Anda di halaman 1dari 17

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan bila kemudian hari di ketemukan

kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Ambon

Pada tanggal : 1 April 2019

Direktur

dr Hans Liesay, M.Kes

2
LAMPIRAN 2.1
PERATURAN RUMAH SAKIT HATIVE
NOMOR 0.12.2/PERDIR.RSHTV.MFK/V/2018
TENTANG
PROGRAM MANAJEMEN RESIKO

1. PENDAHULUAN

Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang pekerjaan di dunia ini pasti
menerapkannya sebagai sesuatu yang sangat penting. Sebut misalnya: perminyakan, perbankan,
penerbangan, IT, ekspedisi luar angkasa, dan lain-lain. Makin besar risiko suatu pekerjaan, maka
makin besar perhatiannya pada aspek manajemen risiko ini.

Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak pada
pencapaian tujuan. Sedangkan manajemen risiko adalah budaya, proses dan struktur yang diarahkan
untuk mewujudkan peluang peluang sambil mengelola efek yang tidak diharapkan atau kegiatan
terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko.

Referensi utama manajemen risiko adalah standar Australia dan New Zealand AS/NZS 4360:2004
yang kemudian diadopsi oleh lembaga ISO dengan standar ISO 31000:2009. ISO pun menerbitkan
standar pendukungnya, yaitu ISO Guide 73:2009 dan ISO/IEC 31010:2009. Dan sudah barang tentu,
seluruh aktifitas manajemen risiko di dunia ini merujuk pada standar-standar tersebut.

Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun
peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident model dari ILCI, maka manajemen
risiko dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan
terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun
‘accident’.

2. LATAR BELAKANG

Tuntutan terhadap kelalaian kepada institusi kesehatan di dunia semakin meningkat jumlahnya
sejak tahun 1980-an. Hal ini mendesak departemen kesehatan berbagai negara, seperti Inggris
dan negara-negara persemakmurannya untuk berpikir ekstra. Sampai awal tahun 1990-an tuntutan
hukum yang diterima institusi kesehatan seperti rumah sakit mencapai 75 milyar ponsterling.
Jumlah yang sangat besar ini memaksa departemen kesehatan Inggris merombak keseluruhan
sistem pelayanan kesehatan, utamanya budaya kerja para pemberi layanan kesehatan.

Maka mulai diperkenalkan dan dibuat manajemen risiko dalam kerangka kerja departemen
kesehatan di Inggris, diberlakukan untuk seluruh trust dan board yang menjadi afiliasinya. Kita
menyadari bahwa tidak hanya penanggulangan risiko saja yang dibutuhkan untuk memberikan
3
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakatnya. Perlunya evaluasi berkelanjutan, fokus
pada kepentingan pasien, dan komponen-komponen lain membentuk sebuah kerangka kerja baru
yang disebut clinical governance. Manajemen risiko merupakan salah satu pilar penerapan clinical
governance dalam institusi pelayanan kesehatan.

Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari identifikasi risiko secara
sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan tujuan mengurangi dampak buruk bagi
organisasi maupun individu, dengan penekanan pada perubahan budaya kerja dari yang
reaksioner dan penanggulangan menjadi pencegahan dan pengelolaan. Risiko yang dicegah dalam
pengelolaan manajemen risiko berupa risiko klinis dan non klinis.

3. TUJUAN
3.1 Tujuan umum

Meminimalisasi dan meniadakan risiko yang ditimbulkan oleh berbagai potensi bahaya yang ada
Rumah Sakit Hative Pass0.

3.2 Tujuan Khusus


1. Mengurangi risiko kegagalan fasilitas yang ada di rumah sakit.
2. Mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas dan lingkungan di Rumah Sakit
Hative Passo
3. Meningkatkan keamanan dan keselamatan fungsi fasilitas yang ada di Rumah Sakit
Hative Passo bagi karyawan, pasien dan pengunjung
4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN DI RUMAH SAKIT HATIVE PASSO

A. IDENTIFIKASI RESIKO

1. KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT

IDENTIFIKASI BAHAYA
 Kehilangan barang milik pasien dan
KEAMANAN LINGKUNGAN RS
keluarga
 Kehilangan sarana prasarana RS
 Terjatuh / terpeleset lantai
KEAMANAN PASIEN, PENGUNJUNG DAN
rusak/licin
KARYAWAN  Tertusuk jarum
 Terpeleset di kamar mandi

2. BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA

4
IDENTIFIKASI BAHAYA

 Penyimpanan B3 tidak pada


tempatnya
BAHAN BERACUN BERBAHAYA  Pembuangan limbah tidak pada
tempatnya

3. BENCANA

KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA


 Banjir
INSIDEN WABAH DAN BENCANA  Gempa

4. KEBAKARAN

KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA


 Hubungan pendek arus listrik
INSIDEN KEBAKARAN  Percikan api dari colokan listrik

5. PERALATAN MEDIS

KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA


 Kesalahan pembacaan hasil pada
PERALATAN MEDIS alat medis karena belum
terkalibrasi

6. SISTEM UTILITAS

KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA


 Pemadaman listrik
SISTEM UTILITAS  Air tidak jalan

B. ANALISA RESIKO

5
Tabel Analisis risiko berdasarkan tingkat bahaya
Skor Keterangan
1 Kegagalan yang tidak disadari oleh pasien dan tidak menimbulkan dampak dalam pelayanan
kesehatan
2 Kegagalan dapat mempengaruhi proses pelayanan kesehatan tetapi menimbulkan kerugian
minor
3 Kegagalan menyebabkan kerugian yang lebih besar terhadap pasien

4 Kegagalan menyebabkan kematian atau kecacatan

Tabel Analisis risiko berdasarkan tingkat probabilitas

Skor Keterangan
1 Hampir tidak pernah (remote) jarang terjadi (dapat terjadi dalam > 5 sampai 30 tahun)

2 Jarang (uncommon) kemungkinan akan muncul (dapat terjadi dalam > 2 sampai 5 tahun)
3 Kadang-kadang (occasional), kemungkinan akan muncul (dapat terjadi beberapa kali dalam 1
sampai 2 tahun)

4 Sering ( frequent), hampir sering muncul dalam waktu relatif singkat (mungkin terjadi
beberapa kali dalam 1 tahun)

ANALISA RESIKO FASILITAS DI RS HATIVE PASS0

RISIKO TINGKAT TINGKAT SKOR


BAHAYA PROBABILITAS TOTAL
(SKOR) (SKOR)
KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
Kehilangan barang milik pasien 3 4 12
dan keluarga
Kehilangan sarana prasarana RS 3 1 3
Terjatuh/terpeleset di 4 2 8
Terpeleset di kamar mandi 2 2 4
BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA
Penyimpanan B3 tidak pada 1 1 1
tempatnya
BENCANA

6
Banjir 4 1 4
KEBAKARAN
Hubungan pendek arus listrik 4 1 4
Percikan api dari colokan listrik 4 1 4
PERALATAN MEDIS
Kesalahan pembacaan hasil pada 4 1 4
alat medis karena belum
terkalibrasi
SISTEM UTILITAS
Pemadaman listrik 2 2 4

C. EVALUASI RESIKO

Evaluasi resiko dilihat dari analisa resiko yang dilakukan sehingga dapat dibuatkan suatu prioritas
penanganan resiko sebagai berikut:

NO RISIKO
1 Kehilangan barang milik pasien dan keluarga
2 Terpeleset di kamar mandi
3 Banjir
4 Hubungan pendek arus listrik
5 Percikan api dari colokan listrik
6 Kesalahan pembacaan hasil pada alat medis karena
belum terkalibrasi
7 Kesalahan penggunaan alat karena belum terkalibrasi
8 Kesalahan penggunaan alat medis yang baru karena
belum dilakukan pelatihan alat baru.
9 Pemadaman listrik
10 Kehilangan sarana prasarana RS

D. TATA KELOLA RESIKO

1. KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT

Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan keamanan
lingkungan RS adalah:
A. Penambahan CCTV pada area-area yang beresiko terjadinya ancaman keamanan
Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV
B. Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (badge) untuk pengunjung pasien rawat
inap, penunggu pasien rawat inap, dan tamu di RS
C. Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien ( mis : pegangan di
setiap tangga dan diniding termasuk kamar mandi, tempat tidur dengan penahan pada
tepinya dll
7
D. Melengkapi sumber listrik dengan penutup.
E. Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan Gedung di Rumah
Sakit.

2. BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA

Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan Bahan dan
Limbah Berbahaya adalah:

A. Pembuatan tempat khusus untuk penyimpanan B3


B. Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3 ke semua unit.
C. Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta didokumentasikan dan dibagikan kepada unit-unit
yang menggunakan bahan tersebut.
D. Penyediaan APD pada setiap unit yang memiliki B3 dan menerapkan kebiasaan
penggunaan APD bagi petugas menggunakan B3.
E. Pelatihan mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja, Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran, keadaan darurat bencana, cara melakukan evakuasi,
penanganan limbah dan B3.

3. BENCANA

Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan keadaan
darurat bencana adalah:
A. Membentuk Tim Siaga Bencana.
B. Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan penanggulangan
bencana.
C. Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi ( Jadwal pelatihan, peserta,
pelaporan ), yang melibatkan semua unsur di Rumah Sakit.
D. Menyediakan fasilitas : rambu – rambu penunjuk arah lokasi pelayanan, jalan keluar,
jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu emergency, denah dan gambar arah evakuasi di
setiap gedung.
E. Melakukan simulasi keadaan darurat bencana.

4. KEBAKARAN

Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan kebakaran
adalah:
A. Menyediakan APAR yang mencukupi kwalitas dan kwantitasnya, terutama di ruang
khusus.
B. Melakukan pemliharaan APAR secara berkala.
C. Melakukan Patroli Asap secara rutin
D. Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan larangan merokok.

8
E. Mengusulkan alat deteksi asap/ api pada tempat – tempat yang rawan kebakaran,
misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur, Radiologi dan tempat perawatan Intensif.
F. Pemeliharaan Hidran secara rutin.
G. Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir dan gempa.
H. Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian kebakaran.
I. Membentuk Tim di masing – masing ruangan untuk pencegahan. Pengendalian
Kebakaran.
J. Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan.

5. PERALATAN MEDIS

Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan Sarana dan
Prasarana adalah:
A. Melakukan Kalibrasi alat secara berkala
B. Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga medis yang
mendapatkan alat baru.
6. SISTEM UTILITAS

Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan sistem utilisasi
adalah:

A. Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel listrik, dan
sistem gas medis.
B. Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan pengaman agar
tidak terjatuh.

E. DIKLAT MANAJEMEN RESIKO

Diklat manajemen risiko bertujuan untuk memberikan informasi kepada pegawai RS Hative Passo
baik medis maupun non medis tentang pentingnya manajemen risiko, pengendalian atau
pencegahan risiko serta bahaya yang mungkin terjadi akibat risiko yang ada. Diklat manajemen risiko
akan diadakan setiap tahun sekali pada bulan ketiga.

F. PELAPORAN INSIDEN

Pelaporan insiden dilakukan oleh masing-masing unit. Jika terjadi insiden di salah satu unit, maka
unit yang bersangkutan wajib melaporkan insiden tersebut ke TIM K3RS yang nantinya akan
dilakukan investigasi dan evaluasi dari kejadian tersebut. Hasil investigasi dan evaluasi akan dijadikan
acuan penyusunan program berikutnya dan disampaikan ke direktur RS Hative Passo

9
5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Koordinasi antara UPSRS dengan tim K3RS


2. Koordinasi antara Unit Kerja, UPSRS dan Tim K3RS.
3. Sosialisasi Program Manajemen resiko saat laporan pagi.

6. SASARAN

1. KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT

A. Penambahan CCTV pada area-area yang beresiko terjadinya ancaman keamanan


tempat beresiko lainnya terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
B. Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV dilakukan setiap hari terlaksana 100 % dalam
waktu 3 bulan.
C. Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (badge) untuk pengunjung pasien rawat
inap, penunggu pasien rawat inap, dan tamu di RS terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
D. Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien ( mis : pegangan di
setiap tangga dan diniding termasuk kamar mandi, tempat tidur dengan penahan pada
tepinya dll ) terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
E. Melengkapi sumber listrik dengan penutup terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
F. Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan Gedung di Rumah
Sakit terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.

2. BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA

A. Pembuatan tempat khusus untuk penyimpanan B3 terlaksana 100 % dalam waktu 3


bulan.
B. Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3 ke semua unit.
terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
C. Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta didokumentasikan dan dibagikan kepada unit-unit
yang menggunakan bahan tersebut terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
D. Penyediaan APD pada setiap unit yang memiliki B3 dan menerapkan kebiasaan
penggunaan APD bagi petugas menggunakan B3 terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
E. Pelatihan mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja, Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran, keadaan darurat bencana, cara melakukan evakuasi,
penanganan limbah dan B3 terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.

3. BENCANA
10
A. Membentuk Tim Siaga Bencana terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
B. Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan penanggulangan
bencana terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
C. Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi ( Jadwal pelatihan, peserta,
pelaporan ), yang melibatkan semua unsur di Rumah Sakit terlaksana 100 % dalam waktu 3
bulan.
D. Menyediakan fasilitas : rambu – rambu penunjuk arah lokasi pelayanan, jalan keluar,
jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu emergency, denah dan gambar arah evakuasi di
setiap gedung terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
E. Melakukan simulasi keadaan darurat bencana terlaksana 100 % dalam waktu 3
bulan.

4. KEBAKARAN

A. Menyediakan APAR yang mencukupi kwalitas dan kwantitasnya, terutama di ruang


khusus terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
B. Melakukan pemliharaan APAR secara berkala terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
C. Melakukan Patroli Asap secara rutin terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
D. Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan larangan merokok
terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
E. Mengusulkan alat deteksi asap/ api pada tempat – tempat yang rawan kebakaran,
misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur, Radiologi dan tempat perawatan Intensif
terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
F. Pemeliharaan Hidran secara rutin terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
G. Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir dan gempa
terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
H. Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian kebakaran terlaksana
100 % dalam waktu 3 bulan.
I. Membentuk Tim di masing – masing ruangan untuk pencegahan. Pengendalian
Kebakaran terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
J. Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.

5. PERALATAN MEDIS

A. Melakukan Kalibrasi alat secara berkala terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
B. Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga medis yang
mendapatkan alat baru terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan
6. SISTEM UTILITAS
11
A. Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel listrik, dan
sistem gas medis terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
B. Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan pengaman agar
tidak terjatuh terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.

7. JADWAL PELAKSANAAN

Jadwal pelaksanaan yang telah disusun dapat dilihat di lampiran

8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi program kerja dilakukan setiap 3 bulan sekali.

9. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

12
Pencatatan dilakukan saat pelaksanaan kegiatan. Pelaporan dilakukan paling lambat 1 minggu setelah pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dilakukan paling
lambat 1 minggu setelah laporan diteri LAMPIRAN 2.1
PERATURAN RUMAH SAKIT HATIVE
NOMOR 0.12.2/PERDIR.RSHTV.MFK/V/2018
TENTANG
PROGRAM MANAJEMEN RESIKO

PROGRAM MANAJEMEN RESIKO FASILITAS 2019

No Kegiatan Target Lokasi Pelaksana Waktu Kegiatan


J F M A M J J A S O N D
KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
1 Penambahan CCTV pada area-area Seluruh IPSRS
yang beresiko terjadinya ancaman ruangan
keamanan
2 Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV Seluruh IPSRS
ruangan
3 Pemberlakuan pemakaian tanda Seluruh Unit Keamanan
pengenal (badge) untuk pengunjung ruangan
pasien rawat inap,
4 Melakukan data ulang mengenai Seluruh Perawat
kebutuhan keselamatan pasien ruangan Ruangan
5 Melengkapi sumber listrik dengan Panel Listrik IPSRS
penutup
7 Melakukan monitoring dan evaluasi Bangunan IPSRS
Renovasi dan Pembangunan Gedung Yang
di Rumah Sakit dibangun/reno
vasi
BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA
1 Pembuatan tempat khusus untuk Seluruh IPSRS
penyimpanan B3 Ruangan
2 Sosialisasi mengenai prosedur Seluruh Tim K3RS
penyimpanan dan pengelolaan B3 ke ruangan
semua unit
3 Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta Seluruh Tim K3RS
didokumentasikan dan dibagikan Ruangan
kepada unit-unit yang menggunakan
bahan tersebut
4 Penyediaan APD pada setiap unit yang Seluruh IPSRS
memiliki B3 Ruangan
5 Pelatihan mengenai Keselamatan dan DIKLAT Tim K3RS
kesehatan kerja, Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran, keadaan
darurat bencana, cara melakukan
evakuasi, penanganan limbah dan B3

14
BENCANA
1 Membentuk Tim Siaga Bencana Seluruh Tim K3RS
Ruangan
2 Membuat standar prosedur - Tim K3RS
operasional tentang pencegahan dan
penanggulangan bencana
3 Melakukan pelatihan siaga bencana DIKLAT Tim K3RS
dan evakuasi
4 Menyediakan fasilitas : rambu – rambu Seluruh IPSRS
penunjuk arah lokasi pelayanan, jalan Gedung
keluar, jalan masuk, arah evakuasi
bencana, pintu emergency, denah dan
gambar arah evakuasi
5 Melakukan simulasi keadaan darurat DIKLAT Tim K3RS
bencana
KEBAKARAN
1 Menyediakan APAR yang mencukupi Seluruh IPSRS
kwalitas dan kwantitasnya Gedung
2 Melakukan pemliharaan APAR secara - IPSRS
berkala
3 Melakukan Patroli Asap secara rutin Seluruh Unit Keamanan,
Gedung Perawat

15
Ruangan
4 Melakukan pemasangan larangan Seluruh Unit Keamanan
merokok Gedung
5 Mengusulkan alat deteksi asap/ api Seluruh IPSRS
pada tempat – tempat yang rawan Gedung
kebakaran
6 Pemeliharaan Hidran secara rutin Hidran IPSRS
7 Pemasangan arah dan denah evakuasi Lobi IPSRS
bencana kebakaran, banjir dan gempa
8 Melakukan sosialisasi mengenai Seluruh Tim K3RS
pencegahan, pengendalian kebakaran Ruangan
9 Membentuk Tim di masing – masing Seluruh Ka.Ru
ruangan untuk pencegahan. Ruangan
Pengendalian Kebakaran
10 Melakukan simulasi kebakaran dan DIKLAT Tim K3RS
keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan
PERALATAN MEDIS
1 Melakukan Kalibrasi alat secara Seluruh Bagian
berkala Ruangan Operasional
2 Membuat dan menerapkan SPO Seluruh Tim K3RS
tentang pelatihan bagi tenaga medis Ruangan
yang mendapatkan alat baru

16
SISTEM UTILITAS
1 Melakukan pemantauan secara rutin Area gas IPSRS
pompa sumur air, panel-panel listrik, medis, pompa
dan sistem gas medis air dan panel
listrik
2 Penempatan gas medis (tabung) di Penyimpanan IPSRS
ruangan khusus dan diberikan Gas Medis
pengaman agar tidak terjatuh
Keterangan:

Tanda “x” = Kegiatan akan dilakukan di Bulan tersebut

17

Anda mungkin juga menyukai