Penyalahgunaan wewenang
Salah satu unsur yang harus ada dari berdirinya negara adalah adanya rakyat
yang bersedia tinggal dan bersedia secara sukarela tunduk dibawah
pemerintahan resmi negara tersebut. Unsur rakyat sudah mutlak diakui di
kancah internasional sejak 1933 melalui konvensi montevido. Maka sejak itu
priotitas kesejakteraan rakyat telah menjadi tujuan utama dari berbagai negara.
bentuk Negara modern yang mendukung tujuan tersebut adalah welfare state.
Welfare state terbentuk dengan tujuan secara aktif menfasilitasi kesejahterahan
rakyatnya. Begitu pula dengan Indonesia. Secara konstitusi sendiri, Indonesia
sudah mengadopsi konsep dari welfare state. Hal ini dapat dilihat tujuan negara
kita state dalam UUD 1945 alinea ke-4 yang berbunyi Memuat tujuan indonesia
yaitu; Melindungi segenap bangsa indoenesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Selanjutnya untuk mewujudkan tujuan tersebut, berbagai kekuatan dan instansi
yang ada dalam pemerintahan harus pula menunjang dari jalan untuk mencapai
tujuan tersebut. Salah satu faktor pentingnya yaitu pelaksanaan administrasi
pemerintahan. Pelaksanaan administrasi pemerintah bisa dikatakan sebagai
roda utama yang menggerakan suatu negara. Adapun administrasi
pemerintahan yang dmaksud adalah yang membawa paradigma baru, dalam
paradigma administrasi yang lama atau old public administration hanya
mengfokuskan pada pencapaian nilai ekonomi ,efisiensi, dan efektivitas dan
kurang mengarah pada nilai social equity. Sedangkan paradigma administrasi
yang baru atau New Public Management berfokus pada pengembangan sistem
desentralisasi dan organisasi demokratis yang responsif dan partisipatif, serta
dapat memberikan pelayanan publik secara merata. Selain itu, paradigma ini
mempunyai komitmen untuk mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
Maka dari itu paradigma lama dalam pelayanan public tidak diterapkan.
Melalui paradigma baru, pemerintah memberikan kebebasan kepada pejabat
publik untuk menciptakan keputusan yang tidak sekedar sesuai denga hukum
tertulis, namun juga dapat bersifat progresif terhadap kepentingan masyarakat.
Kewenangan ini dikenal dengan istilah diskresi.Diskresi adalah kewenangan
khusus yang diberikan kepada pejabat pemerintah dengan tujuan utama agar
mereka dapat bertindak atas inisiatif sendiri untuk membuat keputusan yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Istilah lain dari diskresi seperti freies
ermesen/ discreationary power. Dengan adanya kewenangan ini maka
keputusan yang dapat dibuat nantinya diharapkan dapat bersifat progresif
mengikuti kebutuhan dan rasa keadlian di masyarakat. Namun kewenangan ini
dalam beberapa kasus sering disalahgunakan. Alih-alih kebebasan mengambil
keputusan dilakukan untuk mengambil kebijakan yang tidak kaku dan sesuai
kebutuhan masyarakat, banyak pejabat yang malah menyalahgunakan untuk
kepentingan lain baik pribadi maupun untuk kelompok tertentu, yang jelas
menyalahi semangat dari welfare state sendiri.
Selanjutnya untuk batas serta lingkup dari diskresi diatur Dalam uu administrasi
Pemerintahan pasal 23 yang diantaranya:
(Pertanggung Jawaban)
Pemerintah memilik tanggung jawab melakukan pengawasan terhadap larangan
penyalahgunaan kekuasaan seperti yang dijelaskan dalam pasal 20 UU
Administrasi Pemerintahan.mJika terjadi penyalahgunaan kekuasaan maka
pengadlan tata usaha negara akan mengambil alih untuk proses pengadilan
selanjutnya Pertanggung jawaban dari diskresi dibagi menjadi 2 yaitu atas nama
jabatan dan atas nama pribadi. Apabila perbuatan hukum seseorang untuk dan
atas nama jabatan (ambtshalve), maka pertanggungjawabannya terletak pada
jabatan. Jika ada ganti rugi atau denda, maka dibebankan pada APBN atau
APBD. Sedangkan perbuatan seseorang dalam kapasitas selaku pribadi, maka
konsekuensi dan pertanggungjawabannya terletak pada orang yang
bersangkutan, tidak dapat dibebankan pada jabatan, tidak juga dibebankan pada
APBN atau APBD ketika ada ganti rugi atau denda akibat kesalahan pribadi.
Tanggung jawab pribadi berkaitan dengan maladministrasi dalam penggunaan
wewenang maupun public service. Seorang pejabat yang melaksanakan tugas
dan kewenangan jabatan atau membuat kebijakan akan dibebani tanggung
jawab pribadi jika ia melakukan tindakan maladministrasi.
SIMPULAN
Sumber: