Perkenalkan saya Eny Isnaeni, lahir di Rembang, 7 Januari 1985.
Saya merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Saya
menikah pada tahun 2010 dan saat ini dikaruniai tiga orang anak. Saya merupakan salah seorang pendidik di SD Negeri 2 Leteh Kabupaten Rembang. Saya mulai mengabdikan diri di SD Negeri 2 Leteh Rembang pada Tahun 2007 setelah saya lulus dari program diploma 2 (D-II) Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang. Setelah menjadi pendidik sekitar dua tahun, saya melanjutkan kuliah program strata-1 (S1) dan tetap mengajar di SD Negeri Leteh 2, disaat tidak ada perkuliahan. Tujan saya melanjutkan pendidikan S1 adalah untuk meningkatkan kompetensi keilmuan saya, sehingga saya dapat melaksanakan pembelajaran secara maksimal sesuai dengan empat kompetensi yang diharapkan, khususnya kompetensi profesional guru. Sekolah tempat saya mengajar merupakan salah satu sekolah favorit di kabupaten Rembang. Banyak orang tua yang berkeinginan mendaftarkan anaknya di sekolah ini, tetapi karena keterbatasan kuota, maka tidak semua siswa dapat diterima di sekolah ini. Untuk menunjang Sumber Daya Manusia di SD tempat saya mengajar, saya sempat mendaftar studi lanjut S2 pada program studi Pendidikan Dasar, tetapi karena pada waktu itu perekonomian keluarga kurang mendukung serta mempertimbangkan kondisi anak-anak yang masih kecil, akhirnya saya tidak jadi melanjutkannya. Selama 15 tahun saya mengajar di SD Negeri 2 Leteh Kabupaten Rembang, saya mengalami pergantian masa kepemimpinan selama empat kali. Kepala Sekolah yang pernah membimbing saya adalah Bapak Agil Alim Supadi, S.Pd. (2007-2011), Ibu Ninik Tutiarsih, S.Pd. (2012-2015), Bapak Dul Yakub (2016-2018), dan Bapak Edy Muryanto, S.Pd. (2019-sekarang). Pergantian kepala sekolah tentunya memberikan kemajuan pada sekolah dimana tempat saya mengajar. Selama saya menjadi pengajar di SD Negeri 2 Leteh juga tidak mengeluh terkait besaran honorarium yang saya terima. Honorarium yang saya terima ketika mengajar di sekolah cukup bervariasi dan alhamdulillah hampir setiap tahunnya mulai keniaikan. Honorarium pertama kali yang saya terima adalah Rp. 150.000,-. Hal ini tentunya jauh dari kata cukup, tetapi demi untuk berpartisipasi dalam mencerdaskan anak bangsa, maka rasa ikhlas dan ridho Allah yang jauh lebih penting daripada sekedar materi. Hal itulah yang menjadikan saya masih bertahan hingga saat ini. Saya memiliki sikap bersosialisasi yang baik. Selama menjadi di SD Negeri 2 Leteh saya selalu menjaga sikap ataupun tutur kata saya baik kepada siswa ataupun kepada guru lain. Bagi saya Guru merupakan sebuah panutan bagi peserta didiknya (Guru = digugu lan ditiru). Melalui sikap yang saya kelola dengan baik, maka saya dapat berinteraksi dengan siswa ataupun guru secara baik. Hal ini ditunjukkan dengan minimnya konflik kepentingan yang saya alami antar sesama guru. Selain itu, anak-anak juga merasa senang ketika saya ajar, tidak sungkan bertanya, tidak memiliki rasa takut terhadap guru sehingga terjadi komunikasi yang baik antar guru dan siswa. Sesekali saya juga memberikan nasihat kepada teman- teman guru muda dan anak-anak terkait fenomena kehidupan dalam beragama. Sebagai seorang guru saya juga menjalin hubungan bermasyarakat secara baik. Saya senantiasa berpartisipasi dalam kegiatan sosial masyarakat seperti perkumpulan ibu-ibu PKK, posyandu, perkumpulan RT, dan lain-lain. Melalui kegiatan sosial bermasyarakat tentunya secara tidak langsung dapat memberikan wawasan yang lebih luas dalam meningkatkan kompetensi kepribadian dan komptensi sosial yang saya miliki. Menjadi seorang guru merupakan tantangan tersendiri bagi saya. Meskipun lulusan program S1 pendidikan, belum tentu sabar dan menjadi guru yang baik. Pengalaman mengajar saya selama kurang lebih 15 tahun menunjukkan bahwa saya memiliki kesabaran dan kesenangan dalam bidang pendidikan. Pengalaman yang cukup lama ini tentunya berdampak positif pada pembelajaran yang saya lakukan. Terakhir Sebagai seorang guru saya berprinsip jangan pernah puas dengan ilmu yang kamu miliki. Prinsip tersebut memotivasi saya untuk terus belajar dan belajar.
Selain pengalaman menjadi guru, pengalaman berorganisasi juga
merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang guru. Melalui organisasi guru dapat memanajemen waktu dengan baik. Beberapa organisasi pernah saya ikuti. Organisasi yang paling lama saya ikuti adalah organisasi kepramukaan. Saya mengikuti organisasi kepramukaan mulai dari perkuliahan, mengikuti Kursus Mahir Dasar Pembina, hingga menjadi pembina pramuka di Gugus Depan tempat saya mengajar. Organisasi kepramukaan memberikan ilmu pengetahuan kepada kami tentang bagaimana cara mengajar anak secara riang dan gembira, bertanggung jawab, dan disiplin. Organisasi ini secara tidak langsung dapat meningkatkan kompetensi saya dalam bidang paedagogik. Selama menjadi guru, saya juga mengikuti beberapa pelatihan yang diadakan oleh sekolah ataupun instansi lain. Pelatihan terbaru yang saya ikuti selama menjadi guru adalah In House Training, yaitu pelatihan tentang kurikulum merdeka yang dilakukan kurang lebih selama 7 hari. Pelatihan ini bermanfaat bagi saya karena memberikan bekal terkait bagaimana cara melakukan pembelajaran yang tepat dalam menerapkan kurikulum merdeka. Organisasi dan pelatihan-pelatihan yang saya ikuti secara tidak langsung dapat meningkatkan inspirasi saya dalam mengembangkan pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran di kelas dapat saya lakukan secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Melalui pembelajaran tersebut, maka tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh pemerintah dapat saya lakukan secara baik dan tepat. Melalui organisasi dan pelatihan-pelatihan, saya juga termotivasi untuk selalu meningkatkan kompetensi yang saya miliki. Bukan tidak mungkin saya akan melanjutkan pendidikan S2 yang sempat tertunda karena alasan ekonomi. Selain kompetensi profesional, saya juga berusaha untuk meningkatkan kompetensi guru yang lain seperti kompetensi paedagogi, sosial, dan individual melalui berbagai kegiatan-kegiatan penunjang. Sebagai seorang guru saya berprinsip jangan pernah puas dengan ilmu yang kamu miliki. Prinsip tersebut memotivasi saya untuk terus belajar dan belajar.