Anda di halaman 1dari 20

PENGGUNAAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI

PADA PASIEN POST-OPERASI

Ajeng Andini1, Rosalia Firdaus2, Sania Yulianti3, Gita Amoria Haelena4, Hanifa Dwi Aulia5, Lia Ustami6, Feni
Agustina7, Frans Raimond8

Program Profesi Ners, Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran

Abstrak

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Dalam studi penelitian yang dilakukan terhadap 50.523 pasien post-operasi, menunjukan bahwa 47,2% pasien
merasakan nyeri hebat (dengan skala nyeri numerik ≥8) pada 24 jam pertama pasca operasi. Salah satu terapi yang
dapat digunakan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien post-op yaitu terapi non-farmakologis salah
satunya dengan pemberian kompres dingin. Studi literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan kompres
dingin terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post-operasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu rapid
review dengan pencarian artikel pada lima databased yang terdiri dari Cinahl, SAGE Journal, Sprinklink, Science
Direct, dan PubMed dengan kriteria inklusi yaitu penelitian berjenis Randomized Control Trial (RCT), artikel
dengan sampel >30 orang, usia sampel >18 tahun, nyeri post operasi skala sedang dan berat. Hasil studi literatur
menunjukkan bahwa kompres dingin dapat menurunkan skala nyeri pada pasien post-operative.

Kata Kunci : Cold Compress, Post-Operative, and Pain Scale

Abstract

Pain is a sensory and emotional experience associated with actual or potential tissue damage. In a research study
conducted on 50,523 postoperative patients, it was shown that 47.2% of patients experienced severe pain (with a
numerical pain scale 8) in the first 24 hours postoperatively. One of the therapies that can be used to reduce the
pain felt by post-op patients is non-pharmacological therapy, one of which is by giving cold compresses. This
literature study aims to identify the use of cold compresses to reduce pain scale in post-operative patients. The
research method used is a rapid review by searching for articles on 6 databases consisting of Cinahl, SAGE
Journal, Sprinklink, Google Scholar, Science Direct, and PubMed with inclusion criteria, namely Randomized
Control Trial (RCT) research, articles with a sample of > 30 people, sample age >18 years, moderate and severe
postoperative pain. The results of the literature study show that cold compresses can reduce pain scale in post-
operative patients.

Keywords : Cold Compress, Post-Operative, and Pain Scale

Pendahuluan

Nyeri adalah pengalaman sensorik studi observasional cross-sectional di Inggris


dan emosional yang terkait dengan pada tahun 2016 terhadap lebih dari 15.000
kerusakan jaringan aktual atau potensial pasien yang telah menjalani operasi, 11%
(IASP, 2022). Umumnya nyeri sering terjadi pasien mengalami nyeri hebat dan 37%
pada post operasi, Hampir 20% pasien pasien mengalami nyeri sedang pada 24 jam
mengalami nyeri hebat dalam 24 jam setelah pertama pasca operasi. Dalam studi cohort
operasi (Small & Laylock, 2020). Dalam yang dilakukan di Jerman terhadap 50.523
pasien post-operasi, menunjukan bahwa literatur ini adalah mengidentifikasi
47,2% pasien merasakan nyeri hebat penggunaan kompres dingin terhadap
(dengan skala nyeri numerik ≥8) pada 24 penurunan skala nyeri pada pasien post-
jam pertama pasca operasi. operasi.

Prosedur bedah menyebabkan cedera Metode


pada jaringan. Cedera pada jaringan memicu
respons dalam tubuh, mulai dari pelepasan Studi literatur ini menggunakan
mediator biokimia seperti prostaglandin, desain berupa rapid review yang merupakan
bradykinin, serotonin, histamin dan variasi tinjauan sistematis dengan
substansi P yang nantinya akan menyeimbangkan batasan waktu. Pencarian
dipersepsikan di otak (Berman, 2020). artikel dilakukan di beberapa database dan
Meskipun rasa nyeri berkurang selama search engine seperti Cinahl, SAGE Journal,
beberapa hari pertama pasca operasi, Namun Springerlink, Science Direct, dan PubMed.
beberapa pasien mengalami peningkatan Teknik PICO digunakan untuk memudahkan
rasa nyeri setiap harinya, sehingga mendapatkan literatur yang sesuai dalam
membutuhkan analgesic untuk mengatasi melakukan pencarian literatur. Population
nyeri (Small & Laylock, 2020). Terapi non- (P) dalam studi literatur ini adalah pasien
farmakologi dapat digunakan untuk Post-Operasi, Intervention (I) berupa
mengatasi nyeri mulai dari pre-operasi pemberian kompres dingin, Comparison (C)
hingga post-operasi, salah satu terapi non tidak digunakan, dan Outcome (O) yang
farmakologi yang digunakan untuk digunakan adalah skala nyeri.
mengurangi nyeri yaitu kompres dingin.
Kata kunci yang digunakan dalam
Kompres dingin adalah pengobatan proses pencarian artikel adalah Cold
sederhana dan murah yang dapat Compress, Post-Operative, dan Pain Scale.
menggunakan berbagai metode Artikel diseleksi berdasarkan kriteria
pengaplikasian. Kantong es, kompres inklusi, yaitu artikel full text, desain RCT,
dingin/es, pijat es (gesekan), perendaman tahun publikasi 2012-2022, open access,
dengan air es, semprotan dingin, atau artikel berbahasa Inggris, jumlah sampel
kompres dingin semuanya dapat digunakan >30 orang, usia sampel >18 tahun dengan
sebagai terapi dingin. Kompres es/dingin keluhan nyeri post operasi skala sedang dan
mengurangi suhu kulit dan memperlambat berat. Proses seleksi artikel dicantumkan
aktivitas di serabut saraf dan reseptor, dalam PRISMA Flowchart.
sehingga mengubah persepsi nyeri. Terapi
dingin juga menyebabkan penyempitan
vena, menghilangkan rasa nyeri dengan
mengurangi perdarahan, pembengkakan, dan
edema (Srivastava et al., 2012).

Meskipun kompres dingin secara


teoritis dapat menurunkan respons nyeri
pasca operasi, tetapi di lapangan terapi ini
masih sering diabaikan dan perawat justru
lebih fokus dalam penggunaan analgesik
sebagai manajemen nyeri pasien post-
operasi. Oleh karena itu, tujuan dari studi
Gambar 1. Diagram PRISMA

yang dipilih. Terdapat 13 item penilaian


untuk Randomized Controlled Trials.
Review of the Selected Studies Sintesis hasil data ditampilkan pada tabel 1.
Jurnal dikatakan layak apabila memenuhi >
Tinjauan literatur ini menggunakan 70% penilaian.
metode tinjauan pustaka dengan melakukan
pencarian sistematis sesuai dengan diagram Tabel 1. Pengkajian Kualitas Literatur yang Diulas
alir PRISMA 2020 dan kritisi jurnal Penulis, JBI Critical Penilaian
menggunakan The Joanna Briggs Institute Tahun Appraisal Kualitas
Critical Appraisal. JBI Critical Appraisal Checklist (The Literatur
Joanna
digunakan untuk menilai kelayakan jurnal
Briggs
Institute Kraeutler et 84,6% Kualitas
2017) % al (2015) (11/13) Baik
Ozkan & 100% Kualitas Suleiman et 84,6% Kualitas
Chavdar (13/13) Baik al (2021) (11/13) Baik
(2021) Abbasi et al 100% Kualitas
Alfuth et al 84,6% Kualitas (2013) (13/13) Baik
(2014) (11/13) Baik Shields et al 84,6% Kualitas
Kol eat al 100% Kualitas (2022) (11/13) Baik
(2013) (13/13) Baik Ravindhran 84,6% Kualitas
Quinlan et al 92,3% Kualitas et al, (2019) (11/13) Baik
(2017) (12/13) Baik Kilic & Ugur 76,9% Kualitas
Kilic & Ugur 100% Kualitas (2018) (10/13) Baik
(2018) (13/13) Baik

Hasil pasca operasi secara lebih signifikan


dibandingkan terapi tanpa kompres. Selain
Hasil pencarian didapat 10 artikel menurunkan tingkat nyeri, kompres dingin
penelitian dan berasal dari 5 negara yang juga dinilai menurunkan penggunaan terapi
berbeda yaitu Turki (n=4); USA (n=4); analgesik seperti morfin. Bahkan, terdapat
Jerman (n=1); Nigeria (n=1); India (n=1). satu penelitian yang menjelaskan bahwa
Total sampel yang digunakan dalam rentang dibandingkan dengan penggunaan
40 - 100 responden. Hasil temuan ketoprofen dan dexamethason, terapi
dinyatakan dalam bentuk tabel 1. Sintesis kompres dingin/es lebih efektif dalam
artikel penelitian yang disusun memiliki menurunkan nyeri dan bengkak pasca
beberapa fokus bahasan utama, yaitu (1) operasi. Kompres dingin juga dinilai
penelitian: penulis, tahun, negara, (2) memiliki kontraindikasi dan efek samping
Tujuan, (3) Desain, (4) Metode dan Sampel, yang lebih rendah dibanding terapi
(5) Intervensi, dan (6) Hasil. farmakologis dengan tingkat kepuasan
pasien yang lebih besar.
Berdasarkan 10 artikel yang sudah
diperoleh, didapatkan berbagai macam
metode dalam terapi kompres dingin,
diantaranya berupa kompres dingin
konvensional, penggunaan balutan kompres,
kompres dingin steril, cryotherapy,
cryotherapy dengan frozen gel packs, dan
yang paling banyak digunakan adalah
penggunaan cold/ice pack.

Hasil penelitian juga menyebutkan


bahwa terapi kompres dingin yang dapat
dilakukan dengan berbagai macam metode
tersebut dinilai mampu menurunkan nyeri
Tabel 1. Sintesis artikel penelitian

Penulis, Tahun Negara Judul Tujuan Desain Metode dan Sampel Intervensi Hasil

(Ozkan & Turki The Effect of Mengkaji RCT 60 sampel berupa Kelompok intervensi:
Tidak ada perbedaan
Cavdar, 2021) Cold Therapy efektifitas pasien dewasa (≥18 Pemberian terapi
yang signifikan secara
Applied to the terapi tahun) dengan kompres dingin padastatistik dalam tingkat
Incision Area kompres pembedahan abdomen area insisi setelah 20
nyeri antara kelompok
After dingin dan dibagi menjadi menit pasca operasieksperimen dan kontrol
Abdominal terhadap kelompok kontrol dan penutupan insisi,
yang diukur dengan
Surgery on nyeri pasca (n=30) dan intervensi diulangi lagi setelah 2
VAS pada jam 1 pasca
Postoperative operasi (n=30). jam dan 8 jam pascaoperasi (p > 0,05).
Pain and pada luka operasi Selanjutnya, tidak ada
Analgesic Use insisi Peneliti perbedaan secara
pembedaha mendokumentasikan Kelompok kontrol: signifikan secara
n abdomen semua informasi pasien Tidak diberikan statistik pada
yang ada di rekam intervensi kompres perbedaan tingkat nyeri
medis, meliputi VAS dingin VAS antara kelompok
(Visual Analog Score), diamati pada jam pasca
formulir pengkajian operasi 1, 2, dan 8
nyeri, dan formulir sebelum
pencatatan TTV penerapan terapi dingin
(p > .05). Kemudian saat
diberikan terapi dingin
pada jam 1, 2 dan 8,
tingkat nyeri menurun
secara signifikan pada
kelompok eksperimen (p
= 0,001). Nyeri juga
menurun pada kelompok
kontrol
antara jam 1 dan 8,
tetapi penurunan ini
tidak sebesar pada
kelompok eksperimen (p
= 0,024).

(Alfuth et al., Jerman Cold versus Mengkaji RCT 52 pasien (53 ± 12,2 Kelompok pertama: Terdapat perbedaan suhu
2014) cold pengaruh tahun) secara cak dibagi Kompres dingin permukaan kulit pada
compression balutan menjadi 2 kelompok dengan menggunakan bagian dorsal, lateral,
therapy after kompres pasca operasi balutan khusus dan anterior-inferior dari
shoulder dingin pada arthroskopi. Kelompok menggunakan waktu ke waktu pada
arthroscopy: nyeri, pertama menggunakan Shoulder (Darco pasien dengan kompres
a prospective bengkak, perban kompres dingin Europe GmbH, dingin (p < 0.001).
randomized dan suhu dan kelompok dua Raisting, Germany) Terdapat perbedaan
clinical trial permukaan menggunakan kompres Pada 30 menit yang cukup signifikan
kulit setelah dingin kovensional pertama, suhu diatur terhadap nyeri pada area
24 jam (cold pack). dalam rentang 3-8 °C lingkar proksimal
pasca umerus. Kemudian,
pembedaha Kelompok Kedua: secara signifikan lebih
n Cold pack dibungkus rendah selama aktivitas
arthroskopi dengan kain untuk 24 jam setelah operasi
pada bahu menghindari untuk kompres dingin
dibandingk kerusakan kulit. Cold dibanding pada terapi
an kompres pack dilakukan dingin (cold pack (p=
dingin selama 15-20 menit 0,026)
hanya setiap jam dan
dengan cold instruksikan untuk
pack dihentikan ketika
merasa tidak nyaman.
Cold pack diganti
setiap satu jam sekali.

(Kol et al., Turki Evaluation of Mengkaji RCT 40 pasien diacak Es (dalam bentuk Skor keparahan nyeri
2013) the efektifitas menjadi 20 kelompok yang fleksibel) rata-rata
Outcomes of penggunaan kontrol dan 20 dibungkus ke dalam selama aktivitas
Ice es untuk kelompok studi yang sarung/kain halus) mobilisasi, termasuk
Application for kontrol menjalani torakotomi dan diaplikasikan batuk dan berjalan,
the nyeri pada dengan pemasangan pada tempat dibandingkan dan
Control of Pain iritasi chest tube. 20 pasien pemasangan chest ditemukan secara
Associated with pemasanga diberikan terapi tube pada jam ke-24, signifikan lebih rendah
Chest n chest tube kompres dingin dengan 28, 36, dan 40 pasca pada kelompok studi
Tube Irritation menggunakan es. operasi selama 20 yaitu kelompok
menit. Respons nyeri pasien yang menerima
dinilai dengan terapi es dibandingkan
menggunakan Verbal pasien kelompok kontrol
Rating Scale dan (p < 0,05). Selain itu,
Behavior Pain Scale konsumsi analgesik
lebih rendah dalam
penelitian ini
kelompok dibandingkan
pada pasien kelompok
kontrol (p <.05).
Akibatnya,
aplikasi es ke area
pemasangan chest tube
dapat mengurangi rasa
sakit yang terkait dengan
iritasi bersama dengan
kebutuhan analgesik

(Quinlan et al., Turki Effects of Menentuka RCT Peneliti menggunakan Selama 4 jam pasca Kelompok intervensi
2017) Localized Cold n dua kelompok secara operasi, skala nyeri (dingin) memiliki
Therapy on pengaruh acak pada pasien akan pengaruh yang sedikit
Pain in terapi desain kontrol untuk dievaluasi dengan lebih besar dalam
Postoperative dingin pada mengevaluasi efek menggunakan NRS. penurunan nyeri
Spinal Fusion nyeri tulang terapi dingin lokal Peserta diposisikan menggunakan NRS (M
Patients: A belakang pada nyeri pasca berbaring miring di ± SD = 1,1 ± 0,8 poin
Randomized pasca operasi dan penggunaan tempat tidur dan pengurangan vs 1,0 ±
Control Trial. operasi dan analgesia setelah tulang bagian punggung 0,8 poin pengurangan, p
menambah belakang lumbar dikompres dengan = 0,589). Selain itu,
pengetahua operasi fusi. Hasil menggunakan es yang pada kelompok
n khusus utama adalah pasca sudah dihancurkan intervensi menggunakan
mengenai operasi dan dimasukkan ke lebih sedikit morfin
aplikasi rasa sakit. Hasil dalam suatu wadah dibandingkan kelompok
praktis sekunder termasuk berupa bantal. kontrol (M ± SD = 12,6
terapi penggunaan analgesia Kompres dilakukan ± 31,5 vs 23,7 ± 40,0).
dingin dan manfaat yang selama 20 menit dan
dalam dirasakan dari terapi setelah berakhir
manajemen dingin kembali dievaluasi
operasi dengan NRS.
tulang
belakang

(Kılıç and Uğur, Turki Effect of Menyelidik RCT 100 pasien yang Kelompok intervensi Kebutuhan analgesik
2018) Therapeutic i menjalani operasi menjalani terapi lebih rendah pada
Hypothermia on efek abdomen darurat dari dingin dengan kelompok I
Superficial hipotermia 01/01/2016 hingga kompres es beku dibandingkan dengan
Surgical Site terapeutik 01/01/2017 diacak steril (Alkantis®, kelompok kontrol
Infection and (Terapi menjadi 2 kelompok. Prancis), sedangkan (p<0,05). Tidak terdapat
Postoperative kompres Kelompok I: Terapi kelompok kontrol perbedaan signifikan
pain in Urgent dingin) dingin dengan kompres menjalani kompres antar kelompok dalam
Abdominal pada area es beku steril; steril konvensional. hal WBC pra operasi,
Surgery infeksi Kelompok kontrol II: Pada kedua albumin, CRP, status
bedah kompres steril kelompok, antioksidan total serum,
superfisial konvensional. pembalut luka diganti oksidan total
dan nyeri Skor skala analog setiap 3 jam, dan area status, dan tingkat
pasca visual ditentukan setiap insisi dibiarkan indeks stres oksidatif
operasi 3 jam, dan kebutuhan tertutup selama 48 (OSI) (p>0,05). Pada
pada pasien analgesik dinilai untuk jam hari ke 5 pasca operasi,
yang setiap pasien dalam tingkat status
menjalani waktu 48 jam antioksidan total serum
operasi pascaoperasi. secara signifikan
abdomen lebih tinggi, dan tingkat
darurat. OSI secara signifikan
lebih rendah pada
kelompok I
dibandingkan kelompok
kontrol (p<0,05).
Tingkat infeksi situs
bedah superfisial secara
signifikan lebih rendah
pada kelompok I
(p<0,05).

Kraeutler et USA Compressive Tujuan dari RCT Empat puluh enam Pasien yang Kedua penelitian
al.m 2015 cryotherapy penelitian pasien menyelesaikan dijadwalkan untuk sebelumnya
versus iceda ini adalah penelitian dan tersedia perbaikan rotator cuff menunjukkan bahwa
prospective, untuk untuk analisis; 25 atau dekompresi penggunaan cryotherapy
randomized membandin pasien diacak ke CC subakromial disetujui memberikan
study on gkan efek (cryotherapy dan diacak menjadi 1 pengurangan rasa sakit
postoperative krioterapi compresive) dan 21 dari 2 kelompok; yang lebih besar setelah
pain in patients kompresif pasien diacak ke pasien diacak untuk berbagai prosedur bahu
undergoing (CC) vs es standar ice wrap (IW) menggunakan CC dibandingkan tanpa
arthroscopic pada nyeri atau IW standar untuk cryotherapy. Namun,
rotator cuff pasca minggu pertama tidak ada manfaat yang
repair or operasi pasca operasi. Semua signifikan untuk
subacromial pada pasien pasien diminta untuk penggunaan CC
decompression yang menyelesaikan "buku dibandingkan IW
menjalani harian" setiap hari, (kompres es standar)
artroskopi yang mencakup skor pada pasien yang
bahu untuk skala analog visual menjalani artroskopi
perbaikan berdasarkan nyeri bahu untuk perbaikan
rotator cuff harian rata-rata dan rotator cuff atau
atau nyeri harian terburuk dekompresi
dekompresi serta penggunaan subakromial.
subakromia obat nyeri total. Obat
l. nyeri kemudian
diubah menjadi dosis
setara morfin.

Suleiman et al, Nigeria Effect of untuk RCT Pasien dengan ILTM Kelompok A Ice pack lebih baik
2021 dexamethasone, menilai dan dengan skor indeks menerima 100mg dalam mengurangi
ketoprofen and membandin kesulitan Pederson yang ketoprofen dan bengkak, nyeri dan
cold compress gkan efek dimodifikasi 5-6 kelompok C trismus dibandingkan
on deksametas direkrut. Sembilan menerima 8mg dengan ketoprofen.
postoperative on, icepack puluh pasien secara deksametason per- Deksametason oral 8 mg
sequelae in dan acak dialokasikan ke oral 1 jam sebelum menawarkan rute
mandibular ketoprofen dalam 3 kelompok. operasi. Subyek pemberian yang efektif,
third molar pada nyeri dalam kelompok B tanpa rasa sakit, mudah
surgery: A pasca menggunakan dan profil keamanan
randomized operasi, kompres es standar dosis tunggal dalam
clinical trial pembengka yang dipegang pada mengurangi gejala sisa
kan dan kulit di atas sudut pasca operasi dari
trismus mandibula selama 6 operasi ILTM. kompres
setelah jam pasca operasi. icepack menyediakan
operasi Pembengkakan, opsi berbiaya rendah dan
pengangkat trismus dan nyeri mungkin penting dalam
an molar dicatat pada hari 1, 2 pengaturan sumber daya
ketiga dan 7 pasca operasi rendah atau dalam
bawah kontraindikasi
impaksi deksametason
(ILTM).

Abbasi et al, USA Ice packs Untuk RCT Jumlah partisipan total Kelompok intervensi: Hasil penelitian
2013 reduce mengetahui 55 pasien. menunjukkan bahwa
postoperative efektivitas Kelompok intervensi Pasien postoperative rata-rata skor nyeri
pain and pemberian Sebanyak 27 pasien abdomen diberikan pasca operasi pada hari
narcotic use in cryotherapy postoperative abdomen cryotherapy selama pertama dan ketiga
patients with atau terapi minimal selama 24 pasca operasi setelah
midline ice packs Kelompok kontrol: jam. operasi berkurang secara
abdominal pada pasien Sebanyak 28 pasien Skala nyeri dinilai signifikan pada
incisions: a pasca postoperative abdomen dengan skor nyeri kelompok
randomized pembedaha analog visual cryotherapydibandingka
controlled tria n abdomen sebanyak dua kali n dengan kontrol (p-
sehari. value <0,005).
Kemudian penggunaan
Kelompok kontrol: narkotika adalah
Tidak diberikan menurun pada kelompok
intervensi cryotherapy pada POD1
cryotherapy (P-value 0,008). Tidak
ada perbedaan yang
Perbandingan antar signifikan secara
kelompok diukur statistik ditemukan
dengan Student’s t- or antara kedua kelompok
Mann-Whitney Utest perlakuan sehubungan
dengan lama tinggal di
rumah sakit.

Shields et al, USA Ice packs for Untuk RCT Jumlah partisipan total
Subjek diacak untuk Data hasil primer
2022 postoperative mengevalua 54 pasien. menerima manajemen tersedia untuk 54 mata
pain, a si manfaat Kelompok intervensistandardized pelajaran (24 kontrol, 27
randomized kompres es Sebanyak 27 pasien enhanced recovery intervensi). Tidak ada
controlled trial sebagai postoperative after surgery (ERAS) perbedaan antara data
pendukung histerektomi atau ERAS ditambah demografi kelompok.
untuk laparoskopi terapi ice packs. Tidak ada perbedaan
manajemen Kompres es dioleskan waktu untuk debit antar
nyeri pasca Kelompok kontrol: ke perut setelah luka kelompok (kelompok
histerektom Sebanyak 24 pasien dibalut di ruang kontrol 241 menit;
i postoperative operasi. Nyeri dinilai kelompok intervensi 237
laparoskopi histerektomi dengan menggunakan menit; p=0.90). Hari 1
laparoskopi Visual Analogue pasca operasi (POD#1)
Scale (VAS). VAS tidak berbeda
Kebutuhan narkotika (p=0.89). 84,8% subjek
dinilai dengan merasa nyerinya
morphine milligram terkontrol dengan baik.
equivalent (MME). Subyek yang merasa
nyerinya tidak terkontrol
apabila tidak
menggunakan
laginarkotika POD#1
(p=0,37), namun
memiliki POD#1 VAS
yang lebih tinggi
(p=0,55).Semua subjek
diberi resep 20 tablet
oxycodone dan rata-rata
2,9 (SD 3.4) total tablet .
87% kelompok
intervensi akan
menggunakan terapi ice
packs di masa depan dan
82,6% akan
merekomendasikan
terapi ice packs kepada
orang lain. Tidak ada
efek samping terkait
terapi ice packs.
Terapi ice packs adalah
pendukung manajemen
nyeri pasca operasi
dengan kepuasan pasien
yang tinggi dan tidak
memberikan efek yang
merugikan.

Ravindhran et India Do Ice Packs Penelitian RCT Jumlah partisipan total


Cryotherapy Rata-rata skor nyeri
al, 2019 Reduce Ini 68 pasien. diberikan melalui pasca operasi (VAS)
Postoperative bertujuan Kelompok intervensi frozen gel packs secara signifikan lebih
Midline untuk Sebanyak 33 pasien selama 24 jam segera rendah pada kelompok
Incision Pain, mengevalua pasca operasi abdomen setelahnya cryotherapy
NSAID si efek laparotomi. Pereda dibandingkan dengan
or Narcotic cryotherapy Kelompok kontrol: nyeri dinilai dengan kontrol
Use? melalui Sebanyak 35 pasien skor nyeri visual kelompok (3,97 ± 0,6
kompres es pasca operasi abdomen analog pain scores vs 4,9 ± 0,7 pada hari
pada pasien (VAS). Perbandingan pasca operasi (POD) 1, p
pasca antar kelompok \ 0,001, dan 3 ± 0,5 vs
operasi adalah diukur dengan 09 ± 0,8 pada POD2;
abdomen uji Chi-square test, p\0,001). Penggunaan
Fischer’s exact test, narkotika rata-rata dalam
or Mann–Whitney U setara morfin lebih
test yang sesuai. rendah pada kelompok
cryotherapy dari POD 1-
3 (66
(IQR-16) vs. 89 (IQR-
17); p = 0,001). Tidak
ada perbedaan yang
signifikan terlihat dalam
penggunaan NSAID
antara kelompok.
Kelompok cryotherapy
juga ditemukan memiliki
insiden infeksi luka
operasi yang lebih
rendah (p = 0,03) dan
paru-paru berfungsi
dengan baik berdasarkan
spirometri insentif (p =
0,01) dan menunjukkan
pemulihan fungsional
sebelumnya berdasarkan
kemampuanny tes sit-to-
stand (p = 0,001).
Pembahasan jaringan dan mengurangi aliran ke luka
terbuka (Lestari & Yeni, 2018).
Kompres dingin merupakan suatu treatment
yang digunakan untuk pengobatan trauma Metode Pemberian Kompres Dingin
akut dapat berupa cedera yang bertujuan
untuk mengurangi gejala nyeri akut maupun Kompres dingin dapat dilakukan
kronis. Dalam prosesnya, kompres dingin dengan berbagai macam metode,
dilakukan dengan cara memberikan suatu diantaranya dengan metode konvensional
zat dapat berbentuk cair atau padat dengan berupa penggunaan es batu yang
suhu rendah pada tubuh untuk tujuan dimasukkan ke dalam kantong plastik atau
terapeutik (Yuliastri, 2012). Ketika kain, penggunaan ice pack, hingga metode
melakukan kompres dingin akan terjadi modern seperti penggunaan balutan es steril
vasokonstriksi pada pembuluh darah. Proses seperti Alkantis 180® yang memang
vasokonstriksi tersebut akan menyebabkan didesain khusus untuk kompres dingin
terjadinya penyempitan pada pembuluh (Champault et al., 2014). Untuk langkah
darah sehingga dapat menurunkan aliran aplikasinya sendiri, dimulai dengan cuci
darah pada area yang cedera sehingga dapat tangan, kaji skala nyeri yang dialami oleh
menurunkan nyeri. Selain itu menurut pasien, isi kantong plastik dengan air es atau
Suleiman et al (2021), kompres dingin yang potongan es batu kemudian ikat dengan
dilakukan pasca operasi memudahkan karet gelang, bungkus / lapis plastik berisi es
individu untuk menurunkan nyeri karena dengan handuk, letakkan pada area sekitar
dengan kompres dingin menyediakan biaya nyeri, angkat kantong plastik setelah 20
yang rendah. Kompres dingin tidak dapat menit, kemudian isi kembali kantong plastik
digunakan pada beberapa pasien dengan dengan air es atau es batu lakukan kompres
kondisi tertentu seperti pada pasien dengan ulang jika pasien menginginkannya,
gangguan sirkulasi karena pada pasien mengkaji perubahan yang terjadi selama
tersebut kompres dingin dapat menganggu kompres dilakukan pada menit ke 20,
nutrisi jaringan lebih lanjut dan kemudian cuci tangan (Tarigan, 2017).
menyebabkan kerusakan jaringan, pada
pasien dengan penyakit raynaud kompres Kompres dingin diaplikasikan pada
dingin akan meningkatkan spasme arteri. area insisi, termasuk area di sekitar drain
Selain itu pasien dengan alergi atau yang sudah dibalut dengan balutan standar
hipersensitivitas terhadap dingin yang (Ozkan & Cavdar, 2021). Kompres dingin
dimanifestasikan dengan respon inflamasi diatur dalam suhu tertentu seperti 3-8°C.
(mis, eritema, bengkak, nyeri sendi, dan Untuk mencegah kebocoran, maka es yang
kadang-kadang spasme otot), yang dapat akan digunakan (jika bukan satu set khusus)
membahayakan jika orang tersebut harus dimasukan ke dalam kantung es atau
hipersensitif tidak dapat dilakukan kompres bisa dibalut dengan handuk supaya tidak
dingin, pasien dengan luka terbuka juga merembes ke dalam balutan luka (Alfuth,
tidak dapat dilakukan kompres dingin 2014). Penelitian lain menyebutkan bahwa
karena dapat meningkatkan kerusakan kompres dingin yang diberikan ke pasien
adalah <18°C dengan diaplikasikan selama intensitas penggunaan analgesik pada pasien
3-4 kali/hari dan dengan durasi 20-30 menit post - operative. Penerapan hipotermia
(Amelia Lubis & Tanjung, 2021) terapeutik digunakan untuk menghilangkan
rasa sakit pada berbagai cedera, penyakit,
Waktu pemberian kompres dingin dan pendekatan invasif yang memberikan
Berdasarkan hasil penelitian, efek analgesik melalui beberapa mekanisme
pemberian kompres dingin pada pasien post termasuk inaktivitas saraf sensorik,
operatif dapat dilakukan pada jam ke 1, 2, menurunkan kecepatan konduksi saraf,
dan 8 pasca operasi (Ozkan & Cavdar, aktivasi interneuron penghambat nyeri,
2021). Hal ini sejalan dengan pendapat iritasi berlawanan, pelepasan endorfin serta
Alfuth et al (2014) yang menyatakan bahwa dapat menurunkan metabolisme seluler
pemberian kompres dingin dapat akvitas enzim.
menurunkan nyeri 24 jam setelah operasi
dilakukan. Beberapa referensi menyebutkan Penggunaan cryotherapy atau ice pack
bahwa durasi pemberian kompres dingin
dapat dilakukan selama 15, 20, hingga 30 Terdapat dua kelompok pada
menit. Namun, berdasarkan hasil pencarian penelitian yang dilakukan Kraeutler et al.
artikel disebutkan bahwa rata-rata durasi (2015) yaitu kelompok intervensi dan
kompres yang dianjurkan adalah 20 menit. kelompok kontrol. Kelompok intervensi
Selain itu, kompres dingin dengan yang berjumlah 25 pasien ini diberikan
menggunakan balutan bisa dilakukan dengan cryotherapy atau disebut juga terapi ice
durasi 3 jam. Selama prosedur, kompres pack. Terapi ini dilakukan untuk
dapat dihentikan sementara jika pasien menurunkan nyeri pasca operasi. Semua
merasa tidak nyaman (Alfuth et al., 2014). pasien diminta untuk menyelesaikan "buku
harian" setiap hari, yang mencakup skor
Kompres Dingin Steril skala analog visual berdasarkan nyeri harian
rata-rata dan nyeri harian terburuk serta
Kompres dingin steril adalah penggunaan obat nyeri total. Obat nyeri
penggunaan kompres beku dengan kemudian diubah menjadi dosis setara
(Alkantis®, Prancis) dimana, kompres morfin. Didapatkan hasil bahwa cryotherapy
dingin steril ini memberikan efek yang dapat menurunkan skala nyeri pasca operasi.
signifikan untuk pasien yang menjalani Hasil ini didukung oleh penelitian yang
operasi abdomen (Kilic & Ugur, et al 2018). dilakukan Abbasi et al (2013), dimana
Penggunaan kompres dingin steril dapat menunjukkan rata-rata skor nyeri pasca
disebut juga dengan treatment hipotermia operasi pada hari pertama dan ketiga pasca
terapeutik, penerapan terapi tersebut terbukti operasi setelah operasi berkurang secara
dapat menekan intensitas nyeri menjadi signifikan pada kelompok cryotherapy
lebih rendah. Selain itu, hipotermi dibandingkan dengan kontrol (p-value
terapeutik juga dapat mengurangi efek <0,005).
mediator inflamasi serta dapat meningkatkan Dengan adanya penurunan nyeri
efek antioksidan serum, dengan adanya pasca operasi yang signifikan setelah
penerapan terapi tersebut dapat mengurangi diberikan kompres dingin ini memberikan
kepuasan tersendiri bagi pasien. Hal tersebut Keterbatasan yang dirasakan selama
dibuktikan pada penelitian Shields et al penelitian untuk tema penggunaan kompres
(2022), 87% kelompok intervensi akan dingin terhadap penurunan skala nyeri pada
menggunakan terapi ice pack di masa depan pasien post-operasi adalah, keterbatasan
dan 82,6% akan merekomendasikan terapi waktu serta kesulitan dalam mencari jurnal
ice pack kepada orang lain. Tidak ditemukan sesuai dengan kriteria penulis, sulit mencari
efek samping terkait pemberian terapi ice kata kunci yang sesuai, banyak jurnal yang
pack. Terapi ice pack adalah pendukung sesuai jika dilihat dari judul dan abstrak
manajemen nyeri pasca operasi dengan namun saat ditelaah kembali tidak sesuai
kepuasan pasien yang tinggi dan tidak dengan inklusi, seperti tidak menggunakan
memberikan efek yang merugikan. menggunakan metode Randomized Control
Trial, serta pada saat diseleksi menggunakan
Kontraindikasi JBI Critical Appraisal dari 14 artikel yang
Terdapat beberapa kontraindikasi kami peroleh hanya 10 artikel yang memiliki
yang harus diperhatikan, pemberian rentang skor 70% - 100% yang dianggap
kompres dingin tidak boleh diberikan pada memenuhi kriteria kami sehingga kami
pasien dengan kondisi memiliki luka terbuka mengambil artikel tersebut sebagai bahan
hal tersebut karena pemberian kompres literatur kami.
dingin akan mengurangi dan menghambat Kesimpulan
proses sirkulasi ke jaringan luka hal tersebut Dari 10 jurnal yang telah di evaluasi,
akan berdampak pada kerusakan jaringan maka kompres dingin terbukti dapat
pada sekitar luka. Selain itu, kompres dingin menurunkan skala nyeri pada pasien pasca
juga tidak boleh diberikan pada pasien yang operasi. Kompres dingin menyebabkan
memiliki alergi atau hipersensitifitas terjadinya penyempitan pada pembuluh
terhadap suhu dingin (Sovia, 2021). darah sehingga dapat menurunkan aliran
Pengaplikasian kompres dingin di darah pada area yang cedera agar dapat
bagian tubuh mana pun biasanya menurunkan nyeri. Kompres dingin
menyebabkan peningkatan tekanan darah memiliki beberapa metode, yaitu metode
yang singkat, sehingga terapi ini konvensional dengan penggunaan es batu
dikontraindikasikan untuk orang dengan yang dimasukkan ke dalam kantong plastik
hipertensi berat. Selain itu, orang dengan atau kain, penggunaan ice pack
Penyakit Raynaud, cryoglobulinemia (cryotherapy), hingga metode modern
(penggumpalan protein plasma), anemia sel seperti penggunaan balutan es steril seperti
sabit, kondisi alergi dingin, dan di area Alkantis 180® yang memang didesain
dengan gangguan sensasi karena cedera khusus untuk kompres dingin. Pada
tulang belakang, neuropati diabetes ataupun pelaksanaannya, kompres dingin dapat
kondisi medis lainnya juga merupakan diberikan selama 20 menit pada area insisi,
kontraindikasi dalam pengaplikasian termasuk area di sekitar drain yang sudah
kompres dingin (Khalkhali et al., 2021). dibalut dengan balutan standar. Pemberian
Keterbatasan Studi kompres dingin dapat dihentikan sementara
jika pasien merasa tidak nyaman.
Daftar Pustaka

Abbasi, A., Johnson, T. V., Shrewsberry, A. Crisp, J., Douglas, Clint, Douglas, C.,
B., Madni, T., Bhatti, A., Watkins, C. Rebeiro, G., & Waters, D. (2017). Potter
J., ... & Master, V. A. (2013). Ice Packs & Perry’s Fundamentals Of Nursing.
Reduce Postoperative Pain And Narcotic
Use In Patients With Midline Abdominal Dambros, C., Martimbianco, A. L. C.,
Incisions: A Randomized Controlled Polachini, L. O., Lahoz, G. L.,
Trial. Journal Of The American College Chamlian, T. R., & Cohen, M (2012).
Of Surgeons, 217(3), S131. Effectiveness Of Cryotherapy After
Anterior Cruciate Ligament
Alfuth, M., Strietzel, M., Vogler, T., Reconstruction. Acta Orthopedic
Rosenbaum, D., & Liem, D. (2016). Brasileira, 20(5), 285–290.
Cold Versus Cold Compression Therapy
After Shoulder Arthroscopy: A Demir, Y. (2012). Non-Pharmacological
Prospective Randomized Clinical Trial. Therapies In Pain Management. In G.
Knee Surgery, Sports Traumatology, Racz (Ed.), Pain Management: Current
Arthroscopy, 24(7), 2209-2215. Issues And Opinions (Ebook) Retrieved
From
Amelia Lubis, C., & Tanjung, D. (2021). Http://Www.Intechopen.Com/Books/Pai
The Effect Of Cold Compress On Pain n-Management-Currentissues-And-
Intensity In Fractured Patients Opinions/Non-Pharmacological-
*Corresponding Author. Jurnal Therapies-In-Pain-Management
Keperawatan Soedirman, 16(2), 86–90. Accessed Jan 16, 2021.
Https://Doi.Org/10.20884/1.Jks.2021.16.
1.1692 Francisco, A. A., Vasconcellos De Oliveira,
S. M. J., Steen, M., Nobre, M. R. C., &
Australian Nursing & Midwifery Federation Viana De Souza, E (2018). Ice Pack
(Aus). (2017). Pre And Post-Operative Induced Perineal Analgesia After
Care. Aust Nursing Midwifery J, 25, 22– Spontaneous Vaginal Birth: Randomized
30. Controlled Trial. Women And Birth,
31(5), 334–
Bahrudin, M. (2017). Patofisiologi Nyeri
(Pain). Saintika Medika, 13(1), 7-13. Gerbershagen, H. J., Pogatzki-Zahn, E.,
Aduckathil, S., Peelen, L. M., Kappen,
Blichfeldt-Eckhardt Mr. (2018). From Acute T. H., Van Wijck, A. J. M., Kalkman, C.
To Chronic Postsurgical Pain: The J., & Meissner, W. (2014). Procedure-
Significance Of The Acute Pain Specific Risk Factor Analysis For The
Response. Dan Med J. 2018 Development Of Severe Postoperative
Mar;65(3):B5326. Pmid: 29510808. Pain. Anesthesiology, 120(5), 1237–
1245. Ice Application For The Control Of Pain
Https://Doi.Org/10.1097/Aln.000000000 Associated With Chest Tube Irritation.
0000108 Pain Management Nursing, 14(1), 29-
35.
Giustini, D 2016, Rapid Reviews, Hlwiki
International, Retrieved 25 August 2016, Kozier, B., Berman, A., Snyder, S., Levett-
Http://Hlwiki.Slais.Ubc.Ca/Index.Php/R Jones, T., Dwyer, T., Hales, M.,
apid_Reviews Harvery, N., Luxford, Y., Moxham, L.,
Park, T., Parker, B., Reid-Searl, K., &
Gupta A, Kaur K, Sharma S, Goyal S, Arora Stanley, D. (2020). Kozier And Erb’s
S, Murthy Rs. (2010). Clinical Aspects Fundamentals Of Nursing. In Kozier And
Of Acute Post-Operative Pain Erb’s Fundamentals Of Nursing.
Management & Its Assessment. J Adv
Pharm Technol Res. 2010 Apr;1(2):97- Kraeutler, M. J., Reynolds, K. A., Long, C.,
108. Pmid: 22247838; Pmcid: & Mccarty, E. C. (2015). Compressive
Pmc3255434. Cryotherapy Versus Ice—A Prospective,
Randomized Study On Postoperative
Iasp. (2020). Iasp Announces Revised Pain In Patients Undergoing
Definition Of Pain. Https://Www.Iasp- Arthroscopic Rotator Cuff Repair Or
Pain.Org/Publications/Iasp-News/Iasp- Subacromial Decompression. Journal Of
Announces-Revised-Definition-Of-Pain/ Shoulder And Elbow Surgery, 24(6),
854-859.
Kajiwara, M. (2020). Postoperative Care.
World Health Organization. Lespasio, M. J., Guarino, A. J., Sodhi, N., &
Mont, M. A. (2019). Pain Management
Khalkhali, H., Tanha, Z. E., Feizi, A., & Associated With Total Joint
Ardabili, S. S. (2014). Effect of applying Arthroplasty: A Primer. The Permanente
cold gel pack on the pain associated with Journal, 23, 18-169.
deep breathing and coughing after open Https://Doi.Org/10.7812/Tpp/18-169
heart surgery. Iranian journal of nursing
and midwifery research, 19(6), 545–549. Lestari, yenni dkk. 2018. Pendalaman
Materi Keperawatan Modul
Kiliç, E., & Uğur, M. (2018). Effect Of keterampilan dasar tindakan
Therapeutic Hypothermia On Superficial keperawatan. 2018, yogjakarta.
Surgical Site Infection And
Postoperative Pain In Urgent Abdominal Lovich-Sapola, J., Smith, C. E., & Brandt,
Surgery. Turkish Journal Of Trauma C. P. (2015). Postoperative Pain Control.
And Emergency Surgery, 24(5), 417- The Surgical Clinics Of North America,
422. 95(2), 301–318.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Suc.2014.10.0
Kol, E., Erdogan, A., Karsli, B., & Erbil, N. 02
(2013). Evaluation Of The Outcomes Of
Majid, A., Judha, M., & Istianah, U. (2011). Shields, J., Kenyon, L., Porter, A., Chen, J.,
Keperawatan Perioperatif. Yogyakarta: Chao, L., Chang, S., & Kho, K. A.
Goesyen Publishing. (2022). Ice-Pop: Ice Packs For
Postoperative Pain, A Randomized
Mayasari, C. D. (2016). Pentingnya Controlled Trial. American Journal Of
Pemahaman Manajemen Nyeri Non Obstetrics & Gynecology, 226(3),
Farmakologi Bagi Seorang Perawat. S1289-S1290.
Wawasan Kesehatan, 1(1), 35-42.
Srivastava, M., Singh, M., & Kapoor, D.
Nestler, N. (2019). Nursing Care And (2012). Pain Management In
Outcome In Surgical Patients-Why Do Orthopaedic Surgeries: A Major
We Have To Care? Concern. Pb Journal Of Orthopaedics,
Https://Doi.Org/10.1515/Iss-2019-0010 13(1), 30–39.

Ozkan, B., & Cavdar, I. (2021). The Effect Suleiman, I. K., James, O., & Olasoji, H. O.
Of Cold Therapy Applied To The (2022). Effect Of Dexamethasone,
Incision Area After Abdominal Surgery Ketoprofen And Cold Compress On
On Postoperative Pain And Analgesic Postoperative Sequelae In Mandibular
Use. Pain Management Nursing, 22(6), Third Molar Surgery: A Randomized
775-782. Clinical Trial. Advances In Oral And
Maxillofacial Surgery, 5, 100211.
Quinlan, P., Davis, J., Fields, K., Madamba,
P., Colman, L., Tinca, D., & Cannon Suner, Z. C., Kalayci, D., Sen, O., Kaya, M.,
Drake, R. (2017). Effects Of Localized Unver, S., & Oguz, G. (2019).
Cold Therapy On Pain In Postoperative Postoperative Analgesia After Total
Spinal Fusion Patients. Orthopaedic Abdominal Hysterectomy: Is The
Nursing, 36(5), 344-349. Transversus Abdominis Plane Block
Effective?. Nigerian Journal Of Clinical
Ravindhran, B., Rajan, S., Balachandran, G., Practice, 22(4), 478–484.
& Mohan, L. N. (2019). Do Ice Packs Https://Doi.Org/10.4103/Njcp.Njcp_61_
Reduce Postoperative Midline Incision 15
Pain, Nsaid Or Narcotic Use?. World
Journal Of Surgery, 43(11), 2651-2657. Sovia, R. (2021). Pemasangan Kibrat Es.
Keterampilan Dasar Tindakan
Saekhatun, S. (2017). Hubungan Sikap Keperawatan.
Perawat Dengan Tindakan Perawat
Dalam Manajemen Nyeri (Teknik Tarigan, R. N. (2020). Pengaruh Kompres
Distraksi) Pada Pasien Post Op Di Dingin Terhadap Penurunan Nyeri
Ruang Bedah Orthopedi Rsui Kustati Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu
Surakarta (Doctoral Dissertation, Primigravida Di Wilayah Kerja
Universitas Muhammadiyah Surakarta). Puskesmas Kutalimbaru Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2017.
Vera, M. (2014, January 23). Postoperative
Phase.
Https://Nurseslabs.Com/Postoperative-
Phase/

Walker, E., Bell, M., Cook, T. M., Grocott,


M., Moonesinghe, S. R., Central Snap-1
Organisation, & National Study Groups
(2016). Patient Reported Outcome Of
Adult Perioperative Anaesthesia In The
United Kingdom: A Cross-Sectional
Observational Study. British Journal Of
Anaesthesia, 117(6), 758–766.
Https://Doi.Org/10.1093/Bja/Aew381

Watkins, A. A., Johnson, T. V.,


Shrewsberry, A. B., Nourparvar, P.,
Madni, T., Watkins, C. J., … Master, V.
A. (2014). Ice Packs Reduce
Postoperative Midline Incision Pain And
Narcotic Use: A Randomized Controlled
Trial. Journal Of The American College
Of Surgeons, 219(3), 511–517.
Doi:10.1016/J.Jamcollsurg.2014.03.057

Yuliastri, A., Dwi Rosella, K., St Ft, S., &


Rahayu, U. B. (2012). Pengaruh
Kompres Panas Dengan Kompres
Dingin Terhadap Pengurangan Nyeri
Pada Osteoarthritis Sendi Lutut
(Doctoral Dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).

Zencir, G., & Eser, I. (2016). Effects Of


Cold Therapy On Pain And Breathing
Exercises Among Median Sternotomy
Patients. Pain Management Nursing,
17(6), 401–410.

Anda mungkin juga menyukai