Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM

MANAJEMEN RISIKO FASILITAS

RUMAH SAKIT ELIM RANTEPAO


KAB. TORAJA UTARA
1. PENDAHULUAN
Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang
pekerjaan di dunia ini pasti menerapkannya sebagai sesuatu yang sangat penting.
Sebut misalnya: perminyakan, perbankan, penerbangan, IT, ekspedisi luar
angkasa, dan lain-lain. Makin besar risiko suatu pekerjaan, maka makin besar
perhatiannya pada aspek manajemen risiko ini.
Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan
mempunyai dampak pada pencapaian tujuan. Sedangkan manajemen risiko adalah
budaya, proses dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan peluang peluang
sambil mengelola efek yang tidak diharapkan atau kegiatan terkoordinasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko.
Referensi utama manajemen risiko adalah standar Australia dan New
Zealand AS/NZS 4360:2004 yang kemudian diadopsi oleh lembaga ISO dengan
standar ISO 31000:2009. ISO pun menerbitkan standar pendukungnya, yaitu ISO
Guide 73:2009 dan ISO/IEC 31010:2009. Dan sudah barang tentu, seluruh
aktifitas manajemen risiko di dunia ini merujuk pada standar-standar tersebut.
Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan
kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori
accident model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai
kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada
dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian
maupun ‘accident’.
2. LATAR BELAKANG
Tuntutan terhadap kelalaian kepada institusi kesehatan di dunia
semakin meningkat jumlahnya sejak tahun 1980-an. Hal ini mendesak
departemen kesehatan berbagai negara, seperti Inggris dan negara-negara
persemakmurannya untuk berpikir ekstra. Sampai awal tahun 1990-an
tuntutan hukum yang diterima institusi kesehatan seperti rumah sakit
mencapai 75 milyar ponsterling. Jumlah yang sangat besar ini memaksa
departemen kesehatan Inggris merombak keseluruhan sistem pelayanan
kesehatan, utamanya budaya kerja para pemberi layanan kesehatan.

1
Maka mulai diperkenalkan dan dibuat manajemen risiko dalam kerangka
kerja departemen kesehatan di Inggris, diberlakukan untuk seluruh trust dan
board yang menjadi afiliasinya. Kita menyadari bahwa tidak hanya
penanggulangan risiko saja yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan masyarakatnya. Perlunya evaluasi
berkelanjutan, fokus pada kepentingan pasien, dan komponen-komponen
lain membentuk sebuah kerangka kerja baru yang disebut clinical governance.
Manajemen risiko merupakan salah satu pilar penerapan clinical governance
dalam institusi pelayanan kesehatan.
Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan
dari identifikasi risiko secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko
dengan tujuan mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu,
dengan penekanan pada perubahan budaya kerja dari yang reaksioner dan
penanggulangan menjadi pencegahan dan pengelolaan.Risiko yang dicegah
dalam pengelolaan manajemen risiko berupa risiko klinis dan non klinis.
3. TUJUAN
a. Tujuan umum
Meminimalisasi dan meniadakan risiko yang ditimbulkan oleh berbagai
potensi bahaya yang ada Rumah Sakit Elim Rantepao
b. Tujuan Khusus
1) Mengurangi risiko kegagalan fasilitas yang ada di rumah sakit.
2) Mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas dan lingkungan di
Rumah Sakit Elim Rantepao
3) Meningkatkan keamanan dan keselamatan fungsi fasilitas yang ada di
Rumah Sakit Elim Rantepao bagi karyawan, pasien dan pengunjung.
4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
a. Identifikasi Risiko
1) Keselamatan dan Keamanan
Identifikasi Bahaya
 Penculikan Bayi
 Penyanderaan
 Kehilangan barang milik pasien
dan keluarga
Keamanan Lingkungan RS
 Kehilangan kendaraan bermotor
 Kehilangan sarana prasarana RS
 Keselamatan saat ada
renovasi/pembangunan
 Terjatuh/terpeleset di
Keamanan Pasien, Pengunjung, dan RAM/tangga
Karyawan  Terpeleset di kamar mandi
 Tersengat listrik

2) Bahan Berbahaya dan Beracun


Identifikasi Bahaya
 Penanganan B3 yang salah
 Penyimpanan B3 tidak pada
tempatnya
Bahan Berbahaya dan Beracun  B3 yang tidak diberi label dan
simbol
 Tidak memakai APD saat
penanganan B3.

3) Bencana
Kejadian Identifikasi Bahaya
 Wabah penyakit
 Gempa bumi
 Kebocoran gas
Bencana
 Ledakan bom
 Tanah longsor
 Kecelakaan transportasi

3
4) Kebakaran
Kejadian Identifikasi Bahaya
 Hubungan pendek arus listrik
 Ledakan gas elpigi
 Kebocoran gas
Insiden Kebakaran  Ledakan kompor gas
 Percikan api dari colokan listrik
 Kebakaran akibat puntung
rokok

5) Peralatan Medis
Kejadian Identifikasi Bahaya
 Kesalahan pembacaan hasil pada
alat medis karena belum
terkalibrasi
 Kesalahan penggunaan alat
Peralatan Medis
karena belum terkalibrasi
 Kesalahan penggunaan alat
medis yang baru karena belum
dilakukan pelatihan alat baru.

6) System Utilitas
Kejadian Identifikasi Bahaya
 Pemadaman listrik
 Kerusakan/meledaknya pompa
air
Sistem Utilitas  Saluran air/IPAL mampet
 Kerusakan telepon
 Kebocoran gas
 Meledaknya tabung gas medis
b. Analisa Risiko
Tabel Analisis risiko berdasarkan tingkat bahaya

Kategori Dampak/Keparahan
1 Tidak ada dampak
Mempengaruhi proses pelayanan kesehatan tetapi
2
menimbulkan kerugian sedikit
Membutuhkan perawatan medis, menyebabkan kerugian
3
yang lebih besar terhadap pasien
4 Menyebabkan cacat permanen

5 Menyebabkan kematian

Tabel Analisis risiko berdasarkan tingkat probabilitas


Kategori Keterangan
1 – Sangat Jarang Terjadi sekali dalam lima tahun
2 - Jarang Terjadi sekali dalam 2-4 tahun
3 - Mungkin Terjadi sekali dalam 1-2 tahun
4 - Sering Terjadi beberapa kali dalam setahun
5 – Sangat Sering Terjadi dalam hitungan minggu atau bulan

Matriks Risiko
Konsekuensi
1 2 3 4 5
1 L L L M M
2 L M M H H
Probabilitas

3 L M H H E
4 M H H E E
5 M H E E E

5
Evaluasi dan Prioritas Pengendalian Risiko
Kategori Kategori Prioritas
Jangkah Waktu Pengendalian
Risiko Tingkat Risiko Pengendalian
Membutuhkan waktu
Low (L) Dapat Diterima Prioritas 4 pengendalian dalam waktu 1
tahun
Membutuhkan waktu
Medium (M) Prioritas 3 pengendalian dalam waktu 6
bulan
Moderat
Membutuhkan waktu
Hight (H) Prioritas 2 pengendalian dalam waktu 3
bulan
Membutuhkan waktu
Extreme (E) Penting Prioritas 1 pengendalian segera (maksimal
dalam 1 bulan)

Analisa Risiko Fasilitas di RS Elim Rantepao


Risiko Tingkat Tingkat Kategori Risiko
Bahaya Probabilitas (Skor)
(Skor)
Keselamatan dan Keamanan Rumah Sakit
Penculikan Bayi 4 1 M
Keluarga pasien mengamuk 2 4 H
Kehilangan barang milik pasien 3 4 H
dan keluarga
Kehilangan kendaraan bermotor 3 2 M
Kehilangan sarana prasarana RS 3 4 H
Keselamatan saat ada 2 2 M
renovasi/pembangunan
Terjatuh/terpeleset di 4 1 M
RAM/tangga
Terpeleset di kamar mandi 3 2 M
Tersengat listrik 5 1 M
Bahan Berbahaya dan Beracun
Penanganan B3 yang salah 4 1 M
Penyimpanan B3 tidak pada 2 4 H
tempatnya
B3 yang tidak diberi label 2 4 H
Tidak memakai APD saat 3 4 H
penanganan B3.
BENCANA
Wabah penyakit 5 1 M
Gempa bumi 4 1 M
Kebocoran gas 4 1 M
Ledakan bom 4 1 M
Banjir 4 1 M
Tanah longsor 4 1 M
Kecelakaan transportasi 4 1 M
KEBAKARAN
Hubungan pendek arus listrik 4 1 M
Ledakan gas 4 1 M
Kebocoran gas 4 1 M
Ledakan kompor gas 4 1 M
Percikan api dari colokan listrik 4 1 M
Kebakaran akibat puntung rokok 4 1 M
PERALATAN MEDIS
Kesalahan pembacaan hasil 4 1 M
pada alat medis karena belum
terkalibrasi
Kesalahan penggunaan alat 4 1 M
karena belum terkalibrasi
Kesalahan penggunaan alat 4 1 M
medis yang baru karena belum
dilakukan pelatihan alat baru.
SISTEM UTILITAS
Pemadaman listrik 2 4 H

7
Kerusakan/meledaknya pompa 2 4 H
air
Saluran air / IPAL mampet 2 1 L
Kerusakan SIMRS 2 4 H
Kerusakan telepon 2 1 L
Kebocoran gas 5 1 M
Meledaknya tabung gas medis 5 1 M
c. Evaluasi Risiko
Evaluasi resiko dilihat dari analisa resiko yang dilakukan sehingga dapat
dibuatkan suatu prioritas penanganan resiko sebagai berikut:
NO RISIKO
1 Kehilangan barang milik pasien dan keluarga
2 Kehilangan sarana prasarana
3 Penyimpanan B3 yang salah
4 B3 yang tidak diberi label
5 Tidak memakai APD saat penanganan B3
6 Pemadaman Listrik
7 Kerusakan Pompa Air
8 Kerusakan SIMRS
9 Penculikan bayi
10 Penyerangan
11 Kehilangan kendaraan bermotor
12 Keselamatan saat ada renovasi/pembangunan
13 Terpeleset di tangga/RAM
14 Terpeleset di kamar mandi
15 Tersengat listrik
16 Penanganan B3 yang salah
17 Wabah penyakit
18 Gempa bumi
19 Kebocoran gas
20 Ledakan bom
21 Tanah longsor
22 Kecelakaan transportasi
23 Hubungan pendek arus listrik
24 Ledakan gas
25 Kebocoran gas
26 Ledakan kompor gas
27 Percikan api dari colokan listrik
28 Kebakaran akibat punting rokok
29 Kesalahan pembacaan hasil pada alat medis karena
belum terkalibrasi
30 Kesalahan penggunaan alat karena belum terkalibrasi
31 Kesalahan penggunaan alat medis yang baru karena
belum dilakukan pelatihan alat baru
32 Kebocoran gas
33 Meledaknya tabung gas medis
34 Saluran air/IPAL mampet
35 Kerusakan telpon

d. Tata Kelola Risiko


1) Keselamatan dan Keamanan
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan keamanan lingkungan RS adalah:
a) Pemasangan CCTV pada area-area yang beresiko terjadinya ancaman
keamanan seperti ruang bayi untuk mencegah penculikan bayi, Tempat
parkir untuk mencegah pencurian kendaraan bermotor dan tempat
beresiko lainnya.
b) Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV
c) Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (badge) untuk pengunjung
pasien rawat inap, penunggu pasien rawat inap, dan tamu di RS Elim
Rantepao

9
d) Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien (mis :
pegangan di setiap tangga dan dinding termasuk kamar mandi, tempat
tidur dengan penahan pada tepinya dll).
e) Melengkapi sumber listrik dengan penutup.
f) Menyediakan handrailing pada ram/jalan miring.
g) Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan
Gedung di Rumah Sakit.
2) Bahan Berbahaya dan Beracun
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan Bahan dan Limbah Berbahaya adalah:
a) Melakukan inventaris B3
b) Ada tempat khusus untuk penyimpanan B3
c) Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3 ke
semua unit.
d) Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta didokumentasikan dan dibagikan
kepada unit-unit yang menggunakan bahan tersebut.
e) Penyediaan APD pada setiap unit yang memiliki B3 dan menerapkan
kebiasaan penggunaan APD bagi petugas menggunakan B3.
f) Penyediaan spill kit B3 di masing-masing ruangan
g) Pelatihan/sosialisasi mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja,
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran, keadaan darurat bencana,
cara melakukan evakuasi, penanganan limbah dan B3.
3) Bencana
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan keadaan darurat bencana adalah:
a) Membentuk Tim Siaga Bencana.
b) Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan
penanggulangan bencana.
c) Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi (Jadwal pelatihan,
peserta, pelaporan ), yang melibatkan semua unsur di Rumah Sakit.
d) Menyediakan fasilitas : rambu – rambu penunjuk arah lokasi
pelayanan, jalan keluar, jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu
emergency, denah dan gambar arah evakuasi di setiap gedung.
e) Melakukan simulasi keadaan darurat bencana.

4) Kebakaran
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan kebakaran adalah:
a) Menyediakan APAR yang mencukupi kualitas dan kuantitasnya,
terutama di ruang khusus.
b) Melakukan pemeliharaan APAR secara berkala.
c) Melakukan Patroli Asap secara rutin
d) Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan
larangan merokok.
e) Mengusulkan alat deteksi asap/api pada tempat-tempat yang rawan
kebakaran, misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur, Radiologi
dan tempat perawatan Intensif.
f) Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir dan
gempa.
g) Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian kebakaran.
h) Membentuk Tim di masing – masing ruangan untuk pencegahan.
Pengendalian Kebakaran.
i) Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan.
5) Peralatan Medis
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan Sarana dan Prasarana adalah:
a) Melakukan Kalibrasi alat secara berkala
b) Mengusulkan tenaga ahli elektromedis
c) Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga medis
yang mendapatkan alat baru.
6) Sistem Utilitas

11
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan sistem utilisasi adalah:
a) Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel
listrik, dan sistem gas medis.
b) Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan
pengaman agar tidak terjatuh.
c) Pengadaan genset yang bisa mengcover seluruh rumah sakit
e. Diklat Manajemen Risiko
Diklat manajemen risiko bertujuan untuk memberikan informasi kepada
pegawai RS Elim Rantepao baik medis maupun non medis tentang pentingnya
manajemen risiko, pengendalian atau pencegahan risiko serta bahaya yang
mungkin terjadi akibat risiko yang ada.
f. Pelaporan Insiden
Pelaporan insiden dilakukan oleh masing-masing unit. Jika terjadi insiden
di salah satu unit, maka unit yang bersangkutan wajib melaporkan insiden
tersebut ke TIM K3RS yang nantinya akan dilakukan investigasi dan evaluasi
dari kejadian tersebut. Hasil investigasi dan evaluasi akan dijadikan acuan
penyusunan program berikutnya dan disampaikan ke direktur RS Elim
Rantepao
5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
a. Identifikasi risiko dengan melakukan pengamatan di lingkungan rumah
sakit
b. Analisa Risiko dengan cara menganalisis berdasarkan tingkat bahaya dan
probabilitas kemudian hasilnya dilihat di table matrik risiko
c. Dari hasil analisa risiko, kita bisa mengevaluasi dengan cara membuat
suatu prioritas penanganan risiko.
d. Tata kelola risiko, dilakukan dengan memprioritaskna hasil analisa risiko
e. Diklat manajemen risiko dilakukan bekerjasama dengan Diklat RS untuk
memberi pelatihan 6 program MFK kepada seluruh karyawan rumah sakit.
Pematerinya bisa dari Tim K3RS yang sudah pernah mengikuti pelatihan
K3RS.
f. Pelaporan insiden
Membuat alur pelaporan jika terjadi insiden di rumah sakit dan
mesosialisasikan ke unit-unit.
6. SASARAN
a. Keselamatan dan Keamanan Rumah Sakit
1) Pemasangan CCTV pada area-area yang beresiko terjadinya ancaman
keamanan seperti ruang bayi untuk mencegah penculikan bayi, Tempat
parkir untuk mencegah pencurian kendaraan bermotor dan tempat
beresiko lainnya terlaksana 80 %.
2) Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV dilakukan setiap hari terlaksana
80%.
3) Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (badge) untuk pengunjung
pasien rawat inap, penunggu pasien rawat inap, dan tamu di RS
terlaksana 80 %.
4) Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien (mis :
pegangan di setiap tangga dan dinding termasuk kamar mandi, tempat
tidur dengan penahan pada tepinya dll ) terlaksana 80%.
5) Melengkapi sumber listrik dengan penutup terlaksana 80%.
6) Menyediakan handrailing pada ram/jalan miring terlaksana 80%.
7) Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan
Gedung di Rumah Sakit terlaksana 80%.
b. Bahan berbahaya dan beracun
1) Melakukan inventaris B3 terlaksana 80 %
2) Ada tempat khusus untuk penyimpanan B3 terlaksana 80%
3) Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3 ke
semua unit terlaksana 80%
4) Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta didokumentasikan dan dibagikan
kepada unit-unit yang menggunakan bahan tersebut terlaksana 80%
5) Penyediaan APD pada setiap unit yang memiliki B3 dan menerapkan
kebiasaan penggunaan APD bagi petugas menggunakan B3 terlaksana
80%
6) Pelatihan mengenai penanganan limbah dan B3 terlaksana 80%
c. Bencana

13
1) Membentuk Tim Siaga Bencana terlaksana 80%
2) Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan
penanggulangan bencana terlaksana 80%
3) Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi (Jadwal pelatihan,
peserta, pelaporan), yang melibatkan semua unsur di Rumah Sakit
terlaksana 80%
4) Menyediakan fasilitas : rambu-rambu penunjuk arah lokasi
pelayanan, jalan keluar, jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu
emergency, denah dan gambar arah evakuasi di setiap gedung
terlaksana 80%
5) Melakukan simulasi keadaan darurat bencana terlaksana 80 %
d. Kebakaran
1) Menyediakan APAR yang mencukupi kualitas dan kuantitasnya,
terutama di ruang khusus terlaksana 80%
2) Melakukan pemeliharaan APAR secara berkala terlaksana 100 %
3) Melakukan Patroli Asap secara rutin terlaksana 80%
4) Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan
larangan merokok terlaksana 80%
5) Mengusulkan alat deteksi asap/ api pada tempat-tempat yang rawan
kebakaran, misalnya, laboratorium, Instalasi gizi/dapur, radiologi dan
tempat perawatan Intensif terlaksana 80%
6) Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir dan
gempa terlaksana 80%
7) Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian kebakaran
terlaksana 80%
8) Membentuk Tim di masing-masing ruangan untuk pencegahan.
Pengendalian Kebakaran terlaksana 80%.
9) Melakukan simulasi kebakaran terlaksana 80%
e. Peralatan Medis
1) Melakukan kalibrasi alat secara berkala terlaksana 80%
2) Merekrut tenaga elektro medis terlaksana 80%
3) Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga medis
yang mendapatkan alat baru terlaksana 80%
f. System Utilitas
1) Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel
listrik, dan sistem gas medis terlaksana 80%
2) Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan
pengaman agar tidak terjatuh terlaksana 80%
7. JADWAL PELAKSANAAN
Jadwal pelaksanaan yang telah disusun dapat dilihat di lampiran
8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi program kerja dilakukan setiap 3 bulan sekali.
9. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dilakukan saat pelaksanaan kegiatan. Pelaporan dilakukan paling
lambat 1 minggu setelah pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dilakukan paling
lambat 1 minggu setelah laporan diterima

15
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
PROGRAM MANAJEMEN RESIKO FASILITAS
No Kegiatan Target Lokasi Pelaksana Waktu Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
1 Pengadaan CCTV pada area-area 80% Seluruh IPRS X
yang beresiko terjadinya ancaman ruang
keamanan
2 Pemeriksaan dan pemeliharaan 80% Seluruh IPRS X
CCTV ruangan
3 Pemberlakuan pemakaian tanda 80% Seluruh Unit X
pengenal (badge) untuk ruangan Keamanan
pengunjung pasien rawat inap,
4 Melakukan data ulang mengenai 80% Seluruh Perawat X
kebutuhan keselamatan pasien ruangan Ruangan
5 Melengkapi sumber listrik dengan 80% Panel Listrik IPRS X
penutup
6 Menyediakan handrailing pada 80% RAM IPRS X
ram/ jalan miring
7 Melakukan monitoring dan evaluasi 80% Bangunan IPRS X
Renovasi dan Pembangunan Yang
Gedung di Rumah Sakit dibangun/ren
ovasi
No Kegiatan Target Lokasi Pelaksana Waktu Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA
1 Menginventaris B3 80% Seluruh Tim K3RS X
Ruangan
1 Ada tempat khusus untuk 80% Seluruh IPRS X
penyimpanan B3 Ruangan
2 Sosialisasi mengenai prosedur 80% Seluruh Tim K3RS X
penyimpanan dan pengelolaan B3 ruangan
ke semua unit
3 Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta 80% Seluruh Tim K3RS
didokumentasikan dan dibagikan Ruangan
kepada unit-unit yang
menggunakan bahan tersebut
4 Penyediaan APD pada setiap unit 80% Seluruh Tim K3RS X
yang memiliki B3 Ruangan
yang
menyimpan
B3
5 Penyediaan spill kit 80% Seluruh Tim K3RS X
Ruangan
yang
menyimpan
B3
5 Pelatihan mengenai Keselamatan 80% DIKLAT Tim K3RS X
dan kesehatan kerja, Pencegahan
dan Penanggulangan Kebakaran,

17
No Kegiatan Target Lokasi Pelaksana Waktu Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
keadaan darurat bencana, cara
melakukan evakuasi, penanganan
limbah dan B3
BENCANA
1 Membentuk Tim Siaga Bencana 80% Seluruh Tim K3RS X
Ruangan
2 Membuat standar prosedur 80% - Tim K3RS X
operasional tentang pencegahan
dan penanggulangan bencana
3 Melakukan pelatihan siaga bencana 80% DIKLAT Tim K3RS X
dan evakuasi
4 Menyediakan fasilitas : rambu - 80% Seluruh IPRS X
rambu penunjuk arah lokasi Gedung
pelayanan, jalan keluar, jalan
masuk, arah evakuasi bencana,
pintu emergency, denah dan
gambar arah evakuasi
5 Melakukan simulasi keadaan 80% DIKLAT Tim K3RS X
darurat bencana
KEBAKARAN
1 Menyediakan APAR yang 80% Seluruh Tim K3RS X
mencukupi kwalitas dan Gedung
kwantitasnya
2 Melakukan pemeliharaan APAR 80% - Tim K3RS X X X
secara berkala
No Kegiatan Target Lokasi Pelaksana Waktu Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3 Melakukan Patroli Asap secara 80% Seluruh Satgas Anti X X X X X
rutin Gedung Rokok
4 Melakukan pemasangan larangan 80% Seluruh Tim K3RS X
merokok Gedung
5 Mengusulkan alat deteksi asap/ api 80% Seluruh Tim K3RS X
pada tempat-tempat yang rawan Gedung
kebakaran
6 Pemasangan petunjuk evakuasi 80% Seluruh IPRS X
Gedung
7 Pemasangan titik kumpul 80% 4 titik IPRS X
kumpul yang
sudah
ditentukan
7 Melakukan sosialisasi mengenai 80% Seluruh Tim K3RS X
pencegahan, pengendalian Ruangan
kebakaran
9 Membentuk Tim di masing-masing 80% Seluruh Ka.Ru X
ruangan untuk pencegahan. Ruangan
Pengendalian Kebakaran
10 Melakukan simulasi kebakaran dan 80% DIKLAT Tim K3RS X
keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan
PERALATAN MEDIS
1 Melakukan Kalibrasi alat secara 80% Seluruh Bagian X
berkala Ruangan Operasional

19
No Kegiatan Target Lokasi Pelaksana Waktu Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2 Perekrutan tenaga ahli elektromedis 80% - Manajemen X
3 Membuat dan menerapkan SPO 80% Seluruh Tim K3RS X
tentang pelatihan bagi tenaga medis Ruangan
yang mendapatkan alat baru
SISTEM UTILITAS
1 Melakukan pemantauan secara 80% Area gas IPRS X
rutin pompa sumur air, panel-panel medis,
listrik, dan sistem gas medis pompa air
dan panel
listrik
2 Penempatan gas medis (tabung) di 80% Penyimpanan IPRS X
ruangan khusus dan diberikan Gas Medis
pengaman agar tidak terjatuh
3 Pengadaan genset 80% Ruang genset IPRS X
Keterangan:
Tanda “X” = Kegiatan akan dilakukan di Bulan tersebut

Anda mungkin juga menyukai