Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KATA TUGAS DALAM BAHASA INDONESIA

Dosen pengampu: Dr.Irma setiawan, M.pd


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kita ucapkan puji sukur kepada Allah swt. Yang hingga saat ini masih
memberikan kita nikmat iman dan nikmat kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang “Kata tugas dalam bahas Indonesia”.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih ang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang
selalu mendukungserta membantu penulis selama proses penyelesaian makalah ini. Ucapan terimakasih
kepada dosen pengampu Dr. Irma Setiawan, M.Pd yang telah memberikan tugas makalah ini.

Pada makalah ini akan di bahas mengenai pentingnya kata tugas dalam bahasa Indonesia, penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalh ini masih jauh dari kata sempurna . Maka dari itu penulis
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Mataram, 20 oktober 2022

i
DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR
2. DAFTAR ISI
3. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
4. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Batasan dan ciri kata tugas
2.2 Klasifikasi kata tugas
2.3 Konjungtor
2.4 Artikula
2.5 Partikel penegasan
5. BAB III PENUTUP
Kesimpulan

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kata tugas mempunyai arti gramatikal dan tidak memiliki arti leksikal. Arti suatu kata tugas di
tentukan bukan oleh kata secara lepas, melaikan oleh kaitannya dengan kata lain dalam frasa atau
kalimat.
Berlainan dengan kelas verba, adjektiva, dverbial, dan nomina yang merupakan kelas kata terbuka,
kelas kata tugas merupakan kelas yang tertutup. Dalam kelas kata terbuka kita dengan mudah
menambah dan menerima untur bahasa lain sebagai kata baru atau padanan kata yang telah ada.
Dalam bahasa Indonesia ada beberapa jenis kata, yaitu kata benda, kata kerja, kata sifat, kata
sambung, kata keterangan, kata depan, kata tugas, kata sandang dan kata bilangan.
Salah satu kata dalam bahasa Indonesia yang akan kita bahas adalah kata tugas . jenis kata ini
memiliki peran penting dalam pembentukan kalimat , kata tugas tidak memiliki leksikel,melaikan
hanya makna gramatikal.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa saja batasan dan ciri-ciri dari kata tugas?
2. Apa saja klarifikasi kata tugas?
3. Bagaimana bentuk kata dasar dan kata turunan dari interjeksi?
4. Bagaimana makna nominasi dari kata artikula?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui batasan dan ciri-ciri dari kata tugas
 Untuk mengetahui klarifikasi dari kata tugas
 Untuk mengetahui kata dasar dan kata turunan dari interjeksi
 Untuk mengetahui makna nominasi dari kata artikula

1
BAB I

PEMBAHASAN
1. Batasan dan ciri kata tugas
Kata tugas hanya memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki arti leksikal. Arti suatu kata tugas
di tentukan bukan oleh kata itu secara lepas, ini oleh keterikatan dengan kata lain dalam frase
atau kalimat.
Ciri dari kata tugas adalah bahwa hamper semuanya tidak dapat menjadi dasar untuk
membentuk kata lain. Jika verba “dating” kita dapat menurunkan kata lain seperti datang, saya
dan kedatangan. Bentuk-bentuk seperti “menyebabkan” dan “menyampaikan” tidak di turunkan
dari kata tugas “sebab” dan “sampai” tetap dari nominasi “sebab” dan verba “sampai” yang
bentuk sama tetapi kategori berbeda. Dan kelas kata tugas kelas kata tertutup.
2. Klasifikasi kata tugas
1) Preposisi
Jika di tinjau dari perilaku semantisnya,preposisi yang juga di sebut kata deoan,
menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi tersebut
dengan konstituen di belakangnya.Di tinjau dari perilaku sintaktisnyapreposisi berada di
depan nomina, adjektiva, atau adverbia, sehingga terbentuk frasa yang dinamakan frasa
professional.
Di tinjau dari segi bentuknya, preposisi ada dua macam, yaitu preposisi tunggal dan
preposisi majemuk.
 Preposisi tunggal
Preposisi tunggal adalah preposisi hanya terdiri dari satu kata. Bentuk preposisi
tunggal tersebut berupa [1] kata dasar, misalnya di, ke, dari, dan pada [2] kata
berafiks, seperti selama, mengenai, dan sepanjang.
 Preposisi yang berupa kata berakfiks
Preposisi ini di bentuk dengan menambah afiks pada bentuk dasar yang
termasuk kelas kata verba, adjektiva, atau nomina. Afiksasi dalam pembentukan
itu dapat terbentuk penambahan prefix, sufiks atau gabungan keduanya.
 Preposisi yang berupa kata berprefiks
- Bersama (pergi bersama kakak)
- Menuju (pergi menuju kota)
 Preposisi yang berupa kata bersufiks
- Bagaikan (cantik bagaikan bidadari)
 Preposisi yang berupa kata berprefiks dan bersufiks
- Melalui (dikirim melalui pos)
- Mengenai (berceramah mengenai kenakalan remaja)

2
 Preposisi gabungan
Preposisi gabungan terdiri atas (1) dua preposisi yang berdampingan dan (2) dua
preposisi yang berkorelasi.
 Preposisi yang berdampingan
Preposisi gabungan jenis pertama terdiri atas dua preposisi yaitu letaknya
berurutan .
- Daripada (menara ini lebih tinggi daripada pohon itu)
 Preposisi berkolerasi
Preposisi ini gabungan jenis kedua terdiri atas dua unsur yang di pakai
berpasangan, tetapi terpisah oleh kata atau frasa lain.
- Antara (… dengan antara dia dengan adiknya ada perbedaan yang
mencolol)
- Dari (… sampai dengan seminar itu di adakan dari hari senin
samapai dengan hari kamis minggu depan)
 Preposisi dan nomina lokatif
Suatu preposisi juga dapat bergabung dengan dua nomina asalkan nomina yang
pertama mempunyai ciri lokatif.
Peran semantis preposisi
- Penanda hubungan tempat, (di, sampai ke, dari, antara)
- Penanda hubungan peruntukan (bagi,buat,untuk,guna)
- Penanda hubung sebab (karena, lantaran)
- Penanda hubungan kesertaan atau cara (dengan, sambil, bersama)
- Penanda hubungan pelaku (oleh)
- Penanda hubungan waktu (pada hingga, sampai)
- Penanda hubungan ihwal peristiwa (tentang, mengenai)
- Penanda hubungan milik (dari)
3. Konjungtor
Konjungtor, yang juga dinamakan kata sambung, adalah kata tugas yang menghubungkan dua
satuan bahasa yang sederajat : kata dengan kata, frasa dengan frasa atau klausa dengan
klausa.konjungtor dibadi menjadi empat kelompok yaitu:
1). Konjungtor koordinatif
Konjungtor yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama penting nya, atau
memiliki status yang sama.
Contoh:
- Dari (penanda hubungan penambahan)
- Serta (penanda hubungan pendampingan)
- Atau (penanda hubungan pemilihan)
- Tetapi (penanda hubungan perlawanan)

3
2). Konjungtor korelatif
Konjungtor korelafif adalah konjungtor yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa
yang memiliki status sintaktis yang sama.
Contoh;
- Baik pak Anwar maupun istri tidak suka merokok
- Kita tidak hanya harus setuju, tetapi juga harus patuh.
- Jangankan orang lain, orang tuanya sendiri pun tidak di hormati.
3). Konjungtor subordinatif
Adalah konjungtor yang menghubungkan dua klausa, atau lebih, dan klausa tidak memiliki
status sintaktis yang sama.
Contoh:
- Konjungtor subordinaf waktu, sejak, sewaktu, setelah, hingga
- Konjungtor subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, manakala
- Kongjungtor subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya,
sekiranya
- Konjungtor subordinatif tujuan: agar, supaya biar
- Konjungtor subordinatif konsesif: biarpun, walau(pun), sekalipun
- Konjungtor subordinatif perbandingan: seakan-akan, seolah-olah,
seoerti
- Konjungtor subordnatif sebab: sebab, karena, oleh karena
- Kongjungtor subordinatif hasil: sehingga, samoai
- Konjungtor subordinatif alat; dengan, tanpa
- Konjungtor subordinatif cara: dengan, tanpa
- Konjungtor subordinatif komplementasi: bahwa

4). Konjungtor antarkalimat

Berbeda dengan konjungtor di atas, konjungtor antar kalimat menghubungkan satu kalimat
dengan kalimat yang lain.
Contoh:
- Mereka berbelanja ke glodok. Mereka pergi ke saudaranya di ancol
(mereka berbelanja ke glodok. Sesudah itu, mereka pergi ke
saudaranya di ancol).
- Keadaan memang sudah mulai aman. Kita harus tetap waspada
(keadaan memang sudah mulai aman. Akan tetapi, kita tetap harus
waspada.

4
4. Interjeksi
Interjeksi atau kata seru adalah kata tugas yang mengungkapkan isi hati pembicara. Untuk
memperkuat rasa hati seperti rasa kagum, sedih, heran dan jijikorang memkai kata tertentudi
samping kalimat yang mengandung makna pokok yang di maksud. Berbagai jenis interjeksi
dapat di kelompokkan menurut perasaan yang di ungkapkan seperti:
- Interjeksi kejijikan: bah, cih, cis, ih, idih
- Interjeksi kekesalan; sialan, buset, keparat
- Interjeksi kekaguman atau kepuasan: aduhai, amboi, asyik
- Interjeksi kesyukuran: syukur, Alhamdulillah
- Interjeksi harapan: insya Allah
- Interjeksi keheranan: aduh, aih, ai, lo, eh
- Interjeksi kekagetan: astaga, masyaallah, astagafirullah
- Interjeksi ajakan: ayo, mari
- Interjeksi panggilan: hai, he, eh halo
- Interjeksi simpulan: nah
5. Artikula
Artikula adalah kata tugas yang membatasi makna nomina. Dalam bahasa Indonesia ada
kelompok artikula: (1) yang bersifat gelar,(2) yang mengacu ke makna kelompok, dan (yang
menominalkan).
a. Artikula yang bersifat gelar
Artikula yang bersifat gelar pada umumnya bertalian dengan orang atau hal yang
di anggap bermartabat, berikut inin jenisnya:
- Dang: untuk wanita yang di hormati dan pemakaiannya terbatas pada
nama tokoh dalam cerita sastra lama.
- Sri: untuk manusia yang memiliki martabat tingii dalam keagamaan
atau kerajaan.
- Hang: untuk laki-laki yang di hormati dan pemakaiannya terbatas
pada nama tokoh dalam cerita sastra lama.
b. Artikula yang mengacu ke makna kelompok
Artikula yang mengacu ke makna kelompok atau makna korelatif adalah para.
Karena artikula ini mengisyaratkan ketaktunggalan, maka nomina yang di
iringinya tidak di nyatakan dalam bentuk kata ulang. Jadi untuk mengatakan
kelompok guru sebagai kesatuan bentuk yang di pakai adalah para guru dan
bukan para guru-guru.

5
c. Arikula yang menominalkan
Artikula yang menyatakan gelar dan kelompok, ada pila artikula yang
menominalkan.
Artikula si dipakai untuk mengiringi nama orang, membentuk nomina dari
adjektiva atau verba dan dalam bahasa yang tak formal untuk mengiringi orimina
dia. Contoh:
- Aduh, cantiknya si hitam manis itu.
- Si terdakwah tidak dapat menjawab pertanyaan hakim
- Mengapa si dia tidak kamu ajak datang?
6. Partikel penegasan
Partikel penegasan meliputi kata yang tidak bertakluk pada perubahan bentuk dan hanya
berfungsi menampilkan unsur yang di iringinya. Ada empaat macam partikel penegasan,: -kah, -
lah, -tah dan pun.Tiga yag pertama berupa klitika, sedangkan yang keempat tidak.
a. Pun dipakai untuk mengeraskan artikata yang di iringinya contoh: siapapun yang tidak setuju
pasti akan di awasi.
b. Dengan arti yang sama seperti di atas, pun sering pula dipakai bersama –lah untuk
menandakan perbuatanatau proses mulai berlaku atau terjadi. Contohnya: para demostran
itupun berbarislah denngan teratur.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Kata tugas adalah kata gabungan yang mempunyai arti gramatikal dan tidak memiliki arti
leksikal. Arti suatu kata tugas di tentukan bukan oleh kata secara lepas.

Berdasarkan peranannya dalam kalimat dan kalimat, kata tugas di bagi menjadi lima, Preposisi,
konjungtor, artikula, dan pertikel penegas.
7

Anda mungkin juga menyukai