Anda di halaman 1dari 5

ANALISA EKONOMI USAHA SUSU KAMBING ETAWA

1. Kebutuhan Investasi

Investasi yang dibutuhkan untuk peternakan susu kambing etawa tidak membutuhkan
dana yang relatif besar, karena peralatan yang digunakan tidak membutuhkan teknologi
tinggi, hanya dengan teknologi tepat guna. Investasi untuk peternakan susu kambing
etawa terdiri dari:
- Investasi Peternakan
- Investasi Bangunan
- Investasi Peralatan
Dibawah ini dicoba menghitung investasi peternakan susu kambing etawa dengan
kapasitas produksi. Investasi untuk peternakan susu kambing etawa yang dilakukan
dalam studi ini terdiri dari lahan seluas 10 Ha. Biaya investasi untuk budidaya pisang
Abaca berdasarkan asumsi diatas adalah Rp.374.770.000,-. Investasi ini terdiri dari
sarana dan prasarana, disamping kebutuhan modal kerja untuk satu kali panen susu
kambing ditahun pertama.
Investasi senilai Rp.374.770.000,- diasumsikan sebahagian dibiayai dengan kredit
investasi produktif dengan tingkat bunga 8%. Jumlah kredit investasi yang akan
digunakan adalah sebesar Rp.187.385.000,- sehingga didalam struktur modal perusahaan
proporsi penggunaan hutang dari total investasi kurang dari 50%. Namun demikian
Rp.80.000.000,- atau lebih dari setengah investasi dalam bentuk aktiva tetap tersebut
dilakukan dalam bentuk pembangunan prasarana seperti kandang dan gudang pakan.
Dengan demikian untuk dapat membentuk skala ekonomis maka sebaiknya lahan yang
disediakan minimal 10 Ha. Biaya pembangunan prasarana peternakan susu kambing ini
tidak dapat dihindarkan karena akan berpengaruh terhadap manajemen peternakan dan
kelancaran operasional terutama menyangkut pemasaran. Analisis investasi dilakukan
selama kurun waktu 5 tahun sesuai dengan umur ekonomis aktiva tetap karena prasarana
yang nilai investasi terbesar dari sejumlah investasi yang dilakukan diperkirakan
mempunyai umur ekonomis 5 tahun.

1
A. Investasi Perkebunan
a. Pengadaan tanah seluas 20 Ha @
Rp.2.000.000,- = Rp.40.000.000,-
b. Persiapan lahan.
- Pengolahan lahan 20 Ha x Rp.500.000,- = Rp.10.000.000,-
- Pengadaan bibit 20 Ha x 400 batang x
Rp.6.250,- = Rp.50.000.000,-
- Pestisida dan pupuk = Rp. 2.312.000,-
c. Biaya penanaman per Ha 400 batang
dengan gaji dan upah = Rp.25.000.000,-
d. Biaya penjualan/pengawasan mutu = Rp. 6.240.000,-
e. Perlengkapan karyawan = Rp. 8.112.000,-

B. Investasi Bangunan
Gudang dan lantai jemur Rp.25.000.000,-

C. Investasi Peralatan
a. Cangkul 20 buah @ Rp.20.000,- Rp. 400.000,-
b. Parang 20 buah @ Rp.20.000,- Rp. 400.000,-
c. Alat penggerus 20 buah @ Rp.5.000,- Rp. 100.000,-
d. Gerobak angkut 10 buah @ Rp.250.000,- Rp.2.500.000,-

2. Analisa Keuangan

Untuk melihat/mengetahui apakah suatu proyek penanaman modal yang akan


dilaksanakan dapat memberikan keuntungan kepada investor, terlebih dahulu harus
dilaksanakan suatu analisa bagi investasi dan biaya produksi dengan membandingkannya
dengan arus penerimaan.
Usaha budidaya tanaman pisang Abaca yang akan dikembangkan/dianalisa,
direncanakan berlokasi di beberapa kabupaten dengan pertimbangan tersedianya lahan

2
dengan kondisi permukaan tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pisang Abaca serta
sarana dan prasarana angkutan yang tersedia cukup memadai dengan adanya jalan lintas
Sumatera yang melalui lokasi perkebunan.
Usaha budidaya tanaman pisang Abaca ini berkapasitas 20 ton serat Abaca per
bulan dengan kualitas ekspor, lokasi perkebunan dan pengolahan hasil perkebunan dekat
dengan jalan raya sehingga akan memudahkan transportasi. Disamping itu tenaga kerja
yang tersedia cukup banyak karena berdekatan dengan pemukiman.
Analisa keuangan untuk budidaya tanaman pisang Abaca ini dapat digambarkan
sebagai berikut:

Arus Kas:
Penerimaan dari penjualan serat (revenue): Rp. 62.400.000,-
Penerimaan dari pinjaman Rp. 75.000.000,-
Pengeluaran:
- Bahan baku bibit (@ Rp.6.250,-) Rp. 50.000.000,-
- Pestisida (@ Rp.100.000,-/Ha) Rp. 2.000.000,-
- Pupuk (0,5% dari penjualan serat) Rp. 312.000,-
- Biaya pengawasan mutu/pemasaran (10% nilai serat) Rp. 6.240.000,-
- Gaji upah:
1 mandor Rp. 1.800.000,-
20 pekerja Rp. 24.000.000,-
- Perlengkapan karyawan (0,65% nilai serat) Rp. 405.600,-
Lahan 20 Ha:
- Gudang dan lantai jemur Rp. 5.000.000,-
- Cangkul 20 buah Rp. 400.000,-
- Parang 20 buah Rp 400.000,-
- Persiapan lahan (@ Rp.500.000,-/Ha) Rp. 10.000.000,-
- Alat penggerus (@ Rp.5.000,-) 20 buah Rp. 100.000,-
- Gerobak angkut 10 buah (@ Rp.250.000,-) Rp. 2.500.000,-
Total Pengeluaran Rp.103.157.600,-
Saldo Akhir Rp.102.400.000,-

3
Keterangan:
- Asumsi :
Kenaikan biaya pertahun meningkat 10%
Pajak tidak diperhitungkan

3. Analisa Sensitivitas

Dalam menilai suatu kelayakan proyek, selalu dihadapkan pada masalah ketidak pastian
sebagai akibat dari beberapa faktor misalnya penurunan harga jual dan kenaikan harga
bahan baku produk yang akan mempengaruhi aliran kas proyek. Dalam profil peluang
investasi budidaya pisang Abaca, pengaruh kedua faktor tersebut terhadap kelayakan
proyek akan dikemukakan dalam analisa kepekaan.
Untuk keadaan tertentu yang menyebabkan peningkatan seluruh komponen biaya
(biaya penjualan dan pengeluaran-pengeluaran) meningkat sampai 5% akan
menyebabkan EBIT mengalami penurunan sebesar 1,26%, peningkatan sampai 10% akan
menyebabkan EBIT menurun sebesar 2,52% dan peningkatan sampai 15% menyebabkan
EBIT mengalami penurunan sebesar 3,63%.
Jika terjadi penurunan penjualan (dalam hal ini penjualan serat) sampai 5% dari
nilai penjualan semula, EBIT yang dihasilkan menurun sebesar 12,52%, penurunan
penjualan sampai 20% akan menyebabkan EBIT menurun sebesar 25% dan penurunan
hingga 30% akan menyebabkan EBIT mengalami penurunan sebesar 37,55%.

4. Asumsi-asumsi yang Digunakan

Perhitungan biaya investasi:


- Harga sewa tanah diasumsikan adalah setara dengan opportunity cost dari panen
tanaman lain perhektar
- Perlengkapan bisa digunakan untuk satu tahun tanam
- Kebutuhan modal kerja adalah untuk satu tahun tanam
Perhitungan skedul pelunasan pinjaman:

4
- Kebutuhan investasi adalah Rp.187.170.400,- yang akan dibiayai dengan kredit
investasi sebesar Rp.75.000.000,-
- Tingkat bunga pinjaman adalah 20% pertahun
- Jangka waktu pinjaman 5 tahun
Perhitungan biaya operasional:
- Bahan baku susu kambing etawa diperoleh dengan harga @ Rp.6.250,-
- Untuk luas lahan perhektar dibutuhkan sebanyak 20 bibit kambing etawa
- vitamin dan obat-obatan disesuaikan dengan kondisi kambing etawa
- Biaya gaji dan upah dinaikkan 10% dari standar UMR Sumbar dan dikalikan hari
kerja (HK)
- Biaya TK meliputi kegiatan penanaman, perawatan dan panen selama 1 tahun tanam
- Biaya perlengkapan merupakan biaya yang dibutuhkan untuk menjamin keberhasilan
panen kambing yang baik
- Biaya transportasi mencakup biaya angkut selama masa penanaman hingga panen dan
pengangkutan ke perusahaan penampung susu kambing etawa
- Biaya energi mencakup biaya BBM dan listrik
- Biaya operasional lainnya dicadangkan untuk pengeluaran operasional yang ada
kaitannya dengan biaya-biaya diatas
Perhitungan hasil penjualan:
- Untuk tahun 1 hanya untuk produksi 6 bulan efektif
Perhitungan proyeksi aliran kas:
- Pendapatan tahun 1 adalah untuk produksi 6 bulan efektif
- Biaya pemasaran, penyusutan dan biaya bunga adalah untuk satu tahun

Anda mungkin juga menyukai