Anda di halaman 1dari 384

PDF BY: bakadame.

com
PDF BY: bakadame.com
PDF BY: bakadame.com
PDF BY: bakadame.com
PDF BY: bakadame.com
PDF BY: bakadame.com
PDF BY: bakadame.com
Chapter 1 — Mawar dan Yuri

“Pokoknya, aku tidak keberatan pakai pola mana saja saat adegan pertemuan
kembali antara saudara kandung! Akan lebih baik jika ada reuni yang
mengharukan saat mereka selalu memikirkan perasaan satu sama lain, tapi
rasanya cukup menegangkan juga ketika mereka reunian dan menemukan
kalau mereka berdua ternyata sudah menjadi musuh!”

“Benar sekali. Fakta bahwa mereka berdua adalah saudara kandung sudah
menambahkan banyak bumbu drama untuk hubungan mereka.”

Setelah hubungan Masachika dan Yuki sebagai saudara kandung terbongkar,


Sayaka berbicara penuh semangat dengan Yuki di kedai makanan taman
hiburan tentang [Sisi bagus dari saudara kandung yang hidup terpisah]. Ayano
diam-diam memakan churros di samping mereka, tapi tak satu pun dari
mereka memedulikan hal itu dan asyik dengan pembicaraan otaku mereka.
Namun, setelah sepuluh menit, Sayaka berangsur-angsur menjadi tenang.

“Ah, maafkan aku …... dari tadi, cuma aku saja yang terus berbicara. Aku tidak
punya orang di sekitarku yang bisa kuajak mengobrol hal semacam ini...”

Sayaka merasa malu karena sudah mengeluarkan semua perasaannya yang


terpendam sekaligus, akibat diam-diam menjadi otaku setelah waktu yang
begitu lama. Dia tampak gelisah saat mendorong kacamatanya,
menggerakkan bibir dan bahunya. Yuki belum pernah melihat tingkah laku
Sayaka seperti ini sebelumnya, karena dia biasanya bersikap selalu serius dan
tegas.

(Kuhh~ Bukannya ini seru banget?)

PDF BY: bakadame.com


Yuki tersenyum lembut sambil berusaha untuk tidak menunjukkan perasaan
batinnya, meski di dalam hati dia memberikan kesan semacam itu.

“Tidak apa-apa, jangan khawatir. Aku juga memahami perasaanmu, kok.”

“...Benarkah? Terima kasih banyak.”

Sayaka mengucapkan terima kasih dengan senyum yang sedikit canggung,


tapi di dalam hati dia masih merasa kalau dirinya sudah membuat kekacauan.

Banyak otaku tersembunyi di dunia sangat waspada dalam memamerkan hobi


otaku mereka sendiri. Prinsip tersebut tidak gampang berubah bahkan jika
pihak lain ternyata sesama otaku tersembunyi. Ya, karena otaku tersembunyi
memiliki perasaan kuat kalau “hobi otaku mereka” = “sesuatu yang membuat
mereka tertarik”, yang menyebabkan mereka menyimpan obsesi misterius
kalau “mereka tidak boleh menjadi lebih otaku daripada lawan bicaranya”,
walaupun mereka berbicara dengan orang yang memiliki hobi sesama otaku.
Dan lebih repotnya lagi, ada juga kesadaran bahwa “pihak lain tidak boleh
menyadari apa yang mereka sembunyikan”. Jangan membiarkan pihak lain
merasakan kalau kamu merasa tidak nyaman dengan hobimu sendiri. Karena
itu sama saja dengan menyangkal hobi pihak lain.

Bagi Sayaka dan Yuki yang telah menyembunyikan hobinya sampai sekarang,
hal tersebut sudah menjadi pemikiran umum. Lantas, apa yang akan terjadi
jika dua orang semacam itu bertemu?

“.....”

“.....”

PDF BY: bakadame.com


Alhasil, mereka berdua sama-sama berusaha menentukan tingkat keotakuan
pihak lain. Sayaka dan Yuki diam-diam saling memandang sembari
sama-sama tersenyum tipis. Sedangkan Ayano, dia masih menikmati cemilan
churros dalam diam.

Saat ketegangan di antara mereka semakin meningkat...... Sayaka duluan yang


mulai angkat bicara.

“......Ngomong-ngomong, Suou-san. Anime apa saja yang kamu tonton di


musim ini?”

Itu adalah serangan percobaan yang dilepaskan dengan mulus. Sebuah


langkah jahat yang mendesak pihak lain untuk secara sepihak
mengungkapkan tingkat keotakuannya dengan menyamarkan itu sebagai
topik percakapan biasa. Jumlah anime yang ditonton pihak lain akan
digunakan sebagai tolak ukur tingkat keotakuannya, dan konten animenya
digunakan untuk menganalisis seleranya. Apa pihak lain menyukai genre
fantasi, komedi romantis, penggalan kehidupan sehari-hari. ... atau tipe orang
yang kemungkinan menyukai genre erotis?

Dengan satu pertanyaan santai ini saja Sayaka bisa memperoleh banyak
informasi tanpa risiko. Taniyama Sayaka, seorang gadis muda berbakat yang
sudah mengalahkan banyak saingan dengan pidatonya yang terampil dalam
debat.

Sayaka menyunggingkan sudut mulutnya. Yuki dengan senyum tak terbaca.


Dan Ayano melipat kertas bekas pembungkus cemilan Churros.

“Ummmm, benar juga. Untuk musim ini….”

PDF BY: bakadame.com


Yuki membuka mulutnya untuk menanggapi serangan pertama Sayaka. Tentu
saja, bahkan Sayaka tidak merasa kalau pertanyaan itu saja lebih dari cukup
untuk menentukan permainan. Jika Yuki menyebutkan beberapa judul aman
dan balik bertanya “Sayaka-san sendiri bagaimana?” Sayaka sudah
mengantisipasi hal tersebut.

Tapi, tidak ada masalah. Karena Sayaka sudah menyiapkan jawaban ampuh
dengan mengatakan, “Kurasa kita sama. Karena aku juga menonton anime
itu.”

(Strategi paling aman dalam percakapan ini adalah menempatkan diriku tepat
di belakang lawan dan melacak jawabannya. Setelah aku mengambil inisiatif
untuk bertanya duluan, mana mungkin aku bisa kalah)

Merasa yakin dengan keunggulannya yang luar biasa, Sayaka dengan santai
menunggu jawaban Yuki. Tapi……

“Pertama-tama, anime “Blade hazard” dan “Ano Yume” sih wajib ditonton.
Dalam ulasan sebelumnya, anime Blade hazard” dikatakan bisa menjadi
anime terbaik di musim ini, tapi episode pertama dari “Ano Yume” sangat
sempurna sehingga dengan cepat menjadi kandidat untuk peringkat anime
terbaik. Lalu, anime “Rens” dan “Isekai Tunnel” mempunyai alur stabil dan
sudah tamat. Secara pribadi, aku berpikir kalau yang jadi kuda hitam musim
ini adalah anime “Hamezon”. Aku awalnya penasaran bagaimana ekspresi
ekstrem dalam cerita aslinya akan diadaptasi di anime, tapi ternyata
adaptasinya jauh lebih bagus dari yang diharapkan. Selain itu, tampaknya
momentum “Gambaruon” belum berkurang bahkan di musim kedua......”

“!?”

PDF BY: bakadame.com


Dalam situasi tersebut, tak disangka-sangka Yuki menerapkan taktik tanpa
penjaga. Jawaban Yuki benar-benar mengumbarkan semuanya, tanpa ada
rahasia apapun. Dari gene fantasi ke komedi romantis, dari anime yang
mengharukan hingga anime robot, dan akhirnya ke fantasi gelap erotis.
Pandangan mata Sayaka melebar di belakang kacamatanya saat informasi itu
diungkapkan dengan sangat cepat.

Sayaka tampak kebingungan. Yuki diam-diam terkekeh. Sedangkan Ayano, dia


pergi membeli cemilan churros untuk ketiga kalinya.

“Jadi, Sayaka-san sendiri bagaimana?”

“Eh, umm, itu...”

Pertanyaan yang diajukan, seperti yang sudah diantisipasinya. Namun,


perkembangan sebelumnya sangat tidak terduga sehingga Sayaka tidak bisa
langsung menjawabnya. Dalam situasi ini, jawaban ampuh “Kurasa kita sama.
Karena aku juga menonton anime itu” tidak bisa digunakan juga. Karena ada
beberapa anime yang disebutkan Yuki tadi belum pernah dilihat Sayaka. Tapi,
apakah dirinya bisa jujur mengakui itu? Sebab secara tidak langsung hal itu
sama saja dengan menyangkal hobi pihak lain.

Di hadapan Sayaka yang terlihat kesal dan tertekan ... Yuki yang masih
tersenyum mulai menggumamkan sesuatu.

“Awal dari permulaan ...”

Pada awalnya, dia berpikir apa yang ingin Yuki sampaikan. Bahu Sayaka
bergetar ketika mendengar kalimat yang tidak memiliki konteks dan tidak
masuk akal ......, tapi menggelitik batinnya. Yuki kemudian melanjutkan
serangannya.

PDF BY: bakadame.com


“Kegelapan putih ...”

“!”

“Tebusan atas kekuatan besar ...”

“!!!”

Tubuh Sayaka secara alami bereaksi terhadap kata-kata indah yang diucapkan
secara beruntun. Melihat reaksinya yang lucu begitu, Yuki tertawa kecil dan
berkata dengan nada bercanda.

“Sepertinya tahap awal chuunibyo, ya. Aku merekomendasikan kalau kamu


perlu pengobatan secepat mungkin.”

“Apa……!”

Sayaka secara refleks mencoba menyanggah nama penyakit “Chuunibyo”,


yang sering dihindari oleh kebanyakan otaku. Namun, memang benar kalau
dirinya sedikit bersemangat dengan kata-kata yang diucapkan Yuki... dan saat
Sayaka tergagap, senyuman Yuki semakin melebar sembari berbicara padanya.

“Bagaimana kalau kita berhenti menebak-nebak satu sama lain, oke? Aku
yakin kalau kamu sudah menyadari kalau pengetahuanku sebagai otaku lebih
baik ketimbang Sayaka-san. Jadi, Sayaka-san juga tidak perlu
menyembunyikannya, oke?”

“!”

PDF BY: bakadame.com


Setelah mengungkapkan seberapa otakunya dia tanpa menyembunyikannya
sama sekali, Yuki lalu meminta Sayaka untuk membuang rasa malu dan rasa
enggannya. Itu adalah usulan yang tidak pernah diduga Sayaka. Atau
seharusnya begitu ... tapi Sayaka merasa kalau usulan itu bukanlah kelegaan,
melainkan memicu persaingan.

“Fufufu...Begitu ya? Tentu saja, aku mungkin kalah jika dilihat dari jumlah
karya yang pernah kusentuh ..... Tapi perasaan cintaku dalam setiap karya
takkan pernah kalah, oke?”

Sayaka tersenyum berani sambil perlahan-lahan mendorong kacamatanya. Di


sisi lain, Yuki menanggapinya dengan senyum tenang. Dan kemudian
perdebatan pun dimulai.

“Pada episode “Blaze hazard” minggu lalu, penampilan seiyuu di adegan


terakhir itu sangat luar biasa. Seiyuu itu juga memberikan penampilan
mengagumkan di Gandero….”

“Jika kamu bilang begitu, aku sendiri lebih suka Seiyuu yang memainkan
peran antagonis…”

“Oh iya, apa kamu memperhatikan akhir yang spesial dari episode ‘Ano Yume’
minggu lalu? Ada potongan adegan bermakna yang belum pernah kulihat
sebelumnya…..”

“Bukannya itu sudah jelas? Aku takkan pernah melakukan sesuatu seperti
melewatkan lagu pembukaan dan lagu akhir. Aku berpikir itu...”

Komposisinya benar-benar kebalikan dari yang sebelumnya, dan kali ini


mereka berdua bersaing untuk melihat siapa yang lebih otaku ketimbang
pihak lain. Kemana perginya sosok yang tenang dan serius di sekolah? Yang

PDF BY: bakadame.com


ada di sana cuma ada dua otaku yang saling berdebat dan memamerkan
pengetahuan mereka. Setelah sekitar 20 menit saling bedebat, Yuki tiba-tiba
menutup mulutnya.

“Upss, permisi.”

Dia kemudian mengeluarkan smartphone-nya dari kantong seraya meminta


waktu sebentar. Ketika melihat layar smartphone yang bergetar, alis Yuki
tanpak berkedut.

“Maaf, aku mau melakukan panggilan dulu sebentar.”

Setelah mengatakan itu, Yuki bangkit dari tempat duduknya dan berjalan pergi
sembari menempelkan smartphone di telinganya. Rupanya, dia menerima
panggilan telepon yang mendesak.

“…...”

“…...”

Kemudian, Sayaka dan Ayano ditinggalkan begitu saja. Sayaka lalu menatap
Ayano dalam diam. Ayano yang menerima tatapan itu segera menghabiskan
cemilan churros yang keempat ke mulutnya sekaligus.

“Umm, kamu tidak perlu terburu-buru untuk memakannya, tau?”

Sayaka mengatakan itu dengan nada khawatir, tetapi Ayano mengambil


semua churros ke dalam mulutnya seolah-olah dia berada di bawah kutukan
kematian jika menjauhkan mulutnya dari churros. Setelah menambahkan
lebih banyak teh susu ke dalam mulutnya, dia menelan semua churros yang
ada di mulutnya dalam satu tegukan.

PDF BY: bakadame.com


“Hmgh! ...”

Dia kemudian menegakkan posturnya seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan


menatap lurus ke arah Sayaka. Sedikit tersentak di bawah tatapannya, Sayaka
dengan ringan berdeham dan menegakkan dirinya.

“Sekali lagi, Kimishima-san. Meski rasanya agak terlambat, izinkan aku


untuk memperkenalkan diri lagi, namaku Taniyama Sayaka. Walaupun kita
sekelas, tapi kita belum pernah berbicara banyak sebelumnya, ‘kan?”

“Ya, itu benar. Saya rasa ini baru pertama kalinya kita bertemu tatap muka dan
bertukar kata seperti ini.”

“Betul sekali ... lalu, ummm aku pernah mendengar kalau Kimishima-san
adalah pelayan pribadi Suou-san, apa itu benar ...?”

“Pelayan pribadi ... Itu benar. Ahh…”

Kemudian, seolah tiba-tiba teringat sesuatu, Ayano mendongak dan perlahan


berdiri. Dia lalu mendadak menutupi separuh wajahnya dengan tangan
kanannya, menyilangkan lengannya dan mengambil semacam pose, dan
kemudian memberi tahu Sayaka yang berkedip berulang kali, dengan ekspresi
keren (tanpa ekspresi).

“Ditulis dengan huruf ‘teman masa kecil’ dan dibaca sebagai ‘pembantu’.
Kimishima Ayano.”

Jelas sudah, itu adalah cara memperkenalkan diri yang sangat nyentrik.

PDF BY: bakadame.com


Cara Ayano yang memperkenalkan dirinya begitu nyentrik sampai-sampai
membuat Sayaka tertegun dengan mulut menganga. Di hadapan Sayaka yang
juga memperlihatkan ekspresi sangat langka, Ayano kemudian mengubah
posenya lebih jauh tanpa menunjukkan ekspresi apapun dan melanjutkan
dengan nada monoton.

“Status teman masa kecil dan heroine kalah hanya bentuk sementara demi
mengelabui mata dunia. Masachika-sama akan dilindungi oleh kami,
sub-heroine yang sebenarnya!?”

Setelah berpose menakjubkan dengan latar belakang matahari musim panas,


Ayano kembali duduk di kursi dengan rasa pencapaian di matanya. Kemudian,
dia menundukkan kepalanya ke arah Sayaka.

“.....Saya sungguh minta maaf. Seharusnya, Yuki-sama duluan lah yang


pertama mengatakan [Ditulis dengan huruf ‘teman masa kecil’ dan dibaca
sebagai ‘adik perempuan’! Suou Yuki!].”

“... Eh? Eh, dia mau melakukan itu? Suou-san sendiri? Dengan pose yang baru
saja kamu lakukan tadi!?”

“…? Ya, karena katanya beginilah cara formal untuk mengungkapkan identitas
asli.”

“.....”

Sayaka diam-diam bergidik ngeri pada Ayano, yang sama sekali tidak merasa
curiga maupun malu. Dia tidak bisa melihat kesempatan maupun celah di
mana dia bisa bersaing, karena dia cuma dalam tahap awal Chuunibyou.

PDF BY: bakadame.com


(Su-Sungguh serangan yang menakutkan... untuk mengguncang mentalitas
lawan dan mengambil inisiatif dalam percakapan sekaligus)

Sambil menekan dadanya yang sakit karena serangan tak terlihat, Sayaka
menggigit bibirnya dan mengepalkan tangannya erat-erat. Dia kemudian
bertanya kepada Ayano, yang (tampaknya) dengan santai memandangnya,
sebuah pertanyaan seolah sedang menantangnya.

“Jadi, dari sudut pandang pelayan pribadi Suou-san ... atau pembantu?
Menurut Kimishima-san sendiri, hubungan seperti apa yang biasa dilakukan
antara Suou-san dan Kuze-san?”

“…..”

Menanggapi pertanyaannya, Ayano balas menatap Sayaka seolah-olah


mencari tahu niat dia yang sebenarnya.

Dia mungkin sedang memikirkan bagaimana harus menjawabnya, karena dia


menganggap Sayaka sebagai calon lawan dalam pemilihan ketua OSIS yang
baru.

Namun pada kenyataannya, pertanyaan tersebut tidak mempunyai maksud


apa-apa.

Karena pertanyaan itu tidak ada hubungannya dengan kampanye pemilihan


..... tapi cuma sekedar kepentingan pribadi Sayaka.

Di masa lalu, Masachika dan Yuki adalah rival terbaik bagi Sayaka. Tidak ada
perasaan benci maupun dendam, yang ada justru rasa kepercayaan dan saling
mengakui satu sama lain. Dan kekalahannya dalam kampanye pemilihan
mengubahnya menjadi rasa hormat yang murni.

PDF BY: bakadame.com


Atau kalau boleh bicara terus terang, dia adalah penggemar dari mereka
berdua.

Dia berpikir kalau mereka berdua adalah pasangan yang ideal, dan bahkan
sempat berpikir, “Cepatlah menikah. Tidak, pelan-pelan saja tidak masalah,
dan semoga kalian mendapat pernikahan yang bahagia.” Jika ada seseorang
yang mengganggu hubungan mereka, dia akan melakukan sekuat tenaga
untuk melenyapkannya sebagai perwakilan dari para penggemar.

Lalu, bagaimana tanggapan Sayaka saat mengetahui bahwa “Mereka berdua


adalah kakak beradik dan tidak bisa menikah” ? ...

(Tidak masalah. Justru sebaliknya, yang begitu akan lebih gurih!!)

......Begitulah tanggapannya. Jika begitu, maka…

(Aku ingin mendengar ... tentang episode kedekatan mereka sebagai kakak
beradik!)

Sebagai penggemar mereka, mana mungkin dia melewatkan kesempatan


emas ini. Namun, Ayano takkan semudah itu dalam membocorkan informasi.

“... Saya hanya seorang pelayan. Saya tidak dapat mengungkapkan informasi
mengenai Tuan saya tanpa seizinnya.”

Tak peduli apa niat Sayaka, tentu saja balasan itulah yang ditermanya. Tapi itu
masih dalam ekspektasi Sayaka

“Ara, begitu ya. Kalau gitu, aku akan bertanya pada orang lain, ya?”

PDF BY: bakadame.com


“……Orang lain?”

Melihat Ayano memiringkan kepalanya dengan bingung, Sayaka melanjutkan


dengan sikap acuh tak acuh sambil menyesap minumannya.

“Jika Kimishima-san tidak mau membicarakannya padaku, aku tinggal


bertanya kepada orang lain saja, iya ‘kan? Jika aku bisa menemukan seseorang
yang dekat dengan Suou-san atau Kuze-san, pasti setidaknya ada satu orang
yang tahu kalau mereka berdua adalah kakak beradik. Benar juga, misalnya
saja ….. Kujou Alisa-san?”

Itu adalah ancaman yang dibuat-buat dan bertele-tele seolah menyiratkan


“Jika kamu tidak mau berbicara, aku akan membeberkan ke orang lain kalau
mereka berdua adalah kakak beradik.” Namun, Ayano yang polos ​tidak
menyadari hal ini.

“Itu ... akan sedikit bermasalah.”

Itu sebabnya dia mengatakannya dengan jujur. Tanpa berpikir kalau


ucapannya yang terlalu jujur ​tersebut akan memberikan informasi kepada
pihak lain.

(Begitu rupanya, mereka bahkan merahasiakannya dari orang-orang di


sekitar mereka kalau mereka berdua adalah kakak beradik. Kujou-san bahkan
tidak mengetahui hal ini juga.)

Seandainya dia berhadapan dengan Yuki atau Masachika, mereka takkan


menunjukkan celah dengan begitu mudahnya.

Pernyataan “itu akan sedikit bermasalah” sama saja dengan memberitahu


pihak lain kalau itu adalah titik lemahnya. Jika Sayaka berusaha mengorek

PDF BY: bakadame.com


informasi dari Yuki atau Masachika, mereka berdua setidaknya akan mencoba
menghindari dengan terampil, atau sebaliknya, mereka berdua akan
mengancam balik dan mengendalikan situasi.

(Awalnya aku sedikit terkejut, tapi ... selama aku tidak terbawa temponya, dia
adalah lawan yang gampang dihadapi)

Sambil mengevaluasi situasi dalam hati, Sayaka tanpa henti mendorong


masalah tersebut.

Biar diperjelas sekali lagi, dia hanya ingin mendapat kepuasan batin yang
berharga sebagai penggemar mereka. Sayaka memiliki bakat sebagai otaku
idola.

“Kalau begitu, apa kamu tidak keberatan untuk memberitahuku? Jangan


khawatir, aku tidak berniat mengungkapkan kehidupan pribadi Suou-san dan
Kuze-san. Aku hanya penasaran bagaimana mereka berdua biasanya
menghabiskan waktu.”

“......”

Dari penampilan luar, Sayaka mengajukan pertanyaan dengan sikap acuh tak
acuh, sementara dalam batinnya dipenuhi rasa kegirangan dan mengayunkan
kedua tangannya sambil memegangi kipas idola. Kemudian, ketika Ayano
tetap diam, dia sedikit melembutkan nada suaranya.

“Kalau gitu kita bisa membicarakan kejadian hari ini. Apa yang mereka berdua
lakukan sebelum bertemu kami?”

“.....”

PDF BY: bakadame.com


Pada sikap kompromi yang ditunjukkan oleh Sayaka, Ayano melihat sekeliling
dan ...... dia membuka dan menutup mulutnya beberapa kali, lalu menurunkan
pandangannya seolah sedang merenung. Merasa yakin dengan
kemenangannya, Sayaka tersenyum, dan di dalam hati dia bersiap-siap
mengambil posisi untuk mengayunkan kipas idola sekeras yang dia bisa....

“Masachika-sama sedang menarik Yuki-sama yang tidak bisa keluar dari


kolong tempat tidur.”

“Hah, kamu tadi bilang apa?”

Ekspresinya langsung melongo. Mini Sayaka di dalam batinnya juga memiliki


ekspresi yang sama saat memegangi kipas di tangannya. Dia bertanya balik
setengah refleks, dan dengan ekspresi yang sama, dia menelaan kata-kata
Ayano dengan kepalanya yang kebingungan.

(Di bawah tempat tidur? Situasi macam apa sampai bisa menjadi begitu?
Lagian, bukan itu yang ingin kutanyakan ... Oh, disinformasi? Untuk
membingungkanku?)

Ketika menyadari hal ini, Sayaka mendapatkan kembali ketenangannya. Pada


saat yang sama, dia mengesampingkan penilaian sebelumnya mengenai
Ayano yang “mudah dikendalikan” dan berbalik menghadap Ayano sekali lagi.
.........

“Kami hampir kesulitan menariknya karena Yuki-sama seperti ulat kantong.”

“Dibilangin, dari tadi kamu ngomong apaan ??”

Yuki dalam bentuk ulat kantong muncul di otak Sayaka dan langsung dipenuhi
dengan tanda ?? dalam pikirannya.

PDF BY: bakadame.com


“Ayano? Bercandanya jangan sampai keterlaluan, oke? Sayaka-san juga,
tolong jangan terlalu menggoda Ayano, ya?”

Pada saat itulah Yuki kembali ke sana.

Dia seharusnya tidak mendengar alur pembicaraan sampai saat itu, tapi dia
dengan acuh memperingati Sayaka seolah-olah dia telah mendengar
semuanya. Sayaka segera menanggapi dengan senyum yang jelas.

“Ara, aku cuma mengobrol sedikit dengannya kok? Mungkin pertanyaanku


sedikit blak-blakan”

“Apa begitu? Tumben-tumbennya bagi Sayaka-san yang selalu bersikap


tenang sampai blak-blakan begitu. Memangnya apa yang kalian bicarakan?”

“Aku cuma ingin memastikan kalau Suou-san dan Kuze-san benar-benar


saudara kandung. Karena aku masih belum merasa yakin kalau kalian berda
beneran kakak beradik.”

“Ohh, jadi itu yang kalian bicarakan. Yah, kalau kamu tidak mempercayainya
juga tidak apa-apa, sih? Karena secara teknis, kami benar-benar teman masa
kecil.”

Apa karena awalnya merupakan saingan dalam pemilihan, atau cuma karena
masalah kecocokan saja?

Ketika mereka membuka mulut, mereka secara alami mulai menyelidiki niat
pihak lain. Mereka mencoba untuk menggali informasi satu sama lain sambil
mengaburkan niat mereka yang sebenarnya secara tidak langsung.

PDF BY: bakadame.com


Namun, pertukaran semacam itu berakhir sekali lagi dengan satu pertanyaan
dari Yuki.

“Ngomong-ngomong, apa Sayaka-san tipe orang yang menyukai BL?”

Menanggapi perubahan topik yang begitu mendadak, Sayaka menaikkan satu


alisnya dan perlahan-lahan menaikkan kacamatanya saat dia duduk lebih
dalam di kursinya.

“Suou-san..... cuma ada dua jenis wanita di dunia ini.”

“…? Dan itu adalah….?”

Kemudian, dengan lensa kacamatanya yang bersinar secara misterius, Sayaka


dengan tenang menegaskan.

“Wanita yang menyukai BL dan wanita yang tidak tahu BL.”

“Jadi begitu ya. Sungguh ucapan yang bijak sekali.”

Mereka berdua saling bertukar pandang satu sama lain dan menyeringai
dengan senyum busuk. Ayano, seorang wanita yang Sayaka sebut sebagai
wanita yang tidak tahu BL, mengedipkan matanya pada suasana busuk yang
tiba-tiba mulai menyebar di udara, tapi dia nyelonong pergi untuk membeli
churros yang kelima kalinya tanpa terlalu memedulikannya. Sayaka juga tidak
memedulikan hal itu dan meletakkan tangannya di dagu dengan serius.

“Oh iya, ngomong-ngomong, bukannya Kaito menolak pengakuan Nakusha di


episode Blaze hazard minggu lalu?”

“Ahh, memang ada.”

PDF BY: bakadame.com


“Itu pasti karena Ia berpacaran dengan Geruga, iya ‘kan?”

“Begitu rupanya.”

Sebagian besar penonton Blaze Hazard pasti akan berkata, “Tentu saja
tidak!”, tapi entah bagaimana mereka berdua berkomunikasi satu sama lain.
Mungkin merasa tersanjung dengan persetujuan itu, Sayaka terus berbicara
tentang alasan mengapa dia berpikir begitu.

“Aku merasa diyakini mengenai hal ini ketika melihat tatapan lembut Geruga
di awal episode kedua saat memandang Kaito berbicara tentang mimpinya.”

Itu cuma asumsi yang tidak berdasar.

“Dan itu semakin terlihat jelas ketika senjata yang mereka gunakan terbuat
dari naga yang sama.”

Tak diragukan lagi kalau itu cuma tebakan yang tak berdasar.

“Ketika Ia berkata dalam pertempuran di padang pasir, 'Aku akan


menyerahkan bagian belakangku padamu!’' bukannya itu jelas-jelas cara
melamar yang tidak langsung, iya ‘kan!?”

Kekuatan delusinya juga lumayan kuat.

“… Jadi begitu ya!”

Bahkan Yuki tidak bisa berbuat apa-apa selain mengangguk setuju.

PDF BY: bakadame.com


Walaupun Yuki selalu menikmati karya BL, tapi dia tidak pernah sekali pun
berfantasi tentang BL, jadi dia hampir tidak dapat mengikuti apa yang
dikatakan Sayaka.

Lagian sedari awal, Yuki cuma bercanda saat berpura-pura menjadi fujoshi,
dan pada kenyataannya dia lebih menyukai yuri daripada BL, tapi hal tersebut
tidak menghentikan Sayaka.

“Tapi kupikir situasi yang paling seru dan menegangkan adalah situasi di
mana teman masa kecil menjadi cemburu dan mengamuk. Bagian di mana
teman masa kecil yang sudah lama memegang posisi sahabat dengan paksa
menyerang karakter utama karena cemburu adalah bagian yang paling
mengharukan.”

Pandangan mata Yuki jadi sedikit jauh saat mendengar ucapannya yang
sepertinya bukan dari anggota komite kedisiplinan. Saat pandangan matanya
melihat kejauhan ... dia segera dibawa kembali pada kenyataan saat melihat
sosok Masachika dan Nonoa yang berjalan menuju tempatnya.

(Waduh, gawat nih~~~~!!)

Di depan matanya terdapat sosok Sayaka yang menyebarkan virus otakunya.


Itu bukanlah sosok yang bisa ditunjukkan kepada orang yang dia kenal. Pada
awalnya, dia tampak waspada kalau dirinya adalah seorang otaku, tapi
sekarang dia malah membeberkannya terang-terangan.

“Dan kemudian, setelah menemui momentumnya, Ia akan membuka diri dan


membiarkan obsesinya menjadi liar ......, apa-apaan perasaan itu ya, bahkan
jika itu tidak dimaafkan antara pria dan wanita, tapi itu bisa dimaafkan jika di
antara sesama pria.”

PDF BY: bakadame.com


“Be-Benar sekali. Kalau di manga shoujo, tidak peduli seberapa baik teman
masa kecilnya, jika Ia sampai menyerang protagonis tuh sedikit ......…”

Ketika Sayaka berbicara dengan ekspresi agak gembira di wajahnya, Yuki


dengan cepat mencoba untuk memperbaiki alur pembicaraan. Kemudian,
ekspresi Sayaka berubah muram.

“Yahh memang sih... Apalagi ada banyak pola di mana saat Ia mendorong
protagonis ke bawah, mereka kembali tersadar saat melihat wajah ketakutan
si protagonis dan kemudian menjauhkan diri ..... mereka semua tuh terlalu
baik! Walaupun Ia selalu menyukai protagonis, dan selalu mengedepankan
kebahagiaan si protagonis …... Kalau begitu Ia sendiri gimana? Bagaimana
dengan kebahagiaan si teman masa kecil!”

“... Yah, karena kebanyakan dari mereka sampai pada kesimpulan bahwa
‘kebahagiaan XX-chan adalah kebahagiaanku juga, .......'”

“Itu sih cuma bentuk kepasrahan saja! Ia cuma membohongi dirinya sendiri!
Apalagi, si protagonisnya juga sama saja. Ketimbang berurusan dengan cowok
ganteng yang menyebalkan, dia pasti akan lebih bahagia dengan teman masa
kecil yang selalu peduli padanya!”

Sayaka mengepalkan kedua tangannya di atas meja dan berteriak seolah-olah


melampiaskan rasa kesal yang terpendam.

“Seriusan, pasangan favoritku gagal berlayar lagi dan lagi sama pihak resmi ...
Apa kamu memahami perasaanku!?”

“Y-Ya ... yah, jika kamu mendukung ship percintaan dengan teman masa
kecil, itulah yang akan terjadi ...”

PDF BY: bakadame.com


“Kenapa semua orang lebih tertarik pada murid pindahan atau teman sekelas
yang baru saja mereka temui! Ketimbang orang-orang semacam itu yang
tidak jelas sifatnya, mendingan pilih teman masa kecil!! Teman masa kecil
yang terus menerus mengawasi si protagonis! Aku ingin dia diberi
kebahagiannnnnn!!”

“A, Ahaha...”

Dengan senyum masam, Yuki melirik Masachika, yang sedang menatap


Sayaka dengan ekspresi tak terlukiskan di wajahnya, dan keringat bercucuran
di punggungnya.

(Fyuh tadi itu hampir saja~~~~!!)

Yuki diam-diam lega karena dia berhasil mengubah topik pembicaraan tepat
pada waktunya. Kemudian, untuk memberi tahu Sayaka kalau mereka berdua
sudah kembali, dia menoleh ke arah kakaknya yang menatapnya dari jauh.

“Mulut mana yang berhak bilang begitu? Onii-sama.”

“Jangan membaca pikiranku!!”

Itu hanya percakapan yang biasa. Namun, bagian kata [Onii-sama] masih
terngiang-ngiang di benak Sayaka.

『Onii-sama! 』

Di ladang yang dipenuhi bunga semanggi putih, Yuki kecil memanggil


Masachika sambil membawa mahkota bunga di tangannya.

『Onii-samaa! 』

PDF BY: bakadame.com


Ketakutan karena suara guntur, Yuki kecil memanggil Masachika dengan mata
berkaca-kaca sambil memeluk boneka binatangnya.

『Mouu~, Onii-samaa! 』

Dengan ekspresi sedikit menyalahkan, Yuki yang sudah dewasa memperbaiki


dasi Masachika.

Semua pemandangan indah yang kemungkinan terjadi di antara kakak beradik


itu langsung diputar ulang di otaknya berkat imajinasi Sayaka yang terlatih!

“Fumu”

Sayaka kemudian buru-buru memegang hidungnya dengan tangan untuk


mencegah keluarnya otakunium yang berharga.

“Pakai panggilan O-Onii-sama ... sangat berharga ...”

Lalu dia keceplosan mengatakan kalimat itu. Percakapan santai kakak beradik
yang tak terduga tampaknya benar-benar melewati batas toleransinya.

“... Kamu ini beneran otaku tulen, ya.”

Sayaka tiba-tiba kembali tersadar saat mendengar suara Masachika yang


dipenuhi kecemasan. Menyadari kalau dia mengacaukannya lagi, dia berhasil
memasang ekspresi tenang dan meninggalkan tempat duduknya, meskipun
hal itu agak terlambat.

“Aku minta maaf, sepertinya aku sudah banyak menyita waktumu.”

PDF BY: bakadame.com


“Tidak, aku juga lumayan menikmatinya, kok.”

“Benarkah? Kalau begitu jika kamu tidak keberatan .... Kuze-san juga, aku
sungguh minta maaf karena mendadak menuduhmu.”

“Oh tidak juga, kamu membuatku tersadar kalau kewaspadaanku agak longgar
... tapi perihal ini ...”

Saat Masachika melontarkan kata-katanya dengan ekspresi yang tak


terlukiskan di wajahnya, Sayaka menanggapinya dengan menganggukkan
kepalanya seakan memahami apa yang Ia maksud.

“Ya, aku akan merahasiakannya di dalam hati kalau kalian berdua adalah
kakak beradik. Nonoa juga tidak masalah dengan itu, ‘kan?”

“Hmm? Yah, kalau aku sih tidak masalah?”

“Jadi begitulah adanya. Yah, terima kasih banyak atas waktunya. Kalau begitu,
kamu mau pamit undur diri dulu.”

“Hmm, baiklah. Sampai jumpa lagi."

“Rasanya sangat menyenangkan. Selamat menikmati liburan musim


panasmu.”

“Sampai jumpa lagi di semester baru.”

“Okeee~~ sampai jumpa lagi, ya~~~”

Setelah bertukar salam, Sayaka dan Nonoa dengan cepat meninggalkan


tempat itu. Kemudian, ketika dia benar-benar hilang dari pandangan

PDF BY: bakadame.com


Masachika dan Yuki, dia segera berjongkok dan menutupi wajahnya dengan
kedua tangan.

“Haaa, aku benar-benar mengacaukannya...”

“Oh, ada apa Sayacchi? Apa kamu baik-baik saja?”

“Aku mungkin tidak terlalu baik-baik saja ... Ahhhh, aku terlalu senang kalau
Suou-san ternyata adalah seorang kawan, jadi aku melakukannya dengan
terlalu berlebihan ...”

Sambil mengeluarkan suara yang dipenuhi dengan penyesalan, dia kembali


tersenyum saat mengingat percakapan antara Yuki dan Masachika.

“Tapi tadi itu sangat berharga .....”

“Ahh~~ gitu ya.”

“Terima kasih banyak... dengan begini aku bisa berusaha keras untuk satu
bulan lagi ...”

“Logika macam apa itu?”

Ketika Nonoa mengajukan pertanyaan yang membuatnya kebingungan,


Sayaka yang sedang berjongkok dan menyatukan kedua tangannya, segera
menanggapi dengan membuka lebar matanya

“Moe membawa warna pada kehidupan sehari-hari, dan keberhargaan


memberi semangat pada kehidupan!”

“... Aku paham banget ~”

PDF BY: bakadame.com


Sayaka menatap ke suatu tempat dengan pandangan mata yang jauh, tanpa
memedulikan reaksi Nonoa yang terang-terangan sangat monoton.

“Ada sesuatu yang berharga yang hanya bisa dicerna dengan melihat
kedekatan kakak beradik yang memiliki hubungan darah. ......”

“Sulit dipahami~”

Setelah mengatakan itu sambil bermain-main dengan smartphone-nya,


Nonoa tiba-tiba mengangkat wajahnya.

“... Apa jangan-jangan, itulah yang jadi alasan kenapa kamu sering mampir ke
rumahku?”

“Ugh ...”

Sayaka dengan cepat mengalihkan pandangannya. Nonoa mengalihkan


pandangannya ke bagian belakang kepalanya. Setelah beberapa saat
keheningan, Sayaka menggumamkan sesuatu dengan nada suara yang agak
canggung.

“... Rea-chan dan Leo-kun juga terlihat sangat dekat, saat melihat mereka
berdua selalu membuatku tersenyum.”

“Hmm? Apa mereka memang sedekat itu?”

“Karena mereka adalah anak kembar, itu saja sudah berharga!”

PDF BY: bakadame.com


Pada saat Nonoa memiringkan kepalanya, Sayaka berbalik seraya berseru
keras. Mendengar tanggapan sahabatnya itu, Nonoa cuma bisa berkata
“Begitu ya” sambil sedikit mengangkat bahunya.

“Meskipun mereka sering bertengkar, perasaan kasih sayang yang mereka


miliki satu sama lain dapat dirasakan di balik pertengkaran tersebut. Rasa
kepercayaan yang begitu kuat. Itulah yang membuatnya sangat berharga.
.........”

“Begitu ya ... yah kesampingkan itu dulu, kurasa sudah saatnya bagimu untuk
berdiri, bukan? Karena entah kenapa, kita jadi objek tontonan orang lain.”

“Ah... iya.”

Akhirnya, Sayaka menyadari kalau dia menarik perhatian orang-orang di


sekitarnya saat berjongkok di taman, dan dia berdiri sambil berdeham. Dia lalu
berkata dengan ekspresi canggung.

“Umm, aku tidak ingin kamu salah paham dulu, tapi …. Alasanku pergi
mengunjungi rumah Nono-chan bukan cuma untuk bertemu Rea-chan dan
Leo-kun saja, oke?”

“Aku paham kok~ ... Kamu ingin melihat kedekatanku dengan Rea-chan,
‘kan?

“D-Duh, bukan begitu tau ... Kamu memahami apa yang kubicarakan, ‘kan?”

Nonoa menyeringai pada Sayaka, yang sedang menatapnya seolah-olah


menyalahkan kejahilannya.

“Hmm~? Entahlah~? Aku ingin mendengar langsung dari mulut Sayacchi~”

PDF BY: bakadame.com


“Duh, masa bodo ah!”

Usai mengatakan itu, Sayaka berbalik dengan cemberut dan mulai berjalan
pergi meninggalkan Nonoa di belakang. Namun, setelah berjalan beberapa
langkah, dia lalu berbalik untuk melihat Nonoa yang tidak bergerak dari
tempatnya dengan wajah menyeringai, dan Sayaka meninggikan suarakan
seolah-olah habis dijahili.

“Moo~ Nono-chan! Jangan nakal, ih!”

“Ahaha, maaf, maaf~”

Seketika, Nonoa berlari ke arahnya sambil tersenyum dan dengan mudah


memeluk lengan Sayaka. Dia lalu bertanya kepada Sayaka yang memalingkan
wajahnya seolah-olah sedang merajuk, dengan suara yang sedikit serius.

“Tapi~ apa kamu tidak keberatan buat meninggalkan Kuzecchi dan yang
lainnya? Padahal kamu juga punya pilihan untuk bermain dengan mereka,
‘kan?”

Menanggapi pertanyaan Nonoa, Sayaka meliriknya sebelum melihat ke depan


dan berbicara dengan tenang.

“Kalau itu sih benar-benar akan menghalangi mereka. Lagipula, hubungan


kita tidak sedekat itu dengan mereka bertiga.”

“Ahh gitu ya~... tapi bukannya kamu bisa menggunakan ini sebagai
kesempatan untuk saling mengenal satu sama lain? Lagian juga, kita bukan
kandidat dalam pemilihan ketua OSIS, ‘kan?”

PDF BY: bakadame.com


“... Kurasa lebih baik jangan melakukan itu juga. Karena kita tidak berada di
posisi yang setara, walaupun sudah bukan kandidat lawan lagi.”

“Hmmm, begitu ya.”

Sayaka berbicara dengan tenang dan jelas, berbanding terbalik dengan


keadaan girang mode otakunya. Sayaka tampaknya kembali ke dirinya yang
biasa. Selama bukan karena hobi otaku dan amukannya, Sayaka sebenarnya
gadis yang sangat cerdas.

“Lagipula sedari awal, aku tidak ada niatan ingin berteman dekat dengan
mereka berdua.”

“Eh, apa iya?”

“Ya, aku hanya ingin menghargai interaksi berharga mereka berdua sebagai
penonton.”

...... Dia sungguh gadis yang cerdas. Tidak, seriusan. Nonoa menyipitkan mata
di sampingnya seakan-akan menyiratkan “Apa yang kamu bicarakan dengan
muka serius begitu?”, tapi memang begitu yang dia rasakan.

“Selain itu, aku datang ke sini karena ingin bermain bersama Nono-chan.
Tidak ada yang lebih penting dari itu.”

Sayaka mengatakan itu dengan santai sambil mengangkat bahunya. Begitu


mendengar perkataannya, Nonoa membuka lebar matanya ... dan tertawa
riang.

“Sayacchi juga ternyata sangat menyukaiku, ya~~”

PDF BY: bakadame.com


“Duh ... sudah jelas sekali, ‘kan? Karena kamu adalah sahabatku.”

“Ehehe gitu ya~ aku juga sangat menyukai Sayacchi, loh~?”

Nonoa mendekatkan tubuhnya pada Sayaka sambil tersenyum. Sayaka tidak


menolak, walaupun dia sedikit menurunkan alisnya. Setelah berjalan beberapa
saat, Sayaka menghela napas seolah-olah untuk untuk mendapatkan kembali
ketenangannya dan melihat sekelilingnya.

“Sekarang, ke mana selanjutnya—— ”

Pada saat itulah…

“Fufufu, tadi itu nyeremin banget, ya ~ Onii-sama?”

“Serem sebelah mananya?! Jelas-jelas kamu tadi sangat menikmatinya.”

“Tidak, tidak, mana ada yang begitu. Justru itu semua berkat lengan
Onii-sama yang bisa diandalkan, tau~?”

Masachika menatapnya dengan tatapan mencemooh, sedangkan Yuki


berbicara dalam gaya Ojou-sama yang mencurigakan sambil memeluk
lengannya. Dan kemudian ada Ayano juga.

Sayaka dan Nonoa berpapasan lagi dengan mereka bertiga yang baru saja
keluar dari wahana rumah hantu. Ini adalah pertemuan tak terduga yang
kedua.

Kali ini mereka menyadari keberadaan satu sama lain pada waktu yang sama
dan berhenti pada waktu yang sama.

PDF BY: bakadame.com


Suasana yang tak bisa dijabarkan menyelimuti mereka.

Di tengah-tengah semua itu, Sayaka perlahan mendorong bingkai


kacamatanya dan mengucapkan sepatah kata sambil mempertahankan
ekspresi cerdas….

“Silakan dilanjutkan.”

…. sambil berusaha menahan mimisan yang keluar dari hidungnya.

PDF BY: bakadame.com


PDF BY: bakadame.com
Chapter 2 — Putri dan Dewi

“Onee~! Tolong rapihin rambutku, dong~!”

“Hmm~?”

Suatu hari selama liburan musim panas, Nonoa sedang bersantai di kamarnya
ketika pintu kamarnya dibuka dengan keras. Seorang gadis cantik yang
tampak kuat dengan rambut coklat tua dan mata sedikit sipit, melompat ke
dalam ruangan. Dia adalah salah satu dari kedua adik kembar Nonoa, Miyamae
Rea.

Nonoa yang sedang bermain smartphone di tempat tidurnya, mengalihkan


pandangannya ke arah adik perempuannya yang masuk tanpa mengetuk.

“Rea ... Ketuk pintu dulu sebelum—— ”

“Itu sudah tidak penting sekarang! Nee~ kumohon!”

“... Iya, iya.”

Melihat adiknya memohon sembari menyatukan kedua tangannya dengan


manis, Nonoa dengan lembut mengangkat tubuhnya dari tempat tidur. Dia
kemudian membiarkan adiknya duduk di depan meja rias dan mencolokkan
steker listrik dari alat pengeriting rambut ke stopkontak.

“... Jadi? Mau dibikin gaya apa hari ini?”

“Hmmm~ Aku ingin gaya rambut yang dipakai Onee pada pemotretan minggu
lalu!”

PDF BY: bakadame.com


“Oke~”

Saat dia menyisir rambut adiknya sembari berusaha mengingat-ingat,


seorang bocah laki-laki agak nakal mengintip dari pintu yang terbuka.

“Oi, cepetan dikit napa. Kita bakalan terlambat, tau?”

“Cerewet, jangan memaksa seorang gadis untuk buru-buru. Kamu enggak


bakalan populer, tau?”

“Hah? Kata siapa? Aku populer, kok.”

Bocah laki-laki yang membalas dengan nada jengkel adalah saudara kembar
Rea, Miyamae Leo. Dia adalah cowok tipe bishounen yang sangat mirip dengan
Rea, dan komentarnya tentang menjadi populer tidak terasa aneh jika Ia
sendiri yang mengatakannya. Faktanya, Ia aktif sebagai model junior kembar
bersama Rea, dan lumayan populer di kalangan gadis-gadis. Namun, hal
tersebut merupakan hal yang wajar bagi ketiga bersaudara ini.

“Hari ini kalian mau bermain dengan teman sesama model~?”

“Ya, dengan orang-orang yang kutemui di pemotretan terakhir ~~ Ahh, apa


Onee mau ikut gabung juga?”

“Hmm~? Enggak deh, karena aku sudah punya rencana sendiri hari ini.”

“Gitu ya~ kalau begitu, kurasa aku lagi yang jadi satu-satunya pemenang hari
ini~?”

PDF BY: bakadame.com


Rea tersenyum seperti setan kecil saat Nonoa menata rambutnya. Melihat
ekspresinya yang terpantul di cermin meja rias, Leo yang bersandar di kusen
pintu, dengan terang-terangan mengerutkan kening.

“Dasar lacur.”

“Haa~? Aku tidak ingin diberitahu sama kamu yang selalu gonta-ganti
pasangan melulu~”

“Aku cuma membiarkan mereka mendekatiku, dan aku tidak merayu siapa
saja kayak kamu!?”

Kakak beradik kembar itu saling melotot melalui pantulan cermin dan
berbicara buruk satu sama lain. Melihat tingkah laku mereka berdua melalui
cermin, Nonoa membuka mulutnya seolah-olah dia tidak terlalu peduli.

“Yah, kalian berdua, asal jangan terlalu berlebihan saja oke. Mama pernah
bilang, ‘kan? Ingat——”

“Iya, iya, aku paham. Jangan terlalu khawatir, oke? Aku tetap menjaga garis
pertahanan terakhirku, kok. Lagian sedari awal, aku tidak terlalu menyukai
cowok ikemen, kok ~? Cowok yang terlalu percaya diri dan bertingkah
sombong, entah kenapa enggak banget, deh ~ “

“Kalau begitu, jangan sembarangan menggoda orang.”

“Itu ya itu. Rasanya cukup menyenangkan saat digombalin sama cowok


ganteng~”

“Cih”

PDF BY: bakadame.com


Leo mendecakkan lidahnya dengan kesal, tapi ketika Nonoa menatapnya
melalui cermin, Ia mengalihkan pandangannya seolah-olah merasa sedikit
bersalah.

“Aku pergi ke pintu depan dulu.”

Kemudian, Ia menarik tubuhnya menjauh dari kusen pintu dan berbalik. Saat
melihatnya yang hendak pergi, Nonoa lalu memanggilnya.

“Apa kamu sudah membawa sapu tangan dan tisu?”

“Bawel banget, aku membawanya, kok. Jangan perlakukan aku seperti anak
kecil, Nee-chan.”

“?? Aku tidak memperlakukanmu seperti anak kecil. Aku cuma


memperlakukanmu seperti adikku, kok?”

“Aku sama sekali tidak paham maksudmu”

Ketika Ia membalas dengan ketus atas sanggahan kakak perempuannya, Leo


kemudian berjalan pergi dengan cepat.

“... Apa itu yang namanya periode pemberontakan?”

“Mungkin~? Astaga, Ia memang kayak bocil banget.”

Ujar Rea sambil mendengus, padahal dia sendiri seumuran dengan Leo. Nonoa
tidak menanggapi komentar itu, dan kemudian meletakkan alat pengeriting
rambut, lalu melangkah mundur untuk memeriksa ujung rambut Rea.

“Kalau yang begini bagaimana, cukup?”

PDF BY: bakadame.com


“Hmm, makasih banyak! Kalau gitu, aku pergi dulu~”

“Hmm, hati-hati di jalan~”

Setelah melihat adiknya meninggalkan ruangan dengan senyum centil, Nonoa


melirik jam yang ada di kamarnya.

“... Kupikir sebaiknya aku harus segera bersiap-siap juga.”

Nonoa kemudian duduk di kursi tempat yang tadinya diduduki Rea,


meluruskan rambutnya dengan alat pengeriting rambut, dan mengepangnya
hingga menutupi bahunya.

Selanjutnya, dia membuka lemari selebar tiga meter, dan di sana, ada banyak
pakaian bermerek yang digantung berjajar, dia sendiri tidak bisa
membayangkan berapa total seluruh biayanya. Tanpa memedulikan hal itu
sama sekali, Nonoa mengeluarkan blus dan rok polos dari kotak yang
menumpuk di lantai. Kemudian dari lemari lain, dia mengeluarkan tas polos,
topi, dan kacamata berbingkai hitam dan mulai memakai barang-barang itu.

“... Yah, kurasa penampilan seperti ini saja sudah cukup?”

Hasilnya adalah tampilan terkoordinasi menyerupai selebriti yang sedang


menyamar. Penampilan berkilauan yang terlalu mencolok ditekan, dan lebih
menonjolkan penampilan yang bersih dan rapi.

Setelah memeriksanya di depan cermin dan melatih ekspresi wajahnya


dengan ringan, Nonoa akhirnya meninggalkan rumah. Tempat yang menjadi
tujuannya adalah karaoke yang terletak di area terpencil di belakang stasiun.
Sejujurnya, tempat tersebut tidak terlalu bersih dan banyak bau rokok, tapi

PDF BY: bakadame.com


tempat karaoke itu sering digunakan anak berandalan dan pasangan dengan
sedikit uang karena tidak ada kamera pengintai dan sangat sedikit karyawan
yang mau berpatroli di dalam toko.

“Ueeh, hiks, hiks ….”

“??”

Saat dia berjalan menyusuri gang belakang yang rumit menuju toko, dia
mendengar isakan kecil, dan Nonoa mengalihkan pandangannya.

Kemudian seorang bocah laki-laki yang kelihatannya berusia sekitar lima atau
enam tahun berjalan keluar dari tikungan. Rupanya Ia tampak tersesat,
wajahnya kusut karena bekas air mata, dan berkeliaran tanpa tujuan.

“Fuee, hiks ...”

“.....”

Seorang bocah laki-laki menangis dan berkeliaran di sekitar tempat yang


tidak terlalu aman. Nonoa melirik sekilas pada bocah itu... dan
membiarkannya begitu saja tanpa terlalu khawatir sama sekali. Bukannya dia
sedang terburu-buru, tapi dia merasa kalau dirinya tidak perlu repot-repot
untuk membantu bocah laki-laki itu.

Dia memahami gagasan “seseorang harus bersikap baik kepada anak kecil”
tersebar luas di masyarakat umum, dan jika ada seorang kenalan di
sekitarnya, Nonoa mungkin akan melakukannya sesuai dengan lingkungan
sekitar. Namun sekarang, tidak ada kenalan Nonoa di sekitar sini. Dan yang
terpenting, orang tuanya juga menyuruhnya untuk [bersikap baik kepada adik
laki-laki dan perempuanmu], tetapi tidak untuk [bersikap baik kepada anak

PDF BY: bakadame.com


kecil]. Oleh karena itu, Nonoa tidak punya alasan untuk membantu anak yang
tersesat itu. Hati nurani yang tergerak oleh tangisan seorang anak? Hal
semacam itu tidak pernah ada sejak dia lahir.

“Selamat datang ~, mau ada berapa orang?”

“Ah maaf, aku sudah ada janji dengan temanku. Umm, nomor kamarnya...”

Setelah sampai di tempat karaoke yang dia cari dan memberi tahu karyawan
yang tidak bersemangat kalau dirinya akan bergabung dengan teman yang
sudah datang duluan, Nonoa mengikuti nomor kamar yang dikirim melalui
smartphone-nya dan naik ke lantai tiga.

“Ah, Nonoa-chan! Aku sudah lama menunggumu tau~!”

Kemudian, ketika dia memasuki ruang tempat pertemuan, seorang gadis


bergegas lari mendekatinya seolah-olah akan melompat ke arahnya.
Sedangkan di sisi lain, Nonoa menunjukkan senyum yang sangat ramah dan
cerah.

“Maaf, ya? Umm, apa aku yang datang terakhir?”

Sembari mengatakan itu dengan kata ganti orang pertama yang berbeda* dan
dengan nada suara lembut yang berbeda dari biasanya, Nonoa melihat ke
sekeliling ruangan. Seolah ingin menanggapi tatapannya, ketiga anak cowok
yang sedang duduk di sofa tersenyum ramah. (TN: Kalau dalam mode cewek
gyaru, Nonoa memakai kata “Atashi” buat kata orang pertama, sedangkan
yang sekarang dia memakai kata “Watashi”, kata yang lebih umum, netral,
dan sopan. Kata “Atashi” atau “Watashi” sama-sama mempunyai arti “Aku”)

PDF BY: bakadame.com


“Iya sih, tapi yah, jangan terlalu dipikirin? Karena kami lah yang
mengajakmu.”

“Betul, betul. Yang ada justru maaf ya? Padahal sekarang ini adalah hari
liburmu.”

“Karena ada sesuatu yang benar-benar ingin kuberitahukan padamu secepat


mungkin ... yah pokoknya, duduk saja dulu.”

Begitu salah satu anak cowok menunjuk ke tempat di sebelahnya, tatapan


mata dua anak cowok lainnya langsung memancarkan hawa berbahaya.

“Oi, akal bulus macam apa yang kamu sembunyikan hingga menyuruhnya
buat duduk di sebelahmu?”

“Astaga, aku harus lebih waspada lagi...”

“Ya, ya, anak cowok, jangan ribut-ribut di sini. Nonoa-chan, bagaimana kalau
kamu duduk di sini bersamaku?”

Gadis yang telah memberikan tatapan dingin pada ketiga anak cowok itu
berbalik dan tersenyum pada Nonoa, lalu mengajaknya untuk duduk di
sebelahnya.

Kali ini, giliran anak cowok yang memandangnya dengan tataoan dingin,
karena memanfaatkan posisinya sebagai sesama gadis. Namun, dia
mengabaikan tatapan mereka. Gadis itu lalu mengambil tablet daftar lagi di
tangannya dan menyerahkannya kepada Nonoa.

“Yaudah, kita karaokean aja dulu, yuk? Aku ingin mendengar nyanyian
Nonoa-chan.”

PDF BY: bakadame.com


“Oh ide bagus tuh.”

“Ya, aku juga ingin mendengarnya.”

“Coba nyanyikan satu lagu saja dulu, Nonoa”

“Ummm~?... Baiklah. Tapi aku mau memesan minuman dulu——”

“Oh, kalau begitu biar aku saja yang memesannya? Kamu mau minum apa?”

Ucapan Nonoa langsung membuat mereka berempat bergerak serempak, dan


ketika dia mulai bernyanyi, semua orang menjadi bersemangat seolah-olah
mereka sedang menghadiri konser idola. Adegan tersebut tampaknya tidak
jauh berbeda dari apa yang selalu terjadi di sekolah, tapi nyatanya ada sedikit
perbedaan.

Yang membedakan adalah perilaku Nonoa dan reaksi orang-orang di


sekitarnya. Jika perilaku Nonoa di sekolah adalah ratu yang diikuti
kroni-kroninya, maka Nonoa yang hari ini mirip seperti seorang putri yang
diasuh oleh para pengikutnya.

“Fyuhh ...”

Akhirnya, Nonoa menyanyikan sebuah lagu balada, dan mereka berempat


bertepuk tangan untuknya. Itu adalah lagu jadul yang takkan menarik pujian
di karaoke, tapi tidak ada yang peduli tentang itu. Namun, walaupun Nonoa
menyanyikan lagu heavy metal atau lagu anime, reaksi mereka akan tetap
sama. Bahkan jika Nonoa buta nada, mereka akan tetap bertepuk tangan
sepenuh hati.

PDF BY: bakadame.com


“Ka-Kalian semua, sudah cukup ih…..”

Nonoa mengipasi wajahnya yang tersipu dengan tangannya pada tepuk tangan
berlebihan yang diarahkan padanya. Kemudian, mereka berempat berhenti
bertepuk tangan seperti yang diperintahkan, dan membuat ekspresi
seolah-olah sedang menyaksikan pemandangan yang menyejukkan hati.

“Ah~ aku gugup banget. Bernyanyi di depan orang memang bikin gugup, ya
~”

Nonoa tersenyum malu-malu ketika menerima tatapan mereka berempat,


mereka seakan-seakan sedang melihat sesuatu yang membuat mereka
tersenyum lembut. Senyum malu-malu Nonoa yang dikombinasikan dengan
pakaian polos dan berbeda dari biasanya, tampak membangkitkan keinginan
seseorang untuk melindunginya. Pada kenyataanya, hati mereka berempat
sudah terjerat dengan cemerlang, dan mereka semua menatap Nonoa dengan
tatapan penuh gairah. Nonoa sepertinya merasa canggung di bawah tatapan
mereka, dan menggeliatkan tubuhnya.

“….D-Duhh, yang lainnya juga ikutan nyanyi, dong? Kalau cuma aku saja
rasanya malu, tau…”

“O-Ohh, begitu ya, memang benar juga.”

“Ummm kalau gitu, kurasa aku perlu mengambil risiko dan menyanyikan rock
medley?”

“Oh~, bagus tuh. Kita bertiga bisa bergantian untuk menyanyikannya.”

“Aku pergi buat mengambil rebananya dulu, oke ~?”

PDF BY: bakadame.com


Nonoa mendorong keempat orang lainnya untuk bernyanyi dengan gerakan
tangan sambil berpaling untuk menghindari tatapan merekaKemudian
mereka berempat memilih lagu dengan terburu-buru dan mulai berpura-pura
memeriahkan suasana. Mereka seolah-olah memperlakukan seorang putri
yang berharga, mereka berempat terlalu sensitif terhadap setiap gerakan
Nonoa dan menunjukkan perhatian yang berlebihan padanya. Namun, wajar
saja mereka akan bertingkah begitu.

Itu karena, di sekitar mereka berempat, Nonoa bertingkah menjadi, “gadis


pemalu dan penakut yang merasa tercekik oleh desakan orang tuanya karena
dia harus bekerja sebagai model dan termasuk dalam kelompok normies
teratas di sekolah, tapi dalam kenyataannya dia merasa tercekik oleh keadaan
seperti itu.”

Hal itu tentu saja bertentangan dengan kenyataannya.

Persona “gadis pemalu dan penakut” hanyalah sebuah karangan yang dibuat
Nonoa untuk mendapatkan simpati dari keempat orang ini. Faktanya, mereka
berempat inilah yang merasa tercekik oleh penampilan luar dan cara hidup
mereka di akademi, serta terganggu oleh ketidakmampuan mereka untuk
menunjukkan jati diri mereka yang sebenarnya. Nonoa dengan terampil
mendekati mereka sembari membeberkan “Sebenarnya, aku juga sama.”

Dengan cara begini, dia menyatukan orang-orang yang tersingkirkan dari


kasta sekolah menengah ke bawah untuk membuat grup beranggotakan lima
orang ini. Mereka yang biasanya tertekan di sekolah, dengan cepat tertarik
pada teman sejati pertama mereka, dan di atas segalanya, orang yang paling
memahami mereka ternyata adalah Nonoa. “Cuma kita yang mengetahui sifat
sebenarnya dari Miyamae Nonoa.” “Bagi Nonoa, para normies di sekolah
cuma teman palsunya, dan kami adalah teman sejatinya.” Ilusi rahasia ini
memberi mereka rasa superioritas yang manis, kasih sayang dan kepercayaan

PDF BY: bakadame.com


yang ditunjukkan Nonoa memberi mereka perasaan serba bisa dan
kegembiraan layaknya obat narkotik....... dan begitulah cara Nonoa menjadi
sosok dewi di antara mereka berempat.

“Tadi itu sangat luar biasa sekali~. Kalian jago banget nyanyinya! Yeay~”

Nonoa melakukan tos dengan anak-anak cowok yang baru saja selesai
bernyanyi sambil tertawa dengan suara yang ceria. Keempat orang tersebut
kehilangan rasa suka terhadap perilaku yang sulit ditunjukkan di sekolah.

Namun, mereka berempat tak sekadar mengajak Nonoa untuk bermain


bersama mereka. Ketika suasana sudah lumayan santai sampai batasan
tertentu, mereka saling memandang dan salah satu anak cowok berbicara
untuk mewakili yang lain.

“Ummm, Nonoa… Alasan sebenarnya kenapa kami mengajakmu ke karaoke


hari ini karena ada yang ingin kami bicarakan…”

“Ada yang ingin kalian bicarakan?”

“Itu ….. sebelumnya kamu pernah memperkenalkan kami dengan teman


barumu, ‘kan? Itu loh, Kinjou-kun yang dari kelas 1-F ...”

“Ah, iya. Kinjou-kun, ya? Jadi bagaimana? Apa kira-kira kalian bisa akrab
dengannya? Karena Kinjou-kun terlihat seperti orang yang kesepian... jadi
aku berharap kalau kalian mau berteman dengannya juga.”

“Umm, itu sih...”

PDF BY: bakadame.com


Senyum ramah Nonoa membuat mereka berempat serempak mengerucutkan
bibir dengan sikap canggung. Tapi tak berselang lama kemudian, gadis yang
duduk di sebelah Nonoa mulai membuka mulutnya.

“Sebenarnya, ini mengenai Kinjou-kun...”

◇◇◇◇

“Cih sialan, baik Suou maupun Kujou tidak bermain media sosial ...... apa
mereka ingin pamer kalau mereka berniat menjadi ketua OSIS, tapi tidak ingin
cari perhatian gitu? Apa mereka mau bertingkah sok keren, hah! Itu
benar-benar membuatku jengkel.”

Di sebuah ruangan gedung apartemen mewah, ada seorang cowok di depan


komputernya, menggumamkan sesuatu yang penuh dengan emosi negatif. Ia
adalah Kinjou dari kelas 1-F Akademi yang sedang dibicarakan oleh Nonoa dan
teman-temannya saat ini.

Penampilannya ...... terus terang saja, Ia memiliki penampilan yang akan


dianggap jelek di mata publik. Ia mempunyai tubuh pendek untuk golongan
usianya, badannya tumbuh besar secara horizontal, dengan pipi kendur penuh
jerawat dan hidung babi dengan lubang hidung yang menonjol. Hingga titik
ini, Ia tampak seperti orang gemuk polos yang akan menjadi sasaran
perundungan di sekolah, tapi …. mata dan mulutnya, yang mengeluarkan
kekejaman tanpa dasar, mengubah kesannya menjadi sesuatu yang sama
sekali berbeda.

PDF BY: bakadame.com


Ketimbang menjadi babi kecil yang tidak berbahaya, Ia justru mirip seperti
ular yang kasar dan licik. Faktanya, Ia merupakan tipe orang yang
melampiaskan rasa mindernya dengan mempermalukan orang lain, dan selalu
berusaha untuk memukuli orang yang “lebih baik” darinya, baik di Internet
maupun di kehidupan nyata, dan memfitnah mereka dengan menyebarkan
gosip atau rumor buruk.

“Hahh!? Apa-apaan orang ini, jalan-jalan ke Guam? Belakangan ini nih orang
kelihatan songong banget ... Coba menyelam ke akunnya dulu dan cari tahu
apa ada komentar yang bisa membuatnya kebakaran jenggot ... Hmm? Pfftt,
apa-apaan dia ini, tebakanku tepat sasaran dan malah kesal sendiri. Yup, dia
cuma si lacur jelek yang fotonya diedit~”

Hari ini sama seperti biasa, Ia sibuk berkeliaran di akun jejaring sosial siswa
dan selebriti di sekolah yang sama, mengolok-olok dan membuat kesal
mereka.... tapi pada saat itu, smartphone yang ditaruh di mejanya berdering
karena ada panggilan masuk.

“Ah...? Oh..”

Begitu melihat nama yang terpampang di layar, pipi Kinjou mengendur saat
menjawab panggilan.

“Ada apa, hah.. karaoke...? Astaga, apa boleh buat deh.”

Bertentangan dengan perkataannya, Kinjou bangkit dari tempat duduknya


dengan ekspresi gembira dan dengan cepat mulai bersiap-siap untuk keluar.
Kemudian, dalam waktu lima menit, Ia meninggalkan rumah dan menuju
tempat karaoke yang telah ditentukan.

PDF BY: bakadame.com


Tidak mengherankan jika Kinjou dibenci di sekolah layaknya ular atau
kalajengking, karena kepribadiannya yang buruk, dan tidak ada orang yang
bisa disebut sebagai teman. Tidak, Ia dulu tidak punya teman. Sampai sekitar
sebulan yang lalu, ketika Ia didekati oleh Nonoa di sekolah.

[Kinjou-kun... Apa benar kamu selalu dibanding-bandingkan dengan adik


laki-lakimu yang hebat? Sebenarnya, aku juga sama…]

Nonoa berbicara dengannya dalam suasana yang sama sekali berbeda dari
yang biasanya dia tunjukkan di sekolah.Dan kemudian Nonoa menceritakan
sesuatu padanya. Dia dipaksa untuk bertingkah ceria dan glamor demi
memenuhi tuntutan orang tuanya. Meski begitu, dia bukan tandingan adik
laki-laki dan adik perempuannya yang benar-benar tipe normies, dan dia
merasa tidak betah di rumah. Bahkan di sekolah, dia merasa tercekik karena
tidak bisa menyingkirkan karakter yang sudah dia mainkan.

[Kupikir ….. kalau Kinjou-kun itu sama sepert denganku…]

Ketika Nonoa mengatakan itu dengan nada cemas dan mendongak ke arahnya,
jantung Kinjou langsung dibuat tak berdaya. Dan Kinjou sendiri mulai
menceritakan tentang keadaannya. Ayah dan ibu tirinya terlalu menyayangi
adik tirinya. Orang-orang sering mengatakan kalau adiknya itu brilian, tapi
itu karena orang tuanya memberinya kesempatan lebih dalam pendidikan, dan
Ia sendiri akan jauh lebih cemerlang jika saja memiliki kesempatan yang
sama. Namun, baik orang tua, guru, maupun semua orang di sekitarny tidak
menyadari keunggulannya.

Nonoa dengan lembut menganggukkan kepalanya dan menegaskan segalanya


kepada Kinjou, yang mengungkapkan semua ketidakpuasannya yang
terpendam di hatinya. Setelah itu, Nonoa memperkenalkannya kepada 3

PDF BY: bakadame.com


cowok dan 1 gadis dengan keadaan serupa, dan Ia langsung merasa cocok
dengan mereka.

[Aku sudah denger loh, Kinjou. Katanya kamu benar-benar tidak mendukung
Kujou pada acara debat publik tempo hari]

[Aku paham perasaanmu, kok? Yang jadi perwakilan dari sekolah tradisional
memang harus orang Jepang murni, ‘kan~]

[Aku merasa senang ada orang yang memiliki pendapat yang sama dengan
kita... Karena murid-murid lain semuanya cuma sekelompok orang bodoh
yang hanya melihat wajahnya dan berpikir bahwa dia adalah seorang “putri”
atau semacamnya]

Tidak alasan lain selain karena mereka semua sama-sama antagonis terhadap
Alisa. Berbagi sesuatu yang kamu benci terkadang bisa menciptakan
hubungan yang lebih kuat daripada berbagi sesuatu yang kamu sukai. Dalam
kasus Kinjou, itulah yang terjadi.

(Para idiot di sekolah sama sekali tidak punya otak. Mereka semua hanyalah
sampah yang cuma bisa menilai orang berdasarkan penampilan luarnya saja.)

Tapi mereka berbeda. Mereka memuji keberanian Kinjou dalam menghadapi


kasta atas sendirian. Mereka sangat ingin mendengar tentang banyak kisah
heroic yang sudah dicapai Kinjou sejauh ini, dan mata mereka berbinar
dengan kekaguman ketika mendengar ceritanya. Bagi Kinjou, yang biasanya
mempertahankan rasa penegasan diri dengan merendahkan orang lain, pujian
yang ditujukan kepadanya disertai dengan euforia yang mematikan. Ia yang
pada dasarnya tidak mempercayai orang lain sama sekali, mulai membuka
hati dan pikirannya kepada mereka.

PDF BY: bakadame.com


“Tapi aku belum pernah ke karaoke atau semacamnya ... yah, karena mereka
sudah repot-repot mengajakku, kurasa aku tinggal menikmatinya saja,”

Meski tidak bisa menyembunyikan senyum gembiranya sama sekali, Kinjou


memasuki tempat karaoke yang ditentukan, dan berbicara pada dirinya
sendiri dengan cara yang angkuh.

Ia kemudian naik lift menuju lantai tiga dan berdiri di depan ruangan yang
sudah dikirim melalui smartphone-nya.

(Hmm? Entah kenapa rasanya sepi sekali?)

Untuk sesaat, Ia penasaran kenapa Ia tidak bisa mendengar suara orang yang
lagi bernyanyi, tetapi tanpa terlalu mengkhawatirkan hal itu, Kinjou
membuka pintu dan melangkah masuk dengan gaya sok asyik sendiri.

“Heyy~, apa-apaan sih dengan kalian, mendadak mengajakku ke karaoke


segala? Yah, kebetulan saja aku lagi senggang, jadi aku datang ke sini~”

Saat mengatakan ini, Kinjou melihat sekeliling ruangan dan akhirnya


menyadari ada sesuatu yang aneh. Ada suasana berat yang menyelimuti
ruangan. Nonoa terlihat sangat sedih sementara gadis di sebelahnya memeluk
bahunya. Suasana gelap yang tak terduga membuat Kinjou mengernyit
sejenak, dan kemudian Ia memaksa sudut mulutnya untuk naik.

“Oi, oi, apa-apaan dengan suasana aneh ini. Lah, Nonoa lagi nangis? Ehh~~
apa yang sudah kalian lakukan~?”

“Kinjou, tutup mulutmu sebentar”

PDF BY: bakadame.com


Ketika kata-katanya tiba-tiba terpotong oleh suara murka, Kinjou berbalik
dengan wajah kaku. Kemudian, ketiga anak cowok itu menyambutnya dengan
tatapan bermusuhan, dan membuatnya tanpa sadar tersentak. Nonoa
perlahan-lahan mendongak dan memanggilnya.

“Kinjou-kun...”

“O-Ohh, ada apa, Nonoa?”

Nonoa menatapnya dengan ekspresi terluka, seolah-olah dia telah dikhianati


oleh seseorang yang dia percayai. Melihat ekspresi Nonoa yang seperti itu
membuat Kinjou mundur setengah langkah.

“Kinjou-kun... Enam bulan lalu, apa benar kamu yang memfitnah model
Mimiko-chan di internet dan memaksanya untuk pensiun?”

“Eh? A-Ahh... umm, itu sih~...”

Entah bagaimana, Ia bisa melihat kalau semuanya bakal buruk untuk


menegaskannay di sini. Namun, mana mungkin Ia bisa berbohong ketika
empat orang itu memelototinya seakan menyiratkan, “Kamu pernah
mengatakan itu tempo hari, iya ‘kan?”

“Yah, mungkin hal semacam itu pernah terjadi kali?”

Akibatnya, Nonoa menggigit bibirnya dan meringis saat Kinjou memberikan


respon singkat.

“O-Oi, ada apa sih? Lagipula, apa yang sebenarnya kamu bicarakan—”

PDF BY: bakadame.com


“Kinjou-kun... tau enggak? Mimiko-chan adalah temanku yang sangat
berharga, tau...?”

“Eh…”

Dengan nada yang pilu karena menangis, Nonoa memberitahu Kinjou yang
tertegun.

“Mimiko-chan adalah gadis yang sangat baik yang mau menerimaku apa
adanya... tapi dia sangat terluka karena komentar firnahmu di internet
sa-sampai dia tidak mau bertemu denganku sama sekali ...!”

Kemudian, seolah-olah sudah merasa tidak tahan lagi berada di sana,


suaranya bergetar dan mendorong Kinjou untuk keluar dari ruangan.

“Ah…”

Kinjou mengulurkan tangannya di udara seraya menatap linglung punggung


Nonoa yang semakin menjauh. Lalu ….. ada sebuah tangan besar
mencengkeram bahunya dari belakang. Ketika berbalik, Ia melihat
sekelompok empat orang dengan senyum kejam di wajah mereka.

“Jadi begitulah, Kinjou. Orang yang kamu hancurkan untuk


bersenang-senang sebelumnya adalah seseorang yang berharga bagi Nonoa.”

“Ah, enggak, aku sama sekali tidak tahu apa-apa——”

Ia membuat alasan dengan cara yang menyedihkan dan berjalan mundur, tapi
di ruangan karaoke pribadi yang kecil, Ia segera menemukan kalau tidak ada
jalan keluar untuk kabur dari situasi ini. Mereka berempat segera mengepung
Kinjou.

PDF BY: bakadame.com


“Jangan berpikir kamu bisa lolos dengan mengatakan kalau kamu tidak tahu,
oke? Lagipula, bukan cuma model itu saja yang menjadi korbanmu, ‘kan?
Bukannya kamu dengan bangga membicarakan hal itu tempo hari?”

“Oh iya, asal kamu tahu saja, aku sudah merekam seluruh percakapan pada
waktu itu, oke? Dan juga, aku sudah memeriksanya setelah itu dan
menemukan ... Kamu sering memfitnah selebriti dan murid dari sekolah kita di
sana-sini, ‘kan? Kira-kira apa yang akan terjadi jika aku mengungkapkan
identitasmu kepada mereka?”

“Ke-Kenapa... bukannya kemarin, kalian sangat memujiku...”

Tatapan penuh penghinaan menembus Kinjou yang tergagap dan tidak bisa
memahami keadaan yang sedang dialaminya.

“Bukannya itu sudah jelas? Kami semua cuma akting saja. Aku benar-benar
meragukan kewarasanmu yang dengan bangga membicarakan omong kosong
semacam itu.”

“Oh iya, biar kuberitahu dulu, jika kamu benar-benar orang baik hati seperti
yang dikatakan Nonoa, kami juga akan menerimamu, tau? Yah tapi ternyata,
kamu sebenarnya adalah cowok busuk dan brengsek.”

“Itulah sebabnya aku memberitahu Nonoa-san tentang sifat aslimu yang


sebenarnya.”

“Nonoa-chan adalah gadis yang sangat murni dan baik hati~. Jadi, kami harus
melindunginya dari sampah sepertimu.”

PDF BY: bakadame.com


Kemudian, setelah memikirkan Nonoa dengan tatapan mata yang lembut,
mereka berempat berbalik dan kembali memasang senyum kejam.

Perbedaan ekspresi mereka tadi terlalu besar. Kilatan berbahaya yang


terpancar di pandangan mereka tampak seperti orang gila, dan menyebabkan
Kinjou merosot ke tanah. Secara naluriah, Ia mengerti. Ia secara naluriah
memahami kalau keempat orang di depannya ini bahkan tidak
menganggapnya sebagai manusia.

Mereka bahkan tidak memedulikan perasaan, martabat, atau bahkan


kehidupan manusia yang bernama Kinjou. Mereka sama sekali tidak ragu
untuk menginjak-injaknya jika perlu.

“A-Ahh ...”

Ini adalah kekejaman paling murni yang tidak pernah ditujukan padanya
sepanjang hidupnya. Kehendak murni untuk melenyapkannya dengan
mengesampingkan rasa jijik dan permusuhan, mengguncang tubuh Kinjou
hingga ke intinya, perasaan hangat dan nyeri menyebar ke seluruh tubuh
bagian bawahnya.

“Se-Seseorang, tolong aku ...”

Seakan-akan diperintahkan instingnya, tenggorokannya mengeluarkan


samar. Di sisi lain, tatapan mata mereka berempat terus berkobar-kobar dan
cuma mulut mereka saja yang berkedut seolah-olah melihat sesuatu yang
lucu.

“Ahaha, apa-apaan itu? Rasanya seperti justru kami yang mencoba


membuatmu menghilang.”

PDF BY: bakadame.com


“Jangan khawatir. Kami takkan melakukan itu, kok ...... asalkan kamu secara
sukarela menghilang dari hadapan Nonoa, oke?”

“Kamu boleh saja menolaknya, tetapi dalam hal ini, aku akan membocorkan
identitasmu seperti yang sudah kusebutkan sebelumnya. Kemudian, bukan
cuma kamu saja, tetapi keluargamu juga akan mati secara sosial, oke? Atau
lebih tepatnya, akulah yang akan membuatnya terjadi.”

“Selama ini kamu sudah mengancam status sosial orang lain. Jadi setidaknya
kamu sudah siap kalau hal yang sama terjadi padamu, iya ‘kan?”

“Uwaaaa——”

Suara ngeri seorang cowok yang diwarnai ketakutan, bergema di dalam


ruangan karaoke. Namun, suara itu tidak pernah mencapai siapa pun di luar.

◇◇◇◇

“Ahh~ berpura-pura nangis memang sulit banget, ya.”

Nonoa berkata pada dirinya sendiri sambil memainkan smartphone-nya di


toilet. Wajahnya tidak menunjukkan sedikit pun rasa sedih atau semacamnya.
Wajar saja dia begitu, karena semua itu hanyalah akting belaka.

Sejak awal, Nonoa tidak memiliki dendam terhadap Kinjou. Dia tidak begitu
dekat dengan sesama model bernama Mimiko, dan seluruh alasan kenapa dia

PDF BY: bakadame.com


menyalahkan Kinjou kali ini adalah untuk membayar kembali hutangnya
kepada Masachika dan Alisa.

(Karena papa pernah bilang kalau aku berhutang budi kepada seseorang, aku
harus membalas budi dengan benar ~)

Nonoa tidak mempunyai rasa bersalah maupun pencapaian, meski dia telah
menanamkan rasa takut ke dalam hati seseorang karena cuma demi alasan itu
saja. Karena ini bukan pertama kalinya, jadi dia tidak terlalu merasakan
apa-apa sekarang. Nonoa sudah memanipulasi keempat orang itu untuk
melenyapkan siapa pun yang mengganggunya sampai sekarang.

Seorang kakak kelas yang dengan kasar melecehkan Nonoa karena cemburu.
Seorang guru bimbingan hidup yang menjadikan Nonoa sebagai musuh.
Kandidat lawan dalam kampanye yang menggunjing nama Sayaka. Dalam
setiap kasus tersebut, Nonoa tidak memberikan instruksi apapun. Dia hanya
memberi informasi dan bertindak dengan cara yang memicu keinginan untuk
melindunginya. Cuma dengan melakukan itu, mereka berempat secara
inisiatif menghilangkan rintangan yang menganggunya. Bisa dibilang kalau
Nonoa memilih dan mengumpulkan anggota yang memiliki kekuatan dan
kualitas untuk melakukannya.

“Upss, kurasa sudah waktunya untuk keluar?”

Setelah meluangkan waktu untuk keluar dari kamar toilet, Nonoa mengatur
ekspresi wajahnya di depan cermin sebelum keluar dari kamar kecil.

“Ah, Nonoa-chan!”

Dan kemudian benar saja, mereka berempat berjalan menuju ke arahnya.


Nonoa menoleh ke arah mereka dengan senyum lemah dan tak berdaya.

PDF BY: bakadame.com


“Semuanya... maaf, ya? Aku sudah sedikit tenang sekarang...”

“Nonoa-chan ..... apa kamu beneran sudah baik-baik saja?”

“Ya, maafkan aku karena terlalu terbawa emosi. Aku melompat keluar duluan
sebelum bisa mendengarkan seluruh cerita Kinjou-kun... Aku yakin pasti ada
alasannya, ‘kan? Aku harus mendengarkan apa yang Ia katakan dengan
benar...”

Ketika Nonoa mencoba kembali ke ruangan karaoke setelah mengatakan itu,


tiga anak cowok berdiri di depan untuk menghalanginya masuk. Kemudian,
dengan senyum kosong, masing-masing dari mereka berkata.

“Kalau kamu masu mencari Kinjou, Ia sudah pulang duluan, tau?”

“Sepertinya Ia benar-benar menyesali perbuatannya dan ... Ia bilang kalau Ia


tidak pantas buat bertemu dengan Nonoa.”

“Ia mau merenungkan semua perbuatannya sementara waktu. Jadi,


Nonoa-san tidak perlu mengkhawatirkan tentang itu, oke?”

“... Benarkah? Kalau semuanya bilang begitu, maka...”

Nonoa mengangguk seolah meyakinkan dirinya sendiri, dan mereka berempat


menatapnya dengan ramah. Menurut sudut pandang mereka berempat,
mereka adalah ksatria yang berusaha melindungi putri polos dan murni. Tapi
dari perspektif Nonoa, mereka semua mirip seperti pengikut radikal yang
memuja Dewi.

PDF BY: bakadame.com


(Rasanya menarik sekali melihat bagaimana orang membuat asumsi mereka
sendiri ~)

Nonoa mengamati mereka berempat dengan kepala dingin sembari


memikirkan hal itu tanpa emosi tertentu.

“Kalau gitu, sampai Kinjou-kun berubah pikiran dan kembali ... aku akan
menunggunya, oke?”

Dan kemudian, dia menunjukkan senyuman paling polos dan tak berdosa di
wajahnya.

PDF BY: bakadame.com


PDF BY: bakadame.com
Chapter 3 — Suasana dan Nafsu Makan

Pada hari itu, Alisa terlihat sedang berada di depan sebuah warung ramen.
Nama “The Cauldron of Hell” ditulis dengan huruf merah yang sangat
mengerikan di papan kayu. Itu adalah warung yangkhusus menyajikan ramen
super duper pedas sehingga Alisa, yang sebelumnya pernah masuk bersama
Masachika dan Yuki, hampir saja melihat neraka seperti yang tersirat dari
nama warungnya.

Lantas, kenapa Alisa sekarang mencoba menginjakkan kakinya di tempat yang


pernah memberinya pengalaman mengerikan? … Semuanya berawal saat
kencannya bersama Masachika tempo hari … atau bukan. Ketika dirinya
memberi latihan yang mirip seperti pra-kencan untuk mengajari Masachika
yang naif mengenai apa itu hati seorang wanita, Masachika lalu memberitahu
Alisa kalau Ia menyukai makanan pedas.

(Tidak, bukannya berarti aku ingin memahami selera makanan


Masachika-kun atau semacamnya!)

Entah untuk siapa, tapi Alisa membuat alasan semacam itu di dalam
kepalanya. Ya, ini cuma karena dia berpikir jika ada beberapa orang yang
menyukainya, maka makanan pedas pasti memiliki rasa kelezatannya
tersendiri. Ini hanyalah upaya demi membawa lebih banyak variasi dalam
menu makanannya sehari-hari. Tantangan tersebut berdasarkan pada
gagasan jika dirinya bisa belajar memahami kelezatan makanan pedas selain
makanan manis, dia mungkin bisa melipatgandakan kenikmatan
makanannya.

PDF BY: bakadame.com


Yah, sebagai efek samping dari itu? Kira-kira, apa aku bisa menikmati
makanan bersama teman lainnya~ itulah yang Alisa pikirkan. Tentu saja,
teman yang dimaksud bukanlah Masachika, melainkan Yuki.

“Yosh, baiklah!”

Setelah selesai membuat-buat alasan dan mempersiapkan diri, Alisa lalu


membuka pintu geser.

“Ugh!”

Segera, udara dengan bahan-bahan yang menyengat mulai merangsang mata


dan hidungnya, dan walaupun dia sudah bersiap-siap sampai batasan
tertentu, Alisa secara refleks menyipitkan matanya.

“Selamat datang~!”

Alisa mengedipkan matanya saat mendengar suara energik karyawan toko,


dan mengalihkan perhatiannya kepada karyawan toko wanita yang
mendekatinya ... tapi tiba-tiba, Alisa memeriksa dua kali ke wajah familiar
yang muncul di sudut penglihatannya.

“Eh, Kimishima-san?”

“……? Ah.”

Menanggapi suara Alisa, Ayano yang sedang duduk di meja untuk dua orang di
dekat pintu masuk, mendongak dari buku di tangannya dan matanya sedikit
melebar. Karyawan toko wanita yang tadi mendekati Alisa, melihat mereka
berdua secara bergantian, dan berkata.

PDF BY: bakadame.com


“Umm, apa Anda bersama pelanggan ini?”

“Ehh, umm, iya.”

Bagaimana dirinya harus menjawab dalam situasi seperti itu? Alisa malu
dengan jawabannya yang tidak jelas karena kurangnya pengalaman. Namun,
karena sudah mengatakan kalau dia bersamanya, Alisa kemudian melangkah
menuju meja Ayano.

“Umm, apa aku boleh ikut bergabung denganmu?”

“Iya, silakan.”

Alisa meminta ijin dengan agak sungkan dan duduk di seberangnya. Ayano
juga memasukkan buku yang ada di tangannya ke dalam tasnya.

“...”

“...”

Dan kemudian diam. Dua gadis cantik sama-sama diam sambil saling
menatap.

(Ummm ...)

Dalam suasana canggung yang tak terlukiskan ini, Alisa mencoba mengatakan
sesuatu … tapi dia tidak tahu harus berkata apa dan menutup kembali
mulutnya yang hendak terbuka. Dari dulu, Alisa tidak sering memulai
obrolannya sendiri. Selain itu … dia dan Ayano masih memiliki hubungan yang
sangat ambigu.

PDF BY: bakadame.com


(Apa bisa kuanggap kalau kita ... berteman? Bukan, iya ‘kan? Karena kami
hampir tidak pernah berbicara satu sama lain sih, paling banter kami cuma
sesama anggota OSIS saja... Tapi sebagai kandidat lawan, bisa dibilang kalau
dia adalah teman sekaligus musuh. Tapi, tapi, aku dan Yuki sudah berteman,
jadi ...)

Istilah apa yang tepat untuk menggambarkan hubungan antara dirinya dan
Ayano? Hubungan seperti apa yang harus dipertimbangkan dan seberapa
intens percakapan yang harus dilakukan? Tentu saja, buat Alisa sendiri, dia
bukannya tidak mau berteman dengan Ayano. Tapi dirinya tidak diminta
untuk berteman, dan dia juga kurang percaya diri dalam kepribadiannya untuk
menyebut dirinya sebagai teman yang akrab .... Alisa terus mencemaskan hal
semacam itu layaknya orang yang menderita gangguan berkomunikasi.

Sebaliknya, apakah pihak lain mau memulai topik pembicaraan duluan …


ketika berpikir begitu, Alisa langsung menyerah setelah melihat tatapan mata
Ayano. Karena dia memiliki tatapan mata yang benar-benar lurus. Wajahnya
tidak memancarkan sedikit pun kecanggungan. Dia meletakkan tangannya di
kakinya dan menegakkan punggungnya, dia sudah dalam posisi sempurna
untuk mendengarkan, Alisa bahkan hampir bisa mendengar suara hatinya
yang berkata “Silakan, saya siap mendengarkan apa pun yang Anda katakan,
loh?”.

“Ini air putihnya~. Silakan panggil saya lagi jika Anda sudah memutuskan
pesanan Anda~”

Kontes tatapan misterius itu terputus ketika karyawan wanita dari


sebelumnya datang sambil membawa segelas air. Setelah mengalihkan
pandangannya dari Ayano, Alisa lalu mengambil buku menu. Dia tersenyum
masam pada nama-nama hidangan yang masih terlihat brutal. Alisa
kemudian melirik ke arah Ayano dan bertanya.

PDF BY: bakadame.com


“Hidangan mana yang kamu pilih, Kimishima-san?”

“Ya, saya memilih——”

Saat Ayano hendak menjawab pertanyaan Alisa, yang sudah mengerahkan


segala keberaniannya, jawabannya justru baru saja muncul di atas nampan.

“Maaf sudah membuat Anda menunggu~. Di sini ‘Pincushion of Hell’ pesanan


Anda~”

Semangkuk sup merah cerah dengan tumpukan bawang putih setipis jarum
dan ditumpuk seperti gunung dibawa ke atas meja. Hidangan kedua dari atas
menu. Ramen tersebut merupakan ramen yang mempunyai kepedasan satu
tingkat di atas ‘Blood Pond of Hell’ yang pernah dimakan Alisa sebelumnya.

“... ini pesanan saya.”

“Begitu ……”

Melihat ramen yang disajikan, Alisa langsung berpikir beberapa detik.


Awalnya, hari ini Alisa bermaksud memesan Blood Pond of Hell yang pernah
dia makan sebelumnya. Tetapi ketika dia melihat Ayano memesan ramen
pedas level lain, pemikiran “Bukannya nanti aku takkan mendapat kemajuan
jika terus memakan hal yang sama?” terlintas di benak Alisa. Dan yah, kalau
memesan ramen paling tidk pedas di sini, dia merasa akan kalah. Padahal ini
bukan pertandingan, sih.

“Umm, permisi. Aku ingin memesan menu yang sama seperti dia.”

PDF BY: bakadame.com


Alisa memerintahkan begitu ketika dia menghentikan karyawan wanita yang
mencoba meninggalkan ramen dan kembali ke dapur. Kemudian dia menoleh
ke Ayano dan mendesaknya untuk makan duluan.

“Kalau begitu, saya terima tawaran baik Anda.”

Ketika dia menyatukan tangannya dan mengatakan itu, Ayano menggunakan


sumpitnya untuk mencelupkan setumpuk bawang putih ke dalam sup sambil
menarik mie keluar dari dalam dan menyeruputnya tanpa mengeluarkan
suara.

“Gh!!”

“??”

“...”

Kemudian, setelah menghentikan gerakannya sejenak, Ayano mulai


memasukkan mie ke dalam mulutnya dengan perlahan-lahan. Dia kemudian
dengan cepat menyeka bibirnya dengan serbet kertas dan mengunyah.
Ekspresi wajahnya tidak berubah sama sekali.

(He-Hebat sekali! Aku tidak menyangka dia bisa memakan ramen yang
terlihat sangat pedas itu tanpa menggerakkan alis sedikit pun ...
Kimishima-san pasti menyukai makanan pedas juga...)

Diiringi rasa kengerian, Alisa merasa terkesan dan sedikit tidak sabar. Dia
masih mengingat dengan jelas rasa pedas yang merusak dari ramen tempo
hari. Alisa penasaran apa dirinya bisa menghabiskan ramen yang lebih pedas
dari itu….

PDF BY: bakadame.com


(Ti-Tidak apa-apa! Lagipula, aku sudah terbiasa dengan rasa pedas, dan
terakhir kali, salahku sendiri yang menambahkan kepedasan di
tengah-tengah jalan saat memakan ramen!)

Ketika dia melirik ke tepian meja sambil menyemengati dirinya sendiri, ada
toples kecil yang memberi kesan mencurigakan di antara bumbu-bumbu lain
seperti kecap dan merica. Itu adalah bumbu super pedas yang disebut Demon
Tears.

(Selama aku tidak menyentuh benda itu, aku pasti akan baik-baik saja ...!)

Di depan Alisa yang mengatakan itu pada dirinya sendiri dan membangkitkan
semangat juangnya, ... Ayano sedang mengunyah suapan ramen keduanya.

(Pedas ... pedas sekali, hiks, hiks ...)

Tapi di dalam hati, dia benar-benar berlinangan air mata.

Ya, sebenarnya, Ayano sama sekali tidak menyukai makanan pedas. Jadi,
kenapa dia repot-repot mendatangi restoran yang semacam itu? Alasannya
cuma ada satu. Semua upaya ini dilakukan agar dia bisa ikut memakan
makanan super pedas yang sangat disukai oleh kedua tuannya yang tercinta.

Demi mencapai tujuan itu, Ayano diam-diam mengunjungi restoran yang


menyajikan makanan sangat pedas di hari libur dan terus berusaha berlatih
untuk membiasakan dirinya. Berkat usahanya, dia menjadi jauh lebih toleran
terhadap makanan pedas daripada dua tahun lalu ketika dia memulai
pelatihannya dalam masakan pedas, tapi tetap saja ... bagi Ayano, ramen yang
sangat pedas ini cukup menantang.

PDF BY: bakadame.com


(Panas sekali, pedas ... hiks, mulutku serasa terbakar ...)

Rasa pedasnya terasa jelas dari gigitan pertama. Seolah-olah sisa kepedasan di
mulut tersulut oleh panasnya mie. Kombinasi rasa pedas dan panasnya mie
menyebabkan ledakan yang menghanguskan bagian dalam mulut. Dia sendiri
tidak tahu lagi apakah dia merasakan panas atau pedas.

(Fuu, huu, hau, fuuuu ...)

Jika bisa, dia ingin membuka mulut dan menarik napas panjang. Pokoknya, dia
cuma ingin membuka mulutnya. Namun, pelanggaran tata krama semacam itu
tidak boleh dilakukan karena akan mencoreng prinsipnya sebagai super Maid.
Kalau dia sendirian sih tidak masalah, tapi dia sedang bersama Alisa yang
sedang duduk di depannya. Mana mungkin dia akan melakukan tindakan
memalukan semacam itu di depan teman seangkatannya yang cantik
sekaligus saingan dari tuannya, Yuki.

“Fuu…”

Ayano berhasil menelan apa yang ada di mulutnya tanpa mengubah


ekspresinya dan menghela nafas kecil. Secara naluriah dia ingin meneguk air,
tapi berdasarkan pengalamannya selama ini, hal itu tidak terlalu efektif
meredakan rasa pedas di mulut, jadi dia berusaha untuk menahan diri. Sebagai
gantinya, dia memutuskan untuk mencicipi bawang yang relatif aman.

(Dibandingkan mie yang sudah terendam di dalam kuah ... Mari mencicipi
sedikit bawang yang belum terkena kuah )

Dengan pemikiran itu, dia membawa bawang ke mulutnya dan ... segera
menyesalinya. Pasalnya, saat dia mengunyah bawang hijau yang renyah, rasa
pedas khas bawang hijau menusuk-nusuk lidahnya seperti jarum.

PDF BY: bakadame.com


“!!?”

Pandangan mata Ayano menjadi basah karena merasakan kepedasan bawang


yang jelas-jelas bukan dari bawang biasa. Rasa pedasnya yang menusuk
sangat berbeda dengan pedasnya cabai yang membakar. Secara kimiawi,
pedasnya bukan berasal dari zat capsaicin, melainkan dari zat anilin. Jika
digambarkan dalam elemen, elemennya terdiri dari api dan angin. Dua jenis
kepedasan yang sangat berbeda meledak di mulut dan hampir membuat air
matanya keluar.

(Be-Begitu rupanya ... jadi ini yang namanya adalah Pincushion of Hell’...)

Dua jenis kepedasan yang menyerang dari arah yang sama sekali berbeda
tanpa berbenturan satu sama lain. Ayano langsung memejamkan matanya
saat menyadari kalau rasa pedas ganda inilah yang menjadi inti dari ramen ini.
Dia menganggukkan kepalanya dan menekan kelenjar lakrimalnya untuk
menghentikan air mata, seolah-olah dia menikmati makanan itu dengan mata
tertutup. Kemudian dia menelan apa yang ada di mulutnya dan perlahan
meraih gelas untuk meneguk air. Ayano membuka mulutnya saat dia
menghembuskan napas lega pada sensasi mulutnya dicuci bersih.

“Rasanya sungguh lezat sekali. Di balik kepedasannya, rasa sayuran dan


daging cincangnya terasa sangat enak.”

Ngomong-ngomong, Ayano tidak bermaksud berbohong. Setelah melalui


latihan yang panjang, Ayano bisa merasakan umami dengan baik di balik rasa
pedasnya. Jadi, dia sama sekali tidak berbohong. Hanya saja, dia tidak
mengatakan yang sebenarnya kalau umami itu sangat sulit dirasakan
sehingga dia tidak mampu menikmati kelezatan seperti itu.

PDF BY: bakadame.com


Namun, Alisa sama sekali tidak menyadari pikiran batin Ayano.

“Be-Begitu ya ... kalau gitu, aku sangat menantikannya.”

Dengan senyum yang sedikit canggung, Alisa diam-diam ketakutan.

(Ak-Aku tak percaya dia bisa terus memakannya dengan begitu santai ...
Kimishima-san, kamu memang menyukai makanan pedas, ya ...)

Saat Ayano mulai menyeruput ramennya lagi dalam diam, Alisa menjadi
semakin cemas. Mungkin saja mereka bisa memperpendek jarak di antara
mereka di hadapan musuh bersama sembari mengatakan sesuatu seperti,
“Uhh, ramen ini pedas sekali ya~” dan dibalas, “Beneran deh, pedas
sekali~”... tapi harapan samar semacam itu dengan cepat menghilang. Ayano
adalah pejuang veteran yang tidak membutuhkan rekan. Sejak awal, cuma dia
saja satu-satunya yang prajurit baru.

(Uhh ...)

Meski sudah sangat terlambat, Alisa merasa menyesal karena sudah duduk
bersama Ayano. Jika ada seseorang mencoba mengeluh “pedas~ pedas~” di
hadapan pejuang tangguh, wajar saja dia akan mendapat tatapan yang
menyiratkan, “buat apa kamu datang kemari?”. Jika itu yang terjadi, lebih
baik kalau ramennya baru dibawa masuk setelah Ayano selesai makan dan
meninggalkan toko... yah, mana mungkin hal praktis semacam itu bisa terjadi.

“Maaf sudah membuat Anda menunggu~. Di sini ‘Pincushion of Hell’ pesanan


Anda~”

Ketika Ayano sudah menghabiskan sekitar setengah porsi, ramen disajikan di


depan Alisa. Karena tidak punya cara lain untuk melarikan diri, Alisa

PDF BY: bakadame.com


memutuskan untuk membulatkan tekadnya, dan mengambil sumpit sekali
pakai seolah-olah dia adalah seorang prajurit yang menuju medan perang
dengan pistol di tangannya.

“Itadakimasu”

Pertama-tama, kontak pertama itu penting. Gigitan pertama ini akan


menentukan langkah selanjutnya...

“!? Ugufupht!”

PDF BY: bakadame.com


PDF BY: bakadame.com
Saat Alisa menyeruput mienya, senyawa capsaicin segera menghantam bagian
belakang tenggorokannya dan membuatnya tersedak. Dia hampir saja
memuntahkan kembali mienya, tapi dia tidak bisa berhenti tersedak.

“Ughk! Uhuk! uhuk!”

Dia berulang kali terbatuk sambil menahan mie di mulutnyaSetelah dia


berhasil menenangkan diri, dia dengan hati-hati membawa mie ke mulutnya
dengan sumpitnya. Dia membawanya ...... dan diam-diam merasa kesakitan
karena rasa pedas yang seakan-akan membakar di dalam mulutnya.

(Unnn ~~~~ !?)

Rasanya pedas, panas, dan menyakitkan. Apa mereka semua itu bodoh? Baik
orang yang membuat makanan ini maupun orang yang memesannya.

(Dengan kata lain, aku juga, bodoh...!)

Alisa buru-buru menyeka bibirnya dengan serbet kertas, pikirannya


berkecamuk karena rasa ramennya terlalu pedas. Dia bisa memahaminya
dengan baik saat melakukan kontak pertama. Makanan ini, benar-benar
musuh bebuyutannya.

(Ak-Aku merasa tidak bisa menghabiskannya ...)

Alisa menelan suapan pertamanya dengan perasaan putus asa. Kemudian


Ayano memanggilnya dengan tatapan mata yang sedikit khawatir.

“Apa Anda baik-baik saja? Sepertinya Anda tadi terbatuk cukup keras ...”

PDF BY: bakadame.com


“A-Aku baik-baik saja, kok.”

Ketika ditanya dengan nada cemas, Alisa membalasnya dengan sok kuat.

“Supnya baru saja jatuh ke tenggorokanku. Sepertinya aku tadi


menyeruputnya terlalu keras.”

“Ah, saya juga pernah mengalaminya. Itulah yang terjadi jika Anda tidak
berhati-hati.”

Usai membalas dengan senyum samar kepada Ayano yang mengangguk


setuju, Alisa kemudian menatap kembali mangkuk ramennya... Dia hampir
putus asa ketika melihat jalannya untuk menghabiskan ramen pedas masih
sangat panjang. Alisa menghentikan sumpitnya tanpa sadar. Ayano cuma mau
makan.

(Ka-kalau aku coba memasukkan bawangnya sekali saja, mungkin pedasnya


sedikit berkurang...)

Dan kemudian dia terjebak ke dalam perangkap yang sama karena mengikuti
pemikiran yang sama persis seperti Ayano.

(Pe-Pedas sekali, ugh, uhuk!)

Wajah poker Alisa hampir runtuh karena pedasnya daun bawang yang
mengenai kelenjar air mata dari dalam mulutnya. Namun, ketika Alisa
mempertahankan ekspresinya dengan semangatnya, dia segera merasakan
kalau semakin banyak dia menggigit bawang itu, semakin pedas rasanya.
Setelah meminimalkan jumlah kunyahan, dia dengan setengah hati
menelannya dengan air. Kemudian, dinginnya air es dan rasa pedas yang

PDF BY: bakadame.com


menusuk dari daun bawang berpadu menciptakan sensasi aneh dan
menggelitik di mulutnya.

(Aku bisa memakai ini!)

Dia tahu kalau itu hanyalan sensasi menyegarkan yang palsu. Tapi, walaupun
itu cuma imajinasinya saja, dirinya tidak bisa terus makan tanpa
mengandalkan ini. Usai memutuskan hal itu, Alisa mulai makan secepat yang
dia bisa, menyeruput mie sebanyak mungkin sembari menambahkan kaldunya
sesedikit mungkin. Semua itu demi mengalahkan musuh sebanyak mungkin
sementara waktu tak terkalahkan palsu terus berlanjut. Ayano tampak terkejut
saat melihat Alisa menggerakkan sumpitnya.

(Di-Dia memakannya begitu banyak satu demi satu ... menakjubkan sekali.
Tampaknya Alisa-sama juga menyukai makanan pedas, ya.)

Itu cuma salah paham. Mereka benar-benar salah kaprah karena daya tahan
palsu mereka satu sama lain.

(Saya juga tidak boleh kalah ...!)

Bagaimanapun juga, dia terinspirasi oleh pemandangan lawannya. Ayano


melanjutkan makan tanpa menghentikan sumpitnya karena tidak mau kalah
dari Alisa. Melihat pemandangan itu, Alisa juga …

(Dia memakannya dengan begitu santainya ... Aku juga harus berjuang keras!)

Hasilnya adalah neraka. Itu benar-benar gambaran neraka. Sebagai akibat dari
kesalahpahaman satu sama lain karena pihak lawan mampu mengimbangi,
pilihan untuk menyerah sudah menghilang dari pikiran mereka berdua. Jika
itu yang terjadi lagi, sisanya tinggal mendorong maju dengan tekad dan

PDF BY: bakadame.com


kebanggaan. Sampai mereka melewati neraka ini. Tak berselang lama
kemudian …

“Fyuuhh ... terima kasih atas makanannya.”

Pada akhirnya, Ayano berhasil menaklukkan ramen Pincushion of Hell’.


Sambil merasakan pencapaian yang membuatnya ingin mengibarkan bendera,
Ayano dimabukkan oleh air es, dan bukan anggur kemenangan.

(Entah kenapa, Kimishima-san terlihat sangat puas...? Ap-Apakah rasanya


selezat itu? Aku sih tidak bisa memahaminya ... tapi punyaku juga tinggal
sedikit lagi!)

Setelah melihat Ayano berhasil mencapai puncak selangkah lebih maju, Alisa
juga mengerahkan upaya terakhirnya. Dia menancapkan sumpitnya ke dalam
porsi mie yang jumlahnya sudah berkurang drastis——

Srrr

Alisa menghentikan sumpitnya ketika dia merasakan sensasi yang tidak


menyenangkan di ujung sumpitnya. Itu adalah kesalahan yang dilakukan Alisa
karena dia masih seorang pemula dalam bidang ramen super pedas. Sesuatu
yang menyentuh ujung sumpitnya adalah kumpulan cabai dan daging giling
yang mengendap di dasar mangkuk karena dia tidak mengaduk kuah
ramennya selama makan.

(? Apa?)

Dan karena dia masih seorang pemula... Alisa membuat kesalahan yang lebih
fatal lagi disini. Sensasi aneh yang menyentuh sumpitnya menyebabkan dia
tanpa sadar mengikisnya dan mengintip ke kedalaman neraka. Alhasil…

PDF BY: bakadame.com


(Heghpft, eh, ini...!?)

Segumpal bahan pedas yang mengendap di bagian bawah dan setengah


mengeras ... Kawanan iblis yang telah disegel di dasar neraka mulai
dilepaskan. Sekarang jumlah kuah itu sendiri sudah berkurang, kepadatannya
tidak sebanding dengan sebelumnya. Dia buru-buru menarik mie, tapi
semuanya sudah terlambat. Mie yang diangkatnya ditutupi dengan begitu
banyak potongan cabai merah dan butiran lada hitam sehingga tidak lagi
dalam kondisi bisa disingkirkan dengan cara ditiup.

(... Eh, aku harus memakannya? Mie ini?)

Alisa merasa seolah-olah puncaknya telah meletus ketika dirinya sudah


berada di ambang puncak.

Namun, dia tidak bisa terus melihatnya seperti ini selamanya. Tujuannya
sudah di depan mata. Ayano yang sudah mencapai puncak lebih dulu, sedang
menunggu tepat di depannya.

(Aku takkan kalah. Aku akan menghabiskannya. Aku pasti akan


menghabiskannya ...)

Alisa mendorong semangat juangnya sambil menatap mie dengan ekspresi


yang sedikit mengerikan. Benar sekali, jika dia mundur sekarang, dia takkan
pernah tahu kenapa dia berjuang mati-matian melalui siksaan lidah ini. Untuk
alasan apa dia rela melakukan semua ini ... demi persaingannya dengan
Ayano? Demi kepuasannya sendiri? Tidak, sejak awal ...

(Aku juga ingin bisa menikmati makanan pedas bersama Masachika-kun!!!)

PDF BY: bakadame.com


Di kedalaman neraka, Alisa akhirnya mengungkapkan niatnya yang
sebenarnya. Dan kemudian, dia memasukkan mie ke dalam mulutnya…….

◇◇◇◇

“Ugh! ...?”

Alisa tiba-tiba mendapati dirinya duduk di bangku taman yang pernah dia
kunjungi sebelumnya. Dia melihat sekeliling sambil berkedip terus-menerus
dan melihat Ayano duduk tepat di sebelahnya, menatapnya dengan tatapan
penuh kekhawatiran.

“... Apa Anda baik-baik saja, Alisa-sama?”

“Eh? Umm, aku ...”

Dia mencoba mengingat mengapa dia bisa ada di sini, tapi sayangnya dia tidak
dapat mengingatnya seolah-olah ada kabut yang menutupi kesadarannya.
Ayano perlahan membuka mulutnya kepada Alisa, yang memiringkan
kepalanya sambil mengerutkan kening.

“Sebenarnya ... setelah Anda memakan ramennya, Alisa-sama bertingkah


seolah-olah jiwa Anda habis terkuras...”

“Eh, ah, jadi, begitu rupanya ...”

PDF BY: bakadame.com


Alisa melirik-lirik Ayano sambil meringkuk dalam rasa malu dan
kecanggungan yang tak terlukiskan.

“Umm, terima kasih banyak, Kimishima-san. Kamu sampai membawaku


sampai sejauh ini, ‘kan...? Oh iya, pembayaran! Aku belum membayar
ramennya...”

“Untuk sementara, saya membayarnya untuk bagian anda juga ...”

“Ahh, maafkan aku! Aku akan menggantinya segera! Umm, kira-kira berapa
harganya ...”

Setelah pertukaran uang selesai, Ayano mendadak bertanya padanya dengan


nada yang sedikit sungkan.

“Alisa-sama, Anda umm ... tidak terlalu menyukai makanan pedas, ‘kan?”

“Uhh~……”

Dia ingin langsung menyangkalnya, tapi dia tidak sanggup menyangkalnya


saat dirinyaa baru saja tersadar dari keadaan pingsan. Alisa mengalihkan
pandangannya sebentar dan kemudian mengangguk dengan pasrah.

“... Ya. Aku memang tidak terlalu menyukai hal itu ...”

“Begitu rupanya……”

Alisa yang sudah bersiap-siap untuk pertanyaan, “Kalau begitu, kenapa kamu
pergi ke restoran itu?” tapi dia dibuat kaget karena mendengar sesuatu yang
sama sekali tidak terduga.

PDF BY: bakadame.com


“Sebenarnya, saya juga sama.”

“Ehh...?”

“Saya mencoba yang terbaik untuk bisa memakan makanan yang sama
dengan Yuki-sama dan Ma ......, namun rasanya sulit untuk membiasakannya.”

Ayano kemudian memberi tahu motif dan perasaan yang sama seperti dirinya.
Di dalam pikiran Alisa, rasa simpati dan ketertarikannya pada Ayano mulai
melonjak tajam. Dia merasa seperti akhirnya bisa bertemu dengan orang yang
hidup, karena cuma ada para iblis yang bermain riang di sekelilingnya di
kedalaman neraka.

“Se-Sebenarnya aku juga sama… aku ingin bisa menikmati makanan yang
sama dengan temanku Yuki-san…”

“Apa benar begitu?”

Persetujuan Alisa membawa pandangan senang di mata Ayano. Pandangannya


persis seperti menemukan kawan di medan perang yang sepi. Bagaimanapun
juga, mungkin hal terbaik yang harus dilakukan dalam hubungan manusi
adalah menjadi jujur.

“Kalau begitu, jika Anda tidak keberatan ... mulai sekarang, apa Anda ingin
terus berlatih makanan pedas bersama saya?”

“Ehh...?”

Alisa langsung tertegun ketika mendengar saran Ayano. Sejujurnya, Alisa


tidak dalam kondisi di mana dia bisa memikirkan hal selanjutnya.

PDF BY: bakadame.com


“Umm, karena saya berpikir kalau kita berdua bisa saling menyemangati dan
membantu ...”

Namun, melihat Ayano yang kesulitan mengungkapkan kata-katanya sambil


menunduk ke bawah dan curi-curi pandang ke arahnya, membuat Alisa tidak
tega menolaknya.

(Mungkin ... Aku bisa mendapatkan lebih banyak teman)

Sisanya, yah, dia mempunyai sedikit motif tersembunyi semacam itu.

“Ya baiklah, aku mengerti. Mulai sekarang mohon kerja samanya, ya?
Kimishima-san.”

“Ah——iya!”

Alisa menerima tawaran itu tanpa banyak berpikir. Alhasil, mulai sekarang
Alisa dan Ayano akan menjalani perjalanan latihan yang panjang dan
menyakitkan bersama, …. tapi itu cerita di lain waktu.

PDF BY: bakadame.com


Chapter 4 — Brocon dan Siscon

“Hah, akhirnya sampai juga ...”

Seorang pria berbaju polo berdiri di depan rumah bergaya Jepang. Ia


mempunyai badan tinggi dengan punggung lurus dan fisik yang cukup bugar.
Tatapan mata lembutnya tersembunyi di balik kacamata berbingkai perak, dan
meski Ia tidak terlalu tampan, Ia adalah pria paruh baya yang cerdas dan baik
dengan suasana yang membuat orang-orang yang berhadapan dengannya
merasa nyaman. ...... Walau garis rambutnya terlihat sedikit mencurigakan.
Tapi jangan sekali-kali mengungkitnya karena itu adalah sesuatu yang Ia
khawatirkan.

Nama pria tersebut adalah Kuze Kyotarou. Ia adalah ayah dari Masachika dan
Yuki yang baru saja kembali ke Jepang dari tugas diplomatiknya setelah
bertahun-tahun.

“Sudah lama aku tidak berkunjung ke sini……”

Kyotarou mengangkat sedikit kepalanya yang agak berat karena efek jet-lag,
dan bergumam emosional di depan rumah orang tuanya, yang sudah setahun
tidak Ia kunjungi. Kemudian, saat Ia membuka gerbang dan melangkah masuk
ke dalam halaman, seekor anjing putih besar yang tertidur di ambang pintu
rumah mendadak terbangun.

“Sudah lama tidak ketemu, Rir. Apa kamu masih mengingatku?”

Anjing bernama Rir mendekati Kyotarou dengan malas-malasan,


mengendusnya dan kemudian merintih.

PDF BY: bakadame.com


“Hmm, yoshi, yoshi.”

Sambil membelai kepalanya, Kyotaro tersenyum kecil dan bertanya-tanya


“Apa dia bisa memenuhi peran anjing penjaga kalau begini terus?”

Anjing ini adalah anjing liar jantan yang dipungut Masachika dan Yuki tiga
tahun lalu. Untuk lebih tepatnya, Yuki menemukan anak anjing dengan kaki
belakang yang terluka dan menyarankan untuk menyelamatkannya, hal itu
disetujui Masachika, dan mereka berdua bersama-sama membawanya
kembali ke rumah kakek-neneknya. Hal tersebut terdengar seperti cerita
indah yang membuat seseorang tersenyum, tapi ... apa yang sebenarnya
dikatakan Yuki pada saat itu ialah…

『Ada anak anjing putih yang terluka, sudah pasti dia itu Fenrir yang masih
remaja! Ayo bawa dia pulang dan jadikan dia pelayan kita! 』

… begitulah kejadian yang sebenarnya. Akibat dari keinginan Yuki, mantan


anjing liar itu berubah nama menjadi Rir. Harapan yang ditempatkan pada
anak anjing yang terluka terlalu berat.

Lagi pula, tiga tahun telah berlalu sejak itu, dan meski dia sudah tumbuh
dewasa, Rir masih belum menunjukkan tanda-tanda yang mirip seperti
serigala suci. Malah sebaliknya, ada perasaan bahwa Ia menjadi semakin
malas seiring berjalannya waktu. Mungkin, ekspektasi yang terlalu berat
justru menghambat pertumbuhannya. Tapi jika Ia dikembalikan ke alam liar,
Ia akan segera mati.

“Ya ampun, kamu ini mirip siapa sih?”

PDF BY: bakadame.com


Kyotarou mengawasi punggung Rir saat Ia menyelinap kembali ke dekat pintu
rumah, dan berkata pada dirinya sendiri sambil tersenyum kecut. Kemudian,
setelah mendapatkan kembali ketenangannya, Ia menuju pintu depan,
membukanya, dan memanggil ke belakang koridor yang membentang lurus di
ujung.

“Aku pulang~!”

Segera setelah itu, pintu geser di sisi kiri koridor terbuka dan Yuki muncul.

“Ah, ayah sudah pulang. Selamat datang kembali~!”

Kemudian, sambil tersenyum lebar, dia berlari ke arah Kyotarou dan


memeluknya. Kyotarou memejamkan matanya dan melihat ke langit-langit
karena merasa sangat tersentuh oleh ekspresi kasih sayang putrinya yang
tidak berubah.

(Oh, putriku adalah gadis termanis di dunia!!)

Ia mendengar kalau para ayah di dunia sering merasa sedih dengan kenyataan
bahwa anak perempuan mereka tidak menyukai mereka ketika sudah
menginjak usia remaja, tapi ...... tidak ada tanda-tanda seperti itu dengan putri
tercintanya ini. Kurangnya pemberontakan sedikit mengkhawatirkannya, tapi
itu hanyalah masalah sepele dalam menghadapi wajah menggemaskannya ini.

Kyotarou membalas pelukan itu dengan ringan, pipinya mengendur di


pelukan putri kesayangannya.

“Aku pulang, Yuki. Kamu ... sudah besar, ya.”

“Hmm? Apa maksudnya dari jeda tadi?”

PDF BY: bakadame.com


Ketika Ia dengan tenang melihat tinggi badan Yuki dan sedikit bergumam,
Yuki langsung tersenyum padanya.

“Tidak... aku merasa kalau tinggi badanmu tidak banyak berubah, ya?”

“Bukannya ukurannya ini sudah pas! Bukannya ukuran yang pas di lenganku
ini kelihatan lebih imut!”

Yuki yang sepertinya tidak mempunyai complex dengan fisiknya sendiri,


membuat argumen yang kuat seperti preman. Kyotarou yang sedikit khawatir
tentang pertumbuhan putrinya, tidak punya pilihan selain mengangguk pada
pernyataan menggemaskan putrinya.

“Umm, yah... itu benar kok? Yuki memang imut sekali, kok.”

“Benar sekali, iya ‘kan~?”

Yuki langsung terlihat bangga dan mendengus “Ehem~” sembari


menyilangkan tangannya di dadanya. Masachika dan Tomohisa kemudian
muncul dari sisi lain.

“Selamat datang kembali, ayah.”

“Oh, kamu sudah pulang, ya? Kyotarou!”

“Ya, aku sudah kembali beberapa saat lalu.”

Setelah bertukar salam singkat, Masachika segera kembali ke dalam ruangan.


Dibandingkan dengan sapaan antusias Yuki, yang satu ini sangat sederhana
sekali.

PDF BY: bakadame.com


(Ya ... putraku masih bertingkah jutek seperti biasanya)

Meski Kyotarou merasa sedikit sedih dengan sikap putranya yang acuh tak
acuh setelah lama tidak bertemu untuk pertama kalinya, tapi Ia berpikir kalau
reaksi semacam itu wajar saja buat anak remaja seumurannya.

(Sedangkan di sisi lain ...)

“Bagaimana dengan Inggris? Apa di sana ada banyak wanita cantik? Hmm?”

“... Ayah masih tidak bisa tenang seperti biasanya.”

Tatapan mata Kyotarou berubah menjadi lembut saat ayahnya mendekatinya


sambil memasang senyum genit. Ia berpikir kalau ayah di usia tua biasanya
takkan terlihat seperti ini.

“Ya ampun, Ojii-san, apa itu hal pertama yang kamu tanyakan kepada
putramu sendiri ketika Ia pulang setelah sekian lama? Selamat datang kembali
di rumah, Kyotarou-san.”

“Aku pulang, ibu.”

Kuze Asae, ibu Kyotarou, keluar dari belakang dengan ekspresi tercengang
yang sama di wajahnya seperti Kyotarou. Walaupun istri dan putranya
menatapnya dengan tatapan tercengang, Tomohisa tampaknya tidak
menanggapi dan mengangkat suaranya.

“Kamu ini bicara apa! Ketika seorang pria menginjakkan kaki di negeri asing,
memangnya ada kegiatan apa lagi yang harus Ia lakukan selain mencicipi
anggur lokal dan wanita cantik!”

PDF BY: bakadame.com


“Ayah ‘kan bukan peminum alkohol...”

Ekspresi Kyotarou semakin tercengang, tapi Ia tetap menutup mulutnya saat


melihat senyum ibunya yang terkejut berubah menjadi senyum yang
menakutkan.

“Ojii-san……?”

“!”

“Kamu mengatakan itu seolah-olah kamu sering melakukannya...?”

“Ti-Tidak, itu sama sekali tidak benar, kok? Aku hanya setia pada Asae-san...”

“Tapi Ojii-chan, dulu Ojii-chan pernah bilang kalau orang asing memiliki
panggul yang berbeda, jadi pinggul mereka memiliki bentuk yang bagus,
‘kan?”

“Tidak!? Tidak, itu maksudnya orang Barat ... itu…”

“Aduh, aduh, ya ampun Ojii-san, kamu sampai mengajari itu pada Yuki-chan?
Wah, wah, wah….”

“Ah, tidak, Asae-san?”

Tomohisa buru-buru mengejar Asae, yang mundur ke belakang dengan


senyum tak menyenangkan di wajahnya. Kyotarou setengah lega dan setengah
tercengang saat melihat perilaku orang tuanya seperti biasa. Yuki kemudian
berbalik dan berkata sambil tersenyum.

PDF BY: bakadame.com


“Jadi, aslinya bagaimana? Apa ada wanita cantik berambut pirang dengan
gaya yang luar biasa?”

“Sampai Yuki ikut penasaran juga ... Yah, biarkan aku menaruh barang
bawaanku dulu untuk saat ini.”

Dengan senyum masam di wajahnya, Ia beranjak dari pintu depan dan


memasuki kamar bergaya Jepang di sebelah kiri, dan meletakkan barang
bawaannya di sudut ruangan. Sementara itu, Yuki menempel di belakang
Kyotarou, dan terus mengganggunya untuk membicarakan wanita cantik
Inggris.

“Oh iya, apa ayah melihat maid? Inggris adalah rumah para maid, ‘kan? Apa
ayah tidak punya foto maid sungguhan?”

“Aku memang melihatnya ... tapi aku tidak melihat maid muda semacam itu,
kok? Ketimbang dibilang Maid, yang ada justru pengasuh biasa...”

“Ehhh~~? Apa enggak ada maid cantik berambut pirang yang boing-boing,
gitu~~?”

“Kurasa hal yang seperti itu tidak ada...”

“Apaan~, membosankan sekali~. Oryaaaa~”

Sembari keluhan, Yuki melemparkan dirinya ke kaki Masachika yang sedang


bermain game smartphone di kursi duduk.

“Aduhh, sakit tau, apaan sih?”

PDF BY: bakadame.com


“Ora, ora, padahal ayah sudah pulang ke rumah, tapi kamu masih
terus-terusan bermain dengan smartphone-mu.”

Yuki mengarahkan tinjunya ke perut Masachika yang menatapnya sambil


mengangkat smartphone-nya ke atas.

(Seperti biasa, mereka masih terlihat dekat)

Kyotarou menyaksikan adegan itu sambil tersenyum. Ia pernah mendengar


kalau saudara kandung pada usia yang sama sering tidak berbicara satu sama
lain atau saling memandang, bahkan ketika mereka berada di rumah yang
sama. ...... Tapi tidak ada tanda-tanda semacam itu di antara mereka berdua.
Sebaliknya, mungkin karena mereka biasanya hidup terpisah satu sama lain,
ketika mereka bersama, mereka bergaul seolah-olah mereka adalah sahabat
sejati.

“Ya ampun”

Masachika mengangkat alisnya, lalu meletakkan smartphone-nya sambil


meraih tinju Yuki untuk menghentikannya, seolah-olah Ia memiliki sesuatu
dalam pikirannya. Kemudian Yuki dengan cepat mengambil smartphone-nya
dan langsung mengoperasikan layar sambil berbaring telentang di paha
Masachika.

“Oh, kamu sudah mencapai bab 5. Kamu sudah melakukannya dengan baik
tanpa membayar~.”

“Jangan sembarangan memainkan smartphone orang lain seenaknya!?


Memangnya kamu lupa dengan perkataanmu sendiri sebelumnya?” (TN:
Kejadian di volume 4 chapter 1, saat Yuki menunggangi Masachika di atas
tempat tidur)

PDF BY: bakadame.com


“Eh? Yang mana? Apa tentang orang asing memiliki panggul yang berbeda,
jadi pinggul mereka memiliki bentuk yang bagus?”

“Mana kutahu! Lagian, Apa-apaan dengan itu!”

“Haaa! Apa itu berarti Alya-san dan Masha-san juga ...? Aku harus memeriksa
ini di kemah pelatihan yang akan datang!”

“‘Aku harus memeriksanya’, dengkulmu!? Cepat kembalikan


smartphone-ku.”

“Enggak mau~”

Ketika Masachika berusaha merebut kembali smartphone-nya, Yuki berbalik


sembilan puluh derajat dengan susah payah dan mengambil posisi berlutut
menghadap perut Masachika.

“Jangan bilang begitu~, bahkan Aniki sangat menantikannya, ‘kan?


Penampilan Alya-san dan Masha-san dalam balutan baju renang mereka ~♡”

“Jangan menulis kata “の” di paha!?”

“Sayang sekali ! Itu adalah “φ” bukan “の”!”

“Aku enggak terlalu peduli!”

“Hmm~? Kamu enggak terlalu peduli ~? Ayolah, jangan keras kepala begitu ...
Kamu benar-benar sangat menantikannya saat memikirkan mereka berdua
memakai baju renang mereka, bukan?”

PDF BY: bakadame.com


“Tidak, aku memang tidak terlalu peduli yang begitu ... maksudku, serius, aku
tidak terlalu menantikannya, tau?”

“Fumu, sepertinya selangkanganmu memang tidak menonjol, guhaaa!?”

Yuki dipukul di pelipis dengan pukulan siku dan mengerang kesakitan di atas
tikar tatami. Sambil duduk di depan meja, Kyotaro merasa terkesan dengan
pemandangan itu dan kemudian mendadak berpikir.

(Tidak, bukannya mereka ... terlalu dekat?)

Ketimbang terlihat seperti teman dekat, percakapan mereka terdengar seperti


pasangan “baka-couple”. Mendengar percakapan yang seakan-akan
menunjukkan kemesraan mereka membuat Kyotarou ingin mengomentari
“Eh, kalian berdua pacaran,ya?” dengan wajah datar.

(Tidak, tidak, mana mungkin iya ‘kan. Lagipula ini tidak seperti di dalam
manga ...)

Mana mungkin hal semacam itu terjadi pada anak-anakku, ….. seraya
menggelengkan kepalanya, Kyotarou membuka mulutnya dengan santai
untuk menghilangkan kekhawatirannya.

“Ngomong-ngomong, apa kalian berdua sudah punya pacar?”

Menanggapi pertanyaan Kyotaro, Masachika menatapnya dengan tatapan


mencurigakan, dan Yuki sedikit mendongak sambil memegangi kepalanya.

“Aku masih belum punya ... Bukannya aku sudah pernah mengatakan itu
terakhir kali?”

PDF BY: bakadame.com


“Aku juga masih belum punya~. Lagipula, aku tidak ada niatan untuk cari
pacar.”

(Hmmm~~?)

Tidak, yah, Ia sudah menduganya. Karena dirinya sering bertukar pesan


dengan mereka berdua, dan mereka sudah mengatakan itu juga. Namun,
satu-satunya hal yang mengganggunya ialah komentar Yuki yang “tidak ada
niatan untuk mencari pacar.”

(Aku mendengar kalau bahkan anak SMP saja sudah biasa punya pacar di
jaman sekarang ... Dengan keimutan Yuki, aku yakin ada banyak cowok yang
mengajaknya pacaran? Tidak, tentu saja aku tidak ingin dia berpacaran
dengan sembarang cowok!)

Ketika Kyotarou memikirkan hal ini, Yuki yang telah pulih mulai
mendekatinya dalam posisi merangkak. Kemudian, dia melihat ke arah
Kyotarou dengan senyuman cengengesan yang terlihat mirip seperti
Tomohisa.

“Jadi, Ayah sendiri bagaimana?”

“Apanya?”

“Pembicaraan tadi! Apa ayah bertemu dengan wanita cantik berambut pirang?
Para diplomat sering menghadiri pesta, iya ‘kan? Memangnya Ayah tidak
diperkenalkan dengan seorang wanita muda yang baik dari pemerintah
Inggris~?”

“Cerita itu, ya ... tidak, yah, memang ada beberapa orang cantik, sih.”

PDF BY: bakadame.com


Faktanya, Kyotaro terkadang menghadiri pesta ditemani pasangannya karena
posisinya sebagai diplomat. Dalam beberapa kasus, Ia akan meminta junior
wanitanya yang masiih lajang untuk berperan sebagai pasangannya, tapi
kebanyakan Ia hadir sendirian. Pada kesempatan seperti itu, bukan hal yang
aneh ketika ada seseorang memberitahunya sesuatu seperti, “Oh, apa kamu
masih lajang? Lalu bagaimana kalau dengan putriku?” Namun, Kyotaro
menganggap itu sebagai basa-basi semata dan tidak menganggapnya serius.

Saat Ia merangkum semua itu, Yuki hanya membalas “Hee~~?” dengan nada
yang dipenuhi keraguan.

“Apa itu beneran cuma basa-basi saja~?”

“Tentu saja. Putri orang itu berusia pertengahan dua puluhan, tau? Sudah jelas
sekali kalau Ia cuma bercanda.”

Yah, bukannya Ia tidak pernah berada dalam suasana aneh dengan putri itu
dalam keadaan mabuk. Kyotarou mencurigai kalau itu mungkin salah satu
taktik “honey trap”, mengingat fakta bahwa konferensi internasional besar
sudah dekat. Ngomong-ngomong, untungnya pada saat itu, Ia bisa
diselamatkan berkat juniornya, yang selalu Kyotarou minta untuk bertindak
sebagai pasangannya, yang bergegas ke tempat kejadian. Setelah itu,
juniornya itu memperingatkannya, “Karena Kuze-san lemah terhadap
alkohol, jadi harap lebih berhati-hati dengan orang-orang semacam itu!”
Sejak itu, juniornya itu lebih sering menemaninya daripada sebelumnya
sebagai penanggulangan adanya honey trap, tapi...... Kyotarou justru berpikir
kalau juniornya yang lebih muda dan cantiklah yang harus lebih waspada
terhadap honey trap.

(Yah, karena dia orang yang tegas dan aku yakin kalau dia seharusnya tidak
menyentuh informasi sensitif selama tugasnya ...)

PDF BY: bakadame.com


Sambil memikirkan itu, Ia hanya berkata, “Tidak ada yang mau pria paruh
baya yang sudah mempunyai anak,” karena itu bukan sesuatu yang akan Ia
bicarakan dengan putrinya. Itulah niatnya yang sebenarnya, dan bahkan jika
ada seorang wanita yang tertarik padanya, Kyotarou tidak punya niatan untuk
menikah lagi. Namun, Yuki tampaknya tidak berkecil hati dan terus mendekat.

“Kalau gitu, bagaimana dengan seorang janda cantik? Apa tidak ada penyihir
cantik yang sama-sama sudah mempunyai anak dan bisa diajak bicara dengan
ayah?”

“Eh~?Hmm~ yah, kurasa ada yang begitu, seorang diplomat Prancis yang
kutemui di konferensi itu ...”

“Ternyata ada, toh?!”

“Wanita cantik dari Prancis!”

Suara gembira Yuki tumpang tindih dengan tsukkomi Masachika.

“Tidak, yah, sepertinya dia juga meninggalkan putrinya di negaranya untuk


bekerja, juga, tau? Jadi kami hanya mengobrol sebentar, cuma itu saja dan
tidak lebih, oke?”

Kyotarou mengatakan ini untuk menenangkan Yuki yang sedang heboh


tentang sesuatu, tapi kemudian Yuki tiba-tiba menyipitkan matanya.

“Tapi, ayah tadi bilang “ada”, bukan “pernah ada”, iya ‘kan? Apa itu berarti
Ayah masih melakukan semacam interaksi dengan wanita tersebut?”

“Hah!? Tidak...”

PDF BY: bakadame.com


Kyotaro tanpa sadar menahan napas pada sudut pandang yang tiba-tiba
tajam. Kemudian datang tindak lanjut lain dari putranya yang duduk tak jauh
dari tempatnya.

“Apa jangan-jangan kenalan itu adalah orang yang aku kirimi barang otaku
sekitar setengah tahun yang lalu?”

“!? Uh, i-iya, begitulah?”

“Hmm? Ahh~~! Surat yang waktu itu!”

Kyotarou membuang muka tanpa alasan karena tebakan benar kedua anaknya.
Faktanya, putri dari diplomat Prancis itu tampaknya menyukai budaya otaku
Jepang, dan dia bertanya apakah dia bisa mendapatkan barang otaku dari
karya tertentu melalui ibunya. Surat itu ditulis dalam bahasa Jepang yang
canggung, memancarkan jejak upaya yang luar biasa. Antusiasme putri
diplomat itu begitu besar sehingga Ia tidak bisa menolak permintaannya, dan
Kyotarou mengirim permintaan tersebut ke Masachika.

Selain itu, barang-barang tersebut tidak terlalu sulit didapatkan di Jepang,


sehingga Masachika menerima permintaan kenalan Ayahnya. Kemudian,
pesan terima kasih yang antusias disampaikan melalui ayahnya, jadi
Masachika dan Yuki masih mengingatnya juga.

“Nufufu~ Ayah, kamu enggak boleh berbohong padaku, tau~? Ternyata Ayah
masih berinteraksi dengan diplomat prancis itu~”

“Tidak, sudah kubilang bukan begitu. Sebagai ucapan terima kasih, kami
hanya makan malam ringan saja, oke? Pertama-tama, sebagai perwakilan

PDF BY: bakadame.com


negara masing-masing, kami selalu berusaha mencari niat sebenarnya satu
sama lain——”

Kyotarou membuat alasan itu, tapi seringai Yuki tidak berhenti sama sekali.

“Eh~ tidak masalah, ‘kan~? Diplomat dari negara yang berbeda bisa saling
jatuh cinta terlarang, ‘kan??”

“Tidak, itu bukannya dilarang, tapi...”

“Tidak masalah, iya ‘kan~? Ayah bisa menikah lagi dengan wanita cantik
berambut pirang dan mengirim putri tirimu, seorang gadis Prancis yang
cantik, ke tempat ini tanpa alasan tertentu, tidak masalah, iya ‘kan? Onii-chan
dan gadis cantik berambut pirang yang tiba-tiba menjadi adik tirinya mulai
hidup bersama dalam tiga detik setelah pertemuan pertama mereka, iya
‘kan~?”

“Tidak masalah dengkulmu!? Memangnya itu cerita novel ringan?!”

Masachika mengeluarkan tsukkomi dari belakang kepada Yuki yang dalam


mode otaku. Namun, Yuki mengabaikannya dan mendesak Kyotarou untuk
meminta informasi lebih.

“Ngomong-ngomong, berapa umur putri dari Diplomat Prancis itu?”

“Umm, kalau tidak salah dia pernah mengatakan umurnya 14 atau 15 tahun?”

“Hou~? Dengan kata lain, adik tiri, ya? Kira-kira apakah akan terjadi perang
adik tiri dan adik kandung, antara aku dan gadis itu!?”

“Meski kamu bilang begitu, kamu pasti akan bergaul dengan gadis itu, ‘kan.”

PDF BY: bakadame.com


“Dan kemudian, pertempuran komedi romantis sengit untuk memperebutkan
Onii-chan antara adik tiri berambut pirang dan teman sekelas berambut perak
akan dimulai!?”

“Kagak dimulai, kagak dimulai.”

“Hmm? Teman sekelas berambut perak? Apa jangan-jangan dia itu gadis yang
pernah kamu bicarakan tempo hari, umm namanya kalau tidak salah ...”

Saat Kyotarou meraba-raba dalam ingatannya dan bergumam sedikit, pintu


geser ruangan itu tiba-tiba terbuka dengan keras. Menengok ke arah sana,
Tomohisa yang terlihat kelelahan, berdiri dengan senyum manis.

“Maksudmu Kujou Alisa-san, ‘kan! Apa, apa kamu sudah membuat kemajuan?
Hmm?”

Kemudian, sambil mengatakan jawaban yang benar, Ia bergegas masuk ke


dalam ruangan.

“Tidak ... karena tidak terjadi apa-apa seperti yang Kakek harapkan.”

Masachika membuang muka sambil meringis jijik pada tatapan penasaran


ayah dan kakeknya. Tapi kemudian, Yuki langsung membeberkan cerita gosip.

“Onii-chan bilang Ia mengerjakan tugas PR musim panasnya bersama gadis


itu. Di rumah, cuma berduaan, selama berhari-hari!”

“Hoho~!”

“Hee~ kamu lumayan juga”

PDF BY: bakadame.com


“Tidak, sudah kubilang kalau aku cuma mengerjakan tugas PR musim
panasku saja ...”

Sementara menjadi semakin muak dengan tiga orang yang terang-terangan


meningkatkan ketegangan mereka, Masachika beralasan kalau dirinya tidak
melakukan hal yang aneh-aneh. Namun, adik perempuannya yang tengil
takkan berhenti begitu saja.

“Begitulah pembelaan si terdakwa, tapi kenyataannya bagaimana? Terakhir


kali aku pergi ke kamar Onii-chan ...”

“Siapa yang kamu panggil terdakwa?!”

Tanpa memedulikan tsukkomi Masachika, Yuki meletakkan tangannya di sisi


mulutnya seolah-olah sedang memberitahu sebuah rahasia, dan
mencondongkan tubuhnya ke arah Kyotaro dan Tomohisa. Kemudian, setelah
berhasil menarik minat mereka berdua, dia lalu menyeringai dan
menjatuhkan bom.

“Aku menemukan rambut perak Alya-san jatuh di tempat tidur Onii-chan!


Kyaa~ kira-kira apa yang habis mereka lakukan, ya~! Aku penasaran apa yang
mereka lakukan, ya~ !? Apa mereka sedang mempelajari bab reproduksi~!?

“Hoho~ kalau itu sih tidak boleh diabaikan~? Hmm? Apa kamu sudah belajar
keras? Apa kamu sudah memenuhi kreditmu dan lulus?”

“Aku tidak melakukan itu! Jangan sembarangan menyimpulkannya! Itu tidak


sopan bagi Alya juga!”

PDF BY: bakadame.com


Masachika membantah ucapan Tomohisa yang vulgar. Yuki lalu meletakkan
tangannya di bahunya dengan wajah lembut.

“Aku paham, kok. Karena Onii-chan perjaka pengecut yang tidak punya nyali,
jadi kamu tidak berani menyentuh Alya-san, ‘kan? Yup, aku paham, kok.”

“Hmm? Apa kamu ngajak berkelahi, hah?”

“Mana mungkinlah. Aku ini berada di pihakmu, loh? Oleh karena itu, aku akan
membantumu supaya bisa lebih dekat lagi dengan Alya-san di kemah
pelatihan yang akan datang, oke?”

“Kamu terlalu banyak ikut campur, tau”

“Untuk sementara ini, kamu lebih suka yang mana, baju renang Alya-san
terhanyut karena ombak atau kalian berdua terdampar di pulau tak
berpenghuni?”

“Memangnya kamu ini bodoh apa? Tentu saja aku pilih dua-duanya.”

“Oke, kalau begitu, aku akan membuat baju renang Alya-san hanyut, dan
kemudian membiarkan Onii-chan dan Ketua terdampar di pulau tak
berpenghuni, ya~~”

“Tunggu sebentar. Apa-apaan dengan situasi mengerikan itu?”

“Hah? Karena aku tidak bilang kalau Aniki dan Alya-san akan terdampar di
pulau...”

“Sialan, aku tak menyangka akan jatuh ke dalam dalam jebakan yang belum
sempurna ini ... Tidak, dari mana datangnya permintaan untuk itu?”

PDF BY: bakadame.com


“Ada permintaan di antara fujoshi. Lalu, ada permintaan dari orang-orang
yang tidak ingin ada bajingan masuk ke dalam pemandangan gadis-gadis
yang sedang bermain-main dengan pakaian renang.”

“Hah, jadi yang mereka maksud itu aku, ya?”

“Jadi begitulah. Kalau Onii-chan ingin berbaur juga, kamu harus berubah
menjadi wanita dulu, oke?”

“Rintangan “pertama” itu saja sudah sangat sulit.”

“Jangan khawatir. Bahkan jika kamu awalnya cuma cowok biasa-biasa saja,
kamu akan menjadi seorang gadis cantik ketika mengambil bentuk
perempuan.”

“Bahkan jika itu memang yang terjadi, bagaimana kamu akan menjelaskannya
kepada anggota OSIS yang lain?”

“Yah, kurasa aku tidak punya pilihan selain memperkenalkanmu sebagai


sepupuku, Kuze Masachika-chan*, iya ‘kan? (TN: Beda tulisan kanji tapi
penyebutannya masih sama-sama Masachika)

“Kamu justru tidak ada niatan untuk mengibuli namanya.”

“Jangan khawatir! Karena aku akan memanggilmu Chika-neechan!”

Melihat Yuki mencoba membantu kehidupan cinta kakaknya sambil bercanda,


Kyotarou merasa kekhawatirannya mulai sirna.

(Apaan ... kurasa aku memang terlalu memikirkannya. Yah, itu benar.)

PDF BY: bakadame.com


Memikirkan kalau kakak beradik ini menjalin hubungan cinta terlarang
merupakan khayalan konyol dan tidak masuk akal. Kyotarou merasa malu
pada dirinya sendiri karena sudah membuat tebakan jahat semacam itu,
meskipun cuma sesaat. (TN: Sampai bapaknya sendiri curiga loh wkwkwk :v
rute incest goes brrrrrr)

(Mereka berdua hanyalah kakak beradik yang sangat dekat . Ya, bukannya itu
sesuatu yang menggemaskan?)

Seraya memikirkan kembali hal itu, Kyotarou dengan hangat mengawasi


mereka bersama Tomohisa ... Di ujung pandangan mereka, Yuki sedang
memeluk punggung Masachika. Kedua lengan dan kakinya terjalin dengan
erat.

“Kenapa? Apa ada yang salah?”

“Tidak, entah kenapa ... karena aku sudah memeluk ayah, jadi kupikir aku
harus memeluk Onii-chan juga.”

“Ketimbang meluk, ini sih mirip naik kuda-kudaan ... ditambah lagi, kamu itu
berat, tau?”

“Hah? Apa kamu barusan memberi tahu seorang gadis kalau dia itu berat?”

“Aku memang bilang begitu?”

“Dasar keparattttttttttt!!!”

Sambil berteriak marah, Yuki membuka mulutnya dan memamerkan giginya,


dia lalu mengincar leher Masachika…

PDF BY: bakadame.com


“Gigit gigit”

“Jangan digigit, jangan digigit.”

“Hmm ~ kurasa sekitaran peringkat A2 ~”

“Hmm! Rasanya jadi sulit untuk mengomentarinya ... kamu setidaknya bisa
mengoyak kalau peringkat F1.”

“Enggak ada yang namanya F1. Lagipula ini bukan mobil.”

“Tidak, itu sih aku sudah tahu. Tapi sebagian besar yang begini biasanya
peringkat F, ‘kan?

“Sesuatu seperti 'Adikku mengejekku karena mempunyai peringkat F tak


terandingi di kantin sekolah'?”

“Yah, kurang lebih semacam itu ... tunggu sebentar, apa kamu tadi bilang
kantin sekolah?”

“Ahh, yang tadi itu cuma sub judul, dan judul utamanya adalah ‘Reinkarnasi
Daging Sapi’.”

“Bukannya itu nanti dimakan! Karya macam apa itu!”

“Karakter utama bereinkarnasi sebagai Minotaur di dunia lain, memasak


tubuhnya sendiri di kantik sekolah yang dilanda kekuarangan pasokan
makanan, dan membuat para heroine melepaskan pakaian mereka sambil
berkata ‘Yummi~!’”

PDF BY: bakadame.com


“Jangan berpikir kalau kamu bisa membuat orang-orang membacanya cuma
karena melepas baju gadis-gadis cantik, oke?”

“Oh iya, omong-omong, semua heroine-nya adalah montsrer troll.”

“Sungguh gambaran yang menjijikan!”

“Kamu ini bicara apa? Ini merupakan karya yang menyentuh di mana dua
spesies yang berbeda saling memahami melalui kegembiraan makan,
kebahagiaan yang umum bagi semua makhluk hidup.”

“Itu memang mengharukan kalau tidak ada unsur kanibalismenya.”

“Di akhir cerita, ketika karakter utama memberikan tangan kanannya yang
tersisa kepada cucu kepala sekolah dan berkata sembari tersenyum sedih, 'Ah,
kurasa aku tidak bisa memasak lagi,' kamu tidak bisa membendung air
matamu, iya ‘kan”

“Cuma orang-orang psikopat saja yang mau membaca karya semacam itu.”

“Dan pada akhirnya, si karakter utama membalas adik perempuan yang


mengejekknya dengan hidangan terbaik yang pernah ada.”

“Bukannya itu balas dendam yang terparah?!! Itu cara balas dendam yang
paling menjijikan!!”

“Yah, karena adiknya juga sama-sama Minotaur dan herbivora, jadi dia tidak
bisa memakan hidangan itu.”

“Ini seperti membuang lumpur ke dalam sampah dengan sisa rasa yang tidak
enak.”

PDF BY: bakadame.com


“Bagaimana dengan itu? Menarik, bukan?”

“Ya, aku jadi tertarik dengan isi kepalamu yang bisa memikirkan ide semacam
itu.”

Yuki mengguncang kerasa tubuh Masachika dengan serangkaian ocehan


ngelantur dan tawa cekikikan. Ketika melihat pemadangan itu, Kyotarou
dengan cepat mengalihkan perhatiannya ke teras dengan senyum di wajahnya.

(Yup, bukannya mereka terlalu dekat?)

Mau tak mau, Ia jadi kepikiran hal semacam itu.

PDF BY: bakadame.com


Chapter 5 – Ideal dan Realita

“Maaf ya, sudah menyuruh kalian semua berkumpul di sini selama liburan
musim panas.”

Di dalam ruangan OSIS selama masa liburan musim panas. Ketika Touya
meminta maaf karena mengadakan pertemuan mendadak, anggota OSIS lain
yang berkumpul menggelengkan kepala dari ke kiri dan kanan seolah-olah
mereka tidak terlalu mempermasalahkannya. Masachika lalu membuka
mulutnya untuk mewakili yang lain.

“Tidak, yah, aku sendiri tidak keberatan, tapi ... apa ini tentang masalah
perubahan seragam?”

“Hmm? Ahhh, bukan, karena aku dan Chisaki yang akan menangani itu ....”

“Apa Ketua yakin? Jika ada yang bisa kami lakukan, kami akan membantumu,
oke?”

“Terima kasih banyak. Tapi urusan yang itu benar-benar tidak perlu.
Sebaliknya, aku ingin meminta bantuan kalian mengenai sesuatu......”

“Minta bantuan perihal apa?”

Touya lalu melihat sekeliling pada semua anggota kecuali Chisaki dan
bertanya sembari menurunkan alisnya sedikit.

“Kira-kira ... apa kalian sudah tahu mengenai Tujuh Misteri yang sekarang
sedang populer di sekolah?”

PDF BY: bakadame.com


“Tujuh Misteri tuh ..... misteri yang mirip seperti hantu Hanako-san di toilet
atau model tubuh manusia yang bergerak sendiri?”

“Betul sekali. Yah, meski isinya sedikit berbeda, sih ...”

Karena masih belum memahami apa yang Touya bicarakan, Masachika


menatap Alisa yang ada di sebelahnya. Namun, mana mungkin Alisa, yang
lingkaran pertemanannya lebih kecil dari Masachika, bisa mengetahui sesuatu
yang tidak diketahui Masachika. Saat mereka berdua bertukar pandang
dengan bingung, Yuki yang duduk di seberang mereka, mengangkat suaranya.

“Aku pernah mendengar beberapa dari mereka. Kalau tidak salah ‘Sosok
Bayangan yang berdiri di atap’, ‘Patung Terbalik’, dan ‘Sosok siswi merah’
...?”

“Suou sudah tahu tentang itu, ya? Memang, tiga hal yang disebutkan Suou
tadi termasuk dalam Tujuh Misteri sekolah ini.”

“Hmm... entah kenapa itu nama yang tidak kukenal.”

“Benar sekali. Entah itu hantu toilet Hanako-san, piano yang berbunyi sendiri
di malam hari, atau anak tangga yang bertambah banyak? Bukan hal semacam
itu yang dibicarakan.”

“Yah, jika seseorang sudah menjadi anak SMA dan mendengar cerita hantu
yang sudah pasaran, mereka akan kesulitan buat menanggapinya ...
Ngomong-ngomong, isi dari ketiga misteri itu bagaimana?”

Ketika Masachika menanyakan pertanyaan ini dengan senyum masam, Yuki


membalas sambil tersenyum sedikit misterius.

PDF BY: bakadame.com


“Kamu yakin ingin mendengarnya? Ada beberapa cerita yang cukup
menakutkan, loh.”

“Eh, yang bener? Ngomong-ngomong, seberapa menakutkannya ?”

“Ini sama menakutkannya dengan sekrup kecil yang jatuh di dekat


microwave.”

“Itu sih sangat menakutkan! Lah, bukannya maksud dari menakutkannya jadi
sedikit berbeda?”

“Fufu, aku hanya bercanda, kok~”

Sambil tertawa kecil, Yuki mulai berbicara tentang isi Tujuh Misteri Akademi
Seirei.

‘Sosok Bayangan yang berdiri di atap’. Kadang-kadang, ada sosok hitam yang
terlihat berdiri di atap gedung sekolah yang dilarang untuk dimasuki. Entah
kenapa, siluetnya tidak jelas dan jenis kelaminnya pun tidak diketahui, tapi
para siswa yang menyaksikan itu semua merasakan tatapan yang kuat dari
sosok tersebut.

‘Patung Terbalik’. Pada tengah malam, sisi kiri dan kanan patung batu di
ruang seni itu dibalik. Meski hanya itu saja fenomena yang terjadi, tapi ada
kesaksian saksi mata dari beberapa anggota seni, dan ada juga bukti foto
bagaimana patung tersebut dibalik.

‘Sosok siswi merah’. Di dalam gedung sekolah usai sepulang sekolah, ada
beberapa siswa bertemu dengan seorang siswi yang menderita luka misterius
di suatu tempat di tubuhnya. Namun, tidak ada satu pun siswa bisa mengingat

PDF BY: bakadame.com


wajah gadis itu, tapi dalam beberapa hari, mereka akan terluka di area yang
sama di mana gadis itu terluka.

“Hmm ...”

Setelah mendengar penjelasan Yuki, Masachika mengeluarkan tanggapan


yang tidak terlalu tertarik. Yuki tersenyum pahit pada reaksi ini, yang
tampaknya sangat tidak Ia percayai.

“Kelihatannya kamu tidak terlalu tertarik, ya?”

“Tidak, habisnya ... itu cuma kabar angin saja, iya ‘kan? Bahkan jika kamu
bilang ada bukti foto, di jaman sekarang murid-murid bisa mengedit foto
dengan gampang.”

“Yah, kurasa itu ada benarnya.”

Yuki tampaknya berbagi pandangan yang sama dengan Masachika, dia


menganggukkan kepalanya dan mengangkat ringan bahunya pada saat yang
bersamaan. Sejak awal, Yuki mungkin juga tidak mempercayai Tujuh Misteri
tersebut. Bukan hanya mereka berdua, anggota yang lain ada yang tersenyum,
terlihat tanpa ekspresi, atau tidak tertarik. Kecuali satu orang.

“Uuuuu~~… apa-apaan dengan cerita itu… duh~, aku jadi tidak berani
berjalan sendiri di sekitar gedung sekolah sepulang sekolah lagi, ‘kan …”

“Eh, Masha-san?”

Maria merangkul dirinya sendiri dengan kedua tangan dan gemetaran. Tidak
ada senyum lembut biasa di wajahnya, dan cara dia melihat sekeliling dengan
cemas menunjukkan kalau Maria sangat ketakutan. Melihat reaksi berlebihan

PDF BY: bakadame.com


dari teman baiknya, Chisaki yang duduk di depannya, memanggilnya dengan
senyum masam.

“Tidak, tidak, Masha, itu cuma rumor saja, tau. Jadi, jangan terlalu ketakutan
begitu ...”

“Uuhh~, tapi pepatah bilang kalau kamu tidak bisa menyalahkan seseorang
untuk sesuatu yang tidak kamu curigai, ‘kan?”

“Eh? Aku tidak salah dengar, ‘kan? Bukannya tidak ada asap jika tidak ada
api?”

“Haha, rasanya cuma buang-buang waktu untuk mengatakan yang kurang


benar. ...... tapi maknanya sendiri hampir mengatakan hal yang serupa.”

“Hmm?”

“Ya ampun, Masha! Kesalahan macam apa yang kamu katakan ...”

Maria berkedip kebingungan, dan Alisa mengoreksi kesalahannya dengan


ekspresi malu di wajahnya. Menoleh ke arah sampingnya, Masachika tampak
sedikit terkejut pada Chisaki dan bertanya.

“Meski begitu, Sarashina-senpai, apa kamu tidak takut pada hantu?”

“Eh?... Tidak sama sekali, kok. Kenapa emangnya?”

“Kupikir Sarashina-senpai itu tipe orang yang ‘Hantu itu menakutkan karena
aku tidak bisa memukulnya!’”

PDF BY: bakadame.com


Chisaki memiringkan kepalanya dengan ekspresi keheranan ketika dia
mengucapkan kalimat template yang sering diucapkan oleh karakter tipe otak
otot dalam dua dimensi.

“Kamu ini bicara apa? Hantu juga masih bisa dipukul, ‘kan?”

“Eh?”

“Ehh?”

““““““Ehhhhhhh?””””””

Tatapan enam orang di ruangan itu semuanya terfokus pada Chisaki sekaligus.
Namun, Chisaki tersentak kaget seolah-olah dia tidak bisa memahami kenapa
dirinya dilihat seperti itu. Menanggapi reaksinya yang sepertinya bukan
candaan ...

“Jadi Ketua, empat misteri lainnya bagaimana?”

“Oh, aku juga ingin mendengarnya.”

“Oh iya, cerita lainnya ...”

Merke berenam memutuskan untuk berpura-pura tidak mendengar apa-apa.


Karena jika mereka melangkah lebih jauh, mereka akan melihat ke dalam
jurang dalam yang tidak ada bandingannya dengan tujuh misteri sekolah. Ya,
fakta bahwa dia bisa memukulnya berbarti itu bukan hantu, melainkan
sesuatu lain yang mirip saja, yup anggap saja seperti itu.

“Ummm, berdasarkan cerita yang kudengar ...”

PDF BY: bakadame.com


Kemudian Touya mulai menceritakan empat misteri lainnya.

‘Suara isak tangis dari gedung klub’. Di gedung klub, suara isak tangis seorang
wanita bisa terdengar entah dari mana.

‘Tangga Pembawa keberuntungan’. Jika kamu memutar gacha di tangga


menuju atap, kamu memiliki kemungkinan besar untuk mendapat SSR.

“Permisi, aku mau ke toilet dulu sebentar.”

“Itu sih tidak masalah, tapi Masachika-kun, kamu perlu meninggalkan


smartphone-mu di sini, oke?”

“Ah, kalau gitu tidak jadi, deh.”

“Kamu ini jujur banget ya, Kuze.”

‘Kucing tak berwujud. Kadang-kadang seseorang bisa mendengar kucing


mengeong di gedung olahgara di sebelah halaman sekolah. Namun, tidak ada
yang benar-benar melihatnya.

‘Bunga sakura gila di belakang gedung sekolah’. Pohon sakura yang tumbuh di
belakang gedung sekolah terkadang mekar menggila di malam hari. Jika
bunganya berwarna putih, keberuntungan akan datang kepada seseorang yang
melihatnya; jika berwarna merah, nasib sial akan menimpa seseorang yang
melihatnya.

“Dan yah, jika ditambahkan dengan yang sudah Suou ceritakan, totalnya ada
tujuh.”

PDF BY: bakadame.com


Touya menutup mulutnya setelah mengatakan ini, dan Masachika memijat
alisnya seolah-olah kepalanya terasa pusing.

“Ummmm, yah, mau menyalahkan Ketua juga percuma, tapi ... ada banyak hal
yang ingin aku komentari. Maksudku, gacha jelas-jelas merupakan misteri
yang dibuat-buat supaya bisa memenuhinya jadi “tujuh” misteri, iya ‘kan?”

“Yah, begitulah?”

“Suara seorang wanita ... kupikir itu bisa jadi hanya suara hembusan angin
atau suara gesekan dinding ... Yah, aku sedikit khawatir tentang bagian isak
tangisnya, sih. Dan suara kucing itu hanyalah kucing yang berkeliaran dari
tempat lain.”

“Yah, kalau dipikir-pikir lagi secara normal, itulah penjelasan yang masuk
akal.”

“Selain itu, bunga sakura yang menggila? Semua pohon bunga sakura sekolah
kita awalnya berwarna putih …... Perbedaan warnanya tergantung pada
varietasnya, jadi mana mungkin bunganya bisa mekar dengan warna yang
berbeda.”

“Memang benar, sih. ... makanya itu dinamakan sebagai ‘Tujuh Misteri’, iya
‘kan?”

“Hmmm ... meski begitu, menurutku sih tentang perbedaan antara putih dan
pink, tergantung pada siapa yang melihatnya .....”

Setelah memberikan pendapat negatif seperti itu, Masachika menyadari kalau


dirinya terdengar seperti mengeluh terus dan meringkuk.

PDF BY: bakadame.com


“Aku minta maaf, aku sudah mengatakan hal negatif melulu.”

“Oh tidak apa-apa, pendapat kritis semacam itu juga penting. Jadi, jangan
khawatir tentang itu.”

“Terima kasih banyak. Jadi apa kaitannya dengan ‘Tujuh Misteri’ itu?”

Ketika ditanya demikian, raut wajah Touya berubah menjadi agak kesulitan
dan menyilangkan tangannya.

“Kaitannya dengan itu ... Baru-baru ini, tampaknya ada banyak murid yang
diam-diam menerobos masuk gedung sekolah untuk mencari tahu Tujuh
Misteri ini, padahal mereka tidak punya urusan di sana...”

“Haaa ...”

“Jika siswa yang datang ke sekolah untuk kegiatan klub saja sih tidak ada
masalah ... tapi sayangnya, ada beberapa siswa mencoba memasuki atap yang
tertutup, dan bahkan ada beberapa siswa yang menyelinap ke sekolah di
tengah malam.”

“EEhhhh~ ... padahal sudah anak SMA, tapi masih ada yang melakukan hal
semacam itu?”

Yuki mengangguk setuju dengan Masachika yang meledek hal tersebut, dan
kemudia dia mengajukan pertanyaan.

“Menyelinap di tengah malam ... Bukannya itu sudah termasuk pelanggaran


peraturan? Kupikir pihak sekolah takkan membiarkannya begitu saja... Dari
mana Ketua mendapatkan informasi itu?”

PDF BY: bakadame.com


“Yah ... Sebenarnya, tampaknya ada video cuplikan langsung dari acara
tersebut telah diposting di situs SNS ... Siswa yang melihatnya langsung
mengirimkannya padaku tempo hari yang lalu.”

“Uwahhhhh ... bego banget~. Orang yang semacam itu selalu saja ada di
mana-mana.”

Tergantung pada kasusnya, isinya mungkin bisa bocor ke dunia luar dan
menyebabkan kegemparan, atau bahkan mengarah pada mengekspos
orang-orang yang terlibat setelah kontributornya diidentifikasi, yang tidak
hanya membuat Masachika, tapi juga Alisa dan Chisaki mengerutkan kening.
Rupanya, bahkan di sekolah bergengsi seperti Akademi Seirei, ada beberapa
orang sembrono dengan keterampilan manajemen krisis yang rendah.

“Hmm, yah, aku langsung mengeluarkan peringatan keras secara pribadi


kepada orang yang terlibat dalam video itu. Video tersebut tampaknya telah
dihapus, jadi kurasa tidak ada masalah mendesak untuk saat ini, tapi … aku
tidak yakin apa ada siswa lain yang akan melakukan hal yang sama. Untung
saja kali ini belum ada guru yang mengetahuinya, tapi jika ada guru yang
menemukannya, aku yakin kalau mereka akan mendapat hukuman.”

“Benar juga. Untung saja itu tidak menjadi masalah besar.”

Mengangguk pada kata-kata Yuki, Touya menaikkan nada suaranya sedikit.

“Oleh sebab itu. Bagaimana kalau pihak OSIS melakukan penyelidikan tentang
Tujuh Misteri untuk menenangkan trend Tujuh Misteri ini?”

“Menyelidiki ... dengan kata lain, mencari asal mulanya ... lalu dengan sepat
menyebarkan informasi kalau “Semuanya itu cuma hoaks” dan membuat para
siswa kehilangan minat?”

PDF BY: bakadame.com


“Itu tepat sekali, Suou. Untuk lebih jelasnya, tidak masalah apakah buktinya
itu palsu atau bukan. Misalnya saja suara kucing mengeong di gedung
olahraga, kalian bisa berfoto dengan kucing yang kalian bawa dari tempat lain
dan mengatakan kalau kucingnya sudah ditemukan. Tujuannya bukan untuk
mengungkapkan identitas sebenarnya dari Tujuh Misteri, tapi untuk
berpura-pura kalau kita sudah mengungkapkannya. Pokoknya, aku ingin
mengakhiri booming Tujuh Misteri ini secepat mungkin.”

“Sebenarnya, beberapa anggota klub Kendo sudah membicarakannya ... Yah,


aku tidak berpikir kalau mereka akan masuk tanpa izin, tapi aku masih sedikit
khawatir ...”

Mendengar Chisaki berkata demikian, Masachika menganggukkan kepalanya


sambil berpikir dalam hati, “Tidak, itu mungkin sebagian karena
Sarashina-senpai membuat pernyataan sesuatu seperti 'hantu itu ada'...”.

“Baiklah dimengerti. Memang benar kalau ini merupakan salah satu otonomi
siswa, dan salah satu tugas yang perlu dilakukan oleh OSIS.”

Anggota lain juga secara lisan setuju dengan perkataan Masachika. Touya
merasa lega karena sepertinya tidak ada yang enggan untuk bekerja sama.

“Terima kasih banyak. Aku ingin kalian segera menyelidikinya ... Maaf,
padahal aku sendiri yang meminta kalian, tapi aku dan Chisaki akan
menghadiri rapat tentang perubahan seragam ...”

“Maaf banget ya. Karena sudah siang, aku tidak bisa ikut bergabung dengan
kalian hari ini...”

PDF BY: bakadame.com


Touya dan Chisaki menurunkan alis mereka dengan permintaan maaf, tapi
anggota lainnya mengangkat suara kalau mereka tidak terlalu
mempermasalahkannya dan membujuk mereka berdua untuk tidak terlalu
mencemaskannya.

“Tidak, tidak, aku tidak keberatan sama sekali, kok. Justru sebaliknya, urusan
seragam yang kalian berdua tangani jauh lebih sulit. Aku bahkan sudah
diperbolehkan mengunjungi vila Ketua selama kamp pelatihan nanti, jadi
masalah kecil ini biar kami yang menanganinya.” (Masachika)

“Ya, tidak ada gunanya memiliki begitu banyak orang, jadi serahkan saja
urusan ini pada kami.” (Alisa)

“Kami akan menangani masalah ini, jadi tolong jangan terlalu


mengkhawatirkan tentang itu.” (Yuki)

“Seperti yang sudah dikatakan semuanya. Semoga anda berdua berhasil.”


(Ayano)

“Kalian juga melakukan yang terbaik di sana, ya? Ak-Aku juga ... meski aku
merasa takut, tapi aku akan melakukan yang terbaik!” (Masha)

Touya dan Chisaki tersenyum pada kata-kata penyemangat yang mereka


terima. Setelah itu, mereka mulai membahas langkah selanjutnya.

“Kalau begitu, mari kita selidiki secara terpisah ... Tapi cuma setengah dari
Tujuh Misteri yang bisa kita selidiki setelah malam, ya?”

“Benar juga ... maaf, karena aku dan Ayano memiliki jam malam, jadi ...”

PDF BY: bakadame.com


“Ah, kalau itu sih apa boleh buat. Kalau begitu, hanya ada aku, Alya, dan
Masha yang akan melakukan penyelidikan setelah malam...?”

“Aku sih tidak keberatan.”

“I-Iya, baiklah. Aku mengerti.”

“Maaf ya. Aku akan meminta izin kepada guru mengenai perihal itu. Mari kita
sembunyikan fakta kalau ada siswa yang menyusup ke sekolah, dan
berpura-pura kalau kita sedang menyeldiki Tujuh Misteri karena ada siswa
yang merasa cemas dengan rumor tersebut.”

“Kedengarannya bagus. Mohon bantuannya mengenai izin itu.”

Setelah beberapa diskusi lebih lanjut, pertemuan itu berakhir. Setelah istirahat
sejenak, mereka memutuskan untuk melakukan penyelidikan yang
sebenarnya.

“Ah iya, Kuze-kun.”

“Iya?”

Selama istirahat, masing-masing orang ada yang pergi ke kamar kecil atau
untuk membeli minuman, Masachika sendiri hendak ke kamar kecil saat
Chisaki menghentikannya dari belakang dan berbalik. Kemudian, Chisaki
mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan mengulurkannya pada
Masachika.

“Terima ini, aku akan meminjamkanmu ini.”

“Apa ini…”

PDF BY: bakadame.com


Benda yang Chisaki pinjamkan padanya ternyata ialah ... sebuah juzu*. Ini
adalah juzu asli yang anehnya terbuat dari serangkaian batu obsidian yang
dipoles. (TN: Tasbih Doa yang digunakan oleh semua umat Buddha)

(Apa maksudnya minjamin ini padaku!?)

Masachika tertegun pada perkembangan misterius karena dipinjamkan juzu


oleh senpainya. Mungkin merasakan kebingungan Masachika, Chisaki
menambahkan penjelasan.

“Lihat, buat jaga-jaga kalau yang aslinya keluar. Kamu tinggal menggunakan
ini, oke?”

“Hah? Maksunya yang ‘asli’…... eh, jangan bilang hantu yang asli? Tapi,
bagaimana cara menggunakannya ...”

Apa Ia perlu memegangnya di antara kedua tangannya sambil mengucapkan


doa pengusiran? Masachika membayangkan hal semacam itu seraya
memikirkan adegan pengusiran setan yang dilakukan oleh para biksu di dalam
manga.

“Caranya, ya ...”

Sedangkan di sisi lain, Chisaki tampak sedikit bingung dan melilitkan juzu di
sekitar tangan kanannya dari jari telunjuk ke jari kelingking, mirip seperti
senjata Brass Knuckle.

“Caranya dililit begini, terus begini.”

“…Hou.”

PDF BY: bakadame.com


Kemudian, ketika dia meremas juzu yang melilit jari-jarinya dan
mengepalkan tinjunya, dia tiba-tiba mengarahkan tinjunya ke atas langit.

“Setelah itu, begini!”

“Ho~”

Dengan kata lain, kasih bogem mentah. Jika kamu tidak punya waktu
melantunkan doa, kamu tinggal pukul saja. Lagipula, otot adalah jawaban
untuk segalanya.

“Oh, jika terlihat terlalu sulit untuk didekati, aku menyarankan untuk
membongkarnya dan menggunakannya sebagai peluru jari.”

“Jangan mengatakannya seolah-olah peluru jari itu wajib dipelukan. Tapi yah,
aku bisa menembaknya, sih. Aku ‘kan otaku.”

“Oh, kalau gitu ceritanya jadi cepat. Kalau begitu aku akan meminjamkanmu
ini. Tolong lingungi gadis-gadis dengan ‘Lianyang Lotus Sutra’ ini.”

“Jelas-jelas ini item yang cuma bisa didapatkan di dungeon terakhir. Kira-kira
apa tidak masalah? Apa aku punya level peralatan yang cukup?”

“Jangan khawatir, tidak perlu cemas begitu. Bahkan jika kamu tidak punya
kemampuan yang cukup, benda itu cuma menyedot sedikit masa hidupmu,
kok.”

“Owalah ternyata begitu toh~, kalau gitu aku bisa merasa lega!”

PDF BY: bakadame.com


Setelah mengucapkan dengan riang dan ceria, Masachika dengan hati-hati
menerima juzu itu.

(Ngomong-ngomong, kenapa orang ini bisa membuat senyum yang sangat


manis ...)

Seperti biasa, Masachika dibuat bergidik oleh Senpainya yang tidak tahu
seberapa serius dan seberapa bercandanya dia, Masachika kemudian
memutuskan kalau Ia tidak akan pernah memakainya.

◇◇◇◇

“Yoshi, baiklah. Kalau begitu, mari kita mulai penyelidikannya!”

“Kamu ini bicara apa? Bukannya kamu sudah selesai menyelidiki satu dari
Tujuh Misterinya.”

Tsukkomi Alisa bergema di tangga menuju atap dengan ekspresi tercengang di


wajahnya. Di sisi lain, Masachika menanggapinya sambil berbalik dengan
senyum berbahaya dan pupil mata yang melebar.

“Hahahaha, apa yang kamu bicarakan? Bukannya penyelidikan kita baru saja
dimulai.”

“Tidak... sudah kubilang, bukannya barusan di tangga ini, kamu …”

PDF BY: bakadame.com


“Tidak terjadi apa-apa, kok? Ya. Itu cuma ilusi kalau 5.000 batu yang aku
kumpulkan dengan menonton iklan setiap hari meleleh dalam sekejap, ‘kan?”

“Hah ...”

Yuki tersenyum tak kenal takut di samping Masachika, yang berusaha keras
untuk melarikan diri dari kenyataan.

“Fufufu... percobaannya masih belum cukup untuk mengatakan kalau rumor


itu cuma hoaks. Bukankah menurutmu begitu...?”

“Jangan Yuki-sama, Anda tidak boleh melangkah jauh sampai ke sana.”

Ayano dengan tenang menghentikan Yuki, yang mencoba melakukan top-up


gacha dengan senyum dan tatapan mata yang terbuka lebar. Mereka berdua
sama-sama kena apes. Jangankan SSR, mereka bahkan tidak bisa
mendapatkan karakter tingkat SR. Yang ada justru sebaliknya, tarikan gacha
mereka jauh lebih ampas dari biasanya.

Begitu penyelidikan dimulai, dua orang mengalami penurunan nilai SAN


dengan faktor yang sama sekali berbeda dari rasa takut. Melihat situasi itu,
Maria yang biasanya tidak bermain game, tersenyum bermasalah.

“Umm, apa kamu baik-baik saja? Mau aku elus-elus buat menghiburmu?”

“Kamu tidak perlu melakukan itu.”

“Eh, memangnya boleh?”

“Kamu juga jangan ikut kepancing!”

PDF BY: bakadame.com


Jadi, setelah menghabiskan beberapa menit untuk memulihkan kondisi
mentalnya, Masachika dengan lihai mengabaikan tatapan dingin Alisa, dan
menunjuk ke ujung tangga dengan penuh semangat.

“Kalau begitu, ayo pergi ke atap!”

“Kenapa kamu malah mendadak semangat begitu ...”

“Tidak, tentu saja aku bakalan semangat. Atap sekolah merupakan tempat
yang romantis, iya ‘kan?”

“Romantis apanya?”

Alisa mengerutkan alisnya dengan curiga, tapi Maria mengangguk


dalam-dalam di sampingnya.

“Aku paham banget~... atap sekolah tuh memang enak banget ‘kan~.
Kedengarannya seperti sesuatu yang indah akan terjadi, bukan?”

“Fufufu, kalau tidak salah dalam novel remaja, protagonis dan


teman-temannya sering berkumpul di atap, ‘kan.”

Maria yang terlihat bersemangat dan meninggikan suaranya dengan


berseri-seri, sedangkan Yuki, dia tertawa dengan elegan dan menunjukkan
rasa antisipasi juga. Ayano sudah membaur jadi udara.

“Yah, begitulah. Selain itu, fakta bahwa area atap biasanya tertutup
memberikan kesan seperti markas rahasia.”

“Gitu, ya.”

PDF BY: bakadame.com


Ketika Masachika mengalihkan pandangannya ke atap, Alisa menghela nafas
ringan seolah berkata, ‘Aku tidak bisa meladenimu terus’.

“Yah, terserah apa katamu, tapi jangan lupa tujuan awal kita kemari, oke?”

“Iya, iya, duh...”

Seraya manggut-manggut pada saran Alisa, Masachika menaiki tangga dan


menyipitkan matanya pada pintu masuk atap.

“Hmmm~ Tidak ada masalah khusus dengan pintunya. Sepertinya kenop dan
kuncinya tidak rusak, dan tidak mungkin untuk dibobol... iya, ‘kan?”

“Benar juga~ kurasa mana mungkin ada siswa yang bisa masuk ke sana
sendiri.”

Setelah memeriksa sepintas area sekeliling, Masachika menyimpulkan kalau


mustahil bisa masuk tanpa kunci.

“Baiklah! Sekarang waktunya kita ke atap!”

“Okee~ kalau begitu aku buka ya~.”

Kemudian, Maria membuka pintu dengan kunci yang dipinjam dari ruang
guru, dan pintu yang menuju ke atap dibuka.

“Ohh~”

Suara Masachika dipenuhi dengan antisipasi saat area atap yang belum pernah
Ia kunjungi akan terbuka. Sembari menyipitkan mata pada sinar matahari
yang menyilaukan, dan kemudian ……

PDF BY: bakadame.com


“Kotor banget!!”

Ekspresi wajahnya langsung berkerut saat melihat pemandangan yang tidak


romantis sama sekali dan justru tidak sedap dipandang.

Yah, itu tidak mengherankan karena atap tersebut tidak pernah dibersihkan,
….. area atap itu ditutupi sesuatu yang hitam, kotoran burung berjatuhan di
mana-mana, dan ada banyak lumut hijau yang tumbuh di bawah pagar, jadi
area tersebut tidak bersih sama sekali.

“Uwaaahh...”

“... Ini sih cukup mengerikan juga.”

“Uhhh ... ini tidak seindah seperti shoujo manga...”

Tiga orang yang berfantasi romantis tentang atap benar-benar dibuat kecewa
ketika ilusi mereka dihancurkan dengan kejam. Alisa mengembalikan
percakapan ke tujuan semula, usai memberikan pandangan kecewa pada
Maria, yang menjadi sangat sedih.

“Lantas, apa yang akan kita lakukan? Sebagai tindakan pencegahan tujuh
misteri ... kupikir penjelasan yang lebih rasional dan terbaiknya ialah
menjelaskan bahwa sosok yang muncul di sini hanyalah manusia?”

“Betul, juga... Kurasa lebih baik untuk membuat jejak kaki di dekat pagar di
sisi halaman sekolah dan memotretnya. Bersamaan dengan foto itu, kita bisa
menyebarkan informasi bahwa seorang kontraktor memasuki atap. Selama
tidak ada siswa yang berusaha memasuki tempat ini, tidak ada penjelasan lain,
dan sebaliknya, tidak ada yang bisa menyangkal keberadaan kontraktor.”

PDF BY: bakadame.com


“Yah, kurasa itu masuk akal... atau lebih tepatnya, cuma itu yang bisa kita
lakukan sekarang.”

Mengangguk atas saran Yuki, Masachika tiba-tiba mengangkat wajahnya dan


menyadari bahwa mereka berempat sedang menatapnya.

“... Eh, aku?”

“Dalam hal ukuran sepatu, bukannya cuma kamu yang pas?”

“Dari segi berat, kupikir lebih mudah membuat jejak kaki dengan bobot yang
lebih berat. Kamu pasti merasa senang ‘kan, bisa memasuki atap yang kamu
dambakan.”

Dua kandidat ketua OSIS selanjutnya secara mengejutkan bekerja sama untuk
menyudutkan Masachika. Meskipun mereka mengatakan hal-hal yang masuk
akal, jelas sekali kalau mereka tidak ingin menginjakkan kakinya di area itu

“Ehhh~ ... di sini, dengan sepatuku?”

Namun, hal yang sama berlaku untuk Masachika. Lagipula, siapa juga yang
mau berjalan ke tempat yang kotor dan menghentakan sepatu mereka untuk
meninggalkan jejak kaki? Ketika Masachika hendak meminta bantuan Maria
untuk menanyakan apa ada cara lain, tapi ….

“Uhh~ bermain kembang api di atap... Waktu makan siang di atas lembaran
vinyl... Bersembunyi dan diam-diam merokok...”

...... Rupanya, dia masih berusaha mengejar mimpi yang hancur. Lagian, rokok
sih enggak baik.

PDF BY: bakadame.com


“... Ummm kalau begitu, bagaimana kalau saya saja yang melakukannya?”

Begitu Ayano terus menatapnya usai mengatakan itu, Masachika tidak punya
pilihan selain mengatakannya.

“Tidak, biar aku saja yang melakukannya...”

Kemudian, begitu turun ke lantai satu untuk mengambil sepatunya,


Masachika berkeringat di bawah langit musim panas dan membuat jejak
kakinya di atap.

(Kira-kira apa ada pekerjaan OSIS yang lebih menyedihkan dari ini...)

Ketika melihat ke bawah, Ia bisa melihat klub atletik sedang bercucuran


keringat di halaman sekolah. Ketika mendongak ke atas, Ia melihat burung
terbang bebas di langit. Oh, betapa menyenangkannya itu. Tapi Ia bersumpah
takkan pernah memaafkan mereka karena sudah mengotori atap dengan
kotoran.

“Masachika-kun~? Kok kakimu berhenti~?”

(Kamu juga sama, dasar adik tengil, memangnya salah siapa yang membuatku
sampai melakukan ini?)

(Ahh!! terserahlah ...)

Realitas keji telah menghancurkan fantasinya dan membuatnya melakukan


pekerjaan yang menyedihkan. ... Masachika, yang frustrasi karena berbagai
hal, secara spontan langsung mengeksekusi hal kesebelas dalam daftar
“Hal-Hal yang inign kulakukan di atap sekolah”. Setelah mengambil napas

PDF BY: bakadame.com


dalam-dalam, Ia berlari menuju pagar yang menghadap halaman sekolah dan
berteriak ...

“Persetan dengan yang namanya masa muda, bakayarooooo!!!!”

“Yang bodoh itu kamu kali.”

Masachika berhasil melaksanakannya, tapi langsung dibungkam oleh


perkataan dingin Alisa.

PDF BY: bakadame.com


Chapter 6 — Gudang dan Ruang Terkunci

“Ya ampun, kamu itu malu-maluin banget.”

“Apa boleh buat ‘kan, aku ingin mencobanya sesekali ...”

Setelah menyelesaikan tugas di atap, Masachika dan Alisa menuju ke halaman


sekolah. Tujuan mereka berdua adalah gudang peralatan olahraga.

Dari lima misteri yang tersisa, “Kucing tak berwujud” dan “Suara isak tangis
dari gedung klub”bisa diselidiki pada waktu siang hari. Mereka lalu
memutuskan untuk menyelidiki kedua tempat ini secara terpisah.

Pada dasarnya, mereka dibagi berdasarkan pasangan untuk kampanye


pemilihan, Maria diminta untuk pergi ke gedung klub, mengingat cakupan
penyelidikan yang cukup luas.

“Berteriak secara impulsif atau semacamnya, itu bukan sekedar


membahayakan orang saja, tau.”

“... Tapi yah, aku sudah menyesuaikannya supaya yang di bawah tidak bisa
mendengarnya, oke?”

Sambil berdebat hal semacam itu, mereka akhirnya tiba di gudang peralatan
olahraga. Ketika pintu logam berat dibuka, udara yang berdebu mengalir
keluar, dan mereka berdua secara refleks mengerutkan kening. Cahaya yang
masuk melalui pintu masuk dengan jelas menyinari debu yang beterbangan di
udara, dan hal itu sangat buruk bagi kesehatan seseorang.

PDF BY: bakadame.com


“Uwaahh ... apa kita harus memeriksa ke dalam ruangan ini?”

“... Mengeluh juga tidak ada gunanya. Ayo cepat kita mulai penyelidikannya.”

Begitu masuk ke dalam, hal pertama yang perlu mereka lakukan ialah
mendengarkan baik-baik apakah mereka bisa mendengar suara mengeong
atau tidak.

“...”

“...”

────Nyaa

“Tadi, aku barusan mendengar sesuatu!”

“Eh, dari arah mana?”

“Tolong diam dulu!”

Masachika mendekati di bawah Alisa dan berusaha mendengarkan bersama ...

“Yosh~ tinggal sedikit lagi!”

“Ayo keluarkan semangat kalian!”

“““Ohh!”””

“Duhh, di luar berisik banget! Masachika-kun, tolong tutup pintunya!”

“O-Oke.”

PDF BY: bakadame.com


Masachika menutup pintu geser yang berat atas perintah Alisa yang sedang
jengkel. Segera, bagian dalam gudang mulai tidak berangin, dan sepertinya
menjadi lebih panas lagi. Tapi mereka berusaha bertahan sebentar dan
mendengarkan dengan seksama.

“...”

“...”

Namun, meskipun sudah memusatkan semua perhatian pada pendengaran


mereka selama sekitar 20 detik, Masahika dan Alisa cuma bisa mendengar
suara dari klub atletik saja. Pada akhirnya, Alisa berseru dengan tidak puas.

“Sekarang aku tidak bisa mendengarnya lagi... duhh, padahal aku yakin kalau
aku mendengarnya tadi ….”

“Sudah, sudah, mendingan buka pintunya saja dulu ... lihat, di sini tuh panas
dan gelap, iya ‘kan?”

Sambil menenangkan dan membujuk Alisa, Masachika berusaha membuka


pintu geser...

Brukk!

“Hmm?”

Pintunya sama sekali tidak bergerak. Pintu tersebut berhenti ketika ada sedikit
celah di antara pintu.

“? Apa ada yang salah?”

PDF BY: bakadame.com


“Yah, sebenarnya ...”

Seraya berpikir kalau itu mustahil, Masachika meraih pegangan dengan kedua
tangan dan menariknya dengan sekuat tenaga, tapi pintu itu tetap tidak mau
terbuka.

“Eh, ya-yang benar saja ...”

“... Sayangnya, begitulah kenyataannya.”

Masachika menyerahkan tempatnya kepada Alisa, yang mendekatinya dengan


tatapan tidak sabar dan setengah curiga.

Namun, pintu itu tetap tidak mau terbuka walaupun orangnya diganti.

Pada saat itu, smartphone Masachika bergetar ringan. Ketika


mengeluarkannya dari saku dan melihatnya, Ia segera melihat pesan dari
Yuki.

[Halo~ kembali lagi bersama Yuki-chan, seorang adik perempuan yang sangat
pengertian.]

Masachika secara spontan ingin melempar smartphone-nya. Tapi Ia menahan


keinginannya dan menunggu pesan berikutnya masuk. Segera setelah itu,
pesan berikutnya datang.

[Demi Onii-chan pengecut yang tidak berani berbuat apa-apa terhadap


Alya-san meskipun sudah sering membawanya ke rumah, aku sudah
menyiapkan acara istimewa yang luar biasa untukmu.]

PDF BY: bakadame.com


...... Tidak, mereka sudah melakukan sesuatu yang mirip seperti kencan tempo
hari.

Meski ingatannya hilang di tengah jalan. Namun, Yuki seharusnya tidak


mengetahui hal itu, jadi Masachika tidak berkomentar apa-apa.

[Betul, ini adalah perpaduan adegan klise komedi romantis kuno yang bagus
dan acara yang baru-baru ini populer di beberapa kalangan, namanya adalah
“Kamu tidak bisa keluar dari gudang gedung olahraga sebelum ngewe———]

“Persetan dengan itu!”

Setelah membaca sejauh itu, Masachika tanpa ampun melempar


smartphone-nya. Smartphone Masachika terkubur di dalam matras biru besar
yang digunakan untuk pendaratan lompat tinggi. Pada saat yang sama, Alisa
berbalik dan bahunya tersentak kaget karena tiba-tiba mendengar suara aneh.

“Ap-Apa? Kamu kenapa?”

“... Tidak, bukan apa-apa. Aku cuma sedikit kesal karena tidak bisa
menghubungi Yuki.”

Sebenarnya, Masachika bisa menghubunginya. Namun, menghubungi


pelakunya sama sekali tidak membantu. Sekarang setelah dipikir-pikir lagi,
suara kucing yang didengar Alisa juga cukup mencurigakan. Akan lebih masuk
akal untuk berasumsi kalau suara kucing itu hanyalah akal bulus Yuki yang
dimainkan melalui smartphone-nya.

Semuanya itu demi membuat Masachika dan Alisa menutup pintu gudang
olahraga. Kemudian, dia tinggal mengunci mereka berdua dari luar.

PDF BY: bakadame.com


(Imouto yooooooooooooooooooo!!!)

Masachika menggertakkan giginya untuk menahan suaranya dan berteriak


hanya di dalam hatinya. Di depannya, ada sebuah pesan yang masuk ke
smartphone-nya.

[Jangan khawatir. Aku akan melepaskan kalian pada waktu yang tepat supaya
kamu tidak terkena sengatan panas]

(Itu sih enggak banyak membantu!)

[Jadi, sementara itu, cobalah untuk mengelus atau menggrepe-grepe salah


satu oppainya. Kalau mau, kamu boleh keblablasan buat ngewe, loh?]

(Mana mungkin aku akan melakukannya!!)

Menghembuskan napas kasar dan tak beraturan di antara gigi yang terkatup,
Masachika mengambil kembali smartphone-nya. Kemudian Alisa mengangkat
suaranya sambil menggelengkan lehernya ke kiri dan ke kanan.

“... Percuma saja, aku tidak bisa menghubungi Masha.”

“……Begitu ya.”

Itu sesuai dugaan Masachika.

Mana mungkin Yuki takkan menangani hal itu juga. Ada kemungkinan kalau
dia juga memberitahu klub atletik yang ada di luar dengan mengatakan,
“Mungkin akan ada sedikit keributan di gudang, tapi tolong jangan terlalu
dipikirkan, ya~”

PDF BY: bakadame.com


Jadi, tindakan yang dipilih Masachika ialah …

“... Yah, aku sudah mengirim pesan ke dalam grup OSIS. Bagaimanapun juga,
seseorang pasti akan datang ke sini setelah penyelidikan di tempat lain
selesai, dan kita hanya perlu menunggu sampai saat itu tiba.”

Mau tak mau Ia hanya bisa mengatakan itu.

“Menunggu ... Bukannya kita bisa berteriak untuk meminta bantuan dari
luar?”

“Mendingan jangan lakukan itu. Ada kemungkinan kalau mereka tidak bisa
mendengarnya, dan itu akan membuatmu cepat haus dan kepanasan.”

“Hmmp……”

Fakta bahwa tidak ada cara untuk mengisi ulang kehausannya membuat Alisa
menutup mulutnya. Setelah itu, dia diam-diam merenungkan selama sekitar
sepuluh detik apa dia bisa melarikan diri, tapi dia mengangkat bahunya
dengan pasrah karena tidak bisa memikirkan apa pun.

“... Kalau gitu, ayo kita cari kucingnya sampai bantuan datang.”

“Tidak, kamu ini rajin banget, ya.”

“Apaan sih? Bukannya sejak awal itulah tujuan kita kemari, dan aku
benar-benar mendengar suara kucingnya tadi.”

“Ummmm, yah ... itu sih, karena…”

PDF BY: bakadame.com


Menurut pendapat Masachika, ada kemungkinan kalau suara kucing tadi
adalah ulah Yuki. Karena Ia tidak bisa memberikan bukti maupun dasar
tebakannya, jadi Masachika hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan
ambigu.

Mungkin menganggap ini sebagai afirmasi, Alisa memencet sakelar di sebelah


pintu dan mencoba menyalakan lampu neon, tapi …

“… Ara?”

“Oh iya, kalau tidak salah penerangan di sini dipadamkan, ya ...”

Salah satu dari dua lampu neon yang terpasang di langit-langit benar-benar
padam, dan yang lainnya hanya memancarkan cahaya redup berwarna oranye
terang, yang hampir tidak berfungsi sebagai penerangan.

Sekarang setelah pintu ditutup, satu-satunya sumber cahaya yang layak


adalah jendela kecil yang ditempatkan tinggi di dinding. Penerangan itu juga
sebagian besar terhalang oleh tumpukan berbagai peralatan yang menumpuk
di depannya.

Berkat hal itu, mereka setidaknya masih bisa melihat satu sama lain, tapi area
di dekat dinding gudang melebur dalam kegelapan.

“ …. Lihat, ruangan ini terlalu gelap untuk mencari kucing. Jadi mendingan
kita diam saja, oke?”

“Kata siapa tidak bisa? Kita ‘kan masih bisa menggunakan lampu melalui
smartphone. Ayo cepat cari kucingnya.”

“Ehhh~ ...”

PDF BY: bakadame.com


Alisa mulai mencari kucing layaknya murid teladan, meskipun Masachika
sudah berusaha membujuknya.

Kalau sudah begini, Masachika tidak bisa berdiam diri terus dan terpaksa
memulai pencarian. Entah bagaimana mereka berpencar mencari bagian kiri
dan kanan, mencari jejak kucing sekitar lima menit.

“Gerah banget!”

Masachika tidak tahan untuk melepas blazernya karena udara panas di dalam
gudang, di mana Ia tidak bisa menemukan maupun mendengar meongan
kucing.

Ia juga melepas dasinya, mengaitkannya di keranjang terdekat untuk bola, dan


meraih bagian dada kemejanya untuk mengipas-ngipasi badannya yang
gerah.

“Haaa ... walaupun Ketua sedang mengusahakannya, tapi kita masih harus
menunggu supaya seragam musim panasnya bisa diganti, ya ...”

“... benar juga, seragam yang sekarang jelas-jelas bikin gerah.”

Masachika melirik ke arahnya saat Alisa menjawab dengan menyetujui


ocehannya, yang mana Ia sendiri tidak terlalu menyangka tanggapan darinya.
Kemudian, Alisa juga hendak melepas blazernya seperti Masachika.

Dia juga melepas dasi pitanya, membuka kancing tali bahu rok jumpernya, dan
hanya melepas setengah dari tubuh bagian atasnya, lalu menghembuskan
napas ringan dan mengipasi wajahnya dengan tangan.

PDF BY: bakadame.com


(Uuuhh……)

Melihat sosok yang menggairahkan itu …. membuat Masachika mau tak mau
jadi teringat … dengan insiden hipnosis yang terjadi di ruang OSIS sekitar
sebulan yang lalu, dan Ia merasa canggung.

Entah karena dia bisa merasakan tatapan Masachika atau penyebab lainnya,
pada saat tatapan mata mereka bertemu, Alisa mengerutkan alisnya dan dia
dengan cepat membalikkan tubuh bagian atasnya seolah-olah untuk
melindungi tubuhnya sendiri.

“Hei ... jangan lihat-lihat ke sini.”

“O-Ohh, maaf ...”

Tidak, dia bukannya memakai pakaian yang aneh-aneh. Jika dilihari dari
pakaiannya saja, seragam itu tidak berbeda jauh dengan seragam musim
panas sekolah pada umumnya. Tapi entah kenapa dia anehnya terlihat sangat
erotis meski cuma melepas blazernya saja.

(Ya ampunn~ kalau sudah begini, mendingan berkonsentrasi untuk


menemukan kucing saja lah)

Memutuskan itu di dalam hatinya, Masachika memulai pencariannya lagi ...


akan tetapi …

“... Masih tidak bisa menemukan apa pun, huh.”

Masachika sudah mencarinya ke sana-sini, membuka dan menutup berbagai


peralatan olahraga yang ada di dalam gudang, tapi Ia masih belum bisa
menemukan kucingnya. Namun, karena nama dari tujuh misterinya adalah

PDF BY: bakadame.com


“kucing tak berwujud”, wajar saja Ia tidak bisa menemukannya dengan
mudah.

“Sisanya tinggal, bagian atas, ya ...?”

Masachika mendongak ke rak, yang tingginya kira-kira setinggi kepalanya


sendiri, dan mengerutkan kening.

Di sana ada peralatan berbentuk kerucut kecil, roda dengan jeruji yang
bengkok, dan kotak kardus dengan isi yang tidak diketahui ... ... dengan kata
lain, di sana ada banyak hal yang biasanya tidak sering digunakan, dan cuma
membongkar salah satu dari mereka tampaknya menjadi tugas yang sangat
merepotkan.

(... Lagipula, karena kami juga akan melakukan penyelidikan di malam hari,
bukannya kami bisa melakukannya dengan tiga orang pada waktu itu?)

Aku tidak perlu repot-repot melakukannya dalam suasana yang gerah seperti
ini ... ketika berpikir begitu, Masachika berbalik melihat Alisa untuk meminta
pendapatnya juga.

“Hei, Al—….”

Kemudian, Ia menelan kembali ucapannya saat melihat Alisa yang merangkak


di bawah palang rintangan yang ditempatkan secara kolektif di dinding,
menjelajahi kedalaman sesuatu.

Pantat Alisa bergetar dan bergoyang dengan suara mistar yang saling
berbenturan. Pantatnya bergoyang ke kanan dan kiri ... hingga menyibakkan
ujung roknya. Mungkin karena tubuh bagian atasnya membungkuk supaya
punggungnya tidak mengenai mistar …. Biasanya itu tidak bisa terlihat karena

PDF BY: bakadame.com


berditi, tapi jika Alisa berjongkok, Masachika jadi bisa melihat celana
dalamnya.

(... Seriusan, nih.)

Mulut Masachika berkedut pada kesempatan tak terduga untuk melihat sekilas
celana dalam Alisa.

Di dalam ruangan yang dipenuhi udara pengap, Ia merasakan kalau pantat


Alisa yang sedikit bergetar dan bergoyang, seolah-olah ingin mengajaknya
untuk bergabung.

Betapa menariknya melihat keringat menetes di paha putih mulusnya yang


montok, yang muncul samar-samar di dalam kegelapan. Ahh, Ia harus
melihat dengan mata kepalanya sendiri dari mana keringat itu berasal——

“... Uhukksph!”

Sambil mengeluarkan suara yang terdengar seperti batuk keras, Masachika


meninju keras dahinya dan menyingkirkan pikiran jahatnya yang mesum.
Kemudian, sambil menghembuskan napas, Ia mencoba mendinginkan
otaknya yang mendidih karena panas.

(Te-Tenang ... melihat sekilas kancut gadis hanyalah peristiwa keberuntungan


cabul yang tidak disengaja. Saat kamu berusaha melihatnya langsung, itu
bukan lagi dinamakan melihat sekilas! Itu sih sudah termasuk kategori
mengintip!)

Masachika menegur dirinya sendiri dengan argumen yang mungkin membuat


seseorang penasaran apa memang itu masalahnya. Sambil menekan tinjunya
ke dahinya, Masachika memelototi rok Alisa.

PDF BY: bakadame.com


(Tidak peduli seberapa besar celahnya, memanfaatkan itu untuk
mengintipnya adalah tindakan yang keterlaluan! Perbuatan tersebut bisa
menghancurkan kepercayaan yang kumiliki dengan Alya ... jadi aku takkan
pernah melakukan itu! Takkan pernah ... tapi tetap saja, kakinya itu mulus
bener)

Paha yang dikencangkan oleh kaus kaki lututnya, dan cara mereka bergesekan
satu sama lain anehnya terlihat seksi. Mau tidak mau pandangan Masachika
berusaha mengikuti bagaimana paha montok tersebut saling bertabrakan dan
berubah bentuk.

(... yup, ini namanya bukan mengintip. Dengan kata lain ….. ini masih dibilang
aman, ‘kan?)

Masachika melihat kaki Alisa seolah-olah dalam keadaan linglung dan


tergesa-gesa menepak dahinya lagi dengan tinjunya. Pada saat itu,
smartphone di tangannya kembali gemetar, dan membuat Masachika
tersentak kaget. Reaksinya itu seolah-olah Ia dicolek dan dibangunkan ketika
ketahuan tertidur di kelas.

Masachika mengeluarkan smartphone-nya seraya pandangan matanya


berkeliaran ke sana-sini tanpa alasan, dan menyadari kalau dirinya menerima
pesan lain dari Yuki.

[Saat Alya-san merangkak, lekukan pantatnya terlihat jelas sampai-sampai


membuat bagian tengah selangkanganmu jadi terangsa—— ]

Saat membacanya sejauh itu, Masachika diam-diam mematikan layar


smartphone-nya. Kemudian, karena merasa sangat canggung dan malu, Ia

PDF BY: bakadame.com


melihat sekeliling apakah adik tengilnya itu sedang mengawasinya dari suatu
tempat....

“... Hy-Hyaa!”

Masachika secara refleks berbalik pada teriakan yang tiba-tiba terdengar.

Ketika berbalik, Ia melihat Alisa yang mencoba merangkak mundur dari


mistar dan menyebabkan dentangan keras karena menabrak mistar itu.

Rok Alisa berkibar mencolok saat dia mundur dengan tergesa-gesa

“!!!?”

Hampir saja mendapatkan kembali peristiwa melihat sekilas kancut gadis,


Masachika dengan cepat mendongakkan wajahnya ke atas. Namun, Alisa
tampaknya tidak memedulikan semua itu, dan bergegas berlari ke arahnya
dengan ekspresi bergidik, lalu merangkul lengan Masachika dengan kedua
tangannya.

“Ap-Apa? Ada apa!?”

“Ti-Tikus, di sana ada tikus ...!”

“Hah? Tikus ...?”

Masachika mengangkat alisnya dan menatap Alisa, yang mendongak dan


menatap matanya.

PDF BY: bakadame.com


Di sana, Alisa sepertinya menyadari kalau dia sekarang berpegangan pada
Masachika, dan setelah melihat tangannya sendiri dengan terkejut sejenak,
dia buru-buru melepaskannya.

Kemudian, saat dia memeluk dirinya sendiri dengan tangannya untuk


menahan perasaan merinding, dia menunjuk belakang rintangan dengan
ekspresi ketakutan dan jijik.

“Umm, di belakang sana ... sepertinya ada bangkai tikus ...”

“... Ueehh, serius?”

Masachika mengerutkan kening pada kata yang memberikan rasa jijik


fisiologis yang disebut bangkai hewan kecil. Namun, Alisa meliriknya dengan
tatapan “Kamu harus memeriksanya juga” dan dengan enggan …. Ia
mengangkat smartphone-nya dan berjalan menuju peralatan halang rintang.

“Upss ...”

Ia lalumerangkak, menyelipkan tubuhnya di bawah mistar halang rintang, dan


pelan-pelan menyinari dinding. Kemudian .....

“Ughh ... !!”

Di sisi kanan, Masachika melihatnya di balik tali besar yang digunakan untuk
tarik tambang dan berteriak. Ia buru-buru menarik dirinya keluar dari bawah
mistar halang rintang dan kembali di dekat kaki Alisa.

“... ada di sana, iya ‘kan.”

“Iya. Maksudku, memang ada. Ughh~ menjijikan banget.”

PDF BY: bakadame.com


Masachika sendiri belum pernah melihat hewan tikus. Karena Ia belum pernah
melihatnya, Ia mempunyai kesan samar-samar kalau tikus merupakan
makhluk kotor ... tapi ketika melihatnya yang sudah berubah menjadi bangkai,
mau tak mau Ia mulai merasa jijik.

“Ughh~~ ... tapi bukannya ini bisa menjadi bukti kalau kucing itu beneran ada?
Aku merasa kalau bangkai tikus tadi ada bekas gigitannya …”

“Be-Benar juga ... tapi kita tidak bisa mengambil foto itu dan
memperlakukannya sebagai bukti, ‘kan?”

“Tentu sajalah. Bahkan dengan mosaik, foto itu akan menyebabkan


kegemparan. ...... dan aku yakin kalau tidak ada yang mau dekat-dekat dengan
gudang perlatan olahraga.”

Mereka berdua sama-sama bergidik sambil menggosok lengan mereka. Itu


sudah menjadi pengalaman menakutkan yang sama sekali berbeda dari tujuh
misteri.

Karena sensasi merinding yang menjalar di tulang punggungnya dan keringat


yang tidak menyenangkan keluar dari seluruh tubuhnya, membuat Masachika
berjalan cepat menuju tempat blazernya tergantung. Ia lalu membuka kancing
kemejanya dan melepasnya.

“Ughhh ~~ menjijikan sekali! Keringatku jadi bercucuran terus!”

Kemudian, saat Masachika cuma mengenakan kaos dalamnya saja, Ia


mengeluarkan saputangan dari saku celananya dan menyeka keringat dari
leher hingga dadanya.

PDF BY: bakadame.com


“He-Hei ...! Jangan mendadak lepas baju gitu, dong!”

“Hahh?”

Alisa lalu mengeluarkan suara panik, dan Masachika berbalik sembari


menyeka keringat di wajahnya. Kemudian, tatapan gelisah Alisa mengarah ke
mana-mana dalam kegelapan.

“Tidak, bukannya aku akan melepas lebih dari ini, oke? Lagipula, itu takkan
terlalu kelihatan, ‘kan.”

“Meski aku tidak bisa melihatnya, …. tapi bukan itu masalahnya, tau!”

“Tidak, tidak, pada kamp pelatihan nanti kita akan mengenakan baju renang,
‘kan? Dengan kata lain, tubuh bagian atasku akan telanjang ...”

“Ta-Tahu enggak, jika kamu tiba-tiba melepas bajumu di ruangan tertutup


seperti ini, gadis mana pun pasti akan merasa waspada!”

Masachika langsung terdiam saat mendengar perkataan Alisa.

Memang benar, jika seorang cowok tiba-tiba mulai melepas pakaiannya saat
mereka berduaan di ruangan tertutup, gadis mana pun akan merasa terancam.
Bahkan jika itu bersama seseorang yang mereka kenal.

“... kurasa itu ada benarnya. Maaf, aku sama sekali tidak peka.”

“Eh, i-iya ... yah, tidak apa-apa sih ...”

PDF BY: bakadame.com


Alisa dengan canggung menjawab Masachika, yang dengan jujur
menundukkan kepalanya. Kemudian dia melanjutkan dengan bergumam
dalam bahasa Rusia.

【Hatiku jadinya deg-degan, tau ...? 】

(Dalam artian waspada, iya ‘kan?)

Otaknya segera membuat penafsiran yang praktis dan Masachika dengan


cemerlang mengabaikan gumaman tersebut. Selama beberapa detik, suasana
aneh dan tak terlukiskan memenuhi gudang peralatan olahraga. Namun,
Masachika tiba-tiba menyeringai dan mengatakan sesuatu demi mengubah
suasana.

“Yah, jika kalimat itu diucapkan oleh seorang gadis lemah sih tidak masalah,
tapi kalau Alya yang mengatakannya, rasanya agak aneh gimana gitu~”

“Hahh? Apa maksudnya itu!”

“Habisnya, kamu mempunyai catatan kriminal memukul pingsan seorang


cowok di ruang tertutup...”

“Ah, itu sih, karena ...”

Alisa tergagap ketika mengingat apa yang terjadi di kamar Masachika


beberapa hari yang lalu. Setelah beberapa detik tatapannya berkeliaran dengan
gelisah, Alisa memelototi Masachika.

“Itu sih karena kamu melakukan sesuatu yang merusak suasana!”

“Hmm? Apa iya?”

PDF BY: bakadame.com


“Iyalah!”

Dengan sentakan tajam, dia berbalik seolah-olah menyiratkan kalau


pembicaraan ini sudah selesai. Masachika tersenyum masam seraya berkata
“Yah, akan kuanggap begitu saja kali ini” pada cara Alisa mengakhiri
percakapan dengan paksa, tapi….

PDF BY: bakadame.com


PDF BY: bakadame.com
【Seandainya saja, jika suasananya jadi lebih bagus ... Aku juga akan…】

Gumaman bahasa Rusia yang begitu mendadak, membuat senyumannya


mengeras.

(Upss? Kira-kira itu maksudnya apa, ya?)

Aku juga akan … apa maksudnya itu? Seandainya Masachika tidak berbuat
sesuatu yang merusak suasana, apa yang akan terjadi selanjutnya?

Di dalam kegelapan, ekspresi Alisa tidak bisa dilihat dengan jelas. Meski tidak
bisa melihatnya, bila dilihat dari kebiasaannya yang suka memainkan ujung
rambutnya, Maschika meyakini kalau Alisa pasti sedang ...

“Nyaa”

““!?””

Pada saat itu, mereka berbalik seolah-olah dipermainkan oleh suara meong
kucing yang tiba-tiba datang dari area kanan atas. Kemudian, pada tumpukan
kardus yang dimuat di rak. Mereka melihat kucing hitam di sana.

““ ... ””

“...”

Tiba-tiba dihadapkan dengan kucing itu, Masachika dan Arisa menatap


kucing tersebut tanpa suara. Sepertinya ini juga pertemuan yang tidak
disengaja bagi si kucing, dan menatap mereka berdua seolah berkata, “Ada
sesuatu di sini!” . Mereka lalu terus saling menatap selama beberapa detik.

PDF BY: bakadame.com


Masachika yang sadar lebih dulu, hendak mengangkat smartphone-nya untuk
memotret kucing tersebut, tapi kucing itu tiba-tiba membungkuk di
depannya. Kemudian, setengah detik ketika Masachika dihentikan oleh seekor
kucing yang tampaknya siap untuk bertempur, kucing itu berbalik menjauh
dan menghilang ke dalam belakang kardus.

“Ah……”

Setelah mengeluarkan suara kecewa, Masachika bergegas menuju ke tempat


kucing itu menghilang. Kemudian, ketika Ia memindahkan kardus yang
dijadikan tempat persembunyian kucing itu, …. cahaya yang menyilaukan
memasuki bidang pengliahatannya dan secara refleks menyipitkan mata.

“ … apa ini?”

Di sana, di balik lubang persegi di dinding…. Ada sesuatu yang terlihat seperti
penutup pelindung hujan dengan bukaan ke bawah. Ketika melompat dengan
ringan, seseorang bisa melihat tanah di luar melalui lubang itu.

“Hmm~? Dengan kata lain, apa ini lubang bekas kipas ventilasi ...?”

Entah bagaimana, itulah yang Masachika rasakan. Jika diperhatikan lebih


dekat, ada bekas sesuatu yang menempel di tepi lubang.

“Apa itu berarti dia keluar masuk dari sini?”

“Iya, sepertinya begitu ...”

PDF BY: bakadame.com


Ketika Ia dengan santai menoleh ke arah Alisa, yang datang di sebelahnya...
Masachika dibuat tertegun selama beberapa detik, dan kemudian diam-diam
menatap ke depan kembali. Alasan kenapa Ia bertingkah begitu karena ……

(Uwaaaahhhhhhhhhh seragamnya benar-benar sangat transparan)

Dengan kata lain, itulah masalahnya. Tubuh bagian atas Alisa diterangi oleh
cahaya yang masuk melalui lubang. Renda kuning bisa terlihat jelas melalui
bajunya yang basah kuyup karena keringat panas dan dingin karena
ketakutan. Selain itu, kemejanya itu benar-benar menempel pada kulitnya dan
menampilkan …. lekukan yang luar biasa. Lekukan tubuhnya itu terlalu
merangsang bagi anak remaja yang masih pubertas.

(Setelah berusaha menghindari peristiwa melihat sekilas kancutnya, tak


disangka aku justru mengalami peristiwa bra transparan)

Sementara Masachika melakukan semacam monolog omong kosong tentang


situasi yang tidak terduga, Alisa tampaknya tidak menyadari kegelisahan
Masachika dan menghela nafas lega ketika angin sepoi-sepoi bertiup melalui
lubang.

“Ahh, rasanya jadi sedikit sejuk.”

Masachika justru merasa kalau badannya jadi semakin panas. Kepalanya


hampir serasa mendidih lagi pada persitwa keberuntungan yang tak terduga,
tetapi untuk saat ini, Ia diam-diam meletakkan kembali kardus itu untuk
menghindari pemandangan beracun di matanya. Kemudian, seraya
berpura-pura tidak menyadari tatapan Alisa yang seolah berkata “Padahal
udaranya udah semakin sejuk, kenapa kamu tiba-tiba menutupnya, sih?”,

PDF BY: bakadame.com


Masachika memalingkan wajahnya dan mulai meletakkan berbagai benda
yang telah dia pindahkan kembali ke tempatnya.

“... yah, karena kita sudah menemukan pelaku dari suara meongan kucing ...
jika kita menutup lubang di sana, kucing itu pasti tidak bisa keluar masuk
seenaknya lagi.”

“? Betul juga.”

Alisa mulai ikutan beres-beres juga sambil memiringkan kepalanya pada


Masachika, yang nada suaranya tiba -tiba turun. Lalu, ketika mereka hampir
selesai membersihkan sebagian besar kekacauan selama beberapa menit
berikutnya, mereka bisa mendengar suara Yuki dari luar.

“Masachika-kun, Alya--san? Ara? Kenapa kuncinya ...”

Setelah mendengar suara itu, yang hanya bisa digambarkan sebagai hambar
dari sudut pandang Masachika, ada suara pintu dibuka dengan dentingan.
Masachika mengangkat bahunya seraya bergumam “Yare~, yare~, akhirnya
bisa keluar juga” … tapi langsung menyadari kalau itu ide yang buruk.

(Tunggu sebentar ... bukannya ini bakalan gawat kalau membiarkan Alya
keluar dalam keadaan seperti ini!)

Walaupun kemungkinan terjadinya sangatlah kecil, tapi jika ada murid cowok
yang berada di dekat mereka saat dia keluar, itu benar -benar akan menjadi
kecelakaan, dan meskupun tidak begitu, Yuki pasti akan meledek Masachika
jika dia melihatnya. Dia pasti akan mengatakan sesuatu seperti, “Hmm? Jadi
giaman? Bagaimana rasanya bersama Alya-san yang bajunya hampir
transparan?” Masachika meyakini kalau Yuki akan menggodanya tentang itu!

PDF BY: bakadame.com


(Ap-Ap-Apa yang harus kulakukan!? Aku harus melakukan sesuatu untuk
menyembunyikan Alya ... tapi bagaimana caranya? Pertama-tama, bagaimana
caraku untuk memberitahunya, tapi jika tidak memberitahunya,
percakapannya tidak bisa berlanjut dengan damai… ahhh waktunya hampir
habis!!)

Setelah dua detik memeras otaknya, ...... Masachika meraih blazernya sendiri
dari dekat dan dengan lembut menempatkannya pada Alisa dari belakang.

“? Apa?”

Ia kemudian tersenyum lembut dan menoleh ke arah Alisa, yang menatapnya


dengan ekspresi ragu. Tatapan mata Alisa melebar sementara bahunya
tersentak ringan kepada pandangan mata penuh kasih yang tiba-tiba tertuju
padanya.

Mereka berdua saling bertukar pandang dari jarak dekat. Jaraknya begitu dekat
sampai-sampai mereka bisa merasakan napas satu sama lain. Pemandangan
itu terlihat seperti adegan yang sangat romanttis di mana seorang cowok
meletakkan jaketnya pada seorang gadis yang basah saat dia berteduh dari
hujan. Lengan yang ada di pundaknya memberi Alisa ilusi bahwa dirinya
sedang dipeluk dari belakang.

Dalam keadaan normal, dia mungin merasa kalau dirinya dalam bahaya. Akan
tetapi, Alisa tidak bergerak sama sekali. Dia hanya membuka matanya dan
meraih blazer Masachika dengan erat. Sambil menyipitkan matanya dengan
lembut pada Alisa, Masachika berbicara padanya dengan nada yang tenang.

“Ojou-san ... bra-mu bisa kelihatan loh—— guhhhaa!?”

Kemudian Ia terpental oleh tamparan keras di wajahnya

PDF BY: bakadame.com


“Ke-Ke-Ke-Ke-Kenapa kamu tidak bilang dari tadi, dasar bodoh!!”

Yuki kebetulan membuka pintu saat Alisa berteriak yang bercampur dengan
jeritan. Dia lalu melihat keberadaan Masachika terkubur di matras lompat
tinggi dan mengedipkan matanya.

“Ummm, ini——”

“Hmmph!”

Meski Yuki mengangkat suaranya untuk menghilangkan keraguannya, tapi


Alisa cuma mendengus sambil terus mendekatinya dengan langkah kasar, dan
dia bergegas minggir untuk memberinya jalan. Kemudian, setelah beberapa
detik mengawasi punggungnya yang semakin menjauh ke gedung sekolah,
Yuki tiba-tiba mengangkat suaranya dengan yakin.

“Ahh, bra-nya jadi tembus pandang, ya?”

“Seriusan, apa-apaan dengan insting tajammu itu?”

“Fufu, aku bisa mendeteksi gelombang komedi romantis, karena mempunyai


penalaran komedi romantis ...”

“Seriusan, lu? ... di mana kamu menggunakannya?”

Masachika berkomentar dengan suara tercengang, dan kemudian mengangkat


dirinya dari matras. Kemudian, sebelumnya adiknya yang menyeringai
mengatakan sesuatu, Masachika mengambil inisiatif dan membuka mulutnya.

PDF BY: bakadame.com


“Kami berhasil menemukan identitas asli dari “Kucing tak berwujud”. Dan
kami telah mengidentifikasi titik masuknya, tau.”

“... Seriusan? Di mana?”

Ditemani Yuki yang tampaknya tertarik, Masachika keluar dari gudang dan
berkeliling ke sisi belakang gedung olahraga.

“Lihat, di sebelah sana. Sekilas terlihat seperti lubang ventilasi biasa, tapi
sebenarnya itu adalah lubang bekas kipas ventilasi yang memungkinkan akses
untuk masuk ke dalam.”

“Hmm~~ ...”

Ketika Masachika mengatakan itu sembari menunjuk penutup hujan yang


menempel pada dinding, Yuki melihat sekeliling dan berpikir dalam-dalam ...
tapi dia tiba-tiba menyadari sesuatu dan berhenti bergerak.

“Hmm? Ada apa?”

“... Hei, apa kamu beneran melihat langsung kalau kucingnya keluar masuk
dari sana?”

“Hmm? Yah ... sebenarnya aku tidak melihatnya secara langsung, tapi
berdasarkan jejaknya, aku pikir kucing itu pasti keluar masuk lewat sana ...
selain itu, tidak ada tempat lain yang bisa kucing itu masuki.”

Setelah Masachika mengatakan itu, Yuki perlahan-lahan mengangkat


wajahnya dan … bertanya dengan ekspresi serius.

“Caranya?”

PDF BY: bakadame.com


“Ehh?”

“Bagaimana caranya si kucing bisa masuk lewat sana?”

Usai diberitahu begitu, Masachika melihat-lihat lagi bagian belakang gedung


olahraga dan menyadari kalau dinding di sana benar-benar datar serta tidak
ada yang bisa digunakan sebagai pijakan. Jarak dari tanah menuju lubang
ventilasinya juga kira-kira lebih dari satu setengah meter.

“Benar, juga……”

Masachika langsung merasakan hawa dingin menjalari tulang punggungnya


saat menyadari fakta ini. Pada saat Ia berpikir, “Apa jangan-jangan, ini adalah
kisah yang menakutkan jika seseorang memahami maksudnya”, Masachika
dan Yuki mendengar suara samar datang dari lereng di sebelah kiri mereka,
dan berbalik pada saat yang bersamaan.

“Ah……”

Lalu ada kucing hitam yang Masachika saksikan sebelumnya. Kucing itu
menatap mereka dari rerumputan di lereng dengan pandangan mata yang
seolah berkata, “Apa-apaan dengan kalian?”

Mereka saling berpandangan selama beberapa detik. Masachika dengan cepat


mengarahkan kamera smartphone-nya untuk mengabadikannya kali ini.
Tepat setelah Ia memulai merekam video, kucing tadi mengalihkan
perhatiannya ke arah gedung olahraga, dan mulai berlari dengan kecepatan
tinggi.

PDF BY: bakadame.com


Kucing itu berlari seperti seekor cheetah yang mengejar serigala, dan
melompat di dekat area gudang peralatan olahraga. Kucing itu lalu
menempelkan dirinya ke permukaan dinding dan berlari kencang ke dinding
secara normal, layaknya seorang ninja.

““... Kucing itu hebat banget, woi!””

Ngomong-ngomong, video yang direkam pada saat itu langsung menjadi viral
di media sosial di kemudian hari.

PDF BY: bakadame.com


Chapter 7 — Rasi Bintang dan Duduk Bersimpuh

“... Umm, kalau begitu, ayo kita mulai penyelidikannya?”

Sekitar pukul 7 malam, ketika kegiatan klub di sekolah sudah berakhir. Di


dalam ruang OSIS, Masachika dengan enggan melihat ke sebelah kiri dan
kanannya. setelah selesai makan malam lebih awal dengan makanan yang
dibeli di minimarket

“O-Ohh~~….”

“Mari kita selesaikan ini secepat mungkin.”

Dengan pinggang yang jelas-jelas gemetaran, Maria mengangkat tinjunya


dengan suara tergagap. Sedangkan Alisa, dengan tangan yang disilangkan
sembari memasang ekspresi acuh tak acuh, mengetuk-ngetuk jarinya dengan
gelisah. ...... Sebelum keberangkatan, Masachika sudah diliputi banyak
kecemasan.

“Umm Masha-san, apa kamu baik-baik saja? Atau lebih tepatnya, kamu
kelihatan tidak baik-baik saja ….”

“E-Ehh~~? Itu tidak benar, kok? Aku akan melakukan yang terbaik!”

Dengan kedutan halus di matanya, Maria mengerutkan bibirnya dan mengepal


erat kedua tangannya. Penampilannya yang penuh antusias, terlihat sedikit
menggemaskan, tapi ...

PDF BY: bakadame.com


“Saat kamu mencoba bilang yang terbaik saja sudah menjelaskan kalau kamu
sedang tidak baik-baik saja ...”

Pernyataan itu saja sudah menjadi pengakuan kalau dia ketakutan.


Menanggapi sikap tersebut, Masachika hanya bisa mengatakan, “Tolong
jangan terlalu memaksakan diri,” dan mengalihkan perhatianya kepada Alisa
di sisi lain.

“Jadi, apa Alya sendiri merasa baik-baik saja?”

“? Aku baik-baik saja, kok? Tidak seperti Masha, aku ini bukan orang yang
penakut.”

Alisa mengangkat satu alisnya dengan ragu dan menatap Maria dengan wajah
agak tercengang …. Tapi apa itu imajinasi Masachika saja kalau dia cuma
berpura-pura tenang. Namun, tidak ada gunanya mengungkit hal itu
sekarang, jadi Masachika menghela nafas dan membuka pintu ruang OSIS.

Kemudian sensor gerak bereaksi dan lampu di lorong mulai menyala. Sambil
mengangkat bahunya, Masachika menoleh untuk melihat ke belakang.

“Lihat, Masha-san. Lampunya mulai menyala. Lagian di luar masih belum


terlalu gelap, kok. Jadi kamu tidak terlalu takut, ‘kan?”

“Ya……”

Mengangguk pada perkataan Masachika, Maria dengan takut-takut keluar ke


lorong. Dengan ekspresi sedikit tercengang di wajahnya, Alisa juga pergi ke
lorong dan menutup pintu ruang OSIS.

PDF BY: bakadame.com


“Lalu, ayo pergi ke ruang seni dulu dan kemudian ke belakang gedung sekolah
... Setelah itu, kita bisa berkeliling gedung sekolah untuk mencari keberadaan
“Sosok siswi merah” .”

“Ba-Baiklah…”

“Ya, ayo lakukan itu.”

Setelah memastikan bahwa mereka mengangguk, Masachika melanjutkan


dan....

“Ah, tunggu sebentar!”

...... Tapi tiba-tiba, tangan kanannya ada yang meraihnya dari belakang. Ketika
berbalik, Masachika melihat Maria yang melirik-lirik ke arah jendela dengan
wajah yang sudah terlihat seperti akan menangis.

“Jangan pergi duluan, aku jadinya takut, tau~~”

“... tidak, itu sebabnya Masha-san bisa menunggu kami di ruang OSIS saja
tadi.”

“Jika aku sendirian, aku pasti akan diserang!”

“Apa!? Kisah hantu sekolah bukanlah cerita horor jumpscare, tau!?”

Maria berteriak dengan suara cepat yang tidak seperti biasanya, dan
Masachika memberitahunya kalau dia pasti salah mengira itu sebagai cerita
horor tentang dikejar oleh seorang pembunuh berantai. Tapi Maria sama
sekali tidak mempercayainya dan berulang kali melirik ke arah jendela.

PDF BY: bakadame.com


Tangan ramping yang memegang tangan Masachika juga terlihat gemetar
ketakutan.

“Aku tahu yang begini ...... hal semacam ini biasanya ada yang muncul
tiba-tiba dengan bunyi bang dari luar, ‘kan?”

“Tidak, ini cuma cerita hantu biasa, bukan tipe cerita yang mendadak
menyerang dari luar …. haaa, apa begini cukup?”

Sambil menghela nafas, Masachika pindah ke posisi di sebelah Maria,


menjaganya dari area jendela. Kemudian Alisa juga bergerak ke sisi
berlawanan dari Maria sambil menghela nafas.

“ ... Nih. Sekarang kamu tidak perlu khawatir tentang sesuatu yang keluar dari
dalam ruang kelas, ‘kan? Walaupun tidak ada apapun yang keluar, sih.”

“I-Iya ... makasih ya, Alya-chan.”

Sambil mengangguk dengan canggung, Maria juga menggandeng tangan kiri


Alisa. Meskipun dia mengangkat alisnya sejenak, tapi saat tatapan matanya
bertemu dengan mata Masachika di atas kepala Maria, Alisa menyerah dan
cuma mengangkat bahunya.

Tangan Maria dipegang oleh Masachika dan Alisa dari kedua sisi.
Komposisinya benar-benar mirip seperti pemandangan orang tua dan anak,
karena hanya bagian tengah yang lebih pendek daripada bagian kiri dan
kanan. Tapi pada kenyataannya, orang yang ada di tengah adalah yang tertua.

“Yang begini-begini juga ... bisa termasuk dalam adegan klise film horor,
ketika seseorang berpegangan tangan dengan kedua sisi, tanpa disadari orang
yang dipegang sudah digantikan oleh sesuatu yang lain ... Ah, maaf.”

PDF BY: bakadame.com


Segera setelah Masachika menggumamkan itu dengan suara rendah, Maria
menatapnya dengan tatapan mata yang sulit dipercaya dan Ia segera meminta
maaf padanya.

Namun, Maria tiba-tiba tampak terkejut dan menoleh ke Alisa dengan cepat.
Kemudian, dia berbicara kepadanya dengan ekspresi ketakutan.

“Alya-chan ...? Kamu Alya-chan yang asli, ‘kan?”

“Iyalah. Jangan selalu menganggap serius candaan Masachika-kun.”

Maria tiba-tiba berbicara dalam bahasa Rusia kepada Alisa, yang tampak
benar-benar tercengang.

【Kalau gitu, di mana tahi lalat paling menonjol di tubuhmu? 】

【... Apa-Apaan dengan pertanyaan itu?】

【Tidak masalah ‘kan, lagipula Kuze-kun tidak akan memahaminya】

Tidak, Ia paham. Ia benar-benar memahami percakapan mereka berdua, tapi


…. Alisa melirik sekilas ke arah Masachika dan membuang muka sambil
mendengus, dia kemudian berkata …

【…… di kaki kanan bagian paha】

(……Hou~)

Tidak, itu sebabnya, apa sih yang sedang mereka bicarakan. Paling banter,
Masachika hanya bisa bergumam di dalam hatinya “ternyata Alya punya tahi

PDF BY: bakadame.com


lalat juga, ya …”. Akan tetapi ... mau tak mau pandangannya selalu tertuju pada
paha yang tersembunyi di balik rok. Pada saat yang sama, Ia kembali
mengingat sebuah adegan di gudang peralatan olahraga yang terjadi pada
siang hari dan mencoba memverifikasi di otak, “Kira-kira, apa di sana
beneran ada tahi lalat?”.

“Yup! Tidak salah lagi, kamu Alya-chan yang asli!”

Namun, saat Maria tiba-tiba menengok ke arahnya, Masachika buru-buru


mengangkat mukanya. Sejujurnya, Ia tidak yakin apa dirinya berhasil
memalingkan wajahnya tepat waktu, tapi ...... Maria tampaknya tidak terlalu
peduli dan memiringkan kepalanya dengan erangan dan geraman.

“Kalau begitu, sekarang giliran Kuze-kun ... Kuze-kun ..............”

Setelah beberapa detik berpikir. Maria menutup mulutnya dengan kedua


tangan dengan ekspresi terkejut di wajahnya.

“Ap-Apa yang harus kulakukan! Aku tidak bisa memikirkan pertanyaan yang
bisa membedakan apa yang ini Kuze-kun asli atau palsu!”

“Ahh … iya.”

“Bagaimana dengan Alya-chan? Apa kamu bisa mengajukan pertanyaan bagus


untuk membedakan asli atau palsunya!?”

“Ehh ...?”

Alisa mengernyitkan dahi dengan ekspresi jengkel, tetapi dia melihat sedikit
pada penampilan Maria yang terlalu putus asa. Kemudian, dia menatap

PDF BY: bakadame.com


Masachika dengan senyum nakal di mulutnya seolah-olah dia baru kepikiran
tentang sesuatu.

“Kalau begitu ... Apa kamu bisa memberitahuku apa yang sebenarnya kamu
maksudkan saat menawarkan diri untuk menjadi partner-ku dalam kampanye
pemilihan nanti?”

“Ha-Hah, apa-apaan dengan pertanyaan itu?”

“Ada apa? Kalau kamu Masachika-kun yang asli, kamu pasti mengingatnya,
‘kan?”

Pipi Masachika berkedut pada wajah Alisa yang menyeringai terang-terangan.

(Yeah, aku memang samar-samar mengingatnya ... aku ingat kalau aku
mengatakan sesuatu yang gila dan super memalukan! Dan kamu ingin aku
mengucapkan kembali kalimatitu di sini!?)

Ketika Alisa menuntut permainan memalukan yang mengerikan dengan dalih


identifikasi jati diri, Masachika mencoba menuntut perubahan dalam
pertanyaan .... tapi setelah melihat tatapan mata Maria yang sudah
berkaca-kaca, dan dengan lembut menjaga jarak dari dirinya sendiri, Ia
langsung tutup mulut. Saat ditatap dengan tatapan seperti “Eh, itu tidak
benar, ‘kan? Itu bohong, iya ‘kan?”, Ia secara naluriah ingin melakukan
sesuatu tentang hal itu.

(Haaa ... cih, kurasa aku tidak punya pilihan lain)

Dalam kasus begini, jika kamu merasa malu mengenai itu, kamulah yang
kalah. Sebaliknya, jika kamu mengatakannya secara terbuka, justru pihak lain
yang akan merasa malu.

PDF BY: bakadame.com


(Karena kamu sendiri yang memintanya ... jadi, jangan sampai menyesal, oke?
Rasakan ini!)

Usai membulatkan tekadnya, BMasachika membuat wajah serius setelah


berdehem dan menatap lurus ke arah Alisa seraya berkata.

“Kalau tidak salah, aku mengatakan, [Aku takkan meninggalkanmu sendirian


lagi. Mulai sekarang, aku akan mendukungmu] ?”

“...Lebih tepatnya, kamu mengatakan [Aku takkan membuatmu sendirian


lagi] [Mulai sekarang, aku akan berdiri di sampingmu dan mendukungmu]”

“Eh, ah, iya betul.”

Ketika Alisa mengoreksinya dengan ekspresi tidak puas, wajah Masachika


berubah serius. Segera setelah itu, Ia dengan cepat tersipu karena rasa malu
yang menjalar di hatinya.

(Uehh? Seriusan? Eh, apa-apaan dia ini? Apa dia mengingat semua ucapanku
dengan akurat? Ini sih bukan dalan level memalukan lagi!?)

Fakta bahwa dia bisa secara akurat mengingat ucapan dari sejarah hitamnya
sendiri. Dan kenyataan kalau itu terukir di otak Alisa sebagai kenangan
penting membuat Masachika jatuh berguling-guling di dalam batinnya.

“Ke-Kenapa wajahmu malah tiba-tiba tersipu....”

Alisa memelototinya, tetapi sepertinya rasa malunya datang terlambat dari


Masachika, dan bahkan pipinya sendiri sedikit memerah. Mungkin menyadari

PDF BY: bakadame.com


hal ini, Alisa memalingkan pandangannya dari Masachika dan menoleh ke
arah Maria dengan cara yang menipu.

“Lihat, aku tahu kalau Ia adalah Masachika-kun yang asli ... jadi ayo cepat
pergi.”

Dia mengatakannya dengan ekspresi yang jelas dan nada yang santai, tapi ......
Maria memiringkan kepalanya dengan senyum yang sangat berbeda dari yang
baru saja dia berikan.

“Alya-chan, imut banget~”

“H-Hah? Apanya yang imut, sih.”

“Iya, iya, masa muda banget~ ... oh iya, bagaimana kalau begini?”

Setelah mengatakan itu, Maria menarik tangan Masachika dan Alisa, yang
tergenggam di kedua tangannya, dan setengah memaksa mereka untuk
bergandengan tangan.

“Bagus. Sesama teman baik, harus saling bergandengan tangan, oke?”

“Kenapa!”

“Tidak, bukannya percakapannya jadi berbeda?”

Mereka berdua memberi komentar secara bersamaan dan dengan cepat


melepaskan tangan mereka satu sama lain.

Kemudian Maria menurunkan alisnya sedikit sambil tertawa lembut.

PDF BY: bakadame.com


“Duhh~ kalian berdua ini sama-sama pemalu, ih ...”

“Tidak, aku tidak memahami maksudmu.”

“Lagian sejak awal, bukannya Masha-san sendiri yang meminta untuk


berpegangan tangan karena kamu merasa takut, ‘kan?”

“Itu benar, kok~ ? Oleh karena itu, kalian berdua ayo pegangan tangan?”

“Maaf. Aku tidak memahami maksud dari ‘Oleh karena itu’. ”

“Gunakan konjungsinya dengan benar.”

Mereka berdua mengungkit itu pada Maria, yang dengan lihai melewatkan
bagian penting dari alasannya. Namun sebaliknya, Maria tampak tidak puas
dan berjalan ke sisi lain Masachika, lalu memegang tangan kirinya.

“Kalau kamu bilang begitu terus, biar aku saja yang berpegangan tangan
dengan Kuze-kun, ya?”

“Sudah dibilang, kenapa malah jadi begitu!?”

“Ob-Obrolannya sama sekali tidak nyambung ...”

Masachika yang berteriak dengan suara nyaring, dan Alisa meletakkan


tangannya di dahinya seolah-olah kepalanya terasa sakit. Namun, setelah
melihat Maria memegang tangan kiri Masachika dan entah bagaimana terlihat
senang dengan dirinya sendiri, mereka berdua meninggalkan pemahaman
mereka pada saat yang sama. Setelah saling bertukar pandang dengan lelah,
mereka kemudian saling bergandengan tangan kembali.

PDF BY: bakadame.com


“Baiklah, kalau begitu, ayo berangkat~~!”

Setelah melihat itu, Maria menganggukkan kepalanya dengan puas, dan


menunjuk ke depan dengan suasana hati yang gembira, ... sembari masih
memegang tangan Masachika di tangan kanannya.

“...”

Untuk sesaat, Alisa menatap Maria dengan satu mata lebar layaknya seorang
preman dan seakan menyiratkan, “Kupikir kamu akan melepaskan tangannya
saat aku menggandengnya!”. Namun, dia segera menyadari kalau itu sia-sia
saja, lalu menghela nafas, dan melihat ke depan.

“Kalau begitu, ayo kita mulai ... dan selesaikan dengan cepat.”

“... Ohh~~”

Dengan ekspresi pasrah, Masachika mulai berjalan dengan tatapan jauh di


matanya. Di sebelah kanannya ada tangan Alisa yang ramping dan sedikit
dingin, sedangkan di sebelah kirinya terdapat tangan Maria yang hangat dan
lembut.

(Hmm? Apa-apaan dengan situasi ini? Harem? Horee~~ aku menggandeng


dua kembang cantik di kedua tanganku~ akhirnya, musim semi tiba juga di
kehidupanku~)

Terlepas dari hal-hal bodoh yang Ia katakan di otaknya, tapi di dalam


batinnya, Masachika merasa cukup gugup. Meskipun Ia pernah bergandengan
tangan dengan Alisa beberapa kali, tapi jumlahnya masih bisa dihitung, dan
ini pertama kalinya Masachika bergandengan tangan dengan Maria. Lalu pada
saat yang sama, Masachika tidak tahu harus berbuat apa. ‘Apa aku harus

PDF BY: bakadame.com


mengayunkan lenganku, apa tanganku berkeringat, apa kecepatan berjalanku
sudah pas, atau apa cara bergandengan seperti ini sudah benar?’ . Ia
mengkhawatirkan hal-hal semacam itu sehingga Ia tidak bisa merasa tenang.

(In-Ini sih tentang itu ... Ahh, sebaiknya aku harus menyelesaikannya dengan
cepat)

Terjepit di antara Maria, yang anehnya dalam suasana hati yang senang, dan
di sisi lainnya, Alisa tampak sedikit cemberut, Masachika memutuskan untuk
mengakhiri penyelidikan lebih awal. Alhasil…

“Ruang seni! Tidak ada kelainan! Tempat selanjutnya!”

“Bunga sakura di belakang gedung sekolah! Masih belum mekar!


Selanjutnya!”

“Bukannya itu terlalu asal-asalan!?”

Ketika Masachika menarik kesimpulan dalam waktu kurang dari sepuluh detik
setelah melihat sekilas, Alisa pun mau tak mau mengkritiknya. Namun,
Masachika tampaknya tidak terlalu peduli dan mengangkat di bahunya
dengan wajah santai.

“Sejak awal, penyelidikan ini dilakukan untuk memastikan tidak ada kelainan,
jadi tidak masalah, ‘kan? Jangan khawatir, aku juga tidak lupa mengambil foto
untuk buktinya.”

“Itu memang benar sih ...”

PDF BY: bakadame.com


Karena sifat seriusnya, Alisa bergumam frustadi dan tampak kurang yakin.
Namun, ketika dia melirik Maria, yang berada di sisi lain Masachika, dia
menghela nafas.

“Masha ... sudah cukup, jangan merasa takut melulu.”

“Eh, me-meski kamu bilang begitu~~”

Atas permintaan tidak masuk akal Alisa, Maria mengerutkan bahunya dengan
suara menyedihkan. Dia kemudian melihat sekeliling dengan ketakutan pada
lingkungan yang akhirnya sudah gelap dan diam-diam mendekatkan dirinya
ke tubuh Masachika. Melihat pemandangan itu, Alisa mengernyitkan alisnya.

“Habisnya, penyelidikannya dimulai sekarang, ‘kan ... wajar saja aku merasa
sangat takut. Mana mungkin untuk tidak merasa takut~.”

Mungkin takut untuk membicarakan rinciannya, Maria memotong


kata-katanya dan …. bergerak semakin mendekati Masachika. Dengan tangan
kanannya mencengkeram tangan kiri Masachika, dia merangkul erat lengan
bawah Masachika dengan tangan kirinya. Secara alami, lengan mereka
benar-benar melekat satu sama lain, dan payudara Maria menempel erat di
siku Masachika. Wajah Masachika segera merah merona, sedangkan Alisa
mengerutkan keningnya.

“... Ayo cepat pergi dan lanjutkan penyelidikannya.”

Alisa mengatakan ini dengan campuran nada kesal dan menarik tangan
Masachika saat dia mulai berjalan dengan langkah besar. Namun, Maria masih
menempel erat di lengan kanan Masachika dan tidak bergerak menjauh, dan
Alisa semakin mengerutkan alisnya saat dia melihat dari balik bahunya untuk

PDF BY: bakadame.com


memastikan hal ini.. Dengan keadaan begitu, mereka berjalan kembali ke
gedung sekolah dan mulai berjalan menyusuri koridor.

“O-Oi, jalannya pelan-pelan sedikit napa ...”

“Apa, sih? Kita akan mengelilingi gedung sekolah utama, ‘kan? Bukankah
sebaiknya kita berkeliling secepat mungkin supaya tidak memakan waktu
lama.”

“Yah, emang benar, sih...”

Masachika merasakan sedikit ketidaknyamanan saat Alisa bergegas dengan


tatapan matanya tertuju pada jalan di depan, Ia lalu bertanya dengan
takut-takut.

“... bukannya kamu terlalu memaksakan diri?”

“...”

Pada titik ini, tangan Alisa berkedut saat meraih tangan MasachikaNamun,
ketika Alisa masih tidak mau berbalik, Maria berbisik padanya.

“Alya-chan tuh lagi sok kuat ...”

“Ehh, apa? Sudah kuduga, kamu beneran takut, ya?”

“... Enggak juga, kok?”

Dia mengatakannya dengan nada suara yang acuh, tetapi dia masih tidak mau
berbalik. Dan tiba -tiba, kecepatan berjalannya mulai melambat. Ketika

PDF BY: bakadame.com


mereka berhasil menyusulnya, Alisa mendengus dan menoleh ke samping
untuk menyembunyikan ekspresinya.

“... Kamu takut dengan yang berbau horor, ‘kan? Padahal saat tes uji nyali
selama persiapan festival sekolah tahun lalu, kupikir kamu terlihat baik-baik
saja ...”

“Dibilangin, aku tidak merasa takut sama sekali, kok...”

Alisa dengan keras kepala tetap menyangkalnya sembari memalingkan


wajahnya, tapi kemudian Maria kembali memberikan penjelasan.

“Tau enggak, Alya-chan tuh~ kalau ditakut-takutin saja sih tidak apa-apa,
tapi kalau mendengar cerita seram atau menakutkan, dia baru merasa
ketakutan, tau~”

“Ahh ... begitu rupanya. Jadi kamu itu tipe orang yang merasa ketakutan
dengan imajinasimu sendiri, ya.”

Ketika Masachika terdengar yakin, Alisa memelototi Maria, tapi dia segera
memalingkan wajahnya lagi. Setelah melihat reaksi yang gampang dipahami
itu, Masachika cuma bisa tersenyum masam seraya berkata “Jika memang
begitu masalahnya, kurasa itu wajar-wajar saja”

Di antara tujuh misteri yang ada, cuma misteri [Sosok siswi merah] saja yang
jelas lebih serius sebagai cerita hantu daripada yang lain. Sama seperti cerita
hantu terkenal Kuchisake Onna dan Teke-Teke, ada banyak saksi yang sudah
melihat penampakan sosok siswi merah tersebut.

Katanya, siswi itu sering kali muncul di dalam gedung sekolah utama setelah
jam pulang sekolah. Sosok tersebut memakai seragam Seirei Gakuen, dan

PDF BY: bakadame.com


pitanya berwarna hijau. Dia memiliki rambut hitam sepanjang pinggang dan
disebut “Siswi Merah” karena dia selalu berdarah dari suatu tempat di
tubuhnya.

Jika kamu bertemu dengannya, jangan pernah memanggilnya atau sesekali


membantunya karena kamu merasa khawatir. Jika kamu membantunya, siswi
itu akan berkata “Terima kasih, aku sudah baik-baik saja.”, lalu pergi entah ke
mana. Dan orang yang mendengar perkataan tersebut, dalam beberapa hari,
akan terluka di tempat yang sama dengan siswi itu. Betul, seolah-olah luka
dari “Sosok siswi merah” itu dipindahkan persis apa adanya ...

(Lagian, cuma karena kamu terluka bukan berarti kamu akan mati, hanya
bagian itu saja yang anehnya terlalu realistis ... fakta kalau itu baru bisa terjadi
dalam beberapa hari menambah ketidakpastian ...)

Selain itu, ada cara untuk menanggulanginya jika seseorang bertemu dengan
sosok tersebut, terlepas itu benar atau tidaknya.

Pertama-tama, jangan pernah mendekatinya. Lalu, segera keluar dari gedung


sekolah. Selain karakteristik yang disebutkan di atas, cara membedakannya
dari siswi biasa adalah sensor gerak yang tidak merepons, jadi harap
berhati-hati jika kamu melihat seorang siswi yang berdiri di lorong gelap….
begitulah cara penanggulangannya.

(Yah, sejujurnya, aku punya firasat kuat kalau itu bisa menjadi peringatan
saja, tapi ... katanya, sudah ada yang menjadi korban sebenarnya dari sosok
tersebut.)

Touya memberitahu mereka kalau Ia memiliki informasi tentang kedua


korban. Kasus pertama terjadi pada bulan November lalu. Seorang siswa
laki-laki dari klub lari bertemu dengan “Sososk siswi Merah” dengan cedera

PDF BY: bakadame.com


pada kaki kanannya, dan tiga hari kemudian, laki-laki itu mengalami cedera
robek di bagian tumitnya.

Kasus kedua terjadi pada bulan Juni tahun ini. Wakil ketua klub drum band
dirawat di rumah sakit dengan operasi usus buntu setelah bertemu dengan
“sosok sisiwi merah” dengan darah berlumuran di bagian tengah
seragamnya.. Karena wakil ketua klub ini merupakan orang yang sangat
populer dan banyak disukai, desas-desus pun dengan cepat menyebar, dan
tampaknya dialah yang menjadi pemicu dari viralnya gosip tujuh misteri.

(Dengan kata lain ... Misteri dari “sososk sisiwi merah” ini adalah asal mula
dan puncak dari tujuh misteri sekolah. Ahh, kalau dipikir-pikir, rasanya
sedikit keren yang begitu)

Masachika tertawa ringan dengan ide yang mirip seperti khayalan chuunibyo.
Berbeda dengan Kujou bersaudari, Masachika memiliki sikap yang cukup
santai karena pada dasarnya Ia tidak percaya dengan yang namanya cerita
hantu.

Bukan hal yang aneh untuk anggota klub lari mengalami cedera tumit,
sedangkan masalah operasi usus buntu, Masachika pikir kalau itu hanyalah
masalah komplikasi biasa saja. Pertama-tama, kedua kasus itu tidak ada
disertai dengan pendarahan. Hal ini membuat mustahil untuk dibilang kalau
cedera dari “Sosok siswi merah” itu dipindahkan.

(Padahal, jauh lebih kredibel kalau mereka mengalami luka tusukan atau
sayatan~)

Setelah meringkas pandangannya mengenai rumor tujuh misteri, Masachika


mengangkat bahunya dan menatap Maria.

PDF BY: bakadame.com


“Dari awal, kebanyakan dari tujuh misteri hanyalah hoaks. Kamu tidak
mendengar suara isak tangis seorang wanita di gedung klub, ‘kan?”

“I-Iya... yah, benar sih.”

Seperti yang Masachika katakan, Maria dan yang lainnya menyelidiki “Suara
isak tangis di gedung klub” di siang hari, tapi setelah mencari-cari selama
satu jam, mereka tidak mendengar suara semacam itu. Jadi, mereka tidak
punya pilihan selain membuka jendela sedikit dan menyimpulkan bahwa
suara angin bertiup “Huuuuuuuu” merupakan identitas asli dari misteri itu …..
atau lebih teparnya, itulah yang mereka paksakan. Terlepas dari semua itu,
dari enam misteri yang ada, satu-satunya misteri yang teridentifikasi dengan
jelas hanyalah kucing di gudang peralatan olahraga, dan sisanya adalah hoaks,
begitulah hasil penyelidikan mereka selama ini. Oleh karena itu, kemungkinan
besar cerita hantu terakhir ini juga merupakan ciptaan para siswa.

“Bagaimanapun juga, yang namanya Tujuh Misteri Sekolah kurang lebih pasti
begitu. Aku yakin kalau itu hanyalah seorang siswa mengalami sesuatu yang
aneh, dan kemudian menceritakannya dengan cara yang berlebihan.”

Melihat Masachika yang tampaknya tidak merasakan sedikit pun rasa takut,
mereka berdua tampaknya telah kehilangan sebagian dari rasa takut mereka.
Maria mengangguk perlahan seraya menjauhkan tubuhnya dari Masachika
sedikit.

“Ya ... ketika kamu mengatakannya seperti itu, memang benar, sih...”

“Nah, iya ‘kan? Pertama-tama, bukannya siswi perempuan merupakan


legenda yang paling umum. ​Kenapa tipe urban legend semacam ini
kebanyakan perempuan? Sebut saja legenda hantu Hanako-san,
Kuchisake-onna, Teke Teke, Yashaku-sama... ...Sebaliknya, akan lebih baru

PDF BY: bakadame.com


dan dapat dipercaya jika seorang kakek tua botak yang berminyak akan
muncul.”

“Yang begitu harus dilaporkan secara normal.”

“Betul sekali.”

Arisa meledek Masachika dengan ekspresi serius di wajahnya, menyebabkan


mereka bertiga tertawa kecil. Maria berpura-pura sedikit berpikir sembari
mengendurkan ekspresinya.

“Tapi ‘kan, tapi ‘kan, ada juga youkai yang kakek-kakek, ‘kan?... umm, kalau
tidak salah namanya Konafuki-jiji?”

“Tidak, yang bener Konaki-jiji. Apa-apaan dengan youkai yang sepertinya


cocok dengan youkai Akaname itu?”

“Yang itu mungkin lebih buruk daripada kakek kepala botak yang berminyak
...”

Ketegangan yang telah terbangun di antara mereka bertiga hampir


sepenuhnya dilenyapkan oleh balasan jenaka Maria yang alami. Kemudian
Masachika menyadari kalau pencarian yang dimulai di lantai satu, sudah
mencapai bagian tengah lorong lantai tiga. Dalam suasana yang santai,
mereka bertiga berjalan menyusuri lorong sambil sesekali melihat ke dalam
ruang kelas….

“……Hmm?”

PDF BY: bakadame.com


Saat mereka mendekati ruang kelas di ujung yang jauh, saku celana Masachika
menjadi sedikit lebih hangat. Seolah-olah ada plester penghangat tubuh di
dalamnya.

“Ada apa?”

“Tidak, bukan apa-apa……”

Masachika meletakkan tangannya di sakunya saat menjawab pertanyaan Alisa


dengan balasan samar-samar, Masachika memasukkan tangannya ke dalam
sakunya. Ia kemudian mengeluarkan sumber panas yang menyentuh
jari-jarinya.

“Ara? Itu benda apaan?”

“Aku meminjamnya dari Sarashina-senpai. Tapi, entah kenapa...... benda ini,


lama-kelamaan jadi sangat panas.....”

Itu adalah tasbih (Juzu) hitam dengan nama yang sangat menakutkan, yang Ia
bawa untuk berjaga-jaga. Benda itu samar-samar terasa panas di tangannya.
Seolah-olah berusaha memberitahu Masachika tentang sesuatu.

“Hei... cepat hentikan. Jangan coba-coba menakutiku terus, sih ...


bercandanya enggak lucu, tau.”

“Hah? Tidak, tidak, aku tidak bermaksud begitu ... yah, kalau di dalam film
horor, pola yang begini biasanya menandakan kalau ada hantu pendendam
sedang mendekat, sih ...”

PDF BY: bakadame.com


Tepat setelah Masachika mengatakan itu dengan bercanda seraya membuat
alasan pada Alisa, yang mengangkat alisnya dengan marah ..... ada sebuah
tangan muncul dari sudut lorong beberapa meter jauhnya.

“Eh——”

Sebuah tangan aneh berwarna putih terulur dari balik sudut dan
mencengkeram dinding. Perhatian mereka bertiga langsung tertuju pada
tangan itu.

“ “ “... ” ” ”

Mereka bertiga saling menatap dalam diam, jari-jemari tangan putih itu
mencengkeram dinding dengan kuat. Pada saat itu, Masachika memiliki
firasat bahwa ada sesuatu yang mengerikan akan muncul di balik tikungan itu.
Nalurinya dengan keras memperingatkan untuk meninggalkan tempat ini
sekarang juga. Tapi bertentangan dengan kehendaknya, kakinya sama sekali
tidak mau bergerak.

Hal yang sama berlaku untuk Alisa dan Maria, baik secara sadar maupun tidak,
mereka berdua berpegangan erat pada lengan Masachika dan tidak bergerak
selangkah pun dari tempat itu.

Dan pada akhirnya, sosok itu muncul dari balik tangan yang mencengkeram
dinding. Sambil mengenakan seragam Seirei Gakuen dengan pita hijau.
Rambut hitamnya tergerai panjang sampai ke pinggang. Dan mengintip
melalui rambut hitamnya ... Wajah seorang gadis berlumuran darah.

“Kyaaaaaaa.”

“Ti-Tidaakkkk.”

PDF BY: bakadame.com


Di sebelah kanan dan kirinya, Maria dan Alisa mengeluarkan jeritan yang
melengking. Sejujurnya, Masachika juga ingin berteriak. Namun, kehangatan
tubuh dan getaran lembut mereka terasa di kedua lengannya, menjauhkan
sementara ketakutan Masachika. Dengan kepala dingin yang bahkan dirinya
sendiri merasa terkejut, Masachika berpikir cepat tentang bagaimana caranya
keluar dari situasi ini.

(Apa lebih baik kalau kita bertiga kabur saja? Tidak, jangankan Alya, kurasa
Masha-san bahkan tidak sanggup untuk berlari. Sebaliknya, kakinya sudah
lemas sampai-sampai sekarang saja membuatnya kesulitan untuk berdiri.
Lagian, ini mungkin akan menjadi pengalaman traumatis bagi
Masha-san—— kalau gitu, kurasa aku harus …..hup!!)

Setelah membuat keputusan cepat, Masachika melepaskan tangan mereka dan


berjalan seraya menyunggingkan ujung bibirnya. Ia mendekati siswi yang
muncul dengan berlumuran darah. Kemudian, melalui tenggorokannya yang
gemetar, Masachika mengeluarkan suara yang terkaget-kaget.

“O-O-Oi, oi, oi, oi! Ini terlalu menakutkan, tau! Siapa sih yang menyuruhmu
melakukannya sampai sejauh itu!?”

Suaranya itu terdengar santai dan ceria, berbanding terbalik dengan


ketegangan tempat itu. Ia merasa kalau tindakannya ini bisa membebaskan
dua orang di belakangnya dari rasa takut untuk sementara waktu.

Keputusan Masachika ialah...... membuat “Sosok siswi merah” ini dianggap


sebagai kejutan yang sudah Ia persiapkan. Sembari berjalan dengan sikap
seperti “Kurasa aku sudah sedikit berlebihan dalam memberikan kejutan☆,”
Masachika mencengkeram juzu hitam yang dipinjamnya dari Chisaki. Dengan
cara begini, Ia bisa mempertahankan sikap santainya di permukaan, tetapi

PDF BY: bakadame.com


mempertajam pemikirannya dengan berkepala dingin. Yang dibutuhkan
adalah kesiapan untuk terluka dan tidak ragu untuk menggunakan kekerasan.
Secara sadar, Masachika menyingkirkan semua emosi lainnya.

(Ahh~ aku mungkin bakalan mati)

Intsing semacam itu terbesit di benaknya seolah-olah itu urusan orang lain.
Walaupun dirinya takkan mati, Ia merasa kalau dirinya takkan aman begitu
saja. Masachika secara naluriah tahu kalau itu sosok hantu yang asli. Di sisi
lain, Ia hanya memiliki seutas juzu di tangannya, yang bahkan Ia sendiri tidak
tahu apakah itu bakalan mempan atau tidak. Kemungkinannya terlalu rendah.
Namun, mana mungkin dirinya mundur begitu saja tanpa melakukan
perlawanan.

Bagaimanapun juga, “sosok siswi merah” yang muncul itu terluka di bagian
wajahnya. Jika cerita hantu itu benar, maka Alisa dan Maria mungkin akan
mengalami luka di bagian wajah. Ia takkan membiarkan wajah kedua orang itu
mengalami luka ... Sebagai teman mereka, dan harga dirinya sebagai seorang
pria, Ia takkan memaafkan hal itu.

(Untuk sementara ini, aku akan mendorongnya melewati tikungan dan


memukulnya dengan juzu ini ... Bahkan jika itu tidak mempan, satu-satunya
orang yang terluka oleh “Sosok siswi merah” ialah orang yang mendekatinya.
Dan efeknya baru akan terlihat setelah beberapa hari. Seandainya aku
benar-benar terluka, aku bisa menyembunyikannya selama liburan musim
panas.)

Ada kemungkinan kalau dirinya tidak dapat berpartisipasi dalam kamp


pelatihan. Namun, jika Ia bisa melindungi pikiran dan tubuh mereka berdua,
Masachika merasa kalau semua upayanya itu sepadan.

PDF BY: bakadame.com


(Itu sebabnya ... biar aku yang menjadi lawannya!)

Kemudian, saat Ia bersiap-siap untuk menghadapi “Sosok siswi merah” itu,


Masachika mengalihkan perhatiannya ke tubuh siswi perempuan itu untuk
mencari-cari di mana Ia harus menyerang....... tapi tiba-tiba, Ia menyadari
sesuatu yang aneh.

(Hmm? Kok ada darah di pinggangnya... Hmm? Kalau dilihat-lihat lagi dari
dekat, kaki dan lengan kanannya juga terluka...)

Bukankah lukanya terlalu banyak?

Sesaat kemudian, pertanyaan semacam itu terlintas di benaknya. Lalu sebuah


tangan baru yang terulur dari sisi lain tikungan, mencengkram leher “Sosok
siswi merah” itu dari belakang dengan erat. Dan pemilik dari tangan itu
muncul dengan ekspresi getir di wajahnya.

“Akhirnya berhasil kutangkap juga, .... Hmm? Kuze-kun?”

“Eh? Hah?”

Orang yang muncul adalah wakil ketua OSIS mereka, yang seharusnya tidak
ada di sini. Kemunculan tak terduga orang ini membuat Masachika berhenti
mendadak dan tertegun.

“Ah, ada Masha dan Alya-chan juga, ya. Kerja bagus buat kalian~”

“Ahh, eh, iya?”

“Te-Terima kasih atas kerja kerasnya juga?”

PDF BY: bakadame.com


Kujou bersaudari juga menanggapi dengan canggung, seolah-olah mereka
tidak tahu bagaimana harus bereaksi terhadap situasi tak terduga yang terjadi
secara beruntun. Namun, Chisaki tampaknya tidak terlalu peduli tentang hal
itu, dan melanjutkan dengan nada normalnya yang biasa.

“Karena aku merasa khawatir~, jadi aku mampir sebentar karena rapatnya
berakhir lebih cepat ... Yah, untuk sekarang, apa kalian bisa menyerahkannya
padaku? Aku takkan membiarkannya kabur lagi kali ini.”

Ketika Chisaki mengalihkan perhatiannya kepada “Sosok siswi merah” itu,


tubuhnya langsung meronta-ronta. Matanya yang berlumuran darah menoleh
ke arah Masachika, dan tangannya terulur seraya bersuara serak.

“T0-Tolong aku…..”

Namun, Chisaki segera menyeretnya pergi dan siswi itu menghilang di balik
tikungan.

“Ja-Jangan terlalu berlebihan, ya~”

Masachika mengatannya dengan nada yang agak ragu dan..... memiringkan


kepalanya.

(Ummm... jadi, apa maksudnya ini? Ehh? Mungkin dia bukan hantu yang asli ...
melainkan hanya siswa yang menerobos masuk tanpa izin, dan kena babak
belur oleh Sarashina-senpai? Tidak, mau dilihat dari mana pun, yang itu jauh
lebih realistis... ...Mengesampingkan pertanyaan apakah Sarashina-senpai
akan menggunakan tinjunya kepada seorang siswi.)

Atau mungkin itu kejutan buruk yang tidak melibatkan Masachika.


Kemungkinan ada seseorang yang berpura-pura menjadi “Sosok siswi

PDF BY: bakadame.com


merah” dan mencoba menakut-nakuti seseorang ... bila berpikir seperti itu,
dapat disimpulkan bahwa alasan mengapa ada darah dioleskan di wajahnya
karena ingin menyembunyikan identitas aslinya.

(Yup, aku merasa kalau memang begitu kejadiannya. Owalahh~~ aku cuma
terburu-buru mengambil keputusan, yaa~. Aku jadi merasa malu karena maju
dengan sok berani dan melakukannya dengan serius.~~ hahaha….)

Masachika menyimpulkan ini sambil berusaha melakukan yang terbaik untuk


memalingkan perhatiannya dari fakta bahwa ada jimat yang melilit di tangan
kiri Chisaki seperti sarung tangan. Kemudian, saat Ia menggaruk kepalanya
untuk menutupi rasa malunya ... ada dua tangan yang mencengkeram kuat
bahu Masachika dari belakang.

“Masachika-kun ... Apa maksudnya ini?”

“Kuze-kun~? Kira-kira, apa kamu bisa menjelaskannya padaku, hmm~?”

Suara dingin terdengar dari arah belakangnya. Ketika berbalik untuk menoleh
ke belakang dengan kaku, Masachika melihat wajah Alisayang tersenyum tipis
dengan pandangan mata yang tidak tersenyum sama sekali, dan Maria dengan
senyuman yang tidak wajar. Ekspresi mereka berdua jauh lebih menakutkan
daripada “Sosok sisiwi merah” yang baru saja dilihatnya tadi.

“Ah, eh, umm… De-Demi mengejutkan kalian berdua, aku sudah menyiapkan
kejutan khusus saja, kok? Mungkin~ itu terlalu berlebihan, dan justru
mendapat pelajaran dari Sarashina-senpai…. ?”

Masachika, yang tidak bisa menelan ludahnya sendiri, terpaksa menjelaskan


situasinya. Seketika, tatapan mata Alisa semakin menyipit dan senyum Maria

PDF BY: bakadame.com


semakin dalam. Di tambah lagi, jari-jemari mereka berdua mencengkeram
erat bahunya.

“Umm, kalau begitu, aku perlu menyusul Sarashina-senpai dulu untuk


memastikan kalau dia tidak terlalu berlebihan ...”

Usai memberitahu itu, cengkeraman mereka berdua sama sekali tidak


mengendur. Setelah itu, mereka berdua menceramahinya habis-habisan.
Meskipun itu semua hanyalah fitnah.

(Hah, yah, tidak apa-apa lah... Tindakan jantan merupakan sesuatu yang tidak
meminta imbalan ...)

Sambil duduk bersimpuh di hadapan mereka berdua, Masachika melihat ke


luar jendela dengan pandangan mata yang jauh. Betapa menyenangkannya
bisa melihat indahnya rasi bintang bersama dua saudari yang cantik jelita,
sambil duduk bersimpuh, hari ini …...

“Masachika-kun! Apa kamu mendengar perkataanku!?”

“Kuze-kun, kamu harus merenungi ini dengan benar!”

“…Ya.”

...... . tampaknya menjadi hari yang buruk. Tidak baik juga buat terus-menerus
melarikan diri dari kenyataan.

Beberapa hari kemudian, topik mengenai Tujuh Misteri di sekolah turun


dalam waktu kurang dari seminggu, karena hasil investigasi Tujuh Misteri
disebarluaskan melalui kontak OSIS.

PDF BY: bakadame.com


Adapun mengenai cerita hantu “Sosok siswi Merah” yang paling banyak
dibicarakan, mereka mengumumkannya dengan kalimat setengah bercanda
seperti “Wakil Ketua Sarashina sudah memusnahkannya”, dan anehnya ...
para siswa menerimanya dengan cukup normal.

“Bukannya yang ini lebih cocok jadi Tujuh misteri, ‘kan?”

“Betul banget.”

Setelah menyaksikan keseluruhan cerita, dua kakak beradik bergumam


apakah itu beneran ada atau tidak.

PDF BY: bakadame.com


Chapter 8 — Gadis Cantik dan Cowok Suram

“Ak-Ak-Ak-Ak-Ak-Aku menyukaimu! Ku-Ku-Kumohon berpacaranlah


denganku!”

Begitu mendengar pernyataan cinta yang absurd dan canggung ini (?), hal
pertama yang terlintas dibenak Chisaki adalah “Nih orang ngomong apaan
sih?”

“...”

Bertempat di ruang komite disiplin publik SMA Seirei Gakuen, Chisaki yang
sedang duduk di kursi, melipat tangannya sambil menyandarkan
punggungnya di sandaran dan menatap cowok di depannya.

Sekilas, Ia tampak seperti tipe cowok otaku yang tertutup. Dengan tubuh besar
yang terlihat lambat dan berat, badannya sama-sama besar baik secara
vertikal maupun horizontal. Rambutnya acak-acakan dan tidak terawat, serta
mempunyai wajah tua layaknya om-om paruh baya dengan jerawat yang
mencolok. Mata di balik kacamata berbingkai hitam dengan gelisah melirik ke
sana kemari, dan dikombinasikan dengan punggungnya yang bungkuk, Ia
tampak sangat ketakutan.

(Rasa-rasanya aku pernah melihatnya ... meski tidak pernah berbicara


dengannya, sih)

Dilihat dari warna dasinya, dia bisa mengetahui kalau mereka adalah teman
seangkatan, dan dia juga ingat pernah melihatnya selama masa SMP. Walau
demikian, mereka tidak pernah berada di kelas yang sama, dan Chisaki yakin

PDF BY: bakadame.com


kalau mereka tidak pernah bertukar kata. Jadi, mengapa pria ini tiba-tiba
mengunjungi ruang komite disiplin publik, dan bahkan mengakui
perasaannya?

(... Apa jangan-jangan karena itu? Karena sanksi hukuman dari permainan?
Atau mungkin, perundungan?)

Baru sekitar satu bulan berlalu sejak memasuki tahun ajaran baru. Pada
sekitaran waktu inilah pengelompokan dibuat dan hierarki di dalam kelas
ditetapkan. Akibatnya, cowok yang menjadi sasaran perundungan ini ... maaf
kalau berbicara kasar, cowok yang tampaknya berasal dari kasta terendah ini,
datang untuk mengakui perasaannya kepada anggota komite disiplin yang
galak sebagai bentuk sanksi hukuman dari permainan atau semacamnya ….
Atau begitulah kemungkinannya.

(Lagi-lagi~ perundungan ... padahal kupikir aku sudah menghancurkan


sebagian besar dari mereka selama di sekolah SMP)

Namun, ada beberapa siswa yang mendaftar secara eksternal saat memasuki
SMA, dan kemungkinan besar ini dampak dari hal tersebut. Dengan pemikiran
ini, Chisaki bertanya langsung pada anak cowok yang ada di depannya.

“... Apa ini semacam sanksi hukuman dari permainan? Jika itu perundungan,
aku bersedia mendengar pembicaraanmu juga, kok?”

“Ehh……”

Mendengar perkataan Chisaki, anak cowok di hadapannya membuka


mulutnya sejenak ... Segera setelah itu, Ia menggelengkan kepalanya.

“Ti-Ti-Tidak! Bu-Bukan begitu masalahnya, aku serius ...”

PDF BY: bakadame.com


“... Hah?”

Chisaki menatap matanya, karena tidak memahami maksud dari


“keseriusannya”. Chisaki memahami betul bagaimana pandangan anak-anak
cowok mengenai dirinya. Dia bisa mengetahui hal-hal semacam itu dengan
mendengarkan desas-desus di sekitarnya.

Berdasarkan gosip yang beredar, dia adalah sersan iblis dari komite disiplin
publik. Atau, ada juga yang menganggapnya sebagai ketua geng dari
gadis-gdais Seirei Gakuen.

Sebagian besar perasaan kaum cowok yang diarahkan padanya adalah


kekaguman, dan Chisaki sendiri puas dengan situasinya saat ini. Hal itu
sepuluh ribu kali lebih baik ketimbang diremehkan oleh mereka. Justru karena
dia berpikir seperti itu, dia tidak bisa memahami bahwa ada anak cowok yang
menyukainya.

Jika orang yang menembaknya adalah siswa luar yang baru masuk ke dalam
SMA Seirei Gakuen, dia masih bisa memahaminya. Chisaki sendiri mengerti
kalau dirinya punya wajah yang cantik, jadi tidak heran jika seseorang akan
mengaku padanya hanya dengan melihat wajahnya. Namun, anak cowok di
depannya ini adalah siswa internal yang sudah ada sejak dari SMP.

“Kamu ... siapa namamu?”

“Eh, ah iya, namaku Kenzaki... Kenzaki Touya.”

“Gitu ya... kalau begitu Kenzaki. Apa yang kamu sukai dariku?”

“Umm, itu ...”

PDF BY: bakadame.com


Chisaki bertanya dengan tatapan mata dingin, Touya lalu menjawab dengan
takut-takut dan lebih membungkuk lagi.

“Kamu terlihat kuat, bermartabat, dan keren ... tapi pada saat yang sama,
terlihat feminin juga. Kalau boleh jujur, aku terpikat oleh cara hidupmu yang
penuh kebanggaan.”

“Fuee, ah, hmm, … gitu ya.”

Chisaki dikejutkan dengan jawaban yang dipenuhi kejujuran dan pujian


blak-blakan begitu. Faktanya, ini adalah pertama kalinya Chisaki diberitahu
pujian langsung dari lawan jenis.

Tentu saja, bukannya berarti dia tidak pernah menerima pengakuan perasaan.
Tapi kebanyakan dari mereka hanya mengatakan sesuatu seperti “Kamu tidak
punya pacar? Aku tidak keberatan jadi pacarmu, kok?” Atau “Aku cukup
menyukai gadis yang kuat, loh? Jadilah pacarku”. Kebanyakan dari mereka
selalu berupaya mendominasi Chisaki. Tentu saja, cowok-cowok yang salah
paham itu diberi pelajaran, lalu dipisahkan sebagai sampah yang bisa terbakar
dan tidak bisa terbakar, tapi yah, kesampingkan itu dulu.

Pokoknya, karena secara tak terduga mendapat pujian yang begitu


blak-blakan ... Chisaki tanpa sadar merasa senang.

“Ehemm!”

Kemudian, ketika dia berdeham untuk menipu dirinya sendiri, Chisaki


berpura-pura tidak terlalu peduli, dan mulai mengatakan sesuatu.

PDF BY: bakadame.com


“Y-Yah, aku mengerti bagaimana perasaanmu ... tapi aku tidak mengenalmu
sama sekali, tau?”

“Ah, i-itu sih sudah jelas ... oleh karena itu, pertama-tama, bagaimana kalau
…kita memulai dari berteman dulu?”

Lama-kelamaan, baik tubuh dan suara Touya semakin mengecil. Sikapnya


yang begitu pengecut dan gemetar ketakutan itu ... tumpang tindih dengan
dirinya yang dulu dan membuatnya sangat jengkel, Chisaki lalu membuka
mulutnya dengan nada menyinggung.

“Aku tidak suka cowok yang tidak mengatakan sesuatu dengan jelas dan
tegas.”

“Ehh, be-begitu ya.”

“Aku juga benci cowok yang selalu ragu-ragu dan pengecut. Aku juga
membenci cowok yang lemah. Lagian, aku membenci cowok pada umumnya,
jadi mana mungkin aku menjadikanmu sebagai pacarku.”

“It-Itu sih, tolong kasih pertimbangan ...”

Chisaki merasa terkejut ketika Touya, dengan badan yang gemetar ketakutan,
masih tidak mau mundur, meski dia sudah mendorongnya habis-habisan.
Kemudian, tatapan mata lurus yang memandangnya dari belakang kacamata
membuat Chisaki sedikit terguncang lagi,.... dia lalu memalingkan wajahnya
untuk menyembunyikan diri, dan berkata sambil melambaikan tangan.

“Kalau gitu, bagaimana kalau kamu bisa mencobanya lagi setelah menjadi
cowok yang lebih keren? Hmm, benar juga ... misalnya saja jadi ketua OSIS?
Jika kamu menjadi ketua OSIS, aku akan mempertimbangkannya kembali.”

PDF BY: bakadame.com


“Ke-Ketua OSIS!?”

“Apa? Kamu tidak bisa melakukannya?”

Walaupun dia sendiri yang mengatakannya sendiri, Chisaki sadar betul kalau
permintaannya sangat tidak masuk akal. Nilai menjadi ketua OSIS di sekolah
ini sangatlah tinggi. Oleh karena itu, ada banyak murid yang mengincar
jabatan tersebut, dan jelas sekali jika ada seorang siswa biasa dan tidak
menonjol tiba-tiba mencalonkan diri, Ia akan dihancurkan habis-habisan
tanpa bisa sampai ke tahap pemilihan.

Namun, itu tidak masalah. Itu hanya persyaratan asal ceplos yang keluar dari
mulutnya, tapi itu bukan alasan yang buruk untuk membuat Touya menyerah.
Ketika Chisaki berpikir demikian …

“…baiklah, aku mengerti.”

“Hah?”

“Kalau begitu, aku akan memulai lagi dari awal.”

Usai mengucapkan itu dengan nada yang lebih jelas daripada sebelumnya,
Touya menundukkan kepalanya dan meninggalkan ruangan. Chisaki
memandang punggungnya dengan ekspresi bengong ...

“Eh, apa Ia serius mau jadi ketua OSIS?”

Setelah bergumam tanpa sadar,Chisaki menggelengkan kepalanya seraya


berkata, “Tidak, mana mungkin, iya ‘kan.”

PDF BY: bakadame.com


(Ia pasti merasa kalau aku sama sekali tidak gampang menyerah, jadi Ia asal
mengatakan sesuatu dan pergi begitu saja.)

Setelah mengatakan itu pada dirinya sendiri, Chisaki mencoba menghapus


penyusup itu dari ingatannya. Dia tidak menyadari fakta bahwa dirinya —
dalam artian tertentu— sedikit tertarik dengan pihak lain ketika melakukan
upaya semacam itu.

◇◇◇◇

Kemudian, sekitar sebulan kemudian.

(Cowok itu benar-benar tidak pernah keliatan lagi batang hidungnya...


padahal Ia sendiri yang bilang kalau Ia menyukaiku. Tidak, aku tidak
keberatan jika Ia sudah menyerah sih!)

Usai mengeluh di otaknya, Chisaki berpatroli mengelilingi sekolah dalam


suasana hati yang sedikit kesal. Kemudian dari ruang seni terdekat, dia
mendengar suara gelak tawa rahasia antara sepasang laki-laki dan
perempuan, Chisaki hanya bisa menghela nafas ringan. Bahkan di sekolah
bergengsi di mana ada banyak dari anak-anak keluarga tajir bersekolah, ada
saja siswa yang seperti mereka. Sepulang sekolah, ada beberapa siswa yang
suka bertemu diam-diam di ruang klub atau ruang kelas yang sepi.

Namun, melakukan hubungan tidak senonoh di dalam sekolah merupakan


tindakan yang melanggar peraturan sekolah. Bahkan itu cuma sekedar

PDF BY: bakadame.com


ciuman, jika ada guru yang mengetahuinya, seseorang akan mengalami
hukuman yang berat.

(Ya ampun, buat apa mesra-mesraan di sekolah, kayak enggak ada tempat lain
aja!)

Dengan perasaan jengkel, Chisaki mengayunkan pedang bambu yang ada di


tangannya di lorong.

Prakkkk! Suara keras bergema di lorong, dan suara laki-laki dan perempuan
yang terdengar dari ruang seni tiba-tiba berhenti.

“Gerbangnya sebentar lagi akan ditutup, tau!”

Sembari berteriak keras, Chisaki dengan cepat meninggalkan tempat itu.


Walaupun itu sudah menjadi tugas komite disiplin untuk menindak hubungan
yang tidak senonoh, tapi dia tidak perlu repot-repot untuk melangkah masuk
dan memperingatkan mereka. Jika mereka menurut dan pulang dengan
tenang, itu sih bagus. Jika tetap tidak mau pulang, risikonya biar ditanggung
sendiri. Seandainya ada guru yang memergoki mereka, itu sudah bukan
urusan Chisaki lagi.

“Benar-benar konyol sekali.”

Ada banyak politisi dan pengusaha terkemuka di antara lulusan dan orang tua
murid sekolah ini. Di sekolah yang mendapat banyak perhatian ini, jika
mereka diskors dari sekolah, masa depan mereka akan menjadi gelap gulita.
Rasanya tidak berlebihan kalau jalan mereka untuk menuju kesuksesan akan
tertutup rapat.

PDF BY: bakadame.com


Siapa juga yang mau mengambil risiko seperti itu dan terlena dengan hasrat
sementara? Apakah mereka akan sebodoh itu ketika otak mereka dibakar oleh
perasaan cinta? Sambil berpikir seperti itu, dia dengan santai mengalihkan
perhatiannya ke luar jendela...

“Hmm...? Bukannya itu...”

Chisaki menyipitkan mata pada dua orang dengan seragam olahraga yang
berdiri di dekat gerbang sekolah. Dia lalu mendekati jendela dan menatap
mereka selama beberapa detik, lalu menyadari kalau kedua orang itu adalah
ketua dan wakil ketua OSIS.

“? Apa yang sedang mereka lakukan?”

Mereka berdiri berdampingan tepat di luar gerbang sekolah dan tampak


melambai atau memanggil seseorang dari arah kiri sudut pandang Chisaki.
Sebagai anggota OSIS, bukan hal yang aneh jika mereka tetap berada di
sekolah usai sepulang sekolah. Namun, lain lagi ceritanya saat mereka
mengenakan seragam olahraga di dekat gerbang sekolah. Chisaki yang
memandang mereka dengan tatapan bingung, melihat orang yang mereka
ajak bicara.

“Ehh....?”

Orang yang datang berlari dengan ngos-ngosan dan kelelahan, yang bahkan
bisa dilihat dari kejauhan, adalah anak cowok yang baru saja dia bayangkan
dalam benaknya. Chisaki merasa kalau siluetnya tampak sedikit berbeda, tapi
dia tidak salah menduga ketika melihat tubuhnya yang besar dan bungkuk itu.
Cowok itu meletakkan tangannya di lutut dan menarik napas mati-matian,
punggungnya ditepuk-tepuk oleh dua Senpai yang mengawasinya.

PDF BY: bakadame.com


“...”

Kenapa cowok itu bisa bersama dua anggota OSIS? Jawabannya sudah jelas.
Karena cowok itu juga termasuk anggota OSIS. Dengan kata lain, itu berarti ...

“Apa Ia serius ... berniat menjadi ketua OSIS?”

Chisaki segera menggelengkan kepalanya saat kata-kata tersebut keluar dari


mulutnya. Jika memang begitu. lantas apa? Pasti ada yang tidak beres dengan
isi kepala cowok itu karena sudah menganggap serius penolakan halus yang
dibuat di tempat.

(Lagipula itu cuma basa-basi semata saja, ‘kan? Menganggap hal itu dengan
serius saja sudah aneh ... Jadi, ini semua bukan salahku)

Memang itu bukan salahnya. Meski itu bukan salahnya, tapi ... mungkin tidak
ada salahnya juga untuk peduli sedikit kepadanya.

Dengan sedikit perasaan bersalah, Chisaki turun ke lantai satu dan membeli
minuman olahraga dari mesin penjual otomatis, lalu memutuskan untuk
menunggu Touya di pintu masuk. Akan tetapi ….

“Staminamu jadi semakin meningkat ya, Kenzaki.”

“Betul, betul, belakangan ini kamu juga tidak sering merasakan nyeri otot,
‘kan?”

“Memang, sih ... jika dibandingkan dengan sebulan yang lalu.”

Saat mendengar suara Touya bersama dua orang lainnya, Chisaki segera
bersembunyi di balik kotak sepatu. Tidak, jika dipikir-pikir lagi dengan

PDF BY: bakadame.com


tenang, dia tidak perlu bersembunyi segala ... sebagai seseorang yang sedikit
mengidap androphobia, rasanya cukup memalukan bagi dirinya untuk
berbicara dengan anak cowok, atau sulit untuk menjelaskan situasinya ...

(Kalau sudah begini ... kurasa aku tidak punya pilihan lain selain
melakukannya)

Setelah merenungkan banyak pertimbangan, Chisaki mengambil keputusan


seraya meletakkan pedang bambu dan minuman olahraga di tempat, lalu
menyerang ketua dan wakil ketua OSIS yang sedang mengganti sepatu mereka
dan hendak menuju ke lorong sekolah.

“Eh….”

“Ap….”

Serangan mendadak itu langsung menghilangkan kesadaran mereka dan


membuat mereka bersandar dengan lembut di kotak sepatu.

“Ehh? Senpai? Tadi itu suara apa …”

Kemudian dia mendengar suara Touya dari belakangnya, dan ketika Chisaki
berbalik, tatapan mata mereka saling bertemu.

“Eh, Sarashina-san? Kenapa …... lah, apa yang terjadi dengan ketua dan wakil
ketua!?”

Touya tiba-tiba mengalihkan pandangannya pada dua orang yang bersandar


di kotak sepatu di belakang Chisaki. Namun, Chisaki tidak terlalu
memedulikan itu, dan berdiri dengan ekspresi acuh tak acuh seraya
mengambil minuman olahraga dengan wajah menyeringai.

PDF BY: bakadame.com


“Lama tidak ketemu, ya.”

“Eh? Ah ya… sudah lama tidak berjumpa. Tapi umm,ketua dan wakil ketua…”

“Apa kamu ikut bergabung dengan OSIS? Karena kamu bersama mereka
berdua, itu artinya ….”

“Y-Yah, begitulah ... la-lalu mengenai mereka berdua..””

“Hmm~? Bergabung dengan OSIS, ya~”

“Su-Sungguh kasar dan ... kuat sekali... aku menyukainya.”

“H-Hah!?”

“Ah maaf, aku cuma keceplosan.”

Ketika Chisaki berteriak kebingungan karena pengakuan yang tiba-tiba,


tatapan Touya mengembara seolah-olah Ia juga merasa gelisah. Saat melihat
reaksinya yang seperti itu, dia bahkan tidak bisa marah dengan “Jangan
meledekku!”. Chisaki memelototi Touya dengan tajam dan mengangkat
dagunya seolah ingin mendorongnya menjauh.

“Apa jangan-jangan, kamu menganggap serius dengan yang kukatakan tempo


hari? Asal kamu tahu saja, itu cuma pemikiran sekilas yang kukatakan untuk
menyingkirkanmu. Jadi, jika kamu berpikir untuk secara sembrono mengincar
jabatan ketua OSIS, bagaimana kalau kamu hentikan itu?”

PDF BY: bakadame.com


Chisaki yang berani mengatakannya dengan arogan, memutuskan untuk
membuat pernyataan yang jelas pada saat ini, tapi ... balasan yang dia dapat
sungguh tak terduga.

“Eh, ah ... tidak, yah, aku memang ada perasaan seperti itu, tapi ...”

“Eh...”

Chisaki terkejut oleh ucapan Touya yang mengatakan itu dengan senyum
bermasalah dan yang menggaruk pipinya. Tanpa melihat wajah Chisaki, Touya
melanjutkan perlahan.

“Yah sebenarnya ... tentu saja, aku memiliki motif tersembunyi untuk
membuat Sarashina-san sedikit memberi perhatian padaku, tapi ....
mengesampingkan alasan itu, kupikir ini bisa menjadi kesempatan yang
bagus. Umm, maksudnya, kesempatan. ...... untuk mengubah diriku.”

“……Mengubah diri?”

“Y-Yah, aku menyadari kalau diriku yang sekarang tidak cukup menarik
sebagai seorang pria ... jadi kupikir, aku tidak boleh begini terus.”

“... Meski begitu, kamu masih berusaha menyatakan perasaanmu padaku?”

“Ugh! Tidak, itu sih, umm ... karena aku pernah mendengar kalau … seseorang
harus memberitahu perasaanya kepada gadis yang disuka sesegera mungkin
...”

“... Bukannya itu dengan asumsi kalau kamu sudah menjalin beberapa
hubungan dengan orang yang terkait?”

PDF BY: bakadame.com


“Su-Sudah kuduga memang begitu, ya...”

Touya mengatakan itu sembari menjatuhkan bahunya dengan kecewa ... tapi
Ia kemudian tiba-tiba bangkit. Touya menatap lurus ke arah Chisaki
sementara matanya sedikit bergetar, Ia lalu memberitahunya dengan suara
yang sedikit gemetar namun terdengar jelas.

“Tapi aku tidak menyesalinya. Berkat itu, aku mendapat kesempatan untuk
mengubah diriku sendiri! Jadi umm, Sarashina-san tidak perlu repot-repot
mengkhawatirkan aku ...”

Touya tiba-tiba menurunkan nada suaranya dan membuang muka. Chisaki


membuka matanya lebar-lebar saat mendengar ucapan yang tepat sasaran.

“Ha-Hah!? Siapa juga yang mengkhawatirkanmu! Aku cuma berpikir kalau


kamu menganggap serius candaanku, jadi aku hanya memastikan itu saja,
kok!”

“Ehh, bukannya itu sama saja dengan memedulikan——”

“Hah~? Jangan ngaco, deh! Mana mungkin aku peduli dengan cowok! Nih, aku
memberimu ini karena aku punya banyak! Kalau begitu, sampai nanti!”

Chisaki berbicara cepat sembari mendorong minuman olahraga yang


dipegangnya ke arah Touya, meraih pedang bambu yang tergeletak, dan
bergegas keluar dari tempat tersebut.

“Ah, tapi, ketua dan wakil ketua OSIS ….. lah, larinya cepat banget—— .”

Chisaki berlari secepat mungkin seolah-olah tidak ingin mendengar suara


Touya. Dia berlari dengan hati yang gelisah.

PDF BY: bakadame.com


(Hah? Peduli? Itu sama sekali sangat berbeda! Jika sampai dibilang begitu, aku
takkan peduli lagi secuil pun! Tidak peduli di mana atau apa yang cowok itu
lakukan, aku sama sekali tidak pernah peduli!!)

Layaknya anak kecil yang keras kepala, Chisaki bersumpah dalam hati. Setelah
itu, Chisaki melakukan segala upaya untuk menghindari kontak dengan
Touya, , sesuai dengan sumpahnya.

“Chisaki~ patroli minggu ini, katanya kita kebagian untuk berpatroli di


halaman sekolah.”

“Aku akan menggantikan orang yang bertanggung jawab di dalam gedung


sekolah.”

“Ehh?”

Sepulang sekolah, Touya akan berlari di luar sekolah. Chisaki benar-benar


menghindari apa pun yang akan menyebabkan dia bertemu dengannya di
sana..

“Sarashina, bisa minta waktunya sebentar?”

“Iya, ada apa?”

“Iya, tolong bantu aku memasang pamflet selama masa pemilihan Ketua
OSIS——”

“Tolong minta orang lain saja untuk melakukan itu.”

“Eh...oh, baiklah?”

PDF BY: bakadame.com


Ketua komite disiplin membuat wajah kebingungan setelah ditolak
mentah-mentah. Tapi, apa boleh buat. Lagi pula, papan buletin baru-baru ini
memiliki fitur khusus kecil tentang Touya di koran sekolah.

Walaupun dia sudah berusaha untuk menghindari Touya dengan segala cara ….
tapi, ada kejadian tertentu yang tidak dapat dihindari.

“Lalu, selanjutnya adalah pidato perkenalan dari bendahara OSIS, Kenzaki


Touya.”

Teradapat acara salam dari pengurus OSIS pada upacara penutupan semester
pertama. Mendengar nama yang familiar dipanggil, Chisaki secara refleks
mencoba mengalihkan pandangan dari panggung …. Tapi dia merasa terkejut
saat melihat sosok keluar dari di belakang panggung.

“Senang bertemu dengan kalian semua, nama saya Kenzaki Touya selaku
Bendahara OSIS angkatan ini.”

Apa ini yang dimaksud dengan tampil beda? Bentuk tubuhnya jelas berbeda
dari satu setengah bulan yang lalu. Meskipun badannya masih sedikit gemuk,
tapi kesan lamban dan kucelnya telah menghilang, lalu caranya berjalan
dengan punggung lurus dan tegap memberi kesan penampilan yang
berwibawa serta bermartabat.

Chisaki menatap sosok yang berdiri di atas panggung, lupa untuk berpaling.
Pada saat itu, Touya menatap lurus ke arah mata Chisaki. Itu bukan hanya
imajinasinya saja. Karena itu dibuktikan dengan ucapan Touya selanjutnya.

“Saya berniat mencalonkan diri sebagai ketua OSIS pada pemilihan tahun
depan, tapi saya belum memiliki calon wakil ketua untuk berpasangan dengan

PDF BY: bakadame.com


saya. Namun, ada satu orang yang ingin saya jadikan pasangan saya. Tidak,
saya tidak bisa membayangkan dipasangkan dengan siapa pun kecuali orang
itu!!”

Pernyataan Touya membuat jantung Chisaki berdebar tak karuan. Dan pada
saat yang sama, para siswa di sekitarnya ......, terutama murid laki-laki,
menunjukkan kegembiraan yang aneh.

“Saya ... tidak, aku! Aku akan melakukan semampuku untuk membuat orang
itu bersedia menjadi pasanganku!”

Deklarasi macam apa itu?

Sementara Chisaki berpikir demikian dengan ekspresi linglung, semua orang


di sekitarnya bertepuk tangan untuk Touya di atas panggung. Karena
terpengaruh dengan suasana di sekelilingnya, Chisaki sempat bertepuk tangan
beberapa kali ...dan buru-buru menurunkan tangannya. Dia bisa merasakan
kalau pipinya terasa panas. Entah itu karena tepuk tangan yang dilakukan
secara refleks atau sesuatu yang lain ... pada waktu itu, Chisaki tidak bisa
menilainya.

◇◇◇◇

Kemudian, sehari setelah upacara pembukaan sehabis liburan musim panas.


Chisaki benar-benar terkejut ketika Touya mengunjungi ruang komite disiplin
publik seperti yang pernah dilakukannya dulu.

PDF BY: bakadame.com


“Sarashina-san! Kumohon, apa kamu bersedia mencalonkan diri sebagai
calon wakil ketua dan mengikuti pemilihan ketua OSIS bersama denganku!”

Touya menundukkan kepalanya dan tampak menjadi orang yang sama sekali
berbeda dari empat bulan sebelumnya. Lemak yang menutupi seluruh
tubuhnya telah sepenuhnya terbuang dan digantikan oleh otot-otot yang
kencang. Rambutnya tertata rapi, dan matanya yang menatap lurus ke arah
Chisaki, dipenuhi dengan percaya diri.

“Ah, ummm ...”

Chisaki dibuat terdiam setelah melihat perubahannya yang begitu drastis dan
terbatuk sekali. Kemudian, dia dengan paksa mengalihkan pandangannya ke
arah Touya.

“... Kenapa? Kupikir awalnya aku memintamu untuk menjadi ketua OSIS, ‘kan?
Jika aku mencalonkan diri bersama, bukannya itu sama saja dengan aku yang
membantumu?”

“Tentu saja aku tahu itu. Tapi aku tidak bisa memikirkan orang lain selain
Sarashina-san sebagai partnerku!”

“O-Ohh ...”

Chisaki secara naluriah membuang muka pada kata-kata yang terlalu lugas
dan blak-blakan itu. Touya kemudian memberi penjelasan lebih jauh.

“Tentu saja, jika aku memenangkan pemilihan dengan bantuan


Sarashina-san, aku tidak akan menggunakannya sebagai tameng untuk
memaksamu menjalin hubungan denganku! Tapi ... aku bukan lagi cowok yang
pengecut maupun lemah. Dan aku akan terus tumbuh menjadi cowok yang

PDF BY: bakadame.com


akan diakui oleh Sarashina-san! Apa kamu bersedia melihat pertumbuhanku
dari dekat? Kumohon!”

“U-Ummm, yah….”

Kedengarannya seperti permintaan yang agak egois, tetapi kelugasan


permintaan itu membuat Chisaki tidak mungkin menolaknya begitu saja.
Kemudian, dia menyadari kalau mulutnya kembali berbicara sendiri dan
mengucapkan kondisi aneh tanpa izin.

“Kamu sama sekali tidak lemah ... Bukannya itu sudah kelihatan jelas dengan
melihat tubuhmu yang sekarang? Kurasa aku harus membuktikannya juga ...
hmmm, benar juga. Aku akan memikirkannya jika kamu berhasil
memenangkan satu poin dariku dalam kendo.”

Karena sudah terlanjur mengatakannya, Chisaki sendiri bahkan berpikir “Aku


ini ngomong apaan sih?”. Jika ingin menolaknya, dia seharusnya menolak
secara normal tanpa perlu memberikan syarat apa pun. Jika dia melakukan itu
lagi, maka ...

“… Baiklah, aku mengerti. Sepulang sekolah nanti, aku akan mengunjungi


Aula Kendo Kedua.”

Sesuai dugaannya, Toya menyanggupi persyaratan itu setelah dua detik


terdiam, Ia lalu menundukkan kepalanya dan meninggalkan ruangan. Sambil
melihat punggungnya,Chisaki terus bertanya-tanya, “Mengapa aku tidak
berani menolaknya?”

◇◇◇◇

PDF BY: bakadame.com


“Jadi kamu orangnya, ya! Cowok bandel yang berani-beraninya mendekati
Onee-sama!”

“Ummm...”

Sepulang sekolah, Touya mengunjungi aula kendo dan terlihat sangat terkejut.
Tapi wajar saja Ia bereaksi begitu, karena begitu dirinya masuk, Touya
langsung dikeroyok oleh Ojou-sama dengan gaya rambut ringlets atau roll
gantung* dalam setelan kendo tanpa tahu apa-apa. Terlebih lagi, di kedua sisi
Ojou-sama itu, tiga siswa perempuan dengan postur berdiri yang anehnya
elegan (entah kenapa berdiri dengan gaya kuda-kuda karate) berbaris berjajar.
Suasananya benar-benar seperti kedatangannya sudah ditunggu-tunggu.
(TN: Kurang tau istilah tepat gaya rambutnya, tapi gambarannya seperti gaya
rambut yang biasa digunakan para Ojou-sama, yang bagian ujung rambutnya
kayak drill :v )

“Ma-Maksudnya Onee-sama itu siapa, ya?”

“Bukannya itu sudah jelas ... ketika membicarakan Onee-sama, siapa lagi
kalau bukan Chisaki Onee-sama desuwa!”

“Be-Begitu ya ...”

Touya menganggukkan kepalanya seolah kewalahan oleh kekuatan


Ojou-sama itu. Kemudian, Ojou-sama itu menyibakkan rambut roll-nya
seraya berkata.

PDF BY: bakadame.com


“Aku tahu alasanmu datang kemari ... dengan kasarnya, kamu ingin
menantang Onee-sama, bukan?”

“Ya ampun, dasar orang yang tidak mengenal kedudukannya sendiri!”

“Ini sangat merepotkan, tau? Jangan menganggap enteng Onee-sama.”

“Jika kamu berpikir kalau kamu bisa menang dengan mudah karena kamu
seorang pria, kamu itu salah besar, oke?”

“Tidak, aku tidak berpikiran begitu ... Umm, kenapa kalian berdiri agak
miring?”

“Itu sama sekali tidak penting! Jika kamu ingin menantang Onee-sama .....”

Kemudian, Ojou-sama itu menghentikan pidatonya dan menjentikkan jarinya.


Lalu, gadis dengan gaya twintail yang tampak ceria di sebelah kanannya
berteriak sambil membusungkan dadanya.

“Shinbashi Ayame!”

Selanjutnya, gadis tomboy yang berada lebih jauh di sisi kanan mulai
membuka mulutnya, menutupi satu mata dengan tangannya.

“Oomori Kikyou!”

Dilanjutkan dengan gadis berkacamata di sisi lain berkata sambil mendorong


kacamatanya.

“Kurasawa Hiiragi!”

PDF BY: bakadame.com


Dan akhirnya, Ojou-sama yang ada di tengah maju ke depan seraya
mengoyangkan rambut roll-nya.

“Kiryuuin Sumire! Bagaimana kalau kamu mengalahkan kami dulu, Saudari


Empat Musim, sebelum bisa melawan Onee-sama desuwa!?”

Itu adalah deklarasi perang yang benar-benar mengesankan, diumumkan


dengan suara keras dan nyaring. Bahkan, rasa-rasanya bakalan ada ledakan di
belakang mereka. Ketika mendengar nama julukan yang mirip seperti Empat
Jenderal Surgawi dari pasukan raja iblis, reaksi Touya justru …., melangkah
mundur dan menoleh ke arah Chisaki, yang sedang menepak dahinya di
belakang mereka berempat.

“Ummm, Sarashina-san... Siapa orang-orang yang meriah ini?”

“... Mereka semua adalah anggota tim kompetisiku di klub kendo saat SMP
dulu”

“... Lalu panggilan Onee-sama tadi?”

“Tidak, jangan salah sangka dulu oke? Kami tidak ada hubungan darah
maupun saudari tersumpah, bukan semacam itu, oke? Pertama-tama, Sumire
itu lebih tua dariku dalam hal ulang tahun, dan meskipun dia menyebut
dirinya 'Sumire' untuk menyesuaikan diri dengan orang-orang di sekitarnya,
tapi nama aslinya adalah Viole——”

“Jangan seenaknya mengabaikan kami dan berbicara dengan Onee-sama!”

Sembari mencondongkan tubuhnya ke depan untuk menghalangi pandangan


Touya, Vio ... Sumire-jou meninggikan suaranya. Kemudian, dia menjentikkan

PDF BY: bakadame.com


jarinya lagi, dan seorang gadis mungil yang menyebut dirinya sebagai Ayame
melangkah maju.

“Jika kamu ingin melawan Onee-sama, kalahkan aku dulu!”

“E-Ehhh...?”

Touya menatap gadis yang ada di depannya, suaranya bergetar karena


kebingungan. Bahkan menurut perkiraan kasar, perbedaan tinggi di antara
mereka berdua lebih dari 30 cm. Bahkan jika mengecualikan perbedaan jenis
kelamin, sulit dipercaya kalau mereka bisa bertanding dengan adil.

“Yah, baiklah ... jika kamu mengatakan itu…”

Tetap saja, karena menganggap kalau pembicaraannya takkan bisa berlanjut,


jadi Touya memutuskan untuk meladeninya, tapi...

“Hmph! Cuma besar mulut doang!”

“Hah, aku tidak menyangka kalau ini akan berakhir dalam satu kali pukulan
...”

“Mengecewakan sekali.”

“Ara ara~, ternyata cuma pohon yang berdiri melongo, doang.”

Itu adalah kekalahan instan. Begitu aba-aba diteriakkan, lawannya


menghilang dari pandangannya dan ...... segera diikuti dengan tusukan di
bagian leher, dan pertandingannya selesai begitu saja.

“Goho, gah, ughh!”

PDF BY: bakadame.com


“Ap-Apa kamu baik-baik sa—”

“Onee-sama! Jangan menunjukkan belas kasihan pada lawan, desuwa!”

“Tidak, tapi ini sudah keterla—”

Touya terbatuk-batuk dalam posisi berjongkok, dan Chisaki yang


mengkhawatirkannya, mencoba bergegas ke arahnya...... tapi sebelum itu,
Sumire berdiri menghalangi jalannya. Dia kemudian menatap lurus ke arah
Chisaki seraya berbisik.

“(Seorang wanita seharusnya tidak menunjukkan simpati kepada seorang pria


yang sudah membulatkan tekad. Menunjukkan belas kasihan sama saja
dengan meremehkan tekadnya desuwa.)”

“!!!”

Chisaki tertegun saat mendengar ucapan Sumire. Kemudian, sementara


Chisaki berdiri mematung, Touya bangkit sendiri dan memegang pedang
bambunyalagi.

“Uhuk, uhuk, ... ayo lakukan satu ronde lagi!”

“Hee~, kamu masih berani melawanku? Yah terserahlah, aku akan


memukulmu lagi dan lagi sampai kamu merasa puas!”

Sesuai deklarasi tersebut, Touya dipaksa untuk menjilat tanah selama dua jam
ke depan. Namun, Touya sama tidak putus asa maupun menyerah, Ia terus
pergi ke aula kendo dan menantang Empat Jenderal Surga— ..... Saudari

PDF BY: bakadame.com


Empat Musim untuk bertanding. Kemudian, Ia berhasil mengalahkan mereka
satu per satu ...

“Aku akhirnya bisa berhadapan denganmu, Sarashina-san.”

Pada saat Touya menantang Chisaki untuk berduel, waktunya sudah


memasuki bulan OktoberTapi itu bukan alasan bagi Chisaki untuk bersikap
mengalah padanya.

“... Aku akan kembali lagi nanti.”

Walaupun Touya sudah meningkatkan keterampilannya dalam pertempuran


melawan Saudari Empat Musim, tapi Ia terus-menerus dikalahkan oleh
Chisaki. Selama waktu ini, Chisaki tidak bertukar sepatah kata pun dengan
Touya, tapi dia tidak menolak untuk melawannya dan terus memukulinya
dengan segenap kemampuannya. Jika dirinya tidak menenggelamkan hatinya
dengan cara begini,, dirinya mungkin akan dipenuhi dengan perasaan tidak
nyaman.

Tapi suatu hari, tiba-tiba.

(Ah, sebelum ujian …. Lengan bawahnya… dia perlu belajar dengan giat juga..)

Touya mengerahkan seluruh kekuatannya ke lengannya untuk menyerang


bagian topeng, dan dalam sepersekian detik itu, Ia mencoba mengarahkan
pedang bambunya ke bagian lengan Chisaki yang kosong...... Tiba-tiba, pikiran
semacam itu terlintas di benaknya. Dan kemudian, keraguan sesaat itu
menyebabkan pegangannya melonggar, dan tangan kecil Chisaki membelah
udara. Segera setelah itu, pedang bambu Touya diayunkan ke bawah dan ...

Plangg!

PDF BY: bakadame.com


Kepala Chisaki menerima dampak ringan. Dampaknya terlalu ringan … untuk
dinilai sebagai pukulan.

“…. Haa?”

Lawannya menahan diri. Begitu kemungkinan itu terbesit di dalam


pikirannya, emosi yang ditekan Chisaki meledak.

“Hahhhh~~~~!?”

Dengan campuran penghinaan dan kemarahan dalam suaranya, Chisaki


merenggut pedang bambu yang mengenai kepalanya, meraihnya dengan
paksa, dan melemparkannya ke arah Touya.

“Apa maksudmu melakukan itu, hahh!?”

Dia memelototi Touya melalui topeng logamnya dengan marah, dan Touya
yang menangkap pedang bambu dalam pelukannya, berteriak panik.

“Eh, ah, maafkan aku! Aku tahu kalau itu tidak sopan untuk menahan diri
padamu atau semacamnya, tapi saat aku berpikir akan memukul gadis yang
kusukai dengan sekuat tenaga, tubuhku mendadak menahannya ...”

“Ap-Apa……!!”

Menanggapi perkataan tersebut, Chisaki dibuat terdiam ..... giginya


gemeretak, dan kemuidan dia berteriak untuk meluapkan berbagai hal.

PDF BY: bakadame.com


“Ahhhhh~~, duhh! Terserahlah! Aku kalah karena pelanggaran! Pemilihan
ketua OSIS!? Baiklah, siapa takut! Aku terima tawaranmu jadi calon wakil
ketuanya!”

“Eh, ah ... ho-horee!”

Setelah beberapa saat kebingungan, Touya mengangkat kedua tangannya


seperti anak kecil. Saat melihat pemandangan itu sambil menghembuskan
nafas dengan marah, Sumire yang bertindang sebagai wasit, memanggilnya.

“Onee-sama, apa kamu yakin?”

“... Yah, tidak masalah, kok?”

Chisaki mengatakan itu dengan membuang muka, padahal dia mengenakan


topeng sehingga wajahnya tidak terlalu terlihat.

“Yah, kami hanya mencalonkan diri untuk mengikuti pemilihan ketua OSIS
saja, ‘kan?? Buat pacaran sih beda lagi ceritanya.”

Saat dia terus berbicara dengan cepat, Chisaki sadar bahwa dia membuat
alasan untuk dirinya sendiri.

“Aku berhasillllllllllllll!!!!!”

Dengan baju pelindungnya, Touya membuat pose kemenangan seolah-olah


seseorang akan mengira kalau Ia telah memenangkan medali emas di
Olimpiade. Saat memandangnya dari samping, Chisaki meramalkan bahwa
dalam waktu yang tidak terlalu lama, dirinya benar-benar menginginkan bisa
maju dalam pemilihan bersama Touya.....

PDF BY: bakadame.com


◇◇◇◇

“Terus, tau enggak? Touya semakin lama jadi semakin keren setelah itu ….”

“Uhh, ya, itu sih patut untuk disyukuri ...”

Berlokasi di arena besar di sebuah dojo milik keluarga besar Sarashina. Di


kursi penonton, Chisaki sedang berbicara dengan sepupunya, yang sudah lama
tidak dia temui, dengan nada gembira. Namun, ekspresi di wajah sepupunya
justru berkedut dan kaku. Hal itu karena ...

“Ummm? Chisaki-neechan. Pacarmu yang keren itu kemungkinan besar akan


terbunuh dalam babak penyisihan, loh?”

“Astaga~ kamu ini ngomong apaan, sih? Mana mungkin Touya, yang berhasil
mengalahkanku, akan kalah begitu mudah~~”

“Tidak, meski dibilang berhasil mengalahkanmu, itu cuma kemenangan


karena pelanggaran yang dilakukan Chisaki-neechan saja, ‘kan...? Terlebih
lagi, pertandingan ini adalah pertarungan tangan kosong.”

Sepupunya menatap cemas ke arah Touya yang berada di tengah arena,


wajahnya jelas-jelas terlihat mengerut dan pucat. Di depannya, seorang pria
yang bahkan lebih besar dan lebih berotot daripada Touya, menatapnya
dengan tatapan tajam dan haus darah.

PDF BY: bakadame.com


“Lawannya itu, bukannya pria itu murid dari dojo kita yang pernah dihajar
babak belur oleh Chisaki-neechan waktu dulu, ‘kan? Entah kenapa, Ia
mengeluarkan hawa membunuh yang kelihatannya bukan main-main.”

“Apa iya? Aku sama sekali tidak ingat. Touyaaa~~ Berjuanglah~~!”

Chisaki dengan polosnya menyemangati Touya sambil mengatakan sesuatu


yang keterlaluan. Sebagai tanggapan, Touya mengangkat tangan kanannya
dengan senyum kaku, dan hawa membunuh lawan di depannya semakin
menguat.

“Ku-Kurasa itu terlalu mustahil bagi seorang amatiran untuk berpartisipasi


dalam festival bela diri, meskipun itu cuma divisi amatir... … He-Hei,
bukannya lebih baik kalau kita menghentikan pertandingan itu sekarang?”

“Ehh~~? Tapi Touya tampak sangat bersemangat melakukannya, kok~ ?”

“Tentu saja, jika pacarnya menyemangatinya seperti itu, seorang pria tidak
punya pilihan lain selain melakukannya!!?”

“Bener banget, ‘kan~, Ia kelihatan begitu jantan dan keren, bukan~~?”

“Ahhh dasar bucin!!”

Wasit pun menyatakan dimulainya pertandingan, tanpa menghiraukan


kekhawatiran sepupu Chisaki. Hasilnya... yahh, anggap saja ketika Touya
ambruk, badannya jatuh ke depan. Setelah itu, lawannya tersebut tertanam di
sudut arena oleh Chisaki, yang ikut campur tangan dan menerobos masuk
setelah pertandingan.

PDF BY: bakadame.com


Chapter 9 — Penyayang dan Ore-sama

“Aku penasaran, apa hipnosis akan mempan pada Onii-chan enggak, ya?”

Pada suatu hari selama liburan musim panas. Sembari duduk di tempat tidur
di kamarnya dengan memegang buku tentang hipnosis di tangannya, Yuki
tiba-tiba menggumamkan kata-kata tersebut.

Judul buku itu adalah “Siapapun Bisa Belajar Hipnosis~ Mulai Hari Ini, Kamu
Juga Seorang Ahli Hipnotis!~ ”. Itu adalah buku yang tadinya pernah
menyebabkan insiden di ruang OSIS. Setelah kejadian menyedihkan itu, Yuki
berjanji kepada Masachika kalau hipnotisme yang dijelaskan dalam buku ini
akan disegel selamanya, tetapi …… mana mungkin Yuki akan melepaskan hal
menarik semacam ini begitu saja karena pernah gagal sekali.

Dia membeli buku itu dengan uangnya sendiri, dan mulai sejak itu dia sudah
mencoba berbagai teknik hipnosis pada Ayano sebagai kelinci percobaannya
....... Ayano yang tingkat kesetiaannya sudah mencapai tingkat maksimal dan
akan menuruti perintah apa saja tanpa perlu hipnosis, tidak bisa dijadikan
contoh yang tepat. Ketika Yuki memikirkan, “Aku ingin mencobanya dengan
orang lain juga~tapi kalau sama teman sendiri dan gagal, agak canggung
gimana gitu~” dan pada saat itulah keberadaan Masachika muncul di
benaknya.

“Nee~ Bagaimana menurutmu?”

“Nyaan?”

PDF BY: bakadame.com


Saat ditanya oleh Yuki, Ayano yang sedang meringkuk dengan kepala di atas
pahanya, mengangkat wajahnya. Dia menatap wajah Yuki dengan mata
penasaran dan menyingkirkan poni dari matanya ketika dia bangun, sembari
menggunakan tangan kanannya untuk menyibaknya.

“Aaahh....”

Dia mengeluarkan suara linglung, dan Yuki mengangkat kedua tangannya


serta mencoba bertepuk tangan dengan bunyi prokk ... lalu, Ayano mendadak
berhenti bergerak. Kemudian, dia menatap Ayano, yang sedang duduk dengan
gaya duduk khas gadis* di tempat tidur, dan tiba-tiba mengusap payudaranya.
(TN: Onna no ko no suwari atau cara duduk anak gadis, cara duduknya mirip
duduk bersimpuh tapi agak beda, cara duduknya kayak di ilustrasi ini)

“Mu, mumu? Apa ini ... sudah tumbuh sedikit?”

Memiringkan kepalanya dan menatap Ayano dengan rasa penasaran, Yuki


mengusap-usap payudara Ayano dengan ekspresi serius di wajahnya.

“O-O-Ohhhh~? Uwooohhh~ ini tumbuh dengan baik …. Rasanya begitu


lembut dan kenyal ….”

Yuki mendorong payudara Ayano dari bawah dan terdengar agak terkesan.
Setelah itu, Yuki menghabiskan beberapa menit mengagumi payudara Ayano
sebelum menepuk kerasa kedua tangannya dengan puas.

Lalu seketika, gerakan Ayano berhenti sejenak. Dia kemudian berkedip


perlahan dan memiringkan kepalanya.

“... Apa Anda berhasil?”

PDF BY: bakadame.com


“Ya, semuanya berhasil tanpa masalah pada perubahan perilaku si target...
Jadi menurutmu, apa ini akan mempan juga buat Onii-chan?”

“Kepada Masachika-sama? ... Saya kira itu lumayan sulit?”

Ayano memiringkan kepalanya, sepertinya tidak terlalu terganggu dengan


fakta bahwa dia baru saja dihipnotis menjadi seekor kucing. Yuki lalu
menanggapinya dengan mengangkat bahu.

“Bener banget ‘kan~~. Sudah jadi kepercayaan umum kalau penghipnotis


akan memperoleh resistensi terhadap hipnosis ... Upss, kurasa sudah
waktunya untuk les biola~.”

Usai mengatakan itu, Yuki bangkit dari tempat tidur dan mulai
mempersiapkan les pelajarannya. Sambil membantunya, bibir Ayano terkatup
rapat seolah-olah dia sudah memutuskan untuk melakukan sesuatu.

◇◇◇◇

Beberapa hari kemudian, saat Yuki sedang bersiap-siap untuk pergi


mengunjungi kediaman Kuze, Ayano tiba-tiba mendekatinya.

“Yuki-sama.”

“Hmm?”

PDF BY: bakadame.com


“Mengenai perihal hipnosis tempo hari, …. Saya sudah menyiapkan beberapa
benda yang kemungkinan bisa membantu Anda.”

“Eh? Hipnotis ......? ... Ahhh! Maksudmu sesuatu yang bakal mempan kepada
Onii-chan! Kamu sampai repot-repot menyiapkan sesuatu segala?”

“Ya. Jika Anda berniat menghipnotis Masachika-sama, saya pikir Anda


mungkin memerlukan beberapa alat untuk memperkuat efek hipnotis Anda.”

“Ah~ semacam item peningkatan? Itu memang akan membantu, sih~”

“Saya sudah meneliti berbagai hal mengenai itu ... dan pertama-tama, benda
ini.”

Sembari mengatakan itu, Ayano mengeluarkan lilin merah muda gelap dari
saku baju pelayannya.

“Katanya ini adalah lilin aromatik yang mampu menenangkan pikiran dan
membuat seseorang lebih mudah untuk dihipnotis.”

“Bukannya itu yang sering muncul di doujinshi erotis!?”

“Lalu selanjutnya, ... yang ini.”

Ayano mengoperasikan smartphone-nya dan memberikannya kepada Yuki.


Layar smartphone-nya menampilkan gambar mencurigakan dengan efek
bergelombang di sekitar mata besar.

“… Apa ini?”

“Sepertinya itu adalah aplikasi hipnosis.”

PDF BY: bakadame.com


“Bukannya itu yang sering muncul di doujinshi erotis!?”

Yuki mengulangi tsukkomi yang sama, dan kemudian Ayano mengeluarkan,...


semacam kalung kerah yang kasar.

“… Apa itu?”

“Sepertinya ini adalah kerah yang memaksa pemakainya untuk patuh.”

“Bukannya itu benda yang sering muncul dalam fantasi isekai! Lah, kamu
berniat memakaikan benda semacam itu kepada Onii-chan!?”

“Tidak, saya harap Anda bisa memakaikan ini untuk saya...”

“Kamu sih tidak membutuhkannya, ‘kan.”

“Begitu…ya…”

“Oi, kenapa mukamu kelihatan kecewa begitu?”

Dengan kepalanya yang mulai terasa pusing dan meletakkan tangan di


dahinya, Yuki melihat kerah yang berbentuk aneh dan keta. Kerah itu memiliki
beberapa benda mirip seperti batu kekuatan berwarna-warni yang melekat
padanya, memberikan hawa kehadiran aneh yang membuat kerah itu tidak
terlihat seperti barang untuk lelucon.

“Pertama-tama ... dari mana kamu mendapatkan semua benda yang terlihat
mencurigakan ini?”

PDF BY: bakadame.com


“Umm, itu ... tempo hari ketika saya pergi berbelanja, saya didekati oleh
seorang pedagang kaki lima bertudung ... Walaupun saya tidak mengatakan
apa-apa, tapi dia memberi saya ini dan mengatakan kalau saya tidak perlu
membayarnya ....”

“Upss? Ternyata itu bukan fantasi isekai, melainkan okultisme modern?


Jangan sekali-sekali menggunakan itu, oke? Jika menurut alirannya, orang
yang memakainya entah kenapa akan hancur dan pedagang kaki lima tersebut
akan menertawakannya seraya mengatakan sesuatu seperti, ‘Manusia
memang makhluk yang bodoh…’ ”

“Hah...?”

“Tunggu dulu sebentar. Apa jangan-jangan lilin aroma itu juga?”

“Kalau yang ini, saya membelinya dari toko 100 yen.”

“Seriusan, lu. Toko 100-yen memang serba ada, ya.”

“Saya membelinya 200 yen, sih ...”

“Bukannya itu sedikit mahal? Kok bisa?!”

Setelah melontarkan semua tsukkomi-nya, Yuki menyadari kalau Ayano


tampak sedikit berkecil hati.

(Ah ... mungkin aku mengatakannya terlalu berlebihan. Padahal dia sudah
repot-repot menyiapkannya demi aku ...)

Merenungi itu di dalam hatinya. Yuki dengan ringan berdeham, dan membuka
mulutnya seraya mengalihkan perhatiannya ke lilin.

PDF BY: bakadame.com


“Yah, tapi ... bagaimana kalau kita mencobanya? Lilin dan aplikasi itu.”

“! Ya, dengan senang hati!”

“Ya, terima kasih banyak sudah mencari semuanya.”

“Tidak, hal semacam ini bukanlah masalah besar.”

Sambil menertawakan pelayannya yang terlihat langsung bahagia, Yuki dalam


hati tersenyum kecut “Kupikir koin lima yen dengan seutas tali masih jauh
lebih efektif ...”.

◇◇◇◇

“Ada kalanya aku berpikiran seperti itu juga.”

Yuki bergumam pada dirinya sendiri, kemudian tatapannya tertuju pada


Masachika yang sedang duduk di tempat tidur dengan tatapan mata kosong.
Tadi malam, dia menyerahkan lilin aroma kepada Masachika sembari berkata
“aroma yang bisa meningkatkan kualitas tidur”, setelah menghabiskan
semalaman menghirup banyak asap, Yuki lalu menggunakan aplikasi hipnosis
pada Masachika yang dalam keadaang linglung …. Tak disangka-sangka, dia
berhasil menghipnotis kakaknya.

“Seriusan, nih ……”

PDF BY: bakadame.com


“Selamat. Hipnosis Anda berhasil dengan sukses.”

“Ah, ya ... ummm, mari kita buka dulu ventilasinya untuk saat ini, oke?”

“Baiklah, dipahami.”

Ketika Ayano dalam mode pembantu membuka jendela dan pintu yang
mengarah ke ruang tamu, udara manis yang aneh di dalam ruangan memudar
saat udara panas melewati ruangan. Namun, meski begitu, Masachika tidak
menunjukkan tanda-tanda kembali ke kewarasannya. Ia hanya menatap
ksosong pada satu titik di lantai dengan ekspresi hampa.

“……Hmmm, gimana nih~?”

Yuki tidak tahu apa yang harus dia lakukan dari sini karena tidak menyangka
kalau hipnotisnya bakalan mempan. Namun, setelah bekerja sama dengan
Ayano, mana mungkin dia akan mengakhirinya dengan “Karena aku sudah
tahu kalau ini bisa mempan, jadi ayo sudahi ini.”

“Hmm~~ ...”

Setelah berpikir sejenak, Yuki membuat ekspresi “Aha~” seolah-olah


mendapat ide bagus dan mulai mengoperasikan smartphone-nya. Kemudian,
sambil menunjukkan layar yang membuka aplikasi hipnosis ke arah
Masachika, dia mulai memberikan sugesti.

“Kamu akan menjadi cowok ikemen yang penyayang. Kamu takkan bisa
mengendalikan perasaan cintamu yang meluap-luap!”

Setelah mengatakan itu, dia lalu mengetuk layar dan terdengar suara
mendesis aneh dari smartphone-nya, menyebabkan tubuh Masachika

PDF BY: bakadame.com


tersentak. Kemudian, saat matanya berangsur-angsur menjadi fokus ...
Masachika tiba-tiba tersenyum manis pada Yuki.

“Hai Yuki... Hari ini kamu kelihatan imut juga, deh.”

“Uwaahh najis banget.”

PDF BY: bakadame.com


PDF BY: bakadame.com
Yuki dibuat terkejut, dan langsung melontarkan komentar pedas. Masachika
yang sepertinya tidak terganggu dengan keadaan syok adiknya, mulai
mengalihkan perhatiannya kepada Ayano.

“Ayano juga kelihatan manis, kok.”

“Te-Terima kasih banyak?”

“Fufufu, kamu kenapa? Kok kelihatan aneh begitu ... oya?”

Kemudian Masachika tiba-tiba menyadari sesuatu dan bangkit dari tempat


tidur, lalu dengan lembut meraih rambut hitam Ayano.

“Lihat, ada serat yang menempel di rambutmu, loh?”

“Ah, ma-maafkan saya! Karena sudah menunjukkan penampilan yang


memalukan ...”

Masachika dengan lembut meletakkan tangan kanannya di pipi Ayano saat dia
mengecilkan lehernya dan sudut mata yang sudah merah merona. Kemudian,
ketika dengan lembut membuat Ayano mendongak, Ia berbisik manis dengan
senyum hangat dan penuh kasih sayang.

“Kamu tidak perlu mengkhawatirkan tentang itu, oke? Karena itu


menunjukkan seberapa keras kamu bekerja... justru sebaliknya, kupikir Ayano
boleh sedikit bersantai, tau?”

“Ti-Tidak, hal semacam itu ...”

PDF BY: bakadame.com


“Begitukah? Ayano sungguh gadis yang pekerja keras, ya... Terima kasih untuk
semuanya. Aku mencintaimu.”

Mata Ayano terbuka lebar dan hampir saja terjatuh pada pengakuan cinta
Masachika yang sambil dengan lembut membelai pipinya ...

“Fuhyuu~~~...”

“A-Ayano!”

“Upss”

Masachika dengan cepat mendukung Ayano, yang lututnya tampak lemas dan
mata yang berkunang-kunang. Kemudian, dalam sekejap, Masachika
langsung menggendongnya ala putri, dan dengan lembut membaringkannya
di tempat tidur sembari membelai kepalanya.

“Fufu, Ayano memang imut banget, ya.”

Usai mengatakan itu, Masachika kemudian menoleh ke Yuki seolah meminta


persetujuannya. Tapi Yuki dengan cepat menguatkan diri untuk melawannya.
Masachika mulai mendekatinya dengan senyum manis saat Yuki duduk
kembali dan memegang tangannya di depan dadanya.

“O-Ohh, apa? Apa kamu berniat melakukannya juga padaku? Jika kamu
berpikir kalau aku akan terintimasi oleh pengakuan cinta biasa saja, kamu itu
salah besar, oke? Ya, itu masalah besar jika kamu menakut-nakutiku. Berbeda
dengan Ayano, aku takkan… ahh, tunggu…”

—— Lima menit kemudian.

PDF BY: bakadame.com


“Aku mencintaimu ... Aku sangat mencintaimu dari siapapun di dunia ini,
Yuki.”

“Ohyohyohyohyo! Gawat, apa-apaan ini! Ada suara aneh yang keluar dari
mulutkuuuuu~~~!”

Di sana terdapat sosok Yuki yang duduk di atas kaki Masachika yang bersila
dan membisikkan kata-kata cinta sambil dipeluk dari belakang. Kata-kata
manis dilantunkan tanpa henti di dekat telinganya saat dia dipeluk dengan
lembut di perutnya dan rambut serta pipinya dibelai. Yuki yang sudah tidak
tahan lagi, mulai mengerang dan menggeliat sambil mengeluarkan suara
aneh.

Pada awalnya, dia merasa tidak nyaman dengan Masachika yang beringkah
sangat penyayang, tapi saat Ia melakukan gerakan ala ikemen tanpa merasa
malu, Yuki merasa kalau semuanya jadi percuma saja. Lagi pula, sepertinya itu
benar adanya kalau kamu merasa malu, kamulah yang akan kalah.

“Ada apa? Kok kamu tidak bisa tenang begitu ... apa jangan-jangan kamu
merasa malu, ya?”

“Fueehh, anuu, ummm~ bisakah kamu berhenti berbisik di telingaku?


Rasanya bikin aku jadi merinding ...”

“Benarkah? Kalau begitu... coba nengok ke sini? Aku ingin berbicara sambil
melihat wajah cantiknya Yuki.”

“Enggakkkk~~, enggak mau~ enggak mau~! Karena wajahku lagi kelihatan


aneh sekarangggg~~~!!”

PDF BY: bakadame.com


Dia merentangkan tangan dan kakinya ke depan, menggeliat dan
meronta-ronta. Tapi itu saja masih belum cukup untuk lolos dari pelukan
Masachika.

Atau lebih tepatnya, pegangannya luar biasa kuat meskipun tangannya


lembut. Yuki bisa merasakan keinginan kuat Masachika untuk tidak pernah
melepaskannya.

“Ku-Kukuku, boleh juga rupanya. Aku tidak pernah menyangka kalau kamu
berhasil membuatku semalu ini ...”

“Fufufu, benarkah? Selama aku bisa melihat sosok Yuki yang imut, aku akan
mengatakan perasaan cintaku padamu berulang kali, kok? Karena aku sangat
mencintai Yuki lebih dari apapun di dunia ini.”

“Fuhyaa, mu, mugugu, jangan besar kepala dulu, Onii-chan. Jika kamu
berpikir kalau aku tidak melawan, kamu salah besar, tau?”

Dengan senyum tak kenal takut di wajahnya, Yuki menyilangkan tangannya di


lengan di lengan Masachika.

“Rasakan ini, Onii-chan! Mata dibalas mata! Gigi dibalas gigi! Hipnosis
dibalas hipnosis! Aku akan meladenimu dalam mode baru terbaruku yang
kupelajari tempo hari!”

Walaupun dia menggunakan kata “baru” dan “terbaru” pada saat yang
bersamaan, tapi Yuki sama sekali tidak memedulikan itu, dia meringkukkan
tubuhnya menjadi bola untuk meningkatkan auranya, dan kemudian dia
mendorong lengan kanannya ke langit sekuat tenaga.

“Ayo! Aktifkan! Mode Malaikat——”

PDF BY: bakadame.com


“Bahkan jika kamu tidak melakukan itu, Yuki selalu menjadi malaikatku,
kok?”

“Fueeeaaaaii”

Bisa dibilang, Masachika dengan sengaja menghancurkan transformasi


terlarang. Masachika yang dalam mode menyayangi, tidak mau menunggu
lama adegan transformasi. Yuki yang gagal melakukan perubahan, menjadi
kaku sampai pada titik di mana aura yang dibangkitkan dengansusah payah
jad terbuang sia-sia. Masachika memeluk Yuki dengan penuh kasih sayang
dan meletakkan dagunya di bahu Yuki.

“Malaikatku yang selalu mencintai keluarganya lebih dari siapa pun dan selalu
bekerja keras demi keluarganya... Aku benar-benar merasa bahagia bisa
memiliki adik perempuan seperti Yuki.”

“O-Ohhh ...”

Yuki benar-benar merasa malu engan ucapan jitu tanpa ampun selama
kekakuannya, dia bahkan tidak bisa membuat lelucon. Pada saat itu, suara
samar terdengar di belakang Yuki yang tersipu dengan wajah datar.

“U-Ughh ... umm…”

“A-Ayano! Kamu sudah bangun, ya!? Tolong bantu aku sebentar!”

Melihat ke atas bahu Masachika pada Ayano, yang telah mengangkat dirinya di
tempat tidur, Yuki berusaha meminta bantuan. Namun, Ayano mengalihkan
pandangannya dengan kasar ke Masachika, yang menatapnya dengan cara
yang sama......

PDF BY: bakadame.com


“Ah, be-benar juga. Saya sedang menyiapkan sarapan …...”

Dia mengatakan intu dengan cepat dan meninggalkan ruangan, mengabaikan


permintaan bantuan majikannya.

“A-Ayanooooo! Dasar pengkhianatttt~!”

“Hei, hei, kamu enggak boleh mengatakan itu, tau? Kita semua adalah
keluarga, oke?”

“Sudah kubilang jangan berbisik di telingaku!”

Munyaa~~, Yuki meninggikan suaranya dengan ekspresi gusar sembari


menggeliat liar seperti kucing.

“Ah, to-toilet! Aku mau ke toilet!”

“Hmm? Begitukah? Kalau begitu, nah silakan.”

Menanggapi perkataan Yuki yang terdengar putus asa, Masachika dengan


mudah melepaskannya Yuki segera bangkit dan bergegas ke kamar mandi,
setelah sampai, dia lalu mengembuskan napas panjang.

“Gawat banget~ …. Seriusan gawat banget.”

Perilaku manis kakaknya, yang sudah kehilangan rasa malunya, membuat


Yuki tak bisa menyembunyikan kegirangannya. Sangat berbeda dengan video
gambar idola di mana seorang pria tampan cuma membisikkan kata-kata
manis saja. Lagi pula, perkataan dan tindakan Masachika yang sekarang
adalah ... tidak salah lagi, itu merupakan niatnya yang sebenarnya. Hal

PDF BY: bakadame.com


tersebut tidak diragukan lagi karena Yuki sendiri yang menghipnotisnya
dengan sugesti, “Kamu takkan bisa mengendalikan perasaan cintamu yang
meluap-luap!”

“Y-Ya ampun~~ Astaga, seriusan, nihhh~? Onii-chan, kamu terlalu


menyukaiku ~~”

Yuki memegang pipinya dengan kedua tangan dan menggeliatkan badannya


sambil meledek Masachika. Jika tidak begitu, dirinya takut kehilangan kendali
atas rasa gatal yang menyerang seluruh tubuhnya.

“Sial, sialan ... Onii-chan memang imut banget.”

Setelah beberapa saat menggeliat di kamar mandi dan sedikit menenangkan


diri, Yuki kembali ke ruang tamu. Begitu kembali……

“Aku suka cara Ayano memasak ... tanganmu terlihat begitu terampil, mau tak
mau aku jadi terpesona saat melihatnya.”

“Ah, ummm …”

“Apa yang kamu lakukan, keparat! Memangnya kalian ini pengantin baru!”

Yuki langsung tsukkomi begitu melihat Masachika sedang memeluk Ayano


yang berdiri di dapur dari belakang dan membisikkan kata-kata manis.
Namun, dia tidak berani melangkah maju saat berpikir kalau perhatian
kakaknya akan tertuju padanya lagi. Yuki menggertakkan giginya dan
memberanikan diri untuk melangkah ke pintu masuk dapur. Sementara itu sisi
lain, Ayano yang sekarang dimanja oleh Masachika, benar-benar membeku
dengan telur mentah di tangannya. Matanya berputar-putar tanpa ekspresi,
dan wajahnya berangsur-angsur mulai memerah.

PDF BY: bakadame.com


“Pengantin baru, ya …. Fufu, siapapun yang bisa menikahi Ayano pasti merasa
beruntung. Dia sangat imut dan baik, serta bisa melakukan pekerjaan rumah
tangganya dengan sempurna.”

“A-Awa, awawawawawa ...”

Begitu mendengar pujian manis Masachika, terdengar suara bergetar yang


belum pernah didengar dari mulut Ayano, dan tangannya yang memegang
telur mulai bergetar hebat. Mungkin merasakan bahaya bahwa telur mentah
itu akan terlepas dari tangannya, Ayano mengangkat suaranya dengan penuh
gemetaran.

“Ma-Ma-Masachika-sama! Anda tidak boleh begitu! Telurya, telurnya akan


keluar!”

“Umm? Ahh ... enggak boleh begitu, bahaya, tau. Lihat, apa kamu bisa
memegangnya dengan benar?”

Sembari mengatakan itu, Masachika dengan lembut menggenggam tangan


Ayano yang memegang telur dengan tangan kanannya, sedangkan tangan
kirinya memegangi perut Ayano. Segera, tubuh Ayano gemetar hebat dan
mengeluarkan suara yang semakin berbahaya.

“Ah, jangan! Telurnya akan keluar! Telurku——”

“Jangan mulai bersiap-siap untuk mengandung anak Onii-chan!!"

Karena sudah tidak tahan mendengarnya, Yuki melangkah ke dapur dan


menarik Masachika dari Ayano.

PDF BY: bakadame.com


“Hora! Onii-chan mendingan menonton TV aja! Jangan mengganggu Ayano
memasak!”

Dia kemudian dengan paksa mengeluarkan Masachika dari area dapur dan
melihat kembali ke arah Ayano, yang telah merosot di meja dapur dan masih
memegangi telur di tangannya.

“... Jadi? Apa kamu bisa melanjutkan membuat sarapannya?”

“I-Iya ...”

“Jangan mengelus-ngelus perutmu dengan cara yang bikin orang lain salah
paham.”

Ayano membelai perut bagian bawahnya dengan pipinya yang memerah, dan
Yuki memandangnya dengan tatapan tercengang.

◇◇◇◇

“... Hmm~~”

Setelah selesai sarapan, Yuki memiringkan kepalanya saat melihat Masachika


sedang menonton TV dengan santai.

“Hmm? Ada apa? Yuki.”

“Aku sudah muak.”

PDF BY: bakadame.com


“??”

Ketika Masachika memiringkan kepalanya dengan senyum manis, Yuki


berkata dengan jelas dengan wajah masam.

Sudah satu setengah jam berlalu sejak dia menghipnotis kakaknya untuk
menjadi cowok ikemen yang penyayang. Dia sudah terbiasa dengan kata-kata
dan perbuatan manisnya. Atau terus terang saja, lama-kelamaan mulai
menjadi menyebalkan.

Bahkan saat sarapan, Ia mencoba menyuapinya dengan ‘ahhhhh~’ dan


menyeka mulutnya dengan lap, jadi wajar saja Yuki merasa kekenyangan.
Dalam arti yang berbeda dari makanan.

(Lagian, kapan sih Ia bisa tersadar dari hipnotisnya? Mungkin lebih baik kalau
aku membuka lebar ventilasinya kali, ya ...)

Sejak pagi, suhu udara hari ini lumayan panas dan gerah, jadi dia menutup
semua jendela dan menyalakan AC setelah ventilasi ruangan cukup, tetapi
ternyata masih ada aroma yang menguap masih tersisa di udara. Keadaan
terhipnosis Masachika pun tidak menunjukkan tanda-tanda akan kembali ke
kewarasannya.

“Hmm~... Mungkin sudah waktunya untuk memberi hipnosis yang lain~?”

Saat Yuki mengutak-atik smartphone-nya sambil bergumam pada dirinya


sendiri, Masachika datang mengitari meja dan memeluknya dari belakang.

“Apa yang sedang kamu lakukan? Apa sedang main game baru?”

PDF BY: bakadame.com


“Ya, ya, itu benar ~. Yup, coba lihat ini.”

“Hm? Apa yang ...”

Sembari menepis pertanyaan kakaknya, Yuki menunjukkan layar


smartphone-nya di atas bahunya. Kemudian, suara Masachika memudar
dengan cepat dan mulai menatap layar tanpa berkedip. Ketika Masachika
sekali lagi dalam keadaan induksi hipnosis, Yuki memberinya sugesti
berikutnya.

“Kamu akan menjadi cowok ikemen tipe Ore-sama. Kamu selalu percaya diri
dan bertingkah angkuh. Tapi jangan khawatir, karena orang-orang di
sekitarmu sangat menyukaimu~”

Setelah mengatakan itu dengan asal-asalan, Yuki lalu mengetuk layar,


kemudian suara desis yang aneh keluar dari smartphone-nya, dan lengan
Masachika tersentak dan bergetar. Kemudian, pandangan matanya
berangsur-angsur menjadi fokus .... dan Ia tiba-tiba mengangkat dagunya
dengan sekejap dan menatap Yuki dengan senyum sombong di wajahnya.

“Oi, oi, padahal sudah dipeluk sama aku, tapi kamu malah sibuk main
smartphonemu melulu? Kamu punya nyali juga, ya ...”

“Uwaah parah”

Yuki mengungkapkan kesan jujurnya dengan wajah datar kepada kakaknya


yang mengangkat dagu sambil tertawa angkuh. Berbeda dengan tipe
penyayang yang sebelumnya, tipe ‘Ore-sama’ ini tidak terlalu serius dalam
pandangan Yuki. Lagipula, sebentar lagi akan berakhir. Yang ada justru dia
merasa sedikit kesal.

PDF BY: bakadame.com


“Ada apa? Apa kamu cemberut karena aku terlalu perhatian pada Ayano?”

“!!!”

Yuki tidak bisa menahan diri untuk tidak mengangkat smartphone-nya saat
melihat semakin tingkah laku kakaknya yang semakin menjengkelkan setelah
dihipnotis jadi tipe ‘Ore-sama’. Kemudian, saat dia mulai merekam video,
Masachika mengangkat tubuhnya dan menyibakkan poninya sambil berbalik.

“Oi, oi, kamu mendadak kenapa, sih? Aku memahami perasaanmu yang ingin
memotretku, tapi …. Jika kamu ingin memotretku, bisa tidak kamu
melakukannya saat aku sedikit lebih modis?”

Sembari mengatakan itu, Masachika membuka satu kancinga atas bajunya,


duduk di kursi dengan bunyi gedebuk, dan mengalihkan pandangannya yang
tampak bermasalah ke lensa smartphone Yuki.

“Uwaahh alay banget~ ... maksudku, bukannya karakter ‘Ore-sama’ menurut


gambaran Onii-chan agak menjijikan? Kira-kira reaksinya bakalan gimana
ya~ setelah melihat ini saat Ia tersadar nanti?”

Yuki tersenyum kejam ketika memikirkan hal semacam itu sebagai


pembalasan karena sudah dibuat malu oleh kakaknya yang tadi dihipnotis jadi
mode kakak penyayang. Karena sejak awal Yukilah yang menjadi penyebab
masalah, itu benar-benar fitnah yang tak tahu malu. Yuki memalingkan muka
dari kebenaran yang tidak menyenangkan tanpa ragu sedikit pun.

Butuh waktu beberapa saat bagi Yuki untuk memotret kakaknya dalam
serangkaian pose narsis, “Tapi cuma jika Ia punya wajah tampan”. Lalu
tiba-tiba, terdengar bunyi interkom berdering pelan, dan Yuki mengangkat

PDF BY: bakadame.com


wajahnya. Pada saat yang sama, dia merasa sedikit tidak nyaman karena
Ayano, yang biasanya siap menjawab panggilan, tidak bergerak sama sekali.

“? Ayano?”

Yuki lalu melirik sekilas ke sampingnya, dan melihat sosok Ayano yang duduk
di kursi dengan ekspresi agak linglung. Yuki pikir kalau dia cuma membaur
jadi udara seperti biasa, tapi ternyata dia masih belum pulih dari serangan
kasih sayang Masachika. Dengan enggan, Yuki meletakkan smartphone-nya
dan bangkit dari tempat duduknya untuk menjawab interkom.

“Iya, iya, siapa ya...?”

Dia mengintip ke layar intercom karena berpikir itu mungkin cuma kurir atau
semacamnya .... tapi tubuh Yuki langsung membeku ketika melihat bayangan
gadis berambut perak berdiri di sana.

“… Ehh?”

Kakaknya belum pernah memberitahu kalau Alisa akan datang hari ini. Lupa
memberi tahu? Mustahil. Pertama-tama, karena kemarin ada sesi belajar
bersama Alisa, jadi Yuki sengaja datang untuk menginap karena berpikir kalau
dia takkan datang hari ini. Jika dia berencana untuk datang selama dua hari
berturut-turut, mana mungkin Masachika melupakannya. Jika demikian, ini
mungkin kunjungan mendadak oleh Alisa sendiri ... tapi waktu sekarang masih
menunjukkan pukul 10:30 pagi. Masih terlalu pagi untuk mengunjungi rumah
seorang teman.

(Eh, Alya-san? Eh, kenapa?)

PDF BY: bakadame.com


Yuki segera dalam keadaan panik, terjebak di depan interkom dalam situasi
yang tidak terduga. Dari belakangnya, Masachika tiba-tiba berdiri dengan
cepat. Ia kemudian mengulurkan tangannya melewati bahu Yuki, dan
menekan tombol jawab sebelum dia bisa menghentikannya.

“Ada apa? Alya.”

[Ah, Masachika-kun? Maafkan aku karena berkunjung mendadak. Sepertinya


aku meninggalkan smartphone-ku di rumahmu kemarin ... ]

Yuki diyakini dengan alasan kedatangan mendadak Alisa. Namun, pada saat
yang sama, dia kemudian berpikir....

(Untuk seseorang yang cuma datang untuk mengambil smartphone-nya,


dandanannya cukup mewah juga.)

Dari sudut pandang sesama gadis, pakaian Alisa jelas-jelas seperti sengaja
buat ditunjukkan untuk lawan jenis. Itu sih tidak masalah kalau dia biasanya
berpakaian cukup modis, tapi rasa-rasanya ada sesuatu yang lebih dari itu.

“Kagak masalah, ayo naik kemari.”

“? Ya”

“!!?”

Sementara dia menatap Alisa dengan pandangan lembut di layar intercom,


tanpa diduga, Masachika sudah membukakan pintu apartemen dan
mengundang Alisa masuk. Alisa, yang sepertinya merasa ada yang aneh dari
cara berbicara Masachika, memasuki apartemen tanpa berkata apa-apa.

PDF BY: bakadame.com


“Tidak, bukannya ini gawat?”

Menggumamkan kalimat itu dengan wajah datar, Yuki menoleh dengan cepat.
Kalau ditanya apa yang gawat? Pertama-tama, keadaan Masachika yang
sedang terhipnotis saja sudah gawat. Selain itu, keberadaan dirinya dan Ayano
di kediaman Kuze pada jam sepagi ini akan memperburuk keadaan. Di tambah
lagi, Ayano sekarang sedang mengenakan seragam maid, dan Yuki sendiri
memakai baju santai yang longgar.

(Benar juga! Penampilanku yang sekarang sangat berbahaya!)

Dia langsung memikirkan itu dan harus berganti pakaian dulu ..... selama dia
sedang merenungi itu dan hendak melangkah, Masachika mulai menuju ke
pintu depan.

“Ughh~~~~ hipnosisnya harus dilepaskan dulu!”

Setelah merasa bimbang sjenak, Yuki segera meraih smartphone-nya.

“Ayano! Cepat hentikan Onii-chan... Tidak, sembunyikan sepatuku dan


punyamu dulu!”

“……Ya”

Ketika Ayano menuju pintu depan, Yuki mengaktifkan smartphone-nya.

(Untuk saat ini, lebih baik sembunyikan sepatuku dan sepatu Ayano dulu, dan
meminta Onii-chan yang sudah tersadar, untuk menemui Alya-san di pintu
depan ...)

PDF BY: bakadame.com


Saat merumuskan rencana selanjutnya dengan kecepatan tinggi, Yuki
meluncurkan aplikasi hipnosis dan mengaktifkannya ...

“... Lah, bagaimana cara melepaskan hipnosisnya!?”

Karena tidak tahu bagaimana cara melepaskannya, Yuki berteriak dengan


frustrasi. Sekarang setelah sudah sampai sejauh ini, dia tidak punya pilihan
lain selain mencoba pelepasan hipnosis yang biasa ... dan ketika hendak
melakukannya, bel pintu berdering, dan tubuh Yuki membeku.

“Yoo~ akhirnya datang juga.”

Apalagi setelah itu, dia bisa mendengar suara pintu depan dibuka dan suara
Masachika menyambut Alisa. Di hadapkan situasi yang terburuk, Yuki
mengatupkan gigi belakangnya dengan erat. .....

(~~~~ Pertama-tama, aku perlu menyamar dulu!)

Dia berlari ke kamarnya sendiri, melepaskan kuncir kudanya, dan mengganti


pakaiannya secepat mungkin. Kemudian, dengan senyum anggun di
wajahnya, dia menuju pintu depan …. Lalu tubuhnya membeku ketika melihat
pemandangan yang ada di depan matanya.

Di sana, dia melihat sosok Alisa yang dipojokkan pada dinding dan ujung
dagunya di angkat oleh Masachika di balik pintu depan. Dan kemudian ada
Ayano yang menyaksikan adegan itu tanpa menunjukkan tanda-tanda
mencoba bersembunyi.

“Tidak, tunggu, tunggu, tunggu, tunggu, ...”

PDF BY: bakadame.com


Untuk beberapa alasan, Yuki mencoba menyela dengan melewati Ayano yang
sedang berdiri bengong. Masachika lalu memberi tahu Alisa dengan senyum
sadis.

“Ayo buat bayi denganku.”

“Tidak, omong kosong macam apa yang kamu katakan!”

“……Ya.”

“Oooooooeeeiiii !? Dia malah menjawab iya!?”

Segera setelah dia menimpali kalimat egois ala ‘Ore-sama’ Masachika dengan
wajah lurus, Yuki hampir terkejut oleh persetujuan tak terduga Alisa.
Kemudian, setelah menatap wajah Alisa dengan mata terbelalak, …. Yuki mulai
memahami situasinya saat menyadari kalau Alisa mempunyai ekspresi kosong
dan hampa.

“Waduhh sialannn! Orang ini gampang sekali kena hipnosis!”

Mungkin dia terkena aroma hipnotis yang masih tersisa di dalam rumah.
Meski begitu, dia tidak menyangka kalau aromanya sampai mengalir di dekat
pintu masuk ini, tapi ... seberapa rentannya dia terhadap hipnosis? Atau
mungkin, itu sudah menjadi kebiasaan untuk dihipnotis oleh Masachika?

Ketika Yuki sedang merenungi hal itu, Masachika berjalan ke arahnya sembari
merangkul pinggang Alisa. Alisa juga bersandar di pelukan Masachika dengan
ekspresi linglung di wajahnya.

“Eh, tidak ... tunggu dulu sebentar, oi.”

PDF BY: bakadame.com


Yuki meraih bahunya dan menghentikannya dengan wajah lurus saat
Masachika mencoba menyelinap melewatinya dan menuju ruang tamu.
Kemudian, Masachika meliriknya seraya tersenyum tipis, dan berkata dengan
nada menegur.

“Yuki... pekalah sedikit. Oke?”

“Apa yang ingin kamu lakukan, dasar keparattt~~~~!!”

Diiringi teriakan keras, Yuki segera mengayunkan tinjunya. Dia tanpa ampun
berusaha meninju rahang Masachika dari samping kanannya dan mencoba
untuk melumpuhkannya. Namun, sebelum berhasil memukul targetnya,
pergelangan tangannya itu dicengkeram oleh seseorang dan berhenti.

“Upss bahaya, loh. Aku benci gadis yang tidak mau mendengar perkataanku,
tau?”

“Masa bodo!! Cepat kembali ke kewarasanmu, dasar cheat sialan!!! Ayano!


Oni-, Masachika-kun ....... Ayano?”

Yuki mencoba meminta kerja samanya setelah melihat keberadaan Ayano,


yang berdiri tegak dan terus melangkah maju di depan Masachika. Namun,
ketika melihat tatapan matanya, Yuki mempunyai firasat yang buruk.

“Masachika-sama...Ya. Saya akan melahirkan anak Masachika-sama....”

“Kamu jugaaa!!!!”

Ketika dia mengira kalau Ayano selalu terlihat linglung, sepertinya aromanya
perlahan bekerja padanya juga. Adapun bagaimana hal itu bisa terjadi...

PDF BY: bakadame.com


(Itu sih sudah pasti karena salahku!)

Tak lain dan tak bukan ialah Yuki sendiri yang membuat perlawanan Ayano
terhadap hipnotisme menjadi lemah karena sering menggunakan dia sebagai
kelinci percobaan. Sementara merasa khawatir di dalam hati, Yuki buru-buru
memberi perintah ketika melihat Ayano mencoba menyandarkan tubuhnya ke
Masachika.

“Ayano! Duduk!”

“...”

“Kamprettt, dia tidak mau berhenti! Apa ini yang namanya perbedaan
bakat!?”

Yuki merentangkan kedua tangannya dan berdiri di depan Masachika sambil


menepis tangannya serta berteriak putus asa. Dia kemudian memelototi
Masachika, yang merangkul Alisa dan Ayano di kedua tangannya, seolah-olah
ingin menantangnya.

“Saat aku menyentuh bahumu, kamu akan terlepas dari hipnotis! Dengar
baik-baik? Siap? Satu, dua—plak!”

Yuki memberitahunya dengan jelas, lalu menepuk pundak Masachika dan


mengguncangnya seolah sedang berdoa. Tapi ….

“Yuki... kamu kenapa, cemburu? Jangan khawatir, aku akan selalu menjadi
kakakmu, oke?”

“Tidak berhasil! Ahhhhh sialan, apa yang harus kulakukan nih?”

PDF BY: bakadame.com


Segera setelah dia berteriak dengan kasar, Yuki merasakan cengkeraman di
pergelangan tangan kanannya dan tubuhnya tiba-tiba terangkat ke udara.
Kemudian Yuki mendapati dirinya berbaring telentang di lorong.

“… Ehh?”

Dia sama sekali tidak merasakan sakit sedikit pun, berkat sikap pasif setengah
sadar dan perbuatan Masachika yang dengan lembut menjatuhkannya. Tapi
tak peduli seberapa cerobohnya dia, dia bahkan tidak bisa bereaksi sampai
sebelum dia jatuh ke lantai. Yuki merasa ketakutan dengan kenyataan itu, tapi
ketika dia menyadari bahwa kakaknya, yang telah melakukan hal ini, sudah
berbalik dan menuju kamarnya sendiri, dia buru-buru mengejarnya.

“O-Oi, serius, tolong tenanglah dulu, oke? Hipnosis ecchi sebenarnya bukan
doujinshi erotis. Tidak, bukannya itu aneh kalau cowoknya juga ikut dalam
keadaan terhipnotis juga? Tidak, tidak, langsung melakukan threesome pada
pengalaman pertama, ini bukan bonus rute haremsetelah menaklukkan semua
rute, kali!? Kalau yang begitu sih, kamu baru boleh melakukannya setelah
selesai menaklukkan rute individu !?”

Dia meraih bahunya dari belakang dan berusaha mati-matian untuk


menghentikan Masachika, ..… tapi sayangnya, tubuh kecil Yuki cuma terseret
dengan sia-sia.

“~~~kuhh! Ahhh, kurasa apa boleh buat!”

Kemudian, ketika memasuki ruang tamu, Yuki mengeluarkan suara putus


asa……

PDF BY: bakadame.com


◇◇◇◇

“── Hmm? Eh, duh! Aduduh, sakit banget! Aduh, hah, apa karena posisi
tidurku yang salah jadi rasanya nyeri begini?”

Masachika mengerang karena sakit leher yang begitu hebat ketika bangun dari
tidurnya.

“Adududuh, ini sakit banget, kenapa ya ...hmm?”

Kemudian Ia bangun sambil memegangi lehernya dan menyadari kalau entah


bagaimana dirinya tertidur di kasurnya dengan pakaian biasa.

“Kenapa... Wah!?”

Masachika melihat ke dalam ruangan dengan pertanyaan di benaknya dan


dibuat terkejut ketika melihat Ayano bersujud di samping tempat tidurnya.

“Eh? Apa? Apa yang terjadi?”

“Saya benar-benar minta maaf……”

“Minta maaf karena apa? Eh, tunggu, aku sama sekali tidak tahu apa yang
sebenarnya terjadi.”

“Sebenarnya…lilin aroma yang saya berikan kepada Masachika-sama kemarin


dimaksudkan untuk mempermudah dihipnotis…Masachika-sama sudah
dihipnotis oleh Yuki-sama sejak tadi pagi.”

PDF BY: bakadame.com


“Hah? Maksudnya dihipnotis...”

Dalam benak Masachika, sosok Alisa yang setengah telanjang di ruang OSIS
kembali muncul di dalam kepalanya..... dan Ia buru-buru menyingkirkannya.
Pada saat yang sama, Masachika mengingat kalau Alisa telah kehilangan
ingatannya selama hipnosis saat itu.

“A-Ahhh~… eh, maksudnya jadi begitu? Apa aku dihipnotis oleh Yuki dan
….mengalami hilang ingatan??”

“Ya …. kemungkinan besar begitu.”

“Hah ...”

Sejujurnya, Masachika masih belum bisa menerima situasi yang dialaminya,


dan mengeluarkan suara yang tidak antusias. Sebenarnya tidak
mengherankan rekasinya jadi begitu, karena Ia sendiri tidak sadar sudah
dihipnotis dan tidak mengingatnya

“... Lalu, untuk beberapa alasan leherku terasa sangat sakit, kenapa bisa
begini?”

“Itu karena ....saya tidak bisa mengatakannya dengan pasti karena ingatan
saya juga sedikit kabur...tapi saat Yuki-sama berusaha menghentikan
Masachika-sama, dia mengatakan kalau dia melakukan gerakan kuncian gulat
dari belakang...”

“Hahh?”

Sudah diduga, Masachika masih tidak begitu memahami situasinya.

PDF BY: bakadame.com


“... Yah, enggak apa-apa lah. Ngomong-ngomong, Yuki sendiri lagi ada di
mana? Maksudku, itu bukan salahmu, jadi angkat saja kepalamu.”

“Tidak, karena saya yang sudah menyiapkan lilin aromatik dan aplikasi
hipnotisnya ...”

“... Aplikasi hipnotis?”

“Yang ini …”

Setelah mengatakan itu, Ayano mengulurkan smartphone-nya yang


menampilkan gambar mata tertutup yang besar, diiringi suara getar yang
samar dan mencurigakan.

“... Apa-apaan ini? Lagian, suara apa ini?”

“Ah, ini adalah gelombang suara untuk melepaskan hipnotis? Sepertinya


begitu. Dengan menggunakan ini dan membiarkan Masachika yang tertidur
mendengarkan ini… Oh iya, mengenai Yuki-sama, ya. Yuki-sama, umm, dia
kembali ke kediaman Suou duluan …”

“Hah? Kenapa?”

“Umm ... saya dititipkan ini dan harus menyerahkannya kepada


Masachika-sama ...”

Ayano dengan sangat enggan mengulurkan selembar kertas yang terlipat.


Ketika membukanya, Masachika hanya menemukan tulisan “MAAF YA”
tertulis di sana dengan huruf besar khas tulisan tangan Yuki.

PDF BY: bakadame.com


“... Apa maksudnya ini? Tidak, tunggu dulu sebentar. Berusaha untuk
menghentikanku? Eh, apa aku habis melakukan sesuatu sampai perlu
dihentikan segala?”

“Itu sih ... saya pikir Anda harus memeriksanya sendiri...”

Setelah mengatakan itu, Ayano melirik smartphone Masachika yang


diletakkan di samping bantal. Dengan perasaan yang tidak enak, Masachika
mulai menyalakan smartphone-nya, dan deretan pesan para senpai-nya dari
grup OSIS muncul di layar.

[Kuze, kamu kenapa? Jika kamu memiliki masalah, aku bersedia mendengar
curhatmu, loh?]

[Kuze-kun, kamu baik-baik saja? Mungkin kamu dirasuki oleh sesuatu selama
penyelidikan Tujuh Misteri kemarin ... ]

[Tidak, menurutku itu keren, kok? Ya]

Ada pesan dari Touya dan Maria yang menunjukkan keprihatinan mereka. Dan
pesan menghibur dari Chisaki.

Satu langkah mundur dari sana memunculkan satu file video yang diunggah
oleh Yuki. Ketika Masachika mengetuk itu….

『Oi, oi, kamu mendadak kenapa, sih? Aku memahami perasaanmu yang ingin
memotretku, tapi …. Jika kamu ingin memotretku, bisa tidak kamu
melakukannya saat aku sedikit lebih modis? 』

“Ap— !?”

PDF BY: bakadame.com


Masachika langsung tak bisa berkata apa-apa ketika melihat penampilan
dirinya yang muncul di layar, yang sama sekali tidak mirip dengannya. Di
layar tersebut, dirinya berpose satu demi satu dengan gaya narsisis. Video itu
begitu tak tertahankan sehingga Ia mematikan layar smarphone-nya, tapi itu
tidak mengubah fakta kalau video tersebut sudah dilihat oleh para senpainya.
Masachika segera merasakan seluruh tubuhnya menjadi panas.

“Yu, Yuukii~~... Apa yang …. Apa yang sudah kamu lakukannnn...!!”

Ia menggertakan giginya di tempat tidur dan mati-matian menahan rasa


malu. Dan kemudian Masachika tiba-tiba menyadari. Dirinya belum
menerima pesan dari Alisa.

(Dengan kata lain, masih ada satu kesempatan kalau Alya melihatnya—— Ah
iya, Benar juga! Kemarin Alya lupa membawa smartphone-nya, jadi dia belum
melihatnya! Kalau gitu, aku harus menghapus video ini sebelum dia
melihatnya...!)

Orang yang paling tidak ingin dilihatnya belum melihat video ini. Dengan
secercah harapan yang tiba-tiba muncul, Masachika berlari keluar dari
kamarnya, hingga melupakan fakta kalau Yuki sudah pergi.

“Oi! Yuki—”

Kemudian, saat melompat keluar dari kamarnya dan …. menemukan Alisa di


ruang tamu, menjatuhkan diri di atas meja dan punggungnya sedikit gemetar,
tubuh Masachika langsung membeku saat melihat itu.

“Uhu, kufuh, fufufufu~~~~!!”

PDF BY: bakadame.com


Alisa membenamkan wajahnya di lengan kirinya dan membuat punggungnya
tersentak sambil mengeluarkan sedikit tawa. Di tangan kanan yang dilempar
ke atas meja ... ada smartphone Alisa, yang seharusnya ada di meja Masachika.

『Oi, Oi, ambil lebih banyak foto lagi napa ... Ahh, begitu rupanya. Kamu ingin
melihatku dengan mata kepalamu sendiri, dan bukan melalui lensa
smartphone-mu, ‘kan? Kuhh, apa boleh buat, deh... 』

“~~~~!!”

Suaranya sendiri, yang bukan seperti miliknya, sedang diputar di smartphone


itu.

Masachika segera jatuh berlutut di tempat.

“Yu-Yuki... Yukii~~~~!!!”

Kemudian, sambil merangkak dengan keempat kakinya, Ia meneriakkan suara


dari bagian bawah perutnya.

“Apa yang sudah aku lakukann~~!!”

“~~~~~~!!”

Suara jeritan jiwa Masachika ditutupi dengan tawa tertahan Alisa. Pada saat
itu, smartphone-nya bergetar di tangan Masachika.

Sebuah pesan dari Yuki ditampilkan di layar, mengatakan, “Kamu menjadi


sangat populer, ya”.

PDF BY: bakadame.com


Chapter 10 — Kikuk dan Karyawan Toko

“Haaahh ...”

Di sebuah ruangan lucu yang dipenuhi dengan boneka binatang berbagai


ukuran, terdengar desahan sedih yang tidak sesuai dengan suasana ruangan.
Pemilik suara itu adalah Maria, yang sedang berbaring di tempat tidurnya
sambil memegang boneka kucing.

Maria memegang boneka binatang di satu tangan dan melihat foto yang ada di
liontin emas dengan tangannya yang lain, ekspresi wajahnya lebih muram
dari biasanya.

“Sa-kun...”

PDF BY: bakadame.com


PDF BY: bakadame.com
Nama yang keluar dari mulutnya adalah nama orang yang dicintainya. Nama
yang biasa disapa dengan suara merdu dan indah itu kini dipenuhi dengan
suara kegetiran dan kesedihan.

“Kira-kira, apa aku bisa bertemu denganmu lagi ...”

Harapan yang pesimistis muncul dari mulut Maria. Tapi dia segera
menggelengkan kepalanya dan meringkuk, membenamkan wajahnya di
bantal.

“... tinggal sedikit lagi. Sampai liburan musim panas ini selesai...”

Usai mengatakan itu pada dirinya sendiri, Maria menggenggam erat liontin di
dadanya. Entah mengharapkan sebuah reuni ... atau mungkin, ketakutan.

Tok, tok.

Setelah beberapa menit berlalu, terdengar ketukan di kamar Maria. Dia


menjawab ketukan itu dengan satu mata mengintip dari bantalnya.

“Iya~”

“... Masha? Boleh minta waktunya sebentar?”

“! Alya-chan!?”

Maria melompat seolah-olah dia terpental dari tempat tidur oleh suara yang
datang dari sisi lain pintu. Ke mana perginya suasana hati yang melankolis
tadi? Suasana hati Maria bisa berubah dengan sangat cepat.

PDF BY: bakadame.com


“A-Ada apa!?”

Tumben-tumbennya adik yang selalu bersikap jutek terhadap kakaknya


sendiri, mengunjungi kamar Maria sendirian. Maria segera bergegas ke pintu
terhadap peristiwa langka, yang mungkin atau mungkin tidak terjadi setiap
dua minggu sekali. Alisa yang datang mengunjunginya terlihat sedikit
bingung dengan penyambutan yang meriah.

Di sisi lain, wajah Maria langsung tersenyum sumringah saat melihat wajah
Alisa. Alisa ada di sini! Maria langsung menyingkirkan semua hal yang
merepotkan!

“... Apa jangan-jangan kamu sedang tidur?”

Alisa terlihat sedikit khawatir saat melihat rambut Maria yang sedikit
acak-acakan. Namun, senyum Maria menghilangkan kekhawatiran seperti itu
dari Alisa, dan dengan bangga membusungkan dadanya sambil tersenyum.

“Enggak kok, aku cuma lagi rebahan di kasur aja! Jadi, ada perlu apa?”

“Gitu, ya ... yah, itu ...”

Dia sedikit jengkel dengan pernyataan bangga kakaknya yang sedang


bermalas-malasan, dan bergumam sedikit. Kemudian, sambil membuang
muka dan memainkan ujung rambutnya, Alisa dengan ragu membuka
mulutnya.

“Di kamp pelatihan minggu depan nanti ... kita harus memakai baju renang,
iya ‘kan? Apa Masha sudah menyiapkannya?”

PDF BY: bakadame.com


Sudah empat tahun yang lalu sejak Kujou Bersaudari terakhir kali pergi
berenang. Sejak saat itu, mereka tidak pernah pergi ke pantai maupun kolam
renang secara pribadi, jadi tidak ada baju renang yang pas dengan tubuh
mereka, karena mereka telah tumbuh dalam banyak hal sejak empat tahun
lalu. Walaupun ada baju renang yang ditunjuk sekolah, bahkan Alisa tahu
bahwa memakainya di luar sekolah tidaklah etis. Oleh karena itu, dia datang
untuk bertanya kepada kakaknya yang berada di posisi yang sama. Yang mana
itu berarti ...

“Tidak, aku masih belum membelinya. Aku berpikir untuk membelinya hari
ini atau besok.”

Mengantisipasi kata-kata berikutnya, Maria memberitahunya sambil


tersenyum lebar. Kemudian, sesuai dengan firasatnya, Alisa melirik Maria dan
berkata seraya mengalihkan pandangannya lagi.

“Hmm ... Kalau begitu, bagaimana kalau kita membelinya sekarang? Karena
kita sama-sama masih belum membelinya.”

Alisa mengajaknya berkencan! IQ Maria turun lima poin!

“Ya! Aku enggak masalah, kok ~? Fufufu, aku bisa berkencan dengan
Alya-chan!”

“Ini bukan kencan, oke.”

“Kapan kamu mau pergi? Kalau Onee-chan sih bisa kapan saja~.”

“Eh, kalau gitu ... sekitar 30 menit kemudian?”

“Baiklah! Lalu. aku akan segera bersiap-siap dulu, ya~?”

PDF BY: bakadame.com


Maria, yang dengan cepat terlihat sangat bahagia, menutup pintu dan mulai
berganti pakaian sembari mulai menyenandungkan sebuah lagu, suasananya
sangat berbanding terbalik dari beberapa menit yang lalu. Sekali lagi, suasana
hati Maria sangat cepat berubah.

Jadi, setelah menyelesaikan persiapannya dengan penuh semangat, Maria


meninggalkan rumah bersama Alisa.

“Kalau begitu, ayo berangkat~!”

“Tidak perlu bergandengan tangan juga kali.”

“Yahh~”

Segera setelah dia mencoba meraih tangan Alisa dengan kedua tangannya, dia
ditepis dengan kasar, dan Maria menggembungkan pipinya dengan tidak puas.
Namun, dia buru-buru mengejar Alisa, yang mulai berjalan cepat terlebih
dahulu tanpa terlalu memedulikannya.

“Alya-chan, tunggu aku~ jalanmu terlalu cepat, tau~!”

“Kamunya saja yang berjalan terlalu santai, ‘kan?”

“Buat apa buru-buru segala, yang ada cuma cuacanya jadi semakin panas saja,
‘kan~? Ayo jalan pelan-pelan sambil ngobrol bersama Onee-chan, oke? Ayp?”

“Kita tidak perlu membicarakan apa-apa juga tidak masalah, ‘kan.”

“Duhh! Alya-chan jutek banget!”

PDF BY: bakadame.com


Sambil melakukan percakapan yang biasa, mereka berdua tiba di stasiun
terdekat dan bergerak di sepanjang peron, menarik perhatian dari orang
–orang di sekitar mereka.

“Ayo, Masha, sebelah sini”

“Ehh, yang ini lebih dekat ke tangga saat kita turun, ‘kan~ ...”

“Enggak boleh. Ayo jangan terlalu cerewet dan naik gerbong khusus wanita
dengan benar.”

“Hmmph ... baiklah~”

Maria dengan enggan berjalan melewati pintu masuk setelah diminta oleh
Alisa. Tentu saja, bahkan Maria tahu mengapa gerbong khusus wanita bisa
ada, dan dia juga tahu bahwa ada penjahat yang disebut penjahat pelecehan
seksual di dunia ini. Walaupun dia mengetahui itu, tapi karena dia belum
pernah mengalaminya sebelumnya, jadi dia tidak benar-benar merasakan
bahaya dan terancam sama sekali.

...... Tidak, meski dia tidak benar-benar menyadarinya, tapi dia sudah
mengalaminya beberapa kali. Namun, semua itu hanya berakhir dalam upaya
percobaan karena saat sebelum pelaku bisa menyentuhnya, adik perempuan
yang menakutkan akan mendorongnya keras-keras, atau wakil ketua OSIS
yang menakutkan akan memelintir pergelangan tangan pelaku. Rasanya
sungguh ironi bahwa sementara dia berhasil menghindari hal itu berkat upaya
mereka berdua, rasa krisisnya sendiri masih tetap lemah seperti biasa.

“Bahkan ketika kamu naik sendirian, pastikan untuk menaiki gerbong khusus
wanita, oke? Jika tidak, jangan terlalu asyik bermain dengan smartphone-mu,
dan tetaplah waspada terhadap lingkungan sekitarmu.”

PDF BY: bakadame.com


“Iya~~”

Namun, mungkin itu sudah menjadi watak Maria untuk menuruti nasihat adik
dan sahabatnya, karena tahu kalau mereka mengkhawatirkannya.
Mengangguk pada peringatan Alisa, Maria tiba-tiba mengerutkan kening.

“Alya-chan... jangan-jangan, kamu pernah mengalami pelecehan?”

“Hah? Mana pernah lah... tidak seperti Masha, aku memiki penjagaan yang
ketat.”

“Muu, aku juga memiliki penjagaan yang ketat, tau? Selain Sa-kun, aku
takkan pernah membiarkan pria lain menyentuh tubuhku!”

Maria menggembungkan pipinya dan meletakkan tangannya di pinggul


dengan kecewa, tapi.... begitu melihat pakaiannya, Alisa bergumam dengan
cemas.

“Mulut mana yang berani bilang begitu...”

Tidak heran Alisa berkata begitu. Lagipula, model baju yang dipakai Maria hari
ini menampilkan bahunya yang mulus dan pusarnya yang seksi. Dengan
kulitnya yang putih mulus dan sehat, penampilannya saat ini sudah menarik
banyak perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Namun, Maria dengan
senang hati meletakkan tangannya di topinya dan berpose ringan sejenak,
mungkin karena tidak tahu bagaimana menafsirkan tatapan-tatapan tersebut.

“Ah, baju ini? Fufu, imut banget, ‘kan~?”

“... Aku mengakuinya. Meski aku takkan pernah memakainya, sih.”

PDF BY: bakadame.com


“Eh~? Tapi ini rasanya sejuk banget, loh~?”

“Yang namanya gadis tidak boleh membuat perut mereka dingin.”

Alisa menarik lengan Maria dan menaiki gerbong kereta setelah memelototi
para penumpang pria di sekitarnya yang menatap kakaknya dengan tatapan
tidak senonoh. Kemudian, setelah menaiki kereta selama lima belas menit,
mereka turun dari kereta di stasiun besar, tempat mereka biasanya berbelanja
pakaian dan barang-barang lainnya, mereka berdua mulai memasuki fasilitas
komersial besar di depan stasiun. Ketika mereka berdua menaiki lift menuju
area pakaian wanita, pandangan mata Maria langsung berbinar-binar saat
melihat deretan pakaian yang indah ….

“Wahhh~, baju itu lucu sekali!”

Segera, dia mencoba memasuki toko yang tidak ada kaitannya dengan baju
renang. Kemudian Alisa, yang sudah mengantisipasi gerakannya, meraih
pergelangan tangan kirinya dan menghentikannya.

“Hari ini kita datang untuk melihat-lihat baju renang, tau. Ayo, cepetan
pergi.”

“Ehh~~ tunggu sebentar~ sebentar saja, ayo lihat-lihat sebentar saja~~”

Maria membuat suara menyedihkan saat lengannya ditarik, tapi Arisa


melanjutkan perjalanannya tanpa memedulikannya. Alisa tidak ragu-ragu
karena memahami betul jika dia membiarkan kakaknya yang bebas ini tidak
terkendali, tatapan matanya akan jelalatan tanpa henti.

“Ah, rok itu, yang pernah muncul di TV tempo hari!”

PDF BY: bakadame.com


“...”

“Wah, mereka sedang mengadakan obral! Alya-chan, semua produknya jadi


setengah harga!”

Sejujurnya, Alisa sedikit terguncang dengan kata-kata tersebut. Tapi karena


dia tidak berniat menemani belanja kakaknya yang pasti bakalan lama dan
sia-sia, dia tetap menatap jalan di depan dan terus bergerak maju. Maria
akhirnya mulai sedikit tenang ketika dia diseret setengah jalan oleh adik
perempuannya untuk mencapai toko yang ingin dia tuju.

“Uwahhh~ ada banyak baju renang yang lucu-lucu!”

Tidak, lebih tepatnya, dia hanya terpaku dengan apa yang ada di depannya.
Usai menatap kakaknya yang kegirangan dengan ekspresi tercengang, Alisa
melihat sekeliling sebentar dan mengangkat alisnya..

“Ada apa, Alya-chan?”

Tanpa menjawab pertanyaan Maria, Alisa melihat sekali lagi pada area
sekeliling lantai penjualan ...... dan memiringkan kepalanya sedikit.

“Bukankah semua baju renangnya terlalu terbuka?”

“Ehh, Apa iya~? Bukannya memang harus begitu, ‘kan?”

Memiringkan kepalanya pada kata-kata Alisa, Maria menunjuk pada baju


renang model one-piece yang tergantung di dinding.

PDF BY: bakadame.com


“Kalau kamu penasaran, ada juga baju renang yang seperti itu, tau? Kalau
yang itu...”

“Kakiku masih bisa kelihatan, tau?”

“… Kaki?”

Maria menoleh ke Alisa dengan wajah datar ketika mendengar pernyataan


yang sedikit tidak terduga. Namun, tampang Alisa terlihat sangat serius, dan
Maria berkedip cepat.

“Umm, Alya-chan? Kupikir itu normal-normal saja kalau kakimu bisa


kelihatan…”

“Enggak. Berbeda dengan kolam renang sekolah, di sana pasti ada anak cowok
juga, ‘kan? Kamu seharusnya menyembunyikan tempat yang biasanya tidak
terlihat.”

“Ummm, jadi maksudnya?”

Ketika Maria memiringkan kepalanya dengan sungguh-sungguh, Alisa


mengatakan sesuatu yang seolah-olah itu merupakan hal yang sewajarnya.

“Selain perut, kita harus menyembunyikan kaki dan paha juga, iya ‘kan.”

“Alya-chan, apa kamu ingin menjadi seorang penyelam?”

Setelah membuat lelucon dengan wajah datar, Maria dalam hati berpikir, “Ini
gawat.” Dia tahu bahwa penjagaan Alisa terhadap lawan jenis sangatlah ketat,
tapi Maria bisa membayangkan masa depan di mana Alisa akhirnya akan
mengenakan pakaian selam jika dia diizinkan memilih baju renang. Sebagai

PDF BY: bakadame.com


seorang gadis, dia berpikir kalau itu sangat tidak pantas, dan sebagai seorang
kakak yang menyayangi adiknya, Maria ingin Alisa memakai baju renang yang
imut dan cantik.

Namun, jelas sekali jika dia secara langsung menyarankan baju renang dan
berkata, “Ayo coba pakai ini!”, dia pasti akan menolak mentah-mentah
dengan “Aku tidak paham dengan selera Masha”. Lagi pula, dia baru saja
melihat baju Maria dengan pusar terbuka dan menyatakan kalau dia takkan
pernah memakainya. Jika memang demikian, maka …

“Alya-chan... Onee-chan berpikir memang ada bagusnya bahwa Alya-chan


berusaha melindungi badanmu sendiri, tapi kurasa itu kurang cocok dengan
TPO-nya, tau.” (TN: TPO =Time, Place, and Occasion, yang mana artinya
seseorang perlu bertingkah sesuai tempat, waktu, dan keadaan)

TPO, maksudnya perilaku orang yang berakal...... Tidak, ucapan tersebut


merupakan kata-kata jitu bagi seseorang yang ingin menjadi orang yang
berakal. Alisa juga tidak terkecuali dalam hal ini, dan menatap Maria dengan
kedutan di alisnya. Sambil menatap lurus ke arah matanya, Maria dengan
antusias menasihatinya.

“Kamp pelatihan yang akan kita tuju selanjutnya bukanlah kamp pelatihan
biasa, melainkan perjalanan sosial untuk meningkatkan kedekatan antar
sesama OSIS. Dengan kata lain, ini cuma perjalanan rekreasi, loh? Oleh karena
itu, aku pikir kita berlu berpakaian dengan tepat dan sesuai.”

“... Mungkin itu benar, tapi bukannya berarti kita perlu memakai baju renang
yang terlalu terbuka….”

“Tentu saja perlu. Jika kamu berpakaian dengan cara yang jelas-jelas
menyiratkan ‘Aku tidak ingin menunjukkan kulitku pada kalian', tidak ada

PDF BY: bakadame.com


persahabatan yang terbentuk. Aku yakin kalau semuanya~ pasti akan merasa
sungkan dan canggung, tau? Ingat, bukannya di Jepang ada istilah
bersosialisasi tanpa busana*, bukan?” (TN: kalimat RAW-nya sih “裸の付き合
い[Hadaka no Tsukiai]” yang kalau diterjemahkan secara harfiah bisa
diartikan “bersosialisasi tel*anjang”, tapi kalimat itu bisa juga merupakan
peribahasa yang mempunyai arti “Hubungan yang benar-benar jujur”.
Karena konteksnya sedang membicarakan baju renang, kurasa terjemahan
pertama lebih cocok ketimbang yang arti peribahasa)

“Muu….”

Alisa kehilangan kata-kata, karena mungkin berpikir bahwa Maria ada


benarnya. Kemudian, Maria memanfaatkan kesempatan itu dan melipat
tangannya.

“Selain itu, pantai yang akan kita kunjungi adalah pantai pribadi, jadi kita
tidak akan dilihat oleh pengunjung pantai lain yang tidak dikenal.”

“... Bukannya di sana masih ada Masachika-kun dan Ketua?”

“Jangan khawatir~ kamu tidak perlu cemas, lagipula Ketua hanya


memperhatikan Chisaki-chan saja. Selain itu, Kuze-kun pasti akan
melihatku.”

“Ehh?”

Ketika Alisa mengangkat alisnya untuk menanyakan maksudnya, Maria berani


membusungkan dadanya dengan bangga.

“Ingat, bahkan Kuze-kun juga anak cowok, tau. Semua anak cowok pasti
merasa penasaran dengan payudara gadis. Oleh karena itu~ ... selama aku

PDF BY: bakadame.com


memakai baju renang yang imut, aku yakin kalau pandangan matanya akan
terpaku padaku.”

Maria dengan lembut menggoyangkan tubuhnya sambil meletakkan kedua


tangannya di dadanya. Ujung mulut Alisa berkedut mendengar ucapan
kakaknya yang tidak seperti biasanya, dan semangat persaingan berkobar di
mata birunya.

“Heee ... berani juga kamu bilang begitu. Memangnya aku ini lebih inferior
dari Masha, yang tidak hanya berlemak di bagian payudara tapi juga bagian
perutnya?”

Seraya menguatkan nada suaranya pada bagian “Aku ini”, Alisa melipat
tangannya dan melengkungkan tubuhnya seolah-olah menyombongkan
gayanya sendiri. Kemudian, dia mengalihkan pandangan penuh arti ke perut
Maria yang telanjang dan mencibirnya. Namun, Maria tidak tersinggung
dengan provokasi secamam itu.

“Kamu ini masih belum mengerti apa-apa, Alya-chan. Anak cowok tuh~ lebih
menyukai gadis yang sedikit berisi, tau~? Menurutku tubuh Alya-chan yang
kencang juga lumayan bagus, kok?”

Sambil mengatakan itu dengan cara yang menghibur, Maria dengan percaya
diri menonjolkan dadanya yang besar. Sudut mata Alisa berkedut saat melihat
sikap sombong Maria yang tidak seperti biasanya.

Karena Alisa bangga pada dirinya sendiri. Dia bangga dengan kenyataan
bahwa dia bekerja lebih keras daripada Maria untuk mempertahankan bentuk
tubuhnya. Apakah kerja kerasnya kalah dengan timbunan lemak yang
kakaknya kumpulkan melalui kelalaian?? Alisa dengan tegas menolak untuk
menerima hal seperti itu.

PDF BY: bakadame.com


“Nyalimu besar juga ... aku enggak mau tau, loh? Jangan merengek kalau kamu
akan merasa malu saat berjalan di sampingku dengan gayaku yang
sempurna.”

“Oke, siapa takut~? Kalau begitu, Alya-chan juga akan memakai bikini, ya?”

“……Hmm?”

“Apa gunanya memakai baju renang jika tidak memperlihatkan perutmu~?


Jangan khawatir, aku juga akan memakai bikini, kok ~. Oh, yang ini
kelihatannya bagus.”

Sementara Alisa memiringkan kepalanya dengan, “Hah? Kok malah jadi


begini?”, Maria dengan cepat mulai memilih baju renang.

Kemudian, seorang karyawan wanita yang mengenakan kacamata dan


mengikat rambutnya dengan erat, berjalan mendekatinya dan menyela.

“Maafkan atas kelancangan saya, Nona pelanggan. Dengan segala hormat,


baju renang ini kelihatannya agak kecil untuk anda. Saya merekomendasikan
satu ukuran yang lebih besar.”

“Ehh?”

Maria menoleh ke Alisa ketika karyawan wanita menunjukkan hal tersebut


padanya sambil mendentingkan pelipis kacamatanya. Dia kemudian menatap
payudara Alisa dengan serius dan berkata.

“Alya-chan... Apa dadamu kembali membesar?”

PDF BY: bakadame.com


“Me-Memangnya kenapa, ... bahkan Masha juga sama, ‘kan?”

“Yah, kurasa begitu ... kira-kira apa itu karena masakan ibu kali, ya?
Pertumbuhanku tidak berhenti sama sekali~”

Mengalihkan pandangannya dari Alisa yang tersentak canggung, Maria


melihat ke bawah payudaranya sendiri dan membuat wajah bermasalah.

“Alya-chan, sebaiknya kamu harus bersiap untuk ini, oke?”

“Apaan sih... lagipula, ini bukan tempat yang tepat untuk membicarakan itu,
tau!”

Sembari mengatakan itu, Alisa mencoba merebut baju renang yang dipegang
Maria di tangannya. namun petugas toko mengambil satu ukuran lebih besar
dan dengan cepat menyelipkannya ke tangan Alisa.

“Nona pelangga, jika anda mau, anda bisa mencobanya di sana.”

“Ehh, tidak, tapi ...”

“Tidak ada salahnya untuk dicoba dulu. Anda bisa mencobanya terlebih
dahulu dan kemudian memutuskan baju renang mana yang ingin Anda pakai.
Sekarang, silakan lewat sini.”

Alisa dengan cepat dipandu ke depan ruang ganti dan didorong ke dalam
ruang ganti. Maria mengacungkan jempol kepada karyawan toko, yang telah
membawakan dan memaksa Alisa untuk mencoba baju renang itu dengan
lancar.

“Terima kasih banyak sudah melakukan ini.”

PDF BY: bakadame.com


“Tidak, tidak, karena ini sudah menjadi pekerjaan saya.”

“Pro banget~... Ngomong-ngomong, siapa nama mbak-nya?”

“Maafkan saya karena terlambat memperkenalkan diri. Nama saya Watanabe


dan saya adalah manajer dari toko ini.”

Watanabe-san lalu menunjukkan papan nama di dadanya sambil


mendentingkan pelipis kacamatanya. Kacamata manajer toko itu tampak
bersinar.

“Ngomong-ngomong, apakah kalian berdua bersaudara?”

“Ah, iya. Benar sekali ~. Seenggaknya, akulah yang jadi kakaknya, sih ~”

Selain tinggi badannya yang lebih pendek dari Alisa, ditambah dengan
penampilan baby face-nya, dia selalu cenderung dianggap sebagai adik
perempuan, itulah sebabnya dia menambahkan perkataan itu.

Namun, Watanabe-san tidak terkejut sama sekali dan berulang kali


menganggukkan kepalanya seolah-olah dia tahu apa yang dia bicarakan.

“Ya, ya, saya bisa mengetahuinya. Anda ingin adik anda memakai baju renang
yang cantik. Benar begitu, ‘kan?”

“Bener banget~! Gadis itu sepertinya akan memakai baju penyelam jika
dibiarkan sendiri...”

Kemudian Maria menyadari bahwa tidak ada suara sama sekali dari dalam
ruang ganti, dan dia menjulurkan wajahnya melalui tepi tirai.

PDF BY: bakadame.com


“Alya-chan, apa ada yang salah~?”

“Tungg—, setidaknya panggil aku, kek!”

Benar saja, Alisa mengerutkan kening dan membuat ekspresi enggan dengan
baju renang yang diberikan padanya, dia lalu kembali menatap Maria yang
tiba-tiba mengintip ke arahnya.

“Kalau begitu segera ganti bajumu~ karena Mbak manajer toko juga sudah
menunggu, tau.”

“Tapi, baju renang ini ...”

Tidak heran Alisa merasa ragu-ragu. Lagi pula, baju renang yang ada di
tangannya adalah semacam bikini hitam pamungkas.

Bikini hitam itu terlihat polos, tidak memiliki pita atau embel-embel, dan
kebetulan, cuma menutupi area sensitif dengan kain kecil.

Hanya ada seutas tali tipis dan sehelai kain kecil. Ini adalah jenis bikini yang
cenderung sering dipakai oleh supermodel benua Barat.

“Sudah kuduga, aku tidak bisa memakai ini!”

Alisa berteriak dan mencoba mengembalikan baju renangnya. Kemudian


Watanabe-san sang manajer toko, tiba-tiba muncul di sana.

“Lalu, bagaimana dengan yang ini?”

PDF BY: bakadame.com


Dia kemudian memberinya bikini berwarna pink, bikini yang ini memiliki kain
yang jauh lebih besar untuk menutupi area sensitif. Bagian tepinya dihiasi
dengan embel-embel, yang memberikan kesan imut dan manis.

“Yah, kalau yang ini ...”

Ke mana perginya pernyataan beberapa menit yang lalu kalau dia takkan
memakai baju renang yang menunjukkan perut atau kakinya? Dia benar-benar
tertipu oleh teknik door-in-the-face, tapi Alisa mengambil baju renang yang
dibawa Watanabe tanpa menyadarinya. Kemudian, beberapa menit berlalu
untuk berganti pakaian.

“Uwaah~ imutnya~”

“Baju renang tersebut sangat cocok untuk Anda. Ini adalah jenis baju renang
yang populer tahun ini, tapi kami belum pernah melihat ada orang yang
memakainya sebaik pelanggan.”

“Be-Benarkah?”

PDF BY: bakadame.com


PDF BY: bakadame.com
Jika itu cuma pujian dari Maria, Alisa mungkin akan mengabaikannya. Namun,
Alisa sedikit tersipu dengan pujian lihai dari Manajer toko profesional.

“Tapi warna pink agak terlalu manis untukku ...”

“Begitu rupanya. Kalau begitu, bagaimana dengan yang ini?”

Watanabe-san dengan cepat mengulurkan tangannya ke samping, dan


karyawan toko lain yang tiba-tiba muncul, memberinya baju renang baru.
Apakah semua karyawan di toko ini menjalani pelatihan khusus?

“Baju renang ini mempunyai model yang sama, tapi seperti yang Anda lihat,
pola bunga di latar belakang biru memberikan tampilan menyegarkan dan
cantik——”

Dalam kondisi seperti itu, Alisa yang terbawa suasana oleh promosi
Watanabe-san yang tidak berlebihan dan ditawarkan dengan tenang,
mencoba enam potong baju renang.

“Hmm... yang ini mungkin kelihatan bagus.”

Dalam balutan bikini bergaris biru muda dengan embel-embel besar, mulut
Alisa mengendur seolah baru pertama kali merasa puas.

Tanpa melewatkan kesempatan itu, Maria mengangguk setuju.

“Ya, ya, menurut Onee-chan, baju renang itu kelihatan imut untukmu, kok~.”

“Uhh, hmm, tapi ...”

PDF BY: bakadame.com


Kemudian, mungkin merasa sedikit lebih tenang, Alisa memeriksa
penampilannya lagi di cermin dan mengerutkan kening seraya bertanya,
“Bukannya ini masih terlalu terbuka?”

Tapi kemudian Maria langsung memasang wajah penasaran.

“Ehhh ~? Bukannya itu masih mending dibandingkan dengan punya


Onee-chan, bukan?”

Maria mengangkat bikini putih dengan hanya seutas tali di tengah,


memperlihatkan belahan dadanya. Penilaian Alisa terguncang saat
diperlihatkan dengan baju renang yang lebih berani daripada miliknya.

“Tapi kakiku...”

Tetap saja, Alisa menatap pahanya yang telanjang, seolah-olah dia masih
sangat mencemaskan bagian itu. Kemudian, Watanabe-san dengan cepat
memberikan selembar kain padanya.

“Jika demikian, bagaimana kalau menutupinya dengan pareo ini? Jika Anda
membelinya sebagai satu set sekarang, kami akan memberikan layanan
khusus hingga saat ini ...”

Watanabe-san mengeluarkan kalkulator dari suatu tempat dan menekan


angka-angka dengan cepat dan menunjukkannya kepada Alisa. Istilah jitu
“Harganya akan lebih murah jika kamu membelinya satu paket” membuat
hati Alisa terombang-ambing. Setelah beberapa menit kemudian, Alisa
perlahan mengangguk saat dia mencoba pareo dan memeriksa
penampilannya.

“Kalau begitu, aku membeli yang ini ...”

PDF BY: bakadame.com


“Terima kasih banyak. Saya akan membawakan yang baru dari belakang
sekarang.”

Manajer Watanabe bertepuk tangan dengan keras, dan salah satu pegawai
menghilang ke area belakang toko. Alisa sedikit terkejut dengan betapa
cekatannya mereka. Kemudian, setelah selesai membayar untuk mereka
berdua,

“Terima kasih banyak sudah berbelanja~”

Mereka dipandu keluar dari toko oleh Watanabe-san dan karyawannya yang
sangat terlatih.

Setelah mencapai tujuannya, pikiran Alisa sudah dalam posisi bersiap-siap


langsung pulang ke rumah, tapi ......, di sisi lain, Maria memandang Alisa
dengan semangat tinggi, seolah-olah mesin semangat dalam tubuhnya baru
saja dihidupkan.

“Kalau gitu, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?”

“Selanjutnya? Aku sih mau cepat-cepat pulang ke rumah ...”

“Ehh~ ayo melihat-lihat toko lain bersamaku~”

“Aku tidak mau ikut menemanimu karena aku tau bakalan lama.”

“Muu~~ dasar Alya-chan pelit~”

PDF BY: bakadame.com


Maria mengeluh dengan boo-boo~, tapi Alisa tidak terlalu memedulikannya
dan menuju lift. Maria benar-benar penasaran apakah ada alasan mengapa dia
ingin cepat pulang karena sikapnya yang keras kepala.

(Hmm~ ... aha! Apa jangan-jangan dia ingin cepat-cepat pulang karena ingin
melakukan peragaan busana dengan baju renang yang baru saja dibelinya?
Lagi pula, membeli baju baru pasti membuat seseorang merasa senang!)

...... ...... Maria sering diberitahu oleh keluarga dan teman-temannya bahwa dia
kadang-kadang membuat pernyataan kikuk yang ngaco. Namun, dia tidak
menyadari hal ini dan tidak mengakuinya.

(Mungkin dia merasa sungkan saat di hadapanku dan karyawan toko tadi ...
Aku yakin dia berencana untuk menikmati peragaan busana sendirian di
kamarnya. Oh, saat berpikir begitu, aku jadi ingin melakukannya juga.)

Karena di dalam benak Maria, pernyataannya selalu masuk akal. Dia selalu
berbicara setelah memikirkan perkembangan logis yang tepat dengan caranya
sendiri. Namun……

“Baiklah aku mengerti, Alya-chan. Tapi karena aku ingin melakukannya


denganmu, jadi bisakah kamu menunggu peragaan busananya untuk nanti?”

“…Apa sih yang kamu bicarakan?”

Kedengarannya seperti pernyataan yang sangat tidak masuk akal dari sudut
pandang pendengar karena dia memulai dari kesimpulan tanpa menyebutkan
prosesnya sama sekali. Tentu, sekali lagi, Alisa tidak tahu apa yang sedang
kakaknya bicarakan. Tapi dia langsung berpikir, “Hal yang biasanya, ya?” dan
meninggalkan pemahamannya, lalu menggelengkan kepalanya seraya berkata
“Yare~ yare~”.

PDF BY: bakadame.com


“Iya deh, iya. Yah kalau begitu, aku akan membawa baju renang itu
bersamaku.”

“Ah, benarkah? Makasih ~”

Alisa mengambil kantong plastik dari tangan kakaknya dan dengan cepat
menuju lift sendirian. Setelah melihat adiknya pergi, Maria memeriksa jam
tangannya, berpikir sebentar, dan kemudian naik ke lift berikutnya yang
datang. Dia kemudian langsung turun ke lantai dasar, dan meninggalkan
gedung tanpa melihat-lihat toko mana pun secara khusus.

“Hmm ... kira-kira apa aku bisa berjalan kaki dari sini enggak, ya?”

Kemudian, setelah mencari di aplikasi peta, dia berkata pada dirinya sendiri
dan mulai menyusuri jalan. Tempat yang dia tuju adalah tempat yang sering
dia kunjungi di waktu luangnya sejak dia kembali ke Jepang. Hari ini dia
berjalan kaki menuju tempat yang biasanya dia datangi dengan sepeda. Dia
memang menuju ke sana, tapi...

“Ara? Toko apa itu, ya?”

Maryia masih saja berubah pikiran di sini.

Dia memasuki toko aksesoris yang berada di sisi kanan jalan seolah-olah
dirinya tersedot ke dalamnya. Setelah sepuluh menit kemudian, dia lalu
meninggalkan toko tanpa membeli apa-apa... Ketika dia seharusnya pergi ke
kanan dan kembali ke jalan semula, dia justru berbelok ke arah kiri tanpa
ragu-ragu. Dia terus berjalan selama beberapa menit…

“… Ara?”

PDF BY: bakadame.com


Maria akhirnya menyadari bahwa dia telah menyimpang jauh dari jalan yang
awalnya dia lalui. Dia kemudian berhenti sebentar dan membuka aplikasi peta
di smartphone-nya.

“Hmm~..... Hmm, mungkin lewat sini.”

Dan tetap saja, tanpa ragu-ragu, dia mulai berjalan ke arah yang salah. Ya,
pada kenyataannya, Maria itu ... orang yang selalu tersesat dan buta arah.

Dia biasanya memberi tahu teman dan keluarganya bahwa dia suka
berkeliaran di sekitar kota, tapi dalam kenyataannya, sekitar sebagian besar
waktunya dia itu tersesat begitu saja. Meskipun dia menolak untuk
mengakuinya. Itu karena……

“Ara? Tanpa kusadari aku sudah tiba di sini ...”

Maria juga merupakan pemilik keajaiban, yang meskipun mengidap buta arah
yang parah, tapi entah bagaimana berhasil mencapai tujuannya*. Tiba-tiba,
pemandangan yang familier menarik perhatiannya saat melihat ke samping,
dan Maria memiringkan kepalanya sedikit ketika menuju ke arah itu. Di sana,
ada alun-alun dengan banyak peralatan bermain di tepi taman besar. (TN:
Zoro, is that you :v)

Tanpa ragu-ragu, Maria melintasi area tengahnya dan berdiri di depan taman
bermain berkubah besar dengan lubang berbagai ukuran dan naik ke atasnya.
Kemudian, dia duduk di atas selembar vinil di tempat dan melihat sekeliling
sekali, seolah-olah sedang mencari sesuatu.

“…. Sudah kuduga, Ia tidak datang, ya~”

PDF BY: bakadame.com


Sembari bergumam sedikit sedih dan bibir yang terkatup rapat, Maria
menatap ke atas langit untuk menutupi kesepiannya.

“Baiklah, tidak masalah. Aku akan menunggu, oke? Karena takdir adalah
sesuatu yang harus kamu raih.”

Dia menggembungkan pipinya seolah-olah mengingatkan dirinya akan


sesuatu, dan mulai menatap awan. Kemudian, dia menunggu dengan sabar di
bawah terik matahari musim panas selama 20 menit.

“Ah, itu dia! Hei~!”

Bahu Maria tersentak sedikit ketika dia mendengar suara memanggilnya...,


tapi dia segera menyadari bahwa suara itu bukan “laki-laki itu” dan
menundukkan pandangannya dengan sedikit kecewa. Di pinggiran taman
bermain, dia melihat sekelompok tujuh anak SD yang dikenalnya.

“Maria onee-chan~!”

“Onee-chan kami datang~!”

“Ayo bermain bersama lagi~!”

Sekelompok anak laki-laki dan perempuan menatap Maria dan tersenyum


gembira. Dengan senyum di wajahnya, Maria turun dari atas kubah.

“Yosh~ hari ini kita bermain apa? Onee-chan tidak akan kalah, loh~?”

Setelah dengan riang menyatakan itu, Maria mulai bermain sekuat tenaga
dengan anak-anak SD tersebut. Mereka bermain petak umpet menggunakan
seluruh taman besar, dan ketika merasa lelah, mereka dapat bermain game

PDF BY: bakadame.com


online di bawah rerimbunan pohon, atau mengobrol dengan anak-anak
perempuan. Setelah menghabiskan waktu seperti itu, matahari mulai
terbenam, dan anak-anak tersebut mulai pulang ke rumah masing-masing
sambil melambai kepada Maria.

“Sampai jumpa lagi ya~”

Dia melambai kembali pada mereka, dan ketika keberadaan anak-anak itu
hilang dari pandangannya ...... Maria melihat kembali ke peralatan bermain
yang berbentuk kubah dan tersenyum sedih. Perasaan hati Maria menjadi
bahagia sekaligus menyakitkan saat melihat ilusi anak laki-laki
kesayangannya yang dulu ada di sana.

Pada saat itu, angin kencang tiba-tiba bertiup, dan Maria dengan cepat
memegangi rambutnya dan memalingkan wajahnya. Kemudian, ketika dia
mengalihkan pandangannya ke arah peralatan bermain lagi, ilusi anak
laki-laki itu sudah menghilang.

“... Aku akan datang lagi ya, Sa-kun.”

Setelah menurunkan alisnya sedikit dan mengatakan itu, Maria kembali


meninggalkan tempat yang dipenuhi kenangan itu lagi.

PDF BY: bakadame.com


Chapter 11 — Memasak dan Penalaran

“Bagaimana liburan musim panasmu, Kuze? Apa kamu cukup


bersenang-senang dan menikmatinya?”

“Yah lumayanlah. Ketua sendiri bagaimana?”

“Yah, kurasa aku juga mirip. Aku yakin kalau aku menghabiskan waktu yang
cukup berarti.”

Di dalam kamar kaum pria di lantai dua vila. Ada percakapan sepele yang
terjadi di antara dua pria yang duduk saling berhadapan di dua tempat tidur
berdampingan. Cuma ada dua pria di sini, dan meskipun seharusnya ada
banyak hal yang bisa dibicarakan, tapi saat ini mereka tidak terlalu tertarik
untuk melakukan percakapan. Begitulah seharusnya. Karena 80% dari
kesadaran mereka berdua … terutama Touya, sedang diarahkan ke dapur yang
ada di lantai bawah.

Di dalam area dapur yang luas di vila keluarga Kenzaki. Di sana sekarang
terjadi pertempuran khusus di antara lima gadis. Meski terdengar berlebihan,
tapi yang terjadi pada dasarnya adalah pertarungan kuliner. Semuanya
bermula ketika mereka sedang di dalam kereta yang menuju tempat tujuan.
Atas saran Yuki, para gadis memutuskan untuk menyiapkan masing-masing
satu hidangan untuk makan malam hari ini. Dan karena cuma melakukan itu
saja akan terasa membosankan, jadi mereka memutuskan untuk
merahasiakan siapa yang membuat hidangan tersebut dan meminta kedua
pria itu memilih hidangan mana yang terbaik ..... Saran tersebut segera
disetujui, terutama oleh Chisaki, yang terlihat sangat antusias, dan begitulah
yang sebenarnya terjadi.

PDF BY: bakadame.com


Itu sebabnya, supaya adil, kedua anak cowok terpaksa menunggu di dalam
kamar mereka sementara kelima gadis itu sibuk memasak di dapur. Namun,
karena dapurnya tidak cukup besar dimana lima orang bisa memasak
sekaligus, sehingga mereka harus dibagi menjadi dua atau tiga kelompok dan
memasak secara bergantian.

“Ahh~ ... ya.”

“...”

Touya melihat-lihat ke pintu kamar seraya mengeluarkan suara yang tidak


berarti. Perhatiannya benar-benar terganggu dan gelisah. Tapi, wajar saja Ia
bereaksi begitu. Lagi pula, tidak seperti Masachika yang bisa dengan nyaman
mengevaluasi hidangan ... Dalam kasus Touya, salah satu hidangan yang
disajikan dibuat oleh kekasih tercintanya, Chisaki. Ya, bagi Touya, yang
terpenting bukanlah hidangan mana yang paling enak. Melainkan hidangan
mana yang dibuat Chisaki!

“Umm, ngomong-ngomong, Ketua.”

“Hmm?”

“Apa kamu pernah memakan masakan yang dibuat Sarashina-senpai...?”

“……tidak pernah.”

“Ohh ...”

Untuk saat ini, mereka setidaknya disuruh untuk memilih hidangan mana
yang paling enak, tapi masih ada kemungkinan kalau mereka akan ditanya

PDF BY: bakadame.com


“Lalu hidangan paling enak yang kedua?” Atau lebih tepatnya, jika Touya
salah menebak hidangan Chisaki pada giliran awal, ada kemungkinan besar Ia
akan ditanyai pertanyaan itu. Jika Ia salah menebaknya lagi ...
Membayangkannya saja sudah cukup menakutkan. Masachika sendiri bahakan
tidak ingin mereka berdua terlibat dalam hubungan yang sengit. Tidak ada
seorang pun yang ingin melihat laut biru yang indah berubah menjadi merah
cerah, ‘kan?

“Umm, maaf kalau perkataanku sedikit menyinggung, tapi apa


Sarashina-senpai …. tidak pandai memasak?”

“Entahlah? Tetapi fakta bahwa kami belum pernah membicarakan hal itu
sebelumnya, ada kemungkinan memang begitu ...”

“Tapi ketika Yuki menyarankan kompetisi memasak, dia terlihat sangat


antusias....”

“... Chisaki selalu refleks antusias saat berhubungan dengan kompetisi atau
pertandingan.”

“Ahh....”

Masachika menganggukkan kepalanya ketika mengingat rekannya Alisa, yang


juga menunjukkan semangat kompetitifnya dalam hal pertandingan.
Kemudian, untuk mendapatkan kembali ketenangannya, Ia berkata dengan
semangat.

“Tapi jika itu masalahnya, ini kesempatanmu. Ketua! Meski ini


kedengarannya tidak sopan, tapi kamu bisa memilih hidangan dari orang yang
jelas-jelas tidak biasa memasak!”

PDF BY: bakadame.com


“Hmm ... kedengarannya rumit ketika kamu mengatakan itu, tapi apa iya?”

Ketika Touya mendongak sambil melihat ke langit-langit, Masachika


menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat.

“Pertama-tama, Ayano bisa memasak dengan normal. Dan menurut Alya,


Masha-san rupanya jago memasak. Alya bukan juru masak yang buruk, dan
Yuki juga ...... yah, kadang-kadang dia gagal, tapi dia tidak membuat makanan
yang enggak enak. Mungkin aku bisa mengenali masakan Yuki dan Ayano
ketika memakannya. Masakan Alya juga. .... dia punya kebiasaan memotong
sayuran dengan teliti dan semacamnya, jadi mungkin aku bisa mengenalinya
saat melihatnya.”

“O-Ohhh, begitu ya... maksudku, apa kamu pernah mencoba masakan dari
mereka bertiga?”

“Y-Yah, karena Yuki dan Ayano adalah teman masa kecilku. Sedangkan Alya,
aku cuma pernah mencicipinya sekali ...”

Setelah sedikit canggung mengacaukan kata-katanya, Masachika berdeham


sekali dan melanjutkan.

“Oleh karena itu … Adapun masakan mereka bertiga, Aku akan memberi
aba-aba kepada Ketua setelah sudah mengetahuinya. Setelah masakan mereka
bertiga diketahui, pilihan yang tersisa tinggal milik Sarashina-senpai dan
Masha-san. Seandainya Ketua salah menebak yang pertama kali, Ketua masih
bisa menindaklanjuti pada masakan lainnya. ‘kan?”

“Oh, ohhh, kamu bisa sangat diandalkan ya, Kuze.”

PDF BY: bakadame.com


“...Yah, masalahnya adalah ketika Yuki atau Ayano memasak sesuatu yang
aneh.”

Touya tersenyum seolah-olah melihat secercah harapan, tapi Masachika


menurunkan nada suaranya dan mengungkapkan kecemasannya. Ya, lagipula,
orang yang mengusulkan kompetisi memasak ini adalah Yuki. Dia mungkin
memutuskan kalau dia membuat masakan yang seperti biasa, Masachika
mungkin bisa langsung mengenalinya, jadi ada kemungkinan kalau dia akan
menyajikan hidangan yang belum pernah dia buat sebelumnya. Dan ada
kemungkinan kalau Ayano akan mengikuti perintah Yuki.

“... Bukannya kamu terlalu memikirkannya? Mana mungkin dia membuat


hidangan yang aneh-aneh dalam kompetisi yang dia usulkan sendiri, iya
‘kan?”

“Semoga saja begitu ...”

Pendapat Touya cukup beralasan. Namun, Masachika tahu betul perangai


adiknya. Adik tengilnya itu tipe orang yang lebih peduli untuk membuat
kompetisi semakin menarik daripada kemenangannya sendiri.

“Omong-omong ... Aku pernah mendengar di TV kalau orang Rusia sangat


menyukai mayones, loh.”

“Hm? Apa-apaan itu?”

Masachika memiringkan kepalanya terhadap ucapan Touya, yang


mengatakannya sambil melihat ke atas seolah-olah menelusuri ingatannya.

PDF BY: bakadame.com


“Katanya, orang Rusia akan menambahkan mayones ke dalam hidangan apa
pun. Jika demikian, kupikir itu mungkin bisa menjadi petunjuk untuk
membedakan hidangan Kujou Bersaudari.”

“Menambahkna mayones ke dalam hidangan apa pun ... bukan krim asam atau
semacamnya? Tidak, aku belum pernah mendengarnya, dan kakekku yang
pernah ke Rusia juga tidak pernah menyebutkan itu ...”

“Kalaupun makanan untuk turis tidak seperti itu, mungkin saja itu masakan
rumahan?”

“Hmmm~~ seberapa jauh kita bisa mempercayai informasi dari TV .... selain
itu, Rusia merupakan negara besar, iya ‘kan. Bahkan di Jepang, budaya
makanannya sangat berbeda antara Kanto dan Kansai. Terutama dengan
negara yang sebesar itu, pasti budaya makanannya lebih beragam, ‘kan?”

“Hmm …. Benar juga. Kalau dipikir-pikir lagi, aku tidak bisa menyangkal
bahwa “orang Jepang menyukai kecap asin”, tapi jika ada yang bertanya
apakah orang Jepang akan menambahkan kecap asin ke dalam hidangan
apapun, aku pasti akan menjawab tidak..... .”

“Benar sekali. Yah, menurutku informasi tersebut tidak terlalu bisa


diandalkan, tau? ... Tapi, jika hidangan yang disajikan dipenuhi dengan
mayones, beda lagi ceritanya, sih”

“Kalau cuma ditutupi dengan mayones saja sih aku takkan menyukainya.”

Masachika juga tersenyum kecil pada Touya yang tersenyum getir. Setelah itu,
Masachika menatap pintu kamar dan melirik wajah Touya.

“... Bagaimana kalau kita memeriksa keadaan mereka sebentar?”

PDF BY: bakadame.com


“Memeriksa keadaan? Tapi kita tidak diperbolehkan untuk memasuki
dapur….”

“Kita cuma pergi kamar mandi saja, kok. Mungkin kita bisa mendapatkan
petunjuk setelah mendengar bunyi dan suara yang keluar dari sana, ‘kan?”

“Jadi begitu rupanya, ya.”

Mereka saling mengangguk, dan bersama-sama meninggalkan ruangan,


dengan badan yang sedikit membungkuk. Kemudian, sambil menuruni tangga
dengan sangat hati-hati, mereka memusatkan pendengaran mereka di balik
pintu yang menuju ke dapur dan ruang tamu. Kemudian, mereka
samar-samar bisa mendengar suara memasak.

Apa itu bunyi pisau yang memotong sesuatu dengan ritme stabil?
Shuwaaaaaa... Ada juga bunyi sesuatu yang dimasak di penggorengan.
Kemudian tiba-tiba terdengar suara Maria, dan mereka berhenti untuk
mendengarkannya dengan teliti.

“Aromanya harum sekali~ ... Semakin banyak kamu menumis sayuran,


rasanya jadi semakin enak ,’kan~.”

“Benar sekali.”

“Semakin menyakitkan ...? Begitu ya.”

Suara Maria dijawab olrh suara Ayano dan Chisaki, dan kemudian diiringi
dengan suara ‘gosugosu’ yang terus berlanjut. Saat Masachika dan Touya
memiringkan kepala mereka pada suara yang tidak bisa dijelaskan, semua
suara yang datang dari dapur tiba-tiba menghilang. Dan, seketika kemudian...

PDF BY: bakadame.com


Shukiiiiiiiiin ……………

Suara metalik parau bergema dari dapur. Keheningan yang berlanjut


seolah-olah menyisihkan suara yang tersisa. Setelah beberapa detik, suara
memasak secara bertahap kembali, seolah-olah suara BGM telah memudar.

“(...Chisaki, benda apa yang habis kamu potong?)”

“(... Emangnya memasak tuh harus seperti pertunjukan dari gerakan


khusus?)”

Touya dan Masachika saling memandang di kejauhan saat berada di tengah


tangga. Kemudian mereka mendengar suara Ayano lagi.

“Sebenarnya, akan lebih baik untuk mengaduknya dengan sedikit lebih keras
lagi.”

“Mengaduk ......? ...... Bukannya ini terlalu lunak karena gampang sekali
dipotong begini? Ini bisa lebih gigih lagi. Ayo, ayo dasar kroco~ dasar kroco~”

“Chisaki-chan...? Kenapa kamu berbicara buruk tentang sayuran?”

…….. entah kenapa, dari suaranya saja sudah terdengar kacau balau. Terutama,
masakan Chisaki. Ketika berbalik, Touya sudah benar-benar berpaling
darinya. Masachika juga sangat memahami perasaan itu.

(……Tidak usah dipikirkan)

Masachika tetap diam dan dengan ringan meletakkan tangannya di bahu


Touya untuk menyampaikan simpatinya. Kemudian Touya berbalik untuk

PDF BY: bakadame.com


menaiki tangga dengan tatapan jauh di matanya dan berjalan kembali ke
kamarnya dengan tubuh besar membungkuk.

Setelah melihat punggungnya, Masachika benar-benar pergi ke toilet meski Ia


tadi mencoba membuat alasan, “Aku cuma pergi ke toilet saja, kok” ….. Saat
berdiri, Masachika melihat Alisa sedang menatapnya dengan mata dingin dari
sisi tangga.

“...”

“...”

Mereka saling menatap dalam diam. Setelah bertukar pandang selama


beberapa detik, Masachika perlahan-lahan berjalan menuruni tangga,
mendekati Alisa, dan meraih kedua tangannya.

“Tunggu, tunggu, tunggu, tunggu, tunggu ...”

Kemudian, sembari berbisik untuk menenangkannya, Ia membawa Alisa pergi


dari ruang tamu dan berkata, dengan wajah yang kaku.

“Jangan salah sangka dulu, oke?”

“Apanya, itu tidak ada bedanya, ‘kan. Lagian, jangan seenaknya


menyentuhku.”

Alisa menarik lengannya dan menampar pergelangan tangan Masachika


dengan ekspresi jijik di wajahnya.

“Upss, maaf.”

PDF BY: bakadame.com


Di sudut kepalanya, Masachika tiba-tiba berpikir, “Bukannya tempo hari
kamu pernah mengatakan 【kamu dapat menyentuhnya, loh】 dalam bahasa
Rusia tempo hari ...?” saat melepaskan tangannya. Kemudian Alisa menggosok
lengan yang telah dicengkeram dan bergumam dengan suasana hati yang
buruk.

【Jangan memegangnya terlalu kasar juga kali】

“Maaf ya?”

Masachika tidak punya pilihan lain selain meminta maaf dengan jujur
mmengenai perihal ini. Pada saat yang sama, jika Ia menundukkan kepala
sambil bertanya, “Jika aku memintanya dengan tulus, apakah aku diizinkan
untuk menyentuhnya?” ….. Gunung megah Alisa secara alami memasuki
bidang penglihatannya.

(Tidak, yah, aku baru saja menyentuh tempat yang lebih menakjubkan secara
kasar, ‘kan?)

Mau tak mau pemikiran semacam itu terlintas di kepalanya. Pada saat yang
sama, pikiran “Ohh, kali ini kamu mengenakan pakaian dalam dengan benar”
kembali muncul di benaknya.

“Dasar kurang ajar...”

Seolah-olah bisa membaca pikiran Masachika, pipi Alisa berkedut jijik dan
melirik Masachika dengan tatapan menghina. Dia mundur sedikit sembari
menutui dadanya dengan kedua tangannya, dan melontarkan sumpah serapah
yang menjijikkan.

PDF BY: bakadame.com


“Selain mesum, tapi juga suka menguping pula, sudah enggak bisa
diselamatkan lagi...”

“Tidak, tidak, tidak, dituduh cabul itu terlalu berlebihan, tau.”

“Hmm, tapi kamu tidak menyangkal menguping, ya.”

“Yah, itu sih ...”

Setelah sedikit bimbang, Masachika menghela nafas ringan dan memutuskan


untuk berbicara dengan jujur.

“Kesampingkan aku, Ketua akan mendapat masalah jika tidak bisa menebak
dengan benar masakan Sarashina-senpai, ‘kan? Jadi aku cuma berpikir untuk
melakukan sedikit pengintaian demi membantunya ...”

“Hmm?”

Mungkin agak yakin dengan argumen Masachika, Alisa melepaskan


tangannya dari dadanya dan mengangkat satu alisnya.

“Yah, aku mengerti maksudmu ….. tapi kupikir, bahkan Sarashina-senpai


takkan merasa senang jika masakannya sudah diketahui dulu oleh juri dalam
kompetisi serius, loh?”

“Uh, hmmm. Itu sih, yah …. memang sih...”

“Lagipula, bahkan jika dia kalah, dia bisa berusaha lebih keras lagi lain kali
supaya bisa dipilih berdasarkan kemampuannya sendiri, bukan?. Jika dia tidak
dinilai berdasarkan kemampuannya, dia akan kehilangan kesempatan untuk
berkembang.”

PDF BY: bakadame.com


“Uuhmmm~, perkataanmu ada benarnya juga...”

Argumen Alisa sangat masuk akal sampai-sampai membuat Masachika cuma


bisa mengerang. Tapi kali ini kasusnya cukup berbeda. Masachika lalu
tersenyum lebar tanpa mengatakan niatnya kalau lebih baik untuk
menghindari situasi yang akan merusak suasana perjalanan yang sudah lama
ditunggu-tunggu.

“Yah, jangan khawatir. Aku akan memberimu penilaian jujur tanpa prasangka.
Bahkan jika aku mengetahui yang mana masakanmu, aku takkan mengubah
penilaianku.”

Alisa juga tersenyum provokatif pada senyum Masachika.

“Ara, memangnya kamu bisa menebak yang mana masakanku? Padahal kamu
baru memakannya dua kali?”

“Mungkin saja bisa, loh? Karena aku sudah memahami beberapa kebiasaan
dari dua kali memakan masakanmu.”

“Hmm~?”

Alisa mengangkat alisnya dan tersenyum seakan-akan menyiratkan “Jika


kamu bisa melakukannya, coba saja.” Masachika juga menanggapinya dengan
senyum yang arogan.

Tanpa disadari, Masachika merasa kalau dirinya dalam aliran untuk mencari
tahu masakan rekannya juga Namun, Ia awalnya ditugaskan dengan misi
untuk mencari tahu masakan Chisaki. Meskipun ditambah menjadi dua orang,
itu sama sekali tidak banyak berubah.

PDF BY: bakadame.com


(Tapi, rasanya jadi semakin seru, nih ... kalau begitu ayo kita tebak hidangan
mana saja dan siapa yang memasaknya, sekalian menunjukkan poin bagusku
padanya)

Motivasi Masachika semakin membara, padahal bukan itu tujuan dari


kompetisi memasak. Melihat reaksinya itu, Alisa mengangkat bahunya dengan
ringan.

“Yah baiklah, tanpa diberitahu sekali pun, meski kamu bisa mengetahui yang
mana hidanganku, kamu tidak perlu mencari tahunya segala, ‘kan?”

“Okelah~. Kalau begitu, aku akan menantikannya.”

Setelah mengatakan itu, Masachika memunggungi Alisa dan mencoba kembali


ke lantai dua…..

【Karena aku akan membuatmu memilihku】

(Hmm, hmm~! Maksudnya “masakanku”, ‘kan?)

...lalu Ia mendengar kejutan tak terduga dari belakang dalam kalimat bahasa
Rusia yang mirip seperti “pernyataan cinta” dari seorang gadis agresif, dan
langkahnya sedikit terhuyung.

◇◇◇◇

PDF BY: bakadame.com


“Kalau begitu, Ketua, Masachika-kun, silakan dinikmati makanannya.”

Satu jam kemudian, Touya dan Masachika duduk di sekitar meja makan, dan
Yuki berbicara untuk mewakili yang lainnya. Dan setelah itu, para gadis,
termasuk Yuki, segera terdiam. Rupanya, mereka berniat untuk tidak
berkomentar atau bereaksi saat para cowok itu memakannya agar tidak
memberi mereka petunjuk tentang hidangan mana milik siapa.

““......Itadakimasu ””

Touya dan Masachika menempelkan kedua tangan mereka masing-masing


dalam suasana aneh sembari ditatap diam-diam oleh lima gadis dari seberang
ruangan. Sambil melakukannya, Masachika melihat piring-piring yang
berjejer di atas meja.

(Untuk saat ini ... tidak ada masakan yang ditambahkan dengan mayones, ya)

Sebaliknya, tidak ada hidangan yang tampaknya tidak berhasil. Padahal


Masachika bisa mendengar suara kekacauan mereka saat memasak.

(Syukurlah ... aku tidak melihat adanya hidangan dimosaik yang biasanya
muncul di dalam manga)

Di sisi lain, tidak ada hidangan yang bisa langsung diketahui siapa yang
membuatnya hanya dengan melihatnya saja.... Bila dilihat secara sekilas,
nama-nama hidangan yang disajikan dari kiri ke kanan ialah nasi goreng,
ayam goreng, gyoza rebus, steak hamburger, dan ... Sup misterius.

(Itu apaan, ya)

PDF BY: bakadame.com


Tidak hanya Masachika, tapi juga Touya ikut terpaku pada makanan yang
berada di paling kanan.

Mangkuk besar diisi sampai penuh dengan sup hitam kemerahan. Roti Prancis
yang dipotong disajikan bersama hidangan, dan ternyata roti tersebut perlu
dicelupkan ke dalamnya. Ada irisan tomat kecil di dalamnya, jadi mungkin
warna merahnya berasal dari sana... tapi entahlah. Ada juga semacam irisan
lemon yang mengambang di dalam sup tersebut.

(Karena ada irisan lemon, apa itu berarti sup dingin? Tidak, sup itu mengepul
... yah, sup dengan irisan lemon dan tomat pasti rasanya cukup asam ... yup,
aku tidak punya keberanian untuk mencicipi itu dulu)

Masachika sampai pada kesimpulan itu, lalu bertukar pandang dengan Touya,
dan dengan ringan berkomunikasi dengannya. Touya menarik sepiring ayam
goreng dan meletakkannya di piring kecil untuk mereka masing-masing.

(Hidangannya tampak biasa saja... hiasannya ada selada dan bawang, ya. Yah,
ayam goreng biasanya tidak punya tambahan aneh-aneh.)

Kelihatannya enak, tapi untuk membedakan yang mana masakan Chisaki...


atau masakan Alisa, kekurangan hiasan jadi poin negatifnya.

(Yah, untuk saat ini, lebih baik dicoba dulu ...)

Pertama-tama, Masachika mencoba ayam gorengnya dulu. Saat Ia menggigit


adonan yang renyah, rasa kecap dan bawang putih, serta kelezatan daging
ayam, menyebar di mulutnya.

“Hmm ... rasanya enak”

PDF BY: bakadame.com


“Ya, ini lezat.”

Mereka berdua secara alami memberikan kesan mereka. Pada saat yang sama,
Masachika dengan cepat melirik reaksi para gadis, tapi sayangnya …. mereka
tidak bereaksi sama sekali.

(Yah, mana mungkin mereka membocorkannya dengan gampang... Tidak, tapi


ini benar-benar enak)

Lain kali, jika membungkusnya dengan selada dan bawang, rasanya pasti akan
enak juga. Karena ayam gorengnya memiliki rasa yang kuat, sehingga cocok
dipadukan dengan sayuran.

(Yah, rasa ini sendiri mungkin dibuat dengan semacam kaldu ayam goreng
yang sudah jadi...tapi lumayan sulit juga untuk menggoreng makanan yang
renyah. Kurasa orang yang membuat ini pasti pandai memasak, ‘kan?)

Ia hampir mencicipinya lagi, tetapi Ia menahan diri dan melanjutkan ke


hidangan berikutnya. Touya kemudian mengambil piring nasi goreng yang
terletak di paling kiri.

(Bahan-bahannya terdiri dari ...telur, daun bawang, kol, pempek... enggak ada
dagingnya, ya? Rupanya ini nasi goreng yang cukup sederhana.)

Namun, berani menyajikan nasi goreng sederhana seperti itu di kompetisi


memasak, itu berarti orang yang memasak hidangan ini mungkin cukup
percaya diri dengan keahliannya.

(Ini mungkin sedikit menyenangkan)

PDF BY: bakadame.com


Dengan sedikit antisipasi, Masachika membawa sepiring kecil nasi goreng ke
mulutnya. Dan hasilnya ......

(Hmm, yah rasanya enak sih... tapi kurang berasa ...)

Sejujurnya, itu sedikit mengecewakan. Mungkin karena Ia memakan ayam


goreng dulu yang rasanya lumayan kuat, tapi meski begitu, rasa dari nasi
goreng ini masih agak ringan. Paling banter, rasanya elegan, tapi dari sudut
pandang Masachika yang biasanya lebih suka nasi goreng dengan tambahan
bawang putih di rumah, rasanya kurang memuaskan.

(Yah, mungkin rasanya enak karena bisa memakannya tanpa merasa bosan,
tapi ... aku ingin ditambahkan dengan acar lobak atau semacamnya)

Sambil memikirkan itu di dalam hatinya, nasi gorengnya sendiri tidak buruk
hanya karena itu bukan favoritnya, jadi Masachika cuma mengatakan
“Rasanya lezat” untuk pujian formal. Gadis-gadis yang berdiri di sanau masih
tidak bereaksi.

Selanjutnya, Touya mengambil sepiring gyoza rebus. Tidak ada hidangan


pendamping khusus, cuma ada sepiring pangsit dan kaldu yang cukup untuk
merendam sekitar 70% dari mereka. Ciri khasnya adalah tidak ada lipatan di
bagian pinggir pangsit.

(Saat menguping tadi, aku merasa kalau Sarashina-senpai menggunakan


sayuran dalam masakannya. Berdasarkan informasi itu, sepertinya yang ini
bukan masakan Sarashina-senpai.)

Sambil berpikir seperti itu, Masachika membawa pangsit ke dalam mulutnya


...

PDF BY: bakadame.com


“Hmm……!?”

Ia sangat terkejut dengan isian yang tidak terduga.

(In-Ini sih bukan daging giling ... tapi kentang tumbuk!)

Supnya terasa seperti consommé, yang mengejutkan dengan caranya sendiri,


tetapi rasa gyoza rebusnya sendiri benar-benar tidak terduga. Rasanya tidak
seperti daging yang diharapkan, dan samar-samar manis dari kentang
tumbuh yang menyerap kaldu membelai lidahnya.

(Seriusan ... Tidak, tapi yang begini rasanya nikmat juga)

Seraya berbagi keterkejutannya dengan Touya, Masachika dengan tulurs


berkata “Rasanya lezat”. Namun, ini mengguncang teorinya kalau hidangan
ini bukan dari Chisaki. Tidak, justru sebaliknya, jika kentang dipotong dan
dihaluskan, itu akan menjelaskan suara aneh yang tidak dapat dijelaskan
selama proses memasak.

(Waduhhh ... kurasa ini lebih sulit dari yang kuduga? Seandainya saja Alya dan
Masha-san memasak makanan Rusia yang mudah dipahami ...)

Seketika itu juga, kilatan inspirasi seperti wahyu ilahi terlintas di benak
Masachika.

(Ja-Jangan-jangan ini ... benar juga!)

Ia tidak langsung menyadarinya karena terlihat seperti gyoza rebus biasa. Tapi
mungkin, tidak diragukan lagi. Ini bukan gyoza rebus, melainkan...

(Makanan Rusia ... Pelmeni!)

PDF BY: bakadame.com


Ini adalah salah satu hidangan Rusia yang terkenal di Jepang. Masachika
sendiri hanya mengetahuinya sebagai pengetahuan dan belum pernah
benar-benar memakannya. Namun, Ia menyadari ada kemungkinan kalau
hidangan ini adalah masakan Rusia.

(Kalau tidak salah, Jii-chan pernah bilang kalau pelmeni bisa diisi berbagai
macam bahan ... begitu ya, jadi ini ...)

Jadi ada kemungkinan besar bahwa ini hidangan Alisa atau Maria. Rasanya
sendiri adalah sesuatu yang belum pernah Masachika rasakan, jadi seharusnya
mana mungkin itu buatan Yuki atau Ayano.

(Mungkin saja tebakanku ini benar, iya ‘kan?)

Seperti yang dinyatakan, Masachika sangat senang dengan harapan bahwa Ia


mungkin bisa mengenali makanan Alisa dan bisa mencicipi hidangan pelmeni
untuk pertama kalinya. Namun, ketika melihat makanan selanjutnya yang
disodorkan Touya, Ia merasa kegembiraannya telah berkurang.

(Oh... akhirnya giliran ini, ya)

Touya menarik sup misterius yang terletak di paling kanan. Bahan-bahannya


terdiri dari tomat, bacon, dan suwiran sayur sana sini...

(Apa nenda hijau yang mengambang di permukaan itu ... kemangi? Tidak, aku
tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya ...)

Ia menatap lekat-lekat sup yang ada di mangkuk, mengesampingkan roti


Prancis yang menyertainya untuk saat ini, dan mencicipinya dengan sendok.

PDF BY: bakadame.com


“!?”

Pada saat itu, Masachika dibuat kaget. Touya, yang di sebelahnya, juga
melebarkan matanya karena terkejut. Hal itu menunjukkan betapa tak terduga
rasa dari sup tersebut. Singkatnya, rasanya ...

“Bukannya ini pizza...”

“Benar banget ...”

Masachika lanjut untuk mencicipinya sekali lagi. Rasa yang menyebar di


mulutnya masih rasa pizza ... rasa dari Margherita.

(Sup rasa pizza... Tidak, ini benar-benar sup yang misterius)

Tapi rasanya lezat. Hidangan ini benar-benar enak. Kali ini, Ia mengambil
sepotong roti Prancis, mencelupkannya ke dalam sup, dan memakannya.

“Di tambah ini juga tetap enak ...”

Dengan setiap gigitan roti, kaldu yang meresap ke dalam adonan kasar roti
Prancis merembes keluar. Keasaman sup yang sedikit lebih kuat dipadukan
dengan manisnya roti menciptakan sinergi kelezatan.

(Ini luar biasa sekali ... Eh? Apa jangan-jangan yang ini juga ...?)

Tiba-tiba, sekeping pengetahuan muncul di benak Masachika. Orang Rusia


biasanya memakan sup dan roti untuk makan siang. Lagipula, Ia mendengar
bahwa ada begitu banyak jenis sup dalam makanan Rusia. Ketika berpikir
kalau sup ini merupakam salah satunya, maka itu masuk akal. Tapi……

PDF BY: bakadame.com


(Sekarang waktunya makan malam dan ... roti Rusia biasanya memakai roti
hitam ...)

Bahkan jika sup ini adalah makanan Rusia, apakah orang rusia asli, Alisa dan
Maria, akan menyajikan kombinasi ini untuk makan malam? Sebaliknya, jauh
lebih wajar untuk menganggapnya sebagai sesuatu yang dibuat oleh orang
yang punya pengetahuan setengah-setengah yang memeriksa resepnya
melalui internet dan membuatnya demi gangguan ...

(Yah ... pokoknya, lebih baik memikirkan itu setelah memakan hidangan
terakhir)

Setelah menyimpulkan sebanyak itu, Masachika menunda penilaian dan


beralih ke hidangan berikutnya.

Hal terakhir yang tersisa adalah steak hamburger ala Jepang dengan parutan
lobak dan pasta kacang merah di atasnya. Hiasannya terdiri dari jamur,
brokoli, dan paprika. Salah satunya cukup besar, jadi Ia memutuskan untuk
memotongnya menjadi dua dan membaginya dengan Touya.

(Hidangan ini mirip seperti ayam goreng tadi, tampilannya tidak terlalu khas,
tapi.....)

Itu adalah hidangan steak hamburger biasa tanpa keju di dalamnya. Saat
mencoba memakannya, rasanya juga biasa-biasa saja, tapi tetap enak.

“Aku biasanya memakannya dengan saus demi-glace atau tomat, tapi ala
hamburger ala Jepang juga terasa lezat.”

Lobak parut yang telah menyerap banyak pasta kacang terasa manis dan
sangat cocok dengan steak hamburger. Rasa dari hamburger itu sendiri

PDF BY: bakadame.com


tampak biasa-biasa saja, tapi kombinasi bahannya terasa sedar dan enak
untuk Masachika.

(Tapi, jika ditanya ini masakan siapa ...)

Masachika tidak bisa merasa yakin karena belum pernah memakannya. Seraya
merasa bimbang, Masachika menghabiskan porsinya dan meletakkan
sumpitnya.

“Baiklah, bagaimana kalau kita mulai penilaiannya?”

Dan ketika Touya selesai makan, Yuki berteriak gembira. Akhirnya, sudah
waktunya untuk momen yang menentukan, tapi …... Masachika belum bisa
mengidentifikasi masakan Chisaki.

(Kupikir satu-satunya hal yang membedakan adalah pelmeni itu ... aku yakin
kalau Alya atau Masha-san yang membuatnya. Dan sup misterius itu
sepertinya juga sama ... tapi aku tidak bisa menyingkirkan kemungkinan
bahwa Yuki yang membuatnya ......)

Yang jelas, kedua hidangan itu mana mungkin dibuat oleh Chisaki. Informasi
tersebut lalu disampaikan kepada Toya dengan memberi isyarat padanya di
bawah meja..

Namun yang tersisa hanyalah ayam goreng, steak hamburger, dan nasi
goreng, tiga hidangan yang paling disukai anak cowok di dunia. Dan tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam kesempurnaan dari ketiga masakan ini.
Menurut selera Masachika, hidangan nasi goreng berada satu tingkat di bawah
...

PDF BY: bakadame.com


(Apa tak sengaja membuatnya rasanya ringan, atau memang sengaja dibuat
lebih ringan? Tergantung yang mana, ceritanya bisa berbeda ...)

Jika itu yang pertama, ada kemungkinan besar kalau itu masakan Chisaki. Tapi
jika yang terakhir .. ...

“... Oke, aku sudah memutuskannya.”

Sementara Masachika masih memikirkannya, Touya yang ada di sebelahnya


berkata begitu, dan Masachika menatapnya dengan terkejut. Masachika belum
mempersempit daftar kandidatnya. Namun, Touya menatap lurus ke depan
dengan tegas dan mengucapkan jawabannya dengan jelas.

“Menurutku, hidangan ayam goreng adalah yang paling lezat.”

Suasananya langsung hening seketika. Momen ketegangan yang sepertinya


bukan momen. Lalu….

“Horeeeee!”

Pada saat berikutnya, suara Chisaki dipenuhi dengan kegembiraan. Dia


melompat dari kursinya dan mengacungkan tinjunya ke langit-langit.

Sebelum Masachika bisa memberikan jawabannya, Chisaki sudah


mengungkapkan hidangannya sendiri, dan gadis-gadis lain sedikit
menurunkan alis mereka dengan wajah bermasalah, tapi masih mengucapkan
selamat kepadanya.

“Selamat ya, Chisaki-chan.”

PDF BY: bakadame.com


“Selamat, sudah kuduga, sebagai sepasang kekasih , kalian berdua sangat
cocok satu sama lain.”

“Selamat atas keberhasilannya.”

“Syukurlah. Selamat.”

Sambil bertepuk tangan dengan para gadis, Masachika tersenyum dengan cara
yang berbeda.

(Apaan, ternyata Ketua tidak membutuhkan saran dariku ... haha, aku
bentar-benar tidak tahan dengan ini~)

Entah kenapa ... dalam artian yang berbeda dari makanan, Ia sudah merasa
kenyang.

“Duhh~ duhhh~ dasar Touya... Apa rasanye memang seenak itu?”

“Ya, rasanya beneran sangat enak, kok?”

“Begitu ya ... kurasa itu sepadan untuk berlatih keras cuma demi memasak
ayam goreng.”

“Hmm? Cuma?”

“Fufufu, jika rasanya memang seenak itu ... aku akan terus membuatnya
untukmu, oke?”

“O-Ohh, aku sangat menantikan itu?”

PDF BY: bakadame.com


Chisaki menampar punggung Touya dengan rona kegembiraan, dan Touya
berbicara sambil dengan putus asa menelan sesuatu yang muncul dengan
keterkejutannya. Pandangan mata Masachika menjadi lembut di hadapan
pasangan yang sangat bahagia itu....... Omong-omong, dalam waktu yang
tidak terlalu lama. Touya akan diberikan semacam kotak makan siang ayam
goreng pamungkas oleh Chisaki setiap hari, yang isinya hanya terdiri dari nasi
putih, ayam goreng, dan sayuran segar ...... tapi itu cerita di lain waktu.

“Kalau begitu, kembali ke topik penilaian, menurut Masachika-kun sendiri


bagaimana?”

“Hm? Ahh ...”

Diminta oleh Yuki, Masachika berbalik menghadap ke depan. Ia bisa melihat


Yuki tersenyum bahagia dan anggun, lalu Ayano dengan wajah tanpa ekspresi,
kemudian Maria dengan senyum mengembangnya, sedangkan Alisa
memasang ekspresi biasa, tetapi dengan tatapan serius seolah menyiratkan
“Aku tidak tertarik, kok?”

Masachika membuka mulutnya di hadapan tatapan empat orang yang


melihatnya….

“Menurutku, sup yang itu terasa enak.”

Ia mengatakan kepada mereka dengan jujur ​tentang penilaiannya. Kemudian


….

“Ara, benarkah? Horee aku berhasil.”

Setelah terlihat sedikit terkejut, Maria menyatukan kedua tangannya dan


berseru gembira. Pada saat yang sama, Ia bisa melihat Alisa mengerutkan

PDF BY: bakadame.com


alisnya, tapi... mau bagiamana lagi. Seperti yang pernah dikatakan Alisa, ini
adalah kompetisi memasak yang serius.

“Ternyata itu masakannya Masha-san, ya? Tidak, rasanya benar-benar enak,


kok. Aku belum pernah mencicipi masakan yang seperti ini sebelumnya ... Apa
ini makanan Rusia?”

“Betul~ hidangan ini disebut Solyanka, tau~.”

“Solyanka, ya ..... maaf, aku belum pernah mendengarnya.”

“Hmm~ ...”

Mendengar kata-kata Masachika, Maria meletakkan jari telunjuk di dagunya


seolah-olah sedang berpikir sedikit, dia lalu memiringkan kepalanya dan
berkata.

“Jika borscht mirip seperti sup misonya orang Rusia, maka solyanka mirip
seperti hidangan sup babi Rusia?”

“Eh, seriusan? Sup babi? Hidangan ini?”

“Habisnya memang mirip seperti itu sih~.”

Maria mengatakan itu dengan putus asa sambil mengayunkan tangannya ke


atas dan ke bawah. Saat Masachika tersenyum kecut melihat pemandangan
yang menggemaskan itu, Yuki kembali memanggilnya lagi.

“Ngomong-ngomong, apa kamu tahu hidangan yang lainnya milik siapa


saja?”

PDF BY: bakadame.com


Itu pertanyaan yang agak kejam, tapi Masachika balas menyeringai dengan
percaya diri. Karena awalnya Ia memang berniat untuk mengidentifikasi
hidangan semua orang, Masachika merasa yakin ketika dua hidangan lainnya
sudah diidentifikasi.

“Pertama-tama, nasi goreng ini masakan dari Ayano, iya ‘kan?”

Masachika menunjuk nasi goreng dan berkata begitu sambil menatap Ayano,
kemudian Ayano membalasnya dengan mengangguk dan menunduk sedikit.

“Ya, betul sekali.”

“Sudah kuduga. Kamu sengaja membuat rasanya jadi lebih ringan karena yang
lain membuat lauk pauk yang cukup beraroma kuat, ‘kan?”

“Ya ... saya pikir lebih baik memasak hidangan yang bisa dimakan dengan
hidangan lain.”

“Hahaha, padahal ini kompetisi memasak, tapi kamu masih tetap


mengutamakan orang lain, memang mirip sifat Ayano banget.”

Saat Ia mengatakan ini dan tersenyum lembut, Ayano menggoyangkan


bahunya sedikit malu-malu. Dengan senyum yang semakin melebar,
Masachika kemudian menunjuk ke steak hamburger.

“Selanjutnya, ini punya Yuki.”

“... Tepat sekali. Hebat sekali kamu bisa mengetahuinya.”

“Yah, kupikir kamu berusaha untuk menang kali ini. Sepertinya kamu sengaja
menyamarkan itu dengan ringan, ‘kan?”

PDF BY: bakadame.com


Hidangan itu sendiri dilakukan dengan benar, tapi bumbunya diubah sehingga
tidak dikenali siapa yang memasaknya, hal itulah yang membuat Masachika
kebingungan untuk mengenalinya. Namun, Yuki berkata dengan wajah yang
acuh tak acuh, “Mumpung sudah musim panas. Kali ini aku mencoba
membumbuinya dengan rasa yang menyegarkan dan ringan.”

“Lalu selanjutnya ... hidangan ini milik Alya.”

Dengan senyum penuh kepuasan, Masachika tertawa bangga dan menunjuk ke


arah hidangan gyoza rebus yang tersisa.

“……jawaban yang benar.”

Kemudian Alisa mengangguk dengan ekspresi ketidakpuasan, tapi sedikit


senang. Dia mungkin merasa senang karena Masachika bisa mengenali
masakannya, tapi dia juga memiliki perasaan campur aduk karena bisa
dikenali dengan sangat baik.

(Tapi, yah, berkat sup misterius itu ... apa namanya tadi … Solyanka? Aku bisa
mengidentifikasinya karena tahu kalau itu masakannya Masha-san, sih?)

Masachika tersenyum masam dalam hati, tapi karena tidak menyadari


keadaan seperti itu, Ayano yang polos memberinya pujian tulus.

“Menakjubkan sekali, Masachika-sama. Anda memiliki bakat yang luar biasa


dalam hal rasa juga.”

“Hmm? Yah, karena masakan Alya gampang dikenali, sih.”

PDF BY: bakadame.com


Sambil merasa sedikit lebih baik berkat tatapan mata Ayano yang berkilauan,
Masachika menatap Alisa dengan senyum bangga.

“Pada awalnya, aku pikir kalau itu cuma gyoza rebus biasa, tapi ... setelah
memakannya, aku langsung mengenalinya. Ini hidangan pelmeni, iya ‘kan?”

Masachika tersenyum dengan seringai puas dan memamerkan diri sebagai


pria yang bisa membedakannya sebanyak itu. Akan tetapi, Alisa mengangkat
sedikit alisnya dan berkata dengan ketus.

“Namanya varenyky, tau.”

“Hidangan apa itu?”

Seketika itu juga, suasana canggung yang mengejutkan terjadi di ruang tamu.

PDF BY: bakadame.com


Chapter 12 — Kekasih dan Majikan

“Kalau begitu, ayo kita mulai pesta tidurnya!”

Kamp pelatihan OSIS yang diadakan di vila keluarga Kenzaki. Pada malam
pertama menginap. Di dalam kamar tempat tinggal tiga gadis kelas satu, Yuki
yang mengenakan piyama dan duduk di tepi tempat tidur, berteriak gembira.
Di sisi lain, Alisa yang mengenakan piyama juga dengan ragu menanggapi dan
membuka mulutnya.

“Apa enggak apa-apa ... di atas tempat tidur, melakukan hal seperti ini ...”

Alisa memiringkan kepalanya sedikit seolah-olah hati nuraninya tidak


memaafkan dirinya sendiri. Tatapan matanya tertuju pada jus dan cemilan
ringan yang tertata rapi di meja samping tempat tidur. Karena tidak ada
banyak ruang untuk duduk di lantai, jadi mereka duduk di dua tempat tidur
terpisah, dengan jus dan cemilang ringan di antara mereka ….. tapi Alisa yang
mempunyai sifat serius, merasa tidak nyaman duduk di tempat tidur untuk
makan-makan atau minum.

“Jangan khawatir~ jangan khawatir~ asalkan jangan sampai tumpah, kurasa


kita akan baik-baik saja.”

Namun, Yuki yang duduk di seberang meja samping Alisa, membawa kue
choco chips ke dalam mulutnya seolah-olah untuk menenangkannya. Ayano
yang duduk di sebelahnya, juga mengambil donat mini yang dibungkus satu
per satu dan memasukkannya ke dalam mulutnya dalam sekali gigitan,
berusaha untuk tidak menumpahkannya. Kenapa tidak ada suara ketika
membuka bungkusnya itu masih menjadi misteri. Ngomong-ngomong, tidak

PDF BY: bakadame.com


seperti Yuki dan Alisa, Ayano mengenakan daster tipis. Alasan mengapa dia
mengenakan daster sudah jelas. Jika tidak memakai rok, dia tidak bisa
mengambil senjata dengan cepat jika terjadi keadaan darurat. Meski belum
diketahui kapan keadaan darurat itu bakalan tiba.

“Hmm... yah, kurasa aku bisa membersihkannya nanti, ‘kan?”

Melihat dua orang di depannya memakan cemilan dengan lezat, Alisa


sepertinya sudah bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Sembari
mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, dia mengambil sepotong kue
choco chip di mulutnya dan mengendurkan pipinya. Melihat pemandangan
itu, Yuki mulai tersenyum lebar.

“Fufufu, memang harusnya begitu, Alya-san. Sebelum tidur di malam hari,


kita perlu menikmati makanan manis dan jus tanpa perlu mengkhawatirkan
kalori. Inilah bagian terbaik dari pesta tidur!”

Tangan Alisa berhenti sejenak setelah mendengar kata ‘kalori’ yang


disebutkan Yuki. Namun, ketika dia melihat Ayano yang diam-diam membawa
donat mini ke dalam mulutnya tanpa memedulikan hal itu, dia lalu
mengalihkan pandangannya ke perutnya, dan setelah beberapa detik
merenung dalam diam, Alisa meraih kue cokelat itu lagi.

...... Bila dipikir-pikir lagi dengan tenang, melihat bagian perut Ayano
sekarang sama sekali tidak bisa dijadikan acuan. Asupan kalori yang dia
makan sekarang akan berpengaruh sampai besok, tapi Alisa berpaling dari
fakta itu.

“... Yah, mungkin ini bisa kuanggap sebagai hidangan penutup setelah makan
... lagipula, aku juga sudah banyak berolahraga di pantai hari ini.”

PDF BY: bakadame.com


Alisa bergumam sambil mencari-cari alasan dan membawa kue cokelat itu ke
dalam mulutnya. Melihat hal itu, Yuki tersenyum seperti iblis yang
bersukacita atas kejatuhan manusia. Namun, begitu Alisa mendongakkan
kepalanya, senyumnya langsung menghilang dalam sekejap.

“Benar juga, aku terlalu asyik dengan kompetisi memasak sampai-sampai


membuat kesalahan dengan tidak menyiapkan makanan penutup.”

“Fufu... Jika mau, kita bisa mengadakan pertandingan makanan penutup


sebagai babak kedua.”

“Ahh, itu ide yang bagus ... upss, hampir kelupaan.”

Yuki kemudian mengambil cangkir dengan ekspresi yang mengingatkannya


pada sesuatu, dan mengangkatnya dengan ringan.

“Pada akhirnya, kita kalah dari para senpai ... jadi sebagai hadiah hiburan, ayo
kita bersulang.”

“Apa-apaan itu?”

Sambil menertawakan saran Yuki, Alisa juga mengambil cangkirnya sendiri.


Setelah memastikan bkalau Ayano juga diam-diam mengambil cangkirnya,
Yuki mulai memimpin.

“Kalau begitu, sebagai hadiah hiburan ... Masachika-kun no baka!”

“!? Fufufu, baka~!”

“!? ... Ber-Bersulang?”

PDF BY: bakadame.com


Alisa yang terkejut sejenak dengan teriakan Yuki langsung tersenyum geli dan
ikut menimpali dengan gembira, sementara Ayano tampak kebingungan dan
ragu-ragu saat mengangkat cangkirnya. Bagi Masachika, itu ucapan fitnah
yang kejam, tapi bagaimana pun juga, suasana di antara Yuki dan Alisa sudah
semakin santai.

“Ya ampun, Masachika-kun tuh benar-benar payah banget, iya ‘kan~.


Memang benar kalau masakannya Masha-senpai itu enak, tapi aku ingin Ia
lebih memuji masakan kita dengan mengatakan, ‘Yang ini tidak kalah
enaknya, kok’.”

“Betul sekali. Apalagi, Ia salah menyebut nama hidangan dengan ekspresi


songong di wajahnya, loh?”

“Ahh, yang itu sangat memalukan sekali, bukan~”

Mereka bertiga yang hadir di sana tahu kalau mereka tidak benar-benar serius
mengatakan itu, tapi Ayano yang tidak bisa menjelek-jelekkan majikannya
meski itu cuma sekedar bahan candaan, terlihat agak bermasalah dan gelisah.
Melihat reaksi Ayano yang seperti itu, Yuki tersenyum dan menoleh ke
arahnya.

“Ayano, jika kamu punya sesuatu yang ingin dikatakan kepada


Masachika-kun, kamu bebas mengatakannya, kok?”

“Ehh!? Tidak, tidak, hal semacam itu ... Masachika-sama merupakan orang
yang benar-benar baik hati dan luar biasa ...”

“... Orang yang baik hati? Luar biasa?”

PDF BY: bakadame.com


Ketika Ayano mengatakan itu sambil mengecilkan bahunya, Alisa mengangkat
alisnya dan menyipitkan matanya. Dia kemudian mulai mengingat segala
perilaku Masachika terhadap dirinya sendiri. Gambaran yang muncul di
benaknya adalah Masachika yang selalu menggoda, mengerjai, dan meledek
dirinya setiap kali ada kesempatan.

“... Yang ada justru, Ia lumayan nakal, tau?”

Alisa bergumam pada dirinya sendiri karena sedikit kesal pada gambaran yang
muncul di kepalanya. Namun, Ayano berkedip berulang kali seolah-olah tidak
memahami apa yang dibicarakan, dan bertanya sambil memiringkan
kepalanya.

“... Masachika-sama, lumayan nakal?”

“I-Iya, setiap kali ada sesuatu yang terjadi, Ia selalu mengejekku ...”

Alisa menjawabnya sambil sedikit tersentak oleh tatapan Ayano yang


benar-benar tulus bertanya. Namun, Ayano hanya memiringkan kepalanya
dengan rasa penasaran. Lalu pada saat itu, Yuki mengulurkan bantuan
sembari tertawa.

“Fufu~, kalaupun Ayano diejek, dia kemungkinan akan menjawab dengan


wajah datar seperti ‘Apa maksudnya itu?’. Sedangkan di sisi lain, Alya-san
selalu serius dan memberikan reaksi yang menarik, mungkin itulah sebabnya
Masachika-kun jadi suka menggodamu.”

“Apa benar begitu?”

“Itu tidak membuatku senang sama sekali ...”

PDF BY: bakadame.com


“Sudah, sudah. Bukannya ini mirip dengan yang itu? Itu loh~ sesuatu yang
seperti, kamu ingin terus menjahili orang yang kamu sukai?”

“Hmm?”

Usai mendengar kata-kata Yuki, Alisa mengangkat alisnya dan tiba-tiba


memasang ekspresi tenang di wajahnya.

“Yah, bisa jadi? Mungkin memang bisa begitu….”

Dan saat dia mengatakan itu sambil memain-mainkan ujung rambutnya...


Alisa kemudian mengingat gambaran dirinya yang juga sering menggoda dan
meledek Masachika.

“Tidak, mana mungkin. Hal yang semacam itu mustahil terjadi.”

Alisa langsung menarik kembali pernyataan sebelumnya dan melepaskan


tangannya dari rambutnya dengan ekspresi cemberut.

“Ehh, ada apa?”

“Bukan apa-apa, kok? Yah, ini mirip seperti mata dibalas mata dan gigi
dibalas gigi, jadi bukan yang seperti itu.”

“??”

Alisa dengan ringan berdeham pada Yuki yang sepertinya tidak bisa mengikuti
percakapan..

“Pertama-tama, aku tidak bisa memahami perasaan seseorang yang ingin


menjahili orang yang mereka sukai.”

PDF BY: bakadame.com


“Itu sih ... karena mereka ingin mencari perhatian kepada orang yang mereka
sukai? Soalnya, anak cowok sering melakukannya, ‘kan. Mereka akan meledek
atau mempermainkan gadis yang mereka sukai. Memangnya hal semacam itu
tidak pernah terjadi padamu, Alya-san?”

“Ah... yah. Aku sih biasanya mengabaikan mereka. Memangnya mereka pikir
mereka akan disukai setelah melakukan sesuatu yang mengganggu gadis yang
mereka suka?”

Yuki tertawa kecil kepada Alisa, yang mendengus sebal setelah mengatakan
sesuatu yang tanpa ampun.

“Yah, mau usia berapapun, anak cowok selalu saja terkadang terlihat
kekanak-kanakan.”

“Betul sekali. Walaupun sudah SMA, Ia tidak bisa tenang sama sekali, dan
selalu melakukan hal-hal bodoh.”

“Fufufu, tapi saat melihat anak cowok melakukan hal bodoh satu sama lain,
pasti terkadang membuatmu berpikir kalau itu terlihat menyenangkan,
bukan~?”

“Aku sendiri berpikir kalau Ia bebas melakukan apapun asalkan tidak


mengganggu orang lain, tau? Tapi membuka-buka majalah manga di sekolah
sih sudah termasuk keterlaluan.”

“Ahh, memang benar kalau melanggar peraturan sekolah itu tidak baik. Tapi
menurutku itu masih lucu jika cuma membawa manga saja, sih.”

PDF BY: bakadame.com


“Jika sebatas manga biasa saja, oke? Tapi Ia kadang-kadang menyeringai
ketika melihat majalah gravure, loh? Aku benar-benar berharap Ia berhenti
melakukan hal semacam itu ...”

“Hmmm~ hal semacam itu memang membuat gadis-gadis merasa risih .....
Berbicara tentang merasa risih, kamu pasti tidak ingin mereka bergosip
tentang gadis mana yang paling imut dan mana yang memiliki payudara
besar, iya ‘kan~...... Kamu bahkan masih bisa mendengarnya dengan normal
meskipun mereka sudah berbisik-bisik.”

“Benar sekali ... dan kalau didengar baik-baik, mereka selalu membicarakan
gadis dua dimensi. Hal itu benar-benar membuatku merasa muak.”

“...? Itu benar. Kadang-kadang mereka akan berdebat tentang siapa yang
menjadi karakter favorit mereka dalam tayangan anime yang populer, iya
‘kan.”

“Betul, betul. Lagipula, hal itu cuma fiktif, ‘kan? Seriusan deh, aku sama sekali
tidak paham kenapa Ia begitu terobsesi dengan hal semacam itu. Setiap kali
memutar gacha, Ia akan merasa senang atau sedih tergantung pada apakah
karakter favoritnya muncul atau tidak…..”

“Hmm~~~~~?... Bukannya mereka terobsesi karena itu karakter fiktif dan


idealis?”

Sambil menjawab seperti itu, Yuki merasakan kecurigaan yang tumbuh dalam
dirinya. Kecurigaan tersebut ialah ….

(Ehh? Kami sedang membicarakan anak cowok pada umumnya, ‘kan? Apa ini
cuma perasaanku saja? Sejak dari tadi, Alya-san sepertinya cuma
membicarakan tentang Onii-chan melulu...)

PDF BY: bakadame.com


Itulah yang dia rasakan. Untuk membuktikan kecurigaannya, Yuki mencoba
membahas topik yang sedikit lebih dekat dengan itu.

“Berbicara tentang anak cowok, mereka selalu tidak kooperatif saat ada jadwal
piket, iya ‘kan.”

“Betul sekali. Walaupun Ia sudah melakukan bagian piketnya, tapi Ia takkan


melakukan lebih dari itu.”

(Apa itu mengenai Onii-chan?)

“Mereka pasti tidur setelah jam pelajaran olahraga atau jam pelajaran lainnya,
iya ‘kan?”

“Betul. Yah, Ia selalu kelihatan mengantuk, sih.”

(Itu tentang Onii-chan, iya ‘kan?)

“Juga, mereka biasanya bermain game smartphone di sekolah, ‘kan~?”

“Benar banget. Ia selalu membantah dengan mengatakan ‘Karena belum


memasuki jam pelajaran, jadi ini bukan pelanggaran aturan sekolah.’”

(Yup, itu sudah pasti tentang Onii-chan)

Padahal mereka sedang membicarakan tentang anak cowok pada umumnya,


tapi Alisa jelas-jelas cuma berbicara tentang Masachika. Pipi Yuki berkedut
pada percakapan yang sedikit menakutkan ini.

PDF BY: bakadame.com


(Hahh ~? Kok aneh banget, ya~? Di dalam dunianya Alya-san, apa keberadaan
anak cowok tuh cuma Onii-chan doang? Apakah dia seorang putri yang
dipenjara di dalam menara dan terpisah dari dunia luar?)

Jika dia melakukannya secara sadar dengan memikirkan Masachika,


mendingan cepetan menikah sana, tapi jika dia melakukannya dengan tidak
sadar, seberapa tidak tertariknya dia terhadap anak cowok lain …... mau
bagaimanapun juga, Yuki merasa kalau dia tidak boleh menyentuh topik itu.
Jadi, Yuki dengan cepat mengalihkan pandangannya dan menengok pada
Ayano yang ada di sebelahnya.

“Ngomong-ngomong, Ayano, bukannya dari tadi kamu terus memakan donat


melulu?”

“Eh, ahh ... itu benar.”

Tanpa disadari, Ayano sudah membuka bungkusan baru yang berisi donat
mini dan memegangnya di perutnya. Jangan bilang, alasan dia membeli dua
bungkus donat mini dalam perjalanan belanja pagi tadi karena dia bermaksud
memakan semuanya sendirian?

“Sama seperti Churros di taman hiburan tempo hari, ...... kamu sangat
menyukainya, ya? Kue yang digoreng.”

“I-Iya...”

“Tidak, aku bukannya menyalahkanmu, kok.”

Ayano mengecilkan bahunya seolah meminta maaf, tetapi tetap tidak


melepaskan bungkusan cemilan itu. Seraya tersenyum masam pada
pemandangan itu, Yuki lalu menoleh ke arah Alisa.

PDF BY: bakadame.com


“Jenis kue macam apa yang kamu sukai, Alya-san?”

“Aku? Hmmm ... mungkin cokelat? Pada dasarnya aku suka yang
manis-manis, sih.”

“Oh, Alya-san ternyata menyukai makanan yang manis-manis, ya.”

“Ya, mungkin? Tapi kalau makanan pedas ...”

Alisa bergumam begitu dan memberi Ayano pandangan penuh arti. Di sisi lain,
Ayano juga menanggapinya dengan berkedip penuh makna. Yuki tidak
memahami arti dari pandangan itu, tapi dia merasakan ada semacam ikatan di
antara mereka berdua ketika mereka saling menatap dan memiringkan
kepalanya sedikit.

(Apa ini... persahabatan? Tidak, lebih tepatnya ini mirip seperti kawan
seperjuangan ... tidak, ini apa-apaan sih?)

Sambil melontarkan tsukkomi di dalam batinnya, Yuki bertanya kepada


mereka berdua tentang sesuatu yang telah mengganggunya.

“... Omong-omong, Alya-san masih memanggil Ayano dengan panggilan


Kimishima-san, ‘kan?”

“Ehh? Yah, itu benar.”

“Ayano juga masih memanggilnya dengan panggilan Alisa-sama.”

“Itu sih ... ya.”

PDF BY: bakadame.com


Ketika mereka berdua bertukar tatapan bingung, Yuki sekarang merasa seolah
-olah mereka adalah sepasang penderita gangguan komunikasi yang
hubungannya tidak berkembang sama sekali.

(Apa-apaan dengan mereka berdua ini, merepotkan sekali)

Walau berpikir demikian, Yuki tetap menyatukan kedua tangannya dengan


senyuman polos.

“Bukannya panggilan semacam itu sangat aneh, padahal kita tinggal dalam
satu kamar begini? Kurasa kita harus berhenti memanggil dengan nama
keluarga dan mulai memanggil dengan nama masing-masing satu sama lain.”

“Eh...? Hmm. Aku sih tidak keberatan, kok.”

“Saya juga ..... bila Alisa-sama merasa tidak masalah dengan itu.”

(Memangnya kalian ini pasangan yang malu-malu kucing napa!?)

Di hadapan Yuki, yang di dalam hati membuat candaan semacam itu, Alisa dan
Ayano bertukar pandang seolah-olah sedang curi-curi pandang. Dan
kemudian, Alisa membuka mulutnya dengan sungkan.

“Umm, kalau begitu... Ayano-san?”

“Ah, iya. Alisa-sa ... n.”

(Percakapan mereka masih terlalu canggung untuk kemunculan pasangan


bunga lily)

PDF BY: bakadame.com


Otak wibu Yuki langsung berpacu kencang saat mereka berdua membuat
kemajuan dalam hubungan mereka, yang sedikit mirip dengan pasangan yuri
yang baru saja mulai berpacaran.

(Fumu, Apa ini Alya x Ayano? Atau mungkin Ayano x Alya? Yang mana pun
sama-sama bagus ... lebih tepatnya, aku ingin ikut menjadi bagian dari mereka
juga. Jika ada cowok yang terjebak dalam yuri akan dibunuh, tapi jika seorang
gadis yang terjebak dalam pasangan yuri pasti akan dimaafkan, ‘kan? Kalau
perlu, bagaimana kalau sekalian melibatkan Masha-san juga yang sangat
menyukai Alya-san?)

“? Yuki-san?”

“Ah, ummm ...”

Ketika Alisa memberinya tatapan curiga saat dia memiliki fantasi yuri, Yuki
segera menanyakan pertanyaan yang muncul di benaknya.

“Oh iya, Alya-san. Mengapa kamu sangat menolak begitu keras untuk
sekamar dengan Masha-senpai?”

Walaupun itu perubahan topik yang terlalu dipaksa untuk menyingkirkan


fantasi yuri di dalam kepalanya, tapi Alisa hanya mengerutkan kening tanpa
terlalu terganggu.

“... karena aku nanti akan dijadikan bantal.”

“Ehh?”

“... Masha tuh selalu tidur dengan bantal yang sangat besar ... atau lebih
tepatnya boneka binatang yang besar? Jadi ketika dia bepergian dan tidak

PDF BY: bakadame.com


memilikinya, dia kadang-kadang mengigau dan menggunakan apa saja yang
didekatnya untuk dijadikan bantal guling ….. Setiap kali dalam perjalanan
keluarga, terutama di sebuah penginapan, dia selalu menyelinap masuk ke
dalam futonku ...”

“Oh... Kalau begitu, mungkin Sarashina-senpai sedang digunakan sebagai


bantal guling sekarang, ‘kan?”

Ketika Yuki bercanda mengatakan itu, Alisa mulai membayangkan adegan itu,
dan tertawa kecil.

“Mungkin saja, tapi Sarashina-senpai pasti akan menendangnya keluar


dengan sekuat tenaga.”

“Fufufu, itu benar. Mungkin saja dia akan ditendang dari tempat tidur.”

“Bagus tuh. Aku berharap kalau dia belajar dari kejadian itu dan jangan pernah
menggunakan orang sebagai bantal guling lagi.”

Sambil tertawa bersama Alisa, Yuki berpikir dalam hati, “Dijadikan bantal
guling oleh Masha-senpai? Kalau gitu, aku akan dengan senang hati menjadi
bantal gulingnya.” Begitu bunga lili mekar di otak, sepertinya hal itu lumayan
sulit untuk dihilangkan.

Setelah itu, Alisa dan Ayano, yang kelihatannya merasa sedikit lebih dekat
karena perubahan cara panggil mereka, mulai berbicara satu sama lain sedikit
demi sedikit. Perlahan-lahan, mereka bertiga bisa mengobrol santai layaknya
gadis normal pada umumnya.

(Kurasa sudah waktunya ...)

PDF BY: bakadame.com


Yuki menyatukan kedua telapak tangannya ketika salah satu topik selesai dan
memanfaatkan kesempatan itu.

“Kalau begitu, kurasa sudah waktunya untuk membahas topik utama.”

“Topik utama?”

“???”

“Kalian berdua masih belum memahaminya? Topik utama dari pesta tidur
tentu saja tentang obrolan kisah cinta!”

“……Apa iya?”

Mendengar pernyataan Yuki yang menggembirakan, reaksi Alisa sedikit


lamban. Ketika Alisa jelas-jelas menunjukkan kalau dia tidak terlalu tertarik
dengan topik tersebut ... Yuki meninggikan suaranya dengan riang.

“Aku sudah lama memimpikan hal ini! Berkumpul dengan teman-temanku


dan mengobrol tentang cinta sampai sepuasnya!”

“!!”

Pipi Alisa berkedut ketika mendengar perkataan “teman” dari mulut Yuki.
Kemudian, dia mengalihkan pandangannya darinya dengan ekspresi yang
tidak terlalu tertarik dan perlahan-lahan menyisir rambutnya ke belakang.

“Engg …hmm~? Begitu? Kalau gitu yah... ayo kita lakukan? Obrolan tentang
cinta.”

PDF BY: bakadame.com


Pada saat itu, senyum gelap muncul di wajah Yuki, seolah-olah suara hatinya
yang berkata ‘gampangan banget~’ bisa terdengar. Namun, karena itu cuma
sesaat, Alisa yang membuang muka tidak menyadarinya.

“Kalau begitu ... mari kita mulai dengan tipe cowok ideal.
Ngomong-ngomong, tipe cowok idealku adalah orang yang pengertian dan
baik hati. Bagaimana dengan Ayano?”

“Kalau saya ... benar juga. Mungkin cowok yang selalu mengajak saya
merupakan tipe ideal?”

“Ahh~, Ayano bukan orang yang tegas, sih ... Alya-san sendiri gimana?”

“Orang serius dan terhormat yang selalu berusaha untuk mengembangkan


dirinya sendiri.”

“Hee~”

Sementara sedikit terkejut dengan jawaban cepat Alisa mengenai topik


semacam itu, Yuki merasa sedikit ragu tentang jawaban tersebut dan
memiringkan kepalanya.

“... Bukannya itu berarti seseorang yang mirip denganmu adalah tipe cowok
ideal Alya-san?”

“Yah, itu benar. Bukannya itu penting untuk memiliki nilai derajat yang
sama?”

“Itu memang benar sih, tapi …... mengingat kepribadian Alya-san, tipe orang
seperti itu mungkin bisa menjadi saingan yang baik, tapi kupikir kamu takkan
mengembangkan perasaan romantis untuknya .....”

PDF BY: bakadame.com


“Ehh?”

“Tidak, dalam kasus Alya-san, kamu mungkin akan mengakui dan bersaing
dengan cowok tersebut, tapi kamu takkan pernah bergandengan tangan
dengannya ...”

Begitu mendengar perkataan Yuki, pandangan mata Alisa melebar karena


terkejut dan perlahan meletakkan tangannya di dagunya. Dia lalu menelaah
kata-kata Yuki dengan ekspresi serius selama beberapa detik sebelum
mengangguk dalam-dalam.

“... Ketika mendengarmu bilang begitu, mungkin itu ada benarnya juga. Jika
begitu, maka ... orang yang masih bisa kuhormati, tapi mempunyai sifat yang
cukup ramah ... Yah, orang yang sedikit luar biasa sampai tidak bisa
disaingi…..”

Pada saat mengatakannnya sebanyak itu, Alisa membuka matanya lebar-lebar


sejenak dan mengangkat wajahnya. Kemudian dia menyisir rambutnya dan
membuat wajah cuek seolah-olah berusaha menutupi sesuatu.

“... Yah, itu sama sekali tidak penting. Lebih dari itu, mengenai tipe cowok
ideal Yuki-san ...”

“Ya?”

“Apa … ummm, … Apa kamu memiliki perasaan khusus kepada seseorang?”

Ketika Alisa memain-mainkan ujung rambutnya dan meliriknya, Yuki bisa


segera menebak niatnya dan berpikir dalam hati, “Ahh~ begitu ya….”

PDF BY: bakadame.com


(Begitu rupanya. Jadi dia penasaran apa aku akan menjadi saingan cintanya
atau bukan, ya)

Tak diragukan lagi dalam benak Yuki kalau Alisa menaruh perasaan kepada
Masachika.

Mempertimbangkan hal tersebut, hal yang sebenarnya ingin ditanyakan Alisa


ialah, “Apa kamu menyukai Masachika-kun juga?”. Ditambah lagi, Yuki
pernah menyatakan kepada Alisa kalau dia mencintai Masachika. Adapun bagi
Alisa, dia ingin mengambil kesempatan ini untuk mengkonfirmasi
kebenarannya ... dan itulah yang sedang dia lakukan sekarang.

(Fumu .... Aku bisa saja mengatakannya dengan tegas, “Aku cuma
menunjukkan kasih sayang antar keluarga kepada Masachika-kun, loh~?”)

Alisa pastinya akan merasa lega jika dia mengatakan itu. Membeberkan
hubungan ikatan darah mereka memang terdengar cukup menarik bagi Yuki,
tapi….

(Tapi yang begitu terlalu membosankan, iya ‘kan~?)

Dengan senyum iblis dalam hati, Yuki hanya menunjukkan senyum penuh arti.

“Hmm, entahlah~?”

“Kamu malah bertanya balik ... Bukankah gunanya obrolan cinta untuk
membicarakan itu?”

“Ehhh~ habisnya ... rasanya sangat memalukan, sih.”

PDF BY: bakadame.com


Sembari memegangi pipinya dengan kedua tangan, Yuki menggoyangkan
tubuhnya dengan malu-malu. Yuki tidak mengabaikan cahaya serius yang
bersemayam di mata Alisa ketika dia melihatnya.

(Kufufu, dia salah paham, dia salah paham. Yah begitulah~ jika ada gadis yang
berperilaku malu-malu begini, kamu biasanya berpikir, “Apa kamu tidak
berani mengatakanyan ...?” iya ‘kan~)

Yuki tertawa jahat dalam hati pada kenyataan bahwa dia mampu mengundang
kesalahpahaman. Semua ini demi mempermainkan Alisa …... bukan, semuanya
demi bisa membantu kehidupan asmara kakak tercintanya. Karena kehadiran
saingan selalu bisa mempercepat perkembangan cinta. Yuki tak segan-segan
memainkan peran sebagai saingan demi memajukan kemajuan asmara antara
kakaknya dan Alisa.

(Kuhehehe~ jika seandainya Alya-san resmi berpacaran dengan Onii-chan ...


kira-kira, ekspresi macam apa yang akan dia buat nanti saat mengetahui
kalau aku sebenarnya adalah adik perempuan dari pacarnya?)

Yup ... mungkin semua itu demi kesenangannya sendiri. Diiringi dengan
senyum jahat yang terlihat seperti iblis di dalam batinnya, Yuki berpura-pura
menjadi gadis polos dan menengok ke arah Alisa.

“Kalau begitu, jika Alya-san mau cerita duluan, aku juga akan
menceritakannya, loh?”

“Ehh?”

“Aku ingin mendengar kisah cinta Alya-san.”

PDF BY: bakadame.com


“Meski kamu mengatakan itu ... aku tidak pernah jatuh cinta kepada seorang
cowok.”

“Ehh, benarkah?”

Menanggapi jawaban Alisa, Yuki membuka matanya dengan terkejut dan


menutup mulutnya dengan tangan seraya berpikir dalam hati, “Mulut mana
yang bicara begitu?”. Bibir Alisa sedikit cemberut tidak puas dengan reaksi
yang sangat mengejutkan itu.

“Apaan sih ... tidak masalah, ‘kan? Meski tidak pernah merasakan jatuh
cinta.”

“Tentu saja tidak masalah, tapi ..... karena Alya-san sangat populer, jadi
kupikir kamu mungkin pernah mengalaminya setidaknya sekali.”

“Sama sekali tidak pernah... Lagian, bukan berarti orang yang memiliki
banyak pengalaman asmara terlihat jauh lebih baik, bukan? Entah kenapa, ada
semacam kecenderungan sosial, kalau seseorang tidak punya pengalaman
cinta, mereka akan diejek atau diolok-olok .... sebenarnya apa-apaan sih,
itu?”

“Uh, ummm~ ... yah, memiliki banyak pengalaman cinta berarti kamu
memiliki pesona feminin ... Ada juga orang-orang yang cuma ingin merasa
superior, sehingga mereka bisa mengungguli orang-orang di sekitar mereka.”

“Dari sudut pandangku, tipe orang semacam itu sepeti mengakui kalau
mereka tak menjaga kesucian mereka sendiri.”

PDF BY: bakadame.com


Alisa mendengus dengan ekspresi kesal, seolah-olah dia pernah mengalami
pengalaman diejek semacam itu. Yuki tersenyum masam dalam hati pada
ucapan yang tidak cocok untuk obrolan cinta itu sendiri.

“Ummm ... apa jangan-jangan, Alya-san merupakan tipe gadis yang semacam
itu? Tipe yang meyakini kalau kamu harus menjaga kesucianmu sampai kamu
menikah?”

“Ap-Apa kita sampai membicarakan itu juga?”

“Itu sih tentu saja. Obrolan tentang cinta memang seperti itu, ‘kan?”

Alisa mengalihkan pandangannya dengan pipi yang sedikit merah merona


pada topik seksual yang tak terduga ….. tapi Yuki mengangguk dengan senyum
yang sangat alami. Senyumnya yang jelas itu membuat Alisa sedikit bimbang
dan berpikir.

“Uh, ummm~ ... aku takkan mengatakannya sampai sejauh itu sih, tapi
menurutku, hanya orang-orang yang sudah berkomitmen satu sama lain yang
akan melakukan hal seperti itu?”

Mungkin merasa malu dengan apa yang dia katakan, Alisa menajamkan
pandangannya sementara rona merah di pipinya semakin meningkat, dan dia
terus berbicara dengan nada yang lebih kuat.

“Maksudku, gadis mana pun akan memimpikan itu, ‘kan? Pertama kali jatuh
cinta kepada seseorang, lalu berpacaran dengan seseorang yang kamu cintai
untuk pertama kalinya, dan kemudian menikah dengan orang tersebut, lalu
menghabiskan sisa hidupmu dengannya!”

“Hmm……”

PDF BY: bakadame.com


Yuki kesulitan menjawab atas pernyataaan lugas Alisa. Yah, dia memang
memahami apa yang ingin dikatakannya.

Berpacaran dengan orang yang kamu sukai untuk pertama kalinya, memadu
kasih dengan lancar tanpa saling berselingkuh, lalu menikah dalam beberapa
tahun kemudian, dan hidup bahagia selamanya~ ... bisa dibilang, itu adalah
perkembangan yang bisa digambarkan sebagai jalan super mulus di manga
shoujo. Jadi, bukannya dia tidak memahami kalau pernyataan itu
mencerminkan cita-cita semua gadis di dunia. Namun ...

(Di beberapa belahan dunia, ada juga gadis yang idealnya ingin menjadi
populer dan dimanjakan oleh pria yang baik, dan ada banyak gadis yang
menganggap kalau pernikahan adalah tentang uang, bukannya cinta .....
Sebaliknya, gadis-gadis yang berpegang teguh pada cinta murni cukup langka
di jaman sekarang, bukan?)

Faktanya, sebagai seseorang yang dikelilingi oleh beberapa gadis yang


membuat pernyataan seperti itu, mau tak mau dia memandang Alisa dengan
tatapan lembut.

“... Apa? Apa-apaan dengan tatapan mata itu?”

“Ah, tidak, bukan apa-apa ... aku hanya berpikir kalau Alya-san ternyata otak
manga shoujo yang sangat romantis dan gadis bucin yang polos.”

“....”

Perkataan Yuki yang agak tersirat membuat Alisa berpikir dalam hati, “Entah
kenapa, aku merasa sedang diejek?” dan mengerutkan keningnya. Namun
untuk membahasnya, Alisa masih sedikit enggan pada Yuki. Seandainya saja

PDF BY: bakadame.com


dia melawan Masachika, Alisa akan mencecarnya tanpa ampun. Namun, Yuki
sepertinya merasakan sesuatu dalam keheningan Alisa. Dia lalu mengalihkan
pandangannya dari Alisa dan menoleh ke Ayano, yang berada di sampingnya.

“Fufufu, itu jalan pemikiran yang sangat bagus. Bukankah kamu juga berpikir
begitu, Ayano?”

“!!!”

PDF BY: bakadame.com


PDF BY: bakadame.com
Mata Ayano melebar ketika dia tiba-tiba diminta untuk berbicara. Dia segera
mencoba untuk menjawab pertanyaan majikannya, tapi mulutnya justru
sudah dipenuhi donat. Tidak sopan kalau dia berbicara dengan keadaan seperti
itu. Namun, meski berusaha menelannya dengan cepat, donat itu masih tidak
mudah melewati tenggorokannya. Dia masih kekurangan air untuk
mendorongnya.

“!!”

Ayano meraih cangkir di meja samping untuk mencari air. Namun, ketika dia
menyadari kalau di dalamnya berisi jus jeruk, dia mengangkat cangkir dan
segera berhenti bergerak. Karena tindakan menggabungkan donat manis
dengan jus jeruk merupakan di luar selera Ayano. Namun, ketika ditanya mana
yang harus diprioritaskan antara seleranya dan situasi dimana majikannya
sedang menunggu...!

“Uh! ~~~~ ... Puha, ya, saya pikir begitu.”

“Yup, entah kenapa, maafin ya?”

Yuki memiringkan kepalanya dalam kesulitan ketika Ayano menuangkan


sesuatu ke dalam mulutnya dengan cara yang mengerikan.

“Tidak, Yuki-sama tidak perlu meminta maaf segala. Benar sekali. Saya
sepenuhnya setuju dengan pendapat Alisa-san. Setelah mengambil keputusan
yang mantap, saya akan mengabdikan diri sepenuhnya. Itulah idealnya.”

“…hmm?”

PDF BY: bakadame.com


Yuki memiringkan kepalanya ketika mendengar perkataan Ayano. Entah
bagaimana, Ayano sepertinya sedang membicarakan hal lain yang bukan
mengenai obrolan cinta ... Tapi sebelum pertanyaan itu bisa terjawab, Alisa
langsung menimpali pendapat Ayano.

“Sudah kuduga, memang benar begitu, ‘kan! Mengabdikan diri pada satu
orang yang kamu sukai selama seumur hidupmu. Itulah yang harus dilakukan
seorang wanita!”

“Begitu……”

Ayano membuka mulutnya terhadap kata-kata Alisa ... dan tertegun. Pupil
mata hitamnya mengarah ke atas pada suatu sudut dan menelusuri setengah
lingkaran di sekitar langit-langit. Lalu dia memiringkan kepalanya.

“? Ayano-san?”

“Tidak ... saya merasa kalau saya tidak perlu terpaku pada satu orang ...”

“Ehhh.....”

Kali ini ucapan Ayano membuat Alisa tertegun. Ekspresi wajah Alisa
benar-benar mirip seperti “Aku dikhianati!”, tapi perkataan Ayano
selanjutnya membuat dia membelalakan matanya dengan lebar.

“Saya pikir dua orang pun tidak masalah ...”

“Du-Dua orang?”

“Saya memang mempunyai satu tubuh, tapi jika berusaha keras, entah
bagaimana saya bisa menanganinya.”

PDF BY: bakadame.com


“Ditambah lagi, pada saat yang bersamaan!?”

Di dalam benak Alisa, dia membayangkan Ayano diapit oleh dua cowok di
kedua sisinya dan tertawa centil nan genit. Lebih jauh lagi, pernyataan Ayano
sendiri tentang “pada saat yang sama” memunculkan gambaran tentang
Ayano yang berurusan dengan dua cowok pada saat yang bersamaan ...... ketika
membayangkan itu, wajah Alisa langsung berubah merah padam. Kemudian,
Alisa menajamkan pandangannya dan secara refleks meninggikan nada
suaranya.

“Ja-Jangan, yang begitu tuh enggak boleh! Ah, enggak, kalau orangnya sendiri
setuju dengan itu sih tidak masalah, tapi ...... po-pokoknya, seorang pelajar
enggak boleh bersikap tidak bermoral seperti itu!”

“? Tidak bermoral?”

“Ka-Karena, dua orang sekaligus...!”

Alisa tak bisa berkata apa-apa lebih lanjut karena delusi mesum yang muncul
di dalam otaknya. Kebetulan, ketidakjelasan keseluruhan imajinasi bukan
karena pembatasan yang dipaksakan sendiri, tapi hanya karena kurangnya
pengetahuan Alisa. Bagaimanapun juga, batas pengetahuan Alisa di area itu
berada pada level manga shoujo, yang hanya menggambarkan bagian atas
tubuh mereka yang saling berpelukan..

(Mungkin dia sedang berfantasi seperti ini~)

Di sisi lain, melihat reaksi yang Alisa seperti itu, Yuki bisa membayangkan
adegan Ayano yang “Ahhhnnn~” atau “Iyaaaaannnn~~~” dari depan dan
belakang. Imajinasi yang ini memiliki adegan sempurna dalam setiap detail.

PDF BY: bakadame.com


Sebaliknya, dia justru harus lebih membatasi diri sendiri. Tentu saja, Yuki
menyadari kalau Ayano tidak bermaksud demikian. Dia memang
menyadarinya, tapi...

(Karena kelihatannya menarik, jadi mendingan tutup mulut aja, deh)

Di hadapan Yuki yang dengan kejam memilih untuk tetap diam, percakapan
dua orang yang tidak selaras itu masih terus berlanjut.

“? Saya pikir kita tidak perlu terpaku pada laki-laki melulu?”

“Eh!? Se-Sesama gadis pun tidak masalah!? It-Itu berarti ….”

“Tentu saja, Alisa-san juga termasuk, kok?”

“Eh, ehhhhhhhhhhh~~~~!?”

Alisa segera mengungsi ke tempat tidur sambil memegangi tubuhnya dengan


kedua tangan dan berteriak melengking. Melihat reaksi yang tak terduga itu,
Ayano memiringkan kepalanya dengan penasaran.

(... Ya. Mungkin dia berusaha mengatakan kalau jika Alya-san menikahi
Onii-chan, dia juga akan memberikan dedikasinya padanya... Fatalnya,
kata-katanya masih kurang lengkap, sih.)

Yuki secara naluriah menatap Ayano dengan tatapan lembut, tapi Ayano
sepertinya tidak menyadari tatapan majikannya dan berkedip cepat
seolah-olah dia baru kepikiran mengenai sesuatu.

“Benar juga... kalau begitu, mungkin suatu saat nanti ada empat orang secara
bersamaan.”

PDF BY: bakadame.com


“Em-Empat orang...!? Ehh, nanti bagaimana kamu melakukannya?”

Rupanya, itu sudah terlalu sulit untuk dipahami dan kali ini dia benar-benar
tertarik pada hal itu. Sambil tersipu, Alisa bersandar di tempat tidur dengan
mengerutkan alisnya. Di sisi lain, tatapan Ayano berkeliaran dengan wajah
tanpa ekspresi seperti biasanya.

“... Hmm, benar juga. Mungkin saya kira dua orang secara bergantian setiap
hari?”

“Ka-Kamu mau melakukannya secara bergantian...!?”

“Tidak, tentu saja, jika semuanya tinggal bersama, itu berarti empat orang
pada saat yang bersamaan.”

“Tinggal bersama … ma-maksudnya sarang cinta…?”

“Bahkan jika itu yang terjadi, saya takkan melakukannya dengan


setengah-setengah, Saya akan tetap melayani dengan sepenuh hati.”

“Jadi kamu tetap melayani, ya ...”

“Ya, saya sudah menerima beberapa pelatihan dalam kasus seperti itu.”

“Pe-Pelatihan ... Funyaa~~”

Rupanya, otaknya benar-benar kelebihan kapasitas. Seluruh tubuh Alisa


memerah seolah-olah dia telah direbus, dan dia mengeluarkan tangisan yang
menghancurkan jiwa dan jatuh terlentang di atas tempat tidur.

PDF BY: bakadame.com


“! Alisa-san, apa kamu baik-baik saja? Sebenarnya apa yang...”

“Puhahahahahahahaha...!”

Ayano menatap kosong pada Alisa, yang pandangan matanya terlihat


berkunang-kunang di tempat tidur. Yuki yang sudah tidak tahan lagi dengan
adegan lucu itu, mulai tertawa terbahak-bahak. Kemudian, sambil menyeka
air mata dari sudut matanya, dia berkata kepada Ayano yang matanya bergetar
dengan tatapan bingung.

“Fufufu... sepertinya Alya-san sedikit kelelahan, ya? Oh iya, Ayano,


bagaimana kalau kamu saja yang mengurus calon (sementara) majikanmu?”

“Mengurusnya ...?”

“Ya. Secara khususnya ...”

……Setelah itu.

Sekitar sepuluh menit kemudian, kesadaran Alisa mulai kembali dan


menemukan dirinya berbaring di tempat tidur di atas bantal pangkuan Ayano
yang sedang mengipasi wajahnya ….. berkat kesalahpahaman berbagai hal,
Alisa jadi mengeluarkan jeritan aneh.

PDF BY: bakadame.com


Chapter 13 — Masachika dan Alya

Sebuah kereta berjalan melintasi pedesaan yang membentang sejauh mata


memandang. Perjalanan pulang dengan kereta api di hari terakhir kamp
pelatihan OSIS dipenuhi dengan suasana yang tenang.

Mungkin karena berlokasi di pedesaan dan fakta bahwa sekarang sudah pukul
setengah tiga sore, tidak ada penumpang lain di gerbong utama yang
ditumpangi Masachika dan anggota OSIS lainnya. Dan tidak ada percakapan di
antara anggota OSIS; satu-satunya suara yang terdengar hanyalah suara derap
kereta yang sedang berjalan.

Mungkin karena getaran kereta yang menenangkan, Yuki yang duduk di


sebelah kanan Masachika, memiringkan kepalanya dan menyandarkan
kepalanya di bahu Masachika dengan mata terpejam. Tak lama setelah itu,
Ayano yang ada di sisi lain pun terlihat mengantuk juga.

(Yah, semua orang pasti merasa lelah, jadi kurasa wajar saja ...)

Masachika berpikir begitu sambil menyandarkan tubuhnya di kursi


penumpang.

Tadi malam Ia begadang sampai larut malam di festival, dan pagi ini Ia
bermain-main sampai puas di pantai untuk terakhir kalinya. Setelah makan
siang, Ia membersihkan dan merapikan vila sebelum pulang menaiki kereta
api. Jadi, apa boleh buat jika Ia tertidur karena kelelahan. Memang apa boleh
buat, tapi...

(Tapi Yuki, kamu itu masih bangun, ‘kan?!)

PDF BY: bakadame.com


Menatap kepala adiknya yang bersandar padanya, Masachika dengan ringan
mendorong Yuki menjauh dengan sikunya. Akan tetapi ….

“Uuu~~~n...”

Pada saat Masachika dengan ringan menggerakkan lengannya ke samping,


lengan kiri Yuki menyelinap melalui celah yang terbuka dan meraih
lengannya.

Yuki kemudian memeluk lengan kanan Masachika dan dengan hati-hati


mengatur posisi kepalanya untuk kembali ke posisi tidur lagi.

(Dasar adik kampret ...)

Pipi Masachika berkedut pada keputusan adiknya yang berani dan keterlaluan
untuk tidur di bahunya. Dia mungkin memang mencoba untuk tidur tetapi
gaya tidur yang terlalu agresif ini jelas-jelas sangat berbahaya.

(Ini bukan cara tidur yang benar kecuali kita ini sepasang kekasih, tau! Kamu
pasti sengaja melakukan ini untuk pamer ke Alya, ‘kan!!)

Sambil berteriak di dalam hati seperti itu, Masachika melirik ke sisi kirinya.
Lalu disana juga ….

“Tunggu, ayolah Masha, menjauhlah sedikit.”

“Hmmm.”

Lengan Alisa juga terjerat di lengan kakaknya dan dia bersandar padanya.

PDF BY: bakadame.com


Pipi Masachika berkedut saat tertegun, karena Ia tidak menyangka ada
seseorang yang alami dan melakukan hal yang sama seperti Yuki.

“... Hah”

Segera setelah itu, Alisa menghela nafas pasrah dan berhenti melawan.
Kemudian, setelah melihat Yuki yang juga bersandar pada Masachika dan
mengerutkan alisnya sejenak, dia lalu tersenyum ironis.

“Ini benar-benar menjengkelkan, ya.”

“Ha, haha ...”

Masachika tertawa canggung pada Alisa, yang mengatakan itu sambil melirik
Maria. Karena pemandangan kepala Maria yang bergerak di bahu Alisa
membuatnya mengingat kembali peristiwa kemarin pagi.

(Y-Yah, Masha-san yang mengigau memang terlihat luar biasa dalam banyak
artian...)

Mengingat kembali pemandangan Maria yang dengan anggun tertidur empat


kali di atasnya, Masachika berbalik menghadap ke depan dengan rasa
bersalah.

Sebagai seseorang yang sudah menyadari perasaan kasih sayang Alisa


kepadanya kemarin, mau tak mau Ia jadi merasa bersalah tentang kenyataan
kalau dirinya dan kakaknya telah berbagi tempat tidur yang sama.

(Tidak, aku tidak berbuat aneh-aneh, kok...)

PDF BY: bakadame.com


Usai membuat alasan seperti itu di dalam hatinya, Masachika tiba-tiba
menyadari bahwa dirinya berada dalam situasi di mana Ia sedang berduaan
dengan Alisa.

Dari lima orang yang duduk berdampingan, tiga lainnya (sepertinya) sedang
tidur. Tidak berlebihan untuk mengatakan kalau situasi sekarang cuma ada
mereka berdua. Ketua dan Wakil Ketua OSIS? Jika ada yang mencari mereka
berdua, mereka sedang duduk di kursi dua orang di bagian paling depan
gerbong, satu-satunya kursi yang menghadap ke arah perjalanan, dan terlalu
sibuk dengan dunia mereka sendiri.

(E-Ehhh? Bukannya situasi ini cukup berbahaya?)

Perlahan-lahan, firasat buruk mulai merayapi tulang belakang, dan


menyebabkan pipi Masachika berkedut.

Tadi malam, setelah acarakembang api selesai, Ia bergabung dengan anggota


yang lain dan merahasiakan insiden ciuman, lalu memberi penjelasan singkat
kalau dirinya perlu menculik Alya sebentar sebagai bagian dari sanksi
hukuman game.

Setelah itu, Touya dan Chisaki terus meledek mereka, lalu Yuki dengan sopan
membombardirnya dengan pertanyaan, jadi mereka tidak punya kesempatan
untuk berduaan.

Hari ini entah bagaimana mereka sulit untuk bertemu satu sama lain, jadi Ia
tidak berani berduaan dengannya ... dan ini pertama kalinya Ia berada dalam
situasi berduaan dengan Alisa sejak waktu itu. Kemudian, topiknya secara
alami tentang ...

“Kembang api tadi malam ... terlihat indah sekali, ya.”

PDF BY: bakadame.com


(Sudah pasti tentang itu, iya ‘kan!)

Masachika merasa perutnya merasa mulas pada topik percakapan yang sudah
diduganya.

“Ah, iya. Itu memang indah.”

Namun Alisa tidak mengatakan apa-apa terhadap jawaban Masachika yang


jelas-jelas tidak antusias. Mungkin itu wajar saja, karena yang sebenarnya
ingin dia bicarakan bukanlah tentang kembang api.

Masachika tahu itu, dan sebagai seorang pria, Ia juga memahami kalau dirinya
tidak boleh lari darinya.

Tapi sekarang, tempat ini bukanlah waktu yang tepat.

Karena alasannya cuma ada satu.

(Yuki, nih adik tengil, aku yakin kalau dia masih bangun!)

Selama masih ada adik perempuannya yang bisa menguping dengan bebas,
topik itu sangatlah gawat. Super duper gawat. Jangan pernah sekali-kali
mengungkit topik ciuman, bahkan jika itu salah. Jangan pernah...……

“Jadi, ummm ...”

(Cepat atau lambat, pembicaraan itu sepertinya akan disebutkan!”

Masachika dalam hati berteriak pada Alisa, yang mengalihkan pandangannya


seolah-olah dia kehilangan kata-kata. Kemudian, setelah memutar otaknya

PDF BY: bakadame.com


dalam sekejap, Masachika memutuskan untuk menjadi seorang cowok yang
tidak bisa membaca suasana dengan sekuat tenaga.

“Ngomong-ngomong tentang kembang api! Apakah ada pertunjukan


kembang api juga selama festival di Rusia?”

“Eh? Ah, yah... iya.”

“Heee~, apa ada bedanya dengan kembang api Jepang?”

“Um, ummm, aku belum benar-benar menyadarinya, tapi ... kurasa itu tidak
terlalu berbeda?”

“Benarkah? Ah, kalau gitu, apa nama kembang apinya? Semua kembang api
mempunyai nama yang cukup menarik di Jepang, tapi apa itu juga sama di
Rusia?”

Kemampuan komunikasi Masachika langsung meningkat pesat.

Dari awal, kemampuan berbicara Masachika jauh lebih baik daripada Alisa.
Setelah kamu menguasai alur pembicaraan, mudah sekali untuk menghindari
topik tertentu.

“ .... Hei, apa kamu berusaha menghindari sesuatu?”

Namun, hasilnya akan menusuk balik jika melakukannya dengan


terang-terangan. Jika dia mengatakan hal seperti itu dengan alis berkerut dan
pandangan matanya bergetar seolah-olah sedikit tersakiti, Masachika tidak
punya pilihan lain selain tetap diam.

PDF BY: bakadame.com


“Kamu tidak perlu mencoba menghindarinya secara terang-terangan juga
kali. Bukannya kita sama-sama sepakat akan berpura-pura kalau kemarin
tidak terjadi apa-apa…..”

“Tidak, maafkan aku. Bisa tenang dulu sebentar?”

“……Apaan sih.”

“Seriusan, tolong tenanglah dulu sebentar.”

Masachika mengangkat tangan kirinya dengan ekspresi serius dan menyela


kata-kata Alisa.

Kemudian, Masachika tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dari sakunya,


menaikkan volume speaker, dan memutar video.

『Oi, oi, kamu mendadak kenapa, sih? Aku memahami perasaanmu yang ingin
memotretku, tapi …. Jika kamu ingin memotretku, bisa tidak kamu
melakukannya saat aku sedikit lebih modis? 』

“!!?”

Lalu suara Masachika-sama dalam mode ‘Ore-sama’ terdengar dari


smartphone-nya. Sementara tatapan mata Alisa melebar pada video yang
tiba-tiba diputar, Masachika melihat sekeliling untuk melihat reaksi dari
ketiga orang lainnya.

Kemudian, setelah memastikan bahwa tidak ada reaksi tertentu, Ia


menghentikan pemutaran video tersebut.

“Yup, sepertinya mereka beneran tidur semua, ya.”

PDF BY: bakadame.com


“Ca-Cara memastikan macam apa itu tadi.”

Masachika mengangguk puas, dan Alisa, dengan ekspresi yang sangat tidak
biasa di wajahnya, mengajukan pertanyaan padanya saat dia menggeliatkan
pipinya dan berusaha mati-matian untuk menahan tawanya. Masachika lalu
menanggapi dengan tatapan yang agak jauh.

“Karena video ini, jika kamu masih bangun, kamu pasti akan bereaksi, ‘kan?
Kamu juga bereaksi seperti itu.”

“Ka-Kamu berani mengatakan itu sendiri? Atau lebih tepatnya, kamu masih
menyimpannya, ya ...”

Video yang dibagikan dengan anggota OSIS telah dihapus setelah Ia


menjelaskan situasinya: “Aku mencoba hipnosis dengan Yuki dan berakhir
jadi seperti itu”. Itu sebabnya pemutaran video kali ini benar-benar
mengejutkan ...

“Meski kamu bilang begitu, sebenarnya kamu masih menyimpannya juga,


‘kan?”

“Te-Tentu saja enggak. Aku sudah menghapusnya dengan benar kok, enak
saja..”

Ketika Ia menatap ke arahnya, Alisa menjawab dengan tatapan membantah.


Tapi Masachika tidak melewatkan momen ketika tatapan matanya bergetar
hebat untuk sesaat.

(Jadi kamu masih menyimpannya ...)

PDF BY: bakadame.com


Masachika kembali ke topik sambil merasakan kerusakan berkelanjutan pada
kesehatan mentalnya saat diingatkan oleh sejarah hitamnya.

“Lalu, yah ... maafkan aku. Karena aku masih belum yakin apakah kita sudah
berduaan, jadi itulah yang terjadi ... tidak, yang itu kedengarannya cuma
cari-cari alasan.”

Memang benar ada alasan yang seperti itu. Tapi pada kenyataannya... Ia tidak
memiliki keberanian untuk menghadapi perasaan cinta Alisa. Karena Ia tidak
memiliki keinginan untuk menanggapinya atau bertekad untuk menerimanya.
Jadi tidak salah jika dibilang kalau Ia berusaha menghindarinya.

“Ya, maafkan aku. Sejujurnya, aku memang mencoba menghindari topik itu,
tapi bukannya aku berpura-pura kalau itu tidak pernah terjadi. Namun … aku
masih belum bisa memilah-milah perasaanku.”

Ketika Masachika menatap lurus ke mata Alisa tanpa main-main dan


mengatakannya dengan tulus, pandangan mata Alisa sedikit goyah dan
berbalik ke depan.

Dan kemudian dia membuka mulutnya dengan suara pelan.

“Kamu tidak perlu melebih-lebihkan itu dengan sesuatu yang seperti ….


memilah-milah perasaanmu atau semacamnya. Kejadian tadi malam itu
hanya …. benar, itu mirip seperti ciuman anugerah.”

“… Anugerah?”

“Benar. Kemarin malam …. kamu sudah melakukan banyak hal untuk


menghibur Masha dan aku, tetapi kamu sedikit murung karena
mengacaukannya, ‘kan? Jadi umm, mirip seperti hadiah hiburan atau

PDF BY: bakadame.com


sejenisnya ..... meski tidak berjalan lancar, tapi ciuman itu hanya bermakna
‘aku cukup bersenang-senang dan menikmatinya, kok’. Paham!?”

Alisa secara bertahap mendekati wajahnya sembari berbicara lebih cepat dan
nada suara yang semakin lantang.

“Eh, ah iya.”

Sejujurnya, Ia merasa bisa memahaminya atau tidak memahaminya, tapi


Masachika mengangguk karena dorongan momentumnya.

Atau lebih tepatnya, Ia harus menganggukkan kepalanya di sini karena


mempunyai firasat kalau Ia menjawab “Aku tidak tahu”, perutnya pasti akan
disikut.

“Itu merupakan hadiah yang sangat besar bagiku juga, ya. Itu berarti usahaku
benar-benar sepadan, ‘kan?”

Masachika sedikit menyesali dengan apa yang sudah Ia katakan, karena


didorong untuk mengatakan sesuatu yang sedikit aneh.

“... Hmmph, tentu saja.”

Alisa menatap tajam pada Masachika dan berbalik dengan cemberut.


Kemudian, sembari melirik Masachika, dia melanjutkan dengan suara jutek.

“Asal kamu tahu saja ya, aku takkan melakukan hal itu kepada siapa saja.
Kemarin, karena hasil perintah Yuki-san dan dikombinasikan dengan suasana
romantis pertunjukan kembang api, menyebabkan situasi yang seperti itu
terjadi.”

PDF BY: bakadame.com


“Tentu saja, aku tahu itu kok.”

Sambil mengangguk setuju, Masachika dalam hati berpikir, ‘Yah, mungkin itu
batasnya?’. [Aku takkan melakukan hal itu dengan ‘siapa pun’] mungkin itu
yang terbaik yang bisa dia lakukan untuk menunjukkan niat baiknya. Adapun
Masachika, yang telah memperhatikan cinta Alisa padanya, merasa agak lega.

(Yah, aku tidak tahu apakah dia benar-benar tidak menyadarinya, atau
mungkin dia sudah menyadarinya sendiri dan berpura-pura tidak
menyadarinya, tapi ... dia tetap tidak mau mengakuinya dengan jujur, ya.)

Masachika tidak tahu bagian mana yang Alisa sukai mengenai dirinya, tapi
bagi Alisa yang mempunyai harga diri yang begitu tinggi, mana mungkin akan
mengakui dengan mudah kalau dia jatuh cinta kepada seorang pemalas seperti
Masachika.

(Sejujurnya, aku lebih bersyukur mengenai itu ...)

Dirinya masih belum siap menghadapi perasaan cinta Alisa. Jadi setidaknya
sampai dirinya sudah merasa siap, Alisa juga .....

【Karena aku hanya akan melakukan itu denganmu】

(... Yup, aku berharap kalau kamu hanya menggunakan bahasa Rusia saat
merasa malu-malu kucing ~?)

Apakah ucapan itu sekedar godaan, atau ekspresi perasaan jujurnya ...
Masachika sama sekali tidak bisa membedakannya, jadi Ia bertanya
seolah-olah itu sudah dipastikan.

“Eh, kamu bilang apa tadi?”

PDF BY: bakadame.com


“Aku bilang, 'Aku hanya akan melakukan itu denganmu.'”

“O-Ohh, hmm??”

Masachika terkejut pada jawaban yang sama sekali tidak terduga.

Ketika Masachika tertegun, Alisa berbalik dengan ekspresi yang sepertinya


menutupi rasa malunya dengan ketidakpuasan. Dia kemudian berkata dengan
nada seolah-olah sedang mengeluh.

“Tadi sudah kubilang, ‘kan? Aku takkan melakukannya dengan siapa pun. Aku
akan merasa tersinggung jika kamu mengira kalau aku adalah gadis yang
dipengaruhi oleh lingkungan dan suasana, jadi aku akan memberitahumu
dengan tegas … karena hanya denganmu saja, yah, kupikir setidaknya aku bisa
memberimu ciuman di pipi, tau?”

“O-Ohh ... aku jadi merasa terhormat?”

“Aku juga perlu mengatakan ini dengan tegas, ini tidak ada kaitannya dengan
perasaan romantis atau semacamnya. Aku mempercayaimu sampai batasan
tertentu sebagai pa-partnerku, oke? Aku juga lumayan sedikit
menghormatimu? Dan yang terpenting, yah, aku menganggapmu sebagai
teman terdekatku ... hanya itu saja!”

“Eh, ya. Terima kasih?”

Pipi Alisa berubah menjadi merah merona saat dia memelototi wajah
Masachika dan mengatakannya dengan cepat, dia mendengus ringan pada
Masachika yang berterima kasih padanya dengan canggung dan berbalik
untuk menghadap ke depan.

PDF BY: bakadame.com


Masachika tidak bisa menahan tawa pada cara canggung untuk
menyampaikan niat baiknya yang mirip seakan-akan mengajak berkelahi.
Entah kenapa, rasanya sangat menggambarkan sifat Alisa.

Tapi, oleh karena itu ... ucapan tersebut mencapai hatinya.

Pernyataan tadi itu pasti merupakan perasaan Alisa yang sebenarnya.


Mungkin Alisa masih belum menyadari perasaan cintanya yang samar.

Namun, dia mampu menyampaikan jawaban yang dia temukan dengan


menghadapi hatinya dengan caranya sendiri. Seraya mengerahkan seluruh
keberaniannya. Dengan segala kemampuannya dan ketulusan hatinya.

(Astaga, makhluk lucu jenis apa ini. Dia terlihat sangat menggemaskan sekali)

Pemikiran tersebut secara alami muncul di benaknya ketika melihat Alisa yang
tampak cemberut dan ujung telinganya memerah. Dan Ia segera merenungkan
kesan konyol yang telah dibuatnya, meskipun cuma di dalam batinnya.

(Hah… itu benar-benar kebiasaan burukku. Langsung bermain-main,


membuat candaan, dan mencoba mengaburkan perasaanku yang sebenarnya)

Begitulah cara Kuze Masachika mempertahankan dirinya. Ia kehilangan kasih


sayangnya dengan ibunya, kehilangan cinta dengan gadis itu, bahkan
kehilangan harga dirinya, dan menjadi Kuze Masachika yang sekarang. Lalu
tanpa disadari, dirinya tidak berani menghadapi siapa pun secara langsung.
Selalu saja bercanda, meledek, berpura-pura, dan tidak terhubung secara
mendalam dengan siapa pun.

PDF BY: bakadame.com


Jika Ia tidak terhubung secara mendalam, Ia takkan merasa sedih jika
kehilangan mereka.

Jika Ia tidak terhubung secara mendalam ... Orang lain takkan bisa mengetahui
sifat tak terelakkan dari manusia yang bernama Kuze Masachika ini. Jika
orang lain tidak mengetahuinya, maka Ia tidak perlu menghadapinya. Kepada
dirinya sendiri, yang sangat dibencinya.

(Tapi ... hanya untuk saat ini saja)

Hanya untuk saat ini, Ia perlu menghadapinya tanpa mencoba untuk


menghindarinya.

Demi keberanian dan ketulusan yang ditunjukkan gadis yang ada di


depannya... Setidaknya, Ia ingin menjadi tulus juga demi dirinya sendiri.

“Aku juga……”

Suara yang keluar dari tenggorokannya terdengar serak dan gemetar.


Mengatakannya dengan jujur sesuai dari lubuk hati dan menyampaikan kasih
sayang dengan tulus. Padahal hanya itu saja, tapi rasanya sangat sulit untuk
dilakukan. Sudut mulutnya menyungging sendiri dan Ia mencoba untuk
tertawa. Ayo tertawalah. Suara di dalam hatinya mengomel kepadanya untuk
membodohi dirinya sendiri dengan membuat lelucon seperti yang selalu
dilakukannya.

Ia mati-matian mencoba untuk menahannya, dan berhasil mengucapkan


kata-kata yang tersangkut di tenggorokannya.

“Aku juga... karena aku melakukannya dengan Alya, aku jadi ingin
berciuman.”

PDF BY: bakadame.com


Mendengar ucapan Masachika, Alisa berbalik dan menatap ekspresi yang
semakin menyedihkan yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.

“Aku yakin jika itu dengan orang lain, aku akan bercanda seperti yang biasa
kulakukan dan berpura-pura tidak tau. Tapi kamu …. karena melakukannya
dengan Alya, aku ingin membalas ciuman juga. Yah, mana mungkin aku bisa
langsung mencium di pipi. , dan ketika ditanya apa maksud dari ciumanku,
aku sedikit kesulitan untuk menjawabnya… Yah, mungkin karena aku juga
sedikit terbawa oleh suasana kali?”

Pada akhirnya, itu berakhir menjadi agak konyol dan sedikit bercanda. Ia
bermaksud untuk berbicara sedikit lebih baik. Mengapa mulut yang biasanya
berceloteh dengan lancar malah berubah jadi seperti ini?

“... Duhh, ya ampun. ​Apa-apaan itu sih?”

Alisa juga terdengar tercengang pada Masachika yang suaranya secara


bertahap menjadi semakin pelan dan sedih. Dan ketika wajah Masachika
semakin lama semakin tertunduk ….. tangan kanan Alisa meraih pipi
Masachika, dan dengan lembut menngarahkannya ke depan. Kemudian Alisa
menatap lurus ke wajah Masachika dan tertawa bahagia dari lubuk hatinya.

“Fufufu, bahkan Masachika-kun bisa membuat wajah seperti ini, ya.”

“... Apaan sih? Memangnya wajah macam apa yang kubuat?”

Masachika yakin kalau wajahnya terlihat menyedihkan. Pemikiran semacam


itu menyebabkan dirinya terdengar seperti sednag merajuk. Segera, Ia merasa
semakin malu dengan reaksi kekanak-kanakannya.

PDF BY: bakadame.com


“....”

Masachika sedikit mengalihkan pandangannya dalam diam. Yang ditanggapi


oleh Alisa dengan senyum yang bercampur sedikit kejahilan.

“Hmm benar juga... wajahmu kelihatan cukup imut, kok?”

“Urgh!”

Evaluasi “imut” yang langsung dilontarkan dengan blak-blakan. Senyum iblis


kecil yang menatapnya dari jarak dekat membuat tulang belakang Masachika
merasakan sensasi bergidik manis. Demi menutupinya, Ia mengangkat alisnya
dengan wajah jengkel.

“... Kamu pasti sedang meledekku, bukan?”

Meski Masachika mengatakannya dengan nada marah, tapi Alisa tidak


bergeming sama sekali.

“Itu tidak benar kok? Meski begitu, ya …. Aku sempat penasaran kenapa
memilih mencium rambutku~ tapi gampangnya, kamu cuma merasa
canggung saja, kan?”

(... Tidak, kamu juga sudah menyadarinya, ‘kan. Kamu sendiri jelas-jelas
menghasutku dengan ejekan “Dasar tidak punya nyali”)

Masachika membuka mulutnya dengan sikap mencela pada Alisa yang


berusaha keras untuk memastikannya.

PDF BY: bakadame.com


“Astaga, wajar saja merasa canggung, ‘kan? Bahkan melakukannya di rambut
masih terlalu pribadi ... Kamu sendiri juga pasti tidak suka kalau pipimu
dicium dalam sanksi permainan, bukan.”

“Entahlah~?”

Sembari mengangkat satu alisnya dan berkata begitu, Alisa melepaskan


tangannya dari pipi Masachika dan menyolek pipinya sendiri dengan jarinya.

Masachika terkesiap saat mendengar kata-kata itu. Bahkan jantungnya terasa


seperti berhenti berdetak sesaat.

“Kamu bilang apaan tadi?”

PDF BY: bakadame.com


Bahkan membalas dengan basa-basi seperti itu membuatnya bertanya-tanya
apa suaranya tidak terdengar canggung. Bahkan Masachika tidak mempunyai
cukup waktu untuk menganalisis apakah ekspresinya menunjukkan
tanda-tanda kegelisahan.

“Aku cuma bilang, 'mana kutahu?'”

Tapi untungnya, Alisa tampaknya tidak terlalu peduli dan berbohong seperti
biasa dengan senyuman. Kemudian, dia menurunkan lengan kanannya, lalu
dengan mudah melingkarkannya di sekitar lengan Masachika dan kemudian
menyandarkan kepalanya di bahu Masachika.

“O-Ohh ...”

Setelah provokasi marah, Masachika menegang ketika tubuhnya dibiarkan


santai terlalu alami. Entah dia menyadari atau tidak bahwa Masachika
sepenuhnya berada di bawah belas kasihnya, Alisa mulai membuat menguap
kecil.

“Fuwaaaahh~, aku juga mulai mengantuk, nih... Maukah kamu


membangunkanku saat kita sudah sampai di stasiun?”

“... Dengan kata lain, aku tidak boleh tidur?”

“Oh, apa kamu yakin bisa tidur sedekat ini denganku?”

“... Kurasa aku tidak sekurang ajar itu.”

Alisa tertawa kecil ketika mendengar kata-kata Masachika dan memejam


matanya. Faktanya, Masachika sangat gugup sehingga kata-katanya tadi

PDF BY: bakadame.com


bukanlah candaan ... Bagaimanapun juga, Ia berusaha mengistirahatkan
tubuhnya begitu menyadari bahwa serangan Alisa telah berakhir.

(Haa … ini sangat tidak baik buat jantungku)

Sambil menghadap ke depan, Ia bergumam pada dirinya sendiri di dalam hati.


Kesenjangan antara keduanya cukup besar karena hubungan saling ejek
mereka yang biasa. Masachika yakin kalau setengah dari itu cuma
olok-olokannya saja …. Tapi ketika menyadari ada perasaan cinta di balik
tindakannya, Ia tidak yakin seberapa seriusnya Alisa.

(Ya ampun, aku ingin tahu berapa banyak dia memahami apa yang sedang dia
lakukan)

Ia melihat ke sampingnya dengan senyum santai dan melihat wajah tidur Alisa
yang terlihat sangat nyaman. Keseriusan dan kewaspadaan yang selalu
muncul di wajahnya tergantikan oleh wajah nyaman dan damai ..... Perasaan
hangat dan gila membuncah di dada Masachika.

Rasa ingin melindungi, menghargai, dan tidak ingin menyakitinya muncul di


benak Masachika. Perasaan ini mungkin adalah keinginan untuk menjaga dan
menyayanginya.

(Sudah kuduga... ini bukan perasaan cinta)

Perasaan ini berbeda dari perasaan yang pernah Ia miliki kepada gadis itu …
atau itulah yang Ia pikirkan. Meskipun Ia tidak bisa mengatakan dengan pasti
karena Ia tidak dapat mengingat perasaan cinta itu sendiri sekarang. Sejak
gadis itu meninggalkannya…

(Ehh, tunggu?)

PDF BY: bakadame.com


Di sana, Masachika mempertanyakan pikirannya.

(Apa aku …. benar-benar ditinggalkan oleh gadis itu?)

Bahkan saat Ia berusaha keras untuk mengingatnya, kabut tebal yang


melayang membuat ingatannya menjadi tidak jelas. Senyum gadis itu tetap
tersembunyi di balik kabut. Masachika masih tidak bisa mengingatnya. Akan
tetapi ... di dalam dirinya, Ia mengetahui betul kalau cinta itu belum berakhir.

(Entah bagaimana ... aku terus memendamnya)

Walaupun Ia berusaha mencoba untuk melupakannya, tapi Ia masih terus


mengingatnya. Hal tersebut jadi mengingatkannya pada sesuatu. Itu pasti
karena Masachika sendiri tidak ingin melupakan gadis itu dari lubuk hatinya.
Karena Ia masih memiliki penyesalan dan terus merindukan gadis itu dalam
ingatannya.

【Masaaachika!】

Julukan nama aneh itu masih terngiang di kepalanya. Suara polos yang
memanggilnya dari balik kabut membuat hatinya sakit dan sesak.

“Hmm……”

Tapi kemudian, suara samar dari samping kirinya membawa Masachika


kembali ke dunia nyata. Ketika Masachika mengedipkan matanya, Alisa yang
bertubuh kecil dan bersandar di lengan kirinya, kembali merangkul lengan
kirinnya dengan erat. Masachika merasa sedang dihibur oleh perasaan lembut
yang menyelimuti tangannya.

PDF BY: bakadame.com


(... Aku harus menyelesaikannya dengan benar)

Ketika melihat wajah Alisa, Ia secara alami membuat keputusan itu. Demi
menghadapi dengan benar gadis di hadapannya yang jatuh cinta pada dirinya
yang sekarang. Ia akan benar-benar mengakhiri cinta pertamanya dengan
gadis itu dan memintanya mengembalikan cinta yang masih terperangkap
dalam dirinya. Jika Ia melakukan itu, maka...

“…...”

Lalu tiba-tiba, Yuki dengan lembut mengangkat kepalanya. Dia melirik


kakaknya yang berbalik diam-diam, dan menatap Alisa, yang sedang tertidur
sambil memeluk erat lengan kiri Masachika. Setelah melihat pemandangan
itu, Yuki mulai mengangguk dengan penuh pemahaman.

“Begitu rupanya, jadi begini yang namanya netorare (NTR), ya.”

“Mendingan kamu tidur selamanya saja sana, dasar kampret.”

PDF BY: bakadame.com


KATA PENUTUP

Halo, Sunsunsun di sini. Iya, kamu yang di sana. Kamu sekarang pasti sedang
berpikir, ‘Hah? Sudah sampai kata penutup? Bukannya masih ada 10 halaman
lagi?’, iya ‘kan? Kalian pasti berpikir masih ada kelanjutannya, jadi tadi
malam berpikir ‘Apa-apaan?! Aku akan membacanya lagi di kereta atau bus
besok pagi saja lah. Lagian sudah larut malam’ dan pergi tidur sambil bersabar
untuk membaca sisanya, ‘kan? Kalian pasti berpikir begitu? Mending tidur
sana. Jika kalian masih punya waktu, mendingan dipakai buat tidur. Aku yakin
kalau kalian sudah menyadarinya. Pada saat kamu berpikir 'lagian sudah larut
malam’ itu berarti kamu sudah kekurangan tidur. Oi, jangan mengeluarkan
smartphonemu! Jangan coba-coba liat media sosial! Jangan coba-coba untuk
mendapatkan bonus harian! Jangan memeriksa ‘Manga apa saja yang update
hari ini, ya~~’! Cepetan sana tidur daripada melihat smartphone-mu! Aku
tidak menyuruhmu untuk membaca kata penutup! Tidak ada gunanya buat
membaca kata penutup ini. Cepat pergi tidur! Jangan lupa pasang alarm biar
nggak kesiangan! Dan juga, jangan ganggu tetanggamu! Tidurlah yang
nyenyak! Yah, kalau itu aku sih, aku takkan ragu-ragu untuk melihat
smartphone-ku!

Ya, pembukaan kata penutup edisi ini memiliki nuansa keparat yang sangat
kuat. Faktanya, itu adalah kata penutup terbaik yang pernah ada. Ah, kamu
yang baru saja berpikir, ‘Aku termasuk grup pemenang karena berhasil
sampai sejauh ini di tengah malam meskipun kurang tidur.’ Kalian cukup
pergi tidur lebih awal saja. Seperti yang sudah kubilang sebelumnya, tidak ada
yang bisa diperoleh dari membaca kata penutup ini. Ayo cepat tidur sambil
merenungi sisa-sisa cerita utama. Mungkin saja kamu bisa memimpikan Alya.
Yah, aku sendiri belum pernah melihat karakter Rosidere muncul dalam

PDF BY: bakadame.com


mimpiku. Ah~ tapi tidak masalah kalau itu di dalam mimpi, aku ingin menjadi
Masachika. Yuki juga bisa diterima.

Ah, buat kamu yang berpikir, “Sayang sekali. Aku membaca ini di siang hari di
hari kerja.” Kamu juga harus tidur untuk persiapan kerja atau kelas di sore
hari. Mempunyai cukup tidur bisa membuat perbedaan besar. Jika kamu
membaca kata penutup ini di sisa istirahat makan siangmu, lebih baik dipakai
buat tidur. Ehh? Bukan sedang istirahat makan siang? Enggak ada pekerjaan
maupun jam pelajaran? …….. begitu rupanya. Apa kamu berada di shift malam?
Kalau itu sih maaf. Tidak, jika kamu termasuk shift malam, buat apa kamu
bangun pagi-pagi sekali??

Ah, untuk kalian yang berpikir, “Sebenarnya, akulah pemenang sebenarnya,


karena mengetahui kalau volume barunya dijual pada hari Jumat, dan
menggunakan hari liburku untuk membacanya,” selamat. kamu adalah
pemenang sejati. Mari kita meletakkan bukunya dulu dan menikmati diri kita
sendiri untuk sementara waktu dengan pose kemenangan khas kalian. Jika
kalian mampu menahan keadaan itu selama 10 detik, kalian benar-benar kuat.

…………………………

…………………………

…Ah, sekarang saatnya untuk mengawasi kalian dalam pose kemenangan. Ini
sama sekali bukan mengenai jumlah kata. Bagi kalian yang belum menjadi
pemenang sejati, tolong simpan dulu buku kalian, lalu pejamkan mata kalian,
dan pikirkan orang-orang yang telah menjadi pemenang sejati. Gambaran
macam apa yang terlintas di benak kalian? Ngomong-ngomong, aku
membayangkan wanita penyiar cuaca yang kulihat di berita pagi ini. Lah, kok
bisa.

PDF BY: bakadame.com


Ya, berbeda denganku yang kepalanya selalu dipenuhi wanita cantik, aku
meyakini bahwa para pembaca yang serius pasti membayangkan sosok-sosok
pemberani dan suci dari mereka yang sudah menjadi sang pemenang sejati.
Dan kamu pasti merasa iri saat melihat mereka. Kekaguman adalah langkah
awal untuk mendekati cita-cita. Jika kalian sudah memimpikannya, maka
giliran kalian. Selanjutnya, kalian akan menjadi pemenang sejati.

Satu-satunya hal yang perlu kalian lakukan untuk mencapai itu adalah
mengumpulkan informasi tentang tanggal rilis toko di internet dan
mendapatkan volume Rosidere berikutnya pada tanggal rilis. Kemudian,
penjualan awal buku baru menjadi kuat, dan aku beserta editorku akan
tersenyum lebar. Benar sekali, gambaran pemenang sejati yang kalian
pikirkan sebenarnya adalah diriku atau editorku! … Fyuhh, aku tidak mengerti
apa yang kamu katakan. Kalian pasti memasang ekspresi semacam itu, ‘kan?
Aku juga. Orang ini ngomong apaan sih? Apa kalian mempercayainya? Aku
tidak mencicipi setetes alcohol sedikit pun, loh? Bukannya itu bikin ngeri?

Jadi, saat melakukan itu, semua orang yang berpose dalam kemenangan
kembali. Sekarang setelah aku kembali ke topik dengan tergesa-gesa, tidak
dapat menahan rasa malu, izinkan aku mengatakan ini. Terima kasih banyak.
Aku tidak menyadari bahwa kalian membeli buku pada hari perilisan dan
segera membacanya. Jika Anda sangat menantikan edisi terbaru, merupakan
kehormatan besar bagi saya untuk menjadi penulisnya.

Nah, bagi kalian yang berpikir, “Jadi jika aku tidak membacanya segera
setelah dijual, itu berarti cintaku masih kurang cukup, ya?”. itu salah. Tidak
masalah ketika kalian membacanya untuk mengukur kedalaman cinta. Kami
meminta kalian meluangkan waktu berharga kalian untuk membaca karya ini.
Pada saat itu, cinta kalian telah diterima dengan baik. Ehh? Kalian
membacanya dengan cepat dalam waktu 5 menit? Itu masih belum cukup
cinta, jadi tolong baca lagi dari awal ... dan ketika sudah ditulis di sini, kamu

PDF BY: bakadame.com


akan berkata, “Aku mengerti. Aku akan membaca ulang” Itu berarti kamu
tahu persis apa yang aku bicarakan, bukan? Jika demikian, kamu mungkin
tidak perlu membacanya lagi. Atau lebih tepatnya, aku menginginkan
kemampuan membaca cepat itu. tolong berikan padaku.

Ah, buat kalian yang membaca kata penutup terlebih dahulu. Seperti yang bisa
kalian lihat, kata penutup untuk volume kali ini sangat panjang. Dan seperti
yang mungkin sudah kalian sadari, tidak ada pembahasan khusus. Tidak ada
spoiler untuk cerita utama, yang mana itu lumayan aman untuk dibaca, tetapi
jika kalian punya waktu untuk membaca semua ini, seriusan, bacalah cerita
utamanya. Namun, jika kamu adalah orang aneh yang ingin membaca kata
penutupnya terlebih dahulu, aku takkan menghentikan kalian. Aku sudah
memberi kalian peringatan, oke? Jangan marah-marah padaku setelah ini
dengan mengatakan, “Apa-apaan kata penutup ini! Buang-buang waktu
saja!” Oh iya, kata-kata tersebut berlaku untuk semua pembaca.

Ah, buat kalian melihat akhir buku untuk memeriksa jumlah halamannya dan
menemukan jumlah halaman dari kata penutup yang tidak biasa ... kalian
mungkin belum membaca bagian ini. Kurasa kebanyakan orang biasanya
membaca ini setelah membaca cerita utama. Oh, aku minta maaf buat kalian
yang terlalu bersemangat dan melihat ilustrasi penyebaran dua halaman
terakhir terlebih dahulu. Itulah yang terjadi ketika kalian tidak melihat buku
dengan benar dari samping dan memeriksa posisi ilustrasi, ‘kan? Eh? Kalian
sudah memeriksanya tetapi kata penutupnya terlalu panjang dan merasa
kealahan? Itu sih... maaf.

Aku menundukkan kepala dengan patuh ketika aku bersalah. Lagi[ula, aku
sudah dewasa. Di sisi lain, bila ada seseorang yang tidak mau mengakui
kesalahan mereka sendiri dan tidak mau meminta maaf. Mereka masih
anak-anak. Seorang dewasa yang tidak bisa tumbuh selamanya. Aku yakin
semua penulis novel ringan umumnya seperti itu. Setiap orang belum bisa

PDF BY: bakadame.com


melepaskan pemikiran kekanak-kanakan mereka. Yah, cuma ada dua penulis
novel ringan yang berinteraksi denganku. Yang satu jauh lebih dewasa dariku
dan yang lainnya ialah seorang biksu. ……Ehh? Apa cuma aku satu-satunya
yang masih kekanak-kanakan? Permisi, untuk semua penulis novel ringan di
seluruh negeri. Hanya aku satu-satunya yang masih bermental anak-anak,
dan malah menodai reputasi baik semua penulis lainnya.Aku
sungguh-sungguh minta maaf. Buat seluruh pelajar SMP dan SMA di seluruh
negeri, jangan sampai menjadi orang dewasa yang setengah hati sepertiku.
Tidak, seriusan.

Ah, buat kamu berteriak “Ternyata ada kata penutupnya toh! Yosshhhaaa!
Luar biasa!!” Kira-kira ada enggak, ya~? Di antara para pelanggan kami, apa
ada yang seperti itu~? Eh? Kamu merasa senang bahwa ada lebih banyak kata
penutup daripada cerita utama? Hmmm~~ Aku tidak tahu harus berkata apa,
jadi silakan kembali ke tempat dudukmu.

Nah, ‘kan? Kalian takkan mendapatkan apa-apa dari membacanya, ‘kan?


(Wajah serius) Ah, buat kalian yang berpikir, “Tidak, ini sih kepanjangan oi.
Mendingan dilewati sana dan melihat ilustrasi Momoco-sensei di akhir
buku.” Pemikiran itu sudah benar. Aku juga pasti akan melakukan itu.
Kemudian, setelah volume berikutnya keluar, kamu akan berpikir, “Oh iya,
kalau dipikir-pikir, aku belum membaca kata penutup dari volume
sebelumnya…. Cih, apa boleh buat, kurasa kali ini aku akan membaca
semuanya sampai tuntas”. Semua itu gampang dibayangkan.

Ah, buat kalian yang sudah melihat Twitter penulis dan tahu sebelumnya
bahwa kata penutupnya akan panjang. Terima kasih banyak telah
mengikutiku. Jika kamu belum mengikuti akun twitterku, silakan di-follow.
Aku takkan pernah membiarkanmu kalah. Walaupun aku tidak
membiarkanmu menang juga, sih.

PDF BY: bakadame.com


Fiuh... Yah, untuk saat ini, aku sudah membuat daftar sebanyak mungkin pola
yang bisa kupikirkan, jadi sekarang sudah saatnya untuk serius. Aku yakin
kalian semua merasa penasaran. Pertama-tama, mengapa kata penutup kali
ini begitu panjang? Alasannya... yah, sederhana saja sih. Beberapa hari setelah
menyelesaikan naskah, editorku langsung memberitahuku. “Kali ini, buku ini
begitu padat dengan cerita utama, jadi sepertinya takkan ada kata penutup
oleh SunsunSun-sensei dan Momoko-sensei.” Dia lalu melanjutkan, “Aku
dapat menambah jumlah halaman dan memposting kata penutup, tapi itu
berarti akan ada 16 halaman tambahan, sehingga akhir buku akan penuh
dengan iklan dan mungkin terlihat sedikit tidak bagus.” Setelah itu aku
bertanya. “Jika aku menambahkan lebih banyak halaman, apa harga bukunya
akan berubah?”

Ya, aku adalah orang yang pertama peduli dengan situasi dompet pembaca.
Meskipun hanya beda beberapa yen, aku menyadari kalau itu sangat berharga
bagi siswa SMP dan SMA yang merupakan pembaca utama Roshidere. Itu
sebabnya akulah yang paling pertama menyuarakan harga buku itu ... maaf,
itu bohong. Aku hanya berpikir, “Meskipun itu hanya cerita tambahan, jika
harganya terlalu tinggi, orang-orang tidak akan membelinya.” 100% itu
hanya egoku sendiri. Padahal tadi aku sudah bilang “Ayo membicarakan hal
serius,” tapi dalam 500 kata ini, aku justru makin mengacau.

Ummm, baiklah, mari kita lanjutkan, tapi ketika aku bertanya tentang
masalah harga, editorku justru menjawab, “Sepertinya harganya tidak
berubah.” Aku lantas merasa penasaran mengapa harganya tidak berubah,
tapi jika itu masalahnya, kupikir tidak ada alasan untuk tidak menambahkan
halaman. Sejujurnya, aku tidak peduli dengan kata penutupku sendiri, tetapi
hilangnya ilustrasi dari Momoko-sensei di akhir buku adalah kerugian bagi
dunia! Pembaca pasti akan merasa kecewa! Maaf! Aku membuatnya terlihat
seperti orang yang berhati besar lagi! Aku cuma ingin melihatnya saja! 100%
keegoisanku sendiri!

PDF BY: bakadame.com


Haaa, aku merasa lelah karena terlalu kegirangan. Meski demikian, aku
biasanya memiliki ketegangan yang relatif rendah. Aku tidak sampai
mengatakan kalau masuk kategori suram, tapi bisa dibilang kalau aku
termasuk dalam kategori tidak ramah. Aku menggunakan nama samaran yang
terdengar seperti karakter ceria dan positif. Tapi biasanya, aku selalu tampak
murung, sumpah.

Maaf, sepertinya pembicaraannya jadi menyimpang lagi, tapi itulah sebabnya


aku memutuskan untuk menambahkan 16 halaman karena ingin melihat
ilustrasi Momoco-sensei di akhir buku. Kemudian editorku berkata padaku.
“Sepertinya Sensei bisa menulis maksimal sampai kurang lebih 6.000 kata
untuk 14 halaman!” ......Jumlah tersebut bisa cukup untuk menulis dua SS
bonus toko. Seperti yang diharapkan, aku mencoba untuk menolaknya dengan
mengatakan, “Itu sih mustahil ♡”, tetapi dia memberitahuku sesuatu dulu
sebelum aku bisa menolaknya. “Aku belum pernah melihat karya dengan
banyak kata penutup yang ditulis, jadi jika Sensei bersedia melakukannya, itu
mungkin pertama kalinya dalam sejarah.” Oleh karena itu, aku tidak punya
pilihan lain selain menulisanya, iya ‘kan~?

Aku juga penasaran mengenai akhir buku ini yang penuh dengan iklan. Jika
diberitahu kalau aku bisa menjadi legenda (enggak ada yang mengatakan itu),
aku pun akan meladeninya jika perlu menulis 6.000 kata. Aku sudah menulis
4.000 kata pada saat ini, jadi tidak ada masalah. Bagaimana dengan itu? aku
sudah menghabiskan lebih dari setengahnya untuk membicarakan kata
penutup yang panjang ini. Kira-kira apa yang harus kulakukan dengan sisa
topiknya?

Eh? Jangan berpura-pura tidak menyadarinya? Aku sudah memutuskan apa


yang harus dibicarakan? Jadi bagian itu yang kalian komentari, ya... Tidak,
tentu saja aku tahu, kok? Pasti di antara kalian banyak yang bertanya,

PDF BY: bakadame.com


mengapa edisi tambahan pada waktu ini, ‘kan? Setelah berakhir dengan
bagian yang begitu menarik di volume keempat, aku justru memasukkan
volume tambahan tanpa melanjutkan cerita, bukan? Aku paham yang kalian
tanyakan... tapi biarkan aku memberitahumu! Tidak peduli apa yang
kulakukan, mustahil untuk memasukkan cerita liburan musim panas yang
penting ke dalam satu volume! Pertama-tama, waktu kejadian dari volume 1
sampai 3 kira-kira kurang lebih satu bulan, lho? Mana mungkin aku bisa
menyelesaikan cerita liburan musim panas seperti itu hanya dalam satu
volume! Jangan meremehkan tulisanku yang panjang! Sebaliknya, aku ingin
kalian memujiku karena memulai semester kedua dengan benar di volume
berikutnya. Jadi apa yang ingin kukatakan adalah akulah yang salah. Aku
minta maaf. Aku akan mengirimkan volume berikutnya tanpa terlalu banyak
penundaan, jadi mohon maafkan aku. Aku jujur ketika aku
bersalah(menunduk ke bawah). Huh, bahkan dalam situasi ini di mana aku
harus menulis 6.000 karakter, aku akan menghilangkan kata-kata yang tidak
perlu dalam bentuk singkatan berikut: . ........ dan sedikit mabuk dengan diriku
sendiri dan mencoba untuk mendapatkan beberapa kata sebanyak mungkin.

Pertama-tama, bukannya itu sudah jelas kalau aku tidak serius ketika menulis
semua ini tanpa memikirkannya. Aku merasa kalau kata penutup merupakan
sesuatu yang ditulis dengan kepala kosong dan tidak menyentuh cerita utama.
Ahh, aku jadi melenceng dari topik lagi, tapi aku ingin mengatakan satu hal
penting mengenai volume ini.

Volume ini adalah volume tambahan, tetapi terus terang saja, bahkan jika
kalian tidak membacanya, itu takkan menghalangi kalian untuk membaca jilid
kelima dan selanjutnya..

Setelah volume kelima, tidak ada konten yang perlu kalian baca untuk
memahami volume ini. Ketika kamu membacanya, kamu bisa memahami isi
volume 4 secara mendalam, dan ada juga beberapa karakter yang muncul

PDF BY: bakadame.com


sebelum cerita utama, jadi kalian bisa menyeringai puas ketika mereka
muncul di jilid kelima atau sesudahnya. Ehh? Kalian mengeluh karena aku
tidak mengatakannya dulu? Kalau begitu aku takkan membelinya? Aku tahu
pasti ada saja prang yang akan mengatakan itu, itulah sebabnya aku berani
mengatakannya di tempat yang tidak mencolok di kata penutup. Ya, aku
memang orang dewasa yang kotor. Jika ditanya apa aku anak yang polos ketika
masih kecil dulu, aku cuma bisa memiringkan kepala.

…… Hmm~, kali ini terlalu banyak omong kosong, ya? Apa boleh menerbitkan
sesuatu seperti ini dari Kadokawa? Dalam hal ini, aku masih merasa kalau
beriklan jauh lebih baik... jadi kupikir sudah waktunya untuk serius tentang
sesuatu. Kali ini benar-benar serius, kok. Mulai sekarang merupakan ucapan
terima kasih, jadi tentu saja aku akan melakukannya dengan serius. Jika aku
mengatakan terlalu banyak, kedengarannya nanti akan ada spoiler, jadi waktu
bercandanya disudahi dulu.

Pertama-tama, seperti yang tertulis di strip kertas buku ini, Roshidere


akhirnya mendapat adaptasi komikalisasi. Seniman manga yang bertanggung
jawab ialah Tenamachi Saho-sensei. Aku berharap dapat bekerja sama dengan
Sensei di masa mendatang. Lihatlah kecantikan Alya strip kertas tersebut. Itu
adalah ilustrasi luar biasa yang membuat kalian percaya jika diberitahu kalau
itu berasal dari illustrator yang sangat sukses. Aku hanya bisa mengucapkan
banyak terima kasih kepada Tenamachi-sensei yang mengambil alih proyek
ini, editor yang telah menyatukan saya dengan kemampuan artistik yang luar
biasa untuk membuat komikalisasi Roshidere. Selain itu, Tenamachi-sensei
tidak hanya ahli dalam keindahan lukisan sederhana, tapi juga jago dalam
mengekspresikan emosi. Beliau memiliki kemampuan luar biasa untuk
mengekspresikan aspek lucu dari komedi romantis serta aspek serius dari
masa muda. Hal inilah yang membuatku, seorang karakter last boss, yang
menikmati minum anggur sambil melihat penderitaan anak muda, akan mulai

PDF BY: bakadame.com


memilih anggur yang sesuai dengan penderitaan Masachika. Meskipun aku
tidak pandai minum sih.

Selain itu, Tenamachi-sensei memiliki kepribadian yang luar biasa. Sungguh


mengejutkan, dia mengirimiku surat tulisan tangan ketika dia terpilih untuk
bertanggung jawab atas adaptasi komik. Apalagi surat tersebut dilengkapi
dengan ilustrasi Alya. Aku tidak pernah menyangka akan menerima surat
ucapan selamat dari seorang mangaka, jadi aku sangat tersentuh. Terima
kasih banyak untuk itu.. Surat yang aku terima dipajang dalam bingkai akrilik.
Itu sudah kujadikan pusaka.

Oleh karena itu, aku sendiri memiliki harapan yang tinggi untuk adaptasi
komik dari Tenamachi-sensei. Aku sangat menantikannya setelah melihat
draft pertamanya. Aku pikir ini pasti akan menjadi komikalisasi yang luar
biasa, jadi silakan instal Magapoke sekarang. Buat kamu yang berpikir “Hah?
Memangnya Magapoke milik Kodansha?”. Ada banyak hal di dunia ini, loh?
Ada kalanya beberapa hal lebih baik tidak diperhatikan, loh? …. Yah, bukan
berarti ada sesuatu rahasia di balik layar sih. Aku takkan membicarakannya
secara detail karena akan terlalu panjang dan merepotkan, dan ceritanya akan
rumit.

Sekarang, dengan senang hati kami umumkan bahwa kami kembali memiliki
ilustrasi tamu oleh dua ilustrator yang luar biasa.

Yang pertama adalah Kuroto Yuu-sensei. Aku melihat di Twitter sampul


sebuah karya tertentu yang beliau ilustrasikan, dan itu sangat luar biasa
sehingga aku mengajukan penawaran kepada editorku. Aku jarang-jarang
meminta ilustrasi tamu dari diriku sendiri, jadi aku sangat senang ketika dia
menerima tawaranku. Dan betapa indahnya penampilan Alya dalam balutan
pakaian renangnya yang dia gambarkan untukku... betapa transparannya itu.
Air dan sinar mataharinya terlihat indah, dan perasaan peri pertengahan

PDF BY: bakadame.com


musim panas luar biasa. Dan bagian matanya ... sangat bagus sekali. Bagian
matanya dipenuhi dengan nuansa tsundere, tapi ada juga sesuatu yang
menyihir tentang mereka. Selanjutnya, ampilan sudut rendah dari garis
tubuhnya juga menarik!! Pinggang montoknya yang sudah termasuk kategori
kriminal! Paha yang menggairahkan! Terima kasih banyak! Jika Anda belum
pernah melihat ilustrasi sebenarnya, silakan cari di beberapa item bonus toko.
Jadi, silahkan cari dan belilah. Adapun buku duplikat, mereka praktis gratis
jika diserahkan untuk pelestarian atau perbanyakan. Hanya otaku garis keras
yang akan diyakinkan oleh retorika ini.

Selanjutnya, untuk orang yang kedua adalah... Tak disangka-sangka Kazuharu


Kina-sensei. Terima kasih. terima kasih banyak. Salah satu impianku akhirnya
menjadi kenyataan.

Kazuharu Kina-sensei adalah ilustrator pertama yang membuatku jatuh cinta


setelah menjadi otaku. Sampai saat itu, satu-satunya ilustrator yang kuekenal
adalahItouno Iji-sensei, tetapi dia adalah ilustrator pertama yang namanya
kucari sendiri. Sensei adalah orang pertama yang membuatku membeli buku
seni, kalender, dan buku bertanda tangan. Ketika sebuah karya tertentu yang
menempati urutan pertama dalam peringkat keseluruhan cerita pendek Narou
diubah menjadi sebuah buku dengan ilustrasi sensei, aku merasa ngeri sebagai
penulis cerita pendek, dan berkata, “Seriusan? Jadi ini yang namanya mimpi
cerita pendek...!”. Namun, sekarang aku memiliki Sensei sebagai ilustrasi
tamu, aku sekarang berada dalam mimpi cerita pendek. Kalian tak masalah
untuk mengabaikannya.

Tentu saja, karakter yang digambar Kazuharu Kina-sensei adalah Alya...tapi


bukan, ternyata yang digambar beliau adalah Yuki. Jika membicarakan tentang
Kazuharu Kina-sensei tentu saja tentang heroine berambut hitam. Walaupun
Alya yang menjadi heroine utamanya, aku takkan cukup bodoh untuk
meminta Sensei menggambarkan heroine berambut perak. Keindahan

PDF BY: bakadame.com


ilustrasi tamu yang beliau gambar! Keceriaan dan kesegaran luar biasa yang
dapat digunakan untuk iklan minuman ringan! Rambut hitam yang berkibar
karena tertiup angin! Terlalu indah! Rambut hitam Kazuharu Kina-sensei
memang yang terbaik di seluruh duniaaaaaaaaaaa!!

......Ketika aku berteriak, bukannya tulisan ini sudah lebih dari 6.000 kata,
bukan? Jauh dari 6.000 kata, bukannya ini sudah lebih dari 7.000 kata, iya
‘kan? Dengan begini, kurasa aku tidak perlu bertele-tele lagi untuk
menambahkan jumlah katanya. Nah, pedoman yang diberikan oleh editor
pastinya punya sedikit kelonggaran, jadi meskipun aku menulis sampai lebih
seribu kata, kurasa taka da masalah. Jika tidak dimasukkan, aku bisa
mengentikan masa tunggu misterius itu... Hah? Ini muat dalam tiga belas
halaman dalam bentuk kertas proofreading? Aku masih memiliki satu
halaman tersisa, jadi aku bisa menambahkan satu iklan?

Yossshhhaaaaaa!! Ada tambahannnn!!!!!! Aku akan menambahkan sekitar 700


kata mulai sekarang dan memastikan tidak ruang untuk iklan!! Tujuh ratus
kata mungkin kedengarannya tidak banyak, tapi itu hampir sama dengan kata
penutup biasa tanpa ucapan terima kasih! Itu saja yang harus kutambahkan
saat kertas proofreading sudah siap. Seriusan, tolong pikirkan tentang
masalah yang mungkin kusebabkan pada editor! Aku benar-benar minta maaf.
Aku merasa sangat berterima kasih atas keluasan hati editor.

Hmmm, tambahan kata ya... enaknya harus menulis apa, ya? Hmmm~ yah,
aku sudah egois dengan editorku dan ...... mau tak mau aku akan terus
melanjutkan ocehanku. Kalau begitu, mari bicarakan tentang sesuatu yang
masih berkaitan dengan isi cerita di volume ini.

Penampilan dan rasa dari tiga jenis masakan Rusia yang muncul dalam
volume ini, pelmeni, valenky, dan solyanka, didasarkan pada apa yang
sebenarnya dimakan oleh penulis di sebuah restoran Rusia. Anehnya, solyanka

PDF BY: bakadame.com


terasa seperti pizza asli, dan pelmeni, seperti yang diharapkan, adalah pangsit
gyoza berair. Lalu, valenky dan pelmeni memiliki sisan yang berbeda, tetapi
makanannya hampir memiliki rasa yang sama. Yah, mungkin itu tidak
mengherankan karena aku memakannya di restoran yang sama.

Aku juga sempat mencoba ayam yang direbus dalam panci dengan saus yang
terbuat dari ayam dan bahan lainnya ...... Ya, masakan itu juga rasanya sangat
menakjubkan. Aku sampai gemetaran. Meskipun aku bukan Ayano. Jika ada
yang tertarik, aku pikir kalian bisa mencoba memakannya di suatu tempat
demi percakapan. Selera masing-masing orang sangat berbeda tergantung
pada orangnya, jadi disarankan untuk pergi dengan lebih dari satu orang saat
memakannya. Sehingga ketika kalian tidak bisa selesai memakannya, kalian
bisa mennyerahkannya kepada orang yang menyukainya. Itu saran dari orang
yang berpengalaman.

Ya... Apa-apaan dengan kata penutup yang sepertinya paling penutup? Atau
lebih tepatnya, 8.200 kata untuk kata penutup terakhir? Serius, rasa-rasanya
perti menambahkan satu bab lagi pada ceritanya.

Yah ... yang sudah terjadi biarlah terjadi. Kemudian untuk terakhir. Kali ini
juga, Aku ingin meminta maaf kepada editorku, Miyakawa-sama, atas
ketidaknyamanan yang disebabkan karena keterlambatan naskah.
Momoko-sensei yang sudah meluangkan waktu dari jadwal sibuknya untuk
menggambar sejumlah ilustrasi yang benar-benar indah untuk volume kali
ini. Gambar Masha di sampul dan Alya versi Bunny girls serta versi Succubus
yang baru digambar membuat jiwaku bergetar, dan aku tidak bisa menahan
tawa pada otaku Sayaka dan Masachika yang tampan. Itu sangat luar biasa.
Aku juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua orang yang terlibat dalam produksi karya ini dan kepada semua

PDF BY: bakadame.com


pembaca yang sudah mengambil karya ini. Terima kasih banyak! Aku berharap
bisa melihat kalian lagi di Volume 5 nanti. Baiklah kalau begitu, sampai jumpa
lagi.

PDF BY: bakadame.com


PDF BY: bakadame.com
SS Melonbooks — Sensei~ Ketua Dan Wakil Ketua Masih
Terus Bermesraan Di Arena ~

(Serius, bagaimana ini bisa terjadi?)

Berdiri di area datar dengan tank top dan celana pendek, Touya berpikir
dengan kepala pening. Apakah alasan kenapa kesadarannya terasa linglung
karena Ia tidak bisa merasakan sensasi kenyataan dalam situasi ini atau cuma
karena Ia ingin melarikan diri dari situasi yang dialaminya sekarang? Touya
sendiri tidak tahu. Tapi wajar-wajar saja Ia bereaksi begitu.

“Uwooooooooo! Habisi diaaaaaa!!!!”

“Jangan pernah memaafkan bajingan yang sudah menipu Chisaki-chan!”

“Mukanya! Ayo pukul bonyok mukanya!”

Kerumunan di sekitar arena Touya tampak mengamuk dan berteriak. Niat


membunuh yang mengerikan terkandung di dalam teriakan tersebut. Apa
mereka serius ingin menghabisi nyawanya?

(Ah~ sudah kuduga kalau itu bukan sekedar provokasi murahan~)

Karena tidak bisa menolak ajakan kekasih tercintanya, Touya pun


mengunjungi dojo milik keluarga Sarashina. Bertentangan dengan
kecemasanya, pertemuan dengan Masternya Chisaki berjalan dengan damai
dan lancar. Sejauh itu masih terlihat bagus, tapi sayangnya Ia menurunkan
kewaspadaannya.

PDF BY: bakadame.com


[Karena kamu sudah jauh-jauh datang ke sini, bagaimana kalau kamu ikut
berpartisipasi dalam festival seni bela diri juga?]

Touya membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa saran santai dari Chisaki
akan menjadi pertunjukan seperti acara gulat profesional.

Ketika memasuki arena pertandingan, para penonton di sekitarnya tidak


bersorak sorai untuknya, melainkan hawa membunuh yang kuat. Di depannya
ada seorang pria berotot setinggi hampir dua meter yang memancarkan niat
membunuh yang bahkan lebih mematikan. Touya tidak bisa melihatnya
dengan jelas karena Ia melepas kacamatanya, tapi Ia bisa memahami kalau
lawannya itu sedang memelotot tajam ke arahnya. Ia sendiri tidak tahu kenapa
dirinya dipelototi dengan penuh kebencian seperti itu ...

(Ketika disuruh untuk melepas kacamataku, aku sempat kaget ‘Eh, seriusan
nih?’ …. Tapi untung saja aku melepas kacamataku. Jika aku melihat lawanku,
aku pasti akan bergidik ketakutan)

Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Touya yang masih suka
minder hendak menunjukkan wajahnya, ketika seorang pria berjaket dojo
putih mendekatinya.

“Untuk kedua peserta, apa kalian sudah siap?”

Rupanya, pria tersebut merupakan wasit pertandingan. Tidak, jika ditanya


apakah Ia sudah siap atau tidak, Touya ingin menjawab kalau dirinnya tidak
siap sama sekali.

“Touya~ berjuanglah~!”

PDF BY: bakadame.com


Kemudian pada saat itu, sorakan dukungan pacarnya dari bangku penonton
terdengar keras dan menyemangati Touya yang sudah setengah menyerah.

(Betul sekali, aku sudah bukan pria penakut maupun lemah lagi!)

Seraya memotivasi dirinya sendiri, Touya mengangkat tangan kanannya ke


arah Chisaki dan mengangguk pada wasit. Dan kemudian, ketika Touya
mencoba menyapa sebentar kepada pria yang menjadi lawannya dengan
senyum ramah.

“Ummmm, ayo bertanding dengan aman dan adil?”

Menanggapi salam ramah Touya, lawannya justru menjawab …..

“Akan, kuhabisi, kau.”

Balasan yang diterima justru dipenuhi dengan hawa membunuh dan suara
gagap.

(...Apa-apaan dengan 'pria yang dimodifikasi' ini yang mengorbankan


kecerdasannya demi bisa mendapatkan kekuatan ototnya?)

Kira-kira apakah dirinya bisa keluar dengan selamat setelah pertandingan ini?
Touya sempat berpikiran seperti itu. Sang wasit lalu memberi beberapa
instruksi lanjutan pada kedua peserta.

“Dilarang mengincar titik lemah yang mengakibatkan luka fatal atau cacat
permanen. Lalu, dilarang membunuh lawan yang sudah tak berdaya”

Apa telinganya salah dengar? Touya merasa kalau Ia baru saja mendengar
kalimat ‘membunuh’ dari mulut wasit

PDF BY: bakadame.com


“Baiklah, apa kedua peserta sudah siap? Kalau begitu, mulai!!!”

“Uwoooooooooo~~!!!!”

“Hurghp”

Touya segera menghindari serangan lawan yang mengincar badannya.


Tekanan tinju yang dirasakan kulitanya membuatnya berkeringat dingin.

"Wooooo!"

Begitu keringat dingin yang keluar mulai bercucuran, pukulan bertubi-tubi


dari lawan terus menyerangnya tanpa ampun.

(Tidak, tidak, ini beneran gawat! Jika aku terkena salah satu dari pukulan dari
ini, aku pasti bakalan dirawat di rumah sakit!)

Alasan kenapa Touya bisa berhasil menghindar serangan mematikan sambil


berpikir seperti itu karena Ia oernah mengalami serangan yang lebih cepat dan
tanpa henti dari serangan lawannya.

(Dibandingkan dengan pedang bambu milik Chisaki dan Empat Musim


Bersaudari, serangan ini cukup lambat)

Touya, yang bahkan tidak melakukan perlawanan dan terus menghindari


serangan hanya dengan menggerakkan tubuh bagian atas dan gerak kakinya,
membuat para penonton gempar.

(Aku berhasil menghindarinya, tetapi apa yang harus kulakukan dari sini?)

PDF BY: bakadame.com


Lagipula, Touya tidak pernah memukul siapa pun. Satu-satunya pengalaman
seni bela diri yang dimilikinya hanyalah judo yang pernah Ia ikuti di sekolah.
Untungnya, lawannya mengenakan seragam dojo, jadi sepertinya teknik judo
bisa digunakan, tapi .....

(Tidak ada celah untuk serangan balik, dan jika aku menggunakan teknik kaki
sekarang ….)

Pada saat itu, situasi yang Touya takutkan terjadi.

“Urgh?!”

Paha kanan Touya mengalami dampak pukulan, dan keseimbangannya goyah


tak terkendali.. Ya, kemampuan mengelak Touya, yang dilatih di dalam klub
kendo wanita, hanya terbatas pada bagian atas tubuhnya saja. Bagian bawah
tubuhnya yang tidak pernah terlatih seni bela diri tentu saja tidak bisa dibilang
sebagai teknik kaki.

“Oh?”

Pria itu sedikit bingung ketika tendangan riangannya berhasil mengenai


lawan. Dengan sedikit tercengang, Ia mengayunkan lengan kanannya untuk
menyerang Touya, yang telah mendapatkan kembali keseimbangannya ….
Lalu Touya berhasil melihat satu-satunya kesempatannya untuk menang.

(Sekarang!!)

Ketika Ia memutar tubuhnya untuk menghindari serangan lawan, Touya


menyeruduk dada lawan dan meraih lengan lawan yang hendak diayunkan, Ia
lalu meletakkannya di bahunya dan menggunakan momentum tersebut untuk
membanting lawannya ….

PDF BY: bakadame.com


“Oryaaaaaaaaa——”

Touya berusaha membanting lawannya dengan kekuatan penuh... tapi Ia tidak


bisa mengangkatnya. Pria itu kehilangan keseimbangan dan cuma butuh
beberapa langkah untuk mengembalikannya.

(Ah, gawat, apa yang harus kulakukan dari sini——)

Sementara Touya memikirkan itu, lawannya langsung menepis lengannya


dengan paksa. Sesaat kemudian, bidang penglihatannya dipenuhi dengan
tinju— —— dan pada akhirnya, Touya kehilangan kesadaran.

◇◇◇◇

“Uwooooooooooooooo!!”

Di hadapan Touya yang tergeletak pingsan, lawannya berteriak penuh


kemenangan. Para penonton juga langsung bersorak sorai pada kemenangan
pria tersebut, sampai …ada satu bayangan yang mendarat di arena.

“Wasit, aku ingin mengajukan pembalasan.”

Usai mengatakan itu, Chisaki berjalan menuju area tengah arena dengan
tatapan mata yang cerah dan senyum tipis di wajahnya.

“Di-Diizinkan.”

PDF BY: bakadame.com


Wasit sedikit kehilangan kata-kata karena kekuatan yang terkandung dalam
perkataan Chisaki, dan memberitahunya demikian. Chisaki kemudian
bertanya pada pria itu, yang menatapnya dengan tatapan bingung, sambil
meregangkan jari-jarinya satu per satu.

“Apa kamu suka bunga?”

Dua menit kemudian, pria itu dengan lihainya ditanam di sudut arena.
Meskipun itu tidak mekar dengan sangat baik, sih.

PDF BY: bakadame.com


PDF BY: bakadame.com

Anda mungkin juga menyukai