Anda di halaman 1dari 4

Tugas Observasi

Kelompok 7

Anggota Kelompok :

1. Andriyalcan
2. Faqih Alfattah Rizky
3. Fransiskus Tegar Tripasha
4. Muhammad Farhan
Komodo

 Pernyataan Umum

Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus


komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau
Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak
ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo
merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m.
Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni
kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di
pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat
hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar
tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang
mendominasi ekosistem tempatnya hidup.

Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan
reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang.
Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan
karenanya IUCN (International Union for Conservation of Nature) memasukkan
komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini
kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman
nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.
 Deskripsi Bagian

Jika dilihat dari jauh dan dilihat sekilas, komodo tampak seperti biawak biasa.
Tetapi, ketika perhatikan dengan saksama, binatang ini ukurannya jauh lebih
besar dari biawak. Panjang tubuhnya bisa mencapai tinggi rata-rata orang
indonesia, atau sekitar 165 cm. Panjang ekornya setara panjang badannya
sehingga membuat panjang total hewan ini menjadi sekitar tiga meter lebih.
Komodo memiliki badan yang panjang, lebih besar dari kepalanya.
Kepalanya agak memanjang, mirip dengan reptil pada umumnya. Matanya
kecil dan berwarna. Mulutnya agak memanjang. Giginya banyak, menyelimuti
rahang di sekujur rahangnya. Gigi Komodo cukup panjang dan sangat tajam.
Lidahnya yang berwarna kuning sering menjulur keluar dan bercabang pada
tepiannya.
Kulitnya bersisik dan tampak keras, namun memiliki pola yang Indah. Warna
kulitnya cokelat kehitam-hitaman dengan sedikit bias kuning keemasan. Pada
bagian leher terdapat lipatan-lipatan kulitnya yang bersisik. Lipatan tersebut
ditemukan pula di bagian ketiak depan dan lipatan paha bagian belakang.
Bagian punggung ekornya bersisik menyerupai gergaji dengan arah miring ke
belakang.
Cakar komodo sangatlah tajam dan menukik. Bentuknya mirip cakar burung
elang. Warnanya hitam legam dan biasa digunakan untuk bertarung melawan
mangsanya.

 Deskripsi Manfaat

Binatang ini boleh dibilang hewan yang menyeramkan, namun memiliki sisik
yang indah dan bertubuh kekar dan gagah. Komodo merupakan satu di antara
satwa nasional yang harus dipertahankan sebagai salah satu bukti nyata
kekayaan negeri ini.

 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai pembahasan di atas dapat disimpulkan,


sebagai berikut:

1. Biawak komodo merupakan spesies yang rentan terhadap kepunahan, dan


dikatagorikan sebagai spesies Rentan dalam daftar IUCN Red List. Sekitar
4.000–5.000 ekor komodo diperkirakan masih hidup di alam liar
2. Pemerintah Indonesia menetapkan berdirinya Taman Nasional Komodo
untuk melindungi populasi komodo dan ekosistemnya di beberapa pulau
termasuk Komodo,Rinca,danPadar.

3. Aktivitas vulkanis, gempa bumi, kerusakan habitat, kebakaran (populasi


komodo di Pulau Padar hampir punah karena kebakaran alami,berkurangnya
mangsa, meningkatnya pariwisata, dan perburuan gelap; semuanya
menyumbang pada status rentan yang disandang komodo merupakan bebeapa
penyebab rentannya kepunahan komodo.

4. Ditinjau dari segi ilmiah, populasi komodo yang amat khas ini dapat
digolongkan ke dalam island population di mana populasi yang mungkin ribuan
dan bahkan jutaan tahun yang lalu menciut menjadi populasi-populasi kecil
yang memiliki tingkat keragaman genetik yang khas, sesuai habitatnya.

5. Secara fisiologis, jika individu komodo sudah lama beradaptasi pada suatu
daerah, individu tersebut telah memiliki zona homeostasis fisiologinya yang
khas. Maka, pemindahan ke habitat lain akan memaksa individu tersebut untuk
menyesuaikan ke titik ”zona homeostasis” barunya. Jika individu tersebut tidak
dapat secepatnya menyesuaikan diri, hal pertama yang dikorbankan adalah
penurunan laju pertumbuhan dan mengurangi atau bahkan mengeliminasi
aktivitas reproduksinya

Anda mungkin juga menyukai