VOLUME 1
AUTHOR
-IWATSUKA IZUKA -
ILLUSTRATOR
-MARUMA-
SOURCE ENGLISH
-I CAN’T READ JAPANESE TL-
VOLUME 1
LIGHT NOVEL
Sugisaki Yuuma
‘Jadi… Schwarz itu, seorang gadis, ya? Itu benar, kan?’
Dia—seorang malaikat.
Kamishiro Yui
“Ah, um… Um itu? A-Aku…”
Jika Yuuma menyukaiku… Apakah dia akan senang jika aku berpacaran
dengannya?
PERINGATAN!
DILARANG KERAS UNTUK MEMPERJUALBELIKAN ATAU
MENGKOMERSIALKAN TERJEMAHAN INI TANPA SEPENGETAHUAN
PENULIS DAN PENERBIT RESMINYA
SELAMAT MEMBACA
PROLOGUE
Penerjemah: Milize
Kita memiliki hobi yang sama; kita selalu pemikiran yang selaras, dan bisa
mengatakan apa saja yang kita inginkan serta melakukan apa pun yang kita
mau.
Ketika sesuatu yang luar biasa terjadi, kebahagiaan kita menjadi berlipat
ganda. Ketika sesuatu yang menyedihkan terjadi, kita bisa berbagi dan
membuatnya tidak terasa buruk. Terkadang kita mungkin dipojokkan
sesekali, tetapi hal itu pun terasa menyenangkan.
Dalam beberapa kasusyang ekstrim, jika kamu memiliki bahkan satu orang
saja dalam hidupmu, yang dapat kamu sebut sebagai sahabat, hidupmu
secara umum akan terkendali. Seorang sahabat adalah seseorang yang bisa
membuatmu merasa seperti itu.
Kalau begitu, apa yang harus kamu lakukan jika kamu memiliki perasaan
terhadap sahabatmu.... yang berlawanan jenis?
Rambut putihnya menonjol dari yang lain. Tingginya relatif pendek untuk
seorang siswa SMA. Beberapa hari yang lalu, Yui akan menyukai Yuuma
layaknya anak anjing, tetapi sejak beberapa waktu yang lalu, dia telah
memandang Yuuma ke arah yang berbeda dan bukan pandangan terhadap
dirinya yang biasa.
Yuuma dan Yui berpegangan tangan bersama. Terlebih lagi, mereka adalah
sepasang kekasih.
──Dia sadar bahwa Yui menyukainya. Akan tetapi, Yuuma masih tidak tahu
"Cinta" seperti apa yang Yui simpan untuknya.
Awalnya, Yui adalah tipe orang yang tidak terlindungi atau tidak berdaya
terhadap lawan jenis. Meskipun dia introvert dan pendiam, dia tidak
keberatan melakukan skinship dengan orang-orang yang dekat dengannya.
Jadi, apakah fakta bahwa aku berpegangan tangan dengan Yui juga
merupakan bagian dari skinship kami sebagai teman? Atau... apakah dia
menyadari aku sebagai lawan jenis?
Namun, ada satu hal yang bisa kukatakan, Yui itu sangatlah imut dan
menggemaskan.
Saat dia meremas tangan Yui dengan erat, Yuuma mengenang hari-hari sejak
dia bertemu Yui sampai sekarang.
CHAPTER 1
‘YUUMA’ AND ‘SCHAWRZ’
Penerjemah: Milize
Pertemuan itu terjadi di dalam game online paling populer di dunia yang
disebut "Grand Gate."
Bagaimanapun juga, jumlah kejadian yang tidak terduga sangat luar biasa,
dan selama kamu terus menjelajah, kamu pasti akan menemukan situasi
yang akan membuatmu terus memainkannya tanpa batas.
Pada saat itu, Yuuma adalah pemain solo soliter (juga dikenal sebagai
Bocchi).
'Pada kenyataannya, aku adalah seorang penyendiri, tetapi aku merasa hal
itu mungkin berbeda saat di dalam game.' Akan tetapi, dia tidak memiliki
keberanian untuk meminta orang asing agar mau bergabung dengannya
dalam sebuah ekspedisi, bahkan seandainya itu dalam bentuk permainan,
sehingga membuatnya melakukan perjalanan sendirian pada akhirnya.
Suatu hari, makhluk besar menyerang kapal dagang yang dia tumpangi.
Musuh itu adalah Kraken, monster bos yang biasanya membutuhkan lima
atau lebih pemain level tinggi untuk mengalahkannya.
Yuuma, sang grand mage, dan Schwarzschwein, ksatria suci berbalut armor
berat seluruh tubuh yang kebetulan berada di kapal, adalah dua orang yang
bisa mengalahkan monster ini.
──Itulah pertama kalinya dia merasa bahwa dia benar-benar selaras dengan
seseorang.
"Apakah kamu anak kelas dua?" Yuuma menggoda. "Aku seorang siswa
SMP!" Schwarz menjawab. Mereka terkejut mengetahui bahwa mereka
berdua seumuran, mereka pun bersemangat dan mulai mendiskusikan
anime serta manga favorit mereka.
Dia dulunya keras kepala dan mengatakan hal-hal seperti, "Aku bisa
bersenang-senang sendiri," tapi sekarang dia ingin memiliki teman.
──Sejauh ini, ini telah menjadi kisah tahun kedua Yuuma di sekolah
menengah pertama.
Sudah sekitar satu tahun delapan bulan sejak hari Yuuma dan Schwarz
bertemu satu sama lain. Mereka baru saja lulus dari SMP dan sekarang
berada di hari pertama liburan musim semi tiga pekan sebelum secara resmi
memulai masa sekolah menengah atas mereka.
Begitu Yuuma menanyakan hal ini dalam obrolan, sebuah balasan segera
datang dari Schwarz.
"Oh, aku juga membacanya. Awalnya sih aku tidak begitu tertarik dengan
cerita tentang tokoh perempuan yang jahat. Tapi aku memilih untuk
membacanya karena aku tertawa terbahak-bahak ketika karakter utamanya,
Mao, meledakkan sinar dari mulutnya."
"Mao itu bagus, tapi Fee itu imut, kan? Aku ingin memeluknya dan
mengelusnya," balas Schwarz.
"Kamu itu pedofil. Akal sehat mengatakan bahwa Sarah-lah yang terbaik,"
Yuuma menyangkal.
"Yah, aku tidak bisa menyangkalnya! Aku pasti suka yang lebih besar!"
Selera mereka sangat mirip, dan sekarang sudah menjadi rutinitas harian
mereka untuk mendiskusikan semua hal tentang otaku ketika mereka
berburu dalam auto-battle.
"Yah, kita bermain cukup larut malam tadi, jadi apakah kamu merasa baik-
baik saja?" tanya Yuuma khawatir.
"Ya, tidak apa-apa. Aku sudah mendapat persetujuan dokter, jadi tidak ada
masalah," jawab Schwarz santai.
"Tidak, aku baik-baik saja, kok. Tapi, terima kasih telah mengkhawatirkan
aku."
Tahun ini, Schwarz berusia 15 tahun, usia yang sama dengan Yuuma, dan
akan segera memasuki SMA.
Hanya saja..... dia terlahir dengan tubuh yang lemah dan tidak dapat pergi
bersekolah di sekolah dasar dan menengah.
"Ya, dan untuk menceritakan sebuah kisah sedih, aku di-bully di masa lalu."
Saat Yuuma mendengar kata-kata itu, dia merasakan beban berat menempel
di dadanya.
"Sebagai seorang anak, aku di-bully di sekolah karena aku terlihat berbeda.
Gangguan komunikatif ini, atau perasaan fobia sosial, tidak seekstrim saat
itu, tetapi masih mempengaruhiku sampai sekarang," jelasnya.
Menjadi berbeda dari yang lain ... Jika dia lemah, apakah rambutnya juga
terlihat tipis atau hilang juga? Yuuma membayangkannya.
Tentu saja, Yuuma tidak akan melihat Schwarz dari sudut pandang yang
bias. Namun, jika kamu tidak mengenal Schwarz dengan baik, itu bisa saja
terjadi apalagi di sekolah dasar.
"Jika kamu membutuhkan bantuan apapun itu, bicaralah padaku. Aku akan
melakukan yang terbaik untuk membantumu."
"Maaf, maaf."
"Biar aku lihat, yah, SMA itu disebut SMA Saika," jawab Schwarz.
Suara Yuuma keluar secara realistis. Itu adalah sekolah yang dia masuki.
"Eh? Benarkah?!"
Begitu Yuuma mengkonfirmasi hal ini, dia menemukan bahwa dia dan
Schwarz tinggal di kota yang sama.
"Aku tidak percaya kebetulan semacam ini mungkin terjadi. Alasan kita
mulai berpetualang bersama adalah karena serangkaian peristiwa ajaib, dan
aku merasa kita ditakdirkan untuk bersama," jelas Schwarz tidak percaya.
"Hei, jangan mengolok-olok aku! Aku tidak tertarik untuk menggombali laki-
laki!"
Saat Yuuma mengirim pesan ini, aliran obrolan yang tadinya bergerak
dengan kecepatan konstan, tiba-tiba berhenti.
Schwarz luar biasa cepat dalam mengetik, selalu menanggapi pesanku hanya
dalam beberapa detik. Akan tetapi, kali ini, butuh waktu lebih dari satu
menit.
"Apa?"
Jika ini adalah sesuatu yang sulit bagi Schwarz untuk dibicarakan, tidak
perlu memaksanya untuk memberitahukannya. Yuuma memikirkan hal ini
dan memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan dengan cepat.
"Tapi jika itu masalahnya, aku bisa membantumu dengan beberapa hal."
"Membantu?"
"Yup. kamu mungkin akan kerepotan jika kamu belum pernah ke sekolah
untuk sementara waktu. Jadi kamu bisa mengandalkan aku."
"Jangan khawatir tentang itu. Ini hanya antara kamu dan aku."
"Tapi ada perbedaan besar antara kehidupan nyata dan internet. Aku
bukanlah orang yang terlalu suka berbicara, jadi berteman denganku bisa
menjadi sangat membosankan."
"Jika itu masalahnya, bukankah lebih baik jika kita berkumpul bersama?
Akan terasa sulit jika kamu tidak memiliki setidaknya satu orang yang bisa
diajak berkomunikasi dengan mudah. Dengan kata lain, jangan malu-malu
pada saat-saat seperti ini; menjadi pemalu akan terasa lebih kesepian."
"Hmm?"
"Yah, kamu tahu, hanya ada kamu dan aku, jadi tidak perlu malu-malu
sekarang."
"Takut?"
"Jika sikap Yuuma tiba-tiba berubah ketika aku bertemu denganmu, aku
yakin aku akan kaget dan mulai tidak mau datang ke sekolah."
"Kamu tahu, kamu harus lebih mempercayai aku. Aku tidak akan
mengatakan panjang lebar karena itu memalukan, tetapi aku
menganggapmu sebagai sahabatku. Aku tidak akan mengubah sikapku
hanya karena hal kecil seperti itu, jadi jangan khawatir."
Cukup memalukan baginya untuk mengatakan sesuatu seperti ini, tetapi dia
tidak keberatan.
Schwarz melanjutkan,
"Aku itu tidak ingin terdengar seperti mengambil keuntungan darimu, tapi
aku perlu berlatih berbicara langsung kepada orang-orang. Orang tua dan
dokterku adalah satu-satunya yang bisa aku ajak bicara dengan layak, tapi
aku pikir aku bisa berbicara denganmu secara normal."
"Tentu saja aku ingin. Akj sudah duduk di bangku SMA, dan aku tahu aku
tidak bisa terus seperti ini. Selain itu..."
"Selain itu...?"
"Kamu tahu, aku dulu percaya bahwa bukanlah hal yang buruk bagiku untuk
tetap menjadi penyendiri. Tetapi Yuuma dan aku berteman, dan kita pun
bersenang-senang bermain bersama. Ketika Yuuma tidak ada, aku merasa
kesepian."
"Serahkan padaku."
"Memalukan bagiku untuk mengatakan hal itu sih, dan aku sudah
menyuruhmu untuk berhenti menggodaku!"
***
Meskipun kota ini berada di daerah pedesaan, daerah di sekitar stasiun
cukup terbuka, dengan banyak tempat untuk bermain.
Oleh karena itu, menara jam telah menjadi tempat berkumpul yang populer
bagi penduduk di daerah tersebut.
Boneka-boneka muncul dari menara jam tepat pukul satu siang dan mulai
memainkan musik. Saat Yuuma mendengarkan, dia melihat sekeliling.
Sudah waktunya bagi Yuuma untuk bertemu dengan Schwarz, tetapi tidak
ada tanda-tanda dia sama sekali.
Schwarz selalu menjadi tipe orang yang datang 5 menit sebelum waktu
pertemuan yang dijadwalkan, jadi Yuuma berharap dia datang tepat waktu...
Schwarz terkadang bisa menjadi orang yang sedikit cuek. Dia jarang keluar
sendirian, dan sangat mungkin dia tersesat.
"bzzz-bzzzzzz"
"bzzz-bzzzzzz"
Dia mencoba menelepon lagi dan lagi, tetapi tidak ada tanda-tanda jawaban.
(Apa yang terjadi? Apakah dia tersesat? Apakah dia mengalami kecelakaan
atau semacamnya....?)
Tepat ketika dia mulai merasa gugup. Dari sudut matanya, dia melihat
sesuatu.
(........?")
Dia mengenakan hoodie dan celana panjang. Yuuma tidak bisa melihat
wajahnya dengan baik karena penutup kepala dan jaraknya, tetapi dia
sedang mengutak-atik smartphone-nya.
Orang yang mengenakan hoodie itu kemudian menjawab, "Tidak, tidak!". Dia
menolak bantuan petugas, mengepakkan tangannya ke udara. Dia pun
menundukkan kepalanya ke arah polisi yang pergi.
Pada saat yang sama, telepon Yuuma mulai berdering. Nama penelepon itu,
tentu saja, Schwarz.
".......!"
"......eh .......Ah-."
...Tampaknya butuh usaha untuk bisa didengar olehnya, tetapi Yuuma tidak
mendengar respon. Di sisi lain, orang yang Yuuma tatap dalam hoodie juga
gemetar hebat.
"....eh!?"
"Oh, itu kamu. Aku berada di depan menara jam. Bisakah kamu melihatku?"
"....Maaf."
Segera setelah itu, orang yang mengenakan hoodie - Schwarz - berbalik dan
melarikan diri.
──Mustahil?
Dia sendiri yang bilang pada Yuuma bahwa dia tidak terlalu percaya diri
dengan penampilannya, tetapi apakah itu benar-benar memalukan?
"........."
Tidak ada jawaban. Tidak, bukan karena tidak ada jawaban; melainkan,
Schwarz mungkin kehabisan napas dan tidak dapat merespon. Dari ujung
telepon, Yuuma bisa mendengar napasnya yang terengah-engah.
"Schwarz!"
Dia menoleh ke arah Yuuma sejenak, tetapi dia masih berusaha melarikan
diri. Namun, kaki Yuuma mulai goyah. Sejujurnya, dia juga orang yang
lemah.
Dia mengangkatnya sedikit sehingga Schwarz tidak bisa melarikan diri. Dia
jauh lebih ringan dari yang Yuuma perkirakan, dan dia juga tidak kesulitan
mengangkatnya.
Schwarz pernah mengatakan kepada Yuuma bahwa dia itu rapuh, lemah,
dan pendek. Akan tetapi, dia luar biasa menyenangkan dan lembut untuk
dipegang.
(Fu-n~?)
Tangan kanan Yuuma menyentuh sesuatu yang lembut. Tempat itu dekat
dengan dadanya Schwarz.
"........huh?"
...Dia bisa tahu suaranya sedikit terlalu tinggi untuk seorang laki-laki,
bahkan melalui telepon.
"Oh, ya. Senang bertemu denganmu. Jadi, uh..... Schwarz adalah seorang
gadis......huh?"
"............."
"........................."
3. Menyentuh payudaranya.
("Buk")
(....ya...)
"Uhm, aku tahu kamu takut. Ini menakutkan bagimu. Tapi aku di sini untuk
membantu. Jadi...bisakah kau tunjukkan wajahmu...? Hmmm....?" pinta
Yuuma.
"Ah, ah."
Dia memiliki wajah yang manis dan polos dengan pesona seperti hewan
mungil. Kulitnya putih dan lembut, tanpa cacat. Matanya yang merah cerah
bergetar panik di bawah penutup kepalanya, membangkitkan dorongan
untuk melindunginya.
"Uh...hic..."
Kemudian, seolah-olah dia tidak bisa tahan lebih lama lagi, dia
membelakangi Yuuma dan melesat.
Dia kembali setelah membeli secangkir teh dari mesin penjual otomatis di
dekatnya.
Dia menyerahkan teh itu kepada Schwarz, dan dia pun melahapnya.
Agak sedikit mengerikan menyentuh tubuh lawan jenis, tetapi ini bukan
waktu untuk membahasnya. Segera setelah dia tenang, Yuuma
memanggilnya.
Gambaran Yuuma tentang anak laki-laki yang ramah dan ceria jauh dari
kesan gadis yang ketakutan di depannya.
"......Maaf!"
Schwarz tampaknya tidak mengerti alasan dia dimintai maaf. Dia memberi
Yuuma tatapan bingung.
"Ah....mhmm."
Dia bingung lagi setelah itu seolah-olah dia tidak tahu apa yang harus
dilakukan, matanya tertunduk dan melirik ke arah kiri dan kanan
Dia membuka mulutnya dan mencoba berbicara setelahnya, tetapi dia tidak
bisa.
Grand Gate adalah jenis permainan yang bisa kamu mainkan di komputer
dan smartphone.
Schwarz tidak yakin apa yang harus dilakukan ketika Yuuma tiba-tiba mulai
bermain game di sampingnya, tetapi ketika diminta, Schwarz pun
mengambil inisiatif untuk mengoperasikan smartphone-nya dan mulai
bermain Grand Gate.
Layar startup, title call, dan permainan dilanjutkan dari tempat terakhir kali
ditinggalkannya. Kemudian dia menerima pesan obrolan dari "Yuuma"
dalam game yang ditujukan kepada "Schwarz."
Mata Schwarz berkedip saat dia melirik Yuuma, yang duduk di sampingnya;
dia berjalan ke tempat pertemuan.
"Jika kamu tidak pandai berbicara, mari kita lakukan di sini dulu."
"Kamu gugup berbicara sambil bertatap muka, kan? Karena kamu tidak
pandai berbicara, mari kita lakukan di sini dulu," saran dari Yuuma.
"Kamu tahu, aku sangat menyadari bahwa kamu bukan orang yang
komunikatif. Jadi jangan khawatir tentang hal itu. Mari kita lakukan dengan
lapang dada, oke?"
Beberapa saat kemudian, dia mendengar suara pesan ♪ yang diterima dari
telepon Yuuma.
"Yah, yah. Bukankah aku sudah memberitahumu kemarin bahwa aku orang
yang berbeda dalam kehidupan nyata daripada di internet?"
"Ah, aku mengerti... Lagipula, ada banyak orang mesum di internet. Itu
menjengkelkan."
"Tentu saja, jangan berharap untuk meremas payudara seorang gadis secara
gratis."
Tentu saja, dia terkejut dengan rambut putih bersihnya, tetapi yang paling
mengejutkanku adalah bahwa Schwarz adalah seorang gadis.
"Ah, tidak, bukan itu maksudku. Hanya saja...kamu itu seorang gadis. Aku
pikir kamu seorang laki-laki selama ini, jadi aku belum benar-benar bisa
menyadarinya......"
"............"
"Maaf tentang itu. Aku menganggapmu sebagai seorang teman, tapi aku
tidak bisa membawa diriku untuk memberi tahu kamu karena aku takut
kamu akan memperlakukanku secara berbeda jika kamu tahu aku seorang
gadis......"
Yuuma tidak bisa mengatakan bahwa dia tidak akan begitu…. Dia menyesali
banyak hal, terutama selama tahun-tahun juniornya, di mana dia melakukan
'pembicaraan kotor' dengan teman sekelasnya.
Itu terjadi pada malam hari di mana dia mengungkapkan fakta bahwa
dirinya masih perjaka, bahwa "Aku lebih suka onee-san berpayudara besar",
dan bahwa "ketika aku di SMP, aku ingin digoda nakal oleh senior yang baik
hati berpayudara besar di ruang kelas yang kosong,"....
Ketika Yuuma memikirkan fakta bahwa dia berbicara dengan seorang gadis
seusianya seperti itu, dia jelas merasa tidak enak. Jantungnya berdebar-
debar tak menentu di dadanya, berteriak kesakitan, “!!!”
"Oh, aku tidak keberatan bahwa kamu berbicara tentang seks dan
sebagainya, oke? Aku telah menghabiskan banyak waktu di internet, jadi aku
tahu anak laki-laki seperti itu," lanjut Schwarz.
Sekarang setelah itu diurus, dia malah merasa seperti dia akan mati dengan
kelembutan.
Sangat disayangkan tetapi bisa dimengerti bahwa siswa sekolah dasar yang
memiliki rambut putih bersih seperti itu akan dilecehkan.
"Ada apa?"
"Kupikir aku bisa berbicara lebih normal dengan Yuuma, tetapi pada
akhirnya, yang kulakukan hanyalah chatting-an, jadi kupikir itu tidak baik."
Namun, itu berbeda bagi Schwarz... Yuuma mungkin telah bekerja keras
untuk mengatasi gangguan komunikasinya saat di SMP, tetapi masalah
Schwarz adalah rintangan yang jauh lebih tinggi daripada yang punya
Yuuma.
Hal yang penting adalah kesan yang kamu buat pada orang lain......tetapi
yang paling penting adalah apakah kamu percaya pada diri sendiri atau
tidak.
Rambut putih Schwarz adalah kerugian yang signifikan dalam hal ini.
Orang yang kamu ajak bicara akan terkejut, dan banyak orang lain akan
menganggapmu memalukan.
Bukan rahasia lagi bahwa orang akan memandangnya dengan aneh. Lebih
jauh lagi, dia memiliki kepribadian seperti ini. Yuuma yakin bahwa dia
membutuhkan banyak keberanian hanya untuk melangkah keluar rumah.
──Tetap saja...
Yuuma pun memukul pipinya dengan kedua tangan dan berubah pikiran.
Sahabatnya, yang dia kira laki-laki, ternyata seorang gadis berambut putih.
"!"
"Un..."
"Terima kasih! Aku senang kamu adalah temanku, Yuuma," kata Schwarz.
"Untuk saat ini, ada tempat yang ingin aku tunjukkan setelah ini, apakah itu
tidak apa-apa?"
"Ya. Aku tidak terlalu kenal dengan daerah ini, jadi aku akan
menyerahkannya padamu."
"Oh, um, itu… Ini adalah satu-satunya yang telah… sering… aku latih…”
Ada jarak ketinggian yang cukup besar di antara mereka saat mereka saling
berhadapan seperti ini, dan dia menatap Yuuma.
"Santai saja."
"Demikian juga. Aku Sugisaki Yuuma. Aku menantikan untuk bekerja sama
denganmu lagi," balas Yuuma.
Ini adalah pertama kalinya Schwarz, alias Kamishiro Yui dan Sugisaki
Yuuma, berkenalan.
CHAPTER 2
YUUMA AND YUI
Penerjemah: Milize
"Kamu bisa memanggilku apapun yang kamu suka," jawab Yuuma enteng.
Jalanan utama ramai dengan orang-orang, jadi dia memilih berjalan di jalan
yang paling sepi... Akan tetapi, Yui masih juga kaku dan gugup.
Dan setiap kali Yuuma berpapasan dengan seseorang, Yui akan langsung
menunduk dan menghela napas lega. Sejak beberapa waktu yang lalu, dia
telah mengulangi hal itu berulang kali.
"Hmm"
Yuuma berbicara pada Yui dengan suara ceria dalam upaya untuk
mengalihkan perhatiannya dari perasaannya.
"Ah...maafkan aku, seharusnya aku tidak menanyakan itu? Itu hanya, seperti,
sisi lain dari sebuah permasalahan atau semacamnya..."
"T-tidak... Aku hanya berpikir itu terdengar keren... Aku tidak terlalu
memikirkan apa artinya atau semacamnya..."
(TLN: Ini semacam sarkas, yang menyangkut tentang sindrom kelas 8.)
Itu adalah situasi yang setiap remaja laki-laki dambakan, pergi keluar
dengan seorang gadis manis, bahkan jika itu adalah yang aneh. Yuuma
berpikir dia akan sedikit lebih gugup daripada dirinya, tetapi yang
mengejutkan dia malah tidak gugup.
Tetapi setelah dia memutuskan untuk merawat Yui, dia tidak terlalu
memikirkan bahwa Yui adalah lawan jenis. Baginya, itu terasa seolah-olah
dia sedang merawat adik perempuannya.
"Kita sampai."
"......?"
"Net café?"
Yui menatap Yuuma seolah-olah mengatakan, ‘Apa yang mau kita lakukan di
sini?’
"Yah, aku pikir langkah pertama adalah bersantai. Jadi, aku memutuskan
untuk membawamu ke sini, internet café, di mana kita bisa bermain game
seperti biasa. Dan jangan khawatir, kita memiliki ruang pribadi di sini, jadi
kamu bisa bersantai tanpa diawasi," jelas Yuuma.
"....."
Setelah di dalam ruangan, Yui menghela nafas lega, mungkin lega karena
tidak terlihat.
Ketika dia merasa lega, rasa ingin tahunya semakin besar, dan dia mulai
berlarian di sekitar ruangan.
──Di internet café, ada banyak jenis ruang pribadi yang berbeda, beberapa
hanya dengan kursi dan komputer untuk bekerja, yang lain dengan ruang
tamu di mana banyak orang mungkin datang untuk bermain bersama.
Kali ini, Yuuma memilih ruang terpisah. Dia melepas sepatunya dan naik ke
atas tikar, di mana dia bisa meregangkan kakinya dan bersantai.
Dua PC gaming berperforma tinggi tertata di atas meja yang lebar, dan di
depannya terdapat kursi yang bisa menampung dua orang yang duduk
berdampingan. Terlebih lagi, bahkan ada masker mata untuk membantu
mengatasi kelelahan mata. Itu adalah lingkungan yang ideal bagi para
gamer.
“Aku tidak bisa datang ke sini sesering yang aku mau karena masalah uang
sih, tetapi terkadang aku mengunjunginya selama event Grand Gate.”
“Apakah kamu tahu bahwa pengalaman dan tingkat drop item langka Grand
Gate meningkat ketika kamu mengaksesnya dari internet café? Itu sih
alasanku datang ke sini.’
“!”
Berduaan dengan lawan jenis di ruangan kecil yang tertutup. Pikiran itu
membuat Yuuma sedikit gugup.
"Yah, uhm? Aku mungkin orang yang membawamu kesini, tetapi kamu
harus sedikit lebih berhati-hati..."
"Tidak, dengar, kamu itu akan berduaan di dalam ruangan bersamaku, dan
ada banyak hal... yang harus kamu lakukan, kan?"
"Ini! Maksudku, ini... Kita hanya bertemu secara online... dan hari ini adalah
pertama kalinya kita bertemu secara resmi, dan aku yang seorang laki-laki,
dan kamu perempuan, jadi... Um...."
"!!"
Akhirnya dia menyadari apa yang Yuuma coba katakan, dia pun tersipu dan
mundur selangkah.
"Tidak, itu tidak seperti aku akan melakukan sesuatu! Hanya saja aku sadar
diri tentang hal itu! H-Hanya sedikit lebih sadar bahwa kamu adalah seorang
gadis!"
"Uh...ya..."
‘Jangan khawatir. Aku tahu dari internet bahwa anak laki-laki memang
seperti itu.’
Saat dia mengatakan ini, wajah Yui menjadi semakin merona. Yuuma heran
pengetahuan seperti apa yang Yui peroleh dari Internet.
Saat dua jam berlalu, ketegangan di antara kami telah hilang sepenuhnya,
kemudian kami berdua mengobrol dan bersenang-senang bermain
bersama... Sayangnya, hal ini tidak terjadi.
‘.........’
‘.........’
"Tidak, Yui? Apakah kamu tidak terbiasa denganku sekarang? Kenapa kamu
masih begitu pemalu?"
"Serius?"
Itu bagus bahwa dia tampak santai, yang merupakan hal yang baik, tetapi itu
kesalahan perhitungan bahwa dia tidak mau berbicara sama sekali sendiri.
Yuuma berasumsi Yui akan merasa mudah untuk berbicara tentang game,
jadi dia pikir itu akan menjadi latihan yang baik baginya untuk mulai
mengatasi penyakit komunikatifnya, tetapi dia salah.
Satu-satunya suara yang bisa kudengar dari sisi Yui adalah suara
keyboardnya yang berulang kali berbunyi, ‘Klik, klik, klik, klik, klik’
Yuuma bahkan tidak bisa melihat ujung jarinya dengan cukup baik lagi. Ini
jelas lebih cepat daripada berbicara secara normal. Dia setuju bahwa
chatting jauh lebih mudah ketika dia melihat ini.
‘Hmmm. Sejak aku masih kecil, aku terkurung di dalam rumah, jadi
pengalamanku sedikit berbeda denganmu’
Yui cukup ceria dari cara dia sering berbicara dalam chattingan. Jika dia bisa
mengekspresikan keceriaan ini dalam kehidupan nyata, dia pasti akan
menjadi orang yang populer ...
"Yui, mari kita berlatih. Mari kita baca keras-keras apa yang baru saja kamu
ketik."
"Eh....eh....eh..."
Aku tidak akan mengatakan terlalu banyak karena itu mungkin memiliki
efek sebaliknya jika aku menekan dia untuk berbicara, tapi sepertinya jalan
kita masih panjang, Yuuma menghela nafas dalam hati.
Aku berpikir, "Yah, karena ini adalah pertama kalinya, aku hanya akan
senang karena kita bisa bermain game bersama hari ini...." Dan saat itulah
hal itu terjadi.
──Jika ada dewa di dunia game ini, dia pasti mencintai kami berdua.
"Oh, ya? Itu Lucifer, kan? Tapi, bukankah dia terlihat sedikit berbeda?"
Meskipun sudah bertahun-tahun memainkan game ini, tidak satu pun dari
mereka pernah melihat ini sebelumnya. Dan kemudian lingkaran sihir itu
meluap dengan cahaya.
“Mahluk yang meninggalkan surga” Lucifer ・Alternatif
"Eh... eh...."
‘Lucifer・Alternatif munculーーーー!?!!?’
Apa yang berdiri di hadapan Yuuma adalah varian monster dengan dua
nama yang lebih spesial, Lucifer.... sesosok alternatif dari spesies yang lebih
tinggi ...
(Waktunya berburu.)
(Ya.)
***
"Oh tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak,
tidak!!! Aku akan mati!!!! Meskipun aku memperkuat pertahananku, dia
menghapus 90 persen kekuatan fisikku dengan setiap serangan!"
"Yui, mintalah Recovery! Recovery! Kurasa aku tidak bisa menghindari ini
lebih lama lagi!"
Bahkan Yui pun tak mampu mengobrol sambil lari dari Another Eden (sinar
kematian instan yang menembus berbagai macam perlawanan). Yuuma
berhasil berkoordinasi dengan Yui dengan berteriak.
"Sialan! Aku tak boleh kalah, aku akan mengalahkannya! Aku akan
mengalahkannya!"
"Ah… kamu baru saja lolos dari semua serangannya... menghindari serangan
yang berturut-turut!? Wow, Yuuma, itu luar biasa!"
"Oh sial, aku berada di zona itu! Tapi kurasa aku tidak bisa melakukannya
lagi. Aku harus memulihkanmu!"
"Ah? Perubahan atribut berarti... berarti aku harus menunggu Yuuma untuk
berhenti merapal agar mendapatkan perubahan atribut!”
"Tidak apa-apa. Aku punya kelemahan untuk es sekarang, jadi aku akan
menggunakan Holy Bind untuk mengunci aksi spesialmu…”
"Oke, aku akan mengurusnya kali ini! Aku akan memulihkan diriku sendiri!"
Ketika Yuuma mengangkat tangannya dan meminta tos, Yui melihat tangan
Yuuma beberapa kali dan membalas sederhana dengan tepukan.
"Oke, itu pertanda baik. Kamu punya suara yang lucu, jadi mari kita lebih
sering berbicara."
"........"
"Ah...maaf."
Yui memiliki suara anime yang imut. Namun, menjadi imut juga bisa menjadi
rumit dalam beberapa kasus. Yuuma memiliki pengalaman yang sama, jadi
dia memahami perasaan itu dengan baik.
"Aku juga seperti ini, jadi aku tahu bagaimana perasaanmu (suara rendah)."
"Eh...!?"
‘Aku suka suara rendah laki-laki. Aku sangat menyukai suara Yuuma
sekarang.’
Pipi Yui memerah karena malu, tetapi dia menganggukkan kepalanya setuju.
Dia menarik lengan Yuuma dan memohon, ‘Ne, ne, sekali lagi, sekali lagi.’
(Itu benar. Aku lupa tentang Yui karena dia selalu gemetar ketakutan
hampir sepanjang waktu, tetapi dia benar-benar mampu berbicara seperti
ini).
...... Sejujurnya, Yuuma tidak keberatan mendapatkan reaksi seperti ini dari
para gadis.
Karena Yuuma sudah bertindak sejauh ini, setidaknya dia akan memenuhi
ekspektasi dirinya.
Yuuma berdehem dan meletakkan tanganku pada dagu Yui seperti yang
kamu lihat di manga shoujo, menariknya lebih dekat. Saat Yui menatapku
dalam kebingungan, aku menunjukkan wajah percaya diri dan berbicara
dengan suara yang tampan,
"Kenapa kamu tidak membiarkan aku mendengar suaramu saja, suaramu itu
imut Yui...(suara bernada rendah)."
"Eh!?"
Dia terpesona. Rupanya, Yuuma telah tepat sasaran. Yui gemetar karena
tertaw. Setelah melakukan itu, Yuuma mulai merasa malu dan secara samar
menyesalinya.
Setelah itu, yang Yui lakukan hanyalah chatting dan hampir tidak berbicara.
Namun, pada saat mereka meninggalkan internet café, Yuuma merasa
bahwa jarak di antara mereka telah sedikit menyusut.
Ketika dia menanyakan hal itu, Yui menganggukkan kepalanya tanpa ragu-
ragu. Yuuma sangat gembira sampai-sampai dia tidak bisa menahan diri
untuk tidak membuka mulutnya.
"Sedekat itu!?"
[Sedekat itu!?] Yuuma tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak keras-
keras di depan rumah Yui.
"Apakah begitu?”
"Ah... eh... apa kamu melihat tangki air di gedung apartemen di sana? Aku
tinggal di sana, di apartemen itu."
"Ini luar biasa, sungguh. Seperti di dalam game, dan ini di kehidupan nyata
juga, semacam takdir, kan?"
‘Hah? Apakah ini benar-benar takdir, atau apakah aku hanya digombali?’
"......"
Ini adalah jenis percakapan yang sama yang mereka lakukan di Internet
kemarin.
Namun, pada saat itu, Yuuma benar-benar berpikir bahwa Yui adalah
seorang laki-laki, tetapi sekarang dia tahu bahwa Yui adalah seorang gadis....
Yuuma cukup malu pada dirinya sendiri dan kehilangan kata-kata.
"Ah...."
Melihat reaksi Yuuma, Yui juga memalingkan wajahnya, mungkin malu telah
mengatakannya sendiri.
Entah apa alsannya, Yuuma merasa sangat canggung dan mencoba untuk
pergi dengan cepat ... dan saat itulah hal itu terjadi.
"T-tunggu!"
"Ada apa?"
"Ah, benarkah? Ya, dan itu benar, kan? Oh, dan uhm, jika tidak apa-apa
denganmu.... Aku akan menemuimu besok...." jawab Yui terbata-bata.
"Ya, aku tidak punya rencana apapun selama liburan musim semi. Mari kita
bermain besok."
Ketika Yuuma berpikir bahwa dia bisa memahami Yui, yang sebelumnya
begitu kaku dan gugup ketika mereka pertama kali bertemu, tersenyum
seperti ini, dia merasa bangga.
***
"Aku pulang."
Dia mencuci tangannya dan pergi ke ruang tamu untuk menemukan kakak
tirinya Nene menggunakan mesin jahit di meja seperti biasa.
Dari kejauhan, dia tampak seperti seorang perempuan dewasa yang cantik,
bertubuh model dengan rambut yang diwarnai tipis.
Dengan pipinya yang merah seperti anak kecil, seorang perempuan menjahit
gaun—kostum cosplay dari karakter anime yang dia promosikan akhir-akhir
ini—dengan keterampilan yang bahkan seorang pemula pun bisa
memahaminya.
"Hari ini adalah hari pertemuanmu dengan Schwarz, kan? Kamu bertemu
dengannya hari ini, kan? Orang seperti apa dia?" tanya Kakak tirinya.
"Ah... yah, dia orang yang sedikit aneh, tapi dia orang yang cukup lucu dan
menarik," jawab Yuuma.
"Tidak [Aku bertemu orang itu, dan dia sebenarnya seorang gadis] semacam
itu?"
"Yah, itu terlalu buruk. Aku berharap untuk sedikit lebih dari itu."
Yuuma akan tetap diam tentang hal itu untuk saat ini.... Sejujurnya, dia malu
untuk membicarakannya sekarang. Dan jika Yuuma membicarakannya,
kakak iparnya itu pasti akan menggodanya.
──Yuuma dan Nene adalah saudara tiri yang tidak memiliki hubungan darah
secara langsung. Orang tua mereka menikah lagi. Yuuma berada di pihak ibu,
sementara Nene berada di pihak ayah.
Pada awalnya, Yuuma sedikit khawatir bahwa mereka tidak dapat berbicara
satu sama lain karena perbedaan usia mereka, tetapi sekarang mereka
sudah cukup mengenal satu sama lain dengan baik untuk saling
meminjamkan manga favorit. Merkea merasa lebih seperti teman daripada
saudara kandung, tetapi mereka juga memiliki hubungan yang baik.
Itu semua berkat pertemuan Yuuma dengan Yui, bahwa hidupnya mulai
berubah menjadi lebih baik.
Namun, Yuuma tidak bisa meninggalkan dia. Tindakan Yuuma tidak akan
sama dengan membalas kebaikannya... tetapi fakta bahwa Yuuma adalah
satu-satunya yang bahagia dan Yui adalah satu-satunya yang tetap sama
masih mengganggunya.
Jalan yang Yuuma tempuh akan terjal, tetapi dia akan berusaha melakukan
yang terbaik dan menjaganya. Yuuma benar-benar memperbarui tekadnya.
CHAPTER 3
“STEP BY STEP WITH YUI”
Penerjemah: Milize
Dia menekan interkom, berdoa dalam hati agar orang tuanya tidak keluar
karena dia akan merasa canggung. Pintu terbuka, dan Yui mengintip keluar
dari celah.
Yui masih mengenakan hoodie berpenutup kepala yang sama seperti yang
dia kenakan sehari sebelumnya. Penutup kepalanya itu menutupi mata,
mungkin untuk menyembunyikan rambutnya.
Ketika dia keluar dari rumah, Yuuma terkejut melihat dia dengan cepat
berjalan kearahnya seolah-olah mengatakan, "Apa yang akan kita lakukan
hari ini?"
"Mm."
Itu adalah jawaban singkat, tetapi ekspresi Yui melunak, dan dia
mengeluarkan senyum kecil. Pikiran pertama Yuuma adalah bahwa Yui lebih
Dalam kasus Yuuma, dia tidak terlalu terganggu oleh hal itu karena dia sejak
awal berteman dengan Yui. Dia juga tahu tentang apa yang disebut
subkulturnya. Namun, beberapa orang mungkin menatap rambut putih Yui
sehingga orang lain telah mengintimidasi dirinya dengan hal itu.
...Setiap kali mereka berpapasan dengan seseorang, dada Yui akan bergetar
ketakutan saat dia langsung menundukkan wajahnya.
"Aku mengerti. Kalau begitu aku akan memanfaatkannya untuk tongkat sihir
karena itu sesuai dengan peranku."
"Mmm... Aku pikir itu bagus. Tongkat mythical bisa meningkatkan daya
tembakmu secara drastis. Dan Yuuma selalu pandai menghindar..."
Ketika Yui memasuki ruangan, dia menghela napas lega. Dia duduk di kursi
dan bersantai.
"Mm..."
Bersamaan dengan pesan ini, ada stiker karakter anime yang kelelahan.
Yuuma tidak bisa menahan tawa karena stiker dan pose Yui sangatlah
selaras.
"Ya. Aku tidak pandai berbicara, jadi ini jauh lebih menyenangkan bagiku
karena aku bisa mengobrol dengan gayaku yang biasa, kan?”
“Ah, bukan begitu. Jika itu yang kamu inginkan, kamu bebas kok untuk tetap
seperti itu.”
Ketika Yuuma mengatakan itu, dia menerima stiker karakter anime dengan
gelembung ucapan yang berbunyi, ‘Terima kasih.’
Sejujurnya, Yuuma ingin Yui berbicara melalui dirinya sendiri sehingga dia
bisa mengatasi gangguan komunikasinya, tetapi Yui sendiri sudah mencoba
yang terbaik hanya dengan pergi keluar, jadi Yuuma tidak berpikir bahwa
dia harus memaksanya lebih jauh dari ini.
──Aku tahu bahwa Yui tidak bermaksud seperti itu sama sekali, tetapi itu
masih cukup menjengkelkan ketika seorang gadis mengatakan dia
menyukaimu padahal sebenarnya tidak. Aku menertawakan diriku sendiri
karena begitu bersemangat.
Apa yang mereka lakukan pada dasarnya sama seperti sebelumnya, hanya
dua orang yang bermain game online bersama.
Namun, bermain di ruangan yang sama seperti itu, rasanya... hangat. Yuuma
tidak terlalu tahu cara mengungkapkannya dengan kata-kata, tetapi itu jauh
lebih menyenangkan daripada sebelumnya.
Dia melirik Yui dan menyadari bahwa wajah Yui sedikit tersenyum. Itu
membuatnya amat bahagia.
Yui pendiam dan pemalu dalam kehidupan nyata, tetapi sebagai seorang
gamer, dia adalah orang yang cukup serius. Dia akan mengambil quest
dengan tingkat kesulitan tinggi yang akan membuatnya lelah, dan mereka
pun akan bermain game bersama.
Yuuma begitu larut bermain game sampai-sampai matanya terasa berat. Yui
kelihatannya juga sama, dengan jelas menutup dan membuka matanya.
"Ini masker mata. Ini bagus untuk menghangatkan matamu ketika mereka
lelah."
"...Terima kasih..."
Yui mengambil masker mata itu. Akan tetapi, dia tidak langsung
memakainya dan memilih menunduk seolah-olah dia sedang memikirkan
sesuatu.
"Hah?"
"T-terima kasih... Yuuma, telah bermain denganku seperti hari ini... dan
menjagaku dengan baik... tapi aku merasa seperti aku harus memberikan
balasan padamu juga..."
"Kita ini berteman lho, jadi jangan khawatir tentang hal itu."
"T-tapi..."
Yui adalah seseorang yang memiliki rasa harga diri yang rendah atau sedikit
atau bisa dibilang tidak ada kepercayaan diri.
"Um, ya..."
"Apakah kamu ingin hang out denganku lagi besok, jika kamu tidak
keberatan? Kita bisa melakukannya lusa atau hari lain seandainya kamu ada
urusan."
"Eh? Oh, uhm, aku tidak punya rencana apapun selama liburan musim semi,
jadi ... apakah itu tidak apa-apa?"
Yuuma menghela nafas dan memberikan senyuman kecil pada Yui, yang
masih tampak khawatir.
"Kamu lihat... Aku baik padamu karena aku menikmati saat-saat bermain
denganmu, dan aku senang ketika kamu bahagia. Kamu adalah orang yang
sering memberiku item dan informasi dalam game, kan? Itu hal yang sama."
"Tapi..."
Yuuma sangat malu sampai-sampai dia harus berbisik pada akhirnya. Yui, di
sisi lain, mengedipkan matanya.
"Uh-huh."
"Bagaimnapun juga, begitulah intinya. Mari kita istirahat dulu untuk saat ini!
Dan setelah istirahat, kita akan memainkan beberapa permainan lagi!
Apakah kamu tidak keberatan!?"
".... Ya♪"
Mereka bermain bersama selama beberapa jam lagi, dan kemudian tiba
saatnya untuk pulang.
"Apakah kamu baik-baik saja? Aku akan mengantarmu pulang kalau begitu."
"Hmm..."
"Hah...? Yui?"
"Yah, aku tidak ingin tersesat, jadi... Selain itu, aku merasa sedikit lebih aman
ketika aku melakukan ini... Tidak boleh?"
Yui sedang mencubit pakaian Yuuma. Meskipun hanya itu yang dia lakukan,
Yuuma bisa merasakan wajahnya memanas.
"......"
Saat Yuuma mulai berjalan pergi, Yui mengikutinya, masih mencubit lengan
bajunya.
Yuuma merasa jarak di antara mereka telah memendek lagi. Dia senang
tentang itu, tapi dia juga merasa sangat malu.
***
Keesokan harinya, lusa, dan esok lusanya, Yuuma bermain dengan Yui di
internet café.
Sejujurnya, uang saku Yuuma telah berkurang karena dia setiap hari pergi
ke internet café, tetapi ini demi Yui. Dia senang dia bisa menyisakan uang
untuknya.
Dia berencana untuk mendapatkan pekerjaan paruh waktu ketika dia masuk
SMA, karena itu dia siap untuk menggunakan semua uang yang telah dia
tabung untuk tahun ini.
Sudah sepekan sejak Yuuma mulai bermain dengan Yui. Hari ini, mereka
berdua bermain di internet café lagi.
dari manga paling populer, ‘Maou Tensei: The Villainous Ladies Butler’,
sedang tersusun di rak buku mereka, yang belum pernah dia baca
sebelumnya, jadi Yuuma tidak punya pilihan.
Yui, yang merupakan orang pertama yang membaca manga itu, larut di atas
kursinya. Dia mengepakkan kakinya seolah-olah dia senang dengan
perkembangan manga tersebut. Gerakan seperti itu sangat menggemaskan.
Yui menghembuskan napas dengan puas dan menutup buku manga itu. Dia
kemudian mengeluarkan smartphone-nya dan mulai mengoperasikannya.
"Membaca buku dan berkata, ‘Lihat, aku sudah tahu itu!’ itu memang hal
yang wajar sih. Tapi lain ceritanya jika terkena spoiler, terutama di-spoiler
oleh teman-temanmu!”
"Maaf.”
Yui meminta ‘maaf’ sambil tersenyum. Itu adalah senyuman yang tidak
disengaja. Senyumnya membuat Yuuma merasa seolah-olah dia bisa
memaafkan hampir semua yang Yui lakukan.
‘Tentu saja, Fee-Chan itu sangat lucu, lho! Heh... Aku berharap aku bisa
membawanya pulang dan merawatnya...’
‘...Bukankah tidak adil bahwa ketika seorang laki-laki menjadi lolicon, dia
bakal dipandang rendah, tetapi ketika seorang perempuan menjadi lolicon,
dia malah diperlakukan sebagai semacam eksistensi yang berharga?’
‘Itu karena laki-laki melihat karakter dengan hasrat seksual, kan? Aku
melihat Fee-chan dari sudut pandang figur keibuan.’
‘Rata-rata anak berusia 15 tahun ada di mata publik sebagai loli, terutama
karena kamu bertubuh mungil.’
‘Apakah itu cara tidak langsung untuk mengatakan bahwa aku memiliki
payudara yang kecil?’
‘Jangan terlalu mendalami topik yang tidak kita bicarakan itu, oke!?”
‘Tidak, tidak juga? Ini hanya lelucon, jadi jangan khawatirkan tentang hal
itu.’
"Ehehehehehe..."
Dia cukup gugup pada awalnya, tetapi dia tampaknya sudah terbiasa dengan
Yuuma
‘Tapi, kamu akan terlihat cukup bagus dengan kostum Fee, kan?’
‘Yah, aku tidak sering melakukannya, tapi... aku tahu seseorang yang
melakukannya. Jadi, bagaimana dengan itu? Coba kumpulkan keberanianmu
dan cobalah...’
‘Aku tidak bisa, aku tidak bisa, aku tidak bisa! Aku tidak akan memakai
kostum, bahkan jika itu permintaan dari Yuuma!’
Itu tidak berbeda untuk Yuuma. Dia juga memiliki kompleksitas yang
mengakar sama seperti Yui sejak lama.
‘Ya...’
Yuuma mau tidak mau mengomentari betapa imutnya dia terlihat ketika dia
malu seperti itu.
‘Mengapa!? Bukankah itu hal yang hebat bahwa aku memiliki reaksi positif
seperti itu!? Dan aku serius; kamu benar-benar imut! Kamu gadis yang
sangat cantik!’
Yuuma memilih untuk memujinya dalam artian (jika kamu makan racun,
kamu mendapatkan penawarnya.) Yui sangat bingung, dan wajahnya merah
padam.
‘Aku memberitahumu ini karena kamu terlalu keras kepala untuk mengakui
bahwa kamu itu imut! Kamu imut! Kamu sangat imut!’
Yuuma juga sedikit malu, jadi dia mengeluarkan sedikit batuk untuk
memotong alur percakapan.
‘Tidak, itu karena memiliki rambut putih seperti ini tidaklah biasa. Ketika
aku masih di sekolah dasar, orang-orang sering menyebutku aneh dan
menjijikkan...’
Entah kenapa, Yuuma tiba-tiba merasa malu, meskipun Yui telah berhenti
memakai penutup kepalanya untuk beberapa waktu, jadi dia memutuskan
untuk membaca manga demi menutupi rasa malunya.
Dalam cerita, Fee telah terbangun dan sangat aktif. Namun, Yuuma tidak bisa
fokus sama sekali karena dia masih mengkhawatirkan Yui, yang menggeliat-
geliat.
"H-hei...Yuuma..."
Wajah Yui memerah sampai ke matanya, dan dia menatap Yuuma dengan
mata yang cemas dan penuh makna.
Rasa malu Yuuma berkali-kali lipat lebih besar dari sebelumnya saat dia
mengatakannya.
"Jika kamu bilang begitu, Yuuma, aku akan berusaha sedikit lebih keras,
oke?"
"Ah...."
Yah, itu tidak mengejutkan bagi Yuuma. Itu adalah puncak dari jam sibuk.
Ada banyak orang di jalanan. Banyak dari mereka menoleh untuk melihat
rambut putih Yui.
"Aku tahu apa yang aku katakan sebelumnya, tetapi kamu tidak perlu
memaksakan dirimu, oke?"
"Ya, tentu."
Yuuma tidak yakin apa maksudnya, tetapi dia dengan ringan mengulurkan
lengannya ke arah Yui. Kemudian Yui menempel pada lengan Yuuma dengan
erat.
"Y-Yui!?"
Sebaliknya, Yui mencoba yang terbaik, jadi dia tidak bisa melepaskannya
begitu saja.
Yuuma nyaris tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bersuara. Dia mulai
mengambil langkah lambat.
Sejak saat itu, semuanya terasa memalukan dan semakin memalukan. Gadis
dengan rambut putih dan anak laki-laki yang lengannya dipegang dengan
suasana kaku, berdiri menonjol.
Setelah tiba di depan rumah Yui, mereka menghela nafas lega. Yui kemudian
mulai mengoperasikan teleponnya.
"Yuuma, aku melakukan yang terbaik hari ini. Pujilah aku, pujilah aku,"
pesannya.
Yui tersenyum bahagia saat dia mengetik itu. Yuuma tertawa bersama
dengan senyumannya. (Jika aku punya adik perempuan, apakah akan seperti
ini?)
Akan tetapi, bukankah dia merasa takut sepanjang waktu? Memuji dia akan
terlalu berlebihan. Namun, dia masih mengumpulkan keberaniannya dan
mencoba yang terbaik ... Jadi, mari kita puji dia seperti yang diminta. Dengan
mengingat hal itu, Yuuma mengulurkan tangannya.
(Eh? Apakah aku membuat kesalahan? Aku bercanda mengatakan aku akan
memujinya dan tanpa sadar menepuk kepalanya secara tidak sengaja...
Apakah aku salah membaca suasana?)
"Maafkan aku! Aku hanya berpikir seperti inilah rasanya memiliki seorang
adik perempuan!"
Yui juga merasa malu, dan wajahnya juga tersipu. Yuuma menarik nafas
panjang sambil meletakkan tangan di dadanya. Setelah itu, Yui kembali
chatting-an dengan normal untuk memulai percakapan mereka.
‘Tidak apa-apa; kamu telah banyak membantuku… tapi, aku harap kamu
tidak melakukannya terlalu sering di luar karena itu cukup memalukan
bagiku’
‘Maaf.’
‘Kamu tidak perlu meminta maaf. Aku hanya sedikit malu, dan bukannya aku
tidak menyukainya atau semacamnya, sih ...’
‘Melakukannya lagi?’
‘Tidak, tidak dengan cara yang aneh, oke? Terkadang ketika aku melihat
karakter yang aku suka, aku ingin mengelus kepala mereka—dan aku pikir
Yuuma merasakan hal yang sama.’
‘Kalau begitu, apakah kamu tidak keberatan? Aku ingin berterima kasih atas
semua yang telah kamu lakukan untuk aku.’
Pipi Yui sedikit memerah saat dia mengangkat tatapannya pada Yuuma. Dia
dengan lembut memiringkan kepalanya dan menunggu Yuuma untuk
mengelusnya.
Yuuma sendiri masih sedikit tidak nyaman dengan ide menyentuh seorang
gadis, bahkan jika itu hanya dengan mengelus kepalanya.
Pada awalnya, dia dengan mudah menyentuh kepala Yui dengan ujung
jarinya dan kemudian perlahan-lahan melingkarkan seluruh tangannya di
sekitarnya.
Rambut Yui tipis, lembut, dan halus. Ketika dia menggerakkan tangan
dengan pelan dari sisi ke sisi, dia merasakan sentuhan yang menyenangkan.
Mata Yui menutup dengan ringan, dan pipinya merona karena malu, bukan
karena jijik. Paling tidak, dia tidak keberatan dielus.
Yuuma pikir dia sedikit terlalu berhati-hati terhadap anak laki-laki, tetapi
melihatnya seperti itu membuat hatinya berdebar-debar.
Namun, Yui hanya imut sebagai seorang adik perempuan. Yuuma tidak
memandangnya sebagai minat romantis atau semacamnya.
"Yuuma?"
"Ah, itu bukan apa-apa. Aku kira aku akan pulang kalau begitu."
"Oke."
──Bagaimanapun juga, hari ini, Yui mampu mengambil langkah maju atas
kemauannya sendiri.
Pada tingkat ini, gangguan komunikatif Yui akan lebih mudah untuk
diselesaikan daripada yang awalnya aku perkirakan. Itulah yang Yuuma
pikirkan.
INTERLUDE
DARK CLOUDS
Penerjemah: Milize
Keesokan harinya. Setelah makan siang. Yui sedang duduk di depan meja
rias di kamarnya.
Setiap kali dia melakukannya, dia akan selalu diingatkan bahwa dia,
‘berbeda dari orang lain’, itulah sebabnya dia selalu menghindarinya.
Tentu saja, Yui merasa tersanjung sekaligus malu, dan dia berharap Yuuma
tidak akan sering menyanjungnya seperti itu, meski dia tetap merasa
senang.
Selain itu, Yuuma sangat prihatin padanya dan mencoba membantu Yui
mengatasi gangguan komunikatif dan masalah ketidakpercayaan dirinya.
"Ehehe…♪"
Yui tahu bahwa dirinya membuat Yuuma kerepotan. Namun, dia senang
karenanya.
Yui senang Yuuma menjaganya, tetapi dia tidak berpikir dia harus
menyerahkan semua hal pada Yuuma selamanya.
──Aku masih membenci rambut putihku. Dan jika kamu bertanya kepadaku,
apakah aku yakin? Aku tidak akan tahu bagaimana menjawabnya. Tapi,
kupikir aku cukup imut?
(Imut… Aku imut karena Yuuma yang bilang aku imut… Imut… Jelas imut…)
Dia berjanji pada Yuuma bahwa dia akan datang untuk bermain dengannya
lagi hari ini, dan sudah hampir waktunya bagi Yuuma menjemputnya.
Yui biasanya memakai hoodie untuk menutupi rambutnya, tetapi hari ini dia
memutuskan untuk pergi dengan sesuatu yang berbeda──blus putih.
Yui setengah siap saat dia dengan gugup duduk dan menunggu.
──Tsu, tsu♪
Sebuah nada dering dimainkan dari smartphone Yui karena pesan yang dia
terima.
Dia segera melihat smartphone-nya. Orang yang telah mengirim pesan itu
tidak lain adalah Yuuma. Pesan itu berbunyi,
"Maaf, Yui, aku mungkin sedikit terlambat karena beberapa tugas yang
harus kulakukan."
Untuk saat ini, dia membalas dengan, ‘Okay’ dan menghela napas.
Dari hari pertama mereka bermain bersama sampai hari ini, Yuuma yang
selalu datang ke rumah untuk menjemputnya.
Gedung apartemen tempat Yuuma tinggal hanya sekitar sudut, jadi tidak
mungkin aku bisa tersesat.
(Apakah dia akan terkejut melihatku jika aku menunggu di pintu masuk
apartemennya? Apakah dia akan merasa senang melihatku?)
Ketika dia meninggalkan rumahnya kemarin, dia sangat malu sehingga dia
langsung berpegangan pada lengan Yuuma untuk waktu yang lama, tetapi
ketika mereka tiba di rumahnya,
“Okay!"
Yui mengatakan itu dengan penuh motivasi saat dia meninggalkan rumah.
***
‘Okay!’, begitulah yang dia katakan saat dia memutuskan untuk
meninggalkan rumah, tetapi Yui sudah mulai menyesalinya.
Mungkin karena itu adalah waktu makan siang selama liburan musim semi,
tetapi ketika dia berjalan keluar ke jalanan, ada sejumlah anak-anak
seusianya yang berjalan-jalan.
Dia merasakannya,
Dadanya begitu sesak, dia merasa seperti akan tersedak jika dia tidak
berhati-hati.
(Sebenarnya, aku akan menunggu di pintu masuk sampai Yuuma keluar, tapi
aku akan meneleponnya lalu memintanya keluar dan membantuku. Jadi
sampai saat itu, bertahanlah di sana, hanya sedikit lagi aku... tapi
kemudian──)
...Dia merasa takut meskipun mereka seumuran. Sejujurnya, dia tidak ingin
lebih dekat dengan mereka.
Namun, Yui tidak punya cara untuk melarikan diri. Ketiganya tersebar di
seluruh trotoar.
Tidak ada tempat untuk melarikan diri. Yui hanya berdiri terpaku di tanah,
bertanya-tanya pada dirinya sendiri, ‘apa yang harus aku lakukan?’ Saat dia
melakukannya, dia akhirnya berdiri di depan ketiga gadis itu, menghalangi
jalan mereka.
"Menjijikkan."
"Ah..."
Mereka adalah tipe orang yang tidak keberatan mengatakan hal-hal seperti
itu.
Meskipun Yui mengetahui hal ini, dia merasakan dadanya menegang, dan
nafasnya mulai menjadi lebih terengah-engah.
Hal yang baru saja terjadi padanya sebelumnya adalah sesuatu yang terjadi
di masa lalu juga.
"Hah......Hah......"
Aku...tidak bisa...bernafas...
──Hypernea.
Itu adalah kondisi yang disebabkan oleh kecemasan atau kegugupan yang
begitu ekstrim.
Ketika Yui berada di sekolah dasar, dia dirundung, yang menyebabkan gejala
ini muncul.
Akibatnya, dia menjadi semakin cemas bahwa gejala ini akan terjadi lagi.
Kecemasan itu berkontribusi pada dirinya yang lebih lemah terhadap hal itu,
yang mana membuat Yui jatuh ke dalam siklus tanpa akhir. Kesempatan
untuk pergi ke sekolah, yang sudah sedikit, menjadi semakin sedikit.
(T-Terakhir kali aku keluar sudah lama sekali, jadi kupikir aku sudah
sembuh, tapi…)
Yui tidak berpikir dia akan kambuh hanya karena beberapa kata seperti itu.
Yui pun mulai sedikit pusing; matanya berputar ke belakang, kakinya mulai
goyah, dan kemudian itu terjadi,
Dari sudut matanya, semua gadis-gadis yang tadi mulai melarikan diri.
Ini menyakitkan...
"──Yui!"
"Yuu...ma..."
Yui tidak percaya bahwa dia membiarkan Yuuma melihat sisi dirinya yang
tidak pantas ini.
"Ow."
Yui melihat lututnya dan menyadari bahwa itu tergores serta berlumuran
darah. Tampaknya ada batu di tanah di mana dia berlutut sebelumnya.
"Hmm? Apakah kamu terluka? Biar aku yang mengurusnya," ucap Yuuma.
"Aku tidak bisa membiarkan itu. Bahkan jika itu adalah luka kecil, saat itu
terinfeksi, kamu berada dalam masalah besar."
Dia mencucikan lukanya pada air mancur di taman dan disuruh duduk di
bangku sehingga Yuuma bisa menempelkan plester luka padanya.
"Kakakku bersikeras bahwa aku harus membawa tisu, sapu tangan, dan
plester luka bersamaku setiap saat."
Sejak dia mulai bermain dan pergi keluar bersama Yuuma setiap hari, dia
berpikir bahwa dia menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Ketika Yui memikirkannya, dia merasa sangat sedih sampai-sampai dia ingin
menangis.
Suaranya gemetar.
Yui ingin dibiarkan sendirian, tetapi jauh di lubuk hati, dia juga ingin
dihibur.
Perasaanku berantakan.
“Jika kamu tidak menyukainya, aku akan tinggal di sini di sampingmu; jika
kamu ingin berbicara, aku selalu di sini untukmu."
Yuuma mengatakan hal seperti itu seolah-olah dia tahu bagaimana perasaan
Yui yang sebenarnya.
Meskipun dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, Yuuma masih duduk di
sampingnya.
──Itu benar. Kita bisa melakukannya di ruang obrolan seperti yang selalu
kita lakukan.
Dia akan memberitahu Yuuma apa yang terjadi, tetapi sebelum itu, dia perlu
menunjukkan padanya bahwa dia baik-baik saja, sehingga Yuuma tidak
perlu terlalu khawatir.
Segera setelah itu, suara Pekon ♪ terdengar dari smartphone Yuuma saat dia
menerima pesan tersebut.
‘Aku mencoba yang terbaik untuk pergi ke apartemen Yuuma, tetapi dalam
perjalanan ke sana, aku bertemu dengan sekelompok anak gadis yang mirip
gyaru.’
"!"
Dia melanjutkan.
‘Aku sangat frustasi, tetapi aku tidak bisa membalas apa pun kepada mereka.
Ini sangat menyakitkan... Mengapa aku harus begitu menyedihkan...’
──Eh?
.......
Sebelum Yui menyadarinya, mataku meluap, dan aku tidak bisa berhenti.
Yui sangat malu karena Yuuma melihatnya seperti ini... Tetapi dia lega
karena Yuuma mengkhawatirkannya dan membawanya pulang.
Di depan rumah.
"Mereka hanya orang bodoh yang tidak tahu apa yang mereka katakan."
Hal berikutnya yang Yui tahu, dia menyadari dirinya mengatakan hal-hal
seperti itu.
"Aku hanya seorang gadis aneh! Orang biasa seperti Yuuma tidak mungkin
memahami perasaanku!"
“Maaf."
Namun, bahkan tidak ada satu kata pun yang keluar. Yui bahkan tidak bisa
mengeluarkan satu kata pun, ‘Aku minta maaf’. Seolah-olah dia lupa
bagaimana cara berbicara.
‘Tunggu!’ Yui pun mencoba berteriak sekuat tenaga, tetapi tidak ada satupun
yang keluar. Dia ingin memeluknya, dia ingin memeluknya, tetapi tubuhnya
tidak mau bergerak.
Dan kemudian...
CHAPTER 4
ADOLESCENCE AND THE PASSING RAIN
Penerjemah: Milize
Nene, yang berada di rumah pada hari liburnya dari pekerjaan hari ini,
bingung dengan kepulangan Yuuma yang lebih awal.
"O-oh, oke..."
──Aku gagal.
"Sialan..."
Yui tidak melakukan kesalahan apapun, jadi kenapa dia harus melalui
pengalaman yang menyakitkan seperti itu hanya karena dia keluar
sebentar?
Dan yang paling penting──Yuuma marah pada dirinya sendiri karena tidak
bisa melakukan apapun untuk Yui ketika dia menangis.
Yui adalah sahabatnya, dan dia seperti saudara perempuan baginya. Dia
menangis karena situasi yang keterlaluan, tetapi Yuuma tidak bisa berbuat
apa-apa.
Ada ketukan di pintu. Namun, sebelum dia sempat menjawab, pintu pun
terbuka, dan Nene masuk.
"Onee-chan. Tolong tinggalkan aku sendiri untuk saat ini..." pinta Yuuma.
Sementara dia melakukan ini, Nene buru-buru melepas sandalnya dan naik
ke tempat tidur. Setelah itu, dia duduk tegak dan menepuk lututnya.
"Itu..."
...Aku mungkin akan merasa sedikit lebih santai jika aku melakukan ini.
"Fufu, sudah lama sejak kita melakukan skinship seperti ini, kan? Lihat, ada
beberapa kerutan di antara matamu."
"...Hei, Yuu-kun. Mengapa kamu tidak memberitahuku tentang apa yang bisa
kamu ceritakan padaku, apa yang terjadi, sih?" tanya Nene pada Yuuma.
"Umm..."
"Aku tidak tahu apakah aku bisa membantu, tetapi jika berbicara denganku
akan membuatmu merasa lebih baik, maka kamu harus melakukannya.
Ayolah, Yuu-kun, kenapa kamu tidak mau berbicara denganku?"
"Hmm?"
"Onee-chan... menjadi satu-satunya yang lebih tua dalam situasi ini, itu
cukup licik, kan?"
"Fufu, baiklah, aku adalah 'Onee-chan' mu. Setidaknya, ketika adik kecilku
yang imut ini merasa tertekan."
Kemudiam, Yuuma berbicara secara singkat tentang apa yang telah terjadi
sejauh ini.
"Ara ara, kamu benar-benar peduli tentang Schwarz-kun ini, kan? Aku mulai
sedikit cemburu."
"Yah ... ini sesuatu yang mungkin membuatmu ingin mengusirku, tapi aku
tidak berpikir itu adalah sesuatu yang Yuu-kun harus pikirkan. Schwarz-kun
mencoba yang terbaik dan gagal. Kalian berdua tertekan dan sedikit
bertengkar. Bagaimanapun, begitulah, kan?"
"Mmm...."
"Kamu baru saja mencoba mengatakan ‘tapi’, kamu tahu? Kamu sungguh
mencintai Schwarz-kun, kan?"
"Jadi izinkan aku bertanya kepadamu, apakah menurutmu dia akan tetap
tertekan? Yakinkah kamu kalau dia ingin berhenti sekarang? Sungguhkah
kamu berpikir, Schwarz-kun, yang berani bertemu dengan Yuu-kun, mau
melakukannya?"
──Itu benar, bagaimana mungkin aku sudah lupa tentang hal itu sampai
sekarang?
Yui yang mengatakan bahwa dia ingin datang menemui Yuuma, yang
mengatakan bahwa dia ingin mengatasi gangguan komunikasinya, dan yang
berkata kepada Yuuma, "Mari kita berteman lagi."
"Jika itu adalah teman yang kamu sayangi, kamu bisa mempercayai mereka,
kan?"
"...Ya."
"Dia anak yang berani, Schwarz-kun itu. Jangan khawatir. Dia hanya terjatuh
sedikit, kok. Dia akan segera bangun dan mulai berjalan lagi. Kamu,
sahabatnya, harusnya percaya padanya, lho."
"....Ya."
"Aku pikir tidak ada yang salah jika Yuu-kun tetap menjadi orang yang
menarik tangan Schwarz-kun. Aku yakin akan ada banyak batu sandungan di
masa depan bagi kalian berdua untuk diatasi, tapi... persahabatan yang
kalian berdua miliki tidaklah sesepeleh itu sehingga bisa dihancurkan oleh
sesuatu seperti ini, benarkan?"
"....Ah."
"Yuu-kun, jika kamu punya sesuatu yang lain untuk dikatakan, aku akan
menganggap itu sebagai pernyataan perang."
"Jadi, apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu mau pergi ke rumah
Schwarz-kun dan berbaikan dengannya?"
"Ya..."
Yuuma memikirkan tentang apa yang harus dia lakukan. Yui tampak
tertekan, dan Yuuma tidak tahu harus berkata apa padanya.
──Namun, kemudian.
Pitter-patter, pitter-patter.
"...Hujankah?"
"Eh? Tapi, ramalan cuaca mengatakan tidak akan turun hujan, sih..."
Sementara itu, jumlah tetesan air hujan mulai meningkat jumlahnya, dan
dalam waktu singkat, hujan pun mulai turun.
Saat dia pergi ke balkon, dia bisa melihat bahwa hujan benar-benar turun,
dan futon itu sudah lembab. Ketika dia mengangkatnya, terasa sedikit berat.
(Aku merasa cukup beruntung bahwa hujan turun saat aku berada di sini.
Karena akan terlalu berat bagi kakakku untuk membawanya sendiri…)
──Aku dan kakakku tinggal di lantai atas gedung apartemen. Saat aku
sedang duduk di kasur, aku melihat ke bawah pemandangan kota, dan
melihat sosok putih berdiri di sana.
“Yui!?"
"Eh...? Eh......!!!!????"
Yuuma pun melemparkan futon yang telah dia bawa ke arah Nene dan
berlari keluar rumah.
Dia berlari ke aula lift dan mencoba menekan tombol lift, tetapi saat ini
sedang rusak.
Tanpa ragu-ragu, dia menuju tangga, bersumpah dalam hati bahwa dia akan
memperbaiki benda sialan itu sesegera mungkin. Yuuma pun berlari turun
ke lantai pertama, melewatkan satu langkah setiap kali dia berlari turun dan
menuju ke luar.
Yui berdiri terpaku di tempat yang sama. Ketika dia melihat Yuuma, dia
tampak sedikit terkejut.
"Eh? Yuuma?”
"Maaf!"
"Aku minta maaf karena mengatakan hal-hal mengerikan itu! Aku minta
maaf karena aku melampiaskannya padamu dan membuatmu merasa tidak
enak! Yuuma tidak melakukan sesuatu yang salah, tapi aku malah..."
Dia terdengar lebih putus asa daripada yang pernah Yuuma dengar
sebelumnya.
"Tidak apa-apa. Tidak apa-apa. Aku tidak khawatir tentang hal itu, kok.
Lihatlah aku. Lihat?"
"Aku ingin mengatakannya padamu secara langsung, dan aku juga ingin
meminta lagi padamu..."
"Meminta aku?"
"Aku tahu ini mungkin terdengar tidak sopan, tetapi tolong bantu aku
mengatasi gangguan komunikasiku! Aku ingin mengatasi gangguan
komunikatifku dan pergi ke sekolah denganmu, Yuuma!" pinta Yui.
Yui tampak begitu putus asa sampai-sampai dia kehilangan pandangan dari
tempat dia berdiri, dan kemudian, suaranya mulai bergetar.
"Hya!?"
"Tentu saja, aku akan senang jika sahabatku mengatakan itu padaku."
“Ehehehe."
── Aku sangat senang dengan apa yang dia katakan tadi sampai-sampai aku
hampir menangis.
"..........."
"............"
"Ya..."
"Pakaian?”
Yui menarik dirinya menjauh dariku sedikit untuk melihat pakaiannya. Hari
ini relatif hangat, dan Yui mengenakan blus putih yang lebih tipis dari
biasanya.
"...........!?"
"Uhm..."
Bra Yui sederhana dan polos, yang mana merupakan ciri khas Yui.
Sebentar lagi, Yuuma akan menjadi siswa SMA. Dia cukup terpengaruh
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan sensualitas, karena itu dia memiliki
'beberapa' tingkat fleksibilitas ketika bertemu dengan situasi seperti ini.
Yuuma jelas tidak bisa membiarkannya pulang seperti ini. Itu terlalu
memalukan, bahkan jika orang ini bukan Yui.
Di mana?
Selain itu, Yui secara fisik lemah, dan dia tidak ingin Yui terlalu basah.
Namun, liftnya rusak. Belum lagi, ada kesempatan bahwa seseorang yang
lewat dalam perjalanan menaiki tangga mungkin melihat Yui sebagaimana
keadaan dia sekarang.
──Fu-n.
Namun, sekarang pakaian mereka basah dan menempel pada kulit satu
sama lain, Yuuma pun tidak bisa memungkiri bahwa dia menyadari ‘sensasi’
itu ketika dia dipeluk seperti ini.
── Itu hampir saja. Jika payudara Yui lebih besar, aku pasti sudah mati
seketika.
"Oke, kalau begitu aku akan mengangkatmu. Pegang erat-erat, oke?" pinta
Yuuma.
"Mmm-hmm."
──Munyu.
Ini lebih dari yang Yuuma bayangkan. Pahanya begitu lembut sehingga dia
tidak bisa membayangkannya dari penampilan pahanya yang ramping.
Selain itu, Yui menempel erat padanya, dan dia merasakan sesuatu yang
lembut dan halus menekan punggungnya. Aroma dia wangi...
"Y-Yuuma!? Apakah kamu baik-baik saja? A-apakah aku terlalu berat?" tanya
Yui khawatir.
"Tapi aku cukup gemetar. Apakah kamu yakin aku tidak terlalu berat?"
Yui cukup ringan, jadi secara fisik, Yuuma baik-baik saja. Akakn tetapi,
secara mental, dia sekarat di dalam. Dia tidak pernah begitu membenci lift
yang rusak dalam hidupnya.
"Oh, ya."
"Aku tahu, tidak apa-apa. Rambut Schwarz-kun berwarna putih, jadi kamu
tidak ingin aku menyebutkannya... Benarkan?"
Sebenarnya, ada satu hal lagi yang lebih penting, tetapi Yuuma tidak bisa
menahan dirinya untuk mengatakan apa-apa tentang itu.
"Aku selalu ingin bertemu dengan Schwarz-kun yang selalu kamu bicarakan
ini, jadi aku akan menantikannya. Aku akan menunggumu nanti."
"...Ya."
"Aku datang..."
Dia menghentikan kata-katanya di tengah kalimat. Dia melihat Yui yang aku
bawa dan matanya melebar.
"Kamar mandi ada di ujung lorong. Aku akan membawakanmu pakaian ganti
nanti, jadi silakan mandi," kata Yuuma.
"Uh, ya."
Yui membungkuk pada Nene sekali dan dengan cepat berjalan melalui sisi
ruangan.
"Hei, hei, hei, Yuu-kun!? Aku belum pernah mendengar Schwarz menjadi
seorang gadis!? "
"Eh? Jadi sampai sekarang, seorang lelaki dan gadis muda telah
menghabiskan waktu mereka berdua saja dalam ruang pribadi di internet
café... dan sekarang dia menggendongnya, skinship sebagai hal yang biasa...
Eh? Apakah kalian berpacaran!? Ah~ Kalian pasti berpacaran, Kya♪."
"Tunggu, tolong jangan salah paham!? Bukan seperti itu!?" Yuuma buru-
buru menyangkalnya.
"Terus-maksudmu-apa?"
(Untuk saat ini, jersey yang biasa aku pakai tidak apa-apa, kan?)
Yuuma punya beberapa pakaian sisa dari saat-saat dia masih SMP.
...Memikirkan Yui memakai ini membuatnya sedikit tertekan. Namun, dia
menyingkirkannya dan menuju ke kamar mandi.
...Jika ini adalah manga, aku akan merasa beruntung sekaligus memalukan
dengan Yui melepas pakaiannya disini, tetapi aku tidak berniat untuk
melakukan itu dalam kehidupan nyata. Hal itu akan terlalu canggung. Aku
sudah merasa sedikit bersalah tentang apa yang telah aku lakukan
sebelumnya.
Yuuma dengan hati-hati memeriksa bahwa Yui sudah mulai mandi dan pergi
ke ruang ganti.
"Yui. Aku akan meminjamkan jersey-ku, untuk saat ini, kamu bisa memakai
ini sampai pakaianmu kering," ucap Yuuma.
"Terima kasih..."
Dia bisa melihat bayangan berwarna kulit Yui dibalik kaca buram.
──Jadi itu berarti, sekarang, di sisi lain dari pintu tipis ini, Yui...
Yuuma adalah seorang anak laki-laki. Dia juga berada di tengah-tengah masa
pubertas. Tentu saja, dia memiliki ketertarikan dan keinginan yang sama
besarnya dengan orang lain.
Dia mencoba untuk tidak melihat, tetapi dia tidak bisa menahannya selain
melirik sedikit. Dia tidak punya pilihan lain selain membayangkan seperti
apa Yui di sisi lain dari kaca buram itu.
"Yuu-kun~?"
"A-apa!?"
"Oh, benarkah sekarang? Aku pikir kamu mau mengintip di kamar mandi."
"Apakah aku terlihat seperti tipe orang yang akan melakukan itu!?"
"Aku mengerti... Kukira itu berarti kamu tidak perlu mengintip karena dia
mau menunjukkannya padamu seandainya kamu meminta..."
"Tidak, itu tidak benar!? Bukan hal yang seperti itu di antara Yui dan aku..."
"Yui. Aku mengerti. Namanya adalah Yui. Setidaknya kalian berdua sudah
cukup dekat untuk memanggil satu sama lain dengan nama kalian."
"Ara ara, apakah aku terlalu jahat padamu? Fufufu, tidak apa-apa. Aku tidak
berniat mencampuri hubungan antara kalian berdua. Ambil semua waktu
yang kamu butuhkan, Yuu-kunー♪."
Tentu saja, tidak ada yang seksi tentang hal itu, tetapi melihat seorang gadis
memakai pakaian laki-laki yang terlalu besar untuknya itu sendiri agak lucu.
Dia juga merasa sedikit gugup melihat seorang gadis memakai pakaiannya.
Ini mungkin pertama kalinya dia pernah ke rumah teman, apalagi rumah
anak laki-laki. Dia tampak gugup dan meringkuk seolah-olah jersey yang
kebesaran itu menguburnya.
Ketika dia kembali ke ruang tamu setelah menuangkan air panas untuk
dirinya dan Yui, Yuuma mendapati Yui duduk di kursi, sedang
menunggunya.
"Terima kasih......"
"O-ouch."
"Apa kamu baik-baik saja? Aku bilang padamu untuk berhati-hati. Ini panas,
lho."
"Mmmm..."
Kali ini, Yui dengan hati-hati meniupnya. Dan kemudian, dia menyesapnya
lagi.
Akhirnya, Yui kelihatan tenang saat dia menghela nafas lega. Agak lucu
melihat dia seperti itu, dengan ekspresi meneteskan air liurnya.
Akan tetapi──
"............"
"............"
Ketika Yuuma tenang, dia menyadari bahwa dia jelas telah melakukan
beberapa hal yang cukup jahat, seperti memeluknya, memberinya
gendongan punggung, dan membawa Yui ke rumahmya. Yui juga seorang
gadis dan dia mungkin tidak suka diperlakukan seperti itu, terutama oleh
seorang lelaki.
"Ouch!"
‘Yeah. Tapi itu bukan seperti kami memiliki hubungan darah atau
semacamnya. Kami baru saja mulai hidup bersama baru-baru ini, jadi dia
lebih terasa seperti teman lama daripada kakak perempuan. Orang tuaku
pada dasarnya menikah lagi, jadi aku dan kakak perempuanku itu anak tiri.’
‘Jadi, dia seperti kakak tirimu!? Ada apa dengan setting-an seperti game gal
itu!?’
‘Tapi kamu tinggal di bawah atap yang sama dengan kakak perempuanmu
yang tidak memiliki hubungan darah! Kamu pasti akan menaikkan beberapa
flag!’
(TLN: Dalam game ‘flag’ itu sering diistilahkan sebagai tanda dimulainya
suatu event atau hubungan.)
‘Hei, apakah kamu yakin tidak ada apa-apa antara kamu dan kakak
perempuanmu itu? Aku penggemar berat hal semacam itu, lho’
‘Eh? Lalu bagaimana dengan ayah dan ibu Yuuma? Apakah mereka tinggal
bersamamu?’
‘Oh, orang tuaku tidak ada di rumah sekarang. Mereka pergi ke luar negeri
untuk bekerja, jadi pada dasarnya hanya ada aku dan kakak perempuanku.’
‘Ini eroge!?’
(TLN: ‘Eroge’ adalah istilah dari salah satu genre dalam game yang berasal
dari visual novel, hanya saja mengandung unsur-unsur dewasa.)
Saat mereka terus mengobrol seperti ini, mata mereka bertemu. Seolah-olah
mata mereka berkomunikasi satu sama lain, dan tiba-tiba kekhawatiran
mereka akan hal ini dan itu menjadi sesuatu yang konyol, dan mereka
berdua pun tertawa terbahak-bahak.
Setelah itu, Yuuma membawa Yui pulang ke rumahnya dan kembali lagi.
Yuuma berbaring di tempat tidurnya sambil memikirkan masa depan.
(Tapi... jika aku tidak melakukan sesuatu tentang 'itu', maka akan
mengulangi apa yang terjadi terakhir kali.)
Sampai sekarang, kurang lebih Yui telah sampai pada titik dimana dia bisa
keluar rumah sendiri selama ada seseorang yang menemaninya. Akan tetapi,
hal itu belumlah cukup.
Untuk saat ini, Yui hanya harus bertahan dan bisa keluar rumah. Lalu, untuk
melakukannya, Yui perlu memiliki kepercayaan diri.
──Aku pikir itu karena Yui memiliki kepercayaan diri yang rendah. Itulah
pasti alasan dia memiliki pemrasalahan ini sepanjang hidupnya.
(Jika itu masalahnya, maka aku ingin dia bisa mengatasi permasalahan itu...
Aku ingin membuatnya sedikit lebih ringan, tapi aku tidak tahu apa yang
harus kulakukan...)
Yuuma terus memikirkan banyak hal, dan sebuah ide datang padanya.
"Masuklah."
Ketika dia membuka pintu, Nene sedang duduk di tempat tidur sambil
bermain dengan smartphone-nya, berpakaian santai dengan kemeja dan
celana pendek. Akakn tetapi, ketika dia melihat wajah Yuuma, dia duduk
tegak di tempat tidur.
CHAPTER 5
COMPLEX AND THE FEMALE KNIGHT
Penerjemah: Milize
"Kurasa, aku ingin pergi ke suatu tempat yang berbeda hari ini jika kamu
tidak keberatan?"
"Y-Ya."
Saat itu adalah siang keesokan harinya, sehari setelah kejadian kemarin, di
depan rumah Yui.
Yui tampak lega bahwa Yuuma datang untuk menjemputnya seperti biasa,
tetapi segera setelah dia mengatakan itu, Yui langsung merasa khawatir.
“Bukankah kita bisa berdiam di internet café yang biasa kita kunjungi?
Terasa sedikit menakutkan pergi ke tempat lain..."
Yui tampak cemas layalnya hewan mungil yang ketakutan. Melihat dia
seperti ini, Yuuma merasa ingin memanjakannya, tetapi dia menahan diri.
"Hanya untuk memastikan ulang sih bahwa kamu masih ingin mengatasi
gangguan komunikasimu, dan kamu menginginkan bantuanku untuk hal itu
itu, kan?"
“Ya."
"Oke. Kamu juga sudah cukup terbiasa denganku selama beberapa hari
terakhir ini, apa aku benar?"
“Ya. Setidaknya aku tidak gugup dan kehilangan suaraku lagi, kan?"
Dan sekarang, dia bisa menatap mata Yuuma dan berbicara dengannya. Itu
saja sudah merupakan peningkatan yang sangat besar.
Tetapi pada saat yang sama, Yuuma tidak berpikir mereka bisa membuat
kemajuan lagi jika mereka terus seperti sekarang ini.
Yuuma sejak awalnya adalah teman Yui, jadi dia bisa menyesuaikan diri
dengan mudah.
Namun sampai sekarang, menyesuaikan diri dengan orang lain masih sulit.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Yuuma merasa gugup setiap kali dia berada di
hadapan orang lain.
Kalaupun dia tidak sepenuhnya berhasil mengatasi itu... Yuuma ingin dia
melakukan sedikit lebih baik untuk bergerak maju. Dia ingin membantunya
merasa sedikit lebih percaya diri terhadap dirinya sendiri.
"Bukankah sudah kukatakan padamu bahwa aku dulu juga buruk dalam
berkomunikasi?"
"Ya. Yah, bagaimana aku mengatakannya, ya? Aku sama sepertimu kok, dan
aku ingin berteman denganmu saat kita bermain game bersama."
“Ehehehehe ♪"
"Yah, ya."
"Ah, yah, itu karena aku diberkati dengan orang-orang di sekitarku lho,
seperti kakak perempuanku dan yang lainnya. Kaka perempuanku itu adalah
orang yang sangat suka bicara, kamu tahu. Tidakkah kamu ingat bertemu
dengannya kemarin?"
"Ya."
"Jadi, jika kamu tidak keberatan sih, aku ingin kamu bertemu dengan kakak
perempuanku itu, atau setidaknya kamu bisa mengenalnya… Bagaimana
menurutmu?"
"............"
“A-Apakah itu serius baik-baik saja? Apakah kakak Yuuma akan berpikir
bahwa rambutku aneh atau semacamnya?”
"Tidak, itu beneran baik-baik saja, kok. Kamu bisa terus yakin akan hal itu."
"Ya. Sebenarnya, aku sudah memberitahunya tentang situasi ini, dan dia
sangat antusias akan hal itu, mengatakan bahwa aku harus membawamu…
Oh, tapi tentu saja, jika kamu tidak menyukainya, aku tidak akan
memaksamu, jadi begitu sih…”
"Jika Yuuma mengatakan tidak apa-apa, maka aku akan percaya padamu..."
***
Tujuan mereka cukup jauh dari area stasiun yang ramai.
Setelah sekitar 10 menit di dalam bus, mereka turun dan menuju ke...
"Eh..."
"Ya... Aku menduga kamu akan bereaksi seperti itu mengingat ini adalah
salon rambut..."
Sedikit di luar pusat kota terdapat sebuah salon kecantikan milik pribadi
yang disebut World breaker. Seperti biasa, nama itu terdengar seperti
gerakan khusus seorang bos, yang membuat Yuuma tertawa kecil.
(TLN: Gerakan khusus seorang bos itu si MC mengkiaskan pada nama jurus
bos dalam game.)
Yuuma pun penasaran seberapa banyak orang yang bisa mengenali ini
sebagai salon rambut pada pandangan sekilas.
Di sisi lain, ada gambar seorang gadis dengan rambut yang dikepang indah,
berdarah dan berkelahi. Yuuma membayangkan perubahan macam apa ini?
"Er, ini adalah salon rambut yang tepat, oke? Kamu tidak perlu kelihatan
begitu cemas."
"Tidak apa-apa. Kakakku yang menjalankan tempat ini. Yah, aku terkejut
ketika dia bersikeras memesan tempat ini sepenuhnya untuk kita."
"Ya. Dia mungkin sedikit memaksa dan unik, tetapi dia beneran orang yang
baik, jadi kamu tidak perlu khawatir tentang apa-apa."
"Y-Ya."
Yuuma tersenyum selama yang dia bisa agar tidak membuat Yui gugup.
(Meskipun aku mengatakan itu, aku tidak bisa menahan perasaan sedikit
gugup. Kakakku memiliki perbedaan yang ekstrim berkaitan hal yang bisa
diandalkan dan tidak bisa diandalkan.)
Dia tertawa kecil, mengingat semua hal yang telah dia lakukan di masa lalu.
Namun, dia tidak bisa hanya berdiri di sini selamanya, jadi Yuuma
mendorong pintu kaca di pintu masuk.
"Ojamashimasu."
Tidak seperti eksterior toko yang terlalu unik, bagian dalam toko adalah
ruang pangkas rambut seperti kafe yang bergaya.
Yui masuk setelah Yuuma, melihat sekeliling dengan gugup. Dia tidak
terbiasa dengan tempat seperti ini. Sambil bersembunyi di belakang Yuuma,
dia mengamati area itu dengan rasa ingin tahu.
Kemudian, seorang gadis yang mengenakan helm dan baju zirah muncul dari
bagian belakang toko.
"Eh!?"
Jenis baju zirah yang dikenakan kakaknya itu adalah jenis yang hanya bisa
kamu lihat di manga atau anime, itu adalah jenis yang seharusnya
melindungi organ vitalmu, tetapi kenapa area dadanya terbuka? Baju
zirahnya itu akan membuatmu secara tidak sengaja berhenti dan tertegun.
Yui mulai panik ketika dia tiba-tiba diminta untuk mengambil pose tertentu.
"Apa? Yah, aku mendengar bahwa dia adalah tipe orang yang gugup di
depan orang lain, jadi aku pikir aku akan meredakan kegugupannya. Juga,
kesan pertama itu penting, kan?"
"Dan apa yang membuatmu berpikir ini adalah kesan pertama yang baik?"
"Lepaskan saja helmnya untuk saat ini. Memang sih dibuat dengan baik, tapi
terlalu jelek. Yui takut sama hal seperti itu."
"Baiklah."
Dia menjawab dan melepas helmnya. Keluar dari dalam helm itu, muncul
seorang gadis dengan rambut pirang yang dikepang dengan indah dan
senyum polos yang menyerupai senyum seorang anak bandel. Itu adalah
Nene, kakak perempuan Yuuma.
"Halo, Yui-chan. Adik laki-lakiku itu telah merawatku. Aku Sugisaki Nene.
Senang bertemu denganmu♪."
"A-Ah, um?”
"Mugu!?"
"Yuu-kun, bagaimana bisa gadis ini begitu imut!? Dia punya perasaan takut
itu, seperti hewan mungil yang ada tepat di gangku! Hei, hei, bisakah aku
membawanya pulang bersamaku!? Boleh, ya!?"
"Aku tidak tahu bagaimana aku harus bereaksi jika kamu terlihat bingung..."
"Y-Yuuma..."
‘Yuuma apakah orang ini baik-baik saja!? Dia tidak akan memakanku, kan!?’
‘Mungkin!? Mengapa kamu tidak terdengar yakin tentang hal itu!? Atau lebih
tepatnya, dia adalah kakak perempuan yang mesum!? Bukankah dia tipe
kakak perempuan nakal yang hanya bisa kamu lihat di manga!?’
‘Dia memang terlihat seperti itu, tapi bisakah kamu lebih halus tentang hal
itu!’
‘Bukankah itu hal yang biasa dilakukan ketika orang tuamu menikah lagi dan
membawa kakak perempuan yang nakal?’
‘B-Biasa!?’
"Hmm, jadi seperti inilah dirimu ketika kamu mengobrol, Yui-chan. Kamu
benar-benar gadis yang lucu dan menarik."
"Hei!? Bukankah itu pelanggaran tata krama melihat smartphone orang lain
tanpa izin!?"
Dadanya yang besar itu mencuat dari pakaiannya, dan mau tak mau aku pun
meliriknya.
"Tapi Yuu-kun juga seorang laki-laki. Kalau begitu, tidak ada pilihan lain,
kan. Mengapa kamu tidak mencoba meremasnya?"
"T-Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak! Aku tidak akan melakukan itu!"
"Jadi, Yui-chan, Yui-chan. Kamu suka anime dan game jugakan, Yui? Aku juga
menyukainya lho, jadi mari kita berteman~."
"Y-Ya..."
"Jadi, Yui-chan, apakah kamu tertarik pada bunga mawar dan lili?"
"Y-Ya..."
Yui telah kewalahan oleh momentum Nene sejak beberapa waktu yang lalu.
Nene, di sisi lain, tampaknya berada dalam suasana hati yang gembira.
Sambil bersenandung, dia berjalan di belakang Yui dan dengan pelan
mendorong bahunya.
"Yah, ini adalah salon rambut. Aku akan memotong rambutmu, jadi kamu
bisa duduk di kursi itu."
"......"
"........."
"Aku tahu apa yang kamu maksud. Memaang menakutkan sih karena
berbeda, kan? Tapi apakah itu sebabnya kamu menyerah untuk berdandan?
Jika kamu berdandan dengan baik, justru itu akan membuatmu merasa lebih
percaya diri, lho?"
"T-Tapi..."
"Aku seorang profesional di bidang ini, jadi meskipun kita belum pernah
bertemu sebelumnya, bisakah kamu mempercayaiku? Jangan khawatir; aku
tidak akan membiarkanmu menyesalinya. Oke?"
"Mo, Yuu-kun, kamu sangat kasar! Tapi dia benar, kok. Aku sangat baik pada
apa yang aku lakukan, jadi jangan khawatir tentang itu, ‘kay?"
"Uh....uh...Y-Yuuma..."
"Hmm?"
"Y-Yuuma, aku ingin kamu tetap berada di sisiku. Sudah lama sekali sejak
aku memotong rambutku di toko, jadi aku sedikit gugup..."
"Oh, aku menyuruh ayah atau ibuku memotongnya, atau malah aku yang
melakukannya sendiri…” jawabnya.
"Astaga. Kalau begitu, aku kira aku memiliki tanggung jawab yang besar. Ini
semua tentang membuat pelanggan merasa nyaman, kok. Bagaimana
denganmu? Jika kamu mau, aku bisa memotong rambutmu juga, Yuu-kun?"
Yui memiliki kain yang melilit lehernya seperti jubah, masih merasa takut
dan kaku saat dia terdiam membisu di kursi.
"Jika kamu merasa gugup, kamu bisa mengobrol dengan Yuu-kun, oke? Itu
akan membuatmu merasa lebih santai, kan? Ini."
‘Aku belum pernah ke salon rambut lagi dalam waktu yang sangat lama, jadi
aku merasa gugup.’
Setelah pesan seperti itu, Yuuma menerima stiker karakter anime yang
matanya berkaca-kaca.
‘Ada beberapa alasan, tetapi yang terpenting, aku hanya merasa bahwa
kekuatanku sendiri tidaklah memadai ... jadi aku merasa frustrasi…’
‘Kamu khawatir tentang itu!? Itu sungguh sesuatu yang tidak sengaja aku
ucapkan, jadi jangan khawatir tentang itu! Aku lebih seperti orang yang
mengasihani diri sendiri!’
‘Tidak, kurasa kamu tidak terlalu mengerti apa yang ingin aku katakan.
Meskipun aku tahu tentang masalahmu itu, aku masih saja mencoba
membuatmu menanggung rasa malu sehingga kamu bisa keluar dari pintu
rumah. Tapi sebenarnya, aku seharusnya mencoba membuatmu untuk lebih
menyukai dirimu sendiri.’
‘Itu sedikit kejam, kan? Hal ini tidak lebih dari sebuah masalah lama’
(Ini buruk. Aku semakin malu saat aku mengetik ini. Bukankah ini hal yang
begitu memalukan untuk kukatakan? Aku tidak ingin kembali dan membaca
apa yang telah kuketik).
‘Tapi setelah bermain denganmu setiap hari, aku mulai lebih menyukai
diriku sendiri. Aku bisa bertemu Yuuma di kehidupan nyata dan
mengatakan padanya bahwa aku ingin menjadi temannya.’
‘Aku memiliki banyak permasalahan, dan ada kalanya aku pernah bertanya-
tanya mengapa aku dilahirkan seperti ini. Tapi aku cukup berani untuk
menjadi sahabat Yuuma, membuatku mencintai diriku sendiri sekarang. Aku
juga mencintai Yuuma.’
Setelah pesan itu, ada stiker anime "Aku mencintaimu ♡" yang kemudian
dikirim.
Yuuma merasa senang. Dia amat senang karena Yui begitu peduli dengan
persahabatan mereka.
Yuuma pun mencoba mengirim pesan yang berbunyi, ‘Aku senang menjadi
temanmu’ … tetapi, dia tiba-tiba menyadari bahwa Nene telah berhenti
menggerakkan tangannya.
“Ini buruk, Yuu-kun. Aku terlalu penuh akan rasa hormat sampai-sampai aku
merasa seperti akan mati dengan kematian yang mulia.”
Nene dengan cepat menarik diri dariku dan memeluk Yui kali ini.
Kali ini, Yui mengeluarkan jeritan yang tak terdengar dan bergoyang-
goyang.
"Itu tidak mungkin! Aku tidak bisa! Aku benar-benar lemah untuk hal
semacam ini.... Justru, ini bahkan lebih berharga daripada saat aku melihat
Yuu-kun pada masa nolep. Anak laki-laki yang dulunya pemalu itu
membawa kembali pacar yang begitu imut dan bekerja sangat keras
untuknya... Hah, Tuhan."
"Tidak, bukan seperti itu yang ada di antara Yui dan aku!" Yuuma buru-buru
menyangkalnya.
"Oh, maaf, maaf. Sampai 'sekarang', kalian masih berteman, itu benar. Tidak
apa-apa. Onee-chan menyukai hal semacam itu juga."
Raut wajahnya sungguh serius, seolah-olah dia merasa tidak nyaman berada
seperti itu di tempat kerja.
"Maafkan aku, Yui-chan. Begitulah yang aku tunjukkan ketika aku menjadi
bersemangat."
"Tapi?"
"Aku cukup senang... bahwa kamu memuji Yuuma dan aku tentang
hubungan kami."
"Kamu punya rambut yang sangat indah, tetapi kamu tampaknya tidak
terlalu memperhatikannya. Wajahmu polosan, dan pakaianmu hanya
pakaian harian... Ditambah lagi, kamu tampaknya tidak terlalu peduli
tentang fashion sama sekali, atau mungkin kamu terlalu malu untuk
berdandan?"
"A-Ah...uh...ya..."
"Itu tidak bagus, oke? Fashion itu layaknya persenjataan seorang gadis.
Semakin dia mengkhususkan hal itu, semakin kuat pula dia, lho?"
"Hei, Yui-chan? Dari sudut pandangmu, apakah menurutmu aneh kalau aku
sudah cukup tua untuk ber-cosplay?" tanya Nene pada Yui.
"U-Uhm...."
"Oh?"
"Aku pikir itu luar biasa bahwa kamu bisa melakukan apa yang kamu sukai
secara terang-terangan."
"Apakah kamu tahu Yui-chan? Berbeda bukan berarti kamu lebih rendah."
"......."
Kata-katanya tenang, tetapi tegas tanpa keraguan. Yuuma pun merasa nafas
Yui tersengal-sengal mendengar kata-katanya.
──Di masa lalunya, Nene dulunya adalah siswa berprestasi yang serius
dengan perilaku yang baik.
Alasan mengapa Nene begitu baik kepada Yuuma dan Yui adalah karena
pengalaman itu. Orang yang ingin berubah, orang yang ingin melangkah
maju, dia sepertinya tidak bisa membiarkan mereka begitu saja.
"Kamu itu harusnya lebih percaya diri, lho. Kamu begitu imut, dan kamu
tidak bisa mendapatkan rambut seindah ini begitu saja bahkan jika kamu
menginginkannya."
"Hmm..."
"Di atas segalanya, kamu memiliki seorang teman bernama Yuu-kun yang
berjuang keras untukmu. Itu hal yang hebat untuk dibanggakan, kan?"
"......"
Yui memberikan anggukan kecil dan melirik pada Yuuma, wajahnya merona
karena malu.
Pipi Yuuma pun ikut merona. Tetapi ketika dia mengangguk padanya, Yui
tersenyum bahagia dan bergumam, "Ehehe!"
"Ah, itu buruk. Aku sudah membicarakannya dengan serius cukup lama
sekarang. Tee-hee♪. Berkat kamu, aku bisa melihat sesuatu yang bagus."
"Tidak, kamu terlalu berlebihan dengan memesan seluruh tempat ini hanya
untuk kami. Aku tidak bisa meminta lebih dari itu, jadi, terima kasih...." balas
Yuuma.
"Tidak, tidak, aku hanya melakukan ini untuk adikku yang lucu dan teman-
temanku."
"Ada apa?"
"Tidak, hanya saja Yuu-kun bisa berbicara dengan benar dan menatapku
sekarang. Ketika aku pertama kali bertemu denganmu, matamu
disembunyikan oleh poni, dan kamu tampak seperti orang yang suram tanpa
aura kehidupan sama sekali. Tapi sekarang kamu telah tumbuh dengan
baik."
“Tidak, aku tidak bisa melakukan apa-apa sendiri. Lagipula, aku selalu
mengandalkan kakak perempuanku seperti ini... Ouch!?"
***
Terlepas dari semua ini, pekerjaannya terus berlanjut.
"Fee-chan itu bagus~. Aku bisa merasakan nuansa yuri yang datang darinya
ketika dia terjebak dengan Sara-sama."
"Uh-huh?"
Yui sangat gugup pada awalnya, tetapi dia tampak sangat santai saat mereka
mengobrol.
"Head light…”
Setelah pekerjaan itu selesai, Yui melihat ke cermin dan bergumam pada
dirinya sendiri dengan ekspresi yang cukup bingung.
"Mmm......."
Dia jelas menyukainya. Ketika dia pertama kali datang ke sini, dia bahkan
tidak mau melihat cermin, tetapi dia sekarang menatapnya dan melihatnya
dari setiap sudut yang memungkinkan.
"Y-Yuuma."
──Aku selalu berpikir bahwa Yui itu imut, tetapi sekarang dia berada pada
tingkatan yang berbeda sama sekali.
Sebuah riasan wajah yang dilakukan oleh seorang profesional, kamu bisa
tahu bahwa dia telah memakai riasan wajah, tetapi itu tidak terlihat tebal
sama sekali.
Itu dia, seorang gadis cantik yang tidak perlu dipertanyakan lagi,
mengingatkannya pada boneka-boneka terbaik yang pernah dilihat Yuuma
di internet sebelumnya.
"Jadi, bagaimana?"
Itu berbeda dari ekspresi cemasnya yang biasa. Itu adalah ekspresi harapan,
keinginan untuk seseorang memanggilnya imut. Belum lagi, orang yang dia
inginkan itu adalah Yuuma.
Entah mengapa, hanya dengan memikirkan hal itu saja sudah membuat hati
Yuuma berdebar-debar. Namun, dia sepertinya tidak bisa mengeluarkan
kata-kata 'imut' dari mulutnya.
Itu terdengar lebih canggung dari biasanya, tetapi Yui masih merasa senang
mendengarnya. Bahkan bergumam pada dirinya sendiri, "Heh, heh♪" Tanpa
tahu mengapa, kakakku, Nene, mencengkeram dadanya.
Nene menyerahkan sebuah kantong kertas pada Yui. Yui pun memiringkan
kepalanya dengan tanda tanya muncul di atas kepalanya.
"O-Oh, tapi..."
"Tidak, tidak, sungguh, jangan menahan diri. Justru, aku yang seharusnya
membayar kamu karena menyaksikan sesuatu yang begitu fantastis hari ini.
Ahh, sangat menyenangkan menjadi muda ~ ♪."
"Aku tidak terlalu pandai dalam hal semacam ini, tapi aku bersenang-senang
hari ini... dan Yuuma memanggilku imut... jadi aku senang...." Yui
mengakuinya.
"Tentu saja, setelah kamu menata rambut dan riasan, pakaian adalah hal
yang selanjutnya, kan? Maksudku, memiliki seorang gadis cantik yang
mengenakan pakaian harian dan santai membuatnya tampak polos secara
pribadi benar-benar A-okay bagiku. Lagi pula, kami di sini untuk
mendandanimu, kan? Tidakkah kamu ingin berdandan dengan berbagai
macam gaya? Jadi, mari kita pergi Yui-chan, sampai tak terhingga dan
seterusnya!" jelas Nene bersemangat.
CHAPTER 6
COMMUNICATION DISORDER AND THE
MAKEOVER
Penerjemah: Milize
Toko ini sedikit berbeda, ada pakaian biasa, tetapi juga ada pakaian maniak,
ada bagian yang didedikasikan untuk apa yang disebut kostum 'khusus'.
Nene masuk ke sana tanpa ragu-ragu dan mulai memilih segala macam
pakaian.
"Hmm, aku ingin tahu mana yang terbaik. Oh, aku suka yang ini. Aku juga
tidak bisa membuang yang satu ini. Kamu tahu, mari kita pakai semuanya,"
jelas Nene.
Mata Yui berubah menjadi monokrom saat dia dibawakan pakaian dari
seluruh tempat yang belum pernah dilihat sebelumnya di toko biasa.
"Oke, pertama ini dan kemudian ini! Ini dia, Yui-chan!" teriak Nene
bersemangat.
"Y-Yuuma…”
Yui ditarik ke ruang ganti. Yuuma menatap Yui seolah-olah dia ingin
menolongnya, tetapi dia memutuskan untuk mempercayai Nene di sini dan
membiarkan dia pergi.
"Hei, hei, banzai, lepaskan pakaianmu, ahhhh, kamu terlihat sangat imut♡,
sangat halus♡, sangat squishy♡."
"Au...."
Yuuma pun mendengar suara-suara seperti itu datang dari ruang ganti.
"Ini akan baik-baik saja. Percayalah padaku. Hah, bahkan Yui ini terlalu imut,
kulitnya begitu halus... Aku bisa saja memakannya.... Jilat."
"Yui, jika itu terlalu tidak memungkinkan, kamu bisa memberitahuku, oke?
Aku akan segera menghentikan ini."
"I-Ini tidak apa-apa, kok… jika Yuuma tetap berada di dekatku, aku tidak
akan takut. Selain itu…”
"Selain itu...?"
“Aku ingin Yuuma mengatakan lagi padaku betapa imutnya aku ini…”
Yuuma sekali lagi dikejutkan oleh serangkaian kata itu. Dia juga mendengar
jejak suara aneh Nene, "Ough!?"
Sejak saat itu, suasana menjadi lebih sunyi dibandingkan beberapa saat yang
lalu.
Satu-satunya suara yang bisa Yuuma dengar adalah gemerisik pakaian dan
suara Nene yang membantu Yui berpakaian.
"Dan akhirnya, kenakan band Alice ini. Dan kita selesai! Kamu terlihat sangat
imut lho, Yui-chan," ungkap Nene.
"Oke, kamu baru saja mengakui pada dirimu sendiri bahwa itu imut! Kalau
begitu, sekarang saatnya untuk bertatap muka~!”
"Ah!?"
Pakaian Yui adalah apa yang disebut dengan seragam maid. Seragam maid
yang dia kenakan muncul disertai dengan band Alice dan celemek putih
bersih dengan banyak embel-embel yang memberikan nuansa ortodoks.
Yuuma pernah melihat pakaian serupa seperti itu di maid café dan tempat
lainnya.
Namun, melihat Yui yang selalu bermain dengannya, merasa gelisah dengan
malu-malu saat dia mengenakannya… Emosi yang tidak bisa diungkapkan
dengan kata-kata mulai mengalir di dalam dirinya.
Mungkin tidak tahan dengan keheningan seperti itu, Yui pun mulai
mengoperasikan teleponnya.
‘Katakan sesuatu! Ini begitu memalukan, lho! Bahkan lebih sulit bagiku
ketika kamu tidak memberiku satu jawaban pun!’
Yuuma telah menyebut Yui imut berkali-kali sebelumnya, tetapi kali ini,
berbeda. Kali ini, rasanya seolah-olah jiwanya telah direnggut.
Ketika Yuuma mengatakan ini, wajah Yui yang awalnya sudah merah
berubah menjadi lebih merah, dan dia menyembunyikan wajahnya itu di
balik smartphone-nya.
"Y-Yeah. Hanya saja agak aneh ... Aku malu, tapi aku juga merasa sangat
bahagia."
"U-Um, Nene-san...."
"Pakaian, lainnya..."
"Pakaian lainnya?"
Ketika Yui dengan malu-malu mengatakan itu, wajah Nene segera berubah
memerah.
Sambil meneriakkan hal seperti itu, Nene berlari masuk untuk mengambil
pakaian lainnya.
Wajah Yui menjadi merona terang saat dia memohon pendapat Yuuma
tentang gaun Cina yang dia kenakan.
Gaun itu memiliki belahan yang cukup ketat, dengan terus terang
mengekspos paha putihnya. Dia tampak malu dan gelisah, tetapi meskipun
begitu, dia masih menatap Yui dengan mata yang cukup penuh akan
harapan.
Dia harus menunggu cukup lama saat Yui berganti pakaian, tetapi itu tidak
terlalu mengganggunya. Kalalupun ada, itu membuatnya semakin tegang,
yang mana hanya membuat jantungnya berdetak semakin lebih cepat.
Di atas segalanya, Yui mengadakan peragaan busana semacam ini karena dia
ingin Yuuma melihatnya. Bagaimana mungkin dia tidak senang?
"Tee-hee~, aku senang Yui-chan mulai merasa antusias. Tunggu, itu benar...
Hei, Yui-chan, kamu membaca Maoshitsu juga, kan?"
Nene pergi mengambil pakaiannya dan kembali lagi. Tirai itu pun tertutup.
Dan kemudian, setelah beberapa saat, Yui keluar, mengenakan cosplay Fee-
chan.
"Yah~, sebenarnya, aku membuat ini beberapa waktu yang lalu, tapi aku
tidak bisa memakainya karena aku terlalu tinggi dan ada bagian yang besar
di sekitar area dada."
"Aku tahu Fee-chan adalah karakter Lolita di dalam cerita, tapi kupikir akan
tidak nyaman jika aku membuatnya menjadi Lolita, jadi aku mencoba
membayangkannya versi dirinya yang sedikit dewasa. Yui-chan terlihat
bagus saat mengenakannya, membuatku merasa senang, sih. Sepertinya itu
sangat cocok. Lihat, lihat, aku mengalami banyak kesulitan membuat setiap
embel-embel di sini."
Dalam situasi ini, hal yang benar untuk dilakukan adalah mengatakan ‘imut’
dan memujinya, tetapi Yuuma tidak bisa menemukan suaranya.
Yui mulai tertekan, tetapi Yuuma tidak bisa memikirkan sesuatu yang bagus
untuk dikatakan. Kemudian Nene datang untuk menyelamatkannya.
"B-Benarkah… begitu?”
Entah bagaimana, dia berhasil berusaha sejauh itu. Wajah Yui juga memerah
sampai ke telinganya. Wajahnya tertunduk malu, tetapi meski begitu,
mulutnya rileks seolah-olah dia merasa bahagia.
"Hah?"
"Entah apa alasannya, sekarang. Aku ingin Yuuma mengelus kepalaku... Aku
ingin kamu menyentuhku...."
Itu diutarakan dengan cara yang bisa disalahartikan dengan berbagai cara,
tapi aku bahkan tidak punya waktu untuk memperhatikannya. Aku
melakukan apa yang diperintahkan dan menepuk kepalanya.
Rambut Yui lembut dan halus, dan rasanya nyaman untuk mengelusnya.
"Hei, hei, Yui, karena kita di sini, kenapa kita tidak berfoto?"
"Foto?"
"U-Uh..."
"Y-Yah, ya..."
Yuuma ingin mengambil foto Yui dan membiarkan Yui seperti dia sekarang.
"Y-Yuuma...."
──Sekarang, Yui baru saja bersikap curang. Aku tidak berpikir aku bisa
menolaknya seandainya dia memohon padaku.
Dia mengenakan lengan seragam butler yang telah dibeli Nene dan menata
rambutnya agar sesuai dengan penampilan karakter utama.
"....Suka."
"A-Ah, ya. Um, itu cocok untukmu, Yuuma. Kamu terlihat keren?"
Yuuma tahu itu adalah pujian. Namun, bagaimanapun juga, memiliki Yui
yang mengatakan itu membuat hatinya berdenyut-denyut. Dia mati-matian
mencoba untuk menahan senyuman yang muncul di wajahnya.
"............"
"............"
"U-Um, ya, terima kasih.... Itu juga terlihat cocok untuk Yuuma...."
"............"
"............"
Hening.
Biasanya, Yuuma akan mengangkat topik acak, tetapi tidak ada kata-kata
yang terucap. Suara detak jantung mereka terdengar keras.
Suara Nene datang dari belakang. Keheningan itu terkoyak, dan kedua bahu
Yui dan Yuuma menjadi rileks.
"Ah, aku tidak keberatan sih dengan mengambil foto, tapi aku tidak terlalu
bagus dalam fotografi ..."
(Ya, aku seharusnya tidak gugup. Aku adalah orang yang membawa Yui ke
sini. Seharusnya aku yang meredakan kegugupan Yui).
Tiba-tiba, aku teringat pertama kali Yuuma bermain game dengan Yui di
internet café.
(Yui menyukai suara alamiku──itu adalah suara bernada rendah, dan ketika
aku mengatakan beberapa kalimat manga shoujo kepada Yui, dia
kecanduan... oke, itu saja. Itulah satu-satunya cara untuk meredakan
ketegangan Yui di sini.)
(Jika itu masalahnya, dalam cerita, aku bisa memerankan kembali adegan di
mana Fee yang gugup diantar ke pesta dansa untuk pertama kalinya).
"Ada apa?"
──Poof, wajah Yui berubah begitu merah yang tampak seperti akan
terbakar.
(Oh, apa? Bukankah reaksi ini berbeda dari yang terakhir kali?)
Tatapan Yui mengembara tak tentu arah dengan malu-malu untuk beberapa
saat sebelum dia berkata,
(Kecil!? Lembut!?)
Yuuma benar-benar terkejut melihat bahwa tangannya jauh lebih kecil dan
lebih lembut dari yang dia bayangkan. Bagaimana mungkin mereka bisa
begitu lembut ketika dia begitu kurus dan kecil.
Bahkan, Yuuma tidak lagi punya waktu untuk memeriksa hal itu. Namun, dia
bisa merasakan bahwa tangan mereka terhubung erat. Hal itu membuatnya
merasa cukup senang.
Dia berdiri di depan dinding hijau (latar belakang akan digabungkan dengan
komputer nanti) di mana pemotretan akan dilakukan.
"Kalau begitu, aku akan mengambil fotonya.. .ahhh, ekspresi Yuu-kun sangat
lucu. Yui, bisakah kamu keluar dari belakang punggungnya?"
Yuuma ingin menuntun Yui dengan cara yang keren, tetapi ketika kamera
diarahkan padanya, dia akhirnya menjadi gugup.
Dalam cerita, Mao adalah seorang laki-laki yang tinggi dan tampan, jadi jelas
bahwa penampilannya kurang dalam berbagai aspek. Selain itu, dia juga
memejamkan mata beberapa kali.
"Apakah aku terlihat imut di foto itu...?" tanya Yui pada Yuuma.
Yuuma tidak terlalu ingin menyentuh apa saja yang tidak seharusnya dia
sentuh, jadi dia pikir itu adalah ide yang sangat buruk. Namun, Yui menarik
lengan bajunya.
"Hah?"
"..........."
Bahkan kata-kata biasa seperti itu membuat Yuuma gugup. Akan tetapi,
sahabatnya-lah yang mengatakan hal ini. Jadi dia jelas tidak bisa
menghindarinya.
"Kya!?"
Setelah semua itu dijelaskan dan selesai, hari pun sudah larut malam ketika
mereka pulang ke rumah.
‘Maaf, ini sudah larut. Apakah, kamu akan baik-baik saja dengan jam
malammu?’
‘Ya, tidak apa-apa. Aku mengatakan kepada mereka bahwa aku akan sangat
terlambat. Justru, mereka cukup senang bahwa aku memiliki teman yang
bisa bermain denganku selama itu.’
──Apakah Yui menyadari perubahan pada dirinya yang terjadi dalam waktu
singkat ini?
Alasan untuk ini tentunya bukan hanya karena rambut putih Yui yang tidak
biasa.
‘Ketika Yuuma membawaku ke toko hari ini, sejujurnya aku ingin segera
pulang.’
‘Aku pikir aku akan menolaknya sebelum aku pergi jika kamu
menjelaskannya kepadaku. Nene adalah orang yang baik. Aku belum pernah
melakukan cosplay sebelumnya, tetapi dia baik kepadaku dan memberiku
banyak pujian.’
Yuuma berharap bisa melihat senyum itu lebih sering. Dia ingin
menyayanginya, membuatnya tersenyum, membuatnya tertawa, dan
sebagainya.
Setelah beberapa saat, mereka pun turun dari bus, dan dia meminta Yui
pulang sambil berbicara tentang hal lain.
Yui bergumam saat dia mendengar percakapan ringan yang datang dari
dalam rumah.
"Yah, aku telah membuatmu pulang terlambat, dan aku ingin meminta maaf
padamu lagi."
"Mm."
“Yuuma…."
"Yui?"
"......."
"Kamu tidak perlu mengatakan hal-hal seperti itu. Jangan khawatir tentang
hal itu."
"U-Um, ya... tetapi beritahu aku jika kamu membutuhkan sesuatu, oke? Jika
ada yang bisa aku lakukan, aku akan melakukannya."
"?"
"......!?"
"Aku tahu! Aku tahu! Pokoknya, percakapan ini sudah berakhir! Oke!?"
"Uh-huh."
──Meskipun aku mengatakan bahwa itu sudah berakhir, ada suasana yang
aneh.
"......!"
"U-Uh-huh! Ehehehehe♪"
(Dia terlalu gampang... Sebenarnya, aku rasa aku bukanlah orang yang suka
berbicara.)
Melihat Yui tersenyum seperti itu membuat Yuuma bahagia juga. Dia ingin
membuatnya lebih bahagia.
"Nah, sekarang sudah cukup larut. Bukankah kamu harus pulang ke rumah?"
Yui melambaikan tangan pada Yuuma saat dia melihatnya pergi, tetapi dia
tidak menoleh ke belakang.
──Tapi.
INTERLUDE
Penerjemah: Milize
"Aku pulang."
Ayah yang baik hati itu tampak lega bahwa putri kesayangannya telah
kembali dengan selamat.
"A-Aku minta maaf. Apakah aku membuat kalian khawatir?" tanya Yui
padanya.
"Ya, dia adalah teman baikku. Dia sangat baik, dan aku mencintainya♪."
"Ya!"
Dan begitulah, ketiga anggota keluarga duduk di meja untuk makan malam
bersama.
"Kemudian, aku pergi potong rambut dengan temanku, oh ya, kami berdua
merias wajah kami, dan aku juga belajar bagaimana cara merawat
rambutku. Hari ini juga, hari ini adalah hari di mana aku pikir aku akan
mencobanya."
Mereka merasa khawatir. Bagaimanapun juga, Yui tidak pernah bisa sering
pergi ke sekolah, dan dia memiliki gangguan komunikasi yang membuatnya
sulit untuk berbicara dengan orang lain.
Mereka takut bahwa dia tidak akan bisa berteman di SMA atau lebih buruk
lagi; dia akan dirundung.
"Tapi kemudian temanmu akan sendirian sampai dia pulang, kan? Dari apa
yang kudengar, dia kelihatannya seperti gadis yang kuat, tapi tetap saja,
seorang gadis yang berjalan sendirian di malam hari…”
"......Huh?"
"Oh, sayang!"
Pada kata-kata ini, mata ibunya berbinar saat dia menutup mulutnya,
sementara ayahnya ternganga sejenak, sangat kontras dengan tindakan ibu.
"Tunggu, tunggu, tunggu. Um ... dengan kata lain, ada apa. Jadi sekarang
kamu mengatakan padaku bahwa anak laki-laki yang pergi keluar denganmu
untuk bermain setiap hari adalah Yuuma Sugisaki-kun ini?"'
"Y-Ya, tapi..."
"Y-Ya."
"O-omong-omong, hal tersebut tidak lebih jauh dari itu, kan? Seperti
berkunjung ke rumah pihak lain dan sebagainya..."
"Ah, um... maksudku. Yui, anak laki-laki itu yang dikenal sebagai Sugisaki
Yuuma, apakah kamu menyukainya?"
"A-aku mengerti. Y-Yah, Yui akan segera menjadi siswa SMA. Tapi, um....
pergi ke rumah pihak lain ... Bukannya itu hal yang keliru, kan?"
Dan kemudian dia memikirkannya sejenak... lalu mulai berdebar ketika dia
menyadari apa yang ayahnya khawatirkan.
"Bukan seperti itu, oke? Yuuma adalah temanku, dan ketika aku mengatakan
aku menyukainya, maksudku sebagai teman, lalu aku hanya mampir ke
rumahnya karena hujan sekaligus aku basah, jadi aku meminjam kamar
mandinya..."
"I-Itu sebabnya Yuuma hanya temanku, tidak seperti yang Ayah pikirkan!”
"Uhuk. Yui."
"Dengar, Yui? Yui adalah seorang gadis, dan tidak lama lagi, kamu akan
menjadi siswa SMA. Dengan demikian, kamu akan menjadi sedikit rentan,
jadi kamu harus mulai waspada terhadap laki-laki..."
"U-Uh, huh."
"Dan Yuuma ini tampaknya sangat baik pada Yui, tetapi selalu ada pepatah
yang mengatakan bahwa seorang laki-laki adalah serigala. Dalam
kebanyakan kasus, laki-laki biasanya baik pada perempuan ketika mereka
memiliki motif tersembunyi, dan bahkan jika mereka tampak baik, kadang-
kadang..."
"Sayang."
Ayah Yui berhenti berbicara ketika ibunya, yang telah diam sampai
sekarang, berbicara.
Yui memiliki ekspresi cemberut diwajahnya, dan dia tampak lebih pemarah
dari sebelumnya.
"Y-Yui? Ah, tidak. Sama sekali bukan berarti aku bermaksud berbicara buruk
tentang teman-teman Yui, oke? Ayah hanya khawatir tentang Yui..."
Sementara masih dalam suasana hati yang merajuk, Yui meletakkan piring-
piring itu.
***
"Huff."
Sejauh ini, dia paham di dalam kepalanya tentang alasan ayahnya khawatir.
Akan tetapi, lebih dari itu, Yuuma adalah sahabatnya, seseorang yang
spesial... dan memiliki seseorang yang spesial yang dijelek-jelekkan oleh
seseorang, terutama oleh ayahnya, membuatnya bersikap dingin
terhadapnya. Ayah harus meminta maaf pada Yuuma setelah ini, pikirnya.
"............"
Mengingat kembali hari-hari yang dia habiskan dengan Yuuma sejauh ini.
Dia berteman dengan Yuuma melalui game, dan sejak pertama kali bertemu
dengannya, mereka bermain bersama setiap hari, dan Yuuma
memperlakukannya dengan baik...
Namun, ketika ayahnya mengatakan hal seperti itu, seperti yang diduga, itu
membuatnya sedikit berpikir,
Yuuma selalu sangat baik padanya. Sejauh ini, mereka adalah anak laki-laki
dan perempuan, dan dia sering mengatakan padanya bahwa dirinya itu
imut, jadi asumsi seperti itu bukanlah hal yang mustahil.
Akan tetapi....
Yui juga menyukai Yuuma. Dia sangat mencintainya. Dia ingin bersamanya
lebih sering lagi dan mengenalnya lebih baik.
Atau lebih tepatnya, dia bahkan tidak tahu apa itu cinta karena dia tidak
pernah memiliki cinta pertama.
(Jika Yuuma adalah seorang gadis, aku akan merasa nyaman tinggal dekat
dengannya dan tidur bersama tanpa rasa keberatan…)
Namun pada kenyataannya, dia adalah seorang gadis, dan Yuuma adalah
seorang anak laki-laki.
(Jika Yuuma menyukaiku... Apakah dia akan lebih senang jika aku
berpacaran dengannya?)
CHAPTER 7
AFFECTION AND LOVE
Penerjemah: Milize
Hari ini tidak seperti biasanya, Yui adalah orang yang menyarankan ke mana
mereka harus pergi untuk mengobrol dan bermain.
Meskipun hal utama hari ini adalah bermain game bersama di internet café
seperti biasa, sebelum itu, dia ingin makan siang bersama di kedai kopi
terdekat.
Dan dia juga ingin mentraktir Yuuma minum sebagai ucapan terima kasih
atas segalanya sampai sejauh ini.
"Hmm...."
Yuuma mengatakan pada Yui untuk tidak khawatir tentang berterima kasih
padanya atau semacamnya, tetapi Yui tidak menganggap itu adalah hal yang
benar untuk tidak membalas budi.
Yuuma dan Yui adalah teman baik, dan mereka memiliki hubungan yang
setara. Sebagai hasilnya, dia memutuskan untuk menerima minuman itu.
Ketika Yuuma menjawab, "Oke", dia mendapat stiker balasan Fee yang
tersenyum bahagia.
Seperti biasa, Yuuma pergi ke rumah Yui untuk menjemputnya, dan Yui pun
sudah menunggunya di luar rumah.
Hari ini, dia mengenakan gaun one-piece putih, bukan hoodie seperti
biasanya. Itu adalah gaun modis yang dia beli di toko Nene kemarin.
(Seperti yang sudah kukatakan, bukan hal seperti itu! Yui dan aku tidaklah
seperti itu!)
"Selamat pagi. Apakah kamu menunggu di luar rumah? Kamu pasti lelah
berdiri."
──Aku penasaran apa yang terjadi? Apakah dia sedikit gugup? Aku merasa
cukup khawatir, tetapi aku mengalihkannya untuk saat ini.
"Ayo kita pergi kalau begitu. Kita akan pergi ke kedai kopi, kan?"
‘Kamu tahu kedai kopi trendi yang selalu kita lewati dalam perjalanan ke
internet café? Di sana?’
──Tentu saja, dia lebih gugup dari biasanya. Apakah ada sesuatu yang
terjadi?
Selain mengenakan gaun yang tidak biasanya dia kenakan, dia juga
mengenakan riasan tipis.
Matanya besar dan cerah, belum lagi pipinya seperti kue beras yang baru
ditumbuk, membuat Yuuma ingin menyentuhnya. Bibirnya juga
dilembabkan dengan lip balm, memberikan penampilan yang sangat cerah.
"Y-Yuuma? Apakah ada yang salah dengan wajahku?" tanya Yui khawatir.
"Um. Uh, aku mencoba untuk merias wajah, seperti yang aku duga, sih... Itu
terlihat aneh, kan?
"Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak! Aku pikir itu cukup cocok untukmu!"
Ketika dia mengatakan itu, Yui kelihatan senang... dan dia menghela napas
lega.
"Aku senang.... Hari ini, aku berkencan dengan Yuuma, jadi aku melakukan
yang terbaik untuk berdandan..." ungkap Yui.
Dia lebih gugup dari biasanya, dia berpakaian dengan penuh gaya, dan
wajahnya tampak berwarna merah.
Melihat Yui seperti ini mengingatkannya pada adegan dari manga shoujo
yang pernah dipinjamkan oleh Nene.
Dia merasa bahwa ekspresi wajah karakter utama pada waktu itu dan
ekspresi wajah Yui sekarang mirip…
(Se—seperti yang kukatakan, bukan hal seperti itu! Yui dan aku tidak
seperti itu, kan? Tidak mungkin, kan?)
Suara detak jantungnya terlalu keras. Dia tidak bisa berpikir jernih.
Kedai kopi itu memiliki suasana santai, dengan musik klasik yang
menenangkan diputar.
Yui terdiam sampai sandwich itu tiba. Dia berpura-pura melihat menu......
dan sesekali melirik ke arah Yuuma. Ketika mata mereka bertatapan, dia
akan buru-buru mengalihkan matanya ke kiri dan ke kanan.
Namun, bahkan dari sudut pandang Yui, Yuuma pasti bertingkah aneh
sekarang. Dia benar-benar peka terhadap Yui dan bertindak sedikit
mencurigakan.
Saat makan, tidak ada sedikitupun percakapan. Mereka melirik satu sama
lain, termasuk sesi makan tanpa suara yang menakutkan.
Mereka tidak segera berdiri dari tempat duduk setelah menghabisi makanan
mereka. Yui masih saja terdiam membisu seperti patung batu di kursinya,
melirik pada Yuuma. Seolah-olah dia berusaha menemukan saat yang tepat
untuk mengatakan sesuatu.
Jika itu adalah sebuah pengakuan, lalu apa yang harus kulakukan?
Yah, Yuuma sendiri adalah seorang anak laki-laki, dan dia menginginkan
pacar yang imut.
Faktanya, dia bahkan lebih gugup hanya dengan memikirkan fakta bahwa
dia akan mendapatkan pengakuan.
Saat dia berpikir begitu, Yui membuka mulutnya seolah-olah dia telah
mengambil keputusan.
"U-Um, Y-Yuuma!”
"Y-Ya!?"
"A-Ah."
Terus terang, Yuuma merasa sangat senang. Dia baru saja akan mengatakan
‘Mari kita pacaran’ dan membiarkan semua konflik serta segala sesuatu yang
terjadi sampai saat ini terlupakan dari kepalanya. Akan tetapi, dia
menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Oleh karena itu, Yuuma memiliki kebiasaan mengamati ekspresi wajah Yui
dalam upaya untuk membaca perasaannya seakurat mungkin.
Untuk alasan itu, dia menyadari sesuatu. ──Ada sesuatu yang berbeda.
"Y-Ya!"
"Eh?"
"Ah...itu, uh..."
Menghela napas.
"Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kamu coba katakan. Mengapa
kamu ingin berpacaran denganku jika kamu memiliki kecurigaan itu,
terutama ketika itu berlawanan dengan apa yang kamu lakukan sekarang?"
"T-tapi. Aku hanya ingin membalas kebaikanmu, karena kamu telah banyak
membantuku, dan....um, Yuuma? Apakah kamu marah padaku?"
Dia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke Yui. Melihat Yuuma, Yui
panik.
Dia mengulurkan kedua tangannya pada Yui dan mencubit kedua pipinya
sekeras yang dia bisa.
"Unyautsu!?"
"A-Apa-apaan dengan cara berpikir seperti itu, idiot! Tidak, kamu sudah
menjadi idiot, tolol!"
"Yu-Yuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuummmmmaaaaaaaa!"
Yui berteriak, tetapi Yuuma tidak mau berhenti dan kemudian dia
mengendurkan kekuatannya sedikit sebelum melanjutkan lagi.
"Aku menganggapmu itu sahabatku, dan aku ingin menjagamu! Jadi kenapa
kamu melakukan sesuatu yang baru saja kamu katakan, Idiot! Jaga dirimu
lebih baik, dasar Idiot!"
"Masalahnya, kita memiliki hubungan yang setara, Idiot! Kamu tidak bisa
berpacaran denganku untuk berterima kasih atas semua yang telah
kulakukan padamu, Idiot! Oh, Tuhan, si bodoh ini!"
"Umyaaaa!?"
"........"
Dia merasakan ikatan mereka semakin dalam saat mereka bersama, yang
mana membuatnya bahagia.
Dia menikmati waktu yang mereka habiskan bersama, dan dia menantikan
hari ketika sekolah dimulai, mengetahui bahwa dia akan bersenang-senang
dengan Yui setiap harinya.
Dia menyadari fakta bahwa dia mungkin terlalu usil pada waktu-waktu
tertentu, jadi dia bisa mengerti kenapa ayah Yui akan khawatir padanya.
Namun, dia terkejut ketika Yui berpikir bahwa orang yang dimaksud
(Yuuma) memiliki motif tersembunyi.
"Ah...."
Semua darah terkuras dari wajah Yui, dan dia berubah menjadi biru
sepenuhnya.
"Maafkan aku...."
Sebuah suara yang lemah. Yuuma menghela napas kecil. Dia tampaknya
menyesal atas apa yang telah dia lakukan, jadi dia akan melewatkannya
begitu saja.
"Aku memaafkanmu. Hanya saja, jangan melakukan hal seperti itu lagi, oke,
Yui?"
Sekarang giliran Yuuma yang panik. Ini adalah pertama kalinya dia pernah
membuat seorang gadis menangis seperti ini dan dia merasa bersalah.
Dia menyeka air matanya dengan sapu tangan dan menepuk punggungnya.
Akhirnya, Yui pun berhenti menangis.
"T-tidak, aku sepenuhnya salah tadi. Selain itu... aku bahagia, kok."
"Hic...karena, barusan kamu marah padaku, karena itu aku sungguh senang
bahwa Yuuma adalah sahabatku. Lagipula, Yuuma adalah orang yang
menjagaku."
"Tidak. Hanya saja aku memiliki perasaan yang mengganjal, tetapi sekarang
semuanya sudah jelas ... bagaimanapun juga, aku merasa senang. Tapi,
karena itu, itu malah membuatku merasa lebih bersalah... jadi aku
menangis... Maafkan aku, ya."
Yah, apapun itu, hal itu sudah berakhir... sama seperti Yuuma yang
memikirkan hal ini.
"Y-Yui!?"
"A-Aku ini tidak pandai berbicara, jadi aku akan melakukan ini sebagai
gantinya. Ini adalah caraku menyampaikan perasaanku padamu dengan
serius."
Meskipun malu, dia menatap Yuuma lurus di matanya. Dia memiliki mata
yang begitu indah lebih lagi dia merasa seolah-olah bisa terseret ke
dalamnya.
Ini bukan cinta biasa tetapi lebih rasa cinta terhadap keluarga.
(TLN: Eng-nya menggunakan diksi ‘Filial Love’ yang mana lebih cenderung
bermakna rasa cinta/kasih sayang dalam konteks kekeluargaan seperti
orang-tua terhadap anaknya, kakak terhadap adiknya, dan semacamnya.)
Dia meraih bahu Yui dan menariknya menjauh dengan buru-buru. Yui pun
kelihatan sedikit kesal, tetapi bukan itu intinya.
"Kalau begitu Yuuma, mari kita mulai dari awal, oke?" Yui melanjutkan.
"O-Oh."
Dia menjawab terus terang pada Yui, yang mengatakan ini dengan senyum
malu-malu di wajahnya.
Dia sudah malu untuk menatap Yui dari depan. Selain itu, tak peduli
seberapa banyak ekspresi yang dia buat, Yui itu terlalu imut.
(Seperti yang kukatakan, itu berbeda! Hal seperti itu, Yui dan aku tidak
seperti itu!)
***
"Hei, Yuuma? Bisakah aku menggandengkan lenganku dengan punyamu
sekali lagi?" tanya Yui.
"O-Oh."
Sejujurnya, Yuuma cukup bimbang apakah dia harus menerima tawaran itu
atau menolaknya, tetapi dia pikir itu bukanlah hal yang tepat untuk
membiarkan dia sendirian hanya karena Yuuma peka terhadap Yui, jadi dia
menerima tawaran itu… tetapi oh, bagaimana itu ternyata menjadi hal yang
salah perhitungan.
"Eh!?"
Hanya saja...
Terakhir kali Yui berada di tempat terbuka, dia merasa gugup dan
menempel pada lengan Yuuma.
"Ehehehe♪"
Yui dengan senang hati berpelukan di bahu Yuuma. Dari luar, mereka
tampak seperti sepasang kekasih. Hanya dengan berjalan beriringan, jelas
sekali bahwa Yui menyukai Yuuma.
Selain itu, rambut Yui beraroma samar dan wangi. Saat dia memeluk Yuuma
erat-erat, Yuuma bisa merasakan kelembutan dan panas tubuhnya, mungkin
karena pakaiannya lebih tipis dari sebelumnya.
──Yuuma mungkin orang yang teguh untuk seusianya, tetapi dia tetaplah
seorang remaja laki-laki.
Tidak mungkin Yuuma bisa menahan hal seperti itu selama itu. Tanpa
disadari, dia mempercepat langkah kakinya.
Meskipun dia telah menyadari bahwa Yui mulai berlari, dia berpura-pura
tidak melihatnya hari ini.
Dia tidak memiliki pilihan lain selain merasa malu, tetapi bagian lain dari
dirinya khawatir bahwa jika dia tidak menjauh dari Yui bahkan untuk sesaat,
dia akan mulai mengembangkan perasaan jahat pada Yui, dan sebagai
seorang sahabat, dia ingin menghindari itu...
Sejak liburan musim semi, mereka telah datang ke sini setiap hari, jadi dia
sepertinya sudah hafal wajah mereka.
"Tapi aku minta maaf. Semua ruangan untuk berdua sudah terisi hari ini."
"Benarkah?"
"Aku memiliki kamar tunggal yang tersedia. Apa yang mau kalian lakukan?
Kamarnya sih kecil, dan hanya ada satu komputer lho, tapi kalian bisa kok
menonton semua film yang kalian inginkan, dan kurasa kalian berdua akan
menikmatinya, kan?"
"Aku... tidak apa-apa dengan itu? Aku juga bisa bermain game di
smartphone-ku, jika Yuuma tidak kebefratan, sih."
──Kemudian.
"Ah, hanya sekedar pemberitahuan. Toko ini bukanlah tempat semacam itu,
jadi tolong jangan melakukan hal-hal begituan, oke?"
"Hal begituan?"
"A-apa yang kamu bicarakan, sih!? Aku tidak akan pernah melakukan hal
seperti itu di tempat seperti ini!"
"Ah, tidak, Yui tidak perlu tahu! Sebaliknya, lebih baik jika kamu tidak tahu!"
"Mu~"
"...Eh?"
Yuuma tidak bisa menahan tatapan petugas toko itu lagi, sehingga dia
menarik Yui dan menuju ruangan mereka.
daripada ruang ganda yang biasanya mereka gunakan. Dalam hal ruang,an
itu seukuran ruang lift.
"Eh...."
"Ada apa?"
Ruangan itu jauh lebih kecil dari yang dia pikirkan. Dan berada bersama
dalam ruangan sekecil itu, mau tak mau Yuuma merasa sadar akan Yui.
Belum lagi, karena petugas toko mengatakan hal-hal seperti itu dia akhirnya
membayangkan beberapa hal aneh.
"Eh? Aku hanya ingin bertanya apa yang harus kita mainkan untuk saat ini,
tapi... untuk saat ini, apakah kamu mau bermain game seperti biasa?"
"A-Ah, ya."
"J-Jika dipikir-pikir, hanya ada satu tempat duduk tatami. Yui, duduklah. Aku
akan baik-baik saja tanpanya."
"Tidak apa-apa kok. Yuuma bisa melebarkan kakinya saat duduk, dan aku
akan duduk di antara kedua kakimu."
"Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak. Maksudku, bukankah itu terlalu
dekat?"
Dia dengan cepat membalas, ‘Akunya yang keberatan dengan itu!’, tetapi
pada akhirnya, Yuuma menurut.
Orang ini… sedang mempermainkan hati seorang laki-laki sekali lagi. Yuuma
memikirkan hal itu tetapi berhasil menjaga wajah pokernya.
‘Ya. Yuuma, apakah kamu tahu apa itu oksitosin? Itu adalah hormon
kebahagiaan. Aku pernah melihatnya di TV.’
memegang lenganku, aku merasa seperti mengeluarkan banyak itu, dan itu
cukup melegakan.’
‘Tidak, tapi itu bersentuhan dengan tubuhmu, kan? Bukankah kamu benci
hal semacam itu dari sudut pandang seorang gadis?’
‘Aku tahu kamu begitu perhatian padaku karena aku seorang gadis, tapi
kamu tidak harus begitu, lho? Aku tidak terlalu keberatan jika Yuuma yang
menyentuhku.’
──Mungkin, Yui tidak sepenuhnya sadar bahwa dia adalah seorang gadis
karena dia jarang pergi ke sekolah.
Ketika dia berada di kelas awal sekolah dasar, laki-laki dan perempuan
sering berganti pakaian bersama di gym dan kolam renang, jadi dia mungkin
tidak merasa malu tentang hal itu.
Yui mungkin tidak memiliki banyak pengalaman dengan hal-hal seperti itu.
Untuk alasan itu, dia rentan dan terus terang dalam mengekspresikan kasih
‘Ada apa?’
"............"
Tidak apa-apa. Aku tidak akan menyentuhnya di tempat yang salah. Hanya
jarak kami saja yang dekat. Ini masih dalam lingkup persahabatan. Itulah
yang Yuuma katakan pada dirinya sendiri.
"A-Ah."
"..........!"
Masih tanpa kontak fisik. Akan tetapi, jantungnya sudah berdetak cepat.
Jarak ini berbahaya. Selain itu, Yui telah menyandarkan berat tubuhnya pada
tubuh Yuuma seperti sandaran.
Yui berkomentar seolah-olah dia duduk di sofa terbaik. Yuuma, di sisi lain,
sungguh tidak berpikir seperti itu.
Posisi ini seperti dia menahan Yui saat dia duduk diantara kakinya.
Rambut Yui beraroma cukup wangi saat dia duduk tepat dihadapannya.
Beberapa saat kemudian, dia menyadari bahwa itu berbau seperti sampo
yang dia gunakan di toko Nene. Dia pasti telah mandi sebelum kita bertemu,
pikirnya.
"Jadi, apa yang mau kita lakukan. Yuuma, apakah kamu memiliki misi yang
ingin kamu lakukan?"
Yuuma memulai Grand Gate pada komputernya dan Yui pada smartphone-
nya.
(Eh?)
"Yui?"
Ketika dia berbalik untuk melihat Yui, dia sedang menyentuh layar
smartphone-nya, terlihat mengantuk dan linglung.
"Kurang tidur?"
"Gugup?"
"Itu adalah pertama kalinya aku mengaku pada seorang anak laki-laki..."
Meskipun berakhir seperti itu, pengakuan itu bukanlah hal yang sepeleh
bagi Yui juga.
"Fuah..."
Di sisi lain, Yui menguap dengan lucu, tidak menyadari keadaan pikiran
Yuuma. Dia masih tampak mengantuk dan segera mulai tertidur lagi.
"Hei, bangun?"
"A-aku... maaf, tubuh Yuuma malah terasa begitu hangat, aku ingin tetap
dekat denganmu, rasanya begitu nyaman..."
Yui mengatakan hal-hal seperti itu dengan suara mengantuk. Itu sedikit
menyedihkan bagaimana dia begitu lengah di sekitar Yuuma, tetapi Yuuma
juga berpikir sisi lain dari Yui itu sangatlah imut.
“Jika kamu mau, kenapa kamu tidak tidur disini sebentar?" saran Yuuma.
"Hmm...terima kasih..."
Segera setelah Yui mengatakan ini, tubuhnya menjadi rileks. Dalam satu
menit, Yui mulai tidur nyenyak dengan berat badannya bersandar pada
Yuuma.
"........."
──Situasi itu ternyata jauh lebih menyiksa daripada yang Yuuma duga.
Yui, bersandar pada Yuuma dan tidur dengan nyenyak, begitu tak berdaya.
Yuuma juga seorang laki-laki. Dia tidak berniat melakukan apapun pada Yui,
tetapi melihat Yui begitu tak berdaya adalah hal terakhir yang perlu dia
lihat.
Dalam posisi seperti itu, dia pikir setidaknya bukanlah hal yang keliru untuk
memeluknya.
(Dia harus sedikit waspada padaku... Tetap saja, aku ini seorang laki-laki)
Dengan menghela nafas, saat dia hendak menyerah dan mengatakan hal itu
tidak dapat dihindari, sesuatu menarik perhatian Yuuma.
".....!?"
────Ada perbedaan tinggi badan yang wajar antara Yuuma dan Yui. Oleh
karena itu, ketika Yuuma melihat Yui, dia secara alami melihat ke arah
bawah pada Yui.
Payudaranya sederhana, tetapi yang pasti ada tonjolan. Pakaian dalam putih
yang cantik dengan embel-embel membungkusnya. Garis tulang
selangkanya cukup menggoda di samping kulit putihnya yang halus.
Pada akhirnya, game itu tidak memiliki kemajuan sama sekali pada hari itu.
──Dari hari itu, jarak dengan Yui, yang awalnya dekat, menjadi semakin
dekat.
Para gadis mungkin cukup santai menempel dan memeluk teman baik
mereka, jadi Yuuma merasa itulah alasan yang mungkin Yui rasakan
mengenai ini.
Hal itu membuatnya senang, dan dia pikir Yui kelihatan imut.
Sebaliknya, Yuuma adalah seorang anak laki-laki, Yui adalah seorang gadis
dan dia terlalu tak berdaya.
Yuuma juga menjadi sangat peka terhadap Yui. Jarak di antara mereka
cukup menyiksa.
Dan akhirnya, apa yang Yuuma takutkan, sedikit banyak pun terjadi.
CHAPTER 8
ULTERIOR MOTIVES AND FEELINGS OF GUILT
Penerjemah: Milize
"Hei, Yuuma, bisakah kamu mengizinkanku berterima kasih atas semua yang
telah kamu lakukan padaku?"
Yui mengatakan hal-hal yang menggoda saat dia bersandar pada dada
Yuuma.
Matanya yang lembab dengan rasa malu. Telinga yang merah cerah dengan
ekspresi wajah centil.
"K-Kamu bilang terima kasih… Apa yang mau kamu lakukan?" tanya Yuuma.
Entah bagaimana, Yuuma bisa menebak apa yang dia coba katakan.
"Bukankah tidak apa-apa? Jika itu Yuuma, aku tidak menentangnya. Nah,
Yuuma, karena itu... tolong, aku ingin kamu..."
Yuuma pun memeluk tubuh rampingnya dengan erat. Yui menatap Yuuma,
matanya berkaca-kaca, dan menutupnya begitu saja.
────────────────
Butuh waktu sekitar sepuluh detik baginya untuk memahami bahwa semua
itu adalah mimpi.
Dan kemudian──
"Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...!"
***
Tiga hari telah berlalu sejak pengakuan itu.
...Sebelumnya, Yuuma bisa dengan bangga mengatakan bahwa dia baik pada
Yui karena persahabatan mereka. Namun sekarang, dia telah
mengembangkan motif tersembunyi.
Jika dia baik pada Yui, Yui akan datang dengan menyukainya. Dtidak bisa
dipungkiri bahwa dia berpikir tentang hal semacam itu.
Selain itu, Yui itu lengah, dan kepekaan terhadap jarak di antara mereka
begitu dekat pada waktu-waktu tertentu... Mau tak mau Yuuma
memandangnya sedemikian rupa.
Akan tetapi, alasan mengapa Yui begitu lengah sampai sejauh itu adalah
bahwa dia mempercayai Yuuma. Yuuma merasa seperti dia mengkhianati
kepercayaannya karena memiliki keinginan dan motif tersembunyi terhadap
Yui, dan dia merasa bersalah.
Akhirnya, dia mengakui mimpinya pagi ini...meskipun itu adalah mimpi, itu
mengungkapkan hasrat duniawinya terhadap Yui. Dia sudah merasa
bersalah sejak pagi ini, dan kesehatan mentalnya berantakan.
Bagaimanapun juga, dia berjalan pergi dan menuju dengan perasaan aneh ke
arah ruang tamu.
"....Ya."
Akhir-akhir ini, sarapan hanya sereal. Itu adalah jenis makanan di mana
kamu menaruhnya di atas piring dan menuangkan susu di atasnya.
"Yuu-kun, ada apa? Apakah kamu tidak enak badan? Kamu kelihatan tidak
terlalu nafsu untuk makan..."
"Yah, ya..."
Tentu saja, dia tidak bisa memberitahu Nene, seorang perempuan muda,
tentang jenis mimpi yang dia miliki.
"Haa..."
Yuuma sendiri tertarik pada Yui sebagai lawan jenis. Itu adalah sesuatu yang
tidak bisa dia sangkal lagi.
Namun, sebelum itu, Yui adalah sahabatnya. Dia ingin tetap setia dan tidak
melakukan sesuatu yang menyakitkan yang akan mengkhianati
kepercayaannya.
Di sisi lain, dia akhirnya memiliki motif tersembunyi dan pikiran yang aneh.
"Haa..."
"Apakah kamu serius baik-baik saja? Jika kamu merasa tidak enak badan,
kamu seharusnya kembali tidur hari ini..."
‘Ibuku memberi uang saku untuk membeli beberapa pakaian modis dengan
temanku. Jadi aku bingung apakah aku bisa kembali ke tempat Nene sekali
lagi, tetapi, jika itu bagus, Yuuma, apakah kamu mau pergi keluar denganku?’
Bahkan Yuuma pikir merasa senang bahwa dia diajak pergi keluar seperti ini
meskipun merasa bersalah adalah sesuatu yang egois.
"Ah, dia mau pergi keluar dan membeli beberapa pakaian di tokomu, Onee-
chan."
Pipi Yuuma berubah merah padam, dan dia berbalik ke arah lain dengan
gelisah. Melihat perilaku seperti itu dari Yuuma, mata Nene berkedip, dan
senyum kepuasan muncul di wajahnya.
"A-Apa itu."
"Kalau begitu, untuk saat ini, bisakah aku pergi ke tempat butik Onee-chan
sekitar tengah hari?"
"Tentu saja. Kamu bisa datang kapan saja, kok. Kalau begitu, sudah
waktunya bagiku untuk pergi bekerja. Pastikan untuk mengunci pintu
dengan benar dan seterusnya."
Kemudian, saat dia akan meninggalkan ruang tamu, Nene berhenti, berkata,
‘Oh, benar sekali.’
"Aku harus pergi bekerja hari ini. Aku akan kembali besok malam."
"Aku mengerti, tapi kamu seharusnya memberitahuku hal seperti itu lebih
awal jika memungkinkan."
"Maafkan aku, aku minta maaf. Yah, hanya karena Onee-chan tidak ada di
rumah bukan berarti kamu bisa membawa Yui-chan kapanpun kamu mau,
oke~?"
Yuuma tahu bahwa Yui tidak bermaksud berkencan dengan seorang anak
laki-laki saat dia mengajak Yuuma pergi, tetapi Yui masih saja mengajak dia,
yang merupakan anak laki-laki untuk pergi keluar bersamanya, jadi tak bisa
dipungkiri lagi bahwa itu merupakan kencan belanja.
(Wajahku terasa panas... Aku harap itu akan membaik saat aku bertemu
Yui.)
***
Ketika Yuuma pergi untuk menjemput Yui, Yui sedang menunggunya di
depan rumahnya.
"Selamat pagi. Terima kasih untuk pergi keluar denganku hari ini," lanjut Yui
"A-Ah."
Melihat wajah Yui secara keseluruhan, dia secara tidak sengaja teringat
mimpi yang dia alami pagi ini.
"Tapi, wajahmu terlihat sedikit merah? Kamu yakin kamu tidak sakit?"
Sampai sekarang, dia masih merasa sulit untuk berbicara dengan seseorang
yang baru pertama kali dia temui, tetapi setidaknya dia sudah bisa
mengobrol dengan Yuuma secara normal. Sebelumnya, Yui akan menunggu
Yuuma untuk berbicara terlebih dahulu, meskipun baru-baru ini, Yui
menjadi semakin aktif berbicara.
Selain itu, di atas segalanya, Yui tampaknya memiliki rasa suka padanya.
Mimpi itu telah membuatnya semakin peka akan hal itu. Bahkan sekarang,
pipinya sedikit panas saat disentuh. Selain itu, dia merasa agak bersalah
karena memendam perasaan ini pada Yui, yang memperlakukan dia sebagai
'teman dekat', membuat dia tidak bisa melihat wajahnya dengan benar.
"A-aku baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir tentang aku! B--baiklah,
ayo kita pergi, oke?" ucap Yuuma gugup.
"Mmm."
Yui tampak begitu terkejut karena dia hampir seperti membuat efek suara
"WHAM".
"T-Tidak, hanya saja, jika Onee-chan melihat ini, dia akan mulai mengolok-
olok aku, dan seperti yang kamu duga, aku mulai merasa malu, lho."
"U-Un."
Yui bingung dengan sikap Yuuma yang tidak biasa. Dia tidak berpikir buruk
tentang hal itu, meskipun Yui sendiri tidak yakin apakah dia bisa tetap
percaya diri jika tidak ada yang bergandengan tangan dengannya.
Terakhir kali mereka datang ke toko, mereka memiliki tempat yang sudah
dipesan seutuhnya, tetapi hari ini, ada pelanggan dan staf lain.
Nene sedang melayani pelanggan lain. Bertukar kontak mata ringan, dia
mengatakan kepada mereka untuk ‘silakan jangan pedulikan aku’, lalu
Yuuma dan Yui pergi untuk melihat-lihat pakaian bersama-sama.
Selain itu, mereka bahkan memiliki situs yang menawarkan saran tentang
‘cara mengkoordinasikan pakaianmu’, sehingga memudahkan orang-orang
seperti Yuuma dan Yui, yang tidak terbiasa dengan mode, untuk memilih
pilihan yang tepat.
"Kenapa kamu malah tanpa ragu-ragu memilih hoodie sejak awal? Bukankah
kamu datang untuk mencari beberapa pakaian modis hari ini? Bagaimana
kalau yang ini?"
Tidak ada yang bisa menolong rasa malunya, saat dia melalui kesulitan besar
untuk pergi keluar dengan Yui. Namun, dia harus mencoba yang terbaik
untuk membantu Yui memilih pakaiannya dengan berbagai cara sambil
merasa malu menatap wajah Yui.
"Ya, oke."
...Ketika dia datang ke toko sebelumnya dengan Yui, dia telah menunggunya
berganti pakaian seperti ini. Namun, perasaan yang dia rasakan sekarang
dibandingkan dengan waktu itu sedikit berbeda.
Selain itu, Yui menatap Yuuma dengan ekspresi penuh harap, mengharapkan
Yuuma memujinya. Penampilan seperti itu terlalu imut dan menawan bagi
Yuuma──.
Setelah itu, ekspresi Yui langsung mendung. Dia dengan khawatir melihat
ekspresi Yuuma.
“Hei Yuuma, apakah sesuatu terjadi? Kamu kelihatan tidak begitu semangat
hari ini."
Itu cukup buruk bahwa dia mengatakannya secara terus terang, dan itu
membuat Yui semakin khawatir.
"............"
Yui melirik sekelilingnya. Ada pelanggan lain, tetapi setidaknya tidak ada
yang melihat mereka sekarang.
"Eh? T-tunggu!?"
"Y-Yui!?"
"Apa? K-kenapa...?"
"Lakukan saja."
Yui menempatkan tangannya disekitar kepala Yuuma dan memeluk dia erat-
erat ke dadanya.
"H-Hey!?"
Lembut. Aroma wangi yang mirip dengan susu. Suara jantung Yui.
"U-Um, kamu tahu? Jika ada sesuatu yang bisa kulakukan untuk
membantumu merasa lebih baik, tolong beritahu aku. Aku mungkin tidak
bisa diandalkan, tetapi aku akan mencoba yang terbaik..."
Yuuma tidak bisa berhenti mencintai Yui. Dia begitu menggemaskan dan tak
tertahankan. Dia ingin memeluknya kembali. Dia ingin menjadikannya
miliknya.
Akhirnya, dia memaksa keluar dari pelukan Yui dan melarikan diri dari
tempat kejadian.
(Tidak, itu tidak baik. Tidak, itu tidak baik. Tidak, itu tidak baik.)
Benar saja, dia tidak bisa melihat Yui sebagai seorang sahabat seperti yang
dia lakukan sebelumnya. Satu-satunya hal yang dia bisa lihat dari Yui saat ini
adalah sebagai ‘gadis yang dia sukai.’
Akan tetapi, dia tidak ingin Yui berpacaran dengannya sebagai cara untuk
membalas budi yang telah Yuuma lakukan untuknya sejauh ini atau untuk
menghindari kecanggungan. Yuuma tidak berpikir hal itu adalah cara yang
benar jika Yui berpacaran dengannya karena alasan itu.
Namun, meskipun dia berpikir itu tidak benar... Yuuma masih ingin
mengambil keuntungan dari itu. Hari demi hari, keinginannya untuk
membuat Yui menjadi miliknya tumbuh lebih kuat. Hal seperti itu... rasa
bersalah mulai membengkak dari kebodohannya.
Kemudian, dia pergi ke sudut rak barang dagangan dan yang mengejutkan,
dia menemukan──
Dia sangat malu untuk berbicara dengan Nene tentang hal-hal seperti itu.
Akan tetapi, Yuuma tidak memiliki jalan keluar dari situasinya saat ini, dan
dia ingin melakukan sesuatu tentang hal itu. Belum lagi, dia tahu satu-
satunya orang yang cukup dekat untuk meminta nasihat tentang hal
semacam ini adalah Nene...
‘Silakan’
***
Dia dibawa ke halaman belakang toko.
Bahwa dia tidak bisa lagi memperlakukan Yui seperti yang dia lakukan
sebelumnya karena dia jatuh cinta padanya. Bahwa Yui menyukainya
sebagai sahabat, tetapi dia merasa bersalah karena memiliki perasaan ini
padanya.
Dia merasa malu, tetapi dia menceritakan bagian yang cukup rinci dari
cerita itu. Dan kemudian dia...
"Errr, Onee-chan?"
"Ah!? Maaf, maaf, aku sedikit terlalu bersemangat. Mulai sekarang, aku akan
berada dalam mode serius! Ya, mode serius!"
"Oleh karena itu... ini tetap saja buruk. Untuk menjadi begitu baik pada Yui
dengan motif tersembunyi seperti itu... Hanya ada hal buruk..."
"Tidak, tidak juga? Bukankah itu normal untuk memiliki motif tersembunyi
dalam bersosialisasi? Justru, aku pikir cukup jarang untuk menemukan
seorang laki-laki yang telah merawat Yui dengan baik hanya demi
persahabatan, bukankah begitu?"
"Tidak, tetapi alasan kenapa Yui begitu dekat denganku adalah bahwa dia
mempercayaiku sebagai seorang sahabat, dan untuk memiliki motif
tersembunyi seperti itu...aku-aku...ditambah lagi, aku hanya bisa melihat dia
dengan mata seperti itu sekarang, dalam hal apapun..."
"Tidak, tapi..."
Nene tersenyum.
"A-aku tidak mau. Dan itulah mengapa aku mengalami kesulitan untuk
mengeluarkan motif tersembunyiku..."
"Aku yakin itu karena dia sangat mencintaimu dan mencoba yang terbaik!
Ayolah, ayolah, bayangkan saja itu, kan?"
Dia benar-benar malu, tetapi dia mencoba yang terbaik untuk menarik
perhatiannya untuk mendapatkan perhatiannya.
Jantungnya mulai berdetak lebih cepat dan lebih cepat saat dia
membayangkan Yui seperti itu.
"............"
"Hei, Yuu-kun. Tidak ada salahnya memiliki motif tersembunyi. Yang penting
adalah bagaimana pihak lain menerima perasaanmu. Jika itu untuk
seseorang yang kamu sukai, bahkan motif tersembunyi bisa membuatmu
bahagia."
"T-tapi, itu, bahkan jika aku bahagia karena motif tersembunyi dan
bagaimana aku menyukainya, aku masih tidak mau pergi kesana..."
"Yui mencintaimu juga, kan? Sejak awal, sikapnya tidak tampak seperti dia
membencimu, lho?"
"A-aku tahu, t-tapi, seperti yang kukatakan, dia hanya menyukaiku sebagai
seorang teman, dan itu sendiri sangat berbeda..."
"Aku tidak berpikir bahwa itu adalah masalahnya dari sudut pandangku..."
"Hah...?"
"Kohon. Maaf, tolong abaikan itu tadi. Baiklah, kalau begitu aku akan
bertanya sebaliknya, bisakah kamu kembali menjadi teman? Tidak mungkin,
kan? Atau apakah kamu mau menjaga jarak dengan Yui karena kamu
memiliki motif tersembunyi dan kamu merasa bersalah? Jika kamu mulai
berbicara seperti itu, aku akan marah, lho."
"Ungh..."
Itu... Buruk.
Meskipun dia adalah sahabatnya, dia bisa mengatakan bahwa Yui sangat
mencintainya. Jika Yuuma meninggalkan Yui, Yuuma yakin dia akan sedih.
Ini tidak akan lama sebelum sekolah dimulai, dan dia tidak bisa
meninggalkan Yui sendirian.
(Eh?)
Dia ingin bersama dengan Yui. Dia ingin Yui menyukainya juga. Saat itulah
dia merasa seperti roda gigi yang saling berdekatan.
"Yuu-kun terlalu peduli tentang bagian buruk dari cinta. Pada akhirnya, Yuu-
kun menyukai Yui-chan, dan dia ingin membuat Yui menyukainya seperti dia
menyukainya. Mengenalnya lebih baik lagi. Bukankah hanya itu yang ada di
sana? Ini bukan tentang memilih antara sahabat dan kekasih. Kamu bisa
menyukainya sebagai seorang sahabat dan membuatnya menyukaimu
sebagai kekasih."
Sampai sekarang, tanpa sadar dia telah memisahkan keduanya. Dia pikir dia
mengkhianati perasaan sahabatnya ketika dia mengungkapkan perasaan
romantisnya pada sahabatnya.
Akan tetapi ... betapa bahagianya jika mereka bisa menjadi sepasang kekasih
sementara masih saling menyukai sebagai sahabat.
Dia akan bersikap baik pada Yui dengan sekuat tenaga. Dia akan
mencintainya dengan kemampuan terbaiknya. Dia akan melakukan yang
terbaik untuk membuatnya bahagia.
Di sisi lain, itu akan seperti mengikat perasaan Yui dengan persahabatan.
Yuuma tidak berpikir bahwa itu adalah hal yang benar.
Jika mereka akan menjalin hubungan. Yuuma ingin mereka berada dalam
keadaan saling mencintai.
INTERLUDE
A SMALL DESIRE TO MONOPOLIZE
Penerjemah: Milize
Dia memutuskan untuk bersembunyi di ruang ganti dengan cara ini karena
dia merasa tidak nyaman menunggu di luar sendirian sementara Yuuma
pergi.
Sudah jelas bahwa ada sesuatu yang mengganggunya, dan dia selalu ada
untuk Yui ketika dia membutuhkannya. Itulah kenapa dia pikir itu bukan
masalah jika dia perlu menunggunya sedikit.
Meskipun mereka tidak sering berbicara, Nene dapat diandalkan, dan dia
sudah dewasa. Jadi Yui memutuskan untuk mempercayakan sesuatu
padanya daripada terlalu mengganggu. Dia tidak diragukan lagi yakin bahwa
Nene akan menghibur Yuuma.
(Aku ingin tahu apa itu...entah apa alasannya, dadaku terasa berkabut.)
Dia tidak bisa mengatakannya dengan lancar, tetapi itu adalah perasaan
yang buruk. Yui menempatkan tangannya dengan pelan pada dadanya.
(Apakah aku merasa cemburu tentang seberapa baik dia bergaul dengan
Yuuma?)
"Aku yakin itu adalah alasannya." Dia berpikir saat dia menganggukkan
kepalanya dalam persetujuan.
(Aku lebih suka Yuuma menjadi kakak laki-lakiku dan aku menjadi adik
perempuan. Karena dengan begitu, aku akan bisa makan bersama dengan
Yuuma setiap hari, bermain bersama dengan Yuuma setiap hari,
membuatnya memanjakanku sesering mungkin, dan tidur bersama
dengannya...)
"Hyah!?"
Yuuma memanggilnya tanpa sadar dari luar kamar ganti, yang membuat Yui
terkejut. Dalam kepanikan, dia bergegas keluar dari kamar pas.
Sesaat yang lalu, dia tampak tidak bersemangat, tetapi sekarang Yuuma
tampak baik-baik saja.
Nene pasti telah memberinya beberapa nasehat yang baik, pikir Yui.
...Seharusnya itu hal yang baik, tetapi sekarang, dadanya merasa berkabut
lagi.
Dia mungkin tidak bisa diandalkan, tetapi Yui masih ingin Yuuma
mengandalkannya.
(Aku sahabat Yuuma, tapi aku penasaran, apakah Yuuma hanya melihatku
sebagai salah satu dari banyak temannya?)
Yuuma mulai memujinya lebih dari biasanya, mengatakan bahwa dia ‘imut’.
Itu masih terasa sedikit canggung, tetapi Yui senang jika Yuuma mengelus-
elus kepalanya dari waktu ke waktu.
Tak lama lagi, sekolah akan dimulai, dan pikiran tentang dia menghabiskan
lebih sedikit waktu bersama dengan Yuuma membuat dia semakin ingin
meminta Yuuma mengelus kepalanya.
Yui ingin dia memeluknya erat-erat. Dia ingin Yuuma mengelus kepalanya
dan memanjakannya. ...Dia ingin Yuuma melakukannya dengan lebih penuh
kasih sayang, tanpa syarat.
(Yuuma tampaknya masih menahan diri karena aku seorang gadis, tapi dia
tidak perlu khawatir tentang hal itu sama sekali...karena aku ingin dia
melakukannya lebih lagi.)
Setelah berbelanja, mereka berkeliling kota secara acak, dan setelah itu, dia
menurunkannya pulang seperti biasa.
Akan tetapi, Yui merasa sangat kesepian. Hal itu tidaklah cukup. Yui ingin
lebih lama bersamanya.
──Setelah ini, Yuuma akan kembali ke rumah tempat Nene berada. Aku
yakin mereka berdua akan makan malam yang menyenangkan bersama-
sama. Yui tiba-tiba berpikir tentang itu.
Itu sudah jelas, tetapi, hanya memikirkannya saja membuat dadanya terasa
berkabut lagi. Semakin dia memikirkannya, semakin banyak kabut yang
muncul. Dia cemburu. Dia ingin bersama dengan Yuuma bahkan lebih...
"Y-Yuuma, tunggu!"
CHAPTER 9
OVERNIGHT STAY AND THUNDER
Penerjemah: Milize
(Menginap?)
Butuh beberapa saat bagi Yuuma untuk memahami arti dari kata itu.
"B-Bukankah menurutmu itu ide yang buruk bagi seorang laki-laki dan
perempuan yang seumuran tidur bersama!" jelas Yuuma.
"Bagaimanapun, aku tidak terlalu peduli, lho? Kamu tahu, setelah semua
yang telah kamu lakukan untuk membantuku, aku masih belum bisa
membalasmu kembali. Itulah mengapa aku pikir aku akan mengambil
kesempatan ini untuk melakukan sesuatu," ungkap Yui.
"A-aku ingin membalasnya! Aku sudah menjadi beban selama ini dan
seterusnya, jadi aku ingin membalas budi!"
"T-tidak, tapi..."
Saat Yuuma berpikir tentang bagaimana menjelaskan hal ini pada kakaknya
... Yuuma teringat percakapan yang dia lakukan dengan kakaknya pagi ini.
'Aku harus pergi untuk bekerja hari ini. Aku akan kembali besok malam.’
──Jika aku ingat dengan benar, aku pikir itulah yang dia katakan.
...... Dengan kata lain, jika aku menginap hari ini, kakakku tidak akan
mengetahuinya.
(Tunggu, bukan itu intinya!? Bukankah ini masalah yang sangat besar!?)
(Tidak, lagipula, bukannya aku juga ingin pergi ke rumah Yui untuk
menginap? Aku baru saja memutuskan untuk bersikap mesra dengan Yui,
jadi aku ingin meminta persetujuannya. Tapi, bukankah menginap itu terlalu
berlebihan…)
"Y-Yui?"
"T-tidak, tidak apa-apa. Aku senang kamu ingin berterima kasih padaku
akan sesuatu."
"Alasan?"
"Ya...itu serius...sungguh..."
Yui meraih ujung kemejanya dengan erat. Dia menatap Yuuma dengan mata
yang lembab dan penuh gairah akan kasih sayang.
***
(Tidak, kenapa aku bilang oke, wahai diriku...)
(Tidak...tidak, itu tidak baik, kan? Kami memang selalu dekat dan canggung,
tetapi menginap di rumah seorang gadis, seperti yang diduga, adalah hal
yang tidak-tidak, kan?)
(Y-Yah, meskipun itu masalahnya. Tentu saja, orang tua Yui seharusnya ada
di rumah, kan? Tidak peduli seberapa besar Yui ingin aku menginap, pasti,
orang tua Yui akan mengatakan sebaliknya...)
"Orang tuaku tidak ada di rumah hari ini. Mereka sedang bekerja dan tidak
akan kembali sampai besok."
(──E-Eeeehhhhhhhhh!?)
Namun, dia ingin dia memaafkannya. ‘Orang tuaku tidak ada di rumah hari
ini’ mungkin adalah salah satu dari sepuluh hal terbaik yang bisa dikatakan
seorang gadis kepada anak laki-laki. Mungkin.
Dia, kemudian, mengikuti Yui masuk ke dalam rumah dengan rasa takut.
Sebuah pintu masuk yang bersih dan rapi. Untuk berbagai faktor, itu
menyampaikan sifat teliti dari pemilik rumah.
Yuuma selalu mengantar Yui pulang di depan rumahnya; tetapi, ini adalah
pertama kalinya dia masuk ke dalam seperti ini. Jantungnya sudah berpacu
dengan kegugupan.
"Nfufu, aku senang. Ini adalah pertama kalinya aku membawa seorang anak
laki-laki ke dalam rumahku♪."
".........."
Mirip dengan pintu masuk, ruang tamu memiliki suasana yang bersih dan
tenang. Lalu yang mengejutkan, perabotan, dan desain interiornya,
memberikan suasana keseluruhan yang penuh akan kemewahan.
Sofa itu lembut dan empuk. Berbaring di sofa pasti terasa sangat nyaman.
"Ya."
Dari suasananya, dia bisa mengatakan bahwa hubungan antara orang tua
dan anak tampak baik. Yuuma cukup senang terhadap mereka.
Yui meletakkannya di atas meja kaca di depan sofa dan duduk sedikit di
samping Yuuma.
Lezat. Yuuma tidak terlalu paham tentang teh, tetapi dia yakin itu adalah teh
kelas atas.
"Nn. Karena kamu adalah tamu penting, aku menyeduh teh terbaik
untukmu."
"Sama-sama."
Di sebelahnya ada Yui yang menghembus dan terengah, minum teh sedikit
demi sedikit. Hanya dengan melihat Yui, Yuuma bisa merasakan cintanya
mulai meluap secara bertahap.
‘Itu benar. Aku ingin membalas budi kepadamu. Yuuma-kun, apakah kamu
memiliki permintaan?’
‘Ya. Aku berterima kasih padamu, Yuuma-kun, dan aku benar-benar ingin
membalas budi.’
‘Aku agak malu sih, jadi aku menggunakan kata kehormatan untuk
menutupinya.’
Dia tertawa mendengar jawaban gadis itu. Yah, tentu saja, itu wajar untuk
merasa malu ketika berterima kasih kepada seseorang. Baik bagi yang
mendapatkan terima kasih dan yang berterima kasih tentunya.
‘Benarkah? Lalu, bagaimana kalau hari ini? Aku akan melayani Yuuma
sepanjang hari untuk menyenangkanmu. Mirip dengan seorang maid.’
‘......Seorang maid?’
(Apa yang harus aku lakukan, aku merasa seperti mau mati).
──Karena Yui mengatakan dia ingin melayaninya, itu tidak masalah, kan?
Yuuma berpikir di kepalanya. Tentu saja, seseorang harus mengatakan tidak
dalam situasi semacam ini, tetapi sejujurnya, dia menantikan untuk melihat
apa yang akan Yui lakukan padanya.
‘Aku mengerti. Kalau begitu, tolong layani aku sebanyak yang kamu inginkan
hari ini.’
Di ujung lorong, ada sebuah ruangan dengan plat kayu bertuliskan ‘Kamar
Yui’.
Yuuma merasa gugup. Bagaimanapun juga, ini adalah pertama kalinya dalam
hidupnya dia berada di kamar seorang gadis (Selain Nene), dan itu adalah
kamar gadis yang dia sukai.
"S-Silahkan."
Yui berkata, dan Yuuma pun masuk ke dalam. ── Baunya sangat enak. Itu
saja sudah membuat jantungnya mulai berdegup kencang lagi.
Kamar itu dibagi menjadi dua area, meja dan tempat tidur.
Akan tetapi, area meja, di sisi lain... jauh di atas itu! Di atas meja terdapat
komputer game yang besar dan kokoh! Di sana terdapat kursi gaming yang
mewah. Lebih jauh lagi, di sampingnya, [tada]! Berdiri sebuah rak buku
besar yang menjulang tinggi, dikemas secara kompak dengan novel ringan
dan manga.
──Aku penasaran ada berapa banyak gadis lain di Jepang yang memiliki
semua volume Jojo?
"Ketika aku masih kecil, aku itu sangat lemah sehingga aku tinggal di rumah
sepanjang waktu, jadi ayahku membelikanku banyak boneka binatang agar
aku tidak kesepian. Namun, ayah sendiri menyukai game, manga dan hobi
kekanak-kanakan lainnya; jadi, itulah bagaimana aku berakhir seperti ini. A-
Apakah itu aneh?"
"Tidak, bukankah tidak ada yang salah bagi Yui untuk menyukai apa yang
dia mau?"
"Tentu."
Dengan izinnya, Yuuma pergi ke rak buku. Dia merasa gugup memasuki
kamar seorang gadis; tetapi, area di sekitar mejanya sangat mirip dengan
kamar anak laki-laki.
Selain itu, selera Yuuma dan Yui dalam manga dan hal-hal lain sangat selaras
satu sama lain. Jadi, seperti yang diduga, koleksi buku Yui juga menarik
baginya.
"Aku penasaran tentang yang satu ini. Yui, apakah kamu menikmati ini?"
"Itu cukup menarik. Peristiwa pertama terasa kontroversial. Tapi aku pikir
Yuuma akan menyukainya. Jika kamu suka, aku bisa meminjamkannya
padamu?"
"Terima kasih. Kalau begitu aku akan meminjamnya lain waktu. Sebagai
imbalannya, aku akan membawa beberapa rekomendasiku."
Mengenai hobi atau energi, Yui adalah orang yang paling dekat dengannya.
Oleh karena itu, bermain game bersama, membaca manga dan berbicara
bersama tampak menyenangkan dan nyaman.
"Hei, Yuuma? Aku ingin segera berterima kasih padamu..." kata Yui.
"Huh, w-whoa!?”
Sungguh tidak ada yang perlu diteriakkan. Dia hanya berbalik dan melihat
Yui duduk di atas tempat tidur dengan boneka domba yang empuk pada
lengannya.
Namun, area di sekitar tempat tidur dimana Yui berada sepenuhnya adalah
kamar seorang gadis.
Beberapa saat yang lalu, dia berbicara dengan Yui seperti dia adalah seorang
anak laki-laki; tetapi, ketika dia berbalik, Yui telah benar-benar menjadi
seorang gadis, dan perbedaan itu membuat Yuuma semakin peka terhadap
Yui.
Ini adalah kamar Yui. Ini adalah ruang pribadi Yui, dimana dia biasanya tidur
dan mengganti pakaiannya. Seperti itulah tempat Yuuma berada.
"Jadi, kamu bilang kamu akan berterima kasih padaku, tapi apa yang kita
lakukan di kamarmu?" tanya Yuuma padanya.
Ketika dia menanyakan hal ini, Yui menggeliatkan tubuhnya karena malu.
"A-ah, kamu tahu? A-aku, dengan caraku sendiri, telah mempelajari banyak
hal. Aku telah mencoba untuk mempelajari apa yang didambakan anak laki-
laki, a-apa yang membuat anak laki-laki senang, dan seterusnya. Aku ingin
melakukan hal-hal semacam itu."
Dalam hal apa yang disukai anak laki-laki, apa yang mungkin mereka cari
saat ini adalah seorang gadis yang melakukan sesuatu untuk mereka, seperti
situasi Yuuma saat ini.
"T-Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak!? T-Tentu saja, kamu menyukai aku,
tapi itu tidak baik!? Tidak peduli seberapa besar kamu menyukaiku, kamu
tidak bisa begitu saja mengatakan itu!? S-Seperti itu? Mengatakan lebih
banyak hal lagi dengan cara seperti ini... lagipula, itu tidak baik!?"
"T-tapi, beberapa hari yang lalu, aku membaca dalam sebuah buku komik
bahwa pahlawan perempuan dan anak laki-laki itu..."
"Jangan menyatukan dua dimensi dan tiga dimensi! K-Komik macam apa
yang kamu baca!?"
"Tentu saja, itu buruk!? S-Seperti itu harusnya benar...tunggu, apa yang ada
di tanganmu itu?"
"S-Sebuah earpick."
"......Ughhhh."
"Nn. Kalau begitu, kamu bisa menggunakan pangkuanku sebagai bantal dan
berbaring. Aku sedikit gugup karena ini adalah pertama kalinya aku
membersihkan itu, tapi aku akan bersikap lembut, oke?"
Yuuma tidak memiliki energi untuk mengatakan hal lain lagi, jadi dia
menerima bantal pangkuannya dan berbaring di tempat tidurnya seperti
yang diperintahkan. Tetapi kemudian, dia menyadari sesuatu.
Membayangkan sesuatu yang lebih buruk lagi, indranya menjadi mati rasa.
Kepalanya berada di paha gadis yang disukainya. Paha itu memiliki jumlah
elastisitas dan suhu tubuh yang tepat, dan mengeluarkan bau yang wangi.
Dan akhirnya, di atas segalanya, dia membiarkan rasa peka terhadap jarak di
antara mereka. Ini adalah rangsangan yang terlalu berlebihan untuk seorang
anak laki-laki di masa pubertas.
Yui berkata dengan suara serius, dengan lembut mengorek bagian dalam
telinga Yuuma dengan earpick.
"H-HYA!?"
Sebuah suara aneh keluar, dan dia buru-buru menutup mulutnya dengan
panik.
"...Rasanya enak."
Jika dia harus mengatakan apakah itu terasa enak atau tidak, maka
jawabannya terasa enak. Namun, merasa enak dalam beberapa kasus juga
bisa menjadi neraka.
Yui, tidak menyadari naluri laki-laki seperti itu, tersenyum bahagia dan
berkata,
"Aku senang."
"H-Hei, Yui."
"Apa?"
"Mungkin, aku menyukai Yuuma lebih dari yang Yuuma pikirkan? Rasanya
cukup nyaman ketika aku menyentuhmu seperti ini, dan aku merasa senang
ketika kamu bahagia. Hanya dengan bersama membuatku merasa sangat
bahagia..." lanjut Yui.
“Yeah."
──Aku tidak bisa tidak senang setelah mendengar hal seperti itu dari gadis
yang aku sukai.
Butuh beberapa saat baginya untuk bisa melihat wajah Yui, bahkan setelah
bersih-bersih telinga berakhir.
***
Ketika Yuuma sudah tenang, Yui membuat saran seperti itu dalam chat lagi.
‘Masakan rumah?’
‘Ya. Aku mendapatkan pengetahuan ini dari manga, anime, dan sebagainya,
dan dikatakan bahwa dari sudut pandang anak laki-laki, mereka ingin sekali
memakan masakan rumah seorang gadis. Bukankah Yuuma-kun juga akan
senang tentang hal itu?’
Entah apa alasannya, Yuuma ingin sekali makanan rumahan seorang gadis,
dan akan menjadi seseuatu yang istimewa jika gadis yang dia sukai
membuatkannya untuknya. Meskipun...
‘Mou~, apakah kamu pikir aku ini anggota masyarakat tidak berguna yang
tidak bisa melakukan apa-apa sendiri? Aku cukup pandai dalam pekerjaan
rumah tangga secara umum, lho? Terutama memasak, aku bahkan
melampaui para profesional.’
Yui bangkit dan menuju ke lantai dasar, di mana dapur berada. Yuuma juga
mengikuti sedikit di belakangnya.
Begitu sampai di dapur, Yui membuka kulkas dan mulai memeriksa isinya
dengan teliti.
"Hei, hei, Yuuma. Apakah kamu suka hamburg steak?" tanya Yui.
"Aku menyukainya."
"Un. Kalau begitu, untuk hidangan utama, aku akan membuat hamburg
steak, dan memiliki glacé wortel dan brokoli sebagai hiasan...tapi akan
terasa sepi hanya dengan itu, jadi aku akan membuat sup... oke, aku punya
jeli kopi."
──Jeli kopi, apakah itu untuk pencuci mulut? Sejujurnya, aku tidak terlalu
menyukainya, tapi aku akan tahan dengan itu.
"......Un♪."
Setelah itu, dia mengenakan celemek merah muda tipis yang biasanya dia
kenakan dan meminjamkan Yuuma celemek hitam, yang digunakan ayahnya.
"Kalau begitu, karena kita di sini, kenapa tidak kamu biarkan aku
mengajarimu?"
"Tentu."
Apa yang Yui katakan tentang menjadi seorang juru masak yang baik
rupanya benar.
"...Berbicara tentang jeli kopi, apa yang akan kamu gunakan untuk itu?"
Tanpa ragu-ragu, Yui dengan berani melemparkan jeli kopi ke dalam daging
giling, yang dimaksudkan untuk Hamburg.
"Hee-hee. Jadi, aku menelusuri online dan mencari beberapa bahan dan trik
rahasia, di antara hal-hal lainnya. Jeli kopi ini akan benar-benar lezat, jadi
tolong nantikan."
"Seperti ini?"
"Bagus, bagus."
──Tiba-tiba, aku bertanya-tanya apakah suasanya akan seperti ini jika aku
menikahi Yui.
Segera, dia menyingkirkan fantasi itu. Tidak baik untuk memikirkan hal itu
sekarang, terutama ketika Yuuma sedang memasak.
"Saat memanggang, gunakan panas tinggi pada awalnya untuk menjebak jus
di dalam......"
Sementara itu, memasak pun berakhir. Sejujurnya, setengah dari apa yang
dia ajarkan bahkan tidak teringat di kepalanya.
"Sekarang..."
Tidak ada masalah dengan baunya. Namun, ketika sampai pada hal itu,
masalahnya biasanya adalah rasa... faktanya, Yuuma, yang tidak suka kopi,
merasa cemas dan berpikir di kepalanya, ‘Bukankah kamu bisa merasakan
rasa kopi karena kamu terlalu banyak memasukkan kopi di dalamnya? ‘
(terlihat lezat…)
Mengunyah.
Juwah.
"...Jadi?"
"Hee-hee♪. Benarkan?"
Faktanya, itu sangat lezat. Yui mengatakan dia ‘melebih-lebihkan’ itu, tetapi
masakannya benar-benar bisa digambarkan sebagai profesional.
──Lucu, hobi yang cocok, pandai memasak... bukankah dua sudah menjadi
istri yang ideal?
"Di mana?"
"Di sini."
Yui mengulurkan tangan dan mengambil butiran nasi yang melekat pada
mulut Yuuma. Dan kemudian, tanpa menutup matanya, Yui memasukkan itu
ke dalam mulutnya.
"?"
"Mou~, berapa kali aku harus mengatakan ini? Yuuma adalah tamu, jadi
silahkan saja duduk."
"Kamu gadis yang cukup keras kepala. Kamu benar-benar tidak perlu
khawatir tentang berterima kasih padaku, kamu tahu?"
"Yuuma, apakah kamu masih ingat saat pertama kali kita bertemu secara
pribadi?"
"Yah, ya."
Bagaimana aku bisa lupa? Itu adalah pertemuan yang mengejutkan. Dalam
berbagai hal, sih.
"Pada saat itu, aku memiliki gangguan komunikasi yang mengerikan. Aku
tidak bisa berbicara dengan baik, dan aku khawatir tentang tatapan dan
suara-suara berbisik di sekitarku ... tapi, kamu tahu? Sekarang, dengan ada
Yuuma, aku menikmati mengobrol, dan aku tidak takut untuk pergi keluar..."
"Ya. Tapi itu berkat Yuuma bahwa aku melakukan yang terbaik. ...Apakah
kamu tahu? Aku lanjut ke SMA, tapi aku merasa tidak benar-benar ingin
pergi."
"Benarkah begitu?"
"Ya. Aku buruk dalam berkomunikasi dan tidak pernah punya teman, dan
aku berpikir bahwa, bahkan jika aku pergi ke SMA, itu akan membosankan,
dan aku akan terisolasi dan diintimidasi, jadi aku pikir akan lebih baik untuk
tidak pergi. Tapi coba tebak? Aku tidak sabar untuk memulai SMA sekarang
karena aku memiliki Yuuma bersamaku."
Dia selesai mencuci piring saat dia mengatakan itu. Yui menyeka tangannya
saat dia berpaling padanya sekali lagi.
"Sekarang, setiap hari itu terasa indah. Hari ini menyenangkan, dan aku
yakin besok juga akan menyenangkan, dan sekarang aku bahkan menanti-
nantikan untuk pergi ke sekolah, yang mana aku sangat takut untuk
melakukannya. Kebahagiaan ini semua berkatmu... untuk alasan itu, aku
ingin berterima kasih dengan benar! Kalau tidak, perasaanku tidak akan
tenang!"
"Ya, ya. Kalau begitu, kamu bisa meluangkan waktumu untuk membalasku
kembali. I-Itu adalah... dengan tinggal bersama denganku mulai sekarang."
***
Waktu berlalu saat mereka bergaul seperti itu, melakukan tugas dan
bermain bersama.
Setelah keluar dari bak mandi, Yuuma duduk di tempat tidur, mengeringkan
rambutnya.
Yui berada dalam suasana hati yang bahagia, bersenandung, tidak tahu
bahwa Yuuma berada dalam belas kasihannya dari aroma sampo yang
dipakai bersama dengan pemandangan Yui yang mengenakan piyamanya.
──Aku pikir Yui mungkin menganggapku sebagai kakak yang aman dan
terjamin.
Dia senang bahwa Yui mempercayai dia dan menyukainya. Namun, dia
merasa sedikit rumit. Tentu saja, dia ingin Yui menyadari Yuuma sebagai
lawan jenis, bahkan jika itu hanya sedikit.
Dia selesai mengeringkan rambutnya. Yui sangat puas dengan hasil akhir
yang halus.
"Ehh..."
"Ayolah, kamu... tidakkah kamu pikir kamu berada dalam bahaya sama
sekali?"
"Bahaya?"
──Nah, aku sebenarnya tidak akan melakukannya. Aku punya perasaan jika
aku melakukan sesuatu yang membuat Yui menangis, aku pasti akan merasa
bersalah dan ingin mati setelahnya. Namun, tubuhku bereaksi sebagai
respon fisiologis...dan mempertimbangkan bahayanya, tentu saja, aku tidak
seharusnya tidur dekat dengannya.
"Muu~"
Yui merasa tidak senang. Namun, dia ragu-ragu menerima ketika dia
membuat kompromi untuk tidur di ranjang yang sama dengannya.
"Apapun yang kamu lakukan, jangan melewati batas ini, oke? Aku akan
marah jika kamu melewatinya, mengerti?"
"Un."
Mencium aroma wangi Yui dari tempat tidur, jantungnya berdebar bahkan
lebih kencang. Dia lelah setelah semua yang telah terjadi, tetapi dia
bertanya-tanya, bisakah dia tidur dalam kondisi ini?
"Hei, Yuuma?"
Yui benar-benar tak berdaya, tidak memahami rasa jarak antara laki-laki
dan perempuan, membuat Yuuma menjadi sasaran empuk untuk dipaksa.
Namun, dia menyukai bagian dari dirinya, dia menikmati saat dipaksa, dan
dia senang menghabiskan waktu bersamanya seperti ini.
"Hei, Yui."
"A-apa?"
"Aku mencintaimu."
(Yah, itulah jenis reaksi yang aku dapatkan. Aku kira tidak ada gunanya
gugup tentang apa yang aku katakan, tapi.)
──Aku kira tidak ada gunanya menjadi begitu gelisah, tapi... mungkin
hubungan semacam ini tidak begitu buruk setelah semua ini.
Yui pasti mengantuk karena semua kegembiraan yang telah dia lalui.
Yuuma, di sisi lain, sedikit kurang tidur, jadi dia memutuskan untuk bermain
dengan smartphone-nya sampai dia tertidur.
Dan kemudian, kurang dari dua jam kemudian. Dia selesai membaca salah
satu novel ringan itu.
Saat dia bersimpati pada heroine yang malang──pitter, bunyi derai, dia
mendengar suara.
(.... hujan?)
Akhir-akhir ini, Yuuma berpikir cuaca tidak stabil ketika dia melihat kilatan
petir di luar.
Beberapa saat kemudian, kilatan petir itu muncul lagi. Kali ini, setelah
sekitar dua detik, terdengar suara gemuruh. Suara itu sangat besar. Dan itu
semakin dekat dan semakin dekat...dan kemudian, ada sebuah suara
tumbukan di punggungnya.
"Yui?"
Dia membalikkan tubuhnya. Yui telah menjadi sekecil hewan mungil yang
ketakutan.
"Kyaaa!?"
Yui berteriak.
"Eh..."
"Ini akan baik-baik saja. Jangan takut. Aku akan tetap seperti ini sampai
gunturnya hilang, oke?"
"....Ya."
Yui memeluk dia kembali dengan seluruh kekuatannya, dan dia merasakan
sesuatu yang lembut menyentuh dia, membuat Yuuma gelisah. Namun,
tubuh Yui berhenti gemetar.
(Meskipun dia tidak menyadari sifat asli seseorang, dia masih bisa tidur
nyenyak seperti itu).
Seluruh tubuh Yui terasa lembut. Dia terus mengelus area di sekitar
belakang kepalanya.
(...Imut.)
──Dia merasakan luapan cinta yang mengalir keluar dari dirinya. Dia
mencintainya sebagai lawan jenis, teman dekat, dan sebagai adik
perempuan.
Dengan lembut dia menyentuh pipinya yang halus dan seputih susu dengan
ujung jarinya.
Pipi itu halus, kenyal, dan sedikit hangat. Dia ingin menyentuhnya terus
menerus.
"Ni~yu~u......"
"Yuu...ma..."
Tiba-tiba, matanya jatuh pada bibir merah ceri yang terbuka ringan.
Tidak, aku tidak bisa melakukan itu. Merampas bibir seorang gadis saat dia
tidur itu menjijikkan. Aku tidak akan pernah melakukan itu.
Dia menyentuh bibir Yui dengan bantalan jari telunjuknya, hanya sedikit.
Itu terasa sangat lembut. Dia telah menyentuh tubuh Yui disana-sini, tetapi
ini lebih lembut daripada yang lain.
Dia segera menarik tangannya. Sadar bahwa itu tidak baik untuk melangkah
lebih jauh.
INTERLUDE
FEELINGS I’VE NOTICED
Penerjemah: Milize
Kepalanya terasa kabur seperti dia setengah sadar. Berada dalam keadaan
linglung terasa menyenangkan, pikirnya.
Yui menyukainya. Dia ingin lebih dekat dengannya. Dia ingin bersamanya
selamanya. Itulah betapa pentingnya Yuuma baginya.
"Hee-hee..."
...Lengan Yuuma, yang memegang Yui, menjadi sedikit lebih erat. Kemudian,
Yuuma memejamkan matanya dan mendekatkan wajahnya pada wajah Yui.
"Eh...? Ah..."
Bibir mereka saling tumpang tindih. ... Itu adalah sebuah ciuman.
"...Hei, Yuuma?"
"Hmm?"
"~~~~~?!?"
Karena dia tidak ingin membangunkan Yuuma yang sedang tidur, dia tetap
diam. Jika tidak, dia akan membenamkan wajahnya di bantal dan tersungkur
dalam penderitaan.
Dia sedikit panik. Dia tidak percaya bahwa dia mengalami mimpi semacam
itu. Tentu saja, dia mencintai Yuuma, tetapi dia seharusnya tidak
menyukainya seperti itu.
...Meskipun demikian, dia melihat mimpi semacam itu. Sebuah ciuman dalam
mimpi membuat jantungnya berdebar kencang.
"U-Ugn...."
"!"
"~~~!"
"A...h, un....a-ah..."
Dia tidak bisa berbicara. Dia begitu malu bahwa dia tidak bisa menghentikan
dirinya dari melihat ke kiri dan ke kanan.
"Y-Yuuma..."
"......."
"Nn..."
"Hya!?"
Yuuma masih setengah tertidur, tetapi lengannya masih cukup kuat untuk
menjaga Yui dalam genggamannya. Tubuh mereka semakin dekat dan
semakin dekat satu sama lain.
Tubuh yang kuat dari seorang anak laki-laki yang dia tidak sadari. Suhu
tubuh yang lebih tinggi bahkan dari miliknya. Segera, Yui menjadi sadar
akan diri Yuuma. Dia khawatir bahwa suara detak jantungnya akan
membangunkan Yuuma.
Dia tiba-tiba menjadi malu untuk dipeluk oleh Yuuma, tetapi meskipun
begitu. Meskipun dadanya kesakitan, penderitaan itu termasuk sedikit dari
kebahagiaan.
Lembut.
...................
Yui tidak bisa mempercayai apa yang dia pikirkan. Dia hanya merasa sangat
bahagia dan lega ketika dia melihat wajah tidur Yuuma. Hanya setelah
beberapa saat dia menyadari bahwa dia ingin menciumnya seperti dalam
mimpi yang dia miliki sebelumnya...
EPILOGUE
Penerjemah: Milize
Beberapa waktu berlalu, dan sekarang adalah pagi hari upacara masuk SMA.
Yuuma sedang sarapan dengan mengenakan seragam SMA-nya.
Mulai hari ini dan seterusnya, Yuuma akan menjadi siswa SMA. Sebuah
kehidupan baru akan segera dimulai.
"Aku... Apakah aku melakukan sesuatu yang salah pada Yui...?" ucap Yuuma.
Ada banyak contoh keintiman fisik, yang sering mengganggu Yuuma, tetapi
sekarang, Yui agak menjauhkan diri ... belum lagi dengan mudah melarikan
diri. Jujur saja, Yuuma merasa kesepian.
"Hei, hei, kamu harus segera menyelesaikan sarapanmu. Kalau begini terus,
kamu tidak akan pernah menyelesaikannya."
Dia mencoba berbicara dengan Nene tentang hal itu, tetapi dia tidak mau
memberitahunya apa pun, berkata, 『Itu bertentangan dengan aturan
pribadiku untuk menjawab pertanyaan itu』.
"Ah."
Nene seharusnya datang ke upacara masuk, tetapi sebelum itu, dia perlu
membersihkan ini dan itu di toko, jadi dia meninggalkan rumah terlebih
dahulu. Yuuma pergi untuk melihat Nene di pintu masuk dengan jasnya.
"Aku tahu, aku tahu. Kalau begitu, aku akan pergi. Hati-hati."
“Alasan para gadis menghindari anak laki-laki. Itu bukan selalu karena
mereka tidak menyukai seseorang, oke?"
Bing Bong.
Wajah putih dan mata merah terang. Lalu... mengenakan seragam SMA yang
akan dihadiri Yuuma mulai hari ini. Berdiri disana tidak lain adalah Yui.
"Ah..."
Yui bingung, gemetar dengan gugup. Seolah-olah mereka baru pertama kali
bertemu.
Akan tetapi, tetap saja, dia melakukan yang terbaik untuk melihat wajah
Yuuma ... tetapi saat dia melihat ke dalam matanya, seketika itu juga,
wajahnya memerah, dan dia memalingkan muka.
"S-Selamat pagi..."
"S-Selamat pagi. Ada apa? Kamu bilang kamu akan pergi dengan orang
tuamu untuk upacara masuk sekolah."
"Y-Aa...t-tapi, um..."
(Aku tidak tahu, suasanan itu bukannya canggung atau semacamnya, itu
lebih seperti.... Aku tidak bisa mengatakannya dengan kata-kata, tapi itu
terasa tidak nyaman.)
"!?"
Namun, tatapan Yui akan kembali kesini lagi setelah beberapa saat. Dia
meliriknya berulang kali dan kemudian menatap Yuuma dengan upturned-
eye-nya.
"Eh?"
"T-terima kasih..."
"I-Itu...benar."
"I-Ini hari pertama sekolah. A-Apakah kamu ingin pergi bersamaku?" tanya
Yui padanya.
Dia cukup malu, wajahnya merah dan tubuhnya gemetar. Akan tetapi, dia
menemukan hal seperti itu imut dan merasakan hatinya melompat sekali
lagi.
"I-Itu benar. Kalau begitu, mari kita pergi bersama. Aku akan pergi dan
mengunci, jadi tunggu saja di sini sebentar."
──Melihat itu, aku tidak tahan lagi dan berlari kembali ke dalam rumah.
Ada sesuatu yang berbeda dari dulu. Dia berbicara seperti sebelumnya,
tetapi entah mengapa...aku merasa lebih gugup daripada sebelumnya.
Setelah minum secangkir air dan entah bagaimana terasa cukup tenang,
mereka meninggalkan rumah bersama-sama.
"I-Itu benar."
"........."
"........."
Ketika dia melirik pada Yui, matanya juga bertemu dengan matanya, yang
juga menatap dia.
Tetapi tetap saja, dia khawatir tentang Yui, dan Yuuma pun meliriknya sekali
lagi.
── Itu kemudian.
Yui pun melihat tangan Yuuma, mencoba untuk meraihnya, dan kemudian
menariknya berulang kali.
Sejak menginap itu, Yui tidak menggandengkan tangan mereka lagi, apalagi
mencoba untuk melakukan sesuatu.
Apakah dia ingin kembali bergandengan tangan? Tapi, bagaimana jika aku
salah? Pikiran seperti itu berputar-putar di kepalanya.
Setengah jalan, dia menggenggam tangannya dengan paksa. Jika Yui meraih
tangannya kembali, itu sukses besar. Jika dia melarikan diri, itu adalah
Wajahnya terasa panas. Dia tidak bisa melihat wajah Yui dengan benar lagi.
Yui tampaknya melihat ke arah yang berlawanan dari Yuuma. Bahkan dia
tampak malu, telinganya berwarna merah tua.
Menanggapi hal ini, Yuuma juga menggenggam erat tangan Yui sebagai
balasannya.
Untungnya, mereka pergi lebih awal, jadi mereka punya banyak waktu.
AFTERWORD
Aku telah membaca bagian ini berulang kali, dan tiba-tiba aku berpikir, ’Yui
seperti cermin’.
Yui menanggapi kasih sayang yang mendalam itu dengan kasih sayang yang
mendalam pula. Dia orang yang penuh kasih sayang sekaligus manja, dan dia
membalas kasih sayangmu dengan cara yang sama seperti kamu berikan
padanya. Dia adalah gadis yang seperti itu.
Dari sini, bagaimanapun juga, hal-hal berubah sedikit demi sedikit saat Yui
menyadari akan perasaan romantisnya sendiri.
Dia menjadi peka terhadap Yuuma-kun sebagai seorang anak laki-laki, dan
merasa malu untuk melakukan kontak mata dengannya. Akan tetapi, dia
masih ingin berteman dengan Yuuma-kun. Dia ingin Yuuma-kun menyadari
dirinya. Dia merasa terganggu ketika Yuuma-kun berbicara dengan gadis-
gadis lain.
Maruma (まるま) Sensei. Terima kasih banyak atas ilustrasi terbaiknya. Aku
jatuh cinta dengan ilustrasi ini pada pandangan pertama dalam permainan
jejaring sosial, dan ketika nama ilustrator disebutkan, aku hanya berpikir,
‘Dia harusnya bisa!’
Aku meminta orang yang bertanggung jawab untuk memintanya, dan itu
tepat sekali. Aku menantikan ilustrasi yang lebih bagus di masa depan.
Yah, itu saja untuk saat ini. Aku berharap bisa bertemu kalian semua lagi di
volume kedua. Ini adalah Iwatsuka Izuka.
FANS TL (UNOFFICIAL)
THANK YOU