Kyoushitsu e
Vol 11.5 SS
Terima kasih kepada Translator :
Inggris : Cinnamon Translation
Quandlm's Pastebin
Indonesia : Oka Sulaksana
Affan Ghaztwan
DAFTAR ISI
1. SS Sakayanagi Arisu – Prediksi Masa Depan
2. SS Shiina Hiyori – Dengan Membaca Buku
3. SS Matsushita Chiaki – Permainan Pikiran
4. SS Ichinose Honami – Babak Kedua Akan Segera
Dimulai
5. SS Horikita Suzune – Dorongan Petualangan
(Summer School Festival 2019)
• SS SAKAYANAGI ARISU – PREDIKSI MASA
DEPAN
Setelah upacara akhir semester, semua siswa pergi ke
kelasnya masing – masing untuk suatu penjelasan akhir
sebelum aku pergi dari kelas secepatnya.
Seperti yang terlihat, dengan kakiku yang tidak
sempurna, aku tidak bisa bergerak secepat orang lain.
Aku akhirnya mencapai tempat tujuan dan menunggu
orang itu, yang sepertinya sedikit terlambat.
“Apa yang kau lakukan di sini, Sakayanagi?”
“Aku telah menunggumu, Mashima-sensei”
“Menungguku?”
“Ya. Sensei akan bertemu Ayanokouji-kun dan
Chabashira-sensei di ruang tamu, apa aku benar?”
“Apa maksudmu?”
Mashima-sensei tidak mengakuinya, paling tidak itu yang
terlihat.
Tapi aku tahu detailnya. Setelah aku memberi nomor
ayahku pada Ayanokouji-kun, aku sudah memprediksi
hal ini akan terjadi.
“Sensei pasti mendapat pesan dari Direktur Sakayanagi
untuk bertemu Ayanokouji-kun. Chabashira-sensei
harusnya hadir juga, aku kira?”
“Wha?!”
Aku terkejut dan tidak bisa mengontrol suaraku pada
situasi yang tidak terduga ini. Kenapa. Itu sudah jelas, dia
sudah menyadari bahwa aku mengikutinya.
“Kau butuh sesuatu dariku?”
“Aku?... Apa yang kau maksud? Itu sesuatu yang ingin aku
katakan, tapi sepertinya kau sudah melihatnya jelas”
Dia menjebakku jadi aku tidak bisa berpura – pura tidak
tahu, karena itu aku menyerah terhadap banyak tujuan
lainnya. Aku lebih baik mengaku.
“Ya, seperti yang kau tahu, aku mengejarmu”
Aku memang buruk dalam hal ini, tapi apakah orang
kebanyakan akan menyadari kalau mereka diikuti? Apa
tadi dia melihatku di suatu tempat? Seperti yang aku
pikirkan, Ayanokouji-kun bukan orang normal. Aku
menjadi lebih waspada terhadapnya. Entah itu
*tenggelam/berenang aku harus memastikannya. Asal
selama permainan pikiran, aku pikir aku tidak akan kalah
dalam hal ini. (TLN: *Mungkin maksudnya baik/buruk ya
harus gas terus).
“Menurutmu, apa yang membuatku mengikutimu?”
“Siapa yang tahu, aku bahkan tidak tahu mulai dari mana.
Yang lebih penting, sejak kapan kau mengikutiku?”
“Baru saja, mungkin”
“Baru saja?”
Ah, sial, kenapa dia selalu melemparkan pertanyaan
ambigu? Tapi aku harus tenang. Tetap tenang. Jika aku
kehilangan ritme dan mengatakan hal yang tidak
berhubungan dengan pembicaraan, itu akan menjadi
kekalahanku. Aku kira jika aku bilang bahwa
pertemuannya dengan Direktur itu tidak biasa dan mulai
mengikutinya? Jika aku bilang mulai mengikutinya di
kafe, dia mungkin akan bertanya mengapa.
“Siapa ya... Benar, saat kau berbicara dengan Direktur
baru kupikir?”
Karena aku sudah menjaga jarak darinya, aku akan
mengambil inisiatif dan bertanya padanya.
“Lalu apa terjadi sesuatu? Kau berbicara dengan Direktur
kan?”
“Kelihatannya dia berencana ingin mengubah model
Keyaki Mall, dia melihatku dan bertanya. Apa fasilitas
yang aku sukai, dan sebagainya. Dia bertanya beberapa
hal tentang itu”
“Oh, seperti itu”
Tepatnya terdapat beberapa orang dewasa saat mereka
bercakap – cakap. Mungkin saja itu kebetulan.
Kelihatannya pertemuannya dengan Direktur tidak ada
hubungannya dengan kemampuan aslinya.
“Lalu, bagaimana menurutmu itu?”
“Itu sebenarnya tidak terlalu berhubungan. Ada sesuatu
yang aku temui lebih menarik”
Masalah dengan Direktur itu tidak begitu penting apakah
Ayanokouji-kun serius atau tidak.
“Selama ujian akhir kemarin.... Kau adalah pemimpin
kan?”
Karena aku akhirnya bertemu dengannya seperti ini, aku
membeberkan semua informasi yang aku ketahui
kepadanya.
“Saat Aritmatika cepat, jawaban yang kau dan Koenji beri
sama”
Itu soal yang tidak bisa diselesaikan hanya karena
keberuntungan.
“Aku sudah belajar berhitung cepat di SMP, jadi itu cukup
baik dibilang itu”
“Aku juga sama, tapi levelmu bukan sesuatu yang bisa
cukup baik bukan? Paling tidak itu sudah tingkat nasional
kan? “
“Itu karena, berhitung cepat adalah acara yang cukup aku
kuasai. Kenyataannya aku berpartisipasi dalam kompetisi
Nasional”
Ayanokouji-kun dengan mudah mengakuinya.
“Benarkah?”
“Yeah, karena itu adalah acara dibidang yang aku kuasai,
aku pikir kau sudah salah paham tentangku”
Itu masuk akal jika ada seseorang yang bisa berhitung
cepat, kecuali jika dia memang benar pintar, dia tidak
akan mungkin menyelesaikan soal itu. Dan faktanya dia
tidak mengungkapkan kalau dia pandai dibidang itu
adalah masalah tersendiri.
“Tapi kau tahu, mengapa kau tidak memberitahu kami
sebelumnya?”
“Itu benar. Tapi, kau tahu kepribadianku kan? Aku tidak
dalam posisi dimana aku bisa mengambil inisiatif dan
memberitahu teman sekelas tentang itu. Entah
bagaimana aku terpilih menjadi pemimpin, karena aku
memiliki poin perlindungan. Dan terlebih lagi, lawan kita
adalah Sakayanagi dari kelas A, aku khawatir karena aku
tidak tahu apakah mereka mempercayaiku atau tidak”
..... Aku berencana memojokkannya, tapi aku tidak
berhasil. Dia mudahnya menjawab pertanyaanku, seolah
itu adalah hal yang natural. Dia tidak mencoba untuk
membuat alasan dengan tingkah gugup. Ada banyak
orang yang tidak percaya diri mereka sendiri. Mereka
tidak bisa bicara, apa yang ingin mereka bicarakan. Tidak
ada dalam percakapan kami yang tergolong aneh, jika
dibandingkan dengan dia yang sekarang.
“Itu... Mungkin benar”
Oh tidak, tidak. Aku tidak bisa menyampaikan apa yang
aku pikirkan. Apa karena dia tidak berbohong? Tapi jika
itu benar, masih ada hal yang mencurigakan tentangnya.
Sesuatu mungkin berubah jika aku membicarakan topik
Hirata-kun dan Karuizawa-san. Ritmeku menjadi tidak
teratur. Tapi aku berjanji lagi dari lubuk hatiku, dan lagi,
aku akan memperoleh kekuatanku untuk topik yang
selanjutnya.
• SS ICHINOSE HONAMI – BABAK KEDUA AKAN
SEGERA DIMULAI
Suatu hari di liburan selama musim semi, dan juga
sebentar lagi semester kedua.
Bunga – bunga sakura mulai bermekaran, seakan
menyambut pergantian musim dingin ke musim semi.
“Hee-i!”
Selagi aku melihat pohon sakura, terdengar suara
perempuan sedang memanggilku.
“Di sini, di sini! Lihat kesini Ayanokouji-kun!”
Aku merasa pernah mendengar suara itu sebelumnya,
aku pikir saat di mana aku tiba – tiba dipanggil dengan
namaku. Aku langsung menyadari siapa itu.
Ichinose yang sedang duduk di bawah pohon sakura
melambaikan tangannya ke arahku.