/tangga
3 Penanganan B3 yang salah
4 B3 yang tidak diberi label
5 Tidak memakai APD saat penanganan B3.
6 Kehilangan kendaraan bermotor
7 Kehilangan sarana prasarana RS
8 Keselamatan saat ada renovasi/pembangunan
9 Terpeleset di kamar mandi
10 Penyimpanan B3 tidak pada tempatnya
11 Pemadaman Listrik
12 Penculikan bayi
13 Penyanderaan
14 Tersengat Listrik
15 Wabah penyakit
16 Gempa bumi
17 Kebocoran gas
18 Ledakan Bom
19 Hubungan pendek arus listrik
NO RISIKO
20 Ledakan gas
21 Kebocoran gas
22 Percikan api akibat colokan listrik
23 Meledaknya tabung gas medis
25 Banjir
26 Tanah Longsor
27 IPAL Mampet
28 Lift Macet
29 Kerusakan telepon
d. Tata Kelola Risiko
1) Keselamatan Dan Keamanan Rumah Sakit
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan keamanan lingkungan RS adalah:
a) Penambahan CCTV pada area-area yang beresiko terjadinya
ancaman keamanan seperti ruang Bayi/NICU untuk mencegah
penculikan bayi, Tempat parkir untuk mencegah pencurian
kendaraan bermotor dan tempat berisiko lainnya.
b) Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV
c) Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (badge) untuk
pengunjung pasien rawat inap, penunggu pasien rawat inap, dan
tamu di RS
d) Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien (
mis : pegangan di setiap tangga dan diniding termasuk kamar
mandi, tempat tidur dengan penahan pada tepinya dll ).
e) Melengkapi sumber listrik dengan penutup.
f) Menyediakan rol hole pada ram/ jalan miring.
g) Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan
Gedung di Rumah Sakit.
3) Bencana
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan keadaan darurat bencana adalah:
a) Membentuk Tim Siaga Bencana.
b) Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan
penanggulangan bencana.
c) Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi ( Jadwal
pelatihan, peserta, pelaporan ), yang melibatkan semua unsur di
Rumah Sakit.
d) Menyediakan fasilitas : rambu – rambu penunjuk arah lokasi
pelayanan, jalan keluar, jalan masuk, arah evakuasi bencana,
pintu emergency, denah dan gambar arah evakuasi di setiap
gedung.
e) Melakukan simulasi keadaan darurat bencana.
4) Kebakaran
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan kebakaran adalah:
a) Menyediakan APAR yang mencukupi kwalitas dan kwantitasnya,
terutama di ruang khusus.
b) Melakukan pemliharaan APAR secara berkala.
c) Melakukan Patroli Asap secara rutin
d) Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan
larangan merokok.
e) Mengusulkan alat deteksi asap/ api pada tempat – tempat yang
rawan kebakaran, misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur,
Radiologi dan tempat perawatan Intensif.
f) Pemeliharaan Hidran secara rutin.
g) Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir
dan gempa.
h) Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian
kebakaran.
i.) Membentuk Tim di masing – masing ruangan untuk pencegahan
Pengendalian Kebakaran.
j.) Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana
secara berkesinambungan.
5) Peralatan medis
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan Sarana dan Prasarana adalah:
a) Melakukan Kalibrasi alat secara berkala
b) Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga
medis yang mendapatkan alat baru.
6) Sistem Utilitas
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan sistem utilisasi adalah:
a.) Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel
listrik, dan sistem gas medis.
b.) Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan
pengaman agar tidak terjatuh.
F. SASARAN
1. Keselamatan Dan Keamanan Rumah Sakit
a. Penambahan CCTV pada area-area yang berisiko terjadinya ancaman
keamanan seperti ruang Bayi/NICU untuk mencegah penculikan bayi,
Tempat parkir untuk mencegah pencurian kendaraan bermotor dan tempat
berisiko
b. Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV dilakukan setiap hari
c. Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (badge) untuk pengunjung
pasien rawat inap, penunggu pasien rawat inap, dan tamu .
d. Melengkapi sumber listrik dengan penutup
e. Menyediakan rol hole pada ram/ jalan miring
f. Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan Gedung
di Rumah Sakit .
3. Bencana
a. Membentuk Tim Siaga Bencana
b. Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan
penanggulangan bencana
c. Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi ( Jadwal pelatihan,
peserta, pelaporan )
d. Menyediakan fasilitas : rambu – rambu penunjuk arah lokasi
pelayanan, jalan keluar, jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu
emergency, denah dan gambar arah evakuasi di setiap gedung
e. Melakukan simulasi keadaan darurat bencana
4. Kebakaran
a. Menyediakan APAR
b. Melakukan pemliharaan APAR
c. Melakukan Patroli Asap
d. Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan
larangan merokok
e. Pemeliharaan Hidran
f. Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana
g. Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian
kebakaran
h. Membentuk Tim di masing – masing ruangan untuk pencegahan.
Pengendalian Kebakaran
i. Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencan secara
Berkesinambungan.
5. Peralatan Medis
a. Melakukan Kalibrasi alat secara berkala
b. Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga medis
yang mendapatkan alat baru.
6. Sistem Utilitas
a. Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel
listrik, dan sistem gas medis.
b. Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan
pengaman agar tidak terjatuh
G. JADWAL PELAKSANAAN