Kel 3, Sistem Ekonomi Indonesia
Kel 3, Sistem Ekonomi Indonesia
1
ABSTRAK
2
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah berjudul “Utang Luar Negeri” dapat kami
selesaikan dengan lancar dan tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada anggota kelompok yang telah membantu dalam menyelasaikan
tugas makalah ini.
Makalah ini telah disesuaikan dengan tujuan yang ingin kami capai
dalam penulisannya, serta berharap juga agar tepat sasaran dengan yang
dimaksudkan oleh dosen kami. Makalah ini juga disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia yang diampu oleh ----
Kami menyadari bahwa dalam makalah yang kami buat masih jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu, kami akan menerima semua kritik, saran, dan
masukan dalam bentuk apapun supaya nantinya kami bisa memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang kami buat.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca maupun pendengar. Kami juga mengharapkan
nantinya makalah ini setidaknya bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang
membutuhkan.
Tim Penulis
3
DAFTAR ISI
4
BAB II
PENDAHULUAN
5
4. Berapa utang luar negeri Indonesia dan mengapa utang
tersebut tinggi?
5. Untuk apa saja dana yang dipinjam oleh Indonesia?
6. Bagaimana cara pemerintah Indonesia membayar utang-utang
tersebut?
1.3 Tujuan
1. Untuk menambah wawasan tentang utang luar negeri.
2. Untuk mengetahui manfaat dari utang luar negeri.
3. Untuk mengetahui utang luar negeri yang dimiliki Indonesia
saat ini.
4. Untuk menemukan masalah dan solusi dari tingginya utang
luar negeri yang dimiliki Indonesia.
6
BAB II
PEMBAHASAN
-> Mengapa
Utang
-> Sumber utang bisa dari dalam negeri maupun luar negeri, sementara
penerima utang bisa dari pemerintah, atau swasta ( perusahaan atau
perorangan ).
-> Sumber utang bisa disebut kreditur, sedangkan penerima utang disebut
debitur.
7
Definisi lain dari utang luar negeri adalah setiap penerimaan negara
baik dalam bentuk devisa atau devisa yang dirupiahkan, rupiah, maupun
dalam bentuk barang atau jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar
negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu.
-> Devisa adalah sejumlah emas atau valuta asing yang bisa digunakan untuk
transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diterima dan diakui luas oleh
dunia internasional.
-> Di Indonesia sendiri, valuta asing yang dapat dijadikan sebagai nilai devisa
adalah mata uang Dollar (Amerika), Yuan (Tiongkok), Euro (negara Eropa),
Yen (Jepang), dan Poundsterling (Inggris).
8
2.2 Jenis-Jenis Utang Luar Negeri
Berikut jenis-jenis utang luar negeri dari berbagai aspek yaitu
berdasarkan bentuk pinjaman yang diterima, sumber dana pinjaman, jangka
waktu peminjaman, status penerimaan pinjaman dan persyaratan pinjaman.
9
c) Bantuan program, yaitu bantuan luar negeri yang dimaksudkan
untuk dana bagi tujuan-tujuan yang bersifat umum sehingga
penerimanya bebas memilih penggunaannya sesuai pilihan.
10
-> Berdasarkan jangka waktu peminjaman, pinjaman dibagi atas :
a) Pinjaman jangka pendek, yaitu pinjaman dengan jangka waktu
sampai dengan 5 tahun.
b) Pinjaman jangka menengah, yaitu pinjaman dengan jangka waktu 5
sampai dengan 15 tahun.
c) Pinjaman jangka panjang, yaitu pinjaman dengan jangka waktu
diatas 15 tahun.
11
lembaga keuangan dengan persyaratan yang berlaku di pasar
internasional pada umumnya.
2.3 Mengapa Suatu Negara Harus Berutang?
12
*Opportunity Loss adalah sebuah kondisi kerugian yang berasal dari
hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan di masa depan, karena
terabaikannya momen atau kejadian tertentu.
*Benchmark atau tolok ukur adalah standar yang digunakan untuk mengukur
kinerja sekuritas, reksa dana, atau manajer investasi.
13
2.4 Dampak Utang Luar Negeri Terhadap Perekenomian Suatu Negara
Utang luar negeri adalah arus masuk modal dari luar ke dalam negeri
yang merupakan konsekuensi dari profil APBN yang mengalami defisit
dimana belanja/pengeluaran negara lebih besar dari penerimaan negara.
Kondisi defisit inilah yang mendorong negara berkembang melakukan
pembiayaan dengan pinjaman luar negeri.
14
Adanya utang luar negeri menimbulkan beberapa dampak bagi negara
peminjamnya. Dampak ini terbagi menjadi dua sisi, yaitu sisi positif dan sisi
negatif, contohnya di Indonesia.
Dampak positif utang luar negeri
Dampak positif dari utang luar negeri yaitu terhadap pembangunan
ekonomi dan peningkatan tabungan domestik. Dalam jangka pendek, utang
luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup
defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang diakibatkan oleh
pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup
besar.
Dampak negatif utang luar negeri
Sedangkan dampak negatif dari utang luar negeri adalah timbulnya
krisis ekonomi yang makin lama makin meluas dan mendalam. Pemerintah
akan terbebani dengan pembayaran utang tersebut sehingga hanya sedikit
dari APBN yang akan digunakan untuk pembangunan. Cicilan bunga yang
makin memberatkan perekonomian Indonesia karena utang luar negeri
Indonesia selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya. Selain itu,
dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan menimbulkan
berbagai macam persoalan ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat
dapat menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh (inflasi) dan yang pasti akan
mengakibatakan ketergantungan dari penerima bantuan (dalam negeri)
terhadap pemberi bantuan (luar negeri). Oleh karena itu, pemerintah
diharapkan untuk melakukan pembatasan jumlah utang luar negeri, dimana
dalam jangka panjang dapat memberikan dampak negatif terhadap
perkembangan ekonomi dalam negeri. Sehingga fenomena ini memberikan
gambaran pengaruh besarnya pertumbuhan ekonomi terhadap besarnya
pertumbuhan utang luar negeri Indonesia.
Ada sumber lain yang mengatakan bahwa dampak negatif dari utang
luar negeri sangatlah kompleks, yaitu sebagai berikut:
-> dalam sisi efektivitas, secara internal, utang luar negeri dapat
menghambat tumbuhnya kemandirian ekonomi negara. Serta pemicu
terjadinya kontraksi belanja sosial, merosotnya kesejahteraan rakyat, dan
melebarnya kesenjangan.
-> secara eksternal, utang luar negeri menjadi pemicu meningkatnya
ketergantungan negara pada modal asing, dan pada pembuatan utang luar
negeri secara berkesinambungan.
-> sisi kelembagaan, lembaga-lembaga keuangan multilateral diyakini
telah bekerja sebagai kepanjangan tangan negara-negara dunia pertama
15
pemegang utama saham mereka, untuk mengintervensi negara-negara
penerima pinjaman.
-> sisi ideolgi, utang luar negeri diyakini telah dipakai oleh negara-
negara pemberi pinjama, terutama Amerika, sebagai sarana untuk
menyebarluaskan kapitalisme neoliberal ke seluruh penjuru dunia.
-> sisi implikasi sosial dan politik, utang luar negeri sebagai sarana yang
sengaja dikembangkan oleh negara-negara pemberi pinjaman untuk
mengintervensi negara-negara penerima pinjaman.
16
Salah satu jeni utang pemerintah, yang bersumber dari luar negeri,
menjadi jenis utang yang paling sering dibahas. Sumbernya bisa dari negara
atau lembaga keuangan dunia seperti dana moneter internasional (IMF) atau
Asian Development Bank (ADB).
Lantas bagaimana sejarah panjang utang Indonesia?
17
Dibawah pemerintah presiden Soeharto, mekanisme pengangguran
dengan balance budget mulai dijalankan. Meskipun saat itu belum ada
undang-undang (UU) yang mengatur neraca keuangan pemerintah.
Pembangunan saat itu mulai dibiayai dengan kerjasama multilateral atau
bilateral. Saat orde baru mulai diterapkan disiplin pembiayaan utang
multilateral atau bilateral untuk pembangunan. Pemerintah juga mulai ketat
menentukan porsi utang yang bisa diambil setiap tahun anggaran. Pada masa
orde baru, rasio utang sempat mencapai 57,7% terhadap keseluruhan PDB
pada 1998 lalu misalnya, saat terjadinya krisis moneter, utang pemerintah
berada di angka Rp551,4 Trilliun. Sementara nilai PDB keseluruhan sebesar
Rp955,6 Trilliun.
18
Di era kepemimpinan presiden Abdulrrachman Wahid atau Gusdur,
rasio utang sedikit membaik ke level 77,2%. Nilai utang pemerintah saat itu,
sebesar Rp1.271 Trillun, sementara besar PDB nya sebesar Rp1.491 Trillun.
Berlanjut, dibawah kepemimpinan presiden Megawati Soekarno Putri,
perekonomian Indonesia mulai pulih dari krisis. Rasio utang juga mulai
menururn. Nilai utang saat itu sebesar Rp1.298 Trilliun, sementara PDB
sebesar Rp2.303 Trillun. Artinya rasio utang mencapai 56,5% dari PDB.
kemudian di era kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),
2004 – 2014, nilai utang Indonesia mencapai Rp2.608 Trilliun kabar baiknya,
PDB Indonesia juga terus tumbuh menjadi Rp10.542 Trilliun. Artinya, rasio
utang di era SBY sebesar 24,7% terhadap PDB.
19
*Rumus menghitung Rasio utang : Rasio utang = total utang / total aset.
*Surat utang negara atau surat berharga negara adalah surat berharga yang
berupa surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran bunga dan
pokoknya oleh negara RI sesuai masa berlakunya. SUN digunakan oleh
pemerintah untuk membiayai defisit APBN serta menutup kekurangan kas
jangka pendek dalam satu tahun anggaran.
20
Lantas untuk apa saja utang tersebut?
Pembangunan Infrastruktur
Mengutip laman kementrian keuangan (Kemenkeu) mengenai
‘menjawab utang’ dijelaskan, keadaan sekarang ini pemerintah tidak adapat
menunda kebutuhan-kebutuhan yang mendesak seperti infrastruktur dan
pembangunan lainnya. Sebab jika ditunda maka di masa depan seiring
dengan kenaikan harga maka, biaya untuk kebutuhan-kebutuhan tersebut
akan semakin tinggi. Di satu sisi, pemerintah tetap harus membayar biaya-
biaya kebutuhan tersebut walau pendapaan terbatas.
Utang menjadi alat untuk membayar kekurangan biaya-biaya tersebut.
Jika nanti infrasturktur telah memadai dan dan Sumber Daya Manusia (SDM)
telah kompeten maka masyarakat Indonesia dapat bersaing dengan negara
Tetangga bahkan dunia.
Dalam penjelasan Kemenkeu, berutang adalah pilihan kebijakan yang
rasional untuk menyelesaikan pembangunan yang tidak bisa ditunda. Utang
adalah alat (tool) untuk mengakselerasi atau mempercepat pembangunan
dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Pemerintah berutang bukan sekedar buat menutup biaya operasional
seperti layaknya utang untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari. Utang
tersebut berguna agar Indonesia punya sumber daya lebih banyak untuk
pembangunan Indonesia. Karena jika infrastruktur sudah bagus, transportasi
akan lebih mudah. Jika transportasi mudah, biaya kirim brang jadi makin
murah. Semakin murah biaya kirim barang, akan semakin murah harga jual
barang. Dampaknya maka akan kembali lagi kepada masyarakat.
21
Semakin lama, biaya pembangunan infrastruktur maka akan semakin
mahal harga jual suatu barang. Maka dari itu, pembangunan infrastruktur
harus diusahakan secepatnya sebelum harga semakin naik.
*Infrastruktur adalah wujud modal publik yang terdiri dari jembatan, jalan
umum, dan lainnya, sebagai investasi yang dilakukan oleh pemerintah
(Gregory Mankiw, 2003).
22
*Bonus Demografi adalah sebuah fenomena saat penduduk usia produktif
jumlahnya sangat banyak.
23
Indonesia hingga bulan april 2021 telah mencapai 418M dolar AS atau
setara dengan Rp 5.977,4 triliun (kurs Rp 14.300 per dolar AS). Hutang luar
negeri tersebut atas utang luar negeri swasta sebesar 209 miliar AS atau
Rp.2.988,7 trilliun dan utang luar negeri pemerintah sebesar 206 miliar
dollar AS atau Rp.2.945,8 trilliun. Angka tersebut meningkat 4,8 persen
dibandingkan periode yang sama ditahun sebelumnya atau year on year.
Utang luar negeri ini berasal dari berbagai sumber, yakni ada utang dari
negara lain dan ada utang dari lembaga keuangan dunia seperti Asean
development Bank (ADB) dan dana moneter internasional ( IMF) total utang
yang berasal dari pinjaman negara lain adalah 216,67 milliar dolar AS,
sedangkan utang dari lembaga internasional hingga april 2021 sebesar 36,11
milliar dollar AS.
Berdasarkan statistik utang luar negeri Indonesia edisi juni 2021 yang
diliris oleh Bank Indonesia (BI) dan kementrian keuangan (kemenke),
terdapat 21 negara yang saat ini memberikan pinjaman untuk Indonesia.
Singapura menjadi negara pemberi utang terbesar untuk Indonesia, yakni
senilai 68,02 milliar dolar AS. Setelah Singapura, Ada AS memberikan
pinjaman sebesar 30,82 milliar dollar AS untuk Indonesia.
Berikut adalah daftar 10 negara pemberi utang tertinggi untuk
Indonesia:
1. Singapura : 68,02 milliar dollar AS
2. Amerika Serikat : 30,82 milliar dollar AS
3. Jepang : 28,15 milliar dollar AS
4. China : 21,4 milliar dollar AS
5. Hongkong : 13,24 milliar dollar AS
6. Negara Asia lainnya : 10,39 milliar dollar AS
7. Korea Selatan : 6,48 milliar dollar AS
8. Negara- Negara Sindikasi : 5,855 milliar dollaar AS
9. Belanda : 5,74 milliar dollar AS
10. Jerman : 5,57 milliar dollar AS
Mengenai persoalan ini, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Agung
Firman Sampurna mengatakan bahwa utang pemerintah meningkat akibat
pandemi covid -19. Pertumbuhan utang dan biaya yang ditanggung
pemerintah pun sudah melampui pertumbuhan PDB nasional memunculkan
ke khawatiran terhadap penurunan kemampuan pemerintah dalam
24
membayar utang dan bunga utang. Pada tahun 2020, rasio pembayaran
bunga utang terhadap penerimaan negara mencapai 19,06 persen.
Disisi lain, IMF merekomendasikan pembayaran bunga utang terhadap
penerimaan negara sebesar 7-10 persen dan standar internasional debte
relief (IDR) sebesar 4,6-6,8 persen. Diperiode tahun 2020, rasio utang
terhadap penerimaan negara menyentuh angka 369 persen. Sementara itu,
IMF hanya merekomendasikan 90-150 persen dan standar IDR 92-167
persen. Kemudian,rasio pembayaran utang dan bunga ULN terhadap
penerimaan transaksi berjalan pemerintah di tahun 2020 mencatat angka
46,77 persen. Angka ini juga sudah melampaui rekomendasi IMF sebesar 25-
35 persen, namun masih dalam kisaran standar IDR,yakni 28-63 persen.
25
Pemerintah sendiri terbagi menjadi dua yaitu kebijakan pemerintah
dalam ekonomi makro dan dalam ekonomi mikro. Ekonomi makro
menganalisis masalah tentang keseluruhan kegiatan perekonomian
sedangkan ekonomi mikro menganalisis mengenai bagian–bagian kecil dari
keseluruhan kegiatan perekonomian.
26
d) Masalah Perbankan dan Kredit Macet
Banyak usaha yang macet karena meningkatnya beban utang
mengakibatkan semakin banyaknya kredit yang macet sehingga
beberapa bank mengalami kesulitan likuiditas. Kesulitan likuiditas
makin parah ketika sebagian masyarakat kehilangan kepercayaannya
terhadap sejumlah bank sehingga terjadi penarikan dana oleh
masyarakat secara besar-besaran.
Oleh karena itu pemerintah memutuskan untuk menyelamatkan
bank-bank yang mengalami masalah likuiditas tersebut dengan
memberikan bantuan likuiditas. Namun untuk mengendalikan laju
inflasi, bank sentral harus menarik kembali uang tersebut melalui
operasi pasar terbuka. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan suku
bunga SBI.
e) Masalah Inflasi
Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas kaitannya
dengan masalah krisis nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang
selama ini terjadi.
Cara mengatasi inflasi dibedakan menjadi dua bentuk yaitu :
1. Kebijakan Moneter
Yaitu segala kebijakan pemerintah di bidang moneter
(keuangan) yang dilakukan melalui Bank Indonesia (bank sentral)
dengan cara mengatur jumlah uang yang beredar. Melalui kebijakan
moneter pemerintah dapat mempertahankan, menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar dalam upaya mempertahankan
kemampuan ekonomi bertumbuh, sekaligus mengendalikan inflasi.
2. Kebijakan Fiskal
Yaitu kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk
mengolah / mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik
atau diinginkan dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah.
27
tenaga kerja sehingga tenaga kerja memiliki keahlian sesuai dengan
lapangan kerja yang tersedia, pembukaan investasi baru, terutama yang
bersifat padat karya, pemberian informasi yang cepat mengenai
lapangan kerja.
28
mempermainkan dan menetapkan harga tanpa mempertimbangkan
kelompok masyarakat yang memiliki usaha sejenis. Hal seperti ini akan
menghancurkan para pesaing. Untuk menghindari kegiatan praktik
monopoli, pemerintah membuat peraturan yang mengatur tentang
kegiatan usaha agar menumbuhkan iklim usaha yang sehat bagi
masyarakat, yaitu UU No.5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
e) Masalah distribusi
Jalur distribusi barang dan jasa yang panjang akan mengakibatkan
tingkat harga barang menjadi tinggi dan mahal ketika sampai ke tangan
konsumen. Untuk itu, beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah
atau swasta untuk memperpendek jalur distribusi sehingga harga
barang ketika ke tangan konsumen tidak mahal.
2. Diplomasi Ekonomi
Diplomasi ekonomi juga penting dilembagakan dengan sasaran
untuk memperoleh keringanan dan penghapusan sebagian utang
sehingga proses pengurasan sumber daya dapat dihambat.
*Diplomasi ekonomi adalah pengelolaan hubungan luar negeri dalam
bidang ekonomi yang mencakup kegiatan ekspor dan impor, pinjaman
dan bantuan luar negeri, perdagangan internasional dan investasi.
29
4. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah harus mempunyai kemauan dan itikad baik untuk
mengakhiri semua hasrat berutangnya, dan menolak secara tegas
pengaruh dan tekanan dari negara lain yang ingin menjerat negara ini
dengan utang yang besar.
*Itikad baik adalah sebuah asas hukum dalam hukum perdata dan
hukum nternasional yang terkait dengan kejujuran, niat baik, dan
ketulusan hati.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
31