Anda di halaman 1dari 316

Translated by Youth_Translation

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

YUUTOUSEI NO URA NO KAO, JITSUWA


URA AKA JOSHIDATTA TONARI NO SEKI
NO BISHOUJO TO HOUKAGO FUTARIKIRI

VOLUME 1

AUTHOR
-MITSUKI KURAGE-

ILLUSTRATOR
-KR KI-

SOURCE
-RAW-

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation


CATATAN TRANSLATOR

VOLUME 1
LIGHT NOVEL

YUUTOUSEI NO URA NO KAO, JITSUWA URA AKA


JOSHIDATTA TONARI NO SEKI NO BISHOUJO TO
HOUKAGO FUTARIKIRI

LIGHT NOVEL INI DITERJEMAHKAN KE


BAHASA INDONESIA OLEH
‘YOUTH_TRANSLATION’

KETAHUILAH PDF INI HANYALAH


TERJEMAHAN FANS (UNOFFICIAL),
DIBAGIKAN SECARA GRATIS SEBAGAI
ALTERNATIF BAGI PEMBACA
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN!

PDF CREATED BY YOUTH_TRANSLATION


PDF was Created by Youth_Translation
Translated by Youth_Translation

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

PERINGATAN!
DILARANG KERAS UNTUK MEMPERJUALBELIKAN ATAU
MENGKOMERSIALKAN TERJEMAHAN INI TANPA SEPENGETAHUAN
PENULIS DAN PENERBIT RESMINYA

PDF INI DIBUAT SEMATA-MATA SEBAGAI ALTERNATIF BAGI


PEMBACA

JADI, BELILAH LIGHT NOVEL ‘YUUTOUSEI NO URA NO KAO,


JITSUWA URA AKA JOSHIDATTA TONARI NO SEKI NO BISHOUJO
TO HOUKAGO FUTARIKIRI’ YANG OFFICIALNYA JIKA TELAH
TERSEDIA DI KOTA KAMU SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN KEPADA
AUTHOR DAN PUBLISHER RESMINYA

PENERJEMAH TIDAK BERTANGGGUNG JAWAB SEDIKITPUN ATAS


HAK CIPTA DALAM PDF INI

SELAMAT MEMBACA

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

PROLOGUE
Penerjemah: Milize

“Oh, sekarang kamu melihatnya, ya?”

"Aku tidak melihat apa-apa."

"Bohong. Kamu kelihatan sedang berusaha bisa melihatnya. Kalau memang


benar, kamu tidak perlu menyembunyikannya, lho. Terlebih lagi, apa yang
kamu pikirkan tentang hal itu? Bagaimana perasaanmu ketika melihat
celana dalam seorang gadis?"

"Aku ingin berhenti sekarang."

"Yah, lebih baik kita segera mengambil fotonya."

Aku bisa tahu dari nada suaranya, tanpa perlu memastikan, bahwa sekarang
dia sedang tersenyum nakal dan menggoda. Aku kesal karena aku merasa
seperti pikiranku sedang dibaca olehnya, dan pada saat yang sama, aku
merasa malu karena dia menegaskan bahwa aku tidak bisa mengalihkan
pandanganku darinya dengan mengatakan bahwa “Kamu tidak memiliki
pilihan lain”.

Ketika aku berpikir bahwa mulai dari sekarang aku harus menerima
perasaan yang saling bertentangan ini, aku merasa kewalahan tanpa henti.

Ruang kelas bermandikan sinar matahari sore.

Satu-satunya orang di kelas adalah aku dan satu siswa lainnya, Mamiya Yuu,
seorang siswi yang mengenakan seragam sekolah.

Mamiya sedang duduk di mejanya, ujung jarinya menarik rok lipit hitamnya,
yang telah dipendekkan menjadi sekitar sepuluh sentimeter di atas lutut.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Sesuatu yang menjulur keluar dari kain berwarna hitam adalah dua kaki
yang mengkilap, juga tertutupi pantyhose yang berwarna hitam. Mereka
terlihat ramping, dan bagian di mana sepasang kakinya bertemu, ditekan
dan dibentuk kembali seolah-olah untuk menunjukkan kelembutan mereka.

(TLN: Berdasarkan raw-nya tertulis ‘Tights’ yang bisa berarti stocking atau
pantyhose. Akan tetapi, setelah melihat ilustrasinya aku lebih memilih
pantyhose. Pantyhose adalah celana ketat yang menutupi dari pinggang
hingga ke ujung kaki sedangkan stocking hanya menutupi sebatas paha.)

Jari-jari kakinya, yang terlihat karena dia mengangkat roknya, meringkuk


seperti cakar kucing.

Pahanya yang tertutupi oleh kain roknya bersentuhan langsung dengan


meja, dan meskipun hanya sedikit yang terlihat di baliknya, kain biru muda
bersinar di balik lapisan kain hitam, memberikan suatu kehadiran yang kuat.

Adegan itu begitu erotis dan merangsang sehingga mataku terpaku padanya,
dan aku merasa suhu tubuhku naik sedikit demi sedikit.

Aku juga seorang laki-laki, jadi jika aku melihatnya, aku pasti akan
mengarahkan pandanganku padanya.

Apalagi jika itu Mamiya Yuu, seorang gadis yang biasanya anggun dan
sempurna sehingga bisa disebut imut sekaligus menggemaskan,
menunjukkan celana dalamnya.

Namun, aku tidak akan membiarkan akal sehatku tertelan oleh insiden ini.
Sebaliknya, alasanku melakukan ini adalah karena keadaan yang tidak dapat
aku hindari.

Karena hal itu, pengambilan foto yang agak nakal di dalam kelas saat
sepulang sekolah pun dimulai.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku mengingat kejadian kemarin saat pulang sekolah, bertanya-tanya di


dalam benakku, bagaimana aku bisa terlibat dalam kekacauan ini.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

CHAPTER 1
THE GIRL WHO'S AN HONOR STUDENT HAS A
SECRET ACCOUNT
Penerjemah: Milize

Ketika aku, Aisaka Akito, kembali ke kelasku untuk mengambil barang yang
ketinggalan, aku menyadari diriku sedang menyaksikan seorang siswi yang
berseragam musim dingin sedang mengambil foto selfie di dekat jendela
dengan latar belakang matahari terbenam di musim gugur.

Ada sebuah blazer yang baru saja dia lepaskan. Blusnya juga tidak dia
kancingkan hingga ke kancing kedua sehingga memperlihatkan
payudaranya yang besar, sementara matanya tertuju ke layar smartphone.

Dia berulang kali menggerakkan tangannya sambil memegang smartphone,


seolah-olah dia khawatir tentang angle layarnya.

Tentu saja, aku mengenalnya sebagai seseorang yang berasal dari kelas yang
sama. Mamiya Yuu adalah siswi teladan yang duduk di sebelahku, dikenal
karena prestasi akademiknya yang sangat bagus, keanggunan, dan
perilakunya yang baik.

Dia adalah gadis berambut panjang dengan bentuk wajah dan gaya yang
rupawan, dan jika kamu bertanya kepada anak laki-laki di kelasku apakah
dia imut atau tidak, hampir dari mereka akan selalu menjawab "imut".
Terlebih lagi, dia memiliki aura yang cukup dewasa, tetapi perilakunya yang
tidak membangun batasan dengan siapa pun adalah sesuatu yang harus
ditiru.

Terlepas dari penampilannya, Mamiya tampaknya tidak tertarik pada


romansa, dan aku belum pernah mendengar desas-desus mengenai hal

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

tersebut. Tidak mengherankan jika dia punya pacar, tetapi dia tidak
memberikan tanda-tanda memiliki hubungan seperti itu di sekolah.

Karena itulah aku meragukan apa yang aku lihat, menggosok kedua mataku,
dan melihatnya kembali, tetapi perilaku Mamiya masih sama. Keingintahuan
dan kecurigaanku pun mulai tumbuh, dan bersamaan dengan itu, aku
menjadi semakin waspada.

Bagaimana mungkin Mamiya, seorang siswi teladan yang baik kepada semua
orang dan tidak menunjukkan keengganan ketika dimintai untuk melakukan
sesuatu kebaikan, akan melalukan hal seperti ini?

Oh, aku ketahuan.

Pada saat aku menyadari ini, semuanya sudah terlambat. Dia menatapku
dan rasa menggigil menjalari tulang punggungku. Aku mencoba melarikan
diri, tetapi kakiku gemetaran seperti katak yang menatap ular.

Mamiya menatapku dengan sedikit kejutan di matanya, yang dihiasi oleh


bulu matanya yang panjang,

"Kenapa kamu di sini, Aisaka-kun?"

Mamiya bertanya dengan memiringkan kepalanya.

"Aku datang untuk mengambil sesuatu yang kelupaan."

"Hmmm."

Dengan senyum tipis di wajahnya, Mamiya perlahan mendekat.

Karena dia belum mengancing kembali blusnya, belahan dada dan pakaian
dalam putihnya yang biasanya tersembunyi pun terlihat. Aku tertarik
padanya, tetapi aku segera mengalihkan pandanganku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Bagaimanapun, Mamiya pasti memperhatikan tatapanku. Dia meletakkan


tangannya di atas mulutnya dan diam-diam tersenyum, menyipitkan
matanya.

"Aku tidak akan marah jika kamu melihatnya, lho. Mau bagaimana lagi, kan?
Lagipula kamu seorang laki-laki," katanya.

Di sanalah aku pertama kali menyadari bahwa nada dan suasana hati
Mamiya telah berubah menjadi sesuatu yang berbeda dan lebih santai dari
biasanya. Suatu hal yang menyenangkan untuk bisa berbicara bersamanya
dengan santai, tetapi ada suasana tegang yang tidak biasa di kelas ini sejak
beberapa waktu lalu.

"...... kalau begitu, tolong sembunyikan itu. Hal itu terlalu berat untuk dilihat
oleh mataku," aku menyarankan.

"Aku tidak tahu apakah aku bisa melakukan itu," katanya. “Yah, karena hal
itu menggangguku."

"Apa yang sebenarnya kamu lakukan?"

"Apakah kamu tidak tahu ketika kamu sudah melihatnya? Ini selfie."

Mamiya dengan mudah mengangkat telepon di tangannya dan berkata,


seolah itu hal yang wajar, tetapi itu tidaklah cukup untuk meyakinkanku.

Alasan apa yang membuat seorang siswi mengambil selfie di kelas dengan
membuka seragam sekolahnya? Aku tidak berpikir kita sedang berbicara
mengenai siswi teladan dengan nilai bagus yang menjadi eksibisionis.

(TLN: Eksibisionis adalah semacam kebiasaan aneh seseorang yang sering


memamerkan bagian tubuh bahkan ada yang sampai bagian intimnya
kepada umum.)

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Yah, kamu tahu, aku punya alasan yang bagus, kan? Tapi sebelum aku
memberitahumu itu..."

Tangan Mamiya meraih pergelangan tangan kananku.

Kemudian...

"──Sekarang kamu tidak bisa lagi menolakku, kan?” dia melanjutkan

Dengan senyum lembut di wajahnya, dia meletakkan tanganku di dadanya.


Aku bisa merasakan kelembutan payudaranya menembus blus tipisnya di
telapak tanganku. Hanya ujung jariku yang bersentuhan langsung dengan
payudara Mamiya, yang tenggelam dengan lembut seolah didorong oleh
kekuatannya.

Suhu tubuh Mamiya sedikit hangat.

Pikiranku pun menjadi kosong, tidak tahu apa yang disentuh.

Apa yang menyadarkanku kembali dari kekosongan pikiranku adalah suara


rana.

(TLN: Suara rana itu semacam suara klik tombol saat mengambil foto.)

"Ya, itu bidikan yang bagus. Wajah Aisaka juga ada di foto itu, kan?
Ekspresimu sangat kaku, lho."

Apa maksudmu? Layar smartphone yang ditunjukkan kepadaku


menunjukkan wajahku dan tanganku yang menyentuh payudara Mamiya.

Tidak ada alasan untuk ini, dan itu adalah bukti secara tidak langsung
terbaik yang bisa aku pikirkan.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku merasa seolah-olah ada sesuatu yang meninggalkan tubuhku, sampai-


sampai aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata dari mulutku.

Aku tidak dapat berbicara.

"... Oh, apakah aku terlalu menakutimu? Maaf, maaf, kamu tidak perlu terlalu
khawatir. Jika Aisaka-kun mau merahasiakannya, aku juga akan
merahasiakannya," kata Mamiya dengan tenang.

Itu tidak masuk akal.

Aku hanya datang untuk mengambil sesuatu yang aku lupa ... jadi mengapa
aku diancam? Kemudian, dia bahkan memegang bukti tentangku, yang
sangat tidak menguntungkan sehingga aku tidak bisa melawannya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku bahkan mulai bertanya-tanya apakah siswi di depanku ini bukanlah


Mamiya Yuu yang sama dengan yang aku kenal. Akan tetapi, aku terkejut
setelah mengetahui dia bukanlah orang yang berbeda.

"Kurasa aku tidak melakukan kesalahan," kataku padanya.

"Bukankah suatu hal yang salah menyentuh payudara seorang gadis?"

"Kamu yang membuatku menyentuh mereka, kan?"

"Oh, kamu terlalu berisik. Jika kamu membuat begitu banyak suara,
seseorang mungkin akan datang, lho," Mamiya mengingatkanku.

"Oh!"

Sebuah peringatan berbisik. Aku memeriksa lorong dengan panik, tetapi aku
tidak mendengar satu langkah pun. Aku menghela napas lega dan menoleh
ke Mamiya sambil berpikir, Oh, bukan itu maksudku.

"Sudah waktunya untuk melepaskan tanganmu dariku, kan?"

"Oh, kamu tidak ingin menyentuhku?"

"Tidak…”

"Oh, betapa keras kepalanya."

"Itu juga berbeda. Sejujurnya, aku tidak bisa berhenti berkeringat sejak
beberapa waktu lalu."

"Kamu menahan diri. Itu bagus."

Bukan itu yang aku coba katakan.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Jika kamu seorang anak SMA yang sedang dalam masa pubertas, tidak
mungkin kamu mau melewatkan kesempatan seperti ini. Sebagian besar
dari mereka ingin menikmatinya selama mungkin, tetapi situasi ini tidak
baik untuk kami berdua. Baik secara mental maupun fisik.

Sejak awal, hanya orang bodoh yang bisa memikirkan hal seperti itu setelah
diancam oleh Mamiya.

Sekarang, setelah Mamiya melepaskan pergelangan tanganku, aku menarik


tanganku ke belakang dan mundur dua langkah untuk menjaga jarak.

Aku secara sadar mengambil napas dalam-dalam, teratur dan menutup


mulutku.

"Tidak ada gunanya khawatir, kan? Aku sudah mengambil fotomu," kata
Mamiya.

“Ya, itu benar."

"Yah, karena itu masalahnya, mari kita mengobrol sebentar. Kamu ingin tahu
...... mengapa aku melakukan ini, kan?"

Mamiya, yang duduk di dekatku memberi isyarat agar aku duduk, dan aku
meminjam kursi dari kursi kosong di seberang ruangan.

Sementara itu, Mamiya sedang memperbaiki kancing pada blusnya yang


telah dilepas dan memasangkan lengan pada blazer yang dia kenakan.

Ada Mamiya yang mengenakan seragamnya, terlihat seperti siswi teladan.


Aura dan penampilannya yang aku ingat, akhirnya tumpang tindih.

"Aku penasaran apakah kamu benar-benar orang yang sama," tanyaku


heran.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Apakah kamu mencurigainya?"

"Aku berharap kamu orang yang berbeda. Akan lebih baik jika itu mimpi.
Nada suara dan suasanamu berbeda."

"Sayangnya, itu nyata. Aku mengubah nada dan suasana hatiku di sekolah.
Maksudku, bagaimana kamu bisa mengatakan bahwa itu lebih baik menjadi
mimpi setelah menyentuh payudaraku?"

"......Itu benar. Jadi, ada apa? Mengapa kamu mengambil foto dengan gaya
berpakaian seperti itu?"

Ketika aku mengungkapkan keraguanku yang sebenarnya sambil


menghindari pertanyaannya, Mamiya menunjukkan layar ponselnya.

Di sana aku melihat akun SNS. Sementara layar diarahkan pada hari-hari
awal, terdapat foto-foto yang diposting di layar yang semuanya bernada
seksual dan tidak senonoh. Beberapa dari mereka bahkan menunjukkan
celana dalamnya, dan aku tidak ingin melihatnya terlalu lama, sehingga aku
mengarahkan pandanganku ke Mamiya.

Meskipun tidak ada wajah di foto itu, aku tahu keberadaan orang itu dari
namanya yang tersirat.

Dengan senyum samar yang tidak pernah bisa disebut ceria, dia berkata,
"Aku adalah apa yang biasa disebut oleh orang-orang sebagai gadis yang
memiliki ‘secret account’."

(TLN: 裏アカ女子/ Girls who has Secret Account berdasarkan Web Slang
dan kamus bahasa Jepang adalah istilah tren yang muncul di Jepang sekitar
tahun 2018/2019 pada SNS Twitter yang merujuk pada para gadis yang
memiliki akun rahasia sebagai bentuk pelampiasan dari sisi lain dirinya.
Akan tetapi, akun ini sering bertujuan untuk hal-hal yang negatif seperti
memposting hal-hal yang berbau vulgar. 裏アカ ini sendiri berarti

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Anonymous Account/ Secret Account, tetapi aku lebih memilih


menerjemahkan sebagai Secret Account karena di Indo Akun anonim/fake
lebih ke hal-hal seperti akun toxic, ng-bacot, dsb.)

Siswi teladan, Mamiya Yuu, mengakui rahasianya.

"Ketika kamu mengatakan ‘Secret Account’, maksudmu akun porno yang


sering ditemukan di situs jejaring sosial, kan?" tanyaku memastikan.

"Yah, banyak hal yang ingin aku katakan tentang itu, tapi begitulah cara
orang-orang memandangnya. Sebaliknya, aku tidak mencari sesuatu yang
terang-terangan seperti itu, aku hanya memposting foto. Jadi, tolong jangan
membuat kesalahpahaman yang aneh," jelasnya.

Mamiya terus merangkum apa yang kurang dalam persepsiku.

Namun... siswi teladan itu, Mamiya, seseorang yang memiliki Secret


Account? Bagaimana aku harus mengatakannya? Ya, mereka tampak tidak
cocok.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Mengapa aku bisa begitu? Kamu pasti berpikir begitu, kan? Aku tidak akan
menjawab pertanyaan itu. Setiap orang memiliki alasan mereka sendiri,
rahasia mereka sendiri. Bukankah itu benar?"

"...... Ya, begitulah," aku menyetujuinya.

Rahasia.

Aku pun tidak ingin mendengarnya meski kamu mengatakannya, dan jika
aku berada di posisinya, aku juga tidak ingin orang lain mendengarkan
rahasia itu.

Setidaknya, itu bukanlah sesuatu yang aku inginkan untuk didengar oleh
orang lain, yang tidak terlalu akrab denganku.

Ada juga topik yang tidak ingin aku bicarakan.

Mamiya mengangguk, "Ya,” tersenyum, dan lanjut berkata, "Aku senang


kamu bisa memahaminya. Hak yang bisa aku jawab adalah pertanyaan
mengapa aku mengambil foto diriku. Nah seperti yang kamu lihat, aku
mengambil foto-foto itu untuk diposting di akunku."

"Dan kemudian aku kebetulan melihatnya," aku menimpalinya.

"Karena itu, aku tidak punya pilihan selain mengancam dan membungkam
dirimu....... Agar bisa berakhir dengan bahagia."

"Tidak ada yang membahagiakan tentang hal itu…” jawabku kesal.

Jangan mencoba membuatnya terdengar seperti cerita yang bagus. Aku


merasa seperti menjadi korban secara sepihak. Sebenarnya, ini sangat tidak
masuk akal, sampai-sampai aku saja sudah kehilangan keinginan untuk
marah.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Juga, Mamiya mungkin tidak mengharapkanku untuk mengetahuinya, jadi


bisa dibilang 50-50 untuk hal ini, tetapi aku tidak ingin diberitahu oleh
wanita mesum yang berfoto selfie sambil melepas pakaiannya di kelas .......

Cepat atau lambat, aku akan berakhir dibuat seperti ini oleh orang lain.
Singkatnya, akulah yang mendapat bagian yang kurang beruntungnya.
Sungguh, malang sekali nasibku.

"Sebagaimana yang mungkin kamu ketahui, jika kamu mengatakan kepada


siapa pun bahwa aku adalah seseorang yang memiliki Secret Account, aku
akan menghancurkanmu dengan alasan bahwa Aisaka-kun telah meremas
payudaraku..."

"Aku tahu itu. ...... Pertama-tama, jangan berfoto selfie di dalam kelas sambil
melepas pakaianmu."

“Aku tidak akan melepas pakaianku. Aku hanya akan membuka beberapa
kancing sehingga kamu bisa melihat payudaraku."

"Bukankah artinya itu sama saja?"

"Itu sungguh berbeda, lho. Ah, mungkin kamu ingin aku menanggalkan
pakaianku? Aku pikir itu tidak sopan. Hari ini, kamu sudah menyentuh
payudaraku, kan?”

"...... kepalaku pusing, dah."

Eh, Apa-aapan ini? Apakah Mamiya adalah orang yang seperti ini? Siapa
yang bilang dia adalah siswi teladan? ...... Dia tidak lebih dari seorang
perempuan yang mesum.

Tidak bisakah seseorang membuatku tidak kembali ke kelas beberapa menit


yang lalu? Itu mustahil? Tentu, aku tahu, aku cuma berimajinasi.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Supaya kamu tidak salah paham, satu-satunya alasan aku membuka


kancing baju dan mengambil foto adalah agar para pria lebih bereaksi, kan?"
Mamiya menjelaskan.

"...... Aku yakin kamu benar. Pria adalah makhluk yang sederhana. Jika
mereka bisa melihatnya maka mereka akan dengan senang hati melihatnya
daripada tidak sama sekali."

"Kamu mengatakannya seolah-olah itu teori umum. Aisaka-kun, tidakkah


kamu merasa bahagia?"

"...... Itu adalah poin yang rumitnya."

"Mengapa kamu tidak mau mengatakan dengan jujur bahwa kamu merasa
bahagia?"

Oleh karena itu, hentikanlah seringai itu.

Dalam kasusku, itu bukanlah kebahagiaan, tetapi rasa bersalah sekaligus


alasan pribadi yang membuatku ingin menolaknya. Akan tetapi, tetap saja
aku masih melihatnya karena aku juga seorang pria. Bagaimanapun, pria
bukanlah mahluk yang dirancang untuk bisa dipuaskan dengan mudah.

Aku tidak bisa menyentuhnya secara langsung, apalagi melihatnya.


Khususnya jika dia adalah seorang gadis cantik seperti Mamiya. Aku juga
sangat shock dengan situasi ini untuk melakukan tindakan lebih dulu, tetapi
akan menjadi hal yang tidak dapat dihindari jika akal sehatku melayang.

Seandainya hal seperti itu terjadi lagi, aku tidak tahu apa yang akan terjadi.

"Jadi itulah sebabnya. Aku akan sangat menghargainya jika kamu mau
merahasiakannya," Mamiya menegaskan.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Meski tidak diberitahupun aku tidak ingin membeberkannya. Tapi, tidak


mungkin. Bagaimanapun juga, kamu sudah memiliki fotoku."

"Maafkan aku, oke? Walaupun Aisaka-kun tidak membeberkan kepada siapa


pun tentang itu, aku malah tidak tahu harus berbuat apa dengan foto itu.”

Dia menggelengkan kepalanya sebagai bentuk penyangkalan dan


mencondongkan tubuhnya ke depan sambil berkata, "Selain itu..."

Wajah Mamiya mendekat. Dia berhenti tepat di samping telingaku, sehingga


ujung rambut panjangnya pun bisa menggelitik pipiku.

"Jika kamu merahasiakannya, aku akan membiarkanmu bersenang-senang,


oke?"

"Ugh..."

Bisikan yang menggoda disertai dengan desahan. Helaan napasnya


menyentuh daun telingaku saat aku menarik diri. Sebuah getaran menjalar
di punggungku, membuat pundakku melonjak, dan sebuah teriakan refleksif
keluar dari diriku.

Wajahku memanas. Ditambah lagi, ada sensasi yang membuatku kepalaku


berputar dan merasa pusing. Udara di ruang kelas yang sangat dingin pun,
membelai kulitku.

"Bukankah kamu terlalu terkejut, Akito-kun?"

Mengabaikan bagaimana perasaanku, Mamiya malah memanggil namaku


dan tersenyum.

Meskipun dia tersenyum karena aku telah melakukan suatu kesalahan, aku
tahu ada sisi lain yang bahkan lebih dalam di balik senyuman itu.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mereka mengatakan bahwa bunga-bunga yang indah memiliki racun, tetapi


racun yang dibawa Mamiya adalah racun mematikan yang dapat dengan
mudahnya melebihi dosis mematikan itu sendiri.

Begitu kamu menyentuhnya, kamu tidak akan bisa melepaskan diri darinya
sampai kamu mati.

"...... Kamu mengatakan itu seolah-olah kamu memang tidak berniat


melepaskanku."

"Ha-ha-ha, kamu mengetahuinya?"

"Kamu bahkan tidak mencoba menyembunyikannya."

“Aku minta maaf tentang itu. Maafkan aku. Aku hanya terkejut bahwa kamu
bisa mengungkap rahasia gadis ini. Selain itu, aku sudah bilang, kan? Jika
kamu mau merahasiakannya, aku akan membuatmu merasa senang."

Dia mengulangi kata-kata itu seolah-olah mencoba membuatku percaya


bahwa apa yang baru saja dia katakan sebelumnya bukanlah kebohongan.
Faktanya, yang dia katakan itu mungkin bukanlah lelucon. Aku juga tidak
bisa melihat sedikit pun candaan terpancar di mata Mamiya. Itu jelas bukan
lelucon.

"Ya, mari kita bertukar informasi kontak," katanya.

"Tentu......"

"Kalau begitu, sudah diputuskan!"

Aku mengeluarkan smartphone-ku dan bertukar kontak dengan Mamiya.


Nama Mamiya Yuu muncul dalam daftar, dan aku langsung menerima
pemberitahuan.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Pengirimnya adalah Mamiya Yuu. Dengan firasat buruk, aku membuka layar
obrolan dan menemukan fotoku yang sedang menyentuh payudara Mamiya.

"Tidak mungkin ada pesan yang lebih baik daripada yang kamu terima
pertama kali itu, kan?" tanyanya mengggoda.

"Aku tidak akan bisa membukanya di depan umum, oke?"

"Tidak apa-apa. Ini adalah rahasia antara aku dan Aisaka-kun."

Lidah merah membasahi bibirnya.

Sebuah rahasia di antara kami.

Suatu kalimat yang bagi sebagian orang bisa mengisi halaman masa muda
yang penuh suka dan duka, tetapi dalam keadaan seperti ini, alih-alih
menjadi sesuatu yang menyenangkan, itu malah menjadi sumber kecemasan
lainnya. Bahkan, lebih seperti gangguan.

"...... Aku tidak akan memberi tahu siapa pun tentang hal ini, jadi jangan
khawatir. Sejak awal, siapapun tidak akan percaya bahwa Mamiya akan
melakukan hal seperti ini," aku meyakinkannya.

"Mungkin. Aku hanyalah satu-satunya orang yang mereka lihat sebagai siswi
teladan. Jadi, mulai hari ini dan seterusnya, Aisaka-kun, kamu berada di
bawah perintahku, kan?"

"Bukankah ada kata yang lebih baik untuk mengucapkan itu?"

"...... pelayan?"

"Sepertinya kamu harus mengulang kembali pelajaran wajibmu," jawabku


kesal.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mamiya terkikik gembira, sementara aku merasa terganggu oleh bahasanya


yang terlalu blak-blakan. Aku memiliki beberapa ide tentang hal itu, tetapi
tidak ada gunanya membicarakannya sekarang, jadi aku hanya bisa
menelannya sambil menangis.

Aisaka Akito, enam belas tahun, pada musim gugur tahun pertamanya di
SMA. Secara tidak sengaja, dia melihat seseorang mengambil foto selfie
sambil melepaskan seragam sekolahnya, dan setelah diancam, Aisaka
memulai hubungan yang aneh dengan siswi teladan di kelasnya, Mamiya
Yuu yang juga merupakan seorang gadis Secret Account.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

CHAPTER 2
BOYS LOVE THIS STUFF, DON'T THEY?
Penerjemah: Milize

Meskipun aku mengetahui rahasia seorang siswi teladan ─ ─ Mamiya Yuu,


hidupku tetap tidak banyak berubah.

Aku bangun sebelum pukul tujuh, bersiap-siap untuk pergi sekolah, dan
berjalan kaki beberapa puluh menit ke sekolah.

Aku bersekolah di SMA Kamino, salah satu sekolah di sebuah kota prefektur
wilayah Tohoku. Secara akademis, ini adalah salah satu sekolah terbaik di
prefektur tersebut, sehingga membuatku mengalami sedikit kesulitan ketika
aku mengikuti ujian masuk, meskipun pada akhirnya aku berhasil lulus.

Peraturan sekolahnya tidaklah ketat, budaya sekolahnya bebas dan kegiatan


klubnya aktif. Tidak ada satu hari pun yang terlewati tanpa mendengar
panggilan klub olahraga yang datang dari suatu tempat, baik di pagi hari
ataupun saat sepulang sekolah.

Aku adalah anggota klub langsung pulang, jadi aku tidak memiliki hubungan
dengan kehidupan sekolah di mana aku harus mencurahkan energiku ke
dalam kegiatan klub.

Aku tidak memilih sekolah ini karena aku ingin terlibat dalam kegiatan klub.
Untuk berbagai alasan, aku hanya ingin menjauhkan diri dari teman-teman
sekolah menengah pertamaku.

Sejauh yang aku tahu, aku bisa menghitung hanya dengan satu tangan
jumlah orang yang bersekolah di SMA yang sama. Beberapa mantan teman
sekelas itu tidak terlalu ingin terlibat denganku. Aman untuk
mengasumsikan bahwa hubunganku telah diatur ulang.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Jadi, dengan sikapku yang rendah hati dan pendiam, aku menjalani
kehidupan sekolahku yang sangat biasa, yang mungkin dianggap sangat
membosankan bagi sebagian orang.

Sampai kejadian kemarin.

Pergi ke kelas pun terasa sangat menyedihkan. Alasanku untuk bisa menolak
pergi ke sekolah juga terlalu sepele. Aku mengganti sepatuku dan sedang
dalam perjalanan ke kelas ketika aku menyadari bahwa situasinya tidak
akan berubah.

“Yo, Akito. Apakah kamu kelelahan?"

“Selamat pagi, Aki-kun!”

Suara seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan yang dalam
kondisi bersemangat terdengar dari belakangku.

Ketika aku berbalik, seorang pria dengan wajah runcing ditambah rambut
pendek berwarna coklat gelap bersama seorang gadis mungil dengan
suasana ceria datang ke arahku, saling menggenggam tangan mereka
bersama.

Pria itu adalah Shishikura Natsuhiko, dan senyumannya, yang sering diejek
karena mirip dengan anjing, masih segar dan sehat sampai sekarang.

Gadis di sebelahnya adalah Tatara Hikari. Rambut pendeknya yang


berwarna coklat muda bergoyang-goyang dan dia memasang senyum kecil
layaknya seekor hewan mungil.

Sekilas, sulit untuk memahami hubungan keduanya—tetapi mereka adalah


teman masa kecil sekaligus sepasang kekasih.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Berkat hal ini, ada suasana mesra di sekitar mereka, dan para bangsawan
lajang yang menyaksikan kemesraan mereka setiap hari, meneteskan air
mata penyesalan.

“...... Natsu dan Tatara, ya? Selamat pagi. Apakah aku kelihatan begitu lelah?"
tanyaku memastikan.

“Tidak ada semangat yang membara di matamu. Yah, aku tahu kamu
biasanya memang tidak termotivasi...” kata Natsu.

“Apakah kamu lebih murung dari biasanya hari ini?” lanjut Tatara.

“Sebenarnya, kamu itu ingin memujiku atau malah merendahkanku?”

“Aku hanya mengatakan yang sebenarnya, lho."

Natsu tertawa mencemooh dan menepuk punggungku. Dia mungkin berpikir


bahwa dia hanya bersikap ramah, tetapi itu cukup berdampak pada tubuhku
yang lemah ini. Tatara juga tertawa lebar di sampingku sampai-sampai
menyipitkan matanya padaku. Tidak masalah untuk tidak akur dengan
mereka, kan?

Namun tetap saja, aku tidak memiliki cukup tenaga, kan? Penyebabnya
sudah pasti apa yang terjadi sepulang sekolah kemarin.

Kembali ke ruang kelas untuk mengambil sesuatu yang terlupa, aku


menyaksikan kejadian di mana siswi teladan, Mamiya, mengambil foto selfie
sambil melepaskan pakaiannya, dan kemudian aku diancam demi menjaga
rahasianya.

Aku kira, aku masih kelelahan secara mental karena terjebak dalam kejadian
yang tak terduga itu.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Akito, kamu juga harus meningkatkan kekuatan fisikmu. Mengapa kamu


tidak pergi berlari? Aku yakin kamu akan merasa berbeda," Natsu
menyarankan itu padaku.

"Asalkan tidak bersama pria ceria sepertimu," jawabku.

"Mungkinkah itu tidak cocok untukmu, Aki-kun," tanya Tatara.

“Itu bukan urusan kalian, dan aku juga tidak mengatakan hal itu.”

"Tidak baik begitu merendahkan dirimu sendiri, kamu tahu? Kamu memang
seorang pria yang cukup membosankan, tapi kamu juga punya wajah yang
tampan, dan jika kamu mengubah gaya rambut atau suasana hatimu, kamu
akan populer di kalangan para gadis. Terlebih lagi, kamu juga memiliki
kepribadian yang baik."

"Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku ingin menjadi orang yang
populer. Selain itu, aku tidak merasa bahwa memiliki kepribadian yang baik
adalah sebuah pujian."

"Aku adalah contoh pria yang menarik dengan hal semacam itu juga, lho."
Natsu menjawab dengan percaya diri.

"Ya, ya. Kamu harus lebih percaya diri, Aki-kun."

"Aku merasa sedih bahwa cuma sedikit sekali orang yang bisa memahami
diriku," Natsu mencoba berupura -pura menangis.

"Aku tidaklah menyedihkan, jadi itu bukan masalah," jawabku.

Aku terperangah dengan Natsu, yang melakukan tiruan tangisan yang buruk,
dan aku membalas dengan alasan yang masuk akal.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Natsu termasuk ke dalam salah satu kategoti pria tampan dari sudut
pandangku, tetapi aku tidak mengerti mengapa dia peduli padaku meskipun
kami baru saling mengenal selama sekitar setengah tahun.

Aku juga tidak tahu apa yang Tatara temukan menarik dalam diriku. Apakah
kami itu seperti sama satu sama lainnya?

Kami pun berjalan menyusuri koridor sambil mengobrol dan bercerita,


sampai ketika kami tiba di ruang kelas,

"Kalau begitu, disinilah kita mengucapkan selamat tinggal pada Hikari," kata
Tatara.

(TLN: Orang Jepang terkadang menyebut dirinya dengan namanya sendiri


seolah-olah berbicara dengan orang lain.)

Tatara melepaskan tangannya yang tergenggam dengan Natsu dan pergi ke


ruang kelas berikutnya sambil berkata "Sampai jumpa nanti".

"Sayang sekali kita tidak berada di kelas yang sama," kataku.

"Itu benar, tapi ini tidak akan memisahkan perasaanku dan Hii-chan."

Natsu mengatakan seolah-olah itu adalah hal yang biasa. 'Hii-chan' adalah
nama panggilan yang digunakan Natsu untuk memanggil Tatara. Dia telah
memanggilnya seperti itu sejak lama.

Natsu dan aku terlambat memasuki ruang kelas kami, dan pemandangan
pagi hari berlangsung seperti biasa. Aku meletakkan tasku di meja untuk
bersiap-siap, jadi aku berpisah dari Natsu dan duduk di kursiku—baris
terakhir di sebelah kanan, dekat jendela.

Ada banyak kegiatan untuk menghabiskan waktu sebelum jam pelajaran


pagi.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Ada yang mengobrol dengan teman, ada yang sibuk dengan tugas, ada yang
belajar sendiri, dan ada pula yang tidur di atas meja mereka, seolah-olah
mereka belum cukup tidur.

Sedangkan aku, aku menghabiskan sebagian besar waktuku pada


smartphone-ku.

Namun, kemudian Natsu mengatakan "Ah" seolah-olah dia baru saja ingat
sesuatu,

"Aku lupa mengerjakan tugas matematikaku!"

"Seperti biasa," kataku memakluminya.

"Jangan katakan itu, ...... hei, kita berteman, kan?"

Natsu meletakkan lengannya di bahuku dari belakang dengan suara kucing


yang menyeramkan.

"Jangan mendempetkan bahumu, itu terlalu panas."

"Ini disebut persahabatan di antara pria. Jadi, aku akan memberimu satu
perasaanku yang meluap-luap terhadap Akito."

"Jangan mengatakannya secara berputar-putar. Dan untuk perasaanmu yang


meluap-luap itu, berikanlah kepada Tatara," aku menolaknya dengan kesal.

"Tidak peduli seberapa banyak cinta yang aku berikan, manusia adalah
makhluk yang tidak bisa terpuaskan."

"Aku merasa kamu baru saja mengatakan sesuatu yang mendalam. Aku
sudah lelah dengan sikap sombongmu. ...... Yah, tidak apa-apalah."

Menghela napas.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Aku akan mencarinya, tunggu aku," kataku, "Kamu yang terbaik, Akito-san,
kamu tahu apa yang aku maksud!" dia berkata seperti seorang dwarf dalam
cerita manga.

Aku menemukan buku catatan matematika di dalam tas dan


menyerahkannya kepadanya, yang kemudian dijawabnya dengan senyum
lebar, "Aku berhutang budi padamu!" dan kembali ke mejanya. Jika dia
berterima kasih kepadaku setiap saat, aku mungkin akan segera gerah
terhadap frekuensi Natsu yang terus-menerus.

Sementara senggang, aku menghabiskan waktu sambil bermain dengan


smartphone-ku, ketika tiba-tiba kursi di sebelah kiriku ditarik keluar.
Pemiliknya adalah ...... Mamiya Yuu. Orang yang mengancamku kemarin dan
membuatku harus menjaga rahasianya, tersenyum seolah-olah tidak ada
yang terjadi.

"Selamat pagi, Aisaka-kun."

Sapaan pagi hari menyapa di kepalaku, membuat jantungku berdetak sedikit


lebih cepat, mungkin karena kegugupanku. Aku dengan canggung
mengalihkan pandanganku dari ponselku dan menoleh ke sisi samping, di
mana aku menemukan seorang siswi yang mengenakan seragam
sekolahnya— Mamiya Yuu.

Tanpa sengaja aku teringat akan kejadian kemarin, dan perhatianku tertuju
ke payudaranya untuk sesaat. Aku pun buru-buru menyingkirkannya dari
pikiranku dan berpaling,

"...... Selamat pagi, Mamiya."

Mau tidak mau aku membalas sapaan itu, meski aku hanya membalasnya
singkat dengan cara yang sarkastik. Aku tidak tahu apa yang lucu tentang hal
itu, tetapi Mamiya tersenyum sederhana dan duduk.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Sikapnya yang anggun dan tertata rapi itu tidak mengingatkanku pada
penampilannya di balik layar yang aku lihat kemarin, membuatku bertanya-
tanya apakah aku sedang bermimpi. Meskipun demikian, informasi kontak
Mamiya masih terdaftar pada smartphone-ku, dan foto itu masih ada dalam
riwayatku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Jika itu adalah sisi lain dari dirinya, maka aku tidak perlu khawatir sekarang.
Aku tidak akan bisa bertahan jika aku tidak berpikir demikian.

Saat aku mengucapkan "Tidak apa-apa" berulang-ulang di dalam pikiranku,


seolah-olah mengatakannya pada diriku sendiri, smartphone-ku bergetar
karena adanya notifikasi yang masuk.

Nama Mamiya ditampilkan pada bagian atas layar smartphone-ku.

Terkejut dengan kejadian tak terduga itu, aku membuka layar pembicaraan
sambil menyembunyikan smartphone-ku di bawah meja untuk memastikan
tidak ada orang di sekitarku yang melihatnya,

'Apakah kamu punya waktu luang setelah sekolah hari ini?’

Pesan seperti itu tiba.

Aku melirik ke samping dan apa yang aku dapatkan hanyalah senyuman
ramah. Aku tidak bisa menebak rencana licik apa yang terjadi di baliknya.

...... Aku tidak tahu. Mudah untuk mengatakan tidak, tetapi Mamiya memiliki
kelemahan mengenai diriku. Aku tidak menganggap bahwa merusak
suasana hatinya adalah pilihan yang baik.

Untungnya, aku tidak punya rencana setelah sepulang sekolah. Akan tetapi,
aku ragu-ragu untuk segera membalasnya, jadi aku menunggu sejenak untuk
berpikir sebelum membalas pesan tersebut.

'Apa yang ingin kamu lakukan?’

'Itu tentang bersenang-senang setelah sepulang sekolah♪'

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Sebenarnya siapa kamu, bukankah yang kamu lakukan itu akan merusak
citramu sendiri? Aku segera menelan kata-kata yang muncul di dalam
benakku.

Aku tidak bisa menebaknya.

Aku sama sekali tidak tahu apa yang diinginkan Mamiya.

Sebutan 'setelah sekolah' menunjukkan bahwa dia melakukan sesuatu di


balik layar, tetapi tidak jelas apa yang dia coba lakukan dengan
menghubungi aku. Saat aku merenungkan hal ini, aku menerima pesan
tambahan.

'Jika kamu tidak muncul, aku akan menyebarkan foto itu ke mana-mana, jadi
bersiaplah untuk itu'.

Oh, astaga, wanita ini.

Siswi teladan? Siapa itu? Aku sangat yakin bahwa dia sebenarnya adalah
iblis.

Aku tidak punya pilihan sejak awal.

Selama dia memiliki foto itu, aku tidak memiliki pilihan selain melakukan
perintah Mamiya. Cengkeramannya murni terlalu kuat.

Jika aku mengajukan banding ke polisi, tidak bisakah aku menang? Aku tidak
merasa ...... aku akan menang.

Jika kami melakukan tes DNA pada seragam itu, maka akan dengan mudah
terdeteksi lapisan sebum pada serat seragamnya, dan itu bisa digunakan
sebagai bukti untuk melawanku. Ini jalan buntu.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

(TLN: Sebum adalah zat berminyak yang dihasilkan oleh kelenjar minyak di
kulit.)

"...... hah~"

Aku mendesah pelan. Dia sudah tahu jawabannya, tetapi aku tidak bisa
menahan diri untuk tidak menjawab, 'Oke', dan kembali menghela napas.

"Aisaka-kun, ada apa? Jika kamu terus mendesah seperti itu, kebahagiaanmu
akan terlepas, lho?"

Tidak menyadari kekhawatiranku… Tidak, Mamiya sengaja mengabaikan


aku dan menyapa seolah-olah dia merasa khawatir, meskipun hal itu sudah
jelas.

Ekspresi wajahnya saat dia menatap wajahku dijiwai dengan emosi yang
sama seperti kata-katanya—dan aku menyadari bahwa pupil mata
cokelatnya mengandung kebahagiaan yang tak sedikitpun tersembunyi.

Ini adalah wajah rahasia yang dia tunjukkan kepadaku karena hanya aku
yang bisa melihatnya.

Kamu terlalu pandai bermain kucing-kucingan.

Seharusnya, kamu bukanlah siswi teladan sampai sekarang ini.

"Aku sedang tidak enak badan. Aku kelelahan," jawabku.

"Aku mengerti. Kamu bisa beristirahat ketika kamu sampai di rumah, oke?”

“Baiklah.”

Aku tidak memiliki motivasi untuk memberikan jawaban yang layak, jadi
aku menaggapinya sewajarnya saja, tetapi ekspresi keprihatinan Mamiya

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

yang mendalam terhadapku masih ada di sana, sehingga membuatku


mengalami perasaan yang sangat campur aduk.

Sungguh, jangan sampai aku gila ...... Tolong, tolong, apapun alasannya.

Bagaimanapun, kelas telah berlangsung dan waktu makan siangpun tiba.


Aku makan siang sendirian di tempat dudukku.

Natsu tampaknya makan di halaman bersama pacarnya. Aku tidak


mengeluh, karena itu lebih baik bagi kesehatan mentalku daripada mereka
harus beradegan mesra di hadapanku. Aku juga sudah terbiasa makan siang
sendirian.

Di sebelahku, ada Mamiya yang telah selesai makan dan sedang


mempersiapkan diri untuk kelas berikutnya. Dia sangat serius, kan? Nilainya
berada di urutan pertama pada tes terakhir.

Aku selesai makan siang yang dibuatkan oleh ibuku dan mulai memainkan
apk game di smartphone-ku. Saat aku menyaksikan penyelesaian otomatis
permainan, aku memikirkan tentang peristiwa menyedihkan yang akan
terjadi saat sepulang sekolah.

"...... hah."

Tak terelakkan lagi, bahwa desahanku secara alami keluar. Saat aku
mencoba menenangkan diri sambil mencoba meyakinkan diri sendiri
tentang hal ini, aku mendengar suara berderak dari dekat. Pena Mamiya
menggelinding di bawah kursiku.

"M-Maafkan aku, Mamiya-san. Aku memalingkan mukaku dan tidak sengaja


menabrak mejamu. ......" kata seseorang.

"Tidak, aku baik-baik saja. Apakah kamu terluka, Utsumi-san?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

“Aku baik-baik saja, tapi...”

Tampaknya seorang anak laki-laki telah menabrak kursi Mamiya. Utsumi


pun meminta maaf dengan nada penuh penyesalan. Utsumi melihat ke
lantai. Saat Mamiya mengikutinya, dia menyadari bahwa smartphone
seseorang telah jatuh di bawah meja.

Utsumi juga menemukan smartphone itu setelahnya, tetapi Mamiya yang


mengambilnya terlebih dahulu.

"Um, apakah ini milikmu, Utsumi-san?" tanya Mamiya.

Ketika ditanya dengan sopan, Utsumi menganggukkan kepalanya. Dia


tampak terburu-buru, tetapi Mamiya menyerahkan smartphone itu kepada
Utsumi. Utsumi dengan cepat memeriksa layar dan menghembuskan napas
lega,

"Terima kasih banyak."

Dia berterima kasih dan melarikan diri. Dia mungkin menabrak meja
Mamiya, menarik perhatian seluruh kelas dan membuatnya merasa
canggung. Aku tahu persis bagaimana perasaannya.

Aku mengambil pena Mamiya yang tergeletak di bawah kursinya dan


menyerahkannya kepadanya, dan dia dengan sopan mengucapkan terima
kasih kepadaku.

Mamiya pun melanjutkan persiapan pelajarannya, tetapi kemudian kami


mendengar pintu kelas terbuka,

"Apakah Mamiya ada di sana?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Seorang pria, bertubuh kekar mengenakan jersey—Gadou Dai-sensei, yang


merupakan wali kelas ini sekaligus penasihat siswa, memanggil Mamiya.
Mamiya yang mendengar itu menghentikan persiapannya dan berdiri.

Sensei memegang segunung selebaran. Dia meletakkannya di atas podium


dan melihat ke arah Mamiya, seperti yang dia katakan.

"Ada apa, Sensei?" tanya Mamiya.

"Aku ingin kamu membawa hasil cetakan ini ke kelas berikutnya. Bisakah
aku memintamu untuk melakukan itu?"

"Tentu."

"Akan sangat bagus jika bisa mencari satu orang lagi untuk membantumu
jika itu memungkinkan….” Kata Sensei melanjutkan.

Hmm ...... dan Dai-sensei melihat sekeliling kelas. Dia mungkin mencari siswa
yang sedang luang. Akan tetapi, sebelum dia bisa menunjuk seseorang,

“...... Aisaka-kun, jika kamu tidak keberatan, bisakah kamu membantuku?”

Permintaan yang bersifat mendesak dilontarkan oleh Mamiya.

Dia mungkin benar-benar meminta bantuanku, tetapi selama foto itu masih
ada, aku tidak bisa memperlakukannya sebagai orang yang setara dalam
kehidupan sehari-hari.

Aku sadar, aku memiliki mental pecundang.

"...... Oke. Biarkan aku membantumu," aku menjawabnya.

"Terima kasih."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Rasanya tidak nyaman untuk mendapatkan terima kasih darinya. Aku pun
menaruh smartphone-ku di saku dan mengikuti Dai-sensei ke ruang staf
bersama Mamiya. Aku masuk ke dalam dan memeriksa tumpukan cetakan di
atas meja Dai-sensei. Hal ini tentu saja sulit untuk dipegang oleh satu orang.

Dai-sensei berkata, "Maafkan aku," dan kami berdua pun mengangguk


kepadanya, lalu aku mulai membagi tumpukan cetakan. Aku mengangkat
jumlah lembaran yang kupikir bisa aku bawa dengan kedua tanganku—
ternyata itu berat.

Mungkin karena akunya yang lemah.

"Aisaka-kun, itu terlalu berlebihan," kata Mamiya.

“Tidak apa-apa.”

“Tapi...”

“Aku baik-baik saja dengan ini.”

Lenganku agak gemetaran, tetapi aku mungkin bisa sampai ke ruang kelas
berikutnya. Jika aku membawanya lebih sedikit dari anak gadis, aku merasa
aku tidak tahu di mana letak bantuanku. Hal yang terpenting, jika aku
melakukan itu, aku mungkin akan mendapat lototan dari mereka yang
menyukai Mamiya.

Selain itu, aku juga khawatir membiarkan Mamiya, yang memiliki lengan
lebih ramping daripada aku membawa lebih banyak barang.

Mamiya tampaknya tidak mau mengakuinya, dan menahan sekitar separuh


jumlah cetakan yang tersisa. Dai-sensei, yang melihatnya dengan puas,
mengangguk,

"Aku meminta bantuan kalian berdua."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

""Baiklah.""

Kami berdua menjawab dan pergi ke ruang kelas selanjutnya. Aku mengikuti
dua langkah di belakang Mamiya dan berkonsentrasi pada berat cetakan,
mencoba menghilangkan perhatian yang diberikan kepadaku saat aku
berjalan menyusuri koridor.

Namun, memang ada banyak sekali. Aku bisa mengerti mengapa Dai-sensei
ingin mengandalkan kami, tapi ...... bukankah pria itu memegang lembaran-
lembaran itu dengan ekspresi wajah acuh tak acuh? Aku tahu salah jika
membandingkannya dengan Dai-sensei, yang ototnya begitu tebal sehingga
kamu bisa melihatnya bahkan menembus jerseynya...

Aku berjalan menyusuri koridor dengan langkah yang lebih lambat daripada
ketika aku datang sebelumnya,

"Maaf, aku memintanya. Jumlah lembarannya sama sekali berbeda."

Tiba-tiba, Mamiya meminta maaf.

"Bukankah itu berbahaya?"

"Ya, tetapi ...... apa bedanya dengan hal ini. Aku berada dalam situasi di mana
aku tidak bisa mengatakan tidak," jelas Mamiya.

"Aku tidak keberatan. Aku cuma ingin sedikit berolahraga setelah makan."

Aku tidak ingin dia merasa bersalah. Akan tetapi, Mamiya memutar matanya
dan tersenyum sederhana.

"Apanya yang lucu?"

"Tidak, ...... Aku hanya berpikir bahwa kamu orang yang baik."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Ini Mamiya, dia mungkin tahu aku berbohong. Jika kamu tahu kehidupanku
sehari-hari, kamu akan dengan mudah mengetahui bahwa aku bukanlah tipe
orang yang berpikiran seperti itu.

Aku tidak ingin bergerak jika aku bisa, apalagi terlibat dengan Mamiya
setelah kejadian kemarin. Akan tetapi, aku tidak bisa mengatakan tidak jika
dia meminta langsung kepadaku. Aku juga memiliki perhitungan bahwa
membantunya mungkin akan membuat segalanya sedikit lebih baik, tetapi
dia mungkin juga tahu itu.

Seolah-olah aku dihadapkan pada kebodohanku sendiri, punggungku pun


terasa janggal.

"Orang yang benar-benar baik akan menawarkan diri duluan sebelum


mereka diminta, lho." Kataku.

"Benar juga, ya."

Aku memang sudah mengatakannya sendiri, tetapi ada sesuatu yang aneh
ketika kamu benar-benar yakin mengatakannya.

"...... Tetap saja, aku masih berpikir kamu orang yang baik hati, oke?"

Dia bergumam sambil tersenyum.

Perhatianku telah teralihkan, berpikir bahwa percakapan sudah selesai,


tetapi kata-kata itu langsung mencapai telingaku. Aku tidak senang dipuji
karena bersikap baik kepada orang yang mengancamku seperti itu kemarin.

Aku melakukan apa yang dia minta aku lakukan. Kalau bukan aku, orang lain
pasti akan mengangguk jika Mamiya yang memintanya.

Aku tidak senang bahwa aku disalahartikan sebagai orang yang baik hati,
meskipun itu adalah pilihan yang tidak melibatkan kebaikan sama sekali.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"...... Tolong jangan bercanda tentang hal itu."

"Aku tidak bercanda. Aku serius, lho."

"...... bahkan aku lebih buruk."

"Setelah semua pujian yang telah kuberikan padamu?"

"Kalau begitu lakukan sesuatu tentang senyumanmu itu."

Aku pikir dia bersenang-senang melihat reaksiku. Aku takut dia akan
mengatakan sesuatu sepulang sekolah, tetapi tidak akan menjadi masalah
jika aku tidak mempedulikannya.

Bahkan, pria seperti aku pun masih memiliki satu atau dua harga diri.

"Baiklah, aku akan membiarkannya begitu saja." Mamiya melanjutkan.

"...... Yah, terserahlah."

Jika Mamiya sudah sampai pada kesimpulan itu, tidak ada gunanya aku
mengatakan apa-apa lagi.

Aku menyerah lebih awal dan berjalan di sepanjang jalan menuju ruang
kelas.

Setelah sekolah.

Hanya ada dua orang di kelas, yang tidak lagi ramai karena orang-orangnya
pergi ke kegiatan klub dan sudah pulang ke rumah, yaitu aku dan Mamiya.

"Baiklah, kalau begitu. Aku rasa ini sudah saatnya untuk pulang."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mamiya, yang sedang mengerjakan tugas di kursi sebelahku, bergumam


dengan nada suara yang berbeda. Mode siswi teladan tampaknya sudah
berakhir. Dia memasukkan tugas itu ke dalam tasnya dan merentangkan
tangannya di atas kepalanya.

"Nn-......," sebuah desahan terdengar, punggungnya melengkung sehingga


seragamnya terdorong ke atas dari dalam dan ukuran payudaranya
ditekankan. Dia sangat lengah. Bukankah masuk akal baginya untuk
waspada terhadapku?

"Ada apa? Lihatlah payudaraku selama yang kamu mau," katanya tiba-tiba.

"Astaga, setidaknya punyalah rasa malu. Dan aku juga tidak melihatnya."

"Mereka tertutupi oleh pakaianku, aku juga merasakan mata orang-orang


tertuju padaku sepanjang waktu, jadi aku sudah terbiasa dengan itu. Belum
lagi, ada Aisaka-kun yang menatapku dengan sedikit malu-malu. Itu
kelihatan lucu karena aku merasa seperti sedang menggodamu.”

Maafkan aku ya, kata Mamiya dengan senyum di wajahnya.

Bukankah biasanya Mamiya yang harusnya merasa malu dalam situasi ini?
Mengapa aku yang malu?

Aku berpikir aku tidak bisa mengalahkan Mamiya dalam mode siswi
teladannya, tetapi aku juga berpikir aku tidak akan bisa mengalahkan
Mamiya yang sesungguhnya. Keterampilan interpersonal kami jauh berbeda.

"Jadi ......, apa yang akan kamu lakukan hari ini?"

"Ada sesuatu yang aneh dari caramu mengatakannya, kan?"

"Ini adalah imajinasiku."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Maksudnya? Yah, hari ini aku pikir kita bisa melanjutkan apa yang kita
tinggalkan kemarin. Aku tidak mendapatkan foto untuk diposting di Secret
Account."

Karena aku adalah orang yang memergokinya kemarin, dia malah tidak bisa
mengambil fotonya. Selamanya aku tidak akan pernah minta maaf.

"Jadi, aku ingin tahu apakah kamu bisa sedikit membantuku," dia bertanya.

"...... Membantu?"

Aku bertanya balik, dengan penuh rasa ingin tahu.

"Aku terjebak pada kebiasaan pose tubuh ketika aku mengambil fotoku
sendiri. Sekarang, karena aku punya orang yang cocok untuk membantuku,
aku pikir aku akan memintamu untuk mengambil foto dari sudut yang
belum pernah aku ambil sebelumnya."

"...... Aku? Foto-foto yang kamu posting di Secret Account-mu, Mamiya?"

"Ya. Jika kamu tidak mau melakukan itu, aku akan menyebarkan foto
tersebut."

"Apakah kamu iblis?" tanyaku tidak percaya.

"Aku masihlah seorang gadis SMA yang cantik dan menakjubkan."

Seseorang yang akan mengancamku seperti itu seharusnya tidak menyebut


dirinya sendiri sebagai gadis yang cantik.

Maksudku, serius? Aku akan mengambil fotonya?

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Dia bilang dia akan mempostingnya di Secret Account-nya, dan dari


penampilannya kemarin, aku akan mengatakan bahwa foto-foto itu akan
sedikit vulgar.

Apakah dia yakin akan baik-baik saja dengan aku yang mengambil fotonya?

Bukankah dia akan memiliki lebih banyak bahan untuk memerasku jika aku
yang mengambil fotonya?

"Sebelum kita melangkah lebih jauh, aku tidak akan mengeluh tentang kamu
yang mengambil foto-foto ini. Itulah yang aku minta kamu lakukan."

"Jika kamu berpikir aku akan mempercayai kata-katamu, sedangkan kamu


sendiri sudah mengancamku kemarin, kamu harusnya pergi ke rumah sakit.
Periksa kepalamu itu, oke?" jawabku kasar.

"Itu mengerikan, ya. Tapi aku harus membuatmu percaya padaku. Lagipula,
kamu tidak bisa melarikan diri, jadi mengapa kamu tidak menerimanya
saja?"

“Itu jelas bukan sesuatu yang harusnya dikatakan olehmu, Mamiya.”

Apa-apaan maksudmu, ‘Mengapa kamu tidak menerimanya saja?’. Jarang


sekali aku mendengar itu dalam percakapan sehari-hari.

Jika aku memikirkannya lagi, aku tetap saja tidak bisa melarikan diri, dan
satu atau dua foto bukti tidak akan membuat perbedaan, tetapi menyakitkan
bagiku untuk mengakuinya.

"Baiklah. Jadi, foto macam apa yang akan kita ambil?"

"Mari kita lihat... mengambil potret sudut rendah dari hadapanku yang
sedang duduk di atas meja, mengangkat lutut ke atas."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"...... tidakkah kamu melihat bahwa celana dalammu akan terlihat?"

"Tidak, aku tidak bisa melihat mereka, justru aku mau menunjukkannya."

"Kamu seorang gadis yang mesum."

"Bukan begitu. Ini adalah biaya yang diperlukan. Tapi itu akan membuat
Aisaka-kun senang, kan? Sementara kamu mengambil fotonya, kamu dapat
memandangi celana dalam JK selama yang kamu mau.”

(TLN: JK/Joshikousei, sebutan untuk anak gadis SMA.)

"Haruskah kita membahas persepsimu tentangku sekali saja?"

Aku bertanya balik dengan pipi gemetar, tetapi Mamiya tidak menanggapi.
Jika aku mengangguk, dia akan berkata "Eh~, Aisaka-kun mesum~" dengan
seringai di wajahnya.

Lebih dari itu, aku tidak mengerti alasan dia ingin aku mengambil fotonya
dari sudut di mana aku bisa melihat celana dalamnya. Aku kira itu bukanlah
hal yang aneh untuk tujuan tersebut, tetapi setidaknya mintalah kepada
seseorang dari jenis kelamin yang sama atau pacarmu.

Dari sudut pandang anak SMA yang sehat, tentu saja hal ini akan menjadi
acara yang menyenangkan, bukan? Meski begitu, aku tidak tahu bagaimana
mengatakannya, tetapi aku pikir aku memiliki hak untuk memilih selera
atau situasiku.

Daripada diperlihatkan secara terang-terangan, lebih menarik untuk


diperlihatkan sekilas secara alami, atau diperlihatkan sambil bersikap malu-
malu. Ini bukan seksualitasku, tetapi semacam teori umum.

Mungkin.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku tidak tahu tentang kekredibilitasannya.

"Yah, tidak ada gunanya mengkhawatirkan detailnya, mari kita mulai."

Mamiya bertepuk tangan dan bangkit dari kursinya.

Dia melepas sepatu dalam ruangannya dan duduk di atas meja, memegang
lutut kanannya dan meregangkan kaki kirinya.

Kakinya terbalut pantyhose hitam.

Kemulusan kakinya itu sangatlah indah sehingga kamu tidak bisa tidak
mengikutinya sampai akhir.

Pandanganku pun bergerak ke arah lututnya, lalu ke pahanya, dan kemudian


ke tempat gelap yang tersembunyi oleh rok—dan aku berpaling, mungkin
karena rasa bersalah.

Lagipula, setelah itu adalah celana dalam. Dengan memikirkan semua sudut
dan pemikiran yang terlarang tentang itu, menyadarkan diriku, membuat
pikiranku menjadi tenang.

Di atas segalanya, dialah yang mengancamku, sehingga itu bukan salahku.

"Kamu bisa menggunakan smartphone-ku. Performa kameranya lebih bagus


daripada milik Aisaka-kun," jelasnya.

"...... Apakah kamu yakin mau melakukannya?"

“Aku tidak akan bisa mengunggahnya jika aku tidak mengambil fotonya,
kan? Silakan, terima saja semua itu dengan lapang dada."

"............ Oke, aku paham, dah. Jangan mengeluh nanti dengan mengatakan
‘kamu melihat celana dalamku’."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Aku takkan bilang begitu, aku takkan bilang begitu. Oh, ngomong-omong,
warnanya biru muda, lho. Bentuk yang lucu dengan pita kecil di bagian
depannya." Mamiya menggodaku.

"Tolong jangan tambahkan informasi yang tidak perlu, itu mengganggu


pikiranku."

"Lagipula, akan menyenangkan jika bisa melihatnya, kan?" balas dia.

Apakah kepalanya sudah kacau?

Setidaknya aku yakin dia tidak menganggapku sebagai seorang pria, atau
setidaknya dia kurang menghiraukan aku. Entah kenapa, itu agak,
membuatku kesal.

Sementara dia tersenyum dengan seringai di sudut mulutnya, aku


mengambil smartphone yang fitur kameranya diaktifkan dari Mamiya,
menarik dan menghembuskan napas panjang.

"Kalau begitu, mari kita ambil fotonya."

Aku memberitahunya dengan gugup sambil mengarahkan kamera ke arah


Mamiya, dan dia mengangguk "Ya" tanpa penolakan apa pun.

Tatkala mengarahkan kamera smartphone yang aku pinjam darinya,


Mamiya, yang merupakan subjek foto, tidak gugup sedikitpun dan bahkan
tersenyum.

Ketenangan itu, aku ingin dia membagikannya kepadaku hanya untuk saat
ini.

"Apakah kamu belum mengambilnya?"

"Nah, tunggu sebentar, ada persiapan yang harus dilakukan."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Terutama kesiapan hatimu, kan?"

"Jika kamu tahu apa yang aku lakukan, maka tunggulah sebentar."

"Tidak. Aku tidak suka menunggu."

Sungguh wanita yang egois...... di mana mode siswi teladannya yang biasa dia
tunjukkan?

Aku menghela napas dalam-dalam dan menampilkan foto Mamiya pada


layar.

"Aku lupa memberitahumu, jangan mengambil foto wajahku, oke? Itu akan
membuatku ketahuan."

"Kalau begitu, kamu juga tidak boleh mengambil foto saat mengenakan
seragam sekolah."

"Itu cukup. Karakter JK itu penting. Juga, ambil foto celana dalamnya. Itu
adalah sudut yang begitu rendah, sudut yang tidak bisa aku dapatkan
sendiri."

"Banyak sekali mintanya, ya…”

Meskipun demikian, dengan mengesampingkan tentang JK, aku memiliki


perasaan campur aduk mengenai celana dalam yang selalu menjadi niatnya
sejak awal, seolah-olah ingin memberiku informasi terperinci tentang celana
dalam itu.

Seketika itu, aku menggerakkan kamera ke arah bawah demi memenuhi


permintaan agar tidak memotret wajahnya, dan memfokuskan kamera di
sekitar roknya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Lipatan roknya yang pendek, terbentang di sepanjang garis kakinya,


sebagaimana tipikal gadis SMA. Dia memegangi lutut kaki kanannya, yang
membuat roknya tampak lebih pendek, dan mengangkatnya dengan ujung
jarinya.

Dua kaki yang mengkilap, terbalut pantyhose hitam. Jari-jari kakinya, yang
terekspos karena pelepasan sepatunya, melengkung seperti cakar kucing.

Dibalik kain roknya ada paha yang bersentuhan erat dengan meja, dan
meskipun hanya sedikit bagian belakangnya yang terlihat, kain berwarna
biru muda yang menembus lapisan hitam itu tetap menegaskan
keberadaannya.

Pemandangan itu begitu membara sehingga mataku pun terpaku padanya,


dan pemandangan itu merangsang hasratku, begitu tak tertahankan sampai-
sampai aku merasa suhu tubuhku naik sedikit demi sedikit.

Aku juga seorang pria, tentu saja aku akan menatapnya jika aku bisa
melihatnya. Itu hanyalah spontanitas alami.

Terutama jika itu adalah Mamiya - seorang gadis yang biasanya merupakan
siswa teladan, yang tidak memiliki kekurangan, dan bahkan bisa disebut
imut - menunjukkan celana dalamnya. Saat ini, mari kita kesampingkan fakta
bahwa dampak dari sisi lain dirinya begitu kuat sehingga aku mulai
keheranan siapa sih siswa yang terhormat itu.

"Oh, sekarang kamu bisa melihatnya, ya?"

"Aku tidak melihat apa-apa."

"Bohong. Kamu kelihatan sedang berusaha bisa melihatnya. Kalau memang


benar, kamu tidak perlu menyembunyikannya, lho. Terlebih lagi, apa yang
kamu pikirkan tentang hal itu? Bagaimana perasaanmu ketika melihat
celana dalam seorang gadis?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Aku ingin berhenti sekarang."

"Yah, lebih baik kita segera mengambil fotonya," balasnya.

Aku menghela napas ringan sembari mengatur ulang pikiranku dan


menyesuaikan kameranya.

Tanpa menunjukkan wajahnya, aku membidik celana dalamnya. Aku


memastikan garis kakinya ikut terambil dan celana dalamnya berada dalam
ruang lingkup bidikan, lalu melepaskan rana.

Aku mendengar suara derakan beserta rasa kekalahan yang menyerang


otakku.

"Terus lanjutkan dan ambil beberapa foto. Aku akan memberikan pose yang
terbaik."

"...... Aku mengerti."

"Aku akan mengubah posenya seiring waktu," tambahnya.

Ketika aku mengangguk pada instruksi sepihaknya, Mamiya mengubah


posisinya.

Dia duduk dengan kaki terbuka ke kiri dan ke kanan, sehingga lebih banyak
bagian celana dalamnya yang terlihat daripada sebelumnya.

Bayangan ujung roknya terbentang, terlepas dari kenyataan bahwa pangkal


pahanya terlihat, ekspresi Mamiya tampaknya tenang-tenang saja.

Sedangkan aku, di sisi lain, tidak begitu bahagia.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Tidak peduli bagaimana aku melakukannya, aku harus melihatnya untuk


mengambil foto, sehingga mau tak mau sosok erotis Mamiya terekam di
dalam benakku.

Memang, dia adalah orang yang sama dengan teman sekelasku yang
bernama Mamiya Yuu, yang menghabiskan waktunya sebagai siswi teladan,
tetapi apa yang muncul di hadapanku adalah sisi lain dari dirinya.

Merasa bingung dengan kesenjangan ini, aku juga tidak bisa berpaling dari
godaannya yang memikat.

"...... Mamiya. Kamu, tidak pernahkah kamu berpikir kalau aku akan
mengungkapkan foto ini?" tanyaku ragu.

"Eh? Karena jika kamu melakukan itu, foto Aisaka-kun juga akan ikut
tersebar di mana-mana, kan? Tidak mungkin kamu mau melakukan hal yang
tidak berguna seperti itu."

Kamu benar.

Tergantung pada bagaimana Mamiya memainkan kartunya, aku akan


menjadi satu-satunya yang terpengaruh. Bagaimana pun caranya, Mamiya-
lah yang akan memenangkannya sendirian… Jadi, aku penasaran, apakah
aku dibuat melihat seperti ini untuk menunjukkan bahwa aku juga memiliki
keunggulan dalam menjaga rahasia.

Aku tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, tetapi ini sangat


membuat frustrasi.

Aku melepaskan rana ketika Mamiya berhenti bergerak. Mengambil


beberapa bidikan, kemudian Mamiya mengubah posenya dan aku
mengambil beberapa bidikan lagi.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku penasaran apakah seperti inilah para biksu yang sedang berlatih, dan
aku baru saja akan mencapai tempat yang tidak aku pahami,

"Kalau begitu, tunjukkan foto-foto yang kamu ambil," pintanya.

"Jangan berharap foto-foto itu akan terambil dengan bagus."

"Jika tidak bagus, maka aku akan memberitahu semua orang."

"Bukankah sudah terlambat untuk mengatakannya!" aku membentaknya.

"Oh, jangan membuat keributan, jangan membuat keributan. Orang-orang


akan datang nanti.”

“Ha-?”

Mamiya meletakkan jari telunjuknya ke bibirku dan membungkamnya.

Ini sangat alami sehingga aku tersedak dan mundur selangkah.

"Tidak, kamu tidak boleh membuat keributan, oke? Ini adalah rahasia antara
aku dan Aisaka-kun."

Mamiya membelai bibir bawahnya dengan jari telunjuknya dan


mengedipkan mata dengan cepat.

Di luar jendela, langit diselimuti warna merah. Mamiya, pipinya yang


diwarnai merah vermilion, tersenyum manis dan lembut.

Aku terpaku oleh tatapannya, dan pada saat yang sama aku merasakan
perasaan sesak—sementara itu, Mamiya yang telah selesai memeriksa foto-
foto, bergumam dengan puas, "Sempurna".

"Hei, Aisaka-kun. Menurutku, tenaga kerja itu harus dibayar."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Dia tiba-tiba mengatakan sesuatu seperti itu.

Sebelum aku sempat memikirkan apa yang dimaksudkannya, Mamiya


mengulurkan tangannya ke ujung roknya. Kemudian dia meraih dan
mengangkatnya perlahan-lahan.

"E~Apa?"

Suaraku yang nyaris tidak berhasil keluar itu terlalu konyol.

Celana dalam biru muda, muncul di balik lapisan pantyhose hitam yang tipis,
melesat masuk ke dalam bidang pandanganku. Tidak ada yang bisa
mencegahku untuk melihatnya, dan jalan pikiranku pun menjadi kacau.

Pikiranku mendidih dengan rasa kebingungan yang mendalam, ditambah


lagi situasi yang tidak biasa dan tidak realistis dari seorang gadis yang
menunjukkan celana dalamnya sehingga hanya aku sendiri yang bisa
melihatnya.

"Anak laki-laki menyukai hal semacam ini, kan?" tanyanya dengan nada
menggoda.

"... berhentilah menggodaku."

Aku memalingkan muka untuk menyembunyikan wajahku yang panas


sembari mendengar tawa cekikikan yang pelan.

"Membuatmu seolah-olah ingin menerkam, kan?"

Mamiya berbisik, merangsang hasratku.

Jantungku berdebar tak menentu. Aku merasakan perasaan vertigo yang


begitu memusingkan. Aku menarik napas perlahan-lahan secara sadar untuk
mengatur napas,

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Tidak mungkin..."

"Tidak? Lebih penting lagi, bukankah kamu perlu melihatnya? Itu


seharusnya menjadi hadiah untuk Aisaka-kun," jawab Mamiya.

"Apakah kamu sudah gila?" aku keheranan.

"Tapi kamu sedang memandanginya."

"Ugh! ......"

Jangan mengatakan yang sebenarnya. Aku berusaha untuk berpaling, tetapi


entah mengapa aku masih bisa melihatnya. Bagimanapun juga, Mamiya-lah
yang pertama kali menunjukkannya.

"Oh, oke. Apakah kamu ingin menyentuhnya atau semacamnya?"

"Tidak."

"Kamu itu kelihatan seperti ingin menyentuh wajahku, ingin melihatnya


lebih banyak lagi, lalu melepas pantyhose-ku dan mencium baunya yang
pengap."

"Apakah kamu tidak menyadari bahwa kamu mengatakan hal-hal yang


begitu keterlaluan?"

"Mau bagaimana lagi, kan? Kamu itu seorang anak laki-laki. Jika itu yang
kamu inginkan, ...... meski agak memalukan, aku akan dengan senang hati
melakukannya untukmu."

"Serius, jangan melangkah lebih jauh lagi."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Jika aku mundur tiga langkah lagi ke belakang dan mengatakannya dengan
wajah datar, satu-satunya tanggapan adalah Mamiya yang tertawa terbahak-
bahak.

"Haha, kamu terlalu terburu-buru. Aku tahu kamu tidak punya nyali," dia
mengejekku.

Meskipun dia benar, aku secara tidak masuk akal merasa jijik.

Saat aku berdiri di sana tanpa kata-kata untuk menjawab, smarpthone di


saku celanaku bergetar.

"Itu adalah bonus. Aku mengirimimu pulang dengan rasa frustrasi, jadi
kupikir setidaknya aku akan menebus dosa-dosaku," katanya.

Aku membuka layar obrolan dengan Mamiya bersama perasaan yang kuat
bahwa aku telah dikirimi sesuatu yang tak berguna, dan menyadari bahwa
salah satu foto yang aku ambil hari ini telah dikirim olehnya.

Pose mengangkat roknya dengan satu tangan, paha lembutnya dan celana
dalam biru mudanya terlihat jelas dalam foto.

Itu adalah salah satu bidikan terbaik yang pernah aku ambil, dengan
perasaan enggan yang aku rasakan.

"...... apa yang kamu ingin aku lakukan dengan itu?"

"Mengapa tidak kamu gunakan itu sebagai lauk untuk malam hari?"

(TLN: Lauk di sini sarkas, gan… You know lah…)

"Itu adalah pertimbangan yang tidak berguna. ...... Aku sungguh tidak
menginginkannya."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku menjawab sambil menghela napas dan menutup layar obrolan.

"Kamu tidak mau jujur. Seharusnya, kamu tuh bahagia."

"Anak laki-laki SMA itu memiliki hati yang sensitif, lho."

Pokoknya, secara garis besar pengambilan foto pertama dengan Mamiya


berakhir dengan lancar, tetapi sebagai gantinya ada kelelahan mental yang
begitu tak tertahankan.


“Aku pulang.”

"Selamat datang di rumah—Akito.”

Ketika pulang ke rumah, aku disambut oleh kakak perempuanku—Akaha—


yang sudah memasuki tahun kedua masa kerjanya. Dari penampilannya, dia
kelihatan seperti seorang kakak perempuan yang masih muda, tetapi di
dalam dirinya, dia adalah orang yang tidak berguna dan suka minum-minum
alkohol atau begitulah menurutku… Padahal, pekerjaannya adalah seorang
perawat.

Dia pasti mendapat giliran kerja lebih awal hari ini, karena meskipun belum
jam enam, dia sudah menyandarkan punggungnya di sofa dan menyeruput
sekaleng chuhai. Aku tahu, terkadang sulit bagiku untuk mendengarnya
mengeluh tentang tempat kerjanya, jadi kupikir akan lebih baik jika dia bisa
menenggelamkan semuanya dalam alkohol.

(TLN: Chuhai semacam minuman alkohol kalengan.)

Tentu saja, minum terlalu banyak tidaklah baik.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Di mana Ibu?" tanyaku.

"Sedang bekerja. Dia telah membuatkan tahu mapo untuk malam ini, jadi dia
ingin kita memakannya."

Ngomong-ngomong, ibuku juga seorang perawat sedangkan ayahku adalah


seorang polisi. Kami menghabiskan sebagian waktu di rumah dan sebagian
lainnya sendiri-sendiri, tetapi aku merasa keluarga ini tidaklah terlalu
buruk.

"Jadi, apa yang terjadi dengan Aka-nee?"

Ketika kakak perempuanku minum pada jam seperti ini, biasanya karena
terjadi sesuatu di tempat kerja.

Sementara aku bertanya kepadanya dengan asumsi ini, dia meneguk


sekaleng chuhai, menyeruput tetes terakhirnya, dan kemudian meletakkan
kaleng kosong itu di atas meja.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Benar sekali, ya! Aah, aku sangat marah sekarang setelah aku
mengingatnya! Bajingan tua itu, dia menyentuh pantatku dan berkata,
'Kamu tangguh untuk seorang gadis muda'! Aku sudah berusia 24 tahun, lho!
Dan jangan sentuh pantatku tanpa seizinku, dasar tua bangka!"

Sambil terengah-engah, napasnya sesak, kakak perempuanku terus berkata,


"Aku belum cukup minum! Bir!" dia menuntut, menuntut agar aku
mengambilkan bir untuknya. Aku tidak bisa menolak, segera mengambil
sekaleng bir dari lemari es dan menyerahkannya kepadanya,

"Jangan minum terlalu banyak, oke? Itu akan merusak tubuhmu."

"Jika tubuhku rusak karena hal ini, aku pastinya sudah mati karena stres
sekarang!"

Dia membuka tutup kaleng bir dan menuangkannya ke tenggorokannya


dengan penuh semangat. Pffh! Dia meletakkan kaleng di atas meja dan
menatapku.

"Jadi ......, bagaimana denganmu, Akito? Apakah kamu bersenang-senang di


sekolah?"

"Biasa saja."

"Kamu begitu membosankan. Sudah waktunya bagimu untuk punya satu


atau dua pacar ....... Lagipula, aku tidak menginginkan adanya plot
perselingkuhan ataupun diselingkuhi."

"Pacar? Bagaimana aku bisa punya pacar?"

Suaraku terdengar sangat dingin.

"...... apakah kamu masih, masih belum cukup baik?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Aku merasa lebih baik dari sebelumnya, tetapi aku tidak ingin diingatkan
lagi tentang itu."

Hal ini karena suatu insiden yang terjadi dua tahun lalu, ketika aku masih di
sekolah menengah pertama.

Ketika berada di tahun kedua sekolah menengah pertamaku, ada seorang


gadis yang menyatakan perasaannya kepadaku.

Dia adalah teman sekelasku yang memberiku kesan flamboyan, atau lebih
buruk lagi, dia terlihat seperti sedang bermain-main. Dia tidak mewarnai
rambutnya atau semacamnya, tetapi dia selalu bergaul dengan beberapa
orang gadis.

Dialah orang yang paling populer di kelas—puncak dari kasta sekolah.


Karena itu, biasanya, seseorang seperti dia bukanlah orang yang mau
terlibat dengan pria pendiam sepertiku.

Namun, ketika gadis itu tiba-tiba memanggilku dan berkata "Aku


menyukaimu", membuatku sangat bersemangat pada saat itu. Tatkala aku
mau mencoba memberikan jawaban, tanpa menyadari apa yang ada di balik
kata-kata itu, aku malah dijatuhkan dengan kekuatan seperti membalikkan
meja. Dia berkata, "Aku tidak bisa mengaku pada Aisaka meski itu cuma
permainan hukuman!" ...... Aku dibuat termenung ketika mendengarnya, dan
karena tidak tahan dengan tatapan dingin dari teman-temannya yang telah
mengawasiku sejak awal, aku pun melarikan diri sambil menangis.

Setelah kejadian itu, aku mulai tidak mempercayai wanita di luar


keluargaku, dan meskipun ada beberapa perbaikan sejak aku menjadi siswa
SMA, aku belum bisa mencapai solusi mendasar untuk masalah ini.

Insiden dengan Mamiya sejujurnya karena dia lengah, tetapi interaksi itu
mungkin terjadi hanya karena dia memiliki alasan untuk menjaga

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

rahasianya. Melihat kehidupan sehari-harinya, aku tidak percaya bahwa


Mamiya akan berbohong, juga tidak ada manfaatnya baginya, tetapi aku
merasa tidak akan pernah mempercayai dia sepenuhnya.

Sudah menjadi kebiasaanku untuk selalu curiga.

"Yah, aku rasa aku tidak bisa. Bagaimana dengan Aka-nee?"

".................. Apa maksudmu?"

Mata yang tajam.

Aku memang tidak akan ditebas seandainya aku mengatakan hal yang salah
tapi—aku berpaling demi mengindari masalah.

Haa~ Aku mendengar desahan, dan suasana di sekitarpun menjadi sedikit


santai.

"Aku tidak akan meninggalkan pria seperti Aki sendirian. Mereka itu
bukanlah penilai karakter yang baik. Baik orang itu di masa lalu, maupun
teman sekelas Aki," kata kakak perempuanku.

Aku pun tidak tahu tentang itu.

"Tapi tahukah kamu? Aku bosan dengan minum alkohol saja. Jadi,
buatkanlah aku sesuatu,” pintanya.

“Lah, bagaimana dengan tahu mapo-nya?”

"Sudah di dalam perut. Oh, jangan khawatir, aku menyisakan beberapa


untuk Aki."

Rupanya dia sudah memakannya terlebih dahulu. Aku ingin tahu apakah
fakta bahwa dia meninggalkan beberapa untukku karena dia setidaknya

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

masih memiliki kesadaran yang tersisa dalam dirinya. Atau, bisa saja dia
sudah memakannya dalam keadaan mabuk.

Namun, menyuruhku membuatkan sesuatu itu terdengar....... Aku penasaran


apakah kakakku tidak sadar jika permintaan yang tidak jelas seperti itu
adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan.

Meskipun begitu, aku memeriksa lemari es. Uh, ...... mungkin telur dadar
gulung.

"Tunggu sebentar, ya." Kataku padanya.

"Oke, aku akan menunggu."

Saat-saat seperti inilah, di mana aku bisa mendengar jawabannya disertai


humor yang menyenangkan. Aku berharap dia mau belajar memasak sedikit,
karena hal ini terlalu merepotkan bagiku.

Aku kembali ke kamar, berganti seragam, dan mulai memasak dashimaki


tamago (telur dadar gulung).


MAMIYA’S POV
Ketika aku pulang ke rumah, keheninganlah yang biasa menyambutku.

Orang tuaku bercerai beberapa tahun yang lalu, dan ayahlah yang
merawatku, meskipun dia sendiri sering pergi keluar rumah untuk urusan
bisnis. Jadi, pada dasarnya hanya aku yang menggunakan rumah ini.

Mungkin saja dia punya wanita baru ketika dalam perjalanan bisnisnya,
tetapi itu bukanlah masalah. Pasangan pilihan ayahku tidak ada

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

hubungannya dengan keinginanku, dan aku juga tidak bisa mengeluh selama
dia mengirimiku uang untuk biaya hidupku.

Aku mulai terbiasa hidup sendiri, meski aku masih merasa sedikit kesepian.

Aku tidak tahu apakah itu semacam reaksi terhadap situasi ini, tetapi aku
merasa lega ketika aku melihat boneka hiu besar di kamarku.

"Hah ...... Hari ini aku juga kelelahan aah!"

Aku melepas sepatu dan meregangkan tubuh sambil berjalan menyusuri


lorong, melepaskan kelelahan hari itu dalam satu kata.

Tidak mudah memainkan peran sebagai siswi teladan.

Aku sudah sangat terbiasa dengan hal itu sampai-sampai aku bahkan tidak
merasa seperti sedang memainkan peran lagi, tetapi jika aku tidak berhati-
hati, ada kemungkinan sisi diriku yang sebenarnya akan muncul. Khususnya
baru-baru ini, saat ...... sepulang sekolah, kewaspadaanku mungkin semakin
longgar.

Hal itu berjalan lancar sampai aku mengambil beberapa foto ekstrem di
sekolah untuk mencari sensasi, sebaliknya itu merupakan kecelakaan
karena Aisaka-kun bisa tahu tentang hal itu. Untungnya, aku bisa
mengancam Aisaka-kun untuk menghentikannya membicarakan hal itu, dan
dia juga kelihatannya tidak ingin mengumbar rahasiaku kepada siapa pun.

Seandainya orang itu adalah guru atau orang lain ...... kehidupan sekolahku
akan berakhir.

Serius, aku akan berhati-hati agar jangan sampai terulang kembali.

"...... tapi mungkin itu hal yang bagus."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Setelah mencuci tangan dan berkumur-kumur, aku duduk di sofa di ruang


tamu, menyalakan smartphone dan menampilkan foto-foto yang aku ambil
di sekolah.

Ini adalah foto yang paling menggairahkan, dari sudut yang agak rendah,
mengekspos kaki dan pakaian dalamku. Tampaknya, foto ini akan
mendapatkan lebih banyak tanggapan daripada sebelumnya. Aku sering
mendengar bahwa pria menyukai hal-hal fetisistik semacam ini.

Aku yakin reaksi Aisaka-kun juga akan sama. Atau lebih tepatnya, Aisaka-
kun begitu polos dalam hal ini sehingga aku bisa menggodanya sedikit
berlebihan. Dia tidak memiliki kepekaan terhadap perempuan, yang mana
jarang terjadi saat ini.

Itulah salah satu poin yang menarik darinya.

"Yah, aku memberinya waktu yang menyenangkan untuk itu, jadi aku tidak
berpikir dia memiliki sesuatu untuk dikeluhkan."

Aku telah memberi dia banyak hal hari ini.

Aku ingin tahu apakah dia akan menggunakan foto-fotoku di rumah...... Aku
rasa tidak. Jika dia menginginkannya, dia tidak akan ragu untuk
memandanginya selama pengambilan foto.

Memikirkannya sejauh ini, aku hanya bisa menghela napas.

"...... Sungguh, mengapa aku memulai ini?"

Sesuatu semacam penyesalan yang telah aku pendam selama beberapa


waktu.

Aku membuat Secret Account dan mulai memposting foto hanya untuk
memuaskan minat kecilku sekaligus keinginanku akan pengakuan.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Tubuhku, kalau boleh dikatakan, feminin dan berdada besar, belum lagi
mudah sekali untuk mendapatkan like pada foto-fotoku yang sedikit vulgar.

Aku tahu mereka hanya melihat tubuhku dan bukan pada diriku, aku pun
tahu mereka hanya mengomentari hal itu, tetapi hal itu tetap saja
memuaskan kebutuhanku akan pengakuan.

Rasanya sungguh, sungguh menyenangkan.

Sejak itu, aku mengambil foto di berbagai tempat untuk diunggah di Secret
Account-ku.

Alasan mengapa aku memutuskan untuk mengambil foto di sekolah adalah


untuk menikmati bagaimana sensasi jika seseorang tidak sengaja
memergokiku.

Sebenarnya, aku bukanlah tipe siswi teladan yang dipuji oleh semua orang.

Aku adalah seorang gadis SMA dengan hasrat yang kuat akan pengakuan
dan sedikit nakal, yang mulai menjadi seorang gadis "Secret Account".

"Tapi tetap saja ...... Aisaka-kun, aku heran, bagaimana dia bisa menjadi
seorang pria jika dia sendiri tidak mau menyentuhku bahkan setelah aku
menunjukkan padanya diriku yang seperti itu. Apakah aku tidak menarik?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

CHAPTER 3
DO YOU LIKE ME?
Penerjemah: Milize

Sehari setelah pengambilan foto di ruang kelas saat sepulang sekolah,


suasana hati Mamiya tidak berubah sedikitpun. Dia tetap saja menjadi siswi
teladan di sekolah, dan sepertinya tidak menunjukkan sisi lainnya di siang
hari.

Meskipun begitu, aku mulai menjalin komunikasi dengan Mamiya.

Selama pelajaran, dia menulis pesan di tepi buku catatannya dan membuat
perubahan kecil, seperti mengobrol ringan dengan satu atau dua kata dalam
pesannya. Ketegangan di antara pesan-pesan itu lebih seperti ke sisi lain
dirinya, yang mana membuatku gugup sepanjang waktu.

Namun, aku belum mendengar rumor bahwa foto itu telah menyebar, dan
hal yang sama berlaku mengenai pengambilan foto bersama Mamiya saat
sepulang sekolah. Sepertinya dia tidak berbohong ketika dia mengatakan
bahwa dia akan menepati janjinya selama aku merahasiakannya.

Di satu sisi aku memang merasa lega, tetapi di sisi lain, aku merasa gelisah
karena ketakutan akan kemungkinan yang berkelanjutan dari hubungan
semacam itu. Walaupun kehidupan sekolah yang damai telah dipertahankan,
aku masih dalam posisi yang rentan. Situasi kritisnya masih saja sama.

"Hari ini, kita sama-sama bertugas piket, kan?" tanya Mamiya

Saat itu, pagi hari. Mamiya mengatakannya padaku di akhir pelajaran, dan
aku menganggukkan kepala sambil berkata, “Itu benar, ya.”

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Di sekolah kami, pada dasarnya kami menggilir tugas piket harian dengan
orang yang duduk di sebelah kami. Itulah alasan mengapa aku bersama
Mamiya, meskipun aku tidak membenci itu.

Dalam keadaan normal, Mamiya adalah siswi teladan dan dia bukanlah
orang yang akan menimbulkan masalah. Dia dapat diandalkan dan efisien
dalam pekerjaannya, membuatnya menjadi rekan yang mudah diajak
bekerja sama.

Tugas piket harian meliputi memberikan salam di awal dan akhir pelajaran,
menghapus papan tulis setelah pelajaran selesai, menulis jurnal,
menyampaikan pesan dari wali kelas, dan bersih-bersih sebelum pulang.

Ini bukan pekerjaan yang berat, hanya saja membosankan. Meski begitu, aku
tidak bisa melewatkannya.

Aku tidak ingin menyulitkan Mamiya sendirian, dan di atas segalanya, aku
khawatir akan reaksi dari orang-orang di sekitarku.

Aku tidak ingin menonjol di kelas.

─ ─ Selama pelajaran matematika, tiba-tiba aku melihat Mamiya yang duduk


di sampingku.

Mamiya sedang memusatkan perhatian pada pelajaran, dan sedang


menyalin catatan di papan tulis ke dalam buku catatannya.

"────Mamiya, tolong selesaikan soal ini untukku."

"Ya."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mamiya berdiri atas permintaan sensei matematika yang sudah tua itu, dan
mulai menyelesaikan soal yang diminta di depan papan tulis. Tanpa ragu-
ragu, sensei melingkari jawaban yang telah ditulisnya dengan kapur.

"Bagus, kamu sudah benar," kata Sensei.

Mamiya berterima kasih kepada guru dan kembali ke tempat duduknya,


pandangannya sekali lagi tertuju pada papan tulis. Patut ditiru bahwa
konsentrasinya tidak terganggu.

Aku memikirkan hal tersebut untuk sementara waktu.

Mamiya dengan ringan menusuk sikuku dan menunjukkan kepadaku huruf-


huruf yang ditulisnya di sudut buku catatannya.

‘Kamu bisa melihat celana dalamku ketika aku membungkuk, kan?’

Aku tidak tahu tentang itu.

Aku tahu ini berkaitan dengan panjang roknya, tapi... apakah dia sempat
memikirkan tentang celana dalam meski dia sedang menyelesaikan soal
dengan wajahnya yang serius? Aku tidak suka itu. ...... Bagaimanapun juga,
dia seorang wanita yang mesum.

Ketika aku bingung untuk menjawabnya, Mamiya menunjukkan lagi tulisan-


tulisan itu kepadaku.

'Ngomong-ngomong, aku mengenakan string berwarna putih hari ini.”

Ketika aku melihat Mamiya dengan keheranan, dia membalasku dengan


tatapan yang tajam.

Kemudian—sambil duduk—dia mengangkat roknya menggunakan tangan


kanannya. Pahanya, yang digradasi oleh pantyhose-nya, terekspos.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Pandanganku pun tertuju padanya, tetapi segera setelah aku menyadari


Mamiya sedang mempermainkanku, aku mengembalikan pandanganku ke
papan tulis dengan tekad yang kuat.

Aku akan bertingkah seolah-olah aku tidak peduli, tetapi Mamiya menopang
dirinya pada sikunya dan menunjukkan buku catatan itu kepadaku.

'Apakah kamu ingin melihatnya?’

...... Dia masih saja gila.

Apa sih yang dia makan sampai-sampai dia kepikiran untuk menunjukkan
celana dalamnya kepada anak laki-laki di sampingnya saat kelas sedang
berlangsung? Aku tahu dia hanya bercanda, tetapi dia ini bisa memanfaatkan
hal itu.

Dia adalah tipe gadis yang mengancam akan membiarkanmu menyentuh


payudaranya demi membuatmu menjaga rahasia.

Bagaimanapun, hanya karena Mamiya mengatakan bahwa itu adalah celana


dalam ber-string putih, tidak ada jaminan bahwa dia mengatakan yang
sejujurnya. Mungkin benar, mungkin juga salah. Sampai kita tahu pasti, aku
ibarat kucing Schrodinger.

(TLN: Teori Kucing Schrodinger itu semacam teori ketidakpastian dalam


fisika kuantum terhadap suatu peristiwa yang terjadi.)

Sejak awal, aku tidak akan melihatnya.

‘Jelas kamu tidak mau menunjukkannya kepadaku.’ Tulisku.

Jika kamu menulis pesan di bagian tepi buku catatan dan menunjukkannya
kepada Mamiya, dia akan segera menulis balasan tepat di bawahnya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

'Jika kamu ingin melihatnya, mengapa tidak? Ini bukanlah sesuatu yang akan
menghilang, lho.’

Eh? Aku menoleh ke samping. Di saat itu juga aku langsung menyadari
bahwa aku telah melakukan kesalahan, karena aku bereaksi dengan sikap
yang tidak bisa aku sembunyikan.

Mamiya pun tersenyum—dengan sedikit nakal—saat dia menunggu


jawabanku.

Aku memahami apa yang Mamiya coba katakan. Celana dalam bukanlah
sesuatu yang akan hilang meski sudah terlihat. Akan tetapi, bukan berarti
dia harus menunjukkannya kepada orang lain tanpa ragu-ragu.

Bagaimanapun... bagaimanapun juga, aku seorang pria.

Belum lagi, apabila menyangkut celana dalam Mamiya, seorang gadis cantik
yang penampilannya saja tidak dapat dicela, aku tidak perlu memberi tahu
betapa langka dan berharganya celana dalam itu. Aku yakin para anak lelaki
akan meneteskan air liurnya karena pemandangan ini.

Seandainya, kamu secara jujur meminta kepada Mamiya untuk


menunjukkan celana dalamnya, dia akan membuatmu semakin berada
dalam cengkeramannya. Jika kamu melakukan itu, kamu mungkin tidak akan
pernah bisa menolak Mamiya lagi.

Kesimpulannya, aku akan menulis 'Aku tidak mau melihat'...

"Selanjutnya, Aisaka. Selesaikan masalah ini," perintah sensei.

Seolah-olah memanfaatkan kesempatan itu, guru matematika memberiku


perintah. Aku memalingkan wajahku kembali ke papan tulis dan melihat
penerapan dari soal yang telah dipecahkan oleh Mamiya, tertulis di papan
tulis.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Aisaka, cepatlah lakukan."

"Ah, ya."

Aku berdiri dengan tergesa-gesa dan Mamiya menyerahkan sebuah buku


catatan kecil kepadaku. Aku pikir aku tidak punya waktu untuk berinteraksi
dengannya sekarang, tetapi apa yang tertulis di situ adalah jawaban
sempurna untuk persoalan yang diberikan kepadaku.

Aku mengambil catatan itu dengan perasaan campur aduk dan pergi ke
papan tulis untuk menyalin solusinya. Sensei melihat jawabanku dan
memeriksanya apakah ada kesalahan, "Benar. Itu adalah soal yang sulit,
tetapi kamu menyelesaikannya dengan baik."

Serangkaian kata pujian diberikan dan aku kembali ke tempat dudukku


dengan perasaan kesal. Dengan perasaan kalah, aku berbisik kepada
Mamiya, "Terima kasih".

Meskipun perasaanku sangat bertentangan untuk berterima kasih padanya,


tetapi memang benar bahwa dia telah membantuku. Terima kasih itu adalah
semacam tata krama. Bukan juga berarti aku tidak menyukai Mamiya, sang
siswi teladan.

Aku tidak yakin apakah aku membenci Mamiya karena sisi lain dirinya.

Menurutku, cara terbaik untuk menggambarkannya adalah bahwa hal ini


begitu menyebalkan.

'Kalau begitu kamu berhutang padaku.'

Lagi-lagi, melihat kata-kata yang tertulis di buku catatan, aku langsung


menolak pemikiran itu.

Mungkin, aku sungguh membencinya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Akito~, mari kita makan siang bersama~"

Setelah jam pelajaran keempat, Natsu datang dengan membawa kotak


makan siang.

"Apakah kamu yakin Tatara akan baik-baik saja?"

"Ya. Dia bilang dia akan makan bersama teman-temannya."

"Baiklah kalau begitu."

Ketika separuh bagian depan mejaku kosong, Natsu meminjam kursi di


depanku dan duduk di hadapanku. Kemudian, dia membuka kotak makan
siangnya dan mulai memakannya dengan lahap.

"Ngomong-ngomong, apakah kamu berbicara dengan Mamiya sepanjang


pelajaran?"

"...... nn Eh?"

"Apa-apaan dengan jawaban itu? Aku tahu ada sesuatu yang sedang terjadi.”
Natsu tersenyum sambil menyeringai.

Orang yang menjadi topik bahasannya, Mamiya, sedang duduk di tempat


yang jauh sambil makan siang dengan seorang gadis yang tampak seperti
temannya. Di tempat itu, mereka tidak akan bisa mendengar kami kecuali
kami mengobrol dengan keras.

Itu salahku karena terkejut dan memberikan jawaban yang aneh, tetapi aku
tidak bisa mengatakan yang sebenarnya karena aku akan mati secara sosial
jika tidak merahasiakannya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Lalu, mengenai pembicaraan selama kelas hari ini, ...... aku seharusnya tidak
tidak diingatkan tentang hal itu. Meskipun itu bukan kesalahanku, aku
penasaran akan ada berapa banyak orang yang mau mempercayai
penjelasanku.

Di sekolah, tingkat kepercayaan terhadap Mamiya sejauh ini adalah yang


tertinggi sama halnya dengan Natsu.

"Tentu saja tidak. Kalau kelihatan aku sedang berbicara dengan Mamiya, itu
pasti ketika aku sedang diajari tentang soal yang ditugaskan."

"Heh, ...... kolaborasi one-on-one dengan gadis cantik, imut, dan menawan di
kelas?"

"Kamu sengaja menggunakan pilihan kata yang licik itu, kan?"

"Kamu itu sudah ketahuan. Nah, sebagian besar anak laki-laki akan cemburu
dengan tempat dudukmu.”

Seperti yang dikatakan Natsu, Mamiya, yang seharusnya disebut sebagai


gadis yang menawan dan cantik, secara alami jelas akan populer. Aku
pernah mendengar desas-desus bahwa dia telah mendapat pengakuan cinta
tidak hanya oleh teman sekelas dan teman sebayanya, tetapi juga oleh
seniornya.

Sebaliknya, aku belum pernah mendengar bahwa Mamiya punya pacar. Jadi,
aku mungkin punya kesempatan—itulah yang secara keliru dipikirkan oleh
para pria, sehingga mereka semua mengakui perasaannya kepada Mamiya,
dan setiap orang dari mereka juga telah berhasil ditolak.

Aku? Menurutku, dia itu imut secara umum, tetapi aku ingin sesedikit
mungkin berhubungan dengannya. Bahkan, insiden sepulang sekolah pun
terlalu berat bagiku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Jika aku tidak memergoki Mamiya di ruang kelas hari itu, aku tidak akan
tahu ada iblis yang duduk di sebelahku, dan aku bisa melanjutkan kehidupan
sekolahku yang damai. Mengapa kenyataan begitu kejam, sih?

"Yah, aku punya Hii-chan, jadi aku bahkan tidak meliriknya," kata Natsu.

"Ya, ya. Terima kasih telah memamerkan kehidupan Ryajuu-mu."

“Kenapa sih kamu begitu dingin? Tidakkah kamu menyukai Mamiya, Akito?”

"......Lebih tepat untuk mengatakan bahwa aku tidak membencinya. Sejak


awal, aku tidak menganggap Mamiya sebagai pacarku. Kamu juga paham itu,
bukankah begitu Natsu?"

Aku meneguk sekotak café au lait sambil menatapnya dengan pandangan


setengah terbuka.

Natsu adalah salah satu dari sedikit orang yang tahu tentang
ketidakpercayaanku terhadap wanita. Berkat Natsu, aku sedikit bisa
berbicara dengan para gadis. Hampir setiap hari, dia mampir ke rumahku
bersama Tatara sehingga aku bisa mengobrol dengannya, karena itu juga
aku sudah bisa menangani percakapan sehari-hari.

Walaupun aku tidak bisa menyangkal rasanya seperti perlakuan yang tidak
sopan, tetapi aku tidak akan bisa mencapai itu secara sukarela, karena itu
aku senang hasilnya bagus.

Aku memang bersyukur, tetapi tolong, jangan terus memaksaku untuk


mengatakan bahwa "dia (Mamiya) orang yang baik" setiap saat.

Natsu menangis ringan dan menatapku dengan tatapan bingung, "Kamu


sudah layu di masa SMA. Kamu itu harusnya lebih menikmati masa mudamu.
Kamu bahkan tidak mengikuti klub, jadi hanya dia yang tersisa, kan?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Jangan berbicara seolah-olah kehidupan SMA cuma terdiri dari kegiatan


klub dan pacar."

Aku pikir SMA adalah tempat untuk belajar, apakah aku salah?

Tidak, mungkin Natsu saja yang gila.

Benar sekali.

Ini bukanlah kebohongan.

Maksudku, seandainya aku memang menyukai Mamiya, perasaanku pasti


akan campur aduk. Jika aku tahu seorang gadis yang aku sukai adalah gadis
Secret Account, yang memposting foto selfie erotisnya di SNS… Ya, tentu aku
merasa kasihan pada diriku.

Bahkan, seandainya aku tidak menyukainya, diperlakukan seperti itu oleh


Mamiya akan sungguh membuka mataku. Hal itu mungkin akan membuka
kenyataan baru bagi sebagian orang. Lagipula, manusia adalah makhluk
yang begitu kompleks.

"Tapi kamu tahu, ...... aku ingin Akito menjadi pria yang baik."

"Meskipun itu tidak ada hubungannya denganmu, Natsu, seseorang yang


sudah punya pacar?"

"Tidak ada hubungannya? Aku ingin melakukan kencan ganda, lho."

Jangan bercanda. Aku memang tidak punya rencana, tetapi jelas aku akan
menolaknya.

Mengapa kamu tidak berkencan hanya dengan kalian berdua saja? Mengapa
harus repot-repot melakukan kencan ganda? Atau, apakah kamu hanya

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

mencoba memamerkan betapa bagusnya kalian dalam bermesraan? Aku


tidak tahu lagi bagaimana cara orang-orang berpikir.

"Jika kamu ingin mendapatkan pacar, berkonsultasilah denganku. Aku akan


membuat Akito menjadi pria yang jauh lebih populer."

“Aku rasa aku tidak akan pernah memiliki kesempatan itu," jawabku ragu.

Aku begitu terjebak dengan kenangan di masa lalu sehingga aku tidak bisa
terhubung dengan gagasan mengenai cinta.

Namun demikian, aku tidak bisa menahan rasa kesal ketika Mamiya
menunjukkan celana dalamnya atau semacamnya, dan aku juga tidak bisa
menahan rasa gugup terlepas dari niatku. Akan tetapi, ada alasan untuk
perasaan ini, karena penampilan Mamiya saja sangatlah cantik di mataku.
Sungguh aneh, aku langsung merasakan perasaan yang rumit ketika aku
memikirkan tentang apa yang ada di baliknya.

Sementara kami berbicara seperti itu, Natsu dan aku telah menyelesaikan
makan siang kami berdua.

Sisa waktu istirahat sekitar 20 menit ...... dan saat kami hendak bersantai,
Mamiya, yang juga telah menyelesaikan makan siangnya, kembali ke
samping kami.

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan kembali juga. Semoga berhasil!"

Natsu tersenyum ramah dan memalingkan muka, mengetahui dari sorot


matanya bahwa jelas-jelas Mamiya-lah penyebabnya. Aku menghela napas,
dan mengeluarkan desahan dari dadaku,

"Apa yang kamu bicarakan dengan Shishikura-san?" tanya Mamiya


penasaran.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mata bulat Mamiya bertemu dengan tatapanku saat dia bertanya seolah-olah
menatap ke dalam mataku. Rambut hitam Mamiya yang berkilauan tergerai
ke bawah, menjulur di antara meja dan dadanya.

Aku secara tidak sadar terpikat ke arah sana, hanya untuk mengalihkan
pandanganku dengan gerakan mencicit, "...... mengapa?"

"Karena tatapan Shishikura-san tertuju padaku," jawabnya singkat.

"...... Aku tidak membicarakan sesuatu yang penting dengannya. Semacam,


mengapa Mamiya tidak punya pacar, atau sesuatu seperti itu."

"Ah, cuma itu. Semua orang suka membicarakan hal itu, kan? Itu hanya
karena aku tidak menyukai siapa pun."

"Apakah tidak apa-apa kamu memberitahuku?"

"Hal itu tidak akan menggangguku kalaupun kita membicarakannya."

Mengatakan hal ini, Mamiya tersenyum, dan smartphone-ku


memberitahukan notifikasi kepadaku.

'Tidak masalah sih mendapatkan pengakuan cinta, tetapi akan merepotkan


jika ditanya berulang kali apakah ada seseorang yang kamu sukai. Sangat
mengganggu untuk ditanyai hal itu.’

Ah ...... sulit rasanya menjadi populer. Diperlakukan seperti seorang gadis


cantik juga tidak mudah, aku kira.

Pemberitahuan lebih lanjut datang.

'Itu sebabnya mudah bagimu, Aisaka-kun. Kamu tidak tertarik padaku, kan?’

...... Nah, itu benar.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Kamu tidak bisa memiliki perasaan yang menggebu-gebu untuk seseorang


yang berada di kasta tertinggi di mana dia tidak akan pernah terlibat
denganmu. Sejak awal, aku juga tidak punya keinginan untuk berhubungan
dengan Mamiya. Itu pun berlaku terhadap wanita pada umumnya.

Namun, karena Mamiya selalu membuatku kerepotan, aku tidak akan


pernah tahu apa yang akan terjadi dalam hidupku ini karenanya.

"── Aisaka-kun, kamu layak digoda, kan?"

"H-h-h-h-h..."

Dia tiba-tiba berbisik di telingaku, dan bahuku mengerjap karena sensasi


napasnya yang menyapu telingaku. Kemudian aku mendengar tawa pelan,
dan alisku terangkat.

Sekarang waktunya istirahat makan siang.

Sepertinya, dia tidak punya niat untuk kehilangan kehormatannya sebagai


siswi teladan.

"Ada apa?" tanya Mamiya

"...... Tidak ada."

Demikianlah, aku melakukan tugas harianku dengan tekun, dan kelas hari
ini pun selesai.

Sebagian besar teman sekelasku mengemas tas mereka dan segera


meninggalkan ruang kelas, baik untuk kegiatan klub atau pulang sekolah.
Beberapa siswa yang tersisa semuanya pergi setelah beberapa menit atau
lebih, dan pada akhirnya hanya ada aku dan Mamiya yang ditinggalkan
dengan tugas piket.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Haruskah kita bersih-bersih?" Mamiya bertanya padaku.

"Ya."

Aku mengangguk mendengar perkataan Mamiya, yang sepertinya masih


berniat untuk melanjutkan mode siswi teladannya, dan memutuskan untuk
mulai menyapu ruang kelas. Aku menyapu lantai dengan sapu lantai,
membersihkan papan tulis, dan membawa sampah yang menumpuk ke
tempat pengumpulan di luar untuk dibuang.

Ini adalah sore di bulan Oktober.

Angin sejuk membelai pipimu dan kamu akan merasakan sedikit kedinginan.
Kembali ke ruang kelas, aku bertemu dengan Mamiya yang baru saja
menyerahkan jurnal kepada wali kelas kami.

"Aku telah menyerahkan semuanya padamu, kan?"

"Aku juga bertugas di sore hari ini," jawabku seolah menyangkalnya.

"Keseriusan seperti itu, aku kira itu sangat bagus."

Itu bukan berarti aku serius. Semua orang juga melakukan tugas-tugas itu
dengan cara yang sama.

Aneh rasanya jika aku diberitahu bahwa aku serius hanya karena aku
sedang bertugas di sore hari. Mamiya jauh lebih serius. Belum lagi, dia lebih
lancar daripada aku ketika berbicara dengan wali kelas.

"Aku sudah selesai dengan tugas hari ini... jadi kurasa sudah waktunya untuk
melanjutkan."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Dia meregangkan tubuhnya seolah-olah mode siswi teladannya sudah


berakhir dan mengungkapkan sisi lainnya. Nada bicaranya berubah menjadi
lebih santai, dan suasana hatinya berubah sepenuhnya.

Senyumnya berbunga-bunga, tetapi bukan berarti itu baik bagiku.

Mamiya Yuu adalah seorang gadis Secret Account dan memiliki mentalitas
untuk mengancamku dengan wajah acuh tak acuhnya. Aku harus sangat
waspada terhadap dirinya.

Mamiya meletakkan tasnya untuk persiapan pulang ke rumah,

"Oh ya. Foto-foto yang aku ambil kemarin, mereka sangat responsif."

Mamiya bercerita dengan gembira. Foto-foto yang diambil kemarin,


mungkin juga foto yang dikirim Mamiya kepadaku.

Sejujurnya, aku tidak tahu apa yang harus aku jawab padanya saat dia
mengatakan bahwa dia mendapatkan tanggapan yang bagus, dan aku
bahkan tidak ingin memikirkan tentang bagaimana tanggapan yang didapat
di Secret Account-nya.

"Senang mendengarnya."

"Mm-hm. Jadi, kamu mau membantuku lagi, kan?"

"Maksudmu itu, kamu jelas akan membuatku melakukannya lagi, benar


begitu?"

"Ya, ya."

Jangan hanya mengakuinya.

"Jadi... Maukah kamu pulang bersamaku hari ini?”

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku, pulang bersama Mamiya?

...... Tidak, aku lebih suka tidak.

"...... Mengapa?" tanyaku penasaran.

"Bukankah akan lebih menyenangkan jika kamu memiliki seseorang untuk


diajak bicara?"

Itu mungkin benar, tetapi jika aku pulang ke rumah bersama Mamiya, aku
terlalu khawatir akan pandangan orang-orang di sekitarku.

Akan menjadi masalah besar jika seseorang di sekolah melihatku, belum lagi
aku tidak ingin menguras energi mentalku sepanjang waktu yang
dibutuhkan untuk pulang ke rumah.

"...... Jika aku menolak?"

"Maka aku akan memberitahu orang-orang."

"Jawaban yang cepat, dan bukankah ada yang namanya hak veto?"

"Eh? Aisaka-kun, tidakkah kamu ingin pulang dengan gadis semanis diriku?"

"Sejauh yang aku ketahui, tidak ada orang yang menyebut diri mereka
sendiri manis."

Mengapa dia tidak pernah meragukan penampilannya sendiri?

Aku akui bahwa Mamiya itu memang cantik, tetapi apakah kamu akan
mengatakan hal itu kepada dirimu sendiri? Mungkin saja dia percaya diri
karena dia dinilai secara objektif. Seumpamanya aku mengatakan diriku
'keren', aku hanya akan menjadi orang yang narsis.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mamiya memelototiku dengan tatapan mencela. Kelihatannya, dia tidak


benar-benar marah, tetapi lebih ke setengah berakting.

"Tidakkah kamu ingin mampir ke berbagai tempat dalam perjalanan pulang


dan melakukan sesuatu yang seperti anak muda sering lakukan?"

"Bukan yang di mana mereka menggunakanku sebagai dompet?"

"...... Menurutmu aku ini apa?"

"Perempuan aneh yang berpura-pura polos dan secara tidak masuk akal
mengancam diriku."

"Ya Tuhan!"

Ketika aku memberitahunya apa yang aku rasakan, Mamiya menutupi


wajahnya dengan tangan dan mulai menangis. Aku tahu dia hanya berpura-
pura, jadi aku membiarkannya begitu saja. Mustahil bagi Mamiya, seseorang
yang dengan mudahnya melontarkan ancaman seperti sebelumnya, akan
terkejut dan menangis karena hal ini.

"Sejak awal, aku merasa bukankah itu arah yang salah untuk pulang?"

"Nah, bagaimana menurutmu?"

Mamiya pun mengangkat wajahnya. Lagipula, tidak ada sedikitpun jejak air
mata.

Sebaliknya, dia tersenyum kecut.

"...... Eh, apa, apakah kamu kebetulan tetangga?"

"Tidak mungkin aku tahu di mana Aisaka-kun tinggal."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Apakah begitu?"

"Mungkin ke arah yang berlawanan. Aku belum pernah mencobanya


sebelumnya."

"Pada akhirnya, kamu mau bilang ‘Kamu akan mengantariku, kan?’ Itu
adalah hal yang akan membuang-buang waktuku."

"Karena ini musim gugur, hari sudah akan gelap setelah pukul lima. Dan
kamu mau meninggalkan seorang gadis SMA yang rapuh ini sendirian?
Meskipun dia mungkin akan diserang oleh orang jahat?"

Kamu mengatakan bahwa dirimu lemah. Sebaliknya, bukankah Mamiya jauh


lebih jahat daripada orang yang mencurigakan?

Seseorang yang bisa mengancam orang lain saat itu juga bahkan ketika
dirinya sendiri salah, tidak mungkin termasuk orang baik.

"Jadi, mari kita pulang bersama."

"Ya, baiklah. Aku sudah tau ini akan terjadi,” balasku pasrah.

Mamiya memanggilku di pintu kelas, dan aku berlari mengejarnya dengan


tas sekolah di punggungku agar aku tidak ketinggalan.

"Aku cukup imut secara objektif, kan?"

"...... Nah, kalau dilihat secara objektif, aku kira begitu."

"Dari sudut pandangku, aku khawatir sensor Aisaka-kun sudah tak


berfungsi—Mengetahui kamu bisa menikmati momen sepulang sekolah
dengan gadis secantik ini tanpa satupun senyuman..."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Pikirkanlah, tentang kesalahan siapa ini."

Aku menggosok di antara kedua alisku dengan tangan kiri, dan membawa
potongan-potongan gâteau chocolat seukuran gigitan yang dipotong dengan
garpu ke mulutku. Teksturnya yang lembab dan rasa cokelat yang kaya
memenuhi mulut, sedikit mengalihkan perhatianku dari suasana hatiku yang
melankolis.

Kemudian aku minum secangkir kopi hitam dengan rasa asam dan pahit,
dan menarik napas pendek.

Entah bagaimana, dalam perjalanan pulang bersama, kami memutuskan


berhenti di sebuah kedai kopi untuk beristirahat. Tentu saja, pikiranku
gelisah dan aku terpaksa melarikan diri dengan menggunakan kelezatan
rasa gâteau chocolat beserta kopi yang aku pesan.

Mamiya, yang duduk di seberangku, telah memesan cheesecake langka dan


lemon tea, yang dimakannya dengan elegan dan nikmat.

"Ada apa? Aku tidak akan memberimu meski dengan tatapan serakah itu,"
kata Mamiya tiba-tiba.

"Aku tidak memberimu tatapan serakah, yah, aku hanya penasaran dengan
rasanya."

"Hmmm......... baiklah kalau begitu, apakah kamu mau bertukar gigitan?"

Mamiya menyarankan dengan wajah datar. Aku pun terkejut bahwa dia
menerima tawaranku, tetapi ketika aku mencoba memindahkan piring
gâteau chocolat ke arahnya,

"Mengapa kita tidak saling menyuapi saja?"

"Mengapa kita tidak memakannya sendiri saja?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Itu membosankan. Aku cuma ingin mencoba menyuapi Aisaka-kun dengan


‘ahhh-nn’ lalu merasa panik."

"Rasanya terlalu buruk."

Alasannya lebih kekanak-kanakan daripada yang aku duga.

Di mana penampilan siswi teladanmu itu? ...... Kumohon, jadilah gadis yang
polos juga saat di depanku.

"Oh, Aisaka-kun, kamu bisa menyuapiku juga."

"Ini adalah permainan hukuman, kan?"

"Eh? Bagi Aisaka-kun, yang menjalani masa muda yang suram tanpa pacar,
itu adalah pengalaman yang mengalahkan harta emas dan perak, benarkan?"

"Aku tahu ada penyimpangan yang mengerikan dalam persepsimu tentang


diriku. Aku akan memberimu gâteau chocolat, jadi lakukan saja sesukamu
......."

Aku lelah mengomeli Mamiya dan menawarinya sepiring gâteau chocolat


seolah-olah ingin membuang jauh-jauh percakapan itu. Aku hanya bisa
memakan sekitar sepertiganya, tetapi aku bisa datang dan memakannya
sendiri lain kali.

Di sisi lain, Mamiya melihat gâteau chocolat dan memelototiku dengan


sedikit ketidakpuasan.

"Aisaka-kun, apakah kamu sebegitu inginnya membuatku gemuk?"

"Aku sama sekali tidak memiliki niat itu. Kamu juga tidak akan jadi gemuk
dengan jumlah sebanyak ini."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

".................." (Sfx: Jiiiiiiiii)

Sebuah tekanan tanpa suara.

Keheningan yang tak terkira meliputi, dan suara background music yang
tenang memenuhi tempat itu.

"...... Oke. Makanlah sebanyak yang kamu inginkan Mamiya. Aku akan
memakan sisanya," kataku.

Pada akhirnya, akulah yang hancur. Jika dia khawatir tentang kalori, biarkan
saja dia makan sebanyak yang dia bisa. Akan tetapi, Mamiya malah
menghela napas heran, "Lalu, apa gunanya kita berada di sini bersama-
sama? ...... Nah, bukalah mulutmu."

Mamiya memotong cheesecake-nya menjadi beberapa gigitan dan


membawanya kepadaku.

...... Jangan bilang kamu ingin aku makan ini?

Aku melihat Mamiya dengan mata yang membuatku meragukan


kewarasannya, dan garpu itu semakin mendekat ke mulutku. Mamiya
mengendurkan sudut mulutnya, berkata, "Ah-ahn".

Dia mendesak aku untuk membuka mulut dengan suara yang terdengar
menggoda.

Dia melakukannya dengan senyuman lembut, membuatku merasa tidak


enak jika menolaknya.

Wajah luar Mamiya adalah seorang siswi teladan, sementara niatnya yang
sebenarnya tersembunyi di balik layar. Aku yakin dia dalam hati merasa geli
dengan reaksiku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Meski begitu, Aku tidak punya pilihan selain memakannya setelah dia
melakukannya sejauh ini. Selain itu, Mamiya akan terus menyuapi sampai
aku mau memakannya.

Dia tahu aku adalah orang yang tidak pandai menolak. Aku merasa bahwa
hierarki antara superioritas dan inferioritas sudah diukir di atas batu selama
pertemuan sepulang sekolah.

Tidak ada pilihan lain.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Yah, jika aku tidak bisa menolaknya, maka aku harus menerimanya dengan
tulus. Aku yakin Mamiya telah mempertimbangkan hal ini.

Setelah menarik napas, aku pun membuka mulut dan memakan sepotong
cheesecake. Campuran rasa manis yang mirip seperti yoghurt kental dan
rasa asam yang khas, secara bertahap meleleh di bawah kehangatan lidahku.

Aku menikmatinya perlahan-lahan, mengunyah dan menelannya, "...... lezat."


kataku

"Benarkan? Ini adalah ciuman tidak langsung denganku."

"Bisakah kamu berhenti mengatakan apa yang aku coba untuk tidak
pikirkan?"

"Kamu tetap memakannya meskipun kamu khawatir tentang hal itu.


Bertingkah seperti, ‘Oh, benarkah?’"

"Berhentilah mengucapkan kata-kataku dengan nada monoton itu," jawabku


kesal.

Ini hanya berarti, bahwa Mamiya harus menggunakan garpunya sendiri


untuk membuatku memakan cheesecake-nya, ...... mungkinkah dia
meminjam garpuku?

"Yah~ Aku juga tidak peduli, sih. Tapi, aku tidak ingin kamu salah paham,
jadi aku akan memberitahumu, aku tidak melakukan ini kepada semua
orang, lho."

"Tidakkah kamu sadar, bahwa apa yang kamu katakan itu bisa menciptakan
kesalahpahaman yang besar?"

"Mungkinkah Aisaka-kun menyukaiku?" tanya dia percaya diri.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Melihat kembali tentang apa yang telah kamu katakan dan perbuat
kepadaku sejauh ini, aku mungkin akan memujimu jika kamu bisa
mengulangi perkataan yang sama."

Ketika aku keheranan betapa dia terlalu percaya diri, Mamiya menaruh
tangannya di dagu dan menggeram sambil menunjukkan gerakan yang
bijaksana, "Umm… Menurutku, mungkinkah Aisaka-kun menyukaiku?"

"Kamu memang gila."

Alasan macam apa yang akan membawamu pada kesimpulan itu, dengan
mudahnya kamu tetapkan itu di kepalamu?

Saat aku serius berpikir tentang berpacaran dengan Mamiya,

"Pokoknya... Bolehkah aku memintanya juga?" kata Mamiya.

Mamiya mengaitkan rambutnya di balik telinganya, membuka mulutnya


secukupnya demi menjaga keimutannya, dan menutup matanya seolah-olah
dia sedang menunggu ciuman. Apakah aku harus menyuapi Mamiya juga?

Haruskah aku pergi saja? Itu mustahil.

Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan terhadapku pada saat aku berdiri
dari tempat dudukku.

Dengan enggan, aku membawa garpu dengan gâteau chocolat di atasnya ke


mulut Mamiya. Garpu itupun ditelan dengan sekejap, dan ketika aku
menariknya perlahan-lahan, gâteau chocolat itu hilang.

Mamiya mengunyahnya, menelan, dan tersenyum dengan matanya yang


melengkung ke atas, "Rasanya manis, sedikit pahit dan lezat," katanya.

Dia berkata dengan nada yang alami.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mataku terpaku padanya, dan hatiku terasa sakit seperti tertusuk jarum.

Aku kira sebabnya adalah senyuman Mamiya, yang tampaknya membuat


semua orang menyukainya, mengingatkanku pada kenangan lamaku yang
kemudian terdorong oleh pahitnya kopi.

Namun, kemudian…

"...... Maaf. Apakah kamu begitu membencinya?"

Mamiya bertanya kepadaku, dengan keprihatinan yang tulus di matanya


yang bulat dan indah, dengan penuh permintaan maaf menurunkan alisnya.

Apakah itu tergambar jelas di wajahku sampai-sampai kamu bisa


menyadarinya?

...... Ahh, aku sungguh tidak mau.

"Tidak ada." Aku menjawabnya dengan ketus, tetapi Mamiya tidak


mengatakan apa-apa.

Suasananya luar biasa tak tergambarkan dengan jarak di antara kami, yang
membuatku merasa sedikit tidak enak dan menyesalinya. Akan tetapi, ini
bukanlah topik yang bisa aku bicarakan begitu saja.

Ini tentang rahasiaku, sama seperti alasan mengapa Mamiya menjadi


seorang gadis Secret Account. Aku yakin Mamiya merasakan hal ini,
sehingga dia tidak mengatakan apa-apa.

"...... Dengar, mari kita makan dan pulang. Sangat berbahaya saat sudah
gelap."

"Ya, aku setuju."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mamiya mengangguk canggung dan memakan sisa kuenya bersama. Tidak


ada percakapan di antara kami, dan kami pun hanya bisa mendengar
Background Music toko.

(TLN: BGM akronim dari Background Music)

Setelah membayar tagihan, aku memutuskan untuk mengantar Mamiya


pulang. Aku tidak memiliki alasan yang mendalam di balik keputusan ini,
hanya saja aku merasa tidak enak membiarkan Mamiya pulang sendirian
dalam kegelapan meskipun dia seorang gadis SMA.

Mamiya mencoba menolaknya, mungkin merasa canggung, tetapi langit


musim gugur sebelum pukul enam sudah remang-remang karena matahari
mulai terbenam. Warna merah matahari terbenam dan batas biru tua yang
seakan menandakan datangnya malam, secara bertahap saling bersilangan
dan menyebar seakan-akan seperti sesuatu yang meleleh.

"Terima kasih, Aisaka-kun. Apakah kamu mengkhawatirkanku?"

"Sedikit. Akan merepotkan jika kamu terlibat suatu masalah.”

"Jadi, begitu."

Suara yang tenang.

Aku merasa tidak nyaman dengan tatapan orang-orang di bagian kiriku, jadi
aku memalingkan wajahku ke arah jalan raya yang berada di sebelah kanan.

Dari sudut pandangku, sebenarnya aku tidak ingin bersama Mamiya. Akan
tetapi, setelah membuat Mamiya merasa tidak nyaman, aku tidak tahu
bagaimana memperlakukannya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku tidak ingat bereaksi dengan cara yang ceroboh di sekolah, tetapi aku
menyadari bahwa ini terjadi karena tidak ada gadis yang pernah dekat
denganku sedekat Mamiya.

Ketidakpercayaanku terhadap wanita belumlah sembuh.

"──Alasan kamu hanya mengatakan itu, lebih baik jika aku tidak
menanyakannya, kan?"

"Aku akan sangat menghargai jika kamu mau. Bahkan, akan lebih baik lagi
jika kamu bisa menghapus foto-foto bukti itu."

"Sisi depanku mungkin baik-baik saja, tetapi tidak dengan sisi diriku yang
lain, oke? Dan, kamu tahu. Tidak mungkin bagiku untuk menghapus semua
data seperti foto-foto itu misalnya."

Mamiya tersenyum tipis dan menengadah ke langit. Aku juga mengikutinya


melihat ke langit, dan bintang pertama sudah berkelap-kelip.

Angin dingin berhembus, membuatku memasukkan tanganku ke dalam saku


seragamku agar tetap hangat.

Bulan Oktober.

Akankah musim dingin berlalu dalam sekejap mata, pikirku sambil


menyuarakan langkah sepatuku.

"Karena aku seperti ini, aku tidak punya teman yang bisa aku ajak bicara
dengan terus terang."

"Kamu memiliki nada dan suasana hati yang berbeda di sekolah," jawabku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Ya, benar. Terlebih lagi, gadis Secret Account itu melakukan hal-hal yang
sangat tak menentu. Dalam kasusku, meskipun aku hanya memposting foto,
tapi tetap saja publik akan berpikir foto tersebut untuk ‘itu’ lho."

Nah, itu bisa dimengerti. Bayanganku tentang seorang gadis-gadis Secret


Account adalah seseorang yang dibayar karena memiliki hubungan
semacam itu dengan seorang pria dewasa ....... Aku yakin orang lain juga
berpikiran serupa.

"Itu benar, kan? Aku tidak ingin bertemu siapa pun, dan aku juga belum
pernah melakukan hal seperti itu."

"...... Kamu tahu, jangan membicarakan hal itu dengan pria yang bahkan
bukan pacarmu. Aku sendiri tidak tahu harus menjawab apa."

"Kamu Perjaka-kun, ya?"

"Permisi, kita ini lagi di luar, lho."

“Lagipula, tidak ada yang mendengarkan kita."

Tatkala aku melihat ke sekeliling untuk mengetahui apakah memang itu


yang terjadi, Mamiya benar bahwa tidak ada yang memperhatikan kami.
Akan tetapi, meski begitu, topik ini bukanlah sesuatu yang harusnya
dibicarakan di luaran.

"Terlepas dari apakah Aisaka-kun masih perjaka atau tidak, aku sering
mendengar bahwa beberapa gadis sudah memiliki pengalaman itu pada usia
kita ini. Aku tidak yakin seberapa sering mereka melakukannya."

Aku merasa bahwa kata-kata ini dijiwai dengan semacam sentimen yang
mendalam.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Karena, kamu tahu, ada orang-orang yang bersedia melakukan hal


semacam itu, kan? Tapi ada juga beberapa dari mereka mungkin tidak mau
melakukannya. Apa pun itu, aku tidak bisa membayangkannya," Mamiya
melanjutkan.

"Apakah kamu merasa cemburu?" tanyaku.

"Aku ini seorang gadis yang murni. Aku ingin memulainya dengan seseorang
yang benar-benar aku sukai, tapi... yah, aku rasa aku belum siap untuk itu."

"...... bukan berarti hal itu sudah ditetapkan."

"Aku sama sekali tidak mengerti gadis-gadis di kelas kita ketika mereka
berbicara tentang cinta. Aku memang cukup tertarik tentang itu, tetapi tidak
mungkin aku bisa jatuh cinta kepada seseorang jika aku tidak seperti yang
seharusnya."

"Karena kamu tidak ingin orang lain tahu seperti apa dirimu sebenarnya?"

"Benar. Aisaka-kun juga tahu itu."

Tehe, seolah-olah ingin menghilangkan suasana yang berat, Mamiya


menjulurkan lidahnya dan menunjukkan lelucon kecil.

Aku kira, aku juga tidak bisa jatuh cinta dengan seseorang. Meskipun
alasannya berbeda, aku memiliki perasaan yang sama.

Mustahil untuk jatuh cinta jika kamu sendiri tidak bisa mempercayai orang
yang kamu cintai. Sejak awal, satu-satunya lawan jenis yang bisa aku ajak
bicara dengan baik adalah Mamiya dan Tatara, itupun tidak termasuk ibu
dan saudara perempuanku.

Aku cukup yakin kalau aku tidak akan pernah jatuh cinta dengan salah satu
dari mereka.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Apakah kamu menyesalinya?"

"Aku ingin mengatakan bahwa aku menyesalinya, tetapi aku pikir inilah
yang terbaik. Memang sulit untuk bergerak leluasa ketika aku memakai
fasadku sepanjang waktu, meskipun, entah apa alasannya Aisaka-kun tidak
akan menolakku bahkan setelah kamu melihat sisiku yang lain."

Mamiya berbalik ke arahku dan menatapku dengan pipinya yang rileks.

Aku merasakan sedikit kepercayaan, dan aku juga merasakan ada sesuatu
yang mengganjal di bagian belakang tenggorokanku, tetapi aku malah
menelannya dan mengeluarkan kata-kata sebagai gantinya.

"Aku ...... terkejut, jelas masih terkejut, meskipun aku ingin menyingkir entah
bagaimana caranya."

"Walaupun kamu menyentuh payudaraku dengan gembira?"

"Aku tidak menyentuh mereka dengan gembira. Aku hanya berpikir bahwa
payudaramu itu cukup lembut, cuma itu......."

"Apakah kamu ingin menyentuhnya lagi?"

"Tidak, tidak mungkin."

"Aku mengerti. Kamu hanya terangsang karena aku melakukan itu di dalam
kelas ...... dan aku minta maaf karena tidak menyadarinya, oke?"

"Kamu sungguh salah paham, dan bisakah kamu berhenti dengan sengaja
mengucapkan kata-kata yang menyesatkan itu di tempat umum?"

Astaga, tolonglah, pikirkanlah tentang tatapan orang yang memandangmu


dan perhatian yang kamu dapatkan, meski tidak ada orang di sekitarmu
sekarang.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Jadi, di mana rumahmu?" tanyaku.

"Kita hampir sampai. Maksudku, itu tepat di depan kita.”

Mamiya menunjuk ke sebuah bangunan di depan.

Ada sebuah gedung apartemen yang sangat normal di sana... atau lebih
tepatnya, aku juga tinggal di sana... Apa? Apakah Mamiya dan aku tinggal di
apartemen yang sama? Akan tetapi, kami belum pernah bertemu satu sama
lain sebelumnya. Keberuntungan atau kemalangan, timing-nya sangatlah
tidak tepat.

"Aisaka-kun, kamu juga tinggal di sini, kan? Jika tidak terlalu merepotkan,
mengapa kita tidak pulang bersama mulai sekarang?"

"Dari caramu berbicara, kamu sudah tahu tentang hal ini sejak awal, ya?"

"Ya, begitulah. Aku pernah melihatmu sebelumnya."

...... Aku rasa aku tidak akan terkejut lagi dengan apa saja yang dia katakan.
Apakah aku berada di dalam genggamannya? Aku merasa dia terlalu banyak
mengetahui tentang diriku.

Selain itu, kami akan pulang bersama......? Hanya dengan memikirkannya saja
sudah membuatku khawatir tentang apa yang akan terjadi padaku jika
orang-orang di sekolah mengetahuinya.

Ini tidak hanya sebatas mereka akan menanyaiku atau berbicara dengan
penuh kebencian tentangku, melainkan tidak ada jaminan bahwa mereka
akan mengarang informasi palsu tentang hubunganku dengan Mamiya, atau
tentang para ekstremis yang akan mulai melecehkanku.

"Apakah tidak ada orang lain yang berteman dekat denganmu dari arah yang
sama?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Aku tidak bisa mengatakan ini demi diriku sendiri, tetapi pada dasarnya
aku adalah seseorang yang penyendiri, kamu tahu? Aku tidak mengatakan
bahwa orang yang makan siang bersamaku bukanlah temanku, tetapi aku
tidak ingin meningkatkan risiko yang tidak perlu. Jika seseorang dari
sekolah mengundangku untuk pergi melakukan sesuatu bersama mereka,
aku dengan meminta maaf mengatakan kepada mereka bahwa harus
mengikuti sekolah tambahan atau pelajaran lainnya, sehingga mereka pun
memahaminya."

(TLN: ボッチ Bocchi, berdasarkan kamus berarti kesepian. Akan tetapi,


sering digunakan sebagai ungkapan/idiom/singkatan untuk menyebut
seseorang yang penyendiri.)

"Aku tidak tahu bagaimana caramu bisa bertahan dengan itu."

“Karena itulah mengapa aku menyamar menjadi siswi teladan. Jadi,


bagaimana menurutmu? Ini lebih menyenangkan daripada pulang ke rumah
sendirian, kan?"

Menyenangkan, ya?

Aku juga tidak memiliki banyak teman. Natsu dan Tatara adalah satu-
satunya. Akan tetapi, kami akan pulang ke arah rumah yang sama sekali
berbeda. Aku yakin mereka mungkin sudah pulang ke rumah sekarang,
dengan senang hati bercengkerama sambil bergandengan tangan.

Aku percaya akan ada teman sekelas yang satu arah jika kamu mau
mencarinya, tetapi aku tidak akan mengajak mereka pulang secara sukarela.
Aku tidak pandai bersosialisasi dan aku tidak pernah sedih sendirian.

Meski begitu, bukanlah ide yang buruk untuk mengambil jalan memutar
seperti hari ini dan pulang ke rumah sambil mengobrol. Aku berharap ada
sesuatu yang bisa aku lakukan tentang fakta bahwa pasanganku adalah
Mamiya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku bisa memahaminya jika aku menganggapnya semacam pengawasan.

Dengan rahasia seperti itu, Mamiya dan aku berada di pihak yang sama. Ini
mungkin tidak sama dengan berbagi nasib, tetapi lebih mirip pada situasi di
mana kamu saling memegang garis hidup satu sama lain agar kami tetap
dekat.

Aku yakin bahwa Mamiya tidak akan pernah mengkhianatiku selama aku
menjaga rahasianya.

"Kalau begitu, beri tahu aku saat kamu mau pulang."

“Jadi, teman sekelas kita tidak akan curiga?”

“Itulah yang aku khawatirkan.”

"Hmm. Oke, tapi tetap saja. Secara pribadi, aku pikir akan lebih menarik jika
kita membuat kesalahpahaman."

"Apakah kamu iblis?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

CHAPTER 4
I THINK THAT'S WHY YOU'RE NOT POPULAR.
Penerjemah: Milize

Selama kelas pendidikan jasmani.

Kegiatan untuk anak laki-laki adalah bermain bola basket. Lapangan dibagi
dengan jaring yang digantung di langit-langit. Anak-anak perempuan sedang
mengikuti kelas di sebelahnya. Karenanya, para anak lelaki yang pandai
berolahraga mencoba untuk menunjukkan keunggulannya.

Aku menonton pertandingan di lapangan sembari berusaha menahan untuk


menguap.

Meskipun aku seorang siswa yang langsung pulang dan tidak begitu tertarik
pada olahraga, aku harus bertingkah seolah-olah mengatakan bahwa aku
mengikuti kelasku dengan serius .......

"Kamu mengeluarkan aura ‘Aku menganggapnya serius', kan?"

Natsu, yang berdiri di sampingku, menepuk pundakku seolah-olah


menggodaku. Dirinya jelas tampak sangat bersemangat. Aku pikir dia
melakukannya dengan baik.

Aku ini orang yang tidak suka lelah. Hal itu membuatku mengantuk selama
sisa pelajaran, ditambah lagi aku tidak ingin berkeringat. Walaupun
demikian, aku masih ingin mengikuti kelasku sehingga aku akan bergerak
sedikit,

"Aku ingin mempertahankan peringkat ketigaku," jawabku singkat.

“Ambisimu terlalu rendah.”

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Peringkat tiga itu berada di pertengahan, ingat?"

"Itu adalah peringkat yang wajar untuk Akito yang terkubur oleh orang-
orang di sekitarnya."

“Ada apa dengan semua omong kosong itu?”

"Aku inginnya Akito lebih termotivasi dan percaya diri, kamu tahu—Ouch."

(TLN: 羽ばたいて, berdasarkan kamus, secara literal berarti melebarkan


sayap, tetapi ini sering digunakan sebagai ungkapan/idiom untuk ‘agar lebih
independen, termotivasi dan percaya diri.)

Ketika aku menyenggol Natsu yang sedang berbicara dengan nada bercanda,
dia segera meminta maaf dengan santai, berkata "Maafkan aku, maafkan
aku". Sebenarnya aku tidak marah, jadi aku hanya membiarkan itu dan
lanjut mengobrol hingga peluit berbunyi yang menandakan pertandingan
sebelumnya telah berakhir.

Kami bersepuluh, termasuk aku dan Natsu, mengambil alih lapangan,


bergantian dengan para siswa yang mengatakan "Aku lelah". Ini 5v5, dan
Natsu berada di pihakku. Ada satu siswa dari klub basket di setiap sisi.

Aku mencoba untuk tetap tidak menonjol dan tidak menghalangi.

Pada saat peluit dibunyikan, mini-game dimulai dan tim lain memenangkan
Jump ball.

(TLN: Jump ball adalah istilah untuk memulai pertandingan basket di mana
kedua sisi bersiap-siap untuk merebut bola yang dilambungkan oleh wasit.)

Pemain yang mengoper bole ke tim lain adalah seorang siswa dari tim
basket, yang sedang menggiring bola dan mencoba mencetak nilai dengan
ekspresi wajah seperti sedang menikmati dirinya sendiri. Aku mencoba

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

menghadangnya, tetapi gerakan bermainnya yang tajam, membuat tiga dari


kami, termasuk aku, terlewati.

Namun, seorang anak laki-laki dari tim basket di belakangnya melakukan


penghentian yang brilian, membuat posisi ofensif dan defensif sekarang
berbalik. Dia memberikan operan jauh kepada Natsu, yang berlari dengan
cepat ke arah ring, dan dia menembakkan lay-up yang indah.

Dia atletis, kan? Lagipula, dia anggota aktif tim sepak bola.

Aku tidak mengatakan bahwa dia sebagus itu, tetapi aku penasaran apakah
aku dapat menikmati olahraga ini jika bisa bergerak sedikit lebih aktif.

"Nice shoot, Natsu." Kataku memujinya.

"Oh. Apakah kamu siap, Akito? Mereka datang.”

Saat aku bertukar kata dengan Natsu, yang telah kembali ke sisi
lapangannya sendiri, aku melihat tim lain menyerang, mencoba untuk
mendapatkan poin kembali.

Sejak saat itu, segalanya menjadi perebutan poin.

Tembakan demi tembakan dilakukan oleh kedua sisi, yang mana membuat
penonton menjadi semakin bersemangat.

Aku tidak mengambil bagian aktif dalam serangan itu, aku hanya bisa
bertahan. Sebaliknya, aku juga tidak mampu menghentikan mereka
sendirian, membuatku hanya bisa fokus menghalangi mereka dengan blok.

Saat aku melakukan ini, akhir pertandingan sudah di depan mata. Kami
unggul dengan satu poin. Bola dioper ke tim lain, dan ini akan menjadi
serangan terakhir.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Pihak lawan secara bertahap mendekati kami, dengan hati-hati mengoper


bola. Lalu, seorang siswa dari tim bola basket menggiring bola maju. Dia
menyalip dua orang di depannya dalam sekejap, bahkan Natsu yang berdiri
menghadangpun diterobosnya dengan tipuan.

Aku bersiap-siap mengahalang di depannya, lengan terentang dalam posisi


bertahan. Untungnya, ada seorang siswa anak basket di belakangku.

Jika aku bisa menghalanginya, pergerakannya akan terhenti.

"Minggir!" teriak siswa yang membawa bola dengan liar itu, dan dia
menyerang dengan kecepatan tinggi. Kecepatannya bahkan terlalu cepat
bagi seorang amatir untuk menghentikannya—tetapi aku lambat bereaksi.

Tubuhnya bergerak, dan siswa dari tim basket tersebut menabrakku,

"Hah?"

"Akito!"

Guncangan terasa di bagian punggungku.

Ketika aku mendengar suara peringatan Natsu, aku sudah terbaring di lantai
menghadap ke langit-langit.

Bum, bum, suara bola yang memantul bergema melalui lantai dan masuk ke
dalam kepalaku.

"Maaf, apakah kamu baik-baik saja?"

Suaranya terdengar panik. Aku melihat ke arah anak laki-laki yang telah
menggiring bola sebelumnya, berjongkok meminta maaf dan meraihku. Aku
kira dia juga tidak berniat mendorongku jatuh.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku pikir dia sangat bersemangat sampai-sampai dia menjadi terlalu keras.

"Oh, aku baik-baik saja..."

Ketika aku berdiri, aku merasakan nyeri samar di pergelangan kakiku. Aku
terhuyung-huyung, tetapi berhasil menahannya dan menumpu berat
badanku di sisi kanan.

Aku pastinya keseleo ketika aku jatuh.

"Apakah kakimu cedera?" tanyanya khawatir.

"Jangan khawatir tentang hal itu, sungguh. Kamu tidak sengaja


melakukannya, kan?" jawabku untuk meyakinkannya.

“Itu benar, tapi ......”

“Jadi, jangan khawatir. Aku akan mengompresnya di ruang kesehatan.”

“Akito, apakah kamu membutuhkan topangan?”

“Aku tidak membutuhkannya, dah. Apakah cederaku terlihat seserius itu?”

Aku menepis reaksi berlebihan Natsu dan menuju ruang kesehatan setelah
mendapatkan izin dari guru.

Namun, ruang kesehatan itu kosong. Dokter tampaknya sedang pergi, jadi
aku mencari-cari kompres di kotak medis.

Aku segera menemukan kompres yang aku cari, dan ketika aku duduk di
tempat tidur yang berada pada ketinggian yang tepat, pintu ke ruang
kesehatan yang sebelumnya telah ditutup, perlahan-lahan terbuka,
"Apakah kamu baik-baik saja? aku mendengar bahwa kamu cedera."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Orang yang memasuki ruang kesehatan itu adalah Mamiya yang


mengenakan jersey-nya.

(TLN: Jersey adalah sebutan untuk pakaian olahraga pada umumnya, bisa
berbentuk kaos ataupun jaket yang berbahan polyster.)

Ekspresi dan suaranya yang cemas tidak menunjukkan tanda-tanda


kebohongan, dan itulah sebabnya mengapa hal ini sangat memalukan.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanyaku heran.

"Aku khawatir apakah kamu baik-baik saja. Aku sedang menonton dari
lapangan sebelah. Kelihatannya kamu mengalami benturan yang cukup
keras, tapi seberapa parah?"

"Mungkin hanya sedikit keseleo. Seharusnya bisa sembuh jika dibiarkan


saja."

"Justru, aku secara pribadi ingin kamu membawanya ke rumah sakit untuk
pemeriksaan yang tepat."

"Jika cedera ini tidak membaik, aku akan pergi ke sana."

Aku meraih kompres lagi, sambil berkata, "Apakah kamu gila," di dalam hati.
Akan tetapi, Mamiya mengambilnya dari samping.

"Kembalikan," pintaku pada Mamiya.

"Tidak baik untuk bergerak terlalu banyak, jadi biarkan aku yang
menaruhnya padamu."

"Tidak, aku bisa melakukannya sendiri."

"Jangan, ya." Mamiya menolakku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Dia menyeringai dengan senyuman yang lebar di wajahnya dan mungkin


bisa dikatakan senyum yang apa adanya. Dari sana saja, aku bisa mengerti
bahwa Mamiya tidak berniat mengembalikannya. Pipiku berkedut saat aku
menyadari bahwa dia hanya ingin bermain dengan dalih merawat cederaku.

Singkatnya, ini adalah wajah dari sisi lainnya.

"Ayo, angkat kakimu. Lepaskan juga kaus kakimu," Mamiya memintaku.

"...... ya, ya."

Aku menyerah dan melakukan apa yang diperintahkan, melepas kaus dan
menahan kaki yang terkilir tersebut di depan Mamiya. Mamiya pun
memeriksa pergelangan kakiku dengan hati-hati dan menganggukkan
kepalanya.

"Kelihatannya tidak terlalu bengkak. Bagaimana dengan rasa sakitnya?"

"Tidak juga, selama kamu tidak membuatku jengkel."

"Aku mengerti. Kalu begitu, kamu harus beristirahat sejenak.”

“Ini bukan apa-apa...”

“Tidak.”

“Ya.”

Senyuman itu, sedikit menakutkan. Meskipun nada lembut di luarnya,


tekanan yang terkandung di dalamnya tidaklah biasa.

Mamiya melepas lembaran kompres transparan,

"Oke, aku akan menempelkannya."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku mengangguk, dan sensasi dingin menyebar ke pergelangan kakiku.


Tidak ada sedikit pun keceriaan di mata Mamiya saat dia menempelkannya
secara hati-hati untuk menghindari kerutan. Dia tampaknya tidak berniat
untuk bermain-main.

Rambutnya yang panjang dan halus. Putih pipinya yang montok dan
bibirnya yang merah seperti ceri terlihat. Terlebih lagi, leher seragam
olahraganya longgar karena Mamiya berjongkok, sehingga aku bisa melihat
tulang selangkanya.

Aku buru-buru memalingkan muka dan mencoba menenangkan nafasku


agar tidak membiarkan dia tahu betapa marahnya aku,

"...... Oh, kamu hanya memandangiku?"

Terlalu peka, Mamiya memperhatikan tatapanku.

Dia mendongak dan menunjukkan wajah yang sangat kukenal, wajah di balik
senyum tipisnya.

"Aku sudah bilang berkali-kali, aku tidak akan marah padamu, Aisaka-kun.
Kamu juga sudah sering melihatnya, kan?" tambahnya lagi.

"Tolonglah, punyalah rasa malu seperti orang lain."

“Menurutmu, aku ini apa?”

"Kamu hanyalah seorang gadis mesum yang memiliki kebiasaan melepas


pakaiannya."

"Itu mengerikan, sungguh. Kalau begitu, kamulah yang mesum Aisaka-kun,


melihat bra dan celana dalam gadis mesum ini, menyentuh payudaranya dan
menjadi bergairah?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Bukannya Mamiya sendiri yang menunjukkannya padaku dan membuatku


meremasnya?"

"Ya, kamu bisa bilang begitu."

Jangan malah menerimanya.

"Para anak lelaki juga memandangiku selama kelas Pendidikan Jasmani. ......
Ini bukannya seperti aku tidak menyadarinya."

"Kamu tidak merasa bahwa mereka telah memandangimu, kan?"

“Kamu mengatakannya seolah-olah itu masalah orang lain. Yah, aku juga
belum pernah melihat Aisaka-kun memandangi para gadis."

Berdasarkan akal sehat, tidak sopan memandang-mandangi orang lain dan


aku pun tidak begitu tertarik pada lawan jenis. Aku juga sering melihat anak
laki-laki lainnya memandangi mereka, tetapi jelas aku tidak akan suka jika
aku berada di posisi yang sebaliknya.

Sementara kami berbicara, Mamiya telah selesai menempelkan kompresnya.


Dia juga mengusap-usap kompres yang menempel di pergelangan kakiku
sambil berkata, "Oke, itu saja."

"...... Untuk saat ini, terima kasih."

"Sama-sama. Sekarang beristirahatlah."

“Tidak, bagaimanapun juga, aku akan kembali—.”

Aku berdiri dan merasa cederaku terlalu ringan untuk melewatkan kelas—
seketika aku merasakan rasa sakit yang tajam di pergelangan kakiku,
membuat lututku goyah.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku segera meraih sesuatu untuk menopangku, tetapi Mamiya ada di sana.

Aku tidak bisa menarik tanganku kembali tepat waktu sehingga aku
mendorongnya jatuh, mencengkeram sesuatu yang lembut dengan seluruh
telapak tanganku.

"Hyah!"

Teriakan singkat.

Hal berikutnya yang aku tahu, Mamiya dan aku berada, di atas satu sama
lain di atas ranjang di depan kami. Sebuah suara aneh keluar, dan aku
menyadari perasaan lembut sekaligus kenyal di tanganku.

...... itu payudaranya, yang kusentuh melalui jersey-nya, dan jari-jariku ikut
tenggelam ke dalam dada Mamiya sampai-sampai tidak berlebihan untuk
mengatakan bahwa itu menekannya.

Mata Mamiya terpejam rapat, rambut panjangnya acak-acakan dan tergerai


di tempat tidur. Lutut kananku berada di antara kaki Mamiya, dan aku
berada dalam posisi yang aneh untuk menjauh darinya, jadi aku tidak bisa
berdiri dalam waktu dekat.

"Maaf, aku akan segera menyingkir."

Aku mengatakan ini dengan tergesa-gesa, dan saat aku menjauhkan


tanganku dari dadanya—meletakkannya di samping wajahnya—dia
perlahan-lahan membuka kelopak matanya yang dipenuhi dengan cahaya
nakal, membuat pandanganku terjebak olehnya—dan aku pun diseret ke
tempat tidur oleh Mamiya.

Mamiya dengan cepat menutup tirai sekat sambil menyelimuti kami dengan
selimut.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Hei, Mamiya!"

"Sst, seseorang datang."

Protesku dibungkam dengan satu kata dan mulutku ditutupi dengan


tangannya. Tatapan kami bertemu dalam kegelapan.

Lengan Mamiya melingkari bagian belakang leherku. Napasnya yang panas


berada di leherku, dan getaran secara alami menjalar ke tulang belakangku.
Terlebih lagi, ada payudaranya yang menempel padaku mungkin karena
kami ingin bersembunyi di futon yang sempit, dan dua sentuhan lembut itu
tak dapat disangkal membangkitkan gairahku.

Tidak tahan dengan warna kulit putih yang terlihat dari leher jersey-nya,
aku bermeditasi seolah-olah untuk melarikan diri.

"Apa? Sensei-nya tidak ada di sini."

"Benar. Mari kita perban saja.”

"Di mana kotak medisnya?"

Suara dua orang gadis membuatku tercekat, tetapi aku tidak punya pilihan
lain.

Aroma wangi yang samar-samar tercium melalui selimut. Panas tubuh


Mamiya perlahan-lahan ditransmisikan, dan nafasnya terdengar di
telingaku, haa, haa. Sentuhan lembut Mamiya yang terjalin dengan tubuhku
terasa jelas, mungkin karena aku sedang bermeditasi, dan kepalaku dibuat
mendidih sekaligus tidak bisa memikirkan hal lain.

"......Jangan bergerak, jangan bergerak, oke?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Suara yang dibisikkan di telingaku dipenuhi dengan kegugupan dan


ketidaksabaran yang tidak bisa dia sembunyikan. Ketika aku membuka
mata, wajah Mamiya berada tepat di bawah hidungku.

Namun, tatapannya bergerak ke kiri dan ke kanan dengan gelisah, dan


penampilannya aneh. Apakah situasi ini merupakan hal yang tidak terduga
bagi Mamiya? Aku menyadari bahwa Mamiya juga merasakan hal yang
sama, dan kegugupanku menjadi sedikit mereda karenanya.

Sementara itu, Mamiya mengubur wajahnya di leherku.

Kehalusan pipinya saling bergesekan denganku dan sensasi halus


rambutnya yang disapukan ke pipiku terasa cukup menggelitik sehingga aku
dibuat sangat sadar akan kehadirannya.

"Are~e, ......, di mana ya?"

"Ah, yang ini bukan?"

"Ya, mungkin itu!"

Tampaknya mereka menemukan sebuah kotak medis, dan aku mendengar


suara gemerisik saat mereka membongkar isinya.

Sementara aku berharap di dalam hati bahwa mereka akan cepat-cepat


mencari perban dan kembali, Mamiya belum juga menyingkir. Aku berada
dalam posisi di mana aku merasa seperti sedang dipeluk, dan bagian dalam
kepalaku mulai terasa pusing.

Seluruh tubuhku panas, punggungku basah oleh keringat, ditambah lagi


tenggorokanku kering.

"Kamu seharusnya sedikit menjauh dariku...... karena, kamu tahu, kamu


menyentuh diriku di mana saja."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Oh!"

Aku berbisik di telinganya dan mata Mamiya berkedip.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Reaksinya tidaklah sama seperti Mamiya yang biasanya melainkan rasa


gelisah, yang mana membuatku merasa sedikit aneh. Seolah-olah bertujuan
untuk menenangkan diri sejenak, perlengkapan logam tempat tidur malah
berderit, dan suara yang tidak terlalu samar bergema di seluruh ruang
kesehatan.

Aku ingin tahu apakah mereka menyadarinya.

Punggungku merasa merinding, dan detak jantungku berdegup kencang.

"Apa? Suara apa itu?"

"Itu berasal dari tempat tidur. Aku pikir kita membangunkan seseorang dari
tidurnya."

"Mungkin ada seseorang yang melompat-lompat."

"Bisa jadi."

“Ha-ha-ha," kata mereka sambil tertawa. Di sisi lain, kami tidak membuka
tirai.

Jika mereka menyadari kehadiran kami, lalu membuka tirai pemisah dan
menarik selimut, maka kehidupan sekolah kami yang damai akan hancur
dalam sekejap mata.

Lagipula, aku memeluk seorang gadis yang mengenakan jersey di tempat


tidur yang sama selama pelajaran. Itu tidak mungkin hanya sekadar
kesalahpahaman, karena itu fakta maka tidak ada jalan keluar bagi kami.

Tubuhku menegang, sendi-sendiku menderit dan aku pun tidak bisa


bergerak.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Nah, ini sudah tidak apa-apa" katanya, "Kalau begitu, haruskah kita
kembali?"

"Ya."

Beberapa saat kemudian mereka meninggalkan ruang kesehatan,


tampaknya telah selesai mendapatkan perawatan, dan ketenangan pun
kembali saat pintu tertutup di belakang mereka.

"Apakah mereka sudah pergi?"

Mamiya bergumam dengan sedikit hati-hati. Kami menutupi diri dengan


selimut dan mendengarkannya dengan seksama. Aku tidak mendengar
suara-suara, tidak terdengar juga ada langkah kaki. Tidak ada tanda-tanda
mereka akan kembali.

"Mungkin."

"Wah ...... itu hampir saja."

"Masih cukup berbahaya, kan? Kamu seharusnya segera menyingkir dariku."

"Eh? Apakah itu yang kamu katakan ketika kamu sedang dipeluk oleh
seorang gadis cantik dengan payudaranya yang besar?"

"...... Sebenarnya ini menyakitkan, jadi jangan lakukan itu."

"Yah, mau bagaimana lagi, kan?"

Dengan desahan ringan, lengan Mamiya ditarik menjauh dari leherku. Akan
tetapi, beban yang aku rasakan pada tubuhku sama sekali tidak berubah.
Mamiya bersandar padaku seolah-olah dia menaruh berat badannya pada
tubuhku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Matanya tampak lelah dan ada sensasi panas. Sulit untuk mengatakannya
dalam kegelapan, tetapi aku pikir wajahnya juga memerah. Kulitnya pun
terasa panas saat disentuh.

Mungkinkah ini...

"Aku minta maaf jika aku membayangkan sesuatu, tetapi apakah kamu
sedang demam?" tanyaku.

"...... n-eh? Ah, kalau dipikir-pikir, mungkin?" jawabnya ragu.

Suara dan ekspresi Mamiya tampak lemah.

Matanya melengkung, bulu matanya yang panjang berkibar perlahan. Helaan


napasnya yang pendek tertahan dengan tidak nyaman di lehernya.

Namun demikian, jika dia benar-benar demam, aku merasa tidak bisa
meninggalkannya sendirian.

"Mari kita lepaskan selimut darimu."

"Eeeh~, ...... ini sangat hangat!"

Pelukannya semakin erat dan erat, dan aku merasakan kelembutan dan
aroma wangi seorang gadis. Meski begitu, aku mengerahkan semua
kemampuan rasionalku untuk menarik selimut itu, dan panas yang
menumpuk dalam diriku pun menghilang.

Aku menarik lengan Mamiya agar tidak menyakitinya, lalu bangkit dari
tempat tidur dan menjauh.

Kemudian, Mamiya menatapku dengan pipinya yang menggembung.

"Kamu seharusnya tidak kasar dengan seorang gadis, oke?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Aku tidak ingat pernah melakukan hal yang kasar. Atau lebih tepatnya,
sadarlah. Kamu pasti akan menyesalinya."

"Menyesal ......? Ah~, tetapi lebih baik merasa hangat."

"Baiklah, tetaplah pakai selimutnya. Aku akan mencari termometer,” kataku.

Aku menyuruh Mamiya untuk tetap tidur di tempat tidur, dan dia
mengerang lalu berbaling telentang. Aku menyelimutinya dengan selimut
dan mencari termometer.

Aku menemukan termometer di kotak medis, jadi aku meninggalkan itu


bersama Mamiya dan memintanya untuk mengukur suhu tubuhnya sendiri.
Aku pergi menunggu di luar tirai pemisah, dan ketika aku mendengar suara
akhir pengukuran, aku mengucapkan sepatah kata dan masuk ke balik tirai
pemisah, "Berapa suhunya?"

"Yah, sesuatu seperti ini."

"37,4 derajat ...... demam rendah. Kapan itu dimulai?"

"Kurasa, sejak pagi ini. Aku merasa aneh selama kelas, jadi aku datang ke
sini."

Aku tersedak mendengar suaranya yang seperti anak manja, tetapi aku
memutuskan mungkin ini karena flu. Maksudku… Bukankah dia memiliki
pilihan untuk mengambil libur agar bisa beristirahat sejak pagi hari?

Ini memang tidak berbahaya, tetapi jika itu demam ringan, ada
kemungkinan akan naik dalam waktu dekat.

"Tidurlah untuk saat ini. Aku akan memberitahu wali kelas kita dan sensei
ruang kesehatan."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"...... Aisaka-kun, apakah kamu mau pergi?"

"Benar, aku masih ada kelas, dan aku juga harus memberitahu sensei. Sejak
awal, akan terasa mencurigakan dan mengganggu jika aku berada di sini."

Aku bisa di sini karena aku keluar dari kelas Pendidikan Jasmani. Mamiya
mungkin sama.

Jika kami berdua tidak muncul untuk kelas berikutnya, mereka mungkin
akan salah paham. Hal itu jelas akan menggangguku dan aku yakin Mamiya
juga tidak menginginkan itu.

"Seperti itulah maksudku, jadi silahkan tidur dengan nyenyak."

"...... Kalau begitu, maukah kamu pulang bersamaku hari ini?"

"Maksudmu, jadi penopang orang yang sakit, ya? Jika tidak ada orang lain di
sini, maka aku tidak keberatan. Aku rasa tidak aman untuk membiarkan
Mamiya pulang sendirian sekarang."

Sejujurnya, ada kekhawatiran tertentu untuk membiarkan Mamiya yang


sempoyongan ini pulang sendirian. Dia kelihatannya tidak memiliki
kewaspadaan yang seharusnya dia miliki, dan tidak ada kemampuan
berpikir normal yang tersisa di dalam dirinya. Dia seperti akan mau begitu
saja mengikuti orang asing.

...... Itu agak tidak sopan, bukan?

Aku tidak tahu apakah wali kelas akan membuat keputusan untuk
memulangkannya sendirian, tetapi aku tahu dia berada di apartemen yang
sama, jadi aku tidak khawatir untuk menemaninya pulang sebagai alasan
untuk jaga-jaga.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Karena itu, kumohon berhentilah menatapku seolah-olah kamu


mengandalkan bantuanku.

Bahkan, seandainya Mamiya tidak berniat seperti itu, aku merasa khawatir
sekaligus waspada. Ini adalah kebiasaan yang tidak mudah untuk aku
hentikan.

Dengan perasaan seperti jangan pergi, aku menutup tirai pemisah dan
meninggalkan ruang kesehatan.

Aku kemudian memberi tahu wali kelas dan sensei ruang kesehatan bahwa
Mamiya terbaring di tempat tidur karena demam. Karena cederaku ringan,
aku pun kembali ke kelas.

Aku merasa sedikit sedih karena orang yang duduk di sampingku tidak ada
di sini, tetapi aku meyakinkan diriku bahwa sejak awal aku sudah selalu
seperti ini dan berkonsentrasi pada pelajaranku.

Saat waktu makan siang, wali kelas datang ke kelas kami dan meminta para
gadis untuk mengemasi barang-barang Mamiya. Aku pikir dia akan pulang
lebih awal. Wali kelas juga meminta, “Jika rumahmu dekat dengan
rumahnya, aku ingin kamu pulang bersamanya sepulang sekolah,” padaku.
Aku merasakan kekhawatiran saat teman-teman sekelas melihatku dengan
pandangan iri dan cemburu.

Terlepas dari bagaimana hal itu terjadi, aku bisa pulang ke rumah berduaan
bersama Mamiya, meski di saat yang bersamaan banyak anak laki-laki yang
iri padaku karena hal itu.

Aku berani mengabaikan tatapan sekaligus tanda-tanda kecemburuan


mereka dan tetap berada di sana sampai sepulang sekolah, lalu pergi ke
ruang kesehatan untuk menjemput Mamiya. Aku membuka tirai pembatas di

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

tempat tidur dan menemukan Mamiya yang tidur miring dengan selembar
kertas pendingin di dahinya.

Namun, Mamiya yang seharusnya tertidur, perlahan-lahan mengangkat


kelopak matanya, seolah-olah dia menyadari bahwa seseorang telah datang.
Matanya yang buram memantulkan diriku, dan pipinya menjadi rileks
seolah-olah dia merasa lega,"......Ah, itu Aisaka-kun."

Dia memberiku senyuman dengan ekspresi santai.

"Apakah aku membangunkanmu?"

"Tidak, kamu tidak membangunkanku. Apakah sudah waktunya pulang


sekolah?"

"Aku datang untuk menjemputmu, apakah kamu bisa berjalan pulang?"

"Mungkin, aku baik-baik saja. Aku sudah tidur dan merasa sedikit lebih baik,
kok."

Meskipun dia mengatakan demikian, wajah Mamiya masih sedikit merah.


Matanya agak lembab dan dia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa dia
sedang dalam kondisi demam.

Mamiya pun duduk dan bernapas dengan berat. Dia masih mengenakan
jersey-nya, seakan-akan itu membuatnya lebih mudah untuk tidur.

"Apakah kamu membawa seragamku?"

"Hm? Mari kita lihat... Ini dia."

"Terima kasih. Aku harus berganti pakaian jika aku mau pulang ke rumah."

“Kalau begitu, aku harus keluar dulu.”

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Kamu bisa tetap di sini, oke? Kamu bisa berbicara denganku sementara aku
berganti pakaian."

Itu ...... Tidak, ini tidak apa-apa. Lagipula ada tirai pembatas, dan aku tidak
akan melihatnya.

Aku menutup tirai pembatas dan melihat ke luar jendela. Aku bisa melihat
tim sepak bola sedang berlatih, dan di antara mereka ada Natsu yang sedang
mengejar bola.

Suara gemerisik pakaian terdengar dari tempat tidur di belakangku. Aku


penasaran apakah dia benar-benar berganti pakaian.... Lalu, aku buru-buru
mengalihkan perhatianku.

"...... Aku mungkin sedikit kebingungan," tiba-tiba dia berkata.

"Maksudmu?"

"Aku tidak percaya aku demam dan harus pulang ditemani Aisaka-kun...
kan?" jelasnya.

Kalau dipikir-pikir, jarang sekali Mamiya jatuh sakit.

"Aku pikir aku telah merawat diriku sendiri dengan baik, kamu tahu? Aku
juga penasaran apa alasannya. Mungkin sejak aku mulai berbicara dengan
Aisaka-kun."

"Jangan bicara tentangku seolah-olah aku adalah penyebab dari demammu."

"Maaf, maaf."

Ketika dia meminta maaf dengan tawa pelan, alisku berkerut.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mamiya adalah seorang siswi teladan di sekolah, hanya untuk menunjukkan


dirinya yang tanpa kekurangan, dan pada kenyataannya begitulah dia yang
terlihat di mataku. Aku tidak berpikir bahwa demam akan merusak citranya,
tetapi dia mungkin khawatir tentang hal itu.

Siapa pun bisa terkena demam meskipun ada orang yang sengaja berpura-
pura sakit.

Bahkan, jika dibandingkan dengan itu, keadaan Mamiya jauh lebih serius.

"Tapi, rupanya kamu itu baik sekali, ya? Aisaka-kun."

"......Bukan seperti itu."

"Kebaikanmu itu adalah hal yang alami, seperti sesuatu yang mengalir
begitu saja. Itulah sebabnya, ketika aku lelah, aku akan bersikap manja
padamu."

Suaranya lembut dan menenangkan. Selain itu, bunyi gemerisik pakaian juga
berhenti, dan tirai pembatas pun terbuka. Mamiya telah berganti ke seragam
sekolahnya, penampilannya familiar dan seperti siswi teladan.

"Hei, mari kita berfoto."

"Kamu seharusnya tidak menanggalkan pakaian di sini."

"Tidak, tidak, mari kita ambil foto berdua yang normal."

"...... Itulah yang tidak aku mengerti. Apa gunanya mengambil foto berduaan
denganku?"

"Untuk mengabadikan hari ini sebagai kenangan selamanya?"

"Entah mengapa, itu terdengar tidak masuk akal bagiku..."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku sama sekali tidak tahu bagaimana cara berpikir seperti itu.

"Baiklah, jika kamu ingin berfoto, silahkan saja."

Ketika aku menjawab secara samar-samar karena hal itu memang tidak ada
salahnya, maka aku harus membiarkan dia melakukannya, Mamiya pun
berdiri di sampingku dengan pipinya yang terlihat santai. Bahu kami
bersentuhan, dan rambutnya yang tergerai menggelitik leherku.

Dia mengangkat smartphone menggunakan tangan kirinya, dan jarak di


antara kami berkurang sehingga aku bisa masuk ke dalam layar. Wajahku
kelihatan masih tegang di layar, atau malah mungkin kaku.

Mamiya, di sisi lain, terlihat alami.

"Ya, cheese."

Namun, Mamiya tidak mempedulikan hal itu, dia melepaskan rana, dan
momen tersebut tertangkap pada layar dengan suara jepretan.

Mamiya menjauh, memeriksa foto yang telah diambilnya dan berkata,


"Bagaimanapun juga, ekspresi wajah Aisaka-kun kelihatan kaku, kan? ..."
dengan suara yang kedengarannya tidak memiliki niat jahat. Aku ingin
memberitahunya untuk tidak bertindak sembrono, tetapi sejak awal dia
adalah orang yang sedang demam.

"Jika kamu sudah puas, mari kita pulang."

"Oke. Seandainya aku mau jatuh, tolong pegang aku, oke?

“Setidaknya aku akan memanggil ambulan.”

“Kamu orang yang dingin, ya.”

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

“Aku kira suhu tubuhmu sudah turun.”

"Aku kan sudah memakan obat yang mereka berikan kepadaku dan tidur."

"Nah, itu bagus. Apakah ada orang di rumahmu?"

"Aku, aku hidup sendiri sekarang. ...... Apakah kamu mau mencoba
menyerang orang yang sedang sakit?"

"Aku itu cuma ingin tahu apa yang harus dilakukan jika kamu sakit di
rumah?"

Dalam perjalanan pulang.

Aku berjalan pulang dengan langkah yang perlahan. Mamiya mengenakan


masker yang dia dapatkan dari ruang kesehatan, tetapi dia tampak dalam
kondisi kesehatan yang lebih baik daripada yang aku kira.

"Kalau dipikir-pikir, hidup sendiri—berarti kamu memasak makan


malammu sendiri, kan?"

"Ya, begitulah."

"Dapatkah kamu memasak dalam kondisimu yang seperti itu?"

"Aku tidak punya pilihan lain selain melakukannya, bukan begitu? Aku
terbiasa hidup sendirian dan aku sudah melakukannya beberapa kali,”

Dia menjawabku dengan nada sopan, lebih mirip dengan mode siswi
teladannya yang biasa. Aku kira dia mencoba memastikan bahwa tidak ada
yang bisa mendengarnya karena kami sedang berada di luar.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Namun, pasti sulit untuk hidup sendiri dan terkena demam. Dia bahkan
mungkin tidak bisa pergi berbelanja.

"Apakah kamu mengkhawatirkan aku?"

"Maaf, bukan bermaksud menyinggung. Untuk sekarang ini, bukannya kita


seperti tidak saling mengenal?"

Aku tidak bisa mengatakan demikian, karena aku merasa bahwa hubungan
ini bukanlah apa yang kamu sebut teman, dan ‘kenalan’ bukanlah kata yang
tepat. Aku tidak ingin mengatakan "teman" bahkan jika aku bisa, karena aku
berada dalam posisi yang diancam.

Sebaliknya, mungkin merasakan sesuatu di balik kata-kataku, Mamiya


tersenyum tipis. Tatapan yang diberikannya kepadaku, seakan-akan
mengatakan "Aku tahu apa yang kamu maksud", cukup membuatku merasa
tidak nyaman.

"...... Oh, maafkan aku. Aku merasa ini seperti perasaan yang baru."

"Apakah kamu ingin mengatakan bahwa kamu belum memiliki pengalaman


yang cukup untuk merasa dikhawatirkan?"

"Sederhananya. Aku tidak bisa membiarkan kelemahanku dilihat oleh orang-


orang yang berinteraksi denganku di sekolah. Jika aku tidak berhati-hati,
jika aku lengah, aku bisa mati," jelasnya.

“Kamu berlebihan.”

"Itulah yang terjadi di dunia seorang gadis. Dan jika ada anak laki-laki yang
mengetahui hal itu, mereka akan merayumu dan berkata, ‘Aku akan
menolongmu...’ Itulah yang sebenarnya terjadi."

Mamiya mengatakan hal itu seolah-olah terlihat sangat kesal.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Di sekolah, Mamiya belajar dengan sangat baik, memiliki tata krama yang
baik dan anggun sehingga membuatnya dipercaya oleh para guru dan
instruktur, dan dia mengumpulkan orang-orang yang tepat dengan reputasi
yang tepat pula. Di antara mereka mungkin ada orang yang hanya
mengaguminya dan ingin menjadi temannya, tetapi tidak mengherankan jika
ada juga orang yang memiliki pikiran jahat tentangnya.

Hanya saja...

"Kamu tidak berpikir aku akan merayumu?" tanyaku.

"Aku tidak berpikir kamu akan merayuku, dan aku juga tidak berpikir
bahwa kamu punya nyali."

“Secara tidak langsung, aku ini diperlakukan seperti orang yang


menyedihkan.”.

“Apakah aku salah?”

“Yah, aku tidak memiliki niat sedikit pun...”

"Aku dapat mengetahui dari sikapmu...... dan kamu adalah tipe orang yang
tidak mau menyentuh ini bahkan jika situasi seperti itu terjadi."

Aku memikirkan apa yang tersirat dalam kata "ini-dan-itu", dan aku
mengingat dengan jelas sensasi saat itu.

Payudaranya yang lembut, nafasnya yang hangat, rambutnya yang halus.


Bau wangi yang aneh bercampur dengan keringat, dan ekspresi Mamiya
yang sedikit merona.

Sulit untuk dilupakan… Meskipun aku tidak yakin bahwa itulah satu-satunya
cara bagi kami untuk bersembunyi secara mendadak.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Aku akan memberitahumu satu hal, itu terjadi bukan karena aku demam.
Yah, itu adalah hal terbaik yang bisa dilakukan. Jika itu hanya aku sendiri,
jelas aku bisa melarikan diri."

"Aku tidak ingin mendengar bagian terakhir itu."

"Meskipun kamu tahu aku orang yang licik?"

"Kamu bukan orang yang licik, atau lebih tepatnya kamu itu penipu."

"...... Itu adalah hal yang mengerikan untuk dikatakan."

Pandangan si pemrotes seakan-akan dibungkam. Tidak mungkin kamu bisa


lolos dengan bersikap licik terhadap seorang gadis SMA yang
mengancammu dengan cara yang salah.

Namun, menurutku, itu tidak sama dengan bersikap jahat.

"Kamu sangat kekanak-kanakan. aku tidak tahu ada ekspresi semacam itu,
karena kamu tidak pernah menunjukkannya di sekolah."

"...... Aku, kekanak-kanakan, begitu?"

"Aku minta maaf jika aku menyinggung perasaanmu."

"......, aku tidak keberatan selama kamu tidak memberi tahu orang lain."

Tingkahnya sedikit terganggu.

Merasa sedikit malu, dia memalingkan wajahnya dariku.

"Aku tidaklah sebaik orang yang kamu pikirkan. Aku ini tidak sempurna dan
aku juga membuat kesalahan. Aku bisa sakit, seperti yang terjadi padaku
hari ini."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Melakukan hal semacam itu, kedengarannya melelahkan."

"Ee—ya, aku lelah. Bukan secara fisik, melainkan secara mental. Sangat
merepotkan untuk selalu waspada sepanjang waktu, dan terkadang aku
berharap bisa menjadi diriku yang sebenarnya."

"Bukankah itu akan baik-baik saja? Jika Mamiya menyerah untuk berpura-
pura, maka itu adalah kesalahan mereka sendiri karena berekspetasi sesuka
hati."

Aku kira, itulah masalahnya menjadi seseorang yang menarik perhatian.

Memang benar, sedikit banyak aku merasa kesal ketika mengetahui sisi asli
dari Mamiya. Akan tetapi, itu hanya karena informasi yang aku ketahui
tentang Mamiya bertambah, sebaliknya tidak ada yang berubah secara
mendasar mengenai dirinya.

Telebih lagi, di atas segalanya, aku tahu bahwa Mamiya adalah orang yang
jujur dan baik. Kalau tidak, kehidupan sekolahku pasti akan sudah berakhir
sekarang.

Terlepas dari apakah ini karena kesamaan kepentingan, sikapnya itu adalah
salah satu dari karakteristik yang ada pada diri Mamiya.

Ini bukanlah kebohongan, bukan juga kesalahan, ini adalah hal yang nyata.

Mamiya tersenyum tipis sambil menghela napas,

"...... Sudah terlambat untuk itu, sungguh. Aku belajar untuk kepentinganku
sendiri. Perilaku baikku hanyalah untuk mendapatkan kepercayaan dari
guru-guruku. Aku selalu berusaha untuk tersenyum di wajahku, karena itu
semacam etika yang telah aku pelajari untuk menghindari pertengkaran
yang tidak perlu, dan tidak bisa lagi untuk aku ubah."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Kamu pasti berada dalam banyak masalah, siswi teladan."

"Itulah yang aku maksud. Inilah sebabnya aku menginginkan seseorang yang
bisa aku ajak bersantai untuk sementara waktu."

“Apa yang kamu inginkan?”

"Maukah kamu makan malam bersamaku? Di tempatku?"

Nada santai dari kata-katanya menghentikan langkahku.

"Aku tidak bermaksud menginginkan sesuatu yang serius. Terlalu


merepotkan bagiku untuk memasak yang sedang dalam kondisi seperti ini."

"Maksudmu, kamu ingin aku membuatkannya? Aku tidaklah sebaik itu, lho."

"Kalau begitu, tidak apa-apa. Aku tidak akan mengeluh. Selain itu, ketika aku
demam entah kenapa aku merasa kesepian. Aku hanya merasa ingin
bersama seseorang."

"Siapa yang tadi bilang bahwa kamu akan diserang?"

"Apakah kamu merasa seperti itu?"

"...... Yah, aku akan membuatkanmu makanan dan kemudian aku akan
pulang."

"Kalau begitu telah diputuskan, ya."

Mamiya tersenyum pada waktu itu, tetapi apakah ini hanya imajinasiku
bahwa dia terlihat agak kesepian?

"Ini dia. Masuklah."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"...... Maaf mengganggu."

Aku diantar ke ruangan Mamiya dan dengan gugup melewati pintunya.

Pintu masuknya rapi dan teratur, dengan hanya ada dua pasang sepatu
Mamiya di lorong. Aroma bunga yang samar-samar dari penyegar udara
menggelitik lubang hidungku.

Meskipun tata letaknya sama dengan ruanganku, tetapi terasa seperti


tempat yang asing.

"Jadi, apakah aku harus memasak makan malam?"

"Bisakah aku menyerahkannya kepadamu? Sejujurnya, aku mengalami


kesulitan, mungkin karena obat-obatanku mulai habis. Kamu bisa
melakukan apa pun yang kamu mau dengan isi yang ada di dalam kulkas."

"Roger."

"Aku minta maaf karena telah membuatmu melakukan ini."

"Ya, itu benar, sih."

"Dan meskipun kamu mengatakan itu kamu malah tetap membuatnya


untukku, seperti yang aku duga kamu memang orang yang baik, ya. Aku
akan ganti baju dulu."

Mamiya menghilang ke ruangan belakang.

Aku ditinggal sendirian dan pergi ke dapur dengan perasaan yang campur
aduk. Aku membuka lemari es dan menemukan ada sejumlah makanan yang
cukup banyak. Ada sayuran, daging cincang dan telur.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mengingat kondisi Mamiya, aku ingin membuat sesuatu yang mudah dicerna
dan dimakan. Dari isinya, bisa jadi ...... bubur? Jika aku memasak sayuran dan
daging cincang, lalu membumbuinya dengan garam dan merica, setidaknya
masakan itu harusnya bisa dimakan.

Memasak nasi memanglah merepotkan, tetapi ada ...... nasi beku. Aku dapat
menggunakannya dengan memanaskan nasi tersebut di dalam oven
microwave.

“Aku akan membuatnya dalam sekejap."

Aku memasukkan nasi beku ke dalam microwave untuk dicairkan.


Sementara itu, aku juga menyiapkan bahan-bahannya.

Potong wortel, bawang bombay, dan kubis menjadi potongan seukuran


gigitan, lalu goreng bahan-bahan tersebut di atas wajan. Setelah matang
dengan baik, aku memasukkan daging cincang. Sambil menggoreng lagi, aku
juga mengocok telur.

"Wow ...... Kamu benar-benar memasak," terdengar suara terkejut dari


Mamiya, yang datang ke dapur untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Seperti yang dia katakan sebelumnya, Mamiya telah berganti pakaian dari
seragamnya ke kaos yang kelihatannya nyaman. Bahkan Mamiya pun
mengenakan kaos? ...... sambil mengaguminya dengan cara yang aneh,

"Bukannya Mamiya sendiri yang menyuruhku, kan?"

"Ya, tapi... Aku terkejut kamu bisa memasak."

"Aku tidak akan menerima pekerjaan itu jika aku tidak bisa melakukannya
sedikitpun."

"Terima kasih, ya. Apakah itu ...... bubur?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Kamu tahu persis apa yang aku maksud. Bisakah kamu memakannya?"

"Ya, aku bisa. Bolehkah aku mengamatinya dari sini?

"Tentu."

Memasak dengan seseorang yang mengamatimu adalah hal yang


menegangkan.

Di rumah, aku cukup sering memasak, tetapi aku tidak memiliki kesempatan
membuatkan makanan untuk orang lain selain keluargaku sendiri. Terutama
jika orang lain itu adalah Mamiya.

Aku tidak ingin membuat kesalahan, jadi aku secara sadar mencoba
mengabaikan kehadiran Mamiya dan berkonsentrasi pada masakan.

Aku menyiapkan panci lainnya, lalu mendidihkan campuran air dan kaldu
sup. Selanjutnya, aku mengeluarkan nasi yang sudah dicairkan dari
microwave, dan ketika bawang bombay sudah berwarna cokelat keemasan,
aku memasukkan bahan gorengan sekaligus nasi ke dalam wajan sambil
menuangkan telur kocok. Aku membumbui masakan itu dengan garam dan
merica, menicicpinya dan mematikan api saat masakan sudah pas.

Walaupun tidak terlihat begitu bagus, tetapi tidak ada alasan untuk
mengeluhkannya.

Aku menaruh masakan itu di piring yang sesuai, menaburinya dengan daun
bawang cincang dan selesai.

"Maaf, masakan ini hanya untuk sekali makan saja."

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Aku juga tidak berpikir aku bisa makan
sebanyak itu."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Apakah kamu mengatakan bahwa kamu tidak mempercayai keterampilan


memasakku?" tanyaku memastikan.

"Ini hanya masalah kondisi fisikku. Kamu paham apa yang aku maksud,
benarkan? Kelihatannya lezat, dan aku juga tidak akan mengeluh saat kamu
memasaknya untukku."

Mamiya menunjukkan senyum lebarnya kepadaku.

Dia memberikan kesan kekanak-kanakan, dan lagi-lagi aku mengeluhkan


sensasi sesak di dadaku—meski kemudian aku langsung mendapatkan
kembali ketenanganku.

Aku membuatkan ini hanya karena Mamiya yang mengalami demam dan
sedang berada dalam kesulitan. Aku tidak memiliki maksud lain, dan
kuyakin Mamiya tahu itu.

Aku membawanya ke meja ruang tamu lalu duduk menghadapnya, dan ikut
makan malam bersama Mamiya saat dia menggenggam kedua tangannya
dan berkata "Itadakimasu" kepadaku.

"Ini masih panas, jangan sampai membakar lidahmu sendiri."

"Daripada mengatakannya, Aisaka-kun bisa mendinginkannya untukku,


kan?"

"Lakukan saja sendiri."

"Tidak ada pilihan lain, ya."

Bagian mananya sih yang "tidak ada pilihan lain"?

Mamiya menyendok bubur dengan sendok dan membiarkannya dingin


sebelum memasukkannya ke dalam mulutnya,

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"...... lezat."

Dia bergumam sambil mengalihkan pandangannya ke bubur.

Meskipun aku sadar bahwa itu bisa dimakan, tetapi terasa memalukan
karena dipuji dengan begitu jujur.

"Kamu bisa membuat yang seperti ini jugakan, Mamiya?"

"Aku memang seorang juru masak yang baik, tetapi ...... masakan itu tidaklah
sama dengan yang ini. Itu karena, masakan ini dipenuhi dengan perasaan
bahwa seseorang membuatkannya untuk diriku."

"Apakah itu idealisme dirimu? Menurutku, memasak itu lebih penting untuk
mengikuti resep daripada mengandalkan perasaan."

"Aku pikir itulah mengapa kamu tidak populer, Aisaka-kun."

“Itu bukan urusanmu.”

Aku tidak memasak karena ingin menjadi populer. Aku pun menghabiskan
semua bubur nasi sebelum Mamiya, sambil berpikir apakah bubur ini terlalu
asin.

"Kamu makannya cepat ya~!"

"Dalam hal ini, aku tidaklah lebih lambat daripada pria yang sakit atau
malah selambat seorang gadis."

"Baiklah, baiklah. Kalau begitu, mari kita mengobrol sampai aku selesai."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"...... tapi..."

Bagaimanapun juga, aku ingin pergi setelah bersih-bersih. Akan tetapi, aku
tidak meninggalkannya sampai Mamiya selesai makan. Aku pun merendam
piringku sendiri di wastafel sebelum kembali ke meja.

"Apakah kamu punya saudara kandung, Aisaka-kun?"

"Ya, aku memiliki seorang kakak perempuan."

"Hee, ...... itu bagus."

"Tapi, dia sudah bekerja. Jadi, itu tidak terlalu bagus.”

“Aku tidak tahu. Aku ini anak tunggal, jadi aku mungkin sedikit mengagumi
hal semacam itu."

Mamiya memakan buburnya dan menatapku dengan rasa kagum.

"Orang tuaku sudah lama bercerai. Ayahku yang merawatku, tetapi dia
biasanya pergi untuk urusan bisnis. Karena itu, aku mungkin sedikit merasa
iri karena kamu memiliki seseorang yang menunggumu saat pulang ke
rumah."

"...... Kamu tidak perlu mengatakan itu padaku, bukan?"

"Tidak apa-apa."

Mamiya berkata dengan nada ringan dan mengambil seteguk bubur lagi
untuk dikunyah.

Apakah itu sebabnya dia mengatakan bahwa dia tinggal sendirian? Aku
mencoba mengubah topik pembicaraan, mengatakan bahwa tidak baik

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

terlibat dalam sesuatu yang aku sendiri tidak tertarik, tetapi sayangnya
tidak ada yang terlintas dalam pikiranku.

"Aisaka-kun ada untukku sehingga membuatku merasa sangat tenang.........


ya, kupikir aku mungkin akan mati kesepian jika aku sendirian."

"Kamu itu bukan kelinci, kamu akan baik-baik saja."

"Anak perempuan juga sama. Terutama para gadis yang seperti aku, kan?”

Dia tersenyum mengejek dirinya sendiri dan mengambil tegukan terakhir.

Kemudian dia seperti mengendurkan matanya dengan puas dan


menempelkan kedua tangannya, sambil berkata "Terima kasih atas
makanannya".

"Oke, kamu sudah makan. Kalau begitu, minumlah obatmu dan tidurlah."

"Aku tahu. Terima kasih untuk hari ini. Terima kasih atas makanannya,
tetapi yang lebih penting lagi, terima kasih telah menemani aku."

"...... aku tidak melakukan sesuatu yang besar."

Entah bagaimana, ada perasaan canggung untuk bertatap muka satu sama
lain, aku pun membawa piring-piring Mamiya ke dapur, cepat-cepat mencuci
dan bersiap-siap untuk pulang.

"Aku ingin berbicara denganmu lebih banyak lagi lain kali. Aku juga ingin
mengucapkan terima kasih untuk hari ini."

"Tolong jangan lakukan itu, aku akan kehilangan tempatku di sekolah jika
orang-orang mengetahuinya."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Kamu seperti melebih-lebihkannya ....... tapi tidak seperti itu, kan? Haa......
ya, baiklah, maksudku, ini adalah sesuatu yang membuatku berhutang
padamu."

"Aku tidak peduli apakah kamu berutang atau tidak. Tapi jika memang
begitu, maka hapuslah foto-foto—"

"Iya, iya, sampai jumpa besok!" (Mata Ashita~)

Mamiya mendorongku keluar ruangan dan pintu pun ditutup.

Angin malam terasa dingin, mengingatkanku bahwa musim dingin sudah


semakin dekat.

"...... Sampai jumpa besok, huh?"

Sebelum aku menyadarinya, aku menelan rasa tidak nyaman yang entah
bagaimana telah dirasuki kehidupan sehari-hari Mamiya dan kembali pulang
ke rumahku.


"Kamu pulang terlambat, Aki."

"Aka-nee...... sudah berapa banyak yang kamu minum?"

"Mau bagaimana lagi, kan? Ketika adikku yang manis mengatakan bahwa dia
akan pulang larut malam, aku tidak bisa khawatir apa yang telah terjadi
padanya, dan yang bisa aku minum hanyalah alkohol."

Ketika aku pulang ke rumah, aku disambut oleh kakak perempuanku ......
Akaha, yang benar-benar mabuk. Aku tidak bisa membiarkan dia tahu

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

bahwa akulah alasannya, dan aku tidak bisa berhenti berpikir saat dia mau
membuka kaleng bir berikutnya.

Aku ingin tahu apakah aku bisa meninggalkan saudariku ini sendirian?

Terlalu merepotkan, jadi biarkan saja.

"Jadi, kamu belum makan nasi?" tanyaku.

"Aku tidak bisa memasak," jawabnya spontan.

“Berusahalah untuk memasak, dah.”

"Aku mencoba membuat makan malam sebelumnya dan rasanya sangat


aneh sampai-sampai aku dibuat tertawa, jadi lebih baik tidak."

"Aka-nee itu cuma tidak membuatnya sesuai dengan resep."

Aka-nee tidak menjawab, sebaliknya memiringkan kaleng birnya. Dia


sepertinya telah mengatakan yang sebenarnya. Dari penampilannya, aku
akan mengatakan bahwa ibuku juga tidak memasak makan malam. Ayah
pulang terlambat, jadi mau tidak mau akulah yang akan memasak.

Dia mungkin menungguku memasak, tetapi aku pulang terlambat karena


Mamiya.

"Aku mau memasak sekarang, apa yang ingin kamu makan?"

"Daging! Dan jika ada makanan ringan untuk dinikmati bersama sake, itu
lebih baik lagi!"

"Banyak sekali maunya, ya. Aku akan kembali sebentar lagi."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Dengan mengatakan itu, aku mengganti pakaianku dulu dan kemudian pergi
ke dapur. Aku melihat bahan-bahan di lemari pendingin dan membuat
rencana di dalam kepalaku sebelum mulai memasak.

"Hei, hei. Ke mana saja kamu hari ini?"

Aka-nee berjalan ke dapur, berbau alkohol.

Ini adalah semacam obrolan khas yang tak berguna dari seseorang yang
mabuk ...... yang mana benar-benar perlu dihentikan.

"Dari mana saja pun boleh."

Aku mencoba untuk mengabaikannya, tetapi dia mendekatkan wajahnya ke


wajahku dan mengendus-endus,

"Bau ini seperti seorang gadis. Apakah itu benar?"

Dia bertanya kepadaku seolah-olah dia tahu keseluruhan ceritanya.

Pipiku berkedut. Apa-apaan ini? Bisa mengetahui sesuatu dari baunya ketika
aku sudah berganti pakaian?

"Apakah Aka-nee seekor anjing?"

"Kamu tidak menyangkal bahwa itu seorang gadis. Heh........"

"Jangan berpikiran terlalu jauh tentang hal itu. Meskipun Aka-nee tahu
bahwa aku tidak akan pernah punya pacar?"

"Mungkin, cuma kemungkinan, sih…"

“Aku tidak perlu memasak makan malam.”

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Kumohon jangan begitu..."

Ketika aku menyebutkan makan malam sebagai ancaman, Aka-nee


menundukkan kepalanya dengan mengatupkan kedua tangannya seolah-
olah sedang berdoa. Kamu seperti sapi perah, Kak, pikirku dalam hati, tetapi
secara sadar aku menahan rasa sesak di dadaku.

(TLN: Istilah sapi perah atau ‘Cash cow’ secara umum dan kasarnya adalah
sesuatu yang bisa dimanfaatkan dengan mudah demi mencapai tujuan
tertentu.)

Aku terlibat dengan Mamiya karena suatu alasan yang tidak bisa dihindari,
dan aku juga tidak akan bisa tidur nyenyak hari ini jika dia jatuh sakit dan
pingsan, sebagai seseorang yang tahu apa yang sedang terjadi.

Ini bukan karena aku memiliki perasaan terhadap Mamiya seperti yang
dipikirkan Aka-nee.

Memikirkan hal-hal ini, aku melanjutkan memasak dan berbagi beberapa


hidangan yang telah aku buat, berdua dengan Aka-nee.


MAMIYA’S POV
"...... dia sudah pergi, kan?"

Aku menyadari diriku mengucapkan kata-kata ini saat aku menatap pintu
yang tertutup. Aku merasakan semacam perasaan kesepian yang tidak
memiliki tempat untuk dituju, berputar-putar di dadaku, dan aku tidak
punya pilihan lain selain membencinya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aisaka-kun dan aku secara kebetulan dihubungkan oleh sebuah rahasia.


Karena itu, aku pikir terlalu berlebihan untuk memintanya bertindak sejauh
ini, tetapi aku terkejut dia tidak menolaknya.

“Ini bukan seperti aku memiliki perasaan terhadapnya."

(TLN: Maybe Tsundere Vibes >///<)

Sambil kembali ke ruang tamu, aku memikirkan tentang Aisaka-kun.

Aisaka-kun tampaknya mengambil sikap untuk tidak memusuhi aku.

Alasan untuk ini, mungkin karena foto. Selama aku memilikinya di tanganku,
Aisaka-kun selalu memiliki risiko. Kalaupun dia tidak berniat untuk
mengungkapkannya, itu berfungsi sebagai kartu untuk membuatnya
menjaga rahasia.

"Itu sebabnya, jika dia melakukan hal semacam ini padaku ......
bagaimanapun juga, aku ini seorang gadis. Aku akan merasa sedikit
khawatir, dan aku berharap dia menyadari hal itu."

Mengapa aku terganggu oleh hal ini? Mungkinkah aku tidak stabil karena
sedang demam.

Aku tidak sedang jatuh cinta. Hanya saja, aku tidak bisa mengendalikan
kebutuhanku akan pengakuan dari orang lain.

Aku akui aku merasa sedikit kecewa atas sikap Aisaka-kun, yang tampaknya
tidak tertarik padaku tetapi malah menanggapi sisi gadisku dengan sikapnya
yang polos.

Ditambah lagi ...... yang terjadi pada hari ini adalah sesuatu yang
mengejutkan.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku memeluknya di rumah sakit sekolah—karena demam kami bisa


berakhir seperti itu. Karena demam aku mengundangnya ke rumahku.
Karena demam itu jugalah aku merasakan perasaan ini.

"Sudah lama sekali sejak aku tidak sendirian. Dan aku bahkan tidak
menyangka bahwa yang menemaniku adalah anak laki-laki di kelasku."

Wajah Aisaka-kun, yang tidak berubah warna bahkan ketika kami berduaan
di ruangan itu, terlintas di benakku, dan aku merasakan sedikit penyesalan.

Aku masih cukup gugup.

Namun, lebih dari itu, aku senang bisa bersama seseorang, dan aku tidak
bisa menahan diri untuk tidak merasa sedikit bernostalgia.

"Gadis-gadis yang kesepian akan mati ketika mereka sendirian. ......, kamu
tahu?"

Pada hari-hari seperti ini, yang terbaik adalah menghangatkan diri di bak
mandi lalu tidur dengan nyenyak. Aku harus menyembuhkan fluku hari ini
sehingga aku bisa bersikap sebagai siswi teladan lagi besok.

......Yah, aku menyadari bahwa ada seseorang yang bisa aku andalkan mulai
sekarang, aku mungkin akan merasa sedikit lebih baik.

Aku merasa tidak enak pada Aisaka-kun karena kami terlibat ke dalam
hubungan ini secara kebetulan, tetapi kami memiliki keuntungan dan itupun
seimbang. Aisaka-kun mendorongku jatuh hari ini.

Ini rahasiaku bahwa aku merasa sedikit, hanya sedikit gugup.

Perasaan itu juga sudah ditutup-tutupi berkat duo yang datang ke ruang
kesehatan, dan karena aku memeluknya untuk bersembunyi, kurasa
kejadian itu seharusnya tergantikan.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"......Pelukannya, sungguh terasa menyenangkan."

Aku berharap aku bisa tidur dengan Aisaka-kun sebagai bantal seperti itu,
aku merasa ingin menyalahkan demam.

Jika tidak, aku akan berada dalam masalah.

"Ah, berhenti, berhenti. Aku akan mandi dan tidur lebih awal. Aku ingin tahu
apa tanggapannya jika aku mengirimkan fotoku yang sedang berganti
pakaian."

Aku pikir dia akan mengabaikan pesanku atau malah menanggapinya


dengan berkata, "cepatlah berpakaian". Itu akan menarik, tetapi aku tidak
berminat untuk itu. Aku sudah merasa puas, jadi aku hanya ingin kembali
tidur dan bersiap-siap untuk esok pagi.

Di sisi lain, aku merasa takut.

Aku takut bahwa aku akan dimanjakan oleh sensasi yang secara perlahan
mengalir ke dalam diriku seperti racun.

"......Lagipula, aku masih lemah, kan?"

Tawa mengejek diri sendiri bergema melalui ruangan yang sunyi dan
menghilang.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

CHAPTER 5
I JUST THOUGHT, SOMEONE WILL BE HERE FOR
ME JUST FOR A MOMENT.
Penerjemah: Milize

"Hei, hei, apakah kamu ingin pergi keluar akhir pekan ini?"

(TLN: ‘Pergi keluar’ bisa disebut juga dengan kencan. Akan tetapi, kata
kencan biasanya digunakan setelah seseorang berpacaran.)

Mamiya berkata, seakan-akan teringat, saat kami sedang melakukan


pengambilan foto yang biasa kami lakukan di ruang kelas sepulang sekolah.

Dia menarik blusnya hingga ke pundaknya, lalu aku melepaskan rana pada
smartphone Mamiya sambil mencoba mengalihkan pikiran dari fakta bahwa
tali merah muda yang terang terlihat.

Bahunya yang putih menyegarkan dan pakaiannya yang terbuka


menciptakan suasana erotis yang aneh, tetapi aku lebih khawatir mungkin
terlalu dingin pada saat-saat sekarang di sepanjang tahun ini.

Terlebih lagi, mengenai pergi keluar, kan?

"Bagaimana jika aku mengatakan tidak?"

"Aku akan mengungkapkan itu kepada orang-orang."

"Aku sudah tahu."

Lagi pula, aku tidak punya pilihan.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Tapi, apakah kamu yakin kamu tidak keberatan dengan itu? Bagaimana jika
orang lain melihatnya?"

"Yah, ...... repot kalau harus pergi ke tempat yang jauh. Ini bukannya seperti
aku ingin terlihat dengan Aisaka-kun pada hari libur juga. Oh, bukannya aku
tidak menyukainya, hanya saja aku tidak ingin menimbulkan masalah."

"Apakah kamu ini orang yang buruk dalam mengikuti pembicaraan?"

“Memang benar, sih. Kalau begitu, apakah kamu mau menyamar? Jika kamu
mengenakan kacamata dan topi atau semacamnya, mungkin kamu tidak
akan terlalu tampak."

Hal ini mulai berubah menjadi aneh.

Aku tidak tahu seberapa efektif penyamaran yang akan dilakukan, dan aku
pikir kamu harusnya berhenti pergi keluar bersama sejak awal.

"Begini, mengapa harus aku?"

"Karena aku tidak punya teman yang bisa aku ajak berlibur."

“Jadi, secara paradoks aku ini bukan temanmu?”

“Kamu tidak senang?”

“Tidak, tidak sama sekali. Karena aku diancam, kan?”

"Kamu tidak ingin membuat ini menjadi lebih buruk, bukan? Aku itu hanya
ingin pergi dan melihat-lihat mantel musim dingin dan sebagainya. Aku
ingin mendengar apa yang dipikirkan oleh anak laki-laki."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Begitulah yang mereka katakan, tetapi pada dasarnya mereka hanya ingin
memintaku untuk membawakan tasnya. Belum lagi, berbelanja pakaian ......
akan menjadi sesuatu yang lama.

Setelah dibawa berkeliling oleh saudara perempuanku, aku tahu betul


bahwa berbelanja untuk wanita bisa menjadi sesuatu yang lama dan sulit.

Anak laki-laki lain mungkin akan menerima situasi ini, tetapi aku lebih suka
tidak. Bukan berarti aku punya pilihan, sih.

"...... Baiklah. Hari Sabtu? Hari Ahad?" tanyaku.

"Mungkin hari Sabtu. Itu mungkin akan kurang ramai daripada hari Ahad."

Dengan begitu, janji temu sederhana dibuat—dan kemudian aku mendengar


suara di lorong. Merasa terkejut, bahu kami tersentak. Mamiya yang juga
terkejut, malah tidak berbicara. Kami saling memandang, dan aku pun pergi
memeriksa lorong.

Aku membuka pintu dan memeriksa kedua sisi. Sesuatu yang bisa kulihat
hanyalah seorang gadis yang membawa alat musik, mungkin dari klub
ansamble tiup, mengambil sebuah instrumen musik yang dia jatuhkan di
lorong.

Dia tidak terlihat menyembunyikan apa pun, dan aku rasa dia tidak
memperhatikan kami. Menghela napas lega, aku menutup pintu dan kembali
ke ruang kelas.

"...... bagaimana hasilnya?"

"Mungkin baik-baik saja. Aku pikir itu adalah suara seseorang dari klub
ansamble tiup yang menjatuhkan lembaran musik."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

(TLN: Aku bingung dah, di narasi sebelumnya MC-nya bilang benda yang
jatuh itu adalah 楽器 yang berarti instrumen musik, tetapi dia malah
mengatakan 楽譜 yang berarti sheet music/lembaran partitur musik saat
memberitahukannya pada Mamiya. Karena itu, aku menerjemahkannya
sesuai dengan arti apa adanya.)

"Aku mengerti. Aku takut seseorang akan mengetahuinya lagi.”

“Apakah kamu akan mengancamnya seperti yang kamu lakukan kepadaku?”

“Aku bersedia melakukannya jika itu memang diperlukan.”

Itu bukanlah informasi yang ingin kudengar. Sungguh menenangkan


mengetahui bahwa aku memiliki hubungan pertemanan yang baik.

Di sisi lain, sebenarnya, aku senang kami tidak tertangkap basah. Tingkat
kepercayaan orang-orang terhadap diriku dan Mamiya sama sekali berbeda,
sehingga aku sendiri tidak bisa memastikan apakah mereka tidak akan
menuduhku seperti, "Dia memaksamu untuk melakukannya, kan!".

"Kita telah melakukan apa yang harus kita lakukan. Apakah kita akan pulang
hari ini?"

“Ya."

Sabtu, tepat sebelum pukul 10 pagi. Langit musim gugur yang cerah.

Aku tiba di stasiun di mana kami seharusnya bertemu pada waktu yang
wajar, dan jumlah orang terlihat sangat ramai, mungkin karena ini hari libur.

Ada orang-orang yang tampak sibuk dengan setelan jasnya dan orang-orang
yang tersenyum bahagia, yang mau pergi ke suatu tempat. Ada juga seorang
pria tua yang duduk di bangku dan menatap kosong ke arah langit.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Setelah melarikan diri dari kenyataan dengan menatap pemandangan yang


damai, aku memeriksa pakaianku dalam pantulan jendela kaca sebelum
bertemu Mamiya.

Aku mengenakan jaket berwarna khaki menutupi kemeja putih kerah V-ku
dan celana panjang hitam sederhana di bawahnya. Singkatnya, aku
berpakaian seperti patung manekin, tanpa aksesori apa pun.

Ini bukanlah masalah, karena aku memang tidak berniat untuk pamer.

Namun, Aka-nee, memergokiku saat dia menyadari bahwa aku akan pergi
keluar dan menata rambutku. Aku tidak pernah punya kesempatan
menggunakan minyak rambutku sendiri, dan dia berkata, 'Sekarang kamu
akan populer di kalangan para gadis!’ Dia bahkan memberiku dukungan
yang tidak aku butuhkan, tetapi tetap saja tidak cocok untukku, kan?

Karena Mamiya akan berdampingan denganku, wajar saja untuk menata


rambutku sedemikian rupa agar dia tidak merasa jijik dengan hal itu, tetapi
rasanya ini terlalu berlebihan.

Aku merasa khawatir saat aku melihat Mamiya nanti, dia spontan akan
memberiku ekspresi menyeringainya. ...... Perutku terasa sakit mulai
sekarang.

Aku paling benci ketika orang salah paham bahwa—aku benar-benar


menantikannya.

“Mamiya...... belum datang?” gumamku.

Sebaiknya datang beberapa menit lebih awal, karena aku tahu bahwa
terlambat bukanlah ide yang baik, tetapi Mamiya masih juga belum terlihat.

Mamiya itu menonjol walau di keramaian, baik atau buruknya, jadi aku
yakin aku tidak akan melewatkannya. ...... Kalaupun aku tidak bisa bertemu

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

dengannya pada saat aku sampai di sini, aku masih bisa meneleponnya.
Sampai saat itu, aku akan berusaha untuk menjaga pikiranku tetap stabil.

Sejujurnya, aku merasa sangat tidak nyaman.

Itu semua karena apa yang terjadi dikala sepulang sekolah hari itu.
Seandainya aku bisa kembali ke masa lalu, aku akan melakukan segalanya
dengan seluruh kekuatan untuk menghentikan diriku di masa itu.

Belum lagi, risiko yang aku ambil untuk berbagi rahasia dan menjalin
hubungan dengan Mamiya, yang merupakan siswi teladan dan secara
objektif merupakan salah satu gadis tercantik yang aku pernah aku temui,
terlalu besar.

"...... Aku hanya berharap aku tidak bertemu siapa pun."

Berdoa dari lubuk hatiku yang terdalam kepada Tuhan yang bahkan tidak
aku ketahui keberadaannya, aku menghabiskan beberapa menit sebelum
pertemuanku dengan menatap smartphone-ku—meski aku bisa merasakan
orang-orang di sekitarku berdengung.

Aku mendongak dan melihat sekeliling, dan ada seseorang yang menarik
semua perhatian orang-orang di stasiun.

Rambut panjangnya yang berkilauan, tertiup angin musim gugur yang


dingin, dan langkah kakinya yang bertumit rendah berderak tatkala dia
berjalan.

Namun, dia berpenampilan dengan mengenakan pakaian kasual yang tidak


biasa.

Dia berpakaian kasual dengan rajutan abu-abu yang longgar dan celana
skinnies putih di sepanjang garis kakinya yang menonjolkan bentuk
tubuhnya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Meskipun aku hanya pernah melihatnya mengenakan seragam sekolah,


bahkan diriku yang tidak terbiasa dengan fashion, bisa menganggukkan
kepala tanda setuju bahwa pakaian itu cocok untuknya.

Sebuah kalung kecil berbentuk butiran perak berayun di depan dadanya,


menonjolkan pakaiannya yang menenangkan.

Kulitnya tidak banyak terekspos, dan dia terlihat sangat rapi dan teratur.

Mamiya mungkin telah melihatku, meski dia mendekati aku dengan senyum
lembut di wajahnya,

"Selamat pagi, Aisaka-kun. Apakah aku membuatmu menunggu?"

Dia menyapaku dengan nada sopan.

Ini terasa sangat tidak nyaman karena orang-orang di sekitarku, yang


berharap untuk melihat siapa pasangan Mamiya ini, semuanya sekaligus
menatapku.

Aku juga tidak berniat untuk pergi keluar, tetapi mengapa aku harus merasa
layaknya jarum di tumpukan jerami?

Ini semua salah Mamiya, tetapi tidak ada gunanya mengatakan demikian,
sehingga aku hanya menghela napas pasrah dan membuat ekspresi acuh tak
acuh di wajahku, "Selamat pagi, Mamiya. Aku merasa tidak enak datang
terlambat, jadi aku datang beberapa menit lebih awal."

"...... Kamu harusnya menjawab, ‘Aku baru saja tiba' lho."

"Aku belum lama menunggu, jadi itu hampir mirip."

Ini bukan hubungan pria-wanita yang disebut kencan, aku hanya dipaksa
oleh Mamiya untuk membawa barang bawaannya. Terlepas dari bagaimana

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

hubungan itu terlihat dari luar, aku tidak merasa perlu untuk mengubah
pendirianku.

Mamiya memiliki ekspresi enggan di wajahnya, tetapi kemudian dia


terbatuk-batuk sedikit.

"Jadi, kita akan pergi keluar bersama sekarang, kan?"

"Sekarang?"

"Apakah ada sesuatu yang ingin kamu katakan padaku hari ini?"

Dengan sedikit senyuman, Mamiya mengajukan pertanyaan.

Apa yang mau aku katakan kepada Mamiya hari ini ......? Satu-satunya hal
yang mungkin diminta Mamiya adalah ...... itu? Apakah itu tentang aku yang
memuji pakaiannya?

Aku pikir begitu.

Aka-nee juga berkata, "Pujilah pakaian seorang gadis!" dan tampaknya


sesuai dengan teori umum.

Aku merasa dia tidak akan senang mendengarnya dariku, tapi aku bisa
meminta maaf jika aku salah.

"Pakaianmu, terlihat bagus untukmu."

Aku mengatakan apa yang aku rasakan, dan Mamiya membeku dengan
senyum di wajahnya.

Setelah beberapa saat, "............ Apakah cuma itu?"

Aku membalas dengan senyum yang agak canggung.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Cuma itu, apalagi yang bisa aku katakan?"

"Apakah kamu tidak berpikir untuk memujinya lebih detail?"

"Hanya saja, tidak enak rasanya mendapatkan pujian seperti itu dari pria
yang bukan kekasihmu, kan?"

"...... Ah, ya. Itu benar. Aisaka-kun adalah orang seperti itu, ya."

"Mengapa kamu menatapku seperti terkejut?"

"Pikirkan saja sendiri."

Seketika Mamiya berbalik, memunggungi dan berjalan pergi ke dalam area


stasiun.

Aku berjalan di samping Mamiya, sambil mengikutinya tanpa benar-benar


mengetahui apa alasan yang membuatnya cemberut.

"Ngomong-ngomong ... kamu terlihat keren hari ini, Aisaka-kun?"

Fufu~, Mamiya berbisik kepadaku dengan senyum riangnya.

Aku berhenti sejenak, tidak tahu apa yang dia katakan, dan setelah menata
kembali pikiranku, aku bergegas mengejar Mamiya yang telah
mendahuluiku.

Kereta api membawa kami ke fasilitas komersial di mana berbagai toko


ditempatkan dalam satu gedung. Bahkan, di toko yang ramai karena hari
libur, Mamiya yang berjalan di sampingku menjadi pusat perhatian.
Walaupun penampilan bagusnya terlihat jelas, sepertinya akan terasa risih
jika harus terus-menerus merasakan tatapan orang yang tertuju padamu.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku pun merasa sesak hanya dengan berada di sampingnya.

"Jadi, ke mana kamu ingin melihat-lihat?" Aku bertanya, tercampur


kegugupan dan melankolis dalam suaraku, lalu mendapatkan desahan
ringan sebagai balasannya.

"Jangan buru-buru, jangan buru-buru. Kamu berbelanja berduaan dengan


seorang gadis...... dan itu aku, kan? Jika itu adalah anak laki-laki lain, dia akan
sangat bahagia sampai meneteskan air matanya, lho?"

"Aku membenci itu dan itulah mengapa aku ingin bergegas. Pertama-tama,
peranku adalah membawa tas belanjaanmu, kan? Maka tidak ada alasan
yang lebih baik selain menyelesaikannya sesegera mungkin."

"Kamu sangat dingin. Mengapa kamu tidak jujur saja? Kamu itu, bisa
menghabiskan hari liburmu dengan seorang gadis cantik sepertiku ini, dan
kamu bahkan tidak perlu membayar...”

“Jangan mengekspos sisi gelap masyarakat, dah.”

Jangan melanjutkannya lebih jauh.

Aku paham apa yang dia maksudkan.

Perasaanku jadi tak menentu jika menyangkut hal itu, tetapi aku memahami
apa yang Mamiya coba katakan.

Bahkan, ketika aku menceritakan kepada teman sekelasku tentang apa yang
terjadi hari ini, mereka mungkin akan mengatakan bahwa aku membual. Itu
adalah penilaian objektif yang tidak bisa menyalahkan siapapun. Aku juga
setuju.

Sekalipun itu Natsu, dia mungkin akan meragukan ingatanku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Jadi, mengapa kamu berjalan dua langkah di belakangku?"

"Tidak, karena aku tidak tahu ke mana Mamiya mau pergi. Belum lagi,
caramu menatapku itu menyakitkan, membuat perutku merasa sakit."

"...... Kalau begitu, mungkin menarik untuk pergi ke toko lingerie seperti
yang itu."

(TLN: Lingerie? Err… Anggap saja bahasa keren untuk menyebut pakaian
dalam, pakaian tidur, atau pakaian dinas malam para wanita. Kuharap kalian
mengerti, dah.)

"Aku tidak akan pernah pergi ke sana."

"Bukankah di wajahmu tertulis bahwa kamu ingin melihatnya?"

"Mana ada."

Kumohon, maukah kamu menuruti kata-kataku?

Aku tidak ingin kamu mengajak aku ke toko lingerie jika aku bukan
pacarmu, dan kalaupun kamu mau melakukannya, aku pasti akan menunggu
di luar. Aku sama sekali tidak bermaksud mengeluh tentang barang yang
dijual, tetapi tujuan utama Mamiya adalah untuk mempermainkan aku,
kurasa.

Aku merasa seperti aku secara rutin diperlakukan lebih dari itu setiap hari,
tetapi… ada baiknya untuk merenungkannya.

Aku merasa pusing dengan situasi yang aku hadapi. Aku penasaran apakah
aku bisa kembali ke kehidupan sekolah yang normal lagi. Aku tidak ingin
melanjutkan ini selama dua tahun lagi, dan aku harus menyelesaikan
masalah foto-foto itu di suatu kesempatan.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

“Tapi, aku tuh pengennya kamu berjalan di sampingku dengan benar, oke."

"Pertimbangkanlah kekhawatiran dan mentalku."

"Andaikata seorang gadis secantik ini sendirian, jelas para pria tidak akan
membiarkannya sendiri, kan? Jika itu berjalan buruk, dia mungkin akan
dibawa pulang hanya untuk minum teh, apakah kamu tidak keberatan
dengan itu, Aisaka-kun?"

(TLN: Minum teh dalam konteks itu semacam sarkas gitu, yang sering
digunakan dalam percakapan harian. Akan tetapi, ada kalanya kata
‘Ocha/teh’ dalam bahasa Jepang ketika ditambahkan partikel/huruf lain
akan bermakna ‘sesuatu yang nakal’.)

"Itu jelas bukan sesuatu yang baik, tetapi mengetahui Mamiya dalam
kehidupan sehari-harinya, aku tidak bisa membayangkan dia mau dibawa
pergi begitu saja oleh hal seperti itu. Meski begitu, bagian tentang untuk
menghindari pria lain itu memang masuk akal."

Aku tahu bahwa ketika seorang wanita sendirian, orang-orang asing akan
datang mendekatinya, seperti yang terjadi pada Aka-nee.

Aku jelas tidak akan merasa senang ...... jika Mamiya, yang bahkan bisa aku
sebut sebagai kenalan, akan diperlakukan seperti itu. Aku memang tidak
pandai menghadapi Mamiya dan kalau bisa, aku ingin menyelesaikan
hubungan ini, tetapi aku tidak bermaksud mengatakan bahwa aku
bersyukur ketika ada kemalangan yang menimpanya.

(TLN: 蜜の味, A Misfortune tastes like Honey, semacam idiom yang berarti
merasa bahagia/bersyukur ketika orang lain ditimpa kemalangan.)

Kalau itu yang terjadi, maka aku tidak punya pilihan selain mempercepat
langkahku dan berjalan berdampingan bersama Mamiya. Aku ingin menjaga

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

jarak di antara kami, tetapi itu mungkin akan mengganggu toko, jadi aku
memilih berdiri sendirian di samping Mamiya.

Itu mungkin jarang yang tepat untuk seseorang yang hubungannya bukanlah
sebagai wali atau kekasihnya.

"Apakah kamu ingin bergandengan tangan?"

"Enggak."

Tidak perlu bergandengan tangan jika kamu ingin menghindari para pria
lainnya. Mamiya ini hanya ingin menggodaku saja, jadi tidak perlu
menanggapinya dengan serius. Tetap diam dan bawa saja barang
bawaannya seperti orang-orangan sawah.

Mamiya membawaku masuk ke toko yang menjual pakaian wanita. Pakaian


yang berjejer tersebut adalah pakaian para wanita, yang sudah jelas
sebagian besar para pengunjung yang melihatnya juga wanita. Memang, ada
beberapa orang membawa pria yang tampaknya merupakan pacar mereka,
tetapi hal itu tidak cukup untuk mengurangi kecanggunganku.

Bahkan, aku mengerutkan kening saat membayangkan dipandang seperti


itu.

"Tidak bisakah aku menunggu di luar?" tanyaku pada Mamiya.

"Tidak. Aku tahu kamu bisa membawa barang-barangnya, tetapi aku ingin
membutuhkan pendapatmu apakah itu terlihat bagus untukku atau tidak."

"Aku selalu mengatakan padamu, aku tidak bisa mengatakan apakah itu baik
atau buruk bahkan jika aku melihatnya."

"Jadi, seandainya Aisaka-kun mengatakan 'itu terlihat bagus untukmu',


artinya pakaiannya cukup bagus, kan?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

“Hmph," dengus Mamiya dengan bangga. Kamu jelas tidak akan


membiarkanku pergi darimu, kan?

Di balik senyumannya ada pikiran bahwa dia ingin bersenang-senang


denganku apapun yang terjadi......, mungkin merupakan tebakan yang buruk,
tetapi tampaknya tidak jauh melenceng.

Selama foto itu ada di sana, posisi Mamiya akan lebih unggul, bagaimana pun
aku melihatnya. Aku tahu itu tidak berguna, jadi aku tidak punya pilihan
selain menyerah.

Dengan enggan—benar-benar enggan—aku menemani Mamiya dalam


memilih pakaiannya.

"Aku kelihatan bingung ketika memilih pakaian, kan? Semuanya terlihat


bagus, tetapi aku tidak punya cukup uang untuk membeli semuanya."

"Mengapa kamu tidak memutuskan saja apa yang ingin kamu beli?"

"Sangat menyenangkan untuk melihat berbagai hal. Kamu tidak akan tahu
apa yang akan kamu dapatkan, kecuali kamu melihatnya secara langsung.
Karena ukuran dan detail setiap pakaian itu berbeda-beda tergantung pada
pakaian apa yang kamu pilih."

Dia ada benarnya, tetapi sebaiknya ketika dia sendirian.

Mamiya mengelilingi toko secara melingkar, menunjukkan kepadaku


barang-barang yang menarik minatnya dengan cara meletakkan itu di
tubuhnya saat itu juga. Semuanya terlihat sama bagiku, tetapi tidak bagi
Mamiya.

Aku tidak ingin diharapkan untuk memberinya komentar yang cerdas, dan
terlalu merepotkan bagiku untuk memberikan kritik padanya, jadi aku

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

hanya akan mengatakan "Ini terlihat bagus untukmu" dan membiarkannya


begitu saja,

"Apakah kamu melihatnya dengan serius?"

"Aku tetap tidak tahu kalaupun aku melihatnya dengan serius. Pertama-
tama, Mamiya akan terlihat bagus, apa pun yang dikenakannya."

Karena standar tubuhnya berbeda dengan diriku, setidaknya dia harus


memilih pakaiannya dengan kemauannya sendiri dan tidak dibuat bingung
oleh pendapatku. Itulah maksudku, tetapi Mamiya malah terdiam sejenak,
pipinya sedikit merona dan dia memalingkan wajahnya.

...... Mengapa? Apakah ada sesuatu yang membuatnya malu?

"Oi—, Mamiya?"

"Hah…" dia tersentak.

Ketika aku memanggilnya, bahu Mamiya melompat, dan dia menolehkan


kepalanya membelakangiku dengan gerakan seperti pintu dengan jepitan
logam yang berderit.

"Aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan, tetapi selesaikan belanjaanmu
sesegera mungkin."

"...... Aku tahu. Tidak mungkin kamu berniat seperti itu. Ini Aisaka-kun, kan?"

"Aku merasa seperti aku baru saja difitnah secara tidak langsung."

"Kamu pantas mendapatkannya. Jadi, ...... mana yang lebih kamu sukai, putih
atau hitam, Aisaka-kun?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mamiya meletakkan mantel wol putih dan hitam di kedua tangannya dan
bertanya.

Aku kira tidak masalah yang mana saja, tapi...

"...... Jika aku harus mengatakannya, aku akan mengatakan yang warna putih.
Menurutku, warna hitam rambutmu akan terlihat lebih baik."

Mamiya menjawab, "Oh, begitu," dan meletakkan kembali mantel wol putih
di rak gantungan.

Kemudian, dengan senyum kecut di wajahnya, dia berkata, "Kalau begitu,


aku pikir akan memilih yang warna hitam."

"Aku tidak paham dengan konteks sebelum dan sesudahnya..."

"Jika aku mempercayai selera Aisaka-kun, kurasa warna putih tidak akan
cocok."

“Caramu memberikan alasan itu aneh, ya?” jawabku keheranan.

Memang benar, selera fashion-ku tidak berguna. Aku memang sudah


karatan, dan bukan tidak mungkin aku bisa menjadi permata yang bersinar
jika aku memolesnya, tetapi—karena bukan itu masalahnya sekarang—
maka aku tidak punya alasan.

Jika itu masalahnya, aku ingin bertanya mengapa dia meminta pendapatku,
tetapi tidak apa-apa selama belanjanya sudah selesai. Aku akan kehilangan
banyak waktu jika kami harus memasuki toko satu-persatu.

"Aku akan membayar tagihannya dulu," katanya.

"Aku akan menunggumu di luar toko."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Kamu tidak mau membelikanku sesuatu? Itu adalah harga yang murah
karena aku telah menunjukkan kepadamu semua pakaianku, kan?"

"Kamu terlalu berlebihan menilai dirimu."

Aku hanya diajak oleh Mamiya, jadi mengapa aku harus ikut membayar
belanjaannya juga?

Mamiya tampaknya hanya bercanda, dan pergi menuju kasir sendirian.


Kalaupun bukan lelucon, itu tidak akan lucu sama sekali.

Ketika aku sendirian, aku teringat reaksi Mamiya sebelumnya, "...... aku
penasaran apa maksud dari semua itu?"

Sambil menunggu Mamiya kembali dari membayar tagihan, aku berpikir


bahwa ada kesalahpahaman.

"Ini sudah jam makan siang. Apakah kamu ingin makan di food court?"
tanyaku.

"Kamu mau?"

Saat aku sedang melihat-lihat pakaian dan serba-serbi bersama Mamiya, aku
menyadari bahwa hari sudah menjelang siang, jadi kami memutuskan untuk
makan siang sambil berkeliling.

Seperti yang direncanakan, mantel yang dibeli Mamiya dimasukkan ke


dalam kantong kertas, membuat tangan kiriku sibuk.

Walaupun aku merasa sedikit tidak nyaman berjalan di samping Mamiya,


yang suasana hatinya cukup baik, kami pun tiba di food court karena tidak
memiliki pilihan lain.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Ini sangat ramai," kataku.

"Karena ini jam makan siang, kan? Apa yang harus kita lakukan? Apakah kita
terus mencari tempat duduk, makan di tempat lain, atau kembali lagi nanti?"

“Ngomong-ngomong, jika kita menundanya, ke mana kamu mau pergi?”

“Nah, kita bisa pergi ke toko lingerie...” jawab Mamiya.

“Ditolak.” Aku menolaknya.

Berhentilah memikirkan hal-hal yang mesum. Aku mengabaikannya meski


dia menggembungkan pipinya karena merasa tidak senang.

Ini 100% kesalahan Mamiya karena berbicara tentang omong kosong. Jadi,
aku berbicara tentang mau tetap seperti ini atau pergi ke tempat lain... Eh?

Hah, mungkinkah ...... itu Natsu dan Tatara?

Keduanya saling bergandengan tangan tanpa khawatir akan terlihat oleh


orang lain, dan membiarkan aura kemesraannya melayang.

Mereka mungkin sedang berkencan, keduanya kelihatan bergaya dan


tersenyum bahagia. Ini adalah pemandangan yang menarik, dan sedikit lucu
melihat Natsu yang biasanya tampil baik terlihat begitu dimabuk cinta,
tetapi aku tidak punya waktu untuk mengatakan itu.

"Mamiya, ayo bergerak. Mungkin teman kita ada di sini."

"Eh?"

Di sampingku, Mamiya tersentak kaget,

"...... Aisaka-kun punya teman juga, ya?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Apakah kamu menyukai pukulan kesetaraan gender?"

"Tidak boleh ada kekerasan!"

"Kalau begitu pikirkan lagi apa yang kamu katakan dan lakukan barusan.......
Bukan itu. Sangat buruk jika mereka melihat kita bersama."

Mamiya dan aku, menurut skala reputasi sekolah, adalah seorang siswa yang
tidak mencolok dan pihak lainnya adalah siswi teladan yang cantik dan
cerdas. Perbedaannya jelas dan kami tidak memiliki kesamaan.

Jika mereka tahu bahwa kami berduaan di tempat seperti ini di hari libur...
siapa yang tahu bagaimana hasilnya nanti.

Dengan mengesampingkan Natsu, bukannya aku tidak mempercayai Tatara,


tetapi kami harus mengurangi risikonya. Kalaupun mereka tahu ada alasan
mengapa Mamiya dan aku bisa bersama, mereka jelas akan menggoda kami.

Itu akan sedikit…. Tidak, aku sangat menentangnya.

Mamiya juga tidak menginginkan masalah, kan? Aku memohon kepadanya


dengan mataku, dan dia mengangguk pelan setelah memikirkannya sembari
dengan ringan meletakkan tangan di dagunya.

"Tidak ada gunanya membuat alasan tentang yang kita kebetulan hanya
saling bertemu. Untuk sementara waktu, mari kita pergi dari sini...."

Mamiya berbalik, dan pada saat yang sama saat dia membalikkan badannya,
matanya bertemu dengan mata Natsu yang secara tiba-tiba menatapnya
kembali, membuat mata Mamiya perlahan-lahan melebar.

Hal ini, tidak perlu ditebak lagi, kami sudah ketahuan.

...... kedamaianku, sudah berakhir.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Mamiya, mereka mungkin menyadarinya."

"Apa yang ingin kamu katakan sebagai alasan?"

"...... Bagaimana kalau kita mengatakan bahwa kita sudah saling kenal sejak
lama dan hari ini aku di sini sebagai pembawa barangmu?"

"Baiklah, jika itu yang kamu inginkan. Aku penasaran apakah Shishikura-san
akan mempercayainya, ya?"

"Aku sih ingin meyakini bahwa itu tidak akan apa-apa. Aku yakin dia akan
mengerti bahwa aku berada di sini karena suatu alasan."

Seandainya aku mengatakan kepadanya dengan jujur bahwa aku tidak ingin
orang-orang di sekolah tahu, dia akan mengerti. Aku mungkin akan berakhir
dipermainkan ketika tidak ada orang di sekitar, tetapi ...... aku akan
menerimanya.

Paling tidak, aku harus memberitahu Mamiya untuk tidak menggangguku


nantinya.

Natsu dan Tatara mendekat.

Tatara, yang dibisiki oleh Natsu, juga melihat ke arahku dan Mamiya, lalu
menahan mulutnya dan membuka matanya lebar-lebar, seolah-olah dia
terkejut.

Aku merasa sedikit jengkel pada Natsu yang menyeringai padaku, tetapi aku
mencoba menyembunyikan itu dengan wajah poker-ku sehingga aku tidak
memberinya kesempatan untuk mengambil keuntungan dariku.

"Hei, Akito. Apakah kebetulan aku mengganggumu?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Senyumnya begitu segar seakan-akan menghalangiku untuk mengkritiknya,


tetapi di balik suaranya itu ada keinginan jahat untuk tidak melewatkan
sedikit pun peristiwa yang menggembirakan ini.

Mamiya sudah mengenakan fasad siswi teladannya, dan sementara dia


membuat ekspresi terkejut saat bertemu Natsu, dia tidak kehilangan
senyum santunnya.

Itu adalah fasad seorang siswi teladan yang sudah ada sejak lama.

"Anggap saja Mamiya dan aku bukan tipe orang yang suka diganggu,"
jawabku

"Eeh. Halo, Shishikura-san. Dan kamu...” kata Mamiya sambil berpikir.

"Pacarku," Natsu menjawab dengan penuh percaya diri, dan Tatara


tersenyum dengan senyum yang hidup seakan-akan dia sedang bermekaran,

"Aku Tatara Hikari! Senang bertemu denganmu, Mamiya-san? Aku tidak


menyangka akan bertemu denganmu di sini juga, Aki-kun. Terlebih lagi,
dengan Mamiya-san?"

"Ini adalah situasi yang tidak dapat dihindari."

“Aku mengerti. Itu bagus, kan?”

Tatara tersenyum tanpa ada sedikitpun rasa dengki. Dia pasti salah
memahamiku. Sebaliknya, aku merasa tidak bisa menjelaskan bagaimana
cara menjernihkan kesalahpahaman ini, karenanya aku akan membiarkan
ini begitu saja.

Mamiya juga berkata kepada Tatara, "Aku Mamiya Yuu. Senang bertemu
denganmu.”

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Natsu di sebelahnya memberikanku jempol ke atas sambil tersenyum manis.

Aku akan menghabisinya nanti.

"Jadi, alasan apa yang membuat Akito dan Mamiya pergi berkencan di hari
libur bersama? Kalian mau menjelaskannya kepada kami, kan?"

"Ini bukan kencan. Aku hanya membawa barang bawaannya," aku menocba
menyangkalnya.

"Kami telah berinteraksi akhir-akhir ini sekarang. Aku mengatakan


kepadanya bahwa aku mau pergi berbelanja dan dia setuju untuk ikut
denganku. Dia sangat membantu, lho." Jelas Mamiya.

"Terima kasih banyak."

Senyuman dan kata-kata Mamiya, yang menjadikannya tetap berperan


sebagai siswi teladan membuatku sakit perut, dan aku mencoba mengikuti
arahannya. Aku mengingatkan mereka untuk memahami situasi dari
reaksinya yang tidak bersahabat itu, tetapi baik Natsu maupun Tatara
menatapku dan Mamiya seolah-olah mereka terkejut.

"Ini adalah kejadian yang tidak terduga. Hii-chan, bagaimana menurutmu?"


tanya Natsu.

"Aku pikir mereka akan segera jadian! Secara spesifik, sekitar satu setengah
bulan?" jawab Tatara bersemangat.

"Natal, ya... Itu waktu yang tepat dalam satu tahun, kan?"

"Aku tahu kalian bercanda, kan?" kataku kesal.

"Oh, dia tahu," canda Natsu.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Ketika aku menunjukkan ketidaksenanganku dalam suaraku, Natsu tertawa


dan membuang muka. Tatara juga terpaksa menggunakan senyum payahnya
untuk menutupi kebohongan mereka ...... Mereka itu mirip, kan? Aku sangat
menyadarinya.

Mamiya tidak mengubah ekspresinya, tetapi kamu bisa merasakan bahwa


dia cukup terganggu. Aku penasaran apakah dia tiba-tiba rentan terhadap
keadaan yang tak terduga? Atau mungkin dia tidak suka diperlakukan
seperti seorang kekasih?

"Hei, kita menghalangi jalan di sini, bagaimana kalau kalian makan siang
dengan kami?" Natsu menawarkan.

"Kamu itu punya pacar, jadi makanlah bersamanya."

"Eh? Ini akan menyenangkan, lho. Benarkan, Hii-chan?”

"Ya, ya! Kami tidak bisa mengabaikan sesuatu yang seperti ini!"

"...... Mamiya, bisakah aku menyerahkan ini padamu?"

“Kalau begitu, apakah kalian akan bergabung dengan kami? Ini adalah
kesempatan yang bagus."

“Sudah diputuskan! Kita harus mendapatkan tempat duduk, kan? Mari kita
lihat. ...... Oh, aku menemukan tempat yang kosong. Mari kita ke sana."

Natsu melihat sekeliling food court, menemukan tempat duduk kosong


untuk empat orang dan bergerak ke arahnya.

"...... Maaf, Mamiya." Aku meminta maaf.

"Tidak apa-apa. Sesekali seperti ini, itu bagus. Selain itu, tolong cocokkan
ceritanya denganku, ya."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Ah."

Sementara Natsu dan Tatsura pergi membeli hamburger yang mereka pilih
untuk makan siang, Mamiya dan aku sedang mendiskusikan bagaimana
kami bisa menutup mulut kami.

Karena kami tidak bisa membiarkan mereka mengetahui situasi yang


sebenarnya, kami perlu meyakinkan mereka mengenai cerita samaran kami,
yang tidak lain adalah kebohongan dan kepalsuan. Pada titik kontak
pertama, Mamiya mengatakan bahwa kami sudah saling mengenal sejak
lama, jadi ceritanya didasarkan pada asumsi itu.

"Aisaka-kun dan aku sudah saling kenal sejak lama, kami tinggal berdekatan
dan kami kadang-kadang berbicara. Hari ini aku mengobrol dengan Aisaka-
kun dan kami memutuskan pergi berbelanja bersama ......, itu bagus kan?"
tanya Mamiya sambil menyuarakan idenya.

"Aku rasa itu benar. Tapi, aku tidak tahu apakah mereka mau percaya."

"Aku memang ragu apakah mereka mau memepercayainya, tetapi aku hanya
harus memberi mereka kesalahpahaman yang menguntungkan. Aku
percaya, aku percaya."

"Dari mana kamu mendapatkan kepercayaan diri itu? Aku hanya takut Natsu
mungkin secara tidak sengaja melabrak diriku. Orang itu, dia benar-benar
tanggap.”

Terlepas dari sikapnya yang sembrono, Natsu adalah penilai yang baik
terhadap orang lain.

Aku merasa seakan-akan dia bisa membaca bahwa Mamiya dan aku tidak
memiliki hubungan semacam itu, tetapi kami bersama karena suatu alasan.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Kita berdua akan berada dalam masalah jika kita ketahuan, jadi ini
perjuangan kita bersama, oke. Mari kita lakukan yang terbaik."

"Benar juga, ya ......."



Setelah bertukar pandangan singkat, kedua orang itu kembali dengan
nampan burger.

"Maaf, ya. Karena telah membuat kalian menjaga tempat duduk," Natsu
meminta maaf.

"Terima kasih, Mamiya-san, Aisaka-kun." Tatara juga menimpalinya.

“Tidak apa-apa, kok. Apakah kita akan memilih sesuatu juga?”

“Aku kira begitu.”

“Kamu sangat bersemangat, kan? Bahkan, kalian berdua bekerja sama pada
saat seperti ini.”

“Lebih efisien seperti itu.”

Natsu terlihat tenang-tenang, meskipun aku menatap dan memintanya


untuk berhenti mengolok-olokku sepanjang waktu. Aku menyerah
membuang-buang waktu dan mengantre untuk memesan bersama Mamiya.

"Ngomong-ngomong, Mamiya makan hamburger juga?"

"Aku benar-benar penasaran, orang seperti apa yang mereka pikirkan


tentang aku."

"Seorang wanita muda yang tinggal di rumah besar. Mereka pikir kamu tidak
akan memakan makanan cepat saji atau mie cup karena itu buruk bagimu."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Sayang sekali. Aku biasanya makan banyak hamburger. Akan tetapi, aku
tidak terlalu banyak memakan mie cup. Meskipun ada fakta-fakta seperti itu,
aku sungguh hanyalah seorang gadis cantik yang sangat biasa dan ramah,
bersahabat sekaligus berorientasi pada kekeluargaan."

"Berhentilah mengkontradiksi dirimu sendiri dengan satu kalimat, 'seorang


gadis cantik yang sangat biasa'."

Antrean pun berlanjut dan pemesanan pun selesai, menunggu beberapa


menit sebelum mengambil nampan kami masing-masing. Aku memesan
burger ayam telur dengan telur beserta ayam yang dicampur dengan saus.
Mamiya sendiri memesan fillet udang dengan potongan udang, sayuran dan
saus aurora. Satu paket kentang goreng ukuran sedang dan minuman untuk
kami masing-masing.

Ketika kami membawa nampan ke tempat duduk, kami disambut dengan


suasana manis dari dua orang yang telah menunggu kami dengan saling
bermesraan tanpa makan terlebih dahulu.

"Kalian bisa makan duluan," kataku.

"Tidak, tidak, kami harus menunggu ini. Kita sedang menikmati waktu
makan siang yang menyenangkan, ingat?"

"Maaf, aku telah membuat kalian menunggu," kata Mamiya.

“Tidak apa-apa! Hikari ingin mendengar tentang kalian berdua!” jawab


Hikari.

"Itulah yang aku maksudkan. Mari kita dengar semuanya darimu, Akito......?"

"Aku tidak punya apa-apa untuk disembunyikan," jawabku keberatan.

Itu kebohongan yang besar.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Satu-satunya hubungan yang terjalin antara aku dan Mamiya adalah rahasia
yang tidak bisa aku ceritakan kepada siapa pun. Berusaha untuk tidak
menunjukkan kegelisahanku, aku memproyeksikan diriku yang normal.

Aku tidak ingin ketahuan, jelas itu akan menyebabkan masalah bagi Mamiya,
dan ketika aku memikirkan apa yang dampaknya terhadapku jika itu terjadi,
aku tidak punya pilihan selain menyembunyikannya.

Aku melirik ke arah Mamiya dan kami bertukar pandang sejenak. Kemudian
kami berempat mengucapkan "Itadakimasu" bersama-sama, dan waktu
makan siang yang tidak nyaman pun dimulai.

"Jadi, apa hubungan antara kalian berdua?"

"...... teman? Seperti itulah kira-kira."

"Ya, aku pun mengiranya begitu. Aku pikir itulah yang paling sesuai dengan
yang bisa aku pahami."

"Karena alasan itu, aku merasa bahwa kalian berdua sangat dekat. Kalian
kelihatan seperti bisa berkomunikasi, seperti tahu apa yang dipikirkan satu
sama lain, gitu."

"Aku bisa mengerti itu," jawabku.

Percakapan berlanjut di sela-sela mencicipi burger.

Natsu dan Tatara berpikir bahwa Mamiya dan aku memiliki hubungan yang
lebih jauh daripada teman. Di satu sisi mereka tidaklah salah, tetapi kami
tidak bisa mengakuinya begitu saja.

Fakta bahwa kami mengambil foto seperti itu di ruang kelas saat sepulang
sekolah saja, di mata publik, merupakan hubungan yang tidak normal.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Belum lagi, alasan hal itu terjadi, dan alasan mengapa aku tidak bisa
menolak Mamiya adalah karena foto tersebut.

Ketika seseorang mengetahuinya, semuanya berakhir.

Aku minum cola sambil mengamati Natsu dan Tatara yang sedang
mengunyah burger dengan nikmat, dan sensasi asam karbonat yang
meletup-letup di mulutku mempercepat roda pikiranku.

(TLN: Asam karbonat/ H₂CO₃ adalah salah satu zat Asam Lemah yang ion-
ionnya menyebabkan sensasi meletup-letup di lidah.)

"Terasa begitu tiba-tiba melihat kalian berdua bersama ...... terutama Akito.
Kamu yang biasanya menjaga jarak ketika berhadapan dengan seseorang,
tetapi dengan Mamiya, kamu terlihat seperti tidak merasa keberatan
sedikitpun," jelas Natsu.

"Oh, itu juga yang dipikirkan oleh Hikari! Hikari memang tidak mengenal
Aki-kun sebaik Nat-kun, tapi kamu lebih peduli tentang Mamiya-san, meski
kamu sebelumnya mengatakan tidak peduli tentangnya," kata Hikari
menimpali.

"......Yah, aku akan berbicara sedikit. Alasan mengapa kamu tampaknya tidak
peduli dengannya adalah karena kamu tidak sadar akan Mamiya, kan?"

"Aisaka-kun selalu seperti ini. Itu jahat sekali, ya?"

"Benar sekali, tuh."

"Bagaimana bisa kamu mengatakan hal seperti itu bahkan setelah


berpergian bersama dengan seorang gadis cantik seperti Mamiya-chan?"
Tatara berkata sambil memakan kentang yang agak panjang. Mamiya dan
Natsu mengangguk setuju...... Hei Mamiya, jangan mengkhianati aku, kamu

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

itu berada di pihak yang sama denganku. Mengapa kalian mencoba


membuat Mamiya merasa bahwa itu kesalahanku?

Seharusnya ini dua lawan dua, tetapi sebelum aku menyadarinya, itu
menjadi tiga lawan satu.

Aku memakan beberapa kentang goreng untuk mengalihkan pikiranku dari


berbagai hal. Kentang gorengnya, yang masih panas, memberikan tekstur
yang renyah dan ringan, serta rasa asin yang pas untuk menenangkan
jiwaku yang sedang bermasalah.

Aku tahu ini ...... rasa yang membuat ketagihan.

"Tapi ...... saat-saat yang sangat menyenangkan bersama Aisaka-kun,


termasuk bagian dari itu, lho."

"Benarkah?"

"Ah, Akito malu-malu, nih?"

"Aku tidak malu," jawabku.

Natsu bertanya kepadaku sambil menyeringai, membuatku mengalihkan


pandanganku ke lain arah seolah-olah ingin melarikan diri dari suasana
yang buruk ini.

Aku… Seharusnya tidak kelihatan merasa malu.

Aku dengan santai menyentuh pipiku, tetapi hanya merasakan wajahku


terasa sedikit panas. Aku berasumsi bahwa dia hanya mengatakan hal-hal
secara sembarangan, dan menghabiskan sisa minuman bersodaku.

"Ne, ne, apakah ini cinta? Dari sudut pandang Hikari, ini 100% cinta, lho,"
timpal Hikari.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Astaga, kita harus bermesraan juga kalau kita mau berurusan dengan
pasangan ini. ......!" kata Natsu.

"Jangan bermesraan di depan umum, penglihatanmu terhadap sekitar begitu


buruk."

"Apakah kamu cemburu, Aisaka-kun?" tanya Mamiya menggoda.

"Aku tidak cemburu. Sebenarnya kamu itu di pihak mana, Mamiya?”

"Aku ya aku, sih."

...... Aku tahu itu! Kamu itu cuma bermain-main denganku, kan?

Aku ingin percaya…. Sambil menengadah ke langit, situasi di mana hatiku


harus berjuang sendirian, entah bagaimana aku bisa berhasil melewati
percakapan berikutnya dengan bijaksana.

"Baiklah, sampai jumpa di sekolah. Selamat bersenang-senang!"

"Pikir saja urusanmu sendiri," jawabku.

Natsu tersenyum seperti penjahat, dan Tatara tersenyum sambil melambai


padaku, membuatku menghembuskan semua ketegangan yang telah terjadi.

"Itu menyenangkan, ya?"

"Itu cuma lelucon, kan?"

"Kamu tidak bersenang-senang, Aisaka-kun?"

"Jika kamu menyebut itu menyenangkan, aku merasa kamu bisa menikmati
sebagian besar hal di dunia ini."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Tidak seperti aku yang merasa khawatir, aku ragu apakah aku bisa bersikap
pura-pura dari awal sampai akhir, Mamiya sendiri berhasil melalui itu tanpa
menunjukkan kegugupannya. Ini adalah kebanggaan dari seseorang yang
biasa menghabiskan waktunya dengan mengenakan fasad seorang siswi
teladan. Meskipun demikian, aku tidak ingin menirunya.

"Bagaimanapun, kita berhasil lolos sebagai teman, bukan?" tanyaku.

"Teman ......?"

"Jangan tiba-tiba mengubah sikapmu."

“Maaf, maaf. Mendengar Aisaka-kun memanggilku teman adalah sesuatu yag


baru bagiku.”

"Jadi, Mamiya tidak punya teman, gitu?"

"Benar juga, sih, tidak ada teman yang bisa aku tunjukkan tentang jati diriku
yang sebenarnya. Jika kamu ingin kita musuhan, aku mau kok."

"Kenyataannya memang benar jika aku bukan temanmu, kan?"

Ketika aku mengkonfrontasikannya dengan argumen yang kuat, Mamiya


terdiam dan menghela napas ringan, seolah-olah dia sudah menyerah.

"Ada hal-hal yang bisa aku katakan dan yang tidak bisa kukatakan, kamu
tahu?"

"Aku merasa bahwa Mamiya-lah yang memulai perang."

"Meski begitu, sebenarnya serangan argumenmu yang benar itu tidak baik
untukku. Aku terluka, aku tersakiti, kamu tahu.”

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mamiya, dengan rayuan genitnya seperti "Begitu malangnya aku, kan?". Hati
nurani kecilku terasa sakit.

Mamiya menggunakan hampir semua senjata yang bisa dibayangkan untuk


mempengaruhiku dengan kekuatannya ...... termasuk penampilannya yang
secara objektif terlihat imut dan gerak-geriknya yang diperhitungkan, belum
lagi suara serta tatapan matanya.

Anak laki-laki biasa akan jatuh pada trik hitam Mamiya, tetapi mengetahui
apa yang terjadi di balik layar, aku hanya merasa sedikit bersalah.

Hanya saja... ini bukanlah tempat yang tepat.

Ini adalah pusat perbelanjaan. Terlalu banyak orang untuk dihitung. Mamiya
mulai melakukan ini dalam situasi yang ramai seperti itu, membuatku yang
di sampingnya dengan wajah cemberut.

Tidak bisa dihindari bahwa kami akan menarik perhatian, bahkan jika aku
tidak menginginkannya.

"......Apa yang kamu inginkan?"

Aku bertanya, dan Mamiya memberikan senyuman lembut kepadaku,


"Toko Lingerie/Pakaian dalam."

Dia mengatakannya seolah-olah itu sangat alami. Wajahku berkedut dalam


refleks yang terkondisi.

Aku telah mengatakan tidak berkali-kali, dan sekarang ini lagi. Apakah itu
tempat yang akan kamu bawa aku?

"Mengapa kamu begitu terobsesi dengan lingerie?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Karena terlihat menarik. Di sebelah tempat aku yang sedang memilih,


wajah Aisaka-kun memerah dan berpikir, 'Apakah Mamiya memakai benda
semacam ini ke sekolah ......', mencuri pandangan dengan malu-malu, tetapi
tidak bisa menahan keinginannya, dia pun meliriknya."

"Idenya adalah ide dari iblis."

"Tetapi kamu tetap akan melihatnya."

"Kalau kamu mengatakan seperti itu, berarti kamu sendirilah yang


mengacaukan segalanya, lagipula Mamiya sendiri yang menunjukkannya
padaku, kan?"

Aku bersumpah aku tidak melihatnya karena aku ingin.

Wahai dunia ...... sejak awal, ini bukan salahku karena Mamiya yang
memaksaku untuk melihatnya.

Sebagai anak SMA biasa yang buruk tentang cinta tetapi tetap memiliki
kepekaan yang normal, bahkan apa yang Mamiya sengaja tunjukkan padaku
cukup sulit untuk diriku tanggung. Satu-satunya penyesalan adalah bahwa
tidak ada yang bisa disebut perasaan simpati, dan jika aku tidak mematuhi
situasinya, malapetakalah yang menanti diriku.

Aku juga tidak berniat meminta Mamiya melakukan hal semacam itu, dan
seandainya bisa, aku ingin hal-hal itu dihentikan hari ini.

Meskipun begitu, jika kamu bertanya kepadaku, apakah aku bisa melupakan
apa yang pernah aku lihat pada Mamiya, aku khawatir aku harus
menggelengkan kepala.

Bagi seseorang sepertiku yang tidak kebal akan hal semacam itu,
rangsangan itu begitu berlebihan.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Tapi tidak menyenangkan untuk membawa Aisaka-kun, yang tidak begitu


menyukainya...... Mari kita pergi ke tempat lain. Bagaimanapun juga, ini
adalah jalan-jalan. Aku ingin kamu berpikir bahwa ini adalah hal yang
menyenangkan."

"...... Mamiya, kamu."

"Ngomong-ngomong, ada tempat yang ingin aku kunjungi. Boleh?"

“Tergantung pada tempatnya.”

“Sebuah toko buku.”

Aku pikir dia akan mengelak, tetapi Mamiya dengan jujur mengatakan
tempatnya. Kalau dipikir-pikir, aku sering melihatnya membaca buku di
sekolah. Aku merasa bahwa ada buku yang diinginkannya.

Aku menganggukkan kepala, berpikir tidak ada alasan untuk menolaknya,


dan menuju ke bookshop di dalam toko.

Begitu memasuki toko buku yang sepi, Mamiya melangkah tanpa ragu
menuju tujuannya, yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri. Dia tiba di...

"...... manga?"

"Ya. Mengejutkanmu?"

"Kamu tampaknya sering membaca fiksi sastra, jadi aku berasumsi bahwa
dirimu menyukainya."

"Hanya saja, aku membaca banyak hal."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Sambil berbisik-bisik, Mamiya melihat puluhan atau ratusan judul manga


yang berjejer di rak satu per satu. Genre yang berbeda dan tidak konsisten.
Apakah dia seorang omnivora?

"Selain itu, bukankah menyenangkan melihat rak-rak seperti ini?"

"Ah ...... aku mungkin sedikit mengerti."

"Kamu tahu? Ini seperti bertemu orang baru. Terkadang, ada karya-karya
yang langsung muncul di hadapanku."

Mamiya berbicara dengan gembira. Matanya lebih liar dan antusias daripada
biasanya, dan aku tidak bisa menahan diri untuk tidak merileks-kan pipiku.
Tidak biasa bagi Mamiya untuk menunjukkan apa yang disukainya. Sejauh
yang aku tahu, saya rasa ini adalah yang pertama kalinya.

Aku juga membaca manga sama banyaknya dengan orang lain, tetapi aku
tidak begitu antusias tentang hal itu seperti Mamiya. Aku hanya tahu judul
beberapa karya terkenal.

“Apakah Mamiya memilik kepribadian kutu buku?"

"...... Nah, skala itu tergantung pada orangnya. Aku rasa tidak. Jika aku
menyebut diriku kutu buku, itu tidak sopan terhadap orang yang sungguhan
seperti itu."

"Kamu itu sudah menjadi kutu buku dari apa yang kamu lakukan dan
katakan."

"Diam."

Dia mencubit lenganku yang tertutupi oleh pakaian. Itu menyakitkan.


Bagaimana kalau aku menjatuhkan barang-barangnya?

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku merasa tidak enak terhadap buku yang satu ini, tetapi Mamiya tidak
punya waktu untuk mengkhawatirkannya dan mempercepat langkahnya.

Mamiya memeriksa rak-rak satu demi satu, tanpa memperhatikan aku. Akan
tetapi, mungkin karena dia tidak menemukan apa yang dia cari, dia lewat
tanpa mengambil apa pun dan pergi ke pojok buku yang baru.

Di sana, untuk pertama kalinya, Mamiya mengulurkan tangan ke rak dan


mengambil buku manga. “Tensei Shitara Dragon datta Kudan” ......adalah
manga fantasi reinkarnasi yang populer. Ini adalah karya terkenal yang telah
diterbitkan lebih dari selusin jilid, dan aku sendiri telah membaca yang
pertama, tetapi aku ingat ceritanya menarik.

"Itu dia. Buku baru itu dirilis kemarin," kata Mamiya bersemangat.

"...... senang mendengarnya."

"Kamu cukup dingin, kan? Aku tahu. Kamu ingin membacanya jugakan,
Aisaka-kun? Tidak apa-apa. Aku akan meminjamkannya kepadamu lain
kali."

"Mamiya-nya saja yang ingin aku membacanya," jawabku menolak.

"Aisaka-kun sepertinya ingin membacanya juga."

Mengapa kamu begitu keras kepala di sini? Katakan saja, kamu itu ingin aku
membacanya.

Aku akan membacanya jika kamu meminjamkannya kepadaku. Bukan


berarti aku tidak ingin membacanya.

"Ada lagi yang lain?" tanyaku.

"Aku yakin masih ada lagi. ...... Oh, itu dia," Mamiya menemukan sesuatu.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Apa yang diambil Mamiya selanjutnya adalah sesuatu dengan mata


karakternya yang aneh berkilauan...... Manga Shoujo? Judulnya adalah “Zutto
Kimi ga Suki deshita/ Aku selalu menyukaimu”. Aku ...... minta maaf, tetapi
itu sangat tidak cocok.

"...... Ada apa? Apakah buruk jika aku membaca hal semacam ini?" tanya
Mamiya heran.

Aku merasa ngeri mendengar kata-kata yang sepertinya membaca


pikiranku, tetapi menggelengkan kepalaku sebagai jawaban tidak. Meskipun
begitu, tampaknya dia tahu bahwa aku telah membohonginya, dan tatapan
tidak setujunya tidak mau berhenti.

Dalam hal ini, aku tidak punya pilihan selain berterus terang.

"...... tidak buruk, tetapi itu sepeti tidak terduga," jawabku jujur.

"...... Yah, okelah, aku paham. Aku tahu ini di luar karakterku. Alasan aku
membaca hal-hal ini adalah untuk mensimulasikan pengalaman cinta, aku
kira. Sayangnya, itu tidak memiliki efek apa pun."

Sambil berkata dengan jengkel, Mamiya melihat ke arah sampul manga.


Tokoh utama, seorang anak perempuan, dan seorang anak laki-laki yang
tampan, digambar bersebelahan. Sang gadis merasa malu, tetapi sang pria
tersenyum kecut.

Simulasi pengalaman cinta dalam manga Shoujo, ya. Lagipula, manga adalah
dunia fiksi. Manga itu jelas berbeda dengan kenyataan, dan kejadian dalam
kehidupan nyata tidaklah mungkin penuh dengan perkembangan yang
oportunistik.

"Apakah menarik untuk membaca itu?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Umm ...... sejujurnya, aku tidak berpikir itu menarik. Tapi aku penasaran,
seandainya aku membacanya, mungkin suatu hari aku akan memahaminya,
sesuatu yang seperti itu."

Apakah itu semacam rasa iri?

Cinta adalah sesuatu yang dialami kebanyakan orang tanpa disuruh. Bukan
berarti Mamiya, seperti aku yang tidak pernah mengalami pengalaman
disukai oleh lawan jenis, tetapi dia telah berkali-kali mengalami perasaan
itu.

Meskipun demikian, aku pikir Mamiya mungkin tidak akan pernah memiliki
perasaan romantis terhadap siapa pun.

Selama ada rahasia yang tidak bisa dia ceritakan kepada siapa pun dan ada
fasad yang tidak bisa dilepas.

"Jadi, apakah kedua buku itu cukup?"

"Ya. Aku akan pergi membayar tagihan.”

Mamiya menuju kasir dengan dua buku yang telah dipilihnya. Tidak butuh
waktu lama sebelum aku bertemu kembali dengannya dan dia memasukkan
buku-buku itu ke dalam tas mantelnya. Hal yang terbaik adalah membawa
barang bawaan sesedikit mungkin.

"Terima kasih, ya. Apakah Aisaka-kun tidak mau melihat-lihat?"

“Karena aku bisa melihatnya setelah Mamiya, kan?”

“Aku mengerti. Yah, ini mungkin terlalu awal, tapi bagaimana kalau kita
Afternoon Tea? Seperti es krim?”

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

(TLN: 三時のおやつ/Sanjinoyatsu dalam bahasa Inggris itu Afternoon Tea,


atau untuk lebih lumrahnya lagi itu berarti camilan atau pengganjal perut.)

“Kamu akan gemuk. lho.”

“Itu bukan masalah, kok. Aku hanya akan berpaling dan mengatakan bahwa
aku tidak keberatan."

“Jika Mamiya menyukainya, maka baiklah.”

"Kalau begitu, sudah diputuskan! Ayo pergi, ayo pergi!”

Rambut panjang Mamiya berkibar-kibar di udara saat dia menuju antrean


toko es krim. Dia mengajak aku dengan senyuman layaknya bunga yang
bermekaran.

Suaranya, gerak-geriknya, ekspresinya—Tidak.

Walaupun aku tahu Mamiya tidak memiliki perasaan seperti itu kepadaku,
tetapi hatiku terasa sakit karena tumpang-tindih akan suatu kenangan. Aku
adalah pembawa barang-barang yang menguntungkan, dan tidak ada apa-
apa selain kepentingan diri sendiri di antara aku dan Mamiya, dan itu hanya
terasa menjengkelkan saat bertanya-tanya apakah dia mengekspresikan
perasaan semacam itu terhadapku atau tidak.

Perasaan cinta hanyalah ilusi otak.

Aku berulang kali menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan


perasaanku yang terguncang... dan akhirnya kabut yang telah berkumpul di
kepalaku pun hilang.

"Aisaka-kun, kamu lambat!"

"...... Oh. Aku datang."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku mencoba mengalihkan pikiranku, tetapi ketegangan itu tetap saja ada.
Mungkin dia melihatnya melalui itu, tetapi begitu aku berdiri di sampingnya,
Mamiya dengan kerutan di antara alisnya melirik ke arahku.

"Kamu tidak terlalu bersemangat. Apakah kamu tidak suka es krim?"

"Aku bukannya tidak suka, hanya saja..."

"Kalau begitu, apakah maksudmu, kamu tidak suka bersamaku?"

"...... Tidak. Bukan Mamiya yang tidak aku sukai, melainkan diriku sendiri,”
jawabku.

"Apa maksudnya itu?" Mamiya bergumam heran.

Ketika aku mengatakannya dengan jujur, jawabannya adalah gumaman


dengan nada kebingungan yang jelas.

Mamiya melihat wajahku seolah-olah dia sedang menatapku dengan penuh


perhatian... tangan kanannya menjangkau wajahku dan dengan lembut
menyentuh pipiku. Aku sejenak terkejut oleh tindakan yang tiba-tiba dan
tidak dapat dipahami ini.

"Aku tidak pernah merasa bahwa aku sungguh tidak menyukai Aisaka-kun.
Memang, kata-kata dan ekspresimu tampaknya tidak menyukai aku, tetapi
aku tahu kamu itu orang yang baik,” katanya.

Nada bicaranya begitu lembut, suasana hangatnya seakan-akan dia sedang


berbicara dengan seorang anak kecil.

Kehangatan terpancar dari telapak tangannya yang menyentuh pipiku,


seolah-olah aku sadar akan hal itu membuat tubuhku menjadi panas. Sensasi
manis yang tersisa itu, membuat tubuhku ingin menyerah padanya, seolah-

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

olah sesuatu yang mengeras dan meleleh mengguncang kesadaranku—saat


itulah akhirnya aku tersadar kembali.

Seharusnya aku melangkah mundur dan meninggalkan tangannya, tetapi


aku malah bersusah payah untuk meraih pergelangan tangan Mamiya demi
membuatnya menjauh. Aku memalingkan wajahku seolah-olah ingin
melarikan diri dari sensasi yang masih tertinggal di pipiku, dan aku
menggosok-gosok di antara kedua alisku seolah-olah ingin membalikkan
badan.

Aku melakukannya lagi.

"......Sungguh jangan dipikirkan. Mamiya tidak melakukan kesalahan apa-apa,


ini hanya masalahku."

"...... Begitu, ya. Oke, baiklah."

Ada sedikit rasa penyesalan dalam suaranya yang tenang itu.

Rasa bersalah perlahan-lahan muncul dari celah-celah di dalam hatiku.

Aku bahkan tidak ingin membenci Mamiya. Mamiya tidaklah bersalah, hanya
saja aku dengan sengaja menimpakan keberadaannya dengan pengalaman
kegagalanku di masa lalu.

Aku tahu itu.

Namun, aku tetap tidak bisa.

"Jadi, apakah itu es krimnya? Mintalah apa pun yang kamu suka," tawarku.

"Aisaka-kun mau membelikannya untukku?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

“Semacam kepuasan diri. Ini adalah permintaan maaf atas masalah yang aku
sebabkan padamu."

"Hmm... Kalau begitu, aku akan percaya kata-katamu. Jadi, tidak apa-apa jika
kita saling bertukar makanan satu sama lain, kan?"

"Selama kita tidak saling menyuapi atau semacamnya."

"Yatta!" kata Mamiya kegirangan.

Mamiya tersenyum bak bunga yang bermekaran, dan lukaku memunculkan


rasa nyeri yang samar. Aku pun menutupi rasa nyeri itu dengan senyum
kecut dan melihat lusinan menu yang berbeda sambil mengantre di toko es
krim.

(TLN: Luka di sini itu kenangan pahit MC dan rasa bersalahnya terhadap
Mamiya.)

"Es krim itu sangat lezat."

Mamiya berkata dengan gembira sambil menurunkan sudut matanya, yang


aku berikan anggukan kecil.

Mamiya tidak ragu-ragu ...... karena itu adalah suguhanku, dan tentu saja dia
memesan tiga jenis: cokelat mint, serbat jeruk dan susu ekstra kental, yang
semuanya dia makan dengan lahap.

Aku berpikir, "Bagaimana dia bisa memasukkan itu semua setelah baru saja
makan siang?" sambil memesan es krim cokelat pahit dan memakannya
sedikit demi sedikit. Kami menukar rasa kami dalam perjalanan, sehingga
kami memiliki total empat rasa yang berbeda.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku merasa seperti punyaku terlalu banyak, tetapi aku hanya bisa setuju
dengan perkataannya, "Es krim ini Aisaka-kun yang membelikannya, kan?
Jadi mengapa tidak?" menelan keraguanku, dan setengah memaksa diri
untuk mengambil es krim Mamiya juga.

Setelah menghabiskan es krim dan meninggalkan food court,

"Maaf, bisakah kamu menunggu di sini sebentar?" tanya Mamiya.

"Hm? Tentu. Apakah ada toko yang ingin kamu lihat?"

"...... Aku ingin kamu menebaknya."

Entah mengapa, dia menatapku dengan tatapan tegas, dan aku memutar
otakku yang masih sedikit kabur setelah makan siang untuk mendapatkan
jawabannya... Kamu ingin pergi ke kamar mandi, apakah itu? Aku tidak
mengatakan, "Kamu tidak perlu mengatakannya secara berputar-putar,”
kepadanya.

Sebaliknya, aku menyuruh Mamiya pergi tanpa mengucapkan sepatah kata


pun dan menghabiskan waktu di dekatnya.

"Haa......"

Aku tampaknya telah begitu kelelahan secara mental sampai-sampai aku


menghela napas.

Aku begitu sibuk pergi berduaan dengan Mamiya sehingga aku tidak
menyangka akan bertemu dengan Natsu. Kombinasi yang melelahkan dari
ketidaktahuan dan kejadian yang tak terduga. ...... Ini adalah perasaan lelah
yang tidak pernah ingin aku alami untuk kedua kalinya.

Namun demikian—bukan berarti semua itu tidak menyenangkan.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Setidaknya tidak terlalu membosankan daripada mengisi akhir pekan hanya


berada di rumah.

Di sisi lain, aku tidak ingin mengakui bahwa Mamiya telah membantuku
dalam berbagai artian.

"Aku telah mencapai tujuanku, tetapi ...... aku masih tidak cocok untuk hal
semacam ini."

Bukan hanya Mamiya, tetapi pacaran dengan lawan jenis itu terlalu sulit
bagiku.

Aku tidak tahu bagaimana cara menyinggung topik pembicaraan, tidak tahu
bagaimana mengatakan sesuatu yang lucu, dan pada akhirnya aku merasa
canggung dalam berbagai hal. Bahkan, kalaupun aku tidak bermaksud
demikian, aku malah membuat Mamiya merasa tidak nyaman.

Bahkan, perkataan sebelum membeli es krim itu tidak akan terucap jika aku
sangat menyadarinya. Meskipun aku pikir aku sudah melupakan kenangan
itu, tetapi sangat menyedihkan mengetahui bahwa aku masih berlarut-larut.

"...... Mau bagaimana lagi, memang begitulah adanya, tapi…”

Haa~, sebuah desahan yang tak disadari pun keluar.

"Ada apa? Kamu memberiku suasana yang begitu menyedihkan."

Suaranya terdengar jernih dan indah.

(TLN: 鈴を転がした/Like roll the bell/ Seperti membunyikan lonceng


adalah semacam idiom untuk mengungkapkan suara perempuan yang jernih
dan indah.)

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Terkejut karena aku tidak menyadari bahwa dia telah kembali, aku
mendongak dan melihat wajah menawan Mamiya berada di hadapanku,
penuh dengan senyuman.

Matanya yang bulat dan indah, bertemu dengan tatapanku yang mana
membuat wajahku tercermin di dalamnya.

"Jika kamu sudah kembali, bolehkah aku pergi sebentar juga?" tanyaku.

"Oke. Aku akan mengambil barang bawaannya."

Aku menyerahkan barang bawaannya kepada Mamiya dan pergi untuk


melakukan urusanku. Aku mencuci tangan, tertawa dalam hati melihat
bayangan menyedihkanku itu di cermin, dan kembali untuk menemukan
Mamiya sedang terjebak dengan tiga pria yang tidak aku kenali.

Tidak, ini terlalu cepat. Aku hanya pergi paling lama tiga menit.

Mamiya tersenyum dengan senyum palsu, tetapi dia jelas mencoba untuk
menyampaikan perasaan jengkelnya. Dia mencoba untuk tidak
memprovokasi mereka, tetapi para pria itu tampaknya telah mengunci
Mamiya sepenuhnya.

"Hei, kamu tidak apa-apa? Main sama kami, yuk?" tawar pria pertama.

"Ya, ya. Mari tinggalkan para pria yang membuat gadis manis sepertimu
membawa barang-barang mereka dan ayo pergi bersenang-senang bersama
kami,” pria lainnya ikut mengajak.

"Kami punya uang lho, kami akan membelikanmu segala macam barang,"
bujuk pria terakhir.

Walaupun para pria mencoba mengajak Mamiya dengan memanfaatkan


ekspresi ramah dan kata-kata yang menyenangkan, Mamiya tampaknya

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

tidak didominasi oleh mereka. Sejak awal, mereka tidak bisa


menyembunyikan niat mereka di balik kata-kata mereka.

Aku yakin, Mamiya mungkin sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, tetapi
tanpa diduga, aku merasa mereka sepertinya bersikeras lebih lama dari
yang seharusnya.

"Ini persis seperti situasi yang mereka inginkan, kan? ....... Aku tidak bisa."

Pada awalnya, aku seharusnya menjadi pembawa barang bawaan dan


sebagai pria yang melindungi. Aku kira aku seharusnya melakukan peran-
peran itu sekarang, tetapi aku sungguh tidak merasa seperti itu.

Seandainya aku memiliki fisik yang lebih baik, aku bisa menyamarkan
karakterku yang pemalu dan menerobos masuk di antara Mamiya dan yang
lainnya.

...... Ini hanya alasan.

Hal yang harus aku lakukan adalah menjadi pelindung dan membantu
Mamiya, yang terjebak dalam beberapa hal aneh. Tidak ada yang tidak wajar
tentang itu.

Aku menarik napas dalam-dalam untuk meredakan ketegangan dan mulai


berjalan menuju Mamiya, "Maaf membuatmu menunggu."

"Aisaka-kun ......!"

Mamiya memperhatikan dan meraih tangan kananku.

Jantungku berdetak sedikit lebih cepat. Aku mendorong gejolak ke dalam


diriku dan melihat sekeliling ke arah para pria.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Tangan Mamiya secara tak terduga terjalin dengan tanganku, tetapi aku bisa
menggunakan itu untuk keuntunganku dalam situasi ini.

Sengaja menciptakan suasana ‘aku dan Mamiya memiliki hubungan yang


baik' kepada para pria, "Permisi, kami harus pergi ke suatu tempat."

"Mohon pengertiannya", kataku kepada para pria dan menarik tangan


Mamiya, dan dia pun mengikutiku tanpa menentangku. Tampaknya dia
memahami maksudku dalam waktu singkat. Aku khawatir dengan apa yang
akan dia katakan nantinya, tetapi aku tidak punya pilihan lain karena aku
berpikir itulah hal terbaik untuk dilakukan dalam situasi seperti ini.

Kemudian aku mendengar decakan lidah yang tidak bisa disembunyikan di


belakangku, seolah-olah para pria itu menyerah ketika mereka menyadari
bahwa mereka tidak akan dianggap serius. Aku pergi tanpa menoleh ke
belakang, meskipun mereka tidak akan mengikutiku dengan penampilan ini,
dan menghela napas dalam-dalam tatkala aku menyandarkan punggungku
ke dinding koridor yang ramai.

"Ah ...... sialan, ini bukanlah sesuatu yang biasa aku lakukan."

Ketika aku mengeluarkan kata-kata karena kelelahan mental yang telah


menguasaiku, Mamiya tertawa, menurunkan alisnya, "Terima kasih atas
yang sebelumnya, ya. Orang-orang itu sangat keras kepala."

Dia berterima kasih dengan terus terang kepadaku, membuatku merasakan


sensasi yang aneh.

"Ya, sama-sama," jawabku.

"Rupanya, aku benar membawa Aisaka-kun bersamaku. Biasanya aku hanya


akan terus menolak sampai orang-orang yang terlibat itu pergi, atau pergi ke
pos polisi jika mereka tetap bersikeras."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"...... Mamiya juga mengalami kesulitan, ya."

"Ya. Aku bahkan tidak bisa berbelanja dengan benar, aku sungguh berharap
ada yang akan melakukan sesuatu tentang hal itu. Tapi, itu akan baik-baik
saja jika bersama Aisaka-kun."

"Kamu mau membawaku lagi?"

"Bukankah itu ide yang bagus? Karena kamu senggang, aku akan
membiarkanmu menjadi pengawal untuk seorang gadis cantik ini, lho."

“Jangan menganggapku sebagai orang yang senggang. Aku punya jadwalku


sendiri.”

Aku tidak ingin terjebak dengannya di setiap pekan. Sesekali ...... setiap
beberapa bulan sekali atau lebih masih bisa diterima, tetapi itu tergantung
suasana hati Mamiya.

"Hei, Aisaka-kun..." tiba-tiba Mamiya memanggilku.

"Ada apa?" tanyaku.

"Kamu sedang memegang tanganku."

Hanya ketika dia menunjukkan hal ini kepadaku, aku baru sadar bahwa aku
masih memegang tangan Mamiya, dan aku buru-buru melepaskan
tangannya.

Aku melakukannya secara spontan, karena aku pikir akan lebih mudah
untuk membawa Mamiya keluar dari sana, dan sekarang aku pikir aku telah
melakukan hal yang mengerikan. Sebaliknya, mungkin karena reaksiku lucu,
Mamiya membuka matanya, kemudian meletakkan tangannya di perutnya
dan mulai tertawa.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Haha, kamu tidak menyadarinya?"

"...... Mau bagaimana lagi."

"Aku sangat khawatir bahwa kamu membuat keputusan mendadak untuk


memegang tanganku. ...... Lagipula, Aisaka-kun memang baik hati, ya."

"Hentikan, bukan seperti itu," aku menyangkalnya.

"Kamu malu, ya? Manis sekali ya~."

Mamiya menusuk-nusuk perutku sambil menyeringai.

Aku mencoba lari dari sensasi geli, tetapi sebelum aku bisa melakukannya,
dia mencengkeram pergelangan tangan kiriku.

"...... bolehkah aku memintamu untuk melepaskannya?"

"Aku tidak bisa memastikan bahwa aku tidak akan terjebak dengan
seseorang seperti itu lagi, dan dengan cara ini orang-orang lebih mudah
untuk mengetahuinya secara sekilas, kan?"

"Tidak apa-apa jika kita berjalan berdampingan."

“Tidakkah kamu ingin bergandengan tangan denganku?”

“Aku tidak ingin melakukan itu,” tolakku dengan tegas.

Aku kira itu masuk akal, kan? Ketika aku mengiriminya tatapan dingin,
tatapan Mamiya mengembara sejenak sebelum dia berkata,

"Jika aku mengatakan ...... bahwa aku takut, apakah kamu mau bergandengan
denganku?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Kata-kata yang dia keluarkan dengan tatapan superior, membuat bagian


belakang tenggorokanku tersumbat—tidak, tunggu sebentar, tenanglah dan
atur informasi dan pikiran.

Meskipun aku telah memperlakukannya dengan normal, Mamiya merasa


takut ......? Dikelilingi oleh lawan jenis yang lebih besar darinya, mungkin
bisa dimengerti, tetapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda itu.

Aku menatap ke arah Mamiya untuk melihat apakah dia sedang berakting,
tetapi dia sama sekali tidak terlihat seperti itu.

Sejak awal, aku ragu apakah aku bisa mengenali akting Mamiya.

...... Seandainya aku tertipu, ya tertipulah.

"Hm?"

Ketika aku mengulurkan tanganku sambil melakukan kontak mata


dengannya untuk menunjukkan bahwa itu bukan maksudku, Mamiya
meremas tanganku dengan berbagai tingkat kekuatan seolah-olah untuk
memastikan perasaanku.

Sentuhan lembut dan hangat dari telapak tangan yang tidak aku kenal
membuat jantungku berdegup kencang, tetapi aku menahannya tanpa
melepaskan karena aku telah membuat keputusan.

Mamiya menghela napas lega. Ekspresi keputusasan yang sebelumnya,


pecah menjadi senyuman.

"Entah bagaimana itu terasa hangat, ya?"

"Begitulah adanya."

"Apakah kamu gugup? Tanganmu berkeringat.”

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Ya, benar. Jika kamu tidak menyukainya, biarkan aku melepasnya."

"Tidak, tidak sama sekali. Aku meminta sesuatu yang egois, aku tidak akan
mengeluh. Selain itu, ...... ini membuatku merasa aman. Ini sedikit lebih baik
jika kamu mengetahui ada seseorang di sana."

Dengan kelopak matanya yang tertutup, Mamiya mengungkapkan


kelegaannya.

Tidak ada seorang pun di sekitar Mamiya yang bisa membuatnya


menunjukkan jati dirinya, dan aku secara kebetulan tahu sifat aslinya... jadi,
begitulah.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Tidak mungkin aku harus menjadi orang yang bergandengan dengan tangan
ini.

Bahkan, jika itu yang terjadi…. Aku bisa melihat ekspresi kelegaan di wajah
Mamiya dan tidak menyesali bahwa itu adalah hal yang benar untuk
dilakukan. Jika hal itu dapat meredakan rasa takut yang dimiliki Mamiya,
aku bisa membenarkan tindakanku.

"Apa yang harus kita lakukan? Jika kamu tidak memiliki sesuatu yang mau
dilakukan lagi, maka kita harus pulang."

"Benar, aku setuju. Kita tidak tahu apakah kita akan bertemu dengan orang-
orang dari sekolah kita lagi”.

"Jika mereka melihatku seperti ini, aku tidak akan bisa pergi ke sekolah
lagi."

“Kalau begitu, aku akan ada di sana untuk menemanimu menjelaskannya.


Aku akan memberitahu mereka bahwa aku mendapatkan banyak bantuan,
kan?”

“Aku mohon padamu, sungguh.”

Ini adalah kasus di mana aku tidak punya pilihan selain meminta bantuan
Mamiya.

Jika Mamiya yang menjelaskannya, bahkan jika pihak lain memiliki beberapa
keluhan, mereka akan merendahkan suaranya.

"...... Jadi, tidak apa-apa jika kita tetap seperti ini sampai kita tiba di rumah,
kan?"

"Apakah kamu itu anak-anak?" tanyaku heran.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Tolong awasi aku agar aku tidak tersesat, oke?"

“Aku tidak bisa menangani seorang anak yang tidak hanya tumbuh menjadi
egois tetapi juga bertubuh besar.”

“Apakah itu aku?”

“Siapa lagi yang ada di sana?”

Ketika aku melihat matanya dan menatap Mamiya, dia memprotesnya


dengan wajah masam dan berkata, "Itu mengerikan," yang anehnya
membuatku merasa lucu, dan dengan ringan tertawa.


MAMIYA’S POV
Aku menaiki kereta bersama Aisaka-kun dengan bergandengan tangan, dan
saat aku berjalan melewati pintu depan rumahku, aku berjongkok, tidak
mampu menahan rasa malu dan kesepian yang muncul dari dalam dadaku,
dan saat aku menutupi wajahku dengan tanganku, aku memikirkan kembali
pilihan-pilihan yang telah kubuat yang sangat tidak seperti diriku.

"...... Ah, astaga, apa yang salah denganku?" tanyaku heran.

Gumaman itu menyebar ke seluruh rumah yang sunyi.

Memang benar bahwa aku ketakutan di pusat perbelanjaan, dikelilingi oleh


pria-pria asing. Mereka memang tidak menyentuhku secara langsung, tetapi
jika mereka melakukannya, kekuatanku tidak akan cukup untuk melawan
dan mereka akan membawaku pergi.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Namun, mereka jelas hanya melihat diriku yang hanya berpura-pura di luar,
dan mereka tidak membutuhkan sisi diriku yang sebenarnya.

Aku terguncang oleh emosi yang diarahkan kepadaku oleh orang asing, dan
aku merasakan rasa kesepian yang aku sendiri berpura-pura tidak
menyadarinya, dan entah bagaimana aku ingin menenggelamkan perasaan
itu.

Belum lagi... aku curiga bahwa Aisaka-kun yang telah membantuku, hanya
melihat penampilan luarku, dan itu adalah kesalahanku yang membuatnya
memegang tanganku dalam perjalanan pulang sehingga aku bisa
memastikannya.

"...... tapi Aisaka-kun sepertinya tidak punya pilihan selain tetap saling
berpegangan tangan sampai akhir, dan aku lega meskipun pada saat yang
bersamaan aku merasa sedikit frustrasi. ......Aku benar-benar tidak tahu lagi
apa yang terjadi."

Aku sangat tidak stabil sampai-sampai aku tidak bisa memahami


perasaanku.

Aku telah mengancam Aisaka-kun yang kebetulan melihat rahasiaku, dan


membuat dia menjaganya. Aku tidak menyangkal bahwa aku terlibat dengan
Aisaka-kun pada setiap kesempatan yang aku dapatkan karena terasa
menyenangkan untuk menggodanya, tetapi meskipun begitu, itu benar-
benar konyol bahwa aku merasa seperti ini mengenai dirinya.

Aisaka-kun itu tidak menyukaiku atau semacamnya, dan dia hanya


mengikuti permintaan tidak masuk akalku demi menjaga rahasia dan agar
tidak mengancam kehidupan sekolahku.

Fakta bahwa dia tidak menyangkal diriku yang sebenarnya adalah hasil dari
manajemen risikonya, bukan pengakuan atas diriku. Jika memungkinkan,

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

aku ingin memutuskan hubungan itu sekarang juga. Aisaka-kun


mengulurkan tangan dengan lembut seperti itu kepadaku.

Aisaka-kun terlalu baik padaku meskipun aku membawa semacam luka


untuknya.

"Perasaan cinta hanyalah kesalahpahaman berdasarkan interpretasi


nyamanku sendiri, aku yakin bukan itu. Sebagai perpanjangan persahabatan
kami, Aisaka-kun hanya membantuku."

Itulah yang ingin aku yakinkan pada diriku sendiri.

Aku tidak bisa tidak memikirkan masa lalu.

Ketika aku masih di sekolah menengah pertama, aku menerima fitnah dan
penyangkalan yang tidak dapat dibenarkan dari orang yang aku anggap
sebagai temanku, sehingga membuatku berhenti menunjukkan sisi diriku
yang sebenarnya.

Aku mengenakan fasad seorang siswi teladan yang baik hati, ramah, dan
unggul, serta mulai menjaga jarak dari semua orang.

Begitu aku menyadari bahwa aku bersikap naif dengan berpikir bahwa hal
itu akan mencegahku dan orang-orang di sekitarku terluka, aku menyerah
pada gagasan bahwa aku tidak memiliki pilihan lain.

Aku berkali-kali mendapatkan pengakuan perasaan oleh anak laki-laki yang


salah memahami sikapku yang memperlakukan semua orang dengan sama
dan baik. Ketika aku menolak, dia akan berkata dengan nada tidak setuju,
"Kamu sangat baik padaku," dan dia akan memaksakan interpretasinya
padaku dengan cara yang sesuai dengan keinginannya. Bahkan ketika aku
masih dalam keadaan biasa, aku disukai oleh teman sekelas dan seniorku
yang dikatakan keren, dan gadis-gadis yang menyukai mereka masih
waspada terhadapku seolah-olah aku adalah musuh mereka.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku lelah hidup dalam kehidupan masyarakat di mana para gadis sangat
berpikiran sempit dan ceroboh, mencekik dan licik di belakang layar.
Bahkan jika aku tidak memiliki keinginan untuk memenangkan hati
seseorang atau memiliki hubungan yang baik dengan mereka, aku tidak
mampu menahannya jika aku terjebak dalam lingkungan seperti itu.

Kalaupun aku mencoba menyelesaikan masalah secara damai dan tanpa


membuat pertengkaran, posisiku jelas akan menghalangi.

"Aku tahu Aisaka-kun memiliki perhitungan bahwa dia ingin aku


menghapus foto itu, tetapi apakah itu cukup baginya untuk melakukan
sesuatu seperti itu?"

Aku berada di antara para pria yang mencoba menghalangi aku dengan
ekspresi alami di wajah mereka, dan meskipun aku memegang tangannya
seolah-olah aku mengharapkan bantuannya, aku tidak percaya dia akan
menyelamatakanku seperti itu ...

Karakter Aisaka-kun pada dasarnya berperangai lembut. Dia adalah seorang


oportunis yang tidak menyukai konflik dan tidak suka ikut campur. Dia
memiliki sikap yang setengah hati, selalu terlihat seperti sedang dalam
masalah ketika aku terlibat.

Namun, seperti hari ini, dia bisa bersikap berani dan tidak takut untuk
berbicara atau bertindak. Aku pikir semangat rela berkorbannya terlalu
berlebihan untuk tugasnya, tetapi aku tidak bisa mengeluh karena itu
menyelamatkan hidupku. Bahkan, aku merasa bersyukur.

Aku berani menyebut dia anak laki-laki normal......, tetapi sebagian besar
anak laki-laki di sekolahku setidaknya sedikit peka akan diriku, yang
menggunakan fasad siswi teladan. Akan tetapi, bahkan sebelum Aisaka-kun
mengetahui rahasiaku, aku tidak merasa dia tertarik padaku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Paling-paling, aku dianggap hanya "seorang gadis yang cukup cantik dengan
nilai bagus di kelas"—ini mungkin karena Aisaka-kun melihatku secara
objektif dan mengatakan aku cantik.

Ini hampir terdengar seperti teori umum, tetapi Aisaka-kun benar-benar


tidak terlalu tertarik padaku.

Aku tidak tahu apakah ini terjadi karena hal itu, tetapi bahkan ketika dia
mengenal diriku yang sebenarnya, dia hanya bereaksi dengan cara yang
terlalu samar untuk disebut "acuh tak acuh".

Meskipun dia tidak menyukainya dengan kata-kata, dia hanya benar-benar


tidak menyukainya dua kali: di kedai kopi dan ketika kami makan es krim.
Selain itu, kata "tidak menyukai" Aisaka-kun tampaknya memiliki aspek
lebih membenci diri sendiri yang kuat daripada ditujukan kepadaku.

Sudah jelas bahwa akulah penyebabnya, tetapi aku tidak bisa memahami
apa yang membuat Aisaka-kun merasa seperti itu.

Meskipun demikian, Aisaka-kun tetap bersamaku dan menemaniku.

"...... Aku merasa nyaman dengan hal itu, meskipun aku juga sedikit aneh."

Aisaka-kun tidak menyangkal diriku yang sebenarnya.

Bahkan dengan asumsi bahwa aku memeras Aisaka-kun dan bahwa foto-
foto itu ada, tidak ada kekecewaan atau rasa jijik di matanya. Hal yang dia
katakan hanyalah bahwa dia sadar bahwa dia sudah terlibat dalam sesuatu
yang merepotkan, dan dia tetap berada di sisiku.

Selama ada rahasia, Aisaka-kun tidak bisa mengkhianatiku.

Benar, aku tahu itu.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Maafkan aku. Aku masih tidak bisa mempercayai dirimu. Aku akan
sendirian tidak peduli seberapa jauh aku pergi. Aku tidak tahu apakah harus
percaya padamu atau tidak.”

Emosi manusia itu selalu bergeser dan berfluktuasi, tak tentu dan tak
terlihat.

Mereka tidak dapat diukur dengan angka, juga tidak dapat diketahui
besarnya atau kebenarannya secara visual.

Oleh karena itu, manusia tidak punya pilihan selain menciptakan materi
untuk dipercayai dengan angka-angka dan benda-benda.

Sama seperti yang kulakukan pada Aisaka-kun sepulang sekolah.

"Aku benar-benar menyebalkan, kan? Aku ingin tahu bagaimana reaksi


mereka ketika mereka mengetahui ...... bahwa aku yang seperti ini adalah
siswi teladan. Aku pikir mereka akan membencinya. Paling tidak, mereka
akan mengatakan bahwa aku pembohong."

Sebuah tawa kering keluar, dan hatiku merasa sakit.

Namun, seandainya….

Aku ingin tahu bagaimana Aisaka-kun akan menjawab jika aku mengatakan
yang sebenarnya tentang diriku.

"Apakah aku mengharapkan dirinya? Tentang aku? Itu tidak bisa dimaafkan.
Tidak ada yang akan memaafkanku. Aku harus ...... sendirian, atau aku malah
akan menyakiti seseorang."

Telapak tangan itu begitu dingin, sampai-sampai aku tidak percaya itu
telapak tanganku sendiri, seakan-akan kehangatan yang terhubung
sebelumnya telah lenyap.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku merasa seolah-olah aku kedinginan sampai ke inti lubuk hatiku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

CHAPTER 6
THE VOICE OF THE PERSON I LEAST WANTED TO
COME, BUT ALWAYS WAITED FOR SOMEWHERE
IN THE DEPTH OF MY HEART
Penerjemah: Milize

Ini adalah hari Senin setelah akhir pekan bersama Mamiya.

Aku memasuki ruang kelas dengan perasaan suram bahwa Natsu akan
menanyaiku ketika aku sampai di sekolah, dan seperti yang diduga, Natsu
mendatangiku dengan senyum lebar di wajahnya.

"Hei, Akito. Apa yang terjadi dengan wajahmu pagi ini?" tanya Natsu.

"Tidak bisakah aku mengatakan kepadamu bahwa kamulah alasannya?"

“Sejak kapan kamu menjadi begitu dingin? Aku dan Akito itu adalah teman
sehati...... belahan jiwa yang saling terhubung, kan?"

"Jangan berbicara seperti itu padaku."

Aku menolak mentah-mentah hubungan yang Natsu usulkan sembari duduk


di tempat dudukku.

Di sebelahku, Mamiya, yang tiba di sekolah lebih awal dariku, sedang


membaca buku dengan tenang. Mungkin dia menyadari kedatanganku,
Mamiya mengalihkan pandangannya dari buku sejenak untuk memastikan
kehadiranku, dan kemudian dengan cepat mengembalikan perhatiannya ke
buku seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Apakah suasana hatinya sedang buruk?

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Sebelum dan sesudah aku mengetahui rahasia Mamiya, dia menyapaku


sopan dengan "selamat pagi", tetapi tidak hari ini. Setelah aku mengetahui
rahasia Mamiya, dia telah memainkan satu atau dua trik padaku untuk
menggodaku, membuatku kelelahan di pagi hari.

Aku tidak berpikir ...... ada hubungannya dengan fakta bahwa Natsu ada di
sini.

Maka yang harus dia lakukan adalah memperlakukannya dengan ekspresi


seorang siswi teladan.

“Mamiya, selamat pagi.”

Aku memanggilnya dan Mamiya sedikit mengguncangkan bahunya karena


terkejut dan memberiku senyuman yang agak canggung dengan gerakan
berderit.

Ekspresi mendung di wajahnya, yang tidak bisa dibedakan antara ekspresi


sejatinya dan ekspresi seorang siswi teladan, sama sekali tidak seperti
Mamiya.

"...... Selamat pagi."

Mamiya masih menjawabnya seolah-olah dia berusaha untuk memikirkan


jawaban, dan mulai kembali membaca seperti dia melarikan diri.

Sebuah tepukan di bahu, dan Natsu berbisik di telingaku.

"Apa? Apakah kalian putus?" tanya Natsu tiba-tiba.

"Kami bahkan tidak berpacaran sebelum kami dibilang putus."

Ketika aku menatapnya dengan tatapan tajam, Natsu menyatukan kedua


tangannya dalam postur meminta maaf. Dia bukannya merasa tidak enak

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

karena mengorek-ngorek informasi; dia hanya minta maaf karena mencoba


berbicara denganku di sini.

Aku yakin dia akan berusaha mencari tahu itu kapan pun dia bisa.

"Tapi, kamu tahu, itu jelas tidak wajar," pikir Natsu.

"...... bukan urusanku. Aku yakin dia memiliki alasannya sendiri," jawabku
seolah tak peduli.

"Kamu tidak bisa memiliki teman karena kamu memasang penghalang


seperti itu."

"Aku kira aku tidak memerlukan hal itu."

“Kamu juga tidak memerlukan aku?”

“Bukannya kamu sendiri yang mengikuti aku?”

“Kamu paham betul apa yang kamu katakan, ya.”

Alasan Natsu terlibat denganku adalah karena, “Aku menemukan seseorang


yang menurutku menarik”, yang mana hanya merupakan omong kosong.
Aku seharusnya tidak memiliki kepribadian atau perilaku yang
menyenangkan, tetapi secara normal Natsu tampaknya berpikir bahwa aku
adalah orang yang menarik.

Karena itu, aku terus terperangkap bersama Natsu, dan sebagai akibat dari
kekalahanku, kami telah menetapkan jenis hubungan seperti yang kami
miliki sekarang. Natsu adalah teman dan salah satu dari sedikit orang yang
bisa kupercaya.

Atas dasar itu, aku sudah menceritakan masa laluku kepadanya, tetapi dia
masih tidak ingin memutuskan hubungannya denganku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Dia orang yang terlalu baik untukku.

Sungguh, terlepas dari suasana hati, perilaku dan kata-katanya yang baik itu.

"Seperti apa Akito dan Mamiya hari itu?" tanya Natsu lagi.

"Tidak bisakah kita menyebut itu sebagai teman? Atau lebih tepatnya,
katakan saja begitu. Banyak hal yang terjadi jadi jangan banyak tanya,"
jawabku kesal

"Heeeih. Itu mengejutkan. Aku tidak mengira Akito memiliki hubungan


dengan Mamiya.”

“Kami tinggal berdekatan satu sama lain. Kami hanya berbicara kadang-
kadang karena alasan itu.”

“Itu adalah situasi yang membuat iri orang-orang yang menyukai Mamiya
jika mereka mendengarnya. Berhati-hatilah agar tidak ditikam, oke?”

Apa yang harus aku lakukan agar terhindar dari penikaman?

Setelah itu, kami mengobrol tentang topik-topik yang sama sekali tidak
berhubungan dengan peristiwa akhir pekan sebelumnya, dan kemudian bel
yang menandakan mulainya pelajaran berbunyi.

Natsu kembali ke tempat duduknya dan kelas pun dimulai.


MAMIYA’S POV
Aah, pada akhirnya itu tidak berjalan baik.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku anehnya sadar akan Aisaka-kun dan berakhir menanggapinya dengan


canggung. Aku seharusnya menjadi siswi teladan yang sama baiknya dengan
semua orang di sekolah.

Pada akhirnya, beberapa hari telah berlalu tanpa aku bisa bertanya kepada
Aisaka-kun apa yang ingin aku tanyakan.

"...... Lagi?"

Pagi hari. Ketika aku menaruh sepatu luar ruanganku di kotak sepatu
setelah tiba di sekolah, aku melihat sesuatu di dalamnya.

Sebuah amplop panjang, putih, persegi. Terlihat seperti surat. Surat cinta
bukanlah hal yang aneh, tetapi tidak peduli siapa yang mengakui perasannya
padaku, jawabanku selalu sama.

Aku segera memasukkan surat itu ke dalam tas dan pergi ke toilet. Aku
mengeluarkan surat itu, membuka amplopnya dan membuka surat yang
dilipat menjadi tiga.

Aku mengira itu hanya akan mengatakan 'Aku menyukaimu' atau 'Aku ingin
kamu berpacaran denganku' atau sesuatu semacam itu, tetapi kepalaku
menjadi benar-benar dingin ketika aku membaca teks yang dicetak, dan
mataku terpaku pada apa yang tercetak di bagian bawah kertas.

Aku menahan surat itu dengan kedua tanganku, yang membuatku sangat
terkejut sampai-sampai kehilangan kekuatan dan hampir menjatuhkannya,
dan membaca isinya berulang-ulang untuk memastikan bahwa tidak ada
kesalahan.

Pada surat itu, ada tulisan ketik 'Aku tahu rahasia Mamiya-san' dan layar
profil Secret Account-ku tercetak… yang seharusnya hanya diketahui oleh
Aisaka-kun.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Entah bagaimana, aku berhasil melewati hari itu sambil menekan


kegelisahanku, dan melompat ke tempat tidur tanpa mengganti pakaian
begitu sampai di rumah. Saat aku memeluk boneka hiu untuk
menenggelamkan ketakutan dan kecemasanku, aku memikirkan tentang
surat itu dengan bagian pikiranku yang tenang nyaris tidak tersisa di sudut
kepalaku.

Rahasia Secret Account-ku yang telah diketahui seseorang. Berpikir tentang


di mana bocornya...

"...... Apakah Aisaka-kun yang mengungkapkannya?" aku berprasangka.

Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah Aisaka-kun, yang


harusnya aku sebut sebagai kaki tangan yang berbagi rahasia.

Bagaimanapun, Aisaka-kun adalah satu-satunya orang yang aku beritahu


rahasia ini. Akan tetapi, aku menyangkalnya karena kemungkinannya
sangatlah kecil.

Kemungkinannya memang bukan nol, tetapi hal itu terlalu sedikit


keuntungannya bagi Aisaka-kun.

"Lalu, siapa?" aku bertanya pada diri sendiri.

Saat aku berpikir, aku mencoba membayangkan dalam benakkku wajah


orang-orang di sekolahku yang terlibat dalam kasus ini.

Teman sekelas, orang yang seangkatan, senior, guru ...... tidak bisa, ada
terlalu banyak kandidatnya. Selain guru, aku bisa memikirkan cukup banyak
siswa yang telah melakukan hal ini kepadaku.

Kebencian dari seorang anak laki-laki yang ditolak pengakuannya olehku,


pelecehan karena alasan yang tidak diketahui. Memikirkannya saja sudah
membuatku muak.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Jika pengirimnya bukanlah Aisaka-kun, mungkin hanya kebetulan saja dia


mengetahui rahasia ini. Di sisi lain, dia tidak memiliki keberanian untuk
memberitahukannya secara langsung, dan berhati-hati untuk membatasi
kontaknya hanya melalui surat. Aku akan menyebut orang ini pengecut.

Selain itu, surat itu tidak berisi tuntutan apa pun. Seumpamanya dia
memiliki kelemahanku, dia pasti ingin aku melakukan satu atau dua hal. Hal
itu juga terasa aneh.

Jika pengirimnya hanya ingin mencoba melecehkanku sepenuhnya dan ingin


melihatku khawatir tanpa menulis tuntutan apa pun, dia jelas memiliki
karakter yang sangat buruk.

"Ada begitu banyak hal yang tidak aku mengerti. Huruf-hurufnya dicetak,
jadi mustahil untuk menebak dari tulisan tangannya, dan aku punya terlalu
banyak hal yang ingin kuketahui. Aku juga tidak punya siapa pun yang bisa
aku ajak bicara," kataku pada diri sendiri.

Jika aku tidak berada dalam konflik sepihak dengan Aisaka-kun, aku
mungkin setidaknya bisa memintanya untuk mendengarkanku. Akan tetapi,
aku tidak memiliki keberanian untuk melakukan itu. Meskipun dia dianggap
tidak bersalah, Aisaka-kun masih merupakan kandidat yang paling mungkin.

Jadi, aku kira aku harus menunggu tanggapan dari pihak lain.

"Aku pikir, jangan bereaksi terlalu berlebihan. Hal terburuknya adalah, dia
akan mengira aku menanggapinya. Seperti biasa, tutup mulut dan berpura-
pura tidak terlibat. Kemudian, dia akan menjadi tidak sabar dan beralih ke
tindakan berikutnya."

Rencana tindakan untuk saat ini sudah ditetapkan. Mari menahan diri untuk
tidak mengambil foto di sekolah. Aku akan berbicara dengan Aisaka-kun
setelah ini diselesaikan.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku ingin berbaikan dengannya sesegera mungkin. Itu akan


menyelamatkanku dari kecurigaan yang tidak perlu. Bukannya aku ingin
meragukanmu juga, Aisaka-kun.

Namun... dari mana pengirim surat itu mengetahui rahasiaku?

Sejak hari berikutnya dan seterusnya, kehidupan sekolahku menjadi lebih


intens daripada sebelumnya.

Bertingkah laku seperti biasa sambil membuat daftar di kepalaku tentang


orang-orang yang mengawasi setiap gerakanku, sungguh menegangkan.
Ketika sampai di rumah, aku sangat lelah sampai-sampai aku tidak punya
energi untuk memasak makan malam.

Aku tidak punya apa-apa untuk dibicarakan dengan Aisaka-kun lagi. Kami
berbicara tentang hal-hal administratif, tetapi tidak ada yang bersifat
pribadi.

Mungkin karena dia merasakan sesuatu tentang sikap dinginku, dia tidak
berbicara denganku lagi.

Sebaliknya, sejauh yang aku lihat dari matanya yang biasa khawatir, aku
tidak berpikir bahwa Aisaka-kunlah yang menjadi pelakunya.

Mungkin aku hanya sengaja berpikir seperti itu, tetapi aku merasa sedikit
lebih baik.

Perubahan itu terjadi tiga hari kemudian. Aku datang ke sekolah lagi dan
menemukan sepucuk surat di kotak sepatuku.

Aku membukanya di toilet seperti sebelumnya dan melihat-lihat isinya—


dan menghela napas dalam-dalam.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Surat itu memiliki kalimat sederhana, 'Aku melihatmu setiap hari', dan
sebuah foto tersembunyi yang dilampirkan.

Fakta bahwa dia bersusah payah mengatakan kepadaku bahwa dia


mengawasiku setiap hari, itu mungkin berarti dia menyukaiku, atau
seseorang yang dahulunya menyukaiku. Meskipun caranya ini sedikit
menyimpang.

Foto berwarna hitam dan putih. Aku ingin tahu apakah itu diambil dengan
menggunakan smartphone. Ini terlihat seperti bidikan wajahku yang sedang
berbicara dengan teman sekelas, diambil dari belakang. Untungnya, ada
sekilas Aisaka-kun di sampingku.

Pada titik ini, Aisaka-kun benar-benar dikesampingkan sebagai pelakunya


dalam pikiranku. Aisaka-kun sama putihnya dengan selembar kertas itu, dan
sekarang dia telah dibebaskan dari semua tuduhan. Yah, aku tidak tahu
apakah dia bersekongkol dengan seseorang.

Aku tahu dari hubungan kami yang singkat tetapi intens, bahwa dia bukan
tipe orang yang akan melakukan hal seperti itu. Aisaka-kun tidak tertarik
padaku sebagai lawan jenis. Dia memang tampaknya sedikit peduli padaku,
tetapi tidak dalam ranah seorang teman.

Dengan kata lain, aku sudah mempersempit masalah ini sampai batas
tertentu.

"......Oh, mungkin itu adalah kebencian. Mungkin dia adalah teman laki-laki di
kelasku. Dia menyatakan perasaannya padaku tetapi ditolak? Obsesinya
padaku meluap-luap. Kesannya terhadapku juga sangat berantakan. Jika dia
menguntit seseorang, maka dia mungkin orang yang tidak menonjol ......."

Aku menyusun pikiranku dalam serangkaian soliloquy bernada rendah.


Orang itu tampaknya tidak terlalu melenceng dari perkiraanku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

(TLN: Soliloquy adalah semacam pembicaraan seorang tokoh kepada dirinya


untuk mengungkapkan perasan atau apa yang sedang dia pikirkan.)

Berdasarkan tebakan ini, aku menyusun wajah-wajah kandidat yang paling


mungkin, mereka yang termasuk dalam kelompok teman sekelas yang tidak
terlalu menonjol, dan mempersempitnya menjadi mereka yang telah
mengakui perasaannya kepadaku di masa lalu. Pada titik ini, aku memiliki
satu permasalahan yang telah teratasi. Akan tetapi, sulit untuk melangkah
lebih jauh tanpa informasi lebih lanjut.

Tetap saja, ini adalah kemajuan. Satu-satunya masalah adalah aku tidak bisa
berkontak dengannya. Aku ingin membuatnya keluar di tempat terbuka,
tapi...

“Mungkin aku bisa membuatnya mau menunjukkan diri. Ini memang


berisiko, tetapi inilah jalan tercepat. Aku sendiri sudah muak dengan
masalah ini. Sungguh, ini bukanlah hal yang mudah....... menjadi siswi teladan
yang baik untuk semua orang."

Pilihanku untuk memainkan peran sebagai siswi teladan adalah pilihan yang
buruk.

Aku tidak menyembunyikan jati diriku yang sebenarnya karena aku ingin.
Akan tetapi, ada alasan yang membuatku harus melakukannya. Ironi dari
semua itu adalah, bahwa hal ini masih sama dengan yang terjadi
sebelumnya.

Bagaimanapun, aku telah memutuskan apa yang akan aku lakukan. Mari
gunakan diriku sendiri sebagai umpan untuk memanggil si pelaku.

Orang ini seperti diriku, dia haus akan pengakuan.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku menjalani hariku seperti biasa, dan dalam perjalanan pulang, aku
meninggalkan cinderamata untuk si pelaku.

Aku meninggalkan sepucuk surat untuknya di kotak sepatuku.

Isinya hanya, 'Sehari setelah kamu menerima ini, aku akan menunggumu di
ruang kelas yang kosong sepulang sekolah'.

Jika hal ini bisa menangkap pelakunya, maka lebih baik. Bahkan jika aku
tidak menangkapnya, aku akan mendapatkan semacam reaksi.

Dia sepertinya waspada terhadap tanggapan apa pun dariku, tetapi


keesokan harinya aku menemukan surat lain di kotak sepatuku.

Aku menekan ketidaksabaranku dan membuka surat itu di kamar mandi.


Kemudian, ada pesan tercetak ‘Kamu akhirnya menanggapiku, Mamiya-
san'...

"...... Mungkinkah cintamu itu sedikit terlalu berat?" kataku tak percaya.

Ada lusinan foto yang diambil secara diam-diam dan sudah dicetak
disertakan, membuat tulang punggungku merinding.

Ini bisa menjadi hal yang serius. Aku merasa sedikit ketakutan, sedikit takut
akan keselamatanku.

Dia pasti sudah lama mengambil fotoku secara diam-diam. Foto-fotonya


bahkan menunjukkan diriku yang mengenakan pakaian musim panas.

Dengan kata lain, pelakunya pasti sudah mengakui perasaanya padaku


sebelum musim panas, ditolak, mulai mengambil foto tersembunyi, dan baru
belakangan ini mengetahui rahasiaku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Aku telah membuat kesalahan. Di mana dia mengetahuinya? Aku tidak


pernah memiliki kesempatan untuk menyebutkan kata ‘Secret Account’
ketika aku sendirian, jadi mungkin itu setelah aku bertemu Aisaka-kun. Aku
kira tidak ada gunanya menyesali kecerobohanku.”

Tidak mungkin aku melarikan diri dari masalah yang ingin aku selesaikan,
bukan?

Dengan kegugupan, kegelisahan, dan penanggulangan terhadap pelakunya


yang mengalir di benakku, aku mengatur ulang ekspresiku dan kembali ke
ruang kelas.

Sepulang sekolah, aku memutuskan untuk menunggunya di ruang kelas


yang kosong, seperti yang telah aku rencanakan.

Hanya tersisa lima menit lagi sampai waktunya tiba. Waktunya, yang tidak
terasa lama ataupun sebentar, berjalan seolah-olah sedang menyakiti secara
perlahan.

Ini memang meresahkan, tetapi aku harus bertahan. Langkah-langkah yang


aku ambil pun masih jauh dari kata cukup, dan tergantung pada bagaimana
reaksi si pelaku, ada kemungkinan semuanya bisa menjadi sia-sia.

Aku menarik napas dalam-dalam untuk meredam kegelisahanku dan


melihat bayanganku di kaca jendela.

Ekspresi wajahku agak tegang. Apakah aku sudah seperti ini sepanjang hari?
Teman-teman sekelasku mungkin memandangku dengan curiga.

"...... ini tidaklah mudah, sungguh."

Sebuah gumaman yang mengejek diri sendiri pun terucap, dan aku terkekeh
kesal melalui kaca jendela.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Kemudian aku membuka kunci jendela sehingga aku bisa keluar ke balkon.
Hal ini untuk menyediakan rute pelarian jika terjadi keadaan darurat.
Balkon terhubung ke tangga luar, jadi, bahkan jika pintu ruang kelas
terhalang, aku bisa keluar dengan cara ini.

Sisanya... dan sebagai upaya terakhir, aku telah membuka informasi kontak
satu orang, yakni Aisaka-kun. Jika kelihatannya sangat buruk, aku akan
meminta Aisaka-kun untuk membantuku.

Aku mengetik pesan yang mengatakan tempat di mana aku berada dan
bahwa aku ingin dia segera datang, dan membiarkannya siap untuk dikirim.
Jika keadaan tidak begitu buruk, aku mungkin akan memberitahukannya
tentang situasi ini dan dia mungkin mau bekerja sama, tetapi tolong
maafkan aku.

Ini adalah pertaruhan apakah dia akan datang atau tidak, tetapi aku tidak
berpikir Aisaka-kun akan mengabaikannya. Aku minta maaf karena
memanfaatkan kebaikannya, tetapi situasinya adalah situasi. Semakin
banyak kartu di tanganku, maka akan semakin baik.

Kemudian, mengaktifkan fungsi perekaman untuk berjaga-jaga... hanya itu


yang bisa aku lakukan.

Sekarang, yang harus aku lakukan hanyalah tersenyum lebar dan


menyambut si pelaku.

Seketika, pintu kelas terbuka di belakangku. Jantungku berdebar-debar,


mungkin karena gugup, dan perlahan-lahan aku berbalik sambil menekan
kegugupanku.

"......Utsumi-san, itu kamu, bukan?" aku memastikan.

Itu benar dia, salah seorang yang telah aku persempit, seorang anak laki-
laki, teman sekelas yang tidak mencolok.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Dia menanggapi panggilan terhadap dirinya dengan senyuman lega, senang


dan sedikit menyeramkan.

"Kamu mengingatku, kan? Mamiya-san. Aku merasa begitu bahagia,"


katanya.

"Aku ingat wajah dan nama semua teman sekelasku," jawabku singkat.

Dia— Utsumi Shinji, teman sekelasku yang tergabung dalam klub fotografi,
adalah pria yang pernah mengungkapkan perasaannya padaku, tetapi aku
menolaknya dengan sopan. Aku tidak ingat pernah menolaknya dengan cara
yang akan menyebabkan keributan, tetapi mungkin itu bukanlah sesuatu
yang harus dikatakan oleh orang yang menolaknya.

Terlepas dari prosesnya, jika seseorang keliru mengira bahwa niat baiknya
tidak dihargai, maka beginilah akhirnya.

"Satu hal dulu, bolehkah aku menanyakan sesuatu?" tanyaku duluan.

"Ya, kamu bisa bertanya tentang apa saja, kok." Jawabnya santai.

"Bagaimana kamu tahu tentang rahasiaku, tentang Secret Account-ku?"

Aku harus bertanya terlebih dahulu. Karena satu-satunya mulut yang bisa
bocor adalah mulutku dan Aisaka, tidak ada cara untuk menutupinya. Belum
lagi, aku harus mencari tahu kapan dia mengetahuinya.

Balasannya langsung diberikan.

"Baru-baru ini, lho. Aku sedang mencoba mengambil foto Mamiya-san


seperti biasa, ketika aku mendengar Aisaka-kun mengobrol dengan Mamiya-
san di dalam kelas. Memang sulit untuk menemukan itu, tetapi karena itu
adalah aku, aku bisa menemukan Mamiya-san," jawabnya lancar.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Dia kemudian mengoperasikan ponselnya dan menunjukkan layarnya


kepadaku. Layar menunjukkan akun tempatku memposting foto diriku
sebagai gadis yang memiliki Secret Account.

Aku merasakan suhu dengan cepat menghilang dari tubuhku.

Aku ceroboh. Jika salah satu dari mereka mengetahuinya, tidak


mengherankan jika ada orang kedua yang bakal mengetahuinya, tetapi
tanpa sadar aku berasumsi itu hanya sebatas Aisaka-kun.

Ini adalah kesalahanku. Jenis kesalahan yang tidak bisa dipulihkan,


kesalahan yang begitu menyakitkan.

Belum lagi ...... ‘Aku sedang mencoba mengambil foto Mamiya-san seperti
biasa'? Mengambil foto diam-diam telah menjadi praktik jangka panjang dan
lumrah, seperti yang sudah aku duga. Aku tidak menyadarinya sama sekali.

“Aku bisa tahu meskipun aku tidak bisa melihat wajahnya. Lekukan kakinya,
denier pantyhose ketatnya, nuansa kain roknya—semua itu sama seperti
foto-foto Mamiya-san yang biasa aku ambil setiap hari."

Dia berkata dengan bangga, dengan ekspresi gembira di wajahnya.

Sebuah getaran menjalar ke tulang punggungku.

Ketika aku sadar untuk bertindak dengan tegas dan tenang agar tidak
menunjukkan kekesalanku, dia berkata, "Mamiya-san sedang diancam oleh
Aisaka-kun, bukan?"

"...... apa yang kamu bicarakan?" tanyaku kebingungan.

"Aisaka-kun menemukan rahasia Secret Account dan mengancam Mamiya-


san, mengambil foto-foto nakal seperti itu, kan? Itu sulit, bukan? Kamu

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

merasa takut, bukan? Tapi itu semua berlalu sekarang. Aku di sini, aku akan
membujuk Aisaka-kun untuk tidak terlibat dengan Mamiya-san."

Utsumi-san tidak mendengarkan apa yang aku katakan, sebaliknya hanya


tersesat dalam dunianya sendiri dan mengocehkan serangkaian kata seperti
bualan. Ini sedikit ...... menakutkan, tidak, ini jelas menakutkan.

"Tidak, bukan itu. Akulah yang mengancam Aisaka-kun," aku


menyangkalnya.

"...... Jika kamu tidak berbohong, Aisaka-kun akan melakukan sesuatu


padamu, kan? Maafkan aku, Mamiya-san. Tapi, aku tidak seperti orang itu.
Aku mencintai Mamiya-san dari lubuk hatiku yang terdalam!”

Utsumi-san menjawab dengan gerakan tangan yang berlebihan seperti


seorang aktor, dan mengatakan 'Aku mencintaimu' seperti yang pernah dia
katakan padaku suatu hari.

Namun, perasaan ‘suka’-nya yang dulu pernah aku tolak, tidak seburuk ini.

Seharusnya emosinya lebih lugas.

Apakah ini kesalahanku karena telah membuatnya menjadi menyimpang?

Aku merasakan sensasi asam yang muncul dari lambungku. Penglihatanku


perlahan-lahan mulai berputar, dan punggungku pun berkeringat. Napasku
mulai menjadi sedikit tidak menentu, anggota tubuhku gemetar melawan
kehendakku.

Meskipun begitu, aku harus mendengarkan.

"...... Utsumi-san, apakah kamu mengambil foto-foto secara diam-diam—


melecehkanku—karena kamu menyukai aku?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Kata-kata yang aku coba keluarkan menggema ke seluruh ruang kelas.


Utsumi-san memiringkan kepalanya seolah-olah dia tidak mengerti apa yang
dikatakan.

"Melecehkan? Ini berbeda. Aku hanya ingin melindungi Mamiya-san, jadi aku
terus mengirimkan foto-fotonya untuk menunjukkan bahwa kamu adalah
milikku. Semuanya diambil dengan baik, kan? Aku selalu melihat Mamiya-
san, jadi wajar saja."

Cara dia mengatakannya membuatku merinding.

Percakapan ini pada dasarnya tidaklah relevan.

Jurang antara aku dan dia begitu dalam sehingga aku merasa dunia kami
tidaklah sinkron.

"Jadi, Mamiya-san..."

Dia mendekat.

Langkah kaki yang mantap.

Aku melangkah mundur ke belakang.

"Aku menyukaimu, Mamiya-san," ungkapnya.

"...... Aku tidak bisa menanggapi keinginan itu."

Jarak kami tidak berubah, hanya ketegangan yang muncul.

"Mengapa? Lagipula, Aisaka-kun mengancammu..." tanyanya tidak percaya.

"Tidak, dia tidak. Dia adalah temanku."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Kalau begitu, maukah kamu berpacaran denganku?"

“Itu bukan hal yang sama. Pertama-tama, aku tidak menyukai Utsumi-san
dalam artian romantis."

Langkah kakinya berhenti.

Ekspresinya adalah salah satu dari kebingungan.

Aku merasa sedikit lega bahwa dia akhirnya memahamiku.

"────Tetapi, Mamiya-san yang akan bermasalah jika orang-orang tahu


tentang ini," akhirnya dia mengancam.

Pikiran itu memudar dalam sekejap.

Menunjukkan Secret Acccount-ku, dia mendekati aku—tidak, dia


mengancamku.

"...... Apa yang ingin kamu katakan?"

"Jika kamu tidak ingin aku menyebarkannya, maka jadilah Mamiya-san-ku


sendiri."

Dia mendatangiku lagi, dengan senyum aneh di wajahnya.

Aku bergerak mundur, mundur—hingga punggungku menempel di dinding.

Wajahnya ada di hadapanku.

Aku menyadari matanya tertuju pada seragamku, dadaku, di sekitar


pinggulku, lalu dia memperhatikan kakiku dan lain sebagainya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Sebaliknya, aku tidak bisa melarikan diri. Aku tidak bisa menolaknya, tidak
ketika dia memegang rahasiaku.

Jika dia mengungkapkan rahasia itu, maka tidak hanya aku tapi Aisaka-kun
juga bisa dirugikan.

Itu sama sekali, sama sekali tidak baik!

Rute pelarianku sudah tidak berguna lagi. Aku tidak berpikir aku bisa
meyakinkannya. Karena dia tidak berniat mendengarkan aku.

Jika itu masalahnya, hanya ada satu pilihan... Aku mencoba mengirim pesan
yang telah aku siapkan untuk Aisaka-kun dengan tangan di belakang
punggungku, tetapi aku berhenti tepat sebelum aku sampai di sana.

Mengambil keuntungan dari kebaikan Aisaka adalah hal yang sama yang aku
lakukan ketika aku masih di sekolah menengah pertama. Tidak mungkin aku
bisa melakukan itu. Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri karena
mencoba memperlakukan Aisaka-kun dengan cara yang menguntungkan
bagiku.

Aku menaruh ponsel di saku dengan tangan gemetar, dan menarik napas
seolah-olah ingin mengambil keputusan,

"...... lakukan sesukamu," jawabku pasrah.

Aku menatapnya dengan lemah, seolah-olah untuk menunjukkan


ketidaksabaranku.

Aku menutupi kegugupan dan ketakutanku yang ekstrem dengan fasad


seorang siswi teladan.

Karena itulah yang dia inginkan dariku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku tidak tahu mengapa hatiku begitu sakit, meskipun itu yang aku lakukan
setiap hari.

"Apakah kamu siap menjadi milikku?"

(TLN: Jujur, nyakit dah… Aggh… Dia yang merasakan, ane yang sakit hati.)

".................."

"Kamu cuma mau diam? Tapi, aku senang. Mamiya-san adalah milikku
sendiri. Mamiya-san hanya untukku sendiri. Semuanya sudah tidak apa-apa
sekarang. Hal itu adalah sesuatu yang kamu lakukan karena kamu diancam
oleh pria itu, jadi Mamiya-san tidak bersalah di sini."

Tidak. Secret Account adalah niatku, dan akulah yang mengancam Aisaka-
kun.

Akulah yang harus disalahkan atas segalanya. Aku satu-satunya yang harus
memikul tanggung jawab.

Lengannya menjangkau bahuku.

Dia menggunakan jari-jarinya untuk menelusuri di sepanjang garis lengan


dari atas seragamku, dan jeritan lirih keluar dari belakang tenggorokanku
yang tidak bisa kupercaya adalah milikku. Tubuhku menegang, tidak bisa
bergerak karena takut sekaligus jijik.

Mengabaikan hatiku yang gemetar, dia mencoba memelukku...

"Henti—kan!" teriakku.

Kata-kata yang nyaris tidak keluar dari bibirku adalah kata-kata penolakan.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Namun, hal itu sepertinya sampai—sampai kepadanya, dan dia memutar


matanya sejenak sebelum berkata,

"Mengapa? Mengapa, mengapa, mengapa, mengapa, mengapa!!!! Mamiya-


san adalah milikku, mengapa kamu harus menolak?"

"Hyah──"

Aku ditarik paksa ke arahnya, dan kedua bahuku dicengkeram dengan erat.

Setiap tarikan napas yang diambilnya adalah napas yang tersengal-sengal.


Aku menggigil saat aku merasakan apa yang seharusnya aku sebut posesif
atau obsesi, yang aku labeli sebagai rasa suka, berada begitu dekat
denganku.

"Mamiya-san, aku sangat mencintaimu! Mamiya-san seharusnya sangat


menyukaiku juga!

"Ma—afkan aku…."

"Tapi Mamiya-san begitu baik padaku, dan tersenyum padaku, maka kamu
pasti menyukaiku juga..."

Dia salah paham.

Seolah-olah berbicara tentang perasaanku, pintu yang selama ini tertutup


bagiku, terbuka.

"Aku tidak berpikir bahwa memaksakan diri terlibat ke dalam kehidupan


seseorang tanpa menanyakan perasaan mereka adalah hal yang
mengesankan."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

—Suara orang yang paling tidak kuinginkan datang, tetapi senantiasa


kunanti di suatu tempat di dalam lubuk hatiku, mencapai pendengaranku
yang telah semakin samar menjauh.


Setelah kami berhenti berkomunikasi di sekolah atau melalui pesan, aku
merasa bahwa perilaku Mamiya menjadi tampak aneh.

Aku merasa tidak nyaman dengan suasana yang tegang, tetapi aku tidak
memiliki keberanian untuk bertanya kepadanya apakah aku yang menjadi
penyebabnya.

Terlebih lagi, hal itu telah berlangsung selama lebih dari sepekan... Hari ini,
suasananya adalah salah satu yang tidak dapat diakses oleh orang lain.
Tampaknya, teman-teman sekelasnya juga menyadari hal ini, dan tidak ada
yang secara aktif mencoba berbicara dengan Mamiya.

Saat makan siang, Mamiya menghilang dari ruang kelas dan digantikan oleh
Natsu, yang datang dengan kotak makan siangnya.

"Mari kita makan bersama," Natsu mengajakku.

"Oke, tapi..."

"Kamu tidak terlihat bahagia. Apakah kamu bertengkar dengan Mamiya?”


tanya Natsu padaku.

“Tidak. Kami belum berbicara selama berhari-hari.”

Aku memberitahu Natsu, yang duduk di depanku dan bertanya padaku


sambil membuka bungkus kotak makan siangnya, dan dia berhenti dan
menatapku dengan heran,

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Maaf, aku turut berduka cita," kata Natsu.

Dia menyatukan kedua tangannya ke arahku dengan ekspresi muram di


wajahnya. Aku tidak mengalami apa pun untuk disebut "Maaf, aku turut
berduka cita".

Mamiya itu tipe orang yang tidak akan malu-malu denganku.

"...... sejak sekitar sepekan yang lalu. Mamiya bertingkah aneh," aku
melanjutkan.

"Aku juga memperhatikan hal itu. Atau lebih tepatnya, aku pikir semua
orang di kelas sudah tahu."

"Apakah aku melakukan sesuatu yang salah?" kataku.

“Tidak, kamu tidak melakukan sesuatu yang salah. Mamiya adalah tipe orang
yang jujur tentang apa yang ingin dia katakan. Akan tetapi, dia akan memilih
tempat yang tepat dan kata-kata yang tepat. Selain itu, Akito tidak akan
melakukan hal buruk pada Mamiya ...... yang merupakan seorang gadis, kan?
Kamu itu orang yang sangat baik hati, kamu tahu."

Natsu membuka kotak makan siangnya saat ia berspekulasi, dan mulai


makan setelah mengatakan "Itadakimasu" dengan cara yang teratur.

Jika Natsu, yang peka terhadap hal-hal samar orang lain, mengatakan
demikian, mungkin saja benar, tetapi ...... terasa aneh bagiku untuk dinilai
sebagai orang yang ‘baik hati’ oleh teman priaku.

"...... Banyak yang ingin aku katakan tentang itu, tetapi aku akan
mengesampingkannya untuk saat ini. Apakah kamu tahu penyebabnya atau
sesuatu?"

"Yah, aku tidak tahu. Jika Akito tidak tahu, bagaimana aku bisa tahu?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

“Mengapa begitu?” tanyaku penasaran.

“Karena orang yang paling dekat dengan Mamiya sendiri adalah Akito.”

Dia mengarahkan jari telunjuknya ke arahku, membuatku tersedak.

Orang yang paling dekat dengannya… Aku?

Aku tidak menyadarinya, tetapi kalau aku ingat-ingat kembali hubunganku


dengan Mamiya, mungkin memang demikian.

Aku mengetahui rahasia Mamiya dan itulah awal dari kedekatan kami yang
bertahap.

Aku yakin hanya aku satu-satunya yang tahu bahwa Mamiya memakai fasad
seorang siswi teladan, dan bahwa dia hanyalah seorang gadis SMA biasa
yang bisa ditemukan di mana saja.

Namun, kalau begitu…

Apa alasan Mamiya menjauhiku dan bertingkah aneh?

"Jika kamu sungguh ingin tahu, mengapa kamu tidak bertanya saja padanya?
Jika penyebabnya bukan Akito, aku yakin dia akan menjawabnya."

"Mudah bagimu untuk mengatakannya. Kami ini belum berbicara selama


lebih dari sepekan sekarang, jadi aku tidak tahu bagaimana cara
menyinggung masalah ini."

"...... Maafkan aku, aku begitu keras pada Akito. Maaf."

"Jangan minta maaf. Aku tidak serius tentang itu dan permintaan maafmu
malah membuatku merasa hampa."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Sebagai seorang teman, aku hanya ingin tahu mengapa Mamiya bertingkah
aneh.

Akan tetapi, Natsu ada benarnya. Kita tidak bisa tahu apa-apa jika kita hanya
diam saja.

Aku hampir kehabisan kesabaran dengan suasana yang samar ini.

"Jika Akito ingin berbaikan dengan Mamiya, kamu harus melakukannya


lebih cepat daripada nanti. Karena jika hal ini berlarut-larut terlalu lama,
maka hanya akan tertunda," sarannya.

"...... Benar, benar. Terima kasih."

"Kamu bisa berterima kasih dengan membelikanku semangkuk ramen."

“Oke, tapi tidak ada tambahan lain.”

Aku merasa lebih baik sekarang setelah aku berbicara dengan Natsu tentang
hal itu, dan aku telah mengambil keputusan.

Aku menghabiskan waktu di kelas sore hari dengan pikiran untuk berbicara
dengan Mamiya sebelum pulang ke rumah, sehabis sekolah.

"────Mamiya, aku ingin berbicara denganmu......"

Aku memanggilnya, tetapi Mamiya bangkit dari tempat duduknya dan


meninggalkan ruang kelas, seolah-olah dia tidak mendengarkan aku. Apakah
ini imajinasiku bahwa bagian belakangnya terlihat lebih kecil daripada
biasanya?

Tas Mamiya masih di sini, jadi dia mungkin akan kembali jika aku
menunggunya. Sampai saat itu, aku memutuskan untuk menghabiskan
waktu dengan mengerjakan tugas.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Sudah sekitar sepuluh menit sejak aku mulai mengerjakannya, tetapi tidak
ada tanda-tanda Mamiya akan kembali. Ketika aku bangkit dari tempat
dudukku untuk pergi ke toilet untuk istirahat, pinggangku membentur meja
Mamiya.

Selembar kertas terlipat dan puluhan foto tumpah dari meja, yang
berguncang karena benturan.

Ketika aku memungutnya dari lantai, aku menyadari bahwa Mamiya ada di
dalam semuanya. Terlebih lagi, semuanya diambil dari sudut yang tidak
tampak seperti selfie.

"Foto Mamiya ......? Bagaimana ini bisa terjadi?" aku bergumam tidak
percaya.

Sulit dipercaya bahwa Mamiya memiliki hobi membawa banyak foto dirinya.
Jika seseorang melihat mereka, mereka akan dicurigai sebagai narsis, yang
akan menyebabkan citra siswi teladannya tercoreng.

Akan tetapi, keraguanku hilang, ketika aku melihat selembar kertas lain.

Tercetak di atas kertas itu adalah kalimat yang menyeramkan, ‘Kamu


akhirnya menanggapiku, Mamiya-san'.

"...... Tidak mungkin."

Aku memeriksa kembali foto itu. Aku tahu. Semuanya diambil dari sudut
tersembunyi.

Kata penguntitlah yang bisa dikaitkan dengan kedua materi tersebut.

Aku pikir Mamiya mungkin telah menjadi korban penguntit baru-baru ini.

Jika aku berpikir demikian, masuk akal kalau dia bertingkah aneh.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Lalu di mana Mamiya sekarang?

"Sial."

Aku benci ketidakpekaanku karena tidak menyadarinya.

Dia Mamiya, dia pasti berpikir untuk menghubungi si pelaku dan


membujuknya.

Aku mengira dia tidak memberi tahuku karena dia tidak mau aku terlibat.
Kamu tidak harus menjadi siswi teladan sepanjang waktu. Biasanya, kamu
akan melakukan trik-trik paksaan untuk menekan seseorang.
Jika itu yang terjadi, maka Ini bukan waktunya untuk membicarakan tentang
mood dirinya. Aku mengeluarkan ponselku dan mengirim pesan ke Mamiya
yang mengatakan 'Kamu di mana?’

Sementara aku menunggu jawaban, aku melipat kertas itu, memasukkannya


ke dalam saku bersama foto-fotonya, dan meninggalkan ruang kelas.

Aku harus menemukan Mamiya. Aku tidak tahu di mana dia berada. Aku
perlu mencari setiap tempat mencurigakan yang bisa aku temukan.

Baik penguntit maupun Mamiya menghindari tempat yang mencolok.

Perhentian pertamaku adalah di belakang gym. Ini adalah tempat yang


sempurna untuk pertemuan rahasia, tetapi Mamiya tidak ada di sana.

Aku memeriksa smartphone-ku sekali lagi, menggemeretak gigi, berpikir


bahwa dia sedang pergi. Tidak ada panggilan balik. Mungkin dia tidak dalam
situasi di mana dia bisa dihubungi.

Dalam hal ini, pemberhentianku berikutnya adalah tangga darurat di luar.


Aku datang ke sini karena tidak terlalu mencolok, tetapi ini juga bukan
tempat yang tepat. Tidak ada kontak seperti biasa.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Di mana lagi ...... tempat lainnya? Aku belum mencarinya, di tempat yang
tidak terlalu ramai orangnya..."

Mamiya menghilang, meninggalkan barang bawaannya, maka dia pasti tidak


meninggalkan sekolah. Jadi dia pasti berada di halaman sekolah. Selain
tempat yang tidak ada orangnya, satu-satunya tempat lain yang tersisa
adalah...

"...... ruang kelas kosong?"

Aku menebak dengan sebaik-baiknya dan menuju ke ruang kelas kosong di


gedung sekolah. Jumlahnya tidak banyak. Paling banyak dua per kelompok
angkatan. Pertama-tama aku memeriksa ruang kelas kosong di ujung
barisan ruang kelas tahun pertama, hanya untuk disambut oleh udara yang
berdebu.

Rasa frustrasi menguasaiku. Aku harus menemukan mereka dengan cepat...


Ketika aku mencapai ruang kelas kosong di sisi lain, aku tanganku
mendengar suara dari dalam dan menghentikan tanganku.

'—Henti-kan!’

'Mengapa? Mengapa, mengapa, mengapa, mengapa, mengapa!!!! Mamiya-san


adalah milikku, mengapa kamu menolak?’

'Hyah—'

Apa yang terdengar dari ruang kelas yang kosong itu, tidak salah lagi adalah
suara Mamiya. Suara pria lain adalah ...... siapa itu? Sulit untuk mengetahui
dari suaranya saja.

Apakah pria itu penguntit? Dari nada suaranya, Mamiya tampaknya tidak
menyukainya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

'Mamiya-san, aku sangat mencintaimu! Mamiya-san seharusnya menyukaiku


juga!’

Mendengar kata-kata pria itu, tanganku berhenti.

Itu adalah asumsi yang mengerikan.

Bagaimana dia bisa begitu percaya diri, itu di luar dugaanku.

Jika dia benar-benar penguntit, tidak mungkin ada orang yang menyukai
seseorang yang melakukan hal seperti itu.

Rasa dingin menjalar di belakang kepalaku, perasaan dingin sekaligus panas.

Bukan berarti aku menyukai Mamiya. Akan tetapi, bahkan aku sendiri bisa
mengatakan bahwa tidak benar untuk memaksakan kesukaan diri kita
kepada orang lain.

‘Ma ...... af.........'

'Karena Mamiya-san begitu baik padaku, kamu tersenyum padaku, maka


kamu pasti menyukaiku juga...'

Seketika, aku membuka pintu.

Di ruang kelas yang kosong, seperti yang diduga, Mamiya dan seorang teman
sekelas bernama Utsumi, aku pikir.

Utsumi memegang bahu Mamiya dengan erat.

Mereka berdua mengalihkan pandangan mereka ke arahku. Mata terkejut


Utsumi dan mata lembab Mamiya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Aku tidak berpikir bahwa memaksakan diri terlibat ke dalam kehidupan


seseorang tanpa menanyakan perasaan mereka adalah hal yang
mengesankan."

Aku menduga Utsumi adalah pelakunya, dan sengaja mengatakan dengan


nada yang kuat.

"...... Aisaka-kun."

"Aku senang aku tidak perlu memperkenalkan diri. Aku Aisaka Akito. Kamu
Utsumi Shinji, kan?"

"...... Apa yang kamu inginkan? Aku baru saja melakukan percakapan penting
dengan Mamiya-san.”

"Karena kamu memegang bahunya begitu keras, itu pasti sesuatu yang
sangat penting. Tapi bagaimanapun juga..."

Aku mengeluarkan smartphone-ku, yang sudah aku siapkan sebelum


memasuki ruang kelas yang kosong, dan dengan cepat mengabadikan
mereka berdua pada kameraku dan melepaskan rana. Aku memeriksa foto
yang baru saja aku ambil, dan menunjukkan kepada mereka, bahwa ini bukti
yang cukup bahwa dia telah menyerang Mamiya.

"Bagaimana kalau kita berdua tenang? Dari bukti-bukti yang ada,


kelihatannya kamu menyerang Mamiya."

“Tidak, aku...”

Utsumi, mungkin setelah mendapatkan kembali ketenangannya setelah


campur tangan pihak ketiga seperti aku dan bukti yang memberatkannya,
melepaskan Mamiya dan mencoba membuktikan bahwa dia tidak bersalah
dengan gerakan.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Namun, hal-hal seperti itu tidak ada artinya.

Mamiya, yang terbebas dari kekangan Utsumi, mengatur nafasnya dan


datang ke belakangku untuk bersembunyi dan meraih ujung seragamku.

"......Mengapa kamu datang?"

"Secara tidak sengaja, aku menabrak meja Mamiya dan benda ini keluar dari
dalamnya."

Seolah-olah untuk membuat Utsumi mendengarkan, aku mengeluarkan


selembar kertas dan foto-foto dari sakuku. Mamiya memalingkan muka
dengan perasaan tidak enak.

"Utsumi, kamu yang mengiriminya ini, kan?" tanyaku memastikan.

"Kalau begitu kenapa ......? Aku melindungi Mamiya-san dari Aisaka-kun..."


jawabnya.

“Bagaimana kamu bisa mengatakan itu setelah menguntitnya? Dan kamu


mengambil fotonya secara diam-diam? Yah, itu bisa dihitung sebagai
kekerasan, bukan?”

"......."

Ketika aku secara metodis memaparkan apa yang telah dilakukan Utsumi,
dia menggigit bibirnya dan terdiam. Aku tampaknya tepat sasaran. Sangat
mudah dan membantu untuk menghakiminya.

"...... Tapi Aisaka-kun juga mengancam Mamiya-san, kan?"

"Hah?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Benarkan? Kamu tahu tentang Secret Account Mamiya-san dan


mengancamnya untuk mengambil foto-foto nakal, begitu kan? Siapa di
antara kita yang paling buruk!"

Suaranya terdengar seperti jeritan, seolah-olah dia menuduhku.

Dia mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal, tetapi berkat dia, aku mulai
memahami situasinya.

Utsumi pasti telah mengetahui Secret Account Mamiya di suatu tempat dan
mengancamnya dengan mengambil foto secara diam-diam untuk mendesak
suatu hubungan. Apa yang dia lakukan itu sangat berbahaya. Utsumi tidak
akan bergerak jika dia tidak tahu rahasianya.

Di sisi lain, tetap saja, akulah yang diancam Mamiya dan mengambil foto-
foto yang nakal. Utsumi tidak akan mendengarkanku bahkan jika aku
mengatakan yang sebenarnya justru kebalikannya.

Berdasarkan perkataannya, dia menyukai Mamiya.

"Mamiya, kamu lengah, ya.” Kataku padanya.

“Diam.”

Hei, berhentilah mencolek punggungku. Aku yang menyelamatkanmu dari


bahaya, lho. Jangan perlakukan aku seperti itu.

Sebaliknya, apakah Utsumi merasakan sesuatu dari penolakan Mamiya yang


tidak mau meninggalkan sisiku?

"...... Akulah yang lebih menyukai Mamiya-san daripada kamu. Begitu sangat,
begitu sangat, aku begitu sangat menyukainya!!!!"

Dia berteriak marah, mengepalkan kedua tinjunya dengan erat.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku merasa lega bahwa dia tidak memukulku begitu saja, tetapi tidak bisa
dipungkiri bahwa aku merasa kebingungan dalam kesenjangan antara kata-
kata dan tindakannya.

Mengancam seseorang yang kamu sukai untuk menjadikannya milikmu


tampaknya jauh dari perasaan menyukai.

Itu adalah emosi yang seharusnya disebut posesif atau obsesi.

Ini adalah sifat alami manusia sampai batas tertentu, tetapi menurutku ini
sudah terlalu berlebihan.

"Jika kamu menyukai seseorang, kamu harusnya bersikap dengan benar."

"Apa-apaan ini, apa-apaan, hah? Kamu tiba-tiba muncul dan bertingkah


seperti pacarnya! Kamu jelas menertawakan aku di dalam hati, kan!"

"Tidak. Mamiya dan aku bahkan tidak berpacaran dan kami tidak memiliki
perasaan romantis satu sama lain. Kami hanya berteman.”

“Kamu bisa mengatakan apa pun yang kamu suka!!”

“Tidak ada gunanya apapun yang aku katakan.”

Aku melihat ke arah Mamiya dan menghentikan pembicaraan, karena aku


sudah tidak bisa membuat kemajuan apa pun darinya. Setelah beberapa saat
berpikir,

"......Aku dan Aisaka-kun hanya berteman. Dan aku tidak berpikir tindakan
Utsumi-san adalah hal yang akan kamu lakukan pada seseorang yang kamu
sukai," Mamiya menyela.

Ketika Mamiya memberitahunya dengan nada suara yang tenang, Utsumi


mengeluarkan kata-kata, "Itu bohong.”

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Tetap saja, dia hanya menggelengkan kepalanya dengan keras, mungkin


merasa tidak ingin mengakuinya,

"Tidak! Mamiya-san dan aku baru saja menegaskan cinta kami satu sama
lain..."

"...... Aku tidak punya pilihan selain menurutimu. Aku tidak tahu apa yang
akan kamu lakukan terhadapku jika aku tidak menurutimu secara sukarela,"
jawab Mamiya.

"Itu benar, ya." Utsumi kaget mendengarnya.

Mamiya menjawab, suaranya bergetar. Meskipun aku mencurigai bahwa itu


adalah akting, tetapi tidak ada yang tidak wajar tentang darinya.

Utsumi, mungkin kaget karena ditolak dengan begitu jelas, menatap langit-
langit dengan kebingungan.

Mamiya meletakkan tangannya di punggungku erat-erat sebagai topangan


dan menatap Utsumi dengan mata yang berlinang air mata.

"......Mengapa? Aku ini sangat mencintai Mamiya-san."

"Jika kamu menyukainya, jangan lakukan dengan cara yang salah. Apa yang
kamu lakukan adalah menguntit dan mengancam. Dalam beberapa kasus,
kamu bahkan bisa berurusan dengan polisi," aku menjelaskan.

"...... Aku ingin Mamiya-san menoleh padaku. Hanya Mamiya-san yang


mengucapkan 'selamat pagi' bahkan kepada orang yang suram sepertiku,
dan tersenyum ramah kepadaku, jadi, jadi..."

Utsumi jatuh berlutut, tersedak dan menyeka air matanya dengan lengan
bajunya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

...... Apa-apaan itu?

Pada akhirnya, kamu hanya memaksakan idealismemu pada Mamiya, kan?

Kamu secara egois menyudutkan Mamiya, dan secara sepihak memberinya


hasrat bejatmu yang tidak lebih dari sebuah nama untuk kata ‘menyukai’.
Apakah sikap seperti itu yang kamu maksud dengan ‘menyukai’?

"Maafkan aku, Utsumi-san. Aku tidak bisa menanggapi perasaanmu."

Mamiya, yang seharusnya berada di belakangku, melangkah ke arahnya dan


berkata dengan tenang.

Aku mencoba menghentikannya karena itu berbahaya, tetapi Mamiya


berbalik dan mengatakan kepadaku, "Tidak apa-apa" hanya dengan gerakan
mulutnya, jadi aku tidak punya pilihan selain tetap membiarkannya.

Namun, aku siap untuk bergerak jika terjadi sesuatu.

"Ini bukan karena aku tidak menyukaimu, ini adalah masalahku sendiri.
Ketika Utsumi-san mengaku kepadaku sebelumnya, aku akan menanggapi
dengan cara yang sama."

"......, tapi itu hanyalah caramu untuk menolak."

“Itu tidak benar. Berbohong dalam menanggapi pengakuan akan sangat


tidak sopan dan menghina. Aku tidak punya pilihan selain memintamu
untuk percaya padaku dalam hal ini."

Utsumi jelas-jelas bingung dengan kata-kata dan tindakan Mamiya. Alih-alih


mengambil sikap yang ditunjukkan pada pria yang mencengkeram bahunya
di tengah-tengah percakapan sebelumnya, Mamiya justru terlihat seperti
seorang siswi teladan dengan sedikit rasa penyesalan tentang dirinya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mamiya juga memahami perasaan sukanya yang menyimpang itu. Utsumi


mungkin tidak memahami hal ini.

Terlebih lagi, sekarang dia sudah menyadari apa yang telah dilakukannya.

"Jadi, kumohon jangan sampai melupakan dirimu sendiri. Ketika saat itu
tiba, maka sudah terlambat bagimu karena kamu tidak akan bisa kembali
seperti aku sekarang," jelas Mamiya.

"Kalau begitu, apakah tidak apa-apa bagiku untuk tetap menyukai Mamiya-
san?"

"Jawabannya mungkin tidak berubah, tetapi tidak apa-apa jika kamu masih
menginginkannya..."

Akhirnya, Mamiya tersenyum dan berbalik menghadapku. Hei, hentikan,


jangan beri aku pertanyaan "Apakah ini baik-baik saja?" Jangan beri aku
getaran itu.

Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan.

“Utsumi, aku punya usulan.”

"............"

"Kami berjanji, baik aku maupun Mamiya tidak akan menceritakan kepada
siapa pun tentang hari ini. Tentu saja, tidak ada tindakan yang menyangkut
dengan kepolisian. Jadi, berjanjilah pada kami bahwa kamu tidak akan
memberitahu siapa pun tentang apa yang kamu ketahui ini."

Jika hubungan antara Mamiya dan aku, serta apa yang dilakukan Utsumi,
diakhiri di sini, kami bertiga bisa melindungi kehormatan dan kehidupan
sekolah kami. Selain itu, Utsumi juga tidak ingin berurusan dengan polisi.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Terlebih lagi, kami juga tidak ingin rahasia kami terbongkar.

"...... tapi aku menyakiti Mamiya-san."

"Kelihatannya begitu, tapi bagaimana menurutmu?"

Aku menyerahkan jawaban tentang gumaman Utsumi kepada Mamiya.

"Nah, bukankah itu baik-baik saja? Semua orang pernah membuat


kesalahan."

Mamiya berkata dengan nada santai, melepas fasad siswi teladannya.


Utsumi membulatkan matanya dan berkedip berulang kali.

"...... Um, Mamiya-san?" tanya Utsumi heran.

"Hmm? Oh, maksudmu nada suaraku? Inilah aku yang sesungguhnya. Aku
sedikit membuat perbedaan saat sedang sekolah."

"Bahkan level berubahnya tidaklah sedikit," Utsumi mencoba menegaskan.

“Tidak apa-apa. Jadi, bagaimana? Tapi, aku akan merasa senang jika kamu
mau merahasiakannya.”

Ketika Mamiya mengatakan hal ini kepada Utsumi, sambil bersikap genit
dengan menutup satu matanya, Utsumi masih merasa bingung tetapi lebih
memilih melihat ke bawah lalu ke kanan serta ke kiri, dan akhirnya
mengangguk.

Keseimbangan antara keuntungan dan kerugian dari mengungkapkan


rahasia itu, dalam pikirannya, jelas condong ke sisi yang diajukan Mamiya.
Selain itu, Mamiya menunjukkan kepada Utsumi sisi jujur dirinya yang
biasanya tidak dia tunjukkan, yang mana menambah suasana istimewa dari
adegan tersebut.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Ini adalah pertunjukan yang menakutkan dan penuh perhitungan.

Seseorang yang dicintai Utsumi telah mengungkapkan rahasianya


kepadanya—perasaan superioritas itu tentu sangat berharga baginya.

"Terima kasih, ya Utsumi-san. Sekarang sudah tidak ada yang terjadi hari ini,
dan kamu tidak melihat atau mendengar apa pun sepulang sekolah. Begitu,
kan?"

"...... Ya. Aku telah melakukan banyak hal buruk padamu, Mamiya-san, dan
aku benar-benar minta maaf karena telah menyebabkan masalah bagimu,"
Utsumi menerima sekaligus meminta maaf padanya.

"Semua orang pernah membuat kesalahan. Aku juga sudah baik-baik saja
sekarang. Aisaka-kun, kamu juga sudah baik-baik saja, kan?"

"...... Mengapa kamu seolah-olah menganggapku marah?" tanyaku heran.

"Karena saat kamu datang ke kelas, wajahmu sungguh mengerikan."

Utsumi mengangguk setuju dengan Mamiya.

...... Apakah aku memiliki wajah seperti itu?

Aku menyentuh wajahku untuk memeriksanya, tetapi tidak mungkin aku


bisa mengetahuinya, sehingga aku mengabaikan dan menyerah untuk
memikirkannya,

"Umm ...... Mamiya-san dan Aisaka-kun, apakah kalian menjalin hubungan?"

Utsumi mengangkat wajahnya yang tertunduk dan bertanya dengan


ekspresi serius yang menakutkan di matanya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Tidak? Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, aku tidak sedang
berpacaran dengan Mamiya."

Karena itu adalah kebenaran, maka tidak perlu menyembunyikannya. Ketika


aku melirik ke samping ke arah Mamiya dan memintanya untuk
menyangkalnya juga, aku bisa melihat bahwa alisnya berkerut dan dia
memiliki ekspresi yang sulit di wajahnya.

Namun, dia berkata, "Itu benar. Aisaka-kun dan aku adalah teman. Kami
berteman," katanya dengan nada seolah-olah mengingatkan Utsumi.
Mendengar ini, Utsumi menghembuskan napas lega.

"......Ini bukan sesuatu yang bisa kukatakan setelah melakukan hal ini, tetapi
aku masih menyukai Mamiya-san. Jadi, bisakah aku terus menyukaimu?"

"Meskipun begitu, aku tetap tidak bisa memberikan jawaban seperti yang
kamu harapkan."

Setelah menerima pengampunan langsung dari Mamiya, Utsumi tersenyum


puas dan meninggalkan ruang kelas.

"...... Apakah itu baik-baik saja?" Aku bertanya untuk meyakinkan.

"Maksudmu, tentang Utsumi-san? Karena, kamu tahu, aku juga bagian dari
penyebabnya. Aku tahu bahwa fasad siswi teladan juga menyebabkan
kesalahpahaman seperti ini. Baik tentang hati maupun sikapku yang tidak
membeda-bedakan kepada semua orang. Sebagian karena perilaku itulah
yang menyebabkan orang salah paham terhadapku."

Terlepas dari semua yang telah dilakukan Utsumi terhadapnya, Mamiya


mengakui bahwa dia juga bersalah, seolah-olah tidak ada yang salah pada
diri Utsumi. Aku pun masih tidak mengerti akan hal itu.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Kamu tahu, apa yang akan terjadi jika aku datang terlambat?" tanyaku pada
Mamiya.

"Ya, aku tahu. Aku mungkin akan berciuman tanpa emosi atau perasaan dari
hati, aku mungkin dipaksa untuk melepas pakaianku dan melakukan
berbagai hal. Jika aku melawan, dia mungkin akan melakukan kekerasan,"
jawabnya tenang.

"...... Apa-apaan itu. Bagaimana kamu bisa begitu tenang?"

Berbeda dengan Mamiya yang begitu tenang, aku justru tidak bisa
mengontrol diri.

Aku sungguh tidak bisa mengerti bagaimana dia bisa membuat wajah
seperti itu 'normal' ketika dia bisa saja mengalami luka yang mengancam
jiwa seandainya dia ceroboh.

Kepalan tanganku secara alami mengepal erat.

Kemudian kepalan itu dibungkus dengan tangan Mamiya yang terulur.

"Sebenarnya, aku harus memberitahu Aisaka-kun juga, tapi ...... maaf. Aku
berprasangka bahwa Aisaka-kun mungkin telah memberitahunya tentang
Secret Account-ku. Akan tetapi, baru belakangan ini aku tahu bahwa itu
adalah kesalahpahaman, tetapi kamu lihat, bahkan sebelum itu, suasananya
agak sulit untuk membicarakan hal ini denganmu."

"...... Itu benar, ya. Jika kesalahpahaman itu telah diselesaikan, kamu
mungkin bisa berbicara denganku tentang hal ini."

"Aku tidak ingin kamu salah paham, tetapi akulah yang membuat suasana ini
menjadi buruk. Aku cukup ragu tentang jarak di antara kita. ......
Bagaimanapun, Aisaka-kun tidak bisa disalahkan, jadi jangan khawatir."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Dia berbicara dengan begitu cepat, seolah-olah tanpa jeda, dan segera
setelah dia merasakan bahwa aku tidak yakin, dia bertanya kepadaku,
"Apakah tidak apa-apa?" Dia mengingatkan aku. Aku tidak begitu yakin
tentang apa yang harus aku lakukan, tetapi jika Mamiya mengatakan
demikian, bukan ide yang bagus untuk mengulanginya kembali.

"Sebenarnya, aku akan meminta bantuan Aisaka-kun ketika aku tidak bisa
menyelamatkan diriku sendiri, tapi aku menyadari bahwa itu adalah hal
yang paling aku benci, sehingga aku memutuskan untuk tidak
melakukannya....... dan saat itulah Aisaka-kun datang."

"Itu adalah suatu kebetulan. Aku menemukan Mamiya tepat pada


waktunya."

"Tapi tetap saja, begitulah kenyataannya."

Dengan tersenyum lembut, kedua matanya menatap lurus ke arahku.


Ketulusan di matanya membuat hatiku terbakar jauh di dalam dadaku.

Di sisi lain, aku tidak bisa mempercayai kata-kata Mamiya dari lubuk hatiku
yang terdalam. Aku membenci diriku karena memiliki perasaan yang
kontradiktif, dan jika aku bisa, aku mau melarikan diri.

Sesuatu yang menahanku adalah kehangatan tangan Mamiya yang


membungkus tanganku.

"Ngomong-ngomong, Aisaka-kun, apakah kamu bergegas keluar karena


kamu mengkhawatirkan aku?"

"...... Tidak, aku tidak bergegas keluar karena aku mengkhawatirkan


Mamiya."

Jantungku berdebar-debar tak menentu.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Sungguh suatu kebetulan bahwa aku bisa berakhir di sini. Kalau bukan
karena kertas dan foto itu, aku masih berada di ruang kelas menunggu
kepulangan Mamiya.

Aku sedikit banyak khawatir ketika aku melihat kembali apa yang telah aku
lakukan...... Meskipun tindakanku bisa dilihat seperti bergegas keluar karena
merasa khawatir.

Aku sadar bahwa Mamiya sedang dikuntit dan aku tidak bisa
membiarkannya begitu saja. Bukan demi Mamiya, tetapi karena aku merasa
bahwa aku akan menyesal jika aku tidak bergerak ke sana.

Karena, jika temanmu sedang dalam kesulitan, sudah menjadi hal yang
wajar bagimu untuk membantunya.

Itu benar. Hanya itu saja alasannya.

"Tapi, terima kasih. Aku pikir aku sudah mencapai batasku."

Segera setelah Mamiya melepaskan tanganku, dia membenamkan wajahnya


di dadaku.

Lengannya melingkari punggungku dengan lembut. Suaranya, yang sedikit


bergetar, tampaknya mengandung apa yang aku sebut tingkat gairah yang
berbeda dari biasanya.

"Jika mereka melihat kita seperti ini, mereka akan salah paham, lho."

"...... Mungkin begitu. Tetapi biarkan aku tetap seperti ini sampai keadaan
menjadi tenang."

"Bagaimana kamu bisa mengatakan itu ketika kamu sendiri tidak berniat
melepaskannya, bahkan jika aku mengatakan aku tidak mau?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Menghela napas berat, aku terus berdoa agar tidak ada yang datang
sementara Mamiya memelukku. Untungnya, tidak ada langkah kaki yang
datang dari lorong, dan hanya cahaya matahari sore yang lembut, yang
menyinari jendela.

Aku sudah lama menghindari keterlibatan dengan lawan jenis, tetapi aku
tidak bisa melepaskan Mamiya, yang datang kepadaku dengan sendirinya.
Aku merasa bahwa diriku tidak keberatan dengan hubungan yang tidak
stabil dan menyimpang ini.

Aku ingin tahu apa nama perasaan ini.

Aku tidak berpikir itu adalah perasaan cinta ...... karena aku tidak
mempercayai wanita sebelum aku mengalami apa yang namanya cinta itu,
jadi aku tidak tahu persis seperti apa perasaan tersebut.

Aku mencoba mempertahankan keadaan sebagaimana adanya dan menjaga


perasaanku, yang aku sendiri pun tidak tahu namanya, di dalam hatiku.

Setelah berada dalam perasaan hangat Mamiya untuk beberapa saat, dia
tiba-tiba melepaskan lenganku dan menjauh dariku.

"Apakah kamu sudah merasa tenang?" tanyaku memastikan.

Aku bertanya tanpa berpikir panjang, dan mendapati wajah Mamiya yang
diwarnai cerah oleh sinar matahari.

"...... Aku belum merasa tenang dalam artian tertentu, tetapi sekarang aku
sudah baik-baik saja."

"Apa-apaan, dah?" aku bingung.

"Anak perempuan itu memiliki banyak rahasia yang tidak bisa mereka
ceritakan kepada orang lain, lho."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Jika dia sudah mengatakan begitu, tidak mungkin bagiku bisa mencari
tahunya.

"Jika kamu telah menyelesaikan urusanmu, mari kita pulang," ajakku.

"...... Tunggu. Aku masih punya satu pertanyaan lagi untuk ditanyakan pada
Aisaka-kun."

Mamiya memegang lengan bajuku saat aku mau meninggalkan ruang kelas.

Ketika aku berbalik untuk menanggapi suara yang tampaknya serius itu,
Mamiya menunjuk ke arah kursi di dekatnya. Aku menduga dia ingin aku
duduk. Aku juga tidak bisa memahami apa maksudnya, tetapi aku lebih
memilih untuk menurutinya dan duduk di kursi yang ditunjuknya. Mamiya
duduk di sebelahku dan memutar tubuhnya ke arahku.

Suasana di dalam kelas tampak tegang, perubahan total dari suasana


sebelumnya.

"Aku berbicara tentang alasan mengapa aku membuat suasana menjadi


lebih buruk..."

Mamiya mengawali pernyataannya, dan setelah jeda membuka mulutnya


lagi,

"──Apa yang akan kamu lakukan ...... jika aku memberitahumu bahwa aku
mengingkari janji kita untuk menjaga rahasia satu sama lain dan
mengungkapkan foto itu kepada orang-orang?" tanya Mamiya kepadaku.

Sementara melihatku dengan tatapan seolah-olah sedang mengujiku,


Mamiya memulai pembicaraanya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

CHAPTER 7
LIKE I SAID, IT’S SECRET, YOU KNOW
Penerjemah: Milize

Rahasia kami—yaitu Mamiya yang merupakan gadis Secret Account dan


fotoku menyentuh payudara Mamiya. Jika Mamiya mengungkapkan hal
itu.......

"...... tidak ada yang bisa aku lakukan mengenai itu. Itu akan menjadi
kesalahanku dan akhir dari ini. Hal itu membuatku membayangkan ...... aku
akan secara spontan putus sekolah dan menjalani kehidupan yang sangat
suram, yang mana merupakan skenario yang begitu menyedihkan."

Aku segera menanggapi cerita asumsi yang diceritakan Mamiya kepadaku.

Memang benar bahwa Mamiya dan aku saling menyimpan rahasia.

Akan tetapi, posisi kami sama sekali berbeda.

Kami adalah seorang pria dan wanita, seorang siswa biasa dan siswi teladan,
dan semua isi rahasia kami itu bisa menjadi kekalahanku, tergantung
bagaimana kamu melihatnya. Singkatnya, sia-sia untuk mempertimbangkan
asumsi semacam itu, dan satu-satunya pilihan yang aku miliki adalah
berpura-pura patuh kepada Mamiya.

"......Mengapa?"

Di sisi lain, Mamiya jelas merasa tidak puas dengan jawabanku.

Dengan keraguan dan ketidakpercayaan yang membanjiri matanya, dia


mengikat kedua tanganku di depan dadanya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Aku tidak tahu apa yang kamu maksud dengan 'mengapa'," kataku
kebingungan.

"Mengapa kamu begitu tenang?"

"Aku tidak mengatakan bahwa diriku ini tenang, aku hanya ingin
mengatakan bahwa aku tidak merasa Mamiya akan melakukan sesuatu
seperti itu tanpa alasan. Lagipula, tidak ada untungnya bagi Mamiya
mengungkapkan rahasianya, kan?"

Aku yakin dia mengancamku demi alasan menjaga rahasianya, tetapi aku
juga yakin dia ingin ada orang lain yang membantunya mengambil foto.

Belum lagi, Mamiya masih menginginkan foto-foto untuk diunggah ke Secret


Account-nya... Jika benar begitu, keuntungan karena mengungkapkan
rahasia itu sendiri akan berkurang separuhnya.

Mamiya akan kehilanganku, dan aku dikeluarkan dari sekolah.

Sulit untuk berpikir bahwa Mamiya akan membuat langkah buruk yang
hanya akan mengakibatkan kerugian.

"......Apakah kamu percaya padaku, Aisaka-kun?" tanya Mamiya memastikan.

"Aku hanya menimbang keuntungan dan kerugiannya," jawabku singkat.

"Bahkan jika aku benar-benar seorang gadis yang buruk, seorang gadis egois
sekaligus tak berdaya yang tidak peduli tentang janji dan hanya
menginginkan seseorang yang bisa dia mainkan sesuka hatinya?"

"Jika itu yang terjadi, aku tidak akan berada di sekolah ini sekarang, kan?
Fakta bahwa hal itu tidak terjadi adalah bukti bagi Mamiya menolak hal itu,
kan?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Apa-apaan itu? Apakah kamu itu bodoh? Aku bahkan—!"

Mamiya, sambil menahan tangis, mencengkeram kedua pundakku seolah-


olah dia akan mendorongku jatuh dengan kuat. Kursi dengan berat kami
berdua di penyandarnya kehilangan keseimbangan dan jatuh ke belakang
dengan tubuh kami saling tumpang tindih.

Bruk! Suara kursi yang bertabrakan dengan lantai, bergema di dalam ruang
kelas di mana hanya kami berdua yang ada di sana.

Secepat yang aku bisa, aku memegang kepala Mamiya dalam pelukanku dan
menggeser tubuhku ke samping, sehingga kepalanya tidak membentur
lantai pada menit-menit terakhir. Akan tetapi, punggungku, yang telah
menahan beban kami berdua, terasa sakit.

"S-sakit ......."

Aku membuka mata dengan mengerutkan alisku dan melihat Mamiya yang
membenamkan wajahnya di dadaku. Rambut panjangnya seperti kain yang
disebarkan ke seluruh tubuh, dan mungkin karena aku begitu dekat
dengannya, aku bahkan bisa mencium sesuatu yang aneh, yang membuatku
merasa pusing di bagian dalam kepalaku. Bahkan jika aku ingin menjauh
darinya, aku tidak bisa melakukannya karena aku berada di bawahnya, dan
aku merasakan perasaan yang sedikit padat menembus seragamnya di
seluruh tubuhku, yang sekaligus membuatku merasa panas.

Sambil merintih, Mamiya perlahan-lahan mengangkat wajahnya.

Tatapan kami pun bertemu, pupil matanya begitu jernih membuatku merasa
hampir tersedot ke dalamnya—wajahnya pucat seolah-olah dia mengira
bahwa dirinya telah melukai aku.

"......uh, ah, aku tidak bermaksud untuk..."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Aku tahu, jadi jangan bergerak, berbagai hal dari dirimu telah bersentuhan
denganku, huh."

"Maafkan aku, tetapi kamu tidak terluka atau apa pun, kan?"

"Kepalaku tidak terbentur, hanya saja sedikit melukai punggungku.


Daripada itu, aku hanya akan mengatakan bahwa posisi ini seratus kali lebih
bermasalah."

Aku mengingatkannya dengan tatapan yang mengatakan, "Cepat menjauh


dariku," tetapi Mamiya menyentuh dada dan wajahku seolah-olah
memastikan bahwa aku tidak terluka.

Dia menyentuhku perlahan-lahan, seolah-olah dia sedang menangani


sesuatu yang rapuh, dengan jari-jarinya yang ramping. Aku menahan napas,
berusaha keras mengalihkan perhatianku dari tubuh Mamiya, yang
menghantarkan panas dan kelembutan tertentu kepadaku dengan setiap
gerakannya.

Akan tetapi, mungkin merasakan bahwa aku aman, Mamiya menghela napas
yang secara eksplisit dipenuhi dengan kelegaan. Tidak ada ejekan atau
upaya menggoda yang disengaja, dan aku bisa mengatakan bahwa dia benar-
benar mengkhawatirkan diriku.

Aku mengetahui itu dari suasana ketika dia mendorongku jatuh.

Sedangkan bagi Mamiya, dia hanya bermaksud memegang pundakku, tetapi


dia akhirnya mendorongku jatuh karena terlalu kuat.

"......Aku tidak bermaksud mendorongmu jatuh. Aku minta maaf."

"Tidak apa-apa. Tapi jangan mencoba untuk terus seperti ini dengan
tenang."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Karena kamu tampak cukup senang. Itu berarti kamu benar-benar senang,
kan? Aku tahu aku punya tubuh bagus yang disukai para pria," jawabnya
menggoda.

"Jangan mengatakan hal-hal yang tidak bisa aku sangkal. Aku ini tidak kebal
terhadap hal itu, aku sungguh kerepotan."

Hal itu benar, dan Mamiya juga menyadarinya.

Jika itu sebabnya dia tidak mau pergi, maka Mamiya mempunyai karakter
yang buruk.

"Kamu tampaknya tidak keberatan dengan itu, kan?" tanya Mamiya.

"Aku ini hanya bertahan. Aku akan menyerangmu.”

“Haruskah aku berteriak kyaa—?”

“Kalau begitu, berhentilah menatapku seperti kamu sedang mengasihani


aku.”

Aku membalasnya dengan emosi yang datar, dan Mamiya berkata, "Mau
bagaimana lagi, kan?" dan bangkit dari aku.

Saat aku bangun, Mamiya sedang duduk kembali di kursinya. Aku pun
kembali berdiri dan ikut duduk, menggosok punggungku, dan Mamiya
dengan ekspresi misterius di wajahnya, membuka mulut dan berkata,

"Aku lupa sudah sampai mana kita berbicara, tapi ...... sudah cukup, Aisaka-
kun. Aku tidak bisa mempercayai kamu."

"Hah......?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Tepatnya, tentang Aisaka-kun yang mempercayai aku ....... Mana mungkin


aku bisa mempercayai itu."

Kali ini aku benar-benar tidak bisa memahami apa yang Mamiya coba
katakan.

Hah? Bukan masalah jika dia tidak mempercayai aku, tetapi masalahnya itu
tentang alur percakapannya yang terlalu mendadak.

Namun, barangkali dia tidak ingin mendengar reaksiku sejak awal, Mamiya
melanjutkan perkatannya.

"Ketika kita pergi keluar, Aisaka-kun membantuku, kan?"

"......Jadi, itu benar terjadi, ya," kataku seolah mengingatnya.

"Aku sangat senang tentang itu, dan memang benar aku merasa takut. Tapi,
alasan sebenarnya aku ingin bergandengan tangan itu berbeda. Aku takut
memikirkan apakah Aisaka-kun melihatku sebagai seorang siswi teladan
atau pada Mamiya Yuu, seorang gadis normal yang bukanlah apa-apa."

"............"

"Ada rahasia antara aku dan Aisaka-kun yang tidak bisa kuberitahukan
kepada siapa pun. Itu sebabnya aku tahu Aisaka-kun tidak bisa
mengkhianatiku ... tapi kupikir kamu mungkin mengkhianatiku, jadi aku
bertindak seperti aku sedang mengujimu. Aku ingin mengetahui apakah
sikap Aisaka-kun tidak akan berubah bahkan jika aku menunjukkan bagian
lemahku padanya."

Ekspresi Mamiya terlihat sedih saat dia mengatakan hal ini, dan dia
menahan tangannya yang terulur pada pangkuannya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Aku tidak akan berubah. Sejak awal, itu bukanlah kelemahan yang cukup
untuk mengancam Mamiya."

"Ya. Aku tahu. Aku sangat tahu itu. Jadi, aku adalah seorang gadis yang
buruk, ya?"

Dia mengatakannya dengan nada sedih dan tersenyum tipis yang mana
membuatnya kelihatan rapuh.

Seharusnya sikapnya itu tidaklah cocok dengan image seorang siswi teladan
maupun Mamiya yang sesungguhnya, tetapi entah kenapa aku merasa agak
nyaman dengan itu.

"──Setidaknya sebagai penebusan dosa-dosaku, maukah kamu


mendengarkan cerita masa laluku?"

"Tidak, aku tidak benar-benar ingin mendengarkannya."

Secara refleks aku menolak. Pada saat aku menyadari bahwa itu sudah
terlambat, Mamiya telah mengangkat alisnya dan memelototi aku. Aku
mungkin telah membuatnya dalam suasana hati yang buruk. Saat aku
mengkhawatirkan hal itu, Mamiya menarik napas, dan berkata

".................. setidaknya sebagai penebusan dosa-dosaku, maukah kamu


mendengarkan cerita masa laluku?" mamiya mengulanginya.

"Jika kamu menginginkan aku mendengarnya, katakan saja dengan jujur,"


jawabku.

"Lagipula, aku merasa seperti aku yang kalah."

Kamu tidak harus jujur tentang hal itu.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"...... Kalau begitu, apakah kamu yakin? Kamu tidak ingin menceritakannya,
kan?"

"Itu benar, tetapi aku ingin kamu mendengarkan aku. Apakah itu sesuatu
yang buruk?"

"Iya, buruk. Jangan sampai aku terlibat dalam urusan Mamiya.”

Aku hanya menjalin hubungan rahasia dengan Mamiya karena dia


mengancam aku. Aku tidak berniat terlibat atau membiarkannya melibatkan
aku.

Namun, Mamiya mencoba melintasi tembok itu.

"Kalau begitu, aku akan memaksamu untuk mendengarkan aku."

Mamiya tampaknya berniat untuk tetap teguh pada keinginannya sendiri,


dan berdiri dari tempat duduknya, lalu mengambil posisi berdampingan
denganku. Lengan Mamiya menjangkau dan melingkari leherku, dan aku
merasa seolah-olah aku berada dalam pelukannya.

Pantat Mamiya berada di pangkuanku seperti itu...

"...... Ini sangat tidak nyaman, kan?" tanya Mamiya.

"Rasanya berat, lembut dan ada sensasi aneh, ini berat, karena itu
menyingkirlah dariku."

"Kamu mengatakan 'berat' dua kali. ...... apakah aku seberat itu?"

"Berat badan itu memang salah satu darinya, tetapi yang paling berat yaitu
bagi mentalitasku, seperti orang yang mengalami Menhera (gangguan
jiwa)."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

(TLN: Menhera adalah semacam bahasa gaul/slang internet yang merujuk


pada orang yang sakit jiwa atau punya gangguan mental.)

"Tidak apa-apa sih bagi orang yang mengalami Menhera karena hal ini
adalah kebalikan dari cinta. Ini hanyalah pelecehan," jelas Mamiya
menggoda.

"Terlebih lagi, jangan lakukan itu."

Payudara Mamiya menekanku saat dia memeluk tubuhku, dan setiap kali dia
mencondongkan tubuhnya, pantatnya berubah bentuk di sepanjang pahaku,
memberikan sensasi yang mengganggu.

Aku mencoba mendinginkan pikiranku yang mendidih dengan kata-kata "ini


hanyalah pelecehan" sambil meminta Mamiya dengan tatapan dan
ucapanku, tetapi Mamiya, yang sedang dalam suasana hati yang buruk,
hanya meningkatkan kekuatan pelukannya padaku.

......Aku sungguh tidak bisa melakukan ini.

Aku tidak ingin mengetahui tentang masa lalu Mamiya, dan hal itu juga tidak
akan membantuku. Itu tidak mengubah posisiku, hanya memberiku lebih
banyak informasi yang tidak aku perlukan.

Meskipun begitu, ketika aku mendengar suaranya, melihat matanya, dan


ekspresi kepasrahannya, yang aku kenal dengan baik, tidak mungkin aku
bisa menyangkalnya dari lubuk hatiku yang terdalam.

Mengambil nafas seolah-olah untuk meredakan ketegangan, Mamiya


mengambil keuntungan dari sikapku yang tidak mengatakan apa-apa dan
mulai berbicara.

"......Ketika aku masih di sekolah menengah pertama, aku sering


mendapatkan penghinaan. Sejak saat itu, aku mulai menyembunyikan diriku

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

dan mengenakan fasad seorang siswi teladan, yang mana diketahui oleh
semua orang di sekolah kita saat ini."

Raut nostalgia masa lalu, ketidaksetujuan, emosi yang bercampur aduk


tersisipkan di wajahnya.

"Kalau boleh aku katakan, aku adalah seorang gadis yang cukup cantik dan
juga populer. Kemudian seseorang menyatakan perasaannya kepadaku,
tetapi aku tidak menyukainya, sehingga aku menolaknya. Keesokan harinya,
aku pergi ke sekolah dan ada seorang gadis yang aku pikir dia adalah
temanku berkata, ‘Jangan mengambil seseorang yang aku sukai!’ dia
berteriak padaku di belakang gedung olahraga yang kosong. Hal itu
membuatku tertawa. Aku pikir aku telah melakukan sesuatu yang salah."

Dia menceritakan masa lalunya dengan cara yang sangat sederhana,


menyampaikan rasa sakit yang tajam, layaknya kertas yang memotong kulit.
Aku tetap diam dan menunggu kelanjutan ceritanya.

Mamiya melanjutkan, "Aku bertingkah normal, tetapi aku mengira aku


terlihat sok bagi orang-orang di sekitarku. Di belakang punggungku, ‘Kamu
sedang dalam keadaan bahagia, kan? Kamu bahkan tidak tahu bahwa ada
orang-orang yang tidak menyukaimu." kata seorang teman sekelas yang aku
kira adalah teman baikku… Aku tidak tahu siapa lagi yang harus aku
percayai, dan aku masih ingat saat pulang ke rumah lalu menekan wajahku
ke bantal dan menangis sampai air mataku mengering."

"............"

"Kemudian aku akhirnya mengerti. Aku tidak ingin menjadi normal. Aku
tidak menginginkan diriku yang sebenarnya. Jadi aku mengenakan fasad
sebagai siswi teladan yang baik kepada semua orang, berpaling dari
kejahatan, dan menarik diri ke dalam duniaku sendiri, tidak mempercayai
siapa pun."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Saat aku mendengarkan Mamiya berbicara dengan fasih dengan kelopak


matanya yang tertutup, aku merasakan nyeri di dadaku. Masa lalu yang
dibicarakan Mamiya berbeda dengan masa laluku, tetapi mungkin karena
kami berbagi bagian yang sama dari "menolak diri sendiri", maka aku tidak
bisa menganggap itu sebagai masalah orang lain.

Emosi yang diciptakan oleh kebetulan yang aneh ini. Sebelum aku
menyadarinya, aku sedang mendengarkan cerita Mamiya. Pada saat yang
sama, pelukan Mamiya padaku semakin kuat, dan aku bisa melihat semacam
ketegangan.

Kedekatan yang semakin meningkat membuat kehadiran Mamiya terasa


lebih dekat, dan jantungku berdetak lebih cepat dengan rasa ketegangan
yang aneh. Rambut panjangnya berada di ujung hidungku, bergoyang dan
membawa aroma wangi yang samar. Tengkuk putih lehernya, terlihat
menembus rambutnya, sedikit berkeringat, mungkin karena gugup.

Hal ini jelas merupakan sesuatu di masa lalu yang ingin dilupakan oleh
Mamiya.

Di satu sisi aku penasaran apakah tidak apa-apa baginya untuk


membicarakan itu denganku, tetapi di sisi lain aku tahu bahwa dia
mengatakannya kepadaku karena aku tidak bisa menolak Mamiya.

Masa lalu dari seorang siswi teladan.

Sangat berisiko untuk mengungkapkannya, karena bisa menjadi gosip jika


ada orang yang mendengarnya.

Namun, aku tidak bisa memberi tahu siapa pun tentang hal itu, dan bahkan
jika aku melakukannya, Mamiya bisa saja menulis ulang topik tersebut
seumpamanya aku mengungkapkan kelemahannya. Pada akhirnya, semua
hal itu berdasarkan perhitungannya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"...... Bukan itu saja, kan?" tanyaku memastikan.

"Nah, siapa pun bisa memahami, ke mana aku akan membawa hal ini.
Seperti yang kamu lihat, aku tidak bisa menahan diri untuk mengakui siapa
diriku sebenarnya, jadi aku mulai membuat akun Secret Account dan
mengunggah foto-foto demi memuaskan kebutuhanku akan pengakuan. Lalu
suatu hari, Aisaka-kun masuk ke dalam ruang kelas tempat aku mengambil
foto dan mengetahui rahasiaku. Meskipun begitu, aku pikir itu semua adalah
yang terbaik sekarang."

"Ini sama sekali tidak baik bagiku."

"Meskipun kamu berusaha mati-matian untuk menahan senyuman yang


terus menerus kamu tunjukkan sementara kamu dipeluk erat olehku dan
membuat wajah seolah-olah mengatakan 'aku tidak tertarik'?"

"Mau bagaimana lagi, kan? Aku tidak bisa memungkirinya jika aku tertarik,
apalagi aku ini seorang lelaki. Jika kamu tidak menyukainya, pergilah.
Pergilah sesegera mungkin."

"Setelah sesi brainstorming, permohonan tersebut ditolak," jawab mamiya


singkat.

(TLN: Brainstorming secara singkatnya adalah semacam berpikir cepat


dalam menentukan keputusan. Nah, dalam konteks ini seperti ada imajinasi
yang berisi diri seseorang yang sedang bermusyawarah di dalam
pikirannya.)

Aku berharap para dewan itu mati.

Mamiya tidak menunjukkan tanda-tanda akan pergi dariku, yang terus


menentangnya. Sebaliknya, dia bahkan menyandarkan kepalanya di bahuku,
sepenuhnya menyerahkan dirinya kepadaku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku mengira dia tahu bahwa aku tidak bisa melakukan hal buruk, jadi dia
terang-terangan melakukan ini padaku.

Dia benar-benar seperti iblis... tapi aku bisa merasakan sedikit rasa gemetar
tangannya di lenganku, jadi aku tidak bisa memaksanya untuk menarik diri.
Mamiya seperti anak yang hilang, dan ada bahaya bahwa dia akan menangis
jika aku memaksanya pergi.

Meskipun begitu, bukan berarti itu yang terjadi.

"Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku mengusap punggungmu dan
menghiburmu?"

"Maukah kamu melakukan itu?"

"Jika itu yang kamu ingin aku lakukan, maka aku mau melakukannya."

"Lebih penting lagi jika kamu melakukan hal seperti itu secara sukarela."

"Aku pikir aku bukanlah tipe orang yang peduli dengan orang lain."

“Itulah mengapa kamu tidak populer."

Ketika aku memelototinya karena mengatakan bahwa itu tidak perlu, jari
telunjuk Mamiya menyentuh ujung hidungku,

"...... Akan sangat mengerikan jika seseorang melihat kita seperti ini,"
Mamiya melanjutkan.

"Itu benar. Apa yang akan kamu lakukan?"

"Lalu mengapa kamu tidak mengatakan saja bahwa kita berpacaran?" saran
Mamiya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

“Aku tidak akan melakukan itu. Aku tidak ingin pergi ke sekolah tanpa
mengetahui kapan aku akan ditikam dari belakang."

"Kecemburuan itu adalah hal yang menakutkan bagi pria maupun wanita,
kamu tahu."

Gumaman muram Mamiya dipenuhi dengan kesadaran.

Untuk sesaat, kami berdua terdiam.

Dalam keheningan yang menyelimuti ruang kelas, terdengar kicauan burung


gagak yang terbang jauh di langit.

"......Mengapa kamu memberitahuku?" tanyaku.

"Karena aku ingin mempercayaimu, Aisaka-kun. Aku tahu itu adalah


penafsiran yang berdasarkan rasa nyamanku."

"Bagaimana kalau aku benar-benar tidak menyukai Mamiya, dan aku hanya
mencari kesempatan untuk mengambil keuntungan dari kecerobohanmu
setiap harinya?"

"Kamu itu terlalu menyukaiku, kan? ...... Nah, jika itu masalahnya, itu berarti
aku tidak cukup baik dalam menyadarinya. Tapi Aisaka-kun masih menjadi
kursiku, lho. Bukankah itu jawabannya?"

"Aku tidak ingat menjadi kursimu."

Aku menjetikkan jariku ke dahi Mamiya dan berpikir sambil memalingkan


wajahku darinya saat dia dengan cepat berteriak, "Aku tidak percaya bahwa
kamu melakukan kekerasan terhadap seorang gadis!” dengan volume
rendah.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku tidak menyangka Mamiya mengatakan ‘Aku ingin mempercayaimu’, dan


aku bisa tahu dari suasananya, bahwa ini adalah niatnya yang sebenarnya.

Sebaliknya... aku masih belum bisa mempercayai Mamiya dengan sepenuh


hatiku. Secara pribadi, aku ingin mempercayainya jika aku bisa, dan aku juga
ingin menanggapinya. Sebagai seorang teman, sejujurnya aku senang bahwa
dia menginginkan hal itu.

Namun, kemudian, ...... Mamiya juga menceritakan rahasia masa lalunya, jadi
tidak adil jika aku tidak mengungkapkan rahasiaku kepadanya.

Ini hanyalah egoku, hanya kepuasan diriku sendiri.

"...... Kalau begitu, kali ini dengarkan aku, oke?" pintaku.

Mamiya mengangguk pelan mendengarnya, yang mana kata-kataku ini


dipenuhi dengan kegugupan, kecemasan dan keinginan untuk serius
menghadapi Mamiya secara pribadi.

Ketika tiba saatnya untuk berbicara, aku merasa gugup. Itu wajar, selain
keluargaku, Natsu adalah satu-satunya orang yang tahu tentang hal ini.
Terlebih lagi, aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan berbicara
dengan lawan jenis—Mamiya.

Meskipun begitu, aku tidak akan mundur sekarang. Aku menggenggam


tangan erat-erat dan membukanya perlahan-lahan, seakan-akan aku
bertekad untuk melakukannya.

"...... Pengakuan bohongan, kan?" Mamiya menebak.

"Benar. Kamu tahu, sesuatu yang kamu lakukan pada seseorang yang tidak
kamu sukai sebagai hukuman atau semacamnya? Aku tidak mengerti apa
serunya hal itu."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"...... Ya, aku tahu. Mereka pernah melakukan itu padaku di sekolah
menengah pertama, dan pada akhirnya, mereka bahkan mengatakan sesuatu
semacam penolakan mengenai kepribadianku, dan aku ...... terus terang saja
menjadi tidak percaya pada wanita. Dan aku pun belum pulih dari hal itu."

Ketika aku merangkum poin-poin utama, Mamiya menundukkan kepalanya


dekatku dengan tatapan serius di matanya.

"...... Maafkan aku. Aku telah melakukan banyak hal tanpa mengetahui apa-
apa."

Mamiya gemetar saat dia dengan sungguh-sungguh dan tulus meminta maaf,
meskipun kamu tidak bisa mengatakannya kecuali kamu menyentuhnya.

Mengingat masa lalu Mamiya, dia sangat takut ditolak oleh seseorang. Dia
pasti mengira dia akan ditolak karena tanpa disadari dia telah
memprovokasi lukaku bahkan sampai sekarang.

Sebaliknya, aku tidak berniat menggali luka lama itu. Aku tahu Mamiya tidak
bermaksud menyakiti aku. Aku bahkan yakin itu hanyalah lelucon.

Aku bukanlah orang yang berpikiran sempit ...... sehingga merasa


tersinggung oleh perbuatannya.

"Angkatlah pandanganmu. Ini bukan kesalahan Mamiya, kok. Ini adalah


kesalahanku karena menyeret semua kenangan itu keluar."

"Tapi..." dia mencoba menolak.

"Mamiya tidak memiliki niat buruk. Aku tidak tahu bagaimana menyebut
situasinya. Aku sadar bahwa aku telah mengatakan banyak hal buruk
kepada Mamiya. Selain itu, kamu juga mengancam aku sejak awal, sehingga
aku merasa seperti tidak memiliki rasa percaya terhadapmu. Itulah
mengapa aku menyebut kita impas," jelasku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Ketika aku mengatakan ini dengan cepat dan tegas, Mamiya menganggukkan
kepalanya dengan gerakan yang kecil dan ragu-ragu.

"Mari kita kembali ke cerita. Aku menjadi tidak percaya pada wanita dan
mengurung diri untuk sementara waktu, dan dengan demikian aku menjadi
takut untuk terlibat dengan orang lain. Aku bisa berbicara dengan
keluargaku, tetapi di luar itu aku tidak bisa melangkah untuk menjalin
hubungan."

"............"

"Jadi, untuk menjauh dari gadis-gadis itu, aku belajar dan masuk ke sekolah
dengan level nilai standar tertentu ...... aku pergi ke Kamino dan mencoba
untuk memulai ulang. Nah, hasilnya adalah seperti yang kamu lihat ini.
Tentu saja itu tidak berhasil sama sekali. Jika bukan karena Natsu, aku akan
menjadi penyendiri yang sebenarnya."

"............ begitu, ya."

"Ini tentang sejauh mana situasiku. Inilah bekas luka yang sangat kecil, yang
dapat dijelaskan hanya dalam beberapa menit—"

Sebuah dengusan tawa lepas, dan pada saat yang sama hatiku terasa sakit.
Meskipun aku mengatakan hanya seperti ini, tetapi tetap saja merupakan
kenangan yang menyakitkan untuk diingat kembali.

Itulah mengapa aku ingin Mamiya merasakannya seolah-olah itu adalah


cerita yang lucu ...

"—Ini bukan tentang sejauh mana situasimu. Tidak, tidak sama sekali, aku
bahkan tidak berpikir seperti itu," kata Mamiya menolaknya.

Aku tidak bisa menyelesaikan kalimatku ketika dia mengatakan kepadaku


dengan suara yang tajam, seolah-olah menyadarkan aku dari kenaifanku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku mencoba mengumpulkan pikiranku yang berserakan dalam sekejap,


tetapi sebelum aku bisa melakukannya, kepalaku ditarik ke arah Mamiya ......
atau lebih tepatnya, ke arah dadanya, dan segera sensasi seperti bantal yang
padat terasa di wajahku. Ada perasaan nyaman dari kain blazer saat
disentuh. Suhu wajahku naik dengan cepat saat pikiranku mulai memikirkan
apa yang ada di baliknya.

Aku menarik napas dangkal dan membiarkan campuran udara berbau


harum yang aneh masuk. Aku mencoba menghembuskannya, tetapi fakta
bahwa itu menutupi seluruh wajahku membuatku merasa pusing, sehingga
aku menghembuskan napas perlahan-lahan, berat, dengan campuran rasa
gugup dan khawatir.

"...... Mamiya, tolong singkirkan tanganmu."

"Jangan bicara. Nafasmu menggelitik dadaku."

"Aku tidak bisa bernapas di dadamu."

“Itu bagus. Ketika kamu telah tumbuh dewasa, kamu harus membayar untuk
mengalaminya, kamu tahu?"

"Itu hanya prasangka. Minta maaflah kepada semua orang dewasa."

"Maaf ......, apakah kamu merasa puas?"

"Aku akan senang kalau kamu melepaskan wajahku."

"Itu adalah permintaan yang mustahil. Setidaknya, aku akan menerimanya


ketika kamu memiliki wajah yang lebih baik.”

Sebuah suara lembut turun dari atas kepalaku dan aku akhirnya kehilangan
kata-kata.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku tahu persis apa yang ingin dikatakan Mamiya.

Sebuah tangan yang lembut membelai kepalaku, dan aku merasakan sensasi
bahwa saraf-sarafku yang sebelumnya tegang menjadi lebih tenang. Pada
saat yang sama, aku bertanya-tanya apakah aku akan melakukan hal seperti
itu kepada seseorang yang tidak aku percayai... dan aku merasakan nyeri
yang samar di dadaku.

"Ini hanya sesuatu yang aku lakukan karena Aisaka-kun membuat wajah
yang begitu mengerikan, tidak ada maksud lain di baliknya."

"Bahkan jika kamu mengatakannya seperti alasan, itu sama sekali tidak
meyakinkan."

"Mungkin saja begitu. Ini adalah alasan untuk diriku sendiri. Aisaka-kun
tidak terlihat seperti orang asing lagi bagiku. Aku merasa seperti sedang
melihat bayanganku sendiri di cermin.”

Ungkapan "melihat bayanganku sendiri di cermin" sangat tepat. Terlepas


dari prosesnya, mereka yang telah ditolak dapat saling berhubungan satu
sama lain dalam banyak hal.

Jika mereka mengetahui rasa sakit yang sama, mereka tidak akan mencoba
menyakiti satu sama lain. Kewaspadaanku terhadap Mamiya telah melemah
dan aku telah menerima kebaikan yang dibawa dari sentuhan pihak lain.

Suara napas yang konstan secara bertahap menenangkan aku, dan


ketegangan pun telah terangkat dari wajahku.

"...... Aku sudah baik-baik saja sekarang," kataku.

"Benarkah?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Apakah ada ...... alasan untuk berbohong? Alasan penting untuk tidak
menunjukkan kelemahanku."

"Aku ingin tahu apakah itu sesuatu yang perlu dikhawatirkan setelah semua
yang terjadi ini."

"...... Biarkan saja berlalu."

Aku menjawabnya dengan terus terang dan Mamiya melepaskan tangan


yang menahan kepalaku, sehingga aku bisa menarik kepalaku menjauh dari
dadanya. Akhirnya aku bisa bernapas dengan lebih mudah, dan aku
menghirup udara penuh dan melepaskannya.

Entah bagaimana aku memalingkan wajahku dari Mamiya, mungkin karena


aku merasa sedikit malu.

Aku bercerita tentang masa laluku, dan dia bisa memahaminya.

Akulah yang mengekspos bagian lemahku, tetapi aku tidak tahu apa yang
harus dilakukan ketika dia menyentuhku dengan lembut.

Namun, hal yang sama berlaku bagi Mamiya.

Itu adalah sesuatu yang Mamiya tidak ingin orang lain mengetahuinya, dan
dia ingin menyimpan rahasia itu untuk dirinya sendiri.

Sekarang kami telah menyimpan lebih banyak rahasia satu sama lain, tidak
ada jalan untuk kembali ke keadaan semula.

"Ne, Aisaka-kun. Aku ingin mempercayaimu, Aisaka-kun. Dan aku ingin


kamu mempercayaiku juga. Tapi aku tidak bisa melakukannya sekarang."

"Begitu, ya."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

“Tetapi jika aku mengkhianatimu dan menyebarkan foto itu, dan menuntun
orang-orang dengan informasi tertentu, maka satu-satunya yang akan
hancur adalah Aisaka-kun.”

"Benar sekali, ya."

"...... Apakah kamu tidak takut? Tidakkah kamu berpikir bahwa kamu akan
dikhianati?"

"Tidak, aku tidak khawatir, tentunya."

Aku berani mengatakan tidak.

Ini adalah kisah umum dalam pembully-an—orang yang menyakiti lupa,


tetapi orang yang disakiti akan mengingatnya. Baik aku maupun Mamiya
adalah tipe yang terakhir, mengingat rasa sakit, penderitaan, dan kepahitan,
dan kami merasakan keenganan yang luar biasa untuk membagikan
perasaan itu kepada orang lain.

Mamiya, yang menggunakan ungkapan "bayanganku sendiri di cermin",


pasti memiliki perasaan yang sama.

Kalau begitu, Mamiya tidak akan pernah mengkhianati aku.

Karena dia sendiri tahu rasa sakit akibat dari suatu pengkhianatan.

"...... Kalau begitu, bisakah aku menambahkan materi yang lebih mengancam
untuk meyakinkanku?"

"Bahkan jika kamu menambahkannya sekarang, rasa sadarku terhadap


Mamiya tidak akan berubah."

"Meskipun begitu."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Pernyataan yang kuat.

Namun, ekspresi Mamiya tidak nyaman dan tangannya mengencang saat dia
mencengkeram lengan seragamnya.

Biasanya, tidak ada manfaatnya bagiku untuk menyetujui usulan ini. Akan
tetapi, untuk saat ini, menerimanya akan memberikan keuntungan bagi
Mamiya untuk mempercayai aku.

Jika Mamiya memiliki bukti mutlak keunggulannya atasku, dan atas dasar itu
pula dia bisa mempercayai aku, maka secara tidak langsung aku juga bisa
mempercayai Mamiya.

Apa yang aku percaya adalah bukti pengancam yang dinilai layak oleh
Mamiya untuk dipercayai olehnya.

Ini bukanlah emosi, ini adalah sesuatu yang nyata.

"Apakah kamu tidak keberatan dengan foto ......?"

"Ya. Tapi, kamu tahu, jika kamu ingin mengambil bukti foto yang
meyakinkan, itu berarti Aisaka-kun akan melakukan sesuatu yang lebih
buruk daripada sekadar menyentuh payudaraku."

"Hei, hentikan, jangan hadapkan aku dengan kenyataan yang selama ini
kucoba untuk hindari."

"Itu bagus, itu adalah sebuah keuntungan, lho. Kamu suka itu, kan? Hal
semacam itu."

"Kalau aku memang menyukainya, jelas aku tidak perlu mengalami situasi
yang menjengkelkan ini ......!"

"Itu benar. Nah, untuk saat ini, … mohon bantuannya, oke?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mamiya menyerahkan ponsel berkamera kepadaku, dan aku dengan gugup


menerimanya.

"Kamu mengatakan bahwa kita akan mengambil foto, tetapi apa yang
sebenarnya harus aku foto?"

"...... Apakah kamu ingin mencoba memasukkan tanganmu ke dalam rokku?"

Mamiya menyarankan sambil duduk berlutut, dia melirik ke bawah dan


menggulung roknya untuk menunjukkan pahanya yang ditutupi pantyhose
hitam.

Aku teringat akan perasaan sentuhan yang sebenarnya, dan tatapanku


tertarik padanya. Aku pun mendengar tawa kecil, yang mana membuatku
dengan sengaja dan mengembalikan pandanganku ke arah dinding kelas.

Meskipun aku sudah menyetujuinya, tetap saja memalukan jika digoda


seperti ini.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku berada pada usia di mana aku tidak memiliki rasa percaya terhadapa
wanita, tetapi masih ada lebih dari sedikit rasa tertarik terhadap lawan jenis,
dan kontradiksi antara keduanya pun sangat membingungkan bagiku.
Mamiya yang mengetahui situasinya, pasti sudah menebaknya, tetapi dia
tampaknya sengaja mengabaikan hal itu.

Itulah sebabnya aku juga menyingkirkan pikiran-pikiran itu.

"Aroma kriminalitas dalam posturnya telah meningkat secara dramatis."

"Itu akan menjadi materi pengancam yang lebih kuat, dan itu sekaligus
membuatku merasa lebih aman. Aisaka-kun bisa pulang ke rumah dalam
perasaan terangsang dengan fantasinya dan berkata, ‘hehehe, seperti inikah
rasanya menyentuh paha JK lewat pantyhose-nya ......’, kan?"

"Itu bukan kalimat yang seharusnya diucapkan oleh seorang gadis SMA
seusiamu."

"Tapi ...... anak laki-laki SMA melakukan hal semacam itu, kan?"

"Kamu pikir aku akan setuju dengan itu ketika aku sendiri termasuk bagian
dari mereka? Secara umum, itu biasa jika membicarakan hal itu dengan
sesama anak laki-laki, tetapi canggung rasanya jika dengan lawan jenis,"
jelasku.

Ketika aku menekankan bagian terakhir, Mamiya menaruh ujung jarinya ke


dagu dan menunjukkan gerakan berpikir, "Aku ingin tahu apakah memang
benar begitu?"

Tolong jangan mengungkitnya, aku adalah orang yang hanya bisa berbicara
secara umum tentang topik seperti itu. Hanya orang-orang yang sangat
percaya diri, yang bisa menceritakan kisah mereka.

Juga, orang-orang seperti itu hanya mencoba untuk mendapatkanmu.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Yah, sudahlah. Mari letakkan tanganmu di antara pahaku. Lalu kita akan
bicara."

"Jangan mengatakannya dengan enteng, itu akan membuat otakku nge-bug,


kamu tahu."

"Jika kita akan melakukan ini, bukankah seharusnya kita melakukannya


sekaligus?"

"Kamu ada benarnya, tetapi aku tidak ingin menyetujuinya."

"...... Jika kamu tidak bisa mengambil keputusan, maka aku yang akan
melakukannya."

Mamiya berbisik di telingaku.

Nafasnya yang hangat dan lembab membelai daun telingaku, mengirimkan


getaran mati rasa ke tulang belakangku. Tindakan ini dipenuhi dengan daya
tarik yang tak tertahankan, seakan-akan akal sehatmu sedang dilebur. Aku
tidak bermaksud melakukan hal ini, tetapi mau tak mau aku merasakan
harapan sekaligus rasa gugup yang membengkak di dalam hatiku.

Di ruang kelas sepulang sekolah, ada kamu yang berduaan saja dengan
Mamiya, yang secara objektif harus dikatakan sebagai gadis yang cantik.

Suasana di sekitar terasa seperti memiliki warna merah muda yang pucat.

Ada perasaan bahwa sekrup-sekrup akal sehatku secara bertahap mulai


dibuka. Tangan Mamiya meraih pergelangan tangan kananku dan
menariknya, saat aku menahan diri dalam posisi terdesak, merasa ingin
menyerahkan diriku padanya.

Tujuannya pasti tempat di antara paha yang ditutupi oleh pantyhose hitam,
yang tersembunyi oleh roknya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Jangan malu-malu. Tidak perlu merasa bersalah. Akulah yang


memanfaatkan Aisaka-kun secara paksa. Jadi, Aisaka-kun tidak perlu merasa
bersalah,"

Mamiya berkata dengan nada suara yang serius, tetapi tidak akan sulit jika
aku bisa merasakan hal yang sama dengannya.

"...... Aku pikir biasanya buruk bagiku untuk melakukan hal semacam ini di
sekolah."

"Kalau begitu, kamu semacam kaki tanganku. Mari kita lakukan hal-hal
buruk bersama-sama, oke?"

"Kamu jangan berkhianat nanti, ya?”

“Aku tidak tahu, lho.”

Mamiya tersenyum bahagia, dan tanganku mendarat di paha hangat yang


menyampaikan tekstur unik nilon halus.

Perasaan tidak bermoral membanjiri dadaku, dan aku mencoba menarik


tanganku karena rasa bersalah dan penolakan, tetapi Mamiya menahanku.
Di sisi lain, Mamiya bereaksi terhadap sentuhan di pahanya dan sedikit
mengguncang dirinya sendiri.

"Kamu memaksakan diri, kan?" tanyaku.

"Aku tidak memaksakan diri. Tidak sama sekali, aku tidak keberatan. Hanya
saja cara Aisaka-kun menyentuhku sedikit nakal."

Aku tidak ada maksud apa-apa dengan itu.

"Jadi kamu seorang yang mesum meski kamu bertindak normal?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Sungguh mengesalkan saat aku melihat adegan ini secara objektif yang aku
sendiri pun tidak bisa menyangkalnya."

Tidak peduli bagaimana aku melihatnya, ...... Mamiya, atau lebih tepatnya
keadaan seorang pria yang menyentuh paha seorang gadis, membuatku
terlihat lebih buruk.

Jika seseorang yang tidak tahu situasi kami ini melihatnya, ini jelas akan
menjadi kasus yang berurusan dengan polisi dan aku akan memiliki gelang
yang keren di tanganku.

(TLN: Sarkas dari ‘borgol’ adalah ‘gelang yang keren)

...... Tidak ada yang melihatku, kan?

Didorong oleh perasaan bahaya yang samar-samar, aku melihat ke luar


jendela. Ruang kelas di seberang halaman terlalu jauh bagi siapa pun untuk
melihat melalui jendela. Aku mendengarkan koridor dengan penuh fokus,
tetapi aku tidak mendengar satupun langkah kaki, mungkin karena ini
waktu sepulang sekolah dan para siswa sedang mengikuti kegiatan klub
atau sudah pulang ke rumah.

Aku menepuk-nepuk dadaku dengan tangan kiri, dan tatapanku bertemu


dengan Mamiya, yang mulutnya menganga.

"Aisaka-kun, kamu punya banyak keberanian untuk mengalihkan


perhatianmu dariku bahkan dalam kondisi seperti ini."

"Aku berada di ujung tanduk, kamu tahu?"

"Aku tahu. Kamu tidaklah sekuat itu. Aku tahu kamu sadar akan bagian yang
ada di balik rokku."

"...... Mau bagaimana lagi, kan?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Ya. Mau bagaimana lagi, kan? Kamu juga seorang laki-laki. Meskipun
begitu, aku akan lebih bahagia jika kamu lebih jujur padaku. Aku bisa
mengatakan bahwa kamu dengan serius menatapku."

Meskipun aku melakukan semua ini, suara Mamiya begitu lembut saat dia
mencoba menegaskan tindakan yang tidak sehat ini.

Tangan Mamiya menarik tanganku.

Ujung roknya sedikit demi sedikit mulai terangkat, memperlihatkan sekilas


kedalaman hitam yang tersembunyi. Bentuk segitiga terbalik berwarna
merah yang penuh gairah, menarik perhatianku. Bordiran indah tampak
menembus pantyhose hitam tipisnya.

(TLN: 逆三角形 Inverted Triangle/ Segitiga terbalik, berdasarkan kamus


bisa diartikan sebagai bagian tubuh yang membentuk postur segitiga
terbalik, nah dalam konteks ini adalah daerah lekukan V-nya Mamiya, you
know lah…)

Ada perasaan menyenangkan dari amoralitas yang melelehkan pikiranku,


belum lagi sensasi gairah yang muncul sebagai tanggapan, menggantikan
akal sehatku.

Bagaimanapun juga, tempat yang terpantul di mataku adalah tempat


terpencil yang biasanya tidak terekspos ke mata siapa pun—kurangnya
perasaan akan realitas ditambah lagi sensasi panas yang terasa di seluruh
kulit tanganku, menarik kembali kesadaranku yang mencoba melarikan diri
dari kenyataan peristiwa ini.

"......Bagaimanapun juga, aku mungkin akan sedikit malu."

Pipi Mamiya sedikit kemerahan saat dia berbisik di telingaku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Fokus matanya mengambang tak tentu arah seakan-akan dia sedang


terbawa oleh demam tinggi. Bibirnya yang montok dan segar berwarna
merah ceri, yang anehnya kelihatan sangat seksi.

Ketika aku menggerakkan pinggulku, maka pinggulnya akan mengirimkan


sensasi yang mengganggu langsung ke pahaku, dan bagian luar tanganku
yang tidak sejajar ...... telunjuk dan jari tengah menyentuhnya juga—.

"......A, ahn!"

Mamiya mengeluarkan teriakan samar yang menawan dan melengkungkan


punggungnya.

Mulutnya yang terbuka kecil, tubuhnya yang gemetar seakan-akan dia


menahan sesuatu, dan kelopak matanya yang terpejam rapat, semuanya
berbicara dengan jelas tentang apa yang dirasakan Mamiya.

(TLN: Astaga…. No comment dah… Kenapa jadi gini nih LN…)

Aku hampir tahu secara sensual bahwa ada yang aku sentuh di sana, tetapi
itu juga adalah alasan aku tidak tahu harus berkata apa, dan aku terus
menelan kata demi kata.

Masih ada sedikit sensasi lembab pada jari-jari yang tersentuh—ah, ini tidak
baik, bagian pikiranku yang nyaris tidak tenang secara intuitif menuntunku.

Seolah-olah untuk mengkonfirmasi hal ini, Mamiya perlahan-lahan


mengangkat kelopak matanya,

"......Aisaka-kun, mesum." (Aisaka-kun no e*chi)

Pandangan yang mencela. Mamiya mengerutkan alisnya karena marah,


tetapi entah bagaimana juga merasa cukup senang. Matanya yang gelap,
tidak memantulkan apa-apa selain diriku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku merasa bahwa sedikit akal sehat yang tersisa pada diriku juga sirna,
seakan-akan sebagai tanggapan terhadap perilaku Mamiya.

Mulut Mamiya mendekat ke telingaku seolah-olah ingin mendorongku ke


ujung tanduk,

"Mari kita lakukan sesuatu yang lebih buruk ....... Jika kita mengambil foto itu,
maka aku bisa mempercayaimu."

"...... Ya, itu benar."

Hanya itu yang bisa aku katakan.

Kepalaku meleleh menjadi bubur dan apa yang seharusnya aku sebut
sebagai penyumbat telah terhempas.

Tanganku bergerak.

Kali ini, aku secara sukarela merangkakkan tangan kananku ke pangkal


pahanya dan menjaganya agar tetap terfokus pada kamera di smartphone-
ku.

Pemandangan pakaian dalam merah yang ditampilkan dalam bentuk


segitiga terbalik, ada juga pantyhose hitam yang membungkus kulitnya yang
lembut, ditambah lagi ujung rok lipitnya yang membuat bayangan di
atasnya. Napas yang terengah-engah dan napas yang sedikit tersengal-
sengal menyebar di seluruh ruang kelas, sesekali klem-klem kursi berderit
di bawah beban dua orang yang mendudukinya.

Tubuh kami yang tertutup oleh seragam melekat erat satu sama lain.

Sebuah tonjolan besar menekan dadaku, membuat jantungku berdegup


kencang karena kelembutannya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Setiap kali kepalanya terayun-ayun di pundakku, rambut halusnya


menggelitik pipiku dan sepanjang aku bernapas, aku pun menghirup aroma
wanginya masuk ke dalam paru-paruku. Meskipun aku tahu itu adalah
sesuatu yang aku takut untuk dilihat oleh orang lain secara langsung, aku
malah tertarik ke dalam daya tarik yang beracun.

Ugh, aku mendengar tegukan suara ludah segar.

Aku bahkan tidak tahu apakah suara itu milikku atau Mamiya, pikiran kami
begitu bercampur aduk sampai-sampai aku merasa seperti terputus dari
kenyataan.

"Entah bagaiamana, ini masih terlihat sangat mesum, bukan?"

"...... Menurutmu, siapa yang membuatku melakukan ini?"

"Aku kira aku mulai sedikit mengerti bagaimana rasanya."

"Aku ini berkeringat dingin, lho."

"Namun, tatapanmu begitu serius."

"Kali ini, aku akan menyelesaikannya dengan serius."

"...... Itupun, jika kamu bisa melihatku dengan benar, oke?"

Godaan yang memikat.

Sebuah gigitan, dia menggigit daun telingaku dengan menggoda, lalu ada
sensasi hangat sekaligus licin yang menyapu daun telingaku.

Aku tidak perlu melihat untuk mengetahui bahwa itu adalah lidah Mamiya,
tetapi yang bisa aku lakukan hanyalah tersedak dan mengeluarkan erangan
yang teredam.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mamiya tersenyum jahat dan membasahi bibirnya dengan ujung lidahnya,


seolah dia merasa lebih baik saat aku tidak bisa membalasnya dengan apa-
apa.

"Ayo, lakukan itu juga padaku," Mamiya menggoda.

Kata-kata provokatif, kali ini sesuatu di dalam diriku meledak.

Aku menggosok pangkal pahanya, memainkan pahanya yang elastis dengan


ujung jariku dan kemudian mengarahkan tanganku dengan tidak sabar ke
arah sesuatu yang berbentuk segitiga terbaliknya.

Mamiya tidak menolak aku, tetapi hanya berpegangan padaku, menggeliat


dan memeluk aku. Kukunya menancap di punggungku. Hal itu membuatku
tersadar akan kehadiran mereka, meski aku tidak merasakan sakit karena
tertutupi oleh blazer.

Akhirnya, tanganku mencapai celana dalam merahnya. Mereka sedikit


lembab dan hangat, serta sensasi melakukan sesuatu yang benar-benar
salah perlahan-lahan membanjiri otakku.

Pandanganku bertemu dengan mata Mamiya dan dia memberiku anggukan


kecil.

Raut wajahnya yang memikat, seolah-olah ingin mengatakan "lebih lagi".

Diam-diam aku menggeser ujung jariku di sepanjang bentuk celana


dalamnya, atau lebih spesifik lagi, bentuk bagian pribadinya. Aku merasakan
panas yang membakar, dan batasan antara tanganku dan bagian itu menjadi
kabur.

Saat aku menggerakkan tanganku ke depan, tingkat kebasahannya


meningkat.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Saat aku menatap kosong pada foto yang diproyeksikan oleh kamera, aku
tidak percaya bahwa itu nyata.

Namun, di depan mata kepalaku sendiri, pemandangan itu tercermin.

Aku menjadi gila.

Mungkin aku sudah gila.

"Hi, aah...... tung~gu, hentikan!"

Mamiya berteriak, dan akal sehatku yang telah terbang jauh tiba-tiba
kembali.

Jadi, sekali lagi menghadapi kenyataan situasi saat ini, yang bisa disebut ......
sebagai bencana.

"...... Itu, apakah tidak apa-apa mengambil foto ini?" tanyaku ragu.

"Cepat, ambillah! Ini lebih memalukan daripada yang aku bayangkan dan ......
yah, mungkin ...... aku tidak perlu memberitahumu, tapi..."

Mamiya bergumam, tetapi aku tahu persis apa yang ingin dikatakannya.

Di samping itu, aku sama seperti Mamiya, dan aku yakin Mamiya juga tahu
itu, karena dia duduk di pangkuanku. Ini hanyalah reaksi spontan manusia
yang tak terhindarkan satu sama lain, dan tidak ada niat sama sekali.

Setelah kami diam-diam menyelesaikan peragaan tersebut, aku pun


melakukan apa yang diperintahkan, yakni melepaskan rana.

Adegan yang tidak realistis ditangkap di layar apa adanya.

Tanganku menyentuh pakaian dalam merah yang ditutupi oleh pantyhose.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Akan tetapi, aku tidak bisa melihat siapa yang melakukannya.

Aku berpikir sejenak, beralih ke kamera bagian dalam, menyesuaikan


posisinya supaya wajah Mamiya dan wajahku berada dalam foto pada saat
yang sama, dan melepaskan rana sekali lagi. Kali ini, foto bukti yang tidak
dapat ditipu disimpan sebagai data.

Selama dia memiliki foto ini, aku tidak akan pernah bisa menolak Mamiya.

"...... Ini bagus, bukan?" tanya Mamiya kepadaku.

Menarik tanganku kembali dari sana, aku mengembalikan ponsel ke


Mamiya, dan setelah memeriksa layar dengan hati-hati, aku memberikan
jawaban kecil, "...... ya."

"Apa yang aku percayai adalah foto ini. Selama aku memiliki ini, Aisaka-kun
tidak bisa menentangku."

"Selama Mamiya percaya pada foto itu, aku bisa percaya bahwa Mamiya
tidak akan mengkhianati aku."

"......Ini terasa menyimpang ketika kita mengatakannya lagi, kan?"

"Sungguh. Jika orang-orang tahu, kehidupan sekolah kita akan berakhir," aku
menegaskan.

Mamiya menyembunyikan fakta bahwa dia adalah seorang gadis Secret


Account dan bertindak sebagai siswi teladan.

Aku telah menemukan rahasianya, dan dia memiliki bukti pengancam yang
mematikan terhadapku.

Tidak mungkin bagi kami bisa membangun hubungan kepercayaan di sana.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Namun, Mamiya dan aku bisa saling mempercayai secara tidak langsung
melalui objek foto yang kualitasnya tidak akan memburuk.

Ini bukan berarti bahwa kami saling mempercayai satu sama lain.

Kami hanya mempercayai hasil dari tindakan kami dan masa lalu kami
masing-masing.

"Nah ......, kalau begitu. Aku akan sangat menghargai jika kamu bisa segera
turun," kataku pada Mamiya.

"Eh? Tidak bisakah kita tetap berdekatan seperti ini?"

"Kakiku mati rasa."

"...Kamu seharusnya tidak mengatakan itu, kan?”

"Aku akan memaksamu turun."

"Yah~ Mau bagaimana lagi, kan."

Haa~ Dengan mendesah ringan, Mamiya turun dari pangkuanku.

Kemudian dia berjalan ke jendela, berbalik dan meletakkan jari telunjuknya


ke mulutnya,

"──Itulah mengapa, itu rahasia, ya. Aku tidak akan memaafkanmu jika kamu
memberitahu orang lain."

Mamiya mengatakannya dengan senyum yang terpampang jelas.

Tidak mungkin aku bisa memberi tahu orang lain tentang hal ini.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mamiya memahami hal ini, dan pada tahap ini dia merasa tidak perlu untuk
menekankannya.

Ini hanyalah semacam konfirmasi untuk menjaga penampilannya.

"Tentu saja. Mamiya, aku mau meminta sesuatu padamu, ini serius."

“Apa yang harus aku lakukan? Selama Aisaka-kun tidak meminta sesuatu
yang aneh, aku tidak keberatan,” jawab Mamiya.

“Ketahuilah, bahwa Mamiya-lah yang membuatku melakukan hal-hal yang


aneh.”

" Kamu begitu bersemangat... kamu mendorong tanganmu tanpa ragu ke


arahku. ...... Sungguh, aku merasa sangat malu..."

Warna merah matahari terbenam yang bersinar menembus jendela


mewarnai pipi Mamiya.

Bulu matanya yang panjang sedikit lentik.

Aku tersedak pada tatapan matanya yang tenang, dan momen itu muncul
dengan jelas di benakku.

Aku tahu itu diriku, tetapi aku jelas akan menjadi gila. Bahkan sekarang
setelah itu berakhir, aku masih berpikir bahwa jika kami terus seperti itu,
ada bahaya bahwa suasana akan membawa kami ke dalam sesuatu yang
seperti itu.

Tentu saja, Mamiya tidak menginginkan hal itu terjadi.

"...... Aku tidak akan pernah melakukan itu lagi. Itu terlalu berlebihan," aku
meminta kepadanya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Ya. Itu terlalu merangsang. Aku juga tidak bisa memposting foto Aisaka-kun
di Secret Account-ku. Aku juga ...... menjadi sedikit aneh," Mamiya
mengakuinya.

"Aku harap kamu paham tentang apa yang kamu lakukan. Jadi, apakah kamu
mau pulang hari ini?"

"Haruskah kita pulang? Apakah kamu mau pergi ke suatu tempat untuk
mengganti suasana? Aku ingin memakan yang manis-manis," usul Mamiya.

“Kamu akan jadi gemuk, lho.”

"Tidakkah menurutmu lebih baik bagi seorang gadis untuk sedikit gemuk,
sehingga bisa memberikan sensasi fetish?"

"Aku tidak tahu ......."

"Aisaka-kun, di mana kamu melihatnya, ya? Hmm?"

Sambil memalingkan wajahku dari Mamiya yang mengangkat ujung roknya,


aku meyakinkan diriku sendiri bahwa ini adalah hal yang benar untuk
dilakukan.

"...... Ayolah. Mari kita kembali untuk mengambil barang-barang kita," aku
mengalihkan pembicaraan.

"Baiklah."

Mamiya menjawab.

Bersama Mamiya yang entah bagaimana tersenyum dengan santai, aku


kembali ke ruang kelas untuk mengambil barang bawaanku sambil
memeriksa toko-toko yang akan kami singgahi dalam perjalanan pulang.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

EPILOGUE
Penerjemah: Milize

“—Jadi, Mamiya,” aku berkata.

"Ada apa?"

"Kamu tidak mau berhenti melakukan ini setelah semua yang terjadi, kan?"

Di dalam ruang kelas sepulang sekolah.

Saat musim gugur semakin mendekati puncaknya dan aku melihat ke luar
jendela ke arah pepohonan yang daun-daunnya berwarna kuning serta
merah sudah mulai berguguran, aku bertanya kepada Mamiya yang berdiri
di dekat jendela.

Ini karena Utsumi telah setengah jalan memahami rahasia Mamiya dan aku,
sehingga terjadilah insiden sebelumnya. Sejauh menyangkut hasilnya,
rahasia itu tetap dijaga, tindakan Utsumi dianggap tidak pernah terjadi, dan
kehidupan sekolah kami tetap berjalan damai.

Mamiya juga telah membuat ulang Secret Account-nya, tetapi selalu ada
risiko bahwa seseorang akan membongkar rahasia kami jika kami terus
seperti ini. Sama seperti aku dan Utsumi yang menemukan rahasia Mamiya
secara tidak sengaja.

Dia pasti sudah memahami secara langsung betapa berbahayanya


melakukan hal-hal seperti itu di sekolah, tetapi dia masih tidak mau berhenti
mengambil foto untuk Secret Account-nya.

"Aku tidak mau berhenti, setidaknya tidak untuk sementara waktu."

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Mengapa tidak?" tanyaku heran.

"Karena itu adalah salah satu dari sedikit tempat di mana aku bisa menjadi
diriku yang sebenarnya."

Mamiya menjawab dengan ekspresi sedih di wajahnya.

Mamiya bertindak sebagai siswi teladan di sekolah, tetapi aku tahu bahwa
dia hanyalah seorang gadis SMA biasa.

Aku tidak tahu mengapa dia harus seperti itu, atau bagaimana dia bisa
memulai Secret Account-nya.

Dari sudut pandangku, memang salah rasanya kalau aku memaksa Mamiya
untuk berhenti.

"Tetapi kamu tahu, aku menikmati hidupku saat ini, oke? Aisaka-kun
mengetahui rahasiaku, dan setelah terlibat, aku mulai merasa ...... bahwa aku
tidak sendirian. Aisaka-kun mungkin menjengkelkan, tapi..."

Maaf? Aku teringat kembali saat aku bertemu Mamiya sepulang sekolah.

Hari itu, aku bertemu dengan Mamiya, yang sedang berfoto selfie di ruang
kelas ketika aku kembali untuk mengambil sesuatu yang aku lupa bawa...
Aku diancam dan tidak bisa menolak, lalu kami menjalin hubungan seperti
yang kami miliki sekarang ini.

—Seorang siswa biasa dan siswi teladan. Aku sendiri tidak pernah berharap
untuk memiliki hubungan dengan seseorang yang bisa aku sebut teman,
atau lebih tepat jika menyebutnya sebagai teman sekelas.

Siapa yang akan membayangkan bahwa kami akan mengambil foto, yang
akan diposting di Secret Account, saat di ruang kelas sepulang sekolah?

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

...... Tidak, yah, aku merasa lebih seperti aku terlibat.

Dengan mengetahui masa lalu Mamiya dan masa laluku, tidak ada jalan
untuk kembali.

Mungkin berlebihan untuk mengatakan bahwa kami berada di pihak yang


sama, tetapi memang benar bahwa Mamiya dan aku harus saling menjaga
rahasia satu sama lain bagaimanapun caranya.

Namun, aku tidak berpikir aku akan jujur tentang hal itu.

Dengan berpura-pura seolah aku dipaksa menjalin hubungan dengannya,


aku bisa berinteraksi tanpa rasa khawatir dengan Mamiya. Aku tidak ingin
Mamiya mengkhawatirkan hal-hal yang merepotkan seperti tidak
mempercayai wanita.

Aku menghela napas dengan jengkel dan menunjukkannya,


"Ini menjengkelkan. Selama kamu memiliki foto itu, aku tidak bisa tidak
mematuhi Mamiya, kamu mengambil foto-fotoku, dan aku juga harus
menghabiskan banyak uang dalam perjalanan pulang."

"......Aku merasa menyesal ketika kamu mengatakannya."

"Kalau begitu, hapuslah foto-foto itu."

"Aku tidak bisa melakukan itu. Benar-benar, mustahil."

Mamiya menggelengkan kepalanya dalam penolakan.

Sejak awal, aku sudah mengira bahwa dia tidak akan menghapusnya.

Selain itu, ...... ada atau tidaknya foto itu, tidak akan ada bedanya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mamiya tidak pernah secara serius mencoba mengancamku. Aku pun


mengerti bahwa Mamiya tidak bisa mengkhianati seseorang ketika dia
mengetahui masa lalu mereka.

Seorang gadis yang Mamiya Yuu itu, sangatlah baik hati.

Sejujurnya aku mengagumi Mamiya, yang tidak kehilangan kebaikan


sejatinya terlepas dari semua masa lalunya. Meskipun alasan yang
mendasarinya itu buruk, kebaikan hati Mamiya tetaplah sama.

Mamiya, yang telah membenahi rambutnya yang berantakan dengan sisir


tangan, sekarang menatap lurus ke arahku.

Matanya bergetar. Tangannya yang terkepal erat bertumpu pada sisi roknya.
Apakah ini imajinasiku bahwa dia tampak agak gugup?

Terlepas dari kekhawatiranku, Mamiya menarik napas,

"......Aisaka-kun, apakah kamu tahu bagaimana rasanya jatuh cinta pada


seseorang?"

Hal yang dia tanyakan itu adalah pernyataan abstrak tanpa konteks apa pun.

"Itu sangat mendadak. Tapi sayangnya aku tidak tahu. Perasaan cintaku
telah lama hilang sebelum aku merasakan cinta pertamaku," jawabku
dengan jelas.

"Ya, kamu benar. Aku juga tidak tahu sekaligus tidak mengerti. Tetapi aku
pikir aku merasa sedikit mengerti ketika kejadian tempo hari yang
melibatkan Utsumi-san."

Mata Mamiya menyipit.

Mamiya mendekatiku dengan langkah lambat,

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"Hm?!"

Tiba-tiba, kepalaku ditahan di antara payudaranya.

Wajahku ditangkap oleh sensasi lembut yang memiliki keelastisitasan.


Aroma tubuhnya yang wangi secara samar-samar merangsang lubang
hidungku ketika aku bernapas.

Kami begitu dekat sehingga seolah-olah aku bisa mendengar detak


jantungnya.

Belum lagi, ada semacam kejutan dan ketidaksabaran yang mempercepat


detak jantungku, yang mana membuat suhu tubuhku pun meningkat.

Kalaupun aku mencoba melepaskan diri darinya, pelukan itu ditahan dengan
kekuatan yang cukup besar, dan aku juga tidak bisa melawannya dengan
paksa apabila aku memikirkan bahwa Mamiya akan terluka dengan
memaksanya untuk melepaskan aku.

"...... apa maksudnya ini?" tanyaku dalam keterkejutan.

"...... Tidakkah kamu mengerti setelah aku membiarkanmu sampai sejauh


ini?"

Aku nyaris tidak memahami apa maksudnya, tetapi apa yang datang sebagai
jawaban atas kata-kataku adalah suara yang menjelaskan ekspresi
dinginnya yang bahkan dapat diketahui meski tanpa melihat wajahnya.

Kemudian, ada sebuah desahan.

...... Apa? Apakah ini salahku?

Aku bersumpah dalam hati bahwa itu adalah kesalahan Mamiya karena
melakukan hal ini tanpa penjelasan, aku memikirkan tentang apa yang ingin

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

dikatakan Mamiya dan - mengingat konteksnya - sampai pada kesimpulan


yang tampaknya tidak realistis.

Tidak, itu kurang tepat.

Tidak mungkin, tidak.

"...... Aku tidak tahu," jawabku.

“Bohong. Kamu tahu, tetapi kamu malah menyangkal bahwa itu adalah hal
yang mustahil," Mamiya menyangkalnya.

"...... Bagaimana kamu bisa tahu?"

"Aku tahu. Aku memang telah mencoba membuatmu berpikir bahwa itulah
satu-satunya hal yang mungkin."

Hah..................?

Pikiranku kosong.

Kekuatan pelukannya melemah, dan wajahku menjauh dari dada Mamiya.

Mamiya dan aku bertukar pandang sehingga aku bisa menyadari bahwa
wajahnya menjadi terlalu merona untuk disamarkan oleh sinar matahari.
Aku tidak bisa memungkirinya, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku
darinya.

Mamiya bergumam kecil "Yosh" seolah-olah dia sudah mengambil


keputusan.

"─ ─ Aku itu menyukaimu, Aisaka-kun." (Watashi, Aisaka-kun no koto


sukida yo)

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Tanpa mencoba menyembunyikannya, Mamiya mengungkapkan


perasaannya padaku.

Dia mengatakan persis seperti apa yang aku pikir akan dia katakan, tetapi
aku tidak bisa menerimanya sebagai kenyataan.

Aku tidak ingin menerimanya.

Mamiya menangkap pipiku di antara kedua tangannya saat aku tanpa sadar
mencoba untuk berpaling. Tangannya terasa panas, seakan-akan tangan itu
sendiri yang menghasilkan panas.

Matanya yang penuh kesungguhan, murni, dengan secercah rasa malu dan
kasih sayang yang tanpa sedikitpun disembunyikan, diarahkan langsung
kepadaku dengan sepenuh hatinya.

"Kamu melihatku tanpa menyangkal sisi diriku yang sebenarnya, kita juga
mengetahui masa lalu satu sama lain dan kita memang hanya saling menjaga
rahasia, tetapi Aisaka-kun tetap berada di sisiku," jelas Mamiya.

"...... Bukan begitu. Aku hanya bersama Mamiya demi kepentinganku sendiri.
Aku pikir akan sedikit menguntungkan bagiku jika aku bisa mengambil hati
Mamiya," aku menolak penilaiannya.

"Meski begitu, apa yang Aisaka-kun lakukan untukku tidak pernah berubah.
Pada saat berbelanja, dan di hari yang lain juga, Aisaka-kun tetap
membantuku. Kamu memberikanku kata-kata yang aku inginkan. Kamu
menerima bagian diriku yang lemah sebagaimana adanya."

Mamiya semakin menyangkal penolakanku.

Sebaliknya, dia malah sepeti menegaskan segalanya, sehingga aku tidak bisa
menyelesaikan kalimatku karena keseriusannya yang membuatku sadar
bahwa dia tidaklah bercanda.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Pemandangan di depanku tumpang tindih dengan masa laluku.

Dorongan untuk melarikan diri dari tempat ini, meskipun aku tahu itu tidak
ada hubungannya dengan dirinya, muncul di dalam diriku.

Tetap saja, aku tidak bisa.

Aku menekan suara yang dipancarkan oleh hatiku yang lemah, yang berpikir
bahwa pengakuan Mamiya adalah kebohongan── dan secara paksa
menghentikannya dengan memukul kakiku yang gemetar.

Keringat yang perlahan-lahan merembes ke punggungku terasa tidak


nyaman, dan aku merasa sedikit pusing.

Sebaliknya, Mamiya, yang telah merasakan keadaan pikiranku yang tidak


biasa, tampak khawatir,

"......Maafkan aku, Aisaka-kun. Kamu terlihat begitu pucat, itu salahku, kan?
Karena aku mengakui perasaanku padamu, kamu jadi teringat masa lalu..."

"......Kamu benar. Tapi, biarkan aku mendengarkan kata-katamu sampai


akhir."

Jika kata-kata Mamiya adalah kebohongan, maka aku akan melarikan diri.

Akan tetapi, tidak ada alasan bagi Mamiya untuk membohongi aku.
Mengetahui masa lalunya, aku bisa percaya bahwa Mamiya tidak akan
pernah melakukan hal seperti itu.

Itulah mengapa aku harus menerima tekad Mamiya secara langsung.

Ketika aku mendesak Mamiya untuk melanjutkan kata-katanya, Mamiya


menurunkan alisnya, tetapi akhirnya menganggukkan kepalanya,

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

"── Aku itu menyukaimu, Aisaka-kun."

Lagi-lagi, Mamiya memberitahuku seperti itu.

Layaknya batu yang dilemparkan ke dalam air yang tenang, riaknya


menyebar ke seluruh hatiku.

Tanpa memikirkan hal lain, aku mencerna kata-kata itu apa adanya.

Sensasi hangat yang perlahan-lahan muncul, laksana cahaya mentari. Terasa


menyenangkan, bagaikan kehangatan yang mampu melelehkan hati nan
membeku. Dituangkan seperti mengisi bejana yang kosong, membuatku
merasa puas sekaligus bingung.

Aku yakin itulah sesuatu yang hilang dan tidak pernah terisi, sesuatu yang
aku sendiri pun sudah menyerah terhadapnya, tetapi di suatu tempat yang
jauh di lubuk hatiku, aku selalu mendambakannya.

Aku ingin tahu apakah aku benar-benar memenuhi syarat untuk


memilikinya sekarang.

Keheningan pun menyelimuti ruang kelas.

"............, Um, apakah itu berarti?"

"Ya."

Jawaban yang sangat sederhana.

Merasakan bahwa suasananya telah berubah, seketika kekuatan yang ada di


dalam tubuhku terkuras.

"Bukankah pengakuan seharusnya lebih seperti, aku ingin kamu berpacaran


denganku, atau sesuatu semacam itu?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

“Itu benar, tapi melihat Aisaka-kun, kurasa perkataan seperti itu belum
memungkinkan. Kamu sepertinya masih dalam suasana hati yang buruk, dan
ada juga masalah tentang ketidakpercayaanmu terhadap wanita.”

Prediksi Mamiya semuanya tepat.

Aku, yang tidak mempercayai wanita karena pengakuan palsu mereka di


masa lalu, masih merasa tidak bisa memberikan jawaban yang tepat untuk
pengakuan Mamiya. Hal yang bisa aku katakan sekarang adalah jawaban
dari sisi ketidakpercayaanku terhadap wanita.

"...... Aku kira kamu benar. Aku minta maaf karena berperilaku seperti ini."

"Tidak apa-apa, tetapi jika kamu bisa, aku ingin kamu memberitahuku
bagaimana perasaanmu sekarang, Aisaka-kun."

Perasaanku terhadap Mamiya, ya?

"────Setidaknya, aku belum memiliki perasaan romantis pada Mamiya.


Tetapi, aku ingin terus berteman denganmu."

Kedengarannya seperti mementingkan kepuasan tersendiri bagiku, tetapi


itu adalah perasaanku yang sebenarnya yang aku katakan dengan jujur.

Mungkin karena kami saling menyimpan rahasia satu sama lain, aku dan
Mamiya tidak saling menahan diri, dan aku juga merasa nyaman dengan itu.

Walaupun pada awalnya aku tidak menyukainya, tetapi Mamiya tidak


pernah melakukan apa pun yang aku benci, justru malah sebaliknya.

Aku pikir sekarang Mamiya mengancamku hanya bertujuan membuatku


menjaga rahasianya, dan kenyataannya dia tidak memiliki maksud apa pun
tentang hal itu.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Aku mungkin akan merasa canggung jika Mamiya yang sekarang adalah
seorang siswi teladan seperti saat sedang jam sekolah, tetapi aku menyadari
bahwa dia sedikit egois, lebih mementingkan diri sendiri, dan hanya seorang
gadis normal yang memiliki masalah manusiawi sama seperti orang lain
ketika dia melepas fasad siswi teladannya.

Dengan alasan menjaga rahasia, sangat mudah untuk terlibat dengan


Mamiya, bahkan jika aku tidak mempercayai wanita.

Selain itu, jika Mamiya memahami masa laluku, aku akan memintanya untuk
menjadi temanku.

"Aku pikir begitu. Tapi, itu bukan berarti tidak ada kemungkinan Aisaka-kun
akan menyukaiku, kan?"

"......Yah~. Aku tidak bisa mengatakan apa pun sampai ketidakpercayaanku


terhadap wanita sembuh."

Aku menggelengkan kepala, tidak bisa memastikan tentang hal ini.

Namun, mata Mamiya tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah, melainkan


cahaya yang menantang di dalamnya, dan sudut mulutnya pun terangkat.

Seakan-akan mengekspresikan hal ini dalam tindakan, Mamiya


mengacungkan jari telunjuknya ke arahku, dan berkata,

"Kalau begitu, aku akan membuat Aisaka-kun mengatakan bahwa kamu


menyukaiku suatu hari nanti."

Mamiya menyatakan dengan senyum tanpa rasa takut di wajahnya.

Terlepas dari kenyataan bahwa aku menolak pengakuan Mamiya, dia masih
mengatakan kepadaku bahwa dia menyukai aku.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Gairah perasaan suka yang langsung disampaikan kepadaku, secara alami


membuat mataku ingin mengeluarkan air mata.

Aku ingin tahu apakah suatu hari nanti aku bisa mengatakan kepadanya
bahwa aku mencintainya dengan sepenuh hatiku.

Aku harap begitu, jujur saja aku memikirkannya sambil melihat senyum
Mamiya yang berseri-seri.

"Hei, ambil foto yang normal, oke"

Menerima smartphone yang kameranya diaktifkan—yang diserahkan


kepadaku—Mamiya berdiri di dekat jendela dan melihat keluar melalui
jendela yang terbuka ke arah langit yang berwarna kemerahan, kemudian
berbalik.

"Ambil foto yang indah, oke? Ini juga merupakan foto peringatan ulang
tahun pengakuanku kepada Aisaka-kun, kamu tahu."

"...... Itu adalah tanggung jawab yang besar."

Sambil menenangkan nafas, aku memfokuskan pada wajah Mamiya. Aku


mencari tempat di mana cahaya latar menyinari wajah Mamiya secara tepat,
dan memberikan sinyal ketika aku akhirnya bisa mengambilnya dengan
benar.

Dengan lembut, angin yang bertiup masuk melalui jendela, menyapu rambut
panjangnya.

Cahaya kemerahan mewarnai pipi putihnya.

Bulu matanya yang panjang melebar bak sayap kupu-kupu yang berkibar,
dan matanya yang terbuka lebar menatap kamera itu.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Senyumnya yang lembut diwarnai dengan warna musim gugur.

Tanpa melewatkan satu saat pun, aku melepaskan rana dan...

"─ ─ Aisaka-kun. Aku menantikan kerja samamu mulai sekarang, oke?"

Kata-kata ini diucapkannya sambil menunjukkan senyumnya.

Seolah-olah untuk menutupi rasa malu yang membuncah di dalam diriku,


aku pun sekali lagi melepaskan rana.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation


"Akhirnya, rapat komite selesai. ......"

Berjalan menyusuri lorong saat sepulang sekolah, seorang gadis mungil


dengan gaya rambut berpotongan pendek—Hikari—merentangkan
tangannya yang bersilangan ke arah langit-langit seolah menunjukkan rasa
kebebasannya. Dia baru saja kembali dari pertemuan Komite Penyiaran
sehabis sekolah.

Waktu sepulang sekolah, dikombinasikan dengan momen musim gugur yang


semakin mendekati puncak, matahari akan segera terbenam. Pemandangan
di luar jendela semakin gelap.

"Kegiatan klub Nat-kun mungkin akan segera berakhir, jadi kurasa ini akan
menjadi waktu yang tepat untuk mengambil barang-barangnya,” kata Hikari.

Hikari biasanya menghabiskan waktu pulang sekolahnya dengan menonton


pemandangan Natsuhiko yang berlatih sebagai anggota klub sepak bola. Dia
tidak berperan sebagai manajer karena dia menyadari kecenderungannya
untuk bermesraan selama kegiatan klub. Berpikir bahwa dengan melakukan
hal itu akan menimbulkan antipati dari orang-orang di sekitarnya, Hikari
lebih memilih untuk tidak berpartisipasi dalam kegiatan klub.

Dia ingin bersama Natsuhiko, tetapi dia percaya bahwa perasaan mereka
satu sama lain tidak akan berubah kalaupun mereka terpisah selama
kegiatan klub. Bagaimanapun juga, Natsuhiko adalah teman masa kecil yang
telah bersamanya selama sepuluh tahun sekarang. Sebaliknya, Hikari tidak
pernah berpikir bahwa dirinya bisa berpisah seberapa keraspun dia
mencoba.

Hikari sedang menanti-nantikan pulang bersama Natsuhiko saat dia berjalan


menyusuri lorong, ketika tiba-tiba dia mendengar suara-suara yang datang

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

dari ruang kelas. Ini memang bukan ruang kelasnya. Akan tetapi, dia
mengenali suara itu.

Itu Akito dan Yuu.

Hal yang muncul saat memikirkan mereka berdua, yakni pasangan yang tak
terduga tetapi tampak cocok satu sama lain.

"...... Apa yang mereka lakukan?" kata Hikari.

Seolah-olah didorong oleh rasa penasaran yang muncul dalam dirinya,


Hikari memelankan suara langkah kakinya dan mengambil posisi di depan
pintu, diam-diam membuka celah dan melihat ke dalam.

Ada dua orang. Mereka adalah Akito dan Yuu, seperti yang dijelaskan oleh
suara-suara itu. Yuu berdiri di dekat jendela, tersenyum bahagia, dan entah
apa alsannya, Akito mengarahkan smartphone ke arah Yuu.

Bunyi rana bergema.

Hikari menyadari bahwa mereka sedang mengambil foto, tetapi dia tidak
tahu alasannya.

Imajinasi Hikari secara alami terbangun saat mereka diam-diam


menghabiskan waktu berduaan saja di ruang kelas yang kosong setelah jam
sekolah.

'Ini… tidak bisa digunakan untuk hal itu, kan?'

“Benar juga, ya. Wajahku juga ada di layar. Ah, jika kamu menginginkannya,
Aisaka-kun, aku akan mengirimkannya padamu.”

Hikari berpikir bahwa sebuah foto biasanya harus menunjukkan wajah.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Setidaknya, dia tidak bisa memahami mengapa wajah Mamiya tidak boleh
ada dalam foto.

(......Apakah mungkin bahwa mereka berdua berpacaran? Mereka


mengatakan tidak berpacaran saat kami bertemu sebelumnya, tetapi
kelihatannya mereka tidak seperti itu. Aku penasaran ...... Aku penasaran).

Hubungan cinta para kenalan sangatlah menarik. Tidak terkecuali bagi


Hikari. Dia telah memperhatikan mereka dari ambang pintu, bertanya-tanya
seperti apa hubungan mereka.

Mereka mengambil beberapa foto tanpa terlihat saling memperhatikan.


Meskipun Hikari tidak bisa melihat ekspresi wajah Akito, dia bisa
melihatnya dari senyuman Yuu bahwa hubungan mereka itu baik.

(Aku ingin melihat lebih banyak lagi. Aku merasa tidak enak, tapi aku juga
penasaran tentang hal semacam ini ......)

Hikari merasa bersalah tetapi lebih memprioritaskan kepentingannya.

Sudah berapa lama hal seperti ini berlangsung? Seberapa jauh hal itu telah
terjadi? Ini adalah pikiran-pikiran yang memenuhi kepalanya.

Hikari tahu bahwa di tingkat SMA, orang-orang bisa berubah dari hubungan
platonis seperti berpegangan tangan, menjadi ciuman, dan dalam beberapa
kasus, bahkan lebih dari itu.

Sambil merasakan jantungnya berdetak semakin cepat, Hikari melupakan


tujuan awalnya dan menonton hubungan mereka. Mungkin lebih tepat untuk
menyebutnya pertemuan rahasia atau kencan setelah pulang sekolah, tetapi
hal-hal seperti itu tidak lebih dari sebuah kesalahan bagi Hikari.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Hal yang penting, mereka telah mengambil foto di ruang kelas kosong saat
sepulang sekolah secara diam-diam. Terlebih lagi, ekspresi Yuu benar-benar
seperti seorang gadis yang sedang jatuh cinta.

Senyumnya diwarnai oleh matahari yang terbenam di baliknya.

Tampaknya lebih alami daripada ekspresi Yuu yang biasa. Pada saat yang
sama, saat dia mengintip senyumnya, dia berpikir itu menarik baginya
sebagai anggota dari jenis kelamin yang sama.

(Apa yang mereka bicarakan? Selain itu, Yuu menyentuh Aki-kun secara
alami, dan Aki-kun tidak mencoba untuk melepaskannya.......)

Perasaan ingin tahu itu pun semakin bertambah. Dia merasa ingin
mendengar hubungan seperti apa yang mereka miliki.

Sementara dia berpikir tentang bagaimana reaksi mereka jika dia


menerobos masuk ke dalam kelas, bunyi lonceng yang mengumumkan pukul
lima berbunyi tanpa diduga-duga.

Hikari terkejut dengan suara yang tiba-tiba itu, dan bahunya terkejut begitu
kuat sehingga punggung tangannya menyentuh pintu. Sebuah dentuman,
suara yang tidak terlalu samar terdengar, dan Hikari merasa seolah-olah
jantungnya telah berhenti.

Pada saat yang sama, Akito dan Yuu melihat ke arah pintu di mana Hikari
bersembunyi dengan penuh semangat. Hikari, yang telah mengintip melalui
celah, bertemu dengan mata mereka dan menyadari kesalahannya.

Dia menyerah dan membuka pintu itu sendiri.

"Um, kalian tahu? Bukannya aku punya niat buruk atau apa pun, tetapi ......
aku kebetulan melewati ruang kelas dan mendengar suara kalian, dan
kemudian ......" Hikari mejelaskannya.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Mata Hikari melirik dari kiri ke kanan saat dia mengumpulkan serangkaian
alasan. Mereka mendengarkan dalam keheningan. Meminta maaf itu
penting, tetapi ada juga hal lain yang ada di pikiran Hikari. Dia mengambil
keputusan dan mengajukan pertanyaan kepada mereka.

"Hikari melihat Aki-kun sedang mengambil foto Yuu-chan."

"........................ Begitu ya."

Jawaban singkat Akito. Akan tetapi, tampaknya ada beban yang luar biasa di
dalamnya.

Hikari yakin bahwa dia tidak salah sama sekali. Kemudian, dia akhirnya
masuk ke dalam rinciannya.

"Hubungan seperti apa yang kalian berdua miliki? Teman? Kalian memang
sudah berteman untuk sementara waktu, tetapi meskipun begitu kalian
kelihatan cukup dekat. Kalian bahkan mengambil foto saat sepulang sekolah,
hanya berdua di dalam kelas."

Dalam pikiran Hikari, dia hanya bisa memikirkan satu hubungan di mana
mereka akan melakukan hal seperti itu.

Meskipun dia merasakan ketegangan meningkat, dia harus bertanya.

Seolah-olah untuk menentukan sifat hubungan mereka, Hikari melontarkan


kata-kata tegas dengan wajah serius.

"......Aki-kun dan Yuu-chan, apakah kalian berdua berpacaran?"

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

AFTERWORD
Halo para pembaca. Aku Mitsuki Kurage.

Cerita ini, ‘Yuutousei no Ura no Kao’, adalah versi revisi dari cerita berseri
yang dipublikasikan di ‘Syosetu Kaninaruu' dan 'Kakuyomu'. Versi bukunya
menyertakan lebih banyak adegan yang baru ditulis, sehingga pembaca versi
web juga bisa dapat menikmati ceritanya.

Karya ini ditulis dengan tujuan untuk menjadi cerita komedi romantis
tentang cinta yang murni. Meskipun pertemuan dan hubungan mereka tidak
murni pada awalnya, tetapi yang murni adalah perasaan mereka, dan aku
pikir begitulah cinta yang murni sebenarnya.

Mamiya Yuu, seorang siswi teladan yang memiliki Secret Account, lalu
Aisaka Akito, protagonis yang tidak mempercayai wanita dan terlibat ketika
dia menemukan sebuah rahasia. Apa yang akan terjadi pada cinta mereka
yang murni sekaligus tidak murni itu?

Aku bisa memahami Akito berada di bawah belas kasihan keegoisan Yuu,
tetapi kuharap dia bisa berjuang juga. Di sisi lain, aku juga berharap bahwa
Akito akan melawan balik, bukannya hanya dipukuli. Dikatakan, bahwa
orang yang jatuh cinta dengan orang lain akan mengambil inisiatif dalam
cinta. Yuu tampaknya masih berada dalam posisi yang lebih kuat darinya,
tetapi memang begitulah adanya.

Bagaimanapun juga, aku tidak pernah bermimpi bahwa cerita yang datang
kepadaku di tengah malam akan menjadi sebuah buku dan bisa disampaikan
kepada pembaca. Kamu memang harus menyimpan ceritamu sebagai
catatan, kan? Ini adalah kejadian sehari-hari bahwa kamu pergi tidur lalu
bangun dan melupakannya........

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

Dari sini, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut:

Kepada editor yang bertanggung jawab. Terima kasih banyak karena telah
menarik karya ini dari lautan Web dan membimbingnya menuju akhir yang
sukses. Selama bekerja, aku belum pernah memulai debutku dan tidak tahu
mana yang benar dan mana yang salah, dan aku yakin aku akan terus
merepotkanmu di masa depan. Terima kasih banyak atas dukungamu yang
yang berkelanjutan.

KR Ki-Sensei. Terima kasih banyak karena telah menggambar Yuu, Akito dan
karakter lainnya dengan cara yang sangat imut dan menarik. Aku sangat
berterima kasih atas ilustrasinya yang dengan mudah melampaui
imajinasiku. Aku ingin mengabdikan diri untuk menciptakan ilustrasi yang
lebih indah, supaya aku bisa menyamai keunggulan ilustrasimu. Aku
menantikan dukunganmu yang terus-menerus.

Kepada semua orang di GA Bunko, para pengulas, semua orang yang terlibat,
para pembaca yang telah membeli karya ini, dan semua orang yang telah
mendukungku sejak dari versi web, Terima kasih banyak.

Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang terlibat
dalam buku ini. Terima kasih banyak!

Aku menantikan kedatangan kalian lagi.

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

TRANSLATED FROM RAW TO INDONESIAN BY MILIZE FROM


YOUTH_TRANSLATION

CREATED PDF BY JAUNE FROM YOUTH_TRANSLATION

FANS TL (UNOFFICIAL)

PDF was Created by Youth_Translation


Translated by Youth_Translation

THANK YOU

PDF was Created by Youth_Translation

Anda mungkin juga menyukai