Anda di halaman 1dari 10

Bab 4

Pertemuan Pada Hari Sebelum Festival Budaya

Part 4

Seorang pria dan seorang wanita saling berhadap-hadapan di tengah-tengah


pepohonan di pinggir jalan yang mengarah ke Keyaki Mall.

Gladi bersih untuk festival budaya telah dimulai dan tidak ada siswa yang
terlihat di sekitar sini.

“Akhirnya kita bisa bicara, Yagami-kun.”

“Aku tak menyangka kau akan menemuiku dengan paksa saat aku sedang
mempersiapkan festival budaya.”

“Kalau tidak begitu, aku tidak akan bisa menangkapmu. Sepertinya kamu
mengindariku.”

Setelah bertemu, Yagami memaksa Kushida untuk pindah karena ia tidak suka
membicarakannya di tempat.

“Kita tidak bisa bertemu itu hanya kebetulan. Kalau tidak salah, kamu
mengunjungi kamarku beberapa kali, maaf aku sedang pergi waktu itu.”

Keduanya melanjutkan percakapan tanpa kehilangan senyuman mereka.

Kalaupun seseorang menyaksikan mereka berdua dari samping,


pemandangan ini hanya akan tampak seperti mereka sedang mengobrol
dengan akrab.

PDF BY: bakadame.com


“Benarkah kau sedang pergi? Atau jangan–jangan kau menggunakan mesin
penjawab untuk mengejekku?”

“Kenapa aku melakukan sesuatu seperti pura-pura sedang pergi? Sepertinya


ada kesalahpahaman.”

“Tidak ada yang salah paham.”

Jengkel dengan Yagami karena telah mengaburkan kenyataan, Kushida


mengambil langkah maju sendiri.

“Kau hanya mengabaikanku karena aku sudah tidak berguna lagi, bukan?”

Dalam ujian khusus suara bulat, Yagami berharap agar Kushida mengeluarkan
Horikita dan Ayanokōji. Dia gagal memenuhi harapan itu yang berujung
kehilangan kontak dengannya, jadi wajar saja jika Kushida menyimpulkannya
demikian.

“Apa kamu ingat ketika aku meneleponmu di malam ujian khusus suara
bulat?”

“Ya. Tentu saja aku ingat.”

Pada malam hari ujian selesai dilakukan.

Yagami menelepon dan mendengar dari Kushida bahwa Horikita dan


Ayanokōji belum dikeluarkan.

PDF BY: bakadame.com


Panggilan itu ditutup tak lama setelah itu dan Kushida belum bisa bicara
dengan Yagami sejak saat itu.

“Aku akan bicara jujur. Kupikir Kushida-senpai telah membenciku. Mungkin


itulah sebabnya belakangan ini aku tidak berani untuk bertatap muka
denganmu dan tanpa sadar telah menghindarimu.”

“Hentikan itu. Sudah tidak ada gunanya lagi berbohong padaku seperti itu
sekarang.”

Berlagak seperti junior yang disukai, setelah ia tahu sebagian dari sifat
aslinya, itu hanya akan membuatnya merinding.

“Maafkan aku. Nah, bisakah kamu ceritakan lagi bagaimana kejadian di hari
itu?”

Kushida pun akhirnya mulai mengerti. Siswa tahun pertama di depannya ini
hanya mempermainkannya.

Ia tahu semua tentang ujian khusus suara bulat dan mencoba untuk
memperluas cakupan permainannya lagi.

“Tidak akan kujawab.”

“Kenapa? Setidaknya yang kutahu, Kushida-senpai mengambil tindakan


untuk mengeluarkan salah satu dari keduanya. Tapi hasilnya, bukannya
Kushida-senpai, tapi Sakura-senpai yang dikeluarkan. Yang ingin kuketahui
adalah detailnya.”

PDF BY: bakadame.com


“Aku tidak melakukan apa pun dalam ujian khusus itu. Itulah kenapa
Sakura-san yang OAA-nya peringkat terendah, mau tidak mau dikeluarkan.
Itu saja.”

Interaksi di kelas tentang ujian khusus suara bulat belum bocor.

Karena itu Yagami ingin tahu detailnya itu.

Dia mencoba mengakhiri cerita dengan menyebut bahwa dipilihnya Sakura


Airi hanya karena kurangnya kemampuannya.

Namun, Yagami tetap tersenyum dan meletakkan tangannya dengan lembut di


bahu Kushida.

“Jangan berbohong.”

“Berbohong...?”

“Sejak ujian khusus suara bulat, rutinitas kebiasaan Kushida-senpai telah


banyak berubah. Tampaknya kau masih dekat dengan siswa dari kelas lain,
tapi aku telah menyelidiki dan mengetahui bahwa kamu telah menjauh dari
teman-teman sekelasmu. Dengan kata lain, dalam ujian khusus suara bulat
itu, sifat sejatimu telah cukup banyak terungkap.”

Tampak luar, Kushida juga tersenyum pada teman-teman sekelasnya saat ia


berada di luar.

Namun karena teman-teman sekelasnya jadi lebih jarang mendekatinya, itu


ada batasnya.

PDF BY: bakadame.com


Sebuah kelompok kecil para gadis saja biasanya bermain bersama 2 atau 3 kali
seminggu, tapi sekarang belum sama sekali.

“Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan. Aku masih dekat dengan
teman-teman sekelasku seperti biasa.”

Yagami hanya kebetulan tidak melihatnya, atau dia hanya asal mengambil
kesimpulan.

Kushida mencoba menepisnya dengan cara seperti itu, tapi Yagami terus
tertawa.

“Tidak ada gunanya mencoba menyembunyikannya. Semua masa lalu


Kushida-senpai sudah diketahui oleh teman-teman sekelasmu. Dan yang
menyebabkan hal itu terjadi pasti Ayanokōji-senpai, bukan?”

Yagami bicara dengan lancar, seolah-olah dia telah melihat pertarungan


Kushida dan yang lainnya di kelas.

Fakta bahwa nama Ayanokōji disebutkan alih-alih nama Horikita juga jelas
tidak biasa.

“Itu hanya spekulatif. Sama sekali tidak benar.”

“Terserah sih kalau mau ditutupi.... Padahal sudah tidak ada lagi yang perlu
kita bicarakan, apa yang kamu inginkan dariku? Aku harus membantu
persiapan festival budaya, jadi aku ingin kembali secepatnya jika bisa.”

“Aku sudah lelah berhubungan denganmu, Yagami-kun.”

“Lelah... ya?”

PDF BY: bakadame.com


“Jangan pernah mengusikku lagi. Hanya itu yang ingin aku katakan hari ini.”

Kushida tiba-tiba ingin mengakhiri hubungannya dengan Yagami.

“Kamu ingin mengakhiri hubungan denganku. Aku bisa memahami


perasaanmu itu. Karena masa lalu dan kepribadian Kushida-senpai sekarang
sudah diketahui oleh semua orang di kelas, sudah tak ada gunanya lagi
memaksakan diri untuk mengeluarkan Horikita-senpai dan
Ayanokōji-senpai.”

“Tidak usah kamu jelaskan satu per satu. Jika kamu mau menafsirkannya
sendiri, silakan saja.”

“Kamu adalah orang yang menarik, Kushida-senpai. Pernyataanmu tadi


justru telah menceritakan kebenaran. Selain itu, Kushida-senpai sendiri mulai
berpikir bahwa kamu bisa menceburkan diri ke dalam lingkungan ini. Karena
itu, kamu ingin mengakhiri hubungan gelapmu denganku dan melangkah
maju.”

(Tln: gelap di sana = hubungan yang membuatnya merasa bersalah)

Ingin melangkah maju. Kata-kata yang dia utarakan melekat di dalam hatinya
dan menyebar.

“Kesampingkan Ayanokōji-senpai, apa kamu sudah berdamai dengan


Horikita-senpai?”

“Itu juga tidak akan kujawab.”

PDF BY: bakadame.com


“Dari kelihatannya, kamu sudah diluluhkan, ya. Aku sedikit kecewa,
Kushida-senpai.”

Kushida menahan keinginan untuk membalas, tapi ia menjadi marah. Dia


masih membenci Horikita seperti sebelumnya.

“Aku———!”

“Ah, oke. Jangan dilanjutkan. Aku bisa tahu dengan melihatnya.”

Sikap menyepelekannya itu tidak ada kesopanan yang dulunya ada. Itu tampak
menakutkan bagi Kushida, tapi ia tidak boleh menunjukkan kelemahannya di
sini.

Sebaliknya, ia jelas lebih sabar daripada siswa pada umumnya, sebagian


karena kontak yang berulang-ulang dengan orang-orang yang tidak biasa
seperti Ayanokōji, Ryūen dan Amasawa.

Sementara dia terkejut dan merasa heran pada dirinya sendiri, dia bertindak
tegas.

(Tln: bertindak tegas di sana adalah sebuah ungkapan untuk ‘tetap tenang
bahkan ketika bahaya di depan mata’)

“Dengan ini hubungan kita berakhir, Yagami-kun. Kita tidak punya hubungan
apa-apa, kau paham?”

“Tenang saja. Kau khawatir aku akan membongkar masa lalumu ‘kan,
Kushida-senpai? Itulah sebabnya kau datang menemuiku sekalian
mengingatkanku seperti ini, bukan?”

PDF BY: bakadame.com


“Itu benar. Jika Yagami-kun membongkar rahasiaku, rumor tentang diriku
akan menyebar ke seluruh sekolah.”

“Kalau begitu, maukah kau menuruti perkataanku?”

“Kalau mau mengancamku, aku juga bisa. Aku akan menceritakan semua
tentangmu, Yagami-kun. Kalau kau menggunakanku untuk membuat
Ayanokōji dan Horikita dikeluarkan dari sekolah, dan bahwa kau melakukan
hal-hal jahat dengan wajah serius.”

Dia tidak tahu apakah ini cukup sebagai ancaman.

Meskipun begitu, jika ia menggunakan senjata yang dimilikinya saat ini, ini
adalah satu-satunya cara Kushida untuk melindungi diri.

“Jadi kamu mengancamku balik. Baiklah, aku akan mengingatnya. Apa kita
sudah selesai?”

Entah itu berhasil atau tidak, Yagami mengakhiri pembicaraan dan mulai
berjalan pergi.

“Aku adalah pemimpin Kelas B tahun pertama. Jadi aku sibuk dengan berbagai
hal untuk festival budaya, sampai jumpa.”

“Jangan lupa, Yagami-kun. Selama kamu menepati janjimu, aku juga akan
menepatinya.”

Bersama senyuman terakhir, Yagami menghilang dari pandangan dengan


langkah pelan.

PDF BY: bakadame.com


“...Kuharap dengan ini berakhir...”

Selain harapan-harapan seperti itu, ia juga merasa bahwa ini tidak hanya akan
berakhir di sini.

Lalu apa yang harus kulakukan?

Apa sebaiknya aku diam saja dan menunggu, atau haruskah aku menyusun
rencana untuk menyerangnya? Dia bertanya-tanya.

“Jangan. Aku tidak bisa menghentikan Yagami.”

Hingga saat ini, ia telah menantang dan kalah dari berbagai lawan, termasuk
Horikita.

Dia harus membuang keyakinan naif bahwa dia bisa mengatasinya sendiri.

Dia sangat sadar bahwa dirinya sendirian. Namun, demikian, situasinya telah
berubah secara dramatis.

Yagami pasti meremehkan Kushida. Bukan hanya di permukaan, tapi dari


lubuk hatinya.

Dia cukup baik dalam membaca hal-hal semacam itu.

“Sebelum melawannya, aku punya pekerjaan yang harus dilakukan.”

Dia tahu bahwa masalah yang harus diselesaikan bukan hanya masalah
Yagami.

PDF BY: bakadame.com


Dia sama sekali tidak memiliki keinginan untuk kembali menjadi siswa
teladan yang baik hati, tapi dia harus memberikan kontribusi yang nyata
untuk mempertahankan posisi yang kuat di kelas.

Kushida Kikyō tahu bagaimana cara untuk bertahan.

PDF BY: bakadame.com

Anda mungkin juga menyukai