Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENERAPAN PEMBELAJARAN P

Oleh:

Nama : Viona Shafiyah Br Depary

NIM : 2203151025

Kelas/Stambuk : B/2020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah "Teknik catak saring dalam
seni grafis". Didalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan penulis demi penyelesaian makalah ini untuk
memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Seminar. Tetapi sebagai manusia
biasa, penulis tak luput dari kesalahan ataupun kekhilafan baik pada segi
penulisan ataupun tata bahasa itu sendiri.

Penulis menyadari tanpa arahan dari bapak Drs. Nelson Tarigan, M. Si


serta masukan dari berbagai pihak yang telah membantu, mungkin penulis tidak
bisa menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu. Makalah ini dibuat sedemikian
rupa semata-mata hanya untuk membangkitkan kembali minat pembaca sebagai
motivasi dalam berkarya.

Maka dengan kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih


kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat dan mudah dipahami bagi penulis khususnya serta para
pembaca pada umumnya.

Medan, Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................2
BAB I...........................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................1
3.1 Latar Belakang..............................................................................................1
3.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
3.3 Tujuan Makalah............................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................3
KAJIAN TEORI........................................................................................................3
3.4 Pengertian Seni Grafis...................................................................................3
3.5 Alat Dan Bahan Yang Di Gunakan Untuk Mencetak...................................5
3.6 Langkah-Langkah Pembuatan Sablon...........................................................6
BAB III........................................................................................................................8
PENUTUP...................................................................................................................8
3.7 Kesimpulan...................................................................................................8
3.8 Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan seni rupa kontemporer kini sudah mulai banyak memberikan


dampak positif terhadap berbagai kalangan. Baik itu orang yang awam terhadap
dunia seni rupa bahkan seniman-seniman sekalipun turut andil dalam meramaikan
masa seni rupa kontemporer. Segala sesuatunya kini sudah menjadi sangat mudah
dan dapat dilakukan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Ini merupakan suatu
kemajuan dunia seni rupa.

Namun jika ada dampak positif maka dampak negatif pun perlu kita sortir sebagai
bahan evaluasi. Contohnya saja dalam hal perkembangan seni murni, saat ini banyak
orang yang mencampur-adukan bahkan mengubah image seni murni menjadi desain.
Bisa saja hal ini dilakukan, karena termasuk ke dalam hal eksplorasi karya. Namun
istilah seni murni itu sendiri sejalannya waktu akan pudar apabila istilah seni murni
tidak diaplikasikan ke dalam praktiknya.

Kita ambil salah satu bagian dari seni murni yaitu seni grafis. Banyak orang yang
kerap kali lebih memilih mengerjakan suatu karya secara instan. Menggunakan
berbagai teknologi mutakhir untuk mendapatkan hasil karya yang memuaskan “bagi
dirinya”. Menganggap seni grafis merupakan sesuatu yang sudah “out of
date”. Sungguh ironis bagi perkembangan seni grafis, karena akan menjadi lamban
sejalan dengan berkembangnya seni rupa kontemporer. Menggunakan berbagai
teknologi mutakhir untuk menyamakan dengan hasil karga seni grafis memang
hasilnya terlihat sama, lebih rapih, bersih dan penuh eksplorasi warna. Namun nuansa
rasa, goresan-goresan serta nilai estetis yang pada karya itu tidak nampak sama
sekali, dan akan terasa berbeda dibandingkan karya grafis yang pengerjaannya
manual.

 Ini merupakan suatu tantangan bagi para penggemar seni grafis untuk
membangkitkan kembali gairah dunia grafis. Dengan cara memperkaya teknik
pengerjaan, eksplorasi warna serta media yang digunakan. Agar nama seni grafis
pada wilayah seni murni tidak akan pudar bahkan beralih ke wilayah desain.

1
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan permasalan dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
1). Apa yang dimaksud dengan Seni Grafis?
2). Bagaimana sejarah Seni Grafis?
3). Apa saja bahan-bahan yang di butuhkan dalam membuat seni grafis cetak
saring?

1.3 Tujuan Makalah


Berdasarkan permasalah diatas, ada pun tujuan khusus dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1). Untuk mengetahui definisi dari seni grafis,
2). Untuk mengetahui sejarah Seni Grafis di dunia maupun di Indonesia,
3). untuk mengetahui bahan-bahan apa saja yang di butuhkan dalam membuat seni
grafis cetak saring?

3
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Seni Grafis


Seni grafis adalah sebuah cabang seni rupa dengan memanfaatkan teknologi
dari komputer maupun teknik cetak. Dimana media percetakan tersebut yang
digunakan biasanya menggunakan kertas atau kain. Seni grafis dapat dijumpai baik
di majalah, Koran, pakaian maupun papan reklame.
Dimana seni grafis itu sendiri termasuk salah satu bagian seni rupa dengan
konsep 2D atau dua dimensi. Seorang seniman grafis dapat berkarya menggunakan
beragam media mulai dari cara tradisional sampai kontemporer, termasuk dari tinta
air, cat air, tinta minyak, pigmen padat larut air dan pastel minyak.

2.2 Sejarah Seni Grafis


Kesenian tidak muncul di era sekarang begitu saja. Ada banyak sejarah
kemunculan dan perkembangan seni hingga mencapai ke titik ini. Untuk sejarah seni
grafis sendiri, dibagi menjadi dua bagian. Yakni sejarah seni grafis di dunia dan
sejarah seni grafis di Indonesia. Berikut ulasan lengkapnya:Terdapat beberapa cara
membuat ecoprint, dua cara tersebut adalah:
a)  Sejarah Seni Grafis di Dunia
Jika biasanya seni rupa berasal dari peradapan Eropa, maka seni grafis
berasal dari daratan Asia. Tepatnya berasal dari Daratan China sejak
ditemukannya kertas. Sudah umum diketahui bahwa yang pertama kali
menemukan kertas adalah bangsa Tiongkok pada Dinasti Ying tahun 105 M.
Pada awalnya, seni grafis digunakan untuk memperbanyak tulisan-tulisan
keagamaan. Biasanya, naskah-naskah keagamaan itu diukir di atas kayu atau
kertas. Dan tidak hanya China, naskah yang memiliki seni grafis dan diukir
di atas kayu tersebut juga ditemukan di Jepang dan Korea. Biasanya, naskah-
naskah ini memiliki karakteristik yang kuat, seperti mengandung kultur
kebudayaan kuno dan tahan lama.
Kontribusi China dalam perkembangan seni grafis di dunia barat sangat
besar, berkat penemuan kertas dan teknik wood block yang mereka
kembangkan. Tapi, sebelum menemukan teknik wood block, ada beberapa
fase lagi. Dari mulai fase mengukir di atas batu sampai ke penemuan kertas.
4
Pada tahun 165 M, para penganut Konfusius Klasik selalu menuliskan
naskah keagamaannya dengan cara mengukir di atas batu untuk menjamin
usia dokumen agar tahan lama. Pengukiran di atas batu juga dianggap
sebagai cara yang akurat dalam menyimpan dokumen.
Tapi, karena buku batu ini sangat berat dan memakan banyak tempat untuk
menyimpannya, maka  mulailah mereka menciptakan teknik wood block
printing dalam menggandakan naskah keagamaannya. Teknik ini diduga
mulai digunakan pada abad ke 6 hingga akhir abad ke 9. Hal ini disimpulkan
dari penemuan kertas rami yang diperkirakan berasal dari tahu 650 sampai
670 M pada masa Dinasti Tang.
Wood block printing sendiri adalah teknik cetak yang didahului dengan
mengukir dokumen ke atas blok kayu. Blok-blok kayu yang telah selesai
diukir kemudian diberi tinta atau pewarna kemudian ditekankan ke atas
kertas hingga gambar yang di blok kayu tersalin rapi ke atas kertas. Inilah
awal mula berkembangnya seni grafis.
b) Sejarah Seni Grafis Di Indonesia
Sama seperti cabang seni lainnya, seni grafis mulai berkembang di
Indonesia sejak kolonialisasi mulai masuk menjajah Indonesia, tapi yang
paling berperan adalah kolonialisasi Belanda. Dalam masa penjajahan,
pemerintah Belanda pernah meminta beberapa seniman asal negaranya untuk
merekam pemandangan alam di Indonesia.
Semua rekaman tentang keindahan landscape Indonesia itu dibuat dalam
bentuk lukisan yang beraliran romantisme. Beberapa juga diletakkan dalam
teknik wood engraving maupun lithografi. Kegiatan merekam eksotisme
alam Indonesia inilah yang mengenalkan masyarakat Indonesia ke seni
grafis. Tetapi bukan caranya yang dikenal, melainkan hanya sebatas obrolan
dengan orang asing saja.
Tetapi, ketika seni grafis sudah dipelajari dan dikenal lebih jauh,
keberadaannya di Indonesia hanya dianggap sebagai seni kelas dua. Seni
grafis sering kali dianggap sebagai seni yang hanya mendampingi seni
lainnya, misalnya sebagai keterangan dalam pameran lukis dan sebagainya.
Baru di sekitar tahun 1970-1980 lah ada beberapa pameran seni grafis
tunggal. Dimana seni ini tidak lagi dipamerkan dalam rangkan

5
‘mendampingi’ seni patung atau seni lukis, melainkan telah mendapatkan
tempatnya sendiri dalam sebuah pameran seni.
Pameran Seni Grafis ini diadakan di Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Dua
tahun setelah pameran, barulah muncul keompok yang berkonsentrasi di seni
grafis bernama Decenta. Di akhir tahun 1990 adalah masa perubahan besar
terhadap seni grafis yang ada di Indonesia. Aliran post-modern yang semakin
populer membuat banyak seniman latah dan membuat beberapa karya seni di
tempat yang tidak lazim. Kemudian, dengan perkembangan teknologi, seni
grafis didorong dan berkembang pesat hingga dikenal sesuatu yang disebut
dengan desain grafis.

2.3 Alat Dan Bahan Yang Di Gunakan Untuk Mencetak


a) Screen Sablon
Fungsinya untuk menghantarkan tinta/cat ke media cetak, seperti kain
atau media lain
b) Rakel
Fungsinya sebagai kuas untuk meratakan tinta yang di tuangkan diatas
screen
c) Meja Afdruk
Fungsinya yaitu untuk menyinari kalkir agar bisa terbaca di screen
sablon (proses perekaman)
d) Meja sablon
Fungsinya yaitu untuk proses penyablonan/proses pencetakan. Usahakan
meja sablon memiliki media yang rata, karena akan di gunakan untuk
meletakan screen sablon
e) Hairdryer
Fungsinya untuk mempercepat pengeringan afdruk atau ulano dalam
proses perekaman, bisa juga digunakan untuk pengeringan sablon kaos.
f) Ulano/Afdruk
Fungsinya untuk mentransfer media dari film/klise ke dalam screen
sablon. Ulano Merupakan obat/eksposure yang peka terhadap cahaya.
g) Tinta sablon
Fungsinya untuk memberi warna pada media cetak atau kain. Ada dua
macam tinta sablon yang
A. Tinta berbahan dasar minyak kering digunakan untuk sablon kertas,
stiker, plastik, dan lain-lain
B. tinta berbahan dasar air sering digunakan untuk sablon kaos Randu,
dll.
6
h) Ragum/catok
Fungsinya untuk mengunci screen pada meja sablon, biasanya dibuat
seperti engsel pintu tujuannya agar screen sablon bisa digerakkan naik
turun pada posisi yang sama.
i) M3/3M
Fungsinya untuk melancarkan tinta sablon berbahan dasar minyak,
selain itu juga berfungsi sebagai penghapus film yang sudah dibuat pada
screen sablon.
j) Busa
Busa atau gabus merupakan salah satu peralatan cetak sablon yang
berguna untuk menyangga screen printing agar rata saat proses
penyinaran pembuatan film. Busa ini diletakkan di bagian bawah Screen
dan biasa memiliki ukuran persegi panjang mengikuti ukuran bingkai
screen bagian dalam.
k) Kaca Bening
Kaca bening ini digunakan untuk menempelkan film berupa kalkir ke
permukaan screen agar tidak mudah bergeser dan patah kaca bening ini
memiliki ukuran agak tebal sekitar 5 mm dan diletakkan paling atas saat
melakukan penyinaran pembuatan film di screen printing.

2.4 Langkah-Langkah Pembuatan Sablon


a. Lapisi layar oleh cairan emulsi hingga membentuk lapisan tipis lakukan dengan
bantuan rakel di ruang gelap
b. Tunggu lapisan emulsi hingga kering
c. Print desain yang diinginkan pada plastik atau kertas transparan seperti kalkir
d. Setelah lapisan emulsi kering, Letakkan desain yang telah diprint ke atas screen
dan press menggunakan busa
e. Tekan screen dengan kaca lalu sinari screen dan desain tersebut dengan sinar
ultraviolet (UV), bisa langsung di bawah sinar matahari atau menggunakan alat
eksposur
f. Setelah dijemur, gambar desain akan berbentuk di screen
g. Siram screen dengan air atau dicuci secara perlahan
h. Keringkan screen di bawah sinar matahari
i. Setelah kering, rekatkan lakban di pinggiran Dari keempat Sisi screen untuk
menghindari kebocoran cat
j. Tempatkan screen di atas kain atau media yang ingin disablon pastikan screen
tidak akan geser saat penyablonan dilakukan
k. Lakukan penyablonan dengan cara menuangkan tinta atau cat pada screen
secukupnya

7
l. Ratakan chat dengan bantuan rakel sembari ditekan dari atas ke bawah
beberapa kali Agar warna merata
m. Jika menggunakan lebih dari satu warna, gunakan screen yang lain (satu screen
hanya untuk satu warna)
n. Setelah menyablon selesai, keringkan chat dengan hair dryer
o. Screen bisa dicuci menggunakan air ataupun pencuci agar kembali bersih.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Membuat karya grafis memang susah-susah tapi mudah. Susah apabila
tergesa-gesa dan mudah apabila mengerjakannya dengan sabar dan menikmati
prosesnya. Di dalam cetak grafispun tidak hanya satu warna saja yang dipakai,
melainkan kita dapat memngolah warna-warna tersebut menjadi sebuah gradasi,
sehingga tidak menjemukan ketika dilihat. Mungkin ini salah satu cara penulis
untuk memberikan suatu stimulus bagi orang-orang yang mau belajar seni grafis
dan mempertahankan eksistensinya di dunia seni murni. Penulis yakin orang-
orang lain dapat lebih kreatif dengan berbagai cara, teknik dan media dalam
membuat karya grafis agar tidak terkesan monoton.

3.2 Saran
Semoga bagi para pembaca dapat menggali lagi pengetahuan dan mengasah lagi
keterampilan dalam membuat karya grafis. Dan meningkatkan kreativitas dalam
membuat karya grafis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.

9
DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.com/seni-murni [29 Desember 2012]


www.wikipedia.com/seni-grafis [8 Januari 2013]
Hadjar, Saiful. 2005. Senapan Grafis. Kelompok Seni Rupa Bermain: Surabaya. [4 Januari
2017]
http://dimazzart.blogspot.com/2013/08/membuat-karya-grafis.html [4 Januari 2017]
http://makalah15.blogspot.com/2016/01/contoh-makalah-seni-grafis.html [26 Agustus
2020]

1
0

Anda mungkin juga menyukai